1) Bripka Seladi lebih memilih mengayuh sepeda daripada menerima uang suap untuk menjaga integritas dan amanahnya sebagai polisi.
2) Seladi memiliki pekerjaan sampingan sebagai pemulung sejak 2004 untuk menambah pendapatan, meski pernah dicap melecehkan profesi.
3) Seladi masih bekerja sebagai pemulung hingga kini dengan mendapat bantuan sampah dari petugas kebersihan stasiun
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Tugas 2.
1. Yukha Ilaiya/MPI 2B 1
Teladan Hidup Bripka Seladi
Lebih Baik Memulung Daripada Terima Pungli
Minggu, 21 Mei 2017 15.00 WIB
aga amanah Bripka Seladi terlihat menggunakan sepeda warisan
dari orang tuanya. Dia lebih memilih mengayuh sepeda ketimbang
menggunakan kendaraan dinas."Saya tak mau amanah ini tercemar
hanya karena ucapan terima kasih yang tidak pada tempatnya”.
Kalimat di atas meluncur dari mulut Seladi, seorang polisi berpangkat Bripka di
Polres Malang, Jawa Timur pada Jumat, (20/5/16). Nama Bripka Seladi memang lagi
'ngetop' beberapa hari terakhir, karena dia masuk dalam jajaran petugas polisi yang
tergolong jujur.
“Mereka saya bantu karena itu
tugas saya. Kalau saya bukan petugas
SIM atau Bukti Pemilik Kendaraan
Bermotor (BPKB) misalnya, apa mereka
mau berterima kasih dan memberi
berbagai benda atau uang kepada saya.
Saya tak mau amanah ini tercemar hanya
karena ucapan terima kasih yang tidak
pada tempatnya,” ujar Seladi yang
ditemui Jumat, 20 Mei 2016.
Seladi mempunyai pekerjaan sampingan sebagai pemulung. Orang yang mencari
dan memilah sampah itu. Dan hebatnya lagi, dia sudah menekuni pekerjaan sampingan
sebagai pemulung sejak 2004. Dia tak sungkan-sungkan mencari sampah di tempat lain.
Tentu saat memulung, Seladi meninggalkan baju dan atribut kepolisian di rumah. Bahkan
teman sesama polisi tak mengenali ketika sedang memungut sampah di jalan," katanya.
Setidaknya Seladi
bisa mendapatkan Rp 50
ribu sehari dari memilah
sampah. Ada tiga anak,
istri serta beberapa
kawan lain yang ikut
memilah di tempat yang
sama dan mendapat
pendapatan tanpa harus
setor pada Seladi.
Dia sempat
dianggap melecehkan
profesi polisi karena
menjalani profesi
sampingan yang tidak
biasa sebagai aparatur
hukum “Semua cacian
saya terima. Saya tidak
marah karena ini halal.
Saya ingat kata ibu saya,
kalau ada yang menghina
masukkan saja semuanya
dalam saku dan buang di
tempat lain,” katanya.
Ibunda juga berpesan ketika bekerja harus dilakukan dengan sungguh-sungguh,
jangan sombong, jangan mencubit kalau tak ingin dicubit. Jika ada yang menghina, kata
Seladi cukup didengarkan saja. Sang Ibu meminta agar tak boleh marah.
J
“Hingga saat ini kegiatan memulung tetap menjadi pekerjaan sampingan pria
berusia 57 tahun itu. Tetapi dia tidak perlu lagi berkeliling ke beberapa tempat untuk
mencari sampah. Sebab, petugas kebersihan di Stasiun Kereta Api Malang setiap hari
datang mengantar sampah yang telah dipilah. Lokasinya tidak jauh dari tempat kerja
yaitu di Jalan Dr. Wahidin.