Penelitian ini bertujuan untuk melihat dinamika kolonisasi semut rangrang terhadap nilai ekonomi pertanian dan kaitannya dalam Al-Quran. Didapatkan 8 koloni dengan ukuran bervariasi, terbesar 69x14,2 cm dan terkecil 13x11 cm. Populasi antara 578-7508 ekor/sarang dan semakin besar populasi maka semakin besar nilai ekonomisnya. Proses kolonisasi dan pembentukan sarang semut rangrang dapat dijadikan
Paragraf tersebut membahas tentang struktur komunitas Hymenoptera parasitoid yang berhubungan dengan hama utama tanaman Cruciferae dan tumbuhan liar pada berbagai tipe lanskap pertanian. Tipe dan kualitas habitat serta hubungan antar habitat dalam suatu lanskap dapat mempengaruhi keanekaragaman hayati dan fungsi ekosistem termasuk interaksi antara tanaman, hama, dan musuh alami. Tumbuhan liar dapat mendukung musuh alami den
Dokumen tersebut membahas peran penting serangga dalam kehidupan manusia, baik secara positif maupun negatif. Secara positif, serangga berperan sebagai sumber konsumsi, polinator tanaman, dekomposer limbah, dan bahan baku obat. Namun demikian, serangga juga dapat menyebabkan kerugian sebagai hama tanaman dan penyebar penyakit, serta dapat merusak bangunan.
Rantai makanan adalah perpindahan energi dari satu organisme ke organisme lainnya melalui proses makan dan dimakan. Terdiri dari tingkat-tingkat trofik yang berhubungan membentuk jaringan makanan di suatu ekosistem. Rantai makanan dapat berupa perumput, pemangsa, atau detritivora, sementara jaringan makanan merupakan gabungan beberapa rantai makanan.
Laporan praktikum mengenai studi jalur penemuan dominan pada hewan. Metode transek digunakan untuk mengamati perilaku kompetisi dan makan pada dua spesies, yaitu semut Formica sp dan kumbang Delichoderus sp. Hasilnya menunjukkan Formica sp hadir dalam jumlah terbanyak dan berusaha mempertahankan wilayahnya, sementara Delichoderus sp mulai memakan dan bersaing untuk sumber daya makanan.
Paragraf tersebut membahas tentang struktur komunitas Hymenoptera parasitoid yang berhubungan dengan hama utama tanaman Cruciferae dan tumbuhan liar pada berbagai tipe lanskap pertanian. Tipe dan kualitas habitat serta hubungan antar habitat dalam suatu lanskap dapat mempengaruhi keanekaragaman hayati dan fungsi ekosistem termasuk interaksi antara tanaman, hama, dan musuh alami. Tumbuhan liar dapat mendukung musuh alami den
Dokumen tersebut membahas peran penting serangga dalam kehidupan manusia, baik secara positif maupun negatif. Secara positif, serangga berperan sebagai sumber konsumsi, polinator tanaman, dekomposer limbah, dan bahan baku obat. Namun demikian, serangga juga dapat menyebabkan kerugian sebagai hama tanaman dan penyebar penyakit, serta dapat merusak bangunan.
Rantai makanan adalah perpindahan energi dari satu organisme ke organisme lainnya melalui proses makan dan dimakan. Terdiri dari tingkat-tingkat trofik yang berhubungan membentuk jaringan makanan di suatu ekosistem. Rantai makanan dapat berupa perumput, pemangsa, atau detritivora, sementara jaringan makanan merupakan gabungan beberapa rantai makanan.
Laporan praktikum mengenai studi jalur penemuan dominan pada hewan. Metode transek digunakan untuk mengamati perilaku kompetisi dan makan pada dua spesies, yaitu semut Formica sp dan kumbang Delichoderus sp. Hasilnya menunjukkan Formica sp hadir dalam jumlah terbanyak dan berusaha mempertahankan wilayahnya, sementara Delichoderus sp mulai memakan dan bersaing untuk sumber daya makanan.
Laporan Praktikum Keanekaragaman hewan seranggaGoogle
Praktikum ini menganalisis keanekaragaman serangga di lingkungan Kampus IAIN Raden Intan Lampung menggunakan beberapa metode penangkapan. Didapatkan beberapa jenis serangga termasuk lalat, kumbang, rayap, kupu-kupu, semut, belalang, dan laba-laba dengan jumlah keseluruhan 56 ekor. Kesimpulannya, penangkapan menggunakan jaring ayun memberikan hasil tertinggi dibandingkan metode lain
Rantai makanan menunjukkan aliran energi dari satu organisme ke organisme lainnya dalam ekosistem, dimulai dari produsen seperti tumbuhan dan alga yang dapat melakukan fotosintesis hingga konsumen tingkat akhir seperti beruang kutub. Rantai makanan terbentuk menjadi jaring-jaring makanan yang saling terkait di darat maupun laut, sementara energi mengalir dan menipis secara bertahap dari tingkat trofik ke
Teks tersebut membincangkan aliran tenaga dalam ekosistem dan kitar nutrien yang penting bagi kesinambungan hidup. Ia menerangkan bagaimana tenaga dari Matahari dipindahkan melalui rantai makanan, peranan tumbuhan dalam fotosintesis, dan kitar karbon, oksigen dan air yang mengekalkan kandungan unsur-unsur tersebut dalam alam sekitar. Teks itu juga menyentuh interaksi antara organisma dan faktor-faktor yang me
Dokumen tersebut menjelaskan tentang rantai makanan di beberapa ekosistem seperti kebun, sawah, dan laut. Rantai makanan terdiri dari organisme produsen, herbivora, karnivora, dan dekomposer yang saling berinteraksi untuk mentransfer energi dan materi. Beberapa contoh rantai makanan yang disebutkan adalah matahari-tumbuhan-kembang-ular di kebun, matahari-padi-tikus-ular di sawah, dan mata
Dokumen tersebut membahas identifikasi 3 spesies cacing Eurytrema pada ternak sapi berdasarkan ciri-ciri morfologisnya. Penelitian ini mengidentifikasi Eurytrema pancreaticum, E. dajii dan spesies baru Eurytrema dari sampel di Aceh, Yogyakarta dan Makassar berdasarkan ukuran tubuh, batil isap, testis, ovarium dan telur. Perbandingan ukuran batil isap mulut dan perut merupakan ciri penting untuk memb
Ada tiga jenis perkembangbiakan generatif pada hewan yaitu ovipar (bertelur), vivipar (melahirkan), dan ovovivipar (bertelur dan melahirkan). Ovipar mengerami telur di luar tubuh, vivipar mengandung janin di dalam rahim, dan ovovivipar telur menetas di dalam tubuh sebelum melahirkan.
Metamorfosis Kupu-kupu dan Katak
Ringkasan dokumen tersebut menjelaskan proses metamorfosis pada kupu-kupu dan katak, dimulai dari telur hingga menjadi dewasa. Pada kupu-kupu prosesnya melalui tahapan telur-ulat-kepompong-kupu-kupu dewasa, sedangkan pada katak melalui telur-berudu-katak muda-katak dewasa. Hormon-
Dokumen tersebut membahas tentang rantai makanan yang merupakan proses makan dan dimakan antar organisme dalam ekosistem dengan urutan tertentu. Rantai makanan terdiri dari tingkatan trofik yang menunjukkan cara organisme memperoleh makanan, dan dibagi menjadi beberapa tipe seperti perumput, detritus, parasit dan saprofit.
Dokumen ini membahas tentang suku-suku Primata dan subgolongannya. Suku Primata dibagi menjadi dua sub-suku yaitu Prosimii dan Anthropoid. Anthropoid selanjutnya dibagi lagi menjadi tiga infra-suku yaitu Ceboid, Cercopitheroid, dan Hominoid. Infra-suku Hominoid kemudian dibedakan menjadi dua keluarga, yaitu Pongidae dan Hominiode. Keluarga Hominiode meliputi jenis
Modul ini membahas tentang keanekaragaman hayati pada berbagai tingkatan, sistem klasifikasi dan tata nama mahluk hidup, pengelompokkan mahluk hidup ke dalam lima kerajaan, dan virus sebagai mahluk hidup terkecil.
The Research was conducted to identification species of Odonata, morphological characters difference, predatory test, and copulation test. Experiment was conducted with survey method on lowland plantation in Donggala and Tolitoli. Identification, predatory test, and copulation test has been conduct in laboratory.
The result showed that the Odonata species as predatory on lowland plantation are Orthemis ferruginea (Fabricius), Liriothermis sp., Libellula sp., (Libellulidae); Aeshna sp., Anax sp., Rhionaechna multicolor (Aeshnidae); Gomphus limnae (Gomphidae); Ephitheca spinigera (Corduliidae); and Argia translata (Coenagrionidae). It’s that different with morphological characters and didn’t copulation between species. Result of predatory test showed that the O. ferruginea, Liriothermis sp., Libellula sp., Aeshna sp., Anax sp., R. multicolor, G. limnae, E. spinigera, are predatory on lowland plantation. Only one species is didn’t predatory is A. translate (betina) Male O. ferruginea versus female Liriothermis sp. didn’t copulated. Female Liriothermis sp. didn’t oviposition behavior. The same case didn’t copulate between species O. ferruginea, Libellula sp., Aeshna sp., Anax sp., R. multicolor, G. limnae, E. spinigera, and A. translata.
Kuliah 9 a keanekaragaman makhluk hidup dan persebarannyazabbransah
Biosfer terdiri dari atmosfer, hidrosfer, dan litosfer, dimana segala kehidupan berkembang. Terdapat berbagai teori tentang asal mula kehidupan. Sel dianggap sebagai unit kehidupan terkecil yang mampu bereproduksi dan bermetabolisme. Makhluk hidup dibedakan dari benda mati berdasarkan bentuk, komposisi, organisasi, metabolisme, dan kemampuan bereproduksi. Virus, bakteri, dan protozoa termasuk makhluk
Platyhelminthes adalah filum hewan triploblastik yang memiliki tubuh pipih tanpa segmen. Mereka hidup sebagai parasit atau bebas. Ada empat kelas utama Platyhelminthes yaitu Turbellaria, Monogenea, Trematoda, dan Cestoda. Mereka memiliki ciri khas seperti satu lubang mulut, reproduksi seksual dan aseksual, serta dapat hidup di air tawar, laut, atau dalam tubuh inang.
Laporan Praktikum Keanekaragaman hewan seranggaGoogle
Praktikum ini menganalisis keanekaragaman serangga di lingkungan Kampus IAIN Raden Intan Lampung menggunakan beberapa metode penangkapan. Didapatkan beberapa jenis serangga termasuk lalat, kumbang, rayap, kupu-kupu, semut, belalang, dan laba-laba dengan jumlah keseluruhan 56 ekor. Kesimpulannya, penangkapan menggunakan jaring ayun memberikan hasil tertinggi dibandingkan metode lain
Rantai makanan menunjukkan aliran energi dari satu organisme ke organisme lainnya dalam ekosistem, dimulai dari produsen seperti tumbuhan dan alga yang dapat melakukan fotosintesis hingga konsumen tingkat akhir seperti beruang kutub. Rantai makanan terbentuk menjadi jaring-jaring makanan yang saling terkait di darat maupun laut, sementara energi mengalir dan menipis secara bertahap dari tingkat trofik ke
Teks tersebut membincangkan aliran tenaga dalam ekosistem dan kitar nutrien yang penting bagi kesinambungan hidup. Ia menerangkan bagaimana tenaga dari Matahari dipindahkan melalui rantai makanan, peranan tumbuhan dalam fotosintesis, dan kitar karbon, oksigen dan air yang mengekalkan kandungan unsur-unsur tersebut dalam alam sekitar. Teks itu juga menyentuh interaksi antara organisma dan faktor-faktor yang me
Dokumen tersebut menjelaskan tentang rantai makanan di beberapa ekosistem seperti kebun, sawah, dan laut. Rantai makanan terdiri dari organisme produsen, herbivora, karnivora, dan dekomposer yang saling berinteraksi untuk mentransfer energi dan materi. Beberapa contoh rantai makanan yang disebutkan adalah matahari-tumbuhan-kembang-ular di kebun, matahari-padi-tikus-ular di sawah, dan mata
Dokumen tersebut membahas identifikasi 3 spesies cacing Eurytrema pada ternak sapi berdasarkan ciri-ciri morfologisnya. Penelitian ini mengidentifikasi Eurytrema pancreaticum, E. dajii dan spesies baru Eurytrema dari sampel di Aceh, Yogyakarta dan Makassar berdasarkan ukuran tubuh, batil isap, testis, ovarium dan telur. Perbandingan ukuran batil isap mulut dan perut merupakan ciri penting untuk memb
Ada tiga jenis perkembangbiakan generatif pada hewan yaitu ovipar (bertelur), vivipar (melahirkan), dan ovovivipar (bertelur dan melahirkan). Ovipar mengerami telur di luar tubuh, vivipar mengandung janin di dalam rahim, dan ovovivipar telur menetas di dalam tubuh sebelum melahirkan.
Metamorfosis Kupu-kupu dan Katak
Ringkasan dokumen tersebut menjelaskan proses metamorfosis pada kupu-kupu dan katak, dimulai dari telur hingga menjadi dewasa. Pada kupu-kupu prosesnya melalui tahapan telur-ulat-kepompong-kupu-kupu dewasa, sedangkan pada katak melalui telur-berudu-katak muda-katak dewasa. Hormon-
Dokumen tersebut membahas tentang rantai makanan yang merupakan proses makan dan dimakan antar organisme dalam ekosistem dengan urutan tertentu. Rantai makanan terdiri dari tingkatan trofik yang menunjukkan cara organisme memperoleh makanan, dan dibagi menjadi beberapa tipe seperti perumput, detritus, parasit dan saprofit.
Dokumen ini membahas tentang suku-suku Primata dan subgolongannya. Suku Primata dibagi menjadi dua sub-suku yaitu Prosimii dan Anthropoid. Anthropoid selanjutnya dibagi lagi menjadi tiga infra-suku yaitu Ceboid, Cercopitheroid, dan Hominoid. Infra-suku Hominoid kemudian dibedakan menjadi dua keluarga, yaitu Pongidae dan Hominiode. Keluarga Hominiode meliputi jenis
Modul ini membahas tentang keanekaragaman hayati pada berbagai tingkatan, sistem klasifikasi dan tata nama mahluk hidup, pengelompokkan mahluk hidup ke dalam lima kerajaan, dan virus sebagai mahluk hidup terkecil.
The Research was conducted to identification species of Odonata, morphological characters difference, predatory test, and copulation test. Experiment was conducted with survey method on lowland plantation in Donggala and Tolitoli. Identification, predatory test, and copulation test has been conduct in laboratory.
The result showed that the Odonata species as predatory on lowland plantation are Orthemis ferruginea (Fabricius), Liriothermis sp., Libellula sp., (Libellulidae); Aeshna sp., Anax sp., Rhionaechna multicolor (Aeshnidae); Gomphus limnae (Gomphidae); Ephitheca spinigera (Corduliidae); and Argia translata (Coenagrionidae). It’s that different with morphological characters and didn’t copulation between species. Result of predatory test showed that the O. ferruginea, Liriothermis sp., Libellula sp., Aeshna sp., Anax sp., R. multicolor, G. limnae, E. spinigera, are predatory on lowland plantation. Only one species is didn’t predatory is A. translate (betina) Male O. ferruginea versus female Liriothermis sp. didn’t copulated. Female Liriothermis sp. didn’t oviposition behavior. The same case didn’t copulate between species O. ferruginea, Libellula sp., Aeshna sp., Anax sp., R. multicolor, G. limnae, E. spinigera, and A. translata.
Kuliah 9 a keanekaragaman makhluk hidup dan persebarannyazabbransah
Biosfer terdiri dari atmosfer, hidrosfer, dan litosfer, dimana segala kehidupan berkembang. Terdapat berbagai teori tentang asal mula kehidupan. Sel dianggap sebagai unit kehidupan terkecil yang mampu bereproduksi dan bermetabolisme. Makhluk hidup dibedakan dari benda mati berdasarkan bentuk, komposisi, organisasi, metabolisme, dan kemampuan bereproduksi. Virus, bakteri, dan protozoa termasuk makhluk
Platyhelminthes adalah filum hewan triploblastik yang memiliki tubuh pipih tanpa segmen. Mereka hidup sebagai parasit atau bebas. Ada empat kelas utama Platyhelminthes yaitu Turbellaria, Monogenea, Trematoda, dan Cestoda. Mereka memiliki ciri khas seperti satu lubang mulut, reproduksi seksual dan aseksual, serta dapat hidup di air tawar, laut, atau dalam tubuh inang.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Laporan praktikum identifikasi serangga pada tanaman cabai di kebun percobaan hama dan penyakit tanaman Universitas Padjadjaran.
2) Diidentifikasi 8 jenis serangga yang ditemukan pada tanaman cabai beserta morfologi, siklus hidup, dan cara pengendaliannya.
3) Serangga-serangga tersebut antara lain belalang kayu, walang sangit, kepik, kutu daun, l
1. Nyamuk mengalami metamorfosis lengkap dari telur, larva, pupa, hingga dewasa. Larva dan pupa hidup di air, sedangkan dewasa di darat atau di udara.
2. Aedes aegypti betina mengisap darah berkali-kali untuk memenuhi lambungnya dan mematangkan telur. Nyamuk ini sangat berperan dalam penularan penyakit seperti demam berdarah.
3. Survei di Bandarlampung menunjukkan kepadatan telur,
1) Dokumen ini membahas tentang keanekaragaman hayati dan upaya pelestariannya. 2) Terdapat lima kingdom makhluk hidup yaitu Monera, Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia. 3) Upaya pelestarian meliputi pelestarian in situ, ex situ, cagar alam, kebun plasma nutfah, dan suaka marga satwa.
Praktikum ini bertujuan untuk menguji efektivitas ekstrak kencur sebagai pestisida nabati untuk mengendalikan hama kecoa. Hasilnya menunjukkan bahwa ekstrak kencur tidak efektif membunuh kecoa, meskipun kecoa menjadi lemas setelah terkena ekstrak."
Dokumen tersebut membahas tentang keanekaragaman makhluk hidup dan klasifikasinya. Terdapat ciri-ciri makhluk hidup, keanekaragaman hewan, tumbuhan, dan antar spesies, serta penjelasan mengenai sistem klasifikasi lima kingdom dan cara pemberian nama ilmiah.
Dokumen tersebut membahas tentang adaptasi, seleksi alam, dan perkembangbiakan makhluk hidup. Adaptasi terjadi dalam tingkat morfologi, fisiologi, dan tingkah laku untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan. Seleksi alam memilih organisme yang dapat bertahan hidup. Perkembangbiakan dapat terjadi secara vegetatif atau generatif.
Ektoparasit adalah parasit yang hidup di permukaan tubuh inangnya. Kutu dan tungau merupakan contoh ektoparasit yang sering menyerang unggas. Kutu hidup dengan menghisap darah, sedangkan tungau aktif di malam hari. Pengendalian ektoparasit dapat dilakukan dengan mengontrol lingkungan dan memperhatikan faktor internal ternak.
Serangga hama gudang yang ditemukan dalam dokumen tersebut adalah Tenebrio molitor, Tenebrio obscures, Sitophilus oryzae, Cylas formicarius, dan Callosobruchus chinensis. Serangga-serangga tersebut merupakan hama utama pada berbagai komoditas pangan penyimpanan seperti dedak, kedelai, beras, ubi jalar, dan kacang hijau.
1. 1
DINAMIKA KOLONISASI SEMUT RANGRANG (Oecophylla smaragdina)
TERHADAP NILAI EKONOMI PERTANIAN DAN KAITANNYA DALAM
AL-QUR’AN
Irham Falahudin
Dosen Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, IAIN Raden Fatah Palembang
Email: irham_71@yahoo.com
ABSTRAK
Semut rangrang (Oecophylla) termasuk serangga dalam ordo
Hymenoptera, family Formicidae. Terdapat dua spesies semut rangrang
yaitu O. smaragdina yang tersebar di India, Asia Tenggara sampai
Australia dan O. longinoda yang tersebar di benua Afrika. Setiap sarang
semut memiliki ukuran yang berbeda, sehingga dinamika populasinya
berbeda pada setiap koloni. Semut ini merupakan serangga sosial, hidup
dalam suatu masyarakat yang disebut koloni. Koloni Oecophylla terdiri
atas kasta reproduktif dan nonreproduktif. Ratu dan jantan merupakan
anggota kasta reproduktif. Penelitian ini bertujuan untuk melihat dinamika
kolonisasi semut rangrang terhadap nilai ekonomi pertanian yang
dihasilkannya. Selain itu melihat perannya seperti yang termaktub didalam
al-Qur’an. Penelitian ini menggunakan metode survey dengan teknik
pengambilan sampel secara langsung hand collecting. Dari hasil penelitian
didapatkan 8 koloni semut rangrang dengan ukuran koloni yang bervariasi.
Mosaik sarang semut rangrang (Oecophylla smaragdina) yang didapat
ukuran terbesar (69 cm: 14,2 cm) dan yang terkecil (13 cm: 11 cm) dengan
bentuk sarang seperti segita dengan jumlah ruang rata-rata 2. Dinamika
koloni semut rangrang (Oecophylla smaragdina) juga bervariasi dengan
jumlah populasi terbanyak dalam satu sarang berjumlah 7508 ind/sarang
dan paling sedikit 578 ind/sarang. Semakin besar populasi semut dalam
satu sarang semakin besar nilai ekonominya.
ABSTRACT
Weaver ants (Oecophylla smaragdina) including insects in the order
Hymenoptera, family Formicidae. There are two species of weaver ants is
O. smaragdina spread across India, South East Asia to Australia and O.
longinoda spread across the African continent. Each ant has a different
size, so that the population dynamics is different in each colony. These
ants are social insects, living in a society called colonies. Oecophylla
colonies consisting of reproductive caste and nonreproduktif. Queens and
males a reproductive caste members. This study aims to look at the
dynamics of colonization weaver ants to agricultural economic value it
generates. Additionally saw his role as that contained in the Qur'an. This
study used survey method with direct sampling technique hand collecting.
From the results, 8 weaver ant colonies with colony size varied. Mosaic
weaver ant (Oecophylla smaragdina) obtained the largest size (69 cm:
Penelitian AICIS 2013
2. 2
14.2 cm) and the smallest (13 cm: 11 cm) with a shape like triangulasi nest
with the average amount of space 2. Weaver ant colony dynamics
(Oecophylla smaragdina) also varies with the number of the largest
population in 7508 numbered ind nest / hive and at least 578 ind / nest.
The larger the population of ants in one nest the greater the value
ekonomiya.
Keyword: Dynamics colony; weaver ant (Oecophylla smaragdina);
economy value agriculture
A. PENDAHULUAN
Semut rangrang merupakan salah satu genus tertua di dunia dan punya
jangkauan teritori yang luas (Wilson dan Taylor, 1964). Semut merupakan salah
satu serangga sosial yang memiliki sistem komunikasi untuk berhubungan dengan
sesama anggota koloninya, dapat berupa sentuhan, suara, visual dan kimiawi
(Romoser, 1981 dalam Harlan, 2006). Sistem komunikasi visual dan kimiawi
dapat berupa feromon yang digunakan untuk menentukan lokasi makanan pada
serangga. Aktivitas O. smaragdina terjadi sepanjang waktu, tetapi aktivitas pada
siang hari lebih dominan dibandingkan pada malam hari. Aktivitas di malam hari
lebih banyak dilakukan di dalam sarang.
Kemampuan kerjasama yang baik terlihat dalam setiap aktivitas semut. Ada
beberapa semut yang memiliki nilai ekonomis baik secara materil maupun non
materil. Keberadaan semut kadang menimbulkan masalah bagi manusia, selain itu
juga ada manfaatnya dalam kehidupan manusia. Modal pembentukan sarang,
merupakan salah satu kunci untuk pemahaman tentang mosaik sarang semut
arboreal. Kita dapat membandingkan nilai penting komponen ekonomi dan
lingkungan terhadap pengendalian biologis (Lordon dan Dejean, 1999).
Kemampuan pembentukan sarang, merupakan adaptasi bagi semut arboreal.
Potensial ini berfluktuasi terhadap kemampuan kerja dari semut tersebut. Secara
organisasi semut mempunyai tugas yang jelas. Oleh karena itu sarang menjadi
bagian yang penting dalam dinamika populasi semut tersebut. Kemampuan taste
ini akan mempengaruhi proses mosaik yang terbentuk dalam pembentukan sarang.
Beberapa faktor penting dalam proses pembentukan sarang pada semut arboreal
seperti rangrang adalah jenis makanan dan tumbuhan atau dahan sebagai tempat
tinggalnya. Dominansi jenis tertentu dalam suatu populasi akan menentukan
bentuk dan ukuran sarang yang dibuat. Terkadang manipulasi mosaik sarang
Penelitian AICIS 2013
3. 3
dipengaruhi oleh dominansi semut pada pohon tersebut (Huang dan Yang, 1987;
Way dan Khoo, 1992).
Studi ekologi hewan setidaknya mencakup tiga aspek pokok dalam
mempelajari bentuk kehidupan hewan tersebut. Aspek tersebut meliputi deskriptif,
kuantitatif, dan analitik sintetik ( Falahudin, 2013 ). Semut termasuk organisme
yang bersifat motil, artinya dapat berjalan dari satu tempat ketempat lain. Jenis –
jenis hewan tertentu tinggal di suatu lingkungan hidup yang sesuai dengan ciri –
ciri kehidupannya. Sehingga ada yang hidup di tanah disebut dengan teresterial, di
pohon arboreal dan di air dikenal dengan aquatik. Berpindah atau tidaknya
dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti suhu, udara dan ketersediaan makanan.
Semut rangrang merupakan serangga eusosial yang mempunyai tugas dan
fungsi yang jelas. Hal ini terlihat dari siklus hidupnya Kehidupan semut dimulai
dengan telur. Jika telur dibuahi, yang diploid akan menjadi semut betina, jika
tidak, maka akan menjadi semut jantan (haploid). Semut holometabolous, serta
berkembang dengan metamorfosis lengkap, melewati tahap larva dan pupa
(kepompong dengan yang exarate) sebelumnya mereka menjadi orang dewasa.
Tahap larva dalam proses semut dalam pembentukannya misalnya, tidak memiliki
kaki sama sekali dan tidak bisa merawat dirinya sendiri. Perbedaan antara ratu
dan pekerja dan antara kasta pekerja yang berbeda ketika mereka ada, ditentukan
oleh makanan dalam tahap larva. Makanan ini diberikan kepada larva melalui
proses yang disebut trophallaxis,
dimana semut regurgitates sebelumnya
dipegang dalam tanaman makanan untuk penyimpanan komunal. Larva dan pupa
harus disimpan pada suhu yang cukup konstan untuk memastikan pengembangan
yang tepat, dan sebagainya sering dipindahkan di berbagai ruang merenung dalam
koloni.
Proses kehidupan semut rangrang ini jelas terlihat dan tergambar dalam alQur’an seperti berikut ini “Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: “Buatlah
sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin
manusia, kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah
jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar
minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat
yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-
Penelitian AICIS 2013
4. 4
benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.” (QS.
An-Nahl, 16: 68-69).
Begitu pentingnya serangga sosial dialam yang mempunyai peran dalam
kehidupan manusia. Begitu juga dalam surat yang lain Allah SWT menegaskan
bagaimana kemampuan semut dalam membuat sarang dan mencari makan seperti
beberapa surat yang artinya “tidak ada suatu binatang melata pun melainkan
Dialah yang memegang ubun-ubunnya” (QS. Hud, 11: 56) dan “...sesungguhnya
Allah Dialah Maha Pemberi rezeki” (QS. Adz-Dzariyat, 51: 58).
Kemampuan semut rangrang dalam membuat sarang merupakan pelajaran
berharga bagi kita manusia. Selain tempat yang baik, semut juga memperhatikan
sanitasi dan sumber daya yang cukup. Peran penting dari proses terbentuknya
sarang semut rangrang adalah pola-pola pembentukannya. Hal ini dapat dijadikan
indikator lingkungan di alam, terutama dibidang pertanian. Kemampuan
pembentukan sarang yang disebut kolonisasi. Proses kolonisasi ini berjalan
sepanjang waktu. Kemampuan membuat sarang akan terjadi perubahan dinamika
populasi semut rangrang. Oleh karena itu proses pembentukan sarang oleh semut
rangrang akan membawa dampak nilai ekonomi bagi manusia. Nilai ekonomi
yang praktis adalah manusia dapat memanfaatkan semut tersebut dari berbagai
siklus kehidupan semut untuk menghasilkan nilai ekonomi. Selain bernilai ekologi
proses pembentukan sarang semut rangrang juga bernilai ekonomi yang penting
bagi masyarakat sekitarnya atau masyarakat pertanian. Nilai ekonomi yang
didapat oleh masyarakat adalah nilai jual sarang, telur dan larva yang bernilai
cukup tinggi yaitu 80.000 sampai dengan 100.000 perkilogramnya.
Dari beberapa uraian latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk meneliti
lebih jauh tentang dinamika kolonisasi semut rangrang (Oecophylla smaragdina)
terhadap nilai ekonomi pertanian dan kaitannya dalam al-qur’an. Dengan
demikian kita akan dapat menyeimbangkan kehidupan kita dengan alam dan
bersahabat dengan serangga terutama semut rangrang.
B. BAHAN DAN METODE
Penelitian ini telah dilaksanakan diareal perkebunan kelapa sawit swasta di
Desa Gasing, Tanjung api-api, Kabupaten Banyuasin terletak pada koordinat
Penelitian AICIS 2013
5. 5
104,40o- 105,15o Bujur Timur dan 1,3o-4o Lintang Selatan, Propinsi Sumatera
Selatan. Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan dari bulan Maret 2013 sampai
dengan Juni 2013.
Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelapa sawit,
Koloni semut rangrang, kloroform, lem, kapur ajaib.
Sedangkan alat yang
digunakan kantong plastik ukuran 1 kg, kain kasa, pinset, gunting daun, botol
sampel, sarung tangan, camera.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey
penandaan. Studi dinamika kolonisasi semut rangrang (Oecophylla smaragdina)
dilakukan pada perkebunan kelapa sawit dibagian atas atau semut yang bersarang
di dahan . Studi ini dilakukan untuk melihat gambaran ekologi dari fluktuasi
kolonisasi semut rangrang. Dengan teknik survey kita melihat ada tidaknya koloni
semut rangrang pada setiap lokasi.
Dari hasil studi area tersebut, maka
pengambilan sampel koloni untuk menentukan dinamikanya dilakukan dengan
teknik hand collecting (Agosti et al, 2000) yaitu metode pengambilan secara
langsung dengan menggunakan tangan dan koloni dikoleksi kemudian
menghitung populasi semut dan mengukur sarang dan melihat mosaiknya.
Prosedur dan cara kerja dilapangan dalam penelitian ini adalah:
1. Mosaik Sarang
a) Menentukan luas areal dan daerah jelajah dalam survey di areal
perkebunan kelapa sawit.
b) Kemudian setelah menentukan titik awal dalam survey, maka mengamati
dan mengambil sarang semut yang terdapat di pohon kelapa sawit dengan
cara menggunting sarangnya dan masukkan kedalam plastik putih yang
besar yang telah diberikan kapas dengan larutan eter/kloroform.
c) Waktu pengambilan sarang dari pukul 07.00-12.00 wib. Setelah dikoleksi
dibawa ke laboratorium untuk dianalisis.
d) Di laboratorium, sarang semut tersebut dianalisis secara morfometrik
dengan mengukur panjang, lebar dan tinggi sarang serta ruang yang
terbentuk.
Penelitian AICIS 2013
6. 6
2. Dinamika Populasi Semut Rangrang (Oecophylla smaragdina)
a) Setelah langkah kerja pertama selesai, selanjutnya menghitung populasi
koloni yang terdapat disarang tersebut.
b) Masing-masing sarang yang telah diukur tadi, dipisahkan dengan sarang
lainnya kemudian setiap sarang dihitung jumlah semut jantan, betina,
ratu, telur dan larva untuk menentukan dinamika populasinya dalam
setiap sarang.
c) Data yang terkumpul ditabulasi untuk memperkirakan nilai ekonomis
yang didapat dari setiap mosaik yang diambil.
C. HASIL DAN DISKUSI
1. Hasil
Adapun hasil penelitian mosaik sarang dan dinamika koloni yang didapatkan
dapat terlihat dalam tabel 1 dan tabel 2 berikut ini:
Tabel 1. Ukuran dan Mosaik Sarang Semut Rangrang (Oecophylla
smaragdina) Pada Perkebunan Kelapa sawit
No
Panjang
Lebar
Jumlah
Jumlah Koloni
Sarang
(cm)
(cm)
Ruang
(ind/sarang)
1
54
9,5
2
1468
2
69
14,2
2
7508
3
47
18
1
1318
4
33
13,1
2
1434
5
33
11
1
578
6
65
17,2
2
4390
7
45
15,5
2
2816
8
33
13,1
1
1623
rerata
47,375
13,95
2
2641,875
Penelitian AICIS 2013
7. 7
Tabel 2. Dinamika Kolonisasi Semut Rangrang (Oecophylla smaragdina)
Pada Perkebunan Kelapa sawit
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jantan
Betina
Telur
Larva
(Persarang)
(Persarang)
(Persarang)
(Persarang)
1
383
201
397
487
1468
2
1115
1642
2738
2013
7508
3
318
300
145
555
1318
4
289
587
201
357
1434
5
115
132
173
158
578
6
1102
1320
758
1210
4390
7
876
765
650
525
2816
8
356
378
432
457
1623
Jumlah
4554
5325
5494
5762
No
Sarang
Total
2. Diskusi
Sebagai serangga sosial, semut rangrang Oecophylla smaragdina memiliki
aktivitas harian, antara lain meliputi perilaku menelisik (grooming),trofalaksis,
pencarian makan, dan pemindahan koloni. Aktivitas pencarian makan
berhubungan dengan daerah teritori. Teritori dapat bersifat absolut dan
spatiotemporal. Teritori absolut yaitu daerah yang dipertahankan dari musuh yang
datang di setiap waktu. Beberapa semut seperti Oecophylla smaragdina, Formica
rufa, Iridiomyrmex purpureus merupakan semut engan teritori absolut (Holldobler
& Wilson, 1990). Teritori spatiotemporal yaitu daerah tertentu yang hanya
dipertahankan dari penyusup pada waktu tertentu. Bentuk teritori dapat bersifat
dua dimensi dan tiga dimensi. Teritori Oecophylla smaragdina umumnya bersifat
tiga dimensi (Holldobler & Wilson, 1990).
Kemampuan teritori ini juga mempengaruhi dalam pembuatan mosaik
sarang. Selama penelitian, didapatkan delapan sarang dengan ukuran yang
bervariasi (Tabel 1). Semakin besar ukuran sarang maka semakin besar jumlah
koloni yang didapat. Kemampuan semut dalam membuat koloni yang permanen
tidak lepas dari sumber daya makakan yang tersedia serta kondisi lingkungan
Penelitian AICIS 2013
8. 8
yang mendukung. Pada tabel 1, jelas terlihat ukuran sarang yang besar yaitu
nomor sarang 2, 6, 1, 3 dan 7. Ukuran yang besar jumlah koloni yang dihasilkan
secara beruratan 7508 ind/sarang, 4390 ind/sarang, 1468 ind/sarang, 2816
ind/sarang. Pemindahan koloni baru akan terlihat dari bentuk sarang muda atau
sarang tua jika dibuka dan dianalisis tidak ditemui ratu dan jumlah populasinya
juga sedikit.
Pada tabel 2, terlihat dinamika populasi semut yang ditemukan pada
berbagai sarang di perkebunan kelapa sawit bervariasi. Pada satu sarang yang
ukuran besar didapatkan jumlah anakan (telur dan larva) dengan jumlah total dari
delapa sarang yang ditemukan 5494 telur dan 5762 larva. Dari jumlah tersebut
cukup banyak menghasilkan nilai ekonomi yang tinggi bagi masyarakat. Selama
empat bulan jumlah sarang yang ditemukan dapat diamati setiap 10 sampai
dengan 15 hari. Pada waktu tersebut biasanya telah terbentuk sarang muda yang
baru. Dalam kurun waktu 10 hari sarang semut tersebut dapat dipanen yang ratarata beratnya sekitar 1 kg/sarang.
Kemampuan dalam pembentukan koloni tersebut tidak terlepas dari faktor
ekologi. Salah satu unsur penunjangnya adalah sumber daya dan unsur peromon.
Sumber daya adalah segala sesuatu yang dikonsumsi oleh organisme, yang dapat
dibedakan atas materi, energi dan ruang. Sumber daya digunakan untuk
menunjukkan suatu faktor abiotik maupun biotik yang diperlukan oleh hewan,
karena tersedianya di lingkungan berkurang apabila telah dimanfaatkan oleh
hewan. Setiap hewan akan bervariasi menurut ruang (tempat) dan waktu. Oleh
karena itu setiap hewan senantiasa berusaha untuk selalu dapat beradaptasi
terhadap setiap perubahan lingkungan tersebut. Dalam penyesuaian diri tersebut
hanya hewan yang mampu beradaptasi dengan lingkungan yang dapat bertahan
hidup, sementara yang tidak mampu beradaptasi akan mati atau beremigrasi
bahkan akan punah (Leonotis, 2012).
Secara ekonomi, maka selama empat bulan penelitian berarti bisa dihasilkan
2 kali panen dalam satu pohon. Keuntungan ekonomis bagi petani atau
perkebunan kelapa sawit, selain dapat menjaga stabilitas lingkungan terhadap
hama ulat. Juga dapat dipanen telur atau larvanya dengan nilai ekonomis yang
cukup tinggi. Selain itu semut rangrang di perkebunan kelapa sawit tersebut dapat
Penelitian AICIS 2013
9. 9
mengganti atau menambah keragaman pada agroekosistem yang telah ada dapat
dilakukan agar musuh alami efektif dan populasinya meningkat (Van Driesche &
Bellows Jr., 1996), dengan cara: 1) Menyediakan inang alternatif dan mangsa
pada saat kelangkaan populasi inang; 2) Menyediakan pakan (tepung sari dan
nektar) parasitoid dewasa dan, 3) Menjaga populasi hama yang dapat diterima
pada waktu tertentu untuk memastikan kelanjutan hidup dari musuh alami
D. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan diskusi dapat disimpulkan beberapa hal bahwa
mosaik sarang semut rangrang (Oecophylla smaragdina) yang didapat bervariasi
dari ukuran yang terbesar (69 cm: 14,2 cm) dan yang terkecil (13 cm: 11 cm)
dengan bentuk sarang seperti segita dengan jumlah ruang rata-rata 2. Dinamika
populasi semut rangrang (Oecophylla smaragdina) juga bervariasi dengan jumlah
populasi terbanyak dalam satu sarang berjumlah 7508 ind/sarang dan paling
sedikit 578 ind/sarang. Banyak sedikitnya populasi yang didapat tergantung dari
mosaik dan ukran sarang yang dipenagruhi oleh faktor ekologi yaitu sumber daya
dan kondisi lingkungan yang baik. Semakin besar populasi semut dalam satu
sarang semakin besar nilai jual ekonomisnya.
E. Ucapan terima kasih
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan memberikan
penghargaan yang sebesar-besarnya kepada Rektor IAIN Raden Fatah Palembang,
Promotor dan Co-Promotor (Prof. Dr. Siti Salmah, Prof. Dr. Dahelmi dan Dr.
Ahsol Hasyim, MS), Direktur CV. PASUMA, Mahasiswa Pend. Biologi (20092010) Fak. Tarbiyah, Panitia AICIS 2013, serta kepada semua pihak yang telah
membantu terlaksananya penelitian ini yang tidak dapat saya sebutkan satu
persatu.
F. Daftar Pustaka
Agosti. D. Majer, D., Alonso L.E., Schultz, TR. 2000. Ants Standard Methods
for Measuring and Monitoring Biodiversity. Washington: Smithsonian
Institution Press.
Altieri MA. 1999. The ecological role of biodiversity in agroecosystems.
Penelitian AICIS 2013
10. 10
Agriculture, Ecosystems and Environment 74:19-31.
Andersen, A. N. 1993. Ants as indicators of restoration success at a uranium
mine in tropical Australia. Restoration Ecology. 1 : 156–167.
Anomius, 2011. Hama Tanaman Kelapa Sawit. Http: // repo sitory. usu.ac.
id/
bitstream /123456789/22733/4/Chapter%20II.pdf . diakses
pada hari kamis, 30 Mei 2013, Pkl. 16 : 00 WIB
Atkins, A. 1992: On the taxonomic changes to lycaenid-associated ants of the
genus Iridomyrmex. Vict. Entomol. 22: 72–73.
Buana dan Siahaan. 2003. Ulat Pemakan Daun Kelapa Sawit. Pertemuan
Teknis kelapa sawit 21. P. 56-77.
Bluthgen, N., Stork, N.E., Fiedler, K., 2004. Bottom-up control and cooccurrence incomplex communities: honeydew and nectar determine a
rainforest antmosaic. Oikos 106, 344–358.
Bolton, B. 1995. A new General Catalouge of the Ants of thee World.
Cambridge Massachussetts: Harvard University Press.
Borror, C.A. Triplehorn and N.F. Johnson. 1992. An Introduction to the Study
of Insect. Philadephia: W.B. Saunders.
Coley, P. D. and Barone, J. A. 1996. Herbivory and plant defenses in tropical
forests. – Annu. Rev. Ecol. Syst. 27: 305–335.
Dirjen Perkebunan. 2007. Pedoman Umum Program revitalisasi Perkebunan
(kelapa sawit, Karet dan kakao). Departemen Pertanian. Jakarta
Gibb, H. 2003: Dominant meat ants affect only their specialist predator in an
epigaeic arthropod community. Oecologia136: 609–615.
Gibb, H.; Hochuli, D. F. 2003: Colonisation by a dominant ant facilitated by
anthropogenic disturbance: effects on ant assemblage composition,
biomass and resource use. Oikos 103: 469–478.
Harlan, I. 2006. Aktivitas Pencarian Makan Dan Pemindahan Larva Semut
Rangrang Oecophylla smaragdina (Formicidae: Hymenoptera). IPB.
Bogor.
Hartley, C.W.S. 1977. The oil palm. Longman, London and New York : ixvii: 1-806.
Haskins, C. P. 1978. Sexual calling behavior in highly primitive ants. Psyche
85: 407-415.
Penelitian AICIS 2013
11. 11
Holway, D.A, Lori Lach, Andrew V. Suarez, Neil D. Tsutsui, Ted Case,
2002. The Causes & Consequences of Ant Invasions. Annual Review:
Ecology Systems. 33:181-233.
Kalshoven, L.G.E. 1981. The Pests of Crops In Indonesia. PT. Ikhtiar Baru
Van Hoeve : Jakarta
Kartasapoetra. 1987. Hama Tanaman Pangan Dan Perkebunan. Bumi
Aksara. Jakarta
Kusnaedi. 2005. Pengendalian Hama Tanpa Pestisida. Penebar Swadaya,
Jakarta.
Leonotis, Amy. 2012. Makalah Ekologi Hewan (Hewan Dan Lingkungan).
http://amybiologi.blogspot.com/2012/03/makalah-ekologi-hewanhewan-dan. html. diakses pada hari sabtu, 18 mei 2013, Pkl. 14 : 00
WIB
Parr CL, Gibb H. 2010. Competition and the role of dominant ants. In:
Lach L, Parr CL, Abbott KL (ed.), Ant Ecology. New York: Oxford
University Press.
Peck S.L, B. Mcquaid, B. And C. L. Campbel. 1998. Using Ant Species
(Hymenoptera: Formicidae) as a Biological Indicator of
Agroecosystem Condition Environ. Entomol. 27(5): 1102-1110
Pracaya. 2002. Hama Dan Penyakit Tanaman . Penebar Swadaya .
Palembang
Way, M.J, and K.C. Khoo. 1992. Role of Ants in Pest-management. Annu.
Rev. Entomol 37: 479-503.
Penelitian AICIS 2013
12. 12
Lampiran
Gambar 1. Sarang Semut Rang-rang (Oecophyla smaragdina).
Gambar 2. Semut jantan
Gambar 3. Semut betina
Gambar 4. Semut ratu
Gambar 5. Telur semut rang-rang
(Oecophyla smaragdina).
Penelitian AICIS 2013