Dokumen tersebut berisi tentang prosedur upacara yang meliputi langkah-langkah persiapan seperti membersihkan diri, duduk bersila, dan mengatur pernafasan, diikuti dengan ritual seperti membakar dupa, menghisap asapnya, dan melafalkan mantra-mantra. Prosedur ini bertujuan untuk membersihkan diri secara lahir dan batin sebelum melakukan upacara.
A. Kamma merupakan salah satu dari 5 hukum tertib universal yang mengatur hubungan sebab akibat dalam alam semesta. B. Kamma bukan ajaran yang pasrah pada nasib melainkan menekankan kebebasan kehendak seseorang. C. Kamma adalah hukum sebab akibat moral di mana perbuatan akan menghasilkan akibat sesuai sifat perbuatan tersebut.
The document summarizes events from Krishna's childhood pastimes according to scriptures. It describes ceremonies performed after Krishna's birth like the Utthana ceremony. It then narrates incidents where Krishna kicked a cart being carried by a demon named Sakatasura and was later lifted away by another demon Trnavarta. Krishna choked Trnavarta to death with his small hands and was returned to mother Yasoda. The document emphasizes that Krishna's pastimes deliver the pious and annihilate miscreants while reestablishing religious principles.
[Ringkasan]
Bab 6 kitab Abhidhammatthasaṅgaha membahas tentang Rūpa atau materi yang dikelompokkan menjadi dua, yaitu Nipphanna Rūpa sebanyak 18 jenis materi yang terbentuk nyata dan Anipphanna Rūpa sebanyak 10 jenis materi yang tidak terbentuk nyata. Nipphanna Rūpa terdiri atas empat unsur dasar yang besar (Mahābhūta) yaitu tanah, air, api dan angin, beserta 14 jenis materi yang
1) The document describes Krishna's childhood pastimes with his mother Yashoda in Vrindavan. It tells the story of Krishna getting angry after Yashoda put him down while churning butter and eating all the butter afterwards.
2) When Yashoda finds Krishna with empty butter pots and feeding butter to monkeys, she chases after him but cannot catch the clever Krishna.
3) The document then describes Yashoda's attempts to bind Krishna with ropes, which miraculously always fall short due to his spiritual form. Krishna eventually allows Yashoda to bind him, showing his love for her.
Dokumen tersebut berisi tentang prosedur upacara yang meliputi langkah-langkah persiapan seperti membersihkan diri, duduk bersila, dan mengatur pernafasan, diikuti dengan ritual seperti membakar dupa, menghisap asapnya, dan melafalkan mantra-mantra. Prosedur ini bertujuan untuk membersihkan diri secara lahir dan batin sebelum melakukan upacara.
A. Kamma merupakan salah satu dari 5 hukum tertib universal yang mengatur hubungan sebab akibat dalam alam semesta. B. Kamma bukan ajaran yang pasrah pada nasib melainkan menekankan kebebasan kehendak seseorang. C. Kamma adalah hukum sebab akibat moral di mana perbuatan akan menghasilkan akibat sesuai sifat perbuatan tersebut.
The document summarizes events from Krishna's childhood pastimes according to scriptures. It describes ceremonies performed after Krishna's birth like the Utthana ceremony. It then narrates incidents where Krishna kicked a cart being carried by a demon named Sakatasura and was later lifted away by another demon Trnavarta. Krishna choked Trnavarta to death with his small hands and was returned to mother Yasoda. The document emphasizes that Krishna's pastimes deliver the pious and annihilate miscreants while reestablishing religious principles.
[Ringkasan]
Bab 6 kitab Abhidhammatthasaṅgaha membahas tentang Rūpa atau materi yang dikelompokkan menjadi dua, yaitu Nipphanna Rūpa sebanyak 18 jenis materi yang terbentuk nyata dan Anipphanna Rūpa sebanyak 10 jenis materi yang tidak terbentuk nyata. Nipphanna Rūpa terdiri atas empat unsur dasar yang besar (Mahābhūta) yaitu tanah, air, api dan angin, beserta 14 jenis materi yang
1) The document describes Krishna's childhood pastimes with his mother Yashoda in Vrindavan. It tells the story of Krishna getting angry after Yashoda put him down while churning butter and eating all the butter afterwards.
2) When Yashoda finds Krishna with empty butter pots and feeding butter to monkeys, she chases after him but cannot catch the clever Krishna.
3) The document then describes Yashoda's attempts to bind Krishna with ropes, which miraculously always fall short due to his spiritual form. Krishna eventually allows Yashoda to bind him, showing his love for her.
1) The document is a summary of the Shri Hanuman Chalisa, a Hindu religious text dedicated to Hanuman.
2) It describes Hanuman as the son of wind god and Anjana, a great devotee of Rama endowed with superhuman strength and intelligence.
3) It praises Hanuman's accomplishments in serving Rama by finding Sita and healing Lakshmana, destroying demons and setting Lanka on fire.
Ajaran kelepasan Lontar Tatwa Jnana - Siwa Tattwa
Apabila presentasi ini digunakan sebagai referensi dalam penulisan ilmiah (seperti makalah, skripsi) dan populer (majalah, blog), mohon dicantumkan dalam daftar pustaka / referensi sebagai berikut :
Wiyadnya, I Gde, dkk. 2013. "Ajaran Kelepasan (Lontar Tatwa Jnana)", Bahan Presentasi tidak dipublikasikan, Jakarta: STAH Dharma Nusantara.
The document discusses the birth of Lord Krishna. It describes how Narada Muni instigated Kamsa's atrocities, leading to the killing of Devaki's first six children. It then summarizes the appearance of Balarama, followed by prayers of the demigods for Krishna's appearance. When Devaki became pregnant for the seventh time, Yogamaya transferred the fetus to Rohini's womb, while Krishna appeared in Devaki's womb. Vasudeva then carried the infant Krishna across the Yamuna river to exchange him with Yashoda's daughter to protect him from Kamsa.
The document discusses the results of a study on the effects of a new drug on memory and cognitive function in older adults. The double-blind study involved giving either the new drug or a placebo to 100 volunteers aged 65-80 over a 6 month period. Testing showed those receiving the drug experienced statistically significant improvements in short-term memory retention and processing speed compared to the placebo group.
Huruf hijaiyah terbagi menjadi dua kelompok yaitu syamsiyah dan qamariyah berdasarkan hukum bacaannya apabila bertemu dengan Lam Ta'rif. Huruf syamsiyah akan menghilangkan bacaan Lam Ta'rif sedangkan huruf qamariyah akan mempertahankan bacaan Lam Ta'rif. Terdapat 14 huruf dalam masing-masing kelompok beserta contoh kalimah untuk mengilustrasikan perbedaan hukumnya.
Dokumen tersebut membahas tentang persyaratan untuk mendapatkan kehidupan keluarga bahagia menurut ajaran Buddha. Persyaratan utamanya adalah pemahaman tentang hak dan kewajiban setiap anggota keluarga, serta pentingnya memiliki moral yang baik seperti jujur, tidak mencuri, tidak berbuat kasar, tidak berbohong, dan tidak mabuk-mabukan. Dokumen tersebut juga mengutip ajaran Buddha men
Dokumen tersebut membahas tentang hukum bacaan Alif Lam Syamsiyah dan Alif Lam Qamariyah dalam bahasa Arab. Alif Lam Syamsiyah adalah Alif Lam yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyah yang diucapkan tanpa menyebutkan lam-nya secara terpisah, sedangkan Alif Lam Qamariyah diucapkan dengan menyebutkan lam-nya secara terpisah. Terdapat perbedaan antara huruf-huruf syamsiyah dan qamariy
The document is an excerpt from a darshan with Sadhguru where he discusses what it means to be an Ishanga teacher. He explains that an Ishanga is a limb of Isha, which is the formless basis of all existence. As an Ishanga teacher, one represents an extended arm of Sadhguru. Sadhguru recommends practicing seeing with one eye, without duality or judgment, and seeing everyone as the same. He also recommends the life-changing exercise of laughing at one's own stupidity by reflecting on how often one thinks they are bigger than the universe, immortal, or disconnected from others throughout the day.
Hindu Baby Boy Names are suitable and timeless for your child and we present 25 most popular and unique names of baby boy with meaning.visit https://bit.ly/2rb8xUi
http://www.srividyasadhana.com
Sri vidhya mantras -The main modes of worship in Sri Vidya are threefold: mantra, yantra and tantra. Mantra is the sacred sound current which is chanted to purify the mind, yantra is the sacred geometry which is associated with the different forms of God and Divine Mother and tantra encompasses any number of psychophysical techniques which transform the mind, body and spirit into a conduit for divinity to flow through.
Śrī Vidyā is the name of a Hindu religious system devoted to the goddess Lalitā Tripurasundarī or simply Tripurasundarī ('Beautiful Goddess of the Three Cities'). The Sanskrit word vidyā means knowledge or lore; so the literal translation of Śrī Vidyā is Knowledge of the Goddess Śrī.
In the theology of the Śrī Vidyā the goddess is supreme, transcending the cosmos which is a manifestion of her.
The goddess is worshiped in the form of a mystical diagram (Sanskrit: yantra) of nine intersecting triangles, called the śrīcakra that is the central icon of the tradition.
The name śrīvidyā is also used to refer to a specific mantra used in this tradition having fifteen syllables. This mantra is called the pañcadaśī; The Fifteen syllabled; and the pañcadaśākṣarī. She is also worshiped with a mantra of sixteen syllables called the ṣodaśākṣarī by some people. It must also be noted that the ultimate mantra in the system is "Shodashi" having 32 syllables. ...
The underlying principle of the whole practice is to realize the ultimate unity of the Devata, the mantra, the teacher and the practitioner.
To know more about, What is Sri Vidya Sadhana ? Different traditions of Sri Vidya Sadhana?
How many levels are involved in Sri Vidya Sadhana ? What is Sri Vidya Mantra ?
What are deities associated with Sri Vidya Sadhana ? What is panchadasi mantra, Shodasi Mantra and different versions of Sri Vidya mantras? What is inner meanings of panch ‘ma’ kara ? How Das Maha Vidya is involved in Sri Vidya Sadhana ? For more details about Sri Vidya Sadhana visit http://srividyasadhana.com/
Krishna Leela Series Part 02 Prayers By The Demigods For Lord Krishna In ...Krishna Bhakti Sangha
The document discusses the background and setting for Lord Krishna's pastimes or lilas according to Vedic scriptures like the Bhagavad Gita and Srimad Bhagavatam. It describes how the devas approached Lord Brahma and the other gods due to the demoniac activities of King Kamsa, and how they prayed to the Lord to descend and relieve the world of Kamsa and his misdeeds. It also provides context about the Yadu dynasty and family of Vasudeva and Devaki into which Lord Krishna descended.
1. Kerajaan Kutai didirikan oleh Raja Kudungga di daerah Muarakaman, Kalimantan Timur, yang strategis karena terletak di tepi Sungai Mahakam.
2. Tiga raja penting Kerajaan Kutai adalah Kudungga, Aswawarman yang memeluk agama Hindu, dan Mulawarman yang memperluas wilayah kekuasaan dan banyak disebut dalam prasasti Kutai.
3. Kerajaan Kutai runtuh ketika raja terakhirnya
BHAGVAD GITA CHAPTER 6 FLOWCHARTS
Chapter six of the Gita,
Abhyasa Yoga,
alternately entitled in Sanskrit
“Dhyan Yoga” (“The Yoga of Meditation”)
UNITIVE CONTEMPLATION,
or “ Atma Sanyam Yoga”
(“The Yoga of Complete Concentration on the Self”),
the "yoga of controlling the Âmâ
Dokumen tersebut membahas tentang Islam masuk ke berbagai kerajaan di Kalimantan dan Sulawesi, seperti Kesultanan Banjar pada 1520, Kerajaan Gowa dan Tallo di Sulawesi Selatan, serta proses Islamisasi di kawasan tersebut yang dilakukan oleh para pendakwah seperti Datto Tallu.
The document discusses Guru Puja, a Hindu festival celebrating and worshipping gurus. It is celebrated on Guru Poornima day, which honors the great sage Ved Vyas. A guru is seen as a remover of darkness and ignorance who guides students towards knowledge and enlightenment. The relationship between gurus and students in ancient times was deeply revered, with students willing to make great sacrifices for their gurus out of devotion. In the RSS tradition, the flag (Bhagawa Dhwaj) represents the common guru for all, as no single human can fill that role permanently. Guru dakshina, or an offering to one's guru, is seen as a way
Kerajaan Majapahit adalah kerajaan Hindu terbesar di Jawa yang berdiri pada tahun 1293. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya di bawah pemerintahan Raja Hayam Wuruk pada abad ke-14, dengan pertanian dan perdagangan yang maju serta armada laut yang kuat.
Bhagavad Gita Arathi | Keagungan Bhagavad Gita | Doa Penyucian | Sri Gita Cha...Made Sumiarta
Doa ini mengajarkan tentang keagungan Bhagavad Gita. Gita dianggap sebagai pengetahuan tertinggi yang bersifat mutlak dan abadi. Membaca dan mempelajari Gita dengan penuh pengabdian akan membawa berkah besar bagi pembacanya, seperti mencapai kebahagiaan, mukti, dan kediaman di surga. Bahkan hanya dengan mengucapkan beberapa baris saja, seseorang sudah dapat meraih ganjar
1) The document is a summary of the Shri Hanuman Chalisa, a Hindu religious text dedicated to Hanuman.
2) It describes Hanuman as the son of wind god and Anjana, a great devotee of Rama endowed with superhuman strength and intelligence.
3) It praises Hanuman's accomplishments in serving Rama by finding Sita and healing Lakshmana, destroying demons and setting Lanka on fire.
Ajaran kelepasan Lontar Tatwa Jnana - Siwa Tattwa
Apabila presentasi ini digunakan sebagai referensi dalam penulisan ilmiah (seperti makalah, skripsi) dan populer (majalah, blog), mohon dicantumkan dalam daftar pustaka / referensi sebagai berikut :
Wiyadnya, I Gde, dkk. 2013. "Ajaran Kelepasan (Lontar Tatwa Jnana)", Bahan Presentasi tidak dipublikasikan, Jakarta: STAH Dharma Nusantara.
The document discusses the birth of Lord Krishna. It describes how Narada Muni instigated Kamsa's atrocities, leading to the killing of Devaki's first six children. It then summarizes the appearance of Balarama, followed by prayers of the demigods for Krishna's appearance. When Devaki became pregnant for the seventh time, Yogamaya transferred the fetus to Rohini's womb, while Krishna appeared in Devaki's womb. Vasudeva then carried the infant Krishna across the Yamuna river to exchange him with Yashoda's daughter to protect him from Kamsa.
The document discusses the results of a study on the effects of a new drug on memory and cognitive function in older adults. The double-blind study involved giving either the new drug or a placebo to 100 volunteers aged 65-80 over a 6 month period. Testing showed those receiving the drug experienced statistically significant improvements in short-term memory retention and processing speed compared to the placebo group.
Huruf hijaiyah terbagi menjadi dua kelompok yaitu syamsiyah dan qamariyah berdasarkan hukum bacaannya apabila bertemu dengan Lam Ta'rif. Huruf syamsiyah akan menghilangkan bacaan Lam Ta'rif sedangkan huruf qamariyah akan mempertahankan bacaan Lam Ta'rif. Terdapat 14 huruf dalam masing-masing kelompok beserta contoh kalimah untuk mengilustrasikan perbedaan hukumnya.
Dokumen tersebut membahas tentang persyaratan untuk mendapatkan kehidupan keluarga bahagia menurut ajaran Buddha. Persyaratan utamanya adalah pemahaman tentang hak dan kewajiban setiap anggota keluarga, serta pentingnya memiliki moral yang baik seperti jujur, tidak mencuri, tidak berbuat kasar, tidak berbohong, dan tidak mabuk-mabukan. Dokumen tersebut juga mengutip ajaran Buddha men
Dokumen tersebut membahas tentang hukum bacaan Alif Lam Syamsiyah dan Alif Lam Qamariyah dalam bahasa Arab. Alif Lam Syamsiyah adalah Alif Lam yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyah yang diucapkan tanpa menyebutkan lam-nya secara terpisah, sedangkan Alif Lam Qamariyah diucapkan dengan menyebutkan lam-nya secara terpisah. Terdapat perbedaan antara huruf-huruf syamsiyah dan qamariy
The document is an excerpt from a darshan with Sadhguru where he discusses what it means to be an Ishanga teacher. He explains that an Ishanga is a limb of Isha, which is the formless basis of all existence. As an Ishanga teacher, one represents an extended arm of Sadhguru. Sadhguru recommends practicing seeing with one eye, without duality or judgment, and seeing everyone as the same. He also recommends the life-changing exercise of laughing at one's own stupidity by reflecting on how often one thinks they are bigger than the universe, immortal, or disconnected from others throughout the day.
Hindu Baby Boy Names are suitable and timeless for your child and we present 25 most popular and unique names of baby boy with meaning.visit https://bit.ly/2rb8xUi
http://www.srividyasadhana.com
Sri vidhya mantras -The main modes of worship in Sri Vidya are threefold: mantra, yantra and tantra. Mantra is the sacred sound current which is chanted to purify the mind, yantra is the sacred geometry which is associated with the different forms of God and Divine Mother and tantra encompasses any number of psychophysical techniques which transform the mind, body and spirit into a conduit for divinity to flow through.
Śrī Vidyā is the name of a Hindu religious system devoted to the goddess Lalitā Tripurasundarī or simply Tripurasundarī ('Beautiful Goddess of the Three Cities'). The Sanskrit word vidyā means knowledge or lore; so the literal translation of Śrī Vidyā is Knowledge of the Goddess Śrī.
In the theology of the Śrī Vidyā the goddess is supreme, transcending the cosmos which is a manifestion of her.
The goddess is worshiped in the form of a mystical diagram (Sanskrit: yantra) of nine intersecting triangles, called the śrīcakra that is the central icon of the tradition.
The name śrīvidyā is also used to refer to a specific mantra used in this tradition having fifteen syllables. This mantra is called the pañcadaśī; The Fifteen syllabled; and the pañcadaśākṣarī. She is also worshiped with a mantra of sixteen syllables called the ṣodaśākṣarī by some people. It must also be noted that the ultimate mantra in the system is "Shodashi" having 32 syllables. ...
The underlying principle of the whole practice is to realize the ultimate unity of the Devata, the mantra, the teacher and the practitioner.
To know more about, What is Sri Vidya Sadhana ? Different traditions of Sri Vidya Sadhana?
How many levels are involved in Sri Vidya Sadhana ? What is Sri Vidya Mantra ?
What are deities associated with Sri Vidya Sadhana ? What is panchadasi mantra, Shodasi Mantra and different versions of Sri Vidya mantras? What is inner meanings of panch ‘ma’ kara ? How Das Maha Vidya is involved in Sri Vidya Sadhana ? For more details about Sri Vidya Sadhana visit http://srividyasadhana.com/
Krishna Leela Series Part 02 Prayers By The Demigods For Lord Krishna In ...Krishna Bhakti Sangha
The document discusses the background and setting for Lord Krishna's pastimes or lilas according to Vedic scriptures like the Bhagavad Gita and Srimad Bhagavatam. It describes how the devas approached Lord Brahma and the other gods due to the demoniac activities of King Kamsa, and how they prayed to the Lord to descend and relieve the world of Kamsa and his misdeeds. It also provides context about the Yadu dynasty and family of Vasudeva and Devaki into which Lord Krishna descended.
1. Kerajaan Kutai didirikan oleh Raja Kudungga di daerah Muarakaman, Kalimantan Timur, yang strategis karena terletak di tepi Sungai Mahakam.
2. Tiga raja penting Kerajaan Kutai adalah Kudungga, Aswawarman yang memeluk agama Hindu, dan Mulawarman yang memperluas wilayah kekuasaan dan banyak disebut dalam prasasti Kutai.
3. Kerajaan Kutai runtuh ketika raja terakhirnya
BHAGVAD GITA CHAPTER 6 FLOWCHARTS
Chapter six of the Gita,
Abhyasa Yoga,
alternately entitled in Sanskrit
“Dhyan Yoga” (“The Yoga of Meditation”)
UNITIVE CONTEMPLATION,
or “ Atma Sanyam Yoga”
(“The Yoga of Complete Concentration on the Self”),
the "yoga of controlling the Âmâ
Dokumen tersebut membahas tentang Islam masuk ke berbagai kerajaan di Kalimantan dan Sulawesi, seperti Kesultanan Banjar pada 1520, Kerajaan Gowa dan Tallo di Sulawesi Selatan, serta proses Islamisasi di kawasan tersebut yang dilakukan oleh para pendakwah seperti Datto Tallu.
The document discusses Guru Puja, a Hindu festival celebrating and worshipping gurus. It is celebrated on Guru Poornima day, which honors the great sage Ved Vyas. A guru is seen as a remover of darkness and ignorance who guides students towards knowledge and enlightenment. The relationship between gurus and students in ancient times was deeply revered, with students willing to make great sacrifices for their gurus out of devotion. In the RSS tradition, the flag (Bhagawa Dhwaj) represents the common guru for all, as no single human can fill that role permanently. Guru dakshina, or an offering to one's guru, is seen as a way
Kerajaan Majapahit adalah kerajaan Hindu terbesar di Jawa yang berdiri pada tahun 1293. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya di bawah pemerintahan Raja Hayam Wuruk pada abad ke-14, dengan pertanian dan perdagangan yang maju serta armada laut yang kuat.
Bhagavad Gita Arathi | Keagungan Bhagavad Gita | Doa Penyucian | Sri Gita Cha...Made Sumiarta
Doa ini mengajarkan tentang keagungan Bhagavad Gita. Gita dianggap sebagai pengetahuan tertinggi yang bersifat mutlak dan abadi. Membaca dan mempelajari Gita dengan penuh pengabdian akan membawa berkah besar bagi pembacanya, seperti mencapai kebahagiaan, mukti, dan kediaman di surga. Bahkan hanya dengan mengucapkan beberapa baris saja, seseorang sudah dapat meraih ganjar
[Ringkasan]
1. Mantra Trisandhya terdiri atas 6 mantra yang dimulai dengan Gayatri Mantra, mantra paling mulia dalam agama Hindu.
2. Wijaksara Om adalah huruf suci yang dimulai setiap mantra dan melambangkan alam semesta.
3. Mantra Gayatri memuji kecerdasan tinggi Sanghyang Widhi yang memberi pengetahuan dan kemampuan spiritual.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas teori ksatria mengenai proses masuknya budaya Hindu ke Indonesia.
2. Menurut teori ini, ksatria dari India membawa agama Hindu saat bermigrasi ke Indonesia untuk mendirikan koloni.
3. Ada pendapat yang mendukung dan menentang teori ini, namun secara umum teori ini diakui memainkan peran penting dalam penyebaran agama Hindu.
Kelas xi ips unit 1 perkembangan agama hindu buddha di indonesiayulius adi
Dokumen ini membahas latar belakang agama Hindu dan Buddha di Indonesia. Agama Hindu masuk ke Nusantara pada awal Masehi melalui pedagang India yang berlayar menggunakan angin tenggara dan membangun perkampungan. Sedangkan agama Buddha masuk setelah penyebaran oleh para biksu setelah kematian Raja Ashoka di India. Kedatangan agama-agama asing ini mempengaruhi perkembangan kebudayaan di Nusantara.
Kerajaan Tarumanegara berada di Jawa Barat dengan pusat di Bogor, berdiri dari abad ke-4 hingga ke-7 Masehi. Kerajaan ini memiliki wilayah luas mencakup Jawa Barat, Banten, dan Jakarta. Raja Purnawarman memerintah pada abad ke-4 dan membangun prasasti serta infrastruktur irigasi. Tarumanegara runtuh pada abad ke-7 akibat perebutan kekuasaan oleh Sunda.
Kerajaan Hindu Tertua di Indonesia KutaiRiana Indah
Tugas ini dibuat dalam memenuhi tugas sejarah mengenai kerajaan-kerajaan hindu di Indonesia. Dalam presentasi ini memuat mengenai awal berdirinya Kerajaan Kutai yang merupakan Kerajaan tertua di Indonesia, pemerintahannya hingga akhir dari kekuasaannya.
1. NERD = KUTU BUKU
25/07/2014 (16.30) : http://kuberdoakepadamu.blogspot.com/2013/06mantra-pujian-dewa-dewa.html
MANTRA PUJIAN DEWA-DEWA
A. PANCA SEMBAH
Muspa / Keramaning Sembah
1. Sembah puyung / tangan kosong
Mantram:
"Om atma Tattwatma Suddhamam swaha"
2. Permohonan upasaksi, ditujukan pada Sang Hyang Raditya dengan bunga putih
Mantram:
"Om Adityasyaparam jyoti, rakta teja namos’stute
Sweta pangkaja madhyastha, bhaskara ya namo stute
Om Pranamyam bhaskaram dewam sarwa klesa winasanam
Parama ditya siwartam bhukti mukti waram pradam
Om Hrang hring sah parama Çiwa raditya yanamah swaha"
3. Permohonan kerahajengan jagat, ditujukan kepada Sang Hyang Samodhaya dengan bunga merah
Mantram:
"Om Namah dewa adhisthanaya, sarwa wyapi waisiwaya
Padmasana eka pratisthaya, ardhanareswaryai namah swaha
Om Brahma Wisnu Iswara dewam, jiwatmanam trilokanam
Sarwa jagat pratisthanam sarwa rogawimorcitam sarwa
Rogawinasanam wighna desa winasanam
Om namoh siwaya"
4. Permohonan warabugraha dengan kewangen
Mantram:
"Om Anigraha manohara dewadattanugrahaka
Arcanam sarwa pujanam, namah sarwanugrahka
Dewa dewi maha sidhi yajnanga nirmalatmaka
Laksmi siddhircadhirghahayu, Nirwighna sukha wrddhisca
Om Gring anugraha arcana ya namo namah swaha
Om Gring anugraha manuhara ya namo namah swaha
Om ayu vreddhi yaca vreddhi
Vreddhi prajna sukha criyam
Dharma santana vreddhin syat
Santute sapta vreddhayah
Om yavan meru stitho devah
Yavad gangga mahitale
Candrarko gagana yavat
Tavad va vijayi bhavet
Om Dhirgahayu astu tat astu astu swaha
Om Awighnam astu tat astu swaha
Om Subhamastu tat astu astu swaha
Om Sukham bhawantu purnam bhawantu sriyam bhawantu
Sapta werdhi astu tat astu astu swaha
Antyestih parama pindam
Antyestih dewa mersittah
Sarwestih eka stanawa
Sarwa Dewa sukha pradana
Ya namo namah swaha"
5. Sembah puyung
Mantram:
"Om Dewa suksma paramacintya ya namah swaha"
Mantra Saraswati
"Om, Brahma Putri Maha Dewi,
Brahmanya Brahma wandini,
Saraswati sayajanam, praja naya Saraswati.
Om, Saraswati dipata ya namah.
2. Om Saraswati namastubhyam
Varade kama rupini
Siddharambha karisyami
Siddhir bhawantu me sada"
(Stuti & Stava 839.1)
Artinya : Om Hyang Widhi, Sakti-Mu selaku Maha Dewi dari Brahma,
Pancaran Pradana dari Brahma.
Saraswati, Dewi kemampuan berpikir, Saraswati tiada tara kebijaksanaanNya
AUM, Dewi Saraswati hamba menyembah-Mu.
Aum, Saraswati sebagai pemberi Anugrah, dalam bentuk yang didambakan
Semogalah atas segala dharma yang hamba lakukan sukses selalu atas karunia-Mu
PUJA TRI SANDHYA
"Om bhur bhuvah svah
Tat savitur warenyam
Bhargo devasya dhimahi
Dhiyo yo nah pracodayat
Om Narayana ewedam sarvam
Yad bhutam yaça bhavyam
Niskalanko niranjano nirvikalpo
Nirakhyatah suddho devo eko
Narayana na dvityo’sti kaçcit
Om Tvam Siva tvam maha devah
Isvarah paramesvara
Brahma Visnusca Rudrasca
Purusah parikirtitah
Om Papo ham papa karmaham
Papatma papasambhavah
Trahi mam pundarikaksah
Sabahyabhyantarah sucih
Om Ksamasva mam mahadevah
Sarwaprani hitankarah
Mam moca sarvah papebyah
Palayasva Sada Siva
Om Ksantavyah kayika dosah
Ksantavyo wacika mama
Ksantavyo manasa dossah
Tat pramadat ksamasva mam
Om Çanti, Çanti, Çanti Om"
Metirtha Dilanjutkan dengan matirtha dan mabija
a. Matirtha ( dipercikan tiga kali di kepala)
Mantra : Om Budha pawitra ya namah
Om Dharma maha tirtha ya namah
Om Sanggya maha toya ya namah
b. Diminum tiga kali
Mantra : Om Brahma pawaka ya namah
Om Wisnu amertha ya namah
Om Iswara jnana ya namah
c. Diraup tiga kali di kepala
Mantra : Om Sampurna ya namah
Om Sadhasiwa paripurna ya namah
Om Paramasiwa sukma ya namah
d. Memakai kembang ditelinga
Mantra : Om Sri asmara ya namah
e. Mabija
Mantra : Om Wija -wija kara ya namah
A. Setelah persiapan upacara selesai , lalu manggala upacara mulai mengambil / mengatur sikap dengan cara sebagai berikut:
1. Cuci tangan
Mantra : Om Hrah phat astra ya namah
2. Berkumur
Mantra : Om Ung phat astra ya namah
3. 3. Asana (sikap bersila)
Mantra : Om prasada sthiti sarira ciwa suci nirmala ya namah
4. Pranayama (mengatur pernafasan)
a. Puraka : Om Ang namah
b. Kumbaka : Om Ung namah
c. Recaka : Om Mang namah
5. Karasodana
Tangan kanan diatas menengadah : Om sudhamam swaha
Tangan kiri diatas : Om Ati sudhamam swaha
Mencucikan mulut : Om waktra sudhamam swaha
6. Membakar dupa
Mantra : Om Ang dhupa dipa astra ya namah
7. Menghirup asap dupa dengan cara tangan diasapi lalu dihirup berulang-ulang tiga kali
Mantra : Om Ang Brahmamrtha dipa ya namah
Om Ung Wisnumrtha dipa ya namah
Om Mang Iswaramrtha dipa ya namah
8. Mensucikan bija :
Mantra : Om Puspa danta ya namah
Om Kum kumara vija ya namah
Om Sri gandaswari amrtha bhyo ya namah swaha
9. Menuntun Atma dengan sikap tangan mudra didepan dada
Mantra : Om Ang hrdhaya ya namah
Om Rah phat astra ya namah
Om Hrang Hring sah parama siwamrtha ya namah
10. Mohon Panugrahan Ciwa - Budha
Om nama Siwa ya, namo Budha ya,
nugrahi mami nirmala, sarwa sastra suksma sidhi,
Om Saraswati prama siddhi ya namah,
sarwa karya sudha nirmala,ya namah swaha
Om siwa sadha siwa parama siwa budha
Dharma sanggya ghana dipatya ya nama swaha
11. Dilanjutkan dengan mengambil kembang terlebih dahulu diasapi dengan dupa
Mantra : Om puspa dantha ya namah swaha
Dilanjutkan dengan ASTRA MANTRA
Om Ung hrah phat astra ya namah
Om Atma tatwatma sudhamam swaha
Om Om ksama sampurna ya namah
Om Sri pasupati ung phat
Om Sriambawantu ya namah
Om Sukhambawantu ya namah
Om Purnam bhawantu ya namah swaha
(Bunga dimasukkan dalam sangku)
B. PENGAKSAMA :
1. Selanjutnya kita dahului dengan memohon maaf kehadapan Sang Hyang Widhi beserta manifestasinya.
Mantra : --Om Ksama swamam Maha Dewa
Sarwa prani hitan karah
Mam mocca sarwa papebhyah
Palayaswa sada siwa
--Om Papoham papa karmaham
Papatma papa sambawah
Trahinam sarwa papebpyah
Kanacinmam ca raksantu
--Om Ksantawyah kayika dosah
Ksantawya wacika mama
Ksantawyah manasa dosah
Tat prasiddha ksamaswa mam
C. MEMOHON TIRTA
1. Tirta pebersihan
a. Om hrang hring sah prama siva
gangga amertha ya namah swaha
Om siva amertha
4. Om sada siwa amrtha
Om parama siva amrtha ya namah swaha
b. Apsu Dewa
--Om Apsu dewa pavitrani
Gangga devi namo stute
Sarwa kleca vinasanam
Toyana Pari Chudhyate
--Om sarwa papa vinacini
Sarwa roga vimocane
Sarva kleca vinacanam
Sarva bhogam avap nuyat
c. Pancaksara
--Om pancaksaram maha tirtam
Pavitra papa nacanam
Papo koti sahas ranam
Agadam bhavet sagaram
--Om pranayama baskara devam
Sarva klesa winasanam
Pranamia ditya siwartam
Bukti mukti warapradam
---Om gangga Saraswathi Sindhu
Vipaca kociki nadhi
Yamuna mahati crsthah
Sarayucca maha nadi
2. Mohon tirta untuk diri sendiri dengan sikap amustikarane
Om idhep bhatara panca tatagata, mwang bhatara ratna traya
umandali bhajradaka ya namah swaha.
Om Gangga sindhu Saraswati ,Wipase kosiki nadi
Yamuna mahati trostah, Serayunca mahanadi
Om bhur bwah swah tirta maha pawitra yanamah swaha
(Perciki Tirta untuk Penganteb)
3. Pabersihan diri sendiri :
Mantram : Om bhatara guru angresiki, angrakih, anepung tawari, anglisah dyus kamaligi, sarwa Dewa Camani ya, umilangaken
sarwa Dewa Camani ya, umilangaken sarwa mala papa kang leteh pateletehing sariran nira. Om sama sampurna ya namah
swaha
D. 1. Ambil genta, asapi dengan dupa dan ngastawa.
Mantra : -Om kara sadhasiwa stham
Jagatnatha hitangkarah
Abiwada wada niyam
Genta sabda prakasiate
-Om ganta sabda maha sretam
Ongkarem parikirtitam
Chandra nada windu nadakam
Spulingga siwa tatwamca
-Om gantayur pujyate Dewa
Abawa-bawa karmesu
Warada labde sandeyah
Waram siddhi nirsangsayam
2. Sesudah ngastawa genta pentil palit genta sebanyak tiga mantra :
Om – Om – Om
Mantra : Om ang kang kasolkaya yanamah0
(Lakukan Petanganan Astra Mantra)
E Memohon tirta pengelukatan
1. Mantra : --Om Sang Bang Tang Ang Ing
Nang Mang Sing Wang Yang
Om Hrang Hring Sah parama Siwa
Gangga amerta yanamah swaha
--Om sarwa belikam prthiwi
Brahma Wisnu Maheswara
Anaking Dewa Putra Sarada
Sarvanastu ya namah swaha
--Om Sam Prajanam sarveda suddhamala
Suddharogah suddhadanda patakah
5. Suddhavignam suddha sakala
Dasa mala suddhadanda upata
--Om vasuputra tubyam namah swaha
Om siddhi guru srong sarasat sarva wighnam ya namah
Sarva klesa sarva roga sarva satru
Sarva papa vinasaya namah svaha
--Om Gangga sindhu Saraswati
Suyumuna gudawari narmada
Kaweri sarayu mahendra tanaya
Carmanwathi winukam
Bhadra netravati maha suranadi
Khyantan ca ya gandaki
Punya purna jalah samudra
Sahitah kurvantu te manggalam
(Bunga masukkan disangku)
2. Gangga Muncar mantram :
--Om gangga muncar saking wetan, tinghalin telaga hojanira, jambanganira selaka, tinanceban tunjung putih, padyusan Bhatara
Iswara,
--Om gangga muncar saking kidul tinghalin telaga hojanira, jambangannira tembaga, tinanceban tunjung bang, padyusan
Bhatara Brahma,
--Om gangga muncar saking kulon, tingalin telaga hojanira, jambanganira mas, tinanceban tunjung kuning, padyusan Bhatara
mahadewa,
--Om gangga muncar saking lor , tinghalin telaga hojanira, jambangan wesi, tinanceban tunjung hireng, padyusanira Bhatara
Wisnu,
--Om gangga muncar saking tengah , tinghalin telaga mumbul, ring sapta petala, muncar ring luhur, tinghalin telaga hojanira,
jambangan nira amanca warna, tinanceban tunjung amanca warna , padyusanira Bhatara Siwa,
3. Ginawe panglukatan bebanten, wenang Bhatara Siwa anglukat, anglebur dasa mala, hinambelan dening wong campur,
kaletehan dening hodak, keraraban dening roma kahiberan dening ayam, kelangkahan dening sona, menawita keraraban,
katuku ring pasar, keprayascitha denira Sang Hyang Tigamurti Hyang, Sang Hyang Eka Jnyanasurya, Sang Hyang suci
nirmala,menadyang luwiring bebanten, Om sri ya we ya namah.
4. Om dirga hayu tat astu, astu
Om awignam astu tat astu, astu
Om subham astu tat astu, astu
Om sriyam bawantu tat astu , astu
Om sukam bhawantu tat astu , astu
Om purnam bhawantu tat astu , astu
Om sapta werdi astu tat astu, astu ya namah swaha
(Bunga masukkan di sangku, bikin tirta selesai kita metirta seperti biasa)
F. Menghaturkan pensucian (buhu-buhu,tepung tawar, tetebus, kekosok, )
1. Buhu-buhu
Mantra : --Om sweta tirtanca nityam, pawitram papa Nasanam,
Sarwa rogasca nagasca, sarwa kali kalasu wina sanam
--Om Rakta tirtanca, Om kresna tirtanca, Om sarwa tirtanca
yawe namo namah swaha
2. Tepung tawar , segau
Mantra : Om Sanjna asta sastra empu sarining wisesa
Tepung tawar amunahaken, segau angeluaraken
Sakuehing sebel kandel lara roga baktanmu
3. Kekosok
Mantra : Om Tresna taru lata kebaretan kalinusan dening angin angampuhang mala wigna
Om Sidhirastu ya namah swaha
4. Tetebus
Mantra : Om raga wetan angapusaken balung pila pilu
Angapusaken otot pilu, den kadi langenging Sang Hyang Surya mangkana langgenging angapusaken kang tinebus-tebas, Om
Sampurna ya namah
5. Daksina, Sesantun (untuk pemangku):
Om Bhatara Wisnu malingga ring sasantun, Bhatara Guru asung pinugraha ring awak sariranku, salwirring winangun mwang
salwiring pinuja den ingsun, purna jati tan pamiruda, ring awak sariranku, sidhirastu ya namah.
G.1. Byakaon
Mantra : Om kaki bhuta panampik mala
Kaki bhuta panampik lara
Kaki bhuta panampik klesa
Undurakena bhaya kalaning
6. Manusaning hulun
--Om ksama sampurnaya namah
2. Isuh-isuh
Mantra : Om Sang Hyang taya tan panetra, tan pa cangkem, tanpa karna, sang jati sukla nirmala, sira mangisuh-isuhing sarwa
dewata, angilangaken sarwa bhuta dengen kala ring pada bhatara kabeh, Byah ta kita saking kulit ring balung ring sumsum,
Mantuk ta kita maring jipang sabrang melayu
Om mam nama siwa va swaha
3. Mantram telur pada isuh-isuh :
Mantra : Om antiganing sawung, pangawaking Sang Hyang Gala Candu sagilingan Kalisakana lara rogha mala pataka kabeh, Om
sah osat namah, om Bam Bhamadewa ya, Bhatara angiberaken lara rogha papa klesa mala wighnane, sarwa dewa dewi ne
kabeh. Om sri ya we namo namu namah swaha
4. Mantra Byakala :
Om Sang Kala Kali , sira angruwak kala kali, sadoyo kajenengana den ira Sang Purusangkara, makadi Sang Hyang TriyoDasa Saksi,
manusnira angaturaken pabyakaonan, angilaken dasamala, Om Siwa sampurna ya namah swaha.
5. Mantram memerciki Tirtha Byakala :
Pukulun bhatara Hyang Kali, Bhatara Hyang Sakti, Sang Kala Putih, Sang Kala Bang, Sang Kala Pita, Sang Kala Ireng, Sang kala
amanca warna, Sang kala anggapati, Sang kala karogan-rogan, sang kala pepedan, sang kali sari, sang kala pati, sang kala
sedahan kala, aja sira anyengkalen manusannira ngastuti Hyang Dewa bhatara ring Parhyangan Sakti, reh ingsun angaturaken,
tadah sajinira, bhatara kala puniki bhuktinen mudanira.
Om kala kali , byo bhuktaya namah, Om ksama sampurna ya namah, Om sarwa kala laksana ksamam ya namah swaha.
H. Prayascita
1. Memercikkan tirtha dengan list
Mantra : --Om Sang Janur kuning pangadegan ira turun Bhatara Ciwa kabaktaning janma manusa kabeh
--Om sama sampurna ya namah
Lalu diperciki tirtha dengan mantra :
Om jreng jreng sabuh angadeng nagilang akna sarwa kalan ira sang linislisan
Om sabur sweta, sabur rakta, sabur pitha
sabur krsna, sabur manca warna sarwa karya prayascita
ya suci nirmala ya namo namah swaha
2. Mantra Lis prayascita
Om ngadeg sira janur kuning, puput ngelisin, puput nyupat sidhi rastu ya namah
Om ngadeg sira janur kuning, tumurun utusan dewa batara, kala betaning sarwa dewatha , hilangaken dasamala, papa petaka,
mala wigna. Om sidirastu ya namah
3. Prayascita
Mantra : --Om prayascita kare yegi
Catur warna wicintayet
Catur wawtranca puspadyam
Ang greng reng bya stawa samam
--Om agni rahasia mukam mungguh bungkahing hati angeseng saluwiring dasa mala, teka geseng, geseng, geseng
--Om prayascita subagiyamastu
I.1. Semua sesaji yang dipersembahkan diperciki dengan tirtha penglukatan (dari tempat duduk)
Mantra : Om om sampurna ya namah
Om sudha, sudha, sudha, sudha, parisudha ya namah
Om sudha akasa, sudha bumi, sudha wighna, sudha mala
sudha papa klesa , Kasudha dening Sang Hyang Trilokanatha
Om sidhirastu tat astu svaha
Om pretama sudha , dwitya sudha, tritya sudha, caturty sudha ,Sudha sudham wariastu
2 Dengan Puja Wisnu Mantra :
Mantra : Om ung Wisnu rahada Triada
Sri Wisnu perajapati kesetra
Wiraha kalpa pertama kertayuga
Kalama sekala titha
Yuga natastra nitaya
Wedakti palem kamayuga
Sarwa dewa prayascitam kirisiyami
sobagian astu ya namah swaha
J.Menghaturkan sesayut, peras, pengambean
1. Peras daksina ke luhur :
Om Ekawara, dwi wara, caturwara, pancawara, purwa prasidha sidhi rastu namah swaha.
Om pancawara bawet brahma, wisnu saptawara waca, sadwara swara dewasca, astawara siwajnanah, omkara musciate sarwa
pras. Om pancawara, triwara, dwiwara, purna kaprasidha sidhi rastu, pras, pras, pras
2. Tipat kelanan (di daksina)
Om bhogantu sarwa ta Dewa, bhogantu sarwa Dewanca, bhogantu dewa astutyam, Om para phat astra namah swaha.
7. 3. Ajuman , rayunan, prangkatan soda, sodan , ajengan ( pekideh)
Om bhuktiantu sarwanto dewa, bhuktiantu sri lokanatha, sadnanah sapari warah , swarga sada sidhasa
4. Menghaturkan sesajen (banten dihaturkan kesowang-sowang (ke masing-masing) pelinggih).
Menghaturkan sesajen dalam bentuk pejati
Mantra : --Om Siwa sutram yadnya pawitram
Paramam pawitram prajapati jyogayusyam
Balamastu tejo paramam
Gohyanam triganam triganatmakam
--Om Namaste bhagawan agni
Namaste bhagavan ari
Namaste bhagawan isa`
Sarwa baksa utasanam
5. Untuk Sesaji dalam bentuk canang dengan Tri bhawana
Mantram : --Om paramah ciwa twam gohyah
Civa tatva parayanah
Civasya pranoto nityam
Candisaya namo stute
--Om nevadam Brahma Visnucca
Bhoktra deva mahecvaram
Sarva vya din alabhati
Sarva karyanta siddhantam
--Om jayarti jayam apunyat
Ya cakti yacam apnoti
Ciddhi sakalam apunyat
Parama Ciwa labhati
--Om bhoktra laksana yanamo Namah swaha
6. Ayu wreddhi
Mantra : --Om ayu vreddhi yaca vreddhi
Vreddhi prajna sukha criyam
Dharma santana vreddhin syat
Santute sapta vreddhayah
--Om yavan meru stitho devah
Yavad gangga mahitale
Candrarko gagana yavat
Tavad va vijayi bhavet
--Om dirghayur astu tad astu-astu svaha
K. Mensucikan sesajen .
1. Sesudah itu sesajen disucikan dengan ,
Mantra : Om Sang Hyang Tiga Murti Hyang
Sang Hyang Ekajnana cuntaka
Sang Hyang Suci Nirmalajnana
Makadi bhatara malingga ring
babanten kararaban, karampwan
denamel dening wang campur
kararaban roma , Kwaltikaning Cone
kaparodan ing wak , kapryascita den ira
Sang Hyang Tiga Murti Hyang
Sang Hyang Ekajnana cuntaka
Sang Hyang Suci Nirmalajnana
--Om criyo wai ya namo namah swaha
2. Selanjutnya muktiang sesajen kepada Sang Hyang widhi , para Deva dan Bhatara
(ngayabang samian)
Mantra : --Om deva buktam maha sukam
Bojonam parama samertam
Deva baksia maha tustam
Bokte laksana karanam
--Om bhuktiantu sarwata dewa
Bhktiantu tri lokanam
Saganah sapari warah
Sawarga sadasi dasah
--Om deva boktra laksana ya namah
Om deva trapti laksana ya namah
Om treptia parameswara ya namah swaha
8. 3. Ngayabang banten sor (segehan)
Mantra : --Om Ang Kang kasolkaya isana wosat
Om swasti-swasti sarwa bhuta kala
Suka ya namah swaha
Sonteng : Riwus sira amuktiaken segehan
muliha sira ring pasenetan nira sowang-sowang
Haywa ngrubeda , anyengkalen bhatara dewa ring kayangan sakti
Dilanjutkan dengan metetabuhan (arak berem)
Mantra : Om ebek segara, ebek danu, ebek banyu pramananing hulun
4. Pesaksi dengan Surya stawa
Mantra : Om Surya seloka nata sya, warada sya swarcanam
Sarwantah tasya sidantam, suda naya santyasam.
Om asita mandala mertyu, sitala satru nasanam,
kawi wisya rakta teja, sarwa bawa bawet bawat
5. Pesaksi dengan Pertiwi stawa :
Mantram : Om pertiwi sariram dewi, catur dewa mahadewi,
catur asrama batari, siwa bumi mahasidhi
Om ring purwa ksiti Basundari, siwa patni putra yoni,
Uma durga gangga dewi, brahma betari wisnawi
Om mahe swari hyang kumari, gayatri berawi gauri,
Arsa sidhi maha, Indra Nicambuni dewi
Om akasa siwa tattwa ya namah swaha
Om pertiwi dewi tattwa ya namah swaha
6. Memohon Sang Hyang Widhi agar berstana di Padmasana dengan sikap ambil kembang dan bija lalu diasapi dan dipegang
dengan sikap mudra ditaruh didepan dada.
Mantra : Om Om anantasana ya namah
Om rm dharma singa rupaya svetha varna ya namah
Om rm jnana singa rupaya rakta varna ya namah
Om rm viragya singa rupaya pita varna ya namah
Om rm Iswara singa rupaya kresna varna ya namah swaha
Om Om padmasana ya namah swaha
Om I Ba Sa Ta A
Om Ya Na Ma Si Va
Om Mam Um Am namah
Om Om Dewa pratista ya namah
Om Sa Ba Ta A I
Om Na Ma Si Va Ya
Om Ang Ung Mang Namah
Selesai mengucapkan mantra bunga ditaburkan kedepan
7. Kemudian menghayat Sang Hyang Ciwa Raditya , Bhatara dan Dewa Maheswara memakai kembang dengan sikap
Amustikarana
Mantra : Om Om anantasana ya namah
Om Om padmasana ya namah
Om padma pratistha ya namah
Om Om dewa pratistha ya namah
Om hrang hring sah parama siwaditya ya namah swaha
Mantra : Om Sang Bang Tang Ang Ing
Nang Mang Sing Wang Yang
Om Ang Ung Mang namah swaha
Om Mang Ung Ang
Om sri guru bhio namah
8.Siwa sutram astawa (betara-betari ) luhuring akasa (selaku pesaksi)
Mantra: --Om sah osat maha yapiyam guhyam
Paramam sidakam siwangam
Iti uktam maha petakam nasanam
--Om surya sutram yahino pawitram
Peramem pawitram, perajapati yoga yusiam,
balamastu teja param guhayanem
Triganam triganatmakam
--Om hari , om koti surya prekasam
Candra koti herdayam iti, wedha mantra gayatri
Mantra-mantra sad aksara, sarwa dewa pitha suyambu
bargo dewa siya dimahi
9. 9. Ngadegang bhatara -bhatari ring wangi kabeh, dengan puja tri bhuana astawa :
-Om parama siwa tanggohyam
Siwa tattwa parayanah
Siwasya pranata nityam
Candisaye namostute
-Om niwidyam brahma winusca
Bhoktam dewa maheswaram
Sarwa wyadi nalabate
Sarwa karyanta sidantam
-Om jayarte jayamapunyat
Ya sakti yasa mapnoti
Sidhi sakala mapunyat
Parama siwa labhate
(Siratang ke awang-awang)
10. Menghaturkan sembah kepada Sang Hyang Siwa Raditya
Mantra : -Om Adityasia paramjyotih
Rakta teja namustute
Sivageni teja mayance
Siva Dewa wisiantakem
-Om padma lingganca pratista
Astadewa prakirtitam
Siwagraha sangyuktam
Ganaksaram sadasiwa
-Om Sa Ba Ta A I
Na Ma Si Va Ya
Ang Ung Mang
11. Menyambut para Dewa , Batara, ambil kembang dengan sikap Amustikarana
Mantra : Om pranamia sang linggam
Dewa linggam maheswara
Sarwa dewati dewanam
Tasme lingga ya we namah
12.Mantra-mantra saluiring sesayut/tebasan :
Mantra: Ong asato ma yotir sad gamaya
Temaso ma yotir gamaya
Metyor amertham ma yotir gamaya
13. Ngayaban keluhur :
Mantra : Om dewa boktam maha sukam
Bojanem peramem semertham
Dewa baksiyam maha tustam
Boktra laksana kerana ya namah suaha
Om sarwa dewa -dewi , suka pradana
Suasti-suasti ya namah suaha
14. Mantra babanten muah pegadangan Galungan
Mantra (sonteng) :
Pakulun paduka batara sarining Galungan , manusanira kinawruhaken sarining Galungan , ingsun wruh sarining Galungan ,
angisep sari raina wengi, angisep sarining bhuwana , angisep sarwa sari , angisep sarining bhuwana kabeh, dadi ngulun bhuwana
iwih , akadang ratu, suka sugih, sariraning ulun kedep anak-anak, aputu, abuyut, tumus tekeng anak putu buyut ringulun, Sang
Hyang Trayodasa saksi anak sini ngulun.
15. Mantra babanten Galungan
Mantra (sonteng) :
Ong sang tabe ya pukulun sang kadali puspa, sarining ngamanah, angastuti bhatara siwa tata gata, mwang Bhatara Dharma ,
mwang bhatara budha, sarwa dewa dewi sama daya kajenengan denira Sang Hyang Tripurusa , kesaksenan de nira Sang Hyang
Trayodasa saksi, awas sasajinira, itung warna kabeh, winugra hanipun angganing janma makadi sarwa tinandur, amurah kang
sarwa tinuku, dirgha hayu rastu tatastu astu ya namah.
16. Untuk Pura Ulun Danu (Sri Astawa):
Mantram :
Om Indra giri putri wiryam, sri gangga uma dewisca, saraswati wirya dewyam, amerta bumi suda jiwanama.
Om narmada bhoga mapnuyad, amertha warsa nugrahakem, surya nadi swarga tana , sarwa dewam namo myaham.
Om amertha kamandalu nityam, perastitam tu sarwa jiwam, uma dewi laba bakti, amartha bumi sudatmakam.
Om sri gangga dewi pratista, jagra bhawa suda wiryam, nirmala amertha jiwitam, sarwa roga winasanam.
Om gangga gori maha wiryam, sarwa papa winasanam, roga pati durga dewi, gangga dewi sariranam.
Om sarwa jagat suddha nityam, amertha bumi nugrahakam, sarwa kali paraharanam, sarwa dukka wimoksanam.
Om sidirastu ya namah swaha.
10. L.1. Menghaturkan asep kepada para Dewa dan Batara
Mantra : Om Ang Brahma sandhya namo namah
Om Ung Wisnu sandhya namo namah
Om Mang Iswara sandhya namo namah
Sidirastu yanamah suaha
2. Puja Tehenan
Mantra : Om kaki penyeneng nini penyeneng
Om Brahma, Wisnu,Iswara
Surya candra lintang terenggana
Om awang-awang-uwung-uwung
Sidirastu yanamah suaha
3. Puja Jagatnata
Mantra : Om Ang Brahma Perajapati sretah
Suyambu weradem guru
Om brahma sekayam usiyatha
Om rang ring sah Brahma praja pati Ya nama namah swaha
4. Pengaksma Jagatnatha
Mantra : Om ksamaswamam Jagatnatha
Sarwa papa nirantaram
Sarwa karya minda dehi
Prenamya misora isanam
--Om ksama swamam maha yasta
Yastha surya gunatmakam
Winasaya sesatem papem
Sarwa seloka darpayana
--Om gring dewa arcanaya ya namah swaha
Om gring dewa tarpana ya namah swaha
M. Dilanjutkan dengan persembahyangan bersama .
1. Puja Tri Sandhya
2. Muspa Panca Sembah
a. Sembah tangan kosong
Mantra : Om Rah phat Astra ya namah swaha
Om Atma Tatwatma sudhamam swaha
b. Sembah memakai kembang kepada Ciwa Raditya
Mantra : --Om Aditya sya paramjyotir
Rakta teja namustute
Sweta pangkaja madhyasta
Basjkaraya namustute
--Om Pranamya baskara dewam
Sarwa klesa winasanam
Pranamya ditya siwartham
Bukti mukti warapradam
--Om Hrang hring sah parama ciwa ditya ya namah swaha
c. Sembah memakai kembang/ kewangen ke Dewa Samodaya
Mantra :--Om Namo Dewaya adhisthanaya
Sarwa wyapinesiwaya
Padmasanaya ekaprathisthaya
Ardanareswarya ya namah swaha
--Om giri pati maha wiryam
Maha dewa pratista linggam
Sarwa dewa pranamiam
Sarwa jagat pratistanam
Om giri pati dipatayanamah
d. Sembah memakai kewangen untuk memohon waranugraha
Mantra :--Om Anugraha manoharam
Dewa datha nugrahakam
Hyarcanam sarwa pujanam
Namah sarwa nugrahakam
--Om Dewa dewi maha sidhi
Yajnanga nirmalatmaka
Laksmi sidhisca dirgayuh
Nirwighna suka wreditah
--Om Ghring anugraha arcanaya namo namah swaha
11. Om Ghring anugraha manuharaya namo namah swaha
e. Sembah tangan kosong
Mantra : Om Dewa suksma Paramecintya ya namah swaha
Om Santhi Santhi Santhi Om
N.1. Memohon tirta Wangsuhpada
-- Om Namaste bagawan gangga, namaste sita lambwapi,
salilam wimalam toyam, swambu tirtha bojanam
---Om subeksa asta asteya, dosa kilbi sana sane
pawitram semaha tirtha, gangga tirtha maha nadhi
---Om bajra reni maha tirtha, papa soka wina sanam
Nadi puspa laya nityam, nadi tirtha ya praya
---Om tirtha nadi kumbasca, warna dewa mahatmanam
Muninam manggala sumcaya, wiyapica dewa akasah
---Om sarwa wigena winasantu , sarwa klesa winasantu
sarwa papa winasaya, sarwa roga winasanam
2. Metirtha
Dilanjutkan dengan matirtha dan mabija
a. Matirtha ( dipercikan tiga kali di kepala)
Mantra : Om Budha pawitra ya namah
Om Dharma maha tirtha ya namah
Om Sanggya maha toya ya namah
b. Diminum tiga kali
Mantra : Om Brahma pawaka ya namah
Om Wisnu amertha ya namah
Om Iswara jnana ya namah
c. Diraup tiga kali di kepala
Mantra : Om Sampurna ya namah
Om Sadhasiwa paripurna ya namah
Om Paramasiwa sukma ya namah
d. Memakai kembang ditelinga
Mantra : Om Sri asmara ya namah
e. Mabija
Mantra : Om Wija -wija kara ya namah
N.1.. Penutup
--Om Hinaksaram hina padam
Hina mantram tathaiwaca
Hina bhaktim hina wrdhim
Sada ciwa namo stute
--Om mantra hinam kriya hinam
Bhakti hinam Maheswara
Yat pujitam Mahadewa
Pari purnam tad astume
2. Puja Pralina
1. Kalau rangkaian upacara itu sudah selesai dilanjutkan dengan Puja Pralina
Mantra : Om A Ta Sa Ba I
Om Na Ma Si Wa Ya
Om Ang Ksama sampurna ya namah swaha
3. Rangkaian upacara oleh Manggala ditutup dengan parama santhi
Mantra : Om santhi santhi santhi Om
Posted by gusbiem at 7:03 PM
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest
GAYATRI MANTRAM
Sri Krishna di dalam Bhagavat-Gita bersabda kepada Sri Arjuna, bahwasanya diantara berbagai mantra, maka Gayatri Mantra
adalah yang tertinggi sifatnya dan Beliau sendiri adalah pengejawantahan dari esensi mantra ini. Ada dua versi mantra Gayatri
yang paling populer diantara berbagai jenis mantra-mantra Gayatri. Yang pertama adalah seperti berikut ini :
GAYATRI MANTRA
Om Bhur, Om Bwah, Om Swah,
Om Tat Savetur Varenyam
Bhargo Devasya Dimahi,
Dhiyo Yonah Prachodayat
12. Mantra ini disebut juga dengan nama Savitri Mantra, karena sebenarnya didedikasikan ke seorang dewa yang bernama Savitr.
Ada juga sebutan Savitri-gayatri di buku-buku kuno, dan mantra ini ditujukan pada zaman tersebut pada Dewa Surya secara
kaidah-kaidah yang terdapat di dalam Veda, dan hal ini juga disebut sebagai Gayatri. Kaidah ini disebut:
“Om Tat-Savitur-Varenyam
Bhargo Devasya Dhimahi
Dhiyo yo Nah Pracodayat”
Apakah mantra Gayatri ini sebenarnya dan apakah manfaatnya, sehingga sedemikian agungnya mantra ini? Konon Gayatri
sendiri yang adalah manifestasi dari lima bentuk bunda alam-semesta ini bersifat maha prakriti (Maya, ilusi Ilahi). Kelima dewi ini
adalah Saraswati-Laksmi-Durga-Uma dan Kali, yang membaur menjadi satu bentuk dominan di seluruh alam semesta ini, baik di
alam buana-alit maupun buana-agung. Gayatri lahir dari Sang Pencipta Brahma pada awal penciptaan dunia ini yang tersirat di
Veda sebagai mantra yang bersifat universal, yaitu suatu bentuk Pengagungan dari Yang Maha Kuasa dalam bentuk seorang
Bunda alam-semesta itu sendiri dengan kelima bentuk kewajibanNya. Itulah sebabnya walaupun memiliki hanya satu raga,
Beliau berkepala kelima dewi di atas tersebut. Dewi Saraswati adalah lambang dari ilmu pengetahuan, sastra, agama, literatur,
keindahan dan seni budaya. Tanpa Beliau, manusia hidup seperti ibaratnya fauna yang tidak berbudi-pekerti. Dewi Laksmi
adalah lambang dari kejayaan, kekuatan, kemakmuran dan sebagainya. Beliau adalah shaktinya Dewa Vishnu Sang Pemelihara
alam semesta ini, sedangkan Dewi Saraswati adalah shaktinya Dewa Brahma Sang Pencipta. Durga adalah berkuasa di atas
segala bentuk kebatilan, asuras dan bentuk-bentuk yang bersifat iblis; barang siapa memuja Beliau dipastikan akan dijauhkan
dari segala mara-bahaya yang ditimbulkan oleh berbagai asura ini. Di Indonesia ada konsep yang salah mengenai Durga ini,
Beliau dianggap sebagai ratunya para setan-dedemit, padahal Beliau ini menguasai mereka dan tanpa Beliau semua unsur iblis
ini akan meraja-lela tidak terkendali. Di India dan di seluruh dunia Beliau adalah Dewi yang paling dipuja demi mendapatkan
imbalan-imbalan duniawi, disamping Laksmi dan Dewa Ganeshya.
Dewi Uma atau Prathivi, atau Pertiwi adalah juga isteri atau shakti dari Shiva Mahadewa. Beliau adalah ibu Pertiwi ini
merupakan Tuhan insan Hindu yang pertama-tama harus dipuja. Sedangkan Kali, lahir dari Shiva itu sendiri dan akhirnya
“membunuh” Shiva dengan kekuatannya. Sebuah simbolisasi dari Sang Waktu (Kala dan Kali), yang maha dominan dan abadi.
Dewa-dewi boleh berakhir tugas, tetapi tidak Sang Kala ataupun Sang Kali. Secara spiritual Gayatri dianggap hadir selama 9 bulan
10 hari di dalam rahim seorang ibu yang sedang mengandung, dan selama itu pula sang jabang bayi belajar akan hakikat Tuhan
Yang Maha esa dengan segala fenomenaNya baik di alam bumi ini maupun di buana-agung dimana Beliau senantiasa maha hadir
dimana saja. Sewaktu seorang jabang bayi lahir, ia menangis pertama kali, dan setiap bayi selalu merneriakkan uah, uah.
Menurut para ahli spiritual Hindu, kata pertama yang keluar dari mulut sang bayi, bangsa apapun ia dan lahir dimanapun, ia
adalah : Aum, Aum, Aum, karena tiba-tiba sang jabang bayi kehilangan Gayatri. Oleh karena itu sewaktu dibabtiskan beberapa
hari kemudian, versi pertama gayatri ini oleh sang ayah akan dimanterakan di telinga sang jabang bayi, agar ia sadar kembali
akan hakikat kehidupannya di dunia ini.
Sayang sekali hampir semua ayah tidak sadar akan makna mantra ini, dan hampir semua pendeta yang melakukan upacara
untuk si bayi ini lebih terbius dengan pembayaran yang akan diterimanya. Lambat-laun hilanglah hakikat sesungguhnya dari
mantra yang teramat sakral ini. Sesungguhnya mantra yang utama ini diperuntukkan demi majunya jalan spiritual seseorang dan
bukan untuk mendapatkan pahala-pahala seperti keselamatan, rezeki dan kekayaan. Dengan mengulang-ulang mantra ini
seseorang akan dibersihkan dari berbagai kekotoran duniawinya, namun itu baru bisa terjadi seandainya pemahaman seseorang
akan mantra ini sempurna. Kalau hanya mengulang-ulang ibarat burung beo, maka yang didapatkannya hanyalah kebodohan
belaka. Pemahaman yang baik akan mantra ini akan mengungkap Sang Jati Diri yang bersemayam di dalam diri kita melalui
dhyana yang berkesinambungan dan tanpa pamrih. Dan dhyana ini seharusnya dibukakan oleh seorang guru yang telah
berstatus dwijati dan non-pamrih dalam segala hal. Pada saat seseorang berguru, inilah mantra Gayatri versi kedua diberikan
kepadanya secara spiritual, dan ini disebutkan kelahiran kembali (kedua kalinya). Versi kedua akan kami utarakan pada
keterangan-keterangan berikutnya. Biasanya untuk mendapatkan jalan dhyana ini seseorang akan diminta untuk menyiapkan
dirinya menjadi vegetarian total, dan bersikap total ahimsa dan non-pamrih dalam segala hal, walaupun hidup secara duniawi
secara wajar-wajar saja.
Konon maha mantra ini diturunkan pertama kalinya kepada manusia di bumi ini kepada Resi Visvamitra yang agung di zaman
yang teramat silam. Keseluruhan mantra ini termuat dalam mandala ketiga dari Rig Veda. Mantra yang sama ini juga hadir Sukla
Yajurveda dan Krishna Yajurveda. Di Bhagavat-Gita Sri Krishna bersabda bahwasanya cahaya yang meliputi surya dan chandra
adalah CahayaNya semata, jadi menurut para kaum suci, ini berarti Mantra Gayatri adalah mantra pencerahan akan hakikat
Yang Maha Hakiki.
Om Bhur berarti ….Wahai Yang Maha Esa, Dikaulah Sang Bhumi.
Om Bwah berarti ….Wahai Yang Maha Esa, Dikaulah Alam-Semesta.
Om Svah berarti ….Wahai Yang Maha Esa, Dikaulah Kehampaan yang menyelimuti bumi dan alam semesta ini.
Sedangkan tiga baris mantra di atas berarti:
“Kami bersemedi ke arah Cahaya Ketuhanan Sang Surya, semoga cahaya surgawi ini menerangi aliran pikiran yang ada di dalam
budhi (intelek) kami.”
Arti dari wacana Gayatri
Gayatri sudha pratyag-Brahma-aikya-bodhika
1. Mantra Gayatri mengindikasikan ilmu pengetahuan yang terutama akan hakikat penyatuan dengan Sang Atman yang hadir di
dalam diri kita dan Yang Maha Hadir di mana saja.
2. Yang mengetahui akan segala bentuk budhi (intelek) yaitu Yang Menerangi semua bentuk pikiran dan hadir di semua bentuk
13. intelek, yang merupakan Saksi dari semua bentuk budhi …. Ialah Sang Jati Diri yang disiratkan oleh Mantra Gayatri.
3. Maha Brahma, Realitas transedental yang Hakiki adalah merupakan Sang Jati Diri itu semata-mata, dengan mejapakan
Gayatri, Beliau akan bangkit (di dalam diri kita). Sang Atman ini diindikasikan di Mantra Gayatri sebagai Sang Surya (Savitur).
4. Kata “tat” disini mengartikan yang maha hadir, Sang Atman di dalam diri kita, yang bukan tidak dan bukan lain adalah Sang
Atman di dalam semuanya, yaitu Yang Maha Atman (Param Brahma).
5. Kata surya (Savitur) bermakna Tunggal, yaitu satu substratum bagi semua pengalaman delusi yang berbasiskan pruralitas dan
juga berbagai permainan ilusi di medan penciptaan ini, termasuk juga dalam tahap pemeliharaan dan penghancurannya (kiamat,
pralaya).
6. Kata “Varenyam” (Yang dipuja-puji, Yang dikagumi) berarti Dia (Itu) yang dituju setiap insan (semuanya), Yang bersifat
ananda-rupam (rahmat, berkah yang tidak ada batasnya).
(kata ini pada saat berjapa harus dilantunkan sebagai Varenyam)
7. Kata “Bhargah” berarti yang menghancurkan semua bentuk kebodohan, ketidak-sempurnaan yang dipancarkan oleh
kekurang-pengetahuan akan pemahaman Sang Ralitas. Dimana hasil-hasil kebodohan tersebut dihancurkan, maka di situ akan
hadir kesadaran akan Realitas Yang Maha Esa secara segera.
8. “Devashya” (Cahaya) di sini bermakna kesadaran yang senantiasa hadir, menerangi baik di dalam maupun di luar, di tiga tahap
(alam) ….. kesadaran, alam-mimpi dan alam tidur-lelap.
9. Yang adalah sifatKu yang murni, yaitu AtmanKu, adalah tidak lain tetapi Berkah yang terutama, substratum untuk semuanya,
jauh diluar berbagai penderitaan dan tragedi, bersinar sendiri, bersifat kesadaran yang murni, yaitu Brahman Itu Sendiri.
10. Kata “Dhimahi” berarti yang menjadi tujuan meditasi kami, berasal dari konstruksi di Veda.
11. Sekarang jelaslah sudah bahwa Mantra-Gayatri ini mengindikasikan kesadaran dan kebangkitan (dalam arti yang dalam)
dalam diri kita agar kita faham akan Hakikat Hyang Tunggal yang menghidupi setiap makhluk.
12. Di dalam daftar kata-kata vedik, maka kata-kata Bhuh (Bhur), Bhuvah (Bhvah), Svah, Mahah, Janah, Tapah dan Satyam,
semuanya berjumlah tujuh disebut “Vyahrti-S”. Dari ke tujuh kata-kata ini, hanya tiga kata pertama dipergunakan untuk
pemujaan sehari-harinya. Semuanya pada hakikatnya mengindikasikan Hakikat Brahman Yang Maha Abadi.
13. “Bhuh” mengindikasikan keabadian. Yaitu Yang Maha Hadir di setiap periode sang waktu, Yang Maha Suci, Yang Senantiasa
Merdeka, Yang bersifat eksistensi murni di dalam setiap bentuk.
14. Kata “Bhuvah” menyiratkan makna dari kesadaran yang murni, kata ini berasal dari imajinasi, yang menyiratkan akan
kehadiran kesadaran yang menerangi berbagai pikiran kita.
15. Kata “Svah” sebagai vyahrti bermakna : realitas terutama dari seseorang itu sendiri, karena apa yang dituju secara amat
sangat oleh setiap ciptaan adalah Sang Jati Diri kita sendiri.
16. Kata “Mahah” berasal dari kata megah yang berarti Yang Dipuja, yang secara langsung berarti Yang Maha Megah atau Yang
Maha Dipuja yaitu Sang Jati Diri Yang Maha Utama.
17. Vyahrti “Janah” bermakna: Mencipta, yang berarti Yang Maha Pencipta dari mana berasal semua bentuk nama dan rupa,
baik yang berada di dalam maupun di luar.
18. Kata “Tapah” bermakna: Penuh dengan terang-benderang, kecemerlangan, yang tak terhingga. Sang Jati Diri sebagai bentuk
kesadaran adalah satu-satunya yang merupakan sumber semua cahaya di alam-semesta ini.
19. Kata “Satyam” bermakna: Sebuah tahap yang jauh sekali dari jangkauan berbagai keterbatasan seperti penderitaan dan
berbagai penyakit.
20. Ketujuh Vyahrti-S diterangkan dan disebut sebagai tujuh loka, yaitu tujuh bentuk kesadaran atau pengalaman.
(juga berarti 7 cakra utama di raga setiap manusia, ini adalah sendi-sendi buana-alit kita yang berhubungan dengan 7 loka di
alam-semesta (buana-agung). Fenomena ini hanya bisa difahami oleh seorang sishya dibawah bimbingan guru yang telah dwijati
secara murni).
21. “Etad-uktam bhavati”. Kata-kata ini bermakna: Oleh karena itu semenjak semula kami telah mengindikasikan bahwasanya
Gayatri adalah pengejawantahan dari Realitas Yang Maha Utama, yaitu Sang Brahman.
22. Sang Jati Diri, Yang adalah eksistensi murni, adalah makna yang disirat dan diindikasikan oleh Mantra-Mantra Veda OM, yang
menunjuk ke Brahman. Ketujuh loka juga menjabarkan makna dari OM dan yang dimaksud ini adalah Sang Brahman itu sendiri,
dan bukan yang lain-lainnya, sebenar-benarnya hanya Beliau satu-satunya yang eksis.
23. Demikianlah, ketujuh Vyahrti-S menunjuk, dengan seluruh makna dan isi kandungan mereka, ke arah Sang Brahman, Sang
Jati Diri (Atman) dalam kesemuanya.
MEDITASI DENGAN GAYATRI MANTRA
Sudah dikatakan Gayatri mantram mempunyai vibrasi sangat kuat terhadap otak dan batin asalkan tahu bagaimana cara
menggunakan mantra tersebut. Meditasi
pada hakekatnya berhubungan dengan pikiran, kesadaran, serta spirit dan sangat dibutuhkan guru yang khusus. Apabila anda
ingin menjadikan Gayatri Mantra sebagai bagian dari meditasi anda harus melakukan puasa putih(tanpa garam, dan tidak
minum susu) selama dua hari untuk memohon berkat kepada Maha Dewi.
Lakukan puasa mulai hari Rabu (pagi) sampai Jumat (pagi) hanya makan nasi putih dan air putih saja dan lakukan puja Gayatri
setiap pagi menghadap matahari
terbit, siang hari, dan malam hari. Dalam mengucapkan Gayatri mantra enam kali untuk pagi hari, empat kali untuk siang hari,
dan dua puluh sembilan kali untuk
malam hari. Lakukan puasa dan puja Gayatri dengan ketulusan hati jangan memohon suatu daya-daya sakti tertentu sebab
belum tentu keinginan anda akan terpenuhi. Setelah melakukan puasa dan puja gayatri selama dua hari barulah anda di
perkenankan untuk melakukan meditasi ternadap Gayatri mantra sebab api spirit anda sudah menyala.
14. Tambahan:
Dalam penjelasannya puasa putih ini dapat dilakukan sehari saja tapi harus pada hari kelahirannya. Misalnya lahir hari Senen,
maka puasa dilakukan pada Senen pagi hingga Selasa pagi.
TEORI MEDITASI
Sebelum meditasi cucilah muka, tangan, serta kaki, atau anda mandi untuk membersihkan badan dari kotoran sekaligus
membuat badan menjadi segar. Duduklah dengan memakai alas dari kain, tikar, atau selimut, posisi punggung tegak lurus dan
tangan diletakkan dipangkuan dalam posisi relek. Pejamkan mata, serta tenangkan pikiran berberapa detik, setelah itu ucapkan
mantra
“OM Bhur, OM Bhuvah, OM Svah”
ucapkan dengan suara lambat serta santai jangan tergesa-gesa sebanyak lima kali, ini bertujuan untuk membersihkan lapisan
pikiran.
Pada saat mengucapkan mantra ini arahkan pikiran pada mantra dan suara bukan pada bayangan pikiran. Setelah baca mantra
selesai tutuplah mulut serta tenangkan pikiran lalu ucapkan Gayatri mantram
” OM Bhur, Bhuvah, Svah, tat savitur varenyam, bhargo devasya
dimahi, dhiyo yo nah pracodayat”
dengan lambat dan tenang di dalam hati. Arahkan pikiran serta getaran suara mantra pada jantung, anda cukup meniatkan saja
bukan membayangkan.
Meditasi dengan Gayatri mantram sangat efektif untuk berbagai macam keperluan seperti melindungi diri dari energy negatif,
kecantikan, kekuatan batin, kecerdasan
dan lain-lain. Kekuatan Gayatri mantra tidak bisa berfungsi apabila disertai niat kurang baik. Meditasi Gayatri mantra apabila
dilakukan dengan baik serta
tulus akan banyak muncul keajaiban-keajaiban yang tidak bisa kita sangka. Gayatri mantra bukan bekerja pada maksud si
meditator namun, karunia, energy,
rahmat, dari Maha Devi Gayatri yang berhak menentukan. Bagaikan mobil, sang supirlah yang tahu kemana tujuan dari mobil
itu, bukan tujuan dari mobil tersebut yang dituruti sang supir.
Energy Gayatri masuk dari ubun-ubun melalui tulang belakang serta menyebar keseluruh tubuh fisik, tubuh energy, dan atma.
Banyak guru-guru suci yang tercerahkan mengatakan “pencerahan akan kalian dapatkan pada Gayatri mantra. Pada jaman kali
yuga ini tiada yang mampu melepaskan lapisan kekotoran pikiran selain getaran halus dari Gayatri mantra.
TIPS
Apa bila anda merasa ada sakit yang disebabkan oleh ulah niat jahat seseorang, dan kalau percaya dengan hal ini anda bisa
menggunakan cara berikut ini. Sediakan air bersih , higienis, untuk diminum, lalu jemurlah air tersebut pada cahaya matahari
serta cahaya bulan di malam hari. Setelah air tersebut dijemur oleh kedua unsur cahaya tersebut berdoalah pada Tuhan sambil
membaca Gayatri mantram 11 kali, setiap habis membaca gayatri mantram tiupkan nafas anda pada air tersebut. Air tersebut
bisa diminum atau dipakai campuran obat, mandi dan lain-lainnya. Dengan kekuatan ini segala macam bentuk energy jahat dari
seseorang akan hancur oleh kekuatan dari mantra tersebut, hal ini sering terbutkti di daerah-daaerah terpencil. Ada banyak lagi
cara-cara yang bisa dijadikan renungan, betapa Gayatri mantra mempu untuk menghadapi dilema dalam hidup ini.
Posted by gusbiem at 4:46 PM
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest
http://wahana08.wordpress.com/doa-dan-mantram/
DOA SEHARI-HARI MENURUT HINDU
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu,
Buku ini di-punia-kan kepada umat Hindu di mana pun berada, sebagai sebuah Jnyana-Yadnya dari kami, dengan harapan dapat
digunakan di saat bersembahyang baik dalam rangka suatu upacara tertentu maupun dalam kehidupan sehari-hari.Kita
mengetahui bersama bahwa pada dewasa ini umat Hindu sedang menghadapi tantangan yang cukup berat sebagai dampak
pengaruh globalisasi dunia yang tidak hanya menyangkut bidang politik, ekonomi,sosial, maupun budaya, tetapi juga telah
memasuki bidang spiritual. Oleh karena itu umat Hindu, khususnya kaum muda, pelajar, dan Mahasiswa perlu mempunyai
pegangan yang teguh dalam ke-Hindu-an mereka, antara lain dalam mengucapkan doa, puja, dan mantra yang tepat dan benar.
Dalam hubungan itu, kami dari Lembaga Stiti Dharma, yakni sebuah LSM yang berdiri di Singaraja Bali tanggal 16 Nopember
2005, berupaya menyumbangkan tenaga dan pikiran untuk menegakkan Hindu yang kokoh di mana para pemeluknya berpegang
teguh pada ajaran Trihita Karana,yakni
1.Memelihara bhakti yang luhur kepada Hyang Widhi.
2.Menjaga hubungan yang harmonis dengan sesama umat manusia,
melimpahkan kasih sayang, dan mencintai semua mahluk di bumi.
3.Memelihara alam dan lingkungan agar tetap lestari.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Putu Setia dari Penerbit Pustaka Manikgeni yang telah menghimpun
doa-doa dalam buku ini, dan juga kepada Dewan Pengelola Dana Punia Peduli Umat Majalah Hindu Raditya, yang telah
membiayai penerbitan buku kecil yang khusus disumbangkan ini.
15. Om Santih, Santih, Santih, Om
Singaraja, 1 Januari, 2006
LEMBAGA STITI DHARMA
MARI BERSEMBAHYANG
Pada umumnya, sebelum melakukan persembahyangan –baik dengan Puja Trisandya maupun Panca Sembah– didahului dengan
penyucian badan dan sarana persembahyangan. Urutannya sebagai berikut:
1.Duduk dengan tenang. Lakukan Pranayama dan setelah suasananya tenang ucapkan mantram ini:
Om prasada sthiti sarira siwa suci nirmalàya namah swàha
Artinya: Ya Tuhan, dalam wujud Hyang Siwa, hamba-Mu telah duduk tenang, suci, dan tiada noda.
2.Kalau tersedia air bersihkan tangan pakai air. Kalau tidak ada ambil bunga dan gosokkan pada kedua tangan. Lalu telapak
tangan kanan ditengadahkan di atas tangan kiri dan ucapkan mantram:
Om suddha màm swàha
Artinya: Ya Tuhan, bersihkanlah tangan hamba (bisa juga pengertiannya untuk membersihkan tangan kanan).
Lalu, posisi tangan dibalik. Kini tangan kiri ditengadahkan di atas tangan kanan dan ucapkan mantram:
Om ati suddha màm swàha
Artinya: Ya Tuhan, lebih dibersihkan lagi tangan hamba (bisa juga pengertiannya untuk membersihkan tangan kiri).
3.Kalau tersedia air (maksudnya air dari rumah, bukan tirtha), lebih baik berkumur sambil mengucapkan mantram di dalam hati:
Om Ang waktra parisuddmàm swàha
atau lebih pendek:
Om waktra suddhaya namah
Artinya: Ya, Tuhan sucikanlah mulut hamba.
4.Jika tersedia dupa, peganglah dupa yang sudah dinyalakan itu dengan sikap amusti, yakni tangan dicakupkan, kedua ibujari
menjepit pangkal dupa yang ditekan oleh telunjuk tangan kanan, dan ucapkan mantra:
Om Am dupa dipàstraya nama swàha
Artinya: Ya, Tuhan/Brahma tajamkanlah nyala dupa hamba sehingga sucilah sudah hamba seperti sinar-Mu.
5.Setelah itu lakukanlah puja Trisandya. Jika memuja sendirian dan tidak hafal seluruh puja yang banyaknya enam bait itu,
ucapkanlah mantram yang pertama saja (Mantram Gayatri) tetapi diulang sebanyak tiga kali. Mantram di bawah ini memakai
ejaan sebenarnya, “v” dibaca mendekati “w”. Garis miring di atas huruf, dibaca lebih panjang. Permulaan mantram Om bias
diucapkan tiga kali, bisa juga sekali sebagaimana teks di bawah ini:
Mantram Trisandhyà
Om bhùr bhvah svah
tat savitur varenyam
bhargo devasya dhimahi
dhiyo yo nah pracodayàt
Tuhan adalah bhùr svah. Kita memusatkan pikiran pada kecemerlangan dan kemuliaan Hyang Widhi, Semoga Ia
berikan semangat pikiran kita.
Om Nàràyana evedam sarvam
yad bhùtam yac ca bhavyam
niskalanko nirañjano nirvikalpo
niràkhyàtah suddo deva eko
Nàràyano na dvitìyo’sti kascit
Ya Tuhan, Nàràyana adalah semua ini apayang telah ada dan apa yang akan ada, bebas dari noda, bebas dari kotoran, bebas dari
perubahan tak dapat digambarkan, sucilah dewa Nàràyana, Ia hanya satu tidak ada yang kedua.
Om tvam sivah tvam
mahàdevah
ìsvarah paramesvarah
brahmà visnusca rudrasca
purusah parikìrtitah
Ya Tuhan, Engkau dipanggil Siwa, Mahàdewa,
Iswara, Parameswara, Brahmà, Wisnu, Rudra, dan Purusa.
Om pàpo ham pàpakarmàham
pàpàtmà pàpasambhavah
tràhi màm pundarikàksa
sabàhyàbhyàntarah sucih
Ya Tuhan, hamba ini papa, perbuatan hamba
papa, diri hamba ini papa, kelahiran hamba papa, lindungilah hamba Hyang Widhi, sucikanlah jiwa dan raga hamba.
Om ksamasva màm mahàdeva
sarvapràni hitankara
màm moca sarva pàpebyah
pàlayasva sadà siva Ya Tuhan,
ampunilah hamba HyangWidhi, yang memberikan keselamatan kepada semua makhluk, bebaskanlah hamba dari segala dosa,
lindungilah hamba oh Hyang Widhi.
Om ksàntavyah kàyiko
16. Dosah ksàntavyo vàciko mama
ksàntavyo mànaso dosah
tat pramàdàt ksamasva màm
Ya Tuhan, ampunilah dosa anggota badan
hamba, ampunilah dosa hamba, ampunilah dosa pikiran hamba, ampunilah hamba dari kelahiran hamba.
Om sàntih, sàntih, sàntih,
Om Ya Tuhan,semoga damai, damai, damai selamanya.
Setelah selesai memuja Trisandya dilanjutkan Panca Sembah. Kalau tidak melakukan persembahyangan Trisandya (mungkin tadi
sudah di rumah) dan langsung memuja dengan Panca Sembah, maka setelah membaca mantram untuk dupa langsung saja
menyucikan bunga atau kawangen yang akan dipakai muspa. Ambil bunga atau kawangen itu diangkat di hadapan dada dan
ucapkan mantram ini:
Om puspa dantà ya namah swàha
Artinya: Ya Tuhan, semoga bunga ini cemerlang dan suci.
Kramaning Sembah (Panca Sembah)
Urutan sembahyang ini sama saja, baik dipimpin oleh pandita atau
pemangku, maupun bersembahyang sendirian. Cuma, jika dipimpin pandita yang sudah melakukan dwijati, ada kemungkinan
mantramnya lebih panjang. Kalau hafal bisa diikuti, tetapi kalau tidak hafal sebaiknya lakukan mantram-mantram pendek
sebagai berikut:
1. 1.Dengan tangan kosong (sembah puyung). Cakupkan tangan kosong dan pusatkan pikiran dan ucapkan mantram ini:
Om àtmà tattwàtmà sùddha màm swàha
Artinya: Ya Tuhan, atma atau jiwa dan kebenaran, bersihkanlah hamba.
2.Sembahyang dengan bunga, ditujukan kepada Hyang Widhi dalam
wujudNya sebagai Hyang Surya atau Siwa Aditya. Ucapkan mantram:
Om Adityasyà param jyoti
rakta tejo namo stute
sweta pankaja madhyastha
bhàskaràya namo stute
Artinya: Ya Tuhan, Sinar Hyang Surya Yang Maha Hebat. Engkau bersinar merah, hamba memuja Engkau. Hyang Surya yang
berstana di tengah-tengah teratai putih. Hamba memuja Engkau yang menciptakan sinar matahari berkilauan.
3. Sembahyang dengan kawangen. Bila tidak ada, yang dipakai adalah bunga. Sembahyang ini ditujukan kepada Istadewata pada
hari dan tempat persembahyangan itu. Istadewata ini adalah Dewata yang diinginkan kehadiranNya pada waktu memuja.
Istadewata adalah perwujudan Tuhan Yang Maha Esa dalam berbagai wujudNya. Jadi mantramnya bias berbeda-beda
tergantung di mana dan kapan bersembahyang. Mantram dibawah ini adalah mantram umum yang biasanya dipakai saat
Purnama atau Tilem atau di Pura Kahyangan Jagat:
Om nama dewa adhisthanàya
sarwa wyapi wai siwàya
padmàsana eka pratisthàya
ardhanareswaryai namo namah
Artinya: Ya Tuhan, kepada dewata yang bersemayam pada tempat yangluhur, kepada Hyang Siwa yang berada di mana-mana,
kepada dewata yangbersemayam pada tempat duduk bunga teratai di suatu tempat, kepadaArdhanaresvari hamba memuja.
4.Sembahyang dengan bunga atau kawangen untuk memohon
waranugraha. Usai mengucapkan mantram, ada yang memperlakukan bunga itu langsung sebagai wara-nugraha, jadi
tidak”dilentikkan/dipersembahkan” tetapi dibungakan di kepala (wanita) atau di atas kuping kanan (laki-laki). Mantramnya
adalah:
Om anugraha manoharam
dewa dattà nugrahaka
arcanam sarwà pùjanam
namah sarwà nugrahaka
Dewa-dewi mahàsiddhi
yajñanya nirmalàtmaka
laksmi siddhisça dirghàyuh
nirwighna sukha wrddisca
Artinya: Ya Tuhan, Engkau yang menarik hati pemberi anugrah, anugrah pemberian Dewata, pujaan segala pujaan, hamba
memujaMu sebagai pemberi segala anugrah. Kemahasiddhian pada Dewa dan Dewi berwujud suci, kebahagiaan,
kesempurnaan, panjang umur, bebas dari rintangan, kegembiraan dan kemajuan rohani dan jasmani.
5.Sembahyang dengan cakupan tangan kosong, persis seperti yang
pertama. Cuma sekarang ini sebagai penutup. Usai mengucapkan mantram,tangan berangsur-angsur diturunkan sambil
melemaskan badan dan pikiran,Mantramnya:
Om Dewa suksma paramà cintyàya nama swàha.
Om Sàntih, Sàntih, Sàntih, Om
Artinya: Ya Tuhan, hamba memuja Engkau Dewata yang tidak terpikirkan,maha tinggi dan maha gaib. Ya Tuhan, anugerahkan
kepada hambakedamaian, damai, damai, Ya Tuhan.
17. Untuk memuja di Pura atau tempat suci tertentu, kita bisa menggunakan mantram lain yang disesuaikan dengan tempat dan
dalam keadaan bagaimana kita bersembahyang. Yang diganti adalah mantram sembahyang urutan ketiga dari Panca Sembah,
yakni yang ditujukan kepada Istadewata.
Berikut ini contohnya: Untuk memuja di Padmasana, Sanggar Tawang, dapat digunakan salah satu contoh dari dua mantram di
bawah ini:
Om, àkàsam nirmalam sunyam,
Guru dewa bhyomàntaram,
Ciwa nirwana wiryanam,
rekhà Omkara wijayam,
Artinya: YaTuhan, penguasa angkasa raya yang suci dan hening. Guru rohani yang suci berstana di angkasa raya. Siwa yang agung
penguasa nirwana sebagai Omkara yang senantiasa jaya, hamba memujaMu.
Om nama dewa adhisthanàya,
sarva wyàpi vai siwàya,
padmàsana ekapratisthàya,
ardhanareswaryai namo namah.
Artinya: Ya Tuhan, kepada Dewa yang bersemayam pada tempat yang tinggi, kepada Siwa yang sesungguhnyalah berada di
mana-mana, kepada Dewa yang bersemayam pada tempat duduk bunga teratai sebagai satu tempat, kepada Ardhanaresvarì,
hamba memujaMu.
Untuk di pura Kahyangan Tiga, ketika memuja di Pura Desa, digunakan mantram sebagai berikut :
Om Isanah sarwa widyànàm
Iswarah sarwa bhùtànàm,
Brahmano dhipatir Brahmà
Sivo astu sadàsiwa
Artinya: Ya Tuhan, Hyang Tunggal Yang Maha Sadar, selaku Yang Maha Kuasa menguasai semua makhluk hidup. Brahma Maha
Tinggi, selaku Siwa dan Sadasiwa.
Untuk di pura Kahyangan Tiga, ketika memuja di Pura Puseh, mantramnya begini :
Om, Girimurti mahàwiryam,
Mahàdewa pratistha linggam,
sarwadewa pranamyanam
Sarwa jagat pratisthanam
Artinya: Ya Tuhan, selaku Girimurti Yang Maha Agung, dengan lingga yang jadi stana Mahadewa, semua dewa-dewa tunduk
padaMu.
Untuk memuja di Pura Dalem, masih dalam Kahyangan Tiga :
Om, Catur diwjà mahasakti
Catur asrame Bhattàri
Siwa jagatpati dewi
Durgà sarira dewi
Artinya: YaTuhan, saktiMu berwujud Catur Dewi, yang dipuja oleh catur asrama, sakti dari Ciwa, Raja Semesta Alam, dalam
wujud Dewi Durga. Ya,Catur Dewi, hamba menyembah ke bawah kakiMu, bebaskan hamba dari segala bencana.
Untuk bersembahyang di Pura Prajapati, mantramnya :
Om Brahmà Prajàpatih sresthah
swayambhur warado guruh
padmayonis catur waktro
Brahmà sakalam ucyate
Artinya: Ya Tuhan, dalam wujudMu sebagai Brahma Prajapati, pencipta semua makhluk, maha mulia, yang menjadikan diriNya
sendiri, pemberi anugerah mahaguru, lahir dari bunga teratai, memiliki empat wajah dalam satu badan, maha sempurna, penuh
rahasia, Hyang Brahma Maha Agung.
Untuk di Pura Pemerajan/Kamimitan (rong tiga), paibon, dadia atau
padharman, mantramnya :
Om Brahmà Wisnu Iswara dewam
Tripurusa suddhàtmakam
Tridewa trimurti lokam
sarwa wighna winasanam
Artinya: Ya Tuhan, dalam wujudMu sebagai Brahma, Wisnu, Iswara, Dewa Tripurusa MahaSuci, Tridewa adalah Trimurti,
semogalah hamba terbebas dari segala bencana.
Untuk di Pura Segara atau di tepi pantai, mantramnya :
Om Nagendra krùra mùrtinam
Gajendra matsya waktranam
Baruna dewa masariram
sarwa jagat suddhàtmakam
Artinya: Ya Tuhan, wujudMu menakutkan sebagai raja para naga, raja gagah yang bermoncong ikan, Engkau adalah Dewa Baruna
yang maha suci, meresapi dunia dengan kesucian jiwa, hamba memujaMu.
Untuk di Pura Batur, Ulunsui, Ulundanu, mantramnya :
18. Om Sridhana dewikà ramyà
sarwa rupawati tathà
sarwa jñàna maniscaiwa
Sri Sridewi namo’stute
Artinya: Ya Tuhan, Engkau hamba puja sebagai Dewi Sri yang maha cantik,dewi dari kekayaan yang memiliki segala keindahan. la
adalah benih yang maha mengetahui. Ya Tuhan Maha Agung Dewi Sri, hamba memujaMu.
Untuk bersembahyang pada hari Saraswati, atau tatkala memuja Hyang Saraswati. Mantramnya :
Om Saraswati namas tubhyam
warade kàma rùpini
siddharàmbham karisyami
siddhir bhawantu me sadà
Artinya: Ya Tuhan dalam wujud-Mu sebagai Dewi Saraswati, pemberi
berkah, terwujud dalam bentuk yang sangat didambakan. Semogalah segala kegiatan yang hamba lakukan selalu sukses atas
waranugraha-Mu.
Untuk bersembahyang di pemujaan para Rsi Agung seperti Danghyang Dwijendra, Danghyang Astapaka, Mpu Agnijaya, Mpu
Semeru, Mpu Kuturan dan lainnya, gunakan mantram ini :
Om Dwijendra purvanam siwam
brahmanam purwatisthanam
sarwa dewa ma sariram
surya nisakaram dewam
Artinya: Ya, Tuhan dalam wujudMu sebagai Siwa, raja dari sekalian pandita,la adalah Brahma, berdiri tegak paling depan, la yang
menyatu dalam semua dewata. la yang meliputi dan memenuhi matahari dan bulan, kami memuja Siwa para pandita agung.
Demikianlah beberapa mantram yang dipakai untuk bersembahyang pada tempat-tempat tertentu. Sekali lagi, mantram ini
menggantikan “mantram umum” pada saat menyembah kepada Istadewata, yakni sembahyang urutan ketiga pada Panca
Sembah.
Terakhir, ini sembahyang ke hadapan Hyang Ganapati (Ganesha), namun dalam kaitan upacara mecaru (rsigana), atau memuja
di Sanggah Natah atau Tunggun Karang, tak ada kaitannya dengan Panca Sembah :
Om Ganapati rsi putram
bhuktyantu weda tarpanam
bhuktyantau jagat trilokam
suddha purna saririnam
Demikianlah mantram untuk Istadewata.
—————————————————————-
DOA SEHARI-HARI
Inilah doa untuk sehari-hari. Lazimnya tentulah dihafalkan. Namun kalau panjang, apalagi untuk di depan umum, misalnya,
membuka rapat/pertemuan, mantram ini bisa dibaca dengan memegang buku. Mantram atau doa ini ejaannya sedapat mungkin
mengikuti bahasa Sansekerta justru untuk mendekati pengucapan. Setiap hurup bergaris kecil di atasnya, dibaca lebih panjang.
Misal: à dibaca aa dan ù dibaca uu. Namun, huruf v (asli) sudah diganti w untuk mendekati cara bacanya.
Doa menjelang tidur :
Om asato mà sat ganaya,
tamaso mà jayatir ganaya,
mrityor màmritam gamaya.
(Ya Tuhan tuntunlah hamba dari jalan yang sesat menuju jalan yang benar,dari jalan gelap ke jalan terang, hindarkanlah hamba
dari kematian menuju kehidupan abadi.)
Doa bangun pagi :
Om Utedànim bhagawantah syàmota
prapitwa uta mandhye ahnam
utodità maghawanta sùryasya wayam
dewànàm sumantau syàma.
(Ya Tuhan Yang Maha Pemurah, jadikanlah hamba orang yang selalubernasib baik pada hari ini, menjelang tengah hari, dan
seterusnya. Semogapara Dewa melindungi diri hamba.)
Doa membersihkan/mencuci muka :
Om Cam camàni ya namah swàha.
Om waktra parisudahaya namah swàha.
(Ya Tuhan, hamba memujaMu, semoga muka hamba menjadi bersih.)
Doa menggosok gigi :
Om rahphat astràya namah.
Om Sri Dewi Bhatrimsa Yogini namah.
(Ya Tuhan, sujud hamba kepada Dewi Sri, Bhatari Yogini, semoga bersihlah gigi hamba.)
Doa berkumur :
Om Ang waktra parisudhamàm swaha.
(Ya Tuhan, semoga bersihlah mulut hamba.)
Doa membersihkan kaki :
19. Om Am kham khasolkhàya iswaràya namah swàha.
(Ya Tuhan, semoga bersihlah kaki hamba.)
Doa mandi :
Om Ganggà amrta sarira sudhamàm swàha.
Om Sarira parisudhamàm swàha.
(Ya Tuhan, Engkau adalah sumber kehidupan abadi nan suci, semoga badan hamba menjadi bersih dan suci.)
Bisa pula dengan doa atau mantram ini:
Om gangge ca yamune caiwa
godawari saraswati
narmade sindhù kaweri
jale smin sannidhim kuru
(Ya Tuhan, ijinkanlah hamba memanggil sungai suci Gangga, Yamuna,Godawari, Saraswati, Narmada, Sindhu dan Kaweri,
semoga menganugerahkan kesucian kepada hamba.)
Doa pada waktu mengenakan pakaian :
Om tam Mahàdewàya namah swàha,
Om bhusanam sarirabhyo parisudhamam swàha.
(Tuhan dalam perwujudanMu sebagai Tat Purusha, Dewa Yang Maha agung, hamba sujud kepadaMu dalam menggunakan
pakaian ini. Semoga pakaian hamba menjadi bersih dan suci.)
Selesai berpakaian hendaknya melakukan persembahyangan Trisandya.
Doa panganjali :
Diucapkan saat berjumpa dengan seseorang atau memulai suatu
pembicaraan dalam sebuah pertemuan. Tangan dicakupkan seperti
menyembah, diangkat sejajar dada.
Om Swastyastu
(Semoga selalu dalam keadaan.selamat di bawah lindungan Tuhan.)
Doa menghadapi makanan :
Om hiranyagarbhah samawartatagre
bhùtasya jàtah patireka àsit
sadàdhara pritiwim dyam utemam
kasmai dewàya hawisa widhema
Om pùrnam adah purnamidam
pùrnàt purnam udacyate
pùrnasya purnam àdàya
pùrnamewawasisyate
(Ya Tuhan Yang Maha Pengasih. Engkau asal alam semesta dan
satu-satunya kekuatan awal. Engkau yang memelihara semua makhluk,seluruh bumi dan langit. Hamba memuja Engkau. Ya
Tuhan Yang Maha Sempuma dan yang membuat alam sempurna. Alam ini akan lenyap dalam kesempurnaanMu. Engkau Maha
Kekal. Hamba mendapat makanan yang cukup berkat anugrahMu. Hamba manghaturkan terima kasih.)
Doa di atas baik untuk makan bersama, misalnya, pesta atau istirahat
makan dalam suatu pertemuan. Jika sendirian bisa mengucapkan doa pendek ini yang diambil dari kitab suci Yajurveda:
Om annapate annasya
no dehyanmiwasya susminah
pra-pra dàtàram tàris ùrjam
no dhehi dwipade catuspade
(Ya Tuhan, Engkau penguasa makanan, anugerahkanlah makanan ini, semoga memberi kekuatan dan menjauhkan dari penyakit.
Bimbinglah hamba anugerahkan kekuatan kepada semua mahkluk.)
Doa mulai mencicipi makanan :
Om anugraha amrtàdi sañjiwani ya namah swàha.
(Ya Tuhan, semoga makanan ini menjadi penghidup hamba lahir dan bathin yang suci.)
Doa selesai makan :
Om Dhirgayur astu, awighnamastu, subham astu
Om sriyam bhawantu, sukham bhawantu, pùrnam bhawantu, ksàma
sampurnàya namah swàha.
Om, Sàntih, Sàntih, Sàntih, Om.
(Ya Tuhan, semoga makanan yang telah masuk ke dalam tubuh hamba memberikan kekuatan dan keselamatan, panjang umur
dan tidak mendapat sesuatu apapun. Ya Tuhan, semoga damai, damai di hati, damai di dunia,damai selama-lamanya.)
Doa sebelum memulai suatu pekerjaan :
Om awighnam astu namo sidhham.
Om sidhirastu tad astu swàha.
(Ya Tuhan, semoga atas perkenanMu, tiada suatu halangan bagi hamba memulai pekerjaan ini dan semoga berhasil baik).
Doa selesai bekerja/bersyukur :
Om Dewa suksma parama acintyàya namah swàha
Sarwa karya prasidhàntam.
20. Om Sàntih, Sàntih, Sàntih, Om.
(Ya Tuhan dalam wujud Parama Acintya yang maha gaib dan maha karya,hanya atas anugrahMu-lah maka pekerjaan ini berhasil
dengan baik.Semoga damai, damai di hati, damai di dunia, damai selamanya).
Doa mohon bimbingan Tuhan :
Om Asato mà sadyamaya
tamaso mà jyotir gamaya
mrtyor mà amrtam gamaya,
Om agne brahma grbhniswa
dharunama syanta riksam drdvamha
brahrnawanitwa ksatrawahi sajàta
wanyu dadhami bhratrwyasya wadhyàya.
(Tuhan Yang Maha Suci, bimbinglah hamba dari yang tidak benar menuju yang benar. Bimbinglah hamba dari kegelapan pikiran
menuju cahaya pengetahuan yang terang. Lepaskanlah hamba dari kematian menuju kehidupan yang abadi. Tuhan Yang Maha
Suci, terimalah pujian yang hamba persembahkan melalui Weda mantra dan kembangkanlah pengetahuan rohani hamba agar
hamba dapat menghancurkan musuh yang ada pada hamba (nafsu). Hamba menyadari bahwa Engkaulah yang berada dalam
setiap insani (jiwatman), menolong orang terpelajar pemimpin negara
dan para pejabat. Hamba memuja Engkau semoga melimpahkan anugrah kekuatan kepada hamba.)
Doa mohon inspirasi :
Om prano Dewi Saraswati
wàjebhir wàjiniwati
dhinam awiñyawantu.
(Ya Tuhan dalam manifestasi Dewi Saraswati, Hyang Maha Agung dan Maha Kuasa, semoga Engkau memancarkan kekuatan
rohani, kecerdasan pikiran, dan lindungilah hamba selama-lamanya.)
Doa mohon dianugrahi kecerdasan dan kesucian :
Om pàwakànah Saraswati
wàjebhir wajiniwati
yajñam wastu dhiyàwasuh.
(Ya Tuhan sebagai manifestasi Dewi Saraswati. Yang MahaSuci,
anugrahilah hamba kecerdasan. Dan terimalah persembahan hamba ini.)
Doa mulai belajar :
Om purwe jato brahmano brahmacari
dharmam wasànas tapasodatistat
tasmajjatam brahmanam brahma
lyestham dewasca sarwe amrttna sàkama
(Ya Tuhan, muridMu hadir di hadapanMu, Oh Brahman yang berselimutkan kesaktian dan berdiri sebagai pertama. Tuhan,
anugrahkanlah pengetahuan dan pikiran yang terang. Brahman yang agung, setiap makhluk hanya dapat bersinar berkat
cahayaMu yang senantiasa memancar.)
Doa mohon ampun dalam segala dosa :
Om dewakrtasyainaso awaya janam
asi manusyakrtasi nama awaya janam
asipitra kitasi namo awaya janam asyatma
krtasyaenaso awaya janam
asyena sa’ enase waya janam asi
yacchaham eno vidvamscakara
yacchavidvams tasya va ya janam asi
(Ya Tuhan, ampunilah dosa hamba terhadapMu, ampunilah dosa hamba terhadap sesama manusia, terhadap orangtua hamba,
terhadap teman hamba, Tuhan ampunilah dosa hamba terhadap segala macam dosa,
terhadap dosa yang hamba lakukan dengan sadar atau tidak sadar. Tuhan,semoga berkenan mengampuni semuanya itu.)
Doa memotong hewan :
Om pasu pasàya wimahe sirascadaya dhimahi tano jiwah pracodayat.
(Semoga atas perkenan dan berkahMu para pemotong hewan dalam
upacara kurban suci ini beserta orang-orang yang telah berdana punia untuk yadnya ini memperoleh kesejahteraan dan
kebahagiaan. Tuhan, hambamemotong hewan ini, semoga rohnya menjadi suci.)
Doa mengunjungi orang sakit :
Om sarwa wighna sarwa klesa sarwa lara roga winasàya namah
(Ya Tuhan semoga segala halangan, segala penyakit, segala penderitaan dan gangguan Engkau lenyapkan semuanya.)
Doa mendengar atau melayat orang meninggal dunia :
Om atma tattwatma naryatma Swadah Ang Ah
Om swargantu, moksantu, sùnyantu, murcantu.
Om ksàma sampurnàya namah swàha.
(Ya Tuhan Yang Maha Kuasa, semogalah arwah yang meninggal mendapat sorga, menunggal denganMu, mencapai keheningan
tanpa derita. Ya Tuhan, ampunilah segala dosanya, semoga ia mencapai kesempurnaan atas kekuasaan dan pengetahuan serta
pengampunanMu.)
21. Doa untuk keselamatan penganten :
Om iha iwa stam mà wi yaustam
wiswam àyur wyasnutam
kridantau putrair naptrbhih
modamànau swe grhe
(Ya Tuhan, anugerahkanlah kepada pasangan penganten ini kebahagiaan,keduanya tiada terpisahkan dan panjang umur.
Semoga penganten ini dianugerahkan putra dan cucu yang memberikan penghiburan, tinggal dirumah yang penuh
kegembiraan.)
Doa memohon ketenangan rumah tangga :
Om wisowiso wo atithim
wajayantah purupriyam
agnim wo duryam wocah
stuse sùsasya manmabhih
(Ya Tuhan, Engkau adalah tamu yang datang pada setiap rumah. Engkauamat mencintai umatMu. Engkau adalah sahabat yang
maha pemurah.Perkenankanlah hamba memujaMu dengan penuh kekuatan, dalam ucapanmaupun tenaga dan dalam lagu
pujian.)
Doa untuk kelahiran bayi :
Om Brhatsumnah prasawità niwesano
jagatah sthaturubhayasya yo wasi
sa no dewah sawità sarma yaccha twasme
ksayaya triwarutham amhasah
(Ya Tuhan Yang Maha Pengasih, yang memberi kehidupan pada alam dan menegakkannya. la yang mengatur baik yang bergerak
dan yang tidakbergerak, semoga Ia memberi rahkmatNya kepada kami untuk ketentraman hidup dengan kemampuan untuk
menghindari kekuatan yang jahat.)
Setelah bayi dimandikan, ayah bayi atau orang yang dituakan yang hadir di sana diminta membisikkan Mantram Gayatri (bait
pertama Puja Trisandya)masing-masing tiga kali pada lobang telinga kanan dan kiri bayi itu.
Doa untuk memohon cinta kasih-Nya :
Om wicakrame prthiwim esa etàm
ksetràya wisnur manuse dasasyan
druwàso asya kirqya janàsa
uruksitim sujanimà cakàra
(Ya Tuhan, Engkau Hyang Wisnu yang membentang di bumi ini,
menjadikah tempat tinggal bagi manusia. Kaum yang hina aman sentosa di bawah lindungan-Nya. Yang mulia telah menjadikan
bumi tempat yang lega bagi mereka.)
Doa untuk memohon panjang umur :
Om Taccaksur dewahitam sukram uccarat
pasyema saradah satam
jiwema saradah satam
(Ya Tuhan Yang Maha Kuasa, semoga seratus tahun hamba selalu melihat mata yang bersinar ciptaanNya, semoga hamba hidup
seratus tahun lamanya.)
Doa pembukaan rapat/pertemuan :
Om sam gacchadwam sam wadadwam
sam wo manamsi jànatàm
dewa bhagam yatha purwe
samjànàna upasate.
Om samani wa akutih
samànà hrdayàni wah
samànam astu wo
mano yatha wah susahasati.
Om ano bhadrah krattawo yantu wiswatah
(Ya Tuhan, hamba berkumpul di tempat ini hendak bicara satu dengan yang lain untuk menyatukan pikir sebagai mana halnya
para dewa selalu bersatu.Ya Tuhan, tuntunlah kami agar sama dalam tujuan, sama dalam hati,bersatu dalam pikiran hingga
dapat hidup bersama dalam sejahtera dan bahagia. Ya Tuhan, semoga pikiran yang baik datang dan segala penjuru.)
Doa penutup rapat/pertemuan :
Om anugraha manoharam,
devadatta nugrahaka,
arcanam sarwà pùjanam,
namah sarwa nugrahaka.
Om ksama swamàm jagadnàtha,
sarwa pàpà hitankarah,
sarwa karya sidham dehi,
pranamya sùryeswaram.
Om Sàntih, Sàntih, Sàntih, Om.
22. (Ya Tuhan limpahkanlah anugrahMu yang menggembirakan kepada
hamba. Tuhan yang maha pemurah, semoga Tuhan melimpahkan segala anugrah kepada hamba. Ya Tuhan, pelindung alam
semesta, pencipta semua makhluk, ampunilah dosa hamba dan anugrahilah hamba dengan keberhasilan atas semua karya.
Tuhan yang memancarkan sinar suci,ibaratnya sang surya memancarkan sinarnya, hamba sujud kepadaMu. Ya Tuhan, semoga
damai, damai di hati, damai di dunia, damai selama-lamanya.)
Untuk menutup pertemuan, bisa pula dipakai doa di bawah ini yang
diambilkan dari kitab Yajurveda. Mantram ini disebut Santi Mantram.
Bunyinya:
Om dyauh sàntir antariksam sàntih
prthiwi sàntir àpah sàntir
asadhayah santih wanaspatayah santir
wiswe dewah sàntir brahma sàntih
sarvam sàntih santir ewa sàntih
sà mà sàntir edhi
(Ya Tuhan Yang Mahakuasa, anugerahkanlah kedamaian di langit, damai dibumi, damai di air, damai pada tumbuh-tumbuhan,
damai pada pepohonan,damai bagi para dewata, damailah Brahma, damailah alam semesta.Semogalah kedamaian senantiasa
datang pada kami)
Doa untuk pedagang :
Om à wiswàni amrta saubhagàni
(Ya Tuhan, semoga Engkau menganugerahkan segala keberuntungan yang memberikan kebahagiaan kepada hamba.)
Doa untuk kebajikan, juga dipakai sebelum meditasi :
Om wiswàni dewa sawitar
duri tàni parà suwa
yad bhadram tanna à suwa
(Ya Tuhan, Sawitar, usirlah jauh-jauh segala kekuatan jahat. Berikanlah hamba yang terbaik.)
Doa mohon perlindungan, juga baik diucapkan ketika sakit :
Om Trayambhakam yajàmahe
sugandhim pusti wardhanam
unwarukam iwa bandhanàt
mrtyor muksiya màmrtàt
(Ya Tuhan, hamba memuja Hyang Trayambhaka/Rudra yang menyebarkan keharuman dan memperbanyak makanan. Semoga la
melepaskan hamba seperti buah mentimun dari batangnya, melepaskan dari kematian dan bukan dari kekekalan.)
Doa untuk pelantikan pejabat negara :
(Yang dilantik biasanya menirukan)
Om A Brahman bràhmano brahmawarcasi jàyatàmà
ràste raàjanah sura isawyo tiwyàdhi mahàratho jàyàtàm
dogdhri dhenuryodànad wànàsuh saptih purandhiryosàjisnu
rathesthah sabheyo yuwàsyajayamànasya wiro jàyàtam
nikàame-nikàme nah parjanyo warsatu phalawatyo na
osadhayah pacyantam yogaksemo nah kalpatàam
(Ya Tuhan Yang Maha Kuasa, semogalah di negara ini lahir orang-orang yang memiliki pengetahuan spiritual. Semoga pula
pemimpin-pemimpin yang perkasa pandai menggunakan kebijaksanaan seperti menggunakan senjata, pahlawan yang tangguh,
sapi yang banyak memberikan susu,lembu pembawa barang dan kuda yang cepat. Demikian pula lahir wanita yang sempurna.
Pemuda yang baik dan berguna bagi masyarakat, sedia berkorban. Semoga hujan turun memberi kemakmuran. Semoga
pepohonan berbuah lebat. Semoga usaha kami berhasil.)
Doa mengheningkan cipta :
Om-mata bhumih putro aham prthivydh
(Ya Tuhan, semoga kami mencintai tanah air ini sebagai ibu dan hamba adalah putra-putranya yang siap sedia membela seperti
para pahlawan kami.)
Doa paramasanti :
Om Sàntih, Sàntih, Sàntih, Om
(Semoga damai, damai di hati, damai di dunia, damai selama-lamanya.)
MANTRA CIWALATRI
Digunakan pada saat memimpinpelaksanaan Siwaratri
1. Mantra Upa Saksi ( Ciwa Raditya )
Om Aditya sya Paranjyotir, Rakte taja namostute,
Sweta pangkaja madyaste, Bhaskara ya namo namah.
Om Hrang Hring Sah Parama Siwa Ditya ya namo namah swaha.
2. Mantra Memuja Brahma
Om Isanosarwa widyana,
Iswara sarwa bhutanam,
Brahmadipati Brahman.
Siwastu Sada Siwa ya,
23. Om Am Brahma namah.
3. Mantra Memuja Wisnu
Om Giri Pati Maha Wiryam, Mahadewa pratista lingam,
Sarwa Dewa pranamyanam, Sarwa Jagat pratistanam.
4. Mantra MemujaIswara
Om Catur Dewi Maha Dewi, Catur asrama Bhatari,
Siwa Jagatpati Dewi, Dhurga Masarira Dewi,
Om Anugraha amrtta sarwa lara winasanam ya nama swaha.
5. Mantra Memuja Ghana
Om Ghana parama tanggoyam,
Ghana tatwa para yanamah,
Ghana dhiparama pnoti.
Sukha Ghana ame stute.
6. Mantra Memuja Giripati
Om Am Am iripati wandi, Lokanatam jagatpati,
Danesan Arana karanam, Sarwa Gunam mohodyatam,
Om Maha Rudram Maha Sudham, Sarwa roga winasanam.
7. Mantra Memuja Hyang Kumara
Om Namah Kumara ya sadhana ya, Siki dwaja ya pratimaya loka
Sad kartika nanda karya ya nityam, namastute tasme dwaja
Puditam.
DOA BAGI YANG SAKIT, SEKARAT, BARU MENINGGAL, dan NYEKAH
Oleh : Bhagawan Dwija
Om Swastyastu,
1. Doa/Mantra bagi yang sakit
OM VATA A VATU BHESAJAM, SAMBHU MAYOBHU NO HRDE, PRA NA AYUMSI TARISAT
Artinya: Ya Hyang Widhi semoga Hyang Vayu menghembuskan angin sejuk, Vayu yang memberikan kesehatan dan esejahteraan,
semoga Ia memberikanu mur panjang (Rgveda X.186.1) 2.
2. Doa/Mantra bagi yang sekarat
OM BHUR BHUVAH SVAH; OM TAT SAVITUR VARENYAM, BHARGO DEVASYA DHIMAHI, DHIYO YO NAH PRACODAYAT, SRIM
Artinya: Oh Ibu Devata, Gayatri-Laksmi, paduka berkenan dengan bhakti hamba, paduka akan memberkahi kesehatan,
kedamaian dan keinginan hamba,sembah sujud hamba (Sadhana ayatri,mengucapkan mantra ini dengan meditasi dan dibantu
tasbih, diulang-ulang kalau bisa 108 kali)
3. Doa/Mantra bagi yang baru meninggal dunia
OM VAYUR ANILAM AMRTAM, ATHEDAM BHASMANTAM SARIRAM, OM KRATO SMARA KLIBE SMARA KRTAM SMARA
Artinya: Ya Hyang Widhi, penguasa hidup, pada saat kematian ini semoga ia mengingat vijaksara suci OM, semoga ia mengingat
Engkau Yang Mahakuasa dan kekal abadi, ingat pula kepada karmanya. Semoga ia mengetahui bahwa atma adalah abadi dan
badan ini akhirnya akan hancur menjadi abu (Yayurveda XL 15)
4. Doa/Mantra pada upacara Pitra Yadnya yaitu waktu nyekah
OM DEWA PITARA SARWA PARIWARA GUNA SWAHA, HARSAYAH SAWA PUJANAM PRASIDANTU SUKA KRTAM, OM A-TA-SA-BA-
I, OM WA-SI-NA-NA-YA MANG ANG UNG, MOKSHANTU, SWARGANTU,SUNIYANTU, ANG KSAMA SAMPURNA YA NAMAH SWAHA
Artinya:Oh Hyang Widhi, yang menguasai roh leluhur kami, hamba memuja-Mu agar segala sesuatunya berjalan baik, semoga
roh leluhur kami mencapai kebebasan,kedamaian, ketenangan, dan kesempurnaan (Lontar Yama Purana Tattwa)
PENJELASAN : Ketika mendengar atau mengunjungi yang sakit, kita
mohon kepada Hyang Widhi agar ia cepat sembuh. Ketika mendengar atau mengunjungi yang sekarat, tetap kita mohon kepada-
Nya agar diberikan mukjizat ia sembuh/ hidup. Namun bila ia pada akhirnya meninggal dunia,maka kita pun mohon kepada-Nya
agar roh/atmannya pergi dengan tenang menuju kepada Hyang Widhi. Ketika dilaksanakan upacara Pitra Yadnya barulah kita
mohon agar rohnya mencapai kebebasan, kedamaian ketenangan, dan kesempurnaan. Kebebasan artinya roh terlepas dari
ikatan
Panca Mahabutha (tubuh) melalui prosesi Ngaben, ketenangan artinya roh terlepas dari ikatan Panca Tanmatra (kenikmatan
panca indra ketika masih hidup) melalui prosesi Nyekah, dan kesempurnaan artinya atman/roh bersatu dengan Brahman/Hyang
Widhi (amoring acintya). Jadi bila belum diupacarai Pitra Yadnya doa/mantra itu kurang tepat diucapkan karena roh/atman
masih terikat.
Om Santi, Santi, Santi, Om
MANTRA CIWALATRI
1. Mantra Upa Saksi ( Ciwa Raditya )
- Om Aditya sya Paranjyotir, Rakte taja namostute,
Sweta pangkaja madyaste, Bhaskara ya namo namah.
Om Hrang Hring Sah Parama Siwa Ditya ya namo namah swaha.
2. Mantra Brahma
- Om Isanosarwa widyana,
24. Iswara sarwa bhutanam,
Brahmadipati Brahman.
Siwastu Sada Siwa ya,
Om Am Brahma namah.
3. Mantra Wisnu
- Om Giri Pati Maha Wiryam, Mahadewa pratista lingam,
Sarwa Dewa pranamyanam, Sarwa Jagat pratistanam.
4. Mantra Iswara
- Om Catur Dewi Maha Dewi, Catur asrama Bhatari,
Siwa Jagatpati Dewi, Dhurga Masarira Dewi,
Om Anugraha amrtta sarwa lara winasanam ya nama swaha.
5. Mantra Ghana
- Om Ghana parama tanggoyam,
Ghana tatwa para yanamah,
Ghana dhiparama pnoti.
Sukha Ghana ame stute.
6. Mantra Giripati
- Om Am Am iripati wandi, Lokanatam jagatpati,
Danesan Arana karanam, Sarwa Gunam mohodyatam,
Om Maha Rudram Maha Sudham, Sarwa roga winasanam.
7. Mantra Hyang Kumara
- Om Namah Kumara ya sadhana ya, Siki dwaja ya pratimaya loka
Sad kartika nanda karya ya nityam, namastute tasme dwaja
Puditam.