PPT ini merupakan tugas yang diberikan oleh Dosen: Khoirul Anwar, M.Ag
Disusun oleh kelompok 2 kelas IF B1
Dengan tema Al- Qur'an dan wahyu
Terimakasih....
Sebelum Anda "Download" Silahkan "Follow" atau Beri "Like" terlebih dahulu. Thx.
Bagi yang membutuhkan INHOUSE TRAINING, Silahkan Hubungi : 0878-7063-5053 (Fast Response) TARIF PELATIHAN SANGAT MURAH !!!
Bagi Siapa saja yang butuh Jasa Konsultan Sptiritual Bisnis & Training SDM dapat menghubungi Kami : 0878-7063-5053 (Fast Response)
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum. Wr. Wb..
Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul ”DAMPAK GLOBALISASI TERHADAP POLITIK”.
Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Raha, Desember 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 1
C. Tujuan........................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................ 3
1. Pengetian Globalisasi.............................................................................. 3
2. Dampak Globalisasi Terhadap Bidang Politik Di Indonesia................... 4
3. Langkah Langkah Yang Perlu Diambil Indonesia Dalam Menghadapi
Dampak Globalisasi.................................................................................. 8
BAB III PENUTUP..................................................................................... 10
A. Kesimpulan.......................................................................................... 10
B. Saran.............................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 11
PPT ini merupakan tugas yang diberikan oleh Dosen: Khoirul Anwar, M.Ag
Disusun oleh kelompok 2 kelas IF B1
Dengan tema Al- Qur'an dan wahyu
Terimakasih....
Sebelum Anda "Download" Silahkan "Follow" atau Beri "Like" terlebih dahulu. Thx.
Bagi yang membutuhkan INHOUSE TRAINING, Silahkan Hubungi : 0878-7063-5053 (Fast Response) TARIF PELATIHAN SANGAT MURAH !!!
Bagi Siapa saja yang butuh Jasa Konsultan Sptiritual Bisnis & Training SDM dapat menghubungi Kami : 0878-7063-5053 (Fast Response)
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum. Wr. Wb..
Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul ”DAMPAK GLOBALISASI TERHADAP POLITIK”.
Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Raha, Desember 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 1
C. Tujuan........................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................ 3
1. Pengetian Globalisasi.............................................................................. 3
2. Dampak Globalisasi Terhadap Bidang Politik Di Indonesia................... 4
3. Langkah Langkah Yang Perlu Diambil Indonesia Dalam Menghadapi
Dampak Globalisasi.................................................................................. 8
BAB III PENUTUP..................................................................................... 10
A. Kesimpulan.......................................................................................... 10
B. Saran.............................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 11
1. BAB 1BAB 1
PENGERTIAN AQIDAHPENGERTIAN AQIDAH
AqidahAqidah adalah ikatan dan perjanjian yang kokoh. Manusia dalam hidup ini terpolaadalah ikatan dan perjanjian yang kokoh. Manusia dalam hidup ini terpola
dalam ikatan dan perjajian baik dengan Allah, dengan sesama manusia maupun dengandalam ikatan dan perjajian baik dengan Allah, dengan sesama manusia maupun dengan
alam lainnya. jika seseorang terikat dengan kekafiran disebut aqidah kafir, jika terikatalam lainnya. jika seseorang terikat dengan kekafiran disebut aqidah kafir, jika terikat
dengan kemusyrikan disebut aqidah musyrik, jika terikat keislaman disebut aqidah Islam,dengan kemusyrikan disebut aqidah musyrik, jika terikat keislaman disebut aqidah Islam,
dan seterusnya.dan seterusnya.
Adapun rukun Iman yang populer ada enam, yaitu :Adapun rukun Iman yang populer ada enam, yaitu :
1. Iman kepada Allah1. Iman kepada Allah
2. Iman kepada Malaikat2. Iman kepada Malaikat
3. Iman kepada Kitab Allah3. Iman kepada Kitab Allah
4. Iman kepada Rasul Allah4. Iman kepada Rasul Allah
5. Iman kepada Hari Akhir5. Iman kepada Hari Akhir
6. Iman kepada Qadha dan Qadar.6. Iman kepada Qadha dan Qadar.
Rukun Iman ini tersimpul kokoh dalam hati bersifat mengikat dan mengandungRukun Iman ini tersimpul kokoh dalam hati bersifat mengikat dan mengandung
perjanjian dengan Allah sebagai rukun pertama.perjanjian dengan Allah sebagai rukun pertama.
Pengertian Aqidah secara istilah, dapat dilihat dari beberapa pandangan tokohPengertian Aqidah secara istilah, dapat dilihat dari beberapa pandangan tokoh
berikut ini. Menurut Hasan Al-Banna,berikut ini. Menurut Hasan Al-Banna, AqidahAqidah adalah beberapa perkara yang wajibadalah beberapa perkara yang wajib
diyakini kebenaran-Nya oleh hati, mendatangkan ketentraman jiwa, menjadi keyakinandiyakini kebenaran-Nya oleh hati, mendatangkan ketentraman jiwa, menjadi keyakinan
yang tidak tercampur sedikitpun dengan keragu-raguan. Menurut Abu Bakar Al-Jazair,yang tidak tercampur sedikitpun dengan keragu-raguan. Menurut Abu Bakar Al-Jazair,
AqidahAqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara mudah oleh manusiaadalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara mudah oleh manusia
berdasarkan akal, wahyu dan fithrah.berdasarkan akal, wahyu dan fithrah.
2. BAB 1BAB 1
PENGERTIAN AQIDAHPENGERTIAN AQIDAH
AqidahAqidah adalah ikatan dan perjanjian yang kokoh. Manusia dalam hidup ini terpolaadalah ikatan dan perjanjian yang kokoh. Manusia dalam hidup ini terpola
dalam ikatan dan perjajian baik dengan Allah, dengan sesama manusia maupun dengandalam ikatan dan perjajian baik dengan Allah, dengan sesama manusia maupun dengan
alam lainnya. jika seseorang terikat dengan kekafiran disebut aqidah kafir, jika terikatalam lainnya. jika seseorang terikat dengan kekafiran disebut aqidah kafir, jika terikat
dengan kemusyrikan disebut aqidah musyrik, jika terikat keislaman disebut aqidah Islam,dengan kemusyrikan disebut aqidah musyrik, jika terikat keislaman disebut aqidah Islam,
dan seterusnya.dan seterusnya.
Adapun rukun Iman yang populer ada enam, yaitu :Adapun rukun Iman yang populer ada enam, yaitu :
1. Iman kepada Allah1. Iman kepada Allah
2. Iman kepada Malaikat2. Iman kepada Malaikat
3. Iman kepada Kitab Allah3. Iman kepada Kitab Allah
4. Iman kepada Rasul Allah4. Iman kepada Rasul Allah
5. Iman kepada Hari Akhir5. Iman kepada Hari Akhir
6. Iman kepada Qadha dan Qadar.6. Iman kepada Qadha dan Qadar.
Rukun Iman ini tersimpul kokoh dalam hati bersifat mengikat dan mengandungRukun Iman ini tersimpul kokoh dalam hati bersifat mengikat dan mengandung
perjanjian dengan Allah sebagai rukun pertama.perjanjian dengan Allah sebagai rukun pertama.
Pengertian Aqidah secara istilah, dapat dilihat dari beberapa pandangan tokohPengertian Aqidah secara istilah, dapat dilihat dari beberapa pandangan tokoh
berikut ini. Menurut Hasan Al-Banna,berikut ini. Menurut Hasan Al-Banna, AqidahAqidah adalah beberapa perkara yang wajibadalah beberapa perkara yang wajib
diyakini kebenaran-Nya oleh hati, mendatangkan ketentraman jiwa, menjadi keyakinandiyakini kebenaran-Nya oleh hati, mendatangkan ketentraman jiwa, menjadi keyakinan
yang tidak tercampur sedikitpun dengan keragu-raguan. Menurut Abu Bakar Al-Jazair,yang tidak tercampur sedikitpun dengan keragu-raguan. Menurut Abu Bakar Al-Jazair,
AqidahAqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara mudah oleh manusiaadalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara mudah oleh manusia
berdasarkan akal, wahyu dan fithrah.berdasarkan akal, wahyu dan fithrah.
3. BAB 1BAB 1
PENGERTIAN AQIDAHPENGERTIAN AQIDAH
AqidahAqidah adalah ikatan dan perjanjian yang kokoh. Manusia dalam hidup ini terpolaadalah ikatan dan perjanjian yang kokoh. Manusia dalam hidup ini terpola
dalam ikatan dan perjajian baik dengan Allah, dengan sesama manusia maupun dengandalam ikatan dan perjajian baik dengan Allah, dengan sesama manusia maupun dengan
alam lainnya. jika seseorang terikat dengan kekafiran disebut aqidah kafir, jika terikatalam lainnya. jika seseorang terikat dengan kekafiran disebut aqidah kafir, jika terikat
dengan kemusyrikan disebut aqidah musyrik, jika terikat keislaman disebut aqidah Islam,dengan kemusyrikan disebut aqidah musyrik, jika terikat keislaman disebut aqidah Islam,
dan seterusnya.dan seterusnya.
Adapun rukun Iman yang populer ada enam, yaitu :Adapun rukun Iman yang populer ada enam, yaitu :
1. Iman kepada Allah1. Iman kepada Allah
2. Iman kepada Malaikat2. Iman kepada Malaikat
3. Iman kepada Kitab Allah3. Iman kepada Kitab Allah
4. Iman kepada Rasul Allah4. Iman kepada Rasul Allah
5. Iman kepada Hari Akhir5. Iman kepada Hari Akhir
6. Iman kepada Qadha dan Qadar.6. Iman kepada Qadha dan Qadar.
Rukun Iman ini tersimpul kokoh dalam hati bersifat mengikat dan mengandungRukun Iman ini tersimpul kokoh dalam hati bersifat mengikat dan mengandung
perjanjian dengan Allah sebagai rukun pertama.perjanjian dengan Allah sebagai rukun pertama.
Pengertian Aqidah secara istilah, dapat dilihat dari beberapa pandangan tokohPengertian Aqidah secara istilah, dapat dilihat dari beberapa pandangan tokoh
berikut ini. Menurut Hasan Al-Banna,berikut ini. Menurut Hasan Al-Banna, AqidahAqidah adalah beberapa perkara yang wajibadalah beberapa perkara yang wajib
diyakini kebenaran-Nya oleh hati, mendatangkan ketentraman jiwa, menjadi keyakinandiyakini kebenaran-Nya oleh hati, mendatangkan ketentraman jiwa, menjadi keyakinan
yang tidak tercampur sedikitpun dengan keragu-raguan. Menurut Abu Bakar Al-Jazair,yang tidak tercampur sedikitpun dengan keragu-raguan. Menurut Abu Bakar Al-Jazair,
AqidahAqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara mudah oleh manusiaadalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara mudah oleh manusia
berdasarkan akal, wahyu dan fithrah.berdasarkan akal, wahyu dan fithrah.
4. Sedangkan pendapat para tokoh diatas, dapat disimpulkan bahwa aqidah yangSedangkan pendapat para tokoh diatas, dapat disimpulkan bahwa aqidah yang
benar yaitu aqidah yang dapat dipahami oleh akal sehat dan diterima oleh hati karenabenar yaitu aqidah yang dapat dipahami oleh akal sehat dan diterima oleh hati karena
sesuai dengan fitrah manusia. Alat ukur aqidah seseorang adalah hati. Tentu yang palingsesuai dengan fitrah manusia. Alat ukur aqidah seseorang adalah hati. Tentu yang paling
tepat mengukur hati adalah dirinya sendiri. Oleh karna itu, mengukur aqidah seseorangtepat mengukur hati adalah dirinya sendiri. Oleh karna itu, mengukur aqidah seseorang
hanya akan akurat manakala dievaluasi oleh pemilik hati itu sendiri. Orang lain tidak bisahanya akan akurat manakala dievaluasi oleh pemilik hati itu sendiri. Orang lain tidak bisa
menilai aqidah seseorang. Contohnya, orang yang berbeda Agama dapat saling menilaimenilai aqidah seseorang. Contohnya, orang yang berbeda Agama dapat saling menilai
aqidah orang lain, karena dirinya sendiri sudah mengklaim beda aqidah. Jadi, yangaqidah orang lain, karena dirinya sendiri sudah mengklaim beda aqidah. Jadi, yang
pertama kali menilai beda aqidah adalah dirinya sendiri. Baru kemudian direfleksikanpertama kali menilai beda aqidah adalah dirinya sendiri. Baru kemudian direfleksikan
dalam mengukur aqidah orang lain.dalam mengukur aqidah orang lain.
Agar tidak salah dalam menilai aqidah sendiri, perlu melihat pada petujuk - petunjukAgar tidak salah dalam menilai aqidah sendiri, perlu melihat pada petujuk - petunjuk
yang diberikan oleh Allah dalam Al-Quran ditambah dangan petunjuk – petunjuk Rasulyang diberikan oleh Allah dalam Al-Quran ditambah dangan petunjuk – petunjuk Rasul
Allah dalam Hadits. Setelah itu, perlu melihat penjelasan ulama yang otoritatif. Dalam halAllah dalam Hadits. Setelah itu, perlu melihat penjelasan ulama yang otoritatif. Dalam hal
ini potensi akal sehat sangat diperlukan. Allah mendorong manusia untuk berfikirini potensi akal sehat sangat diperlukan. Allah mendorong manusia untuk berfikir
mengoptimalkan akalnya,mengoptimalkan akalnya,
Jika terjadi pertentangan antara akal dan hati tentang akidah, maka akan timbulJika terjadi pertentangan antara akal dan hati tentang akidah, maka akan timbul
keragu-raguan. Keragu-raguan akan menimbulkan kemunafikan. Kemunafikan adalahkeragu-raguan. Keragu-raguan akan menimbulkan kemunafikan. Kemunafikan adalah
tipuan yang paling berbahaya. Sesungguhnya orang menafik telah menipu Allah dantipuan yang paling berbahaya. Sesungguhnya orang menafik telah menipu Allah dan
Allah akan membalas tipuan tersebut. Allah berfirman dalam QS. An-Nisa / 4 ayat 142 :Allah akan membalas tipuan tersebut. Allah berfirman dalam QS. An-Nisa / 4 ayat 142 :
Yang artinya :Yang artinya :
Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalasSesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas
tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas.tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas.
Mereka bermaksud riya (dengan Shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah merekaMereka bermaksud riya (dengan Shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka
menyebut Allah kecuali sedikit sekali.menyebut Allah kecuali sedikit sekali.
5. Orang yang mengikuti petunjuk Al-Qur’an akan mampu meningkatkan ilmu. DenganOrang yang mengikuti petunjuk Al-Qur’an akan mampu meningkatkan ilmu. Dengan
meningkatnya ilmu, akan meningkat kekokohan akidahnya. Allah berfirman dalam QS.meningkatnya ilmu, akan meningkat kekokohan akidahnya. Allah berfirman dalam QS.
Al-Hajj / 22 ayat 54 :Al-Hajj / 22 ayat 54 :
Yang artinya :Yang artinya :
““Dan agar orang-orang yang diberi ilmu meyakini bahwasannya Al-Qur’an itulah yang hakDan agar orang-orang yang diberi ilmu meyakini bahwasannya Al-Qur’an itulah yang hak
dari Tuhan Mu lalu mereka beriman dan untuk hati mereka kepadanya dan sesungguhnyadari Tuhan Mu lalu mereka beriman dan untuk hati mereka kepadanya dan sesungguhnya
Allah adalah pemberi petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus”.Allah adalah pemberi petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus”.
6. BAB 2BAB 2
IMAN KAMIL SEBAGAI CIRI MUKMIN SEJATIIMAN KAMIL SEBAGAI CIRI MUKMIN SEJATI
Al-Qur’anAl-Qur’an mengemukakan iman dengan menggunakan bentuk katamengemukakan iman dengan menggunakan bentuk kata
yang bervariasi, diantaranya bentuk indifinitiyang bervariasi, diantaranya bentuk indifiniti imananaimanana disebutkandisebutkan
dengan 7 kali. Bentuk katadengan 7 kali. Bentuk kata imananaimanana ini jumlahnya sebanding denganini jumlahnya sebanding dengan
katakata kufrkufr dalamdalam Al-Qur’anAl-Qur’an. Keseimbangan jumlah kata iman dengan. Keseimbangan jumlah kata iman dengan
antonimnyaantonimnya kufrkufr ini merupakan salah satu bukti kebenaran Al-Qur’an.ini merupakan salah satu bukti kebenaran Al-Qur’an.
Banyak ayat dalam Al-Qur’an yang menunjukan perbedaan antaraBanyak ayat dalam Al-Qur’an yang menunjukan perbedaan antara
iman kamil (semourna) dengan iman naqis ( tidak sempurna).iman kamil (semourna) dengan iman naqis ( tidak sempurna).
Perhatikan Al-Qur’an suraat Al-Hujurat / 49 ayat 14 :Perhatikan Al-Qur’an suraat Al-Hujurat / 49 ayat 14 :
Yang artinya :Yang artinya :
Orang-orang arab badui itu berkata : “Kamu telah beriman”. KatakanlahOrang-orang arab badui itu berkata : “Kamu telah beriman”. Katakanlah
(kepada mereka)”. Kamu belum beriman, tetapi katakanlah : “Kami telah(kepada mereka)”. Kamu belum beriman, tetapi katakanlah : “Kami telah
Islam”, karna iman itu belum masuk kedalam hatimu dan jika kamu taatIslam”, karna iman itu belum masuk kedalam hatimu dan jika kamu taat
kepada Allah dan Rasul-Nya dia tiada akan mengurangi sedikit punkepada Allah dan Rasul-Nya dia tiada akan mengurangi sedikit pun
(pahala) amalanmu, sesungguhnya Allah maha pengampun lagi maha(pahala) amalanmu, sesungguhnya Allah maha pengampun lagi maha
penyayang”.penyayang”.
Bukti kebenaran Al-Qur’an salah satunya tampak jelas padaBukti kebenaran Al-Qur’an salah satunya tampak jelas pada
keseimbangan jumlah bilangan kata dengan antonimnya, seperti ;keseimbangan jumlah bilangan kata dengan antonimnya, seperti ;
Al-BayabAl-Bayab (hidup) dengan(hidup) dengan Al-MawtAl-Mawt (mati), Al-Naf (manfaat) dengan(mati), Al-Naf (manfaat) dengan
Al-MadbarrabAl-Madbarrab (mudarat),(mudarat), Al-ImanAl-Iman dengandengan Al-KufrAl-Kufr, dan seterusnya., dan seterusnya.
7. Ayat di atas menjelaskan hakikat iman dan siapa sebenarnya yangAyat di atas menjelaskan hakikat iman dan siapa sebenarnya yang
dinilai oleh Allah sebagai orang mukmin. Ayat ini menurut Sayyid Quthb,dinilai oleh Allah sebagai orang mukmin. Ayat ini menurut Sayyid Quthb,
merupakan hakikat Aqidah dan syari`ah, serta hakikat eksistensimerupakan hakikat Aqidah dan syari`ah, serta hakikat eksistensi
kemanusiaan. Ayat ini turun berkaitan dengan serombongan orangkemanusiaan. Ayat ini turun berkaitan dengan serombongan orang
Badui dan Bani Asad ibn Khuzamah tahun IX Hijriah ketika terjadiBadui dan Bani Asad ibn Khuzamah tahun IX Hijriah ketika terjadi
paceklik di daerah mereka.*paceklik di daerah mereka.*
Orang-orang arab Badui menduga mereka telah beriman denganOrang-orang arab Badui menduga mereka telah beriman dengan
benar. Mereka berjata dengan lisan “….” (kami telah beriman), tetapibenar. Mereka berjata dengan lisan “….” (kami telah beriman), tetapi
Allah memerintahkan Nabi Muhammad Saw, katakan kepada mereka:Allah memerintahkan Nabi Muhammad Saw, katakan kepada mereka:
“kamu belum beriman secara mantap, sebab hati kamu belum“kamu belum beriman secara mantap, sebab hati kamu belum
sepenuhnya percaya, perbuatan kamupun belum mencerminkan imansepenuhnya percaya, perbuatan kamupun belum mencerminkan iman
seseuai dengan apa yang kamu katakan”. Tetapi, hai orang Badui!seseuai dengan apa yang kamu katakan”. Tetapi, hai orang Badui!
Katakanlah: “Kami telah tunduk kepadamu, yakni menampakanKatakanlah: “Kami telah tunduk kepadamu, yakni menampakan
ketundukan kami kepadamu”. Ucapan itu yang seharusnya dikatakanketundukan kami kepadamu”. Ucapan itu yang seharusnya dikatakan
oleh orang badui, karena iman belum masuk tertancap didalam hatioleh orang badui, karena iman belum masuk tertancap didalam hati
kamu sampai sekarang?kamu sampai sekarang?
8. Orang Arab Badui datang kepada Nabi Muhammad Saw, dengan harapan mendapat
bantuan Nabi Muhammad Saw. Mereka berkata: “kami datang kepadamu bersama sanak
keluarga kami tanpa mengangkat senjata melawanmu sebagaimana yang dilakukan beberapa
kelompok lain”. Ucapan ini dengan maksud agar Nabi Saw menilai kehadiran mereka sebagai
jasa yang wajar mendapat imbalan meteri.
Orang Arab Badui boleh jadi dalam benaknya merasa telah mencapai peringkat mukmin
sempurna. Sebab, dalam suatu riwayat dinyatakan bahwa beberapa orang diantara mereka
bersumpah bahwa mereka benar-benar telah beriman. Padahal mereka bertujuan menyebut-
nyebut jasa dengan dalih bahwa mereka telah beriman dan mengikuti nabi SAW. Dengan cara
itu, orang Badui marasa telah memberi nikmat kepada Nabi Saw dengan masuknya mereka
sebagai orang beriman. Allah Ta`ala dengan tegas menolak ucapan mereka, karena mereka
mengucap kaa-kata yang belum masuk dalam hati, sehingga belum disebut manusia beriman
secara sempurna.
dengan demikian, belum termasuk iman kamil (sempurna) walaupun keimanan itu di
ucapkan berkali-kali dalam mulud. Bahkan ucapan demikian cenderung menjadi ciri
kemunafikan. Mengaku beriman padahal sesungguhnya tidak beriman. Orang yang mengatakan
dengan mulud, apa yang tidak terkandung dalam hati disebut “lebih dekat dekat pada kekafiran
daripada keimanan”.
Firman Allah Ta’ala dalam QS. Ali-Imran / 3 ayat 167 :
Yang artinya :
Mereka berkata : “ Sekiranya kami mengetahui akan terjadi peperangan, tentulah kami mengikuti
kamu”. Mereka pada hari itu lebih dekat kepada kekafiran dari pada keimanan. Mereka
mengatakan dengan mulutnya apa yang tidak terkandung dalam hatinya. Dan Allah lebih
mengetahuinya apa yang mereka sembunyikan”.
9. Pengguna “….” yakni mulud-mulud mereka, bukan “….”(tidak mereka) untuk
mengsyaratkan apa yang mereka suarakan kosong dari makna. Itu sbabnya tidak
ada dalam hati. Al-Thabarsy memaknai “lebih dekat pada kekafiran daripada
keimanan” dengan munafik Sesungguhnya mereka terpisah antara ucapan lisn dan
hati, dengan berkata: “Sekiranya kami mengetahui akan terjadi peperangan, tentulah
kami mengikuti kamu (Muhammad Saw), tetapi menurud kami perang tidak akan
terjadi, karena itu kami tidak ikut. Hal ini diungkapkan dengan kasus gagalnya perang
Uhud yang menunjukan siapa yang nyata beriman, dan siapa yang munafik.
Perkataan mereka itu hanya di mulud, tidak ada dalam hati, karena didalam hati
mereka sebenarnya yakni akan ada perang.
10. BAB 3
PROSES KEIMANAN SESEORANG
Orang-orang mukmin yang mantap imannya hanyalah mereka yang membuktikan
pengakuan iman mereka dengan perkataan dan perbuatan. Oleh karena itu, tasbdiq dalam hati
agar sempurna perlu didukung oleh Ma’rifat (ilmu) yang benar agar perbuatan tidak menyimpang
dari sitem aturan Allah.
Sekarang bagaimana proses iman itu sendiri dalam hati tersebut.
Firman Allah dalam QS. Al-Anfal / 8 ayat 2 ;
Yang artinya :
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apa bila disebut nama
Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayay-ayat-Nya
bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakal”.
Sesungguhnya orna mukmin sejati jika disebut nama Allah, gemetar hati mereka karena
sadar akan kekuasaan. Hal ini sejalan dengan ayat : “Orang-orang yang beriman dan hati
mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah
hati menjadi tentram (QS. Al-Ra’du / 13 ayat 28).
Orang beriman menjawab: “Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah
sebaik-baik pelindung” (QS .Ali-Imran / 3 ayat 173). Melalui iman tersebut, bertambahlah
keimanan mereka, bukan semakin takut kepada musuh.
Hal ini dapat dipahami dari pernyataan Nabi Ibrahim A.S. dalam QS. Al-Baqarah / 2 ayat
260 :
Yang artinya :
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana
Engkau menghidupkan orang mati”. Allah berfirman “Belum yakinkah kamu?”. Ibrahim
menjawab: “Aku telah meyakininya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku)”.
11. Dalam banyak hal, seseorang telah percaya tetapin merasa kurang mantap karena belum
mengetahuinya. Oleh karena itu, orang mukmin yang gemetar hatinya lalu bertambah imannya
ketika mendengar atau membaca ayat-ayat Al-Qur’an, jika mereka memahami tentang isi yang
dibacanya.
Firman Allah Ta’ala dalam QS. Al-Fath / 48 ayat 4 :
Yang artinya
“Dia-lah yang menurunkan ketenangan kedalam hati orang-orang mu’min supaya
keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan
kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Bijaksana”.
bertambahnya iman, menunjuknan bahwa iman itu bertambah atau berkurang. Keimanan
yang bertambah atau berkurang itu dapat dibuktikan dari amal perbuatan seseorang,
(QS. Ali-Imran /3 ayat 173).
12. BAB 4
BERIMAN KEPADA ALLAH DAN RASUL-NYA
Islam menempatkan syahadatain sebagai pintu gerbang bawah seseorang
telah memiliki akidah Islam. Syabhadatain merupakan kunci pembuka pintu masuk
ke dalam wilayah islam. Konsekwesi dari dua kalimat syahadat adalah menerima
hukum-hukum allah dan Rasul-Nya.
Kita sudah hapal dua kalimat syahadat,akan tetapi banyak yang blum tahu
konsekkuesinya. Ketika seseorang akan masuk islam, maka ia harus mengucapkan
dua kalimat syahadat.”aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain allah,dan aku
bersaksi bahwa Nabi Muhammad itu utusan allah “.
Akan tetapi ,pemahaman kita yang terbatas pada pengakuan adanya Allah
tidak memiliki dampak yang signifikan terhadap perilaku kita .kita masih banyak yang
takut kepada selain Allah .kita masih banyak yang percaya kepada Allah juga dapat
menentukan nasip hidup kita. Kita tidak merasa bahwa segala kejadian yang muncul
di muka bumi ini adalah ats dasar kehendak dan hukum ketepatan dari Allah.
Apabila ada orang sakit,kemudian ia hanya mengucapkan berkali-kali “kina…
kina… kina” walaupun sampai beribu-ribu tetapi tidak memakan nya maka tidak akan
berfaedah ucapan tersebut. Demikian pula dua kalimat syahadat, tidak akan
bermanfaat jika hanya diucapkan tetapi tidak merasakan maknanya atau memahami
tanggung jawab ikrar tersebut.
Jadi, ucapan itu harus meresap kedalam hati nurani dan yakin benar
bersaksian diri sendiri itu berkaitan dengan tanggung jawab sendiri atas apa yang
diperbuat, sehingga kalimat syahadat mencegah kita melakukan suatu perbuatan
syirik, kecil maupun besar. Meskipun orang percaya pada keesaan Allah, tetapi
banyak terbenam dalam lumpur syirik dan kekufuran akibat dari kebodohan
memahami ucapan kalimat syahadat.
13. Dalam kalimt “Laa ilaaha illa Allah” mengandung arti bahwa Allah tidak berhajat kepada
seseorang, sedangkan yang lain behajat kepada Allah, terpaksa meminta-minta pertolongan
Allah dalam segala urusan kehidupan mereka. Semua keadaan manusia yang sampai kepada
kita semenjak masa yang paling lama dari sejarahnya, dan apa yang kita saksikan dari jejak-jejak
umat sepanjang masa senatiasa menjadikan sesuatu sebagai Tuhannya dan disembahnya.
Tetapi, manakala kejabilan (kebodohan) telah tersingkap dan cahaya ilmu dapat menembus
kedalam hatinya, ia tahu bahwa semua benda yang disembah sebagai Tuhan yang keliru adalah
nyata kelemahan dan tidak berdaya menolongnya.
Jadi dalam kalimat syahadat, terdapat makna agung, diantaranya :
1. Konsepsi ketuhanan yang benar. Akal manusia tidak sanggup mengetahui alam yang luas ini
awal dan kesudahannya, yang telah tercipta maupun yang belum, yang terjadi berulan-ulang,
atau sekali saja, hal-hal baru mempesonakan akal manusia, kecuali Allah Ta’ala telah
mengajarkannya;
2. Sifat-sifat ketuhanan semuannya tidak munkin terhimpun dalam dua atau lebih Dzat yang sama
banyaknya, karna satu yang lainnya akan saling menguasainya
14. 3. Jika anda melihat kosepsi ketuhanan kemudian melihat diri anda dan alam semesta, niscaya
anda akan mengatakan tidak lah memiliki sifat-sifat tersebut, karena semuanya berhajat pada
Allah Ta’ala.
4. Jika anda mendalami salah satu ilmu seperti ilmu fisika, ilmu kimia,ilmu falak,ilmau bumi, ilmu
biologi, kedoktetran, maka iman dan keyakinan anda akan bertambah kuat dan terbuka
bahwa tiap-tiap medan penyelidikan selalu ditemukan keagungan Allah pencipta segalanya.
Kemudian,dampak dari pemahaman,kalimat syahadat yang benar dalam kehidupan
manusia, yaitu :
1. Tidak munkin orang yang imannya benar akan menjadi seorang yang berpandangan sempit,
karna Allah yang diimani itu adalah pencipta semua mahluk dan kehidupan yang luas;
2. Dapat melahirkan harga diri yang terhormat, karena ia tahu bahwa pemilik semua adalah
Allah, sehingga apa yang diinginkan tinggal mengikuti hukum ketetapan yang ajarkan Allah;
3. Tidak ada jalan untuk mencapai keselamatan dan keberuntungan kecuali iman kepada Yang
Maha Kuasa dan Maha Adil;
4. Tidak akan mudah dihinggapi rasa takut dan putus asa, merasa hilang harapan, karena Allah
tiada terhingga pemberian-Nya;
5. Yang terpenting adalah menjadikan kita terikat dengan hukum-hukum Allah dan patuh
kepada_Nya.
15. Sesungguhnya tidak ada penghalang antara Allah dan hamba-Nya kecuali dosa dan
kebodohan hamba itu sendiri. Allah Maha Suci dan hanya dapat didekati dengan kesucian
pula. Jika manusia ingin berkomunikasi dengan Allah, maka dia harus bersuci dari hadast.
ketika ia akan shalat yang didalamnya terjalin komunikasi dengan Allah, ia harus berwudhu
dahulu atau bertayamum agar bersuci diri. Jika memiliki hadast besar, maka sebelum ia
berkomunikasi dengan Allah harus mandi terlebih dahulu. Ini menunjukan bahwa hanya
manusia yang selalu menjaga kesucian yang dapat menembus hijab dengan Allah. Jadi yang
membuka hijab itu bukan orang lain, bukan mahluk lain,tetapi diri kita sendiri.
Akidah islam adalah akidah Rubbubiyah dan Uluhiyah yang tidak ada kebatilan baik
datang dari depan maupun dari belakang. Akidah Rubbubiyah berkaitan dengan penciptan,
yaitu kebaikan-kebaikan yang diberikan Allah. Konseb rabb adalah konsep pertama kali
Tuhan memperkenalkan kepada Nabi Muhamad SAW. Misalny, dalam surat pertama kali
turun al-Alaq ayat 1-5, menggunakan istilan dengan nama rabb,bukan dengan nama Allah.
Artinya, yang pertama kali dikenalkan kebaikan Allah melaluai ciptaan-ciptaan-Nya.
Sedangkan aqidah ulubiyah berkaitan dengan ibadah dan mohon pertolongan hanya
kepada Allah. Setelah manusia paham akan kebaikan yang telah diberikan Allah, maka sudah
sepantasnya manusia beribadah kepada Allah.
16. Tidak ada diri seorang sahabat Nabi, atau para imam maupun fuqabah berani
menggeser dan mengubah aqidah Islam. Berbeda halnya dengan Agama Kristen, telah
diubah oleh Santo Paulus, hingga sebutannya pun menjadi Kristen Paulus, bukan Kristen Isa
Putra Maryam lagi. Padahal, dalam Al-Qur’an ditegaskan : “ Penciptaan Nabi Isa sama
dengan penciptaan Nabi Adam” (QS.AL-Imran / 3 ayat 59). Sebenarnya, Isa Putra Maryam
adalah tetap seperti nabi-nabi dan Rasul lainnya, bukan sebagai Tuhan sebagaimana yang
menjadi akidah umat Kristen sekarang ini.
Rasul itu mmpercayai apa yang diturunkan kepadanya dari Allah, begitu pula orang
beriman, semuanya percaya pada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan utusan-Nya
(mereka mengatakan) : “ Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara utusan-
utusan Allah itu” (QS.Al-Baqarah / 2 ayat 285).
Manusia tidak munkin mengetahui informasi tentang Allah,kecuali Allah sendiri
mengemukakan sifst-sifst-Nya melalui wahyu-Nya. Percaya kepada Rasul merupakan awal
pengenalan kepada Allah. Segala informasi berkenaan dengan Allah terkandung dalam
kumpulan wahyu yang dibawakan melalui seorang Rasul Allah.
Beriman kepada Allah merupakan hal yang pokok dan mendasar,merupakan dasar bagi
keimanan selanjutnya. Jika seorang telah beriman kepada Allah, maka apa saja yang datang
dari Allah akan diterimanya tanpa ragu. Tetapi hal itu tidak akan terjadi, kalau tidak menerima
kehadiran Rasul Allah itu sendiri sebagai penyampai kebenaran dari Allah.
Rasul adalah manusia pilihan yang menerima wahyu dari Allah untuk disampaikan
kepada umatnya dan sekaligus sebagai contoh konkrit pribadi manusia yang baik. Rasul Allah
ada yang dikisahkan dalam Al-Qur’an sehingga kita tahu nama-nama nya dan ada pula yang
tidah di kisahan sehingga kemungkinan kita tidak tahu lama sekali (QS. Al-Mu’min / 40 ayat
78 dan QS. An- Nisa / 4 ayat 164). Sebab, tidak ada satu umat pun melainkan telah datang
padanya suetu perinagtan yaitu seorang Rasul Allah (QS. Yunus /10 ayat 47 dan QS. Faatir /
35 ayat 24).
Rasul untuk manusia diangkat dari kalangan manusia sendiri. Dasarnya bukan hanya
untuk menyampaikan wahyu Allah melainkan mempraktekkan wahyu dalam kehidupan
sehari-hari (QS. Al-Kahfi / 18 ayat 110 dan QS.Al-Furqan / 25 ayat 20). Perubahan manusia
hanya munkin dilakukan dan diberi contoh oleh manusia sendiri. Sebab, jika tika begitu maka
akan jauh dari realitas kemanusiaan. Akan tetapi, Rasul itu tentu bukan lagi seorang laki-laki
biayasa, melainkan sudah pilihan Allah yang disuxikan (QS. Al- Ahzab / 33 ayat 40). Nabi
Muhamad adalah Rasul terahir untuk seluruh umat manusia, menjadi rahmat bagi seluruh
alam. Semua Rasul menyampaikan aqidah yang sama yaitu ketahuidan.
17. Aqidah Islam adalah ilmu tentang ke-Esa-an Allah. dalam bahasa Al-Qur’an dikenal
dengan istilah abad. Abad diabil dari bahasa arab yang artinya tunggal.
Dalam surat Al-Ikhlas / 112 ayat 1-4, disebutkan :
Yang artinya:
“Katakanlah bahwa dia (Allah) itu Ahad Allah tempat bergantungb Dia tidak beranak dan tidak
diperanak. Dan tidak ada yang menyamai Dia”
Allah itu Esa, Dialah Allah, tidak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan dia. Bagi Allah
segala puji didunia dan di akhirat, bagi Allah segala penentuan, hanya kepada Allah kita
semua akan dikembalikan (QS. Al-Qashshas / 28 ayat 62-63).
Menurut Al-Qur’an, orang yang tidak meng-Esa-An Allah akan meyesal diakhirat, mereka
ketika diadzhab kiranya ingin dahulu didunia menerima petunjuk. Petunjuk Allah hanya akan
diberikan kepada mereka yang ingin petunjuk Allah. Allah maha tau siapa yang menutup diri
dari hidayah atau siapa yang benar-benar ingin hidayah. Dalam hal ini sebenarnya
tergantung pada manusianya.
Orang yang tidak mempersekutukan Allah, hanya takut kepada Allah Yang Esa beriman
pada ayat-ayat Allah, mereka adalah seorang muslim yang mukhlis (QS. Al-Mu’minun / 23
ayat 57-59). Allah itu maha melindungi, akan tetapi tidak ada yang dilindungi dari azab-Nya
(QS. Al-Mu’minun / 23 ayat 88).
18. Allah itu Esa, Dia sekali-kali tidak mempunyai anak, jika ada lagi Tuhan selain Dia, maka
masing-masing Tuhan akan membawa mahluk yang dicipta-Nya masing-masing seperti
prasangka orang yang mengatakan Tuhan itu tiga atau lebih dari satu (QS. An-Mu’minun / 23
ayat 91).
Allah pemberi cahaya kepada langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah adalah seperti
sebuah lubang yang tidak tembus yang didalamnya ada pelita besar. Pelita itu didalam kaca
itu seakan-akan bintang yang bercahaya seperti mutiara yang dinyalakan dengan minyak dari
pohon yang banyak berkahnya yaitun poho zaitun yang tumbuh tidak sebelah timur dan tidak
pula sebelah barat ( tumbuh dipuncak bukit sehingga dapat sinar matahari baik diwaktu terbit
maupun diwaktu terbenam ), minyaknya saja hampir-hampir menerangi walaupun tidak
disentuh api. Cahaya diatas cahaya berlapis-lapis. Allah membimbing kepada cahaya siapa
yang dikehendaki-Nya ( QS. An-Nur / 24 ayat 35 ).
Kepunyaan Allah kerajaan langit dan bumi, dan dia tidak mempunyai anak dan tidak ada
sekutu bagi Allah dan kekuasaan-Nya itu. Dia telah menciptakan segala sesuatu dan
menetapkan ukuran-ukuran dengan serapih-rapihnya. Akan tetapi masih banyak orang yang
mengabil Tuhan-Tuhan selain Allah, yang Tuhan-Tuhan itu tidak menciptakan apapun,
bahkan Tuhan-Tuhan itu sendiri diciptakan,tidak kuasa menolak kemudharatan, tidak kuasa
mengabil kemanfaatan, tidak kuasa mematikan, tidak menghidupkan tidak pula
membangkitkan (QS. Al-Furqan / 25 ayat 2-3).
19. BAB 5
BERIMAN KEPADA QADHA DAN QADAR
Qadha dan qadar dibahas disini mengingat masih rentan orang memahami istilah
tersebut. Pemahaman tentang qadho dan qadar itu akan berpengaruh terhadap sikap hidup
manusia itu sendiri. Rukun iman yang lainnya, seperti iman kepada malaykat, kitab, dan hari
akhir sudah bisa dimaklumi relatif tidak menimbulkan beragam penafsiran.
Masalah qadho dan qadar dapat disatukan menjadi masalah taqdir. Masalah takdir
termasuk diantara masalah-masalah filosofis yang amat pelik dan rumit yang semenjak abad
pertama hijriyah telah menjadi bahan pembicaraan dikalangan pakar Muslim.
Allah menciptakan manusia beserta akal, kemauan dan kemampuan. Karena dengan akal
itu manusai dapat berfikir dan memilih, dengan kemauan dapat menentukan, dan dengan
kemauan dapat melaksanakan. Semua itu karunia Allah, takdir Allah, kehendak Allah.
Perhatikan surat al-Insan / 76 ayat 30 :
Yang artinya :
Dan kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali bila dikehendaki Allah. Sesungguhnya
Allah adalah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Manusia memiliki daya dan kekuatan bukan terpisah hanya karena dirinya sendiri
melainkan karena ada ketetapannya dari Allah Ta’ala. Atas dasar itu pula bisa dipahami, agar
manusia memahami ketetapan Allah. Oleh karena itu, manusia mempunyai tanggung jawab.
Qadha artinya ketetapan, sedangkan qadar artinya batasan, ukuran. Kata “ukuran”
seringkali menjadi makna yang hias (menyimpang) dalam pemahaman orang Islam. Akhirnya,
orang Islam pasrah begitu saja. Sebenarnya, kata “ukuran” tidak menujukan pada pengertian
detirministik (ukuran mati yang sudah dipatok dari sananya), tetapi yang dimaksud adalah
terbatas. Semua ciptaan Allah memiliki ukuran berati memiliki batas.sedangkan Allah sendiri
tidak terbatas.
Perbedaan terpenting antara Allah dengan ciptaan-Nya adalah jika Allah mutlak tak
terbatas, sedangkan ciptan-Nya relatif terbatas. Dalam Al-Qur’an, setiap yang diciptakan ada
ukurannya masing-masing. Justru karena ukuran inilah, semua ciptaan Allah menjadi selaras
dan seimbang.
Firman-Nya dalam QS. Al-A’la / 87 ayat 1-3 :
20. Sucikanlah nama Tuhanmu Ynag Maha Tinggi, yang menciptakan dan menyempurnakan
(pencipta-Nya), dan yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk.
Firman-Nya dalam QS. Al-Qamar / 54 ayat 49 :
Yang artinya:
Sesungguhnya Kami telah menciptakan setiap sesuatu menurut ukurannya.
Jika sesuatu yang diciptakan tidak mengiringi ukuran, maka akan rusak dan menjadi
kacau balau. Justru karena setiap mahluk termasuk manusia memiliki qadar (ukuran) masing-
masing, maka semua berjalan dengan sempurna.
Takdir adalah hukum ketetapan. Perpaduan antara qadha dan qadar melahirkan takdir.
Kita harus memahami hukum ketetapan tersebut. Dalam setiap kejadian, ada hukum
ketetapannya; ada takdirnya.
Jadi takdir itu bukan rahasiaa Allah. Dan keliru kalau ada orang mengatakan bahwa takdir
itu baru diketahui setelah terjadi. Sebab takdir itu sendiri sudah dijelaskan yang berarti sudah
diketahui oleh manusia hukum ketetapannya, seperti kebaikan sekecil apapun akan dibalas
pahala dan kejahatan sekecil apapun akan dibalas dosa.
Yang dapat dirubah adalah posisi manusia, yang tadinya kafir dapat dipinda menjadi
muslim; yang tadinya miskin dapat pindah menjadi kaya; tadinya bodoh dapat dipindah
menjadi pinta. Perubahan tersebut, bukan merubah takdir,tapi merubah posisi manusianya.
Pperubahan posisi manusia dapat dilakukan dengan cara ikhtiar manusia. Inilah yang
dimaksud perubahan nasib. Jadi yang bisa diubah adalah nasib, bukan takdir. Sebab takdir
itu, adalah hukum ketetapan dari segala yang diciptakan. Semua yang diciptakan , baik
manusia, hewan, maupun alam semesta berjalan di atas takdir Allah.
Kita ikhtiar dan berbuat sesuatu, supaya Allah memberi balasan yang lebih baik dari apa
yang telah kita kerjakan, dan supaya Allah menambah karunia-Nya kepada kita.
Perhatikan QS. An-Nur / 24 ayat 38 :
• Yang artinya :
(Mereka mengerjakan yang demikian itu) supaya Allah memberi balasan kepada mereka
( dengan balasan ) yang lebih baik dari pada yang telah mereka kerjakan, dan supaya Allah
menambah karunia-Nya kepada mereka. Dan Allah memberi rizki kepada siapa yang
21. Yang artinya :
(Mereka mengerjakan yang demikian itu) supaya Allah memberi balasan kepada mereka
( dengan balasan ) yang lebih baik dari pada yang telah mereka kerjakan, dan supaya Allah
menambah karunia-Nya kepada mereka. Dan Allah memberi rizki kepada siapa yang
dikehendaki-Nya yanpa batas.
Ketika kita berdo’a dan ikhtiar, kemudian berhasil, karena hukum ketetapan Allah telah
membalasnya dengan keberhasilan. Demikian itu, takdirnya ikhtiar kita. Dalam ikhtir itu
sendiri ada takdir-takdirnya. Jadi, takdir tidah dipertentangkan dengan ikhtiar. Ikhtiar bukan
pula untuk merubah takdir, sebab takdir tidak dapat dirubah. Takdir itu berbeda dengan nasib,
maka Allah akan mengubahnya. Jadi ikhtiar itu adalah upaya untuk mengubah nasib agar
mendapatkan jalan takdir yang lebih baik.
beriman kepada takdir melahirkan sikap positif, ulet bekerja dan terus ikhtiar. Manusia
diberi kemampuan untuk memilih taqdir. Kemampuan memilih itu sendiri sudah taqdir Allah.
Takdir berjalan atas penguasaan Allah. Takdir itu jalan yang pasti. Misal, takdir “A” dapat
diperoleh dengan jalan “A” sedangkan takdir “Z” hanya dapat diperoleh dengan jalan “Z”
pula. Jika kita ingin takdir “A” jangan berada pada jalan “Z”.
22. BAB 6
IMPLIKASI IMAN DALAM KEHIDUPAN
Iman kamil yang sudah masuk kedalam hati, kemudian hati menjadi mantap berimplikasi
terhadap kesucian itu sendiri diwujudkan dengan amal-amal Shaleh.
Al-Qur’an mengingatkan dalam QS. Al-An’an / 6 ayat 82 :
Yang artinya :
Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukan iman mereka denga kezaliman
(syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanna dan mereka itu adalah orang-
orang yang mendapat petunjuk.
Ayat diatas sejalan dengan firman-Nya; “Jangan engkau campurkan antara yang baq dan
yang batbila’ (QS. Al-Baqarah / 2 ayat 42).
Jadi mencampurkan iman dengan kedzaliman dapat bermakna “menukarkan”, sebagaimana
menukarkan iman dengan kekafiran (QS. Ali-Imran / 3 ayat 177).hal itu pula dapat dilihat
pada ayat (QS. Al-Baqarah / 2 ayat 108) :
Yang artinya :
“Apakah menghendaki untuk meminta kepada Rasul kamu seperti Bani Israil meminta kepada
Musa pada zaman dahuli? Dan barangsiapa menukar iman dengan kekafiran, maka sungguh
orang itu telah sesat dari jalan yang lurus”.
23. Dengan demikian, berarti janganlah menukarkan iman dengan kezdaliman. Oleh karena
itu iman yang masuk perlu dijaga.
(QS. Al-Hijurat / 49 ayat 7) :
Perhatikan ayat-ayat berikut :
Yang artinya :
“Sesungguhnya orang-orang yang menukar iman dengan kekafiran, sekali-kali mereka tidak
akan dapat mendapat mudharat kepada Allah sedikitpun; dan bagin mereka azab yang pedih”
(QS. Al-Maidah/3 ayat 177).
Yang artinya:
“Barangsiapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman (dia mendapat kemunkaran
Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman
(dia tidak berdosa), maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya azab yang besar”
(QS.An-Nahal / 16 ayat 106).
Dari sini akan muncul dua kemunkinan; pertama iman yang naqis (sebagian) dan kedua
iman yang kamil (sempurna).Al-Qur’an menyebutnya dengan iman yang tipis
(QS. Al-Nisa / 4 ayat 46).
Iman kamil yaitu iman yang bersih dari kezdaliman. Iman kamil dengan demikian,
berimpilikasi pada perbuatan yang mengikuti sistem aturan Allah. Syyaid Quthub
menggarisbawahib anugrah iman yang dinyatakan Allah pada surat Al-Hujurat ayat 17,
“Sebenarnya Allah yang melimpahkan nikmat kepada kamu dengan menunjuki kamu
kepada keimanan”, adalah nikmat yang terbesar dianugrahi Allah kepada hamba-hambanya.