SlideShare a Scribd company logo
PENDAHULUAN
ENTOMOLOGI FORENSIK
DEFINISI
 Entomologi forensik adalah ilmu pengumpulan dan menganalisis serangga sebagai bukti
untuk membantu investigasi forensik.
 Merupakan cabang ilmu dari ilmu forensik
 Entomologi forensik secara tradisional dapat dikaitkan dengan kematian alami maupun
yang tidak wajar.
 Memiliki nilai di banyak bidang lain termasuk kontaminasi makanan dan obat-obatan,
kerusakan properti dan penyakit pada hewan dan manusia.
Forensic Entomologist
 Ahli entomologi yang mengaplikasikan ilmunya untuk investigasi kasus kriminal
 Tugas:
• Identifikasi serangga pada berbagai tahapan siklus hidupnya, seperti telur,
larva, nimfa, pupa,
• Koleksi dan pengawetan serangga sebagai bukti.
• Menentukan perkiraan interval postmortem atau PMI (waktu antara kematian
dan penemuan jenazah) dengan menggunakan faktor-faktor seperti bukti
serangga, kondisi cuaca, lokasi dan kondisi tubuh, dll.
• Bersaksi di pengadilan untuk menjelaskan bukti terkait serangga yang
ditemukan di TKP.
Sejarah
 Entomologi forensik, setidaknya seperti yang terlihat dalam literatur, biasanya
ditelusuri kembali ke Tiongkok abad ketiga belas
 Kasus pria yang ditemukan tewas di pinggir jalan, terbunuh dengan luka tebas di
kepala. Kasus ini, dijelaskan dalam catatan Sung Tzu 1247
 Selama abad pertengahan, korelasi antara belatung pada mayat dan oviposisi
lalat dewasa belum dikenal. Namun ilustrasi mayat yang ada belatungnya adalah
hal yang biasa.
 Penerapan pertama entomologi forensik di ruang sidang Perancis, pada tahun
1850, dapat dilihat sebagai terobosan untuk disiplin ini (Bergeret 1855)
Penggunaan Serangga dalam Forensik
 Beratus-ratus spesies serangga tertarik dengan mayat terutama diptera (lalat), kumbang
(coleoptera), dan larvanya dan juga tungau.
 Hewan ini makan, hidup, ataupun berkembang biak di dalam atau pada tubuh mayat dan
bergantung pada sifat biologi dan stadium decomposisinya
 Arthropoda adalah kelompok biologi terbesar (melebihi tanaman) dan terpenting yang dapat
ditemukan di dalam berbagai lokasi termasuk di Tempat Kejadian Perkara (TKP)
 Hal ini membuka peluang aplikasi Entomologi Forensik untuk menginvestigasi TKP maupun mayat
Carrion Community
 Menurut Smith (1986), empat kategori ekologi dapat diidentifikasi dalam
komunitas bangkai (carrion community):
1. Spesies nekrofag, memakan bangkai.
2. Predator dan parasit spesies nekrofag, memakan serangga atau
artropoda lain. Kelompok ini juga mengandung spesies skizofagus,
yang memakan bangkai pada awalnya, tetapi dapat menjadi predator
pada tahap larva selanjutnya.
3. Spesies omnivora seperti tawon, semut, dan beberapa kumbang yang
memakan bangkai dan penjajahnya.
4. Spesies lain, seperti springtail dan laba-laba, yang menggunakan bangkai
sebagai perpanjangan dari lingkungan mereka.
Arthropoda Penting
dalam Forensik
Aplikasi
 Aplikasi utamanya adalah dalam penentuan waktu minimum sejak
kematian dalam kasus yang mencurigakan, dengan cara:
 memperkirakan usia nekrofag tertua serangga yang berkembang di
mayat,
 atau dengan menganalisis komposisi spesies serangga pada mayat.
 Pemeriksaan toksikologi dan molekuler dari serangga juga dapat
membantu mengungkap penyebab kematian atau bahkan identitas dari
korban
 teknik molekuler DNA modern sekarang dapat berkontribusi pada
kecepatan identifikasi serangga nekrofagus
Perkiraan Waktu Kematian
 Jenazah manusia dapat ditemukan berhari-hari, berminggu-minggu, atau bahkan lebih
lama setelah kematian, suhu tubuh, dan kondisi seperti rigor mortis atau livor mortis tidak
lagi sesuai untuk memperkirakan waktu sejak kematian.
 Dalam kasus seperti itu, serangga dapat memberikan indikasi penting dari interval
postmortem (PMI).
 Umur serangga stadium imatur yang ditemukan pada mayat dapat memberikan bukti
perkiraan PMI minimum mulai dari 1 hari hingga lebih dari 1 bulan, tergantung pada
spesies serangga yang terlibat dan kondisi iklim di tempat kejadian kematian.
Analisa DNA dalam Entomologi Forensik
 Dalam entomologi forensik, informasi penting tidak hanya pada tahap perkembangan
serangga yang ditemukan di tubuh, tetapi juga pada identitasnya.
 Metode morfologi biasanya digunakan tetapi membutuhkan pengetahuan taksonomi
 Identifikasi spesies berdasarkan genetik dapat menjadi alternatif.
 Analisis DNA manusia yang diekstrak dari belatung juga merupakan aplikasi penting
lainnya dari alat molekuler dalam entomologi forensic
 Analisis semacam ini mungkin menjadi penting dalam kasus di mana sumber makanan
belatung diperdebatkan, ketika hanya belatung tetapi tidak ada mayat yang ditemukan di
lokasi kemungkinan pembunuhan, atau di mana terdapat sumber makanan alternatif di
lokasi kejadian.
Entomotoxicology
 Analisis serangga pemakan bangkai, untuk mendeteksi zat
beracun dan untuk menyelidiki pengaruhnya terhadap
perkembangan serangga, dikenal sebagai entomotoksikologi.
 Larva yang memakan mayat dapat menyerap obat-obatan dan
racun yang telah tertelan oleh orang yang meninggal tersebut.
 Jenazah dalam keadaan dekomposisi lanjut atau kerangka
mungkin sulit untuk memeriksa zat yang relevan secara
toksikologis karena kurangnya sumber yang tepat seperti jaringan,
darah, atau urin.
 Meskipun telah digunakan selama 150 tahun, entomologi forensik
masih merupakan disiplin ilmu yang masih muda.
 Salah satu tantangan terpenting untuk masa depan adalah
menggabungkan data eksperimen dan kasus praktis.
 Karena variasi biotik yang luas dan faktor abiotik yang terjadi pada
lokasi kematian, peningkatan pemahaman yang ada hanya dapat
dilakukan melalui peningkatan jumlah observasi yang rinci dan
terukur.
 Ahli entomologi forensik selalu dihadapkan pada tugas untuk
merekonstruksi kondisi lokasi kematian sedekat mungkin.
REFERENSI
Amendt J, Krettek R, Zehner R. Forensic entomology.
Naturwissenschaften. 2004;91(2):51–65.
Amendt J, Richards CS, Campobasso CP, Zehner R, Hall MJR.
Forensic entomology: Applications and limitations. Forensic Sci
Med Pathol. 2011;7(4):379–92.
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to ArthroPP_04_Tgs_Pendahuluan Entomologi Forensik - Copy.pptx

Laporan hasil pengamatan bentuk sel biologi
Laporan hasil pengamatan bentuk sel biologiLaporan hasil pengamatan bentuk sel biologi
Laporan hasil pengamatan bentuk sel biologi
amalia riamdani
 
Laporan hasil pengamatan bentuk sel biologi
Laporan hasil pengamatan bentuk sel biologiLaporan hasil pengamatan bentuk sel biologi
Laporan hasil pengamatan bentuk sel biologi
Budi Triyanto
 
Asal usul kehidupan
Asal usul kehidupanAsal usul kehidupan
Asal usul kehidupan
Lya youli
 

Similar to ArthroPP_04_Tgs_Pendahuluan Entomologi Forensik - Copy.pptx (20)

Cabang ilmu biologi
Cabang ilmu biologiCabang ilmu biologi
Cabang ilmu biologi
 
Ruang lingkup biologi
Ruang lingkup biologiRuang lingkup biologi
Ruang lingkup biologi
 
Diktat ipa biologi sd pra osn 2016
Diktat ipa biologi sd pra osn 2016Diktat ipa biologi sd pra osn 2016
Diktat ipa biologi sd pra osn 2016
 
RABU X BIOLOGI MIPA
RABU X BIOLOGI MIPARABU X BIOLOGI MIPA
RABU X BIOLOGI MIPA
 
Parasit 1
Parasit 1Parasit 1
Parasit 1
 
Sejarah_Perkembangan_Mikroba-Sejarah_Perkembangan_Mikroba.pptx
Sejarah_Perkembangan_Mikroba-Sejarah_Perkembangan_Mikroba.pptxSejarah_Perkembangan_Mikroba-Sejarah_Perkembangan_Mikroba.pptx
Sejarah_Perkembangan_Mikroba-Sejarah_Perkembangan_Mikroba.pptx
 
Review mikrobiologi
Review mikrobiologiReview mikrobiologi
Review mikrobiologi
 
Cabang ilmu biologi
Cabang ilmu biologiCabang ilmu biologi
Cabang ilmu biologi
 
Parasitologi
ParasitologiParasitologi
Parasitologi
 
MAKHLUK HIDUP DAN METODE ILMIAH
MAKHLUK HIDUP DAN METODE ILMIAHMAKHLUK HIDUP DAN METODE ILMIAH
MAKHLUK HIDUP DAN METODE ILMIAH
 
Ruang lingkup biologi
Ruang lingkup biologiRuang lingkup biologi
Ruang lingkup biologi
 
Cabang biologi dan bidang kajiannya
Cabang biologi dan bidang kajiannyaCabang biologi dan bidang kajiannya
Cabang biologi dan bidang kajiannya
 
hakekat biologi by Poslen Simbolon,S.Pd
hakekat biologi by Poslen Simbolon,S.Pdhakekat biologi by Poslen Simbolon,S.Pd
hakekat biologi by Poslen Simbolon,S.Pd
 
Niki Putri Wijaya_Media Ajar-Materi EVOLUSI.pdf
Niki Putri Wijaya_Media Ajar-Materi EVOLUSI.pdfNiki Putri Wijaya_Media Ajar-Materi EVOLUSI.pdf
Niki Putri Wijaya_Media Ajar-Materi EVOLUSI.pdf
 
Laporan hasil pengamatan bentuk sel biologi
Laporan hasil pengamatan bentuk sel biologiLaporan hasil pengamatan bentuk sel biologi
Laporan hasil pengamatan bentuk sel biologi
 
Laporan hasil pengamatan bentuk sel biologi
Laporan hasil pengamatan bentuk sel biologiLaporan hasil pengamatan bentuk sel biologi
Laporan hasil pengamatan bentuk sel biologi
 
Biologi - petunjuk adanya evolusi
Biologi - petunjuk adanya evolusiBiologi - petunjuk adanya evolusi
Biologi - petunjuk adanya evolusi
 
Ppt 1. Klasifikasi dan Nomenklatur Vertebrata
Ppt 1. Klasifikasi dan Nomenklatur VertebrataPpt 1. Klasifikasi dan Nomenklatur Vertebrata
Ppt 1. Klasifikasi dan Nomenklatur Vertebrata
 
Bukti bukti evolusi
Bukti bukti evolusiBukti bukti evolusi
Bukti bukti evolusi
 
Asal usul kehidupan
Asal usul kehidupanAsal usul kehidupan
Asal usul kehidupan
 

Recently uploaded

Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FKKelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
pinkhocun
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
nadyahermawan
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdahmateri tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
tien148950
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
jualobat34
 
Resisten antibiotik kelompok delapan ppt
Resisten antibiotik kelompok delapan pptResisten antibiotik kelompok delapan ppt
Resisten antibiotik kelompok delapan ppt
HamzahNasir2
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
jualobat34
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
YernimaDaeli1
 
Chest Meeting Presentasi divisi pulmo Ny.K
Chest Meeting  Presentasi divisi pulmo Ny.KChest Meeting  Presentasi divisi pulmo Ny.K
Chest Meeting Presentasi divisi pulmo Ny.K
danangandi
 

Recently uploaded (19)

Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FKKelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
 
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEKKOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
 
Peritonitis dan Optek Perforasi Gaster.pptx
Peritonitis  dan Optek Perforasi Gaster.pptxPeritonitis  dan Optek Perforasi Gaster.pptx
Peritonitis dan Optek Perforasi Gaster.pptx
 
Penyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.ppt
Penyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.pptPenyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.ppt
Penyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.ppt
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
 
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIAKEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
 
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasiNURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
 
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdahmateri tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
 
Posyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptx
Posyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptxPosyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptx
Posyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptx
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
 
Resisten antibiotik kelompok delapan ppt
Resisten antibiotik kelompok delapan pptResisten antibiotik kelompok delapan ppt
Resisten antibiotik kelompok delapan ppt
 
Peran orang tua dalam mendidik anak.pptx
Peran orang tua dalam mendidik anak.pptxPeran orang tua dalam mendidik anak.pptx
Peran orang tua dalam mendidik anak.pptx
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
 
Chest Meeting Presentasi divisi pulmo Ny.K
Chest Meeting  Presentasi divisi pulmo Ny.KChest Meeting  Presentasi divisi pulmo Ny.K
Chest Meeting Presentasi divisi pulmo Ny.K
 

ArthroPP_04_Tgs_Pendahuluan Entomologi Forensik - Copy.pptx

  • 2. DEFINISI  Entomologi forensik adalah ilmu pengumpulan dan menganalisis serangga sebagai bukti untuk membantu investigasi forensik.  Merupakan cabang ilmu dari ilmu forensik  Entomologi forensik secara tradisional dapat dikaitkan dengan kematian alami maupun yang tidak wajar.  Memiliki nilai di banyak bidang lain termasuk kontaminasi makanan dan obat-obatan, kerusakan properti dan penyakit pada hewan dan manusia.
  • 3. Forensic Entomologist  Ahli entomologi yang mengaplikasikan ilmunya untuk investigasi kasus kriminal  Tugas: • Identifikasi serangga pada berbagai tahapan siklus hidupnya, seperti telur, larva, nimfa, pupa, • Koleksi dan pengawetan serangga sebagai bukti. • Menentukan perkiraan interval postmortem atau PMI (waktu antara kematian dan penemuan jenazah) dengan menggunakan faktor-faktor seperti bukti serangga, kondisi cuaca, lokasi dan kondisi tubuh, dll. • Bersaksi di pengadilan untuk menjelaskan bukti terkait serangga yang ditemukan di TKP.
  • 4. Sejarah  Entomologi forensik, setidaknya seperti yang terlihat dalam literatur, biasanya ditelusuri kembali ke Tiongkok abad ketiga belas  Kasus pria yang ditemukan tewas di pinggir jalan, terbunuh dengan luka tebas di kepala. Kasus ini, dijelaskan dalam catatan Sung Tzu 1247  Selama abad pertengahan, korelasi antara belatung pada mayat dan oviposisi lalat dewasa belum dikenal. Namun ilustrasi mayat yang ada belatungnya adalah hal yang biasa.  Penerapan pertama entomologi forensik di ruang sidang Perancis, pada tahun 1850, dapat dilihat sebagai terobosan untuk disiplin ini (Bergeret 1855)
  • 5. Penggunaan Serangga dalam Forensik  Beratus-ratus spesies serangga tertarik dengan mayat terutama diptera (lalat), kumbang (coleoptera), dan larvanya dan juga tungau.  Hewan ini makan, hidup, ataupun berkembang biak di dalam atau pada tubuh mayat dan bergantung pada sifat biologi dan stadium decomposisinya  Arthropoda adalah kelompok biologi terbesar (melebihi tanaman) dan terpenting yang dapat ditemukan di dalam berbagai lokasi termasuk di Tempat Kejadian Perkara (TKP)  Hal ini membuka peluang aplikasi Entomologi Forensik untuk menginvestigasi TKP maupun mayat
  • 6. Carrion Community  Menurut Smith (1986), empat kategori ekologi dapat diidentifikasi dalam komunitas bangkai (carrion community): 1. Spesies nekrofag, memakan bangkai. 2. Predator dan parasit spesies nekrofag, memakan serangga atau artropoda lain. Kelompok ini juga mengandung spesies skizofagus, yang memakan bangkai pada awalnya, tetapi dapat menjadi predator pada tahap larva selanjutnya. 3. Spesies omnivora seperti tawon, semut, dan beberapa kumbang yang memakan bangkai dan penjajahnya. 4. Spesies lain, seperti springtail dan laba-laba, yang menggunakan bangkai sebagai perpanjangan dari lingkungan mereka.
  • 8.
  • 9. Aplikasi  Aplikasi utamanya adalah dalam penentuan waktu minimum sejak kematian dalam kasus yang mencurigakan, dengan cara:  memperkirakan usia nekrofag tertua serangga yang berkembang di mayat,  atau dengan menganalisis komposisi spesies serangga pada mayat.  Pemeriksaan toksikologi dan molekuler dari serangga juga dapat membantu mengungkap penyebab kematian atau bahkan identitas dari korban  teknik molekuler DNA modern sekarang dapat berkontribusi pada kecepatan identifikasi serangga nekrofagus
  • 10. Perkiraan Waktu Kematian  Jenazah manusia dapat ditemukan berhari-hari, berminggu-minggu, atau bahkan lebih lama setelah kematian, suhu tubuh, dan kondisi seperti rigor mortis atau livor mortis tidak lagi sesuai untuk memperkirakan waktu sejak kematian.  Dalam kasus seperti itu, serangga dapat memberikan indikasi penting dari interval postmortem (PMI).  Umur serangga stadium imatur yang ditemukan pada mayat dapat memberikan bukti perkiraan PMI minimum mulai dari 1 hari hingga lebih dari 1 bulan, tergantung pada spesies serangga yang terlibat dan kondisi iklim di tempat kejadian kematian.
  • 11. Analisa DNA dalam Entomologi Forensik  Dalam entomologi forensik, informasi penting tidak hanya pada tahap perkembangan serangga yang ditemukan di tubuh, tetapi juga pada identitasnya.  Metode morfologi biasanya digunakan tetapi membutuhkan pengetahuan taksonomi  Identifikasi spesies berdasarkan genetik dapat menjadi alternatif.  Analisis DNA manusia yang diekstrak dari belatung juga merupakan aplikasi penting lainnya dari alat molekuler dalam entomologi forensic  Analisis semacam ini mungkin menjadi penting dalam kasus di mana sumber makanan belatung diperdebatkan, ketika hanya belatung tetapi tidak ada mayat yang ditemukan di lokasi kemungkinan pembunuhan, atau di mana terdapat sumber makanan alternatif di lokasi kejadian.
  • 12. Entomotoxicology  Analisis serangga pemakan bangkai, untuk mendeteksi zat beracun dan untuk menyelidiki pengaruhnya terhadap perkembangan serangga, dikenal sebagai entomotoksikologi.  Larva yang memakan mayat dapat menyerap obat-obatan dan racun yang telah tertelan oleh orang yang meninggal tersebut.  Jenazah dalam keadaan dekomposisi lanjut atau kerangka mungkin sulit untuk memeriksa zat yang relevan secara toksikologis karena kurangnya sumber yang tepat seperti jaringan, darah, atau urin.
  • 13.  Meskipun telah digunakan selama 150 tahun, entomologi forensik masih merupakan disiplin ilmu yang masih muda.  Salah satu tantangan terpenting untuk masa depan adalah menggabungkan data eksperimen dan kasus praktis.  Karena variasi biotik yang luas dan faktor abiotik yang terjadi pada lokasi kematian, peningkatan pemahaman yang ada hanya dapat dilakukan melalui peningkatan jumlah observasi yang rinci dan terukur.  Ahli entomologi forensik selalu dihadapkan pada tugas untuk merekonstruksi kondisi lokasi kematian sedekat mungkin.
  • 14. REFERENSI Amendt J, Krettek R, Zehner R. Forensic entomology. Naturwissenschaften. 2004;91(2):51–65. Amendt J, Richards CS, Campobasso CP, Zehner R, Hall MJR. Forensic entomology: Applications and limitations. Forensic Sci Med Pathol. 2011;7(4):379–92.

Editor's Notes

  1. Penyidik meminta orang-orang ​​berbaris dengan orang-orang di desa dengan arit mereka diletakkan di tanah di depan mereka. Setelah beberapa saat, lalat berkumpul di salah satu sabit dan pemiliknya dituduh melakukan pembunuhan.
  2. dengan mengaitkan larva dengan makanan terakhirnya, misalnya, dalam kasus di mana bukti serangga tertinggal di tempat kejadian setelah jenazah manusia sengaja dihilangkan