Dokumen tersebut membahas tentang perlindungan hukum desain industri bagi produsen produk penunjang selama masa pandemi. Ia menjelaskan definisi desain industri menurut undang-undang dan perbedaannya dengan hak kekayaan intelektual lainnya seperti paten dan merek. Dokumen ini juga menjelaskan dasar hukum perlindungan desain industri di Indonesia serta syarat-syarat agar suatu desain dapat dilindungi.
Hak Kekayaan Intelektual, disingkat “HKI” atau akronim “HaKI”, adalah padanan kata yang biasa digunakan untuk Intellectual Property Rights (IPR), yakni hak yang timbul bagi hasil olah pikir yang menghasikan suatu produk atau proses yang berguna untuk manusia pada intinya HKI adalah hak untuk menikmati secara ekonomis hasil dari suatu kreativitas intelektual. Objek yang diatur dalam HKI adalah karya-karya yang timbul atau lahir karena kemampuan intelektual manusia.
Hak Kekayaan Intelektual, disingkat “HKI” atau akronim “HaKI”, adalah padanan kata yang biasa digunakan untuk Intellectual Property Rights (IPR), yakni hak yang timbul bagi hasil olah pikir yang menghasikan suatu produk atau proses yang berguna untuk manusia pada intinya HKI adalah hak untuk menikmati secara ekonomis hasil dari suatu kreativitas intelektual. Objek yang diatur dalam HKI adalah karya-karya yang timbul atau lahir karena kemampuan intelektual manusia.
Merupakan slide pendek bagi sahabat yang ingin mengetahui tentang HKI secara garis besar. ini merupakan sah satu bentuk sosialisi yang kami lakukan agar HKI lebih dikenal lagi di masyarakat luas.
Merupakan slide pendek bagi sahabat yang ingin mengetahui tentang HKI secara garis besar. ini merupakan sah satu bentuk sosialisi yang kami lakukan agar HKI lebih dikenal lagi di masyarakat luas.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratEldi Mardiansyah
Di dalamnya mencakup Presentasi tentang Pendampingan Individu 2 Pendidikan Guru Penggerak Aangkatan ke 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat tahun 2024 yang bertemakan Visi dan Prakarsa Perubahan pada SMP Negeri 4 Ciemas. Penulis adalah seorang Calon Guru Penggerak bernama Eldi Mardiansyah, seorang guru bahasa Inggris kelahiran Bogor.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
6. Dasar Hukum
Undang-Undang Republik Indonesia No. 31 Tahun 2000 tentang Desain
Industri (RUU Desain Industri dalam pembahasan DPR)
Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 2005 tentang Pelaksanaan Undang-Undang
Republik Indonesia No. 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri
Permenpan RB No. 36 Tahun 2013 tentang Jabatan Fungsional Pemeriksa
Desain Industri dan Angka Kreditnya
7. “Desain Industri adalah suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau komposisi
garis atau warna, atau garis dan warna, atau gabungan daripadanya yang berbentuk
tiga dimensi atau dua dimensi yang memberikan kesan estetis dan dapat
diwujudkan dalam pola tiga dimensi atau dua dimensi serta dapat dipakai untuk
Menghasilkan suatu produk, barang, komoditas industri atau kerajinan tangan.”
Berwujud
(ada visual)
Direpresen-
tasikan berupa
gambar teknik,
render 3D, foto
Tidak semata-
mata fungsi
estetik
Dapat
diproduksi dan
ada kegunaan
praktis
Definisi Desain Industri
Pasal 1 angka 1 UU No. 31 Tahun 2000
8. Perbedaan DI dengan KI Lainnya
Desain Industri Paten Merek 3D Hak Cipta
- Perlindungan
produk industri
2D / 3D
- Memiliki unsur
kebaharuan dan
estetis
- Perlindungan 10
tahun, tidak dapat
diperpanjang
- Perlindungan
produk, proses,
metode
penggunaan
- Memiliki unsur
kebaharuan dan
patentabilitas
- Perlindungan 10
tahun, tidak dapat
diperpanjang
- Perlindungan
merek 3D
- Memiliki daya
pembeda
- Perlindungan 10
tahun, dapat
diperpanjang
- Perlindungan
ekspresi artistik
- Memiliki
originalitas
- Perlindungan
seumur hidup +
70 tahun setelah
pencipta
meninggal
9. Hak Eksklusif Desain Industri
Pasal 9
1. Melaksanakan Hak Desain Industri yang dimiliki oleh Pemegang Hak
2. Memberikan hak melaksanakan Hak Desain kepada orang lain
(bukan pengalihan hak, contoh: Lisensi)
3. Melarang orang lain membuat, memakai, menjual, mengimpor,
mengekspor, dan/atau mengedarkan barang yang diberi hak tersebut
tanpa seijin Pemegang Hak
10. Dasar Pemberian Hak Desain Industri
- Melalui proses pendaftaran di Kemenkumham DJKI
- Adanya novelty/kebaharuan (Pasal 2 UU 31/2000)
- First to File Principle (Pasal 12 UU 31/2000)
- Tidak ada yang mengajukan keberatan saat publikasi (Pasal 29 UU 31/2000)
- Tidak bertentangan dengan ketertiban umum dan kesusilaan (Pasal 4 UU 31/2000)
11. Komoditas Industri
Barang yang hendak didaftarkan hak desain industri harus bisa diproduksi secara masal,
berulang dan konsisten selayaknya suatu produk komoditas industri. Hal ini berkaitan dengan
Pasal 1 ayat (1) UU No. 30 Tahun 2000 tentang Desain Industri.
15. Novelty / Kebaharuan
1. IPROLINE (Database KI DJKI)
2. Database KI Lain (IP Australia, EUIPO, dkk.)
3. Publikasi Umum (Internet, Social Media, dkk.)
16. Pengecualian Novelty / Kebaharuan (Pasal 3 UU 30/2000)
1. Pameran nasional/internasional resmi
2. Dalam rangka percobaan untuk pendidikan, penelitian, atau pengembangan
17. DI Yang Tidak Mendapat Perlindungan
1. Peraturan Perundang-undangan yang berlaku
2. Ketertiban umum
3. Agama
4. Kesusilaan
Memuat HKI orang lain
Memuat kreasi umum / negara
Pasal 4: Desain Yang Bertentangan Dengan