SlideShare a Scribd company logo
Struktur Beton I - GESER

BAB 2. METODE PERENCANAAN DAN
       PROVISI KEAMANAN


1.1    UMUM


Perencanaan elemen struktur beton dilakukan sedemikian rupa sehingga
tidak timbul retak berlebihan pada penampang sewaktu mendukung
beban kerja, dan masih mempunyai cukup keamanan serta cadangan
kekuatan untuk menahan beban dan tegangan lebih lanjut tanpa
mengalami keruntuhan. Timbulnya tegangan-tegangan lentur akibat
struktur.


Pada Peraturan Beton Indonesia 1971 (PBI-1971) metode perencanaan
dan analisis didasarkan pada Metode Tegangan Kerja (Working Stress
Method), sementara di SNI 03 – 2847 – 2002 metode perencanaan dan
analisis didasarkan pada Metode Kekuatan (Ultimated Strenght Method).


Beberapa istilah yang digunakan dalam pembahasan metode perencanaan
dan analisis adalah sebagai berikut;
Kuat nominal
kekuatan suatu komponen struktur atau penampang yang dihitung
berdasarkan ketentuan dan asumsi metode perencanaan sebelum
dikalikan dengan nilai faktor reduksi kekuatan yang sesuai.
Kuat perlu
Kekuatan suatu komponen struktur atau penampang yang diperlukan
untuk menahan beban berfaktor atau momen atau gaya dalam yang
berkaitan dengan beban tersebut dalam suatu kombinasi seperti yang
ditetapkan dalam peraturan.
Kuat rencana
Kuat nominal dikalikan dengan suatu faktor reduksi kekuatan φ



                                                                        1
Struktur Beton I - GESER

1.2   METODE TEGANGAN KERJA


Di dalam metode tegangan kerja, untuk struktur direncanakan sedemikian
sehingga tegangan-tegangan yang timbul akibat beban kerja dan yang
dihitung secara mekanika dari unsur-unsur yang elastis, yang tidak
melampaui dengan tegangan-tegangan yang diijinkan yang ditetapkan
lebih dahulu. Beban kerja adalah beban-beban yang berasal dari beban
mati, beban hidup, beban angin dan beban gempa, yang dimisalkan
benar-benar terjadi sewaktu masa kerja dari struktur.


Metode tegangan kerja ini secara matematis dapat dinyatakan :
                                  σ≤σ
σ = tegangan timbul yang dihitung secara elastis
σ = tegangan yang diijinkan yang ditetapkan menurut peraturan,
      sebagai suatu prosentase dari kekuatan tekan f’c beton dan
      tegangan leleh fy baja tulangan




1.3   METODE KEKUATAN


Di dalam metode ini beban kerja diperbesar, dikalikan suatu faktor beban
dengan maksud untuk memperhitungkan terjadinya beban pada saat
keruntuhan sudah di ambang pintu. Kemudian dengan menggunakan
beban kerja yang telah diperbesar (beban berfaktor) tersebut, struktur
direncanakan sedemikian sehingga diperoleh nilai kuat guna pada saat
runtuh yang besarnya kira-kira sedikit lebih kecil dari kuat batas runtuh
yang sesungguhnya. Kekuatan pada saat runtuh inilah yang dinamakan
kuat ultimit dan beban yang bekerja pada atau dekat dengan saat runtuh
dinamakan beban ultimit. Kuat rencana penampang komponen struktur
didapatkan melalui perkalian kuat teoritis atau kuat nominal dengan faktor
kapasitas, yang dimaksudkan untuk memperhitungkan kemungkinan



                                                                        2
Struktur Beton I - GESER

buruk yang berkaitan dengan faktor-faktor bahan, tenaga kerja, ukuran-
ukuran dan pengendalian mutu pekerjaan pada umumnya. Kuat teoritis
atau kuat nominal diperoleh berdasarkan keseimbangan statis dan
kesesuaian tegangan regangan-tegangan yang tidak linear di dalam
penampang elemen tertentu.



1.4   PROVISI KEAMANAN DAN PEMBEBANAN


Struktur atau elemen-elemennya harus direncanakan untuk memiliki
cadangan kekuatan untuk dapat menerima beban yang lebih tinggi dari
beban normal. Kapasitas cadangan ini digolongkan dalam dua kategori
yaitu faktor pembebanan yang memperhitungkan pelampauan beban,
dan faktor reduksi kekuatan, yang memperhitungkan kemungkinan
buruk yang berkaitan dengan faktor-faktor bahan, tenaga kerja, ukuran-
ukuran dan pengendalian mutu pekerjaan pada umumnya.


Di dalam metode kekuatan, lazimnya digunakan istilah faktor beban untuk
membedakan dengan faktor keamanan di dalam faktor tegangan kerja.
Pada SNI 03 – 2847 – 2002 dibedakan dua faktor yaitu faktor kuat
perlu U untuk beban dan faktor φ untuk reduksi kekuatan. Faktor kuat
perlu U sesuai dengan Pasal 11.2 SNI 03 – 2847 – 2002, dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.




                                                                     3
Struktur Beton I - GESER

                                Tabel 2.1 Kuat perlu U


                                                          Kuat Perlu
No.              Kombinasi Beban
                                                             (U)
          D                                 1,4 D
 1.
          D, L, A atau R                    1,2 D + 1,6 L + 0,5   (A atau R)
          D, L, W, A atau R                 1,2 D + 1,0 L ± 1,6   W + 0,5 (A atau R)
 2.
          D, W                              0,9 D ± 1,6 W
          D, L, E                           1,2 D + 1,0 L ± 1,6   E
 3.
          D, E                              0,9 D ± 1,0 E
          D, L, A atau R, H                 1,2 D + 1,6 L + 0,5   (A atau R) ± 1,6 H
 4.       D, W, H                           0,9 D ± 1,6 H
          D, E, H                           0,9 D ± 1,6 H
          D, F                              U = 1,4 (D + F)
 5.
          D, L, A atau R, F                 1,2 D + 1,6 L + 0,5   (A atau R) + 1,2 F
 6.       Kejut harus disertakan pada L
 7.       T                                 1,2 (D – T) + 1,6 L + 0,5 (A atau R)
 8.       P dikalikan 1,2

Keterangan :
D     =   beban mati
L     =   beban hidup
A     =   beban atap
R     =   beban hujan
W     =   beban angin
E     =   beban gempa
H     =   tekanan tanah
F     =   tekanan fluida
T     =   pengaruh struktural dari penurunan fondasi, rangkak, susut,
          ekspansi beton atau perubahan suhu.



                      Tabel 2.2 Faktor reduksi kekuatan φ
                                                        Faktor Reduksi Kekuatan
No.                         Kondisi Gaya
                                                                   φ
 1.       Lentur, tanpa beban aksial                                  0,80
          Beban aksial, dan beban aksial dengan
 2.
          lentur
 a.       Aksial tarik dan aksial tarik dengan lentur                 0,80
 b.       Aksial tekan dan aksial tekan dengan lentur
          Komponen struktur dengan tulangan spiral                    0,70
          Komponen struktur lainnya                                   0,65




                                                                                   4

More Related Content

Viewers also liked

Bab iii analisis penampang lentur
Bab iii analisis penampang lenturBab iii analisis penampang lentur
Bab iii analisis penampang lenturKetut Swandana
 
Hidrolika
HidrolikaHidrolika
Hidrolika
Ketut Swandana
 
Bab 2 m nkst prinsip umum mnj konst 240807
Bab 2  m nkst  prinsip umum mnj konst 240807Bab 2  m nkst  prinsip umum mnj konst 240807
Bab 2 m nkst prinsip umum mnj konst 240807Ketut Swandana
 
Putu ganteng
Putu gantengPutu ganteng
Putu ganteng
Ketut Swandana
 
Stat d3 3
Stat d3 3Stat d3 3
Stat d3 3
Ketut Swandana
 
Bab ii metode perencanaan dan provisi keamanan
Bab ii metode perencanaan dan provisi keamananBab ii metode perencanaan dan provisi keamanan
Bab ii metode perencanaan dan provisi keamanan
Ketut Swandana
 
Port designers handbook
Port designers handbookPort designers handbook
Port designers handbook
Ketut Swandana
 
Pentingnya melanjutkan sekolah ke ptn
Pentingnya melanjutkan sekolah ke ptnPentingnya melanjutkan sekolah ke ptn
Pentingnya melanjutkan sekolah ke ptn
Ketut Swandana
 
Tugas penyelidikan tanah
Tugas penyelidikan tanahTugas penyelidikan tanah
Tugas penyelidikan tanah
Ketut Swandana
 
Stat d3 7
Stat d3 7Stat d3 7
Stat d3 7
Ketut Swandana
 
Spesifikasi lampu penerangan jalan perkotaan
Spesifikasi lampu penerangan jalan perkotaanSpesifikasi lampu penerangan jalan perkotaan
Spesifikasi lampu penerangan jalan perkotaanKetut Swandana
 
Spesifikasi penguatan tebing
Spesifikasi penguatan tebingSpesifikasi penguatan tebing
Spesifikasi penguatan tebing
Ketut Swandana
 

Viewers also liked (13)

Bab iii analisis penampang lentur
Bab iii analisis penampang lenturBab iii analisis penampang lentur
Bab iii analisis penampang lentur
 
Hidrolika
HidrolikaHidrolika
Hidrolika
 
Bab 2 m nkst prinsip umum mnj konst 240807
Bab 2  m nkst  prinsip umum mnj konst 240807Bab 2  m nkst  prinsip umum mnj konst 240807
Bab 2 m nkst prinsip umum mnj konst 240807
 
Putu ganteng
Putu gantengPutu ganteng
Putu ganteng
 
Stat d3 3
Stat d3 3Stat d3 3
Stat d3 3
 
Bab ii metode perencanaan dan provisi keamanan
Bab ii metode perencanaan dan provisi keamananBab ii metode perencanaan dan provisi keamanan
Bab ii metode perencanaan dan provisi keamanan
 
Port designers handbook
Port designers handbookPort designers handbook
Port designers handbook
 
Pentingnya melanjutkan sekolah ke ptn
Pentingnya melanjutkan sekolah ke ptnPentingnya melanjutkan sekolah ke ptn
Pentingnya melanjutkan sekolah ke ptn
 
Tugas penyelidikan tanah
Tugas penyelidikan tanahTugas penyelidikan tanah
Tugas penyelidikan tanah
 
Stat d3 7
Stat d3 7Stat d3 7
Stat d3 7
 
Pertemuan v
Pertemuan vPertemuan v
Pertemuan v
 
Spesifikasi lampu penerangan jalan perkotaan
Spesifikasi lampu penerangan jalan perkotaanSpesifikasi lampu penerangan jalan perkotaan
Spesifikasi lampu penerangan jalan perkotaan
 
Spesifikasi penguatan tebing
Spesifikasi penguatan tebingSpesifikasi penguatan tebing
Spesifikasi penguatan tebing
 

More from Ketut Swandana

Stat d3 5
Stat d3 5Stat d3 5
Stat d3 5
Ketut Swandana
 
Stat d3 1
Stat d3 1Stat d3 1
Stat d3 1
Ketut Swandana
 
Biodata dosen hindu universitas lampung
Biodata dosen hindu universitas lampungBiodata dosen hindu universitas lampung
Biodata dosen hindu universitas lampungKetut Swandana
 
Mineral dan air
Mineral dan airMineral dan air
Mineral dan air
Ketut Swandana
 
Kelompok water treatment limbah cair pt gunung madu plantations
Kelompok water treatment limbah cair  pt gunung madu plantationsKelompok water treatment limbah cair  pt gunung madu plantations
Kelompok water treatment limbah cair pt gunung madu plantations
Ketut Swandana
 
Analisis timetable penerbangan dari dan ke bandara radin
Analisis timetable penerbangan dari dan ke bandara radinAnalisis timetable penerbangan dari dan ke bandara radin
Analisis timetable penerbangan dari dan ke bandara radin
Ketut Swandana
 
Kalender kegiatan op ukm
Kalender kegiatan op ukmKalender kegiatan op ukm
Kalender kegiatan op ukm
Ketut Swandana
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
Ketut Swandana
 
Pelatihan progja
Pelatihan progjaPelatihan progja
Pelatihan progja
Ketut Swandana
 
Building winning attitude for kmhdi
Building winning attitude for kmhdiBuilding winning attitude for kmhdi
Building winning attitude for kmhdi
Ketut Swandana
 
Pasang surut
Pasang surutPasang surut
Pasang surut
Ketut Swandana
 
Kode etik agen [final mar 06]
Kode etik agen [final   mar 06]Kode etik agen [final   mar 06]
Kode etik agen [final mar 06]
Ketut Swandana
 
Petunjuk pelaksanaan ujian online
Petunjuk pelaksanaan ujian onlinePetunjuk pelaksanaan ujian online
Petunjuk pelaksanaan ujian onlineKetut Swandana
 
Hand out mp hpji 2008 ok
Hand out mp hpji 2008 okHand out mp hpji 2008 ok
Hand out mp hpji 2008 okKetut Swandana
 
Bab iii analisis geser
Bab iii analisis geserBab iii analisis geser
Bab iii analisis geserKetut Swandana
 
Bab i pendahuluan geser
Bab i pendahuluan geserBab i pendahuluan geser
Bab i pendahuluan geserKetut Swandana
 
Bab iii gambar tegangan
Bab iii gambar teganganBab iii gambar tegangan
Bab iii gambar tegangan
Ketut Swandana
 
Bab iii analisis penampang lentur
Bab iii analisis penampang lenturBab iii analisis penampang lentur
Bab iii analisis penampang lentur
Ketut Swandana
 
Bab ii metode perencanaan dan provisi keamanan
Bab ii metode perencanaan dan provisi keamananBab ii metode perencanaan dan provisi keamanan
Bab ii metode perencanaan dan provisi keamananKetut Swandana
 

More from Ketut Swandana (19)

Stat d3 5
Stat d3 5Stat d3 5
Stat d3 5
 
Stat d3 1
Stat d3 1Stat d3 1
Stat d3 1
 
Biodata dosen hindu universitas lampung
Biodata dosen hindu universitas lampungBiodata dosen hindu universitas lampung
Biodata dosen hindu universitas lampung
 
Mineral dan air
Mineral dan airMineral dan air
Mineral dan air
 
Kelompok water treatment limbah cair pt gunung madu plantations
Kelompok water treatment limbah cair  pt gunung madu plantationsKelompok water treatment limbah cair  pt gunung madu plantations
Kelompok water treatment limbah cair pt gunung madu plantations
 
Analisis timetable penerbangan dari dan ke bandara radin
Analisis timetable penerbangan dari dan ke bandara radinAnalisis timetable penerbangan dari dan ke bandara radin
Analisis timetable penerbangan dari dan ke bandara radin
 
Kalender kegiatan op ukm
Kalender kegiatan op ukmKalender kegiatan op ukm
Kalender kegiatan op ukm
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Pelatihan progja
Pelatihan progjaPelatihan progja
Pelatihan progja
 
Building winning attitude for kmhdi
Building winning attitude for kmhdiBuilding winning attitude for kmhdi
Building winning attitude for kmhdi
 
Pasang surut
Pasang surutPasang surut
Pasang surut
 
Kode etik agen [final mar 06]
Kode etik agen [final   mar 06]Kode etik agen [final   mar 06]
Kode etik agen [final mar 06]
 
Petunjuk pelaksanaan ujian online
Petunjuk pelaksanaan ujian onlinePetunjuk pelaksanaan ujian online
Petunjuk pelaksanaan ujian online
 
Hand out mp hpji 2008 ok
Hand out mp hpji 2008 okHand out mp hpji 2008 ok
Hand out mp hpji 2008 ok
 
Bab iii analisis geser
Bab iii analisis geserBab iii analisis geser
Bab iii analisis geser
 
Bab i pendahuluan geser
Bab i pendahuluan geserBab i pendahuluan geser
Bab i pendahuluan geser
 
Bab iii gambar tegangan
Bab iii gambar teganganBab iii gambar tegangan
Bab iii gambar tegangan
 
Bab iii analisis penampang lentur
Bab iii analisis penampang lenturBab iii analisis penampang lentur
Bab iii analisis penampang lentur
 
Bab ii metode perencanaan dan provisi keamanan
Bab ii metode perencanaan dan provisi keamananBab ii metode perencanaan dan provisi keamanan
Bab ii metode perencanaan dan provisi keamanan
 

Bab ii metode perencanaan dan provisi keamanan

  • 1. Struktur Beton I - GESER BAB 2. METODE PERENCANAAN DAN PROVISI KEAMANAN 1.1 UMUM Perencanaan elemen struktur beton dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak timbul retak berlebihan pada penampang sewaktu mendukung beban kerja, dan masih mempunyai cukup keamanan serta cadangan kekuatan untuk menahan beban dan tegangan lebih lanjut tanpa mengalami keruntuhan. Timbulnya tegangan-tegangan lentur akibat struktur. Pada Peraturan Beton Indonesia 1971 (PBI-1971) metode perencanaan dan analisis didasarkan pada Metode Tegangan Kerja (Working Stress Method), sementara di SNI 03 – 2847 – 2002 metode perencanaan dan analisis didasarkan pada Metode Kekuatan (Ultimated Strenght Method). Beberapa istilah yang digunakan dalam pembahasan metode perencanaan dan analisis adalah sebagai berikut; Kuat nominal kekuatan suatu komponen struktur atau penampang yang dihitung berdasarkan ketentuan dan asumsi metode perencanaan sebelum dikalikan dengan nilai faktor reduksi kekuatan yang sesuai. Kuat perlu Kekuatan suatu komponen struktur atau penampang yang diperlukan untuk menahan beban berfaktor atau momen atau gaya dalam yang berkaitan dengan beban tersebut dalam suatu kombinasi seperti yang ditetapkan dalam peraturan. Kuat rencana Kuat nominal dikalikan dengan suatu faktor reduksi kekuatan φ 1
  • 2. Struktur Beton I - GESER 1.2 METODE TEGANGAN KERJA Di dalam metode tegangan kerja, untuk struktur direncanakan sedemikian sehingga tegangan-tegangan yang timbul akibat beban kerja dan yang dihitung secara mekanika dari unsur-unsur yang elastis, yang tidak melampaui dengan tegangan-tegangan yang diijinkan yang ditetapkan lebih dahulu. Beban kerja adalah beban-beban yang berasal dari beban mati, beban hidup, beban angin dan beban gempa, yang dimisalkan benar-benar terjadi sewaktu masa kerja dari struktur. Metode tegangan kerja ini secara matematis dapat dinyatakan : σ≤σ σ = tegangan timbul yang dihitung secara elastis σ = tegangan yang diijinkan yang ditetapkan menurut peraturan, sebagai suatu prosentase dari kekuatan tekan f’c beton dan tegangan leleh fy baja tulangan 1.3 METODE KEKUATAN Di dalam metode ini beban kerja diperbesar, dikalikan suatu faktor beban dengan maksud untuk memperhitungkan terjadinya beban pada saat keruntuhan sudah di ambang pintu. Kemudian dengan menggunakan beban kerja yang telah diperbesar (beban berfaktor) tersebut, struktur direncanakan sedemikian sehingga diperoleh nilai kuat guna pada saat runtuh yang besarnya kira-kira sedikit lebih kecil dari kuat batas runtuh yang sesungguhnya. Kekuatan pada saat runtuh inilah yang dinamakan kuat ultimit dan beban yang bekerja pada atau dekat dengan saat runtuh dinamakan beban ultimit. Kuat rencana penampang komponen struktur didapatkan melalui perkalian kuat teoritis atau kuat nominal dengan faktor kapasitas, yang dimaksudkan untuk memperhitungkan kemungkinan 2
  • 3. Struktur Beton I - GESER buruk yang berkaitan dengan faktor-faktor bahan, tenaga kerja, ukuran- ukuran dan pengendalian mutu pekerjaan pada umumnya. Kuat teoritis atau kuat nominal diperoleh berdasarkan keseimbangan statis dan kesesuaian tegangan regangan-tegangan yang tidak linear di dalam penampang elemen tertentu. 1.4 PROVISI KEAMANAN DAN PEMBEBANAN Struktur atau elemen-elemennya harus direncanakan untuk memiliki cadangan kekuatan untuk dapat menerima beban yang lebih tinggi dari beban normal. Kapasitas cadangan ini digolongkan dalam dua kategori yaitu faktor pembebanan yang memperhitungkan pelampauan beban, dan faktor reduksi kekuatan, yang memperhitungkan kemungkinan buruk yang berkaitan dengan faktor-faktor bahan, tenaga kerja, ukuran- ukuran dan pengendalian mutu pekerjaan pada umumnya. Di dalam metode kekuatan, lazimnya digunakan istilah faktor beban untuk membedakan dengan faktor keamanan di dalam faktor tegangan kerja. Pada SNI 03 – 2847 – 2002 dibedakan dua faktor yaitu faktor kuat perlu U untuk beban dan faktor φ untuk reduksi kekuatan. Faktor kuat perlu U sesuai dengan Pasal 11.2 SNI 03 – 2847 – 2002, dapat dilihat pada tabel di bawah ini. 3
  • 4. Struktur Beton I - GESER Tabel 2.1 Kuat perlu U Kuat Perlu No. Kombinasi Beban (U) D 1,4 D 1. D, L, A atau R 1,2 D + 1,6 L + 0,5 (A atau R) D, L, W, A atau R 1,2 D + 1,0 L ± 1,6 W + 0,5 (A atau R) 2. D, W 0,9 D ± 1,6 W D, L, E 1,2 D + 1,0 L ± 1,6 E 3. D, E 0,9 D ± 1,0 E D, L, A atau R, H 1,2 D + 1,6 L + 0,5 (A atau R) ± 1,6 H 4. D, W, H 0,9 D ± 1,6 H D, E, H 0,9 D ± 1,6 H D, F U = 1,4 (D + F) 5. D, L, A atau R, F 1,2 D + 1,6 L + 0,5 (A atau R) + 1,2 F 6. Kejut harus disertakan pada L 7. T 1,2 (D – T) + 1,6 L + 0,5 (A atau R) 8. P dikalikan 1,2 Keterangan : D = beban mati L = beban hidup A = beban atap R = beban hujan W = beban angin E = beban gempa H = tekanan tanah F = tekanan fluida T = pengaruh struktural dari penurunan fondasi, rangkak, susut, ekspansi beton atau perubahan suhu. Tabel 2.2 Faktor reduksi kekuatan φ Faktor Reduksi Kekuatan No. Kondisi Gaya φ 1. Lentur, tanpa beban aksial 0,80 Beban aksial, dan beban aksial dengan 2. lentur a. Aksial tarik dan aksial tarik dengan lentur 0,80 b. Aksial tekan dan aksial tekan dengan lentur Komponen struktur dengan tulangan spiral 0,70 Komponen struktur lainnya 0,65 4