SlideShare a Scribd company logo
Riau Pos 
Minggu, 13 Januari 2008 
Anggang dari Laut 
Cerpen: Pinto Anugrah 
"Pergilah! Ikuti aliran batang Kuantan itu, kelak kau akan bertemu ujungnya, di mana air 
akan terasa asin di lidahmu. Muara dengan riak ombak yang mendesir, nyanyian yang 
mendayu-dayu, yang membuat hati pilu dan layu. Ya, di sanalah tanah Melayu. Carilah 
ayahmu! Ia berdiam di laut yang sedidih hingga teratak berair hitam, tempat buaya putih 
tengkuk. Anggang, itulah nama ayahmu, terkenal dengan julukan ‘Anggang dari Laut’!" 
Mengiang, kata-kata itu mengiang. Tertanam di tubuhku yang paling dalam. Masuk ke 
darah, mengalir, setiap persendian, ngilu, dan pilu. Menjadi dayung setiap pelayaranku. 
"Ingat, Buyuang! Kau bukan lagi anak dari seorang putri raja dengan ibu bernama Puti 
Jamilan. Kini, kau hanya seorang anak rantau yang mencari penghidupan baru di tanah 
seberang. Layarilah penghidupanmu, kini kau punya kapal sendiri yang bebas kau kayuh ke 
samudra manapun." 
Sebuah kapal dagang baru saja melempar jangkar. Petang di bandar Malaka tak 
menyurutkan hiruk-pikuknya sebagai bandar dagang yang sangat ramai. Kapal-kapal silih 
berganti menurunkan dan menaikkan jangkarnya. Barang-barang dagang tak habis-habisnya 
turun dan naik dari kapal-kapal. 
"Apa yang kau lamunkan, Bujang?" 
Aku tak menyangka ia akan menyapaku juga. Sedari tadi kuperhatikan ia sibuk 
menyelesaikan pekerjaannya; mengangkuti peti-peti lada yang hendak diperdagangkan. Ia 
seorang kuli angkut di bandar ini, aku mengenalnya pagi tadi di kedai kopi sudut bandar. 
"Saya hendak sangat berlayar." 
Ia tertawa, lepas, keras sekali. Hingga orang-orang pun menoleh, kami jadi pusat perhatian. 
"Ke mana kau akan berlayar, Bujang?" 
"Entahlah. Ke mana gelombang akan membawa." 
"Kau masih terlalu mentah. Kau tahu, di laut lepas sana lanun-lanun berkeliaran. 
Membidikkan meriamnya ke setiap kapal dagang yang lewat. Sanggup kau 
menghadapinya?" 
Aku tercenung, kemudian mengangkat kepala kembali. "Boleh saya tanya sesuatu." 
"Apa yang hendak kau tanyakan?" 
"Kau tahu di mana letaknya laut yang sedidih?" 
Ia terkesiap, seketika ia hentikan pekerjaannya. Dan langsung berlari, menghilang di balik 
kerumunan orang. Bandar sangat ramai, aku tak dapat melihat ke arah mana ia lari. Tinggal 
rasa heranku. 
Kembali aku termenung di ujung bandar, menatap laut lepas, dan sesekali pikiranku
melayang entah ke mana. Tak lama ia kembali, namun kali ini ia tak sendiri. Di 
belakangnya seorang tua mengikuti. Air mukanya jernih. Bawaannya sangat tenang. 
Tampaknya ia seorang tua yang sangat dihormati dan jadi kaul tempat bertanya. Ia 
menghampiriku, sangat dekat, memandang lekat-lekat. 
Ia berkata setengah berbisik, "Siapa yang kau cari, anak dagang?" 
Aku memandang wajahnya yang teduh itu. "Anggang!" 
Tampak ia terkejut, namun keterkejutannya itu dapat ia redam dengan bijak sebagai 
seorang tua. "Dari mana kau tahu keberadaan Anggang? Hanya orang-orang yang telah 
lama berlayar dan lanun-lanun yang tahu akan keberadaan Anggang." 
"Aku anak Anggang!" 
Kali ini keterkejutannya tak dapat ia sembunyikan. Ia terdiam, beberapa saat. 
"Sebaiknya kau, anak dagang, cepat pergi dari sini! Jika Syahbandar tahu, kau bisa 
dirantai." 
Kawanku, kuli angkut, turut mengangguk. Mengiyakan. Meyakinkanku. 
Dan orang tua itu tampak memandang lurus ke depan, seolah pandangannya dapat 
menembus luas lautan. "Datang juga masa itu!" 
*** 
Ruang ini gelap sekali, tak ada cahaya masuk sedikit pun. Aku tersandar di dinding batu 
yang lembab dengan kaki terantai dan terpasung ke dinding. Kepalaku terasa berat, tak lagi 
berasa apa-apa. Hanya darah dingin yang mulai membeku terasa di bibirku yang sembab. 
"Asin," umpatku, "Seasin air laut..." 
Tak dapat kuingat dengan jelas, kejadian itu berlalu begitu cepat. Menghantamku, membuat 
segala yang ada di sekitarku mengelam. Kelam. 
Tiba-tiba saja ia telah berada di belakangku dengan para hulubalangnya. Mereka langsung 
menyekap dan merantaiku. Kawanku—kuli angkut itu, tak dapat berbuat apa-apa, hanya 
memandang nanar ke arahku. Sedangkan orang tua itu, ia tersenyum, senyum yang lepas, 
"tidak apa, ikuti saja mereka! Itulah jalan untuk bertemu ayahmu!" Kemudian ia 
menghilang di antara kerumunan orang yang menonton. 
Aku dibawa ke sudut bandar, seperti sebuah gudang, tapi aku yakin ini bukanlah sebuah 
gudang. Di dalam gelap, hanya bayangan garis wajah mereka yang dapat kutangkap dengan 
mata. 
"Kau dari mana?" 
"Siak!" 
Sesuatu mendarat di kepalaku. Begitu keras. Membuat pandanganku mengabur. Dan benar-benar 
kelam. 
***
"Tukar kebebasanmu dengan Pedang Sijanawi!" 
Ia duduk berhadap-hadapan denganku. Sebuah meja Turki memisahkan. Tampangnya 
begitu dingin, walau airmukanya kelihatan bersih. Aku tak mengenalnya. 
"Aku tidak tahu pedang apa itu, lagipula aku tidak punya pedang satu pun apalagi pedang 
yang kau sebutkan tadi." 
Tawanya langsung meledak seperti muncung meriam. Aku tak mengerti apa yang 
ditertawakannya. "Bodoh! Aku tidak menyangka ia punya anak sebodoh ini." 
Orang-orang yang berdiri di sudut ruangan itu pun ikut tertawa. 
"Tidak perlu kau tahu pedang apa itu, cukup kau beritahu di mana keberadaan ayahmu, 
maka kau bebas!" 
"Di laut yang sedidih." Aku menjawabnya cepat. 
Ia lalu mengambil sebuah peti dan meletakkannya di atas meja Turki itu. Dikeluarkannya 
sebuah peta yang tampak sudah usang dan dikembangkannya seperti mengembangkan layar 
kapal ke hadapanku. 
"Tunjukkan! Di mana laut yang sedidih itu!" 
Aku sama sekali tak mengerti membaca peta. Yang kulihat hanya garis-garis hitam yang 
tebal dan pada bagian tertentu terdapat garis tipis mengiris. Dan tulisan, tulisan Arab tanpa 
baris, aku dapat membacanya sedikit-sedikit walau masih terbata-bata. Kutelusuri tulisan 
itu dengan berusaha membacanya satu persatu. 
"Inuk." Kutunjuk sebuah tempat yang dengan mudah dapat kubaca di peta. 
Ia langsung tercenung, semua tercenung. 
"Inuk?" 
"Bukankah Inuk wilayah kekuasaan raja-raja Bugis di Lingga?" 
"Kita tidak bisa masuk ke dalamnya." 
"Jika tetap masuk kita akan berperang dengan Bugis-bugis itu." 
"Saya tidak percaya Anggang berada di Inuk, Syahbandar." 
"Kenapa kau tidak percaya?" 
"Kita lupa, ia itu Raja Lanun yang diburu muncung meriam raja-raja Melayu dan dibenci 
oleh raja-raja Bugis. Tidak mungkin dengan mudahnya ia memberitahukan keberadaannya 
pada orang-orang, bahkan kepada anak dan istrinya sekalipun." 
Syahbandar langsung memukul meja di hadapanku. 
"Budak ini mencoba menipu kita!" 
Sebuah benda keras lagi-lagi dihantamkannya ke kepalaku. Membuatku tersungkur ke
meja, darah segar langsung keluar mengalir dengan deras menggenangi meja buatan Turki 
itu, membentuk lautku sendiri. Tiba-tiba aku seperti tersadar, inikah laut yang sedidih itu? 
Mana mungkin, aku menepis pikiran itu. 
Samar-samar aku masih mendengar amarah mereka. 
"Buang budak ini ke air, biar muara Kampar menguliti tubuhnya, dicabik-cabik buaya. 
Tidak ada gunanya budak ini di atas kapal kita." 
"Huh, Anggang, Raja Lanun yang menyimpan pusaka segala lanun yang benar-benar licik 
dan licin. Tidak salah ia dinamakan dengan Anggang, mendengarnya saja sudah bikin gatal 
seluruh badan apalagi kalau menyentuhnya." 
*** 
"Bangun! Bangunlah, Anakku!" 
"Kaukah itu Ayahku? Kaukah itu Anggang?" 
"Ya, inilah bentuk wujudku. Ternyata kau sudah besar, Buyuang. Tanggalkanlah nama 
kecilmu itu! Sekarang kau bernama Tun Bujang yang akan mewarisi segalanya dariku." 
"Di mana? Di mana kau, Ayah?" 
"Ada di hatimu." 
"Hatiku jauh kutinggalkan bersama Ibu, sebagai kawan sepinya untuk bersenandung." 
"Telah kujemput dengan pusakamu Yamtuan Raja Kecik dan pedang Sapu Rajab, serta cap 
kuasa atas segala selat dan pesisiran." 
"Kita pernah bertemu. Bukankah kau yang di bandar tempo hari?" 
"Ya, bentuk lain dari penyamaranku." 
"Di mana aku saat ini?" 
"Ada dalam dirimu." 
"Seperti kabut kau buat segalanya kabur. Tidakkah aku sekarang berada di laut yang 
sedidih hingga teratak berair hitam, tempat buaya putih tengkuk?" 
"Tidak. Itupun lebih dikaburkan. Kenapa kau datang ingin menemuiku?" 
"Ibu sudah sangat rindu kepadamu. Aku ingin membawamu menemui Ibu." 
"Laut telah mengikatku!" 
"Ayah!" 
"Dan suatu saat kau pun akan diikat laut!" 
"Ayah!"
"Sudah takdirmu kau akan menjadi Raja Lanun dan memegang pusaka pedang Sijanawi!" 
"Ayah!" 
"Salamku untuk ibumu!" 
"Ayah!" 
"Bangun! Bangunlah, anakku! 
"Oh, di mana aku?" 
"Di rumah. Kau terbawa arus sungai, untung tersangkut akar bakau, kalau tidak mungkin 
kau akan digulung arus bendungan dan pulang namanya saja." 
"Ayah! Di mana Ayah? Ayah!" 
"Ayahmu belum pulang menangkap ikan sejak pagi." 
"Bagaimana aku menyusuri Kampar, Ibu? Batang Kampar telah dibendung, air 
menggenang membuat danau. Bagaimana caranya aku sampai ke laut. Dan Ayah, 
bagaimana dengan Ayah?" 
"Kau bicara apa?" 
"Laut yang sedidih hingga teratak berair hitam, tempat buaya putih tengkuk. Di mana itu, 
Ibu?" 
"Bangunlah, Buyuang! Sadarlah!" 
"Anggang, ya, Anggang. Itukah nama Ayah, Bu?" 
"Rupanya benturan di kepalamu cukup keras, hingga kau menceracau tidak karuan!" 
"Ayah! Kita tidak akan ketemu Ayah lagi, Bu!"*** 
Kandangpadati, 0705 – 09

More Related Content

What's hot

Doa emak untuk asa
Doa emak untuk asaDoa emak untuk asa
Doa emak untuk asa
BPBD Provonsi DKI Jakarta
 
Sultan hb ix ditilang
Sultan hb ix ditilangSultan hb ix ditilang
Sultan hb ix ditilang
Achmad Pradana
 
Cerita rakyat legenda aryo menak
Cerita rakyat legenda aryo menakCerita rakyat legenda aryo menak
Cerita rakyat legenda aryo menak
Resdianto
 
Hikayat Tanjung Lesung
Hikayat Tanjung LesungHikayat Tanjung Lesung
Hikayat Tanjung Lesung
Satria
 
Panduan Menulis Karangan
Panduan Menulis KaranganPanduan Menulis Karangan
Panduan Menulis KaranganJumaina Aman
 
Drama Bahasa Indonesia, Snow White
Drama Bahasa Indonesia, Snow WhiteDrama Bahasa Indonesia, Snow White
Drama Bahasa Indonesia, Snow White
Felicia Dewi
 
Cerita ABU NAWAS
Cerita ABU NAWASCerita ABU NAWAS
Cerita ABU NAWAS
kang gustaman
 
Kisah 1001 malam abu nawas sang penggeli hati
Kisah 1001 malam   abu nawas sang penggeli hatiKisah 1001 malam   abu nawas sang penggeli hati
Kisah 1001 malam abu nawas sang penggeli hatiBernadi Mubarok
 
Fifty Shades Freed (indonesia)
Fifty Shades Freed (indonesia)Fifty Shades Freed (indonesia)
Fifty Shades Freed (indonesia)
Dwie Hermanie
 
Contoh hikayat beserta unsur intrinsik dan ekstrinsik
Contoh hikayat beserta unsur intrinsik dan ekstrinsikContoh hikayat beserta unsur intrinsik dan ekstrinsik
Contoh hikayat beserta unsur intrinsik dan ekstrinsikFreddy Then
 
Dermaga (lan fang)
Dermaga (lan fang)Dermaga (lan fang)
Dermaga (lan fang)
Andri Goodwood
 
Cerpen "Permberian Terindah Dari Tuhan"
Cerpen "Permberian Terindah Dari Tuhan" Cerpen "Permberian Terindah Dari Tuhan"
Cerpen "Permberian Terindah Dari Tuhan"
Syifa Sahaliya
 
Kisah abu nawas
Kisah abu nawasKisah abu nawas
Kisah abu nawasmayalla
 

What's hot (15)

Doa emak untuk asa
Doa emak untuk asaDoa emak untuk asa
Doa emak untuk asa
 
Sultan hb ix ditilang
Sultan hb ix ditilangSultan hb ix ditilang
Sultan hb ix ditilang
 
Cerita rakyat legenda aryo menak
Cerita rakyat legenda aryo menakCerita rakyat legenda aryo menak
Cerita rakyat legenda aryo menak
 
Hikayat Tanjung Lesung
Hikayat Tanjung LesungHikayat Tanjung Lesung
Hikayat Tanjung Lesung
 
Enam prajurit ciliwung
Enam prajurit ciliwungEnam prajurit ciliwung
Enam prajurit ciliwung
 
Karangan naratif
Karangan naratifKarangan naratif
Karangan naratif
 
Panduan Menulis Karangan
Panduan Menulis KaranganPanduan Menulis Karangan
Panduan Menulis Karangan
 
Drama Bahasa Indonesia, Snow White
Drama Bahasa Indonesia, Snow WhiteDrama Bahasa Indonesia, Snow White
Drama Bahasa Indonesia, Snow White
 
Cerita ABU NAWAS
Cerita ABU NAWASCerita ABU NAWAS
Cerita ABU NAWAS
 
Kisah 1001 malam abu nawas sang penggeli hati
Kisah 1001 malam   abu nawas sang penggeli hatiKisah 1001 malam   abu nawas sang penggeli hati
Kisah 1001 malam abu nawas sang penggeli hati
 
Fifty Shades Freed (indonesia)
Fifty Shades Freed (indonesia)Fifty Shades Freed (indonesia)
Fifty Shades Freed (indonesia)
 
Contoh hikayat beserta unsur intrinsik dan ekstrinsik
Contoh hikayat beserta unsur intrinsik dan ekstrinsikContoh hikayat beserta unsur intrinsik dan ekstrinsik
Contoh hikayat beserta unsur intrinsik dan ekstrinsik
 
Dermaga (lan fang)
Dermaga (lan fang)Dermaga (lan fang)
Dermaga (lan fang)
 
Cerpen "Permberian Terindah Dari Tuhan"
Cerpen "Permberian Terindah Dari Tuhan" Cerpen "Permberian Terindah Dari Tuhan"
Cerpen "Permberian Terindah Dari Tuhan"
 
Kisah abu nawas
Kisah abu nawasKisah abu nawas
Kisah abu nawas
 

Similar to Anggang dari laut (pinto anugrah)

Anggang dari laut (pinto anugrah)
Anggang dari laut (pinto anugrah)Anggang dari laut (pinto anugrah)
Anggang dari laut (pinto anugrah)
Arvinoor Siregar SH MH
 
Dilarang menjala ikan di hari sabtu (denny prabowo)
Dilarang menjala ikan di hari sabtu (denny prabowo)Dilarang menjala ikan di hari sabtu (denny prabowo)
Dilarang menjala ikan di hari sabtu (denny prabowo)
Andri Goodwood
 
Dermaga (lan fang)
Dermaga (lan fang)Dermaga (lan fang)
Dermaga (lan fang)
Arvinoor Siregar SH MH
 
Dermaga (lan fang)
Dermaga (lan fang)Dermaga (lan fang)
Dermaga (lan fang)
arvin2014
 
Dilarang menjala ikan di hari sabtu (denny prabowo)
Dilarang menjala ikan di hari sabtu (denny prabowo)Dilarang menjala ikan di hari sabtu (denny prabowo)
Dilarang menjala ikan di hari sabtu (denny prabowo)
arvin2014
 
Dilarang menjala ikan di hari sabtu (denny prabowo)
Dilarang menjala ikan di hari sabtu (denny prabowo)Dilarang menjala ikan di hari sabtu (denny prabowo)
Dilarang menjala ikan di hari sabtu (denny prabowo)
Arvinoor Siregar SH MH
 
6.harta karunjenghiskhan.pkh
6.harta karunjenghiskhan.pkh6.harta karunjenghiskhan.pkh
6.harta karunjenghiskhan.pkhNazil Iqdami
 
Chairil anwar
Chairil anwarChairil anwar
Chairil anwar
Agung Cahyo
 
Arnab dengan buaya
Arnab dengan buayaArnab dengan buaya
Arnab dengan buaya
Gaya Mahmud
 
Novel tenggelamnya kapal vander wick
Novel tenggelamnya kapal vander wickNovel tenggelamnya kapal vander wick
Novel tenggelamnya kapal vander wickAmir Haruna
 
Tenggelamnya kapal van der wijck hamka
Tenggelamnya kapal van der wijck hamkaTenggelamnya kapal van der wijck hamka
Tenggelamnya kapal van der wijck hamka
Syamsul Noor
 
Hamka - Tenggelamnya Kapal van der Wijck(2).pdf
Hamka - Tenggelamnya Kapal van der Wijck(2).pdfHamka - Tenggelamnya Kapal van der Wijck(2).pdf
Hamka - Tenggelamnya Kapal van der Wijck(2).pdf
muhammadrakaaknar
 
Skrip cerita tahap 11
Skrip cerita tahap 11Skrip cerita tahap 11
Skrip cerita tahap 11zahorien
 
Cerpen Kehidupan.pdf
Cerpen Kehidupan.pdfCerpen Kehidupan.pdf
Cerpen Kehidupan.pdf
LidyaMutiara
 
BATU KERIKIL DAN PASIR.pptx
BATU KERIKIL DAN PASIR.pptxBATU KERIKIL DAN PASIR.pptx
BATU KERIKIL DAN PASIR.pptx
MelanthonSimanungkal1
 
Wangi+kaki+ibu
Wangi+kaki+ibuWangi+kaki+ibu
Wangi+kaki+iburadikalzen
 
Syair perahu
Syair perahuSyair perahu
Syair perahu
dizzna
 
Natasya ungu violet
Natasya ungu violetNatasya ungu violet
Natasya ungu violetmrfuji
 
Bu Kek Siansu Jilid 7
Bu Kek Siansu Jilid 7Bu Kek Siansu Jilid 7
Bu Kek Siansu Jilid 7
Wibowo Kusuma
 

Similar to Anggang dari laut (pinto anugrah) (20)

Anggang dari laut (pinto anugrah)
Anggang dari laut (pinto anugrah)Anggang dari laut (pinto anugrah)
Anggang dari laut (pinto anugrah)
 
Dilarang menjala ikan di hari sabtu (denny prabowo)
Dilarang menjala ikan di hari sabtu (denny prabowo)Dilarang menjala ikan di hari sabtu (denny prabowo)
Dilarang menjala ikan di hari sabtu (denny prabowo)
 
Dermaga (lan fang)
Dermaga (lan fang)Dermaga (lan fang)
Dermaga (lan fang)
 
Dermaga (lan fang)
Dermaga (lan fang)Dermaga (lan fang)
Dermaga (lan fang)
 
Dilarang menjala ikan di hari sabtu (denny prabowo)
Dilarang menjala ikan di hari sabtu (denny prabowo)Dilarang menjala ikan di hari sabtu (denny prabowo)
Dilarang menjala ikan di hari sabtu (denny prabowo)
 
Dilarang menjala ikan di hari sabtu (denny prabowo)
Dilarang menjala ikan di hari sabtu (denny prabowo)Dilarang menjala ikan di hari sabtu (denny prabowo)
Dilarang menjala ikan di hari sabtu (denny prabowo)
 
6.harta karunjenghiskhan.pkh
6.harta karunjenghiskhan.pkh6.harta karunjenghiskhan.pkh
6.harta karunjenghiskhan.pkh
 
Chairil anwar
Chairil anwarChairil anwar
Chairil anwar
 
Arnab dengan buaya
Arnab dengan buayaArnab dengan buaya
Arnab dengan buaya
 
Novel tenggelamnya kapal vander wick
Novel tenggelamnya kapal vander wickNovel tenggelamnya kapal vander wick
Novel tenggelamnya kapal vander wick
 
Tenggelamnya kapal van der wijck hamka
Tenggelamnya kapal van der wijck hamkaTenggelamnya kapal van der wijck hamka
Tenggelamnya kapal van der wijck hamka
 
Hamka - Tenggelamnya Kapal van der Wijck(2).pdf
Hamka - Tenggelamnya Kapal van der Wijck(2).pdfHamka - Tenggelamnya Kapal van der Wijck(2).pdf
Hamka - Tenggelamnya Kapal van der Wijck(2).pdf
 
Skrip cerita tahap 11
Skrip cerita tahap 11Skrip cerita tahap 11
Skrip cerita tahap 11
 
Cerpen Kehidupan.pdf
Cerpen Kehidupan.pdfCerpen Kehidupan.pdf
Cerpen Kehidupan.pdf
 
Bertujuh
BertujuhBertujuh
Bertujuh
 
BATU KERIKIL DAN PASIR.pptx
BATU KERIKIL DAN PASIR.pptxBATU KERIKIL DAN PASIR.pptx
BATU KERIKIL DAN PASIR.pptx
 
Wangi+kaki+ibu
Wangi+kaki+ibuWangi+kaki+ibu
Wangi+kaki+ibu
 
Syair perahu
Syair perahuSyair perahu
Syair perahu
 
Natasya ungu violet
Natasya ungu violetNatasya ungu violet
Natasya ungu violet
 
Bu Kek Siansu Jilid 7
Bu Kek Siansu Jilid 7Bu Kek Siansu Jilid 7
Bu Kek Siansu Jilid 7
 

More from arvin2014

Durian (djenar maesa ayu)
Durian (djenar maesa ayu)Durian (djenar maesa ayu)
Durian (djenar maesa ayu)
arvin2014
 
Dongeng untuk anjeli (willy hangguman)
Dongeng untuk anjeli (willy hangguman)Dongeng untuk anjeli (willy hangguman)
Dongeng untuk anjeli (willy hangguman)
arvin2014
 
Dongeng penunggu surau (mahmudi arif d)
Dongeng penunggu surau (mahmudi arif d)Dongeng penunggu surau (mahmudi arif d)
Dongeng penunggu surau (mahmudi arif d)
arvin2014
 
Dalam rindu (hembang tambun)
Dalam rindu (hembang tambun)Dalam rindu (hembang tambun)
Dalam rindu (hembang tambun)
arvin2014
 
Cerpen buat saya (sunaryono basuki ks)
Cerpen buat saya (sunaryono basuki ks)Cerpen buat saya (sunaryono basuki ks)
Cerpen buat saya (sunaryono basuki ks)
arvin2014
 
Cermin jiwa (s prasetyo utomo)
Cermin jiwa (s prasetyo utomo)Cermin jiwa (s prasetyo utomo)
Cermin jiwa (s prasetyo utomo)
arvin2014
 
Cerita bohong di siang bolong (noer mursidi)
Cerita bohong di siang bolong (noer mursidi)Cerita bohong di siang bolong (noer mursidi)
Cerita bohong di siang bolong (noer mursidi)
arvin2014
 
Ceracau ompu gabe (hasan al banna)
Ceracau ompu gabe (hasan al banna)Ceracau ompu gabe (hasan al banna)
Ceracau ompu gabe (hasan al banna)
arvin2014
 
Burung di atas kuburan (nugroho sukmanto)
Burung di atas kuburan (nugroho sukmanto)Burung di atas kuburan (nugroho sukmanto)
Burung di atas kuburan (nugroho sukmanto)
arvin2014
 
Bohonglah sekali lagi (yustine pravitasmara dewi)
Bohonglah sekali lagi (yustine pravitasmara dewi)Bohonglah sekali lagi (yustine pravitasmara dewi)
Bohonglah sekali lagi (yustine pravitasmara dewi)
arvin2014
 
Bisikan angin (beni setia)
Bisikan angin (beni setia)Bisikan angin (beni setia)
Bisikan angin (beni setia)
arvin2014
 
Bigau (damhuri muhammad)
Bigau (damhuri muhammad)Bigau (damhuri muhammad)
Bigau (damhuri muhammad)
arvin2014
 
Bertahan di selatan (nugroho sukmanto)
Bertahan di selatan (nugroho sukmanto)Bertahan di selatan (nugroho sukmanto)
Bertahan di selatan (nugroho sukmanto)
arvin2014
 
Bakauheni yang merenda rindu penyesalan (badarudin)
Bakauheni yang merenda rindu penyesalan (badarudin)Bakauheni yang merenda rindu penyesalan (badarudin)
Bakauheni yang merenda rindu penyesalan (badarudin)
arvin2014
 
Badai bunga (triyanto triwikromo)
Badai bunga (triyanto triwikromo)Badai bunga (triyanto triwikromo)
Badai bunga (triyanto triwikromo)
arvin2014
 
Atheis (m. dawam rahardjo)
Atheis (m. dawam rahardjo)Atheis (m. dawam rahardjo)
Atheis (m. dawam rahardjo)
arvin2014
 
Aryati (dodiek adyttya dwiwanto)
Aryati (dodiek adyttya dwiwanto)Aryati (dodiek adyttya dwiwanto)
Aryati (dodiek adyttya dwiwanto)
arvin2014
 
Anting (ratna indraswari ibrahim )
Anting (ratna indraswari ibrahim )Anting (ratna indraswari ibrahim )
Anting (ratna indraswari ibrahim )
arvin2014
 
Anak inkubator (yonathan rahardjo)
Anak inkubator (yonathan rahardjo)Anak inkubator (yonathan rahardjo)
Anak inkubator (yonathan rahardjo)
arvin2014
 
Muscle fitness
Muscle fitnessMuscle fitness
Muscle fitness
arvin2014
 

More from arvin2014 (20)

Durian (djenar maesa ayu)
Durian (djenar maesa ayu)Durian (djenar maesa ayu)
Durian (djenar maesa ayu)
 
Dongeng untuk anjeli (willy hangguman)
Dongeng untuk anjeli (willy hangguman)Dongeng untuk anjeli (willy hangguman)
Dongeng untuk anjeli (willy hangguman)
 
Dongeng penunggu surau (mahmudi arif d)
Dongeng penunggu surau (mahmudi arif d)Dongeng penunggu surau (mahmudi arif d)
Dongeng penunggu surau (mahmudi arif d)
 
Dalam rindu (hembang tambun)
Dalam rindu (hembang tambun)Dalam rindu (hembang tambun)
Dalam rindu (hembang tambun)
 
Cerpen buat saya (sunaryono basuki ks)
Cerpen buat saya (sunaryono basuki ks)Cerpen buat saya (sunaryono basuki ks)
Cerpen buat saya (sunaryono basuki ks)
 
Cermin jiwa (s prasetyo utomo)
Cermin jiwa (s prasetyo utomo)Cermin jiwa (s prasetyo utomo)
Cermin jiwa (s prasetyo utomo)
 
Cerita bohong di siang bolong (noer mursidi)
Cerita bohong di siang bolong (noer mursidi)Cerita bohong di siang bolong (noer mursidi)
Cerita bohong di siang bolong (noer mursidi)
 
Ceracau ompu gabe (hasan al banna)
Ceracau ompu gabe (hasan al banna)Ceracau ompu gabe (hasan al banna)
Ceracau ompu gabe (hasan al banna)
 
Burung di atas kuburan (nugroho sukmanto)
Burung di atas kuburan (nugroho sukmanto)Burung di atas kuburan (nugroho sukmanto)
Burung di atas kuburan (nugroho sukmanto)
 
Bohonglah sekali lagi (yustine pravitasmara dewi)
Bohonglah sekali lagi (yustine pravitasmara dewi)Bohonglah sekali lagi (yustine pravitasmara dewi)
Bohonglah sekali lagi (yustine pravitasmara dewi)
 
Bisikan angin (beni setia)
Bisikan angin (beni setia)Bisikan angin (beni setia)
Bisikan angin (beni setia)
 
Bigau (damhuri muhammad)
Bigau (damhuri muhammad)Bigau (damhuri muhammad)
Bigau (damhuri muhammad)
 
Bertahan di selatan (nugroho sukmanto)
Bertahan di selatan (nugroho sukmanto)Bertahan di selatan (nugroho sukmanto)
Bertahan di selatan (nugroho sukmanto)
 
Bakauheni yang merenda rindu penyesalan (badarudin)
Bakauheni yang merenda rindu penyesalan (badarudin)Bakauheni yang merenda rindu penyesalan (badarudin)
Bakauheni yang merenda rindu penyesalan (badarudin)
 
Badai bunga (triyanto triwikromo)
Badai bunga (triyanto triwikromo)Badai bunga (triyanto triwikromo)
Badai bunga (triyanto triwikromo)
 
Atheis (m. dawam rahardjo)
Atheis (m. dawam rahardjo)Atheis (m. dawam rahardjo)
Atheis (m. dawam rahardjo)
 
Aryati (dodiek adyttya dwiwanto)
Aryati (dodiek adyttya dwiwanto)Aryati (dodiek adyttya dwiwanto)
Aryati (dodiek adyttya dwiwanto)
 
Anting (ratna indraswari ibrahim )
Anting (ratna indraswari ibrahim )Anting (ratna indraswari ibrahim )
Anting (ratna indraswari ibrahim )
 
Anak inkubator (yonathan rahardjo)
Anak inkubator (yonathan rahardjo)Anak inkubator (yonathan rahardjo)
Anak inkubator (yonathan rahardjo)
 
Muscle fitness
Muscle fitnessMuscle fitness
Muscle fitness
 

Recently uploaded

Nila88 Situs Slot Gacor RTP Winrate Tertinggi Mudah Maxwin Terfavorit
Nila88 Situs Slot Gacor RTP Winrate Tertinggi Mudah Maxwin TerfavoritNila88 Situs Slot Gacor RTP Winrate Tertinggi Mudah Maxwin Terfavorit
Nila88 Situs Slot Gacor RTP Winrate Tertinggi Mudah Maxwin Terfavorit
Nila88
 
Kodomo99 Daftar Situs Judi Slot Maxwin Server Thailand Hari Ini 2024
Kodomo99 Daftar Situs Judi Slot Maxwin Server Thailand Hari Ini 2024Kodomo99 Daftar Situs Judi Slot Maxwin Server Thailand Hari Ini 2024
Kodomo99 Daftar Situs Judi Slot Maxwin Server Thailand Hari Ini 2024
Kodomo99
 
TATA CARA PENGISIAN PERILAKU KERJA pegawai
TATA CARA PENGISIAN PERILAKU KERJA pegawaiTATA CARA PENGISIAN PERILAKU KERJA pegawai
TATA CARA PENGISIAN PERILAKU KERJA pegawai
trianandika
 
Melodi99 Link Daftar Situs Judi Slot Gacor Sensasional Gampang Maxwin
Melodi99 Link Daftar Situs Judi Slot Gacor Sensasional Gampang MaxwinMelodi99 Link Daftar Situs Judi Slot Gacor Sensasional Gampang Maxwin
Melodi99 Link Daftar Situs Judi Slot Gacor Sensasional Gampang Maxwin
Melodi99
 
PPT Chapter 11_Kelompok 5.pptx 234567890
PPT Chapter 11_Kelompok 5.pptx 234567890PPT Chapter 11_Kelompok 5.pptx 234567890
PPT Chapter 11_Kelompok 5.pptx 234567890
MuhammadRafi159661
 
Games Tebak Lagu Untuk Ice Breaking Presentasi
Games Tebak Lagu Untuk Ice Breaking PresentasiGames Tebak Lagu Untuk Ice Breaking Presentasi
Games Tebak Lagu Untuk Ice Breaking Presentasi
RayAhmed5
 
Papilo99 Link Situs Judi Slot Online Server Thailand Terbaik Paling Gacor
Papilo99 Link Situs Judi Slot Online Server Thailand Terbaik Paling GacorPapilo99 Link Situs Judi Slot Online Server Thailand Terbaik Paling Gacor
Papilo99 Link Situs Judi Slot Online Server Thailand Terbaik Paling Gacor
Papilo99
 
askep imunisasi.pdfNKOHIOPPKJHHG7IJLJMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
askep imunisasi.pdfNKOHIOPPKJHHG7IJLJMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMaskep imunisasi.pdfNKOHIOPPKJHHG7IJLJMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
askep imunisasi.pdfNKOHIOPPKJHHG7IJLJMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
PUSKESMASPEKANHERAN1
 
VIII PENDAFTARAN DAN PERALIHAN HAK ATAS TANAH.ppt
VIII PENDAFTARAN DAN PERALIHAN HAK ATAS TANAH.pptVIII PENDAFTARAN DAN PERALIHAN HAK ATAS TANAH.ppt
VIII PENDAFTARAN DAN PERALIHAN HAK ATAS TANAH.ppt
MuhammadAmin350497
 
617147349-MODUL-9-DAN-10-PENDIDIKAN-SENI-DI-SD.pptx
617147349-MODUL-9-DAN-10-PENDIDIKAN-SENI-DI-SD.pptx617147349-MODUL-9-DAN-10-PENDIDIKAN-SENI-DI-SD.pptx
617147349-MODUL-9-DAN-10-PENDIDIKAN-SENI-DI-SD.pptx
Tiaellyrosyita
 
Popi99 Link Daftar Judi Slot Gacor RTP Maxwin Tertinggi Hari Ini 2024
Popi99 Link Daftar Judi Slot Gacor RTP Maxwin Tertinggi Hari Ini 2024Popi99 Link Daftar Judi Slot Gacor RTP Maxwin Tertinggi Hari Ini 2024
Popi99 Link Daftar Judi Slot Gacor RTP Maxwin Tertinggi Hari Ini 2024
Popi99
 
DAFTAR KEHADIRAN KELAS PENGELOLAAN KINERJA GURU DI PMM.pdf
DAFTAR KEHADIRAN KELAS PENGELOLAAN KINERJA GURU DI PMM.pdfDAFTAR KEHADIRAN KELAS PENGELOLAAN KINERJA GURU DI PMM.pdf
DAFTAR KEHADIRAN KELAS PENGELOLAAN KINERJA GURU DI PMM.pdf
AGUSABDULROHIM
 

Recently uploaded (12)

Nila88 Situs Slot Gacor RTP Winrate Tertinggi Mudah Maxwin Terfavorit
Nila88 Situs Slot Gacor RTP Winrate Tertinggi Mudah Maxwin TerfavoritNila88 Situs Slot Gacor RTP Winrate Tertinggi Mudah Maxwin Terfavorit
Nila88 Situs Slot Gacor RTP Winrate Tertinggi Mudah Maxwin Terfavorit
 
Kodomo99 Daftar Situs Judi Slot Maxwin Server Thailand Hari Ini 2024
Kodomo99 Daftar Situs Judi Slot Maxwin Server Thailand Hari Ini 2024Kodomo99 Daftar Situs Judi Slot Maxwin Server Thailand Hari Ini 2024
Kodomo99 Daftar Situs Judi Slot Maxwin Server Thailand Hari Ini 2024
 
TATA CARA PENGISIAN PERILAKU KERJA pegawai
TATA CARA PENGISIAN PERILAKU KERJA pegawaiTATA CARA PENGISIAN PERILAKU KERJA pegawai
TATA CARA PENGISIAN PERILAKU KERJA pegawai
 
Melodi99 Link Daftar Situs Judi Slot Gacor Sensasional Gampang Maxwin
Melodi99 Link Daftar Situs Judi Slot Gacor Sensasional Gampang MaxwinMelodi99 Link Daftar Situs Judi Slot Gacor Sensasional Gampang Maxwin
Melodi99 Link Daftar Situs Judi Slot Gacor Sensasional Gampang Maxwin
 
PPT Chapter 11_Kelompok 5.pptx 234567890
PPT Chapter 11_Kelompok 5.pptx 234567890PPT Chapter 11_Kelompok 5.pptx 234567890
PPT Chapter 11_Kelompok 5.pptx 234567890
 
Games Tebak Lagu Untuk Ice Breaking Presentasi
Games Tebak Lagu Untuk Ice Breaking PresentasiGames Tebak Lagu Untuk Ice Breaking Presentasi
Games Tebak Lagu Untuk Ice Breaking Presentasi
 
Papilo99 Link Situs Judi Slot Online Server Thailand Terbaik Paling Gacor
Papilo99 Link Situs Judi Slot Online Server Thailand Terbaik Paling GacorPapilo99 Link Situs Judi Slot Online Server Thailand Terbaik Paling Gacor
Papilo99 Link Situs Judi Slot Online Server Thailand Terbaik Paling Gacor
 
askep imunisasi.pdfNKOHIOPPKJHHG7IJLJMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
askep imunisasi.pdfNKOHIOPPKJHHG7IJLJMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMaskep imunisasi.pdfNKOHIOPPKJHHG7IJLJMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
askep imunisasi.pdfNKOHIOPPKJHHG7IJLJMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
 
VIII PENDAFTARAN DAN PERALIHAN HAK ATAS TANAH.ppt
VIII PENDAFTARAN DAN PERALIHAN HAK ATAS TANAH.pptVIII PENDAFTARAN DAN PERALIHAN HAK ATAS TANAH.ppt
VIII PENDAFTARAN DAN PERALIHAN HAK ATAS TANAH.ppt
 
617147349-MODUL-9-DAN-10-PENDIDIKAN-SENI-DI-SD.pptx
617147349-MODUL-9-DAN-10-PENDIDIKAN-SENI-DI-SD.pptx617147349-MODUL-9-DAN-10-PENDIDIKAN-SENI-DI-SD.pptx
617147349-MODUL-9-DAN-10-PENDIDIKAN-SENI-DI-SD.pptx
 
Popi99 Link Daftar Judi Slot Gacor RTP Maxwin Tertinggi Hari Ini 2024
Popi99 Link Daftar Judi Slot Gacor RTP Maxwin Tertinggi Hari Ini 2024Popi99 Link Daftar Judi Slot Gacor RTP Maxwin Tertinggi Hari Ini 2024
Popi99 Link Daftar Judi Slot Gacor RTP Maxwin Tertinggi Hari Ini 2024
 
DAFTAR KEHADIRAN KELAS PENGELOLAAN KINERJA GURU DI PMM.pdf
DAFTAR KEHADIRAN KELAS PENGELOLAAN KINERJA GURU DI PMM.pdfDAFTAR KEHADIRAN KELAS PENGELOLAAN KINERJA GURU DI PMM.pdf
DAFTAR KEHADIRAN KELAS PENGELOLAAN KINERJA GURU DI PMM.pdf
 

Anggang dari laut (pinto anugrah)

  • 1. Riau Pos Minggu, 13 Januari 2008 Anggang dari Laut Cerpen: Pinto Anugrah "Pergilah! Ikuti aliran batang Kuantan itu, kelak kau akan bertemu ujungnya, di mana air akan terasa asin di lidahmu. Muara dengan riak ombak yang mendesir, nyanyian yang mendayu-dayu, yang membuat hati pilu dan layu. Ya, di sanalah tanah Melayu. Carilah ayahmu! Ia berdiam di laut yang sedidih hingga teratak berair hitam, tempat buaya putih tengkuk. Anggang, itulah nama ayahmu, terkenal dengan julukan ‘Anggang dari Laut’!" Mengiang, kata-kata itu mengiang. Tertanam di tubuhku yang paling dalam. Masuk ke darah, mengalir, setiap persendian, ngilu, dan pilu. Menjadi dayung setiap pelayaranku. "Ingat, Buyuang! Kau bukan lagi anak dari seorang putri raja dengan ibu bernama Puti Jamilan. Kini, kau hanya seorang anak rantau yang mencari penghidupan baru di tanah seberang. Layarilah penghidupanmu, kini kau punya kapal sendiri yang bebas kau kayuh ke samudra manapun." Sebuah kapal dagang baru saja melempar jangkar. Petang di bandar Malaka tak menyurutkan hiruk-pikuknya sebagai bandar dagang yang sangat ramai. Kapal-kapal silih berganti menurunkan dan menaikkan jangkarnya. Barang-barang dagang tak habis-habisnya turun dan naik dari kapal-kapal. "Apa yang kau lamunkan, Bujang?" Aku tak menyangka ia akan menyapaku juga. Sedari tadi kuperhatikan ia sibuk menyelesaikan pekerjaannya; mengangkuti peti-peti lada yang hendak diperdagangkan. Ia seorang kuli angkut di bandar ini, aku mengenalnya pagi tadi di kedai kopi sudut bandar. "Saya hendak sangat berlayar." Ia tertawa, lepas, keras sekali. Hingga orang-orang pun menoleh, kami jadi pusat perhatian. "Ke mana kau akan berlayar, Bujang?" "Entahlah. Ke mana gelombang akan membawa." "Kau masih terlalu mentah. Kau tahu, di laut lepas sana lanun-lanun berkeliaran. Membidikkan meriamnya ke setiap kapal dagang yang lewat. Sanggup kau menghadapinya?" Aku tercenung, kemudian mengangkat kepala kembali. "Boleh saya tanya sesuatu." "Apa yang hendak kau tanyakan?" "Kau tahu di mana letaknya laut yang sedidih?" Ia terkesiap, seketika ia hentikan pekerjaannya. Dan langsung berlari, menghilang di balik kerumunan orang. Bandar sangat ramai, aku tak dapat melihat ke arah mana ia lari. Tinggal rasa heranku. Kembali aku termenung di ujung bandar, menatap laut lepas, dan sesekali pikiranku
  • 2. melayang entah ke mana. Tak lama ia kembali, namun kali ini ia tak sendiri. Di belakangnya seorang tua mengikuti. Air mukanya jernih. Bawaannya sangat tenang. Tampaknya ia seorang tua yang sangat dihormati dan jadi kaul tempat bertanya. Ia menghampiriku, sangat dekat, memandang lekat-lekat. Ia berkata setengah berbisik, "Siapa yang kau cari, anak dagang?" Aku memandang wajahnya yang teduh itu. "Anggang!" Tampak ia terkejut, namun keterkejutannya itu dapat ia redam dengan bijak sebagai seorang tua. "Dari mana kau tahu keberadaan Anggang? Hanya orang-orang yang telah lama berlayar dan lanun-lanun yang tahu akan keberadaan Anggang." "Aku anak Anggang!" Kali ini keterkejutannya tak dapat ia sembunyikan. Ia terdiam, beberapa saat. "Sebaiknya kau, anak dagang, cepat pergi dari sini! Jika Syahbandar tahu, kau bisa dirantai." Kawanku, kuli angkut, turut mengangguk. Mengiyakan. Meyakinkanku. Dan orang tua itu tampak memandang lurus ke depan, seolah pandangannya dapat menembus luas lautan. "Datang juga masa itu!" *** Ruang ini gelap sekali, tak ada cahaya masuk sedikit pun. Aku tersandar di dinding batu yang lembab dengan kaki terantai dan terpasung ke dinding. Kepalaku terasa berat, tak lagi berasa apa-apa. Hanya darah dingin yang mulai membeku terasa di bibirku yang sembab. "Asin," umpatku, "Seasin air laut..." Tak dapat kuingat dengan jelas, kejadian itu berlalu begitu cepat. Menghantamku, membuat segala yang ada di sekitarku mengelam. Kelam. Tiba-tiba saja ia telah berada di belakangku dengan para hulubalangnya. Mereka langsung menyekap dan merantaiku. Kawanku—kuli angkut itu, tak dapat berbuat apa-apa, hanya memandang nanar ke arahku. Sedangkan orang tua itu, ia tersenyum, senyum yang lepas, "tidak apa, ikuti saja mereka! Itulah jalan untuk bertemu ayahmu!" Kemudian ia menghilang di antara kerumunan orang yang menonton. Aku dibawa ke sudut bandar, seperti sebuah gudang, tapi aku yakin ini bukanlah sebuah gudang. Di dalam gelap, hanya bayangan garis wajah mereka yang dapat kutangkap dengan mata. "Kau dari mana?" "Siak!" Sesuatu mendarat di kepalaku. Begitu keras. Membuat pandanganku mengabur. Dan benar-benar kelam. ***
  • 3. "Tukar kebebasanmu dengan Pedang Sijanawi!" Ia duduk berhadap-hadapan denganku. Sebuah meja Turki memisahkan. Tampangnya begitu dingin, walau airmukanya kelihatan bersih. Aku tak mengenalnya. "Aku tidak tahu pedang apa itu, lagipula aku tidak punya pedang satu pun apalagi pedang yang kau sebutkan tadi." Tawanya langsung meledak seperti muncung meriam. Aku tak mengerti apa yang ditertawakannya. "Bodoh! Aku tidak menyangka ia punya anak sebodoh ini." Orang-orang yang berdiri di sudut ruangan itu pun ikut tertawa. "Tidak perlu kau tahu pedang apa itu, cukup kau beritahu di mana keberadaan ayahmu, maka kau bebas!" "Di laut yang sedidih." Aku menjawabnya cepat. Ia lalu mengambil sebuah peti dan meletakkannya di atas meja Turki itu. Dikeluarkannya sebuah peta yang tampak sudah usang dan dikembangkannya seperti mengembangkan layar kapal ke hadapanku. "Tunjukkan! Di mana laut yang sedidih itu!" Aku sama sekali tak mengerti membaca peta. Yang kulihat hanya garis-garis hitam yang tebal dan pada bagian tertentu terdapat garis tipis mengiris. Dan tulisan, tulisan Arab tanpa baris, aku dapat membacanya sedikit-sedikit walau masih terbata-bata. Kutelusuri tulisan itu dengan berusaha membacanya satu persatu. "Inuk." Kutunjuk sebuah tempat yang dengan mudah dapat kubaca di peta. Ia langsung tercenung, semua tercenung. "Inuk?" "Bukankah Inuk wilayah kekuasaan raja-raja Bugis di Lingga?" "Kita tidak bisa masuk ke dalamnya." "Jika tetap masuk kita akan berperang dengan Bugis-bugis itu." "Saya tidak percaya Anggang berada di Inuk, Syahbandar." "Kenapa kau tidak percaya?" "Kita lupa, ia itu Raja Lanun yang diburu muncung meriam raja-raja Melayu dan dibenci oleh raja-raja Bugis. Tidak mungkin dengan mudahnya ia memberitahukan keberadaannya pada orang-orang, bahkan kepada anak dan istrinya sekalipun." Syahbandar langsung memukul meja di hadapanku. "Budak ini mencoba menipu kita!" Sebuah benda keras lagi-lagi dihantamkannya ke kepalaku. Membuatku tersungkur ke
  • 4. meja, darah segar langsung keluar mengalir dengan deras menggenangi meja buatan Turki itu, membentuk lautku sendiri. Tiba-tiba aku seperti tersadar, inikah laut yang sedidih itu? Mana mungkin, aku menepis pikiran itu. Samar-samar aku masih mendengar amarah mereka. "Buang budak ini ke air, biar muara Kampar menguliti tubuhnya, dicabik-cabik buaya. Tidak ada gunanya budak ini di atas kapal kita." "Huh, Anggang, Raja Lanun yang menyimpan pusaka segala lanun yang benar-benar licik dan licin. Tidak salah ia dinamakan dengan Anggang, mendengarnya saja sudah bikin gatal seluruh badan apalagi kalau menyentuhnya." *** "Bangun! Bangunlah, Anakku!" "Kaukah itu Ayahku? Kaukah itu Anggang?" "Ya, inilah bentuk wujudku. Ternyata kau sudah besar, Buyuang. Tanggalkanlah nama kecilmu itu! Sekarang kau bernama Tun Bujang yang akan mewarisi segalanya dariku." "Di mana? Di mana kau, Ayah?" "Ada di hatimu." "Hatiku jauh kutinggalkan bersama Ibu, sebagai kawan sepinya untuk bersenandung." "Telah kujemput dengan pusakamu Yamtuan Raja Kecik dan pedang Sapu Rajab, serta cap kuasa atas segala selat dan pesisiran." "Kita pernah bertemu. Bukankah kau yang di bandar tempo hari?" "Ya, bentuk lain dari penyamaranku." "Di mana aku saat ini?" "Ada dalam dirimu." "Seperti kabut kau buat segalanya kabur. Tidakkah aku sekarang berada di laut yang sedidih hingga teratak berair hitam, tempat buaya putih tengkuk?" "Tidak. Itupun lebih dikaburkan. Kenapa kau datang ingin menemuiku?" "Ibu sudah sangat rindu kepadamu. Aku ingin membawamu menemui Ibu." "Laut telah mengikatku!" "Ayah!" "Dan suatu saat kau pun akan diikat laut!" "Ayah!"
  • 5. "Sudah takdirmu kau akan menjadi Raja Lanun dan memegang pusaka pedang Sijanawi!" "Ayah!" "Salamku untuk ibumu!" "Ayah!" "Bangun! Bangunlah, anakku! "Oh, di mana aku?" "Di rumah. Kau terbawa arus sungai, untung tersangkut akar bakau, kalau tidak mungkin kau akan digulung arus bendungan dan pulang namanya saja." "Ayah! Di mana Ayah? Ayah!" "Ayahmu belum pulang menangkap ikan sejak pagi." "Bagaimana aku menyusuri Kampar, Ibu? Batang Kampar telah dibendung, air menggenang membuat danau. Bagaimana caranya aku sampai ke laut. Dan Ayah, bagaimana dengan Ayah?" "Kau bicara apa?" "Laut yang sedidih hingga teratak berair hitam, tempat buaya putih tengkuk. Di mana itu, Ibu?" "Bangunlah, Buyuang! Sadarlah!" "Anggang, ya, Anggang. Itukah nama Ayah, Bu?" "Rupanya benturan di kepalamu cukup keras, hingga kau menceracau tidak karuan!" "Ayah! Kita tidak akan ketemu Ayah lagi, Bu!"*** Kandangpadati, 0705 – 09