Dokumen tersebut membahas tentang teori perhitungan teodolit. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan:
1. Pengukuran dengan teodolit dapat mengukur sudut dan koordinat titik-titik, serta menentukan luas suatu daerah.
2. Ada dua cara pengukuran sudut dengan teodolit, yaitu triangulasi dan poligon tertutup atau terbuka.
3. Dibahas pula rumus-rumus yang dipakai d
Dokumen tersebut membahas tentang fotogrametri yang merupakan ilmu, seni dan teknologi untuk memperoleh informasi mengenai objek melalui proses perekaman, pengukuran dan interpretasi gambar fotografik. Dibahas pula mengenai interpretasi citra, stereoskop, dan jenis-jenis stereoskop yang digunakan dalam interpretasi citra foto udara.
Catatan Kuliah Ilmu Ukur Tanah ini disusun secara ringkas dari beberapa referensi. Mencakup bahasan tentang pengertian survei, peta, pengukuran jarak, sudut, azimut, bearing, penggunaan pita ukur, theodolite, dan waterpas, perhitungan poligon, beda tinggi, luas dan volume. Disamping itu disertai pula contoh hitungan sederhana untuk memudahkan pemahaman dari setiap materi. Modul ini dapat dijadikan pegangan praktis dalam mempelajari survei dan pemetaan tingkat dasar.
Summary of Final Report Lubuklinggau Orthoimagery Creation Project, 2012, BAP...bramantiyo marjuki
Citra tegak resolusi tinggi kota Lubuk Linggau dibuat untuk mendukung penyusunan RDTR Kota Lubuk Linggau. Citra tersebut dihasilkan dari proses orthorektifikasi, pan sharpening, mosaicking, dan tiling yang menggunakan citra satelit Quickbird, WorldView-1, dan RapidEye serta DEM ASTER. Hasil akhir berupa citra tegak dengan resolusi 2,5 meter yang akan digunakan sebagai peta dasar penyusunan RDTR.
Teks tersebut membahas tentang geomatika dan geodesi. Geomatika adalah ilmu modern yang mengintegrasikan pengumpulan, pemodelan, analisis, dan pengelolaan data spasial, sedangkan geodesi adalah cabang ilmu yang menentukan posisi titik di permukaan bumi, ukuran dan luas permukaan bumi, serta bentuk dan ukuran bumi. Teks tersebut juga menjelaskan pengertian ilmu ukur tanah yang bertujuan untuk memindahkan ke
Dokumen tersebut membahas tentang pengukuran paralaks objek pada citra foto udara untuk menentukan tinggi objek. Terdapat penjelasan mengenai dasar teori fotogrametri, langkah kerja pengukuran paralaks dan contoh perhitungan untuk menentukan tinggi beberapa objek.
Dokumen tersebut membahas tentang teori perhitungan teodolit. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan:
1. Pengukuran dengan teodolit dapat mengukur sudut dan koordinat titik-titik, serta menentukan luas suatu daerah.
2. Ada dua cara pengukuran sudut dengan teodolit, yaitu triangulasi dan poligon tertutup atau terbuka.
3. Dibahas pula rumus-rumus yang dipakai d
Dokumen tersebut membahas tentang fotogrametri yang merupakan ilmu, seni dan teknologi untuk memperoleh informasi mengenai objek melalui proses perekaman, pengukuran dan interpretasi gambar fotografik. Dibahas pula mengenai interpretasi citra, stereoskop, dan jenis-jenis stereoskop yang digunakan dalam interpretasi citra foto udara.
Catatan Kuliah Ilmu Ukur Tanah ini disusun secara ringkas dari beberapa referensi. Mencakup bahasan tentang pengertian survei, peta, pengukuran jarak, sudut, azimut, bearing, penggunaan pita ukur, theodolite, dan waterpas, perhitungan poligon, beda tinggi, luas dan volume. Disamping itu disertai pula contoh hitungan sederhana untuk memudahkan pemahaman dari setiap materi. Modul ini dapat dijadikan pegangan praktis dalam mempelajari survei dan pemetaan tingkat dasar.
Summary of Final Report Lubuklinggau Orthoimagery Creation Project, 2012, BAP...bramantiyo marjuki
Citra tegak resolusi tinggi kota Lubuk Linggau dibuat untuk mendukung penyusunan RDTR Kota Lubuk Linggau. Citra tersebut dihasilkan dari proses orthorektifikasi, pan sharpening, mosaicking, dan tiling yang menggunakan citra satelit Quickbird, WorldView-1, dan RapidEye serta DEM ASTER. Hasil akhir berupa citra tegak dengan resolusi 2,5 meter yang akan digunakan sebagai peta dasar penyusunan RDTR.
Teks tersebut membahas tentang geomatika dan geodesi. Geomatika adalah ilmu modern yang mengintegrasikan pengumpulan, pemodelan, analisis, dan pengelolaan data spasial, sedangkan geodesi adalah cabang ilmu yang menentukan posisi titik di permukaan bumi, ukuran dan luas permukaan bumi, serta bentuk dan ukuran bumi. Teks tersebut juga menjelaskan pengertian ilmu ukur tanah yang bertujuan untuk memindahkan ke
Dokumen tersebut membahas tentang pengukuran paralaks objek pada citra foto udara untuk menentukan tinggi objek. Terdapat penjelasan mengenai dasar teori fotogrametri, langkah kerja pengukuran paralaks dan contoh perhitungan untuk menentukan tinggi beberapa objek.
Dokumen tersebut membahas tentang pengukuran kerangka dasar vertikal dengan menjelaskan tujuan, prinsip dasar, volume pekerjaan, metode penulisan, studi lapangan, dan studi literatur yang dilakukan. Juga dibahas mengenai landasan teori pengukuran sipat datar, macam-macam alat ukur, penentuan beda tinggi antara dua titik, penyetelan instrumen, dan kesalahan yang mungkin terjadi."
Penelitian ini menggunakan UAV fotogrametri untuk mensurvey tanah longsor di timbunan jalan. Foto udara diambil menggunakan UAV yang dilengkapi kamera digital. Foto-foto kemudian diolah menggunakan perangkat lunak fotogrametri untuk menghasilkan DEM dan orto foto. Akurasi metode ini sebesar 0,12 m yang cukup untuk karakterisasi geometri longsor. UAV fotogrametri terbukti efisien diband
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)Nurul Afdal Haris
Dokumen tersebut membahas tentang fotogrametri dan penginderaan jauh, termasuk konsep dasar fotogrametri, jenis foto udara berdasarkan sudut pengambilan, bagian-bagian foto udara seperti tanda fiducial dan tanda tepi, serta penentuan skala foto udara. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan tentang metode pemetaan menggunakan foto udara dan interpretasi geometri untuk menghasilkan peta.
Theodolit adalah alat ukur yang dapat mengukur sudut horisontal dan vertikal dengan tingkat akurasi tinggi. Ia terdiri dari teropong, piringan skala horisontal dan vertikal, serta bagian-bagian lain untuk membaca dan mengunci sudut. Theodolit digunakan dalam survei untuk mengukur relief tanah dan menentukan posisi geografis dengan tepat.
Dokumen tersebut merupakan laporan praktikum yang membahas proses koreksi geometrik pada citra satelit Landsat. Laporan tersebut memuat penjelasan tentang dasar teori koreksi geometrik citra satelit dan tahapan praktikum yang dilakukan untuk merektifikasi citra satelit Landsat.
Dokumen tersebut membahas tentang navigasi darat yang meliputi penggunaan peta dan kompas untuk menentukan posisi dan arah perjalanan di darat. Dibahas pula tentang berbagai komponen peta seperti judul, skala, legenda, dan cara membaca ketinggian berdasarkan garis kontur.
Dokumen tersebut membahas tentang Ilmu Ukur Tanah yang disajikan untuk mahasiswa program Diploma dan S1 Jurusan Geologi dan Tambang. Materi yang dibahas meliputi pengukuran dengan kompas geologi, waterpas, poligon, situasi, titik tetap, perhitungan luas dan volume, serta transformasi koordinat."
Dokumen tersebut membahas tentang sistem proyeksi peta, jenis-jenis proyeksi peta beserta karakteristiknya, dan pemilihan proyeksi peta yang sesuai dengan kebutuhan pemetaan. Proyeksi Universal Transverse Mercator (UTM) dijelaskan sebagai salah satu sistem proyeksi peta yang sering digunakan karena memiliki bidang proyeksi silinder, transversal, dan konform.
Laporan praktikum ini menjelaskan tentang pengukuran profil air dengan waterpass untuk mengetahui tinggi tanah di beberapa titik. Peralatan yang digunakan antara lain waterpass, statif, rambu ukur, dan meteran. Praktikan melakukan pengukuran dari titik A hingga D dengan membaca nilai pada rambu ukur. Terjadi beberapa kesalahan akibat sulitnya membaca rambu dan ketidaktegakan rambu terhadap tanah
Laporan ini membahas praktikum sistem informasi geografis menggunakan aplikasi Corel Draw. Laporan ini menjelaskan tentang kemiringan lereng di daerah Telitian dengan menghitung nilai kemiringannya melalui kontur pada peta topografi dan mengklasifikasikannya. Laporan ini juga menjelaskan penggunaan Corel Draw dalam membuat pemetaan geografi.
Laporan ini membahas hasil praktikum ilmu ukur tanah yang meliputi pengukuran polygon tertutup menggunakan waterpass, pengukuran beda tinggi menggunakan theodolite, dan pengolahan data menjadi gambar di depan gedung Sekolah Tinggi Teknologi Dumai. Laporan ini juga membahas hasil pengukuran cut and fill serta rancangan master plan sekolah tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang pengukuran kerangka dasar vertikal dengan menjelaskan tujuan, prinsip dasar, volume pekerjaan, metode penulisan, studi lapangan, dan studi literatur yang dilakukan. Juga dibahas mengenai landasan teori pengukuran sipat datar, macam-macam alat ukur, penentuan beda tinggi antara dua titik, penyetelan instrumen, dan kesalahan yang mungkin terjadi."
Penelitian ini menggunakan UAV fotogrametri untuk mensurvey tanah longsor di timbunan jalan. Foto udara diambil menggunakan UAV yang dilengkapi kamera digital. Foto-foto kemudian diolah menggunakan perangkat lunak fotogrametri untuk menghasilkan DEM dan orto foto. Akurasi metode ini sebesar 0,12 m yang cukup untuk karakterisasi geometri longsor. UAV fotogrametri terbukti efisien diband
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)Nurul Afdal Haris
Dokumen tersebut membahas tentang fotogrametri dan penginderaan jauh, termasuk konsep dasar fotogrametri, jenis foto udara berdasarkan sudut pengambilan, bagian-bagian foto udara seperti tanda fiducial dan tanda tepi, serta penentuan skala foto udara. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan tentang metode pemetaan menggunakan foto udara dan interpretasi geometri untuk menghasilkan peta.
Theodolit adalah alat ukur yang dapat mengukur sudut horisontal dan vertikal dengan tingkat akurasi tinggi. Ia terdiri dari teropong, piringan skala horisontal dan vertikal, serta bagian-bagian lain untuk membaca dan mengunci sudut. Theodolit digunakan dalam survei untuk mengukur relief tanah dan menentukan posisi geografis dengan tepat.
Dokumen tersebut merupakan laporan praktikum yang membahas proses koreksi geometrik pada citra satelit Landsat. Laporan tersebut memuat penjelasan tentang dasar teori koreksi geometrik citra satelit dan tahapan praktikum yang dilakukan untuk merektifikasi citra satelit Landsat.
Dokumen tersebut membahas tentang navigasi darat yang meliputi penggunaan peta dan kompas untuk menentukan posisi dan arah perjalanan di darat. Dibahas pula tentang berbagai komponen peta seperti judul, skala, legenda, dan cara membaca ketinggian berdasarkan garis kontur.
Dokumen tersebut membahas tentang Ilmu Ukur Tanah yang disajikan untuk mahasiswa program Diploma dan S1 Jurusan Geologi dan Tambang. Materi yang dibahas meliputi pengukuran dengan kompas geologi, waterpas, poligon, situasi, titik tetap, perhitungan luas dan volume, serta transformasi koordinat."
Dokumen tersebut membahas tentang sistem proyeksi peta, jenis-jenis proyeksi peta beserta karakteristiknya, dan pemilihan proyeksi peta yang sesuai dengan kebutuhan pemetaan. Proyeksi Universal Transverse Mercator (UTM) dijelaskan sebagai salah satu sistem proyeksi peta yang sering digunakan karena memiliki bidang proyeksi silinder, transversal, dan konform.
Laporan praktikum ini menjelaskan tentang pengukuran profil air dengan waterpass untuk mengetahui tinggi tanah di beberapa titik. Peralatan yang digunakan antara lain waterpass, statif, rambu ukur, dan meteran. Praktikan melakukan pengukuran dari titik A hingga D dengan membaca nilai pada rambu ukur. Terjadi beberapa kesalahan akibat sulitnya membaca rambu dan ketidaktegakan rambu terhadap tanah
Laporan ini membahas praktikum sistem informasi geografis menggunakan aplikasi Corel Draw. Laporan ini menjelaskan tentang kemiringan lereng di daerah Telitian dengan menghitung nilai kemiringannya melalui kontur pada peta topografi dan mengklasifikasikannya. Laporan ini juga menjelaskan penggunaan Corel Draw dalam membuat pemetaan geografi.
Laporan ini membahas hasil praktikum ilmu ukur tanah yang meliputi pengukuran polygon tertutup menggunakan waterpass, pengukuran beda tinggi menggunakan theodolite, dan pengolahan data menjadi gambar di depan gedung Sekolah Tinggi Teknologi Dumai. Laporan ini juga membahas hasil pengukuran cut and fill serta rancangan master plan sekolah tersebut.
Dokumen ini membahas kerangka acuan kerja kegiatan pembuatan radial kontrol horizontal GPS di 4 desa di Kabupaten Mojokerto. Kegiatan ini bertujuan untuk menentukan koordinat titik-titik ikat yang akan digunakan sebagai acuan dalam pemetaan dengan ketelitian tinggi. Prosesnya meliputi survei pendahuluan, pengukuran geodetik menggunakan GPS, pengolahan data, dan penentuan koordinat titik-titik ikat.
Dokumen tersebut membahas tentang interpretasi foto udara pankromatik berwarna untuk mengidentifikasi jenis tanah dan pemetaan vegetasi guna menentukan wilayah yang cocok untuk pengembangan pertanian di Kecamatan Pammana, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan. Terdapat beberapa tahapan yang dilakukan meliputi persiapan data dan citra, interpretasi secara visual dan digital, uji lapangan, serta interpretasi ulang.
Makalah ini membahas pengaruh citra supervised dan unsupervised dalam evaluasi lahan serta peranan kartografi dan pemetaan. Secara ringkas:
1. Citra supervised dan unsupervised digunakan untuk mengklasifikasikan lahan melalui pengolahan citra satelit.
2. Kartografi berperan menyajikan data spasial lahan, sementara pemetaan menentukan koordinat dan lokasi lahan.
3. Evaluasi lahan menghasilkan peta potensi lahan berdasarkan citra
Laporan ini berisi data hasil praktik Ilmu Ukur Tanah yang meliputi menentukan azimuth, menentukan azimuth dari azimuth awal, penentuan sudut ukur, poligon tertutup, poligon terbuka, mengikat ke muka, mengikat ke belakang dan detail situasi.
BAB IV materi mata kuliah Proyeksi Peta membahas tentang pengertian proyeksi peta, klasifikasi proyeksi peta berdasarkan bidang proyeksi, posisi sumbu simetri, kedudukan bidang proyeksi terhadap bumi, dan ketentuan geometrik. Juga dibahas tentang pemilihan proyeksi peta dan proyeksi peta yang umum digunakan di Indonesia seperti Proyeksi Polyeder, Tranverse Mercator, Universal Tranverse Mercator, dan Tranverse Mercator
Laporan Praktikum ER Mapper Koreksi Geometrik dan RadiometrikSally Indah N
Laporan ini membahas pengolahan data citra Landsat menggunakan perangkat lunak ERMapper untuk mengetahui kondisi permukaan bumi. Tahapan pengolahan datanya meliputi penggabungan beberapa band citra, koreksi geometrik dan radiometrik untuk memperbaiki kesalahan dan meningkatkan kualitas citra, serta pembentukan komposit band untuk memperoleh informasi yang lebih baik.
Bab 3 membahas pemetaan planimetrik sederhana yang meliputi pengukuran titik detail lapangan, teknik pengukurannya seperti metode offset, polar, dan pemotongan, serta contoh soal perhitungan koordinat titik berdasarkan sudut dan jarak yang diketahui.
Dokumen tersebut membahas tentang materi sistem informasi geografis khususnya tentang peta dan GPS. Terdapat penjelasan mengenai definisi peta, jenis peta analog dan digital, syarat-syarat geometrik peta, proyeksi peta, sistem koordinat, transformasi sistem koordinat, GPS dan faktor yang mempengaruhinya.
Remote Sensing For Geomorphology, Image Processing, Short Tutorial Using ArcG...bramantiyo marjuki
Dokumen ini membahas penggunaan citra digital dan penginderaan jauh untuk pemetaan geomorfologi, meliputi penjelasan tentang penginderaan jauh, kegunaan citra untuk pemetaan geomorfologi, dan tutorial dasar pengolahan citra digital untuk pemetaan geomorfologi."
1. PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (DIKLAT) TEKNIS
PENGUKURAN DAN PEMETAAN KOTA
Surabaya, 9 – 24 Agustus 2004
Materi : Bab V. PENGADAAN DATA
Pengajar : Danar Guruh Pratomo, ST
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2. BAB V. PENGADAAN DATA
Oleh:
Danar Guruh Pratomo, ST – Prodi Teknik Geodesi – FTSP – ITS Surabaya
5.1 Pemetaan (Surveying)
Surveying is the science, art and technology of determining the relative positions of
points above, on, or beneath the earth surface, or of establishing such points. [Paul R Wolf,
Ghilani]. Dari definisi tersebut dapat diketahui tujuan utama surveying (pemetaan) adalah
penentuan lokasi titik yang terdapat diatas, pada maupun dibawah permukaan bumi. Untuk
penentuan lokasi diperlukan adanya suatu kerangka referensi, yang direpresentasikan
dengan menggunakan bench mark (alam maupun buatan manusia). Bench mark ini
digunakan sebagai titik awal pengukuran.
Pada awalnya pemetaan hanya digunakan untuk menandai batas-batas kepemilikan
tanah. Sekarang hasil pemetaan digunakan untuk memetakan bumi diatas dan dibawah
permukaan laut; menyiapkan peta navigasi udara, darat dan laut; menetapkan batas-batas
pemilikan tanah pribadi dan tanah negara; mengembangkan informasi tata guna tanah dan
sumber daya alam yang digunakan untuk pengelolaan lingkungan; menentukan ukuran,
bentuk, gaya berat dan medan magnet bumi. Selain itu pemetaan juga mempunyai peranan
penting dalam bidang rekayasa untuk desain perencanaan dan pembangunan jalan raya,
jalan baja, pembangunan gedung, saluran irigrasi, jalur pipa gas dll.
Pemetaan dapat dilakukan dengan dua cara, terestris dan ekstraterestris. Pemetaan
terestris merupakan pemetaan yang dilakukan dengan menggunakan peralatan yang
berpangkal di tanah. Sedangkan pemetaan ekstraterestris tidak berpangkal di tanah tapi
dilakukan dengan menggunakan bantuan wahana (pesawat terbang, pesawat ulang-alik
maupun satelit),
Prinsip dasar pemetaan adalah pengukuran sudut dan jarak untuk menentukan posisi
dari suatu titik. Jika dua sudut dan satu sisi dari sebuah segitiga diketahui, maka semua
sudut dan jarak dari segitiga tersebut dapat ditentukan. Dengan demikian untuk
mendapatkan koordinat suatu titik dapat dilakukan dengan cara mengukur sudut dan jarak
dari titik yang sudah diketahui koordinatnya.
V-1
3. 5.2 Metode Pemetaan Terestris
5.2.1 Penentuan Posisi Horisontal
Posisi horisontal disini merupakan posisi dua dimensi dari suatu objek di permukaan
bumi yang diproyeksikan pada bidang datar. Terdapat tiga metode penentuan posisi
horisontal :
Poligon
Pada penentuan posisi horisontal dengan metode poligon, untuk menentukan posisi titik
yang belum diketahui koordinatnya dari titik yang sudah diketahui koordinatnya, semua
jarak dan sudut dalam poligon diukur. Poligon dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
poligon tertutup dan poligon terbuka (Gambar 5.1)
β2
β3
α AB
β1
β4
β6
β5
Gambar 5.1 : Penentuan Posisi Horisontal dengan Metode Poligon
Triangulasi
Untuk menentukan posisi horisontal dari suatu titik dengan metode triangulasi, semua
sudut dalam segitiga dan salah satu sisi segitiga jaraknya harus diketahui.
α0
Gambar 5.2. Penentuan Posisi Horisontal dengan Metode Triangulasi
V-2
4. Trilaterasi
Pada metode trilaterasi semua sisi dari segitiga harus diukur jaraknya untuk
mendapatkan posisi horizontal dari suatu titik.
α0
Gambar 5.3. Penentuan Posisi Horisontal dengan Metode Trilaterasi
5.2.2 Penentuan Posisi Vertikal
Differential Leveling
Penentuan posisi vertikal dengan metode differential leveling dilakukan dengan alat sipat
datar. (Gambar 5.4).
Gambar 5.4. Differential Leveling
Trigonometric Leveling
Alat yang digunakan untuk penentuan posisi vertikal dengan metode trigonometric
leveling adalah theodolit.
V-3
5. a
SinA =
c
a = c.sinA
Gambar 5.5. Trigonometric Leveling
5.2.3 Total Station
Total Station merupakan alat pengukur jarak dan arah (sudut horisontal dan sudut
vertikal) otomatis. Alat total station dilengkapi dengan chip memori, sehingga data
pengukuran sudut dan jarak dapat disimpan untuk kemudian didownload dan diolah secara
computerize. Dengan menggunakan total station, human error (kesalahan membaca dan
mencatat) dapat diminimalisasi, karena semua data disimpan dalam format digital.
5.3 Metode Pemetaan Ekstraterestris
5.3.1 Fotogrametri
Fotogrametri dapat didefinisikan sebagai suatu seni, pengetahuan dan teknologi
untuk memperoleh informasi yang dapat dipercaya tentang suatu objek fisik dan
lingkungannya melalui proses perekaman, pengamatan/pengukuran dan interpretasi
fotogrametris. Definisi tersebut mencakup dua bidang kajian, yakni :
Fotogrametri metrik, berkaitan dengan pengukuran/pengamatan presisi untuk
menentukan ukuran dan bentuk objek.
Fotogrametri interpretatif, berhubungan dengan pengenalan dan identifikasi objek.
Pemetaan fotogrametris menggunakan foto udara sebagai sumber data utama.
Kualitas peta atau informasi yang dihasilkan sangat bergantung pada kualitas metrik dan
gambar (pictorial quality) dari sumber data tersebut. Pengadaan foto udara biasanya
berawal dari tujuan peruntukannya. Misalnya untuk keperluan feasibility study, informasi
yang diperlukan tidak perlu akurat, namun keragaman informasinya lebih diutamakan.
Berbeda dengan pembuatan rancangan detail (detail design) atau konstruksi, informasi yang
dibutuhkan harus mempunyai tingkat ketelitian geometrik yang baik.
Untuk keperluan identifikasi objek dan memperkirakan signifikansinya maka
diperlukan suatu pekerjaan pencermatan (act of examining) yang dikenal dengan
V-4
6. interpretasi foto udara. Dikaitkan dengan perkembangan penginderaan jauh pada saat ini,
istilah interpretasi foto telah diganti menjadi analisis citra (image analysis) dan interpreter
foto (photo interpreter). Penggunaan sumber data juga berganti dari istilah foto udara
menjadi citra inderaja (remote sensing image).
Interpretasi foto udara banyak digunakan untuk berbagai disiplin ilmu dalam
memperoleh informasi yang dibutuhkan. Aplikasi dalam berbagai bidang antara lain :
pertanian, teknik lingkungan, ekologi, kehutanan, meteorology, militer, manajemen sumber
daya alam, ilmu tanah, perencanaan wilayah dan kota. Untuk memperoleh informasi spasial
dilakukan denngan teknik interpretasi foto/citra, sedangkan untuk referensi geografinya
dapat diperoleh dengan cara fotogrametri.
Interpretasi foto dapat dilakukan dengan cara konvensional atau dengan bantuan
komputer. Salah satu alat interpretasi foto udara konvensional adalah stereoskop. Dalam
melakukan interpretasi foto terdapat kunci dasar untuk mengenali suatu objek atau
fenomena. Kunci dasar interpretasi foto tersebut adalah : ukuran (size), bentuk (shape),
bayangan (shadow), derajat kehitaman dan warna (tone and color), derajat kehalusan
(tekstur), pola (pattern), tinggi (height), lokasi (site) dan keterkaitan (association).
Kesembilan kunci dasar interpretasi foto tersebut diperkenalkan oleh Raben (1960), Estes
dan Simonett (1975).
Gambar 5.6. Stereoskop
5.3.2 Penginderaan Jauh
Penginderaan jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang suatu
objek, daerah atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa
kontak langsung dengan objek, daerah atau fenomena yang dikaji. [Lillesand/Kiefer, 1990].
Alat yang dimaksud adalah alat pengindera atau sensor. Pada umumnya sensor tersebut
dipasang diatas wahana yang berupa pesawat terbang, pesawat ulang alik dan satelit.
Pengumpulan dan perekaman data penginderaan jauh dapat dilakukan dengan tiga
variasi, yaitu distribusi daya, distribusi gelombang bunyi dan ditribusi energi elektromagnetik,
namun yang sering digunakan dan paling dikenal adalah penginderaan jauh denngan energi
elektromagnetik.
V-5
7. Tujuan utama dari penginderaan jauh adalah mengumpulkan data mengenai sumber
daya alam dan lingkungan. Informasi tentang objek disampaikan ke pengamat melalui
energi elektromagnetik yang berfungsi sebagai pembawa informasi dan penghubung
komunikasi. Data yang dihasilkan dari teknik pengindaraan jauh berupa beberapa bentuk
citra yang selanjutnya diproses dan diinterpretasikan sehingga diperoleh informasi yang
dapat digunakan untuk aplikasi dibidang pertanian, kehutanan, geografi, geologi,
perencanaan, arkeologi dan bidang-bidang lain.
Gambar 5.7. Contoh Citra Satelit
5.3.3 Global Positioning System (GPS)
GPS adalah sistem radio navigasi dan penentuan posisi dengan menggunakan satelit
yang dimiliki dan dikelola oleh Departemen Pertahanan Keamanan Amerika Serikat. Sistem
ini didesain untuk memberikan posisi dan kecepatan tiga dimensi dan informasi mengenai
waktu secara kontinu. GPS terdiri dari tiga segmen utama, segmen angkasa (space segmen)
yang terdiri dari satelit-satelit GPS, segmen sistem kontrol (control segment) yang terdiri
dari stasion-stasion pemonitor dan pengontrol satelit, dan segmen pemakai (user segment)
yang terdiri dari pemakai GPS termasuk alat-alat penerima dan pengolah sinyal data GPS.
Sistem GPS terdiri dari 24 satelit. Konstelasi 24 satelit GPS tersebut menempati 6
orbit yang mengelilingi bumi dengan sebaran yang telah diatur sedemikian rupa sehingga
mempunyai probalitas kenampakan setidaknya 4 satelit yang bergeometri baik dari setiap
tempat di permukaan bumi di setiap saat. Satelit GPS mempunyai ketinggian rata-rata di
atas permukaan bumi sekitar 20.200 km. Satelit GPS memiliki berat lebih dari 800 kg,
bergerak dengan kecepatan sekitar 4 km/detik dan mempunyai periode 11 jam 58 menit.
V-6
8. Gambar 5.8. Konstelasi Satelit GPS
Konsep dasar pada penentuan posisi dengan GPS adalah reseksi (pengikatan
kebelakang) dengan jarak, yaitu dengan pengukuran jarak secara simultan ke beberapa
satelit GPS yang koordinatnya telah diketahui. Pada pelaksanaan pengukuran penentuan
posisi dengan GPS, pada dasarnya ada dua jenis/tipe alat penerima sinyal satelit (receiver)
GPS yang dapat digunakan, yaitu :
Tipe Navigasi digunakan untuk penentuan posisi yang tidak menuntut ketelitian tinggi.
Tipe Geodetik digunakan untuk penentuan posisi yang menuntut ketelitian tinggi.
Kelebihan penentuan posisi dengan menggunakan GPS antara lain :
GPS dapat digunakan setiap saat tanpa bergantung waktu dan cuaca.
GPS dapat digunakan oleh banyak orang pada waktu yang sama dan pemakaiannya
tidak bergantung pada batas politik dan alam.
Penggunaan GPS dalam penentuan posisi secara relatif tidak bergantung dengan kondisi
topografis daerah survey.
Posisi yang ditentukan dengan GPS mengacu ke datum global yang dinamakan World
Geodetic System 1984 (WGS’84). Dengan kata lain posisi yang diberikan oleh GPS akan
selalu mengacu ke datum yang sama.
Pemakaian sistem GPS tidak dikenakan biaya, setidaknya sampai saat ini.
Receiver GPS cenderung lebih kecil ukurannya, lebih murah harganya dan kualitas data
yang diberikan lebih baik.
Pengoperasian alat GPS untuk penentuan posisi suatu titik relatif lebih mudah dan tidak
mengeluarkan biaya banyak.
Data pengamatan GPS sukar untuk dimanipulasi.
Semakin banyak bidang aplikasi yang dapat ditangani dengan menggunakan GPS dan di
Indonesia semakin banyak instansi yang menggunakan GPS.
V-7
9. Referensi
McCoomac, Jack. 2004. Surveying. Fifth Edition. Clemson University.
Robinson, Arthur H, Morrison, Joell, Muehrcke, Phillip C, et.al.1995. Elements of Cartography.
John Wiley & Sons, Inc. New York
Wolf, Paul R & Ghilani, Charles D. 2002. Elementary Surveying : An Introduction to
Geomatics. Prentice Hall. New Jersey
V-8