Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan non formal BHD berpengaruh signifikan dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan perawat di ruang IRD RSUD Majene. Rata-rata peningkatan pengetahuan perawat adalah 36,75 poin dan peningkatan keterampilan adalah 46 poin. Faktor lingkungan, materi, instrumen dan kondisi subjek berperan dalam meningkatkan hasil belajar perawat.
skripsi “HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG IMOBILISASI SPINAL DENGAN KETERAMPILAN PERAWAT MELAKSANAKAN LOG ROLL PADA PASIEN DENGAN INDIKASI CIDERA TULANG BELAKANG DI RUANG IRD RSUD KABUPATEN MAJENE TAHUN 2013”.
Ringkasan dokumen ini memberikan informasi tentang pelatihan pertolongan pertama yang mencakup prinsip-prinsip PPGD, teknik CPR, dan posisi recovery. Pelatihan ini bertujuan mengajarkan peserta menilai korban, memberikan CPR yang benar, serta meletakkan korban dalam posisi recovery yang aman.
Materi ini saya sampaikan untuk pengenalan teknik bantuan hidup dasar pada korban henti jantung untuk orang awam dan paramedis, saya rangkum dari AHA Guidelines 2010 dan beberapa Pustaka lainnya. Semoga Bermanfaat.
Ini adalah materi pembelajaran bantuan hidup dasar bagi karyawan non dokter dan non perawat di RS Panti Rapih. Rumah Sakit Panti Rapih adalah rumah sakit swasta publik dengan 375 tempat tidur dan lebih dari 1000 karyawan. Saat ini RS Panti Rapih telah terakreditasi 16 pelayanan dan mengikuti standar mutu ISO 9001:2008.
Update:
Tanggal 15 Oktober 2015, American Heart Association menerbitkan panduan baru untuk Cardiopulmonary Resuscitation & Emergency Cardiac Care. Panduan baru tersebut dapat diunduh di http://circ.ahajournals.org/content/132/18_suppl_2.toc
skripsi “HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG IMOBILISASI SPINAL DENGAN KETERAMPILAN PERAWAT MELAKSANAKAN LOG ROLL PADA PASIEN DENGAN INDIKASI CIDERA TULANG BELAKANG DI RUANG IRD RSUD KABUPATEN MAJENE TAHUN 2013”.
Ringkasan dokumen ini memberikan informasi tentang pelatihan pertolongan pertama yang mencakup prinsip-prinsip PPGD, teknik CPR, dan posisi recovery. Pelatihan ini bertujuan mengajarkan peserta menilai korban, memberikan CPR yang benar, serta meletakkan korban dalam posisi recovery yang aman.
Materi ini saya sampaikan untuk pengenalan teknik bantuan hidup dasar pada korban henti jantung untuk orang awam dan paramedis, saya rangkum dari AHA Guidelines 2010 dan beberapa Pustaka lainnya. Semoga Bermanfaat.
Ini adalah materi pembelajaran bantuan hidup dasar bagi karyawan non dokter dan non perawat di RS Panti Rapih. Rumah Sakit Panti Rapih adalah rumah sakit swasta publik dengan 375 tempat tidur dan lebih dari 1000 karyawan. Saat ini RS Panti Rapih telah terakreditasi 16 pelayanan dan mengikuti standar mutu ISO 9001:2008.
Update:
Tanggal 15 Oktober 2015, American Heart Association menerbitkan panduan baru untuk Cardiopulmonary Resuscitation & Emergency Cardiac Care. Panduan baru tersebut dapat diunduh di http://circ.ahajournals.org/content/132/18_suppl_2.toc
Penelitian ini menggunakan desain pre-experimen one group pretest-posttest untuk mengukur pengetahuan perawat tentang Bantuan Hidup Dasar (BHD) sebelum dan sesudah menerima pendidikan nonformal. Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Majene pada Juni 2012 dengan sampel 20 perawat. Instrumen pengumpulan data berupa kuesioner pengetahuan BHD. Hasil sebelum dan sesudah dianalisis menggunakan uji paired samples test dan wilcoxon
Sistem imun dan peradangan bekerja sama untuk melindungi tubuh dari infeksi dan membantu penyembuhan. Sel darah putih seperti neutrofil, eosinofil, monosit dan makrofag serta limfosit bertugas melindungi tubuh dari infeksi dan kanker. Sel-sel ini bereaksi terhadap antigen asing dan menghasilkan antibodi untuk membatasi kerusakan dan mempercepat penyembuhan.
Dokumen tersebut membahas tentang diabetes melitus dan komplikasinya seperti hipoglikemia dan ketoasidosis diabetik. Memberikan penjelasan mengenai patofisiologi, gejala, diagnosis, dan penatalaksanaan keperawatan pada kondisi tersebut.
Dokumen ini membahas sistem reproduksi pria dan wanita, termasuk struktur organ genitalia, proses spermatogenesis dan oogenesis, komposisi sperma, fungsi hormon seperti testosteron, dan siklus ovarium.
Bab ini menjelaskan kerangka konsep dan hipotesis penelitian. Kerangka konsep menunjukkan bahwa pendidikan nonformal berperan sebagai faktor yang mempengaruhi peningkatan pengetahuan perawat tentang BHD. Hipotesis nol menyatakan tidak ada pengaruh pendidikan nonformal terhadap peningkatan pengetahuan perawat, sementara hipotesis alternatif menyatakan ada pengaruh pendidikan nonformal terhadap peningkatan pengetahuan perawat.
Modul 9 kgd gangguan keseimbangan cairan sinkronisasiADRYAN LANGIT
Dokumen tersebut membahas tentang penatalaksanaan kegawatdaruratan pada gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit. Terdapat penjelasan mengenai fisiologi cairan tubuh, gangguan volume cairan seperti dehidrasi dan syok hipovolemia, serta gangguan keseimbangan elektrolit seperti hiponatremia dan hiperkalemia beserta tanda, gejala, dan penanganannya.
Modul 11 mekanisme cedera sinkronisasi modu lpptADRYAN LANGIT
Modul ini membahas mekanisme cedera yang disebabkan oleh berbagai jenis benturan dan gerakan seperti deselerasi cepat, benturan tumpul, benturan tajam, dan ledakan, serta penggunaan alat pengaman untuk meminimalkan dampak cedera.
Penelitian ini menggunakan desain pre-experimen one group pretest-posttest untuk mengukur pengetahuan perawat tentang Bantuan Hidup Dasar (BHD) sebelum dan sesudah menerima pendidikan nonformal. Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Majene pada Juni 2012 dengan sampel 20 perawat. Instrumen pengumpulan data berupa kuesioner pengetahuan BHD. Hasil sebelum dan sesudah dianalisis menggunakan uji paired samples test dan wilcoxon
Sistem imun dan peradangan bekerja sama untuk melindungi tubuh dari infeksi dan membantu penyembuhan. Sel darah putih seperti neutrofil, eosinofil, monosit dan makrofag serta limfosit bertugas melindungi tubuh dari infeksi dan kanker. Sel-sel ini bereaksi terhadap antigen asing dan menghasilkan antibodi untuk membatasi kerusakan dan mempercepat penyembuhan.
Dokumen tersebut membahas tentang diabetes melitus dan komplikasinya seperti hipoglikemia dan ketoasidosis diabetik. Memberikan penjelasan mengenai patofisiologi, gejala, diagnosis, dan penatalaksanaan keperawatan pada kondisi tersebut.
Dokumen ini membahas sistem reproduksi pria dan wanita, termasuk struktur organ genitalia, proses spermatogenesis dan oogenesis, komposisi sperma, fungsi hormon seperti testosteron, dan siklus ovarium.
Bab ini menjelaskan kerangka konsep dan hipotesis penelitian. Kerangka konsep menunjukkan bahwa pendidikan nonformal berperan sebagai faktor yang mempengaruhi peningkatan pengetahuan perawat tentang BHD. Hipotesis nol menyatakan tidak ada pengaruh pendidikan nonformal terhadap peningkatan pengetahuan perawat, sementara hipotesis alternatif menyatakan ada pengaruh pendidikan nonformal terhadap peningkatan pengetahuan perawat.
Modul 9 kgd gangguan keseimbangan cairan sinkronisasiADRYAN LANGIT
Dokumen tersebut membahas tentang penatalaksanaan kegawatdaruratan pada gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit. Terdapat penjelasan mengenai fisiologi cairan tubuh, gangguan volume cairan seperti dehidrasi dan syok hipovolemia, serta gangguan keseimbangan elektrolit seperti hiponatremia dan hiperkalemia beserta tanda, gejala, dan penanganannya.
Modul 11 mekanisme cedera sinkronisasi modu lpptADRYAN LANGIT
Modul ini membahas mekanisme cedera yang disebabkan oleh berbagai jenis benturan dan gerakan seperti deselerasi cepat, benturan tumpul, benturan tajam, dan ledakan, serta penggunaan alat pengaman untuk meminimalkan dampak cedera.
1. BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh
pendidikan non formal bantuan hidup dasar dalam meningkatkan pengetahuan
perawat. Desain yang digunakan adalah pre-experimen design one group pre test
post test yang dilaksanakan pada tanggal 10 s/d 21 Juni 2012 di Rumah Sakit
Umum Majene dengan menggunakan total sampling yakni sebanyak 20
responden.
Analisa data dilakukan dengan menggunakan uji statistik
PAIRED_T_TEST untuk menguji tingkat pengetahuan dengan tingkat
kemaknaan α< 0,05 dan P = 0,000 , H1 diterima artinya ada pengaruh yang
bermakna antara pendidikan non formal BHD dalam meningkatkan pengetahuan
perawat di ruang IRD RSUD Majene, Serta menggunakan uji statistik alternatif
WILCOXON mengingat bahwa setelah melalui uji normalitas data maka hasil uji
skill SHAPIRO WILK menunjukkan hasil data yang tidak normal dengan hasil
α< 0,05 dan P = 0,000, selanjutnya menguji tingkat skill dengan metode alternatif
WILCOXON dengan tingkat kemaknaan α < 0,05 dan P = 0,000, H1 diterima
artinya ada pengaruh yang bermakna antara pendidikan non formal BHD dalam
meningkatkan pengetahuan perawat di ruang IRD RSUD Majene.
33
2. A. Hasil penelitian
1. Gambaran umum lokasi penelitian
Penelitian dilaksanakan di ruang aula RSUD Majene tanggal 10 s/d 21
Juni 2012, responden yang terpilih pada penelitian ini sebanyak 20
responden dengan tehnik total sampling yakni semua perawat yang
melakukan tindakan keperawatan dan bekerja di ruang IRD RSUD Majene
serta yang memenuhi kriteria inklusi
2. Karasteristik demografi
Karakteristik demografi responden meliputi :
a. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin
Tabel: 5.1. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Perawat di IRD RSUD Majene pada tanggal 21 Juni
2012.
Jenis kelamin n Persentase
Laki-laki 9 orang 45 %
Perempuan 11 orang 55 %
Berdasarkan tabel di atas distribusi jenis kelamin responden pada
penelitian ini terdiri dari 45% laki-laki, dan 55% perempuan
34
3. b. Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan
Tabel: 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
pada tanggal 21 Juni 2012.
n Persentase
Tingkat Pendidikan
SPK - 0%
D3 Keperawatan 20 orang 100 %
S1 Keperawatan - 0%
Dari tabel diatas dapat dilihat distribusi tingkat pendidikan perawat di
IRD RSUD Majene adalah 100% D III keperawatan
c. Distribusi responden berdasarkan masa kerja
Tabel: 5.3. Distribusi Responden Berdasarkan Masa Kerja pada
tanggal 21 Juni 2012.
N Persentase
Masa kerja
< 5 tahun 14 orang 70 %
> 5 tahun 6 orang 30 %
Dari tabel diatas dapat dilihat distribusi responden berdasarkan masa
kerja perawat di IRD RSUD Majene adalah 30% masa kerja > 5 tahun,
dan 70% masa kerja < 5 tahun.
35
4. d. Distribusi responden berdasarkan pernah atau tidak pernah mengikuti
pelatihan
Tabel: 5.4. Distribusi Responden Berdasarkan Pernah Atau Tidak
Pernah Mengikuti Pelatihan pada tanggal 21 Juni 2012
N Persentase
Pelatihan
Pernah - 0 %
Tidak pernah 20 orang 100 %
Tabel diatas menunjukkan belum pernah ada responden yang
mengikuti pelatihan BHD di IRD RSUD Majene adalah 100 %.
71 Variabel yang diukur
Pada bagian ini akan diuraikan data mengenai :
a. Tingkat pengetahuan dan keterampilan perawat tentang BHD
b. Pengaruh Pendidikan non formal BHD dalam meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan perawat.
Tingkat pengetahuan dan keterampilan perawat tentang BHD
didapatkan melalui kuesioner dan skill pada pre dan post test sebelum
dan setelah diberikan pendidikan yang diberikan selama 3 kali
kemudian diberikan post test 1 minggu sesudah pemberian pendidikan
non formal tentang BHD.
36
5. 1) Tingkat pengetahuan perawat tentang BHD
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa rata-rata tingkat
pengetahuan perawat sesudah perlakuan (pendidikan non formal
BHD) lebih dari tingkat pengetahuan perawat sebelum
perlakuan (pendidikan non formal BHD). Hasil penelitian ini dapat
dilihat pada tabel berikut
Tabel: 5.5. Distribusi tingkat pengetahuan responden sebelum dan
sesudah diberikan pendidikan BHD pada tanggal 10-21
Juni 2012
NO PRE TEST POST TEST SELISIH
1 25 80 55
2 50 75 25
3 35 80 45
4 50 80 30
5 35 75 40
6 40 100 60
7 25 80 55
8 35 75 40
9 40 80 40
10 60 100 40
11 45 85 40
12 35 50 15
13 35 60 30
14 65 85 20
15 55 80 25
16 60 70 10
17 60 85 25
18 35 90 55
19 40 85 45
20 35 80 45
Mean pre test = 43
Mean post test = 79,75
Mean selisih = 37 dan Rata-rata peningkatan pengetahuan = 36,75
37
6. Berdasarkan tabel diatas didapatkan bahwa terdapat pengaruh positif
pendidkan non formal BHD dalam meningkatkan pengetahuan
perawat di ruang IRD RSUD Majene. Dengan analisis statistik uji
PAIRED_T_TEST didapatkan nilai P= 0,000, α < 0,05.
Tabel: 5.6. Persentase Pengetahuan Responden Sebelum Dan
Sesudah Diberikan Pendidikan BHD.
Kategori n Pre test n Post test
Rendah 12 orang 60 % 6 orang 30 %
Tinggi 8 orang 40 % 14 orang 70 %
Nilai mean perhitungan manual diperoleh hasil sebagai berikut :
Mean pre = jumlah nilai pre test responden
Jumlah responden
860 = 43
20
Mean post = jumlah nilai post test responden
Jumlah responden
1595 = 79.75
20
Jadi rata-rata peningkatan pengetahuan yang diperoleh setelah
diberikan pendidikan tentang BHD (pre test ke post test) adalah 36.75
38
7. Table: 5.7. Distribusi Keterampilan Responden Sebelum Dan
Sesudah Diberikan Pendidikan BHD
NO PRE SKIL POST SKILL SELISIH
1 40 90 50
2 35 80 45
3 30 85 55
4 45 85 40
5 40 85 45
6 30 90 60
7 35 75 40
8 40 85 45
9 40 80 40
10 45 85 40
11 50 85 35
12 30 70 40
13 30 85 55
14 40 85 45
15 45 85 40
16 40 80 40
17 45 85 40
18 30 85 55
19 35 90 55
20 30 85 55
Mean pre skill = 37,75
Mean post skill = 83,75
Jadi rata-rata peningkatan keterampilan yang diperoleh = 46
Dari tabel diatas menunjukkan adanya pengaruh pendidikan non
formal BHD terhadap tingkat skill perawat di IRD RSU majene
sesuai dengan hasil uji statistik WILCOXON SIGNED RANK
TEST didapatkan mean 10.50, dengan hasil signifikan p = 0.000, <
α < 0.05 yang berarti bahwa ada pengaruh yang bermakna antara
39
8. pendidikan non formal BHD terhadap tingkat Skill perawat di IRD
RSU Majene.
Tabel: 5.8. Persentase Keterampilan Responden Sebelum
Dan Sesudah Diberikan Pendidikan BHD
Kategori N Pre skill N Post skill
Tidak 9 orang 45 % 5 orang 25 %
Bisa 11 orang 55 % 15 orang 75 %
Nilai mean perhitungan secara manual diperoleh hasil sebagai
berikut :
Mean pre = jumlah nilai pre skill responden
Jumlah responden
755 = 37.75
20
Mean post = jumlah nilai post skill responden
Jumlah responden
1675 = 83.75
20
Jadi rata-rata peningkatan keterampilan yang diperolah setelah
diberikan pendidikan tentang BHD (pre skill ke post skill) adalah
46
40
9. 2) Pengaruh Pendidikan non formal BHD dalam menungkatkan
pengetahuan perawat.
Tabel: 5.9. Pre Test
Pengetahuan n Pre test
Rendah 12 orang 60 %
Tinggi 8 orang 40 %
Tabel: 5.10. Post Test
Pengetahuan n Pre test
Rendah 6 orang 30 %
Tinggi 14 orang 70 %
Nilai mean perhitungan manual diperoleh hasil sebagai berikut :
Mean pre = jumlah nilai pre test responden
Jumlah responden
860 = 43
20
Mean post = jumlah nilai post test responden
Jumlah responden
1595 = 79.75
20
Jadi nilai rata-rata pengaruh pendidikan non formal BHD terhadap
pengetahuan yang diperoleh dari pre test ke post test adalah 36.75
41
10. Tabel: 5.11. Pre Skill
Keterampilan n Pre skill
Tidak 9 orang 45 %
Bisa 11 orang 55 %
Tabel: 5.12. Post Skill
Keterampilan n Post skill
Tidak 5 orang 25 %
Bisa 15 orang 75 %
Nilai mean perhitungan secara manual diperoleh hasil sebagai
berikut :
Mean pre = jumlah nilai pre skill responden
Jumlah responden
755 = 37.75
20
Mean post = jumlah nilai post skill responden
Jumlah responden
1675 = 83.75
20
Jadi nilai mean pengaruh pendidikan non formal BHD terhadap
skill yang diperoleh dari pre skill ke post skill adalah 46
Pendidikan non formal BHD dilakukan terhadap perawat yang ada
di ruang IRD yang termasuk dalam kriteria inklusi.
42
11. Jenis pendidikan yang diberikan :
- Teori : 4 jam X 3 kali pertemuan
- Keterampilan : 2 jam X 3 kali pertemuan
- Responden : 20 orang
B. Pembahasan
Setelah dilakukan analisa data dari hasil penelitian dan melakukan uji statistik
dengan melakukan uji PAIRED_T_TEST serta WILCOXON SIGNED
RANK TEST, maka diperlukan suatu pembahasan mengenai pengaruh
pendidikan non formal BHD dalam meningkatkan pengetahuan perawat di
ruang IRD RSUD Majene pada tanggal 10 s/d 21 Juni 2012.
Pada hasil penelitian didapatkan adanya peningkatan pengetahuan
responden dengan rata-rata cukup baik, dengan nilai kemaknaan p=0,000,
α < 0.05, dengan rata-rata rangking pengetahuan pada pre test sebesar 43.00
dan pada post test sebesar 79.75, yang berarti peningkatan pengetahuan
perawat berdasarkan rata-rata ranking adalah sebesar 36.75 point. Didapatkan
juga beberapa responden mengalami peningkatan yang cukup tinggi dari pre
sampai post test, yakni sekitar 12 (60 %) orang responden, sedangkan untuk
skill didapatkan sekitar 19 (95 %) orang.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan peningkatan pengetahuan yang
signifikan dan peningkatan pengetahuan yang cukup dari responden
diantaranya faktor lingkungan, materi, instrument dan kondisi subjek atau
responden saat belajar. Faktor lingkungan yaitu kondisi disekitar perawat saat
43
12. menerima materi pendidikan non formal BHD, misalnya lingkungan yang
tenang, tidak banyak aktivitas yang terjadi di sekitar perawat. Faktor materi
yaitu materi yang diberikan tidak berlebihan, tapi sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai. Faktor Instrumen, hendaknya instrument yang digunakan
memang dapat menunjang terjadinya peningkatan pengetahuan dan menarik,
sehingga responden tidak jenuh untuk belajar, seperti leaflet, power point
yang disertai gambar-gambar dan phantom, sedangkan kondisi subjek yaitu
sikap dan kemauan subjek yang tinggi untuk menerima materi yang diberikan
oleh peneliti akan menyebabkan motivasi yang tinggi juga untuk belajar,
sehingga materi yang diberikan dapat benar-benar tersampaikan kepada
responden..
Pelatihan ini diberikan secara berkelompok dan evaluasi terhadap
keberhasilan pelatihan didapatkan oleh peneliti langsung setelah 1 minggu pre
test dan dengan memberikan materi yaitu dengan melakukan pelatihan ulang
sebanyak 3 kali, dan kemudian peneliti juga memberikan leaflet mengenai
materi pelatihan yang disertai gambar-gambar.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan perawat
tentang BHD salah satunya adalah pernah atau tidaknya mengikuti pelatihan.
dalam penelitian ini jumlah responden sebanyak 20 orang, dengan jumlah
responden perempuan 11 orang dan laki-laki 9 orang.
44
13. Menurut Notoatmojo (2003), pendidikan atau penyuluhan adalah upaya agar
individu, kelompok, dan masyarakat berperilaku atau mengadopsi perilaku
kesehatan dengan cara persuasi, bujukan, himbauan, ajakan, memberikan
informasi, memberikan kesadaran, dan sebagainya. Pendidikan non formal
tentang BHD dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan pada perawat
sehingga terjadi perubahan perilaku, pengetahuan atau kognitif merupakan
domain penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmojo,2003).
Perubahan perilaku diperoleh dari pengetahuan yang benar akan
mempengaruhi lebih lama dibandingkan perubahan perilaku tanpa didasari
pengetahuan. Sebelum terjadi perubahan perilaku seseorang akan mempunyai
persepsi terhadap apa yang akan dijalaninya, munculnya persepsi
berhubungan dengan tingkat pengetahuan , pengetahuan diperoleh dari
informasi, dan bila informasi yang diterima kurang jelas, dalam hal ini
pelatihan yang tidak optimal akan mempengaruhi persepsi seseorang
sehingga perubahan perilaku akan sulit didapatkan.
Jadi dengan demikian setelah dilakukan pendidikan nonformal BHD kepada
perawat diharapkan bukan hanya pengetahuan perawat yang meningkat, akan
tetapi respon perawat tentang BHD akan lebih positif.
Dari hasil penelitian didapatkan beberapa responden yang mengalami
peningkatan pengetahuan dan keterampilan yang ekstrim karena beberapa
faktor :
1. Faktor keaktifan dari responden selama mengikuti pendidikan non formal
BHD.
45
14. 2. Pada praktek mandiri beberapa responden mempunyai kesempatan untuk
mengulangi beberapa kali.
3. Beberapa responden bersikap agresif untuk mengajukan pertanyaan bila
mana ada sesuatu yang kurang dimengerti.
Namun demikian dalam penelitian ini, peneliti menyadari masih banyak
keterbatasan selama dalam melaksanakan penelitian, sehingga jeda post test 1
minggu yang seharusnya 2 minggu hingga hasil yang didapatkan belum dapat
memberikan pengaruh pendidikan non formal BHD secara maksimal pada
perawat.
46