SlideShare a Scribd company logo
Biomekanik Jaringan dan
Sturktur Sistem
Muskuloskeletal
• Biomekanik Tulang
• Biomekanik Kartilago Sendi
• Biomekanik Otot Skeletal
Biomechanics of the Bone
Tulang
• Alat gerak pasif
• Memiliki fungsi-fungsi penting
• Mempunyai unsur mekanikal
Struktur Tulang
• Terdiri dari :
Bagian luar,yg padat →
SUBSTANTIA COMPACTA
Bagian dalam yg spongios →
SUBSTANTIA SPONGIOSA
Dicentral,yg berongga
→MEDULLA OSSEUM
Sifat Tulang Terhadap Bentuk Pembebanan
yang Beragam
• Tension
• Kompresi
• Bending (Pembengkokan)
• Shear
• Torsion
• Kombinasi beban
Biomechanics of the
Cartilage Joints
Jaringan ikat khusus avaskuler
Berperan sebagai bantalan
mengandung agregat proteoglikan dalam konsentrasi tinggi
Rawan Sendi
Fungsi utama cartilago sendi, yaitu:
1. Menyebarkan beban yg terjadi pada sendi sehingga beban tsb ditransmisikan di
atas area yg luas dan kontak stress dpt berkurang.
2. Memberikan gerakan relatif pd permukaan tulang lawanannya dengna
meminimalkan gaya friksi dan kerusakan.
Kandungan Matriks Rawan Sendi
 Kolagen
 Proteoglikan
KOLAGEN
 Kolagen merupakan molekul protein yang sangat kuat.
 Ada beberapa tipe kolagen pada matriks ekstraseluler tetapi sebagian besar ialah kolagen tipe B.
 Kolagen berfungsi sebagai kerangka bagi rawan sendi yang akan membatasi pengembangan berlebihan
agregat proteoglikan.
Proteoglikan
 Molekulkompleks yang tersusun atas inti protein dan molekul glikosaminoglikan
 Sebagai reseptor permukaan sel untuk enzim yang berbeda atau inhibitor
 Berfungsi terhadaptulang dan rawan sendi
Sifat Biomekanis Cartilago Sendi
Sifat biomekanis dari cartilago sendi hanya dpt dipahami berdasarkan
sifat-sifat material jaringan tsb. Yang menentukan sifat material jaringan tsb
adalah solid matriks (collagen dan proteoglycan) dan interstitial water yg dpt
bergerak bebas.
Hydrodynamic lubrication mechanism
Squeeze film lubrication mechanism
Kerusakan/kelelahan (wear)
Kerusakan adalah terjadinya pelepasan material dari permukaan solid
oleh karena adanya aksi mekanikal.
WEAR MECHANISM IN THE CARTILAGE
INTERFACIAL WEAR FATIGUE WEAR
Stress yang berulang pada matriks collagen/ proteoglycan akan
menyebabkan kerusakan pada:
 Serabut collagen
 Jaringan makromolekul protoglycan
 Inteface (ruang) antara serabut dan matriks interfibrillar
Hipotesis menyatakan bahwa kelelahan cartilago
disebabkan oleh kerusakan akibat beban tension pada
kerangka serabut collagen. Begitu pula, semakin
bertambah usia dan adanya penyakit dapat
menyebabkan perubahan yg berat dalam populasi
moleku proteoglycan.
Biomekanik Degenerasi Cartilago
Cartilago sendi mempunyai kapasitas yg terbatas
untuk perbaikan dan regenerasi. Jika stress yg besar
terjadi pada cartilago maka kerusakan total dapat terjadi
dengan cepat. Peningkatan kerusakan secara progresif
berkaitan dgn :
 Besarnya stress yg dialami
 Jumlah stress yg dialami
 Molekul-molekul intrinsik dan struktur mikroskopik dari
matriks collagen/ proteoglycan.
Beberapa orang dengan pekerjaan atau hobby
tertentu mempunyai insiden degenerasi yg tinggi,
karena pekerjaan atau hobinya berkaitan dgn frekuensi
pembebanan yg tinggi pada sendi dan besarnnya beban
total yg terjadi pada sendi. Sbg contoh, sendi knee pd
pemain sepakbola, sendi ankle pd penari ballet, dll.
Biomechanics of the
Skeletal Muscle
MUSCLE
 FUNGSI OTOT
 Pergerakan (gerak aktif)
 Beri “bentuk” pd tubuh
 Proteksi
 PERANAN OTOT pada gerakan
 Prime mover (agonist)
 Antagonist
 Synergist
 Fixator
Produksi tenaga pada otot
1.Hubungan length-tension
2. Hubungan load-velocity
3. Hubungan force-time
Efek dari arsitektur otot rangka
 Terdapat dua pola dasar arsitektur miofibril (long or thick) :
 1. Tenaga yang dapat diproduksi otot sebanding dengan cross-section dari
miofibril.
 otot yang memiliki serabut pendek dan cross-sectional yang lebih besar didesain
untuk memproduksi tenaga.
2. Kecepatan dan jangkauan kerja yang dapat diproduksi otot sebanding dengan
panjang miofibril.
 otot dengan serabut panjang didesain untuk jangkauan kerja dan kecepatannya.
Isomentic and isotonic properties of muscle with different architecture
Pengaruh aktivitas otot terhadap distribusi
stress dalam tulang
Ketika tulang terbebani, kontraksi otot
yang melekat pada tulang tersebut akan
mengubah distribusi stress dalam tulang.
Kontraksi otot ini dapat menurunkan stress
tensile pada tulang dengan menghasilkan
stress compressi yg baik.
Stress tensile yang tinggi terjadi pada
aspek posterior tibia dan stress compressi yg
tinggi terjadi pada aspek posterior tibia,
sehingga menetralisir stress tensile yang
tinggi dan dapat melindungi tibia dari
kerusakan akibat tension. Kontraksi otot ini
menghasilkan stress compressi yang lebih
tinggi pada permukaan anterior tibia.
Kelelahan tulang di bawah
pembebanan berulang
Fraktur dapat dihasilkan oleh beban tunggal atau aplikasi
suatu beban yang terjadi secara berulang kali. Suatu fraktur
akan terjadi pada aplikasi beban tunggal jika beban tsb
memiliki kekuatan maksimal tulang. Aplikasi beban yang
rendah dan terjadi secara berulang kali dpt menghasilkan
fraktur, fraktur tsb dinamakan fatigue fraktur.
Penyembuhan tulang
Ketika tulang mulai sembuh setelah
fraktur, callus terbentuk disekitar tempat
fraktur yang menstabilisasi area tsb. Secara
signifikan callus dpt meningkatkan area dan
polar moment inersia shg dapat
meningkatkan strength dan stiffness tulang.
Penyembuhan tulang
Ketika tulang mulai sembuh setelah fraktur, callus
terbentuk disekitar tempat fraktur yang menstabilisasi area tsb.
Secara signifikan callus dpt meningkatkan area dan polar
moment inersia shg dapat meningkatkan strength dan stiffness
tulang.

More Related Content

Similar to Biomekanik Jaringan dan Struktur Sistem Muskuloskeletal.pptx

Kontraksi Otot
Kontraksi OtotKontraksi Otot
Kontraksi Otot
yandikafefrian1
 
1390361020 3-bab ii
1390361020 3-bab ii1390361020 3-bab ii
1390361020 3-bab ii
Thata Ppi
 
Fraktur
FrakturFraktur
Laporan pendahuluan tibia
Laporan pendahuluan tibiaLaporan pendahuluan tibia
Laporan pendahuluan tibia
NurhikmaUmati
 
Pertemuan ke 10 The Biomechanics of Human Skeletal Muscle (part 1).pdf
Pertemuan ke 10 The Biomechanics of Human Skeletal Muscle (part 1).pdfPertemuan ke 10 The Biomechanics of Human Skeletal Muscle (part 1).pdf
Pertemuan ke 10 The Biomechanics of Human Skeletal Muscle (part 1).pdf
RonnieMRizal
 
Muskuloskeletal_20231126_210437_0000.pdf
Muskuloskeletal_20231126_210437_0000.pdfMuskuloskeletal_20231126_210437_0000.pdf
Muskuloskeletal_20231126_210437_0000.pdf
muhammadrabbanidirga
 
Patologi muskuloskeletal
Patologi muskuloskeletalPatologi muskuloskeletal
Patologi muskuloskeletal
Prastuti Waraharini
 
Anfis muskulo
Anfis muskulo Anfis muskulo
Anfis muskulo
Yusuf Aruke
 
Basic biomechanics and workstation design
Basic biomechanics and workstation designBasic biomechanics and workstation design
Basic biomechanics and workstation design
HnAlfiany
 
Laporan pendahulan-fraktur-femur
Laporan pendahulan-fraktur-femurLaporan pendahulan-fraktur-femur
Laporan pendahulan-fraktur-femur
Edju Joen
 
SISTEM MUSKULOSKELETAL pada tubuh manusia.pptx
SISTEM MUSKULOSKELETAL pada tubuh manusia.pptxSISTEM MUSKULOSKELETAL pada tubuh manusia.pptx
SISTEM MUSKULOSKELETAL pada tubuh manusia.pptx
FebriZuan
 
Faal muskuloskeletal
Faal muskuloskeletalFaal muskuloskeletal
Faal muskuloskeletal
Operator Warnet Vast Raha
 
Kamis
KamisKamis
10-Article Text-21-2-10-20200930.pdf
10-Article Text-21-2-10-20200930.pdf10-Article Text-21-2-10-20200930.pdf
10-Article Text-21-2-10-20200930.pdf
MuhammadSyarif783439
 
Anatomi muskuloskeletal.ppt
Anatomi muskuloskeletal.pptAnatomi muskuloskeletal.ppt
Anatomi muskuloskeletal.ppt
titin639524
 
Konsep Fraktur
Konsep FrakturKonsep Fraktur
Konsep Fraktur
Yanto Physio
 
Imun
ImunImun
Kontraksi otot
Kontraksi ototKontraksi otot
Kontraksi otot
Lailia Hameeda
 

Similar to Biomekanik Jaringan dan Struktur Sistem Muskuloskeletal.pptx (20)

Kontraksi Otot
Kontraksi OtotKontraksi Otot
Kontraksi Otot
 
1390361020 3-bab ii
1390361020 3-bab ii1390361020 3-bab ii
1390361020 3-bab ii
 
Fraktur
FrakturFraktur
Fraktur
 
Fraktur AKPER MUNA
Fraktur AKPER MUNA Fraktur AKPER MUNA
Fraktur AKPER MUNA
 
Fraktur
FrakturFraktur
Fraktur
 
Laporan pendahuluan tibia
Laporan pendahuluan tibiaLaporan pendahuluan tibia
Laporan pendahuluan tibia
 
Pertemuan ke 10 The Biomechanics of Human Skeletal Muscle (part 1).pdf
Pertemuan ke 10 The Biomechanics of Human Skeletal Muscle (part 1).pdfPertemuan ke 10 The Biomechanics of Human Skeletal Muscle (part 1).pdf
Pertemuan ke 10 The Biomechanics of Human Skeletal Muscle (part 1).pdf
 
Muskuloskeletal_20231126_210437_0000.pdf
Muskuloskeletal_20231126_210437_0000.pdfMuskuloskeletal_20231126_210437_0000.pdf
Muskuloskeletal_20231126_210437_0000.pdf
 
Patologi muskuloskeletal
Patologi muskuloskeletalPatologi muskuloskeletal
Patologi muskuloskeletal
 
Anfis muskulo
Anfis muskulo Anfis muskulo
Anfis muskulo
 
Basic biomechanics and workstation design
Basic biomechanics and workstation designBasic biomechanics and workstation design
Basic biomechanics and workstation design
 
Laporan pendahulan-fraktur-femur
Laporan pendahulan-fraktur-femurLaporan pendahulan-fraktur-femur
Laporan pendahulan-fraktur-femur
 
SISTEM MUSKULOSKELETAL pada tubuh manusia.pptx
SISTEM MUSKULOSKELETAL pada tubuh manusia.pptxSISTEM MUSKULOSKELETAL pada tubuh manusia.pptx
SISTEM MUSKULOSKELETAL pada tubuh manusia.pptx
 
Faal muskuloskeletal
Faal muskuloskeletalFaal muskuloskeletal
Faal muskuloskeletal
 
Kamis
KamisKamis
Kamis
 
10-Article Text-21-2-10-20200930.pdf
10-Article Text-21-2-10-20200930.pdf10-Article Text-21-2-10-20200930.pdf
10-Article Text-21-2-10-20200930.pdf
 
Anatomi muskuloskeletal.ppt
Anatomi muskuloskeletal.pptAnatomi muskuloskeletal.ppt
Anatomi muskuloskeletal.ppt
 
Konsep Fraktur
Konsep FrakturKonsep Fraktur
Konsep Fraktur
 
Imun
ImunImun
Imun
 
Kontraksi otot
Kontraksi ototKontraksi otot
Kontraksi otot
 

Recently uploaded

MATERI IMUNISASI_PEMBINAAN KADER POSYANDU 2024.pptx
MATERI IMUNISASI_PEMBINAAN KADER POSYANDU 2024.pptxMATERI IMUNISASI_PEMBINAAN KADER POSYANDU 2024.pptx
MATERI IMUNISASI_PEMBINAAN KADER POSYANDU 2024.pptx
lidyanimargareth23
 
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptxPMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
kartikaoktarini
 
Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.pptPencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
Rizkiyahnovianti
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUSABORTUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUSABORTUSASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUSABORTUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUSABORTUS
maya746072
 
Penanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.ppt
Penanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.pptPenanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.ppt
Penanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.ppt
SuryaniAnggun2
 
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptx
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptxLAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptx
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptx
GregoryStevanusGulto
 
Kebijakan Orientasi PIN Polio Putaran k2pptx
Kebijakan Orientasi PIN Polio Putaran k2pptxKebijakan Orientasi PIN Polio Putaran k2pptx
Kebijakan Orientasi PIN Polio Putaran k2pptx
HestyGrariwa2
 
Vaskularisasi sistem konduksi jantung.pdf
Vaskularisasi sistem konduksi jantung.pdfVaskularisasi sistem konduksi jantung.pdf
Vaskularisasi sistem konduksi jantung.pdf
ShaoranAulia1
 
PPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptx
PPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptxPPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptx
PPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptx
kartikaoktarini
 
Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdfPanduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
AbdulWahid24425
 
kesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmas
kesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmaskesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmas
kesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmas
IrmaFitriani7
 
Manajemen keuangan puskesmas xxxxxxxxxxxx
Manajemen keuangan puskesmas xxxxxxxxxxxxManajemen keuangan puskesmas xxxxxxxxxxxx
Manajemen keuangan puskesmas xxxxxxxxxxxx
AdheaPriyanka1
 

Recently uploaded (12)

MATERI IMUNISASI_PEMBINAAN KADER POSYANDU 2024.pptx
MATERI IMUNISASI_PEMBINAAN KADER POSYANDU 2024.pptxMATERI IMUNISASI_PEMBINAAN KADER POSYANDU 2024.pptx
MATERI IMUNISASI_PEMBINAAN KADER POSYANDU 2024.pptx
 
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptxPMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
 
Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.pptPencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUSABORTUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUSABORTUSASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUSABORTUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ABORTUSABORTUS
 
Penanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.ppt
Penanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.pptPenanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.ppt
Penanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.ppt
 
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptx
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptxLAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptx
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptx
 
Kebijakan Orientasi PIN Polio Putaran k2pptx
Kebijakan Orientasi PIN Polio Putaran k2pptxKebijakan Orientasi PIN Polio Putaran k2pptx
Kebijakan Orientasi PIN Polio Putaran k2pptx
 
Vaskularisasi sistem konduksi jantung.pdf
Vaskularisasi sistem konduksi jantung.pdfVaskularisasi sistem konduksi jantung.pdf
Vaskularisasi sistem konduksi jantung.pdf
 
PPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptx
PPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptxPPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptx
PPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptx
 
Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdfPanduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
 
kesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmas
kesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmaskesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmas
kesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmas
 
Manajemen keuangan puskesmas xxxxxxxxxxxx
Manajemen keuangan puskesmas xxxxxxxxxxxxManajemen keuangan puskesmas xxxxxxxxxxxx
Manajemen keuangan puskesmas xxxxxxxxxxxx
 

Biomekanik Jaringan dan Struktur Sistem Muskuloskeletal.pptx

  • 1. Biomekanik Jaringan dan Sturktur Sistem Muskuloskeletal
  • 2. • Biomekanik Tulang • Biomekanik Kartilago Sendi • Biomekanik Otot Skeletal
  • 4. Tulang • Alat gerak pasif • Memiliki fungsi-fungsi penting • Mempunyai unsur mekanikal
  • 5. Struktur Tulang • Terdiri dari : Bagian luar,yg padat → SUBSTANTIA COMPACTA Bagian dalam yg spongios → SUBSTANTIA SPONGIOSA Dicentral,yg berongga →MEDULLA OSSEUM
  • 6. Sifat Tulang Terhadap Bentuk Pembebanan yang Beragam • Tension • Kompresi • Bending (Pembengkokan) • Shear • Torsion • Kombinasi beban
  • 8. Jaringan ikat khusus avaskuler Berperan sebagai bantalan mengandung agregat proteoglikan dalam konsentrasi tinggi
  • 9. Rawan Sendi Fungsi utama cartilago sendi, yaitu: 1. Menyebarkan beban yg terjadi pada sendi sehingga beban tsb ditransmisikan di atas area yg luas dan kontak stress dpt berkurang. 2. Memberikan gerakan relatif pd permukaan tulang lawanannya dengna meminimalkan gaya friksi dan kerusakan.
  • 10.
  • 11. Kandungan Matriks Rawan Sendi  Kolagen  Proteoglikan
  • 12. KOLAGEN  Kolagen merupakan molekul protein yang sangat kuat.  Ada beberapa tipe kolagen pada matriks ekstraseluler tetapi sebagian besar ialah kolagen tipe B.  Kolagen berfungsi sebagai kerangka bagi rawan sendi yang akan membatasi pengembangan berlebihan agregat proteoglikan.
  • 13. Proteoglikan  Molekulkompleks yang tersusun atas inti protein dan molekul glikosaminoglikan  Sebagai reseptor permukaan sel untuk enzim yang berbeda atau inhibitor  Berfungsi terhadaptulang dan rawan sendi
  • 14. Sifat Biomekanis Cartilago Sendi Sifat biomekanis dari cartilago sendi hanya dpt dipahami berdasarkan sifat-sifat material jaringan tsb. Yang menentukan sifat material jaringan tsb adalah solid matriks (collagen dan proteoglycan) dan interstitial water yg dpt bergerak bebas.
  • 15.
  • 18.
  • 19. Kerusakan/kelelahan (wear) Kerusakan adalah terjadinya pelepasan material dari permukaan solid oleh karena adanya aksi mekanikal. WEAR MECHANISM IN THE CARTILAGE INTERFACIAL WEAR FATIGUE WEAR
  • 20. Stress yang berulang pada matriks collagen/ proteoglycan akan menyebabkan kerusakan pada:  Serabut collagen  Jaringan makromolekul protoglycan  Inteface (ruang) antara serabut dan matriks interfibrillar
  • 21. Hipotesis menyatakan bahwa kelelahan cartilago disebabkan oleh kerusakan akibat beban tension pada kerangka serabut collagen. Begitu pula, semakin bertambah usia dan adanya penyakit dapat menyebabkan perubahan yg berat dalam populasi moleku proteoglycan.
  • 22. Biomekanik Degenerasi Cartilago Cartilago sendi mempunyai kapasitas yg terbatas untuk perbaikan dan regenerasi. Jika stress yg besar terjadi pada cartilago maka kerusakan total dapat terjadi dengan cepat. Peningkatan kerusakan secara progresif berkaitan dgn :  Besarnya stress yg dialami  Jumlah stress yg dialami  Molekul-molekul intrinsik dan struktur mikroskopik dari matriks collagen/ proteoglycan.
  • 23. Beberapa orang dengan pekerjaan atau hobby tertentu mempunyai insiden degenerasi yg tinggi, karena pekerjaan atau hobinya berkaitan dgn frekuensi pembebanan yg tinggi pada sendi dan besarnnya beban total yg terjadi pada sendi. Sbg contoh, sendi knee pd pemain sepakbola, sendi ankle pd penari ballet, dll.
  • 25. MUSCLE  FUNGSI OTOT  Pergerakan (gerak aktif)  Beri “bentuk” pd tubuh  Proteksi  PERANAN OTOT pada gerakan  Prime mover (agonist)  Antagonist  Synergist  Fixator
  • 26. Produksi tenaga pada otot 1.Hubungan length-tension
  • 29. Efek dari arsitektur otot rangka  Terdapat dua pola dasar arsitektur miofibril (long or thick) :  1. Tenaga yang dapat diproduksi otot sebanding dengan cross-section dari miofibril.  otot yang memiliki serabut pendek dan cross-sectional yang lebih besar didesain untuk memproduksi tenaga. 2. Kecepatan dan jangkauan kerja yang dapat diproduksi otot sebanding dengan panjang miofibril.  otot dengan serabut panjang didesain untuk jangkauan kerja dan kecepatannya.
  • 30. Isomentic and isotonic properties of muscle with different architecture
  • 31. Pengaruh aktivitas otot terhadap distribusi stress dalam tulang Ketika tulang terbebani, kontraksi otot yang melekat pada tulang tersebut akan mengubah distribusi stress dalam tulang. Kontraksi otot ini dapat menurunkan stress tensile pada tulang dengan menghasilkan stress compressi yg baik.
  • 32. Stress tensile yang tinggi terjadi pada aspek posterior tibia dan stress compressi yg tinggi terjadi pada aspek posterior tibia, sehingga menetralisir stress tensile yang tinggi dan dapat melindungi tibia dari kerusakan akibat tension. Kontraksi otot ini menghasilkan stress compressi yang lebih tinggi pada permukaan anterior tibia.
  • 33. Kelelahan tulang di bawah pembebanan berulang Fraktur dapat dihasilkan oleh beban tunggal atau aplikasi suatu beban yang terjadi secara berulang kali. Suatu fraktur akan terjadi pada aplikasi beban tunggal jika beban tsb memiliki kekuatan maksimal tulang. Aplikasi beban yang rendah dan terjadi secara berulang kali dpt menghasilkan fraktur, fraktur tsb dinamakan fatigue fraktur.
  • 34. Penyembuhan tulang Ketika tulang mulai sembuh setelah fraktur, callus terbentuk disekitar tempat fraktur yang menstabilisasi area tsb. Secara signifikan callus dpt meningkatkan area dan polar moment inersia shg dapat meningkatkan strength dan stiffness tulang.
  • 35. Penyembuhan tulang Ketika tulang mulai sembuh setelah fraktur, callus terbentuk disekitar tempat fraktur yang menstabilisasi area tsb. Secara signifikan callus dpt meningkatkan area dan polar moment inersia shg dapat meningkatkan strength dan stiffness tulang.

Editor's Notes

  1. TISAM
  2. TISAM Tulang merupakan alat gerak pasif yang memiliki peranan penting bagi manusia karena tulang-tulang pada  manusia selain menyusun rangka, juga memiliki beberapa fungsi diantaranya adalah: Memberi bentuk tubuh Melindungi alat tubuh yang vital Menahan dan menegakkan tubuh Tempat melekatnya otot rangka (skelet) Sumsum merah tulang membentuk sel-sel darah Sebagai cadangan mineral terutama Calsium dan Fosfat Tulang mempunyai unsur mekanikal yang unik dan dapat berubah unsur-unsur dan konfigurasinya jika terjadi kerusakan (fraktur). Perubahan bentuk tulang dapat diobservasi selama proses penyembuhan tulang dan setelah operasi tertentu.
  3. TISAM
  4. TISAM Gaya dan momen dapat diaplikasikan pada sebuah struktur tulang dalam berbagai arah, sehingga menghasilkan beban tension, kompresi, bending (pembengkokan), shear, torsion dan kombinasi beban. Tension: Pada beban tensile, beban yang sama besar dan berlawanan arah diaplikasikan ke arah luar (menjauh) dari permukaan struktur tulang, dan menghasilkan stress tensile dan strain di bagian dalam struktur tersebut. Mekanisme kerusakan dari jaringan tulang akibat beban tension adalah terutama terpecahnya garis-garis semen di dalam tulang dan tertarik keluar dari sel-sel tulang. Kompresi: Pada beban kompresi, beban yang sama besarnya dan berlawanan arah teraplikasi ke arah permukaan struktur tulang dan stress kompresi serta strain terjadi di dalam struktur tulang. Stress kompresi dapat dianggap sebagai beberapa gaya yang kevcil, yang diarahkan ke dalam permukaan struktur tulang. Shear: Pada beban shear, beban teraplikasi secara paralel terhadap permukaan struktur tulang, dan stress shear serta strain terjadi di dalam struktur tersebut. Stress shear dapat dianggap sebagai beberapa gaya kecil yang bekerja pada permukaan struktur tulang dalam bidang paralel terhadap beban yang teraplikasi. Bending: Bending terjadi ketika suatu beban diaplikasikan pada suatu struktur dalam pola yang menyebabkan struktur tersebut membengkok di sekitar axis. Struktur yang mengalami pembengkokan disebabkan oleh kombinasi beban tension dan compressi. Torsion: Torsion terjadi ketika beban teraplikasi pada suatu struktur dalam pola yang menyebabkan struktur tersebut terputar di sekitar axis. Kombinasi Beban: Meskipun setiap bentuk beban telah dijelaskan secara terpisah, tetapi dalam kehidupan sehari-hari tulang jarang terbebani hanya dalam satu bentuk. Pembebanan tulang pada manusia adalah kompleks karena dua alasan utama: struktur geometrik tulang yang tidak beraturan, dan secara konstan tulang mengalami beragam beban yang tidak menentu.
  5. yUL Sendi adalah hubungan fungsional antara tulang-tulang skeleton yang berbeda. Pada sendi sinovial, ujung tulang yg bersendi ditutupi oleh 1-5mm lapisan putih yg tebal dari jaringan connective yang disebut cartilago sendi. . Rawan sendi merupakan jaringan ikat khusus avaskuler dan tidak memiliki jaringan saraf yang melapisi permukaan tulang dari sendi diartrodial. Rawan sendi berperan sebagai bantalan yang menerima (meredam) beban benturan yang terjadi selama gerakan sendi normal dam meneruskannya ke tulang di bawah sendi. Keunikan rawan sendi terletak pada komposisi dan struktur matriks ekstraseluler yang terutama mengandung agregat proteoglikan dalam konsentrasi tinggi dalam sebuah ikatan yang erat dengan serabut kolagen (collagen fiber) dan sejumlah besar air.
  6. YULI
  7. Komposisi Cartilago 60% collagen 40% interfibrillar proteoglycan gel Sel-sel chondrosit: kondrosit yang berperan dalam mensintesis dan memelihara matriks ekstraseluler.
  8. Matriks rawan sendi terutama mengandung kolagen, proteoglikan dan air.
  9. ULMI Kolagen adalah salah satu jenis protein fungsional di dalam tubuh yang memiliki peran cukup krusial dalam menjalankan fungsi tubuh. Kolagen diproduksi oleh sel jaringan ikat yaitu fibroblast dalam bentuk fibril. Secara histologi, kolagen ada di hampir setiap jaringan pada organ di tubuh. Kolagen berisi asam amino spesifik-Glycine, prolina, hidroksiprolina dan arginin
  10. ULMI Proteoglikan merupakan molekul kompleks yang tersusun atas inti protein dan molekul glikosaminoglikan. Bersama-sama dengan asam hialuronat, proteoglikan membentuk agregat yang dapat mengisap air dari sekitarnya sehingga mengembang sedemikian rupa membentuk bantalan yang baik sesuai dengan fungsi rawan sendi. Bagian proteoglikan yang melekat pada asam hialuronat adalah terminal-N dari inti proteinnya, pada terminal ini juga melekat protein link. Terminal karboksi dari inti protein proteoglikan merupakan ujung bebas yang mungkin berperan dalam interaksinya dengan matriks ekstraseluler lainnya. Proteoglikan merupakan susunan 3 globular utama (G1, G2, G3) yang dipisahkan oleh perpanjangan segmen (E1 dan E2) yang membawa kondroitin sulfat (CS, pada domain kaya CS) dan keratan sulfat (KS, pada domain yang kaya keratan sulfat, pada segmen El dan sebagian pada domain kaya CS). Pada domain G1 dam G2 serta LP (link protein) terdapat struktur loop ganda yang disebut proteglycan tandem repeat (RPT), selain itu pada domain Gl dam LP terdapat pula bentuk loop lainnya yang disebut Immunoglabulin fold (Ig fold) yang secara selektif berinteraksi dengan asam hialuronat membentuk agregat . Proteoglikan, sering kali, bertindak sebagai reseptor permukaan sel untuk enzim yang berbeda atau inhibitor mereka. Beberapa proteoglikan yang hadir dalam matriks ekstraselular dapat mengikat sitokin yang berbeda, faktor pertumbuhan, dan senyawa lain dan mencegah degenerasi mereka dengan protease. Fungsi Proteoglikan pada tulang rawan Matriks ekstraselular tulang rawan berisi lima proteoglikan. Dari semua proteoglikan ini, aggrekan adalah yang paling melimpah. Ini memiliki lebih dari seratus kondroitin sulfat dan keratan sMereka berinteraksi dengan molekul Hyaluronan untuk membentuk agregat besar. Aggrekan menyediakan tulang rawan dengan properti ulfat. untuk mengikat dengan air untuk membentuk matriks terhidrasi. Molekul-molekul ini bertindak sebagai pengisi ruang antara sel. Mereka yang hadir dalam tulang rawan dan bentuk agregat dengan Hyaluronan. Mereka membantu untuk membentuk matriks yang stabil dan mampu menahan kekuatan tekan tinggi tanpa mengubah bentuknya. Mereka melakukan hal ini baik dengan desorpsi atau penyerapan air. Proteoglikan terkait erat lain seperti dekorin, biglycan, dan fibromodulin hadir juga. Dekorin dan biglycan mengandung satu dan dua rantai dari DS, masing-masing. Fibromodulin, di sisi lain, memiliki beberapa rantai keratan sulfat. Dekorin dan fibromodulin berinteraksi dengan serat kolagen, merangsang fibrogenesis, dan meningkatkan interaksi antara serat. Akhirnya, jenis IX kolagen (sejenis proteoglikan) bertindak sebagai jembatan yang menghubungkan serat kolagen dengan molekul aggrekan sekitarnya.
  11. RINA Permeabilitas Merupakan suatu parameter material di dalam jaringan cartilago yang menggambarkan friksional dan solid matriks yg memiliki porous material shg cairan bisa melewatinya.. Cartilago sendi mempunyai suatu mekanisme regulator feedback mekanikal yg bertujuan untuk mencegah pelepasan total cairan intersisial. Pada umumnya, selama terjadi kondisi patologis maka continuitas dari solid matriks menjadi terganggu oleh adanya stress mekanikal atau efek biochemis dari aksi enzim yg abnormal. Selama aktivitas fungsional seperti melompat maka cairan interstitial tidak sempat tertekan keluar shg jaringan cartilago akan bersifat lebih elastis . Lubrication Boundary lubrication: Bergantung pada absorbsi kimia dari molekul-molekul lubricant yang monolayer terhadap permukaan kontak padat. (bowden and tabor, 1967)  Tipe ini mencegah permukaan sendi yang satu dan yang lainnya bersentuhan secara langsung shg meminimalisir luka akibat benturan dari kedua sendi. Boundary lubrication bersifat independent dimana kemampuan perminyakannya tidak bergantung pada viskositas cairan sinovial. Pada sinovial joint, glycoprotein, lubricant, yang ditemukan pada cairan synovial dipercaya berfungsi pada adsorpsi molekul. Tebalnya sekitar 1-100 nanometer. Fluid-film lubrication Lapisan perminyakannya jauh lebih tebal daripada ukuran molekul perminyakan boundary lubrication shg menyebabkan pemisahan yg relatif besar dari kedua permukaan tumpuan.
  12. RINA
  13. RINA
  14. RINA
  15. IBO Interfacial Terjadi akibat adanya interaksi dari permukaan tumpuan. Jika kedua permukaan tumpuan terjadi kontak maka kerusakan interfacial dapat terjadi, oleh adanya adhesif atau abrasi (luka lecet). Fatigue Terjadi akibat adanya deformasi dari body kontak (permukaan sendi) yg berulang. Terjadi karena adanya akumulasi dari kerusakan material secara mikroskopik ketika terjadi stress secara berulang-ulang.
  16. IBO
  17. IBO
  18. IBO
  19. IBO
  20. TUTI Bersama-sama otot skeletal dan tulang memberikan kekuatan dan tenaga pada tubuh kita. Pada banyak kasus, otot skeletal ini melekat pada salah satu ujung tulang. Otot-otot ini menekan seluruh bagian sendi dan lantas melekat lagi pada ujung tulang yang lain. Otot-otot skeletal melekat pada tulang dengan bantuan tendon. Tendon adalah semacam cord yang terbuat dari material kuat dan bekerja sebagai penghubung khusus antara tulang dan otot. Tendon ini juga melekat dengan bagus sehingga saat kita menggerakkan salah satu otot kita, tendon dan tulang akan bergerak bersama pula. Otot skeletal ini muncul dalam banyak bentuk dan ukuran yang berbeda yang membuat mereka mampu melakukan banyak pekerjaan.
  21. TUTI
  22. TUTI
  23. TUTI
  24. PUTE
  25. PUTE
  26. PUTE
  27. PUTE
  28. YULI
  29. YULI
  30. EFI
  31. EFI