Dokumen tersebut membahas tentang penerapan pengendalian internal baik di tingkat entitas (entity level control) maupun tingkat aktivitas/transaksi (transactional level control) pada entitas pemerintah dalam penyusunan laporan keuangan. Pengendalian internal merupakan komponen penting untuk menghasilkan laporan keuangan yang dapat diandalkan. Dokumen juga membahas berbagai kerangka dan aturan pengendalian internal di Indonesia.
SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Reporting, ...Sandy Setiawan
Teks tersebut membahas tentang Internal Control Over Financial Reporting (ICOFR) dan implementasinya pada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. ICOFR dirancang menggunakan kerangka COSO dan menerapkan pengendalian pada tingkat entitas dan transaksi serta teknologi informasi. PT Telkom merancang delapan siklus ICOFR berdasarkan 114 proses bisnis untuk memastikan laporan keuangan yang andal.
Dokumen tersebut membahas tentang internal control over financial reporting (ICOFR) dan implementasinya, mencakup:
1. Konsep ICOFR menurut COSO dan ketentuan SOX
2. Entity level control dan transactional level control
3. Siklus desain dan implementasi ICOFR
15, si & pi, ridho f widiatmoko(55518110002), hapzi ali ,internal control ove...Ridho F. Widiatmoko
Siklus desain dan implementasi ICoFR terdiri dari empat tahap, yaitu penyesuaian risiko pelaporan keuangan, implementasi pengendalian sesuai risiko, pengawasan pengendalian, dan identifikasi perubahan. ICoFR bertujuan untuk memberikan keyakinan atas keandalan pelaporan keuangan dengan mencakup dokumentasi transaksi, pencatatan sesuai prinsip akuntansi, dan pencegahan penggunaan aset tanpa izin.
1. COSO Integrated Framework digunakan sebagai acuan utama dalam desain dan implementasi ICoFR di Indonesia. Kerangka ini terdiri dari lima komponen yang saling terkait.
2. ICoFR mencakup Entity Level Control (ELC) dan Transactional Level Control (TLC). ELC beroperasi pada tingkat manajemen puncak sedangkan TLC berkaitan dengan proses bisnis dan transaksi.
3. Siklus desain dan implementasi ICoFR meliputi identifikasi, penilaian, desain, implementasi,
SI & PI, Hariz Abdul Najib, Hapzi Ali, DESAIN COSO, ILC, TLC DAN ICOFR, Unive...Hariz Harahap
SIstem Informasi dan Pengendalian Internal
Desain COSO ILC TLC dan ICOFR
Disusun Oleh
Hariz Abdul Najib (55517110006)
Dosen Pengampu
Prof Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA
Universitas Mercu Buana
Jakarta
2017
SI-PI, Megania Kharisma, Hapzi Ali,internal control over financial reporting,...Megania Kharisma
1. Internal Control over Financial Reporting (ICoFR) adalah proses yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai terkait keandalan pelaporan keuangan dan penyusunan pelaporan keuangan sesuai standar akuntansi yang berlaku.
2. ICoFR memberikan manfaat seperti meningkatkan efisiensi operasi, kepatuhan hukum, penilaian perusahaan, dan keandalan laporan keuangan.
3. Dasar regulasi penerapan ICoFR mencakup peraturan pemerintah
SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Reporting, ...Sandy Setiawan
Teks tersebut membahas tentang Internal Control Over Financial Reporting (ICOFR) dan implementasinya pada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. ICOFR dirancang menggunakan kerangka COSO dan menerapkan pengendalian pada tingkat entitas dan transaksi serta teknologi informasi. PT Telkom merancang delapan siklus ICOFR berdasarkan 114 proses bisnis untuk memastikan laporan keuangan yang andal.
Dokumen tersebut membahas tentang internal control over financial reporting (ICOFR) dan implementasinya, mencakup:
1. Konsep ICOFR menurut COSO dan ketentuan SOX
2. Entity level control dan transactional level control
3. Siklus desain dan implementasi ICOFR
15, si & pi, ridho f widiatmoko(55518110002), hapzi ali ,internal control ove...Ridho F. Widiatmoko
Siklus desain dan implementasi ICoFR terdiri dari empat tahap, yaitu penyesuaian risiko pelaporan keuangan, implementasi pengendalian sesuai risiko, pengawasan pengendalian, dan identifikasi perubahan. ICoFR bertujuan untuk memberikan keyakinan atas keandalan pelaporan keuangan dengan mencakup dokumentasi transaksi, pencatatan sesuai prinsip akuntansi, dan pencegahan penggunaan aset tanpa izin.
1. COSO Integrated Framework digunakan sebagai acuan utama dalam desain dan implementasi ICoFR di Indonesia. Kerangka ini terdiri dari lima komponen yang saling terkait.
2. ICoFR mencakup Entity Level Control (ELC) dan Transactional Level Control (TLC). ELC beroperasi pada tingkat manajemen puncak sedangkan TLC berkaitan dengan proses bisnis dan transaksi.
3. Siklus desain dan implementasi ICoFR meliputi identifikasi, penilaian, desain, implementasi,
SI & PI, Hariz Abdul Najib, Hapzi Ali, DESAIN COSO, ILC, TLC DAN ICOFR, Unive...Hariz Harahap
SIstem Informasi dan Pengendalian Internal
Desain COSO ILC TLC dan ICOFR
Disusun Oleh
Hariz Abdul Najib (55517110006)
Dosen Pengampu
Prof Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA
Universitas Mercu Buana
Jakarta
2017
SI-PI, Megania Kharisma, Hapzi Ali,internal control over financial reporting,...Megania Kharisma
1. Internal Control over Financial Reporting (ICoFR) adalah proses yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai terkait keandalan pelaporan keuangan dan penyusunan pelaporan keuangan sesuai standar akuntansi yang berlaku.
2. ICoFR memberikan manfaat seperti meningkatkan efisiensi operasi, kepatuhan hukum, penilaian perusahaan, dan keandalan laporan keuangan.
3. Dasar regulasi penerapan ICoFR mencakup peraturan pemerintah
Si pi, sigit widiatmoko, hapzi ali, implementasi dan design internal control ...sigit widiatmoko
Dokumen tersebut membahas tentang implementasi dan desain internal control over financial reporting (ICOFR). Ia menjelaskan definisi ICOFR, tujuannya, dan contoh penerapannya di Indonesia seperti pada PT Telkom. Dokumen ini juga membahas kerangka COSO, entity level control vs transactional level control, serta siklus desain dan implementasi ICOFR.
SIPI, WINDAYANI RAJAGUKGUK, HAPZI ALI, 2018, Internal Control Over Financial ...WINDAYANI RAJAGUKGUK
Sistem informasi dan pengendalian internal merupakan proses yang dirancang untuk memberikan keyakinan yang memadai terhadap pelaporan keuangan dan pencapaian tujuan operasional, pelaporan, dan kepatuhan. Dokumen ini menjelaskan definisi pengendalian internal atas pelaporan keuangan, tanggung jawab manajemen dan dewan direksi, keterbatasan inherent, dan kerangka COSO untuk pengendalian internal.
Dokumen tersebut membahas tentang pengendalian internal dan COSO. Pengendalian internal adalah proses yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai dalam pencapaian tujuan organisasi. COSO adalah organisasi yang menyediakan panduan pengendalian internal berdasarkan lima komponen: lingkungan pengendalian, penilaian risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pemantauan.
FORUM dan QUIZ Minggu 14 :Internal control over financial reporting, implemen...Megania Kharisma
1. COSO Integrated Framework digunakan sebagai kerangka acuan dalam desain dan implementasi Internal Control over Financial Reporting (ICoFR).
2. ICoFR terdiri dari Entity Level Control dan Transactional Level Control.
3. Siklus desain dan implementasi ICoFR mencakup penentuan tujuan, penilaian risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pemantauan.
Sipi, irena fatya, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre m sc, mm, mca, internal co...irenafatya
1. Dokumen tersebut membahas tentang sistem pengendalian internal khususnya Internal Control over Financial Reporting (ICoFR), yang menerangkan regulasi, kerangka, komponen, dan contoh implementasinya pada suatu perusahaan.
Si pi, sigit widiatmoko, hapzi ali, internal control over financial reportingsigit widiatmoko
Dokumen tersebut membahas tentang Internal Control over Financial Reporting (IcoFR) yang meliputi kerangka COSO, tujuan pengendalian internal, komponen pengendalian internal, siklus desain dan implementasi IcoFR, serta rencana review implementasi IcoFR pada PT Pelabuhan Indonesia III.
SI-PI,Ranti Pusriana,Hapzi Ali,INTERNAL CONTROL OVER FINANCIAL REPORTING (ICo...Ranti Pusriana
Dokumen tersebut membahas tentang Internal Control Over Financial Reporting (ICoFR) yang merupakan implementasi dari COSO Internal Control Framework. ICoFR diperlukan perusahaan untuk memenuhi persyaratan Sarbanes-Oxley Act tahun 2002 guna melindungi kepentingan investor dengan meningkatkan tata kelola dan akuntabilitas laporan keuangan perusahaan. Dokumen tersebut juga menjelaskan 5 komponen pengendalian internal menurut kerangka COSO beserta 17 prinsipnya
SI & PI, SEVRINDA ANGGIA SARI, Prof. Dr. HAPZI ALI. CMA, INTERNAL CONTROL OVE...sevrindaanggia
SI & PI, SEVRINDA ANGGIA SARI, Prof. Dr. HAPZI ALI. CMA, INTERNAL CONTROL OVER FINANCIAL REPORTING, IMPLEMENTASI DAN DESAIN ICOFR, UNIVERSITAS MERCU BUANA, 2017.
SI-PI,Ranti Pusriana,Hapzi Ali,INTERNAL CONTROL OVER FINANCIAL REPORTING (ICo...Ranti Pusriana
Dokumen tersebut membahas tentang Internal Control Over Financial Reporting (ICoFR) berdasarkan kerangka COSO. ICoFR diperlukan perusahaan untuk memenuhi persyaratan Sarbanes-Oxley Act yang bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas manajemen dan melindungi investor. Kerangka COSO menyediakan 17 prinsip pengendalian internal yang terdiri dari 5 komponen yaitu lingkungan pengendalian, penilaian risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan kom
14. SI&PI, Shalsabilla Desi, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Repor...ShalsabillaDMutiara
Internal Control Over Financial Reporting (ICoFR) adalah sistem pengendalian internal yang terkait dengan pelaporan keuangan untuk menjamin laporan keuangan yang akurat dan tepat waktu. ICoFR diatur dalam peraturan BPK RI dan SPAP IAI serta dimaksudkan untuk mencegah fraud dan memenuhi konvergensi IFRS. Komponen pengendalian internal meliputi lingkungan pengendalian, penilaian risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pemantauan.
SI - PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Reporti...yohana premavari
Dokumen tersebut membahas tentang Internal Control Over Financial Reporting (ICoFR) menurut kerangka COSO. ICoFR diperlukan perusahaan untuk memenuhi persyaratan Sarbanes-Oxley Act tahun 2002 guna melindungi investor. Kerangka COSO menyediakan 17 prinsip pengendalian internal yang terdiri atas 5 komponen yaitu lingkungan pengendalian, penilaian risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pemantauan.
Pengendalian internal atas pelaporan keuangan (ICoFR) merupakan proses yang dirancang oleh manajemen perusahaan untuk memberikan keyakinan yang memadai terkait keandalan laporan keuangan dan kepatuhan terhadap peraturan. ICoFR memberikan berbagai manfaat seperti operasi yang lebih efisien dan efektif serta laporan keuangan yang handal. Implementasi ICoFR meliputi penyesuaian risiko pelaporan keuangan, implementasi pengendalian, pemantauan, dan
15, SI & PI Yovie Aulia Dinanda, Hapzi Ali, Kombinasi Materi-Materi 9-13 (ICo...Vhiie Audi
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Dokumen tersebut membahas tentang internal control over financial reporting berdasarkan kerangka COSO dan dampak implementasi Sarbanes-Oxley Act bagi perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat dan Indonesia. (2) COSO memperkenalkan 5 komponen pengendalian internal yaitu lingkungan pengendalian, penilaian risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pemantauan. (3) Sarbanes-Oxley Act bert
14 SI-PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Report...yohana premavari
Implementasi dan desain ICoFR 1. Definisi ICoFR. 2. Inherent limitation dari ICoFR. 3. COSO Integrated Framework. 4. Entity level control (ELC) and transactional level control (TLC). 5. Siklus dalam desain dan implementasi ICoFR.
14 SI-PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Reporting (ICoFR), Universitas Mercu Buana, 2017.PDF
14 SI-PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Report...yohana premavari
14 SI-PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Reporting (ICoFR), Universitas Mercu Buana, 2017.PDF
Implementasi dan desain ICoFR 1. Definisi ICoFR. 2. Inherent limitation dari ICoFR. 3. COSO Integrated Framework. 4. Entity level control (ELC) and transactional level control (TLC). 5. Siklus dalam desain dan implementasi ICoFR.
Si pi, sigit widiatmoko, hapzi ali, implementasi dan design internal control ...sigit widiatmoko
Dokumen tersebut membahas tentang implementasi dan desain internal control over financial reporting (ICOFR). Ia menjelaskan definisi ICOFR, tujuannya, dan contoh penerapannya di Indonesia seperti pada PT Telkom. Dokumen ini juga membahas kerangka COSO, entity level control vs transactional level control, serta siklus desain dan implementasi ICOFR.
SIPI, WINDAYANI RAJAGUKGUK, HAPZI ALI, 2018, Internal Control Over Financial ...WINDAYANI RAJAGUKGUK
Sistem informasi dan pengendalian internal merupakan proses yang dirancang untuk memberikan keyakinan yang memadai terhadap pelaporan keuangan dan pencapaian tujuan operasional, pelaporan, dan kepatuhan. Dokumen ini menjelaskan definisi pengendalian internal atas pelaporan keuangan, tanggung jawab manajemen dan dewan direksi, keterbatasan inherent, dan kerangka COSO untuk pengendalian internal.
Dokumen tersebut membahas tentang pengendalian internal dan COSO. Pengendalian internal adalah proses yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai dalam pencapaian tujuan organisasi. COSO adalah organisasi yang menyediakan panduan pengendalian internal berdasarkan lima komponen: lingkungan pengendalian, penilaian risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pemantauan.
FORUM dan QUIZ Minggu 14 :Internal control over financial reporting, implemen...Megania Kharisma
1. COSO Integrated Framework digunakan sebagai kerangka acuan dalam desain dan implementasi Internal Control over Financial Reporting (ICoFR).
2. ICoFR terdiri dari Entity Level Control dan Transactional Level Control.
3. Siklus desain dan implementasi ICoFR mencakup penentuan tujuan, penilaian risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pemantauan.
Sipi, irena fatya, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre m sc, mm, mca, internal co...irenafatya
1. Dokumen tersebut membahas tentang sistem pengendalian internal khususnya Internal Control over Financial Reporting (ICoFR), yang menerangkan regulasi, kerangka, komponen, dan contoh implementasinya pada suatu perusahaan.
Si pi, sigit widiatmoko, hapzi ali, internal control over financial reportingsigit widiatmoko
Dokumen tersebut membahas tentang Internal Control over Financial Reporting (IcoFR) yang meliputi kerangka COSO, tujuan pengendalian internal, komponen pengendalian internal, siklus desain dan implementasi IcoFR, serta rencana review implementasi IcoFR pada PT Pelabuhan Indonesia III.
SI-PI,Ranti Pusriana,Hapzi Ali,INTERNAL CONTROL OVER FINANCIAL REPORTING (ICo...Ranti Pusriana
Dokumen tersebut membahas tentang Internal Control Over Financial Reporting (ICoFR) yang merupakan implementasi dari COSO Internal Control Framework. ICoFR diperlukan perusahaan untuk memenuhi persyaratan Sarbanes-Oxley Act tahun 2002 guna melindungi kepentingan investor dengan meningkatkan tata kelola dan akuntabilitas laporan keuangan perusahaan. Dokumen tersebut juga menjelaskan 5 komponen pengendalian internal menurut kerangka COSO beserta 17 prinsipnya
SI & PI, SEVRINDA ANGGIA SARI, Prof. Dr. HAPZI ALI. CMA, INTERNAL CONTROL OVE...sevrindaanggia
SI & PI, SEVRINDA ANGGIA SARI, Prof. Dr. HAPZI ALI. CMA, INTERNAL CONTROL OVER FINANCIAL REPORTING, IMPLEMENTASI DAN DESAIN ICOFR, UNIVERSITAS MERCU BUANA, 2017.
SI-PI,Ranti Pusriana,Hapzi Ali,INTERNAL CONTROL OVER FINANCIAL REPORTING (ICo...Ranti Pusriana
Dokumen tersebut membahas tentang Internal Control Over Financial Reporting (ICoFR) berdasarkan kerangka COSO. ICoFR diperlukan perusahaan untuk memenuhi persyaratan Sarbanes-Oxley Act yang bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas manajemen dan melindungi investor. Kerangka COSO menyediakan 17 prinsip pengendalian internal yang terdiri dari 5 komponen yaitu lingkungan pengendalian, penilaian risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan kom
14. SI&PI, Shalsabilla Desi, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Repor...ShalsabillaDMutiara
Internal Control Over Financial Reporting (ICoFR) adalah sistem pengendalian internal yang terkait dengan pelaporan keuangan untuk menjamin laporan keuangan yang akurat dan tepat waktu. ICoFR diatur dalam peraturan BPK RI dan SPAP IAI serta dimaksudkan untuk mencegah fraud dan memenuhi konvergensi IFRS. Komponen pengendalian internal meliputi lingkungan pengendalian, penilaian risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pemantauan.
SI - PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Reporti...yohana premavari
Dokumen tersebut membahas tentang Internal Control Over Financial Reporting (ICoFR) menurut kerangka COSO. ICoFR diperlukan perusahaan untuk memenuhi persyaratan Sarbanes-Oxley Act tahun 2002 guna melindungi investor. Kerangka COSO menyediakan 17 prinsip pengendalian internal yang terdiri atas 5 komponen yaitu lingkungan pengendalian, penilaian risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pemantauan.
Pengendalian internal atas pelaporan keuangan (ICoFR) merupakan proses yang dirancang oleh manajemen perusahaan untuk memberikan keyakinan yang memadai terkait keandalan laporan keuangan dan kepatuhan terhadap peraturan. ICoFR memberikan berbagai manfaat seperti operasi yang lebih efisien dan efektif serta laporan keuangan yang handal. Implementasi ICoFR meliputi penyesuaian risiko pelaporan keuangan, implementasi pengendalian, pemantauan, dan
15, SI & PI Yovie Aulia Dinanda, Hapzi Ali, Kombinasi Materi-Materi 9-13 (ICo...Vhiie Audi
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Dokumen tersebut membahas tentang internal control over financial reporting berdasarkan kerangka COSO dan dampak implementasi Sarbanes-Oxley Act bagi perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat dan Indonesia. (2) COSO memperkenalkan 5 komponen pengendalian internal yaitu lingkungan pengendalian, penilaian risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pemantauan. (3) Sarbanes-Oxley Act bert
14 SI-PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Report...yohana premavari
Implementasi dan desain ICoFR 1. Definisi ICoFR. 2. Inherent limitation dari ICoFR. 3. COSO Integrated Framework. 4. Entity level control (ELC) and transactional level control (TLC). 5. Siklus dalam desain dan implementasi ICoFR.
14 SI-PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Reporting (ICoFR), Universitas Mercu Buana, 2017.PDF
14 SI-PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Report...yohana premavari
14 SI-PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Reporting (ICoFR), Universitas Mercu Buana, 2017.PDF
Implementasi dan desain ICoFR 1. Definisi ICoFR. 2. Inherent limitation dari ICoFR. 3. COSO Integrated Framework. 4. Entity level control (ELC) and transactional level control (TLC). 5. Siklus dalam desain dan implementasi ICoFR.
SI - PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Reporti...yohana premavari
SI - PI, Yohana Premavari, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Reporting (ICoFR), Universitas Mercu Buana, 2017.PDF
Siklus dalam desain dan implementasi ICoFR
Internal Control Over Financial Reporting (ICoFR)
Entity level control (ELC) and transactional level control (TLC).
Si pi, sigit widiatmoko, hapzi ali, internal control over financial reportingsigit widiatmoko
Dokumen tersebut membahas tentang Internal Control over Financial Reporting (IcoFR) yang meliputi kerangka COSO, komponen pengendalian internal, siklus desain dan implementasi IcoFR, serta contoh rencana review implementasi IcoFR pada suatu perusahaan.
14. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Reporti...Sandy Setiawan
Teks tersebut membahas tentang Internal Control Over Financial Reporting (ICOFR) dan implementasinya pada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. ICOFR dirancang menggunakan kerangka COSO dan menerapkan pengendalian pada tingkat entitas dan transaksi serta teknologi informasi. PT Telkom melaksanakan delapan siklus desain ICOFR untuk memastikan laporan keuangan yang handal.
14, si pi, asalila, hapzi ali, internal control over financial reporting ( im...ASA LILA
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang penerapan Internal Control Over Financial Reporting (ICOFR) berdasarkan kerangka COSO dan regulasi seperti Sarbanes-Oxley di Indonesia, termasuk tanggung jawab direksi atas laporan keuangan dan penilaian pengendalian internal perusahaan.
Si pi, asalila, hapzi ali, internal control over financial reporting ( implem...ASA LILA
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang penerapan Internal Control Over Financial Reporting (ICOFR) berdasarkan kerangka COSO dan regulasi seperti SOX dan peraturan pasar modal Indonesia. ICOFR diperlukan untuk menjamin keandalan pelaporan keuangan dan kepatuhan terhadap peraturan. Proses bisnis menjadi fokus utama dalam menilai desain dan pengelolaan pengendalian internal sebuah organisasi.
Si-pi, yohanes agung nugroho, hapzi ali, sistem informasi,implementasi dan de...Yohanes Agung Nugroho
1. Dokumen tersebut membahas tentang implementasi sistem pengendalian internal berdasarkan kerangka COSO. Kerangka COSO memiliki lima komponen pengendalian internal yaitu lingkungan pengendalian, penilaian risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pemantauan.
2. Sistem pengendalian internal bertujuan untuk membantu organisasi mencapai tujuan operasional, pelaporan keuangan, dan kepatuhan terhadap peraturan. Tanggung jaw
15, si & pi delvia vamela, hapzi ali, implementasi icofr pt pertamina geo...delviavamela
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Dokumen tersebut membahas tentang implementasi Internal Control over Financial Reporting (ICoFR) di PT Pertamina Geothermal Energy, mulai dari definisi, tujuan, jenis pengendalian, keterbatasan, siklus desain dan implementasi, serta kebijakan dan prosedur ICoFR. (2) Implementasi ICoFR di PT PGE meliputi perancangan, implementasi, pengujian, dan penerapan ICoFR. (3) Dokumen ini bertuju
Si & pi, wawan pryono, hapzi ali, internal control over financial reporting ...Wawan P
Dokumen tersebut membahas tentang Internal Control over Financial Reporting (ICoFR) yang merupakan proses yang dirancang oleh manajemen perusahaan untuk mencapai keandalan laporan keuangan. ICoFR bertujuan untuk memastikan pencatatan transaksi secara akurat berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Laporan ICoFR harus menjelaskan tujuan, prosedur, cakupan evaluasi, dan kesimpulan efektivitas pengendalian internal atas
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Universitas Negeri Jakarta banyak melahirkan tokoh pendidikan yang memiliki pengaruh didunia pendidikan. Beberapa diantaranya ada didalam file presentasi
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
7. si pi, yunke setya dfr, hapzi ali, internal control over financial reporting, universitas mercu buana, 2017
1. Penerapan Internal control over financial reporting, Entity level control (ELC) dan Transactional
Level Control (TLC) pada Entitas Pemerintah
Dalam penyusunan laporan keuangan, Sistem Pengendalian Internal merupakan bagian penting
dalam penyusunan laporan keuangan. Laporan Keuangan merupakan output dokumen akhir dari
tahapan proses penganggaran, pelaksanaan anggaran dan pelaporan. Jika dalam setiap tahapan,
entitas pembuat laporan telah menerapkan pengendalian internal yang memadai, maka dapat
dipastikan bahwa laporan keuangan yang dihasilkan dapat diyakini keandalannya. Teori ini juga
dikenal dengan istilah ICOFR (Internal Control Over Financial Reporting).
Pada prinsipnya internal control system itu bukan barang yang terpisah, namun internal control itu
melekat di dalam proses manajemen. Oleh karena itu maka dalam metode pertahanan kita yang tiga
lini tadi, tiga-tiganya harus kita perkuat. Lebih lanjut tentang konsep three line defense, Dengan
memberikan contoh penerapannya di Kementerian Keuangan.
ketiga lini tersebut adalah sebagai berikut :
Lini pertama, yaitu di jajaran manajemen yang berfungsi untuk mencegah kesalahan,
mendeteksi kecurangan, serta mengidentifikasi kelemahan dan kerentanan pengendalian.
Lini kedua, dilaksanakan oleh unit Kepatuhan Internal. Unit inilah yang melakukan
pemantauan atas pengendalian di setiap tingkatan manajemen yang ada di setiap unit
organisasi yang ada di Kementerian. Unit ini jugalah yang akan memperingatkan lini
pertahanan pertama apabila menemukan kelemahan-kelemahan di dalam rancangan atau di
dalam pelaksanaan pengendalian intern.
Lini ketiga, yakni Inspektorat Jenderal yang akan memberikan fungsi konsultansi
dan assurance atas penerapan pengendalian intern.
Sesuai COSO-ICIF, terdapat tiga kategori tujuan dari adanya pengendalian internal (Internal Control),
yaitu:
1. Membantu organisasi dalam mencapai target kinerja dan profitabilitas dan mencegah
terjadinya kehilangan sumber daya (resources);
2. Membantu untuk memastikan penyajian laporan keuangan yang dapat diandalkan;
3. Membantu memastikan bahwa perusahaan telah patuh pada hukum dan peraturan,
menghindarkan perusahaan dari kerusakan reputasi dan konsekuensi lainnya.
Sedangkan tujuan pengendalian intern yang tersebut dalam SPIP atau PP No. 60 Tahun 2008, antara
lain adalah memberikan keyakinan yang memadai bagi:
1. Tercapainya efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan penyelenggaraan pemerintahan
negara;
2. Keandalan pelaporan keuangan;
3. Pengamanan aset negara;
2. 4. Ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.
Dari kedua tujuan di atas, terlihat bahwa dalam PP 60 Tahun 2008 tentang SPIP telah mengadopsi
sistem pengendalian dari COSO yang mana atas tujuan tersebut dijabarkan dalam lima komponen
yang sama-sama dijabarkan dalam COSO-ICIF dan PP No. 60 Tahun 2008, yaitu:
1. Control Environment (Lingkungan pengendalian)
2. Risk Assesment (Penilaian Resiko)
3. Control Activities (Aktivitas Pengendalian)
4. Information and Comunication (Infomasi dan Komunikasi)
5. Monitoring (Pemantauan)
Comparison between entity level control and activity/transactional level control
Scope atau ruang lingkup pengendalian terbagi dalam dua level, yaitu entity level control
(pengendalian tingkat entitas) dan activity/transactional level control (pengendalian tingkat
aktivitas/transaksi). Perbandingan antara kedua level tersebut ialah sebagai beriku:
Entity level control
Kegiatan pengendalian ini umumnya beroperasi pada tingkat perusahaan atau manajemen puncak
pengambil keputusan strategis. Level ini memiliki jangkauan atau kewenangan pengendalian yang
lebih tinggi dari activity level, dan bisa mempengaruhi kegiatan pada activity level, misalnya
kebijakan perusahaan.
Ilsutrasi dalam DJP:
Kegiatan pengendalian atas pelaksanaan salah satu program DJP, yaitu “Knowing Your Tax
Payer” dimana ini merupakan kebijakan DJP dalam mengintensifkan penerimaan pajak, sehingga
munculnya satu fungsi baru yaitu account representative.
Activity/transactional level control
Kegiatan pengendalian pada level ini lebih berhubungan dengan pelaksanaan proses bisnis atau
transaksi dari bagian dalam suatu organisasi. Level ini memiliki kewenangan yang lebih rendah dari
entity level control, dan dapat dipengaruhi kebijakan dalam entity level control.
Ilustrasi dalam DJP:
Pemantauan atas kinerja account representative dalam mengintensifkan penerimaan perpajakan.
3. ICOFR di Indonesia
ICOFR di Indonesia telah diatur dalam SPAP (Standar Audit Akuntan Publik) yang diterbitkan oleh IAI
(Ikatan Akuntan Indonesia) yaitu standar yang mewajibkan auditor untuk melaksanakan pekerjaan
sesuai dengan standar pekerjaan lapangan No.2, SPAP 1994 – PSA No.06, 23, 24, 35, 60 & 69 , SPAP
2001-SAT Seksi 400 & SA Seksi 314, dalam implementasinya pengendalian internal menggunakan
COSO, namun kewajiban audit atau memberi opini atas pengendalian internal belum diterapkan.
Bagi BUMN keharusan penyelenggaraan pengendalian internal berbasis COSO tertuang dalam pasal
22 Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-117/M-MBU/2002 tentang penerapan good governance
pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dalam keputusan tersebut dinyatakan bahwa manajemen
BUMN harus memelihara pengendalian internal bagi perusahaan yang meliputi. Keputusan Ketua
Badan Pengawas Pasar Modal nomor: Kep-40/PM/2003 atau peraturan nomor VIII.G.11 tentang
tanggung jawab direksi atas laporan keuangan, yaitu:
a. Laporan Keuangan dalam rangka kewajiban penyampaian laporan keuangan kepada Bapepam.
b. Direksi Emiten atau Perusahaan Publik wajib membuat surat pernyataan.
c. Surat pernyataan sebagaimana wajib ditandatangani oleh Direktur Utama dan seorang Direktur
yang membawahi bidang akuntansi atau keuangan, dan bermeterai cukup.
d. Direksi Emiten atau Perusahaan Publik secara tanggung renteng bertanggung jawab atas
pernyataan yang dibuat termasuk kerugian yang mungkin ditimbulkan.
e. Surat pernyataan wajib dilekatkan pada laporan keuangan yang disampaikan kepada Bapepam.
f. Dalam hal laporan keuangan yang disampaikan telah diaudit atau ditelaah secara terbatas, maka
tanggung jawab Direksi atas pernyataan sebagaimana dimaksud berlaku sampai dengan tanggal
pendapat akuntan.
g. Laporan keuangan interim yang disampaikan tidak diaudit, maka tanggung jawab Direksi atas
pernyataan berlaku sampai dengan tanggal disampaikannya surat pernyataan dimaksud kepada
Bapepam.
h. Dengan tidak mengurangi ketentuan pidana di bidang Pasar Modal, Bapepam berwenang
mengenakan sanksi terhadap setiap pelanggaran ketentuan peraturan ini, termasuk pihakpihakyang
menyebabkan terjadinya pelanggaran tersebut.
Perusahaan Indonesia yang listing di bursa efek di Amerika Serikat (NYSE) dan hanya satu-satunya
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Indonesia yang terdaftar di NYSE sehingga PT Telkom harus
patuh terhadap SOA section 404 seperti yang disyaratkan oleh SEC (Securities and Exchange
Commission).
PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) merupakan pemerintah yang perlu diaudit oleh auditor atas
laporan keuangan menerapkan standar SPAP dan harus melakukan review intern control atas laporan
keuangan. Berdasarkan informasi hingga saat ini PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) belum
melakukan reviu pengendalian internal dan belum membuat pernyataan Direksi atas penerapan
pengendalian internal.
Pelajaran yang harus dipetik adalah bahwa dengan globalisasi ini maka kita mau tidak mau baik
akuntan, perusahan, manajemen, analis, pemerintah selaku regulator dan juga dunia kampus harus
selalu mengikuti atau kalau bisa didepan untuk menerapkan “good governance” disemua bidang
bukan saja di dunia swasta, tetapi juga di dunia birokrasi dan dunia akademis. Status kita yang selalu
dianggap memiliki risiko tinggi tidak lepas dari aspek penerapan “good governance” ini. Kita akan
4. selalu menjadi bulan bulanan para professional dan penentu kebijakan tingkat internasional.
Sebenarnya dengan sifat budaya kita yang religius sudah cukup menjadi modal awal untuk
menerapkan good governance itu, namun modal perasaan religius tidak cukup karena harus
ditopang oleh penegakan aturan aturan yang baik dan benar sesuai dengan ukuran baik dan buruk
yang ditetapkan oleh nilai nilai akhlak dan agama yang kita anut. Upaya meningkatkan peran agama
menurut saya masih relevan untuk menegakkan moral bangsa, moral birokrat, moral pengusaha,
yang terpuruk ini.
Doylea, Geb, dan McVay (2006) menemukan bahwa salah satu penyebab kelemahan material
pengendalian internal menurut section 302 dan 404 Sarbanex-Oxley Act adalah kompleksitas proses
operasi. Sementara Namiri dan Stojanovic (2007) mengemukakan bahwa rancangan pengendalian
harus mengendalikan ke arah mana sebuah proses bisnis dilaksanakan. Sebuah perancangan ulang
proses bisnis pun (business process reengineering), menyebabkan pemutakhiran kembali penilaian
risiko pada proses bisnis, yang menggiring ke sebuah pengendalian yang baru atau terbaharui,
termasuk pengujiannya. Proses bisnis merupakan fokus utama dalam menilai perancangan dan
pengelolaan pengendalian internal.
Proses bisnis adalah serangkaian atau sekumpulan aktifitas yang dirancang untuk menyelesaikan
tujuan strategik sebuah organisasi, seperti pelanggan dan pasar (Hollander, Denna, dan Cherrington,
2000). Proses bisnis memiliki beberapa karakteristik antara lain (Sparx System, 2004)
a. memiliki tujuan,
b. memiliki input tertentu,
c. memiliki output tertentu,
d. menggunakan sumberdaya,
e. memiliki sejumlah aktifitas yang dilakukan dalam suatu urutan,
f. dapat mempengaruhi lebih dari satu unit organisasional, dan
g. mnciptakan suatu nilai untuk konsumen. pelanggan dapat berupa internal atau eksternal.
3. Pengendalian Internal
SAT Seksi 400 menyatakan Pelaporan Pengendalian Intern Suatu Entitas Atas Pelaporan Keuangan.
Paragraf 03 Manajemen dapat menyajikan asersi tertulis tentang efektivitas pengendalian intern
suatu entitas dalam bentuk:
a. Suatu laporan terpisah yang akan melampiri laporan praktisi.
b. Suatu surat representasi yang ditujukan kepada praktisi (namun, dalam hal ini, praktisi harus
membatasi penggunaan laporannya hanya untuk manajemen dan pihak lain dalam entitas dan, jika
berlaku, badan pengatur yang ditentukan).
Komponen yang membentuk pengendalian intern suatu entitas adalah suatu fungsi definisi
pengendalian intern yang dipilih oleh manajemen. Sebagai contoh, manajemen dapat memilih
definisi pengendalian intern yang terdapat dalam SA Seksi 319 [PSA No. 23] Pertimbangan atas
Pengendalian Intern dalam Audit atas Laporan Keuangan. Paragraf 07 menjelaskan komponen yang
membentuk pengendalian intern entitas sebagaimana didefinisikan dalam SA Seksi 319 [PSA No. 231
tersebut: lingkungan pengendalian, penaksiran risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan
komunikasi, serta pemantauan. Jika manajemen memilih definisi lain suatu pengendalian intern,
penjelasan komponen yang membentuknya dalam paragraf tersebut mungkin tidak relevan.
5. a. COSO Internal Control Frameworks.
Dikembangkan oleh The Committee of Sponsoring Organization of the Treadway Commission sejak
sebelum 1980, pertama kali dipublikasi pada tahun 1992 yang kemudian dikembangkan hingga kini.
COSO Internal Control Framework lebih dikenal sebagai acuan yang diterima umum dalam
pengendalian internal perusahaan dan kaitannya dengan pelaporan keuangan dan proses operasi.
Definisi pengendalian internal menurut COSO adalah Sebuah proses, yang dilaksanakan oleh dewan
direksi, manajemen, dan personil lainnya, yang dirancang untuk menyajikan keyakinan memadai
terkait dengan pencapaian tujuan-tujuan dibawah ini:
- Efektifitas dan efisiensi operasi
- Keandalan pelaporan keuangan
- Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan
Tujuan pengendalian internal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Efektivitas dan Efisiensi Operasi
Pengendalian internal dimaksudkan untuk menghindarkan pengulangan kerjasama yang tidak perlu
dan pemborosan dalam seluruh aspek usaha serta mencegah penggunaan sumber daya yang tidak
efisien.
2) Keandalan Laporan Keuangan
Agar dapat menyelenggarakan operasi usahanya, manajemen memerlukan informasi yang akurat.
Oleh karena itu dengan adanya pengendalian internal diharapkan dapat menyediakan data yang
dapat dipercaya, sebab dengan adanya data atau catatan yang andal memungkinkan akan
tersusunnya laporan keuangan yang dapat diandalkan.
3) Kepatuhan terhadap Hukum dan Peraturan
Pengendalian internal dimaksudkan untuk memastikan bahwa segala peraturan dan kebijakan yang
telah ditetapkan manajemen untuk mencapai tujuan perusahaan dapat ditaati oleh karyawan
perusahaan.
Pengendalian internal mengarah pada sebuah proses karena pengendalian internal menyatu ke
dalam kegiatan operasi organisasi dan merupakan bagian integral kegiatan utama manajemen yaitu
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan.
Pengendalian internal menurut COSO terdiri dari:
1) Lingkungan Pengendalian
2) Penilaian Risiko
3) Aktifitas Pengendalian
4) Informasi dan Komunikasi
5) Pemantauan
6. 1) Lingkungan Pengendalian menentukan kondisi lingkungan perusahaan, mempengaruhi
kesadaran pengendalian pegawai. Merupakan pondasi dari komponen lain dengan
menyediakan disiplin dan struktur.
Lingkungan Pengendalian:
a) Integritas dan nilai etika
b) Komitmen terhadap kompetensi
c) Komisaris dan Komite Audit yang aktif dan efektif
d) Pilosofi manajemen dan gaya operasional
e) Struktur Organisasi
f) Pemberian wewenang dan tanggung jawab
g) Kebijakan dan praktik SDM
2) Penilaian Risiko merupakan identifikasi dan analisa risiko perusahaan yang relevan dengan
pencapaian tujuan, memberikan dasar bagi penentuan pengelolaan risiko.
Penilaian Risiko:
a) Penetapan Tujuan Tingkat Entitas
b) Penentuan Tujuan Tingkat Aktivitas
c) Identifikasi dan analisa risiko
d) Pengelolaan perubahan
3) Aktivitas Pengendalian merupakan kebijakan dan prosedur yang memberikan keyakinan
bahwa arahan manajemen dilaksanakan dan risiko yang telah dinilai ditangani secara
semestinya.
Aktivitas Pengendalian:
a) Keberadaan kebijakan dan prosedur yang tepat
b) Pelaksanaan kebijakan dan prosedur yang tepat
Aktivitas pengendalian terdiri dari kebijakan dan prosedur yang merasakan bahwa diperlukan
tindakan untuk meredam risiko dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan secara umum.
Aktivitas pengendalian dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Adequate Separation of Duties (Pemisahan Tugas yang Cukup)
Pengendalian internal yang baik menetapkan bahwa tidak ada pegawai yang diberikan terlalu
banyak tanggung jawab sehingga perlu adanya pemisahan tugas. Beberapa pedoman umum
dalam pemisahan tugas untuk mencegah salah saji, baik yang disengaja maupun yang tidak
disengaja, yaitu :
(1) Pemisahan fungsi pemegang aktiva dari fungsi akuntansi
(2) Pemisahan otorisasi transaksi dari pemegang aktiva yang bersangkutan
(3) Pemisahan tanggung jawab operasional dari pembukuan
(4) Pemisahan tugas dalam EDP
b) Proper Authorization of Transaction and Activities (Otorisasi yang Pantas atas Transaksi)
Otorisasi dapat berbentuk umum dan khusus. Otorisasi umum berarti bahwa manajemen
menyusun kebijakan bagi organisasi untuk ditaati. Sedangkan otorisasi khusus dilakukan
terhadap transaksi individual. Misalnya, manajemen menentukan kebijakan otorisasi untuk
7. pembelian aktiva berdasarkan jumlah tertentu yang sudah ditetapkan, ini adalah otorisasi
umum. Bila jumlah pembelian melebihi yang ditetapkan, maka harus diotorisasi dulu oleh
dewan komisaris, ini adalah otorisasi khusus.
c) Adequate Document and Record (Dokumen dan Catatan yang Memadai)
Dokumen dan catatan adalah objek fisik dimana transaksi dimasukkan dan diikhtisarkan.
Dokumen berfungsi sebagai pengantar informasi ke seluruh bagian organisasi. Dokumen
harus memadai untuk memberikan keyakinan memadai bahwa seluruh aktiva dikendalikan
dengan pantas dan seluruh transaksi dicatat dengan benar. Beberapa prinsip tertentu yang
relevan menandai perancangan dan penggunaan yang tepat atas dokumen dan catatan.
Dokumen dan catatan hendaknya :
(1) Diberi nomor urut untuk mencegah terjadinya dokumen yang hilang dan membantu
menelusurinya bila diperlukan.
(2) Dibuat pada saat yang sama ketika terjadinya transaksi atau segera sesudahnya.
(3) Cukup sederhana agar mudah dimengerti.
(4) Dirancang untuk berbagai kegunaan (bila mungkin) untuk mengurangi jumlah formulir
yang harus dibuat.
(5) Dirancang sedemikian rupa untuk memungkinkan penyajian yang benar.
Pengendalian yang erat berkaitan dengan dokumen dan catatan adalah bagan
perkiraan yang mengklasifikasikan transaksi ke dalam perkiraan neraca dan laba rugi. Bagan
perkiraan merupakan pengendalian yang penting karena memberikan kerangka kerja untuk
menentukan informasi yang disajikan kepada manajemen lain dari laporan keuangan.
Prosedur untuk pencatatan secara tepat harus disesuaikan dalam sistem manual untuk
mendorong penerapan yang konsisten. Sistem manual harus menyediakan informasi yang
cukup untuk membantu pencatatan dan mempertahankan informasi yang tepat atas
transaksi.
d) Physical Check on Performance (Pengendalian Fisik atas Aktiva dan Catatan)
Jenis perlindungan untuk mengamankan aktiva dan catatan yang paling utama adalah
penggunaan tindakan pencegahan secara fisik. Contohnya, penggunaan gudang persediaan
untuk melindungi dari kemungkinan terjadinya pencurian.
e) Independen Check on Performance (Pengecekan Independen atas Pelaksanaan)
Kategori terakhir prosedur pengendalian adalah penelaahan yang hati-hati dan
berkesimbangan atas keempat prosedur yang lain, yang sering disebut sebagai pengecekan
independen atau verifikasi intern. Kebutuhan pengecekan secara independen meningkat
karena pengendalian internal cenderung berubah setiap saat jika tidak terdapat mekanisme
penelaahan yang sering. Contohnya pegawai mungkin lupa atau sengaja tidak mengikuti
prosedur jika tidak ada orang yang meninjau atau mengawasi pelaksanaanya.
4) Informasi dan komunikasi sistemmen dukung identifikasi, perolehan, dan pertukaran
informasi dalam bentuk dan kerangka waktu yang memungkinkan pegawai melaksanakan
tanggung jawabnya.
8. Informasi dan Komunikasi:
a) Informasi diidentifikasi, diperoleh, diolah dan dilaporkan
b) Komunikasi yang efektif
Sistem informasi yang relevan terhadap tujuan pelaporan keuangan yang meliputi sistem
akuntansi terdiri dari metoda dan catatan yang ditetapkan untuk mencatat, mengolah,
mengikhtisarkan, dan melaporkan transaksi suatu entitas dan mempertahankan akuntabilitas
untuk aktiva dan utang yang berkaitan.
Komunikasi mencakup memberikan pemahaman peranan individual dan tanggung jawab
yang berkaitan dengan pengendalian intern atas laporan keuangan. Komunikasi meliputi
sejauh mana personel memahami bagaimana aktivitas mereka dalam sistem informasi
pelaporan keuangan berkaitan dengan pekerjaan dan hal lainnya.
5) Pemantauan adalah penilaian kualitas kinerja pengendalian internal sepanjang waktu.
Pemantauan dilaksanakan oleh personel yang semestinya melakukan pekerjaan tersebut baik
tahap desain maupun pengoperasian pengendalian pada waktu yang tepat untuk
menentukan apakah pengendalian internal beroperasi seperti yang diharapkan, dan untuk
menentukan apakah pengendalian internal tersebut memerlukan proses karena terjadinya
perubahan pengelolaan.
Monitoring:
a) Monitoring berkesinambungan
b) Evaluasi Terpisah
c) Pelaporan Kelemahan
Adapun ke-empat domain tersebut adalah :
1) Perencanaan dan Pengorganisasian (Planning and Organization / PO) menyediakan arahan untuk
solusi dan pelayanan solusinya.
2) Perolehan dan Implementasi (Acquisition and Implementation / AI) - menyediakan solusi dan
mengubahnya menjadi pelayanan
3) Layanan dan Dukungan (Delivery and Suppport / DS) - menerima solusi dan membuatnya berguna
bagi organisasi.
4) Pemantauan dan Evaluasi (Monitor and Evaluate / ME) - memantau seluruh proses agar menjamin
bahwa semua arahan diikuti.
Sedangkan Tujuan Pengendalian (Control Objective) mencakup hal-hal sebagai berikut :
Perencanaan dan Pengorganisasian (Planning and Organization)
1. PO1 Perencanaan stratejik TI
2. PO2 Arsitektur informasi
3. PO3 Arah TI
4. PO4 Organisasi dan keterkaitan TI
5. PO5 Pengelolaan investasi TI
9. 6. PO6 Komunikasi tujuan dan arah manajemen
7. PO7 Pengelolaan SDM
8. PO8 Ketaatan dg kebutuhan eksternal
9. PO9 Penilaian risiko
10. PO10 Pengelolaan proyek
11. PO11 Pengelolaan kualitas
Perolehan dan Implementasi (Acquisition and Implementation)
12. AI1 Solusi terotomasi
13. AI2 Perolehan dan pemeliharaan software aplikasi
14. AI3 Perolehan dan pemeliharaan infrastruktur TI
15. AI4 Pengembangan dan pemeliharaan prosedur
16. AI5 Install dan penguasaan sistem
17. AI6 Pengelolaan perubahan
Layanan dan Dukungan (Delivery and Suppport)
18. DS1 Pendefinisikan dan pengelolaan tingkatan jasa
19. DS2 Pengelolaan jasa pihak ketiga
20. DS3 Pengelolaan kinerja dan kapasitas
21. DS4 Pemastian jasa berkelanjutan
22. DS5 Pemastian security sistem
23. DS6 Pengidentifikasian dan pengalokasian biaya
24. DS7 Pendidikan dan pelatihan pengguna
25. DS8 Membantu pelanggan
26. DS9 Pengelolaan konfigurasi
27. DS10 Pengelolaan masalah dan insiden
28. DS11 Pengelolaan data
29. DS12 Pengelolaan fasilitas
30. DS13 Pengelolaan operasi
Pantauan (Monitoring)
31. M1 Pemantauan proses
32. M2 Penilaian kecukupan pengendalian intern
33. M3 Perolehan jaminan yang independen
34. M4 Penyediaan audit yang independen
Walaupun struktur pengendalian internal menurut COSO juga mencakup aktifitas pengendalian
terkait dengan pemrosesan informasi (pengendalian umum dan pengendalian aplikasi), COBIT
menelusuri pengendalian umum lebih jauh lagi menjadi pengendalian menyeluruh (pervasive IS
control) dan pengendalian terinci (detailed IS control). COBIT memandang pengendalian internal
bekerja sepanjang proses sejak perencanaan dan organisasi, perolehan dan penerapan, pemberian
dan dukungan hingga pemantauan dan evaluasi. Pengendalian menyeluruh meliputi proses
perencanaan, organisasi, pemantauan dan evaluasi seluruh komponen sistem informasi dan
operasional secara umum. Pengendalian terinci terdiri dari pengendalian umum yang bukan bagian
10. dari pengendalian menyeluruh dan pengendalian aplikasi/proses bisnis.
IS Auditing Guidelines nomor G11 tentang dampak dari pengendalian sistem informasi menyeluruh
(Effect of Pervasive IS Controls), secara tidak langsung mengindikasikan bahwa COBIT tidak khusus
berfokus pada prosedur pengendalian proses bisnis atau aplikasi, melainkan pada pengendalian
umum (ISACA, 2007; ITGI, 2007). COBIT menyerahkan tanggungjawab kebutuhan bisnis dan
penggunaan operasional pengendalian aplikasi pada dunia usaha, namun bertanggungjawab dalam
pengembangan aplikasi dan proses otomasinya.
4. Keterbatasan Pengendalian Intern Suatu Entitas
Tidak ada satu sistem pun yang dapat mencegah secara sempurna semua pemborosan dan
penyelewengan yang terjadi pada suatu perusahaan, karena pengendalian internal setiap
perusahaan memiliki keterbatasan bawaan. Keterbatasan bawaan yang melekat pada pengendalian
internal menurut Mulyadi (2002,181) sebagai berikut:
a. Kesalahan dalam pertimbangan
Seringkali, manajemen dan personil lain dapat salah dalam mempertimbangkan keputusan hisnis
yang diambil atau dalam melaksanakan tugas rutin karena tidak memadainya informasi, keterbatasan
waktu, dan tekanan lain.
b. Gangguan
Gangguan dalam pengendalian yang telah ditetapkan dapat terjadi karena personil secara keliru
memahami perintah atau membuat kesalahan karena kelalaian, tidak adanya perhatian, atau
kelelahan. Perubahan yang bersifat sementara atau permanen dalam personil atau dalam sistem dan
prosedur dapat pula mengakibatkan gangguan.
c. Kolusi
Tindakan bersama beberapa individu untuk tujuan kejahatan disebut kolusi. Kolusi dapat
mengakibatkan bobolnya pengendahan internal yang dibangun untuk melindungi kekayaan entitas
dan tidak terungkapnya ketidakberesan atau terdeteksinya kecurangan oleh struktur pengendalian
internal yang dirancang.
d. Pengabaian oleh manajemen
Manajemen dapat mengabaikan kebijakan atau prosedur yang telah ditetapkan untuk tujuan yang
tidak sah. Seperti keuntungan pribadi manajer, penyajian kondisi keuangan yang berlebihan atau
kepatuhan semu.
e. Biaya lawan manfaat
Biaya yang diperlukan untuk mengoperasikan struktur pengendalian internal tidak boleh melebihi
manfaat yang diharapkan dari pengendalian internal tersebut, karena pengukuran secara tepat baik
biaya maupun manfaat biasanya tidak mungkin
dilakukan. Manajemen harus memperkirakan dan memperthnbangkan secara kuantitatif dan
kualitatif untuk mengevaluasi biaya dan manfaat suatu strukur pengendahan internal.
Berdasarkan uraian di atas, bahwa keefektifan pengendalian internal tergantung dari orang-orang
yang melaksanakannya dan juga perlu diperhatikan manfaat yang dihasilkan.
Pengendalian intern, terlepas bagaimanapun baiknya desain maupun pengoperasiannya, hanya
dapat memberikan keyakinan memadai kepada manajemen dan dewan komisaris tent a kolusi dua
orang atau lebih atau karena manajemen melanggar pengendalian ang pencapaian tujuan entitas.
11. Kemungkinan pencapaian tujuan entitas dipengaruhi oleh keterbatasan bawaan yang terdapat dalam
pengendalian intern. Hal ini mencakup kenyataan tentang pertimbangan manusia dapat salah, dan
kerusakan pengendalian intern dapat terjadi karena kegagalan manusia seperti kesalahan yang
sederhana. Di samping itu, pengendalian dapat tidak berdaya karen intern.
Adat, budaya, dan sistem corporate governance mungkin menghalangi dilakukannya ketidakberesan
oleh manajemen, namun hal itu bukanlah alat pencegah yang bersifat mutlak. Lingkungan
pengendalian yang efektif dapat juga membantu mengurangi kemungkinan dilakukannya
ketidakberesan semacam itu. Sebagai contoh, faktor lingkungan pengendalian seperti dewan
komisaris, komite audit, dan fungsi audit intern yang efektif dapat menghalangi perbuatan
manajemen yang tidak semestinya. Di lain pihak, suatu lingkungan pengendalian yang tidak efektif
dapat berakibat negatif terhadap efektivitas komponen lain pengendalian intern. Sebagai contoh,
pada waktu adanya insentif manajemen yang menciptakan lingkungan yang dapat mengakibatkan
salah saji material dalam laporan keuangan, efektivitas aktivitas pengendalian dapat berkurang.
Efektivitas pengendalian intern entitas dapat pula dipengaruhi secara negatif oleh faktor-faktor
seperti perubahan dalam pemilikan perusahaan atau pengendalian, perubahan manajemen atau
pegawai lain, atau perkembangan dalam pasar atau industri entitas.
5. Prinsip-prinsip Sistem Pengendalian Intern
Menurut (Bambang Hartadi ) Untuk dapat mencapai tujuan pengendalian akuntansi, suatu sistem
harus memenuhi enam prinsip dasar pengendalian intern yang meliputi:
a. Pemisahan fungsi
Tujuan utama pemisahan fungsi untuk menghindari dan pengawasan segera atas kesalahan atau
ketidakberesan. Adanya pemisahan fungsi untuk dapat mencapai suatu efisiensi pelaksanaan tugas.
b. Prosedur pemberian wewenang Tujuan prinsip ini adalah untuk menjamin bahwa transaksi telah
diotorisir oleh orang yang berwenang.
c. Prosedur dokumentasi
Dokumentasi yang layak penting untuk menciptakan sistem pengendalian akuntansi yang efektif.
Dokumentasi memberi dasar penetapan tanggungjawab untuk pelaksanaan dan pencatatan
akuntansi.
d. Prosedur dan catatan akuntansi
Tujuan pengendalian ini adalah agar dapat disiapkannya catatancatatan akuntansi yang yang teliti
secara cepat dan data akuntansi dapat dilaporkan kepada pihak yang menggunakan secara tepat
waktu.
e. Pengawasan fisik
Berhubungan dengan penggunaan alat-alat mekanis dan elektronis dalam pelaksanaan dan
pencatatan transaksi.
f. Pemeriksaan intern secara bebas
Menyangkut pembandingan antara catatan asset dengan asset yang betul-betul ada,
menyelenggarakan rekening-rekening kontrol dan mengadakan perhitungan kembali gaji karyawan.
Ini bertujuan untuk mengadakan pengawasan kebenaran data.
6. Jenis-jenis pengendalian
a. Berdasarkan tujuan, meliputi:
1) Pengendalian Akuntansi, meliputi rencana, prosedur dan pencatatan yang bertujuan menjaga
12. keamanan kekayaan perusahaan dan keandalan data akuntansinya. Pengendalian ini menjamin bhw
semua transaksi dilaksanakan sesuai otorisasi manajemen. Transaksi dicatat sesuai dengan Standar
akuntansi
2) Pengendalian Administratif, meliputi rencana, prosedur dan pencatatan yang mendorong efisiensi
dan ditaatinya kebijakan manajemen yang ditetapkan
b. Berdasarkan manfaat, meliputi:
1) Pengendalian preventif (preventive control), mencegah terjadinya kesalahan, secara otomatis
dilakukan pengendalian/pengecekan
2) Pengendalian detektif (feed forward control), mendeteksi kapan kesalahan terjadi dan dilakukan
perbaikan
3) Pengendalian korektif (feedback control), memberikan umpan balik berupa informasi kepada
manajemen untuk memperbaiki akibat terjadinya kesalahan.
b. Berdasarkan cakupan, meliputi:
1) Pengendalian umum, pengendalian terhadap semua aktivitas pemrosesan data dengan komputer,
hal ini meliputi pemisahan tanggung jawab dan fungsi pengolahan data.
2) Pengendalian aplikasi, mencakup semua pengawasan transaksi dan penggunaan programprogram
aplikasi di komputer. Untuk menjaga agar setiap transaksi mendapat otorisasi serta dicatat,
diklasifikasikan, diproses, dan dilaporkan dengan benar.
7. Rencana Review Implementasi ICOFR pada PT Pelabuhan Indonesia III (Persero)
Dalam hal ini pembahasan rencana review implementasi pengendalian internal atas laporan
keuangan pada PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) yang mengacu pada COSO dan COBIT. COSO dan
COBIT menjadi kerangka acuan dalam menilai aspek pengendalian pada sistem informasi dan
pelaporan keuangan. Alasan pengunaan COSO dan COBIT dalam mengidentifikasi risiko dan
pengendalian atas laporan keuangan adalah:
- Kerangka pengendalian internal menurut COSO umumnya memberikan pijakan pada pengendalian
khusus pada laporan keuangan, bukan pada sistem informasi. Sementara transaksi bisnis lebih
banyak mengandalkan sistem pemroses transaksi.
- Kerangka pengendalian berdasarkan COBIT berfokus pada pengendalian berbasis komputer secara
umum (general control) dan menyerahkan operasionalisasi dari pengendalian aplikasi pada
organisasi yang bersangkutan.
- Pemahaman terhadap proses bisnis perusahaan menjadi kritikal bagi profesi akuntansi karena
menentukan derajat akomodasi sistem informasi akuntansi terhadap kewajaran proses operasi,
proses pengungkapan informasi, dan proses pengambilan keputusan manajemen. Pengendalian
aplikasi berfokus pada proses bisnis.
a. Dasar Implementasi
1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara.
2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2008 Tentang Perseroan Terbatas.
3) Keputusan Menteri Negara BUMN No.Kep-117/M-MBU/2002 tentang Penerapan Praktek Good
Corporate Governance Dalam Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
4) Keputusan Kepala Bapepam No VIII.G.11, IX.E.1/2 dan IX.I.5
13. 5) PSAK Standar Pekerjaan Lapangan No.2, SPAP 1994 – PSA No.06, 23, 24, 35, 60 & 69 dan SPAP
2001 SAT Seksi 400 & SA Seksi 314
6) Mempertimbangkan perkembangan operasi perusahaan dimana perusahaan telah go public, maka
ada beberapa peraturan di luar negeri terutama Amerika Serikat, antara lain :
- Sarbanes Oxley Act item 304 dan 404
- SEC No 33-8810 atau 33-8818
- Standard Audit No 2 dan 5 PCOAB
- SAS 55/78 AICPA
Yang mengatur perusahaan harus melakukan review internal control dan berkewajian untuk
menyertakan pernyataan direksi dalam laporan keuangan dan di audit oleh auditor idependen.
Daftar Pustaka :
http://mukhtardaud.blogspot.co.id/2011/08/internal-control-over-financial.html
http://www.bpk.go.id/news/workshop-internal-control-over-financial-reporting-icofr-practice-in-
australian-government-entities
https://wikanardhi.wordpress.com/