SlideShare a Scribd company logo
HUMAN FACTORS AND
ERGONOMICS
ANTHROPOMETRY FOR
PRODUCT DESIGN
PORTOFOLIO
REINANDA ISFANIA HANIFAH
MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS PANCASILA
SEMESTER VI
reinanda1998@gmail.com
085772707061
INTRODUCTION
Antropometri berasal dari “anthro” yang memiliki arti manusia dan “metri”
yang memiliki arti ukuran. Menurut (Wignjosoebroto, 2008), antropometri
adalah studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia.
Bidang antropometri meliputi berbagai ukuran tubuh manusia seperti berat
badan, posisi ketika berdiri, ketika merentangkan tangan, lingkar tubuh,
panjang tungkai, dan sebagainya. Data antropometri digunakan untuk berbagai
keperluan, seperti perancangan stasiun kerja, fasilitas kerja, dan desain produk
agar diperoleh ukuran-ukuran yang sesuai dan layak dengan dimensi anggota
tubuh manusia yang akan menggunakannnya.
KASUS ANTHROPOMETRI:
ALTERNATIF, PITFALL, DAN RISIKO
Ketika seorang desainer atau insinyur mengajukan pertanyaan,
"Antropometri apa yang harus saya gunakan dalam desain?" dia pada
dasarnya bertanya, "Kasing apa yang harus saya desain?"
Sejak awal tahun 1952, ketika
Daniels (1952) mengajukan
argumen bahwa tidak ada
yang rata-rata, kita telah
mengetahui bahwa rata-rata
antropometrik tidak dapat
diterima untuk banyak
aplikasi.
Rata-rata, persentil, dan
statistik ringkasan satu dimensi
lainnya seperti standar deviasi,
minimum, dan maksimum
sangat berguna untuk
membandingkan pengukuran
yang ditangkap dengan cara
yang berbeda atau untuk
membandingkan sampel dari
populasi yang berbeda untuk
menentukan apakah ada
perbedaan ukuran dan
variabilitas.
Persentil mewakili proporsi
Yang diakomodir untuk satu
Dimensi saja. Ketika digunakan
Untuk Lebih dari satu dimensi,
Kombinasi pengukuran akan
Mengakomodasi kurang dari
proporsi yang ditunjukkan oleh
persentil.
Rata-rata dan Persentil
Contoh Kasus
Misalnya, untuk satu calon pesawat untuk program T-1, penggunaan perempuan persentil
pertama dan laki-laki persentil ke-99 menghasilkan pesawat yang 90% perempuan, 80% laki-
laki Afrika-Amerika, dan 30% laki-laki kulit putih dapat tidak terbang. Pilot harus dapat, secara
bersamaan, untuk melihat hidung pesawat dan mengoperasikan kuk, kontrol yang mirip
dengan roda kemudi di dalam mobil. Untuk tinggi mata duduk persentil ke-99, kursi akan
disesuaikan sepenuhnya untuk memungkinkan pilot melihat hidung. Untuk tinggi mata duduk
persentil 1, kursi akan disesuaikan sepenuhnya. Karena desain menggunakan semua nilai
persentil ke-1 untuk posisi kursi penuh, itu hanya menyumbang ukuran paha betina pertama
atau persentil ke-1 ketika jok itu sepenuhnya naik. Akibatnya, itu tidak mengakomodasi
sebagian besar ukuran paha pilot perempuan tanpa gangguan kuk. Untuk desain seperti ini, di
mana ada pengukuran atau persyaratan yang saling bertentangan atau berinteraksi, persentil
tidak akan efektif. Dibutuhkan kasing kombinasi ukuran kecil dan besar.
Ada dua kategori alternatif untuk persentil:
(1) menggunakan sampel subjek manusia
sebagai model yang sesuai atau
(2) memilih satu set kasus atau representasi
orang dengan kombinasi ukuran dan bentuk
yang relevan.
Metode Alternatif
Tujuan menggunakan sejumlah kecil kasus adalah untuk
menyederhanakan masalah dengan mengurangi jumlah informasi yang
diperlukan seminimal mungkin. Secara umum, hal pertama yang dikurangi
adalah jumlah dimensi. Paling mudah jika jumlah dimensi kritis dapat
dikurangi menjadi empat atau lebih sedikit, karena semua kombinasi
proporsi kecil dan besar perlu dipertimbangkan.
Jika ada dua dimensi kritis, jumlah minimum kombinasi kecil dan besar adalah
empat: kecil - kecil, besar - besar, besar - kecil, dan besar - besar.
Jika ada tiga dimensi kritis, jumlah minimum kombinasi kecil dan besar adalah
delapan: kecil – besar - besar, kecil - kecil - besar, kecil - besar - kecil, kecil
kecil-kecil, besar-kecil- kecil, besar- kecil – besar, besar – besar – kecil, dan
besar – besar-besar.
Penyederhanaan selanjutnya adalah pengurangan dalam kombinasi yang
digunakan. Seringkali dalam suatu desain, hanya dimensi ukuran kecil
atau besar yang dibutuhkan. Proses ini paling baik dijelaskan dengan
menggunakan contoh workstation yang duduk dengan tiga dimensi kritis:
tinggi mata, duduk; pantat - panjang lutut; dan luas pinggul, duduk.
I. Pemilihan Kasus
Contoh kasus terdistribusi yang baik ditunjukkan oleh Harrison et al.
(2000) dalam pemilihan case untuk kacamata pelindung mata laser (LEP).
Mereka menggunakan tiga dimensi utama: lebar muka untuk lebar
tontonan, kedalaman hidung untuk jarak tontonan maju dari mata, dan
ketinggian orbit mata untuk ketinggian tontonan. Untuk upaya LEP,
dimensi kritis digunakan untuk memilih subjek individu, dan pemindaian
tiga dimensi mereka digunakan untuk mengkarakterisasi mereka sebagai
kasus untuk implementasi dalam desain tontonan.
II. Mendistribusikan Kasus
Dengan menggunakan kasus terdistribusi di seluruh distribusi dimensi kritis,
rentang yang lebih luas dicakup daripada menggunakan jumlah subjek yang
setara dalam sampel acak, dan tidak ada asumsi tentang kisaran akomodasi
dalam satu ukuran yang dibuat. Ini memungkinkan evaluasi rentang kecocokan
dalam ukuran dan tingkat ukuran tumpang tindih selama proses desain.
PCA menggunakan matriks korelasi atau kovarians dan menciptakan
serangkaian variabel baru yang disebut komponen. Jumlah total
komponen sama dengan jumlah variabel asli, dan komponen pertama
akan selalu mewakili jumlah variasi terbesar dalam distribusi. Komponen
kedua menggambarkan yang terbesar kedua, dan seterusnya.
Pemeriksaan kontribusi relatif, atau korelasi, dari setiap dimensi asli dan
komponen tertentu dapat digunakan untuk menafsirkan dan "memberi
nama" komponen tersebut.
III. Analisis Komponen Utama
Principal-components analysis (PCA) dapat membantu dalam memahami
hubungan antara pengukuran yang relevan dan mengurangi sekumpulan
dimensi menjadi angka kecil yang dapat dikelola. Teknik ini telah digunakan
secara efektif untuk desain stasiun awak kokpit pesawat terbang (Bittner et al.,
1987; Zehner et al., 1993; Zehner, 1996).
Keterbatasan utama PCA adalah bahwa semua dimensi diterima ke dalam
analisis seolah-olah mereka memiliki nilai desain yang sama dan PCA tidak
memiliki cara untuk mengetahui nilai desain. Akibatnya, mengakomodasi
komponen akan mengakomodasi beberapa variabilitas dari dimensi yang
kurang penting dengan mengorbankan yang lebih penting. Juga, PCA
dipengaruhi oleh jumlah dimensi berkorelasi yang digunakan masing-masing
jenis.
PEMETAAN FIT
Pemetaan kesesuaian adalah jenis studi panduan desain yang memberikan
informasi tentang siapa yang cocok dengan suatu produk dan siapa yang
tidak. Ketika antropometri digunakan dalam desain produk tanpa
pengetahuan tentang kecocokan, banyak spekulasi harus dibuat tentang
bagaimana menempatkan antropometri di ruang desain dan kisaran
akomodasi. Akibatnya, bahkan dengan model manusia digital dan desain
komputer, sering terjadi bahwa prototipe pertama tidak mengakomodasi
kisaran penuh populasi dan dapat mengakomodasi wilayah ukuran tubuh
yang tidak ada dalam populasi.
TUJUAN ANTIMETRI TIGA DIMENSI
Antropometri tiga dimensi telah ada sejak munculnya stereofotografi. Awalnya stereopairs
harus dilihat melalui stereoviewer dan didigitalkan secara manual, dan itu sangat memakan
waktu. Proses ini dijelaskan oleh Herron (1972). Namun, fotograpi digital memungkinkan kami
untuk mengotomatiskan proses, dan ini secara dramatis memengaruhi kemampuan kami
untuk merancang secara efektif. Pemindaian tiga dimensi otomatis mulai lepas landas pada
1980-an (Robinette, 1986). Sekarang ada banyak alat yang tersedia untuk menggunakan dan
menganalisis data pemindaian tiga dimensi, dan survei sipil pertama yang menyediakan
pemindaian seluruh tubuh dari semua subjek, CAESAR, selesai pada tahun 2002 (Blackwell et
al., 2002; Harrison dan Robinette, 2002 ; Robinette et al., 2002).
Sejauh ini keuntungan terbesar dari antropometri permukaan tiga dimensi adalah
visualisasi kasus, khususnya kemampuan untuk memvisualisasikannya berkenaan dengan
peralatan atau pakaian yang mereka kenakan atau gunakan. Antropometri tiga dimensi
menangkap beberapa pengukuran, seperti perubahan kontur, lokasi tengara tiga dimensi,
atau distribusi jaringan lunak yang tidak dapat ditangkap secara memadai dengan
antropometri tradisional. Akhirnya, antropometri tiga dimensi menawarkan kesempatan
untuk mengukur lokasi seseorang sehubungan dengan suatu produk untuk digunakan
dalam mengidentifikasi masalah kecocokan selama pemetaan kecocokan dan bahkan
untuk membuat pakaian atau peralatan yang sesuai pesanan. Tantangan baru adalah
menggabungkan model tiga dimensi statis dengan gerakan manusia. Industri hiburan telah
menggabungkan kedua teknologi ini, tetapi minat mereka adalah dengan cepat
mengkarakterisasi dan membuat sensasi yang tidak nyata alih-alih mewakili kebenaran.
Cheng dan Robinette (2009) dan Cheng et al. (2010) menggambarkan tantangan
mengkarakterisasi variabilitas manusia sejati secara dinamis dan menyajikan beberapa
pendekatan untuk mengatasi tantangan tersebut.
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik
THANKS
Do you have any questions?

More Related Content

Similar to Anthropometry for product design

Anthropometry for product design
Anthropometry for product designAnthropometry for product design
Anthropometry for product design
HnAlfiany
 
Anthropometry for product design
Anthropometry for product designAnthropometry for product design
Anthropometry for product design
afifahmardhiyah1
 
Maulana yusuf tugas he13
Maulana yusuf tugas he13Maulana yusuf tugas he13
Maulana yusuf tugas he13
MaulanaYusuf127
 
Ppt anthropometry for product design (siidiinaa)
Ppt anthropometry for product design (siidiinaa)Ppt anthropometry for product design (siidiinaa)
Ppt anthropometry for product design (siidiinaa)
RahmaDina15
 
Alya Septianisa Nabila, Power Point Human Engineering
Alya Septianisa Nabila, Power Point Human EngineeringAlya Septianisa Nabila, Power Point Human Engineering
Alya Septianisa Nabila, Power Point Human Engineering
alyaseptianisa
 
Definisi Antropometri
Definisi AntropometriDefinisi Antropometri
Definisi Antropometri
wildancuk
 
ANTROPOMETRI. B. Input dan Output Input 1. Data antropometri dimensi tubuh pe...
ANTROPOMETRI. B. Input dan Output Input 1. Data antropometri dimensi tubuh pe...ANTROPOMETRI. B. Input dan Output Input 1. Data antropometri dimensi tubuh pe...
ANTROPOMETRI. B. Input dan Output Input 1. Data antropometri dimensi tubuh pe...
ssuserec266d
 
ANTROPOMETRI. B. Input dan Output Input 1. Data antropometri dimensi tubuh pe...
ANTROPOMETRI. B. Input dan Output Input 1. Data antropometri dimensi tubuh pe...ANTROPOMETRI. B. Input dan Output Input 1. Data antropometri dimensi tubuh pe...
ANTROPOMETRI. B. Input dan Output Input 1. Data antropometri dimensi tubuh pe...
ssuserec266d
 
Anthropometry for product design
Anthropometry for product designAnthropometry for product design
Anthropometry for product design
KhairaniRachmaidah
 
ANALISA PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI Safety Glasses Ergo kacamata
ANALISA PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI Safety Glasses Ergo kacamataANALISA PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI Safety Glasses Ergo kacamata
ANALISA PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI Safety Glasses Ergo kacamata
Agam Real
 
28612027 dimensi-stasiun-kerja
28612027 dimensi-stasiun-kerja28612027 dimensi-stasiun-kerja
28612027 dimensi-stasiun-kerja
Odjie Udje
 
Materi Ke 2 Antropometri.pptx
Materi Ke 2 Antropometri.pptxMateri Ke 2 Antropometri.pptx
Materi Ke 2 Antropometri.pptx
GarnetFilemonWaluyon
 
CONTOH PROPOSAL PKM-KARSA CIPTA (DIDANAI DIKTI 2018)
CONTOH PROPOSAL PKM-KARSA CIPTA (DIDANAI DIKTI 2018)CONTOH PROPOSAL PKM-KARSA CIPTA (DIDANAI DIKTI 2018)
CONTOH PROPOSAL PKM-KARSA CIPTA (DIDANAI DIKTI 2018)
Meda Aji Saputro
 
Laporan antropometri
Laporan antropometriLaporan antropometri
Laporan antropometri
Shofyan Shofyan
 
Anthropometry and Product Design - Muhammad Rifky Fadillah - 6017210059
Anthropometry and Product Design - Muhammad Rifky Fadillah - 6017210059Anthropometry and Product Design - Muhammad Rifky Fadillah - 6017210059
Anthropometry and Product Design - Muhammad Rifky Fadillah - 6017210059
Muhammad Rifky Fadillah
 
Antropometri
AntropometriAntropometri
Antropometri
Agung Firdausi Ahsan
 
Modul 1 Anthropometry
Modul 1 AnthropometryModul 1 Anthropometry
Modul 1 Anthropometry
Dwi Andriyanto
 
Rancang bangun meja dalam konsep ergonomis berdasarkan data antropometri untu...
Rancang bangun meja dalam konsep ergonomis berdasarkan data antropometri untu...Rancang bangun meja dalam konsep ergonomis berdasarkan data antropometri untu...
Rancang bangun meja dalam konsep ergonomis berdasarkan data antropometri untu...
maulanaadamimam
 
Ergonomi-Perancangan-Sistem-Kerja-1-Pertemuan-3.pptx
Ergonomi-Perancangan-Sistem-Kerja-1-Pertemuan-3.pptxErgonomi-Perancangan-Sistem-Kerja-1-Pertemuan-3.pptx
Ergonomi-Perancangan-Sistem-Kerja-1-Pertemuan-3.pptx
AsepRahmatullah2
 

Similar to Anthropometry for product design (20)

Anthropometry for product design
Anthropometry for product designAnthropometry for product design
Anthropometry for product design
 
Anthropometry for product design
Anthropometry for product designAnthropometry for product design
Anthropometry for product design
 
Maulana yusuf tugas he13
Maulana yusuf tugas he13Maulana yusuf tugas he13
Maulana yusuf tugas he13
 
Ppt anthropometry for product design (siidiinaa)
Ppt anthropometry for product design (siidiinaa)Ppt anthropometry for product design (siidiinaa)
Ppt anthropometry for product design (siidiinaa)
 
Alya Septianisa Nabila, Power Point Human Engineering
Alya Septianisa Nabila, Power Point Human EngineeringAlya Septianisa Nabila, Power Point Human Engineering
Alya Septianisa Nabila, Power Point Human Engineering
 
Definisi Antropometri
Definisi AntropometriDefinisi Antropometri
Definisi Antropometri
 
ANTROPOMETRI. B. Input dan Output Input 1. Data antropometri dimensi tubuh pe...
ANTROPOMETRI. B. Input dan Output Input 1. Data antropometri dimensi tubuh pe...ANTROPOMETRI. B. Input dan Output Input 1. Data antropometri dimensi tubuh pe...
ANTROPOMETRI. B. Input dan Output Input 1. Data antropometri dimensi tubuh pe...
 
ANTROPOMETRI. B. Input dan Output Input 1. Data antropometri dimensi tubuh pe...
ANTROPOMETRI. B. Input dan Output Input 1. Data antropometri dimensi tubuh pe...ANTROPOMETRI. B. Input dan Output Input 1. Data antropometri dimensi tubuh pe...
ANTROPOMETRI. B. Input dan Output Input 1. Data antropometri dimensi tubuh pe...
 
Anthropometry for product design
Anthropometry for product designAnthropometry for product design
Anthropometry for product design
 
ANALISA PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI Safety Glasses Ergo kacamata
ANALISA PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI Safety Glasses Ergo kacamataANALISA PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI Safety Glasses Ergo kacamata
ANALISA PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI Safety Glasses Ergo kacamata
 
28612027 dimensi-stasiun-kerja
28612027 dimensi-stasiun-kerja28612027 dimensi-stasiun-kerja
28612027 dimensi-stasiun-kerja
 
Materi Ke 2 Antropometri.pptx
Materi Ke 2 Antropometri.pptxMateri Ke 2 Antropometri.pptx
Materi Ke 2 Antropometri.pptx
 
CONTOH PROPOSAL PKM-KARSA CIPTA (DIDANAI DIKTI 2018)
CONTOH PROPOSAL PKM-KARSA CIPTA (DIDANAI DIKTI 2018)CONTOH PROPOSAL PKM-KARSA CIPTA (DIDANAI DIKTI 2018)
CONTOH PROPOSAL PKM-KARSA CIPTA (DIDANAI DIKTI 2018)
 
Laporan antropometri
Laporan antropometriLaporan antropometri
Laporan antropometri
 
Anthropometry and Product Design - Muhammad Rifky Fadillah - 6017210059
Anthropometry and Product Design - Muhammad Rifky Fadillah - 6017210059Anthropometry and Product Design - Muhammad Rifky Fadillah - 6017210059
Anthropometry and Product Design - Muhammad Rifky Fadillah - 6017210059
 
Antropometri
AntropometriAntropometri
Antropometri
 
Anthropometri
AnthropometriAnthropometri
Anthropometri
 
Modul 1 Anthropometry
Modul 1 AnthropometryModul 1 Anthropometry
Modul 1 Anthropometry
 
Rancang bangun meja dalam konsep ergonomis berdasarkan data antropometri untu...
Rancang bangun meja dalam konsep ergonomis berdasarkan data antropometri untu...Rancang bangun meja dalam konsep ergonomis berdasarkan data antropometri untu...
Rancang bangun meja dalam konsep ergonomis berdasarkan data antropometri untu...
 
Ergonomi-Perancangan-Sistem-Kerja-1-Pertemuan-3.pptx
Ergonomi-Perancangan-Sistem-Kerja-1-Pertemuan-3.pptxErgonomi-Perancangan-Sistem-Kerja-1-Pertemuan-3.pptx
Ergonomi-Perancangan-Sistem-Kerja-1-Pertemuan-3.pptx
 

Recently uploaded

VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
junarpudin36
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
mohfedri24
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
AdrianAgoes9
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
 
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
arianferdana
 
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
LucyKristinaS
 
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkdpenjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
jaya35ml2
 
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptxAKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
adelsimanjuntak
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Rima98947
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
MuhammadBagusAprilia1
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
mattaja008
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
Indah106914
 

Recently uploaded (20)

VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
 
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
 
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkdpenjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
 
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptxAKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
 

Anthropometry for product design

  • 2. PORTOFOLIO REINANDA ISFANIA HANIFAH MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS PANCASILA SEMESTER VI reinanda1998@gmail.com 085772707061
  • 3. INTRODUCTION Antropometri berasal dari “anthro” yang memiliki arti manusia dan “metri” yang memiliki arti ukuran. Menurut (Wignjosoebroto, 2008), antropometri adalah studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Bidang antropometri meliputi berbagai ukuran tubuh manusia seperti berat badan, posisi ketika berdiri, ketika merentangkan tangan, lingkar tubuh, panjang tungkai, dan sebagainya. Data antropometri digunakan untuk berbagai keperluan, seperti perancangan stasiun kerja, fasilitas kerja, dan desain produk agar diperoleh ukuran-ukuran yang sesuai dan layak dengan dimensi anggota tubuh manusia yang akan menggunakannnya.
  • 4. KASUS ANTHROPOMETRI: ALTERNATIF, PITFALL, DAN RISIKO Ketika seorang desainer atau insinyur mengajukan pertanyaan, "Antropometri apa yang harus saya gunakan dalam desain?" dia pada dasarnya bertanya, "Kasing apa yang harus saya desain?"
  • 5. Sejak awal tahun 1952, ketika Daniels (1952) mengajukan argumen bahwa tidak ada yang rata-rata, kita telah mengetahui bahwa rata-rata antropometrik tidak dapat diterima untuk banyak aplikasi. Rata-rata, persentil, dan statistik ringkasan satu dimensi lainnya seperti standar deviasi, minimum, dan maksimum sangat berguna untuk membandingkan pengukuran yang ditangkap dengan cara yang berbeda atau untuk membandingkan sampel dari populasi yang berbeda untuk menentukan apakah ada perbedaan ukuran dan variabilitas. Persentil mewakili proporsi Yang diakomodir untuk satu Dimensi saja. Ketika digunakan Untuk Lebih dari satu dimensi, Kombinasi pengukuran akan Mengakomodasi kurang dari proporsi yang ditunjukkan oleh persentil. Rata-rata dan Persentil
  • 6. Contoh Kasus Misalnya, untuk satu calon pesawat untuk program T-1, penggunaan perempuan persentil pertama dan laki-laki persentil ke-99 menghasilkan pesawat yang 90% perempuan, 80% laki- laki Afrika-Amerika, dan 30% laki-laki kulit putih dapat tidak terbang. Pilot harus dapat, secara bersamaan, untuk melihat hidung pesawat dan mengoperasikan kuk, kontrol yang mirip dengan roda kemudi di dalam mobil. Untuk tinggi mata duduk persentil ke-99, kursi akan disesuaikan sepenuhnya untuk memungkinkan pilot melihat hidung. Untuk tinggi mata duduk persentil 1, kursi akan disesuaikan sepenuhnya. Karena desain menggunakan semua nilai persentil ke-1 untuk posisi kursi penuh, itu hanya menyumbang ukuran paha betina pertama atau persentil ke-1 ketika jok itu sepenuhnya naik. Akibatnya, itu tidak mengakomodasi sebagian besar ukuran paha pilot perempuan tanpa gangguan kuk. Untuk desain seperti ini, di mana ada pengukuran atau persyaratan yang saling bertentangan atau berinteraksi, persentil tidak akan efektif. Dibutuhkan kasing kombinasi ukuran kecil dan besar.
  • 7. Ada dua kategori alternatif untuk persentil: (1) menggunakan sampel subjek manusia sebagai model yang sesuai atau (2) memilih satu set kasus atau representasi orang dengan kombinasi ukuran dan bentuk yang relevan. Metode Alternatif
  • 8. Tujuan menggunakan sejumlah kecil kasus adalah untuk menyederhanakan masalah dengan mengurangi jumlah informasi yang diperlukan seminimal mungkin. Secara umum, hal pertama yang dikurangi adalah jumlah dimensi. Paling mudah jika jumlah dimensi kritis dapat dikurangi menjadi empat atau lebih sedikit, karena semua kombinasi proporsi kecil dan besar perlu dipertimbangkan. Jika ada dua dimensi kritis, jumlah minimum kombinasi kecil dan besar adalah empat: kecil - kecil, besar - besar, besar - kecil, dan besar - besar. Jika ada tiga dimensi kritis, jumlah minimum kombinasi kecil dan besar adalah delapan: kecil – besar - besar, kecil - kecil - besar, kecil - besar - kecil, kecil kecil-kecil, besar-kecil- kecil, besar- kecil – besar, besar – besar – kecil, dan besar – besar-besar. Penyederhanaan selanjutnya adalah pengurangan dalam kombinasi yang digunakan. Seringkali dalam suatu desain, hanya dimensi ukuran kecil atau besar yang dibutuhkan. Proses ini paling baik dijelaskan dengan menggunakan contoh workstation yang duduk dengan tiga dimensi kritis: tinggi mata, duduk; pantat - panjang lutut; dan luas pinggul, duduk. I. Pemilihan Kasus
  • 9. Contoh kasus terdistribusi yang baik ditunjukkan oleh Harrison et al. (2000) dalam pemilihan case untuk kacamata pelindung mata laser (LEP). Mereka menggunakan tiga dimensi utama: lebar muka untuk lebar tontonan, kedalaman hidung untuk jarak tontonan maju dari mata, dan ketinggian orbit mata untuk ketinggian tontonan. Untuk upaya LEP, dimensi kritis digunakan untuk memilih subjek individu, dan pemindaian tiga dimensi mereka digunakan untuk mengkarakterisasi mereka sebagai kasus untuk implementasi dalam desain tontonan. II. Mendistribusikan Kasus Dengan menggunakan kasus terdistribusi di seluruh distribusi dimensi kritis, rentang yang lebih luas dicakup daripada menggunakan jumlah subjek yang setara dalam sampel acak, dan tidak ada asumsi tentang kisaran akomodasi dalam satu ukuran yang dibuat. Ini memungkinkan evaluasi rentang kecocokan dalam ukuran dan tingkat ukuran tumpang tindih selama proses desain.
  • 10. PCA menggunakan matriks korelasi atau kovarians dan menciptakan serangkaian variabel baru yang disebut komponen. Jumlah total komponen sama dengan jumlah variabel asli, dan komponen pertama akan selalu mewakili jumlah variasi terbesar dalam distribusi. Komponen kedua menggambarkan yang terbesar kedua, dan seterusnya. Pemeriksaan kontribusi relatif, atau korelasi, dari setiap dimensi asli dan komponen tertentu dapat digunakan untuk menafsirkan dan "memberi nama" komponen tersebut. III. Analisis Komponen Utama Principal-components analysis (PCA) dapat membantu dalam memahami hubungan antara pengukuran yang relevan dan mengurangi sekumpulan dimensi menjadi angka kecil yang dapat dikelola. Teknik ini telah digunakan secara efektif untuk desain stasiun awak kokpit pesawat terbang (Bittner et al., 1987; Zehner et al., 1993; Zehner, 1996).
  • 11. Keterbatasan utama PCA adalah bahwa semua dimensi diterima ke dalam analisis seolah-olah mereka memiliki nilai desain yang sama dan PCA tidak memiliki cara untuk mengetahui nilai desain. Akibatnya, mengakomodasi komponen akan mengakomodasi beberapa variabilitas dari dimensi yang kurang penting dengan mengorbankan yang lebih penting. Juga, PCA dipengaruhi oleh jumlah dimensi berkorelasi yang digunakan masing-masing jenis.
  • 12. PEMETAAN FIT Pemetaan kesesuaian adalah jenis studi panduan desain yang memberikan informasi tentang siapa yang cocok dengan suatu produk dan siapa yang tidak. Ketika antropometri digunakan dalam desain produk tanpa pengetahuan tentang kecocokan, banyak spekulasi harus dibuat tentang bagaimana menempatkan antropometri di ruang desain dan kisaran akomodasi. Akibatnya, bahkan dengan model manusia digital dan desain komputer, sering terjadi bahwa prototipe pertama tidak mengakomodasi kisaran penuh populasi dan dapat mengakomodasi wilayah ukuran tubuh yang tidak ada dalam populasi.
  • 13. TUJUAN ANTIMETRI TIGA DIMENSI Antropometri tiga dimensi telah ada sejak munculnya stereofotografi. Awalnya stereopairs harus dilihat melalui stereoviewer dan didigitalkan secara manual, dan itu sangat memakan waktu. Proses ini dijelaskan oleh Herron (1972). Namun, fotograpi digital memungkinkan kami untuk mengotomatiskan proses, dan ini secara dramatis memengaruhi kemampuan kami untuk merancang secara efektif. Pemindaian tiga dimensi otomatis mulai lepas landas pada 1980-an (Robinette, 1986). Sekarang ada banyak alat yang tersedia untuk menggunakan dan menganalisis data pemindaian tiga dimensi, dan survei sipil pertama yang menyediakan pemindaian seluruh tubuh dari semua subjek, CAESAR, selesai pada tahun 2002 (Blackwell et al., 2002; Harrison dan Robinette, 2002 ; Robinette et al., 2002).
  • 14. Sejauh ini keuntungan terbesar dari antropometri permukaan tiga dimensi adalah visualisasi kasus, khususnya kemampuan untuk memvisualisasikannya berkenaan dengan peralatan atau pakaian yang mereka kenakan atau gunakan. Antropometri tiga dimensi menangkap beberapa pengukuran, seperti perubahan kontur, lokasi tengara tiga dimensi, atau distribusi jaringan lunak yang tidak dapat ditangkap secara memadai dengan antropometri tradisional. Akhirnya, antropometri tiga dimensi menawarkan kesempatan untuk mengukur lokasi seseorang sehubungan dengan suatu produk untuk digunakan dalam mengidentifikasi masalah kecocokan selama pemetaan kecocokan dan bahkan untuk membuat pakaian atau peralatan yang sesuai pesanan. Tantangan baru adalah menggabungkan model tiga dimensi statis dengan gerakan manusia. Industri hiburan telah menggabungkan kedua teknologi ini, tetapi minat mereka adalah dengan cepat mengkarakterisasi dan membuat sensasi yang tidak nyata alih-alih mewakili kebenaran. Cheng dan Robinette (2009) dan Cheng et al. (2010) menggambarkan tantangan mengkarakterisasi variabilitas manusia sejati secara dinamis dan menyajikan beberapa pendekatan untuk mengatasi tantangan tersebut.
  • 15. CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik THANKS Do you have any questions?