Arsitektur klasik Yunani dan Romawi memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan arsitektur di Eropa. Arsitektur Yunani didasarkan pada rasionalisme dan keseimbangan, sementara Romawi mengembangkannya lebih jauh dengan tipologi baru dan teknik konstruksi canggih seperti lengkungan, kubah, dan batu bata sebagai bahan bangunan. Kedua peradaban ini menciptakan karya ikonik seperti Parthen
Konsep rancangan struktur & konstruksiNana Roy
Dokumen tersebut merangkum konsep struktur dan konstruksi bangunan apartemen 5 lantai. Bangunan ini menggunakan struktur rangka kaku dan inti (rigid frame and core) dari bahan baja dan beton, dengan pondasi tiang pancang. Lantai dasar digunakan untuk area parkir, lantai 1 untuk lobby dan fasilitas, lantai 2-3 untuk fasilitas tambahan, dan lantai 4-5 untuk hunian berupa studio dan apartemen keluarga beruk
Makalah ini membahas sistem utilitas bangunan tinggi pada Signature Tower, gedung setinggi 638 meter dengan 111 lantai yang akan dibangun di Jakarta. Utilitas bangunan mencakup sistem plambing, pencegahan kebakaran, pengudaraan, penerangan, telepon, CCTV, penangkal petir, tata suara, transportasi dalam gedung seperti lift, dan peralatan pembersih gedung seperti gondola. Signature Tower akan menjadi gedung tertinggi ke-5 di dunia
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian inti bangunan sebagai tempat sistem transportasi vertikal dan distribusi energi. Juga membahas bentuk, bahan, sistem struktur, dan utilitas yang ada di dalam inti bangunan.
Konsep rancangan struktur & konstruksiNana Roy
Dokumen tersebut merangkum konsep struktur dan konstruksi bangunan apartemen 5 lantai. Bangunan ini menggunakan struktur rangka kaku dan inti (rigid frame and core) dari bahan baja dan beton, dengan pondasi tiang pancang. Lantai dasar digunakan untuk area parkir, lantai 1 untuk lobby dan fasilitas, lantai 2-3 untuk fasilitas tambahan, dan lantai 4-5 untuk hunian berupa studio dan apartemen keluarga beruk
Makalah ini membahas sistem utilitas bangunan tinggi pada Signature Tower, gedung setinggi 638 meter dengan 111 lantai yang akan dibangun di Jakarta. Utilitas bangunan mencakup sistem plambing, pencegahan kebakaran, pengudaraan, penerangan, telepon, CCTV, penangkal petir, tata suara, transportasi dalam gedung seperti lift, dan peralatan pembersih gedung seperti gondola. Signature Tower akan menjadi gedung tertinggi ke-5 di dunia
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian inti bangunan sebagai tempat sistem transportasi vertikal dan distribusi energi. Juga membahas bentuk, bahan, sistem struktur, dan utilitas yang ada di dalam inti bangunan.
Dokumen tersebut membahas tentang struktur cangkang. Struktur cangkang adalah bentuk struktural tiga dimensi yang kaku dan tipis dengan permukaan lengkung. Dokumen tersebut menjelaskan pengertian, sifat, persyaratan struktur, klasifikasi berdasarkan bentuk geometri dan penyaluran beban pada struktur cangkang. Beberapa contoh struktur cangkang dijelaskan seperti Sydney Opera House, Teater Imax Keong Emas
Pusat Akuatik London dirancang oleh arsitek ternama Zaha Hadid. Strukturnya menggunakan space truss dan atap aluminium berbentuk kipas yang menaungi kolam renang dan tempat duduk penonton."
Dokumen tersebut membahas sejarah dan teori arsitektur dunia, khususnya mengenai perkembangan arsitektur Neo Klasik dari tahun 1750-1900, transformasi budaya dan perkotaan dari tahun 1800-1909, serta rekayasa struktural dari tahun 1755-1939."
Dokumen ini membahas perkembangan arsitektur Bizantium. Arsitektur Bizantium merupakan kelanjutan dari arsitektur Romawi dengan penggunaan bata, plester, mozaik, dan jendela kecil. Ciri khasnya adalah penggunaan kubah besar dan kecil. Contoh ikoniknya adalah Hagia Sophia yang dibangun pada abad ke-6 M dengan kubah besar didukung empat setengah kubah kecil. Arsitektur
"[Ringkasan]"
Dokumen tersebut membahas tentang perancangan kondotel di Kota Surabaya. Kondotel merupakan bangunan yang berfungsi sebagai hunian (kondominium) dan penginapan (hotel) secara bersamaan. Dokumen ini menjelaskan latar belakang permasalahan yang mendorong dibangunnya kondotel di Surabaya seperti tingginya permintaan hunian dan investasi, serta tujuan perancangan kondotel yang memiliki daya tarik bagi m
1. Arsitektur Renaissance berkembang di Eropa antara abad ke-15 dan awal abad ke-17, dimana terjadi kebangkitan pemikiran budaya Yunani dan Romawi kuno. Gaya ini mengikuti arsitektur Gotik dan kemudian digantikan oleh arsitektur Barok.
2. Gaya ini menekankan pada simetri, proporsi, geometri dan ketertiban yang terinspirasi dari arsitektur Romawi kuno. Berkembang pertama di Firenze dengan Filippo Brunelleschi se
Pranata pemangunan adalah sistem yang mengatur pelaksanaan kegiatan pembangunan yang melibatkan berbagai aktor seperti pemilik, perencana, pengawas, dan pelaksana untuk mencapai tujuan pembangunan secara terpadu dan berkelanjutan. Perencanaan penting mempertimbangkan dimensi waktu masa lalu, masa kini, dan masa datang.
Dokumen tersebut membahas tentang lima azas perancangan arsitektur yaitu azas estetika, rasional, fungsional, simbolik, dan psikologi. Azas-azas tersebut digunakan sebagai landasan pemikiran perancang dalam menentukan gagasan rancangannya. Contoh bangunan yang menerapkan azas-azas tersebut adalah Istana Alhambra untuk azas estetika, masjid dan gereja untuk azas rasional, rumah sakit dan bank
ARSITEKTUR BENTUK, RUANG, DAN TATANAN Francis D.K. CHING EXPERIENCE ARCHITECT...Rabiyatul Adawiyah
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Masjid Al-Irsyad di Bandung dirancang mirip Ka'bah dengan memanfaatkan sinar matahari sebagai penerangan. Bangunan seluas 1.800 meter persegi ini menampilkan tiga warna utama dan memiliki konsep daya tembus cahaya yang baik.
Dokumen tersebut membahas empat contoh kasus bangunan yang melanggar peraturan tentang izin mendirikan bangunan di Kota Bandung. Dua di antaranya dibangun lebih tinggi dari izin, sedangkan dua lainnya bahkan tidak memiliki izin sama sekali. Pelanggaran tersebut dapat dikenai sanksi seperti peringatan, pembatasan, bahkan pembongkaran.
STRUKTUR DAN KONSTRUKSI IV - STRUKTUR PELENGKUNGoVaRisZar
Dokumen ini membahas struktur lengkung, termasuk sejarahnya, jenisnya berdasarkan material dan bentuk, serta fungsi dan kelebihan kekurangannya. Struktur lengkung dibentuk dari elemen garis melengkung antara dua titik untuk membentangkan ruang dan menopang beban. Jenisnya meliputi pelengkung batu, kayu, beton bertulang, dan baja.
Azas Perancangan Arsitektur: 3 Contoh Bangunan TropisAlvin Karama
Tugas Kuliah Arsitektur
Mata Kuliah Azas Perancangan Arsitektur
File presentasi mengenai 3 Bangunan Tropis:1. The Cuixmala Luxury Resort - Meksiko; 2. The Fish House - Singapura; 3. Rumah Tradisional Suku Bugis - Indonesia
Dokumen tersebut membahas tentang dinding geser (shear wall) pada bangunan, yang berfungsi untuk menahan gaya geser akibat gempa bumi dan angin. Dinding geser didesain untuk menahan gaya lateral sehingga deformasi bangunan menjadi kecil. Dokumen ini menjelaskan berbagai jenis, fungsi, dan pertimbangan desain dari dinding geser.
Dokumen tersebut membahas sistem outrigger yang digunakan pada bangunan tinggi untuk mengurangi simpangan lateral. Sistem ini berupa struktur tambahan berbentuk rangka batang besar yang menghubungkan inti bangunan dengan kolom eksterior. Outrigger truss berfungsi menahan beban lateral dan mengontrol kerusakan struktural akibat gempa atau angin. Pemasangan outrigger truss hanya pada beberapa lantai sesuai kebutuhan bangunan untuk mengurangi
Penerapan Struktur Bentang Lebar Pada Bangunan Masjid di BengkuluRabiyatul Adawiyah
Abstrak.
Berdasarkan hadist terdapat kebutuhan dalam fungsi bangunan masjid untuk jamaahnya merapatkan shaf dan menghindari tiang ketika sholat. Ternyata dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, hal ini membawa kita kepada kemungkinan membangung masjid tanpa tiang. Tapi, adakah dalam hadist hal yang harus diperhatikan ketika membangun sebuah bangunan masjid? Makalah ini membahas kemungkinan dalam membangun masjid tanpa tiang dari sudut pandang islam dan arsitektur. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat pedoman perancangan masjid bentang lebar dengan memperhatikan ketentuan daya tampung. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan mengumpulkan dan mengolah data literatur. Hasil dari penelitian ini berupa pedoman peracangan sebuah masjid bentang lebar di Bengkulu.
Dokumen tersebut membahas tentang struktur cangkang. Struktur cangkang adalah bentuk struktural tiga dimensi yang kaku dan tipis dengan permukaan lengkung. Dokumen tersebut menjelaskan pengertian, sifat, persyaratan struktur, klasifikasi berdasarkan bentuk geometri dan penyaluran beban pada struktur cangkang. Beberapa contoh struktur cangkang dijelaskan seperti Sydney Opera House, Teater Imax Keong Emas
Pusat Akuatik London dirancang oleh arsitek ternama Zaha Hadid. Strukturnya menggunakan space truss dan atap aluminium berbentuk kipas yang menaungi kolam renang dan tempat duduk penonton."
Dokumen tersebut membahas sejarah dan teori arsitektur dunia, khususnya mengenai perkembangan arsitektur Neo Klasik dari tahun 1750-1900, transformasi budaya dan perkotaan dari tahun 1800-1909, serta rekayasa struktural dari tahun 1755-1939."
Dokumen ini membahas perkembangan arsitektur Bizantium. Arsitektur Bizantium merupakan kelanjutan dari arsitektur Romawi dengan penggunaan bata, plester, mozaik, dan jendela kecil. Ciri khasnya adalah penggunaan kubah besar dan kecil. Contoh ikoniknya adalah Hagia Sophia yang dibangun pada abad ke-6 M dengan kubah besar didukung empat setengah kubah kecil. Arsitektur
"[Ringkasan]"
Dokumen tersebut membahas tentang perancangan kondotel di Kota Surabaya. Kondotel merupakan bangunan yang berfungsi sebagai hunian (kondominium) dan penginapan (hotel) secara bersamaan. Dokumen ini menjelaskan latar belakang permasalahan yang mendorong dibangunnya kondotel di Surabaya seperti tingginya permintaan hunian dan investasi, serta tujuan perancangan kondotel yang memiliki daya tarik bagi m
1. Arsitektur Renaissance berkembang di Eropa antara abad ke-15 dan awal abad ke-17, dimana terjadi kebangkitan pemikiran budaya Yunani dan Romawi kuno. Gaya ini mengikuti arsitektur Gotik dan kemudian digantikan oleh arsitektur Barok.
2. Gaya ini menekankan pada simetri, proporsi, geometri dan ketertiban yang terinspirasi dari arsitektur Romawi kuno. Berkembang pertama di Firenze dengan Filippo Brunelleschi se
Pranata pemangunan adalah sistem yang mengatur pelaksanaan kegiatan pembangunan yang melibatkan berbagai aktor seperti pemilik, perencana, pengawas, dan pelaksana untuk mencapai tujuan pembangunan secara terpadu dan berkelanjutan. Perencanaan penting mempertimbangkan dimensi waktu masa lalu, masa kini, dan masa datang.
Dokumen tersebut membahas tentang lima azas perancangan arsitektur yaitu azas estetika, rasional, fungsional, simbolik, dan psikologi. Azas-azas tersebut digunakan sebagai landasan pemikiran perancang dalam menentukan gagasan rancangannya. Contoh bangunan yang menerapkan azas-azas tersebut adalah Istana Alhambra untuk azas estetika, masjid dan gereja untuk azas rasional, rumah sakit dan bank
ARSITEKTUR BENTUK, RUANG, DAN TATANAN Francis D.K. CHING EXPERIENCE ARCHITECT...Rabiyatul Adawiyah
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Masjid Al-Irsyad di Bandung dirancang mirip Ka'bah dengan memanfaatkan sinar matahari sebagai penerangan. Bangunan seluas 1.800 meter persegi ini menampilkan tiga warna utama dan memiliki konsep daya tembus cahaya yang baik.
Dokumen tersebut membahas empat contoh kasus bangunan yang melanggar peraturan tentang izin mendirikan bangunan di Kota Bandung. Dua di antaranya dibangun lebih tinggi dari izin, sedangkan dua lainnya bahkan tidak memiliki izin sama sekali. Pelanggaran tersebut dapat dikenai sanksi seperti peringatan, pembatasan, bahkan pembongkaran.
STRUKTUR DAN KONSTRUKSI IV - STRUKTUR PELENGKUNGoVaRisZar
Dokumen ini membahas struktur lengkung, termasuk sejarahnya, jenisnya berdasarkan material dan bentuk, serta fungsi dan kelebihan kekurangannya. Struktur lengkung dibentuk dari elemen garis melengkung antara dua titik untuk membentangkan ruang dan menopang beban. Jenisnya meliputi pelengkung batu, kayu, beton bertulang, dan baja.
Azas Perancangan Arsitektur: 3 Contoh Bangunan TropisAlvin Karama
Tugas Kuliah Arsitektur
Mata Kuliah Azas Perancangan Arsitektur
File presentasi mengenai 3 Bangunan Tropis:1. The Cuixmala Luxury Resort - Meksiko; 2. The Fish House - Singapura; 3. Rumah Tradisional Suku Bugis - Indonesia
Dokumen tersebut membahas tentang dinding geser (shear wall) pada bangunan, yang berfungsi untuk menahan gaya geser akibat gempa bumi dan angin. Dinding geser didesain untuk menahan gaya lateral sehingga deformasi bangunan menjadi kecil. Dokumen ini menjelaskan berbagai jenis, fungsi, dan pertimbangan desain dari dinding geser.
Dokumen tersebut membahas sistem outrigger yang digunakan pada bangunan tinggi untuk mengurangi simpangan lateral. Sistem ini berupa struktur tambahan berbentuk rangka batang besar yang menghubungkan inti bangunan dengan kolom eksterior. Outrigger truss berfungsi menahan beban lateral dan mengontrol kerusakan struktural akibat gempa atau angin. Pemasangan outrigger truss hanya pada beberapa lantai sesuai kebutuhan bangunan untuk mengurangi
Penerapan Struktur Bentang Lebar Pada Bangunan Masjid di BengkuluRabiyatul Adawiyah
Abstrak.
Berdasarkan hadist terdapat kebutuhan dalam fungsi bangunan masjid untuk jamaahnya merapatkan shaf dan menghindari tiang ketika sholat. Ternyata dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, hal ini membawa kita kepada kemungkinan membangung masjid tanpa tiang. Tapi, adakah dalam hadist hal yang harus diperhatikan ketika membangun sebuah bangunan masjid? Makalah ini membahas kemungkinan dalam membangun masjid tanpa tiang dari sudut pandang islam dan arsitektur. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat pedoman perancangan masjid bentang lebar dengan memperhatikan ketentuan daya tampung. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan mengumpulkan dan mengolah data literatur. Hasil dari penelitian ini berupa pedoman peracangan sebuah masjid bentang lebar di Bengkulu.
Seni Yunani berkembang dari zaman Cycladic dan Minoan hingga masa Helenistik, dengan puncaknya pada periode Klasik. Terdiri dari arsitektur, pahatan, lukisan, tembikar, dan perhiasan. Berkembang dari gaya geometris, Arkaik, Klasik, hingga Helenistik dengan pengaruh Timur dan agama baru. Pusat seninya bergeser ke timur setelah Aleksander Agung.
Teks tersebut merangkum perkembangan ilmu pengetahuan dari masa ke masa, dimulai dari zaman pra-Yunani hingga zaman kontemporer. Beberapa tokoh kunci dan penemuan penting dalam setiap zaman dijelaskan secara singkat, seperti perkembangan penggunaan peralatan dari batu ke logam pada zaman pra-Yunani, kontribusi filsafat Yunani terhadap ilmu pengetahuan, kemajuan ilmu pengetahuan di dunia Islam
Tugas mata kuliah fitomedisin kefarmasian dari Yunani kuno membahas tentang pengobatan tradisional Yunani kuno yang berasal dari tumbuhan obat, perkembangan ilmu kedokteran di bawah bimbingan dewa Apollo, serta peran penting filsafat dan ilmu pengetahuan dalam peradaban Yunani kuno.
Yunani kuno berlangsung dari periode Arkhaik, pada abad 8-6 SM, hingga tahun 146 SM ketika Romawi menaklukan Yunani setelah Pertempuran Korinthos. Pusat dari periode ini disebut Yunani Klasik, yang berlangsung dari abad 5-4 SM, dan diawali oleh keberhasilan Yunani, dengan dipimpin oleh kota Athena, dalam memukul mundur serangan dari Persia. Zaman Emas Athena berakhir setelah Sparta mampu mengalahkan Athena dalam Perang Peloloponnesos. Perang Peloponnesos ( SM) antara Sparta dan Athena, beserta sekutu masing-masing, amat sangat melemahkan kekuatan kolektif Yunani, dan pada 336 SM, hampir semua negara-kota di Yunani berada di bawah kekuasaan Makedonia. Itu adalah untuk pertama kalinya Yunani menjadi satu unit politik.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka
1. 1
A. LATAR BELAKANG
Kata arsitektur dalam bahasa Yunani ’archi’ yang berarti kepala, ketua dan
tecton yang berarti tukang, sehingga architecton berarti kepala tukang, merujuk ke-pada
profesi, kemahiran dan keahlian menukang dalam hal bangunan.Pekerjaan
merancang dengan memperhitungkan segala sesuatu yang berhubungan dengan
rancang bangun, sehingga menjadikan arsitektur sebagi ilmu pengetahuan yang
menggabungkan seni dan teknologi. Arsitektur adalah cerminan dari kebudayaan,
oleh Karena itu, dari sebuah karya arsitektur, kita dapat mengetahui latar belakang
budaya satu bangsa, Hidayatun (2005)
Perkembangan karya arsitektur cukup beragam dan telah menghasilkan ba-nyak
karya yang cukup representatif, misalnya memasukkan unsur desain arsitektur
tradisional pada bangunan modern. Dan Kecenderungan memakai kembali keung-gulan
strategi desain arsitektur klasik yang kemudian menjadi inspirasi desain arsi-tektur
modern adalah suatu usaha untuk bertindak lebih baik terhadap lingkungan.
Usaha ini mendukung untuk menciptakan suatu desain yang baik di Indonesia, hal
ini umumnya diterapkan pada rancangan bangunan kantor pemerintah, yang meru-pakan
salah satu usaha untuk mengangkat karya arsitektur. Saat orang berpikir
tentang arsitektur klasik, umumnya mereka berpikir sebuah bangunan yang terbuat
dari kayu, batu, dan lainya Dalam beberapa kasus hal tersebut benar, namun arsi -
tektur klasik juga banyak memiliki nafas modern dan desain gedung yang rumit. Da-lam
beberapa alasan, jenis arsitektur ini dibangun dengan tiga tujuan: sebagai tem-pat
berlindung (fungsi rumah tinggal, sebagai wadah penyembahan Tuhan (fungsi
rumah peribadatan) dan tempat perkumpulan
2. BAB I
ARSITEKTUR KLASIK
2
A. Arsitektur Yunani
- Budaya: polis, filosofis, demokratis
- Nilai: rasionalisme
- Preseden: megaron (rumah vernakular Yunani)
- Contoh: Athens Parthenon, Yunani; Nashville Parthenon, Amerika Serikat
- Unit: stoa (kolom)
- Warisan: kanonik: golden section, greek order, geometri, harmoni, proporsi,
tektonik, enteleki; struktur: post linthel; tipologi: agora (public space), bouleute-rion
(balai dewan), gymnasium (sekolah), megaron (rumah), pastanium (kantor
walikota), pantheon (kuil), stadion, & teather
- Keprofesian: belum ada, bersifat seniman, penyeimbang masyarakat, spiritua-lis,
institusi kemasyarakatan
Yunani memiliki tioplogi wilayah berbukit yang memisahkan beberapa suku,
kemudia suku-suku tersebut mulai terorganisir dan membentuk suatu polis (negara
kota) dan menjalankan pemerintahan dengan cara demokrasi. Beberapa polis ter-kenal
seperti Aegea, Athena, Doria, Ionia, Myconos, Olimpia, Sparta, dll. Selain itu
tipologi berbukit itu juga menjadikan Yunani kaya akan batu, sehingga banyak ma-terial
bangunan yang menggunakan batu
Gambar Edward Dodwell - View in Greece, menggambarkan suasana peradaban
Yunani dahulu.
3. Gambar reruntuhan agora di Athena
Yunani dalam perkembangan peradabannya pun cukup pesat, sudah lama
mengenal tulisan dan mulai mengembangkan rasio manusia. Masyarakat Yunani
sudah lumrah dalam membicarakan filsafat yang mengedepankan politik, sains, &
seni dalam obrolannya sehari-hari. Selain itu masyarakat Yunanipun memilki keper-cayaan
pagan politheisme dengan dewa tertinggi Zeus (dewa langit), Poseidon
(dewa laut), dan Hades (dewa bawah tanah).
Arsitektur vernakular Yunani adalah berupa megaron (rumah tinggal) yang
terbuat dari kayu dan menerapkan rasionaisme keindahan dalam desainnya. Mega-ron
inilah yang kemudian menjadi preseden dalam membuat arsitektur tradisional
Yunani (baik itu berupa tempat pemerintahan, tempat peribadatan, dll.) Partheon
(kuil paganism Yunani) adalah salah satu contoh arsitektur tradisional Yunani yang
nantinya akan menjadi langgam arsitektur klasik Yunani dan masih digunakan
hingga kini.
Gambar megaron, Yunani
3
4. Gambar Athens Parthenon, Yunani
Gambar denah megaron dan Athens Parthenon
Arsitektur klasik Yunani selain partheon adalah agora (public space, selasar
tempat masyarakat bernteraksi yang terdapat di jalanan), bouleterion (balai dewan)
gymnasium (sekolah), pastanium (kantor walikota), stadion, & teather. Bangunan-bangunan
di Yunani menggunakan prinsip post linthel yang merupakan penemuan
struktural pertama yakni dua kolom yang dapat mendukung unsur horizontal. Stoa
(kolom) merupakan elemen arsitektural estetis yang ditonjolkan sehingga kedepan-nya
di beberapa polis setiap kolom memiliki ciri khasnya sendiri seperti, doric (dari
Doria), ionic (dari Ionia), dan corintian (dari Corintia). Kolom-kolom tersebut diban-gun
menggunakan rasionalitas masyarakat Yunani yang kemudian dibakukan dalam
sebuah aturan desain yakni golden section dan greek order.
Gambar Athens Treassure, Yunani, memperlihatkan struktur post linthel
4
5. Gambar reruntuhan dan perkiraan Tyre Agora, Yunani
Gambar detail stoa menurut greek order (dari kiri ke kanan, doric, ionic, corintian)
Filsafat berawal ketika manusia berusaha memahami dunia dengan
menggunakan perangkat yang melekat pada manusia (hati dan perasaan), bukan
lagi semata keyakinan. Yakni kebenaran adalah hal yang relatif, tergantung pada
persepsi dan interpertasi manusia, dan kebenaran hanya dapat diperoleh dengan
cara mempertanyakan, menghaluskan pengertian, dan menguji. Beberapa filusuf
yang terkenal diantaranya Aristoteles, Democritus, Plato, Socrates, dll.
Gambar Plato dan Aristoteles, filusuf terkenal Yunani
5
6. Filsafat dalam pemahamannya melahirkan paradigma baru mengenai kesem-purnaan,
suatu persepsi yang banyak diimplementasikaan dalam kehidupan masya-rakat
Yunani, sedangkan untuk desain persepsi tersebut berupa:
- kualitas penghalusan dan pengujian karya manusia: puisi, musik, kriya, pa-tung,
6
dan arsitektur
- tujuan setiap karya adalah bentuk, detil dan rekayasa yang mencerminkan ke-sempurnaan
manusia
- keseimbangan simetri merupakan sesuatu yang ideal
- dalam arsitektur, bangunan menampilkan keseimbangan antara elemen ver-tikal
(kolom) dan elemen horisontal (balok) antara aksi dan istirahat dan geo-metri
yang sempurna
Gambar Athens Parthenon yang menggunakan rasio golden section dalam setiap
pertimbangan desainnya
Ilustrasi kolom pada Athens Parthenon yang digembungkan sebagai ilusi
mata untuk memperlihatkan kolom yang lurus jika bangunan tinggi tersebut dilihat
dari depan, hal ini menunjukan hebatnya rasio peradaban ini .
7. Gambar Nashville Parthenon, Amerika Serikat, replika Athens Parthenon, Yunani
Dalam sejarah tidak diketahui siapa pembuat partheon dan arsitektur tradi -
sional Yunani lainnya, karena pada saat itu profesi arsitek belum ada dan pemban-gunan
dilakukan secara bersama (guilda) dan dipimpin oleh seorang pemuka ma-syarakat.
7
B. Arsitektur Romawi
- Budaya: imperium, etruska, nasionalis
- Nilai: helenisme
- Preseden: arsitektur yunani
- Contoh: Rome Pantheon, Italia; Maison Carrée, Prancis
- Warisan: kanonik: roman order, geometri, harmoni, proporsi, tektonik, enteleki;
tipologi: rumah, pantheon (kuil), benteng, aquaduct, kuil, kuburan, stadion,
theater, sekolah, hypocaust (bagian servis pemandian), apodyterium (peman-dian
air hangat), frigidarium (pemandian air hangat), calidarium (pemandian air
hangat); struktur: arch, vault, dome; material: batu bata
- Keprofesian: sedikit, bersifat insinyur, arsitek terkenal Marcus Vitruvius Pollio
Romawi adalah bangsa yang bertetanggaan dengan Yunani. Kelak Yunani
akan jatuh dan menjadi bagian dari Romawi ketika satu per satu wilayah Yunani di-pindahtangankan
oleh Romawi dan Kuda Trojan adalah saksi sejarah leburnya Yu-nani.
Kelak Romawi dengan semangat helenismenya dalam menyebarkan kekua-
8. saan akan membentuknya menjadi imperium (negara multimasional), etruska (ne-gara
multietnis), dan membina masyarakatnya berjiwa nasionalis dan patriotik.
Romawi kedepannya banyak membawa nilai-nilai Yunani dari segi pemerinta-hannya,
kepercayaannya, bahkan arsitekturnya. Romawi menjadi negara imperium
dengan bentang yang lebar persatuan dari banyak polis di bawahnya. Memilki ke-percayaan
resmi pagan politheisme hasil adopsi dari kepercayaan Yunani (dewa
langit, laut, dan bawah tanah) dengan nama yang berbeda, Zeus menjadi Jupiter,
Poseidon menjadi Neptunus, dan Hades menjadi Pluto, meski kedepannya berubah
menjadi Kristen iman Paulus. Helenisme, semangat patriotik masyarakat Romawi
disebarluaskan dengan meluasnya daerah imperium dan dari pristiwa itulah nilai -ni-lai
klasik Yunani yang kemudian diadaptasi menjadi nilai klasik Romawi tersebar di
semenangjung Eropa Barat, dataran Afrika Utara, hingga padang Arab dan Persia,
membentuk sebuah budaya metropolis, adikuasa, serta mutahir dalam segi tekno-logi.
Helenisme Romawi sedikit mengurasi nilai rasionalisme Yunani. Budaya dis-ebarluaskan
begitu saja tanpa adanya pendalaman logika sehingga penerapannya
dalam arsitektur fungsi-fungsinya lebih profan, urban, dan dengan estetika yang le-bih
8
ekletik dan merdeka.
Gambar Rudolf von Alt - Das Pantheon und die Piazza della Rotonda in Rom,
menggambarkan suasana peradaban Romawi dahulu
Arsitektur klasik Romawi berkembang dari arsitektur klasik Yunani dan bebe-rapa
arsitektur lain tetangga imperium ini seperti arsitektur Mesopotamia, sehingga
lahir tipologi denah dan teknologi baru dalam arsitektur. Arsitektur klasik Romawi be-rupa
basilika (pengembangan parthenon), pantheon (parthenon dengan tipologi de-
9. nah lingkaran), benteng, aquaduct, kuburan, stadion, theater, sekolah, hypocaust
(bagian servis pemandian), apodyterium (pemandian air hangat), frigidarium (pe-mandian
air hangat), calidarium (pemandian air hangat).
Gambar Rome Pantheon, Italia
Gambar Maison Carrée, Prancis
Gambar denah Rome Pantheon dan denah-denah pantheon lain pengembangan
dari denah parthenon Yunani
9
10. Arsitektur klasik Romawi memiliki banyak jenis pemandian karena dalam bu-dayanya
bath (pemandian) adalah tempat berinteraksinya masyarakat, seperti agora
bagi masyarakat Yunani sebelumnya. Dalam pengembangannya, arsitektur klasik
Romawi mengembangkan roman order (dari greek order), tipologi baru berupa par-thenon
(partheon dengan tipologi denah lingkaran), pergamon (partheon yang lantai
dasarnya ditinggikan), teknik konstruksi baru seperti arch, vault, dome yang semua
kebanyakan diterapkan dari arsitektur mesopotamia, serta penemuan material baru
batu bata, karena arsitektur klasik Romawi masih mengadopsi arsitektur Yunani na-mun
bukan lagi menggunakan batu sebagai materialnya (karena kekayaan SDA
10
yang berbeda).
Gambar Caracalla Bath, Romawi
Gambar Priene Bouleuterion, Italia
11. Gambar detail kolom menurut roman order (disandingkan dengan greek order)
Gambar interior Rome Pantheon, memperlihatkan struktur baru berupa arch (leng-kungan),
vault (kolong ruang), dan dome (kubah)
Masih sama seperti kebanyakan arsitektur Yunani, arsitektur Romawi hampir
seluruhnya anonim, karena dikerjakan bersama atas perintah penguasa dan belum
adanya profesi arsitek. Budaya akan profesi arsitekpun mulai diubah dengan adanya
Marcus Vitruvius Pollio, seorang insinyur militer dan penulis buku Ten Books of Ar-chitecture
yang banyak membahas teori arsitektur secara lengkap termasuk dalam
segi keprofesian. Kalimat terkenal dari bapak arsitek ini kedepannya menjadi definisi
arsitektur secara umum yakni venustas (keindahan), utilitas (kegunaan), dan firmitas
(kekokohan). Dengan adanya karya Vitruvius lahirlah keilmuan dan keprofesian ar-sitektur
11
seperti saat ini.
12. Gambar Vitruvius dan karyanya 10 Books of Architecture
12
C. Teori Arsitektur Klasik
Arsitektur Klasik merupakan ungkapan dan gambaran perjalanan sejarah arsi-tektur
di Eropa yang secara khusus menunjuk pada karya-karya arsitektur yang ber-nilai
tinggi dan „first class‟. Disebutkan demikian karena karya-karya ini memperli-hatkan
aturan/pedoman yang ketat dan pertimbangan yang hati-hati sebagai landa-san
berpikir dan mencipta karya tersebut. Rentang waktu zaman ini adalah dari abad
pertama sampai dengan abad ke-14 dengan hembusan angin Romantisism (sebe-lum
masyarakat Eropa memasuki zaman Renaissance sampai dengan pesan dan
gerakan Rationalism yang kuat).
Predikat kata „Klasik‟ diberikan pada suatu karya arsitektur yang secara inhe-ren
(terkandung dalam benda tersebut yang secara asosiatif seolah-olah selalu me-lekat
dengannya) mengandung nilai-nilai keabadian disamping ketinggian mutu dan
nilainya. Teori arsitektur Klasik dengan demikian merupakan suatu perwujudankarya
arsitektur yang dilandasi dan dijiwai oleh gagasan dan idealisme Teori Vitruvius khu-susnya
pada suatu kurun waktu sesudah Vitruvius sendiri meninggal dunia.
Bangunan Parthenon di Athena dan Pantheon di Roma merupakan contoh
yang sangat baik dariperwujudan teori arsitektur klasik yang dengan sikap kehati -
hatian dan seksama mempertimbangkan prinsip-prinsip order, geometri dan ukuran-ukurannya,
disertai dengan kehalusan seni “craftmanship”. Perlu diketahui bahwa
bangunan ini mengalami masa pembangunan yang lama, dari saat awal konstruksi,
revisi, perbaikan dan penyelesaian berkali-kali hingga sampai pad bentuk akhirnya
bisa mencapai lebih dari 200 tahun. Tradisi berarsitektur yang diawali oleh Vitruvius
13. ternyata berlanjut terus dalam jaman Arsitektur Klasik ini. Hal ini dapat kita jumpai
dalam buku Ensiklopedi Romawi yang disusun oleh Marcus T. Varro, dimana Iso-dore
dari Seville menguraikan dan mengembangkan teori Vitruvius dalam tiga un-sur/
elemen bangunan yaitu DISPOSITIO, CONSTRUCTIO dan VENUSTAS. Despo-sitio
adalah kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan survai lapangan ataupun
pekerjaan pada tapak yang ada, lantai dan pondasi. Venustas adalah berhubungan
dengan elemen-elemen yang ditambahkan pada bangunan demi memenuhi hasrat
akan rasa keindahan melalui seni ornamen ataupun dekorasi. Uraian seperti ini me-nunjukan
sudah adanya pergeseran pandangan dari Teori Vitruvius. Lebih jauh Iso-dore
menyatakan apa itu order sebagai berikut: “Kolom, dinamakan begitu karena
tinggi dan bulat, menopang seluruh berat
beban bangunan yang ada. Ratio atau Proporsi yang lama menyatakan bahwa le-barnya
adalah sepertiga dari tingginya. Dikenal 4 jenis kolom yaitu : Doric, Ionic,
Tuscan dan Corinthian, yang berbeda-beda satu dengan yang lain dalam ketinggian
dan diameternya. Jenis ke-5, dinamakan ATTIC yang berpenampang persegi-4
ataupun lebih besar dan dibuat dari bata-bata yang disusun”. (Isodore dalam Varro,
19xx).
Pendapat Isodore ini dapat merupakan sejumlah aturan dan norma bagi
karya-karya arsitektur sesudahnya. Nilai-nilai arsitektur Klasik dapat juga kita temu-kan
pada bangunan-bangunan gereja yang sedang mengawali pertumbuhan dan
perkembangan sebagai agama yang baru dan menyebar hampir keseuruh benua
Eropa saat itu. Salah satu bangunan tersebut adalah Hagia Sophia yang digambar-kan
dalam suatu konteks urban saat itu sebagai berikut: “Demikianlah bangunan Ge-reja
ini berusaha memberikan sajian bentuk yang menakjubkan. sebab gedung ini
menggapai keatas langit sampai awan dan begitu menonjol diantara bangunan-ban-gunan
yang lain, dari atas gereja ini dapat melihat kebawah keseluruh pelosok kota
Konstantinopel. Hagia Sophia adalah bentuk yang demikian menyatu dengan kota
Konstantinopel, tetapi dilain pihak sedemikian bersinar dan indah, serta megah, khu-susnya
dalam wawasan perspektivis “Bird Eye View”. Dan semuanya ini menjadi
lengkap dan sempurna dengan dipergunakannya bangunan ini untuk kegiatan upa-cara
keagamaan” (Isodore dalam Varro, 19xx). Teori arsitektur Klasik ini kemudian
berlanjut hingga jaman Gothic. Dan untuk meresapkan dan mengerti Arsitektur
Gothic ini diperlukan gambaran suasana masyarakatnya pada saat itu dimana timbul
spirit kejiwaan yang berusaha mencari hakekat sifat-sifat Tuhan yang ilahi. Spirit ke-
13
14. jiwaan ini dituangkan dalam suatu tema “cahaya ke-Ilahian dalam ruang arsitektur”
(Ven, 1991), Kualitas ruang Arsitektur Klasik Gothic ini dinyatakan sebagai keinda-han
visual yang atmosferik, seperti diaphanitas (kesemrawangan), densitas (kepe-katan),
obscuritas (kegelapan) atau umbria (bayangan). Gambaran ruang Arsitektur
Gothic ini juga dinyatakan sebagai konsep kecerlangan atau kebeningan yang an-tara
lain dapat dilihat pada bentuk-bentuk jendela khususnya bentuk jendela mawar
stained-glass (rosetta) ataupun karya seni kaca timah lainnya.
Hal inlah yang diapresiasikan sebagai prinsip transparancy dalam usaha
mengerti dan menangkap “cahaya yang datang dari luar”. Di lain pihak ada karya-karya
gereja Gothic yang meminimalisir banyaknya cahaya yang datang, atau bah-kan
ada semacam peningkatan sensasi persepsional sampai ke tingkat imaterial.
Beberapa contoh bangunan arsitektur Gothic ini adalah Gereja Katedral Amiens,
Katedral Rouen, Katedral St.Dennis Abby, Katedral Reims, Katedral Ulm dan lain-lain.
Unsur atau bagian lain dalam kelompok arsitektur Klasik Barat yang tak kalah
pentingnya adalah Arsitektur Byzantine, Arsitektur Baroque dan Rococo, serta Arsi -
tektur Arabesque (dimunculkannya imbuhan kata Barat, karena dalam jaman yang
sama di dunia Timur juga diketemukan karya-karya arsitektur sejenis, yang
setingkat dan mengagumkan tetapi mengandung pemikiran dan nilai-nilai
yang berbeda, seperti Candi Borobudur, Candi Prambanan, Candi Angkor). Ungka-pan
nilai-nilai aritektur yang disebutkan terakhir ini dinyatakan dan ditulis sebagai
suatu teori arsitektur, seperti tertulis sebagai berikut: “Kita dapat menyatakan bahwa
bangunan-bangunan ini sebagai obyek arsitektur adalah bersifat massive-tertutup,
karena terisolsikan dari ruang sekitarnya, bahwa secara eksterior orang-orang dapat
berkeliling melihatnya. Dan karena itu, yang terpenting dan teristimewa dalam me-wujudkan
identitas bentuk adalah pengolahan tampak dan tampilannya, pengolahan
sudut-sudutnya, pengolahan pertemuannya dengan tanah dan ketinggiannya yang
menmbus langit. Demikian juga terlihat dengan jelas konsep-konsep Artikulasi dan
Kontinuitas. Ada 4 jenis pengolahan sudut, yaitu artikulasi dengan elemen “relief”
dengan sudut negative, dengan sudut yang tajam seperti garis, dan dengan sudut
yang dilengkungkan, dimana semuanya ini dapat diketemukan secara konsisten
pada bagian bawahnya maupun pada bagian atasnya/mahkotanya. Munculnya rasa
tertarik dan kagum pada diri orang yang mengalaminya akan obyek arsitektur ini dan
14
15. lingkungan sekitarnya, sedang bagi seorang arsitek akan menyadarkannya bagai-mana
pentingnya gaya-gaya gravitasi yang sedemikian besar dapat disalurkan ke
tanah. Dan hal ini dilakukan agar dapat menaungi dan melingkupi orang-orang di-dalamnya
dan tidak hanya itu saja, tetapi juga menimbulkan rasa kekaguman dan
rasa keteguhan, bagaikan “ditancapkan dari atas langit” (Isodore dalam Varro,19xx).
15
16. BAB II
ARSITEKTUR MODERN
16
A. Sejarah Arsitektur modern
Pengertian Arsitektur modern adalah :
1. Hasil pemikiran baru mengenai pandangan hidup yang lebih “manusiawi” yang
diterapkan pada bangunan.
2. Totalitas daya, upaya dan karya dalam bidang arsitektur yg dihasilkan dari
alam pemikiran modern yang dicirikan sikap mental yang selalu menyisipkan
hal-hal baru, progresip, hebat dan kontemporer sebagai pengganti dari tradisi
dan segala bentuk pranatanya.
3. Asitektur yang ilmiah sekaligus artistik dan estetik, atau arsitektur yang artistik
& estetik yang dapat dipertanggungkan secara ilmiah.
Arsitektur modern tidak bermula dengan revolusi yang tidak dengan tiba – tiba
membuang yang pra modern dan menggantinya dengan geometris sebagai satu –
satunya rupa arsitektur, tetapi secara setahap demi setahap menghapuskan orna-men
– ornamen dan dekorasi yang digantikan oleh geometri. Arsitektur modern di -
ketahui telah berkembang lebih kurang setengah abad, berawal kira – kira tahun
1920 hingga 1960 .
Pendorong Pertumbuhan Arsitektur Modern yaitu antara lain:
Ø Pendidikan formal mengajarkan & mendorong pemikiran modern
Ø Adanya fungsi-fungsi kebutuhan baru yang mendesak (istana/puri keagamaan
,pabrik, kantor, stasiun, dsb).
Ø Penggunaan bahan dan penanganannya sangat mudah, karena segala sesua-tunya
dibuat, direncanakan di dalam Pabrik.
Ø Adanya promosi tentang keberadaan arsitektur modern melalui pameran-pame-ran,
publikasi dan perdebatan.
17. Ø Perencanaan suatu bangunan dimulai dari kebutuhan dan kegiatan, tidak dari
bentuk luar. Sehigga manusia dapat menuntut apa yang dibutuhkan secara
mutlak.
Arsitektur modern mulai berkembang sebagai akibat adanya perubahan dalam
teknologi ,sosial, dan kebudayaan yang dihubungkan dengan Revolusi Industri (
1760 – 1863 ) . Pada umumnya perubahan-perubahan di dalam bidang arsitektur
selalu didahului dengan perubahan dalam masyarakat karena itulah Revolusi Indus-tri
juga berakibat pada perubahan dalam masyarakat yang mempengaruhi timbulnya
17
arsitektur modern yaitu:
1. Perubahan dalam bidang teknologi bangunan terutama dalam bidang kon-struksi
/ struktur bangunan (1775 – 1939).
2. Perubahan pada perkotaan atau perkembangan kota-kota (1800 – 1909).
3. Perubahan dalam kebudayaan yang menyangkut gaya neoklasik (1750 – 1900)
Adapun tenggang waktu berkembangnya arsitektur modern yaitu sebagai berikut:
1. PERIODE I (1900 – 1929)
Mulai tahun 1890-an sampai dengan 1930-an, terjadi sejumlah pertentangan
dalam dunia Arsitektur yang ditunjukkan melalui munculnya berbagai eksperimen
yang dilakukan oleh perorangan maupun kelompok, Eksperimen tersebut, diung-kapkan
sebagai sebuah pertentangan yang mana dibutuhkan 40 tahun untuk men-gubah
Arsitektur menjadi sekarang apa yang dikenal sebagai Arsitektur Modern. Hal
yang menjadi Pertentangan tersebut antara lain : Arsitektur sebagai art vs Arsitektur
sebagai science, Arsitektur sebagai form vs Arsitektur sebagai space, Arsitektur se-bagai
craft vs Arsitektur sebagai assembly dan Arsitektur sebagai karya manual vs
Arsitektur sebagai karya machinal.
Arsitektur modern Mulai menonjol setelah PD I (1917) bersamaan dangan
hancurnya sarana, prasarana dan ekonomi. Konsep ruang arsitektur sebelumnya
dititik beratkan hanya pada kegiatan, emosi & kemulyaan, maka pada masa ini faktor
terbentuknya ruang juga ditunjang faktor komposisi, rasio, dimensi manusia. Mulai
berkembang konsep “free plan”, atau “universal plan”, yaitu ruang yang ada dapat
dipergunakan unt berbagai macam aktifitas, ruang dapat diatur fleksibel dan dapat
18. digunakan fungsi apa saja. “Typical Concept” mulai berkembang yaitu ruang- ruang
dibuat standar dan berlaku universal.
Penggunaan konsep ekonomis mulai ditrapkan. Efisiensi dalam penggunaan
bahan mulai Nampak yaitu terlihat dengan munculnya bentuk bentuk kubus, teru-tama
pada bangunan bertingkat tinggi antara (arsitektur “kotak korek” dengan
menggunakan struktur beton dan baja). Konsep “Open Space” Nampak dengan
menggunakan jendela kaca yang lebar dan menerus.
Pemakaian bahan terutama “baja, beton dan kaca” dengan bentuk polos.
Ornamen dianggap sebagai suatu kejahatan. Arsitektur modern berarti putusnya hu-bungan
dengan sejarah dan daerah. Selalu ingin universal (karena industri, ilmu
pengetahuan dan teknologi yang juga bersifat universal) dan juga manusianya.
(gaya universal sebagai international style). Pada bulan September 1930 telah di -
adakan suatu konggres oleh CIAM (Congres Internationaux d’Architecture Moderne)
yang hasilnya adalah : Arsitektur modern adalah pernyataan jiwa dari suatu masa,
dapat menyesuaikan diri dengan perubahan sosial dan ekonomi yg ditimbulkan za-man
mesin. Yaitu dg dengan menjari keharmonisan dari elemen-elemen modern
serta mengembalikan arsitektur pada bidangnya (ekonomi, sosiologi, dan kemasya-rakatan)
yg secara keseluruhan siap melayani umat manusia. Konsep baru dan san-gat
mendasar dari arsitektur modern antara lain adalah FORM FOLLOWS FUNC-TION
yang dikembangkan oleh Louis Sullivan (Chicago), dengan beberapa ciri se-bagai
berikut:
1. Ruang yang dirancang harus sesuai dengan fungsinya.
2. struktur hadir secara jujur dan tidak perlu dibungkus dengan bentukan masa
18
lampau (tanpa ornamen).
3. Bangunan tidak harus terdiri dari bagian kepala, badan dan kaki.
4. Fungsi sejalan/menyertai dengan wujud.
Tokoh pada periode I ini antara lain adalah:
Ø Louis Sullivan.
Ø Frank Lloyd Wright
19. 19
Ø Le Corbusier
Ø Walter Gropius
Ø Ludwig Mies van de Rohe
2. PERIODE II (1930-1939).
Pada periode II perkembangan arsitektur modern sudah sampai di seluruh
Eropa, Amerika dan Jepang, yg mana masing-masing daerah mempunyai perbe-daan
iklim, keadaan tanah, corak tradisi, yang bisa mempengaruhi apresiasi bentuk-nya.
Perkembangan metode hubungan ruang, bentuk, bahan dan struktur tidak lagi
bersifat universal, akan tetapi mempunyai hubungan yang sangat erat dengan tem-pat
dimana bangunan itu didirikan, mempunyai hubungan erat dengan spesivikasi
kedaerahan dan keregionalan.Karakteristik bentuk dan tampilan dengan gaya Inter-national
Style atau Universal Style dari arsitektur modern pada peride ini diwarnai
oleh tipe-tipe tampilan baru, yaitu tampilan dengan – memperhatikan penggunaan
bahan-bahan local / setempat.
Pada prinsipnya arsitektur merupakan perpaduan antara keahlian,
perkembangan teknologi, industri serta seni dengan faham kedaerahan (manusia
dan lingkungan) dengan tidak mengurangi rasa kesatuan yang disebut kemanusian,
akal dan seni dari arsitektur modern. Hal ini adalah merupakan keberanian untuk
menyalahi zamannya. Hanya dengan perencanaan yang obyektif dan ketelitian da-lam
penampilan bahan-bahan asli, maka bahaya gagalnya perancangan dapat di-hindari,
namun demikian karya seperti ini masih banyak dikritik dan disalah artikan.
Tokoh arsitektur yang menonjol pada Periode II ini adalah:
Ø Alvar Aalto
Ø Arne Jacobsen
Ø Oscar Niemeyer.
Tokoh-tokoh pada Periode I juga berkarya dengan tetap atau terpengaruh
oleh pemikiran Periode II, demikian juga pada periode selanjutnya.
20. 20
3. PERIODE III (1945 – 1958)
Perang Dunia II (1941 – 1945) menimbulkan kerusakan pada gedung-gedung
dan rumah tinggal, menyebabkan faktor-faktor kebutuhan manusia akan rumah ting-gal
dan gedung-gedung menjadi latar belakang pada periode ini. karena kerusakan
akibat perang tersebut perlu dibangun kembali , maka usaha untuk mempercepat
pembangunan antara lain dengan fabrikasi komponen bangunan yang lebih ekono-mis
dan rasional sesuai dengan tujuan Revolusi Industri . Konsekuensi dari pandan-gan
tersebut antara lain ornamen dianggap sebagai suatu kejahatan dan klassisme
baru yang pernah diapakai oleh kaum fasis dan nazi menjadi simbol negatif dan
perlu ditolak.
Dalam sejarah Arsitektur, berakhirnya Perang Dunia II membawa perjalanan
Arsitektur dapat dibaca dari dua sisi yang saling berlawanan yakni:
a) Bagi mereka yang berpihak pada Teknologi dan Industrialisasi, tahun 1950-an
dikatakan sebagai titik puncak kejayaan Arsitektur Modern. Dimana tahun 50-
an di sebut mass production (produksi bahan bangunan oleh pabrik). Dalam
hal ini mereka menerapkan kecepatan dalam membangun (pabrikasi kompo-nen
bangunan), efisien, ekonomis, dan rasional. Penekanannya pada rasiona-litas.
Bangunan yang demikian ini dianggap mencerminkan fungsinya dan ge-jala
ini melintasi batas Negara dan budaya, sehingga dapat dianggap bersifat
Internasional.
b) Bagi mereka yang menempatkan Arsitektur sebagai karya yang estetik dan ar-tistik,
tahun 1950-an dilihat sebagai titik awal kemerosotan Arsitektur Moderen
dengan alasan antara lain:
1. Karena Arsitektur telah kehilangan identitas/ ciri individual perancangnya.
Tahun-tahun itu, nama yang dikenal orang adalah nama biro-biro Arsi-tektur,
bukan arsiteknya.
2. Walaupun Arsitektur menjadi sangat demokratis, dalam masyarakat tidak
bisa dihilangkan adanya hirarki atau kelas-kelas. Maka kata-kata demo-kratis
itu sama saja bohong/ omong kosong.
21. 3. Dengan maraknya produksi massal, pabrik-pabrik dapat menghasilkan ba-han-
bahan bangunan yang sejenis atau mirip, tapi dengan kualitas ber-beda.
4. Karena penekanan perancangan pada space, maka desain menjadi polos,
simpel, bidang-bidang kaca lebar. Ciri ini juga disebut nihilism yang berarti
tidak ada apa-apanya kecuali geometri dan bahan. (Dengan demikian,
siapa pun bisa menjadi arsitek. Tidak ada bedanya arsitek atau bukan.
Kalau sudah begini, apa gunanya sekolah arsitek?)
5. Keseragaman bentuk yang geometris menyebabkan pemandangan yang
disharmoni, tidak menyatu dengan lingkungan. Terutama di Eropa, di
mana bentukan yang geometrik dianggap merusak dan memperburuk
wajah lingkungan yang masih kental dengan wajah-wajah neokla-sik/
21
pramodern.
6. Dengan hilangnya batas dunia, mengakibatkan hilangnya privacy. Contoh:
diterapkannya open plan, yang berarti anti privacy.
Pada masa ini timbul aliran yang disebut Eklektisisme, aliran yang berpedo-man
mengambil yang paling baik diantara yang sudah ada, untuk digunakan sebagai
bagian dari sesuatu yang baru. Prinsip-prinsip perancangannya didasari pada ke-butuhan,
fungsi yang dipadu dengan hasil penemuan teknik serta keindahan mesin,
menginginkan satu kesatuan antara manusia dengan lingkungannya. Ekspresi ben-tuk
massa bangunan serta materi yang dominan pada periode ini dapat dibagi atas:
Ø Bentuk curvelinier geometris yang plastis dengan penggunaan bahan dan
struktur utama pada umumnya beton serta struktur atap baja.
Ø Bentuk geometri (kubus, prisma), umumnya menggunakan baja sebagai struk-tur
utama dengan dinding kaca sebagai penutup.
Ø Arsitektur Landscape mulai dikembangkan, dengan menggunakan bahan,
fungsi, sistem pencahayaan, bentuk masa, dipengaruhi oleh keadaan iklim, to-pografi
dan sifat kenasionalan.
22. Tahun 50-an dikatakan sebagai puncak Arsitektur Modern di sebabkan oleh:
1. Karena tahun 50-an, segenap filosofi dan prinsip Arsitektur sebagai ilmu telah
dapat diformulasikan dengan sempurna dari ide sampai dengan realisasinya:
bangunan kotak dan geometris murni, Platonic solid, menjadi ekspresi yang
pas bagi Arsitektur sebagai ilmu, karena dalam ilmu, yang disebut bentuk jika-lau
memenuhi aturan-aturan geometri, misalnya : lingkaran, bujursangkar, se-gitiga
( 2 matra/Dimensi ) dan bola, piramid, kubus ( 3 matra/Dimensi ).
2. Karya-karya Arsitektur mampu dan sangat sempurna untuk mengekspresikan
space/ruang (ciri utama ruang adalah: ada tapi tidak dapat dilihat ) yang diwa-kili
oleh kaca lebar dan bidang-bidang polos (Kaca adalah elemen ruang yang
sangat tepat untuk mewakili ruang, karena kaca juga memiliki ciri `ada tapi tak
terlihat’. Bidang polos pun dianggap sebagai pengekspresi ruang).
22
4. PERIODE III fase I (1949 – 1958).
Pada periode ini penyatuan antara karakter bangunan dengan fungsi,
perancangan tidak hanya mempertimbangkan bagian dalamnya saja, tetapi juga hu-bungannya
dengan keadaan lingkungan di mana bangunan tersebut akan berdiri
(misalnya : iklim).
Bangunan yang ercipta mencerminkan suatu dialogi dengan teknologi, hal ini
terlihat dari penggunaan produk baru, seperti; baja, alumunium, metal, beton prace-tak.
Yang penggunaannya dapat dibagi menjadi dua prinsip dasar yang berbeda
yaitu:
Dilihat dari segi keindahan eksterior dan interior (estetika).
Dilihat dari metode produksi (efisiensi).
Ciri-ciri lain pada bangunan masa ini adalah:
1. Penggunaan bidang kaca yang lebar.
2. Penggunaan dinding penyekat yang diproduksi secara industrial.
3. Permukaan bangunan mulai agak kasar. (menjurus ke brutalisme).
23. 4. Sistem “cantilever” dengan tujuan untuk mendapatkan lantai lebih luas.
Ada 5 aliran yang berkembang pada masa ini (1950an):
1. Aliran “penyederhanaan bentuk” (minimalism), di dalam kesederhanaan berusaha
mencapai efek yang kaya. Bentuknya lurus-lurus hampir sama untuk berbagai
jenis bangunan. ( tokohnya : Mies-van de Rohe).
2. Aliran “bentuk sesuai dengan fungsi dan bahan”, bila ada bagian yang perlu di -
tonjolkan akan dibuat menonjol, sehingga ada variasi pada bentuk masanya. Ali -
ran ini bentuknya lebih plastis dibandingkan aliran di atas. (tokohnya: Alvar
Aalto).
3. Aliran “pernyataan bentuk melalui struktur” (experimental structure), bentuk terla-hir
dari permainan gaya-gaya struktural, sehingga tercipta bangunan yang isti-mewa
bentuknya dan berskala besar.(tokohnya: Eero Saarinen).
4. Aliran “organik” (organic architecture), berusaha menghubungkan alam dan ling-kungan
ke dalam pemecahan masalah arsitektural (tokohnya: Frank Lloyd
23
Wright).
5. Aliran “perubahan sikap terhadap zaman yang lampau”, menggunakan kembali
langgam- langgam dari masa lalu yang sudah dipermodern dan disederhanakan.
(tokohnya : Minoru Yamasaki).
5. PERIODE III fase II (1958 – 1966).
Setelah mengalami beberapa variasi sebagai akibat dari kemajuan teknologi
dan pandangan-pandangan pada fase I dan periode sebelumnya. Pada fase ini tim-bul
dua aliran yang menonjol di Eropa dan Amerika yaitu:
1. Aliran “Brutalisme”, berasal dari beton brut (beton telanjang), yang dipakai oleh
Le Corbusier pada bangunan Unite d’Habitation di Marseilles. Bangunan yang
dibuat dengan gaya seperti ini, yaitu menggunakan bahan bangunan yang ka-sar,
seperti beton expose, batu bata kasar dan bahan lain yang sejenis terma-suk
di dalam aliran ini. Brutalisme mengalami dua fase, yaitu:
24. Ø Brutalisme dalam artian sempit dalam lingkungan Smitthsons (Inggris),
lebih mementingkan etika dari pada estetika.
Ø Internasional Brutalisme, disini lebih bertujuan pada estetika.
Brutalisme memulai suatu perancangnan dari kumpulan ruang yang kecil dan
terpisah serta dihubungkan dengan elemen-2 fungsional yang bebas dan dengan
indah dikembangkan ketika bergabung bersama. Bentuk keseluruhan dari bangunan
merupakan faktor yang menentukan, tetapi bagian-bagian individual dinyatakan
dengan tegas dan teliti. (tokohnya: Le Corbusier, Paul Rudolph, Michael Kallmenn,
Eero Sarine, Kenzo Tange, Stubbin).
2. Aliran “Formalisme” ,perancangan bangunan berdasarkan segi estetika, lebih
menonjolkan bentuk bangunan. Penampilan dipengaruhi oleh faktor emosi dan
perasaan dari arsitek, fungsi dinomer duakan, bentuk luar tidak sesuai dengan
fungsinya. Slogan “Form follows function” dirubah menjadi “Form evokes func-tion”
(bentuk menciptakan fungsi), bentuk adalah merupakan titik tolak peran-cangan.
Formalisme dipengaruhi aliran lainnya:
Ø Formalisme vs Brutalisme; bertitik tolak pemikiran yang sama yaitu tech-nical
excellence, kekuatan teknik sebagai suatu cara untuk mencapai
keindahan ideal. (Paul Rudolph).
Ø Formalisme vs Neo-Historisme; ditrapkan bentuk-bentuk masa lampau
yang tujuannya untuk mencapai estetika, perletakan masa simetris, ada
plaza di tengah dan penyusunan ruangnya sama dengan masa abad XIX.
Faham dan aliran yang berkembang pada arsitektur modern memang banyak,
namun perbedaannya sangat tipis. Dan sering perbedaan ini lebih banyak disebab-kan
oleh penekanan permasalahan yang berbeda, sedangkan inti permasalahannya
sama, yaitu ingin menciptakan arsitektur yang efisien.
Setelah berjalan beberapa lama, maka arsitektur modern dapat disimpulkan
24
mempunyai ciri sebagai berikut:
- Terlihat mempunyai keseragaman dalam penggunaan skala manusia.
25. - Bangunan bersifat fungsional, artinya sebuah bangunan dapat mencapai tu-juan
semaksimal mungkin, bila sesuai dengan fungsinya.
- Bentuk bangunan sederhana dan bersih yang berasal dari seni kubisme dan
abstrak yang terdiri dari bentuk-bentuk aneh, tetapi intinya adalah bentuk segi
empat.
- Konstruksi diperlihatkan.
- Pemakaian bahan pabrik yang diperlihatkan secara jujur, tidak diberi ornamen
25
atau ditempel - tempel.
- Interior dan eksterior bangunan terdiri dari garis-garis vertikal dan horisontal.
- Konsep open plan, yaitu membagi dalam elemen-elemen struktur primer dan
sekunder, dengan tujuan untuk mendapatkan fleksibelitas dan variasi di da-lam
bangunan.
Karakter arsitektur modern, menurut Bruno Taut:
- Bangunan mencapai kegunaan semaksimal mungkin, menjadi syarat utama
dari bangunan.
- Material dan sistem bangunan yang digunakan ditempatkan sesudah syarat di
atas.
- Keindahan tercapai dari hubungan langsung antara bangunan dan kegunaan-nya,
ketepatan penggunaan material dan keindahan sistem konstruksi.
- Esteika dari arsitektur baru tidak mengenal perbedaan antara depan dengan
belakang, facde dengan rencana lantai, jalan dengan halaman dalam; tidak
ada detail yang berdiri sendiri, tetapi merupakan bagian yang diperlukan bagi
keseluruhan.
- Pengulangan tidak lagi dianggap sebagai sesuatu yang harus dihindarkan, te-tapi
merupakan alat yang penting dalam ekspresi artistik.
B. Periode Sejarah Arsitektur Postmodern
Pengertian Arsitektur postmodern :
Arsitektur yang sudah melepaskan diri dari aturan-aturan modernisme. Tapi
kedua-duanya masih eksis.
26. Anak dari Arsitektur Modern. Keduanya masih memiliki sifat/ karakter yang
26
sama.
Koreksi terhadap kesalahan Arsitektur Modern. Jadi hal-hal yang benar dari
Arsitektur Modern tetap dipakai.
Merupakan pengulangan periode 1890-1930.
Arsitektur yang menyatu-padukan Art dan Science, Craft dan Technology,
Internasional dan Lokal. Mengakomodasikan kondisi-kondisi paradoksal dalam
arsitektur.
Tidak memiliki hubungan sama sekali dengan Arsitektur Modern.
Arsitektur Post Modern lahir karena beberapa hal antara lain Arsitektur Mod-ern
dipermalukan karena tidak begitu menghargai sejarah ,kemudian terjadinya
Gerakan Internasional Mahasiswa di berbagai negara dengan tujuan secara umum
yang sama yaitu menuntut kebebasan karena sebelum masa pemberontakan terse-but
pada umumnya pusat-pusat intelektual /sekolah-sekolah secara politik dikuasai
pemerintah sehingga melalui gerakan mahasiswa ini kemandirian mahasiswa dihar-gai.
Kemudian tumbuhnya peristiwa kebudayaan dalam gaya hidup dan munculnya
demonstrasi orang tua yang menurut mereka orang-orang modern bisanya cuma
merusak bukan memelihara . Aliran Late Modern itu sendiri merupakan aliran Mod-ern
karena pada dasarnya hanya mengolah segi bahan , tampak dan struktur ban-gunan,
sedangkan Post Modern sautu mutasi karena mencoba memasukkan kembali
nilai-nilai sejarah dan tradisional dalam arsitektur ,suatu hal yang sebelumnya san-gat
ditentang Modernisme.
Post Modern timbul pada saat aliran Modern sudah mencapai klimaks
pertumbuhannya dan sebagai suatu aliran baru yang merupakan perubahan drama-tis
arsitektur Modern dan Internasional Style . Reaksi lain yang timbul adalah slogan
‘ Less is More ‘ diubah menjadi ‘ Less is Bore ‘ oleh Venturi . Istilah Post Modern
pertama kali oleh Arnold Toynbee, tetapi bukan dalam konteks Arsitektur . Kemudian
dipindahkan dalam konteks Arsitektur oleh Arsitek Joseph Hudnut pada tahun 1949
dan kemudian Geoffrey Barraclouyh ( sesudah Toynbee ) yaitu untuk menggambar-kan
suatu jaman yang penuh dengan keanekaragaman dalam peradaban yang
saling berdampingan satu dengan yang lainnya .
27. Arsitektur PostModern bermula dari kejenuhan masyarakat terhadap arsitek-tur
modern, maka timbullah gerakan pembenahan dari para arsitek Arsitektur post
modern ini muncul dalam tiga versi atau sub langgam yaitu: purna modern, pasca
modern, dan dekonstruksi. Arsitektur purna modern dan neo modern merupakan ha-sil
pemikiran arsitektur untuk mengkoreksi degradasi yang terjadi.
Ciri -ciri umum Arsitektur postmodern: Untuk lebih memperjelas pengertian arsitek-turpost
modern, Charles Jencks memberikan daftar ciri–ciri sebagai berikut:
1. Ideological adalah Suatu konsep bersistem yang menjadi asas pendapat untuk
memberikan arah dan tujuan. Jadi dalam pembahasan Arsitektur post modern,
ideological adalah konsep yang memberikan arah agar pemahaman arsitektur
post modern bisa lebih terarah dan sistematis.
a) Double coding of Style
Bangunan post modern adalah suatu paduan dari dua gaya atau style, yaitu
: Arsitektur modern dengan arsitektur lainnya.
27
b) Popular and pluralist
Ide atau gagasan yang umum serta tidak terikat terhadap kaidah tertentu,
tetapi memiliki fleksibilitas yang beragam. Hal ini lebih baik dari pada gaga-san
tunggal.
c) Semiotic form
Penampilan bangunan mudah dipahami, Karena bentuk–bentuk yang ter-cipta
menyiratkan makna atau tujuan atau maksud.
d) Tradition and choice
Merupakan hal–hal tradisi dan penerapannya secara terpilih atau disesuai -
kan dengan maksud atau tujuan perancang.
e) Artist or client
Mengandung dua hal pokok yaitu: Bersifat seni (intern) dan Bersifat umum
(extern) Yang menjadi tuntutan perancangan sehingga mudah dipahami se-cara
umum.
f) Elitist and participative
Lebih menonjolkan suatu kebersamaan serta mengurangi sikap borjuis se-perti
dalam arsitektur modern.
28. 28
g) Piecemal
Penerapan unsur–unsur dasar, secara sub–sub saja atau tidak menyeluruh.
Unsur–unsur dasar seperti: sejarah, arsitektur vernakular, lokasi, dan lain–
lain.
h) Architect, as representative and activist
Arsitek berlaku sebagai wakil penerjemah, perancangan dan secara aktif
berperan serta dalam perancangan.
2. Stylitic (ragam) adalah Gaya adalah suatu ragam (cara, rupa, bentuk, dan seba-gainya)
yang khusus. Pengertian gaya – gaya dalam arsitektur post modern
adalah suatu pemahaman bentuk, cara, rupa dan sebagainya yang khusus men-genai
arsitektur post modern:
a) Hybrid Expression adalah Penampilan hasil gabungan unsur–unsur modern
dengan: Vernacular, Local, Metaphorical, Revivalist, Commercial, dan
contextual.
b) Complexity adalah Hasil pengembangan ideology–ideology dan ciri–ciri
post modern yang mempengaruhi perancangan dasar sehingga menampil-kan
perancangan yang bersifat kompleks. Pengamat diajak menikmati,
mengamati, dan mendalami secara lebih seksama.
c) Variable Space with surprise adalah Perubahan ruang–ruang yang tercipta
akibat kejutan, misalnya: warna, detail elemen arsitektur, suasana interior
dan lain–lain.
d) Conventional and Abstract Form adalah menampilkan bentuk konvensional
dan bentuk-bentuk yang rumit (popular), sehingga mudah ditangkap ar-tiinya.
e) Eclectic adalah Campuran langgam–langgam yang saling berintegrasi se-cara
kontinu untuk menciptakan unity.
f) Semiotic adalah Arti yang hendak di tampilkan secara fungsi.
g) Varible Mixed Aesthetic Depending On Context Expression on content and
semaic appropriateness toward function. Gabungan unsur estetis dan
fungsi yang tidak mengacaukan fungsi.
h) Pro Or Organic Applied Ornament adalah Mencerminkan kedinamisan se-suatu
yang hidup dan kaya ornamen.
i) Pro Or Representation adalah Menampilkan ciri–ciri yang gamblang se-hingga
dapat memperjelas arti dan fungsi.
29. j) Pro-metaphor adalah Hasil pengisian bentuk–bentuk tertentu yang dite-rapkan
pada desain bangunan sehingga orang lebih menangkap arti dan
29
fungsi bangunan.
k) Pro-Historical reference adalah Menampilkan nilai-nilai histori pada setiap
rancangan yang menegaskan ciri-ciri bangunan.
l) Pro-Humor ialah Mengandung nilai humoris, sehingga pengamat diajak un-tuk
lebih menikmatinya.
m) Pro-simbolic adalah Menyiratkan simbol-simbol yang mempermudah arti
dan yang dikehendaki perancang.
3. Design Ideas adalah suatu gagasan perancangan. Pengertian ide-ide desain
dalam Arsitektur Post Modern yaitu suatu gagasan perancangan yang menda-sari
Arsitektur Post Modern.
a) Contextual Urbanism and Rehabilitation ialah Kebutuhan akan suatu fasilitas
yang berkaitan dengan suatu lingkungan urban.
b) Functional Mixing ialah Gabungan beberapa fungsi yang menjadi tuntutan
dalam perancangan.
c) Mannerist and Baroque ialah Kecenderungan untuk menonjolkan diri.
d) All Phetorical Means ialah Bentuk rancangan yang berarti.
e) Skew Space and Extensions adalah Pengembangan rancangan yang asime-tris-
dinamis.
f) Street Building.
g) Ambiquity adalah Menampilkan ciri-ciri yang mendua atau berbeda tetapi
masih unity dalam fungsi.
h) Trends to Asymetrical Symetry adalah Menampilkan bentuk-bentuk yang
berkesan keasimetrisan yang seimbang.
30. BAB III
KESIMPULAN
30
A. KESIMPULAN
Arsitektur klasik aadalah gaya bangunan dan teknik mendesain yang men-gacu
pada zaman klasik Yunani, seperti yang digunakan di Yunani kuno
pada periode Helenistik dan Kekaisaran Romawi. Arsitektur klasik dari
bangsa yunani merupakan dasar dari bangunan-bangunan klasik saat ini.
Dari mulai masa kejayaan yunani kuno sampai kejatuhan kerajaan ro-mawi,
banyak bangunan-bangunan besar yang dibangun menggunakan
keahlian arsitektur handal.
Arsitektur modern adalah sebuah sesi dalam perkembangan arsitektur di -
mana ruang menjadi objek utama untuk diolah. Jika pada masa sebelum-nya
arsitektur lebih memikirkan bagaimana cara mengolah façade, orna-men,
dan aspek-aspek lain yang sifatnya kualitas fisik, maka pada masa
arsitektur modern kualitas non- fisik lah yang lebih dipentingkan. Fokus
dalam arsitektur modern adalah bagaimana memunculkan sebuah gaga-san
ruang, kemudian mengolah dan mengelaborasinya sedemikian rupa,
hingga akhirnya diartikulasikan dalam penyusunan elemen-elemen ruang
secara nyata.