Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...Penataan Ruang
Teks tersebut membahas tentang penilaian risiko lingkungan untuk merehabilitasi atau menutup tempat pemrosesan akhir sampah (TPA) secara permanen menggunakan pendekatan berbasis risiko terpadu (IRBA). IRBA mempertimbangkan aspek teknis, lingkungan, dan sosial untuk menghitung indeks risiko TPA berdasarkan parameter lokasi, karakteristik sampah, dan karakteristik lindi. Indeks risiko digunakan untuk mengklasifikas
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...Penataan Ruang
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Persampahan Dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga Dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga - Lampiran 3
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Pemrosesan akhir sampah meliputi penimbunan sampah di tempat pemrosesan akhir (TPA) secara aman untuk mencegah pencemaran lingkungan.
2. Sebagian besar TPA di Indonesia masih beroperasi dengan sistem penimbunan terbuka yang mencemari lingkungan, padahal perlu ditingkatkan ke sanitary landfill.
3. Gas metana yang dihasilkan dari proses dekomposisi sampah di TPA
Dokumen tersebut membahas tentang Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Bantar Gebang, termasuk hierarki proses pengangkutan sampah dari sumber sampah hingga TPA Bantargebang, dampak pembangunan TPA tersebut, serta upaya pemerintah dalam pengelolaan sampah perkotaan."
Penanganan dan pemisahan sampah di sumbernya merupakan tahap kritis dalam pengelolaan sampah yang melibatkan pemisahan sampah organik dan non-organik serta penerapan konsep 3R. Tanggung jawab penanganan bervariasi mulai dari penghuni rumah, pengelola gedung, hingga developer tergantung jenis permukiman. Pemisahan dan penyimpanan sampah di sumber diperlukan sebelum pengangkutan ke TPS atau TPA selanjutnya.
TPA regional Pekalongan direncanakan untuk melayani 3 daerah sekitar yakni Kota Pekalongan, Kabupaten Pekalongan, dan Kabupaten Batang. Lokasi yang diusulkan berada di perbatasan desa Sengare-Batursari, Kabupaten Pekalongan. Rancangan desainnya mencakup sistem saluran lindi, ventilasi gas, dan fasilitas pendukung seperti timbangan dan peralatan berat, dengan anggaran kira-kira Rp88 miliar.
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...Penataan Ruang
Teks tersebut membahas tentang penilaian risiko lingkungan untuk merehabilitasi atau menutup tempat pemrosesan akhir sampah (TPA) secara permanen menggunakan pendekatan berbasis risiko terpadu (IRBA). IRBA mempertimbangkan aspek teknis, lingkungan, dan sosial untuk menghitung indeks risiko TPA berdasarkan parameter lokasi, karakteristik sampah, dan karakteristik lindi. Indeks risiko digunakan untuk mengklasifikas
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...Penataan Ruang
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Persampahan Dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga Dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga - Lampiran 3
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Pemrosesan akhir sampah meliputi penimbunan sampah di tempat pemrosesan akhir (TPA) secara aman untuk mencegah pencemaran lingkungan.
2. Sebagian besar TPA di Indonesia masih beroperasi dengan sistem penimbunan terbuka yang mencemari lingkungan, padahal perlu ditingkatkan ke sanitary landfill.
3. Gas metana yang dihasilkan dari proses dekomposisi sampah di TPA
Dokumen tersebut membahas tentang Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Bantar Gebang, termasuk hierarki proses pengangkutan sampah dari sumber sampah hingga TPA Bantargebang, dampak pembangunan TPA tersebut, serta upaya pemerintah dalam pengelolaan sampah perkotaan."
Penanganan dan pemisahan sampah di sumbernya merupakan tahap kritis dalam pengelolaan sampah yang melibatkan pemisahan sampah organik dan non-organik serta penerapan konsep 3R. Tanggung jawab penanganan bervariasi mulai dari penghuni rumah, pengelola gedung, hingga developer tergantung jenis permukiman. Pemisahan dan penyimpanan sampah di sumber diperlukan sebelum pengangkutan ke TPS atau TPA selanjutnya.
TPA regional Pekalongan direncanakan untuk melayani 3 daerah sekitar yakni Kota Pekalongan, Kabupaten Pekalongan, dan Kabupaten Batang. Lokasi yang diusulkan berada di perbatasan desa Sengare-Batursari, Kabupaten Pekalongan. Rancangan desainnya mencakup sistem saluran lindi, ventilasi gas, dan fasilitas pendukung seperti timbangan dan peralatan berat, dengan anggaran kira-kira Rp88 miliar.
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan TPA sanitary landfill (TPA-SL) yang baik, meliputi aspek geologi, hidrologi, tata guna lahan, sistem drainase, manajemen gas dan cairan, persyaratan lingkungan dan peralatan. Perencanaan TPA harus mempertimbangkan berbagai faktor penting untuk menjamin keamanan dan keberlanjutan pengelolaan sampah.
Metode pengukuran dan penentuan sampel timbulan sampah meliputi pengukuran langsung, analisis beban-hitungan, analisis berat-volume, dan analisis keseimbangan bahan. Sampel ditentukan secara acak proporsional berdasarkan strata lokasi dan sosial ekonomi. Jumlah sampel minimum ditentukan berdasarkan tingkat kepercayaan dan ketidakpastian yang dapat diterima. Komposisi dan jumlah timbulan sampah dihitung berdasarkan penguk
Dokumen tersebut membahas rekomendasi desain dan lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sanitary landfill di Kabupaten Kota. Beberapa pertimbangan yang dijelaskan mencakup aksesibilitas, curah hujan, geologi, hidrologi, serta persepsi sosial ekonomi masyarakat setempat. Dilakukan pula analisis kelayakan lokasi berdasarkan aspek teknis, lingkungan, dan sosial untuk memastikan kesesuaian lokasi.
Makalah tlus pemilihan lokasi tpa klp 2Nailul Husni
Dokumen tersebut membahas tentang pemilihan lokasi Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah menurut beberapa metode, yaitu SNI 19-3241-1994, metode Le Grand, dan metode Hagerty. Dibahas pula mengenai pengertian TPA, zona penyangga, dan zona budi daya terbatas dalam pemilihan lokasi TPA.
Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah Joy Irman
Persyaratan Teknis Pengoperasian, Penutupan dan Rehabilitasi TPA Sampah dalam rangka Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga
Spesifikasi teknis Tempat Pembuangan Akhir SampahOswar Mungkasa
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang spesifikasi teknis tempat pembuangan akhir sampah. Terdapat informasi mengenai metode pembuangan sampah, persyaratan lokasi TPA, jenis dan fungsi fasilitas yang dibutuhkan seperti prasarana jalan, drainase, fasilitas penerimaan, lapisan kedap air, pengamanan gas dan leachate, serta alat berat dan tahapan operasi pembuangan sampah secara berurutan.
Rehabilitasi dan Penutupan TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) Sampahinfosanitasi
Dokumen ini membahas tentang rehabilitasi dan penutupan TPA secara permanen atau revitalisasi. Ia menjelaskan persyaratan umum dan teknis untuk penutupan permanen atau revitalisasi TPA, termasuk evaluasi kondisi fisik dan lingkungan TPA, perencanaan desain penutupan atau revitalisasi, dan prosedur rutin untuk pengelolaan pasca operasi. Dokumen ini bertujuan menyediakan pedoman untuk menutup atau merevitalisasi
Studi Perencanaan TPA Supit Urang dengan Tipe Sanitary Landfill resnutensai
Dokumen tersebut merangkum perencanaan TPA Sanitary Landfill di Kelurahan Mulyorejo Kota Malang untuk 20 tahun ke depan, meliputi proyeksi pertumbuhan penduduk dan timbulan sampah, desain fasilitas pengelolaan sampah seperti sel penimbunan, sistem drainase, dan penangkapan gas metana, serta analisis stabilitas lereng menggunakan metode Fellenius.
Dokumen tersebut membahas penanganan sampah rumah tangga meliputi 5 tahapan yaitu pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, dan pemrosesan akhir sampah. Ditekankan pentingnya pemilahan sampah sesuai jenisnya di tempat-tempat seperti TPS dan TPS 3R sebelum ditangani lebih lanjut.
Pedoman ini mengatur penataan ruang kawasan sekitar Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah untuk mengatur kegiatan dan penggunaan lahan secara tertib agar tidak terpengaruh dampak negatif dari TPA sampah. Dokumen ini menjelaskan konsep subzona penyangga dan budi daya terbatas untuk membatasi dampak TPA sampah, serta ketentuan teknis ruang lingkup, definisi istilah, dan ketentuan kegiatan yang diizinkan di masing-
Persyaratan Teknis Penyediaan TPS dan TPS-3RJoy Irman
Dokumen tersebut memberikan persyaratan teknis penyediaan Tempat Penampungan Sementara (TPS) dan Tempat Penampungan Sementara 3R (TPS 3R) dalam penanganan sampah rumah tangga. TPS merupakan tempat penampungan sampah sementara selama maksimal 24 jam sebelum diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), sedangkan TPS 3R melakukan pemilahan, daur ulang, dan komposing sampah. Dokumen ini menjelaskan kriteria
Dokumen tersebut membahas tentang tata cara pemilihan lokasi Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah. TPA merupakan tempat terakhir pengelolaan sampah yang melakukan proses akhir pengembalian sampah ke lingkungan secara aman. Lokasi TPA ideal harus memenuhi kriteria geologi, hidrogeologi, hidrologi, dan tidak membahayakan sumber air serta jauh dari pemukiman. Dokumen ini juga menjelaskan parameter yang mempeng
Peraturan Menteri, Pekerjaan Umum, Permen PU, Prasarana, Sarana, Persampahan,...Penataan Ruang
Dokumen tersebut membahas tentang persyaratan teknis pengumpulan sampah dan penyediaan Tempat Pengolahan Sementara (TPS) dan/atau Tempat Pengolahan Sementara 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Beberapa poin pentingnya adalah pemilahan sampah minimal 5 jenis, persyaratan wadah sampah seperti label dan kriteria, serta metode pengumpulan sampah berdasarkan jenisnya.
Teks tersebut membahas tentang pemanfaatan dan pelestarian lingkungan hidup di Indonesia. Secara garis besar, teks tersebut menjelaskan bahwa (1) pemanfaatan sumber daya alam harus dilakukan secara bijak dan berkelanjutan untuk meningkatkan mutu hidup, (2) dibahas berbagai masalah lingkungan akibat pemanfaatan tanah, air, laut dan udara beserta upaya pelestariannya, dan (3) dijelaskan tent
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan TPA sanitary landfill (TPA-SL) yang baik, meliputi aspek geologi, hidrologi, tata guna lahan, sistem drainase, manajemen gas dan cairan, persyaratan lingkungan dan peralatan. Perencanaan TPA harus mempertimbangkan berbagai faktor penting untuk menjamin keamanan dan keberlanjutan pengelolaan sampah.
Metode pengukuran dan penentuan sampel timbulan sampah meliputi pengukuran langsung, analisis beban-hitungan, analisis berat-volume, dan analisis keseimbangan bahan. Sampel ditentukan secara acak proporsional berdasarkan strata lokasi dan sosial ekonomi. Jumlah sampel minimum ditentukan berdasarkan tingkat kepercayaan dan ketidakpastian yang dapat diterima. Komposisi dan jumlah timbulan sampah dihitung berdasarkan penguk
Dokumen tersebut membahas rekomendasi desain dan lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sanitary landfill di Kabupaten Kota. Beberapa pertimbangan yang dijelaskan mencakup aksesibilitas, curah hujan, geologi, hidrologi, serta persepsi sosial ekonomi masyarakat setempat. Dilakukan pula analisis kelayakan lokasi berdasarkan aspek teknis, lingkungan, dan sosial untuk memastikan kesesuaian lokasi.
Makalah tlus pemilihan lokasi tpa klp 2Nailul Husni
Dokumen tersebut membahas tentang pemilihan lokasi Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah menurut beberapa metode, yaitu SNI 19-3241-1994, metode Le Grand, dan metode Hagerty. Dibahas pula mengenai pengertian TPA, zona penyangga, dan zona budi daya terbatas dalam pemilihan lokasi TPA.
Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah Joy Irman
Persyaratan Teknis Pengoperasian, Penutupan dan Rehabilitasi TPA Sampah dalam rangka Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga
Spesifikasi teknis Tempat Pembuangan Akhir SampahOswar Mungkasa
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang spesifikasi teknis tempat pembuangan akhir sampah. Terdapat informasi mengenai metode pembuangan sampah, persyaratan lokasi TPA, jenis dan fungsi fasilitas yang dibutuhkan seperti prasarana jalan, drainase, fasilitas penerimaan, lapisan kedap air, pengamanan gas dan leachate, serta alat berat dan tahapan operasi pembuangan sampah secara berurutan.
Rehabilitasi dan Penutupan TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) Sampahinfosanitasi
Dokumen ini membahas tentang rehabilitasi dan penutupan TPA secara permanen atau revitalisasi. Ia menjelaskan persyaratan umum dan teknis untuk penutupan permanen atau revitalisasi TPA, termasuk evaluasi kondisi fisik dan lingkungan TPA, perencanaan desain penutupan atau revitalisasi, dan prosedur rutin untuk pengelolaan pasca operasi. Dokumen ini bertujuan menyediakan pedoman untuk menutup atau merevitalisasi
Studi Perencanaan TPA Supit Urang dengan Tipe Sanitary Landfill resnutensai
Dokumen tersebut merangkum perencanaan TPA Sanitary Landfill di Kelurahan Mulyorejo Kota Malang untuk 20 tahun ke depan, meliputi proyeksi pertumbuhan penduduk dan timbulan sampah, desain fasilitas pengelolaan sampah seperti sel penimbunan, sistem drainase, dan penangkapan gas metana, serta analisis stabilitas lereng menggunakan metode Fellenius.
Dokumen tersebut membahas penanganan sampah rumah tangga meliputi 5 tahapan yaitu pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, dan pemrosesan akhir sampah. Ditekankan pentingnya pemilahan sampah sesuai jenisnya di tempat-tempat seperti TPS dan TPS 3R sebelum ditangani lebih lanjut.
Pedoman ini mengatur penataan ruang kawasan sekitar Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah untuk mengatur kegiatan dan penggunaan lahan secara tertib agar tidak terpengaruh dampak negatif dari TPA sampah. Dokumen ini menjelaskan konsep subzona penyangga dan budi daya terbatas untuk membatasi dampak TPA sampah, serta ketentuan teknis ruang lingkup, definisi istilah, dan ketentuan kegiatan yang diizinkan di masing-
Persyaratan Teknis Penyediaan TPS dan TPS-3RJoy Irman
Dokumen tersebut memberikan persyaratan teknis penyediaan Tempat Penampungan Sementara (TPS) dan Tempat Penampungan Sementara 3R (TPS 3R) dalam penanganan sampah rumah tangga. TPS merupakan tempat penampungan sampah sementara selama maksimal 24 jam sebelum diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), sedangkan TPS 3R melakukan pemilahan, daur ulang, dan komposing sampah. Dokumen ini menjelaskan kriteria
Dokumen tersebut membahas tentang tata cara pemilihan lokasi Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah. TPA merupakan tempat terakhir pengelolaan sampah yang melakukan proses akhir pengembalian sampah ke lingkungan secara aman. Lokasi TPA ideal harus memenuhi kriteria geologi, hidrogeologi, hidrologi, dan tidak membahayakan sumber air serta jauh dari pemukiman. Dokumen ini juga menjelaskan parameter yang mempeng
Peraturan Menteri, Pekerjaan Umum, Permen PU, Prasarana, Sarana, Persampahan,...Penataan Ruang
Dokumen tersebut membahas tentang persyaratan teknis pengumpulan sampah dan penyediaan Tempat Pengolahan Sementara (TPS) dan/atau Tempat Pengolahan Sementara 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Beberapa poin pentingnya adalah pemilahan sampah minimal 5 jenis, persyaratan wadah sampah seperti label dan kriteria, serta metode pengumpulan sampah berdasarkan jenisnya.
Teks tersebut membahas tentang pemanfaatan dan pelestarian lingkungan hidup di Indonesia. Secara garis besar, teks tersebut menjelaskan bahwa (1) pemanfaatan sumber daya alam harus dilakukan secara bijak dan berkelanjutan untuk meningkatkan mutu hidup, (2) dibahas berbagai masalah lingkungan akibat pemanfaatan tanah, air, laut dan udara beserta upaya pelestariannya, dan (3) dijelaskan tent
Teks tersebut membahas tentang pengertian, jenis, komposisi, dan karakteristik sampah serta faktor yang mempengaruhi timbulan sampah. Dibahas pula sumber dan jumlah timbulan sampah dari berbagai aktivitas seperti permukiman, pasar, dan industri.
Proses Alami RTH & RTB - Ning Purnomohadi @ jongForum!jong arsitek
pentingnya upaya pelestarian fungsi: PROSES alami rth DAN rtb dalam penerapan rtrw 2010-2030 DI dki jakarta
Bahan diskusi dari KOWAR2030, oleh Ning Purnomohadi.
Rabu, Tgl 10 Feb.2010 di Galeri Salihara Psr Minggu, Jakarta Selatan
Land application atau aplikasi lahan adalah pemanfaatan limbah cair dari industri kelapa sawit untuk digunakan sebagai pupuk tanaman kelapa sawit di perkebunan kelapa sawit. Limbah cair mengandung unsur hara seperti nitrogen, fosfor, dan kalium yang bermanfaat untuk pertumbuhan tanaman.
Dokumen tersebut membahas tentang undang-undang lingkungan hidup dan pengelolaan sampah di Indonesia, termasuk definisi sampah, klasifikasi, karakteristik, timbulan, dan teknik operasional pengelolaan sampah seperti perwadahan, pengumpulan, pemindahan, dan pengangkutan.
Dokumen tersebut membahas pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan, mencakup pengertian, klasifikasi, prinsip, dan pendekatan dalam pengelolaan sumber daya alam hayati, air, tanah, dan udara. Tujuannya adalah untuk memaksimalkan manfaat sumber daya alam tanpa mengganggu fungsi ekosistem dan kelestarian lingkungan hidup.
Dokumen tersebut membahas tentang pencemaran limbah padat dan pengolahannya. Limbah padat berasal dari proses industri dan dapat berbahaya jika tidak ditangani dengan benar karena dapat mencemari udara, air, dan tanah. Ada beberapa tahapan pengolahan limbah padat yang meliputi pemisahan, penyusutan ukuran, pengomposan, dan pembuangan akhir, baik di laut atau di darat setelah memilih lokasi yang tepat.
Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah memberikan kerangka hukum pengelolaan sampah di Indonesia berdasarkan prinsip tanggung jawab, berkelanjutan, manfaat, keadilan, kesadaran, kebersamaan, keselamatan, dan keamanan. Undang-undang ini mengatur tanggung jawab pengelolaan sampah, larangan impor sampah, sanksi pelanggaran, dan paksaan pemerintah dalam memulihkan lingkungan.
Pembuatan spanduk untuk Sei Tuah Futsal Cup 2015 yang diselenggarakan oleh Bank Kalteng. Mahasiswa membuat proposal untuk memenuhi tugas akhir dan mempelajari desain logo menggunakan Corel Draw.
Cerita ini menceritakan tentang cinta segitiga antara Mikha, Rizal dan Melda. Mikha mencintai Rizal sejak dulu, namun Rizal jatuh cinta pada Melda. Akibat kesalahpahaman dan tipuan Melda, persahabatan Mikha dan Rizal pun rusak. Mikha akhirnya rela mendonorkan matanya dan darahnya untuk menyelamatkan Rizal tanpa diketahui Rizal. Pada akhirnya, setelah mengetah
Banjir terjadi ketika volume air meningkat akibat hujan besar, peluapan air sungai, atau pecahnya bendungan. Gempa bumi disebabkan pergerakan lempeng bumi dan dapat menimbulkan tsunami. Persiapan untuk gempa bumi meliputi menentukan tempat berlindung, menyediakan persediaan darurat, dan mengamankan furnitur agar tidak rubuh.
Laporan ini membahas tentang pelaksanaan praktek industri merakit PC di PT Telkom Parenggean. Terdapat penjelasan mengenai waktu dan tempat pelaksanaan, alat dan bahan yang diperlukan untuk merakit PC seperti motherboard, processor, harddisk, dan lainnya.
Laporan ini membahas pelaksanaan praktek industri merakit PC di PT Telkom Parenggean. Terdapat penjelasan mengenai waktu dan tempat pelaksanaan, alat dan bahan yang diperlukan untuk merakit PC seperti motherboard, processor, harddisk, dan lainnya.
This two line document contains the words "shuffle" and "shinigami no ballad", with each being on its own line. It appears to be listing two short phrases or titles but provides no other context or explanation.
Limbah berbahaya dapat dikategorikan menjadi limbah yang dapat menularkan penyakit seperti hepatitis dan kolera, limbah mudah terbakar seperti pelarut yang dapat menyebabkan kebakaran, limbah yang menimbulkan korosi seperti asam yang dapat melukai kulit, limbah beracun seperti logam berat yang berbahaya bagi kesehatan, dan limbah mudah meledak seperti bahan kimia yang dapat meledak.
This document lists the titles of 6 anime or manga works: pokemon, gintama, full metal alchemist, berserk, devil man, and blue drago. It appears to be a list of popular titles from different genres of Japanese animation and comics that the author enjoys or is familiar with. The list provides the names of the works but no other details about their stories or characters.
1. Beberapa macam limbah yang dapat dimanfaatkan secara langsung :
Ampas tahu dapat digunakan sebagai bahan makanan ternak. Limbah tersebut
biasanya mengandung gizi tinggi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangan hewan ternak.
Eceng gondok merupakan limbah yang terdapat di perairan. Eceng gondok
dapat dimanfaatkan untuk pembuatan barang kerajinan, seperti tas.
Sampah organik Contohnya : daun-daunan dan kotoran ternak. Kedua jenis
sampah itu dapat dimanfaatkan sebagai pupuk alami bagi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Keuntungan pemakaian pupuk organik adalah tidak
merusak kesuburan tanah.
C. Macam-macam limbah yang dapat didaur ulang
Berikut adalah beberapa jenis limbah atau material yang dapat dimanfaatkan melalui daur ulang.
1. Kertas. Semuajenis kertas dapat didaur ulang, seperti kertas koran dan kardus.
2. Gelas. Botol kecap, botol sirup, dan gelas / piring pecah dapat digunakan untuk membuat
botol, gelas, atau piring yang baru.
3. Aluminium. Kaleng bekas makanan dan minuman dapat dimanfaatkan kembali sebagai
kaleng pengemas.
4. Baja. Baja sisa kontruksi bangunan akan berguna sebagai bahan baku pembuatan baja
baru.
5. Plastik. Limbah plastik dapat dilarutkan dan diproses lagi menjadi bahan pembungkus
(pengepakan) untuk berbagai keperluan. Misalnya, dijadikan tas, botol minyak pelumas,
botol minuman, dan botol sampo.
D. Macam-macam limbah yang dapat dimanfaatkan tanpa proses daur ulang
Beberapa jenis limbah ada yang dapat dimanfaatkan secara langsung atau pun dilakukan melalui
proses daur ulang. Berikut ini beberapa macam limbah yang dapat dirasakan atau dimanfaatkan
secara langsung.
1. Ampas tahu
Ampas tahu bisa digunakan untuk bahan makanan ternak. Limbah tersebut biasanya
mengandung gizi tinggi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan hewan ternak.
2. Eceng gondok
Eceng gondok dapat menjadi limbah perairan jika populasinya terlalu banyak. Eceng gondok
dapat dimanfaatkan untuk membuat barang kerajinan, seperti tas.
3. Sampah organik
Contohnya daun-daunan dan kotoran ternak. Kedua jenis sampah itu dapat dimanfaatkan sebagai
pupuk alami bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Keuntungan menggunakan pupuk
organik yaitu tidak merusak kesuburan tanah.
2. Kriteria penentuan lokasi Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)
Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) merupakan tempat dimana sampah mencapai tahap akhir dalam
pengelolaannya, dimana diawali dari sumber, pengumpulan, pemindahan atau pengangkutan, serta
pengolahan dan pembuangannya. TPA merupakan tempat dimana sampah diisolasi secara aman agar
tidak menimbulkan kerusakan atau dampak negatif terhadap lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu
diperlukan penyediaan fasilitas dan penanganan yang benar agar pengelolaan sampah tersebut dapat
terlaksanan dengan baik.
Penentuan tempat akhir pembuangan (TPA) sampah harus mengikuti persyaratan dan ketentuan-
ketentuan yang telah ditetapkan pemerintah melalui SNI nomor 03-3241-1994 tentang tata cara
pemilihan lokasi TPA sampah.
Persyaratan didirikannya suatu TPA ialah bahwa pemilihan lokasi TPA sampah harus mengikuti
persyaratanhukum,ketentuanperundang-undanganmengenaipengelolaan lingkungan hidup, analisis
mengenai dampaklingkungan(AMDAL),ketertibanumum, kebersihan kota atau lingkungan, peraturan
daerah tentang pengelolaan sampah dan perencanaan dan tata ruang kota serta peraturan-peraturan
pelaksanaannya.
Adapunketentuan-ketentuanyangharus dipenuhi untuk menentukan lokasi TPA ialah sebagai berikut
(SNI nomor 03-3241-1994) :
1. Ketentuan Umum
Pemilihan lokasi TPA sampah harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1. TPA sampah tidak boleh berlokasi di danau, sungai, dan laut.
2. Penentuan lokasi TPA disusun berdasarkan 3 tahapan yaitu :
Tahap regional yangmerupakantahapan untuk menghasilkan peta yang berisi daerah atau tempat
dalam wilayah tersebut yang terbagi menjadi beberapa zona kelayakan
Tahap penyisihyangmerupakantahapanuntuk menghasilkan satu atau dua lokasi terbaik diantara
beberapa lokasi yang dipilih dari zona-zona kelayakan pada tahap regional
3. Tahap penetapanyang merupakan tahap penentuan lokasi terpilih oleh instansi yang berwenang.
3. Jika dalam suatu wilayah belum bisa memenuhi tahap regional, pemilihan lokasi TPA sampah
ditentukan berdasarkan skema pemilihan lokasi TPA sampah.
2. Kriteria
Adapun Kriteria untuk penentuan lokasi TPA sampah dibagi menjadi tiga bagian :
a. Kriteria regional,yaitukriteriayangdigunakanuntukmenentukanzonalayakatautidaklayak sebagai
berikut :
1) Kondisi geologi
a. tidak berlokasi di zona holocene fault.
b. tidak boleh di zona bahaya geologi.
2) Kondisi hidrogeologi
a. tidak boleh mempunyai muka air tanah kurang dari 3 meter.
b. tidak boleh kelulusan tanah lebih besar dari 10-6 cm / det.
c. jarak terhadap sumber air minum harus lebih besar dari 100 meter di hilir aliran.
d. dalam hal tidak ada zona yang memenuffi kriteria-kriteria tersebut diatas, maka harus
diadakan masuJkan teknologi.
3) kemiringan zona harus kurang dari 20%.
4) jarak dari lapangan terbang harus lebih besar dari 3.000 meter untuk penerbangan turbojet dan
harus lebih besar dari 1.500 meter untuk jenis lain
5) tidak boleh pada daerah lindung / cagar alam dan daerah banjir dengan periode ulang 25 tahun
4. b. Kriteria penyisih,yaitukriteriayangdigunakanuntukmemilihlokasi terbaik yaitu terdiri dari kriteria
regional ditambah dengan kriteria berikut :
1) Iklim
a. hujan intensitas hujan makin kecil dinilai makin baik
b. angin : arah angin dominan tidak menuju ke pemukiman dinilai makin baik
2) Utilitas : tersedia lebih lengkap dinilai lebih baik
3) Lingkungan biologis :
a. habitat : kurang bervariasi dinilai makin baik
b. daya dukung : kurang menunjang kehidupan flora dan fauna, dinilai makin baik
4) Kondisi tanah
a. produktivitas tanah : tidak produktif dinilai lebih tinggi
b. kapasitas dan umur : dapat menampung lahan lebih banyak dan lebih lama dinilai lebih
baik
c. ketersediaan tanah penutup : mempunyai tanah penutup yang cukup dinilai lebih baik
d. status tanah : makin bervariasi dinilai tidak baik
5) Demografi : kepadatan penduduk lebih rendah dinilai makin baik
6) Batas administrasi : dalam batas administrasi dinilai makin baik
7) Kebisingan : semakin banyak zona penyangga dinilai semakin baik
8.) Bau : semakin banyak zona penyangga dinilai semakin baik
9) Estetika : semakin tidak terlihat dari luar dinilai makin baik
5. 10) Ekonomi : semakin kecil biaya satuan pengelolaan sampah (per m3 / ton) dinilai semakin baik.
c. Kriteria penetapan,yaitukriteriayangdigunakanolehinstansi yangberwenanguntukmenyetujui dan
menetapkan lokasi terpilih sesuai dengan kebijaksanaan instansi yang berwenang setempat dan
ketentuan yang berlaku.
Perbandingan dengan Negara lain
Inggris
Adapun yang menjadi kriteria penentuan lokasi TPA di negara Inggris adalah sebagai berikut :
1. Tidakdimungkinkanterjadi kontaminasiterhadapairtanah.
2. Permebilitastanahdanfaktorgeologi lainnya.
3. Bahaya banjirdantanah longsor.
4. Keamananjalurtransportasi.
5. Tidakterdapatmasalah-masalahkeamananlainnyayangterkaitdenganmasyarakat.
6. Kemudahandalampelayanan.
7. Tolakjikaberadapada area konservasi/tangkapanair.
8. Tanah yang tidakstabil ataulunak,tanahliatatau campuran tanahliatdan tanah.
9. Lokasi sensitif,terdapatmaterial mudahterbakardanmeledak.
10. Tanah yang mengalami penurunan,mengandungbahantambang,minyakdangas
11. Tanah jenuh,seperti rawa.
12. Areapemanfaatanairtanah tinggi.
13. Terdapatpotensi airpermukaan,areadi atas intake.
14. TerdapatSDA, habitatspesiestertentu,tamandanhutan.
15. Lahan pertanianatauhutan ekonomi untukkepentinganbudaya.
16. Lokasi bersejarahdanArkeologi
17. Populasi menetap
Kriteria yang terkaitdalampemilihanlokasi TPA sampah tersebut di atas secara umum dapat berkaitan
dengan: lokasi TPA yang jauh dari pemukiman, kondisi geologis atau keadaan tanah, transportasi pola
pengangkutan sampah dan kondisi mata air.
AMERIKA SERIKAT
Adapun yang menjadi kriteria penentuan lokasi TPA di negara Inggris adalah sebagai berikut :
1. Batas gempa0-1 skalaricher.
2. Kemiringanlahankurangdari 10 %.
3. Jauhdari aliranpermukaan(sungai kecil).
6. 4. Tidakada pusat permukimanpadaarahangin.
5. Jarak ke arah fasilitasumumlebihbesardari 250 m.
6. Jarak lokasi ke jalanumumlebihbesardari 500 m.
7. Bukanlahan pertanianyangproduktif.
8. Kepadatanpendudukrendah.
9. Keragamanspeciesrendah.
10. Jarak dari sungai yang menjadi sumberairpenduduklebihbesardari 1,5 km
11. Lebihjauh600 m dari sumberair minum
Kriteria yang terkaitdalampemilihanlokasi TPA sampahdi AmerikaSerikattidakdijadikanpedoman
baku dalam penentuan kriteria semua daerah dapat disesuaikan dengan daerah masing-masing
karena perbedaan struktur dan kondisi geologisnya.
5.Jenislimbahgasyangberadadi udara terdiri dari bermacam-macamsenyawakimia.Misalnya,karbon
monoksida(CO),karbondioksida(CO2),Nitrogenoksida(NOx),Sulfurdioksida(SOx),asamklorida(HCl),
Amonia(NH3),Metan(CH4),Klorin(Cl2).
6. a. karbonmonoksida:gas yangtak berwarna,tak berbau,dantak berasa.mudahterbakardan
menghasilkanlidahapi berwarnabiru,menghasilkankarbondioksida
b. karbondioksida:gas yang tidakberwarnadantidakberbau..dihasilkanolehsemuahewan,tumbuh-
tumbuhan,fungi,danmikroorganisme padaprosesrespirasi dandigunakanolehtumbuhanpadaproses
fotosintesis.
c. nitrogenoksida:gas-gasyang ada di atmosferyangmenyebabkanefekrumahkaca
d. sulfurdioksida:sifatnyaadalahbauyang tajamdan tidakmudahterbakar diudara
e.asam klorida: adalahasam kuat,dan merupakankomponenutamadalamasamlambung.
f.amonia: berupagas denganbautajam yangkhas (disebutbauamonia)
g. metan: hidrokarbonpalingsederhanayangberbentukgas,tidakberbau
h. klorin:berwarnakuning-kehijauan,dapatlarutdalamair,mudahbereaksi denganunsurlain.