manfaat bekam terhadap menghilangkan kolestrol

1. PENGARUH BEKAM TERHADAP KOLESTEROL LDL PADA PRIA
DEWASA NORMAL
THE EFFECT OF WET CUPPING (AL HIJAMAH) ON CHOLESTEROL
LDL IN CLINICALLY HEALTHY YOUNG MEN
Alfian Fahmy1, Adang M Gugun2
General Practioner
Medical Faculty, Muhammadiyah University of Yogyakarta
ABSTRACT
Cupping is an Arabian traditional method of treatment in which a jar is
attached to the skin surface to cause local congestion through the negative pressure
created. Cupping is a therapeutic process of removing unclean blood from the body.
Bloodletting has been a recommended method to reduce serum lipoprotein
concentrations. There are many testimonis which cupping can affects a large group
of blood related disorders. The aim of this research is investigating the effect of
cupping on LDL cholesterol. Reduction in LDL cholesterol, is a preventive approach
against atherosclerosis.
In a randomized non controlled trial with pre test and post test, 30 men, 20-24
years old, without chronic disease and the history of hyperlipidemia and anti-
hyperlipidemic drug consumption, were admitted. All of subjects were treated with
cupping with one time. The serum concentrations of lipids, collected from cubiti vein
were performed at the onset of wet cupping and an hour after cupping. Data were
analyzed using independent T test.
A significant cholesterol LDL increase (P < 0.0000) was found in almost
subjects. There was strong correlation between cupping and LDL cholesterol LDL
(r= 0.987)

2. Cupping can not decrease the number of cholesterol LDL. Cupping will
increase the number of cholesterol LDL an hour after treatment.
Key Word : Wet Cupping, Cholesterol LDL
1. Student of Medical Faculty, Muhammadiyah University of Yogyakarta
2. Lecture of Medical Faculty, Muhammadiyah University of Yogyakarta
PENDAHULUAN
Bekam (al hijamah) atau cupping adalah suatu proses mengeluarkan darah
melalui permukaan kulit. Teknik pengobatan ini juga disunnahkan oleh Rasulullah
seperti dalam hadist riwayat Bukhari :
“kesembuhan itu ada pada 3 hal : dengan minum madu, pisau hijamah dan
besi panas. Dan aku melarang umatku dengan besi panas.” (H.R. Bukhari)
Indonesia, apabila dibandingkan dengan Negara- Negara industri mempunyai
diit rendah lemak mirip dengan Jepang, Cina, Thailand dan Filipina. Namun setelah
dilakukan survey perbandingan kolesterol, Indonesia mempunyai kadar kolesterol
yang paling tinggi bila dibanding Negara- Negara tetangga tersebut. (Boedhi,
Darmojo, 1994)
Kolesterol adalah bahan utama pada membrane sel. Kolesterol dapat disintesis
oleh tubuh dan bukan merupakan nutrisi esensial. Diet yang mengandung kolesterol
dalam jumlah besar akan menghambat sebagian dari sintesis kolesterol endogen.
(McGraw, 2006)
Kadar kolesterol yang tinggi dalam jangka waktu yang lama merupakan faktor
resiko terkena penyakit jantung iskemik dan stroke. Berdasar data WHO pada tahun
1990, penyakit jantung iskemik dan stroke merupakan penyebab utama kematian di
dunia. Data WHO pada tahun 2000 menunjukkan terdapat peningkatan jumlah
kematian akibat kedua penyakit tersebut. (WHO,2002)
Pokok permasalahan dari penelitian ini adalah “apakah bekam (Al Hijamah)
dapat menurunkan kadar kolesterol LDL?”

3. METODE PENELITIAN
Jenis Peneltitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan randomized non controlled trial
dengan pre test post test.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kecamatan suronatan Yogyakarta. Adapun
waktu penelitian adalah bulan desember 2007 hingga Februari 2008.
Subyek Penelitian
Subyek yang diteliti adalah pria dewasa sehat, yang tidak menderita gangguan
metabolisme lipid berusia sekitar 20- 24 tahun.
Variabel Penelitian
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah perlakuan bekam (Al Hijamalh).
Variabel tergantung adalah kadar kolesterol LDL.
Cara Pengumpulan Data
Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer yang diperoleh langsung
setelah pengambilan sample darah subyek. Peneliti mengambil sample darah subyek
sebelum dan satu jam setelah perlakuan bekam di enam titik.
Gambar 1. 6 titik bekam untuk kolesterol

4. Teknik Analisis
Dari hasil yang diperoleh, data akan dianalisa menggunakan independent T
test untuk mengetahui signifikansi data dan correlation untuk mengetahui hubungan
antara bekam dengan kolesterol LDL.
HASIL PENELITIAN
Karakteristik Subjek
Subjek paling banyak berumur 21 tahun yaitu sebanyak 13 subjek dengan
prosentase 43,3%. Berat Badan terbanyak 50- 59 kg yaitu sebanyak 13 subjek dengan
prosentase 43, 3%. Tinggi badan terbanyak 160- 169 cm yaitu sebanyak 19 subjek
dengan prosentase 63,3%. BMI terbanyak 18,5- 25 (normal) yaitu sebanyak 26 subjek
dengan prosentase 86,67%.
Tabel 1. Data kadar kolesterol LDL pre test dan post test
Subjek Kadar kolesterol LDL Subjek Kadar kolesterol LDL
Pretest Posttest Pretest Posttest
1 85.6 98.6 16 80.4 92
2 79.3 88.6 17 115 100.8
3 82.3 96 18 79 92
4 110 118 19 83.6 96
5 80 94.2 20 103.2 98.8
6 83.6 88.6 21 79 94
7 83.6 98.6 22 130.6 124
8 127.4 131.4 23 67.6 100.8
9 95.4 106 24 80.4 96

5. 10 92 99.2 25 83.6 100.8
11 80.4 96 26 100.8 112.6
12 110.6 112.6 27 93.8 100.8
13 61.6 67.6 28 78.8 88.6
14 166 160 29 80.4 88.6
15 95.8 100 30 92 96
PEMBAHASAN
Kadar kolesterol LDL pasien diperiksa sebelum melakukan terapi bekam.
Pengukuran kolesterol setelah terapi bekam dilakukan 1 jam setelah pembekaman.
Metode pengukuran kolesterol LDL yang digunakan adalah metode kromatografi.
Hasil pengukuran kolesterol LDL setelah bekam menunjukkan peningkatan kadar
kolesterol LDL yang signifikan (p = 0.0000). Peningkatan kolesterol LDL pada
sebagian besar pasien belum diketahui secara pasti penyebabnya.
Terapi bekam selalu dilakukan sesuai titik pola yang digunakan dalam terapi
akupuntur standar dengan penekanan pada titik di punggung. Selain karena punggung
adalah tempat yang mudah untuk dilakukan bekam, punggung memiliki titik yang
dapat mempengaruhi metabolisme kolesterol (Dharmananda, 1989).
Prinsip kerja dari terapi bekam dengan mengeluarkan darah kotor pada
dasarnya sama dengan prinsip metode Oxidant Drainage Therapy (ODT). ODT
merupakan suatu cara untuk mengeluarkan oksidan atau radikal bebas dari dalam
tubuh. Apabila oksidan ini dapat dikeluarkan dari dalam tubuh maka sistem imun

6. pasien akan meningkat sehingga akan lebih resisten terhadap penyakit-penyakit
karena faktor imunitas (Salindeho, 2006).
Menurut American cancer Society tidak ada bukti ilmiah yang mengatakan
bahwa bekam memiliki keuntungan terhadap kesehatan. Hal ini dibantah oleh
Dr.Amir Muhammad yang mengemukakan bahwa terapi bekam terbukti bermanfaat
karena orang yang melakukan pengobatan dengan bekam dirangsang pada titik saraf
tubuh seperti halnya pengobatan akupuntur. Tetapi dalam akupuntur yang dihasilkan
hanya perangsangan, sedangkan bekam selain dirangsang juga terjadi pergerakan
aliran darah (sholih, 2001)
Dr.Wadda Amani Umar, memberikan penjelasan berbeda tentang cara kerja
bekam. Menurutnya, di bawah kulit dan otot terdapat banyak titik saraf. Titik-titik ini
saling berhubungan antara organ tubuh satu dengan lainnya sehingga bekam
dilakukan tidak selalu pada bagian tubuh yang sakit namun pada titik simpul saraf
terkait. Pembekaman biasanya dilakukan pada permukaan kulit dan mengakibatkan
vasodilatasi yang dipaksakan sehingga jaringannya akan memproduksi beberapa zat
peradangan seperti histamin, prostaglandin dan bradikinin. Bekam juga menjadikan
mikrosirkulasi pembuluh darah sehingga timbul efek relaksasi pada otot sehingga
dapat menurunkan tekanan darah (umar, 2000)
Menurut Niasari (2002), bekam secara klinis dapat menurunkan kolesterol
LDL dan meningkatkan kadar HDL walau tidak bermakna secara statistik. Perbedaan
hasil ini mungkin karena perbedaan dalam waktu pelaksanaan post test, frekuensi
pembekaman dan metodologi penelitian.

7. Pemantauan kadar LDL idealnya tidak dapat dilakukan dalam waktu pendek,
hal ini disebabkan karena mekanisme penurunan kolesterol LDL adalah sesuatu yang
kompleks dan sistemik. Pelaksanaan post test dalam penelitian ini dilakukan satu jam
setelah bekam dimaksudkan untuk menghindari faktor perancu seperti asupan nutrisi
dan aktivitas fisik dari pasien. Peningkatan kolesterol LDL seperti pada penelitian
dimungkinkan karena terjadinya hemokonsentrasi akibat hilangnya sebagian volume
darah.
KESIMPULAN
1. Bekam tidak dapat menurunkan kadar kolesterol LDL pada pria sehat
2. Bekam akan menaikkan kadar kolesterol LDL satu jam setelah perlakuan
bekam
3. Karakteristik subjek terbanyak memiliki BMI normal
SARAN
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan durasi post test lebih lama atau
beberapa kali post test
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan perlakuan bekam lebih intensif
3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan memperkirakan faktor perancu
4. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kadar kolesterol HDL pada
pasien setelah perlakuan bekam

8. DAFTAR PUSTAKA
1. Niasari, M., Kosari, F., Ahmadi, A. (2004). The Effect of Wet Cupping on
Serum Lipid Concentration of Clinically Healthy Young Man : a Randomized
Controled Trial. Iranian Journal of Pharmaceutical Research Abstract, 2, 40-
40.
2. Siadat, S.O., Kheirandish, H., Adibi, Z., Niasari, M., Agin, K., Tashnizi,
Barshan. (2004). The Effect of Cupping on Blood Biochemical and
Imunological Parameter. Iranian Journal of Pharmacutical Research
Abstract, 2, 31- 32.
3. Boedhi, Darmojo, R.(1994). Cardiovascular Disease in Indonesia in Bunga
Rampai Karangan Ilmiah Prof. dr. R. Boedi Darmojo. 2nd
ed. Bag UPF Ilmu
Penyakit Dalam FK UNDIP/ RS. Dr. Kariadi dan Boehringer Manheim.
Semarang
4. Baron, Robert.(2006). McGraw Current Medical Diagnosis and Treatment
(45th
ed). San Francisco: lange
5. Dharmananda, Subhuti.(n.d). Cupping. Institute of Traditional Medicine.
diakses 11 September 2007, dari http://www.itmonline.org/arts/cupping.htm
6. Sholih, Amir. (2007, 9 Januari). Bekam. Diakses 11 september 2007, dari
http://tutor-tips-info.blogspot.com/
7. Umar, Wadda. (2006, 1 Mei). Pengobatan Alternatif Bernuansa Religi.
Diakses 11 September 2007, dari

9. http://budiboga.blogspot.com/2006/05/bekam-sembuhkan-hipertensi-
migrain.html