Diare adalah sebuah penyakit dimana penderita mengalami rangsangan buang air besar yang terus-menerus dan tinja atau feses yang masih memiliki kandungan air berlebihan. Diare kebanyakan disebabkan oleh beberapa infeksi virus tetapi juga seringkali akibat dari racun bakteria. Dalam kondisi hidup yang bersih dan dengan makanan mencukupi dan air tersedia, pasien yang sehat biasanya sembuh dari infeksi virus umum dalam beberapa hari dan paling lama satu minggu. Namun untuk individu yang sakit atau kurang gizi, diare dapat menyebabkan dehidrasi yang parah dan dapat mengancam-jiwa bila tanpa perawatan.
Makalah konsep pengganti air susu ibu (pasi)Warung Bidan
Makalah Konsep Pengganti Air Susu Ibu / PASI (Pengertian, Jenis, Kekurangan)
Memberikan susu formula pada bayi usia 0-6 bulan sangat berbahaya, karena dapat menimbulkan berbagai penyakit dan gangguan seperti infeksi saluran pencernaan (muntah, diare), infeksi saluran pernafasan, resiko alergi, serangan asma, kegemukan (obesitas), meningkatkan kurang gizi, menurunkan perkembangan kecerdasan kognitif selain itu juga susu formula dapat menyebabkan mudah sakit karena tidak mendapat zat immunoglobulin yang terkandung dalam kolustrum.
Selengkapnya: http://warungbidan.blogspot.com/2017/08/makalah-konsep-pengganti-air-susu-ibu.html
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...d1051231053
Gambut merupakan tanah yang memiliki karakteristik unik. Lahan gambut yang begitu luas di beberapa pulau besar di Indonesia, menjadikan pengelolaan lahan gambut sering dilakukan, terutama dalam peralihan fungsi menjadi perkebunan, pertanian, hingga pemukiman. Pada studi kasus ini lebih berfokus pada degradasi lahan gambut menjadi media tanam, proses, dampak, serta upaya pemulihan dampak yang dihasilkan dari degradasi lahan gambut tersebut
Diare adalah sebuah penyakit dimana penderita mengalami rangsangan buang air besar yang terus-menerus dan tinja atau feses yang masih memiliki kandungan air berlebihan. Diare kebanyakan disebabkan oleh beberapa infeksi virus tetapi juga seringkali akibat dari racun bakteria. Dalam kondisi hidup yang bersih dan dengan makanan mencukupi dan air tersedia, pasien yang sehat biasanya sembuh dari infeksi virus umum dalam beberapa hari dan paling lama satu minggu. Namun untuk individu yang sakit atau kurang gizi, diare dapat menyebabkan dehidrasi yang parah dan dapat mengancam-jiwa bila tanpa perawatan.
Makalah konsep pengganti air susu ibu (pasi)Warung Bidan
Makalah Konsep Pengganti Air Susu Ibu / PASI (Pengertian, Jenis, Kekurangan)
Memberikan susu formula pada bayi usia 0-6 bulan sangat berbahaya, karena dapat menimbulkan berbagai penyakit dan gangguan seperti infeksi saluran pencernaan (muntah, diare), infeksi saluran pernafasan, resiko alergi, serangan asma, kegemukan (obesitas), meningkatkan kurang gizi, menurunkan perkembangan kecerdasan kognitif selain itu juga susu formula dapat menyebabkan mudah sakit karena tidak mendapat zat immunoglobulin yang terkandung dalam kolustrum.
Selengkapnya: http://warungbidan.blogspot.com/2017/08/makalah-konsep-pengganti-air-susu-ibu.html
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...d1051231053
Gambut merupakan tanah yang memiliki karakteristik unik. Lahan gambut yang begitu luas di beberapa pulau besar di Indonesia, menjadikan pengelolaan lahan gambut sering dilakukan, terutama dalam peralihan fungsi menjadi perkebunan, pertanian, hingga pemukiman. Pada studi kasus ini lebih berfokus pada degradasi lahan gambut menjadi media tanam, proses, dampak, serta upaya pemulihan dampak yang dihasilkan dari degradasi lahan gambut tersebut
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...d1051231039
Lahan gambut merupakan salah satu ekosistem yang unik dan penting secara global. Terbentuk dari endapan bahan organik yang terdekomposisi selama ribuan tahun, lahan gambut memiliki peran yang sangat signifikan dalam menjaga keanekaragaman hayati, menyimpan karbon, serta mengatur siklus air. Kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya habitat, degradasi lingkungan, dan penurunan kesuburan tanah. Kerusakan lahan gambut di Indonesia telah meningkat seiring waktu, dengan laju deforestasi dan degradasi lahan gambut yang signifikan. Menurut data, sekitar 70% dari lahan gambut di Indonesia telah rusak, dan angka tersebut terus meningkat. Kerusakan lahan gambut memiliki dampak yang luas dan serius, tidak hanya secara lokal tetapi juga global. Selain menyebabkan hilangnya habitat bagi berbagai spesies tumbuhan dan hewan yang khas bagi ekosistem gambut, kerusakan lahan gambut juga melepaskan jumlah karbon yang signifikan ke atmosfer, berkontribusi pada perubahan iklim global.Kerusakan lahan gambut memiliki dampak negatif yang luas pada masyarakat, lingkungan, dan ekonomi. Dalam jangka panjang, kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya sumber daya alam, penurunan kesuburan tanah, dan peningkatan risiko bencana alam.
Hasil dari #INC4 #TraktatPlastik, #plastictreaty masih saja banyak reaksi ketidak puasan, tetapi seluruh negara anggota PBB bertekad melanjutkan putaran negosiasi
berikutnya: #INC5 di bulan November 2024 di Busan Korea Selatan
Cerita sukses desa-desa di Pasuruan kelola sampah dan hasilkan PAD ratusan juta adalah info inspiratif bagi khalayak yang berdiam di perdesaan
.
#PartisipasiASN dalam #bebersihsampah nyata biarpun tidak banyak informasinya
ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...d1051231079
Hujan asam merupakan kombinasi ringan dari asam sulfat dan asam nitrat. Hujan asam biasanya terjadi di daerah-daerah yang padat penduduk dan banyaknya aktivitas manusia dalam kegiatan transportasi. Emisi gas SO2 dan NO2 yang berasal dari kegiatan industri dan transportasi merupakan penyebab terjadinya peristiwa hujan asam apabila emisi gas tersebut bereaksi dengan air hujan, dimana senyawa yang bersifat asam terbentuk. Emisi gas SO2 dan NO2 yang berasal dari aktivitas manusia dapat berubah menjadi nitrat (NO3 - ) dan sulfat (SO4 2-) melalui proses fisika dan kimia yang kompleks. Sulfat dan nitrat lebih banyak berbentuk asam yang terlarut dalam air hujan. Keasaman air hujan berhubungan erat dengan konsentrasi SO2 dan NO2 yang terlarut di dalam air hujan. Semakin tinggi konsentrasi SO2 dan NO2 , maka dapat mengakibatkan nilai keasaman air hujan semakin asam .Deposisi asam yang berasal dari emisi antropogenik SO2 dan NOx , memiliki pengaruh besar pada biogeokimia, dan menyebabkan pengasaman tanah dan air permukaan, eutrofikasi ekosistem darat dan air dan penurunan keanekaragaman hayati di banyak wilayah.
“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN DAN EMISI...aisyrahadatul14
Pencemaran udara adalah pelepasan zat-zat berbahaya ke atmosfer, seperti polusi industri, kendaraan bermotor, dan pembakaran sampah. Dampaknya terhadap lingkungan sangat serius. Udara yang tercemar dapat merusak lapisan ozon, memicu perubahan iklim, dan mengurangi kualitas udara yang kita hirup setiap hari. Bagi makhluk hidup, pencemaran udara dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti penyakit pernapasan, iritasi mata, dan bahkan kematian. Lingkungan juga terdampak dengan terganggunya ekosistem dan berkurangnya keanekaragaman hayati.
DAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdfd1051231031
Kebakaran hutan dan lahan gambut merupakan kebakaran permukaan dimana api membakar bahan bakar yang ada di atas permukaan seperti pepohonan maupun semak-semak, kemudian api menyebar tidak menentu secara perlahan di bawah permukaan (Ground fire), membakar bahan organicmelalui pori-pori gambut dan melalui akar semak belukar ataupun pohon yang bagian atasnya terbakar. Selanjutnya api menjalar secara vertical dan horizontal berbentuk seperti kantong asap dengan pembakaran yang tidak menyala (smoldering) sehingga hanya asap yang berwarna putih saja yang Nampak di atas permukaan, yang sering dikenal dengan kabut asap yang terjadi akibat kebakaran hutan yang bersifat masiv. Oleh karena peristiwa kebakaran tersebut terjadi di bawah tanah dan tidak nampak di permukaanselain itu tanahnya merupakan tanah basah/gambut yang mengandung air maka proses kegiatan pemadamannya tentu akan menimbulkan kesulitan.
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdfBrigittaBelva
Berada dalam kerangka Mata Kuliah Riset Periklanan, tim peneliti menganalisis penggunaan pendekatan "fear appeal" atau memicu rasa takut dalam kampanye #TogetherPossible yang dilakukan oleh World Wide Fund (WWF) untuk mengedukasi masyarakat tentang isu lingkungan.
Analisis dilakukan dengan metode kualitatif, meliputi analisis konten media sosial WWF, observasi, dan analisis naratif. Tidak hanya itu, penelitian ini juga memberikan strategi nyata untuk meningkatkan keterlibatan dan dampak kampanye serupa di masa depan.
DAMPAK PIRIT ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdfd1051231033
Tanah merupakan bagian terpenting dalam bidang pertanian, peranan tanah juga sangat kompleks bagi media perakaran tanaman. Tanah mampu menopang dan menyediakan unsur hara yang sangat dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan vegetatif dan generatif. Tanah tersusun dari bahan mineral, bahan organik, udara dan air. Bahan mineral tersusun dari hasil aktivitas pelapukan bebatuan, sedangkan bahan organik berasal dari pelapukan serasah tumbuhan akibat adanya aktivitas mikroorganisme di dalam tanah. Salah satu jenis tanah adalah tanah sulfat masam. Tanah sulfat masam ini keberadaannya di daerah rawa pasang surut. Sering kali tanah sulfat masam dijumpai pada lahan gambut terdegradasi yang mengakibatkan tanah mengandung pirit (FeS2) naik kepermukaan. Tanah sulfat masam yang mengandung pirit ini juga mengganggu pertumbuhan tanaman. Terganggunya pertumbuhan tanaman menyebabkan lahan ini nantinya akan ditinggalkan petani bila tidak dilakukan usaha perbaikan atau menjadi lahan bongkor.
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...muhammadnoorhasby04
Gas rumah kaca memainkan peran penting dalam mempengaruhi iklim Bumi melalui mekanisme efek rumah kaca. Fenomena ini alami dan esensial untuk menjaga suhu Bumi tetap hangat dan layak huni. Namun, peningkatan konsentrasi gas rumah kaca akibat aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan praktik pertanian intensif, telah memperkuat efek ini, menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim yang signifikan.Pemanasan global membawa dampak luas pada berbagai aspek lingkungan, termasuk suhu rata-rata global, pola cuaca, kenaikan permukaan laut, serta frekuensi dan intensitas fenomena cuaca ekstrem seperti badai dan kekeringan. Dampak ini juga meluas ke ekosistem alami, menyebabkan gangguan pada habitat, distribusi spesies, dan interaksi ekologi, yang berdampak pada keanekaragaman hayati.
Untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh peningkatan gas rumah kaca dan perubahan iklim, upaya mitigasi dan adaptasi menjadi sangat penting. Langkah-langkah mitigasi meliputi transisi ke sumber energi terbarukan, peningkatan efisiensi energi, dan pengelolaan lahan yang berkelanjutan. Di sisi lain, langkah-langkah adaptasi mencakup pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap cuaca ekstrem, pengelolaan sumber daya air yang lebih baik, dan perlindungan terhadap wilayah pesisir.Selain itu, mengurangi konsumsi daging, memanfaatkan metode kompos, dan pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap perubahan iklim adalah beberapa tindakan konkret yang dapat diambil untuk mengurangi dampak gas rumah kaca.Dengan pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme dan dampak dari efek rumah kaca, serta melalui kolaborasi global yang kuat dan langkah-langkah konkret yang efektif, kita dapat melindungi planet kita dan memastikan kesejahteraan bagi generasi mendatang.
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistemd1051231041
Pirit merupakan zat di dalam tanah yang terbawa karena adanya arus pasang surut. Zat ini dapat membahayakan ekosistem sekitar apabila mengalami reaksi oksidasi dan penyebab utama mengapa tanah menjadi masam, karena mengandung senyawa besi dan belerang. Studi kasus ini bertujuan untuk menganalisis pembentukan, dampak, peran, pengaruh, hingga upaya pengelolaan lingkungan yang dapat dilakukan guna mengatasi masalah ekosistem yang terjadi.
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...d1051231072
Lahan gambut adalah salah satu ekosistem penting di dunia yang berfungsi sebagai penyimpan karbon yang sangat efisien. Di Asia Tenggara, lahan gambut memainkan peran krusial dalam menjaga keseimbangan ekologi dan ekonomi. Namun, seiring dengan meningkatnya tekanan terhadap lahan untuk aktivitas pertanian, perkebunan, dan pembangunan infrastruktur, degradasi lahan gambut telah menjadi masalah lingkungan yang signifikan. Degradasi lahan gambut terjadi ketika lahan tersebut mengalami penurunan kualitas, baik secara fisik, kimia, maupun biologis, yang pada akhirnya mengakibatkan pelepasan karbon dalam jumlah besar ke atmosfer.
Lahan gambut di Asia Tenggara, khususnya di negara-negara seperti Indonesia dan Malaysia, menyimpan cadangan karbon yang sangat besar. Diperkirakan bahwa lahan gambut di wilayah ini menyimpan sekitar 68,5 miliar ton karbon, yang jika terlepas, akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap emisi gas rumah kaca global.
Penetapan C-Organik Tanah (Walkley and Black Method).pptx
diare 1.pdf
1. 7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Diare
1. Definisi diare
Diare adalah suatu penyakit yang ditandai dengan buang air besar lebih dari
tiga kali sehari dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang lembek sampai
mencair yang mungkin dapat disertai dengan muntah atau tinja yang berdarah
(WHO, 2017). Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan
konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih
sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu hari (Depkes, 2011).
2. Etiologi diare
Diare disebabkan oleh sejumlah organisme bakteri, virus dan parasit, yang
sebagian besar disebarkan oleh air yang tercemar feses. Infeksi lebih sering terjadi
ketika sanitasi yang buruk dan kebersihan air yang aman untuk minum, memasak
dan membersihkan kurang memadai. Rotavirus dan Escherichia coli adalah dua
agen etiologi paling umum dari penyebab diare sedang hingga berat di negara-
negara berpenghasilan rendah. Patogen lainnya seperti spesies cryptosporidium dan
shigella mungkin juga penyebab dari infeksi diare. Pola etiologi spesifik lokasi juga
perlu dipertimbangkan. Penyebab diare selanjutnya yaitu kekurangan gizi. Anak-
anak yang meninggal akibat diare sering menderita kekurangan gizi yang membuat
mereka lebih rentan terhadap diare. Diare adalah penyebab utama kekurangan gizi
pada anak-anak di bawah lima tahun dan penyakit diare ini menyebabkan
malnutrisi mereka menjadi lebih buruk (WHO, 2017) .
2. 8
Air yang terkontaminasi dengan kotoran manusia, misalnya, dari limbah,
tangki septik dan kakus, menjadi perhatian khusus. Kotoran hewan juga
mengandung mikroorganisme yang dapat menyebabkan diare. Diare juga dapat
menular dari orang ke orang, keadaan ini diperburuk oleh personal hygiene yang
buruk. Makanan adalah penyebab utama diare ketika dimasak atau disimpan dalam
kondisi tidak higienis. Penyimpanan dan penanganan air yang tidak aman juga
merupakan faktor risiko yang penting. Ikan dan makanan laut dari air yang tercemar
juga dapat berkontribusi terhadap penyakit diare (WHO, 2017).
Menurut Susilaningrum, Nursalam dan Utami (2013) ada beberapa perilaku
yang dapat meningkatkan risiko terjadinya diare yaitu tidak memberikan ASI secara
penuh untuk 6 bulan pertama kehidupan, menggunakan botol susu, menyimpan
makanan masak pada suhu kamar, air minum tercemar dengan bakteri tinja, tidak
mencuci tangan sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja, dan sebelum
menjamah makanan.
3. Faktor – Faktor Penyebab Diare pada Bayi
Menurut Gizaw, Woldu and Bitew (2017) beberapa faktor pejamu dapat
meningkatkan insiden, beberapa penyakit dan lamanya diare. Faktor-faktor
tersebut antara lain terdiri dari:
a. Faktor lingkungan
1) Sumber air minum
Sumber air minum utama merupakan salah satu sarana sanitasi yang tidak
kalah pentingnya berkaitan dengan kejadian diare. Sebagian kuman infeksius
penyebab diare ditularkan melalui fekal oral. Mereka dapat ditularkan dengan
memasukkan ke dalam mulut, cairan, atau benda yang tercemar tinja. Misalnya air
3. 9
minum, jari-jari tangan, dan makanan yang disiapkan dalam panci (Depkes RI,
2005).
2) Jenis tempat pembuangan tinja
Pembuangan tinja merupakan bagian yang penting dari kesehatan
lingkungan. Pembuangan tinja yang tidak menurut aturan memudahkan terjadinya
penyebaran penyakit diare. Syarat pembuangan kotoran yang memenuhi aturan
kesehatan adalah :
a) Tidak mengotori permukaan tanah di sekitarnya
b) Tidak mengotori air permukaan di sekitarnya
c) Tidak mengotori air dalam tanah disekitarnya
d) Kotoran tidak boleh terbuka, sehingga dapat dipakai sebagai tempat lalat
bertelur atau perkembangbiakan vektor penyakit lainnya
e) Tidak menimbulkan bau
f) Pembuatannya murah
g) Mudah digunakan dan dipelihara.
b. Faktor perilaku
Faktor perilaku yang dapat menyebabkan penyebaran kuman enterik dan
meningkatkan risiko terjadinya diare (Depkes RI, 2005), antara lain:
1) Penggunaan botol susu
Penggunaan botol susu memudahkan pencemaran oleh kuman, karena botol
susu susah dibersihkan. Penggunaan botol untuk susu formula, biasanya
menyebabkan risiko tinggi terkena diare, sehingga mengakibatkan terjadinya gizi
buruk.
4. 10
2) Kebiasaan cuci tangan
Kebiasaan yang berhubungan dengan keberhasilan perorangan yang penting
dalam penularan diare adalah mencuci tangan. Mencuci tangan dengan sabun,
terutama sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja anak, sebelum
menyuapi anak, dan sesudah makan, mempunyai dampak dalam kejadian diare.
3) Kebiasaan membuang tinja
Membuang tinja (termasuk tinja bayi) harus dilakukan secara bersih dan
benar. Banyak orang beranggapan bahwa tinja bayi tidaklah berbahaya. Padahal
sesungguhnya tinja bayi mengandung virus atau bakteri dalam jumlah besar. Tinja
bayi dapat pula menularkan penyakit pada anak-anak dan orang tuanya.
4) Menggunakan air minum yang tercemar
Air mungkin sudah tercemar dari sumbernya atau pada saat disimpan
dirumah. Pencemaran di rumah dapat terjadi apabila tempat penyimpanan tidak
tertutup atau tangan yang tercemar menyentuh air pada saat mengambil air dari
tempat penyimpanan. Untuk mengurangi risiko terhadap diare, yaitu harus
menggunakan air yang bersih dan melindungi air tersebut dari kontaminasi.
5) Menggunakan jamban
Penggunaan jamban mempunyai dampak yang besar dalam penularan risiko
terhadap penyakit diare. Keluarga yang tidak mempunyai jamban, sebaiknya
membuat jamban dan keluarga harus buang air besar di jamban. Bila tidak mampu
untuk mempunyai jamban, sebaiknya jangan membiarkan anak- anak untuk pergi
ke tempat buang air besar, hendaknya tempat untuk buang air besar jauh dari rumah,
jalan setapak, tempat bermain anak-anak, dan harus berjarak kurang lebih 10 meter
dari sumber air.
5. 11
6) Pemberian imunisasi campak
Diare sering timbul menyertai campak, sehingga pemberian imunisasi
campak juga dapat mencegah diare. Oleh karena itu, segera berikan anak imunisasi
campak setelah berumur sembilan bulan. Diare sering terjadi dan berakibat berat
pada anak-anak yang sedang menderita campak, hal ini sebagai akibat dari
penurunan kekebalan tubuh penderita.
7) Riwayat pemberian inisiasi menyusui dini
Inisiasi menyusui sangat penting dilakukan pada satu pertama setelah bayi
lahir. Kolostrum pada air susu ibu yang diberikan saat melakukan inisiasi menyusui
dini sangat kaya akan nutrisi dan antibodi yang akan bertindak sebagai vaksin
pertama pada bayi. Kolostrum memiliki manfaat untuk meminimalkan penyakit
menular, terutama diare akut.
c. Faktor Gizi
1) Pemberian asi eksklusif
ASI turut memberikan perlindungan terhadap diare. Tidak memberikan ASI
eksklusif secara penuh selama empat sampai enam bulan, risiko untuk menderita
diare lebih besar dari pada bayi yang diberi ASI secara penuh. Bayi yang tidak
diberi ASI, kemungkinan juga dapat menderita dehidrasi berat. Oleh karena itu,
pada bayi yang baru lahir, pemberian ASI secara penuh mempunyai daya lindung
empat kali lebih besar terhadap diare, dari pada pemberian ASI yang disertai
dengan susu formula.
2) Pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI)
Ada beberapa saran untuk meningkatkan pemberian makanan pendamping
ASI, yaitu:
6. 12
a) Perkenalkan makanan lunak, ketika anak berumur 6 bulan dan dapat teruskan
pemberian ASI.
b) Tambahkan macam makanan setelah anak berumur 9 bulan atau lebih. Berikan
makanan lebih sering (4x sehari). Setelah anak berumur 1 tahun, berikan semua
makanan yang dimasak dengan baik, 4-6 x sehari, serta teruskan pemberian ASI
bila mungkin.
c) Tambahkan minyak, lemak dan gula ke dalam nasi /bubur dan biji-bijian untuk
energi. Tambahkan hasil olahan susu, telur, ikan, daging, kacang- kacangan,
buah-buahan dan sayuran berwarna hijau ke dalam makanannya.
d) Cuci tangan sebelum meyiapkan makanan dan meyuapi anak. Suapi anak
dengan sendok yang bersih.
e) Masak makanan dengan benar, simpan sisanya pada tempat yang dingin dan
panaskan dengan benar sebelum diberikan kepada anak.
3) Pemberian susu formula
Salah satu faktor yang mempengaruhi kejadian diare pada bayi adalah
pemberian susu formula. Susu formula merupakan susu yang sesuai dan bisa
diterima oleh sistem tubuh pada bayi atau susu formula adalah susu sapi yang
kandungan nutrisinya diubah sedemikian rupa sehingga dapat diberikan kepada
bayi tanpa memberikan efek samping. Susu sapi lebih banyak mengandung protein
casein yang lebih sulit dicerna oleh usus bayi, termasuk susu formula. Protein-
protein yang terdapat dalam susu formula tidak dapat dicerna dengan baik oleh
pencernaan bayi, sehingga akan mengakibatkan penyakit diare pada anak.
Penyebab lain terjadinya diare adalah perilaku ibu dalam pemberian susu
formula yang tidak benar. Hal ini disebabkan karena susu formula merupakan
7. 13
media yang baik bagi pertumbuhan bakteri, sehingga kontaminasi mudah terjadi
terutama jika perilaku ibu dalam pemberian susu formula yang tidak benar dan
dapat menyebabkan diare pada anak.
4. Mekanisme diare
Diare dapat terjadi karena mekanisme dasar seperti gangguan osmotik,
gangguan sekresi dan gangguan motilitas usus. Gangguan osmotik terjadi karena
terdapat makanan atau zat yang tidak dapat diserap oleh tubuh dan menyebabkan
tekanan osmotik pada usus meningkat sehingga air dan elektrolit mengalami
pergeseran ke dalam rongga usus. Gangguan sekresi terjadi akibat adanya
rangsangan toksin pada usus yang akan menyebabkan terjadinya peningkatan
sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan menyebabkan timbulnya diare.
Hyperistaltic pada usus juga mengakibatkan berkurangnya kemampuan usus untuk
menyerap makanan dan akhirnya menyebabkan diare (Ambarwati & Nasution,
2015).
5. Manifestasi klinis
Menurut Kementerian Kesehatan RI (2015), tanda dan gejala diare pada anak
adalah sebagai berikut:
a. Diare akut
1) Diare dehidrasi berat: letargis atau tidak sadar, mata cekung, tidak bisa minum
atau malas minum, turgor kulit kembali sangat lambat.
2) Diare dehidrasi ringan/sedang: gelisah, rewel, mudah marah, mata cekung,
turgor kulit kembali lambat.
3) Diare tanpa dehidrasi: bayi sadar, mata tidak cekung, tidak ada rasa haus
berlebih dan turgor kulit normal.
8. 14
b. Diare persisten atau kronis dengan dehidrasi/tanpa dehidrasi
c. Diare disentri: ada darah dalam tinja
6. Klasifikasi dan gejala diare
Diare dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu diare akut, yaitu diare yang
terjadi mendadak dan berlanglsung paling lama 3-5 hari, diare berkepanjangan bila
diare berlangsung lebih dari 7 hari, diare kronis bila diare berlangsung lebih dari 14
hari (Ambarwati dan Nasution, 2015)
Klasifikasi dan gejala menurut pedoman buku LINTAS Diare (2011) yaitu
sebagai berikut:
Tabel 1
Gejala dan Klasifikasi Diare
9. 15
GEJALA KLASIFIKASI
Terdapat dua atau lebih
tanda-tanda berikut :
a. Letargis atau tidak sadar
b. Mata Cekung.
c. Tidak bisa minum atau malas
minum.
d. Turgor kulit kembali sangat
lambat
DIARE DEHIDRASI BERAT
Terdapat dua atau lebih
tanda-tanda berikut :
a. Gelisah, rewel
b. Mata cekung.
c. Selalu ingin minum, ada rasa
haus
d. Turgor kulit kembali lambat
DIARE DEHIDRASI
SEDANG/RINGAN
Terdapat dua atau lebih
tanda-tanda berikut :
a. Keadaan umum baik dan sadar
b. Mata tidak cekung
c. Tidak ada rasa haus berlebih
d. Turgor normal
DIARE TANPA DEHIDRASI
Sumber: (Depkes, 2011)
7. Cara penanganan diare
Strategi penanganan diare menurut Kemenkes RI (2011) yaitu dengan lima
langkah tuntas diare (LINTAS DIARE) yang mencakup oralit formula baru,
pemberian zink selama 10 hari, melanjutkan pemberian ASI dan makanan,
10. 16
pemberian antibiotik selektif sesuai indikasi dan konseling ibu. Tatalaksana
tersebut berhasil menurunkan angka kematian, namun belum bisa menurunkan
angka diare.
8. Komplikasi diare
Komplikasi paling parah yang disebabkan oleh diare yaitu dehidrasi. Ketika
mengalami diare air dan elektrolit hilang melalui tinja yang cair, muntah, keringat,
urin dan pernapasan. Dehidrasi terjadi saat kehilangan cairan tidak segera diganti
(WHO, 2017).
Menurut Ambarwati dan Nasution (2015) sebagai akibat dari diare akut dan
kronis, dapat terjadi hal-hal sebagai berikut:
a. Kehilangan air dan elektrolit (terjadi dehidrasi)
Kondisi ini dapat mengakibatkan gangguan keseimbangan asam basa
(metabolik asidosis) karena:
1) Kehilangan natrium bicarbonate bersama tinja
2) Adanya ketosis kelaparan dan metabolisme lemak yang tidak sempurna,
sehingga benda keton tertimbun dalam tubuh.
3) Terjadi penimbunan asam laktat karena adanya anoksia jaringan
4) Produk metabolism yang bersifat asam meningkat karena tidak dapat
dikeluarkan oleh ginjal (terjadi oliguria dan anuria).
5) Pemindahan ion natrium dan cairan ekstraseluler ke dalam cairan intraselular.
b. Hipoglikemia
Hipoglikemia terjadi pada 2-3% dari anak-anak yang menderita diare dan lebih
sering terjadi pada anak yang sebelumnya sudah menderita KKP.
c. Gangguan Gizi
11. 17
Saat anak menderita diare, sering terjadi gangguan gizi sehingga berat badan
anak cenderung menurun, hal ini disebabkan karena orang tua khawatir diare
atau muntahnya akan semakin buruk.
d. Gangguan Sirkulasi
Diare yang dengan atau tanpa muntah akan dapat terjadi gangguan sirkulasi
darah berupa syok hipovolemik, akibat perfusi jaringan berkurang dan
terjadinya hipoksia, asidosis bertambah berat.
B. Konsep Dasar Inisiasi Menyusui Dini
1. Pengertian inisiasi menyusui dini
Inisiasi menyusui dini merupakan proses menaruh bayi di atas dada atau
perut sang ibu dalam satu jam pertama setelah kelahiran bayi agar bayi dapat secara
mandiri mencari sumber air susu ibu dan menyusu (Kemenkes,2017). Air susu ibu
yang diberikan pada bayi baru lahir selama beberapa hari pertama disebut dengan
kolostrum. Kolostrum sangat kaya akan nutrisi dan antibodi . kolostrum bertindak
sebagai vaksin pertama pada anak dan berperan sebagai perisai penting terhadap
perlindungan penyakit dan kematian (UNICEF, 2018) . Kolostrum mengandung
lebih banyak lactalbumin, lactalprotein, immunoglobulin, laktoferin, GH dan kaya
akan antibodi yang memberikan kekebalan pasif kepada bayi (Godhia & Patel,
2013).
2. Tujuan pemberian inisiasi menyusui dini
Tujuan melakukan inisiasi menyusui dini yaitu agar ibu dan bayi dapat
melakukan kontak secara langsung, hali ini dapat membuat bayi merasa lebih
tenang serta kontak kulit yang dilakukan sesegera mungkin dapat menciptakan
kasih sayang antara ibu dan anak. Saat sang ibu melakukan inisiasi menyusui dini,
12. 18
bayi menelan bakteri baik dari kulit ibu yang akan membentuk koloni di kulit dan
usus bayi sebagai perlindungan. Melakukan inisiasi menyusui dini juga dapat
mengurangi perdarahan setelah melahirkan dan mengurangi terjadinya anemia
(Kemenkes RI, 2016).
3. Dampak tidak melakukan inisiasi menyusui dini
Inisiasi menyusui dini yang dilakukan kurang dari satu jam setelah kelahiran
bermanfaat menyelamatkan hidup bayi dan memberikan manfaat lain seperti
meningkatkan perkembangan otak anak serta mencegah kelebihan berat badan dan
obesitas (UNICEF, 2018). Ketika ibu tidak segera melakukan inisiasi menyusui dini
akan meningkatkan risiko kematian sebanyak 1,3 kali lipat dan jika bayi tidak
segera diberikan ASI selama 1 hari atau lebih akan meningkatkan kematian bayi
sebanyak 2 kali lipat (UNICEF, 2018).
Kolostrum juga berperan dalam memberikan perlindungan dari infeksi
virus salmonella typhi dan rotavirus penyebab diare. Kolostrum mengandung
tingkat antibodi yang berbeda guna mencegah infeksi rotavirus (Godhia & Patel,
2013). Saat menunda untuk melakukan inisiasi menyusui dini, bayi akan lebih
rentan terkena penyakit seperti diare. Melakukan inisiasi menyusui dini sangat
bermanfaat bagi bayi terlepas nantinya bayi diberikan ASI secara eksklusif ataupun
tidak (UNICEF, 2018).
C. Hubungan Riwayat Inisiasi Menyusui Dini dengan Kejadian Diare pada
Bayi Usia 0-12 Bulan
Anak yang yang tidak langsung diberikan inisiasi menyusui dini lebih
rentan terinfeksi penyakit menular dan lebih rentan mengalami kematian, saat bayi
tidak segera disusui 2-23 jam setelah kelahirannya, risiko bayi mengalami kematian
13. 19
1,3 kali lipat lebih besar (UNICEF, 2018). Prevalensi kejadian diare lebih besar
terjadi pada anak yang tidak dilakukan inisiasi menyusui dini. Bayi yang diberikan
inisiasi menyusui dini secara signifikan lebih kecih mengalami diare dibanding bayi
yang tidak diberikan inisiasi menyusui dini (Ogbo et al., 2017).
Praktik pemberian makan pada anak usia dibawah 2 tahun memiliki kaitan
langsung terhadap terjadinya diare. Inisiasi menyusui dini, pemeliharaan menyusui,
pemberian makanan pendamping ASI, waktu dimulainya pemberian makanan
tambahan, kebersihan makanan pendamping ASI, dan vaksinasi anak adalah
beberapa praktik yang terkait dengan diare pada masa kanak-kanak (Ogbo et al.,
2017).
Berdasarkan penelitian Gizaw, Woldu and Bitew (2017) inisiasi menyusui
dini memiliki kaitan dengan kejadian diare pada bayi usia kurang dari 6 bulan. Bayi
yang tidak segera dilakukan inisiasi menyusui dini memiliki peluang yang lebih
besar terkena diare. Anak-anak yang berusia antara 6-24 bulan yang tidak memulai
menyusu segera setelah kelahiran memiliki peluang 2,87 kali lebih besar terkena
diare.
Penelitian Beyene (2017) mengungkapkan bahwa satu dari lima bayi tidak
langsung diberikan ASI segera setalah lahir. Keterlambatan inisiasi menyusui dini
meningkatkan peluang bayi terkena diare lima kali lipat. Inisiasi menyusui dini
dapat mengurangi angka kesakitan dan kematian bayi salah satunya karena diare.
Inisiasi menyusui dini yang dilakukan kurang dari satu jam setelah kelahiran bayi
akan meningkatkan perlindungan pada bayi terhadap diare karena khasiat
kolostrum yang terkandung di dalam air susu ibu.