1. Analisis Tingkat Keragaan Perekonomian
Dan Hubungannya Dengan Tingkat Kemiskinan
Provinsi Jambi Tahun 1996-2010
AHMAD FAUZIE
Disampaikan pada:
Seminar Proposal Tesis Magister Ekonomi Pembangunan
Universitas Jambi 2011
2. BAB I. PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Tujuan pembangunan
Menjaga
nasional pada dasarnya
stabilitasi
adalah mewujudkan
masyarakat sejahtera, baik
secara materiil maupun
spirituil Memacu
pertumbuhan
ekonomi
Menekan
Angka
Pengangguran
Kemiskinan
Menggalakan
Investasi
3. LATAR BELAKANG
Pembangunan Bagian integral Pembangunan
Provinsi Jambi Nasional
Permasalahan Kesejahteraan
Pembangunan Rakyat
Pertumbuhan Ekonomi
Tujuan serta sasaran pembangunan
Inflasi
informasi jangka pendek, menengah dan panjang
Investasi
dapat dirumuskan dan ditetapkan secara
Pengangguran
terpadu.
Kemiskinan
4. LATAR BELAKANG
Inflasi Pertumbuhan Pengangguran Investasi
1996 (5,00%) ekonomi 1996 (4.13%) 1996-2010
2010 (10.52%) 1996 (2.53%) 2010 (5,39%) (19.93%)
2010 (7,31%)
Kemiskinan
1996-2010 (-2.53%)
1996 (17.84%)
2010 (14.43%)
5. LATAR BELAKANG
Konteks Regional
Tersedianya informasi awal
Perencanaan pembangunan
tentang situasi yang berkaitan
daerah harus merupakan
dengan
suatu proses tindakan
kapasitas, potensi, peluang
strategis
yang dimiliki serta kendala
Keragaan Perekonomian Provinsi Jambi Dan Bagaimana Hubungannya
Dengan Tingkat Kemiskinan Tahun 1996 - 2010
6. PERUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah dinamika perkembangan perekonomian
(investasi, pertumbuhan ekonomi, inflasi dan pengangguran) provinsi
Jambi tahun 1996-2010
2. Bagaimana perkembangan tingkat keragaan perekonomian provinsi
Jambi selama tahun 1996-2010
3. Bagaimana hubungan tingkat keragaan perekonomian provinsi Jambi
dengan tingkat kemiskinan selama tahun 1996-2010
7. TUJUAN PENELITIAN
1. Mengambaran dinamika perkembangan perekonomian (investasi, pertumbuhan ekonomi, inflasi
dan pengangguran) provinsi Jambi tahun 1996-2010
2. Menggambarkan perkembangan tingkat keragaan perekonomian provinsi Jambi selama tahun
1996-2010
3. Menggambarkan bahwa ada hubungan antara keragaan perekonomian dengan jumlah penduduk
miskin selama tahun 1996-2010
MANFAAT PENELITIAN
1. Secara praktis: dapat memberikan sumbangan pemikiran dan informasi kepada Pemerintah
Provinsi Jambi dan instansi serta lembaga terkait dalam rangka menyusun kebijakan khususnya
pada perencanaan pembangunan daerah
2. Secara teori: diharapkan dapat memberikan sumbangan dan masukan terhadap peneliti lanjutan
dalam penerapan konsep tingkat keragaan perekonomian Provinsi Jambi
3. Menunjukan hubungan tingkat keragaan perekonomian dengan tingkat kemiskinan provinsi
Jambi.
8. BAB II. LANDASAN TEORITIS
Bab ini menjelaskan beberapa teori yang berkaitan dengan permasalahan yang
akan dibahas sebagai dasar dalam pemahaman yang lebih banyak mengacu
kepada konsep dan definisi seta penjelasan-penjelasannya, baik yang dikuitip
dari beberapa pendapat para ahli maupun pendapat
9. INFLASI
Konsumsi
Permintaan
Output Gap
Ekspor
Inflasi
Dunia
INFLASI
Investasi Eksternal INTI
Nilai Tukar
Produksi Penawaran
Inersia Ekspektasi
Impor INFLASI
IHK
Kebijakan Administered
Pemerintah Price
Supply Impor
Shocks Barang
INFLASI
NON-INTI
Penawaran
Produksi/distribusi
Barang
Volatile
Good Price
Populasi Permintaan
11. PDRB DAN PERTUMBUHAN EKONOMI
PDRB merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit
usaha ekonomi dalam suatu negara tertentu, atau merupakan jumlah nilai
barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi.
PDRB merupakan balas jasa faktor produksi.
PDRB digunakan untuk konsumsi (rumahtangga, pemerintah), pembentukan
modal, ekspor neto (ekspor – impor)
PDB = Ch + Cg + I + (X – M)
12. PDRB DAN PERTUMBUHAN EKONOMI
• Dasar penyusunanya adalah pembagian dua kelompok: Penghasil dan Pengguna
barang dan jasa
• Penghasil barang dan jasa disebut dunia usaha yang menciptakan barang dan jasa
setiap tahun.
• Penghasil ini dikelompokkan menurut sektor ekonomi, yakni 9 sektor ekonomi.
Pertanian, pertambangan, industri,listrik, konstruksi, phr, angkutan, keuangan, jasa
• Penggunaan barang dan jasa adalah: Konsumsi Investasi
• Dari sudut kelembagaan penggunanya adalah: masyarakat, pemerintah, usaha
investasi, dan luar negeri
14. PDRB DAN PERTUMBUHAN EKONOMI
• PERTUMBUHAN EKONOMI, DIDEFINISIKAN SEBAGAI PERKEMBANGAN KEGIATAN DALAM
PEREKONOMIAN YANG MENYEBABKAN BARANG DAN JASA YANG DIPRODUKSI DALAM
MASYARAKAT BERTAMBAH (SADONO SUKIORNO, 2004)
• MASALAH PERTUMBUHAN EKONOMI DIPANDANG SEBAGAI MASALAH MAKRO EKONOMI
JANGKA PANJANG
• PENINGKATAN PERTUMBUHAN EKONOMI KARENA :
* FAKTOR PRODUKSI MENGALAMI PENINGKATAN DLM JUMLAH DAN KUALITASNYA
* INVESTASI YANG DILAKUKAN MENINGKATKAN JUMLAH BARANG MODAL
* TEKNOLOGI YANG SELALU BERKEMBANG
* TENAGA KERJA BERTAMBAH KARENA BERTAMBAHNYA PENDUDUK
* PENGALKAMAN KERJA DAN PENDIDIKAN MENINGKATKAN KUALITAS TENAGA
KERJA
15. INVESTASI/PENANAMAN MODAL
Jones (2004), Investasi merupakan suatu kegiatan penempatan dana pada
sebuah atau sekumpulan aset selama periode tertentu dengan harapan dapat
memperoleh penghasilan dan/atau peningkatan nilai investasi.
Investasi merupakan salah satu komponen yang penting dalam pembentukan
GNP. Investasi memiliki peranan yang penting dalam permintaan agregat.
Biasanya pengeluaran investasi memiliki sifat yang tidak stabil sehingga sering
mengalami fluktuasi yang dapat menyebabkan terjadinya resesi dan boom.
Investasi sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi dan perbaikan dalam
produktivitas tenaga kerja
17. INVESTASI/PENANAMAN MODAL
Sektor Produksi
Faktor Produksi Output
Pengeluaran Pendapatan
Tabungan Investasi Fisik
Investasi Finansial
18. INVESTASI/PENANAMAN MODAL
FAKTOR-FAKTOR
YANG
Situasi politik Kemajuan Teknologi
MEMPENGARUHI
INVESTASI
Kemudahan
Tingkat Bunga Adanya Keuntungan
Pemerintah
Tingkat Keuntungan Tingkat Pendapatan
Investasi Nasional
19. KEMISKINAN
Dengan demikian seseorang atau sekelompok orang dikatakan miskin ketika
seseorang atau sekelompok orang tersebut tidak mampu dalam mencukupi
tingkat kebutuhan minimal (basic need) dari standar hidup tertentu
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (1993) menjelaskan kemiskinan
adalah situasi serba kekurangan yang terjadi bukan karena dikehendaki oleh si
miskin, melainkan karena tidak dapat dihindari dengan kekuatan yang ada
padanya dan sesuatu yang harus diterima
Ellis (1984) mendefinisikan kemiskinan sebagai kekurangan sumberdaya yang
dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan meningkatkan
kesejahteraan sekelompok orang. Sumber daya dalam konteks ini menyangkut
tidak hanya aspek finansial, melainkan pula semua jenis kekayaan (wealth) yang
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam arti luas
20. KEMISKINAN
Tingkat
Produktivitas
pendidikan
rendah
rendah
Produksi Pendapatan
rendah rendah
Kinerja Produksi
rendah rendah
Tingkat
Kesehatan Kemiskinan Tingkat
rendah pertumbuhan
rendah
Kekuranagan Konsumsi
makanan yang rendah Tabungan Investasi
yang rendah rendah
21. KERANGKA PEMIKIRAN
Inflasi Pertumbuhan
Ekonomi
Pengangguran Investasi
Keragaan Ekonomi
Kemiskinan
22. HIPOTESIS
Terdapat Hubungan yang Signifikan Antara
Keragaan Ekonomi dan Kemiskinan di Provinsi
Jambi tahun 1996-2010
23. BAB II. METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian dalam penulisan ini adalah dengan
menggunakan analisis data skunder yang diperoleh dari Badan
Pusat Statistik dan untuk investasi data didapat dari BKPMD
24. SUMBER DAN JENIS DATA
Data yang digukanan dalam penelitian ini adalah:
PDRB JAMBI 1996-2010 ANGKA INFLASI JAMBI 1996-2010
KEMISKINAN
1996-2010
INVESTASI JAMBI 1996-2010 ANGKA PENGANGGURAN 1996-2010
25. ALAT ANALISIS YANG DIGUNAKAN (1)
Model Analisis Pertama
Untuk menjawab masalah pertama, maka digunakan model analisis
perkembangan setiap indikator dengan rumus, sebagai berikut;
IE it – IE it-1
IE= IEit-1 x 100
IE = indikator ekonomi (Investasi, Pertumbuhan
Ekonomi, Inflasi dan Pengangguran)
IE i Indikator ekonomi i pada tahun t
t =
IEi t-1 = indikator ekonomi i pada tahun t-1
26. ALAT ANALISIS YANG DIGUNAKAN (2)
Model Analisis Kedua
Untuk menjawab masalah kedua digunakan model analisis keragaan (Soejono dan
Abdurrahman, 1997). , dengan penjelasan sebagai berikut:
Pertumbuhan Ekonomi (+)
Inflasi (-) Investasi (+)
Pengangguran (-)
27. ALAT ANALISIS YANG DIGUNAKAN (2)
Dari batasan kuadran di atas, maka langkah selanjutnya adalah menghitung luas segitiga
pada masing-masing kuadran, dengan menggunakan metode penghitungan luas
segitiga, sebgai berikut;
Luas = ½ x alas x tinggi
Luas Kuadran = (I + II + III + IV)/4
Untuk menyamakan setiap variabel pengamatan, maka didefinisikan setiap
satuannya dalam tabel keragaan, sebagai berikut:
No Variabel Indikator Variabel Peubah Hasil Tingkat Keragaan
1 Pertumbuhan 0-15 Tetap 0-15 Luas Segitiga
Ekonomi
2 Investasi 1-200 m Dibagi 13,3 0-15 Luas Segitiga
3 Inflasi 0-15 Tetap 0-15 Luas Segitiga
4 Pengagungan 0-15 Dibagi 6,6 0-15 Luas Segitiga
Jumlah ∑/4
28. ALAT ANALISIS YANG DIGUNAKAN (3)
Model Analisis Ketiga
Untuk menjawab masalah ketiga digunakan alat analisis korelasi pearson, dengan
formula sebagai berikut:
n XY X. Y
r
2 2 2 2
n X ( X) . n Y ( Y)
Dimana:
r = nilai koefisien korelasi
y = penduduk miskin
x – keragaan ekonomi
29. PENGERTIAN
apabila nilai r = 0 atau mendekati 0, maka hubungan antara kedua variabel sangat
lemah dan tidak terdapat hubungan sama sekali diantara kedua variabel tersebut.
Dan jika nilai r – 1 atau mendekati 1, maka hubungan antara kedua variabel tersebut
sangat kuat atau terdapat hubungan yang kuat.
Apabila r bernilai negatif maka hubungan kedua variabel adalah saling bertolak
belakang
dan apabila r bernilai positif maka hubungan kedua variabel tersebut sangat searah.
Rumusan hipotesis dua arah adalah sebagai berikut:
H0 : rp = 0
H1 : rp ≠ 0
Dimana rp = korelasi pearson
H0 : Tidak ada hubungan korelasi signifikan antara
variabel tingat keragaan ekonomi dengan jumlah
penduduk miskin.
H1 : Ada hubungan korelasi signifikan antara variabel
tingat keragaan ekonomi dengan jumlah penduduk
miskin.
30. SIGNIFIKAN KOEFISIEN KORELASI PEARSON
Untuk menguji signifikan koefisien korelasi pearson tersebut digunakan alat uji t
yang dirumuskan sebagai berikut:
Pengambilan keputusan:
Dengan membandingkan nilai t hitung dengan nilai t tabel, maka dapat diambil kesimpulan
dengan ketentuan:
• Jika nilai t hitung < nilai t tabel, maka kesimpulannya adalah terima hipotesis nol, yang
berarti bahwa tidak ada hubungan korelasi signifikan antara tingkat keragaan ekonomi
dengan jumlah penduduk miskin
• Jika nilai t hitung > nilai t tabel, maka kesimpulannya adalah terima hipotesis 1, yang
berarti bahwa ada hubungan korelasi signifikan antara tingkat keragaan ekonomi dengan
jumlah penduduk miskin
31. OPERASIONAL VARIABEL
• Investasi, adalah investasi yang direalisasikan di Provinsi jambi selama tahun 1996-
2010 dalam satuan jutaan rupiah.
• Pertumbuhan Ekonomi, adalah perubahan atau pergerakan nilai PDRB berdasarkan
harga konstan selama tahun 1996-2010 yang dinotasikan dalam persen
• Pengangguran, adalah pengangguran terbuka yang dihitung dari rasio orang yang
mencari kerja terhadap jumlah angkatan kerja dalam satuan persen
• Inflasi, adalah inflasi tahun kalender yang dihitung dari perubahan indeks harga
konsumen tahun 1996-2010, dalam persen.
• Keragaan Perekonomian, adalah hubungan antara investasi, pertumbuhan ekonomi,
inflasi dan pengangguran tahun 1996-2010 dalam satuan