BE & GG, Poltak Bobby, Hapzi Ali, Good Corporate Governance, Universitas Merc...Bobby Sirait
BE & GG, Poltak Bobby, Hapzi Ali, Good Corporate Governance, Universitas Mercubuana, 2017
Corporate governance is the mechanisms, processes and relations by which corporations are controlled and directed
BE & GG, Poltak Bobby, Hapzi Ali, Good Corporate Governance, Universitas Merc...Bobby Sirait
BE & GG, Poltak Bobby, Hapzi Ali, Good Corporate Governance, Universitas Mercubuana, 2017
Corporate governance is the mechanisms, processes and relations by which corporations are controlled and directed
Be & gg, basrizal, hapzi ali, the corporate culture infact and implicatio...basrizal82
Kunci utama memahami good governance adalah pemahaman atas prinsip-prinsip di
dalamnya. Bertolak dari prinsip-prinsip ini akan didapatkan tolak ukur kinerja suatu
pemerintahan. Baik-buruknya pemerintahan bisa dinilai bila ia telah bersinggungan dengan semua unsur prinsip-prinsip good governance
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Concept and Theory...Rachmad Hidayat
Dosen : Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA
Rachmad Hidayat (55117110127)
Rangkuman dari Forum (KONSEP YANG BAIK DAN EFISIEN DALAM MEWUJUDKAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE DI INDONESIA BAIK PADA PEMERINTAH (GGG) ATAU PADA PERUSAHAAN (GCG)) dan quiz (PENDEKATAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE YANG SESUAI DENGAN BUDAYA KITA (BUDAYA PANCASILA DAN BHINNEKA TUNGGAL IKA))
BE & GG, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Good Government Corporate Governance , Uni...Rizki Aditama
Konsep yang baik dan efisien dalam mewujdukan Good Corporate Governance di Indonsia baik pada Pemerintah (GGG) atau pada Perusahaan (GCG), Pendekatan Good Corporate Governance yang sesuai dengan Budaya kita (Budaya Panca Sila dan Kebinneka Tunngal Ika)
Kata akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau tanggung jawab. Namun pada dasarnya, kedua konsep tersebut memiliki arti yang berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023Muh Saleh
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 merupakan survei yang mengintegrasikan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dan Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGI). SKI 2023 dikerjakan untuk menilai capaian hasil pembangunan kesehatan yang dilakukan pada kurun waktu lima tahun terakhir di Indonesia, dan juga untuk mengukur tren status gizi balita setiap tahun (2019-2024). Data yang dihasilkan dapat merepresentasikan status kesehatan tingkat Nasional sampai dengan tingkat Kabupaten/Kota.
Ketersediaan data dan informasi terkait capaian hasil pembangunan kesehatan penting bagi Kementerian Kesehatan, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota sebagai bahan penyusunan kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang lebih terarah dan tepat sasaran berbasis bukti termasuk pengembangan Rencana Pembangunan Kesehatan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2024-2029) oleh Kementerian PPN/Bappenas. Dalam upaya penyediaan data yang valid dan akurat tersebut, Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) dalam penyusunan metode dan kerangka sampel SKI 2023, serta bersama dengan Lintas Program di Kementerian Kesehatan, World Health Organization (WHO) dan World Bank dalam pengembangan instrumen, pedoman hingga pelaporan survei.
Be & gg, basrizal, hapzi ali, the corporate culture infact and implicatio...basrizal82
Kunci utama memahami good governance adalah pemahaman atas prinsip-prinsip di
dalamnya. Bertolak dari prinsip-prinsip ini akan didapatkan tolak ukur kinerja suatu
pemerintahan. Baik-buruknya pemerintahan bisa dinilai bila ia telah bersinggungan dengan semua unsur prinsip-prinsip good governance
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Concept and Theory...Rachmad Hidayat
Dosen : Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA
Rachmad Hidayat (55117110127)
Rangkuman dari Forum (KONSEP YANG BAIK DAN EFISIEN DALAM MEWUJUDKAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE DI INDONESIA BAIK PADA PEMERINTAH (GGG) ATAU PADA PERUSAHAAN (GCG)) dan quiz (PENDEKATAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE YANG SESUAI DENGAN BUDAYA KITA (BUDAYA PANCASILA DAN BHINNEKA TUNGGAL IKA))
BE & GG, Rizki Aditama, Hapzi Ali, Good Government Corporate Governance , Uni...Rizki Aditama
Konsep yang baik dan efisien dalam mewujdukan Good Corporate Governance di Indonsia baik pada Pemerintah (GGG) atau pada Perusahaan (GCG), Pendekatan Good Corporate Governance yang sesuai dengan Budaya kita (Budaya Panca Sila dan Kebinneka Tunngal Ika)
Kata akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau tanggung jawab. Namun pada dasarnya, kedua konsep tersebut memiliki arti yang berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023Muh Saleh
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 merupakan survei yang mengintegrasikan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dan Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGI). SKI 2023 dikerjakan untuk menilai capaian hasil pembangunan kesehatan yang dilakukan pada kurun waktu lima tahun terakhir di Indonesia, dan juga untuk mengukur tren status gizi balita setiap tahun (2019-2024). Data yang dihasilkan dapat merepresentasikan status kesehatan tingkat Nasional sampai dengan tingkat Kabupaten/Kota.
Ketersediaan data dan informasi terkait capaian hasil pembangunan kesehatan penting bagi Kementerian Kesehatan, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota sebagai bahan penyusunan kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang lebih terarah dan tepat sasaran berbasis bukti termasuk pengembangan Rencana Pembangunan Kesehatan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2024-2029) oleh Kementerian PPN/Bappenas. Dalam upaya penyediaan data yang valid dan akurat tersebut, Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) dalam penyusunan metode dan kerangka sampel SKI 2023, serta bersama dengan Lintas Program di Kementerian Kesehatan, World Health Organization (WHO) dan World Bank dalam pengembangan instrumen, pedoman hingga pelaporan survei.
Disampaikan pada PKN Tingkat II Angkatan IV-2024 BPSDM Provinsi Jawa Tengah dengan Tema “Transformasi Tata Kelola Pelayanan Publik untuk Mewujudkan Perekonomian Tangguh, Berdayasaing, dan Berkelanjutan”
Dr. Tri Widodo Wahyu Utomo, S.H., MA
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN RI
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
Kementerian Kesehatan menggulirkan transformasi sistem kesehatan.
Terdapat 6 pilar transformasi sistem kesehatan sebagai penopang kesehatan
Indonesia yaitu: 1) Transformasi pelayanan kesehatan primer; 2) Transformasi
pelayanan kesehatan rujukan; 3) Transformasi sistem ketahanan kesehatan;
4) Transformasi sistem pembiayaan kesehatan; 5) Transformasi SDM
kesehatan; dan 6) Transformasi teknologi kesehatan.
Transformasi pelayanan kesehatan primer dilaksanakan melalui edukasi
penduduk, pencegahan primer, pencegahan sekunder dan peningkatan
kapasitas serta kapabilitas pelayanan kesehatan primer. Pilar prioritas
pertama ini bertujuan menata kembali pelayanan kesehatan primer yang ada,
sehingga mampu melayani seluruh penduduk Indonesia dengan pelayanan
kesehatan yang lengkap dan berkualitas.
Penataan struktur layanan kesehatan primer tersebut membutuhkan
pendekatan baru yang berorientasi pada kebutuhan layanan di setiap
siklus kehidupan yang diberikan secara komprehensif dan terintegrasi
antar tingkatan fasilitas pelayanan kesehatan. Pendekatan baru ini disebut
sebagai Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer, melibatkan Puskesmas, unit
pelayanan kesehatan di desa/kelurahan yang disebut juga sebagai Puskesmas
Pembantu dan Posyandu. Selanjutnya juga akan melibatkan seluruh fasilitas
pelayanan kesehatan primer.
Disampaikan dalam Drum-up Laboratorium Inovasi Kabupaten Sorong, 27 Mei 2024
Dr. Tri Widodo W. Utomo, S.H., MA.
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
2. BIODATA
Nama : Dr. I Nyoman Subanda, Drs,Msi.
Tempat/Tgl. Lahir : Singaraja, 22 Pebruari 1965
NPP. : 02.6.90.082
Pangkat/Gol. : Penata Muda/IIID
Jabatan Akademik : Lektor
Agam : Hindu
Alamat : Perum. Tunjung Tutur kav. Telkom Jl. Patih Nambi
No 18x Ubung Kaja, Denpasar
Telp : (0361) 8443356 Hp. 081338704615
Riwayat Pendidikan:
S1. - Undiknas Denpasar tahun 1985-1990
- UNUD Denpasar Tahun 1985-1989
S2. Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, 1992-1995
S3. Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya, 1998-2005
Jabatan Sekarang :
Dekan FISIPOL dan KPS S2 MAP
Pascasarjana Undiknas Denpasar
3. Government dan Governance
Konsep governance lebih inklusif daripada government.
Menurut Ganie Rochman dalam Sjamsuddin (2006 : 18), konsep
government menunjuk pada suatu organisasi pengelolaan
berdasarkan kewenangan tertinggi (Negara dan pemerintah).
Konsep governance tidak sekedar melibatkan pemerintah dan
Negara, tetapi juga peran berbagai aktor diluar pemerintah dan
negara sehingga pihak-pihak yang terlibat juga sangat luas.
Lebih lanjut Sjamsuddin (2006 : 17) juga menjelaskan bahwa
konsep government berbeda dengan governance. Kalau dalam
“government”, penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan
dan pelayanan publik (public service) lebih menyandarkan pada
pemerintah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Sedangkan pada “governance” penyelenggaraannya tidak
semata-mata didasarkan pada pemerintah (government atau
state), tetapi pada pelibatan segenap elemen yang ada baik
dalam intern birokrasi maupun luar birokrasi publik, yaitu
masyarakat (society) dan dunia usaha (private sector).
4.
5. Paradigma New Public Service
Joined up thinking and joined up action
Semua stakeholder harus menjadi pemain
Tidak ada yang boleh sebagai penonton
Pemerintah harus menjamin hak-hak
masyarakat
Mengutamakan kepentingan masyarakat
Pemerintah bersemboyan pada citizen first
Mengutamakan justice, partipation dan
leadership
7. MODEL SISTEM POLITIK
INPUT
-DEMANDS
-SUPPORT
-RESOURCES
(INPRA
STRUKTUR)
PROSES
THE POLITICAL
SYSTEM
(SUPRA
STRUKTUR)
OUTPUT
-DECISION
-POLICY
-ACTION
POSES POLITIK
- INPRASTRUKTUR POLITIK
- PARPOL, MEDIA MASSA,
- INTEREST GROUP, CITIZEN, PRESSURE GROUP
-SUPRA STRUKTUR POLITIK
- LEGISLATIF, YUDIKATIF, EKSEKUTIF, LEMBAGA NEGARA LAIN
8. Good Governance Memiliki
Beberapa Karakteristik
Prinsip Partisipasi (Participation)
Prinsip Supremasi Hukum (Rule of Law)
PrinsipTransparansi (Transparency)
Prinsip CepatTanggap (Responsiveness)
Prinsip Membangun Konsensus (Consensus Orientation)
Prinsip Kesetaraan (Equity)
Prinsip Efektifitas dan Efisiensi (Efficiency and
Effectiveness)
Prinsip Akuntabilitas (Accountability)
PrinsipVisi Strategis (StrategicVision)
9. PRINSIP PEMERINTAHAN
Customer-Driven Government (Pemerintahan Berorientasi
pelanggan);
Mission-Driven Government (Pemerintahan berorientasi pada
misinya);
Anticipatory Government (Pemerintahan yang tanggap);
Result-Oriented Government (Pemerentahan berorientasi
hasil);
Competitive Government (Pemerintahan yang kompetitif);
Enterprising Government (Pemerintahan yang berjiwa
wirausahaan);
Decentralized Government (Pemerintah yang disentralisasi);
Community-Owned Government (Pemerintahan milik
masyarakat);
Catalytic Government (Pemerintahan Katalis);
Market-Oriented Government (Pemerintah berorientasi pasar).
11. Good Governance di Era Globalisasi
1. Membangun modal sosial (social
capital)
2. Adaptif terhadap globalisasi dan
modernisasi
3. Mengembangkan demokratisasi
4. Mampu membangun civil society
12. Pentingnya Modal Sosial BagiAparatur
Negara
Kepercayaan (Trust)
Norma-norma (Norms)
Jejaring Sosial (Social
Networking)
13. Penyelenggaraan Pemerintahan
Berhadapan dengan:
1. Globalisasi dan Modernisasi
2. Open Society (Tuntutan Demokrasi)
3. Low Trust Society
4. Kebebasan dan Kenakalan Pers
5. Kesenjangan sosial
6. Maraknya Golhit – mal praktek - patologi
birokrasi
14. CIVIL SOCIETY (MASYARAKAT
CIVIL/MADANI)
TIDAK ADA YANG DIPERTUAN DAN
DIPERHAMBA
MASYARAKAT YANG BERBUDAYA (CIVILLED
SOCIETY) YANG MENGHARGAI NILAI-NILAI
KEMANUSIAAN LAWAN DARI MASYARAKAT
LIAR/BARBAR (SAVAGE SOCIETY)
MODEL MASYARAKAT YANG PARTISIPATIF,
MENGUTAMAKAN KESETARAAN HAK DAN
KEWAJIBAN)
HUMANIS (LAWAN DE – HUMANISM)
15. NURCHOLIS MADJID (CIVIL SOCIETY – DALAM
ONSEP ISLAM)
EGALITARIANISME
PENGHARGAAN ATAS PRESTASI (BUKAN PADA
SUKU, AGAMA DAN RAS)
MASYARAKAT AKTIF
PENEGAKAN HUKUM DAN KEADILAN
TOLERANSI DAN PLURALISME
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
16. Prinsip-prinsip Administrasi Negara
(Publik)
1. Tidak dapat dihindari
2. Memerlukan adanya kepatuhan
3. Mempunyai ukuran yang tidak terbatas
4. Harapan terakhir ada pada administrasi
Negara
5. Pelayanan Administrasi Negara bersifat urgent
6. Bersifat monopoli/semi monopoli
7. Pelayanan tidak ditentukan oleh harga pasar
8. Pelayanan berdasarkan penilaian masyarakat
17. Prinsip-Prinsip Pelayanan Publik Versi
LAN
- Kesederhanaan
- Kejelasan
- Kepastian waktu
- Akurasi
- Keamanan
- Tanggungjawab
- Kelengkapan sarana dan prasarana
- Kemudahan akses
- Kedisiplinan, kesopanan dan keramahan
- Kenyamanan
18. Ukuran Kualitas Pelayanan
Publik
o Tangible
o Reliability atau reliabilitas
o Responsiveness atau responsivitas
o Assurance atau kepastian
o Empathy
20. Variabel dan Indikator
Reliability
Kepastian waktu pelayanan, berkaitan dengan
waktu proses pemberian atau penyelesaian
pelayanan.
Biaya pelayanan, adanya standar biaya/tarif
pelayanan termasuk rinciannya yang ditetapkan
dalam proses pemberian pelayanan.
Pelayanan yang tidak berbelit belit /
Kesederhanaan prosedur pelayanan, yaitu
kemudahan tahapan/alur pelayanan yang
diberikan kepada masyarakat.
21. Responsiveness
Ketersediaan data/informasi dan petunjuk-
petunjuk
Kemampuan petugas dalam
merespon/menyelesaikan berbagai
pengaduan/keluhan, aspirasi serta tuntutan
pelanggan
Kesungguhan petugas saat memberikan
pelayanan
Kenyamanan / Kebersihan Lingkungan
Kantor Pelayanan
22. Assurance
Kesopanan dan keramahan dalam
pelayanan.
Keamanan dalam proses pelayanan
Keahlian/pengetahuan aparat
Kedisiplinan Pegawai dalam memberikan
pelayanan (datang dan pulang tepat
waktu)
23. Empathy
Adanya komunikasi yang baik dari petugas
dalam memberikan pelayanan.
Pelayanan yang diberikan petugas kepada
pelanggan tanpa membedakan status
Tangibles
Penataan tampilan Fisik Gedung
Kelengkapan dan fasilitas penunjang
(Toilet, Sarana Komunikasi)
24. Bentuk Pelayanan Publik
Pelayanan Utama (Core Service)
Pelayanan Fasilitas (Facilitating Service)
Pelayanan Pendukung (Supporting Service)
25. Kotler (1997) dikutip Tjiptono (1996 : 148)
terdapat metode untuk mengukur kepuasan
pelanggan, yaitu:
Sistem keluhan dan saran
Survei kepuasan pelanggan
1. Directly Reported Satisfaction
2. Derived Dissatisfaction
3. Problem Analysis
4. Importance-performance Analysis
Ghost Shopping
Lost Customer Analysis
26. Old PublicAdministration
1. Administrasi publik harus pisah dengan dunia
politik
2. Administrator selalu mempraktekkan sistem
nepotisme dan spoil sistem
3. Doktrin : Legislatif harus pisah dengan
eksekutif
4. Menekankan kepada efisiensi dan ekonomis
5. Mementingkan kecocokan dan kecakapan
dalam bekerja dibanding kesamaan aliran
politik
27. 6. Dalam birokrasi hubungan harus saklek dan
impersonal
7. On the right man, on the right place
8. Dalam mengembangkan birokrasi diperlukan
profesionalitas, prinsip keilmuan, hubungan
yang impersonal, penerapan aturan,
standarisasi yang tegas, sikap yang netral dan
perilaku yang mendorong efisiensi dan
efektivitas
28. Pelajaran Penting dari Paradigma NPS
1. Masyarakat dianggap sebagai warga negara bukan
palanggan
2. Mengutamakan kepentingan umum
3. Mengikutsertakan warga masyarakat
4. Berpikir strategis dan bertindak demokratis
5. Menghargai masyarakat
6. Memperhatikan norma, nilai dan standar yang ada
7. Pergeseran Paradigma dari konstitusinalism ke
komunitarianism (dari institution-centric civil service ke
citizen-centric govermance)
8. Tidak ada manipulasi partisipasi masyarakat
9. Diterapkannya citizen centered collaborative public
management
29. New Public Management (NPM)
NPM muncul pertama kali di Inggris, New
Zeland, Amerika Serikat dan Kanada
Paradigma ini didasarkan pada pasar dan
budaya bisnis dalam organisasi publik
Teori ini beranggapan sektor publik terlalu
boros in efisien, kinerja pelayanan publik yang
merosot kemudian kurang perhatian pada
kepuasan kerja pegawai
30. NPM dengan 5 Doktrin
Penerapan deregulasi pada line management
Konversi unit pelayanan publik menjadi
organisasi yang berdiri sendiri
Penerapan akuntabilitas berdasarkan kinerja
terutama melalui kontrak
Penerapan makanisme kompetisi seperti
melakukan kontrak luar
Memperhatikan mekanisme pasar
31. Model NPM yang Baru
Efficiency drive
Downsizing and Decentralization
In search of excellence
Public service orientation
32. Pelajaran Penting dari NPM
Pembangunan birokrasi harus memperhatikan
mekanisme pasar
Mendorong kompetisi dan kontrak untuk mencapai
hasil maksimal
Lebih responsive terhadap kebutuhan pelanggan
Lebih cenderung bersifat pengarahan daripada
menjalankan sendiri
Melakukan deregulasi
Memperdayakan pelaksana agar lebih kreatif
Menekankan budaya organisasi yang fleksibel, inovatif,
berjiwa wirausahaan ketimbang budaya taat asas dan
orientasi pada proses dan input
33. DEMOKRASI –YUNANI
DEMOS = RAKYAT,
KRATOS/KRATEIN=BERKUASA
DEMOKRASI =RAKYAT BEKUASA
“GOVERNMENT AND RULE BY THE PEOPLE”
34. MUSUH DEMOKRASI
1. TIRANI = KESEWENANG-WENANGAN
NEGARA
2. ANARKIS =KESEWENANG-WENANGAN
RAKYAT
Grass root = pengerusakan
Intelektual = Demonstrasi brutal
Elit Politik = Instruksi tak terkendali
35. Nilai-Nilai Dalam Demokrasi
Penyelesaian Konflik secara damai dan melembaga
Pergantian pemimpin secara teratur
Mengakui ananya keanekaragaman
Manjamin tegaknya keadilan
Meminimalisasi kekerasan
Menyelenggarakan perubahan secara damai
36. Sumber Kekuasaan di Abad
Modern
Reward power (hadiah/imbalan)
Information power
Connection power (jaringan luas)
37. KEKUASAAN & KEWENANGAN
Kekuasaan adalah Kekuatan atau
Kemampuan untuk mempengaruhi orang lain
agar mau melakukan sesuatu atau tidak
melakukan sesuatu sesuai dengan keinginan
yang mempengaruhi
Kepemimpinan adalah tehnik atau seni untuk
mempengaruhi orang lain, sehingga orang
tersebut mau melakukan sesuatu atau tidak
melakukan sesuai dengan keinginan yang
mempengaruhi
38. Sumber-sumber kekuasaan secara umum
1. Karismatik
2. Harta
3. Skill-pendidikan/kecakapan
4. Jabatan formal
5. Ketokohan
a. Rohaniawan
b. Popular
c. Perilaku
39. Konsep Teori Image/ Opini Realitas
Empirik
Birokrasi - Aturan-aturan dan
prosedur
- Spesialisasi pekerjaan
- Kejelasan Hirarkhi
- Perkembangan
karier-merit system
- Impersonality
- Obyektif
- Adanya Administrasi
tertulis (dokumenter)
40. Konsep Teori Image/ Opini Realitas
Empirik
Reformasi - Perubahan
bentuk
- Perubahan ke
hal yang lebih
baik
- Perubahan
paradigma
41. Konsep Teori Image/ Opini Realitas
Empirik
Pelayanan
Publik
- Kesederhanaan
- Kejelasan
- Kepastian waktu
- Akurasi
- Keamanan
- Tanggungjawab
- Kelengkapan sarana
dan prasarana
- Kemudahan akses
- Kedisiplinan,
kesopanan dan
keramahan
- Kenyamanan
42. Konsep Teori Image/ Opini Realitas
Empirik
Desentrali
sasi dan
Otonomi
Daerah
- Mendekatkan
Negara pada
Masyarakat
- Maksimalisasi
Pelayanan Publik
- Demokratisasi
- Pemerintahan yang
Efektif dan Efisien
- Menyediakan Public
Good
- Peka dan Respon
terhadap Berbagai
Persoalan
Masyarakat
43. Konsep Teori Image/ Opini Realitas
Empirik
Birokrasi - Aturan-aturan dan
prosedur
- Spesialisasi pekerjaan
- Kejelasan Hirarkhi
- Perkembangan
karier-merit system
- Impersonality
- Obyektif
- Adanya Administrasi
tertulis (dokumenter)
- Berbelit-belit
(ribet)
- Main sogok
(banyak
pungutan)
- Kantor
kosong
- Ngerumpi
- Tidak ada
standar
- Interpretasi
berbeda
- Tidak ada
kesamaan
bentuk
- Berurusan
dengan
pendekatan
lobi dan
kekuasaan
- Aspek politik
(dalam
karier)
44. Konsep Teori Image/ Opini Realitas
Empirik
Reformasi - Perubahan
bentuk
- Perubahan ke
hal yang lebih
baik
- Perubahan
paradigma
- Perubahan
total
- Mengganti
rezim
- Tidak teratur
(kacau)
- Proliferasi
- Tumpang tindih,
kewenangan
- Demokrasi
menguat
- Supra struktur
politik berfungsi
- NetralitasTNI,
POLRI, Birokrasi
- Otoritas tradisi
menguat
- Law Enforcemant
45. Konsep Teori Image/ Opini Realitas
Empirik
Pelayanan
Publik
- Kesederhanaan
- Kejelasan
- Kepastian waktu
- Akurasi
- Keamanan
- Tanggungjawab
- Kelengkapan sarana
dan prasarana
- Kemudahan akses
- Kedisiplinan,
kesopanan dan
keramahan
- Kenyamanan
- Lambat
- Keberpihakan
ke atas
- Biaya besar
- Tidak ada
kepastian
- Percepat dg
biaya
- Lambat
- Keberpihakan
ke atas
- Biaya besar
- Tidak ada
kepastian
- Tidak standar
46. Konsep Teori Image/ Opini Realitas
Empirik
Desentrali
sasi dan
Otonomi
Daerah
- Mendekatkan
Negara pada
Masyarakat
- Maksimalisasi
Pelayanan Publik
- Demokratisasi
- Pemerintahan yang
Efektif dan Efisien
- Menyediakan Public
Good
- Peka dan Respon
terhadap Berbagai
Persoalan
Masyarakat
- Otonomi
Setengah Hati
- Kebebasan
Daerah
- Daerah
Melakukan
Apa Saja
- Pusat Masih
Mensubsidi
Anggaran
Daerah
- Rekrutmen
Pegawai
Otoritas
Pusat
- Menciptakan
Raja-raja Kecil di
Daerah
- Fanatisme
Daerah
- Pusat Ikut
Campur dalam
Urusan
Kebijakan
Daerah
- Daerah tidak
Mampu dari Segi
Anggaran dan
Politik
- Persekongkolan
Pusat dan
Daerah dalam
Hal Rekrutmen