Dokumen tersebut membahas berbagai jenis alat kontrasepsi yang digunakan oleh pasangan suami istri untuk merencanakan kehamilan. Terdapat tiga jenis utama alat kontrasepsi yaitu kontrasepsi mekanik seperti kondom dan diafragma, kontrasepsi hormonal seperti pil dan suntikan, serta kontrasepsi implan seperti IUD. Setiap jenis alat kontrasepsi memiliki cara kerja dan efek samping yang berbeda-beda.
1. Alat Kontrasepsi KB
Posted by Alat Kontrasepsi
Hampir semua pasangan suami -istri memerlukan perencanaan yang matang dari kehamilan guna
untuk membatasi jumlah anak dan menekan angka kelahiran yang semakin bertambah. Banyak
para pasangan suami-istri melakukan program keluarga berencana yang memang diharuskan.
Alasan penggunaan alat kontrasepsi bagi para pasangan suami-istri untuk menunda kehamilan,
memberi jarak antara anak pertama dengan anak kedua sampai pada tujuan yang mungkin bagi
pasangan suami-istri yang telah dikarunia banyak anak dengan menghentikan kehamilan.
Banyak alasan yang dikemukakan para pasangan suami-istri dalam menggunakan alat
kontrasepsi yang mungkin disertai adanya suatu faktor yang terlihat seperti adanya faktor
ekonomi, faktor kesiapan mental, faktor usia hingga faktor kesehatan.
Alat kontrasepsi memiliki berbagai macam jenis. Secara garis besar, alat kontrasepsi
dibagi menjadi 3 bagian yakni kontrasepsi mekanik, kontrasepsi hormonal, dan
konstrasepsi mantap. Berikut ulasan singkat dari berbagai macam atau jenis alat
kontrasepsi :
1. Kontrasepsi mekanik
Disebut mekanik, karena memiliki sifat untuk melindungi. Kontrasepsi mekanik ini bekerja
dengan cara mencegah pertemuan antara sel sperma dengan sel telur yang ada di dalam rahim.
Yang termasuk dalam kontrassepsi mekanik ini , ialah kondom dan diafragma.
a. Kondom
Kondom yang dahulu terbuat dari usus atau kulit binatang, yang jika digunakan harus direndam
terlebih dahulu, kini ada kondom yang terbuat dari bahan karet yang tipis dan elastis (lentur)
berbentuk seperti kantong. Pada dasarnya fungsi kondom hanya untuk menampung sperma agar
tidak masuk ke dalam vagina. Penggunaan kondom dinilai cukup efektif mencegah kehamilan
hingga 90 %. Bahkan penggunaan kondom untuk pencegahan kehamilan akan semakin efektif
apabila disertai penggunaan spermisida (pembunuh sperma) namun jarang sekali ditemukan
pasangan suami istri yang menggunakan spermisida. Namun kemungkinan terjadinya kehamilan
masih dapat terjadi dari survei yang dilakukan dari 100 pasangan suami-istri yang menggunakan
alat kontrasepsi ini sekitar 4 orang wanita yang terjadi kehamilan.
Kondom mudah didapat, dan harga relatif terjangkau, tidak memerlukan resep dokter. Kondom
selain berfungsi sbagai pencegah kehamilan, kondom juga dapat digunakan sebagai suatu alat
bantu dalam pencegahan penularan penyakit kelamin seksual.
ALAT kontrasepsi yang berbasis hormon sering memiliki efek samping, dari yang ringan sampai yang
berat. Namun Anda tidak mungkin tahu apa yang Anda cocok bagi Anda sampai Anda mencoba
beberapa dari alat KB tersebut. Berikut adalah bebarapa masalah umum yang terjadi akibat memakai
2. alat KB dan cara penanggulangannya, seperti dilansir Health.
Sakit kepala, pusing, nyeri payudara
Bersabarlah. "Efek samping ini akan hilang setelah Anda telah mengonsumsi pil KB untuk sementara
waktu," kata Hilda Hutcherson, MD, seorang profesor ob-GYN di Columbia University, di New York.
Namun jika efek samping tersebut tidak hilang, mungkin Anda bisa merek alat KB yang Anda gunakan.
Mual
Reaksi ini mungkin akan hilang dalam beberapa bulan. Jika tidak dan Anda menggunakan kontrasepsi
oral, cobalah meredakan rasa mual dengan makanan. Jika Anda menggunakan cincin atau patch, Anda
mungkin perlu mengganti dengan metode atau alat kontrasepsi lainnya.
Perdarahan
"Saya pikir ini adalah efek samping yang paling membuat wanita “gila” dibanding efek samping lainnya,"
kata Dr Hutcherson. Hal ini disebabkan karena perdarahan begitu tak terduga. Mengonsumsi pil
kontrasepsi pada waktu yang tepat sama setiap hari dapat membantu mengatasi perdarahan.
Perdarahan terjadi khususnya pada wanita yang menggunakan alat KB suntik, pil mini, dan implan.
Bicarakan dengan dokter jika Anda khawatir adanya bercak darah. "Anda kadang-kadang dapat
menambahkan anti-inflamasi seperti ibuprofen, atau kadang-kadang Anda dapat menambahkan sedikit
estrogen," kata Anne Foster-Rosales, MD, kepala petugas medis untuk Planned Parenthood Golden
Gate.
Penurunan libido
Coba formulasi lain jika Anda mengalami efek samping ini. "Untuk beberapa wanita, jika Anda
mengubah pil KB ke salah satu alat KB yang lebih androgenik, libido akan datang kembali," kata Dr
Hutcherson.
Perubahan suasana hati
Jika benar-benar alat KB dan bukan karena faktor lain yang membuat Anda tidak bersemangat, Anda
mungkin perlu untuk menggunakan alat KB dengan metode non-hormonal.
"Dalam pengalaman saya, jika seorang wanita depresi ketika minum pil KB, mengganti (formulasi)
biasanya tidak membantu," kata Dr Hutcherson.
Semua metode hormonal kemungkinan akan menyebabkan masalah yang sama. Untuk beberapa pasien
yang benar-benar ingin menggunakan pil KB, kadang-kadang meresepkan antidepresan juga berhasil
dengan baik. (ina)
3. b. Diafragma
Diafragma bentuknya hampir menyerupai kondom. Diafragma berbentuk seperti topi yang
menutupi mulut rahim. Diafragma terbuat dari bahan karet namun agak tebal dibanding dengan
kondom. Kondom berbahan karet tipis yang masih memiliki kemungkinan terjadinya kebocoran.
Namun berbeda dengan diafragma yang berbahan karet tebal sehingga tidak memungkinkan
terjadinya kebocoran. Diafragma ini hanya digunakan ketika ingin melakukan hubungan intim,
usai melakukan aktivitas seksual dapat dilepaskan kembali atau tetap berada pada tempatnya.
Jenis kontrasepsi yang satu ini cukup efektif dalam mencegah kehamilan yang cara kerjanya
hanya dimasukkan ke dalam vagina, untuk mencegah masuknya sperma ke dalam rahim.
c. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR/IUD)
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim atau IUD atau yang lebih dikenal sebagai alat kontrasepsi spiral.
AKDR atau IUD ini berbentuk alat kecil dan banyak variasi. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
(AKDR/IUD) atau spiral ini ada yang terbuat dari plastik seperti huruf S (Lippes Loop), tembaga
yang berbentuk seperti angka 7 (tujuh/ Copper Seven) dan huruf T (Copper T) serta ada yang
berbentuk seperti sepatu kuda (Multiload).
Dari beberapa jenis alat kontrasepsi dalam rahim atau IUD ini yang paling sering digunakan
adalah jenis Copper T dan Multiload. Kedua alat kontrasepsi tersebut dipilih karena
4. kenyamannya. Adapula model terbaru dari Copper T yakni Nova T yang memiliki keunggulan
karena lebih lembut.
Alat kontrasepsi Dalam Rahim ini hanya dapat dilakukan dan dipasang lelh dokter ahli atau
bidan yang sudah terlatih. Fungsi dari AKDR ini adalah mencegah kehamilan dengan mencegah
sel telur yang telah dibuahi bersarang di dalam rahim. AKDR atau IUD dapat bertahan di dalam
rahim selama 2-5 tahun dan dapat dikeluarkan kembali apabila ada keinginan untuk hamil
kembali.
Namun disarankan bagi wanita atau istri yang menggunakan Alat Kontrasepsi Dalam rahim ini
harus melakukan pemeriksaan ulang, entah 2 minggu sekali, 3 bulan sekal, 6 bulan sekali atau 1
tahun sekali setelah pemasangan alat konrasepsi ini. Penggunaan alat kontrasepsi yang dipilih
tanpa adanya bahan aktif Copper dapat digunakan hingga menjelang menopause, namun apabila
penggunaan alat kontrasepsi yang mengandung bahan aktif Copper 3-4 tahun harus diganti.
5. Hal yang perlu diingat alat kontrasepsi jenis ini dapat menimbulkan infeks vagina, pendarahan,
keputihan yang disebabkan dari benang pada alat kontrasepsi yang digunakan. Disarankan
apabila terdapat infeksi genetalia atau pendarahan yang tidak jelas sebaiknya jangan
menggunakan alat kontrasepsi jenis ini. Namun keuntungan dari alat kontrasepsi jenis ini adalah
dapat digunakan dalam jangka waktu yang cukup lama dan tidak mempengaruhi produksi ASI
bagi ibu atau wanita yang sedang dalam menyusui balita.
d. Spermisida
Spermisida merupakan alat kontrasepsi yang berbahan kimia yang dapat membunuh sperma.
Spermisida memiliki variasi bentuk ada yang berbentuk busa, jeli, krim, tablet vagina, tablet atau
aerosol. Penggunaan alat kontrsepsi jenis ini memang dinilai kurang efektif karena dapat
menimbulkan ketidaknyaman, ketidak puasan pasangan dalam mencapai orgasme dan
menimbulkan alergi yang tidak enak.
Namun masih ada beberapa wanita yang menggunakan alat kontrasepsi jenis ini. Kontrasepsi
jenis ini digunakan dengan cara sebelum melakukan hubungan seksual, alat ini dimasukkan ke
dalam vagina, dan tunggu sekitar 5-10 menit pemasangan, hubungan sekual baru dapat
dilakukan. Keefektifan alat kontrasepsi ini dinilai efektif apabila dikombinasikan dengan alat lain
seperti kondom atau diafragma.
Jenis alat kontrasepsi apapun masih memungkinkan terjadinya kehamilan. untuk alat kontrasepsi
jenis ini, menurut survei dari 100 pasanagn dalam setahun, ada 3 wanita yang haml, bahkan ada
beberapa kasus yang terjadi karena salah pemasangan atau pemakaiannya, dapat terjadi
kehamilan sampai 30 kehamilan.
2. Kontrasepsi Hormonal
Jenis kontrasepsi hormonal ini diambil dari kombinasi antara hormon estorgen dan progesteron.
Penggunaan kontrasepsi jenis ini dilakukan dalam bentuk pil, suntikan atau susuk.
Kontrasepsi hormonal ini dilakukan dengan cara menggunakan hormon progesteron dengan
mencegah pengeluaran sel telur dari indung telur dan mengentalkan cairan di leher rahim
sehingga sel sperma kesulitan untuk menembus masuk ke sel telur, membuat lapisan rahim
menjadi tipis dan hasil konsepsi tidak dapat tumbuh, serta menghambat jalannya saluran telur
sehingga sel sperma sulit bertemu dengan sel telur.
a. Pil atau Tablet
Dengan minum pil KB merupakan salah satu alat kontrasepsi yang banyak digunakan para
wanita atau istri dari sekian banyaknya alat kontrasepsi. Di Indonesia, banyak wanita yang
menggunakan PIL KB atau disuntikan sebagai alat kontrasepsi yang dinilai aman. Pil KB
memiliki berbagai macam, ada pil yang hanya mengandung hormon progesteron, adapula yang
mengandung kombinasi antara progesteron dan estrogen.
6. Namun penggunaan pil KB ini dinilai cukup rumit karena menggunakan sistem kalender
laykanya siklus haid (sekuensial). Dengan menggunakan sistem kalender ini mereka para wanita
dapat mengetahui batasan waktu dalam mengkonsumsi pil KB ini. Pil KB menggunakan 2 cara
yakni
- Diminum dengan menggunakan sistem 28, yang artinya pil diminum terus-menerus tanpa
berhenti (21 tablet pil kombinasi dan 7 tablet plasebo)
- Dengan sistem 22/21, yakni pil diminum terus-menerus, kemudian dihentikan selama 7-8 hari
untuk mendapatkan kesempatan menstruasi.
Namun pada beberapa wanita yang menggunakan Pil KB sebagai alat kontrasepsi ini, mengalami
siklus menstruasi dengan perbandingan. Apabila wanita mengkonsumsi pil KB dengan efek
estorgen yang tinggi akan mengalami menstruasi kurang dari 4 hari. Sedangkan dengan
menggunakan pil KB dengan kadar estrogen yang rendah akan mengalami menstruasi lebih dari
6 hari.
Efek samping dari penggunaan alat kontrasepsi ini menyebabkan seorang wanita mudah
tersinggung, mudah tegang dan stress, bertambahnya berat badan, nyeri kepala, darah menstruasi
yang banyak seperti pendarahan. Sedangkan yang berkolaborasi progesteron menyebabkan
payudara tegang, menstruasi berkurang, kaki dan tangan sering kram, liang senggama menjadi
kering.
Efek samping lainnya dari pemakaian pil KB dalam jangka waktu yang cukup lama akan
menekan fungsi ovarium. Tak hanya itu efek samping lainnya seperti rasa mual sampai muntah,
pusing, mudah lupa, timbul bercak di kulit wajah seperti flek hitam sampai mempengaruhi fungsi
organ ginjal dan hati. Pil KB yang mengandung estrogen dapat mengganggu produksi ASI.
Kelebihan dari pil KB ini dapat meningkatkan gairah seksual, sekaligus sebagai obat untuk
mengobati penyakit endometriosis. Haid menjadi teratur, mengurangi nyeri haid, dan mengatur
keluarnya darah haid. Efektifitas penggunaan pil ini 95-98 persen. Jadi, ada sekitar 7 wanita yang
hamil dari 1.000 pasangan dalam setahun.
b. Suntikan
Kontrasepsi yang menggunakan sutikan mengandung hormon sintetik. Penyuntikan ini dilakukan
2-3 kali dalam sebulan. Suntikan setiap 3 bulan (Depoprovera), setiap 10 minggu (Norigest), dan
setiap bulan (Cyclofem).
Salah satu keuntungan suntikan adalah tidak mengganggu produksi ASI. Pemakaian hormon ini
juga bisa mengurangi rasa nyeri dan darah haid yang keluar.
Kontrasepsi dengan menggunakan suntikan ini dapat membuat tubuh mengalami kenaikan berat
badan karena menigkatnya nafsu makan. Tak hanya itu membuat lendir rahim menjadi tipis
sehingga menstruasi menjadi sedikit, bahkan beberapa wanita tidak mengalami menstruasi sama
sekali. Tingkat kegagalannya hanya 3-5 wanita hamil dari setiap 1.000 pasangan dalam setahun.
7. c. Susuk
Susuk juga digunakan sebagai alat kontrasepsi wanita atau yang juga disebut sebagai alat
kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah kukit pada lengan kiri atas. Bentuk susuk ini
seperti tabung-tabung kecil atau pembungkus silastik (plastik berongga) dan ukurannya sebesar
batang korek api. Susuk dipasang seperti kipas dengan 6 buah kapsul. Susuk yang ditanam
dibawah kulit ini berisi zat aktif yang berupa hormon atau levonorgestrel. Kemudian susuk
tersebut akan mengeluarkan hormon sedikit demi sedikit. Susuk ini bekerja dengan cara
menghalangi terjadinya ovulasi (pembuahan) dan menghalangi migrasi sperma.
Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5 tahun (Norplant) dan 3 tahun (Implanon). Sekarang ada
pula yang diganti setiap tahun. Penggunaan kontrasepsi ini biayanya ringan. Pencabutan bisa
dilakukan sebelum waktunya jika memang ingin hamil lagi. Efektifitasnya, dari 10.000
pasangan, ada 4 wanita yang hamil dalam setahun.
Dampak negatif dari penggunaan alat kontrasepsi jenis susuk ini berupa terganggunya
menstruasi, haid tidak lancar, bercak atau tidak mengalami menstruasi sama sekali. Selain itu
mengalami kenaikan berat tubuh, ketegangan payudara dan liang vagina terasa kering. Timbul
infeksi pada pencabutan susuk yang disebabkan susuk sulit untuk dikeluarkan karena
pemasangan susuk yang terlalau dalam.
3. Kontrasepsi Mantap
Kontrasepsi mantap, jarang sekali dilakukan para pasangan suami-istri. Kalau pun dilakukan
didasari alasan yang sangat umum yakni merasa cukup dengan jumlah anak yang dimiliki.
Kontrasepsi mantap ini dilakukan dengan jalan operasi pemotongan atau memutuskan saluran
sperma pada pria yang disebut vasektomi begitu pula dengan wanita memutuskan atau
memotong saluran sel telur yang disebut dengan tubektomi. Sehingga tidak akan terjadi
kehamilan kembali atau tidak akan memiliki keturunan.