Tiga kalimat ringkasan dari dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang penemuan spesies ikan baru bernama Paracheilinus rennyae di Nusa Tenggara Timur, serta teori bahwa manusia sebenarnya berasal dari planet lain dan dikirim ke Bumi oleh alien berdasarkan bukti-bukti fisiologis dan genetik. Dokumen ini juga membahas tentang penggunaan medan magnet untuk membantu berhenti merokok.
1. DIGITAL NE WS PA PER
ALIEN
KIRiM MANUSIA
KE BUMI
hal
Spirit Baru Jawa Timur
surabaya.tribunnews.com
SURABAYA, SURYA-Penggunaan
medan magnet untuk mengubah
aktivitas otak kemungkinan
dapat membantu beberapa
orang berhenti merokok, sebuah
studi awal menunjukkan.
Para peneliti mengatakan
mereka menggunakan apa
yang disebut dengan stimulasi
magnetik transkranial (TMS)
untuk “membatalkan” pengaruh kecanduan nikotin yang
terjadi di otak.
Mereka mengatakan TMS
dapat merangsang neuron untuk mengubah fungsi otak dan
telah digunakan pada beberapa
pasien penderita depresi.
Tim peneliti di Universitas
Ben Gurion di Israel menargetkan medan magnet di dua
daerah otak yang berhubungan
dengan kecanduan nikotin korteks prefrontal dan korteks
insula.
Sedikitnya 115 perokok yang
ambil bagian dalam penelitian ini dibagi ke dalam tiga
kelompok dan selama 13 hari
mereka diberi TMS frekuensi
tinggi, TMS frekuensi rendah
dan tanpa pengobatan sama
sekali.
Mereka mendapatkan para
relawan yang diberikan TMS
frekuensi tinggi lebih cenderung
berhenti merokok pada akhir
studi selama enam bulan ini.
Keberhasilan tertinggi datang
ketika peserta juga ditunjukkan
gambar-gambar rokok yang
surya.co.id
2
| SENIN, 18 NOVEMBER 2013 | Terbit 2 halaman
edisi pagi
Medan
Magnet Hentikan
Kecanduan Rokok
menyala sementara memiliki
terapi magnet - ketiga telah
berhenti setelah enam bulan.
Para peneliti berpendapat
terapi dapat mengubah respon
yang tertanam otak terkait
rokok.
Perlu penelitian lanjutan
Temuan itu dipresentasikan
pada konferensi Neuroscience
2013, dan teknik ini dikatakan
bisa membantu orang mengu-
join facebook.com/suryaonline
rangi merokok atau berhenti
sama sekali.
Meski demikian, percobaan
lebih lanjut masih tetap perlu
dilakukan sebelum teknik ini
bisa direkomendasikan sebagai
terapi.
Dr Abraham Zangen, dari Ben
Gurion University, mengatakan:
“Penelitian kami menunjukkan bahwa kita sebenarnya
mungkin dapat membatalkan
beberapa perubahan pada otak
yang disebabkan oleh merokok
kronis.
“Kita tahu bahwa banyak
perokok ingin berhenti atau
mengurangi dan ini bisa
membantu.”
Sementara Dr Chris Chambers yang mengkhususkan diri
dalam TMS di Cardiff University
mengatakan kepada BBC : “Ini
adalah penelitian yang rapi,
terkendali dengan baik.”
“Kontribusi utamanya adalah
untuk menambah semakin
banyak bukti bahwa stimulasi
otak, bila diterapkan pada
bagian-bagian tertentu dari
lobus frontal, dapat meningkatkan kemampuan kita untuk
mengatasi kecanduan.”
“Ini menarik dan memiliki
segudang aplikasi dalam
psikiatri.” (BBC)
follow @portalsurya
2. 2
SENIN, 18 NOVEMBER 2013 | surya.co.id | surabaya.tribunnews.com
Ikan Spesies
Baru
Ditemukan
di NTT
Manusia Dikirim ke
Bumi oleh Alien
SURABAYA, SURYA - Seorang pakar ekologi dari Amerika Serikat, Dr Ellis Silver,
mempunyai teori yang sangat provokatif.
Ia mengatakan, manusia bukan berasal
dan berevolusi di Bumi, melainkan
berasal dari planet lain dan dikirim ke
Bumi oleh alien.
Silver menuliskan gagasan itu dalam
buku terbarunya, Humans are Not from
Earth: A Scientific Evaluation of the
Evidence. Ia mengakui tujuan peluncuran
bukunya adalah untuk memicu debat sehingga publik akan datang untuk menggali
bukti-bukti lain.
Seperti diberitakan Daily Mail, dalam
bukunya tersebut, Silver menguraikan
bahwa ada beberapa fenomena fisik dan
fisiologis (kimia tubuh) yang mendukung
gagasannya bahwa manusia bukan
makhluk asli Bumi.
Salah satu buktinya adalah seringnya
manusia mengalami sakit pada punggung
bagian bawah. Menurut Silver, hal itu
terjadi karena manusia merupakan
makhluk yang sebenarnya terbiasa hidup
di wilayah gravitasi rendah.
Fenomena lain yang, menurut Silver,
mendukung gagasannya adalah manusia
yang mengalami kulit terbakar. Silver
mengungkapkan, hal itu terjadi karena
manusia bukan makhluk yang terbiasa
hidup di panas Matahari yang terik.
Manusia juga sering sakit. Mengutip
hasil penelitian dari para ilmuwan yang
mendalami tentang tidur manusia, Silver
menuturkan bahwa manusia sebenarnya
berasal dari lingkungan di mana satu hari
sama dengan 25 jam.
Silver mengatakan, bukti tambahan lain
join facebook.com/suryaonline
adalah perasaan manusia yang sering merasa bahwa Bumi bukan rumahnya. “Ini
menunjukkan bahwa manusia mungkin
berevolusi di planet lain dan dibawa ke
Bumi sebagai spesies yang telah berkembang,” katanya.
“Tesis saya, manusia tidak berevolusi
dari kehidupan tertentu, tetapi berevolusi
di tempat lain dan dikirim ke Bumi sebagai
Homo sapiens antara 60.000 hingga 200.000
tahun yang lalu,” ungkap Silver.
Pandangan lain yang lebih mengejutkan, spesies seperti Homo erectus kawin
silang dengan spesies lain dari Alpha
Centauri, sistem keplanetan terdekat
dari Tata Surya, yang berjarak 4,37 tahun
cahaya dari Matahari.
Menanggapi gagasan Silver, Chris
McKay, astrobiolog Badan Penerbangan
dan Antariksa Amerika Serikat (NASA),
mengatakan bahwa Silver melompat
terlalu jauh. Kehidupan mungkin memang
berasal dari antariksa, tetapi tak bisa
dikatakan bahwa manusia langsung
dikirim dari antariksa.
Tak usah jauh-jauh mencari bukti
keberadaan alien di Bulan, Mars, atau
eksoplanet di luar Tata Surya. Sebab
menurut para ilmuwan dari Kazakhstan,
ada DNA alien di kode genetik manusia.
Boleh percaya atau tidak, para ilmuwan
yakin benar, DNA manusia dikode dengan
sinyal ekstraterresterial oleh peradaban
alien di masa lalu.
Mereka menyebutnya sebagai “biologi
SETI”. Para peneliti juga mengklaim kode
matematika dalam DNA manusia tak bisa
dijelaskan dengan teori evolusi.
Singkatnya, kita hidup dan bernafas seba-
gai sebuah “alat” bagi sejumlah pesan alien
-- yang lebih mudah digunakan ketimbang
alat canggih semisal transmisi radio.
Kode Genetik Alien
“Setelah diperbaiki, kode tersebut
mungkin tak berubah selama rentang
waktu kosmologis. Faktanya, ia adalah
konstruksi paling tahan lama yang pernah
diketahui sampai saat ini,” demikian tulis
para ilmuwan di jurnal ilmiah Icarus,
seperti dimuat situs sains Discovery, yang
dilansir kembali oleh News.com.au.
“Sekali genom yang tepat ditulis ulang,
kode baru dengan tanda tangan alien
akan membeku dalam sel dan turunannya, yang mungkin dikirim melalui ruang
dan waktu.”
Para ilmuwan juga mengklaim bahwa
DNA manusia diperintahkan sedemikian
tepat yang mengungkap “ansambel pola
aritmatika dan ideografik bahasa simbolis”.
Hasil penelitian para ahli Kazakhstan
mendukung hipotesis sejumlah ilmuwan
sebelumnya, yang menyimpulkan bahwa
manusia diciptakan “di luar tata surya,
beberapa miliar tahun yang lalu”.
Juga mendukung hipotesis bahwa Bumi
adalah hasil turunan dari bentuk kehidupan antar-bintang yang didistribusikan oleh
meteor dan komet.
Namun, teori ini mengandung banyak
kelemahan.
Pertanyaannya, jika manusia hanya alat
untuk komunikasi alien, pesan rahasia
macam apa yang kita bawa dalam DNA kita?
Dan jika kita adalah hasil kreasi
alien, siapa yang menciptakan mereka?
(kpsrr/*)
SURABAYA, SURYA-Ikan baru
spesies “wrasse” dengan warna
oranye menyala dan bentuk sirip bulat ditemukan di Provinsi
Nusa Tenggara Timur.
Para peneliti Conservation
International Indonesia dan Pusat Penelitian Keanekaragaman
Hayati Indonesia menemukan
ikan spesies baru tersebut di
NTT. Penemuan ini dipublikasikan di jurnal sains internasional
ikhtilogi Aqua.
Pusat Penelitian Keanekaragaman Hayati Indonesia adalah
inisiatif kolaborasi Universitas
Udayana di Bali, Universitas
Negeri Papua di Manokwari,
Universitas Diponegoro di
Semarang, dan Universitas
California di Los Angeles.
Conservation International
mengatakan, spesies baru
itu diberi nama Paracheilinus
rennyae sebagai pengakuan
atas kontribusi ilmiah pakar
ikhtilogi Renny Kurnia Hadiaty
dari LIPI Cibinong.
Ikan ini hanya bisa dijumpai
di terumbu karang dekat pulau
Flores dan Taman Nasional
Komodo. Walau Paracheilinus
rennyae adalah jenis ikan
“flasherwrasse” dengan warna
elektrik ke-17 yang diketahui,
keunikan warna dan khususnya
bentuk bulat sirip dan ekor,
menjadikannya berbeda dari
ikan “flasher wrasse” lain di
kawasan Segitiga Terumbu
Karang.
Flasher wrasse disukai oleh
penyelam dan fotografer
bawah air karena warna biru
elektrik dengan corak merah
yang hanya terlihat satu jam
sebelum matahari terbenam
sebagai bagian dari ritual
kawin harian.
Saat itu, ikan jantan yang
biasanya berwarna coklat
menuju ke lapisan atas kolom
air laut dan “memancarkan”
warna spektakuler sambil
menaikkan sirip dan berenang
secara cepat dalam upaya
menarik perhatian ikan betina.
(DW.DE)
follow @portalsurya