Hipoglikemi adalah kondisi dimana kadar glukosa darah kurang dari 60 mg/dl. Faktor penyebabnya antara lain dosis insulin yang berlebihan, makan terlambat atau kurang, stres, olahraga berlebihan, muntah, dan diare. Gejalanya bervariasi dari gejala ringan seperti pucat dan bergetar hingga berat seperti kebingungan dan koma. Penanganannya meliputi pemberian karbohidrat sederhana seperti gula
Komplikasi dari diabetes mellitus terdiri dari akut dan kronik.
materi ini berisi gambar untuk penyuluhan bagi peserta prolanis agar memahami bahaya diabetes Mellitus
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang hiperglikemia atau kadar gula darah yang tinggi, termasuk pengertian, etiologi, manifestasi klinis, diagnosa, dan penatalaksanaannya. Hiperglikemia dapat terjadi akibat ketidakcukupan produksi atau respon insulin tubuh terhadap glukosa.
Dokumen tersebut membahas definisi, gejala, mekanisme, dan faktor-faktor yang mempengaruhi hipoglikemia pada pasien diabetes. Secara ringkas, hipoglikemia dijelaskan sebagai kondisi dengan kadar glukosa darah rendah yang dapat menimbulkan gejala neurogenik dan neuroglikopenik. Beberapa faktor yang berpotensi menyebabkan hipoglikemia adalah kelebihan insulin, usia lanjut, frekuensi hipoglikemia sebelumnya
Hipoglikemi adalah kondisi dimana kadar glukosa darah kurang dari 60 mg/dl. Faktor penyebabnya antara lain dosis insulin yang berlebihan, makan terlambat atau kurang, stres, olahraga berlebihan, muntah, dan diare. Gejalanya bervariasi dari gejala ringan seperti pucat dan bergetar hingga berat seperti kebingungan dan koma. Penanganannya meliputi pemberian karbohidrat sederhana seperti gula
Komplikasi dari diabetes mellitus terdiri dari akut dan kronik.
materi ini berisi gambar untuk penyuluhan bagi peserta prolanis agar memahami bahaya diabetes Mellitus
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang hiperglikemia atau kadar gula darah yang tinggi, termasuk pengertian, etiologi, manifestasi klinis, diagnosa, dan penatalaksanaannya. Hiperglikemia dapat terjadi akibat ketidakcukupan produksi atau respon insulin tubuh terhadap glukosa.
Dokumen tersebut membahas definisi, gejala, mekanisme, dan faktor-faktor yang mempengaruhi hipoglikemia pada pasien diabetes. Secara ringkas, hipoglikemia dijelaskan sebagai kondisi dengan kadar glukosa darah rendah yang dapat menimbulkan gejala neurogenik dan neuroglikopenik. Beberapa faktor yang berpotensi menyebabkan hipoglikemia adalah kelebihan insulin, usia lanjut, frekuensi hipoglikemia sebelumnya
Dokumen tersebut membahas tentang diabetes insipidus, suatu kondisi dimana terjadi keluarnya cairan dari tubuh dalam jumlah berlebihan akibat kekurangan hormon antidiuretik (ADH). Dokumen menjelaskan gejala, patogenesis, diagnosis, dan penatalaksanaan diabetes insipidus. Terdapat dua jenis diabetes insipidus yaitu sentral dan nefrogenik, yang membutuhkan penanganan berbeda.
PENANGANAN SAKIT KEPALA,NYERI EPIGASTRIK,PENGLIHATAN KABURHanifa Rahmadilla
Dokumen tersebut membahas mengenai penanganan gejala-gejala umum pada ibu nifas seperti sakit kepala, nyeri epigastrik, dan penglihatan kabur. Gejala-gejala tersebut dapat disebabkan oleh preeklamsia dan membutuhkan pengobatan seperti obat penurun tekanan darah, magnesium sulfat, serta perlu rujukan jika kondisi memburuk.
Tujuan terapi nefropati diabetikum pada lansia adalah memperlambat progresinya dengan mengontrol gula darah, tekanan darah, dan kolesterol serta menghindari penggunaan obat-obatan tertentu karena resiko efek sampingnya pada lansia. Strategi terapinya meliputi modifikasi gaya hidup, penggunaan obat penurun tekanan darah seperti ACEi atau ARB, serta obat penurun kolesterol seperti statin.
Dokumen tersebut membahas tentang diabetes melitus, penyakit yang terjadi ketika kadar gula darah meningkat. Gejala awalnya tanpa gejala tetapi dapat berupa sering minum, makan dan kencing. Jika tidak diobati dengan baik dapat menyebabkan komplikasi pada kulit, saraf, mata, ginjal dan jantung. Untuk mencegahnya perlu diet seimbang, olahraga teratur dan patuhi petunjuk dokter.
Dokumen ini membahas tentang komplikasi diabetes melitus dan hiperglikemia. Komplikasi diabetes dapat membahayakan nyawa dan menurunkan kualitas hidup, yang terdiri dari komplikasi akut seperti hipoglikemia dan hiperglikemia, serta komplikasi kronis. Hipoglikemia terjadi ketika kadar gula darah rendah, sedangkan hiperglikemia ketika kadar gula darah tinggi, yang bisa menyebabkan koma. Gejala dan tindakan pertolongan dar
Komplikasi diabetes meliputi komplikasi akut seperti ketoasidosis diabetikum dan hiperosmolar hiperglikemik non-ketotik serta komplikasi kronis seperti retinopati, nefropati, penyakit jantung koroner, penyakit arteri perifer, dan neuropati diabetik yang disebabkan oleh kerusakan pembuluh darah akibat hiperglikemia berkepanjangan.
Dokumen tersebut membahas tentang hipoglikemia yang merupakan penurunan kadar glukosa darah di bawah normal. Hipoglikemia dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti pemberian insulin atau obat diabetes yang berlebihan, kelainan pankreas atau kelenjar lain, serta faktor lain seperti olahraga berlebihan. Gejala hipoglikemia dapat bervariasi dari ringan hingga parah seperti koma, yang membutuhkan penanganan se
1. Diabetes melitus adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia kronis akibat kelainan sekresi atau kerja insulin.
2. Terdapat beberapa jenis diabetes melitus antara lain tipe 1, tipe 2, selama kehamilan, dan tipe lain.
3. Diagnosis diabetes melitus didasarkan pada pemeriksaan kadar glukosa darah.
Pertimbangan anestesi pada pasien diabetes mellitus (1) (2).pptxTaraManurung
Dokumen tersebut memberikan panduan mengenai pertimbangan anestesi pada pasien diabetes melitus. Ringkasannya adalah: (1) diabetes melitus ditandai dengan gangguan metabolisme karbohidrat yang menyebabkan hiperglikemia dan komplikasi vaskular, (2) diagnosis didasarkan pada kadar glukosa darah dan HbA1c, (3) manajemen pre-, intra-, dan pasca-operasi berfokus pada pengendalian kadar glukosa darah antara 120-180 mg/dL menggun
Dokumen tersebut membahas tentang diabetes melitus dan komplikasinya seperti hipoglikemia dan ketoasidosis diabetik. Memberikan penjelasan mengenai patofisiologi, gejala, diagnosis, dan penatalaksanaan keperawatan pada kondisi tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang diabetes melitus. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan definisi, patofisiologi, gejala klinis, diagnosis, dan pengobatan non-farmakologi serta farmakologi dari diabetes melitus.
Dokumen tersebut membahas tentang diabetes insipidus, suatu kondisi dimana terjadi keluarnya cairan dari tubuh dalam jumlah berlebihan akibat kekurangan hormon antidiuretik (ADH). Dokumen menjelaskan gejala, patogenesis, diagnosis, dan penatalaksanaan diabetes insipidus. Terdapat dua jenis diabetes insipidus yaitu sentral dan nefrogenik, yang membutuhkan penanganan berbeda.
PENANGANAN SAKIT KEPALA,NYERI EPIGASTRIK,PENGLIHATAN KABURHanifa Rahmadilla
Dokumen tersebut membahas mengenai penanganan gejala-gejala umum pada ibu nifas seperti sakit kepala, nyeri epigastrik, dan penglihatan kabur. Gejala-gejala tersebut dapat disebabkan oleh preeklamsia dan membutuhkan pengobatan seperti obat penurun tekanan darah, magnesium sulfat, serta perlu rujukan jika kondisi memburuk.
Tujuan terapi nefropati diabetikum pada lansia adalah memperlambat progresinya dengan mengontrol gula darah, tekanan darah, dan kolesterol serta menghindari penggunaan obat-obatan tertentu karena resiko efek sampingnya pada lansia. Strategi terapinya meliputi modifikasi gaya hidup, penggunaan obat penurun tekanan darah seperti ACEi atau ARB, serta obat penurun kolesterol seperti statin.
Dokumen tersebut membahas tentang diabetes melitus, penyakit yang terjadi ketika kadar gula darah meningkat. Gejala awalnya tanpa gejala tetapi dapat berupa sering minum, makan dan kencing. Jika tidak diobati dengan baik dapat menyebabkan komplikasi pada kulit, saraf, mata, ginjal dan jantung. Untuk mencegahnya perlu diet seimbang, olahraga teratur dan patuhi petunjuk dokter.
Dokumen ini membahas tentang komplikasi diabetes melitus dan hiperglikemia. Komplikasi diabetes dapat membahayakan nyawa dan menurunkan kualitas hidup, yang terdiri dari komplikasi akut seperti hipoglikemia dan hiperglikemia, serta komplikasi kronis. Hipoglikemia terjadi ketika kadar gula darah rendah, sedangkan hiperglikemia ketika kadar gula darah tinggi, yang bisa menyebabkan koma. Gejala dan tindakan pertolongan dar
Komplikasi diabetes meliputi komplikasi akut seperti ketoasidosis diabetikum dan hiperosmolar hiperglikemik non-ketotik serta komplikasi kronis seperti retinopati, nefropati, penyakit jantung koroner, penyakit arteri perifer, dan neuropati diabetik yang disebabkan oleh kerusakan pembuluh darah akibat hiperglikemia berkepanjangan.
Dokumen tersebut membahas tentang hipoglikemia yang merupakan penurunan kadar glukosa darah di bawah normal. Hipoglikemia dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti pemberian insulin atau obat diabetes yang berlebihan, kelainan pankreas atau kelenjar lain, serta faktor lain seperti olahraga berlebihan. Gejala hipoglikemia dapat bervariasi dari ringan hingga parah seperti koma, yang membutuhkan penanganan se
1. Diabetes melitus adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia kronis akibat kelainan sekresi atau kerja insulin.
2. Terdapat beberapa jenis diabetes melitus antara lain tipe 1, tipe 2, selama kehamilan, dan tipe lain.
3. Diagnosis diabetes melitus didasarkan pada pemeriksaan kadar glukosa darah.
Pertimbangan anestesi pada pasien diabetes mellitus (1) (2).pptxTaraManurung
Dokumen tersebut memberikan panduan mengenai pertimbangan anestesi pada pasien diabetes melitus. Ringkasannya adalah: (1) diabetes melitus ditandai dengan gangguan metabolisme karbohidrat yang menyebabkan hiperglikemia dan komplikasi vaskular, (2) diagnosis didasarkan pada kadar glukosa darah dan HbA1c, (3) manajemen pre-, intra-, dan pasca-operasi berfokus pada pengendalian kadar glukosa darah antara 120-180 mg/dL menggun
Dokumen tersebut membahas tentang diabetes melitus dan komplikasinya seperti hipoglikemia dan ketoasidosis diabetik. Memberikan penjelasan mengenai patofisiologi, gejala, diagnosis, dan penatalaksanaan keperawatan pada kondisi tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang diabetes melitus. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan definisi, patofisiologi, gejala klinis, diagnosis, dan pengobatan non-farmakologi serta farmakologi dari diabetes melitus.
1. Dalam perjalanan penyakit DM, dapat terjadi penyulit akut dan menahun
Ketoasidosis diabetic, Hiperosmolar non ketotik, dan Hipoglikemia. Hipoglikemia
ditandai dengan menurunnya kadar glukosa darah <60 mg/dL. Bila terdapat
penurunan kesadaran pada penyandang diabetes harus selalu dipikirkan
kemungkinan terjadinya hipoglikemia. Hipoglikemia paling sering disebabkan
oleh penggunaan sulfonilurea dan insulin. Hipoglikemia akibat sulfonilurea dapat
berlangsung lama, sehingga harus diawasi sampai seluruh obat diekskresi dan
waktu kerja obat telah habis. Terkadang diperlukan waktu yang cukup lama untuk
pengawasannya (24-72 jam atau lebih, terutama pada pasien dengan gagal ginjal
kronik). Hipoglikemia pada usia lanjut merupakan suatu hal yang harus dihindari,
mengingat dampaknya yang fatal atau terjadinya kemunduran mental bermakna
pada pasien. Perbaikan kesadaran pada DM usia lanjut sering lebih lamban dan
memerlukan pengawasan yang lebih lama.
Gejala hipoglikemia terdiri dari gejala adrenergik (berdebar, banyak
keringat, gemetar, rasa lapar) dan gejala neuro-glikopenik (pusing, gelisah,
kesadaran menurun sampai koma). Hipoglikemia harus segera mendapatkan
pengelolaan yang memadai. Diberikan makanan yang mengandung karbohidrat
atau minuman yang mengandung gula berkalori atau glukosa 15-20 gmelalui intra
vena. Perlu dilakukan pemeriksaan ulang glukosa darah 15 menit setelah
pemberian glukosa. Glukagon diberikan pada pasien dengan hipoglikemia berat.
Untuk penyandang diabetes yang tidak sadar, sementara dapat diberikan glukosa
40% intravena terlebih dahulu sebagai tindakan darurat, sebelum dapat dipastikan
penyebab menurunnya kesadaran.