SlideShare a Scribd company logo
Usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya
dan masyarakat.
Edward B. Taylor, menyatakan
kebudayaan adalah segenap pengetahuan,
kepercayaan, seni, hukum, moral, adat istiadat,
dan kebiasaan lain yang dikerjakan oleh
manusia sebagai bagian dari masyarakat.
Koentjaraningrat, menyatakan
kebudayaan adalah keseluruhan sistem
gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia
yang dijadikan milik diri manusia dengan
belajar.Clifford Geertz, menyatakan kebudayaan
adalah sesuatu yang diperoleh manusia melalui
proses belajar (pendekatan simbolik/
interpretatif/satu arah).
 Non Material
Kepercayaan
Nilai
Norma
 Material
Hasil teknologi dari yang sederhana sampai
mutakhir/kompleks
Mencontek adalah perbuatan
curang yg dilakukan oleh orang yg
memiliki sifat tidak jujur demi
mendapatkan nilai tinggi. Biasanya
mencotek dilakukan disaat
ulangan ataupun ujian. Mencontek
biasanya dilakukan dg cara
melihat jawaban teman atau
melihat catatan yg sudah
dipersiapkan sebelumnya.
HUBUNGAN ANTARA
MENCONTEK DENGAN
KEBUDAYAAN
Budaya merupakan hasil dari cara berpikir
dan kebiasaan seseorang dan kelompok. Ketika
seseorang melakukan kegiatan itu secara kontinu
sehingga terbiasa, hal itu akan menjadi suatu
budaya. Predikat yang dapat orang lain sematkan
adalah sebagai budaya orang tersebut. Lalu ketika
seseorang mencontek, secara tak langsung
prosesnya juga berlangsung relatif sama dengan
proses budaya . Anda melakukannya dan anda
ketagihan kemudian melakukannya secra kontinu
dan akhirnya itu menjadi budaya anda. Budaya
Mencontek memang itu tidak disadari oleh orang
FAKTOR YANG
MENYEBABKAN
MENCONTEK
DIRI SENDIRI
GURU
ORANG TUA
SISTEM
PENDIDIKAN
•Dari pihak pengajar atau guru, harus bertidak tegas saat ujian
dengan cara benar-benar mengawasi murid-muridnya saat ujian
serta memberikan sangsi yang tegas dan membuat jera baik kepada
yang mencontek dan yang memberikan contekan.
•Lebih sering mengadakan ujian lisan. dengan begitu murid-muridnya tidak
mempunyai pilihan lain selain belajar dan percaya pada diri sendiri. Mungkin
dengan begitu lama kelamaan para murid jadi lebih terbiasa untuk percaya
pada dirinya sendiri.
•Untuk para muridnya, jangan takut melaporkan kecurangan yang dilakukan
oleh teman. Karena ada beberapa murid yang tidak mau melaporkan
temannya yang mencontek karena alasan solidaritas dan sebagainya.
•Untuk orang tua dan guru, harus menanamkan sikap jujur dan percaya diri
sejak dini kepada anak. Tetapi bukan cuma sekedar teori, tetapi juga
menunjukkan teladan atau contoh yang baik.
Menurut, Dien F. Iqbal, dosen
Fakultas Psikologi Unpad
Orang mencontek disebabkan faktor dari dalam
dan di luar dirinya. Dalam ilmu psikologi, ada
yang disebut konsep diri dan harga diri.
Konsep diri merupakan gambaran apa yang
orang-orang bayangkan, nilai dan rasakan
tentang dirinya sendiri. Misalnya, anggapan
bahwa, "Saya adalah orang pintar". Anggapan
itu lalu akan memunculkan kompenen afektif
yang disebut harga diri. Namun, anggapan
seperti itu bisa runtuh, terutama saat
berhadapan dengan lingkungan di luar
pribadinya. Di mana sebagai kelompok, maka
harus sepenanggungan dan senasib. Senang
bersama, duka mesti dibagi.
Menurut Vegawati, Oki dan
Noviani, (2004)
Pada saat dorongan tingkah laku mencontek
muncul, terjadilah proses atensi, yaitu muncul ketertarikan
terhadap dorongan karena adanya harapan mengenai hasil
yang akan dicapai jika ia mencontek. Pada proses retensi,
faktor-faktor yang memberikan atensi terhadap stimulus
perilaku mencontek itu menjadi sebuah informasi baru atau
digunakan untuk mengingat kembali pengetahuan maupun
pengalaman mengenai perilaku mencontek, baik secara
maya (imaginary) maupun nyata (visual).
Proses selanjutnya adalah reproduksi motorik, yaitu
memanfaatkan pengetahuan dan pengalamannya mengenai
perilaku mencontek untuk memprediksi sejauh mana
kemampuan maupun kecakapannya dalam melakukan
tingkah laku mencontek tersebut. Dalam hal ini, ia juga
mempertimbangkan konsekuensi apa yang akan ia dapatkan
jika perilaku tersebut muncul. Dalam proses ini, terjadi
mediasi dan regulasi kognitif, di mana kognisi berperan
dalam mengukur kemungkinan-kemungkinan konsekuensi
apa yang akan diterimanya bila ia mencontek.
Contoh kasus budaya di suatu lembaga

More Related Content

What's hot

Laporan Hasil Observasi
Laporan Hasil ObservasiLaporan Hasil Observasi
Laporan Hasil Observasi
Zharfa Setiawan
 
Keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor kelompok dalam bimbingan konse...
Keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor kelompok dalam bimbingan konse...Keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor kelompok dalam bimbingan konse...
Keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor kelompok dalam bimbingan konse...
yayuzuliantini25
 
Perkembangan sosial, moral. agama dan kepribadian masa akhir kanak kanak
Perkembangan sosial, moral. agama dan kepribadian masa akhir kanak kanakPerkembangan sosial, moral. agama dan kepribadian masa akhir kanak kanak
Perkembangan sosial, moral. agama dan kepribadian masa akhir kanak kanak
M N Habibah
 
Makalah perkembangan masa prenatal hingga bayi
Makalah perkembangan masa prenatal hingga bayiMakalah perkembangan masa prenatal hingga bayi
Makalah perkembangan masa prenatal hingga bayiDhiah Febri
 
Contoh kasus dan analisis kasus aldert
Contoh kasus dan analisis kasus aldertContoh kasus dan analisis kasus aldert
Contoh kasus dan analisis kasus aldertrina_nurjanah96
 
6 organisasi-profesi-bk
6 organisasi-profesi-bk6 organisasi-profesi-bk
6 organisasi-profesi-bk
asm
 
Proposal kegiatan olahraga dan seni
Proposal kegiatan olahraga dan seniProposal kegiatan olahraga dan seni
Proposal kegiatan olahraga dan seniistiiqnq
 
power point mengenal bakat dan minat
power point mengenal bakat dan minatpower point mengenal bakat dan minat
power point mengenal bakat dan minat
Dini1115500023
 
Who am i
Who am iWho am i
Psikologi Kepribadian Carl Rogers
Psikologi Kepribadian Carl RogersPsikologi Kepribadian Carl Rogers
Psikologi Kepribadian Carl Rogers
Jay Mi
 
Perkembangan fisik dan kognitif di masa kanak kanak pertengahan
Perkembangan fisik dan kognitif di masa kanak kanak pertengahanPerkembangan fisik dan kognitif di masa kanak kanak pertengahan
Perkembangan fisik dan kognitif di masa kanak kanak pertengahanBarna Yudha SutanMudo
 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantar
hnr_fisika
 
Bahan 2 penilaian-perkembangan-anak-usia-dini
Bahan 2 penilaian-perkembangan-anak-usia-diniBahan 2 penilaian-perkembangan-anak-usia-dini
Bahan 2 penilaian-perkembangan-anak-usia-diniMuhaimin Abu Faiz
 
Pemikiran tokoh-tokoh dan Teori mengenai Pendidikan Anak Usia Dini
Pemikiran tokoh-tokoh dan Teori mengenai Pendidikan Anak Usia DiniPemikiran tokoh-tokoh dan Teori mengenai Pendidikan Anak Usia Dini
Pemikiran tokoh-tokoh dan Teori mengenai Pendidikan Anak Usia Dini
Michelle Rumawir
 
PPT Pengembangan Kognitif AUD
PPT Pengembangan Kognitif AUD PPT Pengembangan Kognitif AUD
PPT Pengembangan Kognitif AUD
Universitas Negeri Jakarta
 
Perkembangan Intelektual pada Fase Remaja
Perkembangan Intelektual pada Fase RemajaPerkembangan Intelektual pada Fase Remaja
Perkembangan Intelektual pada Fase Remaja
Ova Opayanti
 
Teknik menangani masalah pribadi sosial
Teknik menangani masalah pribadi sosialTeknik menangani masalah pribadi sosial
Teknik menangani masalah pribadi sosial
FATHATUL FIKRIYAH
 
Peran Pendidikan Jasmani Sebagai Pembentuk Karakter dan Watak Anak
Peran Pendidikan Jasmani Sebagai Pembentuk Karakter dan Watak AnakPeran Pendidikan Jasmani Sebagai Pembentuk Karakter dan Watak Anak
Peran Pendidikan Jasmani Sebagai Pembentuk Karakter dan Watak Anak
Hariyatunnisa Ahmad
 
Pendidikan Karakter bagi Anak Usia Dini
Pendidikan Karakter bagi Anak Usia DiniPendidikan Karakter bagi Anak Usia Dini
Pendidikan Karakter bagi Anak Usia Dini
Islamic University of Maulana Malik Ibrahim Malang
 

What's hot (20)

Laporan Hasil Observasi
Laporan Hasil ObservasiLaporan Hasil Observasi
Laporan Hasil Observasi
 
Keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor kelompok dalam bimbingan konse...
Keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor kelompok dalam bimbingan konse...Keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor kelompok dalam bimbingan konse...
Keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor kelompok dalam bimbingan konse...
 
Perkembangan sosial, moral. agama dan kepribadian masa akhir kanak kanak
Perkembangan sosial, moral. agama dan kepribadian masa akhir kanak kanakPerkembangan sosial, moral. agama dan kepribadian masa akhir kanak kanak
Perkembangan sosial, moral. agama dan kepribadian masa akhir kanak kanak
 
Makalah perkembangan masa prenatal hingga bayi
Makalah perkembangan masa prenatal hingga bayiMakalah perkembangan masa prenatal hingga bayi
Makalah perkembangan masa prenatal hingga bayi
 
Contoh kasus dan analisis kasus aldert
Contoh kasus dan analisis kasus aldertContoh kasus dan analisis kasus aldert
Contoh kasus dan analisis kasus aldert
 
6 organisasi-profesi-bk
6 organisasi-profesi-bk6 organisasi-profesi-bk
6 organisasi-profesi-bk
 
Proposal kegiatan olahraga dan seni
Proposal kegiatan olahraga dan seniProposal kegiatan olahraga dan seni
Proposal kegiatan olahraga dan seni
 
power point mengenal bakat dan minat
power point mengenal bakat dan minatpower point mengenal bakat dan minat
power point mengenal bakat dan minat
 
Who am i
Who am iWho am i
Who am i
 
Psikologi Kepribadian Carl Rogers
Psikologi Kepribadian Carl RogersPsikologi Kepribadian Carl Rogers
Psikologi Kepribadian Carl Rogers
 
Perkembangan fisik dan kognitif di masa kanak kanak pertengahan
Perkembangan fisik dan kognitif di masa kanak kanak pertengahanPerkembangan fisik dan kognitif di masa kanak kanak pertengahan
Perkembangan fisik dan kognitif di masa kanak kanak pertengahan
 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantar
 
Bahan 2 penilaian-perkembangan-anak-usia-dini
Bahan 2 penilaian-perkembangan-anak-usia-diniBahan 2 penilaian-perkembangan-anak-usia-dini
Bahan 2 penilaian-perkembangan-anak-usia-dini
 
Teori belajar b.f skinner
Teori belajar b.f skinnerTeori belajar b.f skinner
Teori belajar b.f skinner
 
Pemikiran tokoh-tokoh dan Teori mengenai Pendidikan Anak Usia Dini
Pemikiran tokoh-tokoh dan Teori mengenai Pendidikan Anak Usia DiniPemikiran tokoh-tokoh dan Teori mengenai Pendidikan Anak Usia Dini
Pemikiran tokoh-tokoh dan Teori mengenai Pendidikan Anak Usia Dini
 
PPT Pengembangan Kognitif AUD
PPT Pengembangan Kognitif AUD PPT Pengembangan Kognitif AUD
PPT Pengembangan Kognitif AUD
 
Perkembangan Intelektual pada Fase Remaja
Perkembangan Intelektual pada Fase RemajaPerkembangan Intelektual pada Fase Remaja
Perkembangan Intelektual pada Fase Remaja
 
Teknik menangani masalah pribadi sosial
Teknik menangani masalah pribadi sosialTeknik menangani masalah pribadi sosial
Teknik menangani masalah pribadi sosial
 
Peran Pendidikan Jasmani Sebagai Pembentuk Karakter dan Watak Anak
Peran Pendidikan Jasmani Sebagai Pembentuk Karakter dan Watak AnakPeran Pendidikan Jasmani Sebagai Pembentuk Karakter dan Watak Anak
Peran Pendidikan Jasmani Sebagai Pembentuk Karakter dan Watak Anak
 
Pendidikan Karakter bagi Anak Usia Dini
Pendidikan Karakter bagi Anak Usia DiniPendidikan Karakter bagi Anak Usia Dini
Pendidikan Karakter bagi Anak Usia Dini
 

Similar to Contoh kasus budaya di suatu lembaga

Kelompok 1 - Perkembangan Kognitif Remaja.pptx
Kelompok 1 - Perkembangan Kognitif Remaja.pptxKelompok 1 - Perkembangan Kognitif Remaja.pptx
Kelompok 1 - Perkembangan Kognitif Remaja.pptx
AqilSh
 
PENDIDIKAN KARATER SEMANGAT PAGI - DJOKO AW
PENDIDIKAN KARATER SEMANGAT PAGI - DJOKO AWPENDIDIKAN KARATER SEMANGAT PAGI - DJOKO AW
PENDIDIKAN KARATER SEMANGAT PAGI - DJOKO AW
Kafe Buku Pak Aw
 
Perilaku mencontek siswa dan faktor yang mempengaruhi
Perilaku mencontek siswa dan faktor yang mempengaruhiPerilaku mencontek siswa dan faktor yang mempengaruhi
Perilaku mencontek siswa dan faktor yang mempengaruhi
Nia Kurniati
 
Kuliah 1
Kuliah 1Kuliah 1
Kuliah 1
Muhd Wajdi
 
Tugas PPG daljab integritas Modul 1 kb 4
Tugas PPG daljab integritas Modul 1 kb 4Tugas PPG daljab integritas Modul 1 kb 4
Tugas PPG daljab integritas Modul 1 kb 4
Desty Erni
 
Psikologi dalam Pendidikan
Psikologi dalam PendidikanPsikologi dalam Pendidikan
Psikologi dalam Pendidikan
Zuzan Michael Japang
 
Organizationalvaluesmksrikukup 120812091426-phpapp01 2
Organizationalvaluesmksrikukup 120812091426-phpapp01 2Organizationalvaluesmksrikukup 120812091426-phpapp01 2
Organizationalvaluesmksrikukup 120812091426-phpapp01 2Nor Sidah Che Din
 
Pendidikan karakter (iseng jangan dibaca)
Pendidikan karakter (iseng jangan dibaca)Pendidikan karakter (iseng jangan dibaca)
Pendidikan karakter (iseng jangan dibaca)Hadi Pramana
 
2 pengetian dan pendidikan (pb 1)
2 pengetian dan pendidikan (pb 1)2 pengetian dan pendidikan (pb 1)
2 pengetian dan pendidikan (pb 1)
087dwi
 
Prinsip dan nilai-nilai pemberantasan korupsi
Prinsip dan nilai-nilai pemberantasan korupsiPrinsip dan nilai-nilai pemberantasan korupsi
Prinsip dan nilai-nilai pemberantasan korupsi
DidikSusetiyanto
 
Pendidikan moral upaya mendidik generasi seutuhnya
Pendidikan moral upaya mendidik generasi seutuhnyaPendidikan moral upaya mendidik generasi seutuhnya
Pendidikan moral upaya mendidik generasi seutuhnya
Yanuar Hadi Saputro
 
konsep kendiri personaliti perbezaan individu.pptx
konsep kendiri personaliti perbezaan individu.pptxkonsep kendiri personaliti perbezaan individu.pptx
konsep kendiri personaliti perbezaan individu.pptx
ZatiIwaniIsmahadi
 
Aliran Filsafat pgsd 3A
Aliran Filsafat pgsd 3AAliran Filsafat pgsd 3A
Aliran Filsafat pgsd 3A
Fennipratiwi95
 
Pgsd 3 a-6
Pgsd 3 a-6Pgsd 3 a-6
Pgsd 3 a-6
Fennipratiwi95
 
Bab iv filsafat
Bab iv filsafatBab iv filsafat
Bab iv filsafat
Mask Kur
 

Similar to Contoh kasus budaya di suatu lembaga (20)

Kelompok 1 - Perkembangan Kognitif Remaja.pptx
Kelompok 1 - Perkembangan Kognitif Remaja.pptxKelompok 1 - Perkembangan Kognitif Remaja.pptx
Kelompok 1 - Perkembangan Kognitif Remaja.pptx
 
PENDIDIKAN KARATER SEMANGAT PAGI - DJOKO AW
PENDIDIKAN KARATER SEMANGAT PAGI - DJOKO AWPENDIDIKAN KARATER SEMANGAT PAGI - DJOKO AW
PENDIDIKAN KARATER SEMANGAT PAGI - DJOKO AW
 
Perilaku mencontek siswa dan faktor yang mempengaruhi
Perilaku mencontek siswa dan faktor yang mempengaruhiPerilaku mencontek siswa dan faktor yang mempengaruhi
Perilaku mencontek siswa dan faktor yang mempengaruhi
 
Kuliah 1
Kuliah 1Kuliah 1
Kuliah 1
 
Tugas PPG daljab integritas Modul 1 kb 4
Tugas PPG daljab integritas Modul 1 kb 4Tugas PPG daljab integritas Modul 1 kb 4
Tugas PPG daljab integritas Modul 1 kb 4
 
Psikologi dalam Pendidikan
Psikologi dalam PendidikanPsikologi dalam Pendidikan
Psikologi dalam Pendidikan
 
Organizationalvaluesmksrikukup 120812091426-phpapp01 2
Organizationalvaluesmksrikukup 120812091426-phpapp01 2Organizationalvaluesmksrikukup 120812091426-phpapp01 2
Organizationalvaluesmksrikukup 120812091426-phpapp01 2
 
Pendidikan karakter (iseng jangan dibaca)
Pendidikan karakter (iseng jangan dibaca)Pendidikan karakter (iseng jangan dibaca)
Pendidikan karakter (iseng jangan dibaca)
 
2 pengetian dan pendidikan (pb 1)
2 pengetian dan pendidikan (pb 1)2 pengetian dan pendidikan (pb 1)
2 pengetian dan pendidikan (pb 1)
 
Prinsip dan nilai-nilai pemberantasan korupsi
Prinsip dan nilai-nilai pemberantasan korupsiPrinsip dan nilai-nilai pemberantasan korupsi
Prinsip dan nilai-nilai pemberantasan korupsi
 
Teori
TeoriTeori
Teori
 
Pendidikan moral upaya mendidik generasi seutuhnya
Pendidikan moral upaya mendidik generasi seutuhnyaPendidikan moral upaya mendidik generasi seutuhnya
Pendidikan moral upaya mendidik generasi seutuhnya
 
konsep kendiri personaliti perbezaan individu.pptx
konsep kendiri personaliti perbezaan individu.pptxkonsep kendiri personaliti perbezaan individu.pptx
konsep kendiri personaliti perbezaan individu.pptx
 
Perkembangan afektif
Perkembangan afektifPerkembangan afektif
Perkembangan afektif
 
Aliran Filsafat pgsd 3A
Aliran Filsafat pgsd 3AAliran Filsafat pgsd 3A
Aliran Filsafat pgsd 3A
 
Pgsd 3 a-6
Pgsd 3 a-6Pgsd 3 a-6
Pgsd 3 a-6
 
Bab iv filsafat
Bab iv filsafatBab iv filsafat
Bab iv filsafat
 
Dasar pendidikan ii
Dasar pendidikan iiDasar pendidikan ii
Dasar pendidikan ii
 
Nelli ppd
Nelli ppdNelli ppd
Nelli ppd
 
Tugas makalah
Tugas makalahTugas makalah
Tugas makalah
 

Contoh kasus budaya di suatu lembaga

  • 1.
  • 2. Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
  • 3. Edward B. Taylor, menyatakan kebudayaan adalah segenap pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral, adat istiadat, dan kebiasaan lain yang dikerjakan oleh manusia sebagai bagian dari masyarakat. Koentjaraningrat, menyatakan kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.Clifford Geertz, menyatakan kebudayaan adalah sesuatu yang diperoleh manusia melalui proses belajar (pendekatan simbolik/ interpretatif/satu arah).
  • 4.  Non Material Kepercayaan Nilai Norma  Material Hasil teknologi dari yang sederhana sampai mutakhir/kompleks
  • 5. Mencontek adalah perbuatan curang yg dilakukan oleh orang yg memiliki sifat tidak jujur demi mendapatkan nilai tinggi. Biasanya mencotek dilakukan disaat ulangan ataupun ujian. Mencontek biasanya dilakukan dg cara melihat jawaban teman atau melihat catatan yg sudah dipersiapkan sebelumnya.
  • 6. HUBUNGAN ANTARA MENCONTEK DENGAN KEBUDAYAAN Budaya merupakan hasil dari cara berpikir dan kebiasaan seseorang dan kelompok. Ketika seseorang melakukan kegiatan itu secara kontinu sehingga terbiasa, hal itu akan menjadi suatu budaya. Predikat yang dapat orang lain sematkan adalah sebagai budaya orang tersebut. Lalu ketika seseorang mencontek, secara tak langsung prosesnya juga berlangsung relatif sama dengan proses budaya . Anda melakukannya dan anda ketagihan kemudian melakukannya secra kontinu dan akhirnya itu menjadi budaya anda. Budaya Mencontek memang itu tidak disadari oleh orang
  • 8. •Dari pihak pengajar atau guru, harus bertidak tegas saat ujian dengan cara benar-benar mengawasi murid-muridnya saat ujian serta memberikan sangsi yang tegas dan membuat jera baik kepada yang mencontek dan yang memberikan contekan. •Lebih sering mengadakan ujian lisan. dengan begitu murid-muridnya tidak mempunyai pilihan lain selain belajar dan percaya pada diri sendiri. Mungkin dengan begitu lama kelamaan para murid jadi lebih terbiasa untuk percaya pada dirinya sendiri. •Untuk para muridnya, jangan takut melaporkan kecurangan yang dilakukan oleh teman. Karena ada beberapa murid yang tidak mau melaporkan temannya yang mencontek karena alasan solidaritas dan sebagainya. •Untuk orang tua dan guru, harus menanamkan sikap jujur dan percaya diri sejak dini kepada anak. Tetapi bukan cuma sekedar teori, tetapi juga menunjukkan teladan atau contoh yang baik.
  • 9. Menurut, Dien F. Iqbal, dosen Fakultas Psikologi Unpad Orang mencontek disebabkan faktor dari dalam dan di luar dirinya. Dalam ilmu psikologi, ada yang disebut konsep diri dan harga diri. Konsep diri merupakan gambaran apa yang orang-orang bayangkan, nilai dan rasakan tentang dirinya sendiri. Misalnya, anggapan bahwa, "Saya adalah orang pintar". Anggapan itu lalu akan memunculkan kompenen afektif yang disebut harga diri. Namun, anggapan seperti itu bisa runtuh, terutama saat berhadapan dengan lingkungan di luar pribadinya. Di mana sebagai kelompok, maka harus sepenanggungan dan senasib. Senang bersama, duka mesti dibagi.
  • 10. Menurut Vegawati, Oki dan Noviani, (2004) Pada saat dorongan tingkah laku mencontek muncul, terjadilah proses atensi, yaitu muncul ketertarikan terhadap dorongan karena adanya harapan mengenai hasil yang akan dicapai jika ia mencontek. Pada proses retensi, faktor-faktor yang memberikan atensi terhadap stimulus perilaku mencontek itu menjadi sebuah informasi baru atau digunakan untuk mengingat kembali pengetahuan maupun pengalaman mengenai perilaku mencontek, baik secara maya (imaginary) maupun nyata (visual). Proses selanjutnya adalah reproduksi motorik, yaitu memanfaatkan pengetahuan dan pengalamannya mengenai perilaku mencontek untuk memprediksi sejauh mana kemampuan maupun kecakapannya dalam melakukan tingkah laku mencontek tersebut. Dalam hal ini, ia juga mempertimbangkan konsekuensi apa yang akan ia dapatkan jika perilaku tersebut muncul. Dalam proses ini, terjadi mediasi dan regulasi kognitif, di mana kognisi berperan dalam mengukur kemungkinan-kemungkinan konsekuensi apa yang akan diterimanya bila ia mencontek.