Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pasca bedah jantung, meliputi penjelasan tentang jenis bedah jantung terbuka dan tertutup, indikasi CABG, monitoring pasien dini pasca bedah, masalah dan rencana keperawatan untuk mencegah penurunan curah jantung.
3. PEMBEDAHAN JANTUNG
PEMBEDAHAN JANTUNG ADALAH
SETIAP TINDAKAN PEMBEDAHAN PADA
JANTUNG DAN PEMBULUH DARAHNYA
DENGAN ATAU TANPA BANTUAN
MESIN JANTUNG PARU
( HLM = HEART LUNG MACHINE )
5. PEMBEDAHAN JANTUNG
TERBUKA
PEMBEDAHAN JANTUNG DENGAN JALAN
MEMBUKA JANTUNG DALAM KEADAAN
BERHENTI BEKERJA, DIMANA FUNGSI
JANTUNG SEBAGAI POMPA DIAMBIL ALIH
OLEH MESIN JANTUNG PARU
( HLM / SEK : SIRKULASI EKSTRA KORPORIL )
7. SEK = SIRKULASI EKTRA KORPORIL
Merupakan sirkulasi yang terjadi di luar tubuh
manusia dengan bantuan mesin jantung paru
Sementara itu ahli bedah dapat bekerja secara leluasa
pada jantung yang dalam keadaan diam
( tidak bergerak ).
Bagian terpenting dari mesin jantung paru adalah :
- OXYGENATOR : Bekerja menggantikan fungsi paru
- POMPA : Sebagai pengganti fungsi Jantung
8. MEKANISME KERJA HLM
Darah venous dialirkan melalui pipa / kanula,
disalurkan dari vena cava superior dan vena
cava inferior secara pasif ke oxygenator
untuk dibersihkan / diberi oksigen, sehingga
menjadi darah arterial.
Darah arterial kemudian dipompakan secara
aktif oleh pompa putar ke tubuh pasien
melalui pipa ke aorta.
14. CABG
( CORONARY ARTERY BAYPASS GRAFTING)
Merupakan salah satu penanganan intervensi
dari penyakit jantung koroner ( PJK ), dengan
cara membuat saluran yang baru melewati
arteri koronaria yang mengalami penyumbatan
Pembuluh darah yang dipakai untuk Baypass
disebut graft, ujung yang satu dihubungkan
dengan aorta, dan ujung yang lain
disambungkan ke arteri koroner dibawah
daerah penyempitan.
21. INDIKASI CABG
( CORONARY ARTERY BYPASS GRAFTING )
Pasien PJK yang hasil katererisasi Sbb :
1. Penyempitan > 50 % dari Left Main Artery
2. Three vessel disease , fungsi jantung mulai
menurun ( ejection Fraction < 50 % )
3. Gagal dilakukan PTCA
4. Anatomi Pembuluh darah sesuai untuk
operasi Bypass
22. CONTRA INDIKASI CABG
1. Usia Lanjut
2. Tidak ada gejala angina
3. Fungsi ventrikel kiri jelek < 30 %
4. Struktur arteri koroner tdk memungkinkan
untuk disambung.
24. PENGKAJIAN & MONITORING PASCA BEDAH DINI
B1 : Breath
- Mode - TV / MV - Frequensi - FiO2 – PEEP
- SpO2, sekret ( Warna, jumlah )
B2 : Bleed
- Irama EKG, Heart rate, Nadi, ABP /NBP,
CVP,
- Jumlah drainase thoracal /sub sternal
- Pipa dan mesin drainase ( Fungsi mesin,
kelancaran aliran )
25. - Area operasi ( perdarahan / penggantian
bebat.
- perfusi perifer ( HKM ?)
B3 : BRAIN
Tingkat kesadaran
B4 : BLADER
Jumlah – warna urine
26. B3 : BOWEL
- Peristaltik
- Cairan NGT ( bila dipasang )
B6 : BONE
- Pergerakan ekstremitas
- Keadaan kulit ( urtikaria / tanda alergi )
Catatan :
- Monitoring dilakukan secara terus
menerus /setiap saat
- Dokumentasi setiap jam
27. TERAPI YANG DIBERIKAN :
1. INFUS :
- Jenis cairan, jumlah yang diberikan (per jam )
2. TRANSFUSI :
- Golongan darah, jumlah yang harus diberikan
3. OBAT :
- Analgetik ( Morphin )
- Inotrop ( Dopamin , dobutamin dll )
- Anti aritmia - Vaso dilator – Antibiotik dll
- Meliputi : dosis – pengenceran – cara pemberian
28. HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG :
1. FOTO THORAX
2. FAAL HEMOSTASIS
3. ECG RECORD – ECHO CARDIOGRAFI
4. ANALISA GAS DARAH
5. ELEKTROLIT
6. DLL.
29. MASALAH KEPERAWATAN
1. RESIKO TINGGI PENURUNAN CURAH JANTUNG
Berhubungan Dengan :
- Disritmia / Aritmia
- Perubahan kontraktilitas ventrikel
- Tamponade jantung
30. 2. DEFISIT VOLUME CAIRAN
Berhubungan dengan:
- Perdarahan
- Peningkatan permeabilitas
3. GANGGUAN RASA NYAMAN ( NYERI )
Berhubungan dengan
- Insisi pembedahan
- Peregangan tulang iga
- Selang dada ( drain thorax )
- ETT
31. 5. RESIKO TINGGI ANSIETAS
Berhubungan dengan
- Rasa takut akan kematian
- Lingkungan perawatan kritis
6. RESIKO TINGGI INFEKSI
Berhubungan dengan
- Prosedur pembedahan
- Jalur invasif
- Selang / pipa drainase
- Sekret yang tertahan /retensi sputum
32. RENCANA KEPERAWATAN
II. RESIKO TINGGI PENURUNAN CURAH JANTUNG
1. Tujuan :
Tidak terjadi penurunan curah jantung
2. Kriteria :
a. Tekanan darah normal ( dws : 120/80 )
b. CVP : 3 – 8 mmHg ( 5-15 cm H2O )
c. HR : 60 – 100 ( dws ) irama sinus
d. Perfusi : Hangat –Kering – merah
33. 3. Tindakan Keperawatan
a. Monitor dan catat : Irama Jantung, HR. CVP, ABP,
perfusi setiap 10 menit pada 6 jam pertama,
selanjutnya catat /dokumentasikan setiap jam
b. Kaji penurunan tekanan darah dan selaraskan
dengan CVP
c. Kaji jumlah drainase dan patensi selang thorak
serta penurunan tiba – tiba pada jml drainase
35. d. Lakukan milking /pemerahan pada pipa
drainase untuk memperbaiki patensi
e. Kolaborasi : pemberian cairan, obat
inotropik, anti aritmia dll untuk
mepertahankan curah jantung.
f. Waspada terhadap tanda –tanda terjadinya
tamponade : Tekanan darah ↓, CVP ↑
Jml drain ↓, perfusi dingin.
36. g. Bila ada tanda – tanda tamponade,
kolaborasi : “ Cyto Foto Thorax “
h. Antisipasi pasien kembali ke kamar operasi
untuk “ RE OPEN “