Manajemen produksi dan operasi membahas perencanaan dan pengorganisasian proses produksi untuk menghasilkan output optimal. Dokumen ini membahas metode peramalan permintaan, termasuk kualitatif dan kuantitatif, serta peranan strategi operasi dalam persaingan bisnis.
Aminullah assagaf k1 sd k14 manj oprs dan prod_2020Aminullah Assagaf
Pokok bahasan mencakup teknik peramalan permintaan untuk produk dan jasa, meliputi metode kualitatif, kuantitatif berbasis seri waktu, dan kausal. Metode kualitatif melibatkan panel ahli, survei pasar, dan analisis siklus hidup produk, sementara metode kuantitatif meliputi rata-rata bergerak, penghalusan eksponensial, dan regresi. Peramalan akurat penting untuk perencanaan fasilitas, kapasitas, produ
Manajemen produksi dan operasi membahas perencanaan dan pengorganisasian proses produksi untuk menghasilkan output optimal. Dokumen ini membahas metode peramalan permintaan, termasuk kualitatif dan kuantitatif, serta peranan strategi operasi dalam persaingan bisnis.
Aminullah assagaf k1 sd k14 manj oprs dan prod_2020Aminullah Assagaf
Pokok bahasan mencakup teknik peramalan permintaan untuk produk dan jasa, meliputi metode kualitatif, kuantitatif berbasis seri waktu, dan kausal. Metode kualitatif melibatkan panel ahli, survei pasar, dan analisis siklus hidup produk, sementara metode kuantitatif meliputi rata-rata bergerak, penghalusan eksponensial, dan regresi. Peramalan akurat penting untuk perencanaan fasilitas, kapasitas, produ
Dokumen ini membahas tiga topik utama yaitu perancangan produk barang dan jasa, perancangan proses produksi, serta perencanaan kapasitas dengan menggunakan model linear programming.
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan produksi dan operasi, mulai dari rancang bangun produk barang dan jasa, perencanaan proses produksi, perencanaan kapasitas menggunakan linear programming, hingga perencanaan total dan penjadwalan produksi serta operasi menggunakan metode seperti PERT dan CPM."
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen produksi dan operasi, meliputi topik-topik seperti pengawasan kualitas, biaya produksi, penilaian kinerja, serta metode-metode perbaikan kualitas seperti kaizen dan DMAIC."
Makalah ini membahas proses manajemen operasi pada suatu perusahaan. Ia menjelaskan tentang pengertian manajemen operasi, fungsi-fungsi manajemen operasi seperti perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan, serta sistem manajemen operasi yang terdiri dari konsep IPO.
Muti studi kelayakan bisnis bab 5 dan bab 6MutirahMuti
Dokumen tersebut membahas tentang aspek teknis/operasi dan manajemen organisasi dalam membangun suatu bisnis. Pembahasan mencakup penentuan lokasi, luas produksi, tata letak pabrik, pemilihan teknologi, manajemen sumber daya manusia, dan struktur organisasi perusahaan.
Manajemen produksi & memperbaiki kualitas dan efisiensi produksi yunisarosa
Bab ini membahas manajemen produksi dan memperbaiki kualitas serta efisiensi produksi. Secara ringkas, pembahasan mencakup (1) sumber daya utama yang diperlukan untuk produksi seperti SDM, bahan baku, dan fasilitas, (2) faktor yang mempengaruhi keputusan lokasi pabrik dan desainnya, dan (3) pengawasan proses produksi meliputi pembelian bahan baku, persediaan, penjadwalan, dan kualitas.
EKMA 4215 - Manajemen Operasi Modul 1 : Introduksi Manajemen OperasiAncilla Kustedjo
Dokumen tersebut merupakan modul perkuliahan Manajemen Operasi pada Universitas Terbuka yang membahas pengertian manajemen operasi, jenis operasional bisnis, produksi dan produktivitas, serta strategi proses."
Tugas paper mata kuiiah manajemen operasi dan inovasi 1chienmario
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang konsep Just in Time Manufacturing dan prinsip-prinsipnya
2. Tujuan utama JIT adalah mengurangi pemborosan dan meningkatkan produktivitas
3. Ada delapan prinsip dasar JIT yaitu berproduksi sesuai pesanan, produksi dalam lot kecil, mengurangi pemborosan, dan terus meningkatkan mutu produk.
Teks tersebut membahas tentang manajemen produksi dan pengaruhnya terhadap nilai perusahaan. Secara singkat, teks tersebut menjelaskan bahwa manajemen produksi melibatkan pengelolaan sumber daya manusia, mesin, dan persediaan untuk memproduksi barang dan jasa secara efisien dan bermutu tinggi. Teks tersebut juga menjelaskan teknik-teknik penjadwalan produksi seperti PERT untuk mengoptimalkan proses produksi.
Dokumen ini memberikan ringkasan tentang bab 2 dari buku tentang pengeluaran. Ia menjelaskan maksud pengeluaran dan peranan pentingnya dalam proses transformasi. Dokumen ini juga membincangkan evolusi pengurusan pengeluaran, tanggungjawab pengurus pengeluaran, hubungan antara jabatan pengeluaran dengan jabatan lain, proses pengeluaran dan subsistem pengeluaran.
1. Dokumen tersebut membahas tentang mata kuliah Manajemen Produksi dan Operasi yang diampu oleh Prof. Dr. Dr. H. Aminullah Assagaf, SE., MS., MM., M.Ak dengan memberikan informasi tentang dosen pengajar, bahan bacaan yang disarankan, informasi pendukung seperti slideshare dan libgen, serta syllabus mata kuliah tersebut.
1. Manajemen produksi dan operasi membahas tentang perencanaan produksi, proses transformasi, dan output barang atau jasa dengan mempertimbangkan sumber daya dan lingkungan eksternal.
2. Dokumen menjelaskan tentang pendahuluan manajemen produksi, fungsi operasi, peranan strategi, forecasting permintaan, dan penelitian produk."
Dokumen ini membahas tiga topik utama yaitu perancangan produk barang dan jasa, perancangan proses produksi, serta perencanaan kapasitas dengan menggunakan model linear programming.
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan produksi dan operasi, mulai dari rancang bangun produk barang dan jasa, perencanaan proses produksi, perencanaan kapasitas menggunakan linear programming, hingga perencanaan total dan penjadwalan produksi serta operasi menggunakan metode seperti PERT dan CPM."
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen produksi dan operasi, meliputi topik-topik seperti pengawasan kualitas, biaya produksi, penilaian kinerja, serta metode-metode perbaikan kualitas seperti kaizen dan DMAIC."
Makalah ini membahas proses manajemen operasi pada suatu perusahaan. Ia menjelaskan tentang pengertian manajemen operasi, fungsi-fungsi manajemen operasi seperti perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan, serta sistem manajemen operasi yang terdiri dari konsep IPO.
Muti studi kelayakan bisnis bab 5 dan bab 6MutirahMuti
Dokumen tersebut membahas tentang aspek teknis/operasi dan manajemen organisasi dalam membangun suatu bisnis. Pembahasan mencakup penentuan lokasi, luas produksi, tata letak pabrik, pemilihan teknologi, manajemen sumber daya manusia, dan struktur organisasi perusahaan.
Manajemen produksi & memperbaiki kualitas dan efisiensi produksi yunisarosa
Bab ini membahas manajemen produksi dan memperbaiki kualitas serta efisiensi produksi. Secara ringkas, pembahasan mencakup (1) sumber daya utama yang diperlukan untuk produksi seperti SDM, bahan baku, dan fasilitas, (2) faktor yang mempengaruhi keputusan lokasi pabrik dan desainnya, dan (3) pengawasan proses produksi meliputi pembelian bahan baku, persediaan, penjadwalan, dan kualitas.
EKMA 4215 - Manajemen Operasi Modul 1 : Introduksi Manajemen OperasiAncilla Kustedjo
Dokumen tersebut merupakan modul perkuliahan Manajemen Operasi pada Universitas Terbuka yang membahas pengertian manajemen operasi, jenis operasional bisnis, produksi dan produktivitas, serta strategi proses."
Tugas paper mata kuiiah manajemen operasi dan inovasi 1chienmario
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang konsep Just in Time Manufacturing dan prinsip-prinsipnya
2. Tujuan utama JIT adalah mengurangi pemborosan dan meningkatkan produktivitas
3. Ada delapan prinsip dasar JIT yaitu berproduksi sesuai pesanan, produksi dalam lot kecil, mengurangi pemborosan, dan terus meningkatkan mutu produk.
Teks tersebut membahas tentang manajemen produksi dan pengaruhnya terhadap nilai perusahaan. Secara singkat, teks tersebut menjelaskan bahwa manajemen produksi melibatkan pengelolaan sumber daya manusia, mesin, dan persediaan untuk memproduksi barang dan jasa secara efisien dan bermutu tinggi. Teks tersebut juga menjelaskan teknik-teknik penjadwalan produksi seperti PERT untuk mengoptimalkan proses produksi.
Dokumen ini memberikan ringkasan tentang bab 2 dari buku tentang pengeluaran. Ia menjelaskan maksud pengeluaran dan peranan pentingnya dalam proses transformasi. Dokumen ini juga membincangkan evolusi pengurusan pengeluaran, tanggungjawab pengurus pengeluaran, hubungan antara jabatan pengeluaran dengan jabatan lain, proses pengeluaran dan subsistem pengeluaran.
1. Dokumen tersebut membahas tentang mata kuliah Manajemen Produksi dan Operasi yang diampu oleh Prof. Dr. Dr. H. Aminullah Assagaf, SE., MS., MM., M.Ak dengan memberikan informasi tentang dosen pengajar, bahan bacaan yang disarankan, informasi pendukung seperti slideshare dan libgen, serta syllabus mata kuliah tersebut.
1. Manajemen produksi dan operasi membahas tentang perencanaan produksi, proses transformasi, dan output barang atau jasa dengan mempertimbangkan sumber daya dan lingkungan eksternal.
2. Dokumen menjelaskan tentang pendahuluan manajemen produksi, fungsi operasi, peranan strategi, forecasting permintaan, dan penelitian produk."
1. Dokumen tersebut membahas tentang mata kuliah Manajemen Produksi dan Operasi, mencakup pendahuluan, fungsi operasi, peranan strategi, forecasting permintaan, dan penelitian produk."
1. Manajemen produksi dan operasi membahas tentang perencanaan produksi, proses transformasi, dan output barang atau jasa dengan mempertimbangkan input sumber daya.
2. Peramalan permintaan produk dan jasa sangat penting untuk perencanaan kapasitas, penjadwalan, dan pengelolaan persediaan.
3. Ada berbagai metode peramalan seperti kualitatif, kuantitatif berbasis waktu, dan berbasis penyebab yang masing-masing memiliki kelebihan
1. Dokumen tersebut membahas tentang manajemen produksi dan operasi, termasuk pendahuluan manajemen produksi, fungsi operasi, peranan strategi, forecasting permintaan, dan metode forecasting.
2. Berisi materi kuliah manajemen produksi dan operasi beserta bahan bacaan pendukung seperti buku dan jurnal ilmiah.
3. Memberikan informasi mengenai syllabus mata kuliah tersebut yang mencakup berbagai topik seperti perencanaan strategi, forecasting, perancangan f
1. Dokumen tersebut membahas tentang manajemen produksi dan operasi, termasuk pendahuluan tentang sejarah manajemen produksi, ruang lingkup manajemen produksi dan operasi, serta peranan strategi manajemen produksi dalam persaingan bisnis. 2. Salah satu topik penting yang dibahas adalah peramalan permintaan terhadap produk dan jasa, dengan menjelaskan berbagai metode peramalan kuantitatif dan kualitatif. 3. Dokumen tersebut juga berisi
Dokumen tersebut membahas tentang analisis peluang pasar, riset pemasaran, perilaku konsumen, dan segmentasi pasar. Dokumen ini memberikan penjelasan singkat mengenai konsep-konsep penting dalam pemasaran seperti analisis peluang pasar, riset pemasaran, perilaku konsumen, serta segmentasi pasar."
Kelompok 3 Mk. Manjemen operasi Modul 6 (1).pptxRahmatSetiawan63
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen sumber daya manusia, desain pekerjaan, dan pengukuran kerja. Termasuk didalamnya adalah praktik pengelolaan sumber daya manusia, desain tim kerja, motivasi kerja, kurva pembelajaran, dan ergonomi di tempat kerja.
Dokumen tersebut membahas latar belakang perlunya tenaga kerja berkualitas tinggi di bidang industri untuk mendukung pembangunan Indonesia. Dokumen ini juga menjelaskan tujuan dan metodologi praktikum perancangan sistem manufaktur untuk mempelajari proses produksi sandal yang efisien dan efektif. Dokumen tersebut juga membatasi ruang lingkup praktikum pada produksi sandal polos ukuran 40 dan 41 serta menetapkan asumsi-asum
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan produksi dan operasi, mencakup topik seperti perancangan produk barang dan jasa, perancangan proses produksi, perencanaan kapasitas dengan linear programming, dan perencanaan total serta penjadwalan produksi dan operasi.
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan produksi dan operasi, mencakup topik seperti perancangan produk barang dan jasa, perancangan proses produksi, perencanaan kapasitas dengan linear programming, dan perencanaan total serta penjadwalan produksi dan operasi.
This document provides an overview of a project management course to be taught from March to July 2024 by Professor Aminullah Assagaf. The course will cover topics such as project planning, scheduling, control methods, critical path method (CPM), probabilistic activity times, and project crashing and time-cost tradeoffs. It lists learning objectives, lecture outlines, and resources including a YouTube channel for the course.
The document provides an outline for a lecture on operations management. It discusses topics related to human resources including human resources and quality management, changing nature of HR management, contemporary trends in HR, employee compensation, managing diversity, job design, job analysis, and learning curves. It provides definitions and explanations of these topics with examples. The lecture will be given by Professor Aminullah Assagaf from March to July 2024.
Aminullah Assagaf_P5-Ch.7_Capacity and Facility_32.pptxAminullah Assagaf
This document provides an outline for a lecture on operations management topics related to capacity and facilities planning. The key points covered include capacity planning strategies, economies of scale, basic layout types including process, product and fixed position layouts. Methods for designing different layouts are discussed. The document also covers topics like line balancing, cellular layouts, flexible manufacturing systems, and mixed model assembly lines.
Aminullah Assagaf_P4-Ch.6_Processes and technology-32.pptxAminullah Assagaf
This document provides an outline for a course on operations management being taught by Professor Aminullah Assagaf from March to July 2024. The outline covers topics such as process planning, analysis, innovation, and technology decisions. Key aspects of process design, strategy, and selection are discussed. Process types like project, batch, mass, and continuous are defined and compared. Process analysis techniques like flowcharting are also introduced. The document concludes with an overview of technologies relevant to product development and manufacturing processes.
This document discusses concepts related to operations management and service design. It covers topics such as the design process, concurrent design, technology in design, design reviews, quality function deployment, characteristics of services, the service design process, tools for service design such as service blueprinting and servicescapes, and waiting line analysis for service improvement. The document contains lecture outlines, definitions, and examples to explain key concepts.
This document provides an overview of operations management topics including operations strategy, quality management, and changing corporations. It discusses four steps for strategy formulation, competitive priorities, the role of operations in corporate strategy, strategic decisions in operations, and issues and trends affecting operations. Key concepts are defined and companies are used as examples to illustrate various strategies and quality management techniques. The document appears to be from a textbook or set of lecture slides on operations management.
This document provides an outline of key topics covered in an introduction to operations and supply chain management course, including:
- Defining operations management and the functions of operations managers.
- Explaining the historical evolution of operations management concepts from the Industrial Revolution to modern approaches like Lean production and Supply Chain Management.
- Discussing the importance of productivity, competitiveness, and using operations strategy to position the firm based on factors like cost, quality, speed and flexibility.
- Introducing frameworks for strategic planning and performance measurement like the balanced scorecard.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Aminullah assagaf mpo114 manajemen produksi dan operasi_2020
1.
2. Bahan Bacaan
1. Production and Operation Management – An Applied
Modern Approach
By : John S. Martinich
2. Productiob and Operation Management – Concept,
Models and Behavior
By : Everett E. Adam and Ronald J. Ebert
3. Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi
By : T. Hani Handoko
4. Manajemen Produksi
By : Sukanto Reksohadiprodjo &
Indriyo Gitosudarmo
5. Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi
By : Lalu Sumayang
3. POKOK BAHASAN (1)
1. Pendahuluan
2. Fungsi operasi
3. Peranan strategi manajemen produksi dan operasi
4. Forecasting permintaan akan produk dan jasa
5. Penelitian dan pengembangan produk
6. Luas dan pola produksi
7. Penentuan lokasi produksi
8. Rancang bangun fasilitas
9. Penentuan letak fasilitas produksi atau layout
10. Rancang bangun produk barang
11. Rancang bangun produk jasa
12. Perancangan proses produksi
13. Perencanaan kapasitas dengan Linear Programming
14. Perencanaan total dan penjadwalan produksi dan operasi
15. Penjadwalan dan pengawasan proyek dengan PERT dan CPM
4. 16. Pemeliharaan fasilitas
17. Penanganan bahan atau material handling
18. Perancangan dan pengelolaan tenaga kerja
19. Persoalan – persoalan standar
20. Pengelolaan persediaan dan Manajemen inventori
21. Rencana kebutuhan material
22. Pengelolaan sumber daya manusia
23. Perencanaan dan pengawasan produksi
24. Pengawasan kualitas (quality control)
25. Pengawasan biaya produksi
26. Penilaian dan peningkatan kinerja
27. Manajemen operasi internasional
28. Supplement
POKOK BAHASAN (2)
5.
6. 1.Pendahuluan
• James Watt, th 1764 menemukan mesin uap sebagai pengganti
tenaga manusia yang kemudian mengantar peradaban manusia
kezaman modern dimana produktivitas meningkat dengan cepat,
perkembangan teknologi dan revolusi industri.
• Adam Smith, th 1776 dalam buku “The Wealth of Nations” atau
“An inquiry into the nature and causes of the welth of nation” ada
3 dasar kemajuan ekonomi dengan adanya pembagian kerja,
yaitu :
1. Peningkatan keahlian dan keterampilan buruh jika satu tugas dilakukan
berulang
2. Mengurangi kehilangan waktu bila suatu aktivitas diubah menjadi aktivitas
yang lain
3. Mendorong penemuan dan pembuatan peralatan yang akan digunakan
oleh tenaga kerja spesialis dan pada pekerjaan khusus.
• Charles Babbage, 1832 dalam buku “ On the economy of
machinery and manufactures” mengembangkan ajaran Adam
Smith dengan menambahkan satu unsur lagi, yaitu : upah buruh
dibayar sesuai dengan keahlian yang diperlukan untuk aktivitas
yang sedang dikerjakan.
7. 1.Pendahuluan
• Frederick. W. Taylor, th 1911, dalam buku “The principle of
scientific management” meneruskan teori Adam Smith dan
memperjuangkan penerapan ilmu pengetahuan pada pengelolaan
pabrikasi yang berkembang dengan cepat dan semakin rumit.
• Elton Mayo, th 1946, mengemukakan bahwa motivasi dan
kepuasan kerja merupakajn faktor utama dalam penentuan
kinerja atau dikenal dengan istilah “ Humanizing the work place”.
Pekerja diawasi dan diperhatikan dengan harapan untuk
mengurangi hal-hal yang tidak bermanfaat.
• Th 1970, terjadi perubahan pandangan, yaitu :
1. “Manajemen produksi” diganti dengan “Manajemen Operasi”
sehingga orientasi Manajemen operasi menjadi lebih luas yiatu
bukan hanya pabrikasi tetapi juga pada produk pelayanan dan
jasa
2. Fungsi operasi memberikan peranan baru sebagai bagian dari
strategi usaha terutama dalam menentukan keunggulan bersaing
• Defisini MPO, yaitu merupakan usaha-usaha pengelolaan secara
optimal sumberdaya (input) dalam proses transformasi menjadi
berbagai produk barang atau jasa (output)
• Ruang lingkup MPO seprti gambar berikut ini :
9. 2. Fungsi operasi
• Fungsi operasi merupakan acuan yang menyeluruh
yang merupakan kerangka kerja dan tanggunjawab
dari manajemen operasi, al :
1. Menentukan standar mutu dan penelitian produk yang
dihasilkan
2. Menentukan teknologi, jadwal, peralatan, lay out, dan
penentuan tahapan jenis arus kerja
3. Menentukan kapasitas sesuai potensi pasar
4. Pengelolaan persediaan
5. Pengelolaan SDM
10. RUANG LINGKUP MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASI
Permintaan barang
dan jasa
MASUKAN (INPUT)
a. Manusia
- kemampuan
intelektual
dan fisik
b. Dana dari :
- Modal sendiri
- Kredit
- Laba
- Donasi, dll
c.Bahan baku :
- Air
- Udara
- Bahan mentah
- Minyak
- Listrik
- besi, dll
FUNGSI MANAJEMEN
- Perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pengawasan
PROSES TRANSFORMASI MELALUI :
a. Fasilitas
- Pabrik, rumah sakit, sekolah, restauran,
sekolah, bangunan kantor, dll
b. Mesin
- Komputer, truck dan mobil, perakitan,
mesin tenung, mesin giling, dll
c. Proses
- Proses peleburan, proses pemotongan,
proses pembentukan, analisis,
pengajaran, dll
KELUARAN (OUTPUT)
a. Barang
- Mobil, permainan, video,
sepeda, buku, komputer,
energi, dll
b. Jasa
- Perawatan kesehatan,
pinjaman, asuransi,
kenikmatan, konsultasi,
pengajaran, dll
LINGKUNGAN EKSTERN
- Pemerintah, teknologi, ekonomi,
iklim, konsumen, organisasi buruh,
hubungan internasional, sosial,
politik, budata, dll
11.
12. 3. Peranan strategi manajemen
produksi dan operasi
• Fungsi operasi merupakan unsur utama dari strategi bisnis
perusahaan yang perumusannya merupakan sebuah proses
dimana perusahaan menentukan bagaimana memenangkan
persaingan.
• Strategi business menjelaskan tentang tujuan usaha dan kebijakan
untuk mencapai tujuan tsb.
• Penyusunan strategi perlu mempertimbangkan faktor ekternal
(peluang dan tantangan) dan faktor internal (kekuatan dan
kelemahan)
• Strategi operasi harus taat azas dengan strategi business dari
perusahaan
• Fungsi operasi dalam persaingan :
Faktor yang mempengaruhi keunggulan perusahaan dalam
bersaing, yaitu :
a. Cost atau efisiensi
b. Mutu
c. Pemasok yang andal (delivery tepat waktu)
d. Flexibility atau tanggap terhadap perubahan
13.
14. 3. Peranan strategi manajemen
produksi dan operasi
• Dalam kenyataan, banyak perusahaan tidak dapat
unggul pada ke 4 faktor tsb diatas (cost, quality,
delivery, flexibility) sehingga perusahaan harus
menetapkan sasaran spesifik yang dituangkan dalam
kerangka strategi operasi sbb :
1. Misi operasi sesuai dengan penetapan sasaran spesifik
perusahaan, dengan menekankan pada salah salu atau
beberapa dari ke faktor tsb
2. Distinctive competence (distictive, khusus, tersendiri),
berkononsentrasi pada kemampuan operasi yang terbaik yang
dimiliki, karena tidak mungkin melakukan hal terbaik pada
semua hal dan pada waktu yang sama.
3. Operation objective, ditunjukkan dengan cara kuantitatif
sehingga dapat diukur tingkat keberhasilannya
4. Operation policies, yaitu bagimana tujuan operasi dapat
dicapai melalui kebijakan operasi yang meliputi mutu, proses,
kapasitas, pengelolaan inventory dan SDM
15. 4. Forecasting permintaan akan
produk dan jasa
• Perencanaan sebagainsalah satu fungsi pengambilan keputusan
manajemen produksi dan operasi, membutuhkan peramalan
tentang permintaan (demand) produk barang atau jasa yang
dihasilkan
• Peramalan poenting artinya karena dengan p-eramalan yang
tepat-guna diharapkan meningkatkan efisiensi produksi.
• Metode peramalan :
1. Metode qualitative atau metode judgmental
2. Metode quantitative time series atau metode axtrapolative
3. Metode quantitative causal atau metode explanatory
• Peramalan untuk inventory jangka pendek atau jumlah item yg
besar digunakan metode time series
• Peramalan jangka panjang seperti untuk fasilirtas, metode
kualitative atau metode causal
• Peramalan jangka panjang untuk perencanaan total, dan
penetapan anggaran, digunakan metode time series atau metode
causal
16. FORECASTING DENGAN SISTEM PRODUKSI DAN OPERASI
Output barang dan
jasa
Informasi tentang Demand dan
produksi
Penjadwalan aggregate
operasi
Perencanaan produksi,
proses, peralatan,
kapasitas
Pengawasan peoduksi,
inventory, tenaga kerja,
SDM
Peramalan demand
dan operasi
17. 4. Forecasting permintaan akan produk
dan jasa
Akurat
Biaya peramalan
Biaya operasi
Total biaya
Optimal
Biaya (Rp)
18. • Metode kualitatif digunakan dengan menganalisa atau dengan
memilih salah satu penelitian pasar yang sudah ada atau dengan
cara pendekatan sistematik, yaitu :
1. Metode Delphi, yaitu permalan dengan menggunakan panel yang
terdiri dari para ahli baik dari luar maupun dari dalam
perusahaan. Masing-masing ahli memberi jawaban atas
pertanyaan dari kordinator, dan tanpa identitas untuk menghindari
pengaruh latar belakang ybs.
2. Metode nominal group, metode kualitatif sama dengan metode
Delphi hanya berbeda para pakar diberi kesempatan berdiskusi
3. Market survey, mengajukan pertanyaan kepada pelanggan dan
jawaban tsb sebagai ramalan permintaan pasar
4. Analisis historical analogy and life cycle, yaitu metode kualitatif
dimana penelitian pasar dilengkapi dengan data kinerja produksi
sebelumnya, sehingga ramalan permintaan dilakukan dengan
membandingkan, mempelajari dan menganalisis kurva dan siklus
kehidupan produksi tsb
4. Forecasting permintaan akan produk dan jasa
19. • Metode permalan quantitative-time series atau metode
extrapolative
Membuat analisi dengan pola data waktu yang lalu, kemudian
diproyeksi menjadi ramalan dimasa yang akan datang
• Metode peramalan dengan data time series, yaitu :
1. Metode simple moving average
At = (D1+D2+….+Dn)/ N
Ramalan demand tahun berikutnya sama dengan rata-rata
demand sebelumnya
2. Metode waighted moving average, memasukkan bobot pada data
periodik tsb
3. Metode exponential smoothing, diasumsikan bahwa angka rata-
rata yang baru dapat diperoleh dari angka rata-rata yang lama
dan data demand yang terbaru
4. Metode advanced time series, menggunakan nilai ά yang
digunakan untuk menetapkan nilai error sebuah permalan,
semakin besar error maka semakin besar ά
4. Forecasting permintaan akan produk dan jasa
20. • Metode peramalan dengan data time series, yaitu :
5. Model matematic, karena biayanya mahal maka perlu dilakukan
analisis trade off antara biaya dan akurasi
6. Metode Bob-Jenkins, menggunakan 60 periode data masa lalu,
dengan asumsi pola data masa lalu stabil
• Metode permalan causal atau metode explanatory
1. Analisis regresi
a. Model single variable regresi
b. Metode multiple regresi
2. Metode peramalan ekonometrika, menggunakan regresi dan
dikaitkan dengan teori
3. Metode permalan simulasi
• Peramalan dengan menggunakan program komputer
atau computerizes forecasting
– Berbagai macam program yang banyak digunakan dalam
komputerisasi forecasting
4. Forecasting permintaan akan produk dan jasa
21. Ch 4. Forecasting
4.1. What is forecasting ?
Forecasting is the art and science of predicting
future events
4.2. Importance of demand forecasting
Facility and
Capacity planning Production
scheduling
Transportation
logistics
Personnel
Hiring (menggaji)
Personnel
scheduling
Material
planning
Demand
forecating
22. 4.2. Forecasting mathods
The role of time (role ; peran, tugas)
1. Short-term forecasts
2. Intermediate-term forecasts
3. Long-term forecasts
Quantitative versus qualitative methods
Quantitative forecasting methods, menggunakan
mathematical models, menggunakan data time series
atau data cross section
Qualitative forecasting methods, merupakan judgment
seseorang karena keahlian, pengalaman dan
kemampuuan sesorang. Ini biasa juga disebut sebagai
subjective forecasting methods
Ch 4. Forecasting
23. 4.3. Qualitative forecasting methods
• How to improve qualitative forecasting
– Standardize the process, mis karakter konsumen
membeli produk setiap 3 bulan
– Monitor forecasts, evaluasi hasil yang dicapai
– Create incentives for accuracy, memberikan bonus bila
mencapai sasaran ferecasting
– Gunakan beberapa metode, dan membandingkan
hasilnya, al :
. Matode rata-rata, antara beberapa pandangan
individu
. Konsensus, diantara beberapa orang
Ch 4. Forecasting
24. 4.4. Quantitative forecasting methods
• Step in Modeling
– Graph the relevant data (scatter diagram)
– Select a general form of the function
– Estimate the parameters of the function
– Evaluate the quality of the model
– Select and implement the best model
• Metode rata-rata
Mean, mean tertimbang, median, mode, midrange, dan
midhinge
• Linear trend (fungsi dari waktu)
Y = a + bX
• Model regresi
Y = f(Xi)
Y = b0 +b1X1 + b2X2 + b3X3 + ……… + bnXn
Ch 4. Forecasting
25. • Metode rata-rata (average)
1. Mean aretmetik, rata-rata sederhana dengan cara membagi
jumlah semua nilai dengan anggota
- Rata-rata populasi (μ) = ∑X/N
- Rata-rata sampel (xbar) = ∑X/n
Contoh :
- Xrata-rata = (89+51+65+75+67+73)/6 = 70
2. Mean aritmetik tertimbang, tiap nilai dibobotkan menurut
tingkatannya. Rata-rata dihitung dengan perkalian antara nilai
dengan bobot, kemudian jumlahnya dibagi dengan jumlah bobot
- Rata-rata (μw) = ∑xw / ∑w
X = 2, 4, 3, 1, 4
w (bobot dari X) = 3, 4, 3, 2, 4
- Rata-rata (μw) = 2(3)+4(4)+3(3)+1(2)+4(4) / (3+4+3+2+4)
= 49/16 = 3.06
Ch 4. Forecasting
26. 3. Median, nilai yanmg berada ditengah kelompok pada saat semua nilai
disusun dalam urutan yang semakin besar.
- Hukum 1 : jika sampel berukuran ganjil, maka posisi median diwakili nilai
numerik pada titik posisi (n+1)/2 dari observasi berurutan
- Hukum2 : jika sampel bewrukuran genap, maka posisi median berada
diantara dua nilaiervasi dalam susunan berurutan. Nilai mediannya adalah
mean aritmetik dari dua nilai numerik yang terdekat dengan observasi
tengah tersebut
Contoh : 51, 65, 67, 73, 75,89
Median : (67+73)/2 = 70
4. Mode, nilai yang paling sering terjadi dalam suatu koleksi nilai atau data
- Contoh 1 : 89, 51, 65, 75, 67, 73 (tidak ada nilai mode karena semua data
hanya memiliki frekuensi yang sama atau tidak melebihi yang lain
- Contoh 2 : suhu udara dikota B ; - 40 -20 -10 -10 00 00 00
Mode = 00
Ch 4. Forecasting
27. 5. Midrange, adalah mean aritmetik dari observasi terkecil dan observasi terbesar dalam
satu kelompok data. Perumusannya sbb :
Midrange = (X terkecil + X terbesar )/2
Contoh : 51, 65, 67, 73, 75, 89
Midrange = (51+89)/2 = 70
6. Midhinge, mean aritmetik dari kuartal pertama dan kuwartal keempat dalam satu
kelompok data, yaitu :
Misalnya ;
Midhinga = (Q1 + Q2)/2
Q1 = nilai pada posisi 1(n+1)/4
Q2= nilai pada posisi 2(n+1)/4
Q3= nilai pada posisi 3(n+1)/4
Contoh : 51, 65, 67, 73, 75, 89
Q1 = 1(n+1)/4 = 1(6+1)/4 = 1,75 observai dengan urutan ke 2 (bulatkan keatas) = 65
Q3 = 3(n+1)/4 = 3(6+1)/4= 5,25 observasi pada urutan ke 5 (bulatkan kabawah) = 75
Midhinge = (Q1+Q2)/2 = (65+75)/2 = 70
Ch 4. Forecasting
28. 5. Penelitian dan pengembangan produk atau RD
RD sangat menentukan keberhasilan perusahaan, yaitu memungkinkan
perusahaan selalu menjadi yang pertama memperkenalkan produk baru,
metode atau proses produk , dll sehingga perusahaan berpeluang
mengembangkan usaha lebih dahulu dan memperoleh laba.
RD ada 3 macam, yaitu :
1. Penelitian produk, meliputi perbaikan produk yang sudah ada atau
menciptakan produk baru
2. Penelitian proses, meliputi usaha-usaha perbaikan terhadap proses
produksi yang dilaksanakan atau membuat proses baru, terutama dalam
rangka menekan biaya, memelihara posisi persainagn dan tingkat laba
3. Penelitian service manajemen, meliputi dukungan kepada manajemen
dalam rangka kemudahan mengambil keputusan, terutama terkait dengan
perkembangan perusahaan, orhanisasi internal dan eksternal, dll. Mis,
penggunaan PERT dan CPM (Chapter 15) dalam penciptaan ide dalam
proses produksi atau pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan
29. 5. Penelitian dan pengembangan produk atau RD
Kegiatan RD yaitu melkukan penelitian untuk :
1. Mencari hubungan variable
2. Memperbaiki produk dan jasa
3. Menemukan penggunaan baru
4. Mengemabangkan berbagai produk dan jasa baru
5. Mengurangi biaya melalui perbaikan produksi dan jasa
6. Mengembangkan pengujian dan spesifikasi bagi operasi bahan
yang dibeli
7. Menganalisa produk dan jasa pesaing
8. Menemukan penggunaan yang menguntungkan dari produk
samping atau sisa bahan proses produksi
30. 5. Penelitian dan pengembangan produk atau RD
Pengenalan
Pertumbuhan
Kejenuhan
(kedewasaan)
Penurunan
RDQ
Time
TP1
TP2
PRODUCT LIFE CYCLE (PLC)
42. • Untuk memperbaiki proses produksi dan jasa
perlu ditentukan urutan-urutan pekerjaan, jangka
waktu yang diperlukan dan jalur kritis, sehingga
diperoleh suatu proses produksi dan layanan
yang optimal.
• Dalam hal ini PERT (program evaluation and
review technique) dan CPM (critical method)
sangat membantu.
• Contoh :
5. Penelitian dan pengembangan produk atau RD
43. 6. Luas dan pola produksi
Luas produksi, merupakan volume yang seharusnya
diproduksi dalam suatu periode tertentu.
Luas produksi harus diperhitungkan dengan cermat
untuk menghindari produksi terlalu besar atau terlalu
kecil.
Faktor yang menentukan luas produksi :
1. Tersedianya bahan dasar
2. Tersedianya kapasitas mesin yang dimiliki
3. Tersedianya tenaga kerja
4. Batasan permintaan
5. Tersedianya faktor produksi yang lain (financing,dll)
Hubungan luas produksi dengan biaya
44. 6. Luas dan pola produksi
Luas produksi, merupakan volume yang seharusnya
diproduksi dalam suatu periode tertentu.
Luas produksi harus diperhitungkan dengan cermat
untuk menghindari produksi terlalu besar atau terlalu
kecil.
Faktor yang menentukan luas produksi :
1. Tersedianya bahan dasar
2. Tersedianya kapasitas mesin yang dimiliki
3. Tersedianya tenaga kerja
4. Batasan permintaan
5. Tersedianya faktor produksi yang lain (financing,dll)
Hubungan luas produksi dengan biaya
45. 6. Luas dan pola produksi
Hubungan luas produksi dengan biaya :
BEP
Q
$ $ $TR
FC
TC
AC
AC
Q
Q
100.000
500
1000
50.000
2000
125
150
Kejenuhan
.
46. • Penentuan luas produksi, dapat juga
menggunakan pendekatan Programasi Linier
(Linear programming) terutama bila
perusahaan memproduksi beberapa jenis
produk. Langkah penggunaan model PL ini
diawali dengan perumuskan fungsi tujuan dan
fungsi kendala dihadapi
• Kendala yang dihadapi antara lain :
1) Faktor kapasitas mesin
2) Bahan dasar
3) Cash yang tersedia
4) Permintaan yang dihadapi
6. Luas dan pola produksi
47. 6. Luas dan pola produksi
• Pola produksi, umumnya perusahaan menghendaki pola yang
konstan karena memudahkan manajemen dalam mengambil
keputusan. Dalam kenyataan, pola produksi sering berfluktuasi
sehingga menjadi lebih sulit karena tenaga kerja, bahan dan
fasilitas yang disediakan berfluktuasi.
• Pola produksi terdiri dari (1) pola konstan atau horisontal), (2) pola
bergelombang, (3) pola moderat (bergelombang tetapi mendekati
konstan)
• Dalam merencanakan pola produksi perlu mempertimbangkan
beberapa faktor, yaitu :
1. Pola penjualan, konstan atau befluktuasi
2. Pola biaya
3. Kapasitas maksimum fasilitas produksi
Dalam perhitungnannya menggunakan 2 metode, yaitu
1. Metode grafik
2. Metode simplex atau Tablo (menggunakan slack variable)
48. Ch 6 -Tutorial : Optimitation models - Linear programming
• Linear programs
– Metode grafik
– Metode simplex Tableau
• Solusi permasalahan
– Maksimum
– Minimum
• Contoh 1 :
Max Z = 3 A + 4 B
Subject to :
(1) 10 A + 6 B ≤ 1.200
(2) 6 A + 10 B ≤ 900
(3) 7 A + 5 B ≤ 700
A, B ≥ 0
• ZX = 3(0) + 4(9) = 360
ZY = 3(62.5 ) + 4(52.5 ) = 397.5 (max)
ZZ= 3(100 ) + 4(0 ) = 300 A
B
200
120
140
100 150
90
10A+6B=1200
7A+5B=700
6A+10B=900
X (0,90) Z (100,0)
Y (62.5, 52.5)
7A+5B=700
6A+10B=900
14A+10B=1400
6A+10B=900
8A =500
A=62,5
B =52.5
54. • Contoh Dual :
Max Z = 80A + 25 B
Subject to :
(1) 2A + B ≥ 30
(2) 4A + B ≥ 50
A,B ≥ 0
Ch 6 -Tutorial : Optimitation models - Linear programming
A
B
15
30
12.5
50
10
10
X (0,30)
Y(10,10)
Z(12.5 , 0)
ZX = 80(0) + 25(30)=750
ZY =80(10)+25(10)=1050 (Max)
ZZ = 80(12.5) +25(0) = 1000
55. 7. Penentuan lokasi produksi
• Faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi,
yaitu :
1. Lingkungan masyarakat
2. Kedekatan dengan bahan mentah dan suplier
3. Sumber daya alam
4. Sumber daya manusia (tenaga kerja dan skill)
5. Kedekatan dengan pasar
6. Fasilitas dan biaya transportasi (pengangkutan)
7. Pembangkit listrik
8. Lahan untuk perluasan
• Metode penentuan lokasi :
1. Metode kualitatif
2. Metode kuantitatif
56. 7. Penentuan lokasi produksi
1. Metode kualitatif
Metode ini menilai secara kualitatif baik buruknya suatu lokasi
sehubungan dengan faktor-faktor yang terdapat dalam lokasi
yang disurvai sehingga pengambil keputusan dapat
membandingkan keadaan antara lokasi yang dirvai.
2. Metode kuantitatif
1. Berdasarkan pendekatan biaya tetap dan biaya variabel
2. Metode transportasi
1) Stepping stone method
2) Modified distribution method (MODI method)
3) Vogel’s approximation method (VAM)
4) Linear programming
57. 7. Penentuan lokasi produksi
A= 5.000 + 12 Q
B= 10.000 + 10 Q
C= 15.000 + 5 Q
D= 17.000 + 6 Q
Lokasi Q Q Q
1000 2000 3000
A 17,000 29,000 41,000
B 20,000 30,000 40,000
C 20,000 25,000 30,000
D 23,000 29,000 35,000
Cost (Rp)
50,000
A A=C
40,000 B 5000+12Q=15000+5Q
D 7Q=10000
30,000 C Q = 1429
20,000
10,000 A C C
1000 1429 2000 3000 Q
1. Pendekatan FC dan VC
58. 7. Penentuan lokasi produksi
2.1. Metode transportasi – Stepping Stone
Pabrik
A B C
W 20 5 8
H 15 20 10
P 25 10 19
Kebutuhan gudang :
A 50
B 110
C 40
Jumlah 200
Kapasitas pabrik :
W 90
H 60
P 50
Jumlah 200
Diminta :
- Alokasikan produk dari titik supply
kelokasi konsumen atau gudang
dengan biaya minimum
Gudang
Biaya transportasi per unit
dari pabrik (W, H, P) ke gudang (A, B, C)
59. 7. Penentuan lokasi produksi (Satepping stone)
Tabel - 1 (Alokasi awal : dari kiri atas kekanan bawah)
Ke Gudang Gudang Gudang Kapasitas
Dari A B C Pabrik
20 5 8
W 50 40 90
15 20 10
H 60 60
25 10 19
P 10 40 50
Keutuhan
Gudang 50 110 40 200
TC = 20(50)+30(5)+60(20)+20(10)+40(19)= 3,260
Tabel - 2
Ke Gudang Gudang Gudang Kapasitas
Dari A B C Pabrik
20 5 8 Catatan (utk tabel-2):
W 90 90 - Mutasi + C 20
15 20 10 - Mutasi -C (40)
H 50 10 60 +(-) C (20)
25 10 19
P 10 40 50 - Relokasi 50
Keutuhan
Gudang 50 110 40 200 - TC turun (1,000)
TC = 80(5)+50(15)+10(20)+20(10)+40(19)= 2,260
TC turun= (1,000)
60. Tabel - 3
Ke Gudang Gudang Gudang Kapasitas
Dari A B C Pabrik
20 5 8 Catatan (utk tabel-3):
W 90 90 - Mutasi + C 20
15 20 10 - Mutasi -C (39)
H 50 10 60 +(-) C (19)
25 10 19
P 20 30 50 - Relokasi 10
Keutuhan
Gudang 50 110 40 200 - TC turun (190)
TC = 80(5)+50(15)+10(10)+30(10)+30(19)= 2,070
TC turun= (190)
Tabel - 4
Ke Gudang Gudang Gudang Kapasitas
Dari A B C Pabrik
20 5 8 Catatan (utk tabel-4):
W 60 30 90 - Mutasi + C 18
15 20 10 - Mutasi -C (24)
H 50 10 60 +(-) C (6)
25 10 19
P 50 50 - Relokasi 30
Keutuhan
Gudang 50 110 40 200 - TC turun (180)
TC = 50(5)+30(8)+50(15)+10(10)+60(10)= 1,890
TC turun= (180)
Catatan : biaya optimal karena tidak ada lagi relokasi
yang memberikan pengurangan biaya
7. Penentuan lokasi produksi (Satepping stone)
61. 7. Penentuan lokasi produksi (MODI)
2.2. Metode transportasi – MODI
Tabel - 1 (Alokasi awal : dari kiri atas kekanan bawah)
Ke 20-0=20 5-0=5 19-5=14 Kapasitas Menghitung nilai baris dan kolom
Dari A B C Pabrik Ri + Kj = Cij
0 20 5 8 Ri = baris ke i = Cij - Kj
W 50 40 90 Kj = kolom ke j = Cij -Ri
20-5=15 15 20 10 Cij = biaya pd baris dan kolom
H 60 60 Baris pertama (W) nilai = 0
10-5=5 25 10 19
P 10 40 50 Menghitung Index perbaikan (utk tabel -2)
Keutuhan Cij - Ri - Kj = Index perbaikan
Gudang 50 110 40 200 Index perbaikan = Nilai dr segi empat kosong
TC = 50(20)+40(5)+60(20)+10(10)+40(19)= 3,260 HA = 15 -15 - 20 = - 20 (hemat 20 x50=1000)
PA = 25 - 5 - 20 = 0
WC = 8 - 0 - 14 = - 6
HC = 10 - 15 - 14 = - 19
Tabel - 2
Ke 15-15=0 5-0=5 19-5=14 Kapasitas
Dari A B C Pabrik
0 20 5 8 Menghitung Index perbaikan (utk tabel -3)
W 90 90 Cij - Ri - Kj = Index perbaikan
20-5=15 15 20 10 Index perbaikan = Nilai dr segi empat kosong
H 50 10 60 WA = 20 - 0 - 0 = 20
10-5=5 25 10 19 PA = 25 - 5 - 0 = 20
P 10 40 50 WC = 8 - 0 - 14 = - 6
Keutuhan HC = 10 - 15 - 14 = - 19 (hemat 19 x10=190)
Gudang 50 110 40 200
TC =90(5)+50(15)+10(20)+10(10)+40(19)= 2,260
Hemat = 50 x 20 = 1,000
62. 7. Penentuan lokasi produksi (MODI)
Tabel - 3
Ke 15-(-4)=19 5-0=5 19-5=14 Kapasitas
Dari A B C Pabrik
0 20 5 8 Menghitung Index perbaikan (utk tabel -4)
W 90 90 Cij - Ri - Kj = Index perbaikan
10-14=-4 15 20 10 Index perbaikan = Nilai dr segi empat kosong
H 50 10 60 WA = 20 - 0 - 19 = 1
10-5=5 25 10 19 PA = 25 - 5 - 19 = 1
P 20 30 50 WC = 8 - 0 - 14 = - 6 (hemat 6 x 30=180)
Keutuhan HB = 20 - (-4) - 5 = 19
Gudang 50 110 40 200
TC= 90(5)+50(15)+10(10)+20(10)+30(19)= 2,070
Hemat = 10 x 19 = 190
Tabel - 4
Ke 15-15=0 5-0=5 8-0=8 Kapasitas
Dari A B C Pabrik
0 20 5 8 Menghitung Index perbaikan
W 60 30 90 Cij - Ri - Kj = Index perbaikan
20-5=15 15 20 10 Index perbaikan = Nilai dr segi empat kosong
H 50 10 60 WA = 20 - 0 - 0 =0
10-5=5 25 10 19 PA = 25 - 25 - 0 = 0
P 50 50 HB =20 -15 -5 = 0
Keutuhan PC = 19 - 5 - 8 = 6
Gudang 50 110 40 200
TC= 60(50)+30(8)+50(15)+10(10)+50(10)= 1,890 Catatan : biaya optimal karena tidak ada lagi
Hemat = 10 x 19 = 180 index perbaikan yg negatif (hemat biaya)
63. 7. Penentuan lokasi produksi
2.3. Metode transportasi – Vogel’s Approximation Method (VAM)
Tabel - 1 (Alokasi : dari kiri atas kekanan bawah) Catatan :
Dari Ke A B C Kapasitas Perbedaan baris 1. Cari perbedaan baris dan kolom
W 20 5 8 90 3 2. Perbedaan dua biaya terkecil
H 15 20 10 60 5 tiap baris dan kolom
P 25 10 19 50 9 3. Pilih satu nilai perbedaan terbesar
Keutuhan 50 110 40 200 Pilih PB = 50 4. Isilah salah satu baris atau kolom
Perbedaan kolom 5 5 2 Hilangkan baris P terpilih pada biaya terendah
5. Isi sebanyak mungkin sesuai
kapasitas atau kebutuhan yang ada
Tabel - 2
Dari Ke A B C Kapasitas Perbedaan baris
W 20 5 8 90 3
H 15 20 10 60 5
Keutuhan 50 60 40 150 Pilih WB = 60
Perbedaan kolom 5 15 2 Hilangkan kolom B
64. 7. Penentuan lokasi produksi
Tabel - 3
Dari Ke A C Kapasitas Perbedaan baris
W 20 8 30 12
H 15 10 60 5
Keutuhan 50 40 90
Perbedaan kolom 5 2
Tabel - 4
Dari Ke A C Kapasitas
H 15 10 60
Keutuhan 50 10 60
Rekapitulasi
Ke Kapasitas
Dari A B C Pabrik
20 5 8
W 60 30 90
15 20 10
H 50 10 60
25 10 19
P 50 50
Keutuhan
Gudang 50 110 40 200
TC= 60(50)+30(8)+50(15)+10(10)+50(10)= 1,890
Pilih HC = 10
Pilih HA = 50
Pilih WC = 30
Hilangkan baris W
2.3. Metode transportasi – Vogel’s Approximation Method (VAM)
65. 7. Penentuan lokasi produksi
2.4. Metode transportasi – Linear programming
` Gudang Gudang Gudang Kapasitas
Dari A B C Pabrik
Pabrik 20 5 8
W X1 X2 X3 90
Pabrik 15 20 10
H X4 X5 X6 60
Pabrik 25 10 19
P X7 X8 X9 50
Keutuhan
Gudang 50 110 40 200
Fungsi obyektif :
Z = 20X1 + 5X2 + 8X3 + 15X4 + 20X5 + 10X6 + 25X7 + 10X8 + 19X9
Fungsi kendala :
(1) X1 + X2 + X3 = 90
(2) X4 + X5 + X6 = 60
(3) X7 + X 8 + X9 = 50
(4) X1 + X4 + X7 = 50
(5) X2 + X5 + X8 = 110
(6) X3 + X6 + X9 = 40
X1, X2…….X9 ≥ 0
Solusi optimal dengan program TORA
- Hasil yang dicapai yaitu Minimum cost = 1.890
66. 7. Penentuan lokasi produksi
2.4. Metode transportasi – Linear programming
Solusi optimal dengan program TORA atau lihat chapter 6
- Hasil yang dicapai yaitu Minimum cost = 1.890
` Gudang Gudang Gudang Kapasitas
Dari A B C Pabrik
Pabrik 20 5 8
W 60 30 90
Pabrik 15 20 10
H 50 10 60
Pabrik 25 10 19
P 50 50
Keutuhan
Gudang 50 110 40 200
TC= 60(50)+30(8)+50(15)+10(10)+50(10)= 1,890
67. 8. Rancang bangun fasilitas
Merancang sebuah fasilitas perlu mempertimbangkan dua hal :
1. Volume produksi
2. Besarnya investasi
Rancangan fasilitas terkait dengan kapasitas dan merupakan
perencanaan jangka panjang, sehingga keputusannya mencakup
3 subjek penting :
1. Bearapa besar kapasitas yang diperlukan
2. Kapan kapasitas diperlukan
3. Dimana kapasitas ditempatkan
STrategi rancangan fasilitas harus dilihat sebagai suatu kesatuan
dan dipengaruhi oleh faktor :
1. Peramalan permintaan pasar
2. Rencana penambahan kapasitas darin waktu ke waktu
3. Perilaku pesaing
4. Perilaku pekerja dan pelanggan
5. Bisuness strategy perusahaan
6. Kondisi intenasional dan globalisasi
68. 8. Rancang bangun fasilitas
UKuran fasilitas
• Strategi fasilitas diarahkan pada berapa besar biaya produksi
perunit. Makin besar volume produksi makin kecil biaya perunit
(AFC), hal ini dinamakan Economic of scale yang mempunyai 2
alasan :
1. Biaya bersifat tetap, AFC turun bila volume meningkat
2. Diseconomics of scale terjadi bila produksi dan kapasitas bertambah
menyebabkan biaya perunit bertambah
Economic of scale
Diseconomic of scale
Rp
Q
AC
Ukuran fasilitas
69. 8. Rancang bangun fasilitas
Jenis fasilitas
• Rancangan fasilitas ditentukan oleh jenis fasilitas
yang diinginkan :
1. Product-focused (diutamakan pada produksi)
• Fasilitas menghasilkan produk untuk memenuhi
permintaan yang sangat besar. Pertimbangannya
didasarkan pada (1) biaya angkut rendah, dan (2)
pengaruh economic of scale tinggi
2. Market-focused (diutamakan pada keinginan pasar)
• Fasilitas terletak dipasar,
• Fasilitas memerlukan tanggapan pelanggan, dan
berusaha memenuhi keinginan pelanggan
• Berusaha mengurangi biaya transportasi
70. 8. Rancang bangun fasilitas
Jenis fasilitas
• Rancangan fasilitas ditentukan oleh jenis fasilitas yang
diinginkan :
3. Process-focused (diutamakan pada proses produksi)
• Menggunakan teknologi dalam rangka membuat produk
setengan jadi, kemudian dikirim ke pabrik lain untuk
proses penyelesaian
4. General purpose fasility ( gabungan)
• Menghasilkan beberapa macam produk dengan
beberapa macam fasilitas. Ini digunakan oleh
perusahaan kecil, sehingga tidak ekonomis bila membuat
dlebih dari satu fasilitas.
• Biasanya perusahaan besar merancang fasilitas
berdasarkan keutamaan produk, keinginan pasar atau
proses
71. 9. Penentuan letak fasilitas produksi dalam
pabrik atau disain layout
• Layout fasilitas produksi, mencakup keseluruhan bentuk
dan penempatan faislitas yang diperlukan dalam proses
produksi, sehingga dapat dicapai hasil produksi dengan
jumlah dan kualitas yang sesuai, selesai tepat waktu
dan biaya minimum.
• Perencanaan layout merupakan pemilihan secara
optimum penempatan mesin, peralatan, tempat
penyimpanan dan fasilitas service, bersama dengan
penentuan bentuk gedung yang digunakan.
• Tujuannya yaitu bagaimana menempatkan fasilitas
produksi (layout pabrik) seefieisien mungkin, agar dapat
membantu meminimumkan biaya dan waktu yang
digunakan dalam proses produksi.
72. • Tujuan pengaturan layout yang baik, yaitu :
1. Memaksimumkan pemanfaatan peralatan
2. Meminimumkan kebutuhan SDM
3. Aliran bahan dan produksi lancar
4. Meminimumkan hambatan kesehatan
5. Meminimumkan usaha membawa bahan
6. Memaksimumkan pemanfaatan ruang yang tersedia
7. Memaksimumkan keluwesan, menghindari hambatan operasi
dan tempat padat
8. Memudahkan komunikasi
9. Memaksimumkan hasil produksi
10.Meminimumkan kebutuhan pengawasan dan pengendalian
9. Penentuan letak fasilitas produksi dalam pabrik
atau disain layout
73. Kriteria layout yang efisien :
1. Jarak angkut yang minim
2. Aliran material yang baik
3. Penggunaan ruang yang efektif
4. Luwes
5. Keselamatan barang yang diangkut
6. Kemungkinan perluasan dimasa depan
7. Biaya efektifitas yang maksimum (biaya yang rendah)
Faktor penentu layout, tergantung pada :
1. Jenis produksi (barang/jasa, disain, kualitas, untuk persediaan atau
pesanan, dsb)
2. Jenis proses produksi(berhubungan dengan teknologi, jenis bahan, alat
penyedia layanan, dsb)
3. Volume produksi serta kemungkinan ekspansi dan perubahan
9. Penentuan letak fasilitas produksi dalam
pabrik atau disain layout
74. Pertimbangan lain yang dipertimbangkan dalam disain fasilitas ;
1. Biaya bagunan (penurunan biaya penagnan bahan, supervisi,
pemeliharaan, persediaan, pengiriman, asuransi)
2. Sistem komunikasi dalam pabrik
3. Keamanan (disain produk, formula, rahasia perusahaan, kekayaan, dll)
4. Kebuthan ruangan
5. Peralatan penangnan bahan
Kesimbangan lini (line balancing)
Adanya kesimbangan kapasitas atau keluaran dari setiap tahap operasi
dalam suatu runtunan lini, sehingga proses produksi dapat berjalan
lancar.
Bila terjadi ketidak seimbangan lini, maka proses produksi akan
ditentukan oleh operasi yang paling lambat.
9. Penentuan letak fasilitas produksi dalam pabrik
atau disain layout
75. • Macam-macam layout :
1. Process / fuctional layout
• Mesin yang mempunyaim fungsi yang sama dikelompokkan dan
ditempatkan dalam suatu ruang atau tempat tertentu
Masukan
Pabrik B
Bagian I
Pabrik A Bagian III
Bagian II
Bagian IV
Barang
jadi
9. Penentuan letak fasilitas produksi dalam pabrik
atau disain layout
76. • Macam-macam layout :
2. Product / line layout
• Mesin dan peralatan diurut berdasarkan urutan operasi yang
diperlukan bagi produk yang dihasilkan :
Masukan
Mesin 1
Keluaran
Mesin 2 Mesin 4Mesin 3
9. Penentuan letak fasilitas produksi dalam pabrik
atau disain layout
77. • Macam-macam layout :
3. Group layout (kelompok),
• Memisahkan daerah/tempat mesin yang membuat serangkaian
komponen yang memerlukan pemrosesan sama
A
C
A D
B E
D
D
E
B
AB A
D
E E
D
A
B
CC
B
BA
A, B, C, D. E adalah jenis mesin yang digunakan
9. Penentuan letak fasilitas produksi dalam pabrik
atau disain layout
78. • Macam-macam layout :
3. Group layout (kelompok), kebaikannya al :
• Menghemat biaya penyediaan bahan
• Mudah mengetahui dimana setiap kelompok berada
• Waktu pengiriman barang tepatb waktu
• Biaya tetap dapat dikirangi karena bisa didasarkan pada biaya
periode sebelumnya
• Keburukannya al :
• Pemanfaatan fasilitas tidak penuh
• Perlu pengendalian bahan yang baik
• Bagian-bagian tidak luwes
• Masin serba guna harus dimanfaatkan penuh
9. Penentuan letak fasilitas produksi dalam pabrik
atau disain layout
79. • Macam-macam layout :
4. Layout posisi tetap
Produk
Proses B
Proses A Proses C
Proses D
Masukan
Barang
jadi
9. Penentuan letak fasilitas produksi dalam pabrik
atau disain layout
80. • Macam-macam layout :
5. Layout kombinasi fungsional dan garis
Mesin 2
Proses A Mesin 3
Mesin 4
Masukan
Barang
jadi
Produk X
Produk Y
Mesin 1
Proses B
9. Penentuan letak fasilitas produksi dalam pabrik
atau disain layout
81. 1. Konsep pemenuhan kriteria quantitatif
• Menentukan kriteria yang dapat diukur, yaitu :
1. Biaya pengelolaan material
2. Waktu tempu pelanggan selama mengikuti proses pelayanan
3. Jarak tempuh antara satu pusat kerja dengan pusat kerja
lainnya
• Kriteria Kriteria quantitative akan mengatasi masalah
penentuan rancangan fasilitas, dengan formula :
N N
C = ∑ ∑ T ij Cij Dij
J=1 J=1
dimana :
C = Total biaya
N = jumlah pusat kereja
Tij = Jumlah pelayanan antara pusat kerja i dan pusat kerja j
Cij = biaya perunit jarak setiap satu kali perjalanan dari i ke j
Dij = jarak dari i ke j
9. Penentuan letak fasilitas produksi dalam pabrik atau
disain layout
82. 2. Model penyesuaian tata letak ruang fasilitas pada proses
perakitan atau Assembly-line balancing
Contoh :
• Q = Jumlah unit produksi perhari, mis = 100 unit
• C= cycle time yaitu waktu terlama diperbolehkan untuk
penyelesaian suatu tahap pekerjaan
– C= (7jam x 60 menit) / Q = 420/100 = 4,2 menit
• N = jumlah pusat kerja dengan satu pekerja
– N minimum jumlah statation dengan 100% efisiensi
– ∑ti = total waktu yg diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan oleh
para pekerja, mis : 7 jam
– N min =( ∑ ti ) / C = 7 jam / 4,2 menit = 60
• Efisiensi = (∑ ti) / NC = 7 jam / 8 jam = 87,5 %
– NC = total waktu yg sesungguhnyauntuk penyelesaian pekerjaan
termasuk waktu lowong, mis : 8 jam
– Tetapi ∑ ti adalah waktu produktif
• Balance delay = 1 – efisiensi = 1 – 87,5 % = 12,5 %
(Balance delay adalah kebalikan dari efisiensi)
9. Penentuan letak fasilitas produksi dalam pabrik
atau disain layout
83. 10. Rancang bangun produk barang
Rancang bangun produk dalam bersaing terdiri
beberapa kriteria :
1. Customer product, produk yang disesuaikan dengan
spesifikasi atau selera konsumen. Ciri produk al : (a) unik, (b)
produk pesanan, (c) kualitas sesuai keinginan pelanggan, (d)
proses produksi disesuaikan
2. High standardize product, produk dengan standar tertentu.
Biasanya untuk persediaan gudang, misalnya : pelat baja,
gula, minyak goreng, dsb
3. Mixed product, campuran antara 1 dan 2 diatas, dan
dipengaruhi oleh bebrapa faktor : (a) varity atau
keanekaragaman, (b) flexibility atau kemampuan penyesuaian,
(c ) moderate cost atau harga yang bersdaing, (d)
dependability of supply atau kemampuan penyampaian
produk tepat waktu.
84. 10. Rancang bangun produk barang
Product life cycle (daur hidup produk)
Volume
penjualan
Introduction Growth Maturity Decline
(perkenalan) (Pertumbuhan) (Kematangan) (Penurunan)
- Variasi produk - Banyak variasi - Standarisasi - Diutamakan untuk - Standarisasi sebg
meningkat rancangan yg unggul barang commodity
- Volume produk - Rendah - Volume meningkat - Tinggi - Tinggi
- Struktur industri - Persaingan sedikit - Persaingan mening- - Beberapa perusa- - Hanya perusahaan
kat dan konsolidasi haan besar yg bertahan hidup
- Bentuk persaingan - Karakteristik - Mutu produk dan - Harga dan penyam- - Harga
produk mudah didapat paian tepat waktu
85. • Pengembangan produk baru
a. Kreasi, gagasan, atau idea
b. Pemilihan rancangan produk, dengan pertimbangan (a) memiliki
kemampuan pasar, (b) layak segi finansial, (c ) mampu dibuat
oleh perusahaan
c. Rancang bangun pemula, hasil mencari titik temu antara biaya,
mutu dan kinerja
d. Pembuatan prototype, dibuat beberapa prototype untuk
rancaangan produk baru, dan setelah lulus uji maka rancangan
tsb dianggap sudah selesai
e. Uji coba pasar, diuji selama beberapa periode mis ; 6 bulan sd 2
tahun
f. Rancang bangun akhir, tidak hanya menyiapkan spesifikasi
tetapi juga menyiapkan berkas dokumen (berisi ; teknol,ogi,
proses, penmgawasan mutu, dan prosedur uji coba) yang
menjamin bahwa produk tsb dapat diproduksi.
• Konsep rancang bangun produk
10. Rancang bangun produk barang
86. • Keterandalan produk, yaitu mampu memberikan kemungkinan
produk tsb untuk menunjukkan kinerja seperti yang diinginkan,
hal ini dapat dilihat dari segi tingkat kerusakan (pada tahap awal
dan tahap akhir kerusakan) :
10. Rancang bangun produk barang
Tingkat
kerusakan
Kerusakan
Permulaan
pakai
Tahap pemakaian
Sesuai kinerja yg
Diinginkan
Useful performance life
Kerusakan
Karena
keausan
Time
Cost
87. • Konsep rancang bangun produk :
a. Konsep Quality function development
• Menjembatani antara permintaan pelanggan dengan spesifikasi
teknik
b. Konsep Rancang bangun Robust
• Robust artinya kuat, dikemukakan oleh Genichi Taguchi (ahli
statistik bangsa Jepang), yaitunrancangan dengan pendekatan
produk tidak terpengaruh oleh faktor lingkungan (temperatur,
cuaca, debu, dsb)
c. Konsep value analysis
• Value analysis, suartu usaha untuk memenuhi kinerja produk
sesuai keinginan konsumen dengan biaya serendah mungkin
• Value, sebagai persepsi pelanggan yang membandingkan antara
manfaat dan harga produk tsb.
10. Rancang bangun produk barang
88. • Konsep rancang bangun produk :
d. Konsep Modular
• KOnsep mengembangkan bagian-bagian atau komponen
suatu produk. Komponen produk yang telah dikembangkan
ini dapat digunakan pada beberapa jenis produk
dinamakan Module. Kesan dari pelanggan yaitu banyak
jenis produk, sedangkan pihak operasi mendapat
kemudahan untuk menunjang banyak macam produk,
dimana hanya diperlukan sdikit macam modul.
10. Rancang bangun produk barang
89. 11. Rancang bangun produk jasa
• Kerangka produk jasa
Pelanggan
Strategi
Sistemi Pekerja
Saling terkait antara subsistem atau ke 4 unsur dalam kerangka
produk jasa tsb diatas
90. • Strategi produk jasa
a. Strategi pelayanan menentukan beberapa hal
yaitu (a) rancang bangun produk jasa, (b) sistem
penyampaian jasa, (c ) tata-cara pengukuran
jasa
b. Strategi juga memberi perhatian pada pelayanan
skala internasional, mis : konsultan, perjalanan,
telekomunikasi, perbankan, dan pelayanan
dengan persaingan internasional
c. Penggunaan fasilitas yang mamadai, mis :
telepon, dll
11. Rancang bangun produk jasa
91. • Tingkat efisiensi proses pelayanan adalah fungsi dari
tingkatan customer contact
• Cutomer contact diukur dari jumlah waktu konsumen berada
dalam pelayanan dan meruapakan prosentase terhadap total
waktu pelayanan tersebut
• Metode penentuan rancang bangun produk jasa dan
prosesnya, perlu mempertimbvangkan :
a. Tingkat intensitas kapital atau SDM yang akan menentukan dan
membedakan antara masing-masingb jasa pelayanan
b. Tingkat customer contact tinggi bila pelanggan ikut dalam proses
pelayanan
c. Tingkat penyesuaian yang dilakukan mengikuti keinginan
pelanggan
11. Rancang bangun produk jasa
92. • Sistem penyampaian atau proses pelayanan,
memerlukan dasar pertimbangan :
a. Pilihan teknologi untuk proses
b. Pilihan jenis aliran proses atau urutan proses
c. Pilihan jenis proses yaitu tingkat customer contact dan
tingkat customisasi
d. Pilihan tempat dan ukuran penyampaian layanan dilakukan
e. Sistem pengelolaan SDM, yaitu tingkat keterampilan,
struktur organisasi, sistem kompensasi, dan tingkat
partisipasi
11. Rancang bangun produk jasa
93. 12. Perancangan proses produksi
• Rancangan proses berpengaruh terhadap keunggulan bersaing
dalam kerangka strategi bisnis yang meliputi cost, flexibility,
quality, dan delivery
• Seleksi proses, mencakup serangkaian keputusan mengenai jenis
proses produksi dan peralatan tertentu yang digunakan agar
diperoleh tipe proses produktif yang digunakan
• Berbagai tipe proses produksi :
1. Aliran garis
Operasi atau tempat kerja
Aliran produk atau bahan
94. 12. Perancangan proses produksi
2. Aliran intermiten (terputus)
Operasi atau tempat kerja
Aliran produk atau bahan
95. 12. Perancangan proses produksi
3. Aliran proyek
Mulai Berakhir
1 3
4
Operasi atau tempat kerja
Hubungan utk menentukan mana yg harus dihubungkab
2
96. • Faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih
proses :
a. Kebutuhan modal (berkaitan dengan fasilitas, mesin, dsb)
b. Kondisi pasar (persaingan, keinginan konsumen, prakiraan
volume penjualan, dsb)
c. Tenaga kerja (keterampilan, ketersediaan SDM,dsb)
d. Bahan mentah
e. Teknologi
f. Keterampilan manejemen
• Pemilihan berbagai alkternatif proses produksi dapat
digunakan analisis biaya, mis :
• Mesin A : TCA = 10.000 + 300 X
• Mesin B : TCB = 30.000 + 200 X
• Mesin C : TCC = 60.000 + 100 X
12. Perancangan proses produksi
97. • Pemilihan berbagai alkternatif proses produksi dapat
digunakan analisis biaya, mis :
• Mesin A : TCA = 10.000 + 300 X
• Mesin B : TCB = 30.000 + 200 X
• Mesin C : TCC = 60.000 + 100 X
12. Perancangan proses produksi
A
B
C
200 300
Q
Rp
TCA =TCB
10.000 + 300X = 30.000 +200X
100 X = 20.000
X = 200
TCB = TCC
30.000 + 200X = 60.000 + 100X
100 X = 30.000
X = 300
A
B C
98. Pemilihan teknologi
12. Perancangan proses produksi
Berdasarkan
batasan atau fesible
dari segi sosial
Berdasarkan
batasan atau fesible
dari segi teknologi
Disain sosioteknikasi
Teknologi yang tersedia dikelompokkan sbb :
a. Teknologi pabrik (mesin)
b. Teknologi perkantoran
c. Teknologi pelayanan (industri jasa)
Dasar pemilihan teknologi :
• Teknologi dipandang sebagai capital budgeting, sehingga dasar
pertimbangannya adalah ROI untuk masing-masing alternatif
99. • Analisis bagan proses
– Untuk memperbaiki proses transformasi dalam sistem produktif. Dan dalam
rangka meningkatklan efisiensi dan efektifitas proses beberapa elemen proses
mungkin perlu diubah : (a) bahan mentah, (b) disain produk atau keluaran, (c )
disain pekerjaan, (d) tahap-tahap pemrosesan yang digunakan, (e) sistem
pengawasan manajemen, dan (f) peralatan atau perkakas yang digunakan
• Langkah dalam perencanaan proses :
– Langkah yg ditempuh :(a) menentukan tujuan perencanaan ( efisiensi, efektifitas,
kapasitas dan semangat kerja SDM), (b) memilih proses atau sistem produktif
yang relevan, (c ) menggambarkan proses yg berlaku dan pengukuran efisiensi,
(d) menggambarkan disain proses yang diperbaiki
• Penyusunan aliran proses :
– Perlu mempertimbangkan berbagai pertanyaan ; (a) apa operasi yang
diperlukan, (b) siapa yang akan melaksanakan, (c ) dimana proses operasi
dilaksanakan, (d) kapan setiap proses operasi dilaksanakan, dan (e) bagaimana
proses operasi akan dilaksanakan
• Penyeimbangan beban kerja dalam perencanaan proses produksi
12. Perancangan proses produksi
100. • Konsep sistem produk berdasarkan
product life cycle (PLC)
12. Perancangan proses produksi
Inovasi proses
(Sistem proses focus)
Inovasi produk
(Sistem product focus)
Tingkat
inovasi
Tahapan pengembangan
101. • Konsep sistem produk berdasarkan biaya
minimal. Sistem produk dirancang melalui
beberap pilihan :
a. Konsep interchangeble part, kemungkinan untuk tukar
menukar komponen
b. Konsep standardization, keinginan khusus dari pelanggan
tidak diutamakan
c. Konsep simplification, membuat lebih sederhana yaitu
kemungkinan dua bagian atau lebih dijadikan satu
d. Konsep moduler, membuat komponen atau bagian dari
komponen yang dapat dirakit menjadi bermacam-macam
produk, sehingga dengan jumlah komponen yang sedikit
dapat dibangun banyak macam produk
12. Perancangan proses produksi
102. 13. Perencanaan kapasitas
• Perencanaan kapasitas
– Tahap perencanaan kapasitas : (a) memperkirakan
kapasitas yang ada sekarang ini, (b) meramalkan
kebutuhan akan kapasitas, (c ) mencari alternatif lain
untuk mengubah kapasitas, (d) evaluasi keuangan,
ekonomi, dan teknologi terhadap kapasitas alternatif,
(e) memilih alternatif yang paling sesuai untuk
mencapai misi perusahaan
• Pengukuran kapasitas, perusahaan yang
memproduksi berbagai jenis produk tidak
mudah melakukan pengukuran kapasitas. Juga
terhadap jasa konsultan sulit mengukur
kapasitas.
103. 13. Perencanaan kapasitas
• Konsep perencanaan kapasitas :
– Konsep mengevalusi rancanbgan kapasitas :
a. Present value analysis
b. Model perencanaan total (aggregate planning models)
c. Break event analysis
– Model yang digunakan dalam penentuan kapasitas
jangka pendek :
a. Model Linear Programming (LP)
b. Model simulasi dengan komputer (computer simulation)
• Analisis diagram pohon untuk merancanh
kapasitas (decision tree analysis); (a)
menyusun diagram pohon, (b) perkiraan hasil
dan dampak keuangan, (c ) evaluasi dan
seleksi alternatif terbaik
104. • Hubungan biaya dengan kapasitas
13. Perencanaan kapasitas
Q
Rp
TC
Rp
Q
AC
1000 2000
150
125
A
B
• Economic of scale
Diseconomic of scale
Economic of scale
Rp
Q
AC
106. 14. Perencanaan total dan penjadwalan produksi
dan operasi
Perencanaan total atau aggregate
• Tujuannya yaitu mrenetapkan tingkat output untuk jangka
pendek dan menengah dalam rangka menghadapi
fluktuasi dan ketidakpastian permintaan
Sasaran perencanaan aggregate
a. Meliputi seluruh tingkat output dan persediaan yang
tersebut dalam rencana pokok perusahaan atau business
plan
b. Menggunakan kapasitas dari fasilitas sebagai strategi
perusahaan (mengoptimalkan pemanfaatan kapasitas)
107. 14. Perencanaan total dan penjadwalan produksi
dan operasi
Pilihan metode dan sarana
1. Metode yang mengubah permintaan konsumen
a. Penentuan harga (pricing)
b. Advertising dan promotion
2. Metode yang mengubah penawaran perusahaan
a. Hiring and lay-out employees, menambah/mengurangi
SDM dengan menyewa /PHK
b. Overtime dan undertime, menambahn jam kerja SDM
atau jam kerja peralatan mesin
c. Using part-time or temporary labor, menghadapi
lonjakan permintaan dengan menambah SDM melalui
pekerjaan paruh waktu
d. Carrying invrntory, metodse membangun persediaan
e. Subcontracting, menggunakan jasa perusahaan lain
f. Making cooperative arrangement, hampir sama dengan
subcontracting dimana sumber daya lain dapat
digunakan
108. 14. Perencanaan total dan penjadwalan produksi
dan operasi
Strategi dasar
a. Meratakan tenaga kerja(level work force strategy), menambah
utilitas SDM dengan menambah lembur atau sebaliknya bila
permintaan menurun maka utilitas jam kerja dikurangi.
b. Mengubah jumlah SDM sebagai tanggapan terhadap perubahan
permintaan (chase strategy), menentukan jumlah SDM yang
diperlukan untuk memenuhim output periodik. Bila permintaan
naik SDM ditambah, sebaliknya bila permintaan turun SDM
dikurangi.
c. Mengubah ukuran persediaan sebagai tanggapan terhadap
perubahan permintaan (inventory size strategy), mengatur jumlah
stock gudang bila terjadi fluktuasi permintaan dapat disesuaikan.
Hubungnan biaya dengan perencanaan aggregate,
bila asumsi demand tetap maka strategi mengubah
demand tidak diperlukan. Tetapi strategi mengubah
penawaran terdapat konsekuensi biaya yang harus
dipertimbangkan.
109. 14. Perencanaan total dan penjadwalan produksi
dan operasi
Model matematik, untuk pemecahan masalah :
a. Decisions rules, tata cara pengambilan keputusan tentang
besarnya produk tiap periode
b. Simulation, dengan bantuan komputer bila terjadi perubahan
c. Linear programming, minimum cost
Pertimbangan perilaku manusia pada penyusunan
rencana aggregate, dipisahkan antara pengaruh pada
proses dan pelaksanaan rencana
Penjadwalan produksi dan operasi, untuk mengatur
pendayagunaan sumberdaya yang tersedia melalui
suatu aktivitas.
Penjadwalan proses yang terus menerus (line process
scheduling), dikaitkan dengan ketidakpastian
permintaan.
Penjadwalan produksi pada proses yangb terputus-
putus (intermitten process)
110. 14. Perencanaan total dan penjadwalan produksi
dan operasi
Pengaturan input dan output pada pusat
kerja
Tinggi permukaan
input
Pengaturan input
Output
Kapasitas
111. • Loading atau pembebanan, penetapan sejumlah pekerjaan yang
akan dimasukkan kepusat kerja untuk menjalani proses
– Forward loading, penentuan prioritas yang tercepat waktu mulai dan
waktu selesai atau berhenti untuk suatu proses dipusat kerja.
– Backward loading, penentuan kesempatan terakhir waktu mulai dan
waktu selesai atau berhenti untuk suatu proses dipusat kerja
• Sequencing atau pentahapan, penetapan prioritas dalam bentuk
menunggu giliran atau antrian ke dalam pusat kerja untuk suatu
proses produksi
• Faktor prilaku pada penyusunan penjadwalan, dalam hal ini perilaku
manusia dihubungkan dengan kompleksitas aliran ribuan job yang
melalui ratusan pusat kerja. Tidak saja proses harus berjalan tetapi
juga harus selesai tepat waktu, disamping semua operasi harus
berjalan dengan lancar dan efisien.
14. Perencanaan total dan penjadwalan produksi
dan operasi
112. 15. Penjadwalan dan pengawasan proyek dengan
PERT dan CPM
• Proyek
– Manajemen proyek membutuhkan sistem perencanaan, penjadwalan
(scheduling) dan pengawasan yang berbeda dengan manajemen kegiatan
produksi barang/jasa
• PERT (program evaluation and review technique) sebagai metode analistik
untuk membantu dalam scheduling dan pengawasan kompleks yang
memerlukan kegiatan tertentu yang harus dijalankan dalam urutan tertentu,
disamping adanya ketergantungan antara kegiatan satu dengan lainnya.
• CPM (critikal path method) atau jalur kritis, yaitu jalur terpanjang pada
network, dan waktu penyelesaian minimum yang diharapkan proyek tsb
selesai
• Proyek dapat dipercepat penyelsaiannya bila kegiatan pada jalur kritis
dapat dipercepat. Sementara kegiatan diluar jalur kritis dapat direlokasi
sumberdayanya kepada kegiatan di jalur kritis
• Langkah awal penyiapan PERT, yaitu inventarisasi seluruh kegiatan proyek,
urutan kegiatan, kegiatan mendahuluinya, dan waktu yang diperlukan.
Kemudian gambarkan network planningnya atau ajaringan kerja proyek tsb.
• Contoh aplikasi Model PERT dan CPM dapat dilihat pada chapter 5 diatas
113. 15.1. DATA PERT
Kegiatan Kegiatan Waktu Waktu Waktu Waktu
Mendahului Mulai Akhir Optimis Realistik Pesimistik diharapkan
(a) (m) (b) (ET)
1 2 3 4 5 6 7 8=(a+bx4+c)/6
A Tidak ada 1 2 1 3 5 3
B A 2 3 3 4 11 5
C A 2 4 2 6 10 6
D B 3 5 2 6 13 6.5
E C 4 5 0 0 0 0
F C 4 6 3 6 9 6
G D,E 5 7 2 4 6 4
H F 6 7 1 4 7 4
I G,H 7 8 2 3 10 4
Catatan :
- Waktu diharapkan (ET) = (a + (bx4) + c) / 6
Peristiwa
114. 15.2 Diagram Network PERT
7 8
6
5
4
3
21
A
3
B
6
C
5
6
F
0
E
4
H
4
G
4
I
6.5
D
Jalur kritis : 1-2-4-6-7-8 = 3+6+6+4+4 = 23 minggu
= Peristiwa
= kegiatan
= kegiatan semu
115. Estimasi probabilitas waktu penyelesaian yang dijadwalkan
• Misalnya penyelesaian proyek 23 minggu, kemudian dianggap bahwa proyek tsb
selesai 25 minggu.
• Berapa probabilitas proyek dapat diselesaikan pada waktunya (23 minggu) ?
• Penggunaan rumus standar normal :
Z = (TD – TE) / σTE
dimana :
TD = waktu yang ditargetkan penyelesaian proyek
TE = waktu yang diharapkan penyelesaian proyek
σTE = deviasi standar untuk TE, ini dapat diperoleh dari penjumlahan variance
masing-masing kegiatan kritis, kemudian diakar kwadratkan.
• σTE = √∑σ2ET , dan σ2ET = ((b – a)/2)2
dimana :
a = waktu optimis
b = waktu pesimistik
15.3. Diagram Network PERT
117. 15.5. Diagram Network PERT
7 8
6
5
4
3
21
A
3
B
6
C
5
6
F
0
E
4
H
4
G
4
I
6.5
DEF=0
LF=0
EF=3
LF=3
EF=15
LF=15
EF=9
LF=9
EF=23
LF=23
EF=19
LF=19
EF=14,5
LF=15
EF=8
LF=8,5
Tertinggi :
Dari 6 : EF=15+4=19
atau
Dari 5 :EF=14.5+4=18,5
Awal : EF (earliest finish = paling awal selesai)
Kemudian : LF (latest finish =paling lambat selesai)
Metode Algorithma
118. 5.6. Diagram Network PERT
Metode Algorithma
Kegiatan LF pada Waktu EF pada Total
Akhir diharapkan Awal Slack
1 2 3 4 5=2-3-4
A 3 3 0 0
B 8.5 5 3 0.5
C 9 6 3 0
D 15 6.5 8 0.5
E 15 0 9 6
F 15 6 9 0
G 19 4 14.5 0.5
H 19 4 15 0
I 23 4 19 0
Catatan :
- Jalur kritis ditandai dengan slack =0, yaitu : A - C - F - H - I
- Atau peristiwa : 1 - 2 - 4 - 6 - 7 - 8
- Maksimum percepatan pada jalur kririts sebesar 0.5 berdasarkan
jalur non kritis.
120. 15.8. Diagram Network PERT
Metode Matriks
Menentukan jalur kritis, yaitu jalur yang
mempunyai EF = LF
Dengan metode matriks tsb dapat
diperoleh jalur kritis (EF=LF), yaitu :
1, 2 , 4 , 6, 7, 8 = 3+6+6+4+4= 23 minggu
121. • Pert dan biaya (Trade-off antara biaya dan waktu):
15.1. Diagram Network PERT
A
B
KL
Catatan :
- Hubungan linear biaya dengan waktu
dari M ke A
- Kurva biaya berbentuk convex (cekung)
dari L ke A lebih mahan karena waktu
sedikit dan biaya sama (lebih mahal)
- Kurva biaya berbentuk concave (cembung)
dari K ke M lebih murah krn biaya sama
tetapi waktu lebih banyak berkurang
Time
Biaya
M
122. • Biaya tambahan untuk mempercepat kegiatan pada jalur
kritis harus dibandingkan, sehingga bisa dipilih biaya
percepatan yang paling murah,
• Jangka waktu percepatan harus memperhitungkan jalur
non kritis, sehingga percepatan waktu tsb lebih efektif.
15.9. Diagram Network PERT
1
2
4
3 6
5
7 8
3
2
4
4
2
3
2
3
- Jalur kritis : 1-2-3-6-7-8 =
3+2+4+4+2 =15 minggu
- Non jalur kritis : 1-2-4-5-7-8=
3+3+2+3+2=13
- Percepatan maksimum
2 minggu atau 15 – 13
- Biaya percepatan paling
murah 3 – 6 = Rp 15.000
perminggu
30.000
15.000
20.000
123. 15.10. KEGIATAN DAN LAMA KEGIATAN PROYEK
Kegiatan Deskripsi Kegiatan lama waktu
Mendahului (dlm minggu)
A - 1
B A 2
C A 3
D C 2
E B,D 1
F E 3
G F 2
H G 2
I H 1
J G,I 4
K D 6
L C 3
M L.G 7
N M 2
O N 2
P H 1
Q N,K 5
R G 4
S N,Q 1
T S,R,O 2
U J,K 1
V U,S 3
W J 1
X - 2
Y X 0
125. 16. Pemeliharaan fasilitas
• Tujuan
– Memelihara alat produksi tujuannya mempertahankan tingkat
produktivitas tertentu tanpa merusak kualitas produk akhir
(pemelhiaraan preventive)
Biaya total pemeliharaan
Biaya pemeliharaan preventif
Kegiatan pemeliharaan
Biaya pemeliharaan korektif
(Fasilitas rusak)
Rp
126. 16. Pemeliharaan fasilitas
• Tingkat pemeliharaan preventif :
Biaya total pemeliharaan
Biaya pemeliharaan preventif
Tingkat pemeliharaan preventif
Biaya pemeliharaan korektif
(Fasilitas rusak)
Rp
Titik
optimum
127. 16. Pemeliharaan fasilitas
• Biaya anggota pemeliharaan dan perbaikan fasilitas :
Biaya total
Biaya anggota
Banyaknya anngota pemeliharaan
Biaya fasilitas rusak
Rp
128. 16. Pemeliharaan fasilitas
• Biaya waktu produksi yang hilang dan usaha
pemeliharaan :
Biaya total
Biaya pemeliharaan
(preventif dan korektif)
Usaha pemeliharaan
Biaya waktu
Produksi hilang
Rp
131. • Pemeliharaan sebagai masalah reliabilitas (keandalan) sistem,
tujuannya agar tetap memaksimumkan laba atau biaya minimum
• Analisis antrian dalam pemeliharaan preventif, dengan simulasi
dapat diperoleh kombinasi biaya yang paling minimum
• Pelaksanaan versus “pembelian” pemeliharaan, pemeliharaan
dikerjakan sendiri, kecuali diperlukan keterampilan tinggi atau tidak
sempat ditangani sendiri karena pertimbangan efisiensi
• Pemeliharaan dalam produksi lini perakitan dan otomasi.
– Produk lini perkaitan memiliki ciri yaitu semua peralatan bekerja atau
semua peralatan menganggur, karenanya pemeliharaan preventif
sangat penting pada saat-saat tertentu
– Konsep kemudahan dipelihara menjadi sangat penting untuk
pemeliharaan preventif
• Sentralisasi versus desentralisasi pemeliharaan, tergantung pada
karakteristik proses operasional perusahaan
• Penganggaran biaya pemeliharaan, hal ini dimaksudkan agar
peralatan produksi tetap terpelihara
16. Pemeliharaan fasilitas
132. 17. Penanganan bahan atau material
handling
• Material handling, yaitu sebagai suatu seni dan ilmu
untuk memindahkan, membungkus, dan menyimpan
bahan-bahan dalam segala bentuk. Hal ini terutama
diperlukan pada lay-out fungsional
• Tujuan,
• Memindahkan bahan yang tertib, teratur dengan syarat
tertentu dan biaya serendah mungkin
• Penurunan biaya materail handling :
a. Pengurangan jumlah jarak pengangkutan
b. Pengurangan waktu yang diperlukan dalam pengangkutan
bahan
c. Pemilihan alat pengangkutan yang tepat
133. 17. Penanganan bahan atau material
handling
• Alat material handling :
a. Bagi pabrik dengan ruang yang cukup besar, dapat
menggunakan prahoto, traktor, lori kecil, truk, fork lift truck,
dsb
b. Bagi pabrik dengan ruangan terbatas, dapat menggunakan
ban berjalan (conveyor), elevator (lift), derek (cranes), dll
• Perencanaan pengendalian bahan, perlu
diperhatikan :
a. Produk (jenisnya) ; ringan, cair, besar, kecil, dsb
b. Dari mana ke mana bahan dipindahkan
c. Keadaan ruang; cukup luas/sempit
d. Bentuk gedung; datar atau bertingkat
e. Dana tersedia untuk pembelian atau sewa peralatan
material handling
134. Disain pekerjaan
• Pengaturan pekerjaan perelu dilakukan oleh manajer operasi, dengan
alasan ;
(a) menghindari konflik antara pekerja
(b) Sifat unit setiap individu dalam melaksanakan tugas
(c) Perubahan karakter atau sifat tenaga kerja dan pekerjaan itu sendiri
Disain pekerjaan harus menetapkan berbagai faktor yang
mempengaruhi struktur pekerjaan akhir. Keputusan harus dibuat
yangbersangkutan mengenai (a) tugas apa yang akan dilakukan,
(b) siapa yang akan melakukan, (c ) dimana, (d) kapan, (e) kapan,
(f) mengapa, dan (g) bagaimana tugas dilakukan
Perluasan pekerjaan (job enlargment), pekerjaan diperluas
secara horizontal melalui penambahan tugas kepada karyawan
untuk meningkatkan variasi pekerjaan dan terhindar dari kebonan
Sasaran disain pekerjaan, adalah untuk menghemattenaga kerja,
menentukan kombinasi antara tenaga kerja dan mesin yang
paling ekonomis. Disamping itu membuat pekrjaan lebih mudah
dilakukan, dan mencoba melakukan 3 hal (a) mengurangi
gerakan manusia, (b) mengurangi gerakan yg tidak dapat
dihilangkan, (c ) membuat gerakan yang diperlukan berkurang
efek kelelahannya
18. Perancangan dan pengelolaan SDM
135. Metode perbaikan pekerjaan,
• untuk melakukan perbaikan pekerjaan harus memulai dari tingkat
mikro, dan perlu peralatan (a) bagan proses, (b) pedoman studi
gerak, (c ) studi gerak mikro, (d) kelompok satuan tugas (task-
force), dsb
Masalah alokasi tenaga kerja, berkaitan dengan penugasan
(assignment problem), dan minimisasi dengan pendekatan Linear
Programming (LP)
• Masalah minimisasi, penugasan dengan biaya terendah (niaya
minimum)
• Masalah maksimisasi, penugas optimal tenaga kerja (kontribusi
laba) – dengan motode Hungarian
• Pengukuran kinerja, tujuannya untuk :
a. Mengevaaluasi pelaksanaan kerja karyawan
b. Merencanakan kebutuhan tenaga kerja
c. Menentukan tingkat kepastian
d. Menentukan harga atau biaya produksi
e. Memperbandingkan metode-metode kerja
f. Memudahkan scheduling operasi
g. Menetapkan upah, dll
18. Perancangan dan pengelolaan SDM
136. • Manajemen produktivitas
– Pengukuran produktivitas, terdiri dari berbagai ukuran tergantung pada
jenis aktivitas, mis :
• Output / Input
• Penjualan / upah
• Penjualan / Jumlah tenaga kerja
• Penjualan / jumlah tenaga penjualan, dsb
• Faktor yang mempengaruhi produktivitas :
– Kondisi fikik pekerjaan
– Derajat otomatisasi yang digunakan
– Layout
– Desain pekerjaan
– Keterampilan dan motivasi karyawan
– Pengupahan
– Paket-paket benefit yang disediakan
18. Perancangan dan pengelolaan SDM
137. • Program peningkatan produktivitas, beberapa hal yang
harus diperhatikan perusahaan yaitu :
a. Pengukuran produktivitas
b. Komitmen organisasi
c. Mpan balik atas hasil-hasil yang dicapai
Langkah untuk mencapainya :
a. Mengembangkan ukuran produktivitas pada seluruh tingkat
organisasi
b. Menetapkan tujuan peningkatan produktivitas dalam ukuran
kuwantitatif
c. Mengembangkan rencana untuk mencapai tujuan
d. Mengimplementasikan rencana
e. Mengukur hasil-hasil yang dicapai
18. Perancangan dan pengelolaan SDM
138. • Peningkatan produktivitas melalui program partisipatif
dapat dicapai dengan syarat :
a. Dukungan manajemen puncak
b. Komitmen dengan implementasi
c. Monitoring pelaksanaan produktivitas
d. Apresiasi produktivitas
e. Organisasi komite (komite menyiapkan rencana dan memonitor
hasilnya)
• Metode peningkatan produktivitas :
a. Perbaikan produk dan proses
b. Perbaikan pekerjaan
c. Metode motivasi karyawan
d. Perubahan organisasional
18. Perancangan dan pengelolaan SDM
139. • Manajemen SDM perlu memperhatikan prinsip :
a. Memadukan karyawan dengan pekerjaan
b. Menetapkan standar pelaksanaan pekerjaan
c. Memberikan penghargaan atas prestasi kerja
d. Menjamin supervisi yang baik
e. Merumusakan secara jelas tanggungjawab karyawan
• Masalah kompensasi
• Kompensasi merupakanpemberian pembayaran finansial kepada
karyawan sebagai balas jasa atas pekerjaan dan sebagai
motivator dimasa yad.
• Rencana upah insentif
a. Rencana atas dasar waktu
b. Atas dasar unit keluaran (output)
c. Jam standar
d. Pembagian keuntungan atau bonus
e. Hari kerja yang diukur
f. Rencana upah minimum
g. Pembayaran tidak langsung (mis : fringe benefits seperti liburan
ekstra, cuti, asuransi, bentuk lain yaitu bonus, pembagian saham,
bantuan tanpa bunga, dsb)
18. Perancangan dan pengelolaan SDM
140. • Keamanan dan kesehatan karyawan,
programnya meliputi :
a. Menggunakan peralatan yang lebih baik, seperti layout,
penerangan, lantai, tangga, petunjuk dan peralatan
keamanan, dsb
b. Kegiatan pencegahan kecelakaan dengan mengendalikan
praktek manusia yang tidak aman
c. Penciptaan lingkungan kerja yang sehat
d. Pelayanan kesehatan
18. Perancangan dan pengelolaan SDM (LS,HH)
141. • Manajemen SDM Jepang, beberapa konsep penting
yaitu :
– Sistem memperpekjakan karyawan seumur hidup (lifelong
employment), berpengaruh positif (1) mendorong karyawan
berpatisipasi dalam manajemen, (2) karyawan merasa aman
keudukannya, memiliki sifat positif terhadap pembaharuan dan
penggunaan teknologi baru
– Pendidikan dan latihan yang kontinyu (pendidikan dasar,
rotasi, diskusi kelompok, aktif dalam mambantu tercapainya
tujuan orgnisasi. Yang terkenal adalah kelompok dengan
Quality control cyrcles
– Membuat keputusan dari bawah keatas, didukung dengan
kelompok diskusi baik informal maupun formal
– Hubungna yang serasi antara karyawan dengan pimpinan,
tidak ada perbedaan status dalam komunikasi intern baik
secara vertikal maupun horizontal
18. Perancangan dan pengelolaan SDM (LS,HH)
142. • Masalah Penugasan (Assignment problem) ; Hungarian method oleh D.Koning
1916
– Penugasan optimal (minimum cost atau maksimum kontribusi
keuntungan)
– Secara matematis dapat digambarkan dalam bentuk linear
programming (LP) :
m n
Z = ∑ ∑ Cij Xiji=1 j=1
Dengan kendala :
m n
∑ Cij = ∑ Xiji=1 j=1
dan Xij ≥ 0 (Xij = Xij
2)
dimana : Cij adalah tetapan yg telah diketahui
• Masalah minimisasi
18. Perancangan dan pengelolaan SDM (LS,HH)
143. MINIMUM COST - PENUGASAN
Karyawan I II III IV
A 15 20 18 22
B 14 16 21 17
C 25 20 23 20
D 17 18 18 16
- Kemungkinan penugasan = 4! = 4.3.2.1 = 24
- Asumsi penugasan adalah perpasangan satu-satu
atau tiap orang memiliki satu tugas
- Langkah 1 : merubah matriks biaya ke matriks
opportunity cost, dengan cara mengurangi tiap baris
dari elemen terendah baris ybs
Karyawan I II III IV
A 0 5 3 7
B 0 2 7 3
C 5 0 3 0
D 1 2 2 0
- Langkah 2 : paling sedikit sati nilai nol tiap kolom, dan
bila tidak, maka kolom ybs dikurangi dari elemen
terkecil pd kolom ybs
Pekerjaan (Rp)
Tabel 1 : Matriks Biaya
Tabel 2 : Matriks Biaya
Pekerjaan (Rp)
144. MINIMUM COST - PENUGASAN
Karyawan I II III IV
A 0 5 1 7
B 0 2 5 3
C 5 0 1 0
D 1 2 0 0
- Langkah 3 : Optimal bila jumlah garis = jumlah baris
atau 4, dan bila belum cukup maka angka yg tidak kenaterenda
garis dikurangi dengan elemen terkecil dari yg tdk kena
garis, sedangkan yg kena 2 garis ditambahkan
- Tiap garis terdapat 2 nol
Karyawan I II III IV
A 0 4 0 6
B 0 1 4 2
C 6 0 1 0
D 2 2 0 0
- Garis = baris (4)
- Penugasan optimal :
Minimum Cost
Skedul Rp
A - III 18
B - I 14
C - II 20
D -IV 16
Jlh biaya 68
Tabel 3 : Matriks Biaya
Pekerjaan (Rp)
Tabel 4 : Matriks Biaya
Pekerjaan (Rp)
145. MAKSIMUM KEUNTUNGAN - PENUGASAN
Karyawan I II III IV V
A 10 12 10 8 15
B 14 10 9 15 13
C 9 8 7 8 12
D 13 15 8 16 11
E 10 13 14 11 17
- Langkah 1 ; Kurangi tiap baris dari angka tertinggi
Karyawan I II III IV V
A 5 3 5 7 0
B 1 5 6 0 2
C 3 4 5 4 0
D 3 1 8 0 5
E 7 4 3 6 0
- Langkah 2 : tiap kolom minimal ada sat nol
- langkah 3 : kolom yg tdk ada nol, maka kurangi dari elemen
terkecil pd kolom tsb
Tabel 1 : Matriks Keuntungan
Pekerjaan (Rp)
Tabel 2 : Matriks Keuntungan
Pekerjaan (Rp)
146. MAKSIMUM KEUNTUNGAN - PENUGASAN
Karyawan I II III IV V
A 4 2 2 7 0
B 0 4 3 0 2
C 2 3 2 4 0
D 2 0 5 0 5
E 6 3 0 6 0
- Langkah 4 : optimal bila jumlah garis = jumlah baris
- Langkah 5 : bila garis < baris, maka kurangi dengan elemen
yg tdk kena garis dan tambahkan pd yg kena 2 garis
Karyawan I II III IV V
A 2 0 0 5 0
B 0 4 3 0 4
C 0 1 0 2 0
D 2 0 5 0 7
E 6 3 0 6 2
Maksimum Keuntungan
Skdel Keuntungan Skdel Keuntungan
Penugasa 1 Rp Penugasa 2 Rp
A - II 12 A - V 15
B - I 14 B - IV 15
C - V 12 C - I 9
D - IV 16 D - II 15
E - III 14 E - III 14
Jumlah 68 Jumlah 68
Tabel 3 : Matriks Keuntungan
Pekerjaan (Rp)
Tabel 4 : Matriks Keuntungan
Pekerjaan (Rp)
147. 19. Persoalan – persoalan standar
• Kegiatan berdasarkan standar tertentu akan
lebih aman pelaksanaan dan pengawasannya
• Standar mempermudah dan memperlancar
penjualan, pelayanan, dll
• Standar berhubungan dengan persoalan :
a. Pengerjaan standar
b. Waktu standar
c. Standar produksi
d. Standar ukuran (standarisasi)
• Pengerjaan standar dan standar waktu
• Network planning sebagai alat bantu untuk
mengidentifikasi kegiatan, urutan kegiatan, jangka waktu
tiap kegiatan, kegiatan mendahului, jalur kritis, dsb
148. 19. Persoalan – persoalan standar
• Standar produksi
• Peningkatan efisiensi kerja
• Penelitian kerja (work study), (a) menyusun
metode kerja atau method design, (b)
standarisasi proses. (c ) perhitungan waktu
standar
• Perbaikan produktivitas dan kurva pengalaman
(learning curve)
Produksi
kumulatif
Waktu rata2
akumulasi Kurva pengalaman atau
Grafik peningkatan produktivitas
149. 20. Pengelolaan persediaan dan
Manajemen inventori
• Jenis persediaan :
a. Persediaan bahan mentah (raw material)
b. Persediaan komponen rakitan(purchased parts/components)
c. Persediaan bahan pembantu atau penolong (supplies)
d. Persediaan barang dalam proses (work in process)
e. Persediaan barang jadi (finished goods)
• Fungsi-fungsi persediaan
a. Fungsi decoupling, persediaan yang memungkinkan perusahaan
dapat memenuhi permintaan langganan tanpa tergantung pada
supplies
b. Fungsi economic lot sizing, perusahaan membeli persediaan
dalam kuantitas yang dapat mengurangi biaya
c. Fungsi antisipasi, pengadaan persediaan musiman untuk
mengantisipasi ketidak pastian dan proses produksi tidak
terganggu.
150. 20. Pengelolaan persediaan dan
Manajemen inventori
• Biaya persediaan :
a. Biaya penyimpanan (holding costs atau carrying
costs), al biaya fasilitas penyimpanan, biaya
modal, biaya keuangan, biaya perhitungan fisik,
asuransi, pajak persediaan, pencurian,
kerusakan, penganan persediaan, dsb
b. Biaya pemesanan (order costs atau procurement
costs), meliputi biaya ekspedisi, upah, telepon,
surat menyurat, pengepakan, penimbanan,
pemeriksaan penerimaan, pengiriman ke
gudang, biaya hutang lancar, dsb
151. 20. Pengelolaan persediaan dan
Manajemen inventori
• Economic order quantity (EOQ) :
EOQ
Q
Rp
TC
Biaya penyimpanan
= H (Q/2)
Biaya pemesanan
= s (Q/Q)
• EOQ = √ 2SD / H
• EOQ = 2(5.000) (10.000)
= 2.000 unit
25
Dimana :
D = permintaan atau kebutuhan per periode
S = biaya pemesanan per pesanan
H = biaya penyimpanan perunit per periode
152. 20. Pengelolaan persediaan dan
Manajemen inventori
TC-( 5 kali pesaan)
Holding cost H(Q/2) = 25 (2000/2) = 25,000
Order cost S (D/Q) = 5000(10.000/2.000) = 25,000
Total cost 50,000
TC-( 6 kali pesaan)
Holding cost H(Q/2) = 25 (10000/6)/2 = 20,833
Order cost S (D/Q) = 5000(6) = 30,000
Total cost 50,833
TC-( 4 kali pesaan)
Holding cost H(Q/2) = 25 (10.000/4)/2 = 31,250
Order cost S (D/Q) = 5000(4) = 20,000
Total cost 51,250
153. 20. Pengelolaan persediaan dan
Manajemen inventori
• Economic order quantity (EOQ) :
2000
Q
Rp TC
Biaya penyimpanan
= H (Q/2)
= Q/2 persediaaan rata
Biaya pemesanan
= S (D/Q)
= D/Q frekuansi pesanan seth
25000
1667
A
CB
TC-A = 25000 + 25000 = 50.000
TC-B = 20.833 + 30.000 = 50.833
TC-C = 31.250 + 20.000 = 51.250
154. 20. Pengelolaan persediaan dan Manajemen
inventori
time
Q
Q/2 = persediaan rata2
Q = pesanan (persdiaan)
Lead (petunjuk) time pesanan
R= reorder point (pesanan kembali)
155. 21. Rencana kebutuhan material
• Konsep MRP atau Material Requirements Palanning
(requirement, keperluan, syarat), independent demand
inventory yaitu persediaan yang tergantung pada
permintaan pasar dan tidak tergantung pada operasi
perusahaan.
• MRP dikendalikan oleh jadwal pokok produksi (MPS =
master production schedule)
• Ada 3 macam sistem MRP :
a. Sistem pengendalian inventori (inventory control system)
b. Sistem pengendalian produksi dan inventory (production and
inventory control system)
c. Sistem perencanaan sumber daya produksi (manufacturing
resources planning system)
156. 21. Rencana kebutuhan material
Konsep JIT (just in time)
• JIT sebagai konsep yang berusaha mengurangi semua sumber
pemborosan dan segala hal yang tidak mempunyai nilai tambah
bagi kegiatan produksi
• Konsep ini tidak saja pada pengelolaan inventori tetapi juga pada
seluruh sistem produksi
• Produk dibuat pada saat dibutuhkan (just in time), dan bukan
karena ada kemungkinan dibutuhkan (just in case)
• JIT akan menghasilkan (a) jumlah persediaan lebih sedikit, (b)
biaya lebih rendah, (c ) kualitas lebih baik.
• Jadwal pokok JIT ditetapkan untuk periode waktu tertentu yang
akan memberikan peluang kesemua bagian pelaksana pekerjaan
dan pemasok untuk merencanakan pekerjaan masing-masing
• Tata letak pabrik berbeda pada JIT karena penyimpanan inventory
tidak dipusatkan, melainkan diletakkan dimasing-masing pusat
kerja.
• Jumlah inventory sedikit karena hanya untuk kebutuhan
persediaan beberapa jam atau hari saja, sehingga ruang gudang
dan pabrik menjadi lebih kecil.
157. 22 Pengendalian kualitas
– Quality management/BPR/Lean Operations/SPC/SQC/Six
Sigma terhadap keputusan dalam area opeartion strategy
• What is quality management?
• Is the idea of quality management universally
understood and applied?
• Business Process Reengineering
• Statistical Process Control/SQC
• Six Sigma
• Lean operations
• Case study: Turnround at the Preston plant
(Reading : #3-ch.12)
158. The Meaning of Quality
Peoducer’s perspective
Quality of
Conformance :
- Conformance to
specification
- Cost
Productio
n
The meaning of quality
Fitness for
consumer use
Marketinf
Customer’s perspective
Quality of design :
- Quality
caracteristics
- Price
159. The Evaluation of Quality Management
3. Check
Assess the plan ;
Is it working ?
Goals achieved ?
1. PLAN
Study process, identify
the problem, Set goals,
and Develop the plan
For improvemnt
2. DO
Implement the plan
On a test basis, measure
improvemnt
4. Act
Institutionalize
Improvement, Continue
the cycle with new
problems
160. The Quality Circle Process
Problem
Identification :
List alternative,
Consensus,
Braimstorming
Solution :
Problem results
Presentation :
Implementation,
Monitoring
Organization :
Supervisor,
Moderator
Problem
Analysis :
Cause and effect,
Data collection
and analysis
Training :
Group process,
Data collection,
Problem
analysis
162. Aplikasi Konsep Kualitas Berfokus Pada
Pelanggan
Metode SERVQUAL (Service Quality)
Faktor Kualitas
Layanan,
1. Realibilitas
2. Kompetensi
3. Kesopanan
4. Kredibilitas
5. Keamanan
6. Tangibles
7. Kemudahan/
akses
8. Komunikasi
9. Memahami
pelanggan
10.Tanggap
Pelayanan
yang
dirasakan
Pelayanan
yang
diharapkan
Kualitas
layana yang
dirasakan
Pengalaman
masa lalu
Kebutuhan
Pribadi
Komunikasi
dari mulut ke
mulut
Model Dasar Kualitas Layanan
163. Langkah program perbaikan
Kualitas
The role of Kaizen : 10-step service Kaizen methodology
1.Define the problem
2.Define the goal
3.Define the baseline (garis dasar, basis)
4.Define the process
5.Explore (memeriksa) possible sources of variation
6.Identity corrective actions to eliminate (menghilangkan) waste
(pemborosan)
7.Develop an action plan to take action
8.Review result
9.Replicate and make additional improvements (perbaikan,
kemajuan)
10.Celebrate (merayakan keberhasilan)
164. The six sigma improvement model (DMAIC)
Measure
Analize
Improve
Control
Define
165. The DMAIC steps
• D : define the scope and goals of the improvement
project in term of customer requirement and the
process that the delivers these requirement –
input, output, control and resources
• M : measure of the process performance
• A : analysis the gap between current and desires
performance
• I : generate the improvement solution to fix the
problem and other performance goal are met
• C : this phase involves implementing the improved
process in a way that “holds the gains
”
166. The six sigma improvement model (DMAIC)
Define Measure Analyze Improve Control
- Value stream map
- Non-Value stream map
- Process cycle efficiency
- Process sizing
- Constraint identification
- Time trap analysis
- Non-value added analysis
- Queuing theory
- Analitical batch sizing
- TPM (Total Productive Mmaintenance), P.317
- 5S (P.318)
- Line balancing
- Process flow improvement
- Replenishment pull
- Sales and operation planning
- Set-up reduction
- Generic pull
- Kaizen
- Poka-Yoke
- Visual process control
- Mistake proofing
170. Value Stream Map (VSM)
• The 4 steps of VSM
Identify
process
family
Devlop
current
state map
Develop
future
state map
Plan the
Implementation
Of the change
171. SAP – QUALITY MANAGEMENT
4 Manajemen Proses dan Strategi Perbaikan Proses
1) Definisi tentang proses dan manajemen proses
2) Langkah-langkah perbaikan proses
3) Studi kasus perbaikan proses
4) Model perbaikan kualitas berorientasi proses
5 Pengukuran Kinerja Kualitas(
1) Sistem pengukuran kinerja
2) Studi kasus sistem pengukuran kinerja kualitas
3) Pengukuran kapasitas proses dan variasi
6 Perbaikan Kualitas
1) Perbaikan kualitas melalui Kaizen
2) Langkah-langkah program perbaikan
7 Biaya Kualitas
1) Evaluasi sistem biaya perusahaan
2) Aktivitas Kaizen pada beberapa perusahaan
UJIAN TENGAH SEMESTER
173. Kualitas
Dapat dilihat dari dua faktor :
1. Memuaskan harapan konsumen yang
berkaitan dengan atribut harapan
konsumen
2. Memastikan seberapa baik produk dapat
memenuhi aspek teknis dari desain
produk tsb, keseuaian kinerja dengan
standar yang diharapkan, dan kesesuaian
standar pembuatnya.
174. Harapan konsumen
Dapat dilihat beberapa dimensi yang mewakili kualitas :
1. Performance produk atau service
2. Estetika (aesthetic), tingkat keindahan penampilan
3. Kemampuan service (serviceability), mudah dirawat
dan diperbaiki
4. Fitur (features), membedakan dengan produk lain yg
sejenis
5. Keandalan (reliability), bekerja sesuai spesifikasinya
6. Keawetan (durability)
7. Kualitas kesesuaian (quality of conformance)
8. Kesesuaian dalam penggunaan (fitness of use)
175. Pendekatan Kualitas
1. Pendekatan nilai target, diartikan sebagai suatu
rentang nilai untuk setiap spesifikasi atau karakteristik
kualitas. Ditentukan rentang nilai target dengan batas
atas dan batas bawah produk yang dapat diterima
Batas atas
Nilai Target
Batas bawah
Produk
berkualitas
Cacat
Cacat
176. Pendekatan Kualitas
2. Pendekatan kualitas optimal, dimensi kesesuaian
(fitness for use) ditentukan nilai tertentu yang sudah
teruji tanpa ada toleransi sedikitpunterhadap
penyimpangan
Batas atas
Nilai Target
Batas bawah
Produk
berkualitas
Cacat
Cacat
178. Metode Taguchi Quality Loss
Function
L (y) = k (y – T)2
K = c + d2
dimana :
C = kerugian pada limit terendah dan tertinggi
d = jara limit dari niali target
Y = nilai aktual karakteristik kualitas
T = nilai target karakteristik kualitas
L = kerugian akibat kualitas (biaya kegagalan
eksternal total)
179. Pengelolaan biaya kualitas
1. Pandangan tradisional,
• pendekatan kualitas yang dapat diterima
sebagai suatu pertukaran antra biaya
pengendalian dengan biaya kegagalan.
• Jika biaya pengendaalian ditingkatkan maka
akan didapatkan penurunan biaya
kegagalan (J.M. Juran).
• Pada suatu titik akan dicapai nilai optimal
pertukaran kedua biaya tsb (AQL :
acceptable quality level) sebagaimana
gambar berikut
181. Pengelolaan biaya kualitas
2. Pandangan kontemporer (setara), untuk
mendapatkan manfaat biaya maka tidak
diperbolehkan adanya produk yang tidak
sesuai dengan spesifikasi yang
ditentukan (Ganichi Taguchi)
182. Grafik Biaya kualitas Zero Defect
(kegagalan)
Biaya kegagalan
Biaya Pengendalian
Persen cacat
Biaya
100%0 AQL
Total Quality cost
183. Diagram Ishikawa : Identifikasi Penyebb Cacat X
MANUSIA MESINMETODE
LINGKUNGAN
PENGUKURA
N
BAHAN
CACAT
X
MANUSIA
Shift
Latihan
Pengawsa
n
Metode A
Metode B
Metode C
Mesin A
Mesin B
Mesin C
Pemasok
Bhn
penolng
Bhn baku
Ukuran C
Ukuran B
Ukuran A
Kelembaba
n
Cuaca
Suhu
184. Target Laba (TL)
• TL = (FC + T/(1-t)) : (P-VC)
• Target Rp 10.000, tax 20%
• Dik : FC Rp 50.000, VC Rp 100, P Rp 200
Maka :
TL = (50.000 + 10.000/0,80) : (200-100)
TL = (50.000 + 12.500) : 100
TL = 62.500 : 100
TL = 625 unit
185. Target Laba
• TR : 625 x Rp 200 : Rp 125.000
• FC : 50.000
• VC : 62.500 x 100 : 62.500
• TC..................................... : 112.500
• Laba sebelum tax : 12.500
• Tax 20 %........................... : 2.500
• Laba bersih (Target )........ : 10.000
186. SAP – QUALITY MANAGEMENT
8 Pengendalian Kualitas
1) Peran SDM Perusahaan dalam Pengendalian Kualitas
2) Siklus Deming, Deming’s Fourteen Points
3) The Juran Trilogy, Three Basic Steps to Progress, Ten Steps to
Quality Improvement
4) Teknik: Pengendalian Kualitas Statistik
9 Manajemen Kualitas dalam Industri Jasa
1) Strategi pengembangan manajemen kualitas dalam industri jasa
2) Manajemen strategi pelayanan 7P dalam manajemen kualitas
modern
3) Contoh penerapan manajemen kualitas jasa
4) Peran Kepemimpinan dalam mengembangka SistemManajemen
Kualitas
5) Jalan menuju perbaikan kualitas jasa melalui kepemimpinan
organisasi
10 Sistem Manajemen Kualitas Internasional
(1) Hambatan-hambatan dalam pengembangan Sistem Manajemen
187. Pengendalian Kualitas
1) Peran SDM Perusahaan dalam Pengendalian Kualitas
2) Siklus Deming, Deming’s Fourteen Points
3) The Juran Trilogy, Three Basic Steps to Progress, Ten Steps to
Quality Improvement
4) Teknik: Pengendalian Kualitas Statistik
188. Pengendalian Mutu Terpadu (PMT)
• Pengendalian mutu terpadu (PMT) lebih merupakan sikap dan
perilaku berdasarkan kepuasan atas pekerjaannya dan kerja tim
atau kelompoknya.
• Total Quality Control (TQC) menghendaki komitmen total dari
manajemen sebagai pimpinan organisasi dimana komitmen ini
harus disebarluaskan pada seluruh karyawan dan dalam semua
level atau departemen dalam organisasi.
• Jika perusahaan menjadikan mutu sebagai “ the way of life “, maka
budaya harus dibangun, dipertahankan, dan ditingkatkan oleh
seluruh anggota organisasi dari level paling bawah sampai pimpinan
puncak.
• Dalam melaksanakan Pengendalian Mutu Terpadu (TQC) yang
merupakan bagian dari Total Quality Management (TQM)
menggunakan delapan langkah peningkatan kualitas (8 Steps for
improvement) dan tujuh alat pengendalian kualitas (Seventh Tools
Controls), dan Brain Storming.
189. Mentalitas Dasar
Pengendalian mutu terpadu (PMT) lebih merupakan
sikap dan perilaku berdasarkan kepuasan atas
pekerjaannya dan kerja tim atau kelompoknya.
PMT menghendaki komitmen total dari manajemen
sebagai pimpinan organisasi dimana komitmen ini
harus disebar luaskan pada seluruh karyawan dan
dalam semua level atau departemen dalam organisasi.
Jika perusahaan menjadikan mutu sebagai “ the way of
life “, maka budaya harus dibangun, dipertahankan, dan
ditingkatkan oleh seluruh anggota organisasi dari level
paling bawah sampai pimpinan puncak.
190. Merubah budaya (culture)
• Dalam Pengendalian Mutu Terpadu (PMT) yang terpenting
adalah keterlibatan secara menyeluruh setiap orang dalam
organisasi, dan) yang lama menjadi budaya (culture) baru.
Perubahan tersebut antara lain :
a. Kerahasiaan menjadi keterbukaan
Sesuatu yang bersifat tertutup berupa selentingan menjadi komunikasi
terbuka antar seluruh anggota organisasi, sehingga kerja sama akan
terwujud dan kesalahpahaman dapat segera teratasi.
b. Pengendalian menjadi pemberdayaan
Karyawan tidak mau kalau secara terus-menerus dimonitor. Mereka ingin
selalu dilibatkan, diajak berdiskusi, dan berpendapat. Mereka juga harus
diserahi tanggung jawab yang sesuai serta mendapatkan kesempatan
untuk berkembang dan mendapat penghargaan atas prestasi yg diraihnya.
c. Inspeksi menjadi pencegahan.
Inspeksi adalah pemeriksaan terhadap barang atau produk jadi setelah
keluar dati proses produksi. Dalam TQM tidak ada lagi istilah inspeksi,
melainkan pencegahan. Artinya, sejak dari perancangan produk, proses
produksi hingga menjadi produk akhir menghasilkan zero defect.
191. Merubah budaya (culture)
d. Fokus internal ke fokus eksternal.
Fokus internal adalah perhatian perusahaan pada kemam-puan
yang dimiliki tanpa memperhatikan permintaan pelanggan (push
system). TQM lebih memfokuskan pada kebutuhan dan harapan
pelanggan (external focus) sehingga melaksanakan proses produksi
tarik (pull system).
e. Biaya dan penjadualan menjadi kesesuaian terhadap mutu.
Semula, perusahaan hanya memperhatikan masalah biaya dan
waktu produksi kemudian berubah menjadi mutu produk yang
memperhatikan kebutuhan dan harapan pelanggan.
f. Stabilitas menjadi perbaikan secara terus-menerus.
Kondisi yang tidak berubah bukannya membawa keuntungan dan
manfaat, justru perusahaan yang mau berubah dan mau secara terus-
menerus mengadakan perbaikan (continuous quality improvement)
yang akan berhasil dengan baik.
192. Merubah budaya (culture)
g. Hubungan persaingan menjadi hubungan kerjasama.
Hubungan yang erat dan kerjasama yang baik dengan pelanggan
akan membuat mereka terbuka untuk memberikan kritik dan saran
untuk peningkatan produk dan jasa yang dihasilkan perusahaan.
h. Melemparkan permasalahan yang tidak diketahui menjadi
penyelesaian semua masalah sampai akar-akarnya.
Perusahaan biasanya akan menutupi masalah yang dihadapi dan
bersikap pura-pura tidak tahu, atau membenci siapa pun yang
mengetahui permasalahan yang ada. Filosofi TQM justru akan
menghadapi semua permasalahan, mencarai akar permasalahan, dan
mencari penyelesaiannya hingga tuntas.
193. Delapan Langkah Pengendalian Kualitas
Dalam rangka meningkatkan mutu atau kualitas proses
dan produk akhir dalam suatu sistem pengendalian
kualitas dilakukan 8 (delapan} langkah, sebagai berikut :
1. Menemukan persoalan/tema
2. Menemukan sebab dari persoalan
3. Mempelajarai factor-faktor yang paling berpengaruh
4. Merencanakan penanggulangan
5. Melaksanakan penanggulangan
6. Memeriksa hasil
7. Standarisas
8. Rencana berikutnya
194. 8 Langkah Pengendalian
Kualitas
1. Menemukan
Persoalan / Tema
8. Rencana Berikut
2. Menemukan sebab
dari persoalan
7. Standarisasi
3. Mempelajari
Faktor-faktor yang
Paling Berpengaruh
6. Memeriksa Hasil
4. Merencanakan
Penanggulangan
5. Melaksanakan
Penanggulangan
196. 2. Cause and Effect Diagram
Diagram Ishikawa : Identifikasi Penyebb Cacat X
MANUSIA MESINMETODE
LINGKUNGAN
PENGUKURA
N
BAHAN
CACAT
X
MANUSIA
Shift
Latihan
Pengawsa
n
Metode A
Metode B
Metode C
Mesin A
Mesin B
Mesin C
Pemasok
Bhn
penolng
Bhn baku
Ukuran C
Ukuran B
Ukuran A
Kelembaba
n
Cuaca
Suhu
201. 7. Statistical process control
chart
LCL (lower control limit)
UCL (upper control limit)
UCL
LCL
202. 23. Perencanaan dan pengawasan
produksi
• Tujuannya, mengusahakan agar hasil produksi tepat sesuai
kebutuhan pelanggan dalam jumlah, waktu, kualiatas dan
harganya.
• Tugas perencanaan dan pengawasan ;
a. Perencanaan produksi (planning)
b. Menentukan jalannya proses produksi (routing, route atau rute)
c. Menentukan kapan diproduksi dan selesainya (scheduling)
d. Pemberian perintah mulai melakukan produksi (dispatching)
e. Melaksanakan follow up tugasnya, termasuk pengumpulan
laporan kemajuan pekerjaan dan analisisnya.
• Perusahan dalam proses produksinya dibedakan atas :
a. Proses produksi terus menerus (continue) dengan produk standar
b. Proses terputus (intermittend) produksi berdasarkan pesanan
203. 23. Perencanaan dan pengawasan produksi
• Perencanaan atau forecast produksi berdasarkan forecasting
demand, perlu memperhatikan faktor-faktor :
a. KOndisi perekonomian pada umumnya
b. KOndisi industri/bisnis
c. KOndisi khusus, mis (a) trend penduduk, tingkatb hidupnya, (b)
keadaan musim, pembeli musiman, (c ) keadaan siklis, PLC, (d)
keadaan rendom untuk produk tertentu, model dll
d. Keadaan persaingan atau strategi pesaing
e. Saluran distribusi
f. Pengaruh kebijaksanaan pemerintah
• Perencanaan atau forecast produksi bertujuan :
a. Menyususn anggaran operasi
b. Persediaan seminimal mungkin dan tidak mengganggu pesanan
c. Memanfaatkan fasilitas produksi secara optimal
d. Investasi peralatan serendah mungkin
e. Menstabilisasi kesempatan kerja, sehingga tidak menimbulkan
pewrselisihan perburuhan
204. 24. Pengawasan kualitas (quality control)
o Tujuan, menjadi alat bagi manajemen dalam memperbaiki kualitas
produk bila diperlukan, mempertahankan kualitas yang sudah
tinggi, dan mengurangi jumlah bahan yang rusak.
o Pemeriksaan kualitas dilakukan mulai dari proses, barang
setengah jadi, barang jadi, proses pemasaran, sampai ketangan
konsumen
o Standar kualitas, langkah yang perlu diambil :
a. Mempertimbangkan persaingan dan kualitas produk pesaing
b. Mempertimbangkan kegunaan terakhir produk
c. Kualitas harus sesuai dengan harga jual
d. Perlu tim terpadu dari bidang (a) penjualan, yang mewakili konsumen, (b)
teknis, yang mengatur desain dan kualitas, (c) pembelian, yang
menentukan kualitas bahan, (d) produksi, yang menentukan biaya
produksi dari berbagai kualitas alternatif
e. Mengecek keefektifan pekerjaan produksi sesuai kualitas standar
o Organisasi, seyogyanya dibentuk suatu komite untuk melakukan
pengawasan (a) bahan mentah, (b) proses produksi setengan jadi
dan barang jadi, (c) membuat laporan hasil pengawasan kualitas
yang akan ditindaklanjuti
206. A. Perbaikan kualitas melalui
Kaizen
• Kaizen (改善?) merupakan istilah dalam
bahasa Jepang yang bermakna "perbaikan
berkesinambungan"
• Filsafat kaizen berpandangan bahwa hidup
kita hendaknya fokus pada upaya perbaikan
terus-menerus.
• Penerapannya dalam perusahaan, kaizen
mencakup pengertian perbaikan
berkesinambungan yang melibatkan seluruh
pekerjanya, dari manajemen tingkat atas
sampai manajemen tingkat bawah]
207. Kaizen & Manajemen
Dalam kaizen manajemen memiliki dua fungsi utama :
1.Pemeliharaan, mencakup kegiatan pemeliharaan
teknologi, sistem manajemen, dan standar operasional
yang ada sekaligus menjaga standar tersebut melalui
pelatihan serta disiplin dengan tujuan agar semua
karyawan dapat mematuhi prosedur pengoperasian
standar (Standard Operating Procedure-SOP) yang telah
ditetapkan.
2.Perbaikan, mencakup kegiatan yang diarahkan pada
meningkatkan standar yang ada
Kedua fungsi ini disimpulkan sebagai Pemeliharaan dan
Perbaikan Standar