SlideShare a Scribd company logo
AKUNTANSI KEUANGAN
DAERAH
Pengertian Keuangan Daerah
Akuntansi keuangan daerah adalah
akuntansi yang dipakai oleh Pemerintahan
Daerah, untuk melakukan manajemen dan
pengelolaan keuangan daerah. Manajemen
keuangan daerah merupakan alat untuk
mengurus dan mengatur rumah tangga
pemerintah daerah.
Keuangan Negara, APBN dan APBD
Akuntansi Keuangan Daerah merupakan salah
satu bentuk tata-usaha dalam manajemen
keuangan daerah selain tata usaha umum atau
administrasi. Akuntansi keuangan daerah
merupakan bagian dari Akuntansi Sektor publik.
Tingkatan tertinggi dalam sektor publikm,adalah
tingkatan Negara . Oleh karenany akuntansi
keuangan daerah juga berhubungan dengan
akuntansi keuangan negara, atau keuangan
negara.
Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN)
Salah satu lingkup keuangan negara
adalah APBN (Anggaran Pendapatan dan
Belanja negara), disamping barang-
barang inventaris kekayaan milik negara
dan BUMN (Badan Usaha Milik Negara).
Baik APBN maupun barang barang
inventaris kekayaan negara dikelola
secara langsung oleh negara.
Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD)
Berdasarkan pasal 64 ayat (2) UU. No. 5 tahun
1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di
Daerah, APBD dapat didefinisikan sebagai rencana
operasional keuangan Pemerintah Daerah, dimana
di satu pihak menggambarkan perkiraan
pengeluaranan setinggi-tingginya guna membiayai
kegiatan-kegiatan dan proyek proyek daerah dalam
satu (1) tahun anggaran tertentu, dan di pihak lain
menggambarkan perkiraan penerimaan dan
sumber-sumber penerimaan daerah guna menutupi
pengeluaran-pengeluaran dimaksud
APBD adalah Anggaran Daerah, yang memiliki
unsur-unsur sebagai berikut:
1. rencana kegiatan suatu daerah, beserta
uraiannya secara rinci
2. adanya sumber penerimaan yang merupakan
target minimal untuk menutupi biaya-biaya
sehubungan dengan aktivitas-aktivitas tresebut,
dan adanya biaya-biaya yang merupakan batas
maksimal pengeluaran
3. jenis kegiatan dan proyek yang dituangkan
dalam bentuk angka
4. periode anggaran, biasanya satu tahun
(Indonesia: 1 Januari s/d 31 Desember
Karakteristik APBD (sekarang, pasca
reformasi) bentuk APBD mengalami
perubahan cukup mendasar, didasarkan
pada peraturan-peraturan otonomi daerah,
yaitu: UU. Nomor 22/1999, UU.no.
25/1999; PP. no. 105/2000 dan PP. No.
108/2000.
Bentuk baru APBD dibagi menjadi 3
(tiga) bagian, yaitu Penerimaan,
Pengeluaran dan
Pembiayaan.Penerimaan dibagi menjadi
tiga kategori, yaitu:
1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
2. Dana Perimbangan, dan
3. Lain-lain Pendapatan Daerah yang syah
Selanjutnya Pengeluaran diklasifikaikan
menjadi lima kategori, yaitu:
1. Belanja Administrasi Umum
2. Belanja Operasi, Pemeliharaan Sarana
dan Prasarana Publik
3. Belanja Modal
4. Belanja Transfer, dan
5. Belanja Tak Tersangka
• Pembiayaan, adalah sumber-sumber
penerimaan dan pengeluaran daerah yang
dimaksudkan untuk menutup defisit
anggaran atau sebagai alokasi surplus
anggaran. Pembiayaan dikelompokkan
menurut sumber-sumber pembiayaan,
yaitu sumber penerimaan daerah dan
sumber pengeluaran daerah.
1. Sumber pembiayaan penerimaan daerah
adalah sisa lebih anggaran tahun lalu,
penerimaan pinjaman dan obligasi, hasil
penjualan aset daerah yang dipisahkan, dan
transfer dari dana cadangan
2. Sumber pembiayaan pengeluaran daerah
terdiri atas pembayaran utang pokok yang
telah jatuh tempo, penyertaan modal, transfer
ke dana cadangan, dan sisa lebih anggaran
tahun yang berjalan sekarang.
Manajemen Keuangan Daerah di
Era (Pasca) Reformasi
Pemerintah pusat mengeluarkan dua
peraturan yakni Undang-undang nomor
22/1999 tentang Pemerintahan Daerah
dan Undang-undang Nomor 25 tahun
1999 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Daerah.
Pemerintah juga mengeluarkan berbagai peraturan
pelaksanaan, antara lain :
1. PP. Nomor104 tahun 2000 tentang Dana Perimbangan
2. PP. Nomor 105 tahun 2000 tentang Pengelolaan dan
Pertanggungjawaban Keuangan Daerah
3. PP. Nomor 107 tahun 2000 tentang Pinjaman Daerah
4. PP. Nomor 108 tahun 2000 tentang Tata Cara
Pertanggungjawaban Kepala Daerah
5. Surat Menteri Dalam Negegeri dan Otonomi Daerah
tanggal 17 Nopember 2000 nomor 903/2735/SJ tentang
Pedoman Umum Penyusunan dan Pelaksanaan APBD
Tahun Anggaran 2001.
Berdasarkan peraturan-peraturan
tersebut, manajemen keuangan daerah
di era reformasi memiliki karakteristik
tertentu, yaitu:
1. Pengertian Daerah adalah Propinsi dan
Kota atau Kabupaten.Istilah Pemerintah
Daerah tingkat I dan II, serta Kotamadya
tidak digunakan lagi
2.Pengertian Daerah adalah Propinsi dan
Kota atau Kabupaten.Istilah Pemerintah
Daerah tingkat I dan II, serta Kotamadya
tidak digunakan lagi
3.Perhitungan APBD menjadi satu dengan
pertanggungjawaban Kepala Daerah
(pasal 5 PP no. 108/2000).
4. Bentuk laporan pertanggungjawaban
akhir tahun anggaran terdiri atas:
a. Laporan Perhitungan APBD
b. Nota Perhitungan APBD
c. Laporan Aliran Kas
d. Neraca Daerah dilengkapi dengan
penilaian kinerja berdasarkan tolok ukur
Renstra (pasal 38 PP.no.105/2000)
5.Pinjaman APBD tidak lagi masuk dalam
pos Pendapatan (yang menunjukkan hak
pemerintah daerah), tetapi masuk dalam
pos Penerimaan (yang belum tentu
menjadi hal Pemerintah Daerah)
6.Masyarakat termasuk dalam unsur-unsur
penyusun APBD disamping Pemerintah
Daerah yang terdiri atas Kepala Daerah
dan DPRD.
7. Indikator kinerja Pemerintah Daerah tidak
hanya mencakup:
a. Perbandingan antara anggaran dan
realisasinya
b. Perbandingan antara standar biaya
dengan realisasinya
c. Target dan Prosentase fisik proyek
meliputi standar pelayanan yang
diharapkan.
8.Laporan Pertanggungjawaban Kepala
daerah pada akhir tahun anggaran yang
bentuknya adalah Laporan Perhitungan
APBD dibahas oleh DPRD dan
mengandung konsekuensi terhadap masa
jabatan Kepala Daerah apabila dua kali
ditolak oleh DPRD.
• Salah satu pergeseran pengelolaan APBD
berdasarkan PP.105/2000 adalah perubahan
sistem akuntansi pemerintahan. Inti
perubahannya adalah tuntutan dilaksanakannya
“akuntansi” dalam pengelolaan keuangan
daerah oleh pemerintah daerah (propinsi dan
kabupaten/kota), dan bukan dengan
“pembukuan” seperti yang dilaksanakan selama
ini (sistem kontinental/ ICW/Belanda).
Pembukuan menurut sistem ICW
sebetulnya masih belum disebut akuntansi
yang sebesnarnya, sebab:
1. sistem pencatatan yang dilakukan
masih sangat sederhana, yaitu sistem tata
buku tunggal (single etry eccounting)
2. menggunakan dasar pencatatan basis
kas (cash basis)

More Related Content

Similar to AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH 2024_NEW_FILE.ppt

Peraturan Pemerintah No. 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan Dan Pertanggungja...
Peraturan Pemerintah No. 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan Dan Pertanggungja...Peraturan Pemerintah No. 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan Dan Pertanggungja...
Peraturan Pemerintah No. 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan Dan Pertanggungja...
Penataan Ruang
 
TUGAS MAKALAH MATKUL KEUANGAN DAERAH.docx
TUGAS MAKALAH MATKUL KEUANGAN DAERAH.docxTUGAS MAKALAH MATKUL KEUANGAN DAERAH.docx
TUGAS MAKALAH MATKUL KEUANGAN DAERAH.docx
AnggreineTamboto
 
APBD, pengertian
APBD, pengertianAPBD, pengertian
APBD, pengertian
Ermianus Samaley
 
Anggaran Pendapatan Belanja Negara
Anggaran Pendapatan Belanja NegaraAnggaran Pendapatan Belanja Negara
Anggaran Pendapatan Belanja Negararaniasma
 
Modul ii manajemen keuangan daerah
Modul ii manajemen keuangan daerahModul ii manajemen keuangan daerah
Modul ii manajemen keuangan daerah
Ahmad Kamarudin
 
Modul 8 adpu4333
Modul 8 adpu4333Modul 8 adpu4333
Modul 8 adpu4333
sigitwibowo32
 
Bab 3 PPT Pengelolaan Keuangan Daerah (Bagian 1).pptx
Bab 3 PPT Pengelolaan Keuangan Daerah (Bagian 1).pptxBab 3 PPT Pengelolaan Keuangan Daerah (Bagian 1).pptx
Bab 3 PPT Pengelolaan Keuangan Daerah (Bagian 1).pptx
SriHandayani283423
 
Resume uu no 33 th.2004
Resume uu no 33 th.2004Resume uu no 33 th.2004
Resume uu no 33 th.2004
Ike Hanisyah
 
analisis sumber penerimaan bontang
analisis sumber penerimaan bontanganalisis sumber penerimaan bontang
analisis sumber penerimaan bontang
Muhammad Amri
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
4545wr
 
Apbd
Apbd  Apbd
APBN
APBNAPBN
Keuangan publik dan kebijakan fiskal
Keuangan publik dan kebijakan fiskalKeuangan publik dan kebijakan fiskal
Keuangan publik dan kebijakan fiskal
Ary Efendi
 
Makalah analisis kinerja keuangan kab. kulon progo tahun anggaran 2012 sampai...
Makalah analisis kinerja keuangan kab. kulon progo tahun anggaran 2012 sampai...Makalah analisis kinerja keuangan kab. kulon progo tahun anggaran 2012 sampai...
Makalah analisis kinerja keuangan kab. kulon progo tahun anggaran 2012 sampai...
ghiyats dewantara
 
Konsep dasar akuntansi pemerintah daerah
Konsep dasar akuntansi pemerintah daerahKonsep dasar akuntansi pemerintah daerah
Konsep dasar akuntansi pemerintah daerah
Shi Chin
 
MAKALAH KEUANGAN DAERAH
MAKALAH KEUANGAN DAERAHMAKALAH KEUANGAN DAERAH
MAKALAH KEUANGAN DAERAH
RAMASYAFARADI
 
Bab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amj
Bab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amjBab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amj
Bab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amjCahyo Wiryanto
 
Anggaran pendapatan dan belanja negara
Anggaran pendapatan dan belanja negaraAnggaran pendapatan dan belanja negara
Anggaran pendapatan dan belanja negara
gravity1992
 
Fiskal
FiskalFiskal
Fiskal
Ary Efendi
 
Sakd modul 1
Sakd modul 1Sakd modul 1

Similar to AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH 2024_NEW_FILE.ppt (20)

Peraturan Pemerintah No. 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan Dan Pertanggungja...
Peraturan Pemerintah No. 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan Dan Pertanggungja...Peraturan Pemerintah No. 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan Dan Pertanggungja...
Peraturan Pemerintah No. 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan Dan Pertanggungja...
 
TUGAS MAKALAH MATKUL KEUANGAN DAERAH.docx
TUGAS MAKALAH MATKUL KEUANGAN DAERAH.docxTUGAS MAKALAH MATKUL KEUANGAN DAERAH.docx
TUGAS MAKALAH MATKUL KEUANGAN DAERAH.docx
 
APBD, pengertian
APBD, pengertianAPBD, pengertian
APBD, pengertian
 
Anggaran Pendapatan Belanja Negara
Anggaran Pendapatan Belanja NegaraAnggaran Pendapatan Belanja Negara
Anggaran Pendapatan Belanja Negara
 
Modul ii manajemen keuangan daerah
Modul ii manajemen keuangan daerahModul ii manajemen keuangan daerah
Modul ii manajemen keuangan daerah
 
Modul 8 adpu4333
Modul 8 adpu4333Modul 8 adpu4333
Modul 8 adpu4333
 
Bab 3 PPT Pengelolaan Keuangan Daerah (Bagian 1).pptx
Bab 3 PPT Pengelolaan Keuangan Daerah (Bagian 1).pptxBab 3 PPT Pengelolaan Keuangan Daerah (Bagian 1).pptx
Bab 3 PPT Pengelolaan Keuangan Daerah (Bagian 1).pptx
 
Resume uu no 33 th.2004
Resume uu no 33 th.2004Resume uu no 33 th.2004
Resume uu no 33 th.2004
 
analisis sumber penerimaan bontang
analisis sumber penerimaan bontanganalisis sumber penerimaan bontang
analisis sumber penerimaan bontang
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Apbd
Apbd  Apbd
Apbd
 
APBN
APBNAPBN
APBN
 
Keuangan publik dan kebijakan fiskal
Keuangan publik dan kebijakan fiskalKeuangan publik dan kebijakan fiskal
Keuangan publik dan kebijakan fiskal
 
Makalah analisis kinerja keuangan kab. kulon progo tahun anggaran 2012 sampai...
Makalah analisis kinerja keuangan kab. kulon progo tahun anggaran 2012 sampai...Makalah analisis kinerja keuangan kab. kulon progo tahun anggaran 2012 sampai...
Makalah analisis kinerja keuangan kab. kulon progo tahun anggaran 2012 sampai...
 
Konsep dasar akuntansi pemerintah daerah
Konsep dasar akuntansi pemerintah daerahKonsep dasar akuntansi pemerintah daerah
Konsep dasar akuntansi pemerintah daerah
 
MAKALAH KEUANGAN DAERAH
MAKALAH KEUANGAN DAERAHMAKALAH KEUANGAN DAERAH
MAKALAH KEUANGAN DAERAH
 
Bab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amj
Bab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amjBab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amj
Bab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah amj
 
Anggaran pendapatan dan belanja negara
Anggaran pendapatan dan belanja negaraAnggaran pendapatan dan belanja negara
Anggaran pendapatan dan belanja negara
 
Fiskal
FiskalFiskal
Fiskal
 
Sakd modul 1
Sakd modul 1Sakd modul 1
Sakd modul 1
 

Recently uploaded

Mateko11_Adjoin invers matrikspptnya.ppt
Mateko11_Adjoin invers matrikspptnya.pptMateko11_Adjoin invers matrikspptnya.ppt
Mateko11_Adjoin invers matrikspptnya.ppt
kurikulumsdithidayah
 
Modul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK 2024.pdf
Modul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK  2024.pdfModul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK  2024.pdf
Modul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK 2024.pdf
muhammadarsyad77
 
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptxANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Financial Planning Eno Perencanaan keuangan
Financial Planning Eno Perencanaan keuanganFinancial Planning Eno Perencanaan keuangan
Financial Planning Eno Perencanaan keuangan
EnoCasmiSEMBA
 
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt. Makalah ini membahas tentan...
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt.           Makalah ini membahas tentan...Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt.           Makalah ini membahas tentan...
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt. Makalah ini membahas tentan...
Meihotmapurba
 
materi perkuliahan ppt pengendalian intern.pptx
materi perkuliahan ppt pengendalian intern.pptxmateri perkuliahan ppt pengendalian intern.pptx
materi perkuliahan ppt pengendalian intern.pptx
RaraStieAmkop
 
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptxBAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
anselmusl280
 
Materi Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdf
Materi Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdfMateri Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdf
Materi Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdf
WiwikDewiSusilawati
 
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptxMAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
JaffanNauval
 
tantangan dan solusi perbankan syariah.pdf
tantangan dan solusi perbankan syariah.pdftantangan dan solusi perbankan syariah.pdf
tantangan dan solusi perbankan syariah.pdf
muhammadarsyad77
 
AUDITING II chapter25.ppt
AUDITING II                chapter25.pptAUDITING II                chapter25.ppt
AUDITING II chapter25.ppt
DwiAyuSitiHartinah
 
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)
MATERI AKUNTANSI IJARAH  POWER POINT (PPT)MATERI AKUNTANSI IJARAH  POWER POINT (PPT)
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)
ritaseptia16
 
Tabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdf
Tabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdfTabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdf
Tabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdf
HuseinKewolz1
 

Recently uploaded (13)

Mateko11_Adjoin invers matrikspptnya.ppt
Mateko11_Adjoin invers matrikspptnya.pptMateko11_Adjoin invers matrikspptnya.ppt
Mateko11_Adjoin invers matrikspptnya.ppt
 
Modul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK 2024.pdf
Modul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK  2024.pdfModul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK  2024.pdf
Modul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK 2024.pdf
 
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptxANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
 
Financial Planning Eno Perencanaan keuangan
Financial Planning Eno Perencanaan keuanganFinancial Planning Eno Perencanaan keuangan
Financial Planning Eno Perencanaan keuangan
 
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt. Makalah ini membahas tentan...
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt.           Makalah ini membahas tentan...Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt.           Makalah ini membahas tentan...
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt. Makalah ini membahas tentan...
 
materi perkuliahan ppt pengendalian intern.pptx
materi perkuliahan ppt pengendalian intern.pptxmateri perkuliahan ppt pengendalian intern.pptx
materi perkuliahan ppt pengendalian intern.pptx
 
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptxBAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
 
Materi Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdf
Materi Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdfMateri Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdf
Materi Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdf
 
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptxMAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
 
tantangan dan solusi perbankan syariah.pdf
tantangan dan solusi perbankan syariah.pdftantangan dan solusi perbankan syariah.pdf
tantangan dan solusi perbankan syariah.pdf
 
AUDITING II chapter25.ppt
AUDITING II                chapter25.pptAUDITING II                chapter25.ppt
AUDITING II chapter25.ppt
 
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)
MATERI AKUNTANSI IJARAH  POWER POINT (PPT)MATERI AKUNTANSI IJARAH  POWER POINT (PPT)
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)
 
Tabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdf
Tabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdfTabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdf
Tabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdf
 

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH 2024_NEW_FILE.ppt

  • 2. Pengertian Keuangan Daerah Akuntansi keuangan daerah adalah akuntansi yang dipakai oleh Pemerintahan Daerah, untuk melakukan manajemen dan pengelolaan keuangan daerah. Manajemen keuangan daerah merupakan alat untuk mengurus dan mengatur rumah tangga pemerintah daerah.
  • 3. Keuangan Negara, APBN dan APBD Akuntansi Keuangan Daerah merupakan salah satu bentuk tata-usaha dalam manajemen keuangan daerah selain tata usaha umum atau administrasi. Akuntansi keuangan daerah merupakan bagian dari Akuntansi Sektor publik. Tingkatan tertinggi dalam sektor publikm,adalah tingkatan Negara . Oleh karenany akuntansi keuangan daerah juga berhubungan dengan akuntansi keuangan negara, atau keuangan negara.
  • 4. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Salah satu lingkup keuangan negara adalah APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja negara), disamping barang- barang inventaris kekayaan milik negara dan BUMN (Badan Usaha Milik Negara). Baik APBN maupun barang barang inventaris kekayaan negara dikelola secara langsung oleh negara.
  • 5. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Berdasarkan pasal 64 ayat (2) UU. No. 5 tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah, APBD dapat didefinisikan sebagai rencana operasional keuangan Pemerintah Daerah, dimana di satu pihak menggambarkan perkiraan pengeluaranan setinggi-tingginya guna membiayai kegiatan-kegiatan dan proyek proyek daerah dalam satu (1) tahun anggaran tertentu, dan di pihak lain menggambarkan perkiraan penerimaan dan sumber-sumber penerimaan daerah guna menutupi pengeluaran-pengeluaran dimaksud
  • 6. APBD adalah Anggaran Daerah, yang memiliki unsur-unsur sebagai berikut: 1. rencana kegiatan suatu daerah, beserta uraiannya secara rinci 2. adanya sumber penerimaan yang merupakan target minimal untuk menutupi biaya-biaya sehubungan dengan aktivitas-aktivitas tresebut, dan adanya biaya-biaya yang merupakan batas maksimal pengeluaran 3. jenis kegiatan dan proyek yang dituangkan dalam bentuk angka 4. periode anggaran, biasanya satu tahun (Indonesia: 1 Januari s/d 31 Desember
  • 7. Karakteristik APBD (sekarang, pasca reformasi) bentuk APBD mengalami perubahan cukup mendasar, didasarkan pada peraturan-peraturan otonomi daerah, yaitu: UU. Nomor 22/1999, UU.no. 25/1999; PP. no. 105/2000 dan PP. No. 108/2000.
  • 8. Bentuk baru APBD dibagi menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu Penerimaan, Pengeluaran dan Pembiayaan.Penerimaan dibagi menjadi tiga kategori, yaitu: 1. Pendapatan Asli Daerah (PAD) 2. Dana Perimbangan, dan 3. Lain-lain Pendapatan Daerah yang syah
  • 9. Selanjutnya Pengeluaran diklasifikaikan menjadi lima kategori, yaitu: 1. Belanja Administrasi Umum 2. Belanja Operasi, Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Publik 3. Belanja Modal 4. Belanja Transfer, dan 5. Belanja Tak Tersangka
  • 10. • Pembiayaan, adalah sumber-sumber penerimaan dan pengeluaran daerah yang dimaksudkan untuk menutup defisit anggaran atau sebagai alokasi surplus anggaran. Pembiayaan dikelompokkan menurut sumber-sumber pembiayaan, yaitu sumber penerimaan daerah dan sumber pengeluaran daerah.
  • 11. 1. Sumber pembiayaan penerimaan daerah adalah sisa lebih anggaran tahun lalu, penerimaan pinjaman dan obligasi, hasil penjualan aset daerah yang dipisahkan, dan transfer dari dana cadangan 2. Sumber pembiayaan pengeluaran daerah terdiri atas pembayaran utang pokok yang telah jatuh tempo, penyertaan modal, transfer ke dana cadangan, dan sisa lebih anggaran tahun yang berjalan sekarang.
  • 12. Manajemen Keuangan Daerah di Era (Pasca) Reformasi Pemerintah pusat mengeluarkan dua peraturan yakni Undang-undang nomor 22/1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Nomor 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah.
  • 13. Pemerintah juga mengeluarkan berbagai peraturan pelaksanaan, antara lain : 1. PP. Nomor104 tahun 2000 tentang Dana Perimbangan 2. PP. Nomor 105 tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah 3. PP. Nomor 107 tahun 2000 tentang Pinjaman Daerah 4. PP. Nomor 108 tahun 2000 tentang Tata Cara Pertanggungjawaban Kepala Daerah 5. Surat Menteri Dalam Negegeri dan Otonomi Daerah tanggal 17 Nopember 2000 nomor 903/2735/SJ tentang Pedoman Umum Penyusunan dan Pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2001.
  • 14. Berdasarkan peraturan-peraturan tersebut, manajemen keuangan daerah di era reformasi memiliki karakteristik tertentu, yaitu: 1. Pengertian Daerah adalah Propinsi dan Kota atau Kabupaten.Istilah Pemerintah Daerah tingkat I dan II, serta Kotamadya tidak digunakan lagi
  • 15. 2.Pengertian Daerah adalah Propinsi dan Kota atau Kabupaten.Istilah Pemerintah Daerah tingkat I dan II, serta Kotamadya tidak digunakan lagi 3.Perhitungan APBD menjadi satu dengan pertanggungjawaban Kepala Daerah (pasal 5 PP no. 108/2000).
  • 16. 4. Bentuk laporan pertanggungjawaban akhir tahun anggaran terdiri atas: a. Laporan Perhitungan APBD b. Nota Perhitungan APBD c. Laporan Aliran Kas d. Neraca Daerah dilengkapi dengan penilaian kinerja berdasarkan tolok ukur Renstra (pasal 38 PP.no.105/2000)
  • 17. 5.Pinjaman APBD tidak lagi masuk dalam pos Pendapatan (yang menunjukkan hak pemerintah daerah), tetapi masuk dalam pos Penerimaan (yang belum tentu menjadi hal Pemerintah Daerah) 6.Masyarakat termasuk dalam unsur-unsur penyusun APBD disamping Pemerintah Daerah yang terdiri atas Kepala Daerah dan DPRD.
  • 18. 7. Indikator kinerja Pemerintah Daerah tidak hanya mencakup: a. Perbandingan antara anggaran dan realisasinya b. Perbandingan antara standar biaya dengan realisasinya c. Target dan Prosentase fisik proyek meliputi standar pelayanan yang diharapkan.
  • 19. 8.Laporan Pertanggungjawaban Kepala daerah pada akhir tahun anggaran yang bentuknya adalah Laporan Perhitungan APBD dibahas oleh DPRD dan mengandung konsekuensi terhadap masa jabatan Kepala Daerah apabila dua kali ditolak oleh DPRD.
  • 20. • Salah satu pergeseran pengelolaan APBD berdasarkan PP.105/2000 adalah perubahan sistem akuntansi pemerintahan. Inti perubahannya adalah tuntutan dilaksanakannya “akuntansi” dalam pengelolaan keuangan daerah oleh pemerintah daerah (propinsi dan kabupaten/kota), dan bukan dengan “pembukuan” seperti yang dilaksanakan selama ini (sistem kontinental/ ICW/Belanda).
  • 21. Pembukuan menurut sistem ICW sebetulnya masih belum disebut akuntansi yang sebesnarnya, sebab: 1. sistem pencatatan yang dilakukan masih sangat sederhana, yaitu sistem tata buku tunggal (single etry eccounting) 2. menggunakan dasar pencatatan basis kas (cash basis)