Dokumen tersebut membahas tentang pengertian pendidikan, kebudayaan, dan faktor-faktor yang melatarbelakangi perilaku mencontek. Pendidikan didefinisikan sebagai upaya untuk mengembangkan potensi siswa secara holistik, sedangkan kebudayaan adalah sistem nilai dan pengetahuan yang dipelajari secara sosial. Menurut beberapa sumber, mencontek disebabkan oleh faktor internal seperti konsep diri dan harga diri siswa
Dalam power point ini akan dijelaskan tentang psikologi kepribadian yang dibuat oleh kelompok kami mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta Prodi Gizi S1 guna kepentingan tugas persentasi yang di berikan oleh dosen psikologi, dalam PPT ini masih belum sempurna harap maklum adanya.
Laporan Perkembangan Perilaku Anak Usia 4-6 Tahun - Dewinta SusantiSchool
A Latar Belakang
Banyak orang menyatakan bahwa perkembangan dan pertumbuhan itu sama, akan tetapi pada dasarnya keduanya berbeda. Meskipun memiliki hubungan yang saling terkait, keduanya dapat dipisahkan dan tidak dapat berdiri dengan sendirinya. Dalam ilmu psikologi yang menjadi objek di dalamnya adalah perkembangan manusia sebagai pribadi (sebagai perilakunya). Pada hakikatnya perkembangan adalah suatu perubahan psikologis atau mental yang dialami oleh suatu individu dalam proses menuju kedewasaan. Selain itu faktor lingkunganpun sangatlah berpengaruh terhadap perilaku perkembangan atau perilaku seorang anak karena dengan itulah baik buruknya seseorang dapat ditentukan oleh bawaan atau lingkungan tersebut.
Dalam power point ini akan dijelaskan tentang psikologi kepribadian yang dibuat oleh kelompok kami mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta Prodi Gizi S1 guna kepentingan tugas persentasi yang di berikan oleh dosen psikologi, dalam PPT ini masih belum sempurna harap maklum adanya.
Laporan Perkembangan Perilaku Anak Usia 4-6 Tahun - Dewinta SusantiSchool
A Latar Belakang
Banyak orang menyatakan bahwa perkembangan dan pertumbuhan itu sama, akan tetapi pada dasarnya keduanya berbeda. Meskipun memiliki hubungan yang saling terkait, keduanya dapat dipisahkan dan tidak dapat berdiri dengan sendirinya. Dalam ilmu psikologi yang menjadi objek di dalamnya adalah perkembangan manusia sebagai pribadi (sebagai perilakunya). Pada hakikatnya perkembangan adalah suatu perubahan psikologis atau mental yang dialami oleh suatu individu dalam proses menuju kedewasaan. Selain itu faktor lingkunganpun sangatlah berpengaruh terhadap perilaku perkembangan atau perilaku seorang anak karena dengan itulah baik buruknya seseorang dapat ditentukan oleh bawaan atau lingkungan tersebut.
IPBI
ABKIN
MGBKN
Organisasi adalah suatu wadah perkumpulan orang-orang yang memiliki tujuan bersama.
Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut kealian dari para pekerja nya.
Organisasi profesi merupakan organisasi yang anggotanya adalah para praktisi yang menetapkan diri mereka sebagai profesi dan bergabung bersama untuk melaksanakan fungsi-fungsi sosial yang tidak dapat mereka laksanakan dalam kapasitas mereka sebagai individu.
PPT ini mencakup pembahasan tentang arti kognisi, aspek kognisi, pentingnya pengembangan kognitif, faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif, klasifikasi pengembangan kognitif, dan teori pengembangan kognitif Piaget & Vygotsky
IPBI
ABKIN
MGBKN
Organisasi adalah suatu wadah perkumpulan orang-orang yang memiliki tujuan bersama.
Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut kealian dari para pekerja nya.
Organisasi profesi merupakan organisasi yang anggotanya adalah para praktisi yang menetapkan diri mereka sebagai profesi dan bergabung bersama untuk melaksanakan fungsi-fungsi sosial yang tidak dapat mereka laksanakan dalam kapasitas mereka sebagai individu.
PPT ini mencakup pembahasan tentang arti kognisi, aspek kognisi, pentingnya pengembangan kognitif, faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif, klasifikasi pengembangan kognitif, dan teori pengembangan kognitif Piaget & Vygotsky
Analisis perkembangan remaja berdasarkan teori psikoseksual Freud, psikososial Erikson dan perkembangan tugas Havighurst.
Bandingkan perbezaan antara pendekatan behaviorisme, kognitivisme, pembelajaran sosial dan konstruktivisme dalam menerangkan bagaimana berlakunya pembelajaran.
2. Usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya
dan masyarakat.
3. Edward B. Taylor, menyatakan
kebudayaan adalah segenap pengetahuan,
kepercayaan, seni, hukum, moral, adat istiadat,
dan kebiasaan lain yang dikerjakan oleh
manusia sebagai bagian dari masyarakat.
Koentjaraningrat, menyatakan
kebudayaan adalah keseluruhan sistem
gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia
yang dijadikan milik diri manusia dengan
belajar.Clifford Geertz, menyatakan kebudayaan
adalah sesuatu yang diperoleh manusia melalui
proses belajar (pendekatan simbolik/
interpretatif/satu arah).
5. Mencontek adalah perbuatan
curang yg dilakukan oleh orang yg
memiliki sifat tidak jujur demi
mendapatkan nilai tinggi. Biasanya
mencotek dilakukan disaat
ulangan ataupun ujian. Mencontek
biasanya dilakukan dg cara
melihat jawaban teman atau
melihat catatan yg sudah
dipersiapkan sebelumnya.
6. HUBUNGAN ANTARA
MENCONTEK DENGAN
KEBUDAYAAN
Budaya merupakan hasil dari cara berpikir
dan kebiasaan seseorang dan kelompok. Ketika
seseorang melakukan kegiatan itu secara kontinu
sehingga terbiasa, hal itu akan menjadi suatu
budaya. Predikat yang dapat orang lain sematkan
adalah sebagai budaya orang tersebut. Lalu ketika
seseorang mencontek, secara tak langsung
prosesnya juga berlangsung relatif sama dengan
proses budaya . Anda melakukannya dan anda
ketagihan kemudian melakukannya secra kontinu
dan akhirnya itu menjadi budaya anda. Budaya
Mencontek memang itu tidak disadari oleh orang
8. •Dari pihak pengajar atau guru, harus bertidak tegas saat ujian
dengan cara benar-benar mengawasi murid-muridnya saat ujian
serta memberikan sangsi yang tegas dan membuat jera baik kepada
yang mencontek dan yang memberikan contekan.
•Lebih sering mengadakan ujian lisan. dengan begitu murid-muridnya tidak
mempunyai pilihan lain selain belajar dan percaya pada diri sendiri. Mungkin
dengan begitu lama kelamaan para murid jadi lebih terbiasa untuk percaya
pada dirinya sendiri.
•Untuk para muridnya, jangan takut melaporkan kecurangan yang dilakukan
oleh teman. Karena ada beberapa murid yang tidak mau melaporkan
temannya yang mencontek karena alasan solidaritas dan sebagainya.
•Untuk orang tua dan guru, harus menanamkan sikap jujur dan percaya diri
sejak dini kepada anak. Tetapi bukan cuma sekedar teori, tetapi juga
menunjukkan teladan atau contoh yang baik.
9. Menurut, Dien F. Iqbal, dosen
Fakultas Psikologi Unpad
Orang mencontek disebabkan faktor dari dalam
dan di luar dirinya. Dalam ilmu psikologi, ada
yang disebut konsep diri dan harga diri.
Konsep diri merupakan gambaran apa yang
orang-orang bayangkan, nilai dan rasakan
tentang dirinya sendiri. Misalnya, anggapan
bahwa, "Saya adalah orang pintar". Anggapan
itu lalu akan memunculkan kompenen afektif
yang disebut harga diri. Namun, anggapan
seperti itu bisa runtuh, terutama saat
berhadapan dengan lingkungan di luar
pribadinya. Di mana sebagai kelompok, maka
harus sepenanggungan dan senasib. Senang
bersama, duka mesti dibagi.
10. Menurut Vegawati, Oki dan
Noviani, (2004)
Pada saat dorongan tingkah laku mencontek
muncul, terjadilah proses atensi, yaitu muncul ketertarikan
terhadap dorongan karena adanya harapan mengenai hasil
yang akan dicapai jika ia mencontek. Pada proses retensi,
faktor-faktor yang memberikan atensi terhadap stimulus
perilaku mencontek itu menjadi sebuah informasi baru atau
digunakan untuk mengingat kembali pengetahuan maupun
pengalaman mengenai perilaku mencontek, baik secara
maya (imaginary) maupun nyata (visual).
Proses selanjutnya adalah reproduksi motorik, yaitu
memanfaatkan pengetahuan dan pengalamannya mengenai
perilaku mencontek untuk memprediksi sejauh mana
kemampuan maupun kecakapannya dalam melakukan
tingkah laku mencontek tersebut. Dalam hal ini, ia juga
mempertimbangkan konsekuensi apa yang akan ia dapatkan
jika perilaku tersebut muncul. Dalam proses ini, terjadi
mediasi dan regulasi kognitif, di mana kognisi berperan
dalam mengukur kemungkinan-kemungkinan konsekuensi
apa yang akan diterimanya bila ia mencontek.