Dokumen tersebut membahas mengenai aspek hukum di bidang asuransi, meliputi pengaturan hukum asuransi di Indonesia, pengertian asuransi menurut KUHD dan UU No. 2/1992, unsur-unsur asuransi, jenis polis, kewajiban pemberitahuan tertanggung, eksonerasi tanggung jawab penanggung, jenis asuransi dan usaha penunjang asuransi, bentuk hukum usaha asuransi, perijinan dan pengawasan usaha
Pertanggungan di antara dua pihak, yang mana satu pihak memiliki kewajiban untuk membayar iuran, sedangkan pihak lain berkewajiban memberi jaminan secara penuh kepada pembayar iuran bila terjadi sesuatu yang menimpa atau terkait barang milik pembayar, sesuai dengan perjanjian yang telah dibuat.
Dokumen tersebut membahas tentang hukum asuransi di Indonesia. Mencakup pengaturan hukum asuransi, pengertian asuransi, jenis-jenis asuransi, unsur-unsur keabsahan kontrak asuransi, dan prinsip-prinsip dasar asuransi seperti kepentingan yang dapat diasuransikan, itikad baik, penggantian kerugian, subrogasi, dan kontribusi.
Dokumen tersebut membahas tentang dasar hukum asuransi di Indonesia yang diatur dalam KUH Perdata dan Undang-Undang No. 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian. Dokumen ini juga menjelaskan pengertian asuransi menurut Pasal 246 KUH Perdata serta jenis-jenis polis asuransi dan persyaratan yang harus dimuat dalam suatu polis asuransi.
Pertanggungan di antara dua pihak, yang mana satu pihak memiliki kewajiban untuk membayar iuran, sedangkan pihak lain berkewajiban memberi jaminan secara penuh kepada pembayar iuran bila terjadi sesuatu yang menimpa atau terkait barang milik pembayar, sesuai dengan perjanjian yang telah dibuat.
Dokumen tersebut membahas tentang hukum asuransi di Indonesia. Mencakup pengaturan hukum asuransi, pengertian asuransi, jenis-jenis asuransi, unsur-unsur keabsahan kontrak asuransi, dan prinsip-prinsip dasar asuransi seperti kepentingan yang dapat diasuransikan, itikad baik, penggantian kerugian, subrogasi, dan kontribusi.
Dokumen tersebut membahas tentang dasar hukum asuransi di Indonesia yang diatur dalam KUH Perdata dan Undang-Undang No. 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian. Dokumen ini juga menjelaskan pengertian asuransi menurut Pasal 246 KUH Perdata serta jenis-jenis polis asuransi dan persyaratan yang harus dimuat dalam suatu polis asuransi.
Dokumen tersebut membahas tentang dasar-dasar hukum asuransi. Terdapat beberapa poin penting yaitu definisi asuransi menurut KUHD dan UU Asuransi, tujuan asuransi seperti pengalihan risiko dan pembayaran ganti kerugian, unsur-unsur yang harus ada dalam asuransi seperti subyek hukum, persetujuan, dan premi, serta jenis-jenis asuransi seperti asuransi kerugian dan asuransi jiwa. Dok
Dokumen tersebut membahas tentang asuransi, mulai dari definisi, prinsip-prinsip, produk, dan fungsinya. Asuransi adalah alat untuk mengurangi risiko dengan menggabungkan sejumlah unit yang terkena risiko sama agar kerugian dapat diperkirakan dan dibagi secara merata.
Dokumen tersebut membahas tentang hukum asuransi dan polis asuransi. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa asuransi adalah perjanjian antara penanggung dan tertanggung dimana penanggung akan mengganti kerugian tertanggung, polis asuransi adalah bukti tertulis perjanjian asuransi, dan polis memiliki berbagai unsur dan jenis seperti polis ditaksir dan tidak ditaksir.
Dokumen tersebut merangkum definisi, jenis, prinsip, dan regulasi asuransi. Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak dimana pihak penanggung menanggung risiko pihak tertanggung dengan menerima premi. Dokumen ini menjelaskan berbagai jenis risiko, prinsip-prinsip asuransi seperti utmost good faith, indemnity, dan kontribusi, serta regulasi yang mengatur industri asuransi.
Dokumen tersebut membahas tentang gambaran umum perusahaan asuransi, meliputi prinsip-prinsip asuransi, konsep the law of large numbers, peril dan hazard, manajemen perusahaan asuransi, klasifikasi perusahaan berdasarkan fungsi dan kepemilikan, sumber dan alokasi dana, serta sumber pendapatan dan biaya perusahaan asuransi.
Perjanjian ini mengatur hubungan antara pemegang polis dan pialang asuransi. Pialang asuransi akan memberikan layanan konsultasi produk asuransi dan pengurusan polis dan klaim kepada pemegang polis. Kedua belah pihak memiliki hak dan kewajiban tertentu seperti pemegang polis harus membayar premi tepat waktu sedangkan pialang asuransi harus menjaga kerahasiaan informasi pemegang polis.
Tinjauan Umum Perjanjian, Polis dan Sifat Perjanjian Asuransi Fenti Anita Sari
B. Pengertian Polis Asuransi
Perjanjian asuransi yang telah terjadi harus dibuat secara tertulis dalam bentuk akta yang disebut polis (pasal 255 KUHD). Polis ini merupakan satu-satunya alat bukti tertulis untuk membuktikan bahwa asuransi telah terjadi. Untuk mengatasi kesulitan jika terjadi sesuatu setelah perjanjian namun belum sempat dibuatkan polisnya atau walaupun sudah dibuatkan atau belum ditandatangi atau sudah di tandatangi tetapi belum diserahkan kepada tertanggung kemudian terjadi evenemen yang menimbulkan kerugian tertanggung. Pada pasal 257 KUHD memberi ketegasan, walaupun belum dibuatkan polis, asuransi sudah terjadi sejak tercapai kesepakatan antara tertanggung dan penanggung. Sehingga hak dan kewajiban tertanggung dan penanggung timbul sejak terjadi kesepakatan berdasarkan nota persetujuan. Bila bukti tertulis sudah ada barulah dapat digunakan alat bukti biasa yang diatur dalam hukum acara perdata. Ketentuan ini yang dimaksud oleh pasal 258 ayat (1) KUHD. Syarat-syarat khusus yang dimaksud dalam pasal 258 KUHD adalah mengenai esensi inti isi perjanjian yang telah dibuat itu, terutama mengenai realisasi hak dan kewajiban tertanggung dan penanggung seperti: penyebab timbul kerugian (evenemen); sifat kerugian yang menjadi beban penanggung; pembayaran premi oleh tertanggung; dan klausula-klausula tertentu.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian asuransi sebagai perjanjian antara penanggung dan tertanggung dimana penanggung menerima premi untuk memberikan ganti rugi atas kerugian yang mungkin ditanggung. Dokumen ini juga membahas tujuan asuransi bagi tertanggung dan penanggung serta istilah-istilah yang terkait dengan asuransi seperti tertanggung, penanggung, dan polis asuransi. Terakhir, dokumen ini membahas pengg
Makalah ini membahas tentang pengertian asuransi, prinsip dasar, tujuan, fungsi, dan jenis-jenis asuransi. Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak dimana pihak penanggung menanggung risiko pihak tertanggung. Prinsip dasar asuransi meliputi insurable interest, utmost good faith, proximate cause, indemnity, subrogation, dan contribution.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian asuransi, perkembangan, jenis, keuntungan, prinsip, dan jenis risiko asuransi. Asuransi adalah perjanjian antara penanggung dan tertanggung dimana penanggung menerima premi untuk memberikan kompensasi atas kerugian yang mungkin diderita tertanggung. Dokumen ini juga menjelaskan berbagai jenis asuransi serta manfaatnya bagi perusahaan asuransi dan nasabah.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian asuransi secara umum dan jenis-jenis asuransi khususnya. Terdapat beberapa jenis asuransi seperti asuransi kebakaran, kredit, kesehatan, sosial, tanggung gugat, mobil, reasuransi, serta asuransi jiwa beserta tujuan dan produk-produknya.
Dokumen ini membahas pengaturan asuransi di Indonesia menurut berbagai peraturan perundang-undangan dan menjelaskan pengertian asuransi menurut KUHPerdata dan UU No. 2/1992 tentang asuransi, termasuk tiga unsur utama dalam asuransi yaitu penanggung, tertanggung, dan peristiwa yang dipertanggungkan.
Tugas 3. hbl, hayyu safitri, hapzi ali, aspek hukum lembaga pembiayaan, unive...Hayyu Safitri
Lembaga Pembiayaan adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal. Jenis lembaga pembiayaan meliputi perusahaan pembiayaan, perusahaan modal ventura, dan perusahaan pembiayaan infrastruktur. Perusahaan pembiayaan melakukan sewa guna usaha, anjak piutang, pembiayaan konsumen, dan kartu kredit.
Dokumen tersebut membahas tentang dasar-dasar hukum asuransi. Terdapat beberapa poin penting yaitu definisi asuransi menurut KUHD dan UU Asuransi, tujuan asuransi seperti pengalihan risiko dan pembayaran ganti kerugian, unsur-unsur yang harus ada dalam asuransi seperti subyek hukum, persetujuan, dan premi, serta jenis-jenis asuransi seperti asuransi kerugian dan asuransi jiwa. Dok
Dokumen tersebut membahas tentang asuransi, mulai dari definisi, prinsip-prinsip, produk, dan fungsinya. Asuransi adalah alat untuk mengurangi risiko dengan menggabungkan sejumlah unit yang terkena risiko sama agar kerugian dapat diperkirakan dan dibagi secara merata.
Dokumen tersebut membahas tentang hukum asuransi dan polis asuransi. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa asuransi adalah perjanjian antara penanggung dan tertanggung dimana penanggung akan mengganti kerugian tertanggung, polis asuransi adalah bukti tertulis perjanjian asuransi, dan polis memiliki berbagai unsur dan jenis seperti polis ditaksir dan tidak ditaksir.
Dokumen tersebut merangkum definisi, jenis, prinsip, dan regulasi asuransi. Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak dimana pihak penanggung menanggung risiko pihak tertanggung dengan menerima premi. Dokumen ini menjelaskan berbagai jenis risiko, prinsip-prinsip asuransi seperti utmost good faith, indemnity, dan kontribusi, serta regulasi yang mengatur industri asuransi.
Dokumen tersebut membahas tentang gambaran umum perusahaan asuransi, meliputi prinsip-prinsip asuransi, konsep the law of large numbers, peril dan hazard, manajemen perusahaan asuransi, klasifikasi perusahaan berdasarkan fungsi dan kepemilikan, sumber dan alokasi dana, serta sumber pendapatan dan biaya perusahaan asuransi.
Perjanjian ini mengatur hubungan antara pemegang polis dan pialang asuransi. Pialang asuransi akan memberikan layanan konsultasi produk asuransi dan pengurusan polis dan klaim kepada pemegang polis. Kedua belah pihak memiliki hak dan kewajiban tertentu seperti pemegang polis harus membayar premi tepat waktu sedangkan pialang asuransi harus menjaga kerahasiaan informasi pemegang polis.
Tinjauan Umum Perjanjian, Polis dan Sifat Perjanjian Asuransi Fenti Anita Sari
B. Pengertian Polis Asuransi
Perjanjian asuransi yang telah terjadi harus dibuat secara tertulis dalam bentuk akta yang disebut polis (pasal 255 KUHD). Polis ini merupakan satu-satunya alat bukti tertulis untuk membuktikan bahwa asuransi telah terjadi. Untuk mengatasi kesulitan jika terjadi sesuatu setelah perjanjian namun belum sempat dibuatkan polisnya atau walaupun sudah dibuatkan atau belum ditandatangi atau sudah di tandatangi tetapi belum diserahkan kepada tertanggung kemudian terjadi evenemen yang menimbulkan kerugian tertanggung. Pada pasal 257 KUHD memberi ketegasan, walaupun belum dibuatkan polis, asuransi sudah terjadi sejak tercapai kesepakatan antara tertanggung dan penanggung. Sehingga hak dan kewajiban tertanggung dan penanggung timbul sejak terjadi kesepakatan berdasarkan nota persetujuan. Bila bukti tertulis sudah ada barulah dapat digunakan alat bukti biasa yang diatur dalam hukum acara perdata. Ketentuan ini yang dimaksud oleh pasal 258 ayat (1) KUHD. Syarat-syarat khusus yang dimaksud dalam pasal 258 KUHD adalah mengenai esensi inti isi perjanjian yang telah dibuat itu, terutama mengenai realisasi hak dan kewajiban tertanggung dan penanggung seperti: penyebab timbul kerugian (evenemen); sifat kerugian yang menjadi beban penanggung; pembayaran premi oleh tertanggung; dan klausula-klausula tertentu.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian asuransi sebagai perjanjian antara penanggung dan tertanggung dimana penanggung menerima premi untuk memberikan ganti rugi atas kerugian yang mungkin ditanggung. Dokumen ini juga membahas tujuan asuransi bagi tertanggung dan penanggung serta istilah-istilah yang terkait dengan asuransi seperti tertanggung, penanggung, dan polis asuransi. Terakhir, dokumen ini membahas pengg
Makalah ini membahas tentang pengertian asuransi, prinsip dasar, tujuan, fungsi, dan jenis-jenis asuransi. Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak dimana pihak penanggung menanggung risiko pihak tertanggung. Prinsip dasar asuransi meliputi insurable interest, utmost good faith, proximate cause, indemnity, subrogation, dan contribution.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian asuransi, perkembangan, jenis, keuntungan, prinsip, dan jenis risiko asuransi. Asuransi adalah perjanjian antara penanggung dan tertanggung dimana penanggung menerima premi untuk memberikan kompensasi atas kerugian yang mungkin diderita tertanggung. Dokumen ini juga menjelaskan berbagai jenis asuransi serta manfaatnya bagi perusahaan asuransi dan nasabah.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian asuransi secara umum dan jenis-jenis asuransi khususnya. Terdapat beberapa jenis asuransi seperti asuransi kebakaran, kredit, kesehatan, sosial, tanggung gugat, mobil, reasuransi, serta asuransi jiwa beserta tujuan dan produk-produknya.
Dokumen ini membahas pengaturan asuransi di Indonesia menurut berbagai peraturan perundang-undangan dan menjelaskan pengertian asuransi menurut KUHPerdata dan UU No. 2/1992 tentang asuransi, termasuk tiga unsur utama dalam asuransi yaitu penanggung, tertanggung, dan peristiwa yang dipertanggungkan.
Tugas 3. hbl, hayyu safitri, hapzi ali, aspek hukum lembaga pembiayaan, unive...Hayyu Safitri
Lembaga Pembiayaan adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal. Jenis lembaga pembiayaan meliputi perusahaan pembiayaan, perusahaan modal ventura, dan perusahaan pembiayaan infrastruktur. Perusahaan pembiayaan melakukan sewa guna usaha, anjak piutang, pembiayaan konsumen, dan kartu kredit.
2. PENGATURAN ASURANSI
KUHPerdata
KUHD (Ps. 246 s/d 308)
UU Nomor 2 Th 1992 tentang Usaha
Perasuransian
Keppres RI No. 40 Th ttg Usaha di Bidang
Asuransi Kerugian
Keputusan Menteri Keuangan RI No.
1249/KMK.013/1988 ttg Ketentuan & Tata
Cara Pelaksanaaan Usaha di Bidang Asuransi
Kerugian
KMK RI No. 1250/KMK.013/1988 ttg Usaha 2
3. PENGERTIAN ASURANSI
Pasal 246 KUHD: Asuransi atau
pertanggungan adalah suatu perjanjian,
dengan mana seorang penanggung
mengikatkan diri kepada seorang
tertanggung, dengan menerima suatu
premi, untuk memberikan penggantian
kepadanya karena suatu kerugian,
kerusakan, atau kehilangan keuntungan
yang diharapkan, yang mungkin akan
dideritanya karena suatu peristiwa yang
tak tertentu.
3
4. LANJUTAN …
Asuransi (pertanggungan) adalah
perjanjian dua pihak, dengan nama
pihak penanggung mengikatkan diri
kepada tertanggung, dengan menerima
premi asuransi, utk memberikan
penggantian kepada tertanggung karena
kerugian, kerusakan atau kehilangan
keuntungan yg diharapkan, atau
tanggung jawab hukum kepada pihak
ketiga yang mungkin akan diderita
tertanggung, yang timbul dari suatu
pembayaran yang didasarkan atas
meninggal atau hidupnya seseorang
yang dipertanggungkan (Ps 1 UU No.
2/1992). 4
5. TIGA HAL DLM ASURANSI
1. Penanggung: pihak yang berjanji membayar jika
peristiwa pada unsur ke tiga terlaksana.
2. Tertanggung: pihak yang berjanji membayar uang
kepada pihak penanggung.
3. Suatu peristiwa belum tentu akan terjadi (evenement)
5
6. UNSUR-UNSUR PSL 246 KUHD
1. Adanya kepentingan (Psl 250 jo 268 KUHD)
2. Adanya peristiwa tak tentu
3. Adanya kerugian
6
7. PERBEDAAN ASURANSI DG
PERJUDIAN
1. Thd perjudian/pertaruhan UU tdk
memberikan akibat hukum. Dari
perjudian yg timbul adlh naturlijke
verbintenis, sdgkan dari asuransi timbul
suatu perikatan sempurna.
2. Kepentingan dalam asuransi adalah
karena adanya peristiwa tak tentu itu utk
tdk terjadi, di luar/sebelum ditutup
perjanjian. Sdgkan perjudian
kepentingan atas peristiwa tdk tentu itu
baru ada pd kedua belah pihak dengan
diadakannya perjudian/perj pertaruhan. 7
8. SYARAT SYAHNYA PERJ.
ASURANSI
Diatur dalam Psl 1320 KUHPdt
Ditambah ketentuan Psl 251 KUHD ttg pemberitahuan
(notification), ykni tertanggung wajib memberitahukan
kpd penanggung mengenai keadaan obyek asuransi.
Apabila lalai maka pertanggungan menjdi batal.
8
9. SAAT TERJADINYA PERJ.
ASURANSI
Asuransi bersifat konsensual-perjanjian
harus dibuat tertulis dlam suatu akta yg
disebut Polis (Psl 255 ayat (1) jo 258 (1)
KUHD)
Pembuktian adanya kata sepakat – polis
belum ada pembuktian dilakukan dg sgl
catatan, nota, surat perhitungan,
telegram
Pembuktian janji-janji dan syarat-syarat
khusus– harus tertulis dalam polis, jika
janji-janji/syarat2 khusus tidak
tercantum dlm polis maka janji2 tsb 9
10. POLIS SEBAGAI BUKTI
TERTULIS
Isi Polis (kecuali asuransi jiwa)/Psl 256 KUHD:
1. Hari pembuatan perjanjian asuransi
2. Nama tertanggung, utk diri sendiri atau utk org ketiga.
3. Uraian yg jelas mengenai benda obyek asuransi
4. Jumlah yg dipertanggungkan.
5. Bahaya2 yg ditanggung oleh penanggung.
6. Saat bahaya mulai berjalan & berakhir yg menjadi tanggungan
penanggung.
7. Premi asuransi
8. Umumnya semua keadaan yg perlu diketahui oleh
penanggung & segala syarat yg diperjanjikan antara pihak-
pihak.
Dlm polis juga hrs dicantumkan isi polis dr berbagai asuransi
yg diadakan lebih dahulu (sebelumnya), dg ancaman batal jika
tidak dicantumkan (Psl 271, 272, 280, 603, 606, 615 KUHD).
10
12. KLAUSULA DLM POLIS
Klausula Premier Risque
Klausula All Risk (kecuali 276 & 249 KUHD).
Klausula sudah mengetahui
Klausula renuntiatie (renunciation)
Klausula from Particular Average (FPA)
Klausula with Particular Average (WPA)
12
13. ASURANSI UTK PIHAK KETIGA
Harus dinyatakan dg tegas dlm polis, jika tidak
tertanggung dianggap telah diadakan utk dirinya
sendiri.
Cara mengadakan asuransi pihak ke 3:
1. Pemberian kuasa umum (general autorization)
2. Pemberian kuasa khusus (Special autorization)
3. Tanpa Kuasa (without autorization)
13
14. KEWAJIBAN PEMBERITAHUAN
DARI TERTANGGUNG
Syarat syahnya pertanggungan/asuransi
Setiap pemberitahuan yg keliru atau tdk
benar, atau setiap tdk memberitahukan
hal-hal yg diketahui oleh tertanggung
walaupun dg itikad baik, shg seandainya
penanggung setelah dia mengetahui
keadaan sebenarnya benda itu dia tdk
akan mengadakan asuransi, atau dg
syarat2 yg demikian itu, mengakibtkan
batalnya asuransi.
14
15. PEMBATASAN TANGGUNG JAWAB
PENANGGUNG (EKSONERASI)
Cacat sendiri pada benda pertanggungan
Kesalahan tetanggung sendiri
Eksonerasi karena pemberatan risiko
15
16. OBYEK ASURANSI
Benda dan jasa, jiwa dan raga kesehatan manusia,
tanggung jawab hukum, serta semua kepentingan yang
dapat hilang, rusak, rugi dan atau berkurang nilainya.
16
18. JENIS ASURANSI MENURUT PSL
247 KUHD ANTARA LAIN:
1. Asuransi thd bahaya kebakaran.
2. Asuransi thd bahaya yg mengancam hasil pertanian
yg belum dipaneni.
3. Asuransi jiwa.
4. Asuransi thd bahaya di laut.
5. Asuransi pengangkutan darat & perairan darat.
18
19. PRINSIP-PRINSIP DLM
ASURANSI
1. Prinsip Kepentingan yg dapat
diasuransikan (insurable interest) : hak
subyektif yg mungkin akan lenyap atau
berkurang krn peristiwa tdk tentu.
2. Prinsip Itikad Baik (Utmost Goodfaith)
3. Prinsip Keseimbangan (Idemniteit
Principle)
4. Prinsip Subrograsi (Subrogration
Principle)
5. Prinsip Sebab akibat (Causaliteit
Principle)
6. Prinsip Kontribusi
7. Prinsip Follow the Fortunes, berlaku bg
re-asuransi. 19
20. PERBEDAAN ASURANSI KERUGIAN
DAN ASURANSI JUMLAH
1. Para pihak
2. Hal yg dipertanggungkan
3. Prestasi penanggung
4. Kepentingan
5. Asas indemnitas
6. Evenemen (peristiwa tdk menentu)
20
21. JENIS USAHA
PERASURANSIAN
1. Usaha Asuransi Kerugian, jasa dlm
penanggulangan risisko atas kerugian,
kehilangan manfaat, dan tanggung jawab
hk kpd pihak ketiga, yg timbul dr peristiwa
tdk pasti.
2. Usaha Asuransi Jiwa, jasa dalam
penanggulangan risiko yg dikaitkan dg
hidup/matinya seseorang yg
dipertanggungkan.
3. Usaha Reasuransi yg memberikan jasa
dalam pertanggungan ulang thd risiko yg
dihadapi oleh Perusahaan Asuransi
Kerugian dan Perusahaan Asuransi Jiwa.
21
22. JENIS USAHA PENUNJANG
ASURANSI
1. Usaha Pialang Asuransi.
2. Usaha Pialang Reasuransi.
3. Usaha Penilaian Kerugian Asuransi.
4. Usaha Konsultan Aktuaria.
5. Usaha Agen Asuransi.
22
23. BENTUK HUKUM USAHA
ASURANSI
1. Perusahaan Perseroan (Persero).
2. Koperasi.
3. Perseroan Terbatas.
4. Usaha Bersama (Mutual)
Catatan: Usaha konsultan atuaria & agen asuransi dpt
dilakukan oleh perusahaan perorangan.
23
24. KEPEMILIKAN PERUSAHAAN
PERASURANSIAN
Perusahaan Asuransi hanya dapat didirikan oleh:
1. WNI dan atau badan hukum Indonesia yg
sepenuhnya dimiliki WNI dan atau BH Indonesia.
2. Perusahaan perasuransian yg pemiliknya sbgmn
angka 1 di atas, dg perusahaan perasuransian yg
tunduk pd hk asing.
24
25. PERIJINAN USAHA ASURANSI
1. Setiap usaha perasuransian wajib mdpt izin
usaha Menteri Keuangan, kecuali bagi
perusahaan yg menyelenggarakan Program
Asuransi Sosial.
2. Pemberian ijin harus dipenuhi persyaratan:
a. Anggaran dasar.
b. Susunan organisasi
c. Permodalan.
d. Kepemilikan.
e. Keahlian di bidang perasuransian.
f. Kelayakan rencana kerja.
g. Hal-hal lain yg diperlukan utk mendukung
pertumbuhan usaha peransuransian secara
sehat.
25
26. PEMBINAAN & PENGAWASAN
USAHA PERASURANSIAN
MELIPUTI:
1. Kesehatan Keuangan (batas tingkat
solvabilitas, retensi sendiri,
reasuransi, investasi, cadangan teknis
dan ketentuan lain yg berhubungan
dg kesehatan keuangan.
2. Penyelenggaraan usaha asuransi
(syarat2 Polis, tingkat premi,
penyelesaian klaim, persyaratan
kehlian di bidang persuransian, ktt-
an lain yg berhubungan dg
penyeleggaraan usaha. 26
27. KEJAHATAN PERASURANSIAN
1. Menjalankan usaha perasuransian tanpa
ijin
2. Penggelapan premi asuransi
3. Penggelapan kekayaan perusahaan
asuransi
4. Penerima, penadah, pembeli, penjual
kembali, pengagun kekayaan
perusahaan asuransi hasil penggelapan
5. Pemalsuan dokumen perusahaan
asuransi
6. Tindak pidana yg dilakukan oleh atau 27
28. KEPAILITAN & LIKUIDASI
PERUSAHAAN ASURANSI
1. Menteri Keuangan dapat memintakan kepada
pengadilan agar perusahaan ybs dinyatakan pailit.
2. Hak pemegang Polis atas pembagian harta
perusahaan asuransi yg dilikuidasi merupakan hak
utama.
28
29. TUNTUTAN KEPERDATAAN
Terhadap perusahaan perasuransian yg tdk memenuhi
ketentuan UU No. 2 Th 1992 dan peraturan
pelaksanaannya sehingga merugikan pihak lain
dimungkinkan utk dituntut secara perdata supaya
mengganti kerugian.
29