SlideShare a Scribd company logo
 Pengantar
 Penataan Ruang
 Otonomi Daerah
 PartisipasiMasyarakat
Administrasi PembangunanAdministrasi Pembangunan adalah seluruh usaha yang adalah seluruh usaha yang
dilakukan oleh suatu negara bangsa untuk bertumbuh,dilakukan oleh suatu negara bangsa untuk bertumbuh,
berkembang dan berubah secara sadar dan terencana dalamberkembang dan berubah secara sadar dan terencana dalam
semua segi kehidupan dan penghidupan negara bangsa yangsemua segi kehidupan dan penghidupan negara bangsa yang
bersangkutan dalam rangka pencapaian tujuan akhirnya.bersangkutan dalam rangka pencapaian tujuan akhirnya.
Administrasi pembangunanAdministrasi pembangunan merupakan proses pengendalian merupakan proses pengendalian
usaha (administrasi) oleh negara/pemerintah untukusaha (administrasi) oleh negara/pemerintah untuk
merealisirkan pertumbuhan yang direncanakan ke arah suatumerealisirkan pertumbuhan yang direncanakan ke arah suatu
keadaan yang dianggap lebih baikkeadaan yang dianggap lebih baik
 Tata ruangTata ruang atau dalam bahasa  atau dalam bahasa InggrisnyaInggrisnya  LandLand
useuse adalah wujud struktur  adalah wujud struktur ruangruang dan pola ruang disusun dan pola ruang disusun
secara secara nasionalnasional, , regionalregionaldan dan lokallokal..
 Secara nasional disebut Secara nasional disebut 
Rencana Tata Ruang Wilayah NasionalRencana Tata Ruang Wilayah Nasional, yang dijabarkan, yang dijabarkan
ke dalam Rencana Tata Ruang Wilayahke dalam Rencana Tata Ruang WilayahProvinsiProvinsi, dan, dan
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) tersebut perluRencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) tersebut perlu
dijabarkan ke dalam dijabarkan ke dalam Rencana Tata Ruang Wilayah KotaRencana Tata Ruang Wilayah Kota
(RTRWK).(RTRWK).
 Ruang didefinisikan sebagai wadah yang meliputi ruang Ruang didefinisikan sebagai wadah yang meliputi ruang 
daratdarat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di
dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah,dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah,
tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukantempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan
kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya.kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya.
 Tata Ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.Tata Ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.
 Dimensi ruang dan daerah dalam perencanaan
pembangunan adalah perencanaan
pembangunan bagi suatu kota, daerah, ataupun
wilayah. Pendekatan ini memandang kota,
daerah, ataupun wilayah sebagai suatu wujud
bebas yang pengembangannya tidak terikat
dengan kota, daerah, ataupun wilayah yang lain,
sehingga penekanan perencanaannya mengikuti
pola yang lepas dan mandiri
 Pembangunan di daerah merupakan bagian dari
pembangunan nasional. Perencaan
pembangunan daerah, dalam pendekatan ini,
merupakan pola perencanaan pada suatu
jurisdiksi ruang atau wilayah tertentu yang dapat
digunakan sebagai bagian pola pembangunan
nasional.
 Cara pandang yang melihat bahwa
perencanaan pembangunan daerah
adalah instrumen bagi penentuan
alokasi sumber daya pembangunan
dan lokasi kegiatan di daerah yang
telah direncanakan secara terpusat
yang berguna untuk mencegah
terjadinya kesenjangan ekonomi antar
daerah
 Administrasi pembangunan dalam
kaitannya dengan dimensi ruang dan
daerah, harus dapat mencari jawaban
tentang bagaimana pembangunan
dapat tetap menjaga persatuan dan
kesatuan, tetapi dengan memberikan
kewenangan dan tanggung jawab
yang cukup pada daerah dan
masyarakatnya
 Regionalisasi atau perwilayahan
 Ruang, akan tercermin dalam penataan ruang
 Otonomi daerah
 Partisipasi masyarakat dalam pembangunan
 Sebagai implikasi dari dimensi administrasi
dalam pembangunan daerah yang dikaitkan
dengan kemajemukan adalah
dimungkinkannya keragaman dalam
kebijaksanaan
 Globalisasi ekonomi
 Pengangguran
 Tanggung jawab sosial
 Pelestarian lingkungan hidup
 Peningkatan mutu hidup
 Penerapan norma-norma moral dan etika
 Keanekaragaman tenaga kerja
 Pergeseran konfigurasi demografi
 Penguasaan dan pemanfaatan IPTEK
 Tantangan bidang politik
 Penataan ruang diklasifikasikan
berdasarkan sistem, fungsi utama kawasan,
wilayah administratif, kegiatan kawasan,
dan nilai strategis kawasan
 Mengedepankan Pemerintah sebagai
fasilitator dan masyarakat sebagai pelaku
atau stakeholder utama pembangunan.
 Pengembangan potensi yang ada di suatu
daerah harusnya berawal dari bawah
(bottom up) melalui fasilitasi pemerintah
kota/kabupaten untuk kemudian
dipadukan dengan sistem jaringan yang
ada
 Rencana Tata Ruang Wilayah ( RTRW ) Kota adalah hasilRencana Tata Ruang Wilayah ( RTRW ) Kota adalah hasil
perencanaan tata ruang wilayahperencanaan tata ruang wilayah
yang telah ditetapkan dengan peraturanyang telah ditetapkan dengan peraturan
daerahdaerah
 Tata ruang atauTata ruang atau Land useLand use adalah wujud struktur ruang danadalah wujud struktur ruang dan
pola ruang disusun secarapola ruang disusun secara nasional, regionalnasional, regional dan lokal.dan lokal.
Secara nasional disebut Rencana Tata Ruang WilayahSecara nasional disebut Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional, yang dijabarkan ke dalam Rencana Tata RuangNasional, yang dijabarkan ke dalam Rencana Tata Ruang
Wilayah Propinsi, dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Wilayah Propinsi, dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
tersebut perlu dijabarkan ke dalam Rencana Tata Ruangtersebut perlu dijabarkan ke dalam Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota (RTRWK).Wilayah Kota (RTRWK).
 Ruang didefinisikan sebagai wadah yang meliputi ruangRuang didefinisikan sebagai wadah yang meliputi ruang
darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang didarat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di
dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempatdalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat
manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, danmanusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan
memelihara kelangsungan hidupnya.memelihara kelangsungan hidupnya.
 Tata Ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruangTata Ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang
PERENCANAAN
TATA
RUANG
PEMANFAATAN
RUANG
PENGENDALIAN
PEMANFAATAN
RUANG
RPJP
NASIONAL
RPJP
PROPINSI
RPJP
KABUPATEN
RTRW
NASIONAL
RTRW
PROPINSI
RTRW
KABUPATEN
RPJM
NASIONAL
RPJM/RKP
PROPINSI
RPJM/RKP
KABUPATEN
NON SPATIAL SPATIAL
Strategic DevelopmentStrategic Development
FrameworkFramework
RTRWN RTRWP RTRWK
Sistem Perencanaan
Tata Ruang Nasional
Sistem Perencanaan
Tata Ruang Provinsi
Sistem Perencanaan
Tata Ruang Kab/Kota
RTR Pulau,
Kawasan Tertentu,
Kawasan
Perbatasan,
Kawasan Terpencil
Renc. “Detail”
TRWP
RDTR Kab/Kota
RTR Kawasan
Renc. “Teknik”
RWP
RTR
Hirarki
Rencana
Umum TR
Rencana
Detail TR
Rencana
Teknik
Ruang
Operasionalisasi/tingkatkedalaman
Rencana Induk
Jalan
Rencana Induk
SDA
Rencana Induk
Air Bersih
I P Strategis (5 Tahun)I P Strategis (5 Tahun)
P e r w u j u d a n
Pemantauan
RTR – PulauRTR – Pulau
SISTEM NASIONAL
1. Pengemb. Kaw. Prioritas (Kaw.
Tertentu, Perbatasan, Terpencil, dll)
2. Pengemb. Sistem Perkotaan
3. Pengemb. Sistem Prasarana Strategis
4. Pengembangan Sistem Perlindungan
thd. Bencana Alam
Peninjauan
RTR
RTRW NasionalRTRW Nasional
Ditjen Penataan RuangDitjen Penataan Ruang
SektorSektor
Pembangunan
Perkotaan
Pembangunan
Perkotaan
Rencana Induk
Sektor Lain
PereencanaanPemanfaatan
Pengendalian
 Kewenangan yang dimiliki
 Kemampuan sumberdaya (manusia,
alam dan teknologi)
 Demokrasi dan partisipasi lokal
 Kondisi ekonomi, sosial, politik dan
kekuasaan lokal
 Kinerja pembangunan yang berbeda
Pelayanan Publik yang lebih baik:
•Lebih memuaskan kebutuhan lokal
•Lebih fleksibel
•Lebih inovatif
•Murah
•Mobilisasi keunggulan komparatif dari perusahaan lokal dan
sektor non profit lokal
Berbahaya bagi pelayanan publik:
•Deseentralisasi korupsi
•Pengeluaran yang tidak jelas
•Meminta kembali sejumlah fungsi ekonomi dan sosial khusus
dari negara
•Kader lokal tidak akan cukup independen dan tidak cukup
termotivasi untuk mengambil tanggungjawab terhadap
kebijakan yang beresiko
Demokratisasi lokal:
•Mengintegrasikan kebutuhan dan kepentingan masyarakat
•Memberikan kebebasan kepada organisasi sektor ketiga dan
perusahaan lokal untuk bertindak dan mengartikulasikan
pandangan dan kebutuhan mereka
•Sarana pelatihan bagi budaya partisipatif/demokratis,
kapasitas negosiasi dan penyelesaian konflik
•Memberikan sejumlah otonomi dan integrasi politik kepada
minoritas
Politik lokal tetaplah politik:
•Reproduksi / melabel-kan kembali elit lokal
•Masyarakat miskin dapat menjauhkan diri dari upaya
mempromosikan kepentingan mereka
•Politisi lokal dapat saja responsif hanya kepada kebutuhan
lokal dari konstituen mereka saja
•Akuntabiltas dapat berkurang jika pemiliahn lokal tidak dilihat
sebagai sesuatu yang penting dan menghasilkan turnouts yang
rendah
Integrasi Nasional:
•Dapat mencapai distribusi yang lebih setara dari sumberdaya
nasional
•Penyebaran kekuasaan politik secara vertikal
•Kebijakan atau badan perencanaan bersama atau
pelaksanaan tugas bersama
•Keberagaman nasional dapat direalisasikan dalam kesatuan
nasional
Gerakan untuk memisahkan diri:
•Institusionalisasi faksi-faksi berdasarkan garis etnis
•Menghasilkan kebijakan diskriminatif dari partai penguasa
Steinich, 2000, 4
 Otonomi Daerah merupakan
pelaksanaan dari asas Desentralisasi
 Desentralisasi = devolusi (desentralisasi
politik) dan dekonsentrasi (desentralisasi
administratif)
 Desentralisasi = devolusi
 Dekosentrasi merupakan pelimpahan wewenang
pemerintahan dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah
yaitu gubernur sebagai wakil pemerintah dan/atau ke
instansi vertikal di wilayah tertentu. Kewenangan tersebut
hanya sebatas wewenang administrasi, sedangkan
wewenang politik tetap berada di tangan pemerintah
pusat. Dekonsentrasi adalah perpadungan dari sentralisasi
dan desentralisasi. Dasar hukum dekosentrasi diatur dalam
peraturan pemerintah Republik Indonesia No. 39 Tahun 2001
tentang pembagian wilayah dan wewenang yang harus
dijalankan oleh badan-badan dari pemerintah tersebut.
 Tujuan Sistem Dekosentrasi  
Meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam penyelenggaraan
pemerintahan 
 Pengelolaan pembangunan dan peayanan terhadap kepentingan
umum
 Terpeliharanya komunikasi sosial kemasyarakatan dan sosial budaya
dalam sistem administrasi negara
 Adanya kerharmonisan dalam keselarasan pelaksanaan
pembagunan nasional 
 Terpeliharanya keutuhan NKRI
 Contoh Sistem Dekosentrasi 
Kantor pelayanan pajak
 Penyelenggaraan dinas perhubungan
 Penyelenggaraan dinas pekerjaan umum
 Devolusi adalah pelimpahan kekuasaan dari pemerintah
pusat dari suatu negara berdaulat kepada pemerintah
pada tingkat subnasional, seperti tingkat regional, lokal,
ataunegara bagian. Devolusi dapat diberikan terutama
karena alasan keuangan, misalnya melimpahkan
penyusunan anggaran daerah yang sebelumnya dikelola
oleh pemerintah pusat. Namun, kekuatan untuk membuat
undang-undang yang relevan bagi daerah juga dapat
dijadikan alasan pemberian devolusi.
 Kewenangan pemerintah pusat mencakup
 1. kewenangan dalam bidang politik luar negeri,
 2. pertahanan dan keamanan,
 3. peradilan,
 4. moneter dan fiskal,
 5. agama,
 6. serta kewenangan lainnya seperti: kebijakan tentang perencanaan
nasional dan pengendalian pembangunan nasional secara makro,
pendayagunaan sumber daya alam serta teknologi tinggi strategis,
konservasi dan standardisasi nasional. 
 Pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan
pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan
Pemerintah Pusat. Pemerintahan daerah berhak menetapkan peraturan
daerah dan peraturan-peraturan lain untuk melaksanakan otonomi dan
tugas pembantuan. Susunan dan tata cara penyelenggaraan
pemerintahan daerah diatur dalam undang-undang.
 Desentralisasi dan Sentralisasi tidak
bersifat dikotomis  satu rangkaian
kesatuan (continuum)
 Perlu dicari pengaturan pembagian
kerja yang terbaik antara Sentralisasi
ekstrim dengan Desentralisasi ekstrim
 Desentralisasi tidak akan terwujud tanpa
Sentralisasi
Merealisasikan tujuan-tujuan dasar atau nilai-
nilai tertentu dari komunitas politik
Pemerintahan Daerah dilihat sebagai bagian
penting dari struktur pemerintahan
demokratis
Pemindahan beban dalam penyediaan
layanan masyarakat
Mendorong pendidikan politik dan
keterlibatan masyarakat
Memungkinkan kebijaksanaan
pemerintahan lebih sesuai dengan kondisi
wilayah dan masyarakat setempat
Secara ekonomi: peningkatan efisiensi
penyediaan barang dan jasa publik
Secara politik: memperkuat akuntabilitas,
kemapuan politik dan integritas nasional;
kedekatan dengan masyarakat;
mempromosikan kebebasan, kesamaan dan
kesejahteraan; latihan dasar bagi partisipasi
penduduk dan pemimpin politik
Secara sosial: hubungan keberadaan
negara dan perekonomian
 Memunculkan pemikiran sempit dan
separatisme
 Mengancam kesatuan dari kehendak
umum
 Menguatkan kepentingan-kepentingan
yang sempit dan bersifat setempat
(lokalitas)
 Anti kesederajatan
 Dari segi keuangan: berbahaya dilihat dari
aspek redistribusi, stabilisasi, dan alokasi
 Berhak menentukan kebijakan sendiri
yang sesuai dengan aspirasi masyarakat
 Adanya lembaga perwakilan rakyat
Daerah
 Pendapatan sendiri untuk menjalankan
fungsi-fungsi yang telah diserahkan
 Dalam rangka kontrol politik Pusat
 Dalam rangka mengatur perekonomian
 Dalam rangka menetapkan standar
minimum nasional pelayanan Daerah
 Dalam rangka efisiensi administratif
Daerah yang merupakan pre kondisi
bagi partisipasi masyarakat yang efektif
 Sumber daya yang dimiliki:
› Politik
› Keuangan
› Konstitusi Hukum
› Hirarkhi (hanya milik Pusat)
 Kemampuan mengelola sumber daya
 Kerangka kerja (framework) desentralisasi harus terhubung, diantara batas-
batasnya, dimana keuangan lokal dan kewenangan fiskal harus terhubung
dengan tanggung jawab dalam penyediaan pelayanan dan fungsi dari
pemerintah lokal, sehingga politisi lokal dapat menyampaikan janji-janji
mereka dan menanggung beban dari kebijakan yang mereka ambil
 Masyarakat lokal harus diberikan informasi mengenai biaya-biaya
pelayanan dan pilihan-pilihan dalam penyampaian pelayanan serta
sumberdaya pembiayaan dan sumber-sumbernya, sehingga kebijakan yang
mereka buat menjadi berarti. Penganggaran partisipatif seperti yang
dilaksanakan di Porto Alegre, Brazil, merupakan salah satu contoh dalam
upaya menciptakan kondisi ini
 Masyarakat membutuhkan sebuah mekanisme untuk mengekspresikan
preferensi mereka dalam sebuah cara yang dapat mengikat politisi,
sehingga dapat tercipta insentif yang kredibel bagi masyarakat untuk
berpartisipasi
 Seharusnya terdapat sebuah sistem akuntabilitas yang berdasarkan pada
informasi publik dan transparan yang memungkinkan masyarakat untuk
dapat memonitor kinerja pemerintah lokal secara efektif dan untuk dapat
bereaksi secara tepat terhadap kinerja tersebut, sehingga politisi dan
pejabat lokal memiliki insentif untuk responsif
 Instrumen-instrumen desentralisasi—kerangka kerja institusi dan hukum,
struktur tanggungjawab penyampaian layanan, serta sistem fiskal antar
pemerintahan—harus didesain untuk mendukung sasaran politik
Sumber; Litvack &Seddon (eds), 1999, 8
Sumber daya: manusia, keuangan,
infrastruktur dan peralatan, bahan-bahan
Struktur: kestabilan organisasi, hubungan
antar program, aspek legal atau informal
Teknologi: pengetahuan dan tingkah laku
yang dibutuhkan bagi operasional
organisasi dan program
Kepemimpinan: kemampuan untuk
mengubah dan memodifikasi input yang
kritis (faktor dominan)
Pergeseran kekuasaan secara geografis
untuk membuat sejumlah keputusan dalam
lingkup hirarkhi administrasi publik yang
tersentralisasi secara langsung
Digunakan untuk mengurangi lokalisme dan
memaksakan keseragaman pembuatan
keputusan yang berlaku secara nasional
Adanya struktur yang mewakili kepentingan
pusat
Pembuatan keputusan formal dilakukan oleh
pejabat yang ditunjuk Pusat
Adanya “Wilayah Administrasi (WA)” yang
merupakan wilayah kerja dari aparatus
Pusat yang ada di Daerah untuk
melaksanakan kewenangan-kewenangan
Pusat yang telah didelegasikan kepada
pejabat Pusat yang ada di Daerah
 Jenis kewenangan yang di delegasikan
kepada pejabat lapangan adalah
kewenangan birokrasi daripada
kewenangan politik
 Administrator lapangan biasanya
pegawai negeri yang ditempatkan
untuk jangka waktu terbatas sebelum
dipindahkan ke Daerah lain atau Pusat
 Area dibatasi oleh kebutuhan
administratif fungsi-fungsi mereka
 Wilayah Administrasi yang Terfragmentasi
(Fragmented Field Administration): batas-
batas wilayah kerja (yurisdiksi) dari
perangkat departemen di lapangan
(Instansi Vertikal) berbeda menurut
pertimbangan fungsi dan organisasi
departemen induknya. Dalam hal ini tidak
terdapat dalam Wilayah Administrasi
seorang Wakil Pemerintah (Prefektur) untuk
keperluan koordinasi dan kegiatan
pemerintahan umum lainnya  Sistem
Fungsional
 Wilayah Administrasi yang Terintegrasi
(Integrated Field Administration):
mengharuskan terdapatnya
keseragaman batas-batas wilayah kerja
(yurisdiksi) dari berbagai instansi vertikal
atas dasar Wilayah Administrasi serta
adanya Wakil Pemerintah  Sistem
Prefektoral
 Sistem Prefektoral Terintegrasi
(Integrated Prefectoral System): rangkap
jabatannya Wakil Pemerintah yang juga
sebagai Kepala Daerah selain dari
berhimpinya batas Wilayah Administrasi
dengan Daerah Otonom
 Sistem Prefektoral Tidak Terintegrasi
(Unintegrated Prefectoral System): Wakil
Pemerintah berbeda dengan Kepala
Daerah
Kriteria berdasarkan issue (GTZ, 1999):
Kepemerintahan lokal (local governance):
•Akuntabilitas (desentralisasi politik)
•Transparansi dan akses terhadap informasi
•Partisipasi masyarakat (oleh penduduk lokal)
•Pemberdayaan masyarakat sipil
Pemerintah lokal (local government):
•Peran dan fungsi dari setiap tingkatan pemerintahan
(tanggungjawab fungsional; pengaturan antar-pemerintahan
lainnya mengenai pembagian kekuasaan dan tanggungjawab)
•Pembiayaan daerah/pemerintah daerah
•Prosedur perencanaan dan penganggaran
•Pengorganisasian daerah/pemerintah lokal dan pengukuran
kinerjanya
•Tingkatan pengawasan yang lebih tinggi dan
supervisi/kapasitas pengawasan pemerintah lokal
•Sistem peradilan yang efektif dalam hal pencegahan dan
penyelesaian konflik
Indikator Global (OECD, 1999 a, b):
•Penerimaan terhadap prinsip pembagian kekuasaan dan
dalam konstitusi dan undang-undang
•Cakupan geografis dari devolusi
•Persentase pendapatan pemerintah yang dihasilkan oleh
pemerintah lokal
•Persentase pengeluaran pemerintah oleh pemerintah lokal
•Persentase pemerintah lokal menghasilkan pendapatan
secara mandiri (lokal)
•Kecukupan finansial dan sumberdaya manusia untuk institusi
pemerintahan lokal
•Definisi yang jelas dari tugas dan tanggungjawab pusat dan
pemerintah lokal
•Bantuan yang efektif dan independen dari keputusan
pengadilan terhadap konflik
•Penunjukkan administrator lokal yang bertanggungjawab
terhadap institusi yang dipilih secara lokal
•Penyampaian layanan oleh pemerintah lokal secara:
- efektif
- setara
- responsif
- akuntabel
Steinich, 2000, 10
Pemerintah Lokal (local government)
•Finansial dan sumberdaya manusia
•Tugas/tanggungjawab
•Susunan pemerintahan
•Hubungan antar pemerintahan
Pembangunan Lokal (local development)
•Pertumbuhan ekonomi
•Pengentasan kemiskinan
•Kesetaraan (gender)
•Keberlanjutan lingkungan
•(perdamaian)
Kepemerintahan Lokal (local governance)
•Akuntabilitas
•Transparansi
•Partisipasi
•Pemberdayaan
•Ketiadaan korupsi
•Aturan hukum
•Kepuasan pegawai
Kinerja pemerintah lokal (local government
performance)
•Kinerja finansial
•Penyampaian layanan
•Manajemen infrastruktur
•Regulasi konflik
•Manajemen insentif
Steinich, 2000, 11
 Perencanaan Partisipatif – adalah
seperangkat proses dimana kelompokdan
kepentingan yang berbeda terlibat bersama
dalammencapai konsensus pada sebuah
rencana dan implementasinya.
 Perencanaan Partisipatif berarti lebih dari
sekedarpartisipasi publik
 Seringkali pembangunan tidak mencapai
sasaran karena tidak melibatkan rakyat.
 Hal tsb terjadi karena:
› Pembangunan hanya menguntungkan segolongan
kecil masyarakat
› Masyarakat tidak memahami maksud
pembangunan
› Pelaksanaan pembangunan tidak sesuai dengan
pemahaman masyarakat
› Pembangunan dipahami akan menguntungkan
rakyat tapi rakyat tidak dilibatkan
 Oleh karena itu dalam administrasi
pembangunan harus:
› Melibatkan rakyat,
› Harus dipahami maksudnya oleh rakyat
› Harus mengikutsertakan rakyat dalam
pelaksanaannya, dan
› dilaksanakan sesuai dengan maksudnya, secara
jujur, terbuka, dan dapat dipertanggungjawabkan.
 Kini partisipasi masy dalam pembangunan
diwujudkan dalam musyawarah perencanaan
pembangunan
1. Terlibatnya rakyat dalam proses politik untuk arah,
strategi, dan kebijaksanaan pembangunan
2. Meningkatkan artikulasi(kemampuan) masyarakat
dalam pembangunan
3. Partisipasi masyarakat dalam kegiatan nyata yang
konsisten dengan arah, strategi dan
kebijaksanaan pembangunan.
4. Adanya perumusan dan pelaksanaan program-
program partisipatif dalam pembangunan
 Perencanaan pasrtisipatif digunakan salah satunya untuk
mengantisipasi terjadinya perpecahan. Karena mengingat
benbentuk goegrafis Indonesia yang terdiri dari berbagai
pulau, suku, dan bahasa. Perencanaan merupakan sebuah
istilah yangs sangat umum di dunia pemerintahan.
Perencanaan terbagi atas dua jenis yakni perencaan dari
atas (top down) dan perencanaan dari bawah (bottom up).
Negara manapun didunia selalu berupaya memajukan
negaranya dan selalu mengontrol perkembangan
negaranya. Control tersebut dapat dilakukan melalui prisip
manajemen umum yang disebut dengan POAC (planning,
organizing actuating, controlling).
 Dalam sejarah Indonesia, pernah mengalami beberapa masa
pemerintahan. Mulai dari orde lama, orde baru samapai dengan sekarang
era reformasi. Pada masa era orde baru pemerintahan Indonesia bercorak
otoriter. Bila kita mendengar istilah otoriter, terkesan negative. Namun jika
dipahami secara mendalam otoriter juga banyak yang positif. System
perencanaan yang dianut oleh era orde baru cenderung kepada top
down. Berbeda dengan sekarang, yang lebih condong kepada
perencanaan yang bersifat partisipatif (bottom up). Perencanaan semacam
ini bertujuan mewujudkan pembangunan yang didasarkan kepada
kenyataan rill harapan dan kebutuhan masyarakat.
 Perencanaan partisipatif saat ini terdukung dengan adanya otonomi
daerah. Salah satu upaya pemerintah daerah mewujudkan perencanaan
partisipatif adalah dengan Musrenbang. Musrenbang dilaksanakan mulai
dari tingkat kelurahan dan desa sampai dengan tingkat nasional. Namun
demikian masih ada saja beberapa kementrian di pemerintah pusat yang
mempertahankan status quo, dan melaksanakan programnya sendiri tanpa
ada pertimbangan dan partisipasi dari bawah. Contohnya adalah
permasalahan saat ini menganai penanganan ujian nasional.
 Partispasi menurut Mikkelsen :
Biasanya digunakan masyarakat dlam berbagai makna umum diantaranaya :
a.     Partisipasi kontribusi sukarela dari masyarakat dalam suatu proyek
(pembangunan), tetapi tanpa mereka ikut terlibat dalam proses
pengambilan keputusan
b.    Partisipasi adalah proses membuat masyarakat menjadi lebih peka dalam
rangka menerima dan merespon berbagai proyek pembangunan
c.     Partisipasi adalah proses aktif yang bermakna bahwa orang ataupun
kelompok yang sedang ditugaskan mengambil insiatif dan mempunyai
otonomi untuk melakukan itu
d.    Partisipasi merupakan proses menjembatani dialog antar komunitas local
dan pihak penyelenggara proyek dalam rangka.
·         Persiapan
·         Pengimplementasian
·         Pemantauan
·         Pengalokasian staf
 Tujuannya agar dapat memperoleh
informasi tentang konteks social maupun
dampak social terhadap
masyarakat Partisipatif adalah
keterlibatan masyarakat secara sukarela
dalam perubahan yang ditentukan oleh
masyarakat. Keterlibatan masyarakat
dalam upaya pembangunan
lingkungan kehidupan dan diri mereka
sendiri.
 Pemanfaatan lahan pedesaan tidak terlepas dari tujuan dan
ruang lingkup pembangunan pedesaan itu sendiri. tujuan
pembangunan ini sudah mencakup ruang lingkup
pembangunan pedesaan yang apabila dicermati terdapat
beberapa bagian penting yang membutuhkan keterlibatan
masyarakat setempat. Bagian penting keterlibatan
masyarakat ini antara lain berhubungan dengan
pemanfaatan sumberdaya alam, sumberdaya manusia,
kebutuhan akan sarana dan prasarana pedesaan serta
unsur-unsur kelembagaan masyarakat
 Kemampuan masyarakat dalam pelaksanaan proses
perencanaan TGL di atas cukup dikenal sebagai
Perencanaan Partisipatif yang secara umum memiliki tujuan
 pemberdayaan,
 peningkatan kapasitas,
 terwujudnya efektivitas dan efisiensi,
 dan menciptakan dorongan andil masyarakat dalam
pembiayaan.
 Peningkatan kapasitas berorientasi kepada pertumbuhan
kondisi dimana masyarakat dapat belajar sambil bekerja
untuk dirinya sendiri.
 Proyek Pengembangan Hutan Kemasyarakatan adalah
suatu model proyek yang dikembangkan oleh Departemen
Kehutanan dan Kabupaten. Dalam proyek ini, dilakukan
penekanan terhadap pemberdayaan masyarakat dalam
perencanan TGL desa dan pemanfaatan hutan.
 Dalam proyek ini terdapat konsep Tata Guna Lahan Desa
Kesepakatan (TGLDK) yang menyebutkan bahwa TGLDK
adalah hasil perencanaan tata guna lahan secara
partisipatif yang merupakan prodk hukum dimana
masyarakat menyepakati secara partisipatif fungsi lahan
dan pengembangan wilayah desa dan pemerintah
mengakui hak dan kewajiban masyarakat dalam
pengelolaan lahan.
 Alasan dari pemberdayaan TGLDK ini antara lain untuk
menghindari terjadinya tumpang tindih penggunaan
pemanfaatan lahan, pemberian jaminan dari pemerintah
atas hak dan kewajiban serta sanksi penggunaan lahan
dimana masyarakat dibina untuk terlibat dan mengakui
perencanaan lahan. Dari alasan pemberdayaan TGLDK ini
tercermin usaha untuk meningkatkan konsistensi dalam
pelaksanaan dan pengawasan implementasi TGL
antara stakeholder yang paling dominan yaitu pemerintah
dan masyarakat. Hal ini sangat penting guna menghindari
konflik seperti belakangan sering terjadi berkaitan dengan
penguasaan lahan.
 TGLDK ini sama sekali tidak terlepas dari tujuan
pembangunan pedesaan dan dokumen-dokumen
perencanaan daerah lainnya. Hal ini dapat dicermati
melalui penetapan fungsi dan tujuan TGLDK antara lain
berfungsi untuk menjamin pemanfaatan lahan pedesaan,
menjamin keamana penggunaan lahan desa dan bertindak
sebagai pedoman pembangunan desa. Tujuan dari TGLDK
ini antara lain menyusun suatu kesepakatan penggunaan
lahan desa, penjabaran RTRWK ke dalam penggunaan
lahan desa yang lebih rinci dan menciptakan harmonisasi
dalam pembangunan.
 kesinambungan antara perencanaan yang bersifat formal-
normatif melalui jalur birokrasi pemerintahan ke arah
perencanaan yang lebih bersifat merakyat melalui
perencanan partisipatif.
 Legalitas dari perencanaan ini juga didukung oleh
pemerintah daerah melalui pengesahan oleh Bupati dan
adanya pemantauan serta pengendalian oleh instansi
terkait.
 Dalam keseluruhan proses perencanaan dan implementasi
TGLDK, masyarakat juga diikutsertakan serta dibina agar
dapat membuat keputusan yang bertanggung jawab akan
pertumbuhan daerahnya sesuai dengan aspirasi, kebutuhan,
potensi dan kearifan lokal yang dimiliki daerah tersebut.
 disimpulkan bahwa perlu adanya kinerja yang sinergis dan
kemitraan antara stakeholder Tata Guna Lahan Pedesaan
yaitu Masyarakat, Pemerintah dan LSM. Paradigma yang
memandang masyarakat sebagai bagian dari objek
perencanaan harus diubah sebab telah terbukti bahwa
masyarakat juga memiliki kemampuan untuk menelusuri
permasalahan, merumuskan solusi dan mengambil
keputusan. Pemerintah harus mendukung dengan fungsi
regulasinya dibantu LSM yang banyak berperan sebagai
mediator.
Adm pembangunan

More Related Content

What's hot

Administrasi Pembangunan di Indonesia Perencanaan, Penganggaran, dan Pengawasan
Administrasi Pembangunan  di Indonesia Perencanaan, Penganggaran, dan PengawasanAdministrasi Pembangunan  di Indonesia Perencanaan, Penganggaran, dan Pengawasan
Administrasi Pembangunan di Indonesia Perencanaan, Penganggaran, dan Pengawasan
Dadang Solihin
 
Perencanaan Pembangunan berbasis Partisipasi Masyarakat
Perencanaan Pembangunan berbasis Partisipasi MasyarakatPerencanaan Pembangunan berbasis Partisipasi Masyarakat
Perencanaan Pembangunan berbasis Partisipasi Masyarakat
Dadang Solihin
 
Penyusunan Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
Penyusunan Indikator Kinerja Pembangunan DaerahPenyusunan Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
Penyusunan Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
Dadang Solihin
 
Pedoman Penyusunan Sistem Monitoring dan Evaluasi
Pedoman Penyusunan Sistem Monitoring dan EvaluasiPedoman Penyusunan Sistem Monitoring dan Evaluasi
Pedoman Penyusunan Sistem Monitoring dan Evaluasi
Dadang Solihin
 
Monitoring dan Evaluasi Kinerja Pembangunan
Monitoring dan Evaluasi Kinerja PembangunanMonitoring dan Evaluasi Kinerja Pembangunan
Monitoring dan Evaluasi Kinerja Pembangunan
Dadang Solihin
 
Perubahan Paradigma Kepemerintahan
Perubahan Paradigma KepemerintahanPerubahan Paradigma Kepemerintahan
Perubahan Paradigma Kepemerintahan
Dadang Solihin
 
Community Development
Community DevelopmentCommunity Development
Community Development
Dadang Solihin
 
Penyusunan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
Penyusunan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan DaerahPenyusunan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
Penyusunan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
Dadang Solihin
 
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah Daerah
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah DaerahPenyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah Daerah
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah Daerah
Dadang Solihin
 
Optimalisasi Otonomi Daerah -Kebijakan, Strategi dan Upaya
Optimalisasi Otonomi Daerah -Kebijakan, Strategi dan UpayaOptimalisasi Otonomi Daerah -Kebijakan, Strategi dan Upaya
Optimalisasi Otonomi Daerah -Kebijakan, Strategi dan Upaya
Dadang Solihin
 
Mencari Model Sinergi Masyarakat Dalam Membangun Kemandirian Daerah
Mencari Model Sinergi Masyarakat Dalam Membangun Kemandirian DaerahMencari Model Sinergi Masyarakat Dalam Membangun Kemandirian Daerah
Mencari Model Sinergi Masyarakat Dalam Membangun Kemandirian Daerah
Dadang Solihin
 
Pembangunan administrasi dalam rangka administrasi pembangunan kesehatan
Pembangunan administrasi dalam rangka administrasi pembangunan kesehatanPembangunan administrasi dalam rangka administrasi pembangunan kesehatan
Pembangunan administrasi dalam rangka administrasi pembangunan kesehatan
Muhammad Sholeh
 
Penyusunan dan Pencapaian Indikator Kinerja RPJMD dan Renstra SKPD
Penyusunan dan Pencapaian Indikator Kinerja RPJMD dan Renstra SKPDPenyusunan dan Pencapaian Indikator Kinerja RPJMD dan Renstra SKPD
Penyusunan dan Pencapaian Indikator Kinerja RPJMD dan Renstra SKPD
Dadang Solihin
 
Membangun Sistem Monitoring dan Evaluasi di Lingkungan Sekretariat Daerah
Membangun Sistem Monitoring dan Evaluasi di Lingkungan Sekretariat DaerahMembangun Sistem Monitoring dan Evaluasi di Lingkungan Sekretariat Daerah
Membangun Sistem Monitoring dan Evaluasi di Lingkungan Sekretariat Daerah
Dadang Solihin
 
Kesinambungan Perencanaan Pembangunan Daerah Dari RPJPD sampai Renja SKPD
Kesinambungan Perencanaan Pembangunan Daerah Dari RPJPD sampai Renja SKPDKesinambungan Perencanaan Pembangunan Daerah Dari RPJPD sampai Renja SKPD
Kesinambungan Perencanaan Pembangunan Daerah Dari RPJPD sampai Renja SKPD
Dadang Solihin
 
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Peraturan Presiden No 2/2015
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Peraturan Presiden No 2/2015Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Peraturan Presiden No 2/2015
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Peraturan Presiden No 2/2015
Dadang Solihin
 
Perencanaan Pembangunan Partisipatif
Perencanaan Pembangunan PartisipatifPerencanaan Pembangunan Partisipatif
Perencanaan Pembangunan PartisipatifBagus ardian
 
Format Hubungan dan Kerjasama Pemerintah, Media, serta Private Sector dengan ...
Format Hubungan dan Kerjasama Pemerintah, Media, serta Private Sector dengan ...Format Hubungan dan Kerjasama Pemerintah, Media, serta Private Sector dengan ...
Format Hubungan dan Kerjasama Pemerintah, Media, serta Private Sector dengan ...
Dadang Solihin
 
OPTIMALISASI OTONOMI DAERAH: Kebijakan, Strategi, dan Upaya
OPTIMALISASI OTONOMI DAERAH: Kebijakan, Strategi, dan UpayaOPTIMALISASI OTONOMI DAERAH: Kebijakan, Strategi, dan Upaya
OPTIMALISASI OTONOMI DAERAH: Kebijakan, Strategi, dan Upaya
Dadang Solihin
 
Strategi Percepatan Pembangunan Daerah dalam Penyusunan RPJPD, RPJMD, dan RKPD
Strategi Percepatan Pembangunan Daerah dalam Penyusunan RPJPD, RPJMD, dan RKPD Strategi Percepatan Pembangunan Daerah dalam Penyusunan RPJPD, RPJMD, dan RKPD
Strategi Percepatan Pembangunan Daerah dalam Penyusunan RPJPD, RPJMD, dan RKPD
Dadang Solihin
 

What's hot (20)

Administrasi Pembangunan di Indonesia Perencanaan, Penganggaran, dan Pengawasan
Administrasi Pembangunan  di Indonesia Perencanaan, Penganggaran, dan PengawasanAdministrasi Pembangunan  di Indonesia Perencanaan, Penganggaran, dan Pengawasan
Administrasi Pembangunan di Indonesia Perencanaan, Penganggaran, dan Pengawasan
 
Perencanaan Pembangunan berbasis Partisipasi Masyarakat
Perencanaan Pembangunan berbasis Partisipasi MasyarakatPerencanaan Pembangunan berbasis Partisipasi Masyarakat
Perencanaan Pembangunan berbasis Partisipasi Masyarakat
 
Penyusunan Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
Penyusunan Indikator Kinerja Pembangunan DaerahPenyusunan Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
Penyusunan Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
 
Pedoman Penyusunan Sistem Monitoring dan Evaluasi
Pedoman Penyusunan Sistem Monitoring dan EvaluasiPedoman Penyusunan Sistem Monitoring dan Evaluasi
Pedoman Penyusunan Sistem Monitoring dan Evaluasi
 
Monitoring dan Evaluasi Kinerja Pembangunan
Monitoring dan Evaluasi Kinerja PembangunanMonitoring dan Evaluasi Kinerja Pembangunan
Monitoring dan Evaluasi Kinerja Pembangunan
 
Perubahan Paradigma Kepemerintahan
Perubahan Paradigma KepemerintahanPerubahan Paradigma Kepemerintahan
Perubahan Paradigma Kepemerintahan
 
Community Development
Community DevelopmentCommunity Development
Community Development
 
Penyusunan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
Penyusunan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan DaerahPenyusunan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
Penyusunan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
 
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah Daerah
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah DaerahPenyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah Daerah
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah Daerah
 
Optimalisasi Otonomi Daerah -Kebijakan, Strategi dan Upaya
Optimalisasi Otonomi Daerah -Kebijakan, Strategi dan UpayaOptimalisasi Otonomi Daerah -Kebijakan, Strategi dan Upaya
Optimalisasi Otonomi Daerah -Kebijakan, Strategi dan Upaya
 
Mencari Model Sinergi Masyarakat Dalam Membangun Kemandirian Daerah
Mencari Model Sinergi Masyarakat Dalam Membangun Kemandirian DaerahMencari Model Sinergi Masyarakat Dalam Membangun Kemandirian Daerah
Mencari Model Sinergi Masyarakat Dalam Membangun Kemandirian Daerah
 
Pembangunan administrasi dalam rangka administrasi pembangunan kesehatan
Pembangunan administrasi dalam rangka administrasi pembangunan kesehatanPembangunan administrasi dalam rangka administrasi pembangunan kesehatan
Pembangunan administrasi dalam rangka administrasi pembangunan kesehatan
 
Penyusunan dan Pencapaian Indikator Kinerja RPJMD dan Renstra SKPD
Penyusunan dan Pencapaian Indikator Kinerja RPJMD dan Renstra SKPDPenyusunan dan Pencapaian Indikator Kinerja RPJMD dan Renstra SKPD
Penyusunan dan Pencapaian Indikator Kinerja RPJMD dan Renstra SKPD
 
Membangun Sistem Monitoring dan Evaluasi di Lingkungan Sekretariat Daerah
Membangun Sistem Monitoring dan Evaluasi di Lingkungan Sekretariat DaerahMembangun Sistem Monitoring dan Evaluasi di Lingkungan Sekretariat Daerah
Membangun Sistem Monitoring dan Evaluasi di Lingkungan Sekretariat Daerah
 
Kesinambungan Perencanaan Pembangunan Daerah Dari RPJPD sampai Renja SKPD
Kesinambungan Perencanaan Pembangunan Daerah Dari RPJPD sampai Renja SKPDKesinambungan Perencanaan Pembangunan Daerah Dari RPJPD sampai Renja SKPD
Kesinambungan Perencanaan Pembangunan Daerah Dari RPJPD sampai Renja SKPD
 
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Peraturan Presiden No 2/2015
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Peraturan Presiden No 2/2015Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Peraturan Presiden No 2/2015
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Peraturan Presiden No 2/2015
 
Perencanaan Pembangunan Partisipatif
Perencanaan Pembangunan PartisipatifPerencanaan Pembangunan Partisipatif
Perencanaan Pembangunan Partisipatif
 
Format Hubungan dan Kerjasama Pemerintah, Media, serta Private Sector dengan ...
Format Hubungan dan Kerjasama Pemerintah, Media, serta Private Sector dengan ...Format Hubungan dan Kerjasama Pemerintah, Media, serta Private Sector dengan ...
Format Hubungan dan Kerjasama Pemerintah, Media, serta Private Sector dengan ...
 
OPTIMALISASI OTONOMI DAERAH: Kebijakan, Strategi, dan Upaya
OPTIMALISASI OTONOMI DAERAH: Kebijakan, Strategi, dan UpayaOPTIMALISASI OTONOMI DAERAH: Kebijakan, Strategi, dan Upaya
OPTIMALISASI OTONOMI DAERAH: Kebijakan, Strategi, dan Upaya
 
Strategi Percepatan Pembangunan Daerah dalam Penyusunan RPJPD, RPJMD, dan RKPD
Strategi Percepatan Pembangunan Daerah dalam Penyusunan RPJPD, RPJMD, dan RKPD Strategi Percepatan Pembangunan Daerah dalam Penyusunan RPJPD, RPJMD, dan RKPD
Strategi Percepatan Pembangunan Daerah dalam Penyusunan RPJPD, RPJMD, dan RKPD
 

Similar to Adm pembangunan

Modul 5 kb 1
Modul 5 kb 1Modul 5 kb 1
Modul 5 kb 1
Uwes Chaeruman
 
Perencanaan Partisipatif
Perencanaan PartisipatifPerencanaan Partisipatif
Perencanaan Partisipatif
PSEKP - UGM
 
PPT M.RIDHO TEORI PEMBANGUNAN.pdf
PPT M.RIDHO TEORI PEMBANGUNAN.pdfPPT M.RIDHO TEORI PEMBANGUNAN.pdf
PPT M.RIDHO TEORI PEMBANGUNAN.pdf
MuhammadRidhoDwiPutr
 
PPT Ekonomi Regional Kelompok 6.pptx
PPT Ekonomi Regional Kelompok 6.pptxPPT Ekonomi Regional Kelompok 6.pptx
PPT Ekonomi Regional Kelompok 6.pptx
AnggiatTampubolon1
 
Mahfudzathul M ( Perencanaan Pembangunan ).pptx
Mahfudzathul M ( Perencanaan Pembangunan ).pptxMahfudzathul M ( Perencanaan Pembangunan ).pptx
Mahfudzathul M ( Perencanaan Pembangunan ).pptx
mahfudzathulmaulidia1
 
Ppt kd 3.1 konsep wilayah dan tata ruang
Ppt kd 3.1  konsep wilayah dan tata ruangPpt kd 3.1  konsep wilayah dan tata ruang
Ppt kd 3.1 konsep wilayah dan tata ruang
Rahmat261158
 
PPT KD 3.1 KONSEP WILAYAH DAN TATA RUANG (1).pdf
PPT KD 3.1  KONSEP WILAYAH DAN TATA RUANG (1).pdfPPT KD 3.1  KONSEP WILAYAH DAN TATA RUANG (1).pdf
PPT KD 3.1 KONSEP WILAYAH DAN TATA RUANG (1).pdf
irkhamarkhanuljamil
 
Persentasi tasik
Persentasi tasikPersentasi tasik
Persentasi tasik
Andiyasa
 
Makalah perencanaan pembangunan tentang partisipasi masyarakat dalam perencan...
Makalah perencanaan pembangunan tentang partisipasi masyarakat dalam perencan...Makalah perencanaan pembangunan tentang partisipasi masyarakat dalam perencan...
Makalah perencanaan pembangunan tentang partisipasi masyarakat dalam perencan...
DIANTO IRAWAN
 
Sita Gusmiati (21102042) Presentasi Teori Pembangunan.pptx
Sita Gusmiati (21102042) Presentasi Teori Pembangunan.pptxSita Gusmiati (21102042) Presentasi Teori Pembangunan.pptx
Sita Gusmiati (21102042) Presentasi Teori Pembangunan.pptx
SitaGusmiati
 
Tugas Teknologi Informasi Pemerintahan _Surya Delima 20102016 Ilmu Pemerintah...
Tugas Teknologi Informasi Pemerintahan _Surya Delima 20102016 Ilmu Pemerintah...Tugas Teknologi Informasi Pemerintahan _Surya Delima 20102016 Ilmu Pemerintah...
Tugas Teknologi Informasi Pemerintahan _Surya Delima 20102016 Ilmu Pemerintah...
Surya Delima
 
Bab I
Bab IBab I
paras candika muliansyah (16102123)
paras candika muliansyah (16102123)paras candika muliansyah (16102123)
paras candika muliansyah (16102123)
parascandikamuliansy
 
Makalah perencanaan pembangunan 2
Makalah perencanaan pembangunan 2Makalah perencanaan pembangunan 2
Makalah perencanaan pembangunan 2
Operator Warnet Vast Raha
 
30769259 pembangunan-daerah
30769259 pembangunan-daerah30769259 pembangunan-daerah
30769259 pembangunan-daerah
Operator Warnet Vast Raha
 
Pengukuran Perkembangan Kawasan Perdesaan
Pengukuran Perkembangan Kawasan PerdesaanPengukuran Perkembangan Kawasan Perdesaan
Pengukuran Perkembangan Kawasan Perdesaan
Sugeng Budiharsono
 
Administrasi Keuangan Negara.ppt
Administrasi Keuangan Negara.pptAdministrasi Keuangan Negara.ppt
Administrasi Keuangan Negara.ppt
RozaryNurIman
 
Materi PEMBINAAN pengurus Rukun Tetangga_2021.pdf
Materi PEMBINAAN pengurus Rukun Tetangga_2021.pdfMateri PEMBINAAN pengurus Rukun Tetangga_2021.pdf
Materi PEMBINAAN pengurus Rukun Tetangga_2021.pdf
KhairuddinataKhairud1
 
Paper rpp-desa
Paper rpp-desaPaper rpp-desa
Paper rpp-desa
Satrio Prasetya
 

Similar to Adm pembangunan (20)

Modul 5 kb 1
Modul 5 kb 1Modul 5 kb 1
Modul 5 kb 1
 
Perencanaan Partisipatif
Perencanaan PartisipatifPerencanaan Partisipatif
Perencanaan Partisipatif
 
PPT M.RIDHO TEORI PEMBANGUNAN.pdf
PPT M.RIDHO TEORI PEMBANGUNAN.pdfPPT M.RIDHO TEORI PEMBANGUNAN.pdf
PPT M.RIDHO TEORI PEMBANGUNAN.pdf
 
PPT Ekonomi Regional Kelompok 6.pptx
PPT Ekonomi Regional Kelompok 6.pptxPPT Ekonomi Regional Kelompok 6.pptx
PPT Ekonomi Regional Kelompok 6.pptx
 
Mahfudzathul M ( Perencanaan Pembangunan ).pptx
Mahfudzathul M ( Perencanaan Pembangunan ).pptxMahfudzathul M ( Perencanaan Pembangunan ).pptx
Mahfudzathul M ( Perencanaan Pembangunan ).pptx
 
Ppt kd 3.1 konsep wilayah dan tata ruang
Ppt kd 3.1  konsep wilayah dan tata ruangPpt kd 3.1  konsep wilayah dan tata ruang
Ppt kd 3.1 konsep wilayah dan tata ruang
 
PPT KD 3.1 KONSEP WILAYAH DAN TATA RUANG (1).pdf
PPT KD 3.1  KONSEP WILAYAH DAN TATA RUANG (1).pdfPPT KD 3.1  KONSEP WILAYAH DAN TATA RUANG (1).pdf
PPT KD 3.1 KONSEP WILAYAH DAN TATA RUANG (1).pdf
 
Persentasi tasik
Persentasi tasikPersentasi tasik
Persentasi tasik
 
Makalah perencanaan pembangunan tentang partisipasi masyarakat dalam perencan...
Makalah perencanaan pembangunan tentang partisipasi masyarakat dalam perencan...Makalah perencanaan pembangunan tentang partisipasi masyarakat dalam perencan...
Makalah perencanaan pembangunan tentang partisipasi masyarakat dalam perencan...
 
Sita Gusmiati (21102042) Presentasi Teori Pembangunan.pptx
Sita Gusmiati (21102042) Presentasi Teori Pembangunan.pptxSita Gusmiati (21102042) Presentasi Teori Pembangunan.pptx
Sita Gusmiati (21102042) Presentasi Teori Pembangunan.pptx
 
Tugas Teknologi Informasi Pemerintahan _Surya Delima 20102016 Ilmu Pemerintah...
Tugas Teknologi Informasi Pemerintahan _Surya Delima 20102016 Ilmu Pemerintah...Tugas Teknologi Informasi Pemerintahan _Surya Delima 20102016 Ilmu Pemerintah...
Tugas Teknologi Informasi Pemerintahan _Surya Delima 20102016 Ilmu Pemerintah...
 
Bab I
Bab IBab I
Bab I
 
paras candika muliansyah (16102123)
paras candika muliansyah (16102123)paras candika muliansyah (16102123)
paras candika muliansyah (16102123)
 
Makalah perencanaan pembangunan 2
Makalah perencanaan pembangunan 2Makalah perencanaan pembangunan 2
Makalah perencanaan pembangunan 2
 
30769259 pembangunan-daerah
30769259 pembangunan-daerah30769259 pembangunan-daerah
30769259 pembangunan-daerah
 
30769259 pembangunan-daerah
30769259 pembangunan-daerah30769259 pembangunan-daerah
30769259 pembangunan-daerah
 
Pengukuran Perkembangan Kawasan Perdesaan
Pengukuran Perkembangan Kawasan PerdesaanPengukuran Perkembangan Kawasan Perdesaan
Pengukuran Perkembangan Kawasan Perdesaan
 
Administrasi Keuangan Negara.ppt
Administrasi Keuangan Negara.pptAdministrasi Keuangan Negara.ppt
Administrasi Keuangan Negara.ppt
 
Materi PEMBINAAN pengurus Rukun Tetangga_2021.pdf
Materi PEMBINAAN pengurus Rukun Tetangga_2021.pdfMateri PEMBINAAN pengurus Rukun Tetangga_2021.pdf
Materi PEMBINAAN pengurus Rukun Tetangga_2021.pdf
 
Paper rpp-desa
Paper rpp-desaPaper rpp-desa
Paper rpp-desa
 

Recently uploaded

Berita Resmi Statistik materi-brs-2023-10-16.pdf
Berita Resmi Statistik materi-brs-2023-10-16.pdfBerita Resmi Statistik materi-brs-2023-10-16.pdf
Berita Resmi Statistik materi-brs-2023-10-16.pdf
DenniPratama2
 
slip gaji karyawan contoh slip gaji karyawan contoh
slip gaji karyawan contoh slip gaji karyawan contohslip gaji karyawan contoh slip gaji karyawan contoh
slip gaji karyawan contoh slip gaji karyawan contoh
projecttomarss
 
CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdf
CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdfCERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdf
CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdf
Zainul Ulum
 
Rencana Moderasi Lokakarya dua prgram guru penggerakk
Rencana Moderasi Lokakarya dua prgram guru penggerakkRencana Moderasi Lokakarya dua prgram guru penggerakk
Rencana Moderasi Lokakarya dua prgram guru penggerakk
DwiSuprianto2
 
Rapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptx
Rapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptxRapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptx
Rapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptx
ApriyandiIyan1
 
PPT SOSIALISASI DBHCHT Gempur Rokok Ilegal.pdf
PPT SOSIALISASI DBHCHT Gempur Rokok Ilegal.pdfPPT SOSIALISASI DBHCHT Gempur Rokok Ilegal.pdf
PPT SOSIALISASI DBHCHT Gempur Rokok Ilegal.pdf
adminguntur
 

Recently uploaded (6)

Berita Resmi Statistik materi-brs-2023-10-16.pdf
Berita Resmi Statistik materi-brs-2023-10-16.pdfBerita Resmi Statistik materi-brs-2023-10-16.pdf
Berita Resmi Statistik materi-brs-2023-10-16.pdf
 
slip gaji karyawan contoh slip gaji karyawan contoh
slip gaji karyawan contoh slip gaji karyawan contohslip gaji karyawan contoh slip gaji karyawan contoh
slip gaji karyawan contoh slip gaji karyawan contoh
 
CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdf
CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdfCERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdf
CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdf
 
Rencana Moderasi Lokakarya dua prgram guru penggerakk
Rencana Moderasi Lokakarya dua prgram guru penggerakkRencana Moderasi Lokakarya dua prgram guru penggerakk
Rencana Moderasi Lokakarya dua prgram guru penggerakk
 
Rapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptx
Rapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptxRapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptx
Rapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptx
 
PPT SOSIALISASI DBHCHT Gempur Rokok Ilegal.pdf
PPT SOSIALISASI DBHCHT Gempur Rokok Ilegal.pdfPPT SOSIALISASI DBHCHT Gempur Rokok Ilegal.pdf
PPT SOSIALISASI DBHCHT Gempur Rokok Ilegal.pdf
 

Adm pembangunan

  • 1.
  • 2.  Pengantar  Penataan Ruang  Otonomi Daerah  PartisipasiMasyarakat
  • 3. Administrasi PembangunanAdministrasi Pembangunan adalah seluruh usaha yang adalah seluruh usaha yang dilakukan oleh suatu negara bangsa untuk bertumbuh,dilakukan oleh suatu negara bangsa untuk bertumbuh, berkembang dan berubah secara sadar dan terencana dalamberkembang dan berubah secara sadar dan terencana dalam semua segi kehidupan dan penghidupan negara bangsa yangsemua segi kehidupan dan penghidupan negara bangsa yang bersangkutan dalam rangka pencapaian tujuan akhirnya.bersangkutan dalam rangka pencapaian tujuan akhirnya. Administrasi pembangunanAdministrasi pembangunan merupakan proses pengendalian merupakan proses pengendalian usaha (administrasi) oleh negara/pemerintah untukusaha (administrasi) oleh negara/pemerintah untuk merealisirkan pertumbuhan yang direncanakan ke arah suatumerealisirkan pertumbuhan yang direncanakan ke arah suatu keadaan yang dianggap lebih baikkeadaan yang dianggap lebih baik
  • 4.  Tata ruangTata ruang atau dalam bahasa  atau dalam bahasa InggrisnyaInggrisnya  LandLand useuse adalah wujud struktur  adalah wujud struktur ruangruang dan pola ruang disusun dan pola ruang disusun secara secara nasionalnasional, , regionalregionaldan dan lokallokal..  Secara nasional disebut Secara nasional disebut  Rencana Tata Ruang Wilayah NasionalRencana Tata Ruang Wilayah Nasional, yang dijabarkan, yang dijabarkan ke dalam Rencana Tata Ruang Wilayahke dalam Rencana Tata Ruang WilayahProvinsiProvinsi, dan, dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) tersebut perluRencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) tersebut perlu dijabarkan ke dalam dijabarkan ke dalam Rencana Tata Ruang Wilayah KotaRencana Tata Ruang Wilayah Kota (RTRWK).(RTRWK).  Ruang didefinisikan sebagai wadah yang meliputi ruang Ruang didefinisikan sebagai wadah yang meliputi ruang  daratdarat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah,dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukantempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya.kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya.  Tata Ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.Tata Ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.
  • 5.  Dimensi ruang dan daerah dalam perencanaan pembangunan adalah perencanaan pembangunan bagi suatu kota, daerah, ataupun wilayah. Pendekatan ini memandang kota, daerah, ataupun wilayah sebagai suatu wujud bebas yang pengembangannya tidak terikat dengan kota, daerah, ataupun wilayah yang lain, sehingga penekanan perencanaannya mengikuti pola yang lepas dan mandiri  Pembangunan di daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional. Perencaan pembangunan daerah, dalam pendekatan ini, merupakan pola perencanaan pada suatu jurisdiksi ruang atau wilayah tertentu yang dapat digunakan sebagai bagian pola pembangunan nasional.
  • 6.  Cara pandang yang melihat bahwa perencanaan pembangunan daerah adalah instrumen bagi penentuan alokasi sumber daya pembangunan dan lokasi kegiatan di daerah yang telah direncanakan secara terpusat yang berguna untuk mencegah terjadinya kesenjangan ekonomi antar daerah
  • 7.  Administrasi pembangunan dalam kaitannya dengan dimensi ruang dan daerah, harus dapat mencari jawaban tentang bagaimana pembangunan dapat tetap menjaga persatuan dan kesatuan, tetapi dengan memberikan kewenangan dan tanggung jawab yang cukup pada daerah dan masyarakatnya
  • 8.  Regionalisasi atau perwilayahan  Ruang, akan tercermin dalam penataan ruang  Otonomi daerah  Partisipasi masyarakat dalam pembangunan  Sebagai implikasi dari dimensi administrasi dalam pembangunan daerah yang dikaitkan dengan kemajemukan adalah dimungkinkannya keragaman dalam kebijaksanaan
  • 9.  Globalisasi ekonomi  Pengangguran  Tanggung jawab sosial  Pelestarian lingkungan hidup  Peningkatan mutu hidup  Penerapan norma-norma moral dan etika  Keanekaragaman tenaga kerja  Pergeseran konfigurasi demografi  Penguasaan dan pemanfaatan IPTEK  Tantangan bidang politik
  • 10.
  • 11.  Penataan ruang diklasifikasikan berdasarkan sistem, fungsi utama kawasan, wilayah administratif, kegiatan kawasan, dan nilai strategis kawasan  Mengedepankan Pemerintah sebagai fasilitator dan masyarakat sebagai pelaku atau stakeholder utama pembangunan.  Pengembangan potensi yang ada di suatu daerah harusnya berawal dari bawah (bottom up) melalui fasilitasi pemerintah kota/kabupaten untuk kemudian dipadukan dengan sistem jaringan yang ada
  • 12.  Rencana Tata Ruang Wilayah ( RTRW ) Kota adalah hasilRencana Tata Ruang Wilayah ( RTRW ) Kota adalah hasil perencanaan tata ruang wilayahperencanaan tata ruang wilayah yang telah ditetapkan dengan peraturanyang telah ditetapkan dengan peraturan daerahdaerah  Tata ruang atauTata ruang atau Land useLand use adalah wujud struktur ruang danadalah wujud struktur ruang dan pola ruang disusun secarapola ruang disusun secara nasional, regionalnasional, regional dan lokal.dan lokal. Secara nasional disebut Rencana Tata Ruang WilayahSecara nasional disebut Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, yang dijabarkan ke dalam Rencana Tata RuangNasional, yang dijabarkan ke dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi, dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Wilayah Propinsi, dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) tersebut perlu dijabarkan ke dalam Rencana Tata Ruangtersebut perlu dijabarkan ke dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota (RTRWK).Wilayah Kota (RTRWK).  Ruang didefinisikan sebagai wadah yang meliputi ruangRuang didefinisikan sebagai wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang didarat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempatdalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, danmanusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya.memelihara kelangsungan hidupnya.  Tata Ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruangTata Ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang
  • 15. Strategic DevelopmentStrategic Development FrameworkFramework RTRWN RTRWP RTRWK Sistem Perencanaan Tata Ruang Nasional Sistem Perencanaan Tata Ruang Provinsi Sistem Perencanaan Tata Ruang Kab/Kota RTR Pulau, Kawasan Tertentu, Kawasan Perbatasan, Kawasan Terpencil Renc. “Detail” TRWP RDTR Kab/Kota RTR Kawasan Renc. “Teknik” RWP RTR Hirarki Rencana Umum TR Rencana Detail TR Rencana Teknik Ruang Operasionalisasi/tingkatkedalaman
  • 16. Rencana Induk Jalan Rencana Induk SDA Rencana Induk Air Bersih I P Strategis (5 Tahun)I P Strategis (5 Tahun) P e r w u j u d a n Pemantauan RTR – PulauRTR – Pulau SISTEM NASIONAL 1. Pengemb. Kaw. Prioritas (Kaw. Tertentu, Perbatasan, Terpencil, dll) 2. Pengemb. Sistem Perkotaan 3. Pengemb. Sistem Prasarana Strategis 4. Pengembangan Sistem Perlindungan thd. Bencana Alam Peninjauan RTR RTRW NasionalRTRW Nasional Ditjen Penataan RuangDitjen Penataan Ruang SektorSektor Pembangunan Perkotaan Pembangunan Perkotaan Rencana Induk Sektor Lain PereencanaanPemanfaatan Pengendalian
  • 17.
  • 18.  Kewenangan yang dimiliki  Kemampuan sumberdaya (manusia, alam dan teknologi)  Demokrasi dan partisipasi lokal  Kondisi ekonomi, sosial, politik dan kekuasaan lokal  Kinerja pembangunan yang berbeda
  • 19. Pelayanan Publik yang lebih baik: •Lebih memuaskan kebutuhan lokal •Lebih fleksibel •Lebih inovatif •Murah •Mobilisasi keunggulan komparatif dari perusahaan lokal dan sektor non profit lokal Berbahaya bagi pelayanan publik: •Deseentralisasi korupsi •Pengeluaran yang tidak jelas •Meminta kembali sejumlah fungsi ekonomi dan sosial khusus dari negara •Kader lokal tidak akan cukup independen dan tidak cukup termotivasi untuk mengambil tanggungjawab terhadap kebijakan yang beresiko Demokratisasi lokal: •Mengintegrasikan kebutuhan dan kepentingan masyarakat •Memberikan kebebasan kepada organisasi sektor ketiga dan perusahaan lokal untuk bertindak dan mengartikulasikan pandangan dan kebutuhan mereka •Sarana pelatihan bagi budaya partisipatif/demokratis, kapasitas negosiasi dan penyelesaian konflik •Memberikan sejumlah otonomi dan integrasi politik kepada minoritas Politik lokal tetaplah politik: •Reproduksi / melabel-kan kembali elit lokal •Masyarakat miskin dapat menjauhkan diri dari upaya mempromosikan kepentingan mereka •Politisi lokal dapat saja responsif hanya kepada kebutuhan lokal dari konstituen mereka saja •Akuntabiltas dapat berkurang jika pemiliahn lokal tidak dilihat sebagai sesuatu yang penting dan menghasilkan turnouts yang rendah Integrasi Nasional: •Dapat mencapai distribusi yang lebih setara dari sumberdaya nasional •Penyebaran kekuasaan politik secara vertikal •Kebijakan atau badan perencanaan bersama atau pelaksanaan tugas bersama •Keberagaman nasional dapat direalisasikan dalam kesatuan nasional Gerakan untuk memisahkan diri: •Institusionalisasi faksi-faksi berdasarkan garis etnis •Menghasilkan kebijakan diskriminatif dari partai penguasa Steinich, 2000, 4
  • 20.  Otonomi Daerah merupakan pelaksanaan dari asas Desentralisasi  Desentralisasi = devolusi (desentralisasi politik) dan dekonsentrasi (desentralisasi administratif)  Desentralisasi = devolusi
  • 21.  Dekosentrasi merupakan pelimpahan wewenang pemerintahan dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah yaitu gubernur sebagai wakil pemerintah dan/atau ke instansi vertikal di wilayah tertentu. Kewenangan tersebut hanya sebatas wewenang administrasi, sedangkan wewenang politik tetap berada di tangan pemerintah pusat. Dekonsentrasi adalah perpadungan dari sentralisasi dan desentralisasi. Dasar hukum dekosentrasi diatur dalam peraturan pemerintah Republik Indonesia No. 39 Tahun 2001 tentang pembagian wilayah dan wewenang yang harus dijalankan oleh badan-badan dari pemerintah tersebut.
  • 22.  Tujuan Sistem Dekosentrasi   Meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam penyelenggaraan pemerintahan   Pengelolaan pembangunan dan peayanan terhadap kepentingan umum  Terpeliharanya komunikasi sosial kemasyarakatan dan sosial budaya dalam sistem administrasi negara  Adanya kerharmonisan dalam keselarasan pelaksanaan pembagunan nasional   Terpeliharanya keutuhan NKRI  Contoh Sistem Dekosentrasi  Kantor pelayanan pajak  Penyelenggaraan dinas perhubungan  Penyelenggaraan dinas pekerjaan umum
  • 23.  Devolusi adalah pelimpahan kekuasaan dari pemerintah pusat dari suatu negara berdaulat kepada pemerintah pada tingkat subnasional, seperti tingkat regional, lokal, ataunegara bagian. Devolusi dapat diberikan terutama karena alasan keuangan, misalnya melimpahkan penyusunan anggaran daerah yang sebelumnya dikelola oleh pemerintah pusat. Namun, kekuatan untuk membuat undang-undang yang relevan bagi daerah juga dapat dijadikan alasan pemberian devolusi.
  • 24.  Kewenangan pemerintah pusat mencakup  1. kewenangan dalam bidang politik luar negeri,  2. pertahanan dan keamanan,  3. peradilan,  4. moneter dan fiskal,  5. agama,  6. serta kewenangan lainnya seperti: kebijakan tentang perencanaan nasional dan pengendalian pembangunan nasional secara makro, pendayagunaan sumber daya alam serta teknologi tinggi strategis, konservasi dan standardisasi nasional.   Pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan Pemerintah Pusat. Pemerintahan daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan-peraturan lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan. Susunan dan tata cara penyelenggaraan pemerintahan daerah diatur dalam undang-undang.
  • 25.  Desentralisasi dan Sentralisasi tidak bersifat dikotomis  satu rangkaian kesatuan (continuum)  Perlu dicari pengaturan pembagian kerja yang terbaik antara Sentralisasi ekstrim dengan Desentralisasi ekstrim  Desentralisasi tidak akan terwujud tanpa Sentralisasi
  • 26. Merealisasikan tujuan-tujuan dasar atau nilai- nilai tertentu dari komunitas politik Pemerintahan Daerah dilihat sebagai bagian penting dari struktur pemerintahan demokratis Pemindahan beban dalam penyediaan layanan masyarakat Mendorong pendidikan politik dan keterlibatan masyarakat Memungkinkan kebijaksanaan pemerintahan lebih sesuai dengan kondisi wilayah dan masyarakat setempat
  • 27. Secara ekonomi: peningkatan efisiensi penyediaan barang dan jasa publik Secara politik: memperkuat akuntabilitas, kemapuan politik dan integritas nasional; kedekatan dengan masyarakat; mempromosikan kebebasan, kesamaan dan kesejahteraan; latihan dasar bagi partisipasi penduduk dan pemimpin politik Secara sosial: hubungan keberadaan negara dan perekonomian
  • 28.  Memunculkan pemikiran sempit dan separatisme  Mengancam kesatuan dari kehendak umum  Menguatkan kepentingan-kepentingan yang sempit dan bersifat setempat (lokalitas)  Anti kesederajatan  Dari segi keuangan: berbahaya dilihat dari aspek redistribusi, stabilisasi, dan alokasi
  • 29.  Berhak menentukan kebijakan sendiri yang sesuai dengan aspirasi masyarakat  Adanya lembaga perwakilan rakyat Daerah  Pendapatan sendiri untuk menjalankan fungsi-fungsi yang telah diserahkan
  • 30.  Dalam rangka kontrol politik Pusat  Dalam rangka mengatur perekonomian  Dalam rangka menetapkan standar minimum nasional pelayanan Daerah  Dalam rangka efisiensi administratif Daerah yang merupakan pre kondisi bagi partisipasi masyarakat yang efektif
  • 31.  Sumber daya yang dimiliki: › Politik › Keuangan › Konstitusi Hukum › Hirarkhi (hanya milik Pusat)  Kemampuan mengelola sumber daya
  • 32.  Kerangka kerja (framework) desentralisasi harus terhubung, diantara batas- batasnya, dimana keuangan lokal dan kewenangan fiskal harus terhubung dengan tanggung jawab dalam penyediaan pelayanan dan fungsi dari pemerintah lokal, sehingga politisi lokal dapat menyampaikan janji-janji mereka dan menanggung beban dari kebijakan yang mereka ambil  Masyarakat lokal harus diberikan informasi mengenai biaya-biaya pelayanan dan pilihan-pilihan dalam penyampaian pelayanan serta sumberdaya pembiayaan dan sumber-sumbernya, sehingga kebijakan yang mereka buat menjadi berarti. Penganggaran partisipatif seperti yang dilaksanakan di Porto Alegre, Brazil, merupakan salah satu contoh dalam upaya menciptakan kondisi ini  Masyarakat membutuhkan sebuah mekanisme untuk mengekspresikan preferensi mereka dalam sebuah cara yang dapat mengikat politisi, sehingga dapat tercipta insentif yang kredibel bagi masyarakat untuk berpartisipasi  Seharusnya terdapat sebuah sistem akuntabilitas yang berdasarkan pada informasi publik dan transparan yang memungkinkan masyarakat untuk dapat memonitor kinerja pemerintah lokal secara efektif dan untuk dapat bereaksi secara tepat terhadap kinerja tersebut, sehingga politisi dan pejabat lokal memiliki insentif untuk responsif  Instrumen-instrumen desentralisasi—kerangka kerja institusi dan hukum, struktur tanggungjawab penyampaian layanan, serta sistem fiskal antar pemerintahan—harus didesain untuk mendukung sasaran politik Sumber; Litvack &Seddon (eds), 1999, 8
  • 33. Sumber daya: manusia, keuangan, infrastruktur dan peralatan, bahan-bahan Struktur: kestabilan organisasi, hubungan antar program, aspek legal atau informal Teknologi: pengetahuan dan tingkah laku yang dibutuhkan bagi operasional organisasi dan program Kepemimpinan: kemampuan untuk mengubah dan memodifikasi input yang kritis (faktor dominan)
  • 34. Pergeseran kekuasaan secara geografis untuk membuat sejumlah keputusan dalam lingkup hirarkhi administrasi publik yang tersentralisasi secara langsung Digunakan untuk mengurangi lokalisme dan memaksakan keseragaman pembuatan keputusan yang berlaku secara nasional Adanya struktur yang mewakili kepentingan pusat Pembuatan keputusan formal dilakukan oleh pejabat yang ditunjuk Pusat
  • 35. Adanya “Wilayah Administrasi (WA)” yang merupakan wilayah kerja dari aparatus Pusat yang ada di Daerah untuk melaksanakan kewenangan-kewenangan Pusat yang telah didelegasikan kepada pejabat Pusat yang ada di Daerah
  • 36.  Jenis kewenangan yang di delegasikan kepada pejabat lapangan adalah kewenangan birokrasi daripada kewenangan politik  Administrator lapangan biasanya pegawai negeri yang ditempatkan untuk jangka waktu terbatas sebelum dipindahkan ke Daerah lain atau Pusat  Area dibatasi oleh kebutuhan administratif fungsi-fungsi mereka
  • 37.  Wilayah Administrasi yang Terfragmentasi (Fragmented Field Administration): batas- batas wilayah kerja (yurisdiksi) dari perangkat departemen di lapangan (Instansi Vertikal) berbeda menurut pertimbangan fungsi dan organisasi departemen induknya. Dalam hal ini tidak terdapat dalam Wilayah Administrasi seorang Wakil Pemerintah (Prefektur) untuk keperluan koordinasi dan kegiatan pemerintahan umum lainnya  Sistem Fungsional
  • 38.  Wilayah Administrasi yang Terintegrasi (Integrated Field Administration): mengharuskan terdapatnya keseragaman batas-batas wilayah kerja (yurisdiksi) dari berbagai instansi vertikal atas dasar Wilayah Administrasi serta adanya Wakil Pemerintah  Sistem Prefektoral
  • 39.  Sistem Prefektoral Terintegrasi (Integrated Prefectoral System): rangkap jabatannya Wakil Pemerintah yang juga sebagai Kepala Daerah selain dari berhimpinya batas Wilayah Administrasi dengan Daerah Otonom  Sistem Prefektoral Tidak Terintegrasi (Unintegrated Prefectoral System): Wakil Pemerintah berbeda dengan Kepala Daerah
  • 40. Kriteria berdasarkan issue (GTZ, 1999): Kepemerintahan lokal (local governance): •Akuntabilitas (desentralisasi politik) •Transparansi dan akses terhadap informasi •Partisipasi masyarakat (oleh penduduk lokal) •Pemberdayaan masyarakat sipil Pemerintah lokal (local government): •Peran dan fungsi dari setiap tingkatan pemerintahan (tanggungjawab fungsional; pengaturan antar-pemerintahan lainnya mengenai pembagian kekuasaan dan tanggungjawab) •Pembiayaan daerah/pemerintah daerah •Prosedur perencanaan dan penganggaran •Pengorganisasian daerah/pemerintah lokal dan pengukuran kinerjanya •Tingkatan pengawasan yang lebih tinggi dan supervisi/kapasitas pengawasan pemerintah lokal •Sistem peradilan yang efektif dalam hal pencegahan dan penyelesaian konflik Indikator Global (OECD, 1999 a, b): •Penerimaan terhadap prinsip pembagian kekuasaan dan dalam konstitusi dan undang-undang •Cakupan geografis dari devolusi •Persentase pendapatan pemerintah yang dihasilkan oleh pemerintah lokal •Persentase pengeluaran pemerintah oleh pemerintah lokal •Persentase pemerintah lokal menghasilkan pendapatan secara mandiri (lokal) •Kecukupan finansial dan sumberdaya manusia untuk institusi pemerintahan lokal •Definisi yang jelas dari tugas dan tanggungjawab pusat dan pemerintah lokal •Bantuan yang efektif dan independen dari keputusan pengadilan terhadap konflik •Penunjukkan administrator lokal yang bertanggungjawab terhadap institusi yang dipilih secara lokal •Penyampaian layanan oleh pemerintah lokal secara: - efektif - setara - responsif - akuntabel Steinich, 2000, 10
  • 41. Pemerintah Lokal (local government) •Finansial dan sumberdaya manusia •Tugas/tanggungjawab •Susunan pemerintahan •Hubungan antar pemerintahan Pembangunan Lokal (local development) •Pertumbuhan ekonomi •Pengentasan kemiskinan •Kesetaraan (gender) •Keberlanjutan lingkungan •(perdamaian) Kepemerintahan Lokal (local governance) •Akuntabilitas •Transparansi •Partisipasi •Pemberdayaan •Ketiadaan korupsi •Aturan hukum •Kepuasan pegawai Kinerja pemerintah lokal (local government performance) •Kinerja finansial •Penyampaian layanan •Manajemen infrastruktur •Regulasi konflik •Manajemen insentif Steinich, 2000, 11
  • 42.
  • 43.  Perencanaan Partisipatif – adalah seperangkat proses dimana kelompokdan kepentingan yang berbeda terlibat bersama dalammencapai konsensus pada sebuah rencana dan implementasinya.  Perencanaan Partisipatif berarti lebih dari sekedarpartisipasi publik
  • 44.  Seringkali pembangunan tidak mencapai sasaran karena tidak melibatkan rakyat.  Hal tsb terjadi karena: › Pembangunan hanya menguntungkan segolongan kecil masyarakat › Masyarakat tidak memahami maksud pembangunan › Pelaksanaan pembangunan tidak sesuai dengan pemahaman masyarakat › Pembangunan dipahami akan menguntungkan rakyat tapi rakyat tidak dilibatkan
  • 45.  Oleh karena itu dalam administrasi pembangunan harus: › Melibatkan rakyat, › Harus dipahami maksudnya oleh rakyat › Harus mengikutsertakan rakyat dalam pelaksanaannya, dan › dilaksanakan sesuai dengan maksudnya, secara jujur, terbuka, dan dapat dipertanggungjawabkan.  Kini partisipasi masy dalam pembangunan diwujudkan dalam musyawarah perencanaan pembangunan
  • 46. 1. Terlibatnya rakyat dalam proses politik untuk arah, strategi, dan kebijaksanaan pembangunan 2. Meningkatkan artikulasi(kemampuan) masyarakat dalam pembangunan 3. Partisipasi masyarakat dalam kegiatan nyata yang konsisten dengan arah, strategi dan kebijaksanaan pembangunan. 4. Adanya perumusan dan pelaksanaan program- program partisipatif dalam pembangunan
  • 47.  Perencanaan pasrtisipatif digunakan salah satunya untuk mengantisipasi terjadinya perpecahan. Karena mengingat benbentuk goegrafis Indonesia yang terdiri dari berbagai pulau, suku, dan bahasa. Perencanaan merupakan sebuah istilah yangs sangat umum di dunia pemerintahan. Perencanaan terbagi atas dua jenis yakni perencaan dari atas (top down) dan perencanaan dari bawah (bottom up). Negara manapun didunia selalu berupaya memajukan negaranya dan selalu mengontrol perkembangan negaranya. Control tersebut dapat dilakukan melalui prisip manajemen umum yang disebut dengan POAC (planning, organizing actuating, controlling).
  • 48.  Dalam sejarah Indonesia, pernah mengalami beberapa masa pemerintahan. Mulai dari orde lama, orde baru samapai dengan sekarang era reformasi. Pada masa era orde baru pemerintahan Indonesia bercorak otoriter. Bila kita mendengar istilah otoriter, terkesan negative. Namun jika dipahami secara mendalam otoriter juga banyak yang positif. System perencanaan yang dianut oleh era orde baru cenderung kepada top down. Berbeda dengan sekarang, yang lebih condong kepada perencanaan yang bersifat partisipatif (bottom up). Perencanaan semacam ini bertujuan mewujudkan pembangunan yang didasarkan kepada kenyataan rill harapan dan kebutuhan masyarakat.  Perencanaan partisipatif saat ini terdukung dengan adanya otonomi daerah. Salah satu upaya pemerintah daerah mewujudkan perencanaan partisipatif adalah dengan Musrenbang. Musrenbang dilaksanakan mulai dari tingkat kelurahan dan desa sampai dengan tingkat nasional. Namun demikian masih ada saja beberapa kementrian di pemerintah pusat yang mempertahankan status quo, dan melaksanakan programnya sendiri tanpa ada pertimbangan dan partisipasi dari bawah. Contohnya adalah permasalahan saat ini menganai penanganan ujian nasional.
  • 49.  Partispasi menurut Mikkelsen : Biasanya digunakan masyarakat dlam berbagai makna umum diantaranaya : a.     Partisipasi kontribusi sukarela dari masyarakat dalam suatu proyek (pembangunan), tetapi tanpa mereka ikut terlibat dalam proses pengambilan keputusan b.    Partisipasi adalah proses membuat masyarakat menjadi lebih peka dalam rangka menerima dan merespon berbagai proyek pembangunan c.     Partisipasi adalah proses aktif yang bermakna bahwa orang ataupun kelompok yang sedang ditugaskan mengambil insiatif dan mempunyai otonomi untuk melakukan itu d.    Partisipasi merupakan proses menjembatani dialog antar komunitas local dan pihak penyelenggara proyek dalam rangka. ·         Persiapan ·         Pengimplementasian ·         Pemantauan ·         Pengalokasian staf
  • 50.  Tujuannya agar dapat memperoleh informasi tentang konteks social maupun dampak social terhadap masyarakat Partisipatif adalah keterlibatan masyarakat secara sukarela dalam perubahan yang ditentukan oleh masyarakat. Keterlibatan masyarakat dalam upaya pembangunan lingkungan kehidupan dan diri mereka sendiri.
  • 51.  Pemanfaatan lahan pedesaan tidak terlepas dari tujuan dan ruang lingkup pembangunan pedesaan itu sendiri. tujuan pembangunan ini sudah mencakup ruang lingkup pembangunan pedesaan yang apabila dicermati terdapat beberapa bagian penting yang membutuhkan keterlibatan masyarakat setempat. Bagian penting keterlibatan masyarakat ini antara lain berhubungan dengan pemanfaatan sumberdaya alam, sumberdaya manusia, kebutuhan akan sarana dan prasarana pedesaan serta unsur-unsur kelembagaan masyarakat
  • 52.  Kemampuan masyarakat dalam pelaksanaan proses perencanaan TGL di atas cukup dikenal sebagai Perencanaan Partisipatif yang secara umum memiliki tujuan  pemberdayaan,  peningkatan kapasitas,  terwujudnya efektivitas dan efisiensi,  dan menciptakan dorongan andil masyarakat dalam pembiayaan.  Peningkatan kapasitas berorientasi kepada pertumbuhan kondisi dimana masyarakat dapat belajar sambil bekerja untuk dirinya sendiri.
  • 53.  Proyek Pengembangan Hutan Kemasyarakatan adalah suatu model proyek yang dikembangkan oleh Departemen Kehutanan dan Kabupaten. Dalam proyek ini, dilakukan penekanan terhadap pemberdayaan masyarakat dalam perencanan TGL desa dan pemanfaatan hutan.  Dalam proyek ini terdapat konsep Tata Guna Lahan Desa Kesepakatan (TGLDK) yang menyebutkan bahwa TGLDK adalah hasil perencanaan tata guna lahan secara partisipatif yang merupakan prodk hukum dimana masyarakat menyepakati secara partisipatif fungsi lahan dan pengembangan wilayah desa dan pemerintah mengakui hak dan kewajiban masyarakat dalam pengelolaan lahan.
  • 54.  Alasan dari pemberdayaan TGLDK ini antara lain untuk menghindari terjadinya tumpang tindih penggunaan pemanfaatan lahan, pemberian jaminan dari pemerintah atas hak dan kewajiban serta sanksi penggunaan lahan dimana masyarakat dibina untuk terlibat dan mengakui perencanaan lahan. Dari alasan pemberdayaan TGLDK ini tercermin usaha untuk meningkatkan konsistensi dalam pelaksanaan dan pengawasan implementasi TGL antara stakeholder yang paling dominan yaitu pemerintah dan masyarakat. Hal ini sangat penting guna menghindari konflik seperti belakangan sering terjadi berkaitan dengan penguasaan lahan.
  • 55.  TGLDK ini sama sekali tidak terlepas dari tujuan pembangunan pedesaan dan dokumen-dokumen perencanaan daerah lainnya. Hal ini dapat dicermati melalui penetapan fungsi dan tujuan TGLDK antara lain berfungsi untuk menjamin pemanfaatan lahan pedesaan, menjamin keamana penggunaan lahan desa dan bertindak sebagai pedoman pembangunan desa. Tujuan dari TGLDK ini antara lain menyusun suatu kesepakatan penggunaan lahan desa, penjabaran RTRWK ke dalam penggunaan lahan desa yang lebih rinci dan menciptakan harmonisasi dalam pembangunan.
  • 56.  kesinambungan antara perencanaan yang bersifat formal- normatif melalui jalur birokrasi pemerintahan ke arah perencanaan yang lebih bersifat merakyat melalui perencanan partisipatif.  Legalitas dari perencanaan ini juga didukung oleh pemerintah daerah melalui pengesahan oleh Bupati dan adanya pemantauan serta pengendalian oleh instansi terkait.  Dalam keseluruhan proses perencanaan dan implementasi TGLDK, masyarakat juga diikutsertakan serta dibina agar dapat membuat keputusan yang bertanggung jawab akan pertumbuhan daerahnya sesuai dengan aspirasi, kebutuhan, potensi dan kearifan lokal yang dimiliki daerah tersebut.
  • 57.  disimpulkan bahwa perlu adanya kinerja yang sinergis dan kemitraan antara stakeholder Tata Guna Lahan Pedesaan yaitu Masyarakat, Pemerintah dan LSM. Paradigma yang memandang masyarakat sebagai bagian dari objek perencanaan harus diubah sebab telah terbukti bahwa masyarakat juga memiliki kemampuan untuk menelusuri permasalahan, merumuskan solusi dan mengambil keputusan. Pemerintah harus mendukung dengan fungsi regulasinya dibantu LSM yang banyak berperan sebagai mediator.