SlideShare a Scribd company logo
MATERI 1 KULIAH HUKUM ACARA
PIDANA
DOSEN
1. SURIANSYAH, SH., MH.
2. M. RUSLI EFENDI, SH., M.Si
PEMBAGIAN HUKUM PIDANA
HUKUM PIDANA
DALAM ARTI LUAS
Hukum pidana
Materil
Hukum Pidana
Formil
HUKUM ACARA
PIDANA
KUHP
MEMPERTAHANKAN
PENGERTIAN Menurut Para Ahli Hukum
1. Simon. HAP / hukum pidana formil : mengatur
bagaimana caranya Negara dengan perantaraan
alat-alat kekuasaanya menggunakan haknya
untuk menghukum dan menjatuhkan hukuman,
dengan demikian ia memuat acara pidana.
2. Van hamel. HAP/hukum pidana formil adalah
menunjukkan bentuk-bentuk dan jangka-jangka
waktu yang mengikat pemberlakuan hukum
pidana material.
3. Andi Hamzah. : Hukum acara pidana merupakan
bagian dari hukum pidana dalam arti yang luas.
Hukum pidana dalam arti yang luas meliputi baik
hukum pidana substantive (materiil) maupun hukm
pidana formal atau hukum acara pidana.
4. L.J. Van Apeldoorn HAP/Hukum acara pidana
adalah mengatur cara pemerintah menjaga
kelangsungan pelaksanaan hukum pidana
material.
4. Mochtar Kusuma Atmadja. Hukum Acara Pidana
adalah peraturan hukum pidana yang mengatur
bagaimana cara mempertahankan berlakunya hukum
pidana materil. Hukum Pidana Formil memproses
bagaimana menghukum atau tidak menghukum
seseorang yang dituduh melakukan tindak pidana
(makanya disebut sebagai HukumAcara Pidana)
5. Wirjono Prodjodikoro. Hukum Acara Pidana adalah
rangkaian peraturan yang memuat cara bagaimana
badan-badan pemerintah yang berkuasa, yakni
kepolisian, kejaksaan dan pengadilan harus bertindak
guna mencapai tujuan negara dengan mengadakan
hukum pidana
6. Bamban pornomo . Hukum acara pidana itu
beranggapan bahwa hukum acara pidana
mempunyai dasar norma-norma tersendiri,
bahkan dilihat dari susunan serta substansi
hukum acara pidana mengandung struktur
ambivalensi dari segi perlindungan manusia dan
bersegi majemuk dari segi kewenangan alat
perlengkapan Negara dalam rangka usaha
mempertahankan pola integrasi kehidupan
bermasyarakat.
7. Van hattum HAP/ hukum pidana formil adalah
memuat peraturan-peraturan yang mengatur
tentang bagaimana caranya hukum pidana yang
bersifat abstrak itu harus diberlakukan secara
nyata.
PENGERTIAN HUKUM ACARA PIDANA
Hukum Acara Pidana :
Kumpulan peraturan yang dipergunakan untuk
mempertahankan hak dan menjalankan
kewajiban dalam proses peradilan pidana oleh
institusi penegak hukum (polisi, jaksa, hakim &
advokat) dalam rangka menegakan hukum
pidana materiil.
FUNGSI HUKUM ACARA PIDANA
1. Fungsi Represif
Hukum Acara Pidana dipergunakan untuk melakukan
tindakan2 terhadap perilaku menyimpang atau
perbuatan yang bertentangan dengan UU, mis:
Penyelidikan, Penyidikan, Penuntutan, dan
Pemidanaan
2. Fungsi Preventif
Hukum Acara Pidana dipergunakan untuk
menjamin terlaksananya perlindungan hukum
dan HAM dari para pihak, melalui tindakan-
tindakan administratif
“Tujuan dari hukum acara pidana ialah mencari dan
mendapatkan atau setidak-tidaknya mendekati
kebenaran materiil, ialah kebenaran yang selengkap-
lengkapnya dari suatu perkara pidana dengan
menerapkan ketentuan hukum acara pidana secara
jujur dan tepat, dengan tujuan mencari siapakah
pelaku yang dapat didakwakan melakukan suatu
pelanggaran hukum, dan selanjutnya meminta
pemeriksaan dan putusan dari pengadilan guna
menemukan apakah terbukti bahwa suatu tindak
pidana telah dilakukan dan apakah orang yang di
dakwa itu dapat dipersalahkan”
SUMBER-SUMBER ACARA PIDANA
SUMBER HUKUM
SEBELUM TAHUN 1981
1. HET HERZIENE
INLANDSCH REGLEMENT
(HIR)
2. INQUISITOIR
3. PARA PIHAK ADALAH
OBJEK
SESUDAH TAHUN 1981
1. UU NO. 8 TAHUN 1981 TTG
HUKUM ACARA PIDANA
(KUHAP)
2. ACCUSATOR
3. PARA PIHAK ADALAH
SUBYEK
DASAR HUKUM
HUKUM ACARA PIDANA DI INDONESIA
a. Umum
UUD 1945
UU Kekuasaan Kehakiman
UU Mahkamah Agung
UU Peradilan Umum
UU Kepolisian
UU Kejaksaan
KUHAP
yurisprudensi
b. Khusus
Hukum Acara Pidana yg termuat di dlm UU Khusus, mis: UU
TIPIKOR, UU MONEY LAUNDERING.
DASAR FILOSOFI KUHAP
Konsideran Menimbang
Bahwa negara Republik Indonesia adalah negara
hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945 yang menjunjung tinggi hak asasi
manusia serta yang menjamin segala warga negara
bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan
pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan
pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.
Bahwa pembangunan hukum nasional yang demikian
itu di bidang hukum acara pidana adalah agar
masyarakat menghayati hak dan kewajibannya dan
untuk meningkatkan pembinaan sikap para pelaksana
penegak hukum sesuai dengan fungsi dan wewenang
masing-masing ke arah tegaknya hukum, keadilan
dan perlindungan terhadap harkat dan martabat
manusia, ketertiban serta kepastian hukum demi
terselenggaranya negara hukum sesuai dengan
Undang-Undang Dasar 1945
Bahwa demi pembangunan di bidang hukum
sebagaimana termaktub dalam Garis-garis Besar
Haluan Negara (Ketetapan Majelis Permusyawaratan.
Rakyat Republik Indonesia Nomor IV/MPR/1978)
perlu mengadakan usaha peningkatan dan
penyempurnaan pembinaan hukum nasional dengan
mengadakan pembaharuan kodifikasi serta unifikasi
hukum dalam rangkuman pelaksanaan secara nyata
dari Wawasan Nusantara.
Bahwa hukum acara pidana sebagai yang termuat
dalam Het Herziene Inlandsch Reglement (Staatsblad
Tahun 1941 Nomor 44) dihubungkan dengan dan
Undang-undang Nomor 1 Drt. Tahun 1951 (Lembaran
Negara Tahun 1951 Nomor 9, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 81) serta semua peraturan
pelaksanaannya dan ketentuan yang diatur dalam
perundang-undangan lainnya sepanjang hal itu
mengenai hukum acara pidana, perlu dicabut, karena
sudah tidak sesuai dengan cita-cita hukum nasional
LANDASAN YURIDIS
Undang-Undang Dasar 1945
pasal 5 ayat (1)
Pasal 20 ayat (1)
Pasal 27 ayat (1)
Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat
Republik Indonesia Nomor IV/MPR/1978
tentang GARIS-GARIS BESAR HALUAN NEGARA
(GBHN)
WAWASAN NUSANTARA : Perwujudan Kepulauan
Nusantara Sebagai Satu Kesatuan Politik;
Bahwa seluruh Kepulauan Nusantara merupakan satu
Kesatuan Hukum dalam arti bahwa hanya ada satu
Hukum Nasional yang mengabdi kepada
Kepentingan Nasional.
Sasaran-sasaran yang hendak dicapai dalam
berbagai bidang dengan pelaksanaan Pembangunan
Jangka Panjang adalah sebagai berikut: Bidang
Politik :
Dalam rangka mencapai sasaran itu termasuk di
dalamnya usahausaha untuk menciptakan,
mengkonsolidasikan dan memanfaatkan kondisi-kondisi
serta situasi untuk memungkinkan terlaksananya
prosesproses pembaharuan kehidupan politik, sehingga
dapat diciptakan keadaan dengan sistem politik yang
benar-benar demokratis, stabil, dinamis, efektif dan
efisien yang dapat memperkuat kehidupan konstitusional,
mewujudkan Pemerintahan yang bersih, berkemampuan
dan berwibawa, pengawasan oleh Dewan Perwakilan
Rakyat yang semakin efektif serta terwujudnya kesadaran
dan kepastian hukum dalam masyarakat yang semakin
mantap
PIHAK-PIHAK YANG DIATUR DALAM KUHAP
1. PENASEHAT HUKUM
2. KEPOLISIAN
3. KEJAKSAAN
4. PENGADILAN
5. LAPAS
ASAS-ASAS HUKUM ACARA PIDANA
1. ASAS LEGALITAS
Asas atau prinsip legalitas dengan tegas disebut dalam
konsideran KUHAP seperti yang dapat dibaca pada huruf a, yang
berbunyi:
Bahwa negara Republik Indonesia adalah negara hukum yang
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang
menjunjung tinggi hak asasi manusia serta yang menjamin segala
warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan
pemerintahan dan wajib menjunjung tinggi hukum dan
pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya
2. ASAS KESEIMBANGAN
Asas ini dijumpai dalam konsideran huruf c yang menegaskan
bahwa dalam penegakan hukum harus berlandaskan prinsip
keseimbangan yang serasi antara :
1.perlindungan terhadap harkat dan martabat manusia dengan,
2. perlindungan terhadap kepentingan dan ketertiban masyarakat.
MODEL SISTEM PERADILAN PIDANA DAAD DADER
STRAFRECHT
3. ASAS PRA-DUGA TAK BERSALAH
Asas "praduga tak bersalah" atau presumption of
innocent dijumpai dalam penjelasan butir 3 huruf c.
Dengan dicantumkan asas praduga tak bersalah
dalam Penjelasan KUHAP, dapat disimpulkan,
pembuat undang-undang telah menetapkannya
sebabagai asas hukum yang melandasi KUHAP dan
penegakan hukum (law enforcement).
Pasal 8 UU No. 48 Tahun 2009
ASAS PEMBATASAN PENAHANAN
Penjelasan Umum angka 3 huruf b:
Penangkapan, penahanan, penggeledahan dan
penyitaan hanya dilakukan berdasarkan perintah
tertulis oleh pejabat yang diberi wewenang oleh
undang-undang dan hanya dalam hal dan
dengan cara yang diatur dengan undang-undang;
(Pembatasan Penahanan ditandai dengan
pembatasan waktu/hari)
4. ASAS GANTI KERUGIAN
Penjelasan Umum angka 3 huruf d:
Kepada seorang yang ditangkap, ditahan, dituntut
ataupun diadili tanpa alasan yang berdasarkan
undang-undang dan atau karena kekeliruan mengenai
orangnya atau hukum yang diterapkan wajib diberi
ganti kerugian dan rehabilitasi sejak tingkat
penyidikan dan para pejabat penegak hukum, yang
dengan sengaja atau karena kelalaiannya
menyebabkan asas hukum tersebut dilanggar,
dituntut, dipidana dan atau dikenakan hukuman
administrasi;
Pasal 1 angka 21
Pasal 30
Pasal 68
Pasal 77
Pasal 81
Pasal 82
BAB XII Pasal 95-96
BAB XIII Pasal 98-101
Ganti kerugian
Pasal 1 angka 22
Pasal 68
Pasal 77
Pasal 81
Pasal 82
BAB XII Pasal 97
Rehabilitasi
5. PERADILAN CEPAT, SEDERHANA DAN
BIAYA RINGAN
Penjelasan Umum angka 3 huruf e:
Peradilan yang harus dilakukan dengan cepat,
sederhana dan biaya ringan serta bebas, jujur dan
tidak memihak harus diterapkan secara konsekuen
dalam seluruh tingkat peradilan.
Pasal 4 ayat (2) UU No. 48 Tahun 2009
6. ASAS BANTUAN HUKUM
Penjelasan Umum angka 3 huruf f:
Setiap orang yang tersangkut perkara wajib diberi
kesempatan memperoleh bantuan hukum yang
semata-mata diberikan untuk melaksanakan
kepentingan pembelaan atas dirinya
Pasal 1 angka 13, Pasal 54, Pasal 59, Pasal 60,
BAB VII Pasal 69-Pasal 74, Pasal 114
BAB XI Pasal 56-57 UU No. 48/2009
7. ASAS TERBUKA UNTUK UMUM
Penjelasan angka 3 huruf i:
Sidang pemeriksaan pengadilan adalah terbuka untuk
umum kecuali dalam hal yang diatur dalam undang-
undang
Pasal 153 ayat (3) KUHAP
Pasal 13 UU No. 48 Tahun 2009
8. ASAS PENGAWASAN
Penjelasan angka 3 huruf j:
Pengawasan pelaksanaan putusan pengadilan dalam
perkara pidana ditetapkan oleh ketua pengadilan
negeri yang bersangkutan (Pra-Adjudikasi,
Adjudikasi).
Pasal 109 ayat (1) KUHAP
Pasal 276 KUHAP
BAB XX Pasal 277-Pasal 283 KUHAP
9. ASAS PEMERIKSAAN KEHADIRAN TERDAKWA
Penjelasan angka 3 huruf h:
Pengadilan memeriksa perkara pidana dengan
hadirnya terdakwa
Pasal 196 KUHAP.
Pasal 12 UU No. 48 Tahun 2009
PEMERIKSAAN PERKARA PIDANA
PRA-ADJUDIKASI
Pemeriksaan Pendahuluan
Kepolisian (Penyelidikan, Penyidikan).
Kejaksaan (Pra-penuntutan, Penuntutan
ADJUDIKASI
Pemeriksaan Sidang Pengadilan
MATERI SELANJUTNYA
PENYELIDIKAN

More Related Content

Similar to BAHAN KULIAH HUKUM ACARA PIDANA BARU 2021.ppt

HAP PERT.2 DAN 3.pptx
HAP PERT.2 DAN 3.pptxHAP PERT.2 DAN 3.pptx
HAP PERT.2 DAN 3.pptxDirgaGunk
 
Dasar praperadilan 21 puu xii-2014
Dasar praperadilan 21 puu xii-2014 Dasar praperadilan 21 puu xii-2014
Dasar praperadilan 21 puu xii-2014 EK KN
 
PPT Peran Penegak Keadilan Republik Indonesia
PPT Peran Penegak Keadilan Republik IndonesiaPPT Peran Penegak Keadilan Republik Indonesia
PPT Peran Penegak Keadilan Republik IndonesiaLydia Nurkumalawati
 
makalah han.docx
makalah  han.docxmakalah  han.docx
makalah han.docxsandiadipu1
 
2.a2_pokok-pokok_hukum_acara_pidana_versipdf.pdf
2.a2_pokok-pokok_hukum_acara_pidana_versipdf.pdf2.a2_pokok-pokok_hukum_acara_pidana_versipdf.pdf
2.a2_pokok-pokok_hukum_acara_pidana_versipdf.pdfTegar Adi
 
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONALSISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONALAulia Ulil Fadhilah
 
6 ruang lingkup, sumber hukum dan penyidikan
6 ruang lingkup, sumber hukum dan penyidikan6 ruang lingkup, sumber hukum dan penyidikan
6 ruang lingkup, sumber hukum dan penyidikanGradeAlfonso
 
Tugas merangkum ilmu hukum
Tugas merangkum ilmu hukumTugas merangkum ilmu hukum
Tugas merangkum ilmu hukumAndrew Hutabarat
 
Ketika Hukum di negeriku dikali NOL
Ketika Hukum di negeriku dikali NOLKetika Hukum di negeriku dikali NOL
Ketika Hukum di negeriku dikali NOLatuulll
 
Ketika Hukum di Negeriku dikali NOL
Ketika Hukum di Negeriku dikali NOLKetika Hukum di Negeriku dikali NOL
Ketika Hukum di Negeriku dikali NOLatuulll
 
Sistem hukum 1
Sistem hukum 1Sistem hukum 1
Sistem hukum 1Riya Zayn
 

Similar to BAHAN KULIAH HUKUM ACARA PIDANA BARU 2021.ppt (20)

Uu 04 2004 Pjls
Uu 04 2004 PjlsUu 04 2004 Pjls
Uu 04 2004 Pjls
 
MATERI HAN I.pptx
MATERI HAN I.pptxMATERI HAN I.pptx
MATERI HAN I.pptx
 
HAP PERT.2 DAN 3.pptx
HAP PERT.2 DAN 3.pptxHAP PERT.2 DAN 3.pptx
HAP PERT.2 DAN 3.pptx
 
Dasar praperadilan 21 puu xii-2014
Dasar praperadilan 21 puu xii-2014 Dasar praperadilan 21 puu xii-2014
Dasar praperadilan 21 puu xii-2014
 
PPT Peran Penegak Keadilan Republik Indonesia
PPT Peran Penegak Keadilan Republik IndonesiaPPT Peran Penegak Keadilan Republik Indonesia
PPT Peran Penegak Keadilan Republik Indonesia
 
Legal drafting
Legal draftingLegal drafting
Legal drafting
 
Pkn
Pkn Pkn
Pkn
 
Uu 16 2004 Pjls
Uu 16 2004 PjlsUu 16 2004 Pjls
Uu 16 2004 Pjls
 
Uu 26 2000 Pjls
Uu 26 2000 PjlsUu 26 2000 Pjls
Uu 26 2000 Pjls
 
makalah han.docx
makalah  han.docxmakalah  han.docx
makalah han.docx
 
2.a2_pokok-pokok_hukum_acara_pidana_versipdf.pdf
2.a2_pokok-pokok_hukum_acara_pidana_versipdf.pdf2.a2_pokok-pokok_hukum_acara_pidana_versipdf.pdf
2.a2_pokok-pokok_hukum_acara_pidana_versipdf.pdf
 
TUGAS IMUR.pptx
TUGAS IMUR.pptxTUGAS IMUR.pptx
TUGAS IMUR.pptx
 
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONALSISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
 
Acara pidana
Acara pidanaAcara pidana
Acara pidana
 
6 ruang lingkup, sumber hukum dan penyidikan
6 ruang lingkup, sumber hukum dan penyidikan6 ruang lingkup, sumber hukum dan penyidikan
6 ruang lingkup, sumber hukum dan penyidikan
 
Tugas merangkum ilmu hukum
Tugas merangkum ilmu hukumTugas merangkum ilmu hukum
Tugas merangkum ilmu hukum
 
Ketika Hukum di negeriku dikali NOL
Ketika Hukum di negeriku dikali NOLKetika Hukum di negeriku dikali NOL
Ketika Hukum di negeriku dikali NOL
 
Ketika Hukum di Negeriku dikali NOL
Ketika Hukum di Negeriku dikali NOLKetika Hukum di Negeriku dikali NOL
Ketika Hukum di Negeriku dikali NOL
 
Mengenal Hukum
Mengenal Hukum Mengenal Hukum
Mengenal Hukum
 
Sistem hukum 1
Sistem hukum 1Sistem hukum 1
Sistem hukum 1
 

Recently uploaded

REKOMENDASI EKSTERNAL RAKERNAS V final 26 Mei 2024.pdf
REKOMENDASI EKSTERNAL RAKERNAS V final 26 Mei 2024.pdfREKOMENDASI EKSTERNAL RAKERNAS V final 26 Mei 2024.pdf
REKOMENDASI EKSTERNAL RAKERNAS V final 26 Mei 2024.pdfCIkumparan
 
ppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdf
ppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdfppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdf
ppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdfthegoddescorp
 
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.com
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.comSalinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.com
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.comCI kumparan
 
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri DrafDOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri DrafCIkumparan
 
SURAT KEPUTUSAN NO. 942 - STRUKTUR, KOMPOSISI DAN PERSONALIA TIM PEMENANGAN P...
SURAT KEPUTUSAN NO. 942 - STRUKTUR, KOMPOSISI DAN PERSONALIA TIM PEMENANGAN P...SURAT KEPUTUSAN NO. 942 - STRUKTUR, KOMPOSISI DAN PERSONALIA TIM PEMENANGAN P...
SURAT KEPUTUSAN NO. 942 - STRUKTUR, KOMPOSISI DAN PERSONALIA TIM PEMENANGAN P...CI kumparan
 
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdfppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdfthegoddescorp
 
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRIPengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRIJabalArfah
 
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.pptintelkejarimimika07
 

Recently uploaded (8)

REKOMENDASI EKSTERNAL RAKERNAS V final 26 Mei 2024.pdf
REKOMENDASI EKSTERNAL RAKERNAS V final 26 Mei 2024.pdfREKOMENDASI EKSTERNAL RAKERNAS V final 26 Mei 2024.pdf
REKOMENDASI EKSTERNAL RAKERNAS V final 26 Mei 2024.pdf
 
ppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdf
ppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdfppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdf
ppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdf
 
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.com
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.comSalinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.com
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.com
 
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri DrafDOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
 
SURAT KEPUTUSAN NO. 942 - STRUKTUR, KOMPOSISI DAN PERSONALIA TIM PEMENANGAN P...
SURAT KEPUTUSAN NO. 942 - STRUKTUR, KOMPOSISI DAN PERSONALIA TIM PEMENANGAN P...SURAT KEPUTUSAN NO. 942 - STRUKTUR, KOMPOSISI DAN PERSONALIA TIM PEMENANGAN P...
SURAT KEPUTUSAN NO. 942 - STRUKTUR, KOMPOSISI DAN PERSONALIA TIM PEMENANGAN P...
 
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdfppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
 
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRIPengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
 
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
 

BAHAN KULIAH HUKUM ACARA PIDANA BARU 2021.ppt

  • 1. MATERI 1 KULIAH HUKUM ACARA PIDANA DOSEN 1. SURIANSYAH, SH., MH. 2. M. RUSLI EFENDI, SH., M.Si
  • 2. PEMBAGIAN HUKUM PIDANA HUKUM PIDANA DALAM ARTI LUAS Hukum pidana Materil Hukum Pidana Formil HUKUM ACARA PIDANA KUHP MEMPERTAHANKAN
  • 3. PENGERTIAN Menurut Para Ahli Hukum 1. Simon. HAP / hukum pidana formil : mengatur bagaimana caranya Negara dengan perantaraan alat-alat kekuasaanya menggunakan haknya untuk menghukum dan menjatuhkan hukuman, dengan demikian ia memuat acara pidana. 2. Van hamel. HAP/hukum pidana formil adalah menunjukkan bentuk-bentuk dan jangka-jangka waktu yang mengikat pemberlakuan hukum pidana material.
  • 4. 3. Andi Hamzah. : Hukum acara pidana merupakan bagian dari hukum pidana dalam arti yang luas. Hukum pidana dalam arti yang luas meliputi baik hukum pidana substantive (materiil) maupun hukm pidana formal atau hukum acara pidana. 4. L.J. Van Apeldoorn HAP/Hukum acara pidana adalah mengatur cara pemerintah menjaga kelangsungan pelaksanaan hukum pidana material.
  • 5. 4. Mochtar Kusuma Atmadja. Hukum Acara Pidana adalah peraturan hukum pidana yang mengatur bagaimana cara mempertahankan berlakunya hukum pidana materil. Hukum Pidana Formil memproses bagaimana menghukum atau tidak menghukum seseorang yang dituduh melakukan tindak pidana (makanya disebut sebagai HukumAcara Pidana) 5. Wirjono Prodjodikoro. Hukum Acara Pidana adalah rangkaian peraturan yang memuat cara bagaimana badan-badan pemerintah yang berkuasa, yakni kepolisian, kejaksaan dan pengadilan harus bertindak guna mencapai tujuan negara dengan mengadakan hukum pidana
  • 6. 6. Bamban pornomo . Hukum acara pidana itu beranggapan bahwa hukum acara pidana mempunyai dasar norma-norma tersendiri, bahkan dilihat dari susunan serta substansi hukum acara pidana mengandung struktur ambivalensi dari segi perlindungan manusia dan bersegi majemuk dari segi kewenangan alat perlengkapan Negara dalam rangka usaha mempertahankan pola integrasi kehidupan bermasyarakat. 7. Van hattum HAP/ hukum pidana formil adalah memuat peraturan-peraturan yang mengatur tentang bagaimana caranya hukum pidana yang bersifat abstrak itu harus diberlakukan secara nyata.
  • 7. PENGERTIAN HUKUM ACARA PIDANA Hukum Acara Pidana : Kumpulan peraturan yang dipergunakan untuk mempertahankan hak dan menjalankan kewajiban dalam proses peradilan pidana oleh institusi penegak hukum (polisi, jaksa, hakim & advokat) dalam rangka menegakan hukum pidana materiil.
  • 8. FUNGSI HUKUM ACARA PIDANA 1. Fungsi Represif Hukum Acara Pidana dipergunakan untuk melakukan tindakan2 terhadap perilaku menyimpang atau perbuatan yang bertentangan dengan UU, mis: Penyelidikan, Penyidikan, Penuntutan, dan Pemidanaan 2. Fungsi Preventif Hukum Acara Pidana dipergunakan untuk menjamin terlaksananya perlindungan hukum dan HAM dari para pihak, melalui tindakan- tindakan administratif
  • 9. “Tujuan dari hukum acara pidana ialah mencari dan mendapatkan atau setidak-tidaknya mendekati kebenaran materiil, ialah kebenaran yang selengkap- lengkapnya dari suatu perkara pidana dengan menerapkan ketentuan hukum acara pidana secara jujur dan tepat, dengan tujuan mencari siapakah pelaku yang dapat didakwakan melakukan suatu pelanggaran hukum, dan selanjutnya meminta pemeriksaan dan putusan dari pengadilan guna menemukan apakah terbukti bahwa suatu tindak pidana telah dilakukan dan apakah orang yang di dakwa itu dapat dipersalahkan”
  • 10. SUMBER-SUMBER ACARA PIDANA SUMBER HUKUM SEBELUM TAHUN 1981 1. HET HERZIENE INLANDSCH REGLEMENT (HIR) 2. INQUISITOIR 3. PARA PIHAK ADALAH OBJEK SESUDAH TAHUN 1981 1. UU NO. 8 TAHUN 1981 TTG HUKUM ACARA PIDANA (KUHAP) 2. ACCUSATOR 3. PARA PIHAK ADALAH SUBYEK
  • 11. DASAR HUKUM HUKUM ACARA PIDANA DI INDONESIA a. Umum UUD 1945 UU Kekuasaan Kehakiman UU Mahkamah Agung UU Peradilan Umum UU Kepolisian UU Kejaksaan KUHAP yurisprudensi b. Khusus Hukum Acara Pidana yg termuat di dlm UU Khusus, mis: UU TIPIKOR, UU MONEY LAUNDERING.
  • 12. DASAR FILOSOFI KUHAP Konsideran Menimbang Bahwa negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang menjunjung tinggi hak asasi manusia serta yang menjamin segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.
  • 13. Bahwa pembangunan hukum nasional yang demikian itu di bidang hukum acara pidana adalah agar masyarakat menghayati hak dan kewajibannya dan untuk meningkatkan pembinaan sikap para pelaksana penegak hukum sesuai dengan fungsi dan wewenang masing-masing ke arah tegaknya hukum, keadilan dan perlindungan terhadap harkat dan martabat manusia, ketertiban serta kepastian hukum demi terselenggaranya negara hukum sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945
  • 14. Bahwa demi pembangunan di bidang hukum sebagaimana termaktub dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (Ketetapan Majelis Permusyawaratan. Rakyat Republik Indonesia Nomor IV/MPR/1978) perlu mengadakan usaha peningkatan dan penyempurnaan pembinaan hukum nasional dengan mengadakan pembaharuan kodifikasi serta unifikasi hukum dalam rangkuman pelaksanaan secara nyata dari Wawasan Nusantara.
  • 15. Bahwa hukum acara pidana sebagai yang termuat dalam Het Herziene Inlandsch Reglement (Staatsblad Tahun 1941 Nomor 44) dihubungkan dengan dan Undang-undang Nomor 1 Drt. Tahun 1951 (Lembaran Negara Tahun 1951 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Nomor 81) serta semua peraturan pelaksanaannya dan ketentuan yang diatur dalam perundang-undangan lainnya sepanjang hal itu mengenai hukum acara pidana, perlu dicabut, karena sudah tidak sesuai dengan cita-cita hukum nasional
  • 16. LANDASAN YURIDIS Undang-Undang Dasar 1945 pasal 5 ayat (1) Pasal 20 ayat (1) Pasal 27 ayat (1) Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor IV/MPR/1978 tentang GARIS-GARIS BESAR HALUAN NEGARA (GBHN)
  • 17. WAWASAN NUSANTARA : Perwujudan Kepulauan Nusantara Sebagai Satu Kesatuan Politik; Bahwa seluruh Kepulauan Nusantara merupakan satu Kesatuan Hukum dalam arti bahwa hanya ada satu Hukum Nasional yang mengabdi kepada Kepentingan Nasional. Sasaran-sasaran yang hendak dicapai dalam berbagai bidang dengan pelaksanaan Pembangunan Jangka Panjang adalah sebagai berikut: Bidang Politik :
  • 18. Dalam rangka mencapai sasaran itu termasuk di dalamnya usahausaha untuk menciptakan, mengkonsolidasikan dan memanfaatkan kondisi-kondisi serta situasi untuk memungkinkan terlaksananya prosesproses pembaharuan kehidupan politik, sehingga dapat diciptakan keadaan dengan sistem politik yang benar-benar demokratis, stabil, dinamis, efektif dan efisien yang dapat memperkuat kehidupan konstitusional, mewujudkan Pemerintahan yang bersih, berkemampuan dan berwibawa, pengawasan oleh Dewan Perwakilan Rakyat yang semakin efektif serta terwujudnya kesadaran dan kepastian hukum dalam masyarakat yang semakin mantap
  • 19. PIHAK-PIHAK YANG DIATUR DALAM KUHAP 1. PENASEHAT HUKUM 2. KEPOLISIAN 3. KEJAKSAAN 4. PENGADILAN 5. LAPAS
  • 20. ASAS-ASAS HUKUM ACARA PIDANA 1. ASAS LEGALITAS Asas atau prinsip legalitas dengan tegas disebut dalam konsideran KUHAP seperti yang dapat dibaca pada huruf a, yang berbunyi: Bahwa negara Republik Indonesia adalah negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang menjunjung tinggi hak asasi manusia serta yang menjamin segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya
  • 21. 2. ASAS KESEIMBANGAN Asas ini dijumpai dalam konsideran huruf c yang menegaskan bahwa dalam penegakan hukum harus berlandaskan prinsip keseimbangan yang serasi antara : 1.perlindungan terhadap harkat dan martabat manusia dengan, 2. perlindungan terhadap kepentingan dan ketertiban masyarakat. MODEL SISTEM PERADILAN PIDANA DAAD DADER STRAFRECHT
  • 22. 3. ASAS PRA-DUGA TAK BERSALAH Asas "praduga tak bersalah" atau presumption of innocent dijumpai dalam penjelasan butir 3 huruf c. Dengan dicantumkan asas praduga tak bersalah dalam Penjelasan KUHAP, dapat disimpulkan, pembuat undang-undang telah menetapkannya sebabagai asas hukum yang melandasi KUHAP dan penegakan hukum (law enforcement). Pasal 8 UU No. 48 Tahun 2009
  • 23. ASAS PEMBATASAN PENAHANAN Penjelasan Umum angka 3 huruf b: Penangkapan, penahanan, penggeledahan dan penyitaan hanya dilakukan berdasarkan perintah tertulis oleh pejabat yang diberi wewenang oleh undang-undang dan hanya dalam hal dan dengan cara yang diatur dengan undang-undang; (Pembatasan Penahanan ditandai dengan pembatasan waktu/hari)
  • 24. 4. ASAS GANTI KERUGIAN Penjelasan Umum angka 3 huruf d: Kepada seorang yang ditangkap, ditahan, dituntut ataupun diadili tanpa alasan yang berdasarkan undang-undang dan atau karena kekeliruan mengenai orangnya atau hukum yang diterapkan wajib diberi ganti kerugian dan rehabilitasi sejak tingkat penyidikan dan para pejabat penegak hukum, yang dengan sengaja atau karena kelalaiannya menyebabkan asas hukum tersebut dilanggar, dituntut, dipidana dan atau dikenakan hukuman administrasi;
  • 25. Pasal 1 angka 21 Pasal 30 Pasal 68 Pasal 77 Pasal 81 Pasal 82 BAB XII Pasal 95-96 BAB XIII Pasal 98-101 Ganti kerugian Pasal 1 angka 22 Pasal 68 Pasal 77 Pasal 81 Pasal 82 BAB XII Pasal 97 Rehabilitasi
  • 26. 5. PERADILAN CEPAT, SEDERHANA DAN BIAYA RINGAN Penjelasan Umum angka 3 huruf e: Peradilan yang harus dilakukan dengan cepat, sederhana dan biaya ringan serta bebas, jujur dan tidak memihak harus diterapkan secara konsekuen dalam seluruh tingkat peradilan. Pasal 4 ayat (2) UU No. 48 Tahun 2009
  • 27. 6. ASAS BANTUAN HUKUM Penjelasan Umum angka 3 huruf f: Setiap orang yang tersangkut perkara wajib diberi kesempatan memperoleh bantuan hukum yang semata-mata diberikan untuk melaksanakan kepentingan pembelaan atas dirinya Pasal 1 angka 13, Pasal 54, Pasal 59, Pasal 60, BAB VII Pasal 69-Pasal 74, Pasal 114 BAB XI Pasal 56-57 UU No. 48/2009
  • 28. 7. ASAS TERBUKA UNTUK UMUM Penjelasan angka 3 huruf i: Sidang pemeriksaan pengadilan adalah terbuka untuk umum kecuali dalam hal yang diatur dalam undang- undang Pasal 153 ayat (3) KUHAP Pasal 13 UU No. 48 Tahun 2009
  • 29. 8. ASAS PENGAWASAN Penjelasan angka 3 huruf j: Pengawasan pelaksanaan putusan pengadilan dalam perkara pidana ditetapkan oleh ketua pengadilan negeri yang bersangkutan (Pra-Adjudikasi, Adjudikasi). Pasal 109 ayat (1) KUHAP Pasal 276 KUHAP BAB XX Pasal 277-Pasal 283 KUHAP
  • 30. 9. ASAS PEMERIKSAAN KEHADIRAN TERDAKWA Penjelasan angka 3 huruf h: Pengadilan memeriksa perkara pidana dengan hadirnya terdakwa Pasal 196 KUHAP. Pasal 12 UU No. 48 Tahun 2009
  • 31. PEMERIKSAAN PERKARA PIDANA PRA-ADJUDIKASI Pemeriksaan Pendahuluan Kepolisian (Penyelidikan, Penyidikan). Kejaksaan (Pra-penuntutan, Penuntutan ADJUDIKASI Pemeriksaan Sidang Pengadilan