Dokumen tersebut membahas tentang administrasi pembangunan daerah yang meliputi pengertian administrasi pembangunan, penataan ruang, otonomi daerah, partisipasi masyarakat, dan implikasi administrasi pembangunan daerah terhadap kemajemukan. Secara ringkas, administrasi pembangunan daerah adalah upaya pemerintah untuk merealisasikan pembangunan di daerah melalui penataan ruang, otonomi daerah, dan partisipasi
Proses Pembangunan Daerah: Dari Perencanaan sampai Monitoring dan EvaluasiDadang Solihin
Dokumen tersebut membahas proses perencanaan pembangunan daerah yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Dibahas pula tujuan, permasalahan, dan aktor pembangunan daerah seperti pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat dalam kerangka good governance.
Buku ini membahas secara komprehensif permasalahan sistem kenegaraan Indonesia dan mencoba memberikan solusi dengan memanajemeni pembangunan. Perencanaan dan penganggaran merupakan inti utama sistem kenegaraan Indonesia dan menjadi topik utama dalam buku ini. Buku ini juga membahas konsep, teori, pendekatan, dan penyelenggaraan perencanaan pembangunan di Indonesia.
Sistem Perencanaan, Pengawasan dan Evaluasi Pembangunan DaerahDadang Solihin
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan pembangunan daerah, termasuk tujuan, proses, permasalahan, dan kegagalan perencanaan pembangunan daerah. Secara khusus, dibahas mengenai pentingnya keterlibatan seluruh pemangku kepentingan termasuk pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat dalam perencanaan pembangunan daerah agar dapat berjalan efektif dan berkelanjutan.
Dokumen tersebut membahas tentang administrasi pembangunan daerah yang meliputi pengertian administrasi pembangunan, penataan ruang, otonomi daerah, partisipasi masyarakat, dan implikasi administrasi pembangunan daerah terhadap kemajemukan. Secara ringkas, administrasi pembangunan daerah adalah upaya pemerintah untuk merealisasikan pembangunan di daerah melalui penataan ruang, otonomi daerah, dan partisipasi
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah DaerahDadang Solihin
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan pembangunan daerah, termasuk proses perencanaan, permasalahan pembangunan daerah, dan pelaku pembangunan. Secara singkat, perencanaan pembangunan daerah melibatkan berbagai pihak untuk merumuskan rencana pembangunan jangka panjang guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menangani permasalahan ekonomi, sosial, dan lingkungan di daerah.
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan partisipatif menurut Dadang Solihin. Secara singkat, perencanaan partisipatif adalah proses perencanaan yang melibatkan masyarakat secara aktif dalam berbagai tahapan perencanaan mulai dari perumusan, pelaksanaan hingga evaluasi."
Proses Pembangunan Daerah: Dari Perencanaan sampai Monitoring dan EvaluasiDadang Solihin
Dokumen tersebut membahas proses perencanaan pembangunan daerah yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Dibahas pula tujuan, permasalahan, dan aktor pembangunan daerah seperti pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat dalam kerangka good governance.
Buku ini membahas secara komprehensif permasalahan sistem kenegaraan Indonesia dan mencoba memberikan solusi dengan memanajemeni pembangunan. Perencanaan dan penganggaran merupakan inti utama sistem kenegaraan Indonesia dan menjadi topik utama dalam buku ini. Buku ini juga membahas konsep, teori, pendekatan, dan penyelenggaraan perencanaan pembangunan di Indonesia.
Sistem Perencanaan, Pengawasan dan Evaluasi Pembangunan DaerahDadang Solihin
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan pembangunan daerah, termasuk tujuan, proses, permasalahan, dan kegagalan perencanaan pembangunan daerah. Secara khusus, dibahas mengenai pentingnya keterlibatan seluruh pemangku kepentingan termasuk pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat dalam perencanaan pembangunan daerah agar dapat berjalan efektif dan berkelanjutan.
Dokumen tersebut membahas tentang administrasi pembangunan daerah yang meliputi pengertian administrasi pembangunan, penataan ruang, otonomi daerah, partisipasi masyarakat, dan implikasi administrasi pembangunan daerah terhadap kemajemukan. Secara ringkas, administrasi pembangunan daerah adalah upaya pemerintah untuk merealisasikan pembangunan di daerah melalui penataan ruang, otonomi daerah, dan partisipasi
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah DaerahDadang Solihin
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan pembangunan daerah, termasuk proses perencanaan, permasalahan pembangunan daerah, dan pelaku pembangunan. Secara singkat, perencanaan pembangunan daerah melibatkan berbagai pihak untuk merumuskan rencana pembangunan jangka panjang guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menangani permasalahan ekonomi, sosial, dan lingkungan di daerah.
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan partisipatif menurut Dadang Solihin. Secara singkat, perencanaan partisipatif adalah proses perencanaan yang melibatkan masyarakat secara aktif dalam berbagai tahapan perencanaan mulai dari perumusan, pelaksanaan hingga evaluasi."
Perencanaan Pembangunan berbasis Partisipasi MasyarakatDadang Solihin
Dokumen tersebut membahas tentang sistem perencanaan pembangunan nasional di Indonesia, termasuk siklus manajemen pembangunan, makna partisipasi masyarakat, dan prinsip-prinsip good governance yang mendasari sistem perencanaan pembangunan nasional berbasis partisipatif."
Dokumen tersebut membahas perubahan paradigma kepemerintahan dari waktu ke waktu, mulai dari proyek-proyek pembangunan pada tahun 1940-an hingga Millennium Development Goals pada tahun 2000-an. Dokumen ini juga menjelaskan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik seperti partisipasi, transparansi, dan akuntabilitas serta pentingnya reformasi di bidang tersebut. Selain itu, diberikan ringkasan latar
Dokumen tersebut membahas tentang pembangunan masyarakat dan perencanaan partisipatif. Ada beberapa bentuk partisipasi masyarakat mulai dari manipulatif, pasif, berdasarkan konsultasi, untuk insentif material, fungsional, hingga interaktif."
Penyusunan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan DaerahDadang Solihin
Dokumen tersebut membahas tentang penyusunan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah. Secara garis besar membahas tentang tujuan pembangunan, pergeseran paradigma dari pemerintahan ke tata kelola yang baik, permasalahan pembangunan daerah, perencanaan pembangunan daerah, kegagalan perencanaan, dan penyusunan rencana strategis daerah.
Optimalisasi Otonomi Daerah -Kebijakan, Strategi dan UpayaDadang Solihin
Dokumen tersebut membahas optimalisasi otonomi daerah melalui konsep, analisis SWOT, implikasi, dan tantangan otonomi daerah berdasarkan perkembangan global, regional, dan nasional."
Mencari Model Sinergi Masyarakat Dalam Membangun Kemandirian DaerahDadang Solihin
Dadang Solihin membahas pentingnya partisipasi masyarakat dalam pemerintahan dan pembangunan daerah. Partisipasi masyarakat dapat menciptakan program yang lebih sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat serta memberdayakan masyarakat."
Pembangunan administrasi dalam rangka administrasi pembangunan kesehatanMuhammad Sholeh
Dokumen tersebut membahas tentang administrasi pembangunan kesehatan di Indonesia. Ia menjelaskan prinsip-prinsip penyelenggaraan pembangunan nasional berdasarkan UUD 1945 dan Pancasila, serta aspek-aspek yang mempengaruhi administrasi pembangunan seperti aspek politik, ekonomi, sosial budaya, dan institusional. Dokumen ini juga membahas tantangan ilmu administrasi dalam mendukung pembangunan, termasuk reorientasi
Membangun Sistem Monitoring dan Evaluasi di Lingkungan Sekretariat DaerahDadang Solihin
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan pembangunan daerah, masalah yang sering dihadapi, dan pentingnya sistem monitoring dan evaluasi untuk meningkatkan kualitas perencanaan dan pelaksanaan pembangunan.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Peraturan Presiden No 2/2015Dadang Solihin
Dokumen tersebut membahas perencanaan pembangunan nasional Indonesia berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Dokumen ini menjelaskan kerangka hukum, proses, jenis-jenis dokumen perencanaan, tujuan, dan dimensi-dimensi pembangunan yang dilakukan pemerintah Indonesia.
Format Hubungan dan Kerjasama Pemerintah, Media, serta Private Sector dengan ...Dadang Solihin
Dokumen tersebut membahas format hubungan dan kerjasama antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat madani (civil society) dalam memperkuat masyarakat madani di Indonesia. Dibahas pula peran dan tantangan lembaga-lembaga masyarakat madani serta kerjasama dengan pemerintah dalam reformasi tata pemerintahan."
OPTIMALISASI OTONOMI DAERAH: Kebijakan, Strategi, dan UpayaDadang Solihin
Dokumen tersebut membahas mengenai urgensi optimalisasi pelaksanaan otonomi daerah untuk mewujudkan keamanan dan kesejahteraan masyarakat serta memperkokoh keutuhan NKRI. Kinerja otonomi daerah belum optimal dan belum mampu mempersempit jurang pembangunan antara pusat dan daerah. Diperlukan konsepsi kebijakan, strategi, dan upaya untuk meningkatkan pelaksanaan otonomi daerah.
Dokumen tersebut membahas tentang geopolitik Indonesia dan otonomi daerah, mencakup pengertian geopolitik, teori-teori geopolitik, latar belakang wawasan nusantara dan otonomi daerah, serta prinsip-prinsip pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia.
Dokumen tersebut membahas perencanaan partisipatif dan bagaimana dilaksanakan di daerah. Secara singkat, dokumen menjelaskan bahwa perencanaan partisipatif melibatkan masyarakat dalam proses penyusunan rencana pembangunan daerah melalui musrenbang. Dokumen juga menjelaskan tahapan penyusunan rencana pembangunan daerah seperti RPJPD, RPJMD, dan RK
Perencanaan Pembangunan berbasis Partisipasi MasyarakatDadang Solihin
Dokumen tersebut membahas tentang sistem perencanaan pembangunan nasional di Indonesia, termasuk siklus manajemen pembangunan, makna partisipasi masyarakat, dan prinsip-prinsip good governance yang mendasari sistem perencanaan pembangunan nasional berbasis partisipatif."
Dokumen tersebut membahas perubahan paradigma kepemerintahan dari waktu ke waktu, mulai dari proyek-proyek pembangunan pada tahun 1940-an hingga Millennium Development Goals pada tahun 2000-an. Dokumen ini juga menjelaskan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik seperti partisipasi, transparansi, dan akuntabilitas serta pentingnya reformasi di bidang tersebut. Selain itu, diberikan ringkasan latar
Dokumen tersebut membahas tentang pembangunan masyarakat dan perencanaan partisipatif. Ada beberapa bentuk partisipasi masyarakat mulai dari manipulatif, pasif, berdasarkan konsultasi, untuk insentif material, fungsional, hingga interaktif."
Penyusunan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan DaerahDadang Solihin
Dokumen tersebut membahas tentang penyusunan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah. Secara garis besar membahas tentang tujuan pembangunan, pergeseran paradigma dari pemerintahan ke tata kelola yang baik, permasalahan pembangunan daerah, perencanaan pembangunan daerah, kegagalan perencanaan, dan penyusunan rencana strategis daerah.
Optimalisasi Otonomi Daerah -Kebijakan, Strategi dan UpayaDadang Solihin
Dokumen tersebut membahas optimalisasi otonomi daerah melalui konsep, analisis SWOT, implikasi, dan tantangan otonomi daerah berdasarkan perkembangan global, regional, dan nasional."
Mencari Model Sinergi Masyarakat Dalam Membangun Kemandirian DaerahDadang Solihin
Dadang Solihin membahas pentingnya partisipasi masyarakat dalam pemerintahan dan pembangunan daerah. Partisipasi masyarakat dapat menciptakan program yang lebih sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat serta memberdayakan masyarakat."
Pembangunan administrasi dalam rangka administrasi pembangunan kesehatanMuhammad Sholeh
Dokumen tersebut membahas tentang administrasi pembangunan kesehatan di Indonesia. Ia menjelaskan prinsip-prinsip penyelenggaraan pembangunan nasional berdasarkan UUD 1945 dan Pancasila, serta aspek-aspek yang mempengaruhi administrasi pembangunan seperti aspek politik, ekonomi, sosial budaya, dan institusional. Dokumen ini juga membahas tantangan ilmu administrasi dalam mendukung pembangunan, termasuk reorientasi
Membangun Sistem Monitoring dan Evaluasi di Lingkungan Sekretariat DaerahDadang Solihin
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan pembangunan daerah, masalah yang sering dihadapi, dan pentingnya sistem monitoring dan evaluasi untuk meningkatkan kualitas perencanaan dan pelaksanaan pembangunan.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Peraturan Presiden No 2/2015Dadang Solihin
Dokumen tersebut membahas perencanaan pembangunan nasional Indonesia berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Dokumen ini menjelaskan kerangka hukum, proses, jenis-jenis dokumen perencanaan, tujuan, dan dimensi-dimensi pembangunan yang dilakukan pemerintah Indonesia.
Format Hubungan dan Kerjasama Pemerintah, Media, serta Private Sector dengan ...Dadang Solihin
Dokumen tersebut membahas format hubungan dan kerjasama antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat madani (civil society) dalam memperkuat masyarakat madani di Indonesia. Dibahas pula peran dan tantangan lembaga-lembaga masyarakat madani serta kerjasama dengan pemerintah dalam reformasi tata pemerintahan."
OPTIMALISASI OTONOMI DAERAH: Kebijakan, Strategi, dan UpayaDadang Solihin
Dokumen tersebut membahas mengenai urgensi optimalisasi pelaksanaan otonomi daerah untuk mewujudkan keamanan dan kesejahteraan masyarakat serta memperkokoh keutuhan NKRI. Kinerja otonomi daerah belum optimal dan belum mampu mempersempit jurang pembangunan antara pusat dan daerah. Diperlukan konsepsi kebijakan, strategi, dan upaya untuk meningkatkan pelaksanaan otonomi daerah.
Dokumen tersebut membahas tentang geopolitik Indonesia dan otonomi daerah, mencakup pengertian geopolitik, teori-teori geopolitik, latar belakang wawasan nusantara dan otonomi daerah, serta prinsip-prinsip pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia.
Dokumen tersebut membahas perencanaan partisipatif dan bagaimana dilaksanakan di daerah. Secara singkat, dokumen menjelaskan bahwa perencanaan partisipatif melibatkan masyarakat dalam proses penyusunan rencana pembangunan daerah melalui musrenbang. Dokumen juga menjelaskan tahapan penyusunan rencana pembangunan daerah seperti RPJPD, RPJMD, dan RK
Perencanaan wilayah merupakan proses perencanaan pembangunan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan lingkungan melalui optimalisasi sumber daya wilayah secara menyeluruh dan berkelanjutan."
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan pembangunan desa di Indonesia. Ia menjelaskan pengertian, dasar hukum, tujuan, prinsip, proses dan partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan desa sesuai dengan peraturan pemerintah. Dokumen ini juga menjelaskan jenis perencanaan desa beserta tahapan-tahapannya.
Makalah perencanaan pembangunan tentang partisipasi masyarakat dalam perencan...DIANTO IRAWAN
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan pembangunan yang melibatkan partisipasi masyarakat. Ia menjelaskan pentingnya melibatkan masyarakat dalam perencanaan pembangunan untuk mencapai hasil yang optimal. Metode partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan diantaranya meliputi Participatory Rural Appraisal (PRA) dan berbagai teknik lainnya seperti wawancara, diskusi kelompok, pemetaan s
Sita Gusmiati (21102042) Presentasi Teori Pembangunan.pptxSitaGusmiati
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan pembangunan nasional dan daerah. Perencanaan pembangunan diperlukan untuk menjamin terciptanya pembangunan yang menyeluruh, terarah, dan terpadu guna mencapai masyarakat yang adil dan sejahtera. Pemerintah pusat dan daerah dituntut untuk menyusun strategi pembangunan secara matang agar mampu menghadapi tantangan era globalisasi.
Tugas Teknologi Informasi Pemerintahan _Surya Delima 20102016 Ilmu Pemerintah...Surya Delima
Teknologi Informasi Pemerintahan
Materi Presentasi
Tantangan dan Peluang Regional
membahas tentang Pembangunan daerah,Pertumbuhan Ekonomi,Konsep Pertumbuhan Ekonomi Wilayah
serta Tantangan dan Peluang Pembangunan daerah
mohon maaf apabila ada kekurangan dalam PPT
Dokumen tersebut membahas tentang pembangunan perumahan dan permukiman di Indonesia dan hubungannya dengan penataan ruang. Tujuan pembangunan perumahan dan permukiman adalah menyelenggarakannya secara tertib dan terorganisasi serta sesuai dengan kebutuhan masyarakat berdasarkan peraturan perundang-undangan. Pembangunan perumahan dan permukiman perlu memperhatikan penataan ruang dan pengelolaan tanah untuk mencapai tujuan p
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan pembangunan daerah di Indonesia. Secara garis besar, dokumen menjelaskan bahwa setiap pemerintah daerah membutuhkan perencanaan pembangunan yang akurat untuk mengevaluasi pembangunan dan menyesuaikan dengan perkembangan ekonomi. Perencanaan pembangunan daerah diatur dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang rencana jangka panjang, menengah, dan pendek s
Dokumen tersebut membahas strategi pengembangan wilayah di Indonesia melalui pendekatan kewilayahan yang memperhatikan hubungan antara sumber daya alam, buatan, dan manusia. Beberapa strategi yang disarankan antara lain alokasi sumber daya yang lebih seimbang ke seluruh wilayah, peningkatan kualitas sumber daya manusia di daerah tertinggal, pengembangan kelembagaan pemerintah daerah, serta pelayanan masyarakat yang lebih
Dokumen tersebut membahas berbagai konsep terkait pengukuran perkembangan kawasan perdesaan, meliputi definisi wilayah, teori pembangunan berkelanjutan, pendekatan pembangunan berpusat pada manusia, dan pengembangan ekonomi lokal melalui pendekatan klaster."
CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdfZainul Ulum
Sekelumit cerita tentang ekspresi kegelisahan kaum muda desa atas kondisi negara, yang memilih menyalakan lilin-lilin kecil sebisanya daripada mengutuk kegelapan yang memiskinkannya selama beberapa generasi
3. Administrasi PembangunanAdministrasi Pembangunan adalah seluruh usaha yang adalah seluruh usaha yang
dilakukan oleh suatu negara bangsa untuk bertumbuh,dilakukan oleh suatu negara bangsa untuk bertumbuh,
berkembang dan berubah secara sadar dan terencana dalamberkembang dan berubah secara sadar dan terencana dalam
semua segi kehidupan dan penghidupan negara bangsa yangsemua segi kehidupan dan penghidupan negara bangsa yang
bersangkutan dalam rangka pencapaian tujuan akhirnya.bersangkutan dalam rangka pencapaian tujuan akhirnya.
Administrasi pembangunanAdministrasi pembangunan merupakan proses pengendalian merupakan proses pengendalian
usaha (administrasi) oleh negara/pemerintah untukusaha (administrasi) oleh negara/pemerintah untuk
merealisirkan pertumbuhan yang direncanakan ke arah suatumerealisirkan pertumbuhan yang direncanakan ke arah suatu
keadaan yang dianggap lebih baikkeadaan yang dianggap lebih baik
4. Tata ruangTata ruang atau dalam bahasa atau dalam bahasa InggrisnyaInggrisnya LandLand
useuse adalah wujud struktur adalah wujud struktur ruangruang dan pola ruang disusun dan pola ruang disusun
secara secara nasionalnasional, , regionalregionaldan dan lokallokal..
Secara nasional disebut Secara nasional disebut
Rencana Tata Ruang Wilayah NasionalRencana Tata Ruang Wilayah Nasional, yang dijabarkan, yang dijabarkan
ke dalam Rencana Tata Ruang Wilayahke dalam Rencana Tata Ruang WilayahProvinsiProvinsi, dan, dan
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) tersebut perluRencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) tersebut perlu
dijabarkan ke dalam dijabarkan ke dalam Rencana Tata Ruang Wilayah KotaRencana Tata Ruang Wilayah Kota
(RTRWK).(RTRWK).
Ruang didefinisikan sebagai wadah yang meliputi ruang Ruang didefinisikan sebagai wadah yang meliputi ruang
daratdarat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di
dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah,dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah,
tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukantempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan
kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya.kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya.
Tata Ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.Tata Ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.
5. Dimensi ruang dan daerah dalam perencanaan
pembangunan adalah perencanaan
pembangunan bagi suatu kota, daerah, ataupun
wilayah. Pendekatan ini memandang kota,
daerah, ataupun wilayah sebagai suatu wujud
bebas yang pengembangannya tidak terikat
dengan kota, daerah, ataupun wilayah yang lain,
sehingga penekanan perencanaannya mengikuti
pola yang lepas dan mandiri
Pembangunan di daerah merupakan bagian dari
pembangunan nasional. Perencaan
pembangunan daerah, dalam pendekatan ini,
merupakan pola perencanaan pada suatu
jurisdiksi ruang atau wilayah tertentu yang dapat
digunakan sebagai bagian pola pembangunan
nasional.
6. Cara pandang yang melihat bahwa
perencanaan pembangunan daerah
adalah instrumen bagi penentuan
alokasi sumber daya pembangunan
dan lokasi kegiatan di daerah yang
telah direncanakan secara terpusat
yang berguna untuk mencegah
terjadinya kesenjangan ekonomi antar
daerah
7. Administrasi pembangunan dalam
kaitannya dengan dimensi ruang dan
daerah, harus dapat mencari jawaban
tentang bagaimana pembangunan
dapat tetap menjaga persatuan dan
kesatuan, tetapi dengan memberikan
kewenangan dan tanggung jawab
yang cukup pada daerah dan
masyarakatnya
8. Regionalisasi atau perwilayahan
Ruang, akan tercermin dalam penataan ruang
Otonomi daerah
Partisipasi masyarakat dalam pembangunan
Sebagai implikasi dari dimensi administrasi
dalam pembangunan daerah yang dikaitkan
dengan kemajemukan adalah
dimungkinkannya keragaman dalam
kebijaksanaan
9. Globalisasi ekonomi
Pengangguran
Tanggung jawab sosial
Pelestarian lingkungan hidup
Peningkatan mutu hidup
Penerapan norma-norma moral dan etika
Keanekaragaman tenaga kerja
Pergeseran konfigurasi demografi
Penguasaan dan pemanfaatan IPTEK
Tantangan bidang politik
10.
11. Penataan ruang diklasifikasikan
berdasarkan sistem, fungsi utama kawasan,
wilayah administratif, kegiatan kawasan,
dan nilai strategis kawasan
Mengedepankan Pemerintah sebagai
fasilitator dan masyarakat sebagai pelaku
atau stakeholder utama pembangunan.
Pengembangan potensi yang ada di suatu
daerah harusnya berawal dari bawah
(bottom up) melalui fasilitasi pemerintah
kota/kabupaten untuk kemudian
dipadukan dengan sistem jaringan yang
ada
12. Rencana Tata Ruang Wilayah ( RTRW ) Kota adalah hasilRencana Tata Ruang Wilayah ( RTRW ) Kota adalah hasil
perencanaan tata ruang wilayahperencanaan tata ruang wilayah
yang telah ditetapkan dengan peraturanyang telah ditetapkan dengan peraturan
daerahdaerah
Tata ruang atauTata ruang atau Land useLand use adalah wujud struktur ruang danadalah wujud struktur ruang dan
pola ruang disusun secarapola ruang disusun secara nasional, regionalnasional, regional dan lokal.dan lokal.
Secara nasional disebut Rencana Tata Ruang WilayahSecara nasional disebut Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional, yang dijabarkan ke dalam Rencana Tata RuangNasional, yang dijabarkan ke dalam Rencana Tata Ruang
Wilayah Propinsi, dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)Wilayah Propinsi, dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
tersebut perlu dijabarkan ke dalam Rencana Tata Ruangtersebut perlu dijabarkan ke dalam Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota (RTRWK).Wilayah Kota (RTRWK).
Ruang didefinisikan sebagai wadah yang meliputi ruangRuang didefinisikan sebagai wadah yang meliputi ruang
darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang didarat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di
dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempatdalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat
manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, danmanusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan
memelihara kelangsungan hidupnya.memelihara kelangsungan hidupnya.
Tata Ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruangTata Ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang
15. Strategic DevelopmentStrategic Development
FrameworkFramework
RTRWN RTRWP RTRWK
Sistem Perencanaan
Tata Ruang Nasional
Sistem Perencanaan
Tata Ruang Provinsi
Sistem Perencanaan
Tata Ruang Kab/Kota
RTR Pulau,
Kawasan Tertentu,
Kawasan
Perbatasan,
Kawasan Terpencil
Renc. “Detail”
TRWP
RDTR Kab/Kota
RTR Kawasan
Renc. “Teknik”
RWP
RTR
Hirarki
Rencana
Umum TR
Rencana
Detail TR
Rencana
Teknik
Ruang
Operasionalisasi/tingkatkedalaman
16. Rencana Induk
Jalan
Rencana Induk
SDA
Rencana Induk
Air Bersih
I P Strategis (5 Tahun)I P Strategis (5 Tahun)
P e r w u j u d a n
Pemantauan
RTR – PulauRTR – Pulau
SISTEM NASIONAL
1. Pengemb. Kaw. Prioritas (Kaw.
Tertentu, Perbatasan, Terpencil, dll)
2. Pengemb. Sistem Perkotaan
3. Pengemb. Sistem Prasarana Strategis
4. Pengembangan Sistem Perlindungan
thd. Bencana Alam
Peninjauan
RTR
RTRW NasionalRTRW Nasional
Ditjen Penataan RuangDitjen Penataan Ruang
SektorSektor
Pembangunan
Perkotaan
Pembangunan
Perkotaan
Rencana Induk
Sektor Lain
PereencanaanPemanfaatan
Pengendalian
17.
18. Kewenangan yang dimiliki
Kemampuan sumberdaya (manusia,
alam dan teknologi)
Demokrasi dan partisipasi lokal
Kondisi ekonomi, sosial, politik dan
kekuasaan lokal
Kinerja pembangunan yang berbeda
19. Pelayanan Publik yang lebih baik:
•Lebih memuaskan kebutuhan lokal
•Lebih fleksibel
•Lebih inovatif
•Murah
•Mobilisasi keunggulan komparatif dari perusahaan lokal dan
sektor non profit lokal
Berbahaya bagi pelayanan publik:
•Deseentralisasi korupsi
•Pengeluaran yang tidak jelas
•Meminta kembali sejumlah fungsi ekonomi dan sosial khusus
dari negara
•Kader lokal tidak akan cukup independen dan tidak cukup
termotivasi untuk mengambil tanggungjawab terhadap
kebijakan yang beresiko
Demokratisasi lokal:
•Mengintegrasikan kebutuhan dan kepentingan masyarakat
•Memberikan kebebasan kepada organisasi sektor ketiga dan
perusahaan lokal untuk bertindak dan mengartikulasikan
pandangan dan kebutuhan mereka
•Sarana pelatihan bagi budaya partisipatif/demokratis,
kapasitas negosiasi dan penyelesaian konflik
•Memberikan sejumlah otonomi dan integrasi politik kepada
minoritas
Politik lokal tetaplah politik:
•Reproduksi / melabel-kan kembali elit lokal
•Masyarakat miskin dapat menjauhkan diri dari upaya
mempromosikan kepentingan mereka
•Politisi lokal dapat saja responsif hanya kepada kebutuhan
lokal dari konstituen mereka saja
•Akuntabiltas dapat berkurang jika pemiliahn lokal tidak dilihat
sebagai sesuatu yang penting dan menghasilkan turnouts yang
rendah
Integrasi Nasional:
•Dapat mencapai distribusi yang lebih setara dari sumberdaya
nasional
•Penyebaran kekuasaan politik secara vertikal
•Kebijakan atau badan perencanaan bersama atau
pelaksanaan tugas bersama
•Keberagaman nasional dapat direalisasikan dalam kesatuan
nasional
Gerakan untuk memisahkan diri:
•Institusionalisasi faksi-faksi berdasarkan garis etnis
•Menghasilkan kebijakan diskriminatif dari partai penguasa
Steinich, 2000, 4
20. Otonomi Daerah merupakan
pelaksanaan dari asas Desentralisasi
Desentralisasi = devolusi (desentralisasi
politik) dan dekonsentrasi (desentralisasi
administratif)
Desentralisasi = devolusi
21. Dekosentrasi merupakan pelimpahan wewenang
pemerintahan dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah
yaitu gubernur sebagai wakil pemerintah dan/atau ke
instansi vertikal di wilayah tertentu. Kewenangan tersebut
hanya sebatas wewenang administrasi, sedangkan
wewenang politik tetap berada di tangan pemerintah
pusat. Dekonsentrasi adalah perpadungan dari sentralisasi
dan desentralisasi. Dasar hukum dekosentrasi diatur dalam
peraturan pemerintah Republik Indonesia No. 39 Tahun 2001
tentang pembagian wilayah dan wewenang yang harus
dijalankan oleh badan-badan dari pemerintah tersebut.
22. Tujuan Sistem Dekosentrasi
Meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam penyelenggaraan
pemerintahan
Pengelolaan pembangunan dan peayanan terhadap kepentingan
umum
Terpeliharanya komunikasi sosial kemasyarakatan dan sosial budaya
dalam sistem administrasi negara
Adanya kerharmonisan dalam keselarasan pelaksanaan
pembagunan nasional
Terpeliharanya keutuhan NKRI
Contoh Sistem Dekosentrasi
Kantor pelayanan pajak
Penyelenggaraan dinas perhubungan
Penyelenggaraan dinas pekerjaan umum
23. Devolusi adalah pelimpahan kekuasaan dari pemerintah
pusat dari suatu negara berdaulat kepada pemerintah
pada tingkat subnasional, seperti tingkat regional, lokal,
ataunegara bagian. Devolusi dapat diberikan terutama
karena alasan keuangan, misalnya melimpahkan
penyusunan anggaran daerah yang sebelumnya dikelola
oleh pemerintah pusat. Namun, kekuatan untuk membuat
undang-undang yang relevan bagi daerah juga dapat
dijadikan alasan pemberian devolusi.
24. Kewenangan pemerintah pusat mencakup
1. kewenangan dalam bidang politik luar negeri,
2. pertahanan dan keamanan,
3. peradilan,
4. moneter dan fiskal,
5. agama,
6. serta kewenangan lainnya seperti: kebijakan tentang perencanaan
nasional dan pengendalian pembangunan nasional secara makro,
pendayagunaan sumber daya alam serta teknologi tinggi strategis,
konservasi dan standardisasi nasional.
Pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan
pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan
Pemerintah Pusat. Pemerintahan daerah berhak menetapkan peraturan
daerah dan peraturan-peraturan lain untuk melaksanakan otonomi dan
tugas pembantuan. Susunan dan tata cara penyelenggaraan
pemerintahan daerah diatur dalam undang-undang.
25. Desentralisasi dan Sentralisasi tidak
bersifat dikotomis satu rangkaian
kesatuan (continuum)
Perlu dicari pengaturan pembagian
kerja yang terbaik antara Sentralisasi
ekstrim dengan Desentralisasi ekstrim
Desentralisasi tidak akan terwujud tanpa
Sentralisasi
26. Merealisasikan tujuan-tujuan dasar atau nilai-
nilai tertentu dari komunitas politik
Pemerintahan Daerah dilihat sebagai bagian
penting dari struktur pemerintahan
demokratis
Pemindahan beban dalam penyediaan
layanan masyarakat
Mendorong pendidikan politik dan
keterlibatan masyarakat
Memungkinkan kebijaksanaan
pemerintahan lebih sesuai dengan kondisi
wilayah dan masyarakat setempat
27. Secara ekonomi: peningkatan efisiensi
penyediaan barang dan jasa publik
Secara politik: memperkuat akuntabilitas,
kemapuan politik dan integritas nasional;
kedekatan dengan masyarakat;
mempromosikan kebebasan, kesamaan dan
kesejahteraan; latihan dasar bagi partisipasi
penduduk dan pemimpin politik
Secara sosial: hubungan keberadaan
negara dan perekonomian
28. Memunculkan pemikiran sempit dan
separatisme
Mengancam kesatuan dari kehendak
umum
Menguatkan kepentingan-kepentingan
yang sempit dan bersifat setempat
(lokalitas)
Anti kesederajatan
Dari segi keuangan: berbahaya dilihat dari
aspek redistribusi, stabilisasi, dan alokasi
29. Berhak menentukan kebijakan sendiri
yang sesuai dengan aspirasi masyarakat
Adanya lembaga perwakilan rakyat
Daerah
Pendapatan sendiri untuk menjalankan
fungsi-fungsi yang telah diserahkan
30. Dalam rangka kontrol politik Pusat
Dalam rangka mengatur perekonomian
Dalam rangka menetapkan standar
minimum nasional pelayanan Daerah
Dalam rangka efisiensi administratif
Daerah yang merupakan pre kondisi
bagi partisipasi masyarakat yang efektif
31. Sumber daya yang dimiliki:
› Politik
› Keuangan
› Konstitusi Hukum
› Hirarkhi (hanya milik Pusat)
Kemampuan mengelola sumber daya
32. Kerangka kerja (framework) desentralisasi harus terhubung, diantara batas-
batasnya, dimana keuangan lokal dan kewenangan fiskal harus terhubung
dengan tanggung jawab dalam penyediaan pelayanan dan fungsi dari
pemerintah lokal, sehingga politisi lokal dapat menyampaikan janji-janji
mereka dan menanggung beban dari kebijakan yang mereka ambil
Masyarakat lokal harus diberikan informasi mengenai biaya-biaya
pelayanan dan pilihan-pilihan dalam penyampaian pelayanan serta
sumberdaya pembiayaan dan sumber-sumbernya, sehingga kebijakan yang
mereka buat menjadi berarti. Penganggaran partisipatif seperti yang
dilaksanakan di Porto Alegre, Brazil, merupakan salah satu contoh dalam
upaya menciptakan kondisi ini
Masyarakat membutuhkan sebuah mekanisme untuk mengekspresikan
preferensi mereka dalam sebuah cara yang dapat mengikat politisi,
sehingga dapat tercipta insentif yang kredibel bagi masyarakat untuk
berpartisipasi
Seharusnya terdapat sebuah sistem akuntabilitas yang berdasarkan pada
informasi publik dan transparan yang memungkinkan masyarakat untuk
dapat memonitor kinerja pemerintah lokal secara efektif dan untuk dapat
bereaksi secara tepat terhadap kinerja tersebut, sehingga politisi dan
pejabat lokal memiliki insentif untuk responsif
Instrumen-instrumen desentralisasi—kerangka kerja institusi dan hukum,
struktur tanggungjawab penyampaian layanan, serta sistem fiskal antar
pemerintahan—harus didesain untuk mendukung sasaran politik
Sumber; Litvack &Seddon (eds), 1999, 8
33. Sumber daya: manusia, keuangan,
infrastruktur dan peralatan, bahan-bahan
Struktur: kestabilan organisasi, hubungan
antar program, aspek legal atau informal
Teknologi: pengetahuan dan tingkah laku
yang dibutuhkan bagi operasional
organisasi dan program
Kepemimpinan: kemampuan untuk
mengubah dan memodifikasi input yang
kritis (faktor dominan)
34. Pergeseran kekuasaan secara geografis
untuk membuat sejumlah keputusan dalam
lingkup hirarkhi administrasi publik yang
tersentralisasi secara langsung
Digunakan untuk mengurangi lokalisme dan
memaksakan keseragaman pembuatan
keputusan yang berlaku secara nasional
Adanya struktur yang mewakili kepentingan
pusat
Pembuatan keputusan formal dilakukan oleh
pejabat yang ditunjuk Pusat
35. Adanya “Wilayah Administrasi (WA)” yang
merupakan wilayah kerja dari aparatus
Pusat yang ada di Daerah untuk
melaksanakan kewenangan-kewenangan
Pusat yang telah didelegasikan kepada
pejabat Pusat yang ada di Daerah
36. Jenis kewenangan yang di delegasikan
kepada pejabat lapangan adalah
kewenangan birokrasi daripada
kewenangan politik
Administrator lapangan biasanya
pegawai negeri yang ditempatkan
untuk jangka waktu terbatas sebelum
dipindahkan ke Daerah lain atau Pusat
Area dibatasi oleh kebutuhan
administratif fungsi-fungsi mereka
37. Wilayah Administrasi yang Terfragmentasi
(Fragmented Field Administration): batas-
batas wilayah kerja (yurisdiksi) dari
perangkat departemen di lapangan
(Instansi Vertikal) berbeda menurut
pertimbangan fungsi dan organisasi
departemen induknya. Dalam hal ini tidak
terdapat dalam Wilayah Administrasi
seorang Wakil Pemerintah (Prefektur) untuk
keperluan koordinasi dan kegiatan
pemerintahan umum lainnya Sistem
Fungsional
38. Wilayah Administrasi yang Terintegrasi
(Integrated Field Administration):
mengharuskan terdapatnya
keseragaman batas-batas wilayah kerja
(yurisdiksi) dari berbagai instansi vertikal
atas dasar Wilayah Administrasi serta
adanya Wakil Pemerintah Sistem
Prefektoral
39. Sistem Prefektoral Terintegrasi
(Integrated Prefectoral System): rangkap
jabatannya Wakil Pemerintah yang juga
sebagai Kepala Daerah selain dari
berhimpinya batas Wilayah Administrasi
dengan Daerah Otonom
Sistem Prefektoral Tidak Terintegrasi
(Unintegrated Prefectoral System): Wakil
Pemerintah berbeda dengan Kepala
Daerah
40. Kriteria berdasarkan issue (GTZ, 1999):
Kepemerintahan lokal (local governance):
•Akuntabilitas (desentralisasi politik)
•Transparansi dan akses terhadap informasi
•Partisipasi masyarakat (oleh penduduk lokal)
•Pemberdayaan masyarakat sipil
Pemerintah lokal (local government):
•Peran dan fungsi dari setiap tingkatan pemerintahan
(tanggungjawab fungsional; pengaturan antar-pemerintahan
lainnya mengenai pembagian kekuasaan dan tanggungjawab)
•Pembiayaan daerah/pemerintah daerah
•Prosedur perencanaan dan penganggaran
•Pengorganisasian daerah/pemerintah lokal dan pengukuran
kinerjanya
•Tingkatan pengawasan yang lebih tinggi dan
supervisi/kapasitas pengawasan pemerintah lokal
•Sistem peradilan yang efektif dalam hal pencegahan dan
penyelesaian konflik
Indikator Global (OECD, 1999 a, b):
•Penerimaan terhadap prinsip pembagian kekuasaan dan
dalam konstitusi dan undang-undang
•Cakupan geografis dari devolusi
•Persentase pendapatan pemerintah yang dihasilkan oleh
pemerintah lokal
•Persentase pengeluaran pemerintah oleh pemerintah lokal
•Persentase pemerintah lokal menghasilkan pendapatan
secara mandiri (lokal)
•Kecukupan finansial dan sumberdaya manusia untuk institusi
pemerintahan lokal
•Definisi yang jelas dari tugas dan tanggungjawab pusat dan
pemerintah lokal
•Bantuan yang efektif dan independen dari keputusan
pengadilan terhadap konflik
•Penunjukkan administrator lokal yang bertanggungjawab
terhadap institusi yang dipilih secara lokal
•Penyampaian layanan oleh pemerintah lokal secara:
- efektif
- setara
- responsif
- akuntabel
Steinich, 2000, 10
41. Pemerintah Lokal (local government)
•Finansial dan sumberdaya manusia
•Tugas/tanggungjawab
•Susunan pemerintahan
•Hubungan antar pemerintahan
Pembangunan Lokal (local development)
•Pertumbuhan ekonomi
•Pengentasan kemiskinan
•Kesetaraan (gender)
•Keberlanjutan lingkungan
•(perdamaian)
Kepemerintahan Lokal (local governance)
•Akuntabilitas
•Transparansi
•Partisipasi
•Pemberdayaan
•Ketiadaan korupsi
•Aturan hukum
•Kepuasan pegawai
Kinerja pemerintah lokal (local government
performance)
•Kinerja finansial
•Penyampaian layanan
•Manajemen infrastruktur
•Regulasi konflik
•Manajemen insentif
Steinich, 2000, 11
42.
43. Perencanaan Partisipatif – adalah
seperangkat proses dimana kelompokdan
kepentingan yang berbeda terlibat bersama
dalammencapai konsensus pada sebuah
rencana dan implementasinya.
Perencanaan Partisipatif berarti lebih dari
sekedarpartisipasi publik
44. Seringkali pembangunan tidak mencapai
sasaran karena tidak melibatkan rakyat.
Hal tsb terjadi karena:
› Pembangunan hanya menguntungkan segolongan
kecil masyarakat
› Masyarakat tidak memahami maksud
pembangunan
› Pelaksanaan pembangunan tidak sesuai dengan
pemahaman masyarakat
› Pembangunan dipahami akan menguntungkan
rakyat tapi rakyat tidak dilibatkan
45. Oleh karena itu dalam administrasi
pembangunan harus:
› Melibatkan rakyat,
› Harus dipahami maksudnya oleh rakyat
› Harus mengikutsertakan rakyat dalam
pelaksanaannya, dan
› dilaksanakan sesuai dengan maksudnya, secara
jujur, terbuka, dan dapat dipertanggungjawabkan.
Kini partisipasi masy dalam pembangunan
diwujudkan dalam musyawarah perencanaan
pembangunan
46. 1. Terlibatnya rakyat dalam proses politik untuk arah,
strategi, dan kebijaksanaan pembangunan
2. Meningkatkan artikulasi(kemampuan) masyarakat
dalam pembangunan
3. Partisipasi masyarakat dalam kegiatan nyata yang
konsisten dengan arah, strategi dan
kebijaksanaan pembangunan.
4. Adanya perumusan dan pelaksanaan program-
program partisipatif dalam pembangunan
47. Perencanaan pasrtisipatif digunakan salah satunya untuk
mengantisipasi terjadinya perpecahan. Karena mengingat
benbentuk goegrafis Indonesia yang terdiri dari berbagai
pulau, suku, dan bahasa. Perencanaan merupakan sebuah
istilah yangs sangat umum di dunia pemerintahan.
Perencanaan terbagi atas dua jenis yakni perencaan dari
atas (top down) dan perencanaan dari bawah (bottom up).
Negara manapun didunia selalu berupaya memajukan
negaranya dan selalu mengontrol perkembangan
negaranya. Control tersebut dapat dilakukan melalui prisip
manajemen umum yang disebut dengan POAC (planning,
organizing actuating, controlling).
48. Dalam sejarah Indonesia, pernah mengalami beberapa masa
pemerintahan. Mulai dari orde lama, orde baru samapai dengan sekarang
era reformasi. Pada masa era orde baru pemerintahan Indonesia bercorak
otoriter. Bila kita mendengar istilah otoriter, terkesan negative. Namun jika
dipahami secara mendalam otoriter juga banyak yang positif. System
perencanaan yang dianut oleh era orde baru cenderung kepada top
down. Berbeda dengan sekarang, yang lebih condong kepada
perencanaan yang bersifat partisipatif (bottom up). Perencanaan semacam
ini bertujuan mewujudkan pembangunan yang didasarkan kepada
kenyataan rill harapan dan kebutuhan masyarakat.
Perencanaan partisipatif saat ini terdukung dengan adanya otonomi
daerah. Salah satu upaya pemerintah daerah mewujudkan perencanaan
partisipatif adalah dengan Musrenbang. Musrenbang dilaksanakan mulai
dari tingkat kelurahan dan desa sampai dengan tingkat nasional. Namun
demikian masih ada saja beberapa kementrian di pemerintah pusat yang
mempertahankan status quo, dan melaksanakan programnya sendiri tanpa
ada pertimbangan dan partisipasi dari bawah. Contohnya adalah
permasalahan saat ini menganai penanganan ujian nasional.
49. Partispasi menurut Mikkelsen :
Biasanya digunakan masyarakat dlam berbagai makna umum diantaranaya :
a. Partisipasi kontribusi sukarela dari masyarakat dalam suatu proyek
(pembangunan), tetapi tanpa mereka ikut terlibat dalam proses
pengambilan keputusan
b. Partisipasi adalah proses membuat masyarakat menjadi lebih peka dalam
rangka menerima dan merespon berbagai proyek pembangunan
c. Partisipasi adalah proses aktif yang bermakna bahwa orang ataupun
kelompok yang sedang ditugaskan mengambil insiatif dan mempunyai
otonomi untuk melakukan itu
d. Partisipasi merupakan proses menjembatani dialog antar komunitas local
dan pihak penyelenggara proyek dalam rangka.
· Persiapan
· Pengimplementasian
· Pemantauan
· Pengalokasian staf
50. Tujuannya agar dapat memperoleh
informasi tentang konteks social maupun
dampak social terhadap
masyarakat Partisipatif adalah
keterlibatan masyarakat secara sukarela
dalam perubahan yang ditentukan oleh
masyarakat. Keterlibatan masyarakat
dalam upaya pembangunan
lingkungan kehidupan dan diri mereka
sendiri.
51. Pemanfaatan lahan pedesaan tidak terlepas dari tujuan dan
ruang lingkup pembangunan pedesaan itu sendiri. tujuan
pembangunan ini sudah mencakup ruang lingkup
pembangunan pedesaan yang apabila dicermati terdapat
beberapa bagian penting yang membutuhkan keterlibatan
masyarakat setempat. Bagian penting keterlibatan
masyarakat ini antara lain berhubungan dengan
pemanfaatan sumberdaya alam, sumberdaya manusia,
kebutuhan akan sarana dan prasarana pedesaan serta
unsur-unsur kelembagaan masyarakat
52. Kemampuan masyarakat dalam pelaksanaan proses
perencanaan TGL di atas cukup dikenal sebagai
Perencanaan Partisipatif yang secara umum memiliki tujuan
pemberdayaan,
peningkatan kapasitas,
terwujudnya efektivitas dan efisiensi,
dan menciptakan dorongan andil masyarakat dalam
pembiayaan.
Peningkatan kapasitas berorientasi kepada pertumbuhan
kondisi dimana masyarakat dapat belajar sambil bekerja
untuk dirinya sendiri.
53. Proyek Pengembangan Hutan Kemasyarakatan adalah
suatu model proyek yang dikembangkan oleh Departemen
Kehutanan dan Kabupaten. Dalam proyek ini, dilakukan
penekanan terhadap pemberdayaan masyarakat dalam
perencanan TGL desa dan pemanfaatan hutan.
Dalam proyek ini terdapat konsep Tata Guna Lahan Desa
Kesepakatan (TGLDK) yang menyebutkan bahwa TGLDK
adalah hasil perencanaan tata guna lahan secara
partisipatif yang merupakan prodk hukum dimana
masyarakat menyepakati secara partisipatif fungsi lahan
dan pengembangan wilayah desa dan pemerintah
mengakui hak dan kewajiban masyarakat dalam
pengelolaan lahan.
54. Alasan dari pemberdayaan TGLDK ini antara lain untuk
menghindari terjadinya tumpang tindih penggunaan
pemanfaatan lahan, pemberian jaminan dari pemerintah
atas hak dan kewajiban serta sanksi penggunaan lahan
dimana masyarakat dibina untuk terlibat dan mengakui
perencanaan lahan. Dari alasan pemberdayaan TGLDK ini
tercermin usaha untuk meningkatkan konsistensi dalam
pelaksanaan dan pengawasan implementasi TGL
antara stakeholder yang paling dominan yaitu pemerintah
dan masyarakat. Hal ini sangat penting guna menghindari
konflik seperti belakangan sering terjadi berkaitan dengan
penguasaan lahan.
55. TGLDK ini sama sekali tidak terlepas dari tujuan
pembangunan pedesaan dan dokumen-dokumen
perencanaan daerah lainnya. Hal ini dapat dicermati
melalui penetapan fungsi dan tujuan TGLDK antara lain
berfungsi untuk menjamin pemanfaatan lahan pedesaan,
menjamin keamana penggunaan lahan desa dan bertindak
sebagai pedoman pembangunan desa. Tujuan dari TGLDK
ini antara lain menyusun suatu kesepakatan penggunaan
lahan desa, penjabaran RTRWK ke dalam penggunaan
lahan desa yang lebih rinci dan menciptakan harmonisasi
dalam pembangunan.
56. kesinambungan antara perencanaan yang bersifat formal-
normatif melalui jalur birokrasi pemerintahan ke arah
perencanaan yang lebih bersifat merakyat melalui
perencanan partisipatif.
Legalitas dari perencanaan ini juga didukung oleh
pemerintah daerah melalui pengesahan oleh Bupati dan
adanya pemantauan serta pengendalian oleh instansi
terkait.
Dalam keseluruhan proses perencanaan dan implementasi
TGLDK, masyarakat juga diikutsertakan serta dibina agar
dapat membuat keputusan yang bertanggung jawab akan
pertumbuhan daerahnya sesuai dengan aspirasi, kebutuhan,
potensi dan kearifan lokal yang dimiliki daerah tersebut.
57. disimpulkan bahwa perlu adanya kinerja yang sinergis dan
kemitraan antara stakeholder Tata Guna Lahan Pedesaan
yaitu Masyarakat, Pemerintah dan LSM. Paradigma yang
memandang masyarakat sebagai bagian dari objek
perencanaan harus diubah sebab telah terbukti bahwa
masyarakat juga memiliki kemampuan untuk menelusuri
permasalahan, merumuskan solusi dan mengambil
keputusan. Pemerintah harus mendukung dengan fungsi
regulasinya dibantu LSM yang banyak berperan sebagai
mediator.