2. Bahrain adalah sebuah negara kepulauan yang
terletak di Teluk Persia dengan sistem
Pemerintahan Monarchi Konstitusional
- Teluk Persia memisahkan negara ini dengan Qatar
dan Arab Saudi, dan luasnya hanya sebesar Jakarta.
3. Sebenarnya pada masa lalu wilayah Bahrain meliputi
wilayah yang kini menjadi propinsi Timur Saudi Arabia,
Pulau Bahrain, Kwait bahkan Oman, tetapi pada tahun
1521 setelah kedatangan Portugis , Bahrain dipisah – pisah
hingga kini Bahrain berdiri sendiri.
Sejak itu terjadi perebutan kekuasaan antara Portugis dan
Persia, karena alasan sebuah politik maka Sultan Persia
mendukung kaum mayoritas Syiah di Bahrain dan disitulah
hingga kini muslim syiah berkembang pesat di Bahrain.
Kurang lebih abad 18,keluarga Al-Khalifa mengambil alih
kekuasaan di Bahrain dari Sultan Persia dan mengandeng
Inggris agar pulau ini tidak jatuh lagi ke tangan Persia,
Akhirnya Bahrain berada dibawah kekuasaan Inggris,
Inggris mundur dari Bahrain pada Agustus 1971 dan
menjadikan Bahrain menjadi negara yang merdeka.
4. Pemerintahan Bahrain memiliki masalah yang
sangat rumit karena pemerintahan yang
sunni harus mengatur masyarakat yang
mayoritas penduduk syiah. Militer dan polisi
Bahrain biasanya adalah warga Sunni selain
itu naturalisasi dari warga negara seperti
warga Syiria, Mesir, Pakistan atau India yang
sudah berpindah kewarganegaraan menjadi
Bahraini dan warga syiah sendiri diberikan
kesempatan pada level- level bawah saja. Ini
membuat kecemburuan sosial.
5. Mayoritas penduduk Bharain adalah syiah yakni sekitar 70
%nya, namun pemerintahannya adalah sunni dan sangat
terkait dengan Arab Saudi. Secara Ekonomi, penduduk
syiah disana tidak bernasib sebaik penduduk syiah di
negara – negara kawasan itu dan ketegangan antara
pemerintah dan masyarakat telah lama.
Krisis di Bahrain terjadi antara monarki dan kaum syiah.
Hal ini karena adanya pengabaian dan penindasan oleh
monarki yang menindas kaum muslimin syiah sehingga
memaksa banyak orang turun ke jalan.
Secara historis, strategi kolonial yang dipakai adalah
dengan menempatkan kaum minoritas sebagai penguasa
atas mayoritas, sehingga mereka akan selalu
membutuhkan bantuan asing. Inggris meninggalkan kaum
Sunni untuk berkuasa atas mayoritas syiah di Irak dan di
Suriah juga dimana minoritas alawi ditempatkan pada
kekuasaan atas mayoritas Sunni.
6.
7. Sebenarnya unjuk rasa yang dilakukan di Bahrain hanya
menginginkan kebebasan berpolitik yang lebih besar dan
perubahan di pemerintahan dan tidak bermaksud untuk
menggulingkan Raja Syeikh Hamad Ibnu Isa Al-Khalifah dan
perdana mentri Khalifah Ibnu Sulaiman Al- Khalifah.
Apabila sistem politik dan pemerintahan dirubah maka
yang akan terjadi adalah pengambil alihan kekuasaan
dengan damai, dan ini mengakibatkan pemerintahan
Bahrain bertekad mempertahankan kekuasaan dengan
sistem politik dan pemerintahan yang sudah ada.
Tetapi menurut sumber dari politis Bahrain menyebutkan
bahwa revolusi ini awalnya terjadi dilakukan oleh kaum
syiah dan sunni atas kekuasaaan Raja yang merupakan
antek dari Amerika dan Inggris.