Dokumen tersebut membahas tentang Dharmagita, yaitu nyanyian agama, kebenaran, dan kebaikan. Terdiri dari empat jenis yaitu Sekar Rare, Sekar Alit, Sekar Madya, dan Sekar Agung. Dharmagita bermanfaat untuk menghayati ajaran agama dan melestarikan budaya.
Makalah kerajaan kerajaan hindu-budha di indonesiaRizal Fahmi
Kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha pertama kali bermunculan di Indonesia pada abad ke-4 Masehi, di antaranya Kerajaan Kutai di Kalimantan Timur dan Kerajaan Tarumanagara di Jawa Barat. Pada abad-abad berikutnya berdiri kerajaan-kerajaan besar seperti Sriwijaya di Sumatera dan Majapahit di Jawa Timur. Kerajaan-kerajaan ini berlangsung hingga abad ke-15 ketika kerajaan-keraja
1. Teks membahas interaksi antara tradisi lokal Nusantara dengan Hindu-Buddha dan Islam di berbagai bidang seperti aksara, bahasa, sistem kepercayaan, kesusastraan, pemerintahan, kesenian, kalender.
2. Proses akulturasi dan asimilasi antara kebudayaan lokal dengan Hindu-Buddha menghasilkan percampuran unsur-unsur budaya.
3. Masuknya Islam juga berinteraksi dengan budaya setempat dan Hindu-Budd
Teori masuknya agama hindu budha di indonesiafakhriza99
Teori tentang masuknya kebudayaan Hindu-Budha ke Indonesia memberikan penjelasan bahwa agama dan budaya tersebut diperkenalkan oleh golongan Brahmana dari India yang diundang oleh penguasa Indonesia, oleh para ksatria dalam konflik politik, oleh keluarga kerajaan yang melarikan diri, serta oleh pedagang-pedagang India yang menetap sementara. Terdapat juga teori bahwa penyebarannya dilakukan oleh masyarakat Indonesia itu sendiri set
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Mendiskusikan agama Hindu dan Buddha yang masuk ke Indonesia, termasuk keyakinan dan praktik utama.
2) Menjelaskan proses masuknya agama Hindu dan Buddha ke berbagai wilayah di Indonesia, melalui jalur laut dan darat.
3) Menguraikan perkembangan kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha di berbagai wilayah Indonesia seperti Kutai, Tarumanagara, Kalingga, dan Majapahit.
Dokumen tersebut membahas tentang Dharmagita, yaitu nyanyian agama, kebenaran, dan kebaikan. Terdiri dari empat jenis yaitu Sekar Rare, Sekar Alit, Sekar Madya, dan Sekar Agung. Dharmagita bermanfaat untuk menghayati ajaran agama dan melestarikan budaya.
Makalah kerajaan kerajaan hindu-budha di indonesiaRizal Fahmi
Kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha pertama kali bermunculan di Indonesia pada abad ke-4 Masehi, di antaranya Kerajaan Kutai di Kalimantan Timur dan Kerajaan Tarumanagara di Jawa Barat. Pada abad-abad berikutnya berdiri kerajaan-kerajaan besar seperti Sriwijaya di Sumatera dan Majapahit di Jawa Timur. Kerajaan-kerajaan ini berlangsung hingga abad ke-15 ketika kerajaan-keraja
1. Teks membahas interaksi antara tradisi lokal Nusantara dengan Hindu-Buddha dan Islam di berbagai bidang seperti aksara, bahasa, sistem kepercayaan, kesusastraan, pemerintahan, kesenian, kalender.
2. Proses akulturasi dan asimilasi antara kebudayaan lokal dengan Hindu-Buddha menghasilkan percampuran unsur-unsur budaya.
3. Masuknya Islam juga berinteraksi dengan budaya setempat dan Hindu-Budd
Teori masuknya agama hindu budha di indonesiafakhriza99
Teori tentang masuknya kebudayaan Hindu-Budha ke Indonesia memberikan penjelasan bahwa agama dan budaya tersebut diperkenalkan oleh golongan Brahmana dari India yang diundang oleh penguasa Indonesia, oleh para ksatria dalam konflik politik, oleh keluarga kerajaan yang melarikan diri, serta oleh pedagang-pedagang India yang menetap sementara. Terdapat juga teori bahwa penyebarannya dilakukan oleh masyarakat Indonesia itu sendiri set
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Mendiskusikan agama Hindu dan Buddha yang masuk ke Indonesia, termasuk keyakinan dan praktik utama.
2) Menjelaskan proses masuknya agama Hindu dan Buddha ke berbagai wilayah di Indonesia, melalui jalur laut dan darat.
3) Menguraikan perkembangan kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha di berbagai wilayah Indonesia seperti Kutai, Tarumanagara, Kalingga, dan Majapahit.
Masuknya pengaruh Hindu-Buddha ke Indonesia terjadi melalui perdagangan dan kontak antar kebudayaan. Ada beberapa teori tentang bagaimana agama dan budaya India itu masuk, yaitu teori Brahmana, Ksatria, Weisya, dan Sudra. Teori yang paling masuk akal adalah teori Weisya, di mana pengaruh Hindu-Buddha masuk bersamaan dengan aktivitas pedagang. Pengaruh tersebut tampak dalam aspek keagamaan, seni, dan budaya Indonesia hing
Dokumen tersebut meringkaskan keanekaragaman budaya di berbagai provinsi di Indonesia, meliputi rumah adat, pakaian adat, tarian tradisional, senjata tradisional, makanan khas, dan bahasa daerah yang ada di setiap provinsi. Provinsi-provinsi yang diringkas antara lain Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Bant
Buku ini merupakan panduan belajar IPA untuk siswa kelas VIII semester 2 yang mencakup 11 bab, di antaranya tentang tekanan zat dan penerapannya, sistem pernapasan dan ekskresi manusia, getaran dan gelombang, serta cahaya dan alat optik. Materi disajikan dengan pendekatan ilmiah berbasis aktivitas untuk mengembangkan pemahaman konsep melalui percobaan dan penugasan.
Kerajaan Kutai adalah kerajaan tertua di Indonesia yang terletak di tepi sungai Mahakam di Kalimantan Timur dekat kota Tenggarong. Kerajaan ini diperkirakan berdiri pada abad ke-4 Masehi dan masa kejayaannya terjadi pada pemerintahan Raja Mulawarman, yang membuktikannya dengan memberikan sedekah 20.000 ekor sapi kepada kaum Brahmana. Kerajaan Kutai berakhir ketika Raja Dharma Setia tewas dalam pe
Kerajaan Kutai Martadipura dan Kerajaan Tarumanegara merupakan dua kerajaan Hindu tertua di Indonesia yang berdiri pada abad ke-4. Kerajaan Kutai berlokasi di Kalimantan Timur dan memiliki wilayah yang luas, sedangkan Kerajaan Tarumanegara berlokasi di Jawa Barat. Kedua kerajaan ini runtuh beberapa abad kemudian akibat serangan dari kerajaan lain.
Dokumen tersebut berisi delapan pupuh dalam bahasa Sunda yang masing-masing terdiri atas 4-8 baris. Pupuh-pupuh tersebut membahas berbagai topik seperti kesedihan, kebingungan, dan harapan. Dokumen ini memberikan contoh puisi tradisional Sunda dalam berbagai laras dan watek.
Masuknya pengaruh Hindu-Buddha ke Indonesia terjadi melalui perdagangan dan kontak antar kebudayaan. Ada beberapa teori tentang bagaimana agama dan budaya India itu masuk, yaitu teori Brahmana, Ksatria, Weisya, dan Sudra. Teori yang paling masuk akal adalah teori Weisya, di mana pengaruh Hindu-Buddha masuk bersamaan dengan aktivitas pedagang. Pengaruh tersebut tampak dalam aspek keagamaan, seni, dan budaya Indonesia hing
Dokumen tersebut meringkaskan keanekaragaman budaya di berbagai provinsi di Indonesia, meliputi rumah adat, pakaian adat, tarian tradisional, senjata tradisional, makanan khas, dan bahasa daerah yang ada di setiap provinsi. Provinsi-provinsi yang diringkas antara lain Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Bant
Buku ini merupakan panduan belajar IPA untuk siswa kelas VIII semester 2 yang mencakup 11 bab, di antaranya tentang tekanan zat dan penerapannya, sistem pernapasan dan ekskresi manusia, getaran dan gelombang, serta cahaya dan alat optik. Materi disajikan dengan pendekatan ilmiah berbasis aktivitas untuk mengembangkan pemahaman konsep melalui percobaan dan penugasan.
Kerajaan Kutai adalah kerajaan tertua di Indonesia yang terletak di tepi sungai Mahakam di Kalimantan Timur dekat kota Tenggarong. Kerajaan ini diperkirakan berdiri pada abad ke-4 Masehi dan masa kejayaannya terjadi pada pemerintahan Raja Mulawarman, yang membuktikannya dengan memberikan sedekah 20.000 ekor sapi kepada kaum Brahmana. Kerajaan Kutai berakhir ketika Raja Dharma Setia tewas dalam pe
Kerajaan Kutai Martadipura dan Kerajaan Tarumanegara merupakan dua kerajaan Hindu tertua di Indonesia yang berdiri pada abad ke-4. Kerajaan Kutai berlokasi di Kalimantan Timur dan memiliki wilayah yang luas, sedangkan Kerajaan Tarumanegara berlokasi di Jawa Barat. Kedua kerajaan ini runtuh beberapa abad kemudian akibat serangan dari kerajaan lain.
Dokumen tersebut berisi delapan pupuh dalam bahasa Sunda yang masing-masing terdiri atas 4-8 baris. Pupuh-pupuh tersebut membahas berbagai topik seperti kesedihan, kebingungan, dan harapan. Dokumen ini memberikan contoh puisi tradisional Sunda dalam berbagai laras dan watek.
Koleksi puisi tersebut menceritakan tentang keindahan alam dan perasaan rindu akan tanah air serta kekasih. Beberapa puisi menggambarkan keindahan pemandangan alam Indonesia seperti pegunungan, hutan, sungai, dan laut. Puisi-puisi lainnya mengekspresikan perasaan rindu terhadap tanah air atau kekasih yang telah tiada.
Dokumen tersebut membahas tentang musik dan alat-alat musik tradisional di Jawa Barat yang memberikan kontribusi positif bagi budaya Indonesia. Alat-alat musik seperti angklung dan musik tradisional Jawa Barat sering dipertontonkan di pameran-pameran internasional untuk mempromosikan budaya musik nusantara.
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas perbedaan masa Praaksara dan masa Aksara, serta cara masyarakat masa Praaksara mewariskan masa lampaunya melalui tradisi lisan seperti mitos, legenda, dan dongeng yang diwariskan secara turun temurun. Dokumen ini juga menjelaskan berbagai jenis folklore, mitologi, legenda, lagu daerah, serta upacara adat yang menjadi jejak sejarah masyarakat di berbagai daerah
Teks tersebut membahas tentang berbagai jenis alat musik tradisional Indonesia, khususnya alat musik kordofon yang dipetik seperti kecapi, pipa, gambus, sempe, panting, dan sasando. Alat-alat musik tersebut masing-masing memiliki ciri khas dan sejarah tersendiri sesuai dengan daerah asalnya.
Beberapa pendekatan sosiologis_dalam_penelitian_karawitanEny Harsiwi
Teks tersebut membahas pendekatan sosiologis dalam penelitian karawitan. Secara ringkas, teks ini menjelaskan bagaimana pendekatan sosiologi dapat diterapkan untuk mempelajari hubungan antara masyarakat dan seni karawitan, nilai-nilai sastra dan sosialnya, latar belakang para seniman, serta masalah kesenian di masyarakat. Beberapa konsep dan teori sosiologi juga dapat digunakan untuk mengan
Dokumen tersebut membahas upaya pelestarian nilai-nilai budaya Jawa Barat melalui seni tradisional tembang pupuh. Metode yang digunakan adalah pelatihan guru untuk menanamkan pengetahuan tentang tembang pupuh sehingga dapat diajarkan di sekolah. Pelatihan ini bertujuan melestarikan bahasa daerah di Jawa Barat.
Miska Chirzia (10) X MIPA 9 _ Musik TradisionalMiska Chirzia
Musik tradisional adalah jenis musik yang lahir dan berkembang dari kebudayaan suatu daerah serta berakar pada tradisi masyarakat tertentu, yang diwariskan secara turun temurun dan memiliki berbagai fungsi seperti pengiring tarian, sarana komunikasi, dan sarana upacara adat."
Dokumen tersebut membahas musik tradisional suku Dayak di Kalimantan Barat, termasuk alat-alat musiknya seperti sape, keledi, dan agung. Musik Dayak memiliki fungsi spiritual dan sosial dalam upacara adat dan ritual keagamaan untuk mengusir roh jahat atau memanggil leluhur. Nilai-nilai yang tersirat dalam musik dan tarian Dayak antara lain nilai religius, spiritual, moral, dan melestarikan identitas sosial budaya m
Suku mentawai "Kesederhanaan yang nyaris hilang"Niki Anane
Sebagai anak muda Indonesia, sudah selayaknya kita mengenal bangsa kita. Menjelajahi beragam suku di Indonesia adalah salah satu cara kita untuk turut serta dalam melestarikannya. Salah satunya di suku Mentawai ini teman :)
1. 1. Pengertian Dharma Gita
Dharmagita berasal dari bahasa Sanskerta dan terdiri dari dua kata yakni
Dharma dan Gita. Dharma artinya kebenaran/kebaikan, kewajiban, hukum,
aturan. Sedangkan Gita artinya nyanyian/lagu. Jadi, Dharma Gita berarti suatu
nyanyian kebenaran yang biasa dilantunkan saat upacara keagamaan. Dharma
Gita juga diartikan sebagai suatu seni keagamaan yang menggunakan media
suara atau vokal dalam agama Hindu. Di dalamnya terdapat syair-syair yang
sudah di ringkas sedemikian rupa dan penuh dengan ajaran keagamaan,
kemudian dilantunkan dengan suara yang amat mempesona. Pelaksanaan
Dharma Gita dilaksanakan pada upacara yadnya yang lagunya telah
disesuaikan dengan masing-masing yadnya yang dipersembahkan. Tujuannya
adalah dapat menumbuhkan rasa bhakti, menumbuhkan rasa ketulusan
keheningan hati dalam memuja Ida Sang Hyang Widhi. Fungsi Dharma Gita
secara umum sebagai media untuk menumbuhkembangkan rasa keagamaan
dalam pelaksanaan Dharma Agama.
2. Jenis – jenis Dharma Gita
Tujuannya adalah dapat menumbuhkan rasa bhakti, menumbuhkan rasa
ketulusan keheningan hati dalam memuja Ida Sang Hyang Widhi. Fungsi
Dharma Gita secara umum sebagai media untuk menumbuhkembangkan rasa
keagamaan dalam pelaksanaan Dharma Agama. Adapun jenis-jenis dharma gita
antara lain sekar rare, sekar alit, sekar madya dan sekar agung.
a. Sekar Rare
Sekar Rare adalah nyanyian atau lagu-lagu yang juga disebut gegendingan.
Biasa dinyanyikan oleh anak-anak, dipakai mengiringi gambelen
menggunakan bahasa daerah, memakai sajak bebas, isinya sebuah cerita
samapi selesai, setiap lagu punya nama tersendiri dan didalamnya selalu
diselipkan ajaran- ajaran susila
b. Sekar Alit
Sekar Alit adalah nyanyian atau lagu-lagu yang juga disebut geguritan
berupa pupuh (macepat) yang susunannya terikat pada banyak baris pada
setiap pupuh, banyak suku kata pada setiap baris, labuh suara (lingsa) kata
2. terakhir setiap baris dan berisi ajaran-ajaran agama. Pupuh (tembang) itu
dapat dibedakan antara lain :
a. Sinom
Sotaning manadi sisia
Ring guru patut subakti
Pengajah dane resepang
Dumadak sida kepanggih
Rahayu banget astiti
Mangda sida ya kapangguh
Lamakane sida karya
Manados putra utami
Sapunika
Acepang mangda kasidan
b. Ginanti
Tunas titiang apang manut
Raharja sujana sami
Ngemban jagat mahardika
Sang Hyang Agama pisinggih
Manut pratikahing Jana
Tunggal idepe ulati
c. Semarandhana
Magantung ban bok akatih
angkihane yan umpama
kadi manyuhun gedahe
matatakan batu lumbang
yana pelih magunjitan
tan urungan pacang labuh
dekdek buyar tan tuptupang
d. Durma
Ikigaeg lara nira sang a jagra
ingete ring raga jati
jati nikang dharma
3. dharma ne mawak sunya
nyunyari telenging hati
hati kasrah
panyerahe puput nampi
e. Pucung
1. Pupuh Pucung
Anggen jalaran manutur
Cening pianak Bapa
Mungpung cening enu cerik
Apang suluk
Jemet melajahang awak
2. Eda ngapus
Mapi-mapi pradang masuk
Subane di jalan
Ngelingkung mengkeb nyelibsib
Singit kauh
Mulih bareng ajak timpal
f. Dandang Gula
Buin pidan manyi padi kuning
manyidayang
kadi makunyit di alas
katemu lamun idepe
sarin tanah tiang ibuk
blahan payuk bas bebeki
beruk tanah sarat pisan
dakin karna uling ilu
daluang bisa ngumbara
mangulayang
kayun ira tumas manik
jeron dewa ampurayang
g. Pangkur
Sujati ning sadu dharma
4. nyadia ngungsi rahayune mangda punggih
duluraning karma patut
idep teleb ring kadharman
rawos dabdab mupuhang kadang manyulur
anggen titi manyinahang
iwang patut mangda uning
h. Maskumambang
Belog pongah
keto solah nyane yukti
tusing ngelah daya
satata gawennya pelih
nanging tusing ngelah jengah
i. Ginada
Catur gurune utama
Nika patutne keapti
Piteket dane resepang
Piteket sane rahayu
Mangda nenten keni tulah
Srada bakti
Dados pianakne suputra
j. Mijil
Salah Unduk
Nista Iba Sampi
Jugul Ditu Nongos
Awak gede, tanduk lanying ngrenyeb
Yan Mategul
Kone Iba Sakti
Tanpa daya mredi hidup
c. Sekar Madya
Sekar Madya adalah nyanyian atau lagu-lagu yang berisikan puji-pujian
terhadap Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Yang termasuk Sekar Madya adalah
5. kidung. Kidung adalah nyanyian suci yang dilagukan pada waktu upacara
keagamaan. Kidung biasanya dilagukan bersama-sama. Syair kidung
merupakan susunan kata-kata dan kalimat yang indah. Syair itu dilantunkan
dengan lagu yang merdu dan suara yang baik sehingga menampilkan karya
seni yang bermutu. Nyanyian suci yang hikmat dapat menghantarkan
fikiran dan hati kita sujud bhakti kehadapan Sang Hyang Widhi. Kidung
biasaya dilantunkan pada upacara keagamaan yaitu Panca Yadnya. Masing-
masing upacara Yadnya memiliki jenis kidung yang berbeda-beda. Kidung
juaga dapat dibedakan menjadi 5 macam seperti berikut ini:
a. Kidung Dewa Yadnya adalah kidung yang dipakai mengiringi upacara
Dewa Yadnya.
1. Kawitan Warga Sari – Pendahuluan sembahyang
Purwakaning angripta rum
ning wana ukir.
Kahadang labuh.
Kartika penedenging sari.
Angayon tangguli ketur.
Angringring jangga mure.
Sukania harja winangun
winarne sari.
Rumrumning puspa priyaka, ingoling tangi.
Sampun ing riris sumar. Umungguing srengganing rejeng
2. Pangayat – Menghaturkan sajen
Kidung Warga Sari
a. Ida Ratu saking luhur. Kawula nunas lugrane.
Mangda sampun titiang tanwruh. Mengayat Bhatara mangkin.
Titiang ngaturang pajati. Canang suci lan daksina.
Sami sampun puput. Pratingkahing saji.
b. Asep menyan majagau. Cendana nuhur dewane,
Mangda Ida gelis rawuh. Mijil saking luhuring langit.
6. Sampun madabdaban sami. Maring giri meru reko.
Ancangan sadulur, sami pada ngiring.
c. Bhatarane saking luhur. Nggagana diambarane.
Panganggene abra murub. Parekan sami mangiring.
Widyadara-widyadari, pada madudon-dudonan,
Prabhawa kumetug. Angliwer ring langit.
3. Pamuspan – Sembahyang
Merdu – Komala
a. Ong sembah ning anatha. Tinghalana de Triloka sarana.
Wahya dyatmika sembahing hulun ijeng ta tan hana waneh.
Sang lwir agni sakeng tahen kadi minyak sakeng dadhi kita.
Sang saksat metu yan hana wwang hamuter tutur pinahayu.
b. Wyapi-wyapaka sarining paramatatwa durlabha kita.
Icantang hana tan hana ganal alit lawan hala-hayu.
Utpatti sthiti lina ning dadi kita ta karananika.
Sang sangkan paraning sarat sakala-niskalatmaka kita.
c. Sasi wimbha haneng: ghata mesi banyu.
Ndan asing suci nirmala mesi wulan.
lwa mangkana rakwa kiteng kadadin.
Ring angambeki yoga kiteng sakala.
d. Katemun ta mareka sitan katemu.
Kahidepta mareka si tankahidep.
Kawenang ta mareka si tan ka wenang.
Paramartha Siwatwa nira warana.
b. Kidung Bhuta Yadnya adalah kidung yang dipakai mengiringi upacara
Bhuta yadnya.
Pupuh Jerum ( rikala mecaru )
Kidung pengundang ring bhuta,
Basa lumbrah pupuh jerum,
Bhuta asih widhi asung,
Caru pesajine reko,
Genep saha upacara,
7. Manut warna lawan ungguh,
Sekul iwak pada bina,
Olah-olahan sadulur.
c. Kidung Manusa Yadnya adalah kidung yang dipakai mengiringi upacara
Manusa Yadnya.
1. Kawitan Tantri – Pendahuluan.
a. Wuwusan Bhupati. Ring Patali nagantun.
Subaga wirya siniwi. Kajrihin sang para ratu.
Salwaning jambu warsadi. Prasama hatur kembang tahon.
b. Tuhu tan keneng api. Pratapa sang prabu Kesyani ruktyeng
sadnyari.
Sawyakti Hyang Hari Wisnu. Nitya ngde ulaping ari.
Sri dhara patra sang katong.
c. Wetning raja wibawa, mas manik penuh.
Makinda yutan ring bahudanda. Sri Narendra, Sri Singapati,
Ujaring Empu Bhagawanta. Ridenira panca-nana.
Bratang penacasyan.
Hatur Hyang Dharma nurageng bhuh.
d. Kidung Pitra Yadnya adalah kidung yang dipakai mengiringi upacara Pitra
Yadnya
1. Nyiramang layon – Memandikan Jenazah.
Bala – ugu.
a. Bala ugu dina melah, manuju tanggal sasih.
Pan Brayut panamaya. Asisig adyus akramas.
Sinalinan wastra petak. Mamusti madayang batis.
Sampun puput maprayoga, tan swe ngemasin-mati.
b. Ikang layon ginosongan, ne istri tuhu satya, de pamayun matingkah.
Eteh eteh sang paratra. Toya hening pabresihan.
Misi ganda burat-wangi. Lengise pudak sategal.
Sumar ganda mrbuk arum.
c. Pusuh menuhe uttama. Malem sampun macawisan.
Tekening edon intaran. Bebek wangi lengis kapur.
8. Monmon mirah windusara. Waja meka panca datu.
Don tuwung sampun masembar. Sikapa kalawan taluh.
d. Sekar Agung
Kekawin merupakan contoh dari sekar agung. Secara umum kekawin
paling sulit dinyanyikan karena selain kebanyakan menggunakan bahasa
kawi juga terikat dalam aturan yang bernama guru lagu. Kekawin sering
dinyanyikan ketika ada upacara adat dan agama di Bali. Kekawin dibagi ke
dalam beberapa wirama misalnya basantatilaka, wirat, seronca,
mandamalon dan lain lain.
1. Kekawin dengan wirama swandewi
Prihěn těměn dharma dhumāranang sarāt,
Sarāga sang sādhu sireka tūtana,
Tanartha tan kāma pidonya tan yaśa,
Ya śakti sang sajjana dharma raksaka.
Terjemahan bebas ke dalam bahasa Indonesia :
Upayakanlah kebenaran itu dalam mengayomi dunia,
Orang saleh patut dijadikan teladan,
Bukan harta, bukan nafsu, bukan pula jasa,
Orang bijaksana menjadi kuat karena memegang kebenaran.
2. Kekawin dengan Wirama Basanta Tilaka
kawit sarat samaya
kala nirar parangka
ntontang predesa rihawanira rakwa ramya
kweh luah mageng katemu
de nira tirtha dibya
udyana len talaga nirjara kapwa mahening
3. Kekawin dengan wirama Mandamalon :
Stuti nira tan tulus, sinauran paramarta siwa
Anakku huwus katon, abimatanta temunta kabeh,
Hana panganugrahanku, cadu sakti winimba sara,
Pasupati sastra kastu, pangarannya nihan ulati
9. Arti dalam Bahasa Bali atau Teteges :
Pangastawan Ida Sang Arjuna durung mawasta puput, kacawis olih Ida
Bhatara Siwa.
“Cening pyanak bapa, suba sinah sarat idewa pangguhang idewa maka
sami.
Ne ada paican bapa Cadusakti marupa sanjata.
Panah pasupati kalumrah wastannyane, ne tingalin”.
Artinya dalam bahasa Indonesia:
Puja-pujinya tidak melanjut, dijawab oleh Dewa Siwa.
Wahai anakku, harapanmu telah tampak dan semua kau ketemukan.
Ada anugrahku kepadamu berupa empat kekuatan berwujud panah.
Namanya adalah Panah Pasupati, lihatlah!
4. Wirama Sronca
Hana sira ratu dibya rengen
prasasta ring rat musuh nira pranata
jaya pandita ring aji kabeh
sang dasa rata nama tamoli
Sira ta tri wikrama pita
Pinaka bapa bathara Wisnu mangjanma
Inaka nikang buwana kabeh
Ya tadon nira nimintaning janma
5. Wirama Merdu Komala
Om sembah ninganatha Tingalana detri loka sarana Wahya diatmika
sembah inghulun Ijeng tetan hana waneh Sang lwir agni saking tahen
Kadi minyak saking dadi kita Sang saksat metu yan hana wong amuter
tutur pinahayu .
6. Wirama Suandewi
Suandewi Mamwit Narendratmaja ring tapowana, manganjali
ryagraning Indra parwata, tan wismrti sangkanikang hayun teka,
swabhawa sang sajjana rakwa mangkana.