Aplikasi Etik Pada Bidang Kedokteran, etikolegal.pptx
1. Aplikasi Etik Pada Bidang Kedokteran,
Kesehatan, Human Right, Bioetik, dan
Etikolegal
2. Etik
• Menurut K. Berten, kata “etika” --> bahasa yunani kuno, yakni ethos
(bentuk kata tunggal) atau ta etha (bentuk kata jamak). Ethos berarti
tempat tinggal, padang rumput, kandang, kebiasaan atau adat, akhlak,
watak, perasaan, sikap, dan cara berpikir. Sedangkan kata ta etha
berarti adat kebiasaan.
• Dalam kamus umum bahasa Indonesia (W.J.S Poerwandaminto, 2002)
merupakan ilmu pengetahuan tentang asas - asas akhlak (moral).
• Pengertian etika dari Prof. DR. FRANZ Magniz Suseno --> ilmu yang
mecari orientasi (ilmu yang memberi arah dan pijakan pada tindakan
manusia).
3. Etik..
• Etika sebagai nilai-nilai dan asas-asas moral yang dipakai
seseorang atau suatu kelompok sebagai pegangan bagi
tingkah lakunya.
• Etika sebagai kumpulan asas dan nilai yang berkenaan
dengan moralitas (apa yang dianggap baik atau buruk).
Misalnya: Kode Etik Kedokteran, Kode Etik Rumah Sakit.
• Etika sebagai ilmu yang mempelajari tingkah laku
manusia dari sudut norma dan nilai-nilai moral.
4. Etik pada bidang kedokteran
• Etika kedokteran berkaitan dengan kewajiban dokter dan
rumah sakit kepada pasien bersama dengan profesional
kesehatan dan masyarakat lainnya.
• Profesi kesehatan memiliki seperangkat etika yang
berlaku untuk berbagai kelompok profesional kesehatan
dan lembaga perawatan kesehatan.
• Etik kedokteran seorang dokter diatur MKEK IDI yang
berupa Kode Etik Kedokteran Indonesia dan Pedoman
Pelaksanaan Kode Etik Kedokteran Indonesia (17 Pasal).
5. Aplikasi Etik Kedokteran Indonesia
• Kewajiban umum dokter
– Sumpah/janji dokter
– Keputusan secara profesional, independen
– Tidak boleh dipengaruhi, kebebasan dan kemandirian profesi
– Menghidari perbuatan yg bersifat memuji diri
– Persetujuan pasien
– Berhati-hati mengumumkan penemuan baru yg belum diuji
– Surat ket dan pendapat yg telah diperiksa kebenarannya
– Pelayanan secara kompeten, kasih sayang, penghormatan
6. Aplikasi Etik Kedokteran Indonesia
• Kewajiban umum dokter
– Jujur dalam berhubungan dengan pasien dan sejawat
– Menghormati hak-hak pasien, sejawat, dan tenaga kes lain
– Melindungi hidup makhluk insani
– Keseluruhan aspek (promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif)
– Bekerja sama dengan para pejabat lintas sektoral
7. Aplikasi Etik Kedokteran Indonesia
• Kewajiban dokter terhadap pasien
– Bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan ilmu dan keterampilan untuk
pasien
– Kesempatan pasien berinteraksi dengan keluarga dan penasihatnya
– Merahasiakan segala sesuatu mengenai pasien
– Wajib memberikan pertolongan darurat sebagai wujud tugas
perikemanusiaan
• Kewajiban dokter terhadap teman sejawat
• Kewajiban dokter terhadap diri sendiri
8. Aplikasi Etik Kedokteran Indonesia
• Kewajiban dokter terhadap teman sejawat
– Memperlakukan teman sejawat sebagaimana ia ingin
diperlakukan
– Tidak boleh mengambil alih pasien dari teman sejawat
• Kewajiban dokter terhadap diri sendiri
– Memelihara kesehatannya supaya dapat bekerja dengan baik
– Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan tek
kedokteran
9. Aplikasi Etik pada bidang kesehatan
Prinsip-prinsip etika kesehatan
• Autonomy (otonomi)
– Menghormati hak-hak pasien
– Informed consent
• Beneficience (Berbuat baik)
– Keuntungan pasien
– Menyeimbangkan risiko dan biaya
– Pencegahan dari kesalahan
• Non Maleficience (Tidak merugikan)
– Menghidari terjadinya kerusakan/tindaka memperburuk kondisi pasien
• Jusctice (Keadilan)
– Tidak boleh diskriminatif
10.
11. Aplikasi Etik pada bidang kesehatan
Prinsip-prinsip etika kesehatan.. (lanjutan)
• Confidentiality (Kerahasiaan)
– Kerahasiaan informasi
• Fidelity (Menepati Janji)
– menghargai komitmen dan janji
• Fiduciarity (Kepercayaan)
– Kepercayaan dibutuhkan untuk komunikasi antara profesional
kesehatan dan pasien
• Veracity (Kejujuran)
– Menyampaikan pendapat dengan jujur dan adanya keterbatasan
12. Ilustrasi Kasus 1
• Seorang mahasiswa berusia 20 tahun, tinggal di asrama, dibawa
oleh temannya ke UGD Rumah Sakit karena sakit kepala dan
demam yang tak kunjung sembuh.
• Pada pemeriksaan dijumpai tampak mengantuk dan demam
tinggi 40OC. Kemudian dilakukan pemeriksaan pungsi lumbal
dengan hasil pemeriksaan bakterialis ditemukan gram positif
diplokokus.
• Pasien menolak untuk perawatan tanpa memberikan alasan
apapun dan bersikeras kembali ke asrama.
• Dokter telah menjelaskan keseriusan diagnosis dan kebutuhan
perawatan. Pasien tetap bersikeras menolak.
13. Komentar
• Di sini, prinsip kemanfaatan dan prinsip otonomi saling
bertentangan. Faktor-faktor yang mempengaruhi dapat
berupa: 1) Pasien mungkin tidak dapat membuat
keputusan demi kepentingan terbaiknya karena gangguan
mental sementara terkait penyakitnya. 2) Kenyataan
bahwa penyakit yang mengancam jiwa dan urgensi untuk
diobati bertujuan menyelamatkan nyawa pasien. Oleh
karena itu, pada kasus ini lebih dipilih keputusan untuk
mengobati (prinsip kemanfaatan).
14. Ilustrasi kasus 2
• Seorang Pria, 56 th, pengacara, dan perokok aktif selama lebih dari 30 tahun
dari hasil pemeriksaan ditemukan massa paru tunggal di lobus kanan
berukuran 5 cm pada radiografi. Tidak terdapat kalsifikasi dan tidak ada
kelainan paru lainnya. Tes kulit TBC negatif dan tidak memiliki riwayat
perjalan ke daerah endemik infeksi jamur. Diagnosis kanker paru secara
signifikasi dipertimbangkan dan reseksi bedah dini memberikan prognosis
terbaik. Dokter bedah toraks merekomendasikan biopsi per bronkoskopi dan
reseksi berikutnya.
• Pasien memahami rencana pengobatan dan pentingnya tidak menunda
pengobatan tetapi ia menolak pengobatan karena tidak siap mengidap
kanker dan takut operasi akan membunuhnya.
15. Komentar
• Meskipun pengobatan yang direncanakan dokter berupa
pengangkatan massa yang kemungkinan besar adalah kanker
memberikan peluang terbaik untuk sembuh dan penundaannya
akan meningkatkan kemungkinan metastasis dan tidak dapat
disembuhkan, pilihan pasien yang berpengetahuan luas harus
dihormati.
• Di sini, otonomi lebih diutamakan daripada asas lain.
• Namun demikian, dokter tidak boleh meninggalkan pasien dan
berkewajiban untuk menyarankan pasien kontrol rawat jalan,
menasehati paien, dan melakukan pemeriksaan berkala, dan
anjuran mencari pendapat kedua.
16. Etik pada human right
• Hak Asasi Manusia (berikut ditulis dengan HAM) adalah hak yang dimiliki
oleh manusia karena kelahirannya, bukan karena diberikan oleh masyarakat
atau Negara.
• Adapun yang termasuk HAM meliputi antara lain : hak atas hidup; hak atas
kemerdekaan, hak atas milik pribadi, baik atas keamanan, hak melakukan
perlawanan terhadap penindasan, serta hak untuk mencapai kebahagiaan.
• Dalam pandangan David L. Sills (1968: 540) disebutkan bahwa perlindungan
terhadap HAM sudah dimulai sejak zaman Raja Hammurabbi dari Babylonia
sekitar tahun 2131-2080 SM yang disebut dengan The Code of The
Babylonian King Hammurabbi.
• Nilai dan etika, sebagai suatu acuan yang tertulis ataupun tidak, dalam
sedap perbuatan ataupun tingkah laku manusia sebagai anggota masyarakat
17. Etik pada human right
• Penghargaan terhadap HAM, erat kaitannya dengan sistem kekuasaan,
demikian juga nilai dan etika.
• Konsep Open society, yang dikemukakan oleh George Soros, barangkali
dapat dijadikan sebagai pijakan dalam upaya penegakkan HAM dan sistem
nilai dan etika yang kuat.
• HAM, sebagai idiologi universal, telah dijadikan sebagai tolak ukur kehidupan
suatu bangsa secara keseluruhan. Bagaimana, perlindungan terhadap HAM,
dapat menentukan bagaimana pula kehidupan nilai dan etiknya.
18. Aplikasi Etik terhadap Hak Asasi
• Hak asasi manusia di Indonesia yang terbagi menjadi empat
bagian, yakni hak sipil, hak politik, hak sosial-ekonomi, dan hak
budaya.
• Berkaitan dengan hak asasi-hak asasi ini dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara, terdapat unsur kebutuhan rakyat yang
harus diakomodasi oleh negara.
• Dalam pelaksanaan hak-hak ini, apakah nilainya benar atau
salah, tepat atau tidak, itu adalah ranah pertanyaan etika semua.
Jika jawabnya tidak atau belum, maka nilai moral HAM tersebut
belum terlaksana di Indonesia.
19. Bioetik
• Bioetika merupakan istilah yang relatif baru, terbentuk
dari dua kata Yunani (bios = hidup dan “ethos” = adat
istiadat atau moral), yang secara harfiah berarti etika
hidup.
• Bioetika: ilmu pengetahuan untuk mempertahankan hidup
dan terpusat pada penggunaan ilmu-ilmu biologis untuk
memperbaiki mutu hidup.
• Bioetika adalah penerapan etika dalam ilmu-ilmu biologis,
obat, pemeliharaan kesehatan dan bidang-bidang terkait.
20. Aplikasi bioetik
• Salah satu bidang pertama yang ditangani oleh ahli
bioetika modern adalah eksperimen manusia.
• Komisi Nasional untuk Perlindungan Subjek Penelitian
Biomedis dan Perilaku Manusia awalnya didirikan pada
tahun 1974 untuk mengidentifikasi prinsip-prinsip etika
dasar yang harus mendasari pelaksanaan penelitian
biomedis dan perilaku yang melibatkan subjek manusia.
21. • Banyak pakar yang merumuskan teori bioetika, seperti
Beauchamp dan Childress:
• Hormat terhadap otonomi
• Berbuat yang baik dan menguntungkan
• Tidak berbuat kejahatan
• Keadilan
22. Etikolegal
• Etika dan hukum memiliki tujuan yang sama yaitu untuk
mengatur dan tentramnya pergaulan hidup dalam
masyarakat.
• Adapun pelanggaran yang bersifat etikolegal adalah
tindak atau perbuatan yang melanggar norma etika dan
sekaligus memenuhi unsur pelanggaran hukum.
23. Pelanggaran Etikolegal
• Pelayanan kedokteran di bawah standar
• Menerbitkan surat keterangan palsu
• Membuka rahasia jabatan atau pekerjaan dokter lain
• melakukan tindakan abortus
• Melakukan pelecehan seksual ke pasien
Pada kasus-kasus pelanggaran etikolegal diberikan
hukuman sesuai peraturan kepegawaian yang berlaku dan
diperoleh ke pengadilan. (M. Jusuf Hanafiah,2009: h.179)
24. Kesimpulan
• Etik sangat berperan pada bidang kedokteran, kesehatan, human
right, bioetik, dan etikolegal.
• Prinsip-prinsip etik pada bidang kedokteran dan kesehatan
berupa: beneficience, non malafecience, justice, otonomy.
• Aplikasi etik pada human right meliput hak dasar dan hak pokok
seorang individu sebagai mahluk hidup dan warga negara.
• Aplikasi bioetik modern yakni terkait penelitian dengan subjek
manusia.
• Peranan etik pada bidang etikolegal mencegah terjadinya
pelanggaran etik dan hukum yang dapat berupa sanksi pidana.