SlideShare a Scribd company logo
1
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KESEIMBANGAN
GERAK DALAM PENJASORKES MELALUI KAJIAN LINGKUNGAN
PERSAWAHAN PADA SISWA KELAS III SD N 3 BANDUNGHARJO
KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN
TAHUN 2011
SKRIPSI
Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata 1
Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
DWI ADI SUSILO
6102909196
PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2011
ii
SARI
Dwi Adi Susilo. 2011. Pengembangan Model Pembelajaran Keseimbangan
Gerak Dalam Penjasorkes Melalui Kajian Lingkungan Persawahan Pada Siswa
Kelas III SD Negeri 3 Bandungharjo Tahun 2011. Skripsi Jurusan Pendidikan
Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri
Semarang. Pembimbing (1) Dra. Endang Sri Harnani, M.Kes dan Pembimbing (2)
Drs. Hermawan, M.Pd.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil pengembangan model
pembelajaran keseimbangan gerak dalam Penjasorkes melalui kajian lingkungan
persawahan.
Metode penelitian ini adalah penelitian pengembangan yang mengacu pada
model pengembangan dari Borg dan Gall yang telah divariasi, yaitu : (1)
melakukan penelitian pendahuluan dan pengumpulan informasi, termasuk observasi
lapangan dan kajian pustaka, (2) Mengembangkan bentuk produk awal yaitu model
pembelajaran keseimbangan gerak melalui kajian lingkungan persawahan, (3)
Evaluasi para ahli dengan menggunakan dua ahli Penjasorkes dan satu ahli
pembelajaran, serta uji coba skala kecil dengan menggunakan lembar kuesioner dan
konsultasi serta evaluasi yang selanjutnya hasil dianalisis, (4) Revisi produk
pertama, revisi produk berdasarkan dari hasil evaluasi ahli dan uji coba skala kecil.
Revisi ini digunakan untuk perbaikan terhadap produk awal yang dibuat oleh
peneliti, (5) Uji coba skala besar di lingkungan persawahan, (6) Hasil produk akhir
yang dilakukan berdasarkan uji coba skala besar, (7) Hasil akhir pengembangan
model pembelajaran keseimbangan gerak siswa kelas III SD Negari 3 Bandungharjo
yang dihasilkan melalui revisi uji coba skala besar.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang diperoleh
dari evaluasi ahli (dua ahli Penjasorkes dan satu ahli pembelajaran), uji coba skala
kecil (12 siswa) dan uji coba skala besar (41 siswa). Data berupa hasil penilaian
mengenai kualitas produk, saran untuk perbaikan produk, dan hasil pengisian
kuesioner oleh siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif
persentase untuk mengungkap aspek psikomotorik, kognitif dan afektif siswa setelah
menggunakan produk.
Dari hasil uji coba skala kecil diperoleh data evaluasi ahli yaitu, ahli
Penjasorkes I didapat 70% (baik), ahli Penjasorkes II didapat 72% (baik), dan ahli
pembelajaran didapat 75% (baik) dan untuk uji coba skala kecil dari kuesioner siswa
didapat 93,33% (sangat baik). Sedangkan dari hasil uji coba skala besar diperoleh
data evaluasi ahli yaitu, ahli Penjasorkes I didapat 81% (baik), ahli Penjasorkes II
didapat 80% (baik), dan ahli pembelajaran didapat 76% (baik) dan untuk uji coba
skala kecil dari kuesioner siswa didapat 91,95% (sangat baik). Dari data yang ada,
maka dapat disimpulkan bahwa pengembangan model pembelajaran keseimbangan
gerak dalam Penjasorkes melalui kajian lingkungan persawahan ini dapat digunakan
bagi siswa SD Negeri 3 Bandungharjo Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan.
Berdasarkan hasil penelitian di atas, diharapkan bagi guru Penjasorkes di
Sekolah Dasar untuk menggunakan produk pengembangan model pembelajaran
keseimbangan gerak dalam Penjasorkes melalui kajian lingkungan persawahan.
iii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa isi dari skripsi ini benar-benar merupakan hasil karya
tulis ilmiah yang telah saya susun sendiri dan bukan merupakan hasil jiplakan dari
karya tulis ilmiah orang lain. Berbagai pendapat serta temuan dari orang ataupun
pihak lain yang ada di dalam karya tulis ilmiah ini dikutip dan dirujuk
berdasarkan pedoman kode etik etika penyusunan karya tulis ilmiah. Semoga
karya tulis ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Semarang, Agustus 2011
Peneliti
Dwi Adi Susilo
NIM. 6102909196
iv
PENGESAHAN
Telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu
Keolahragaan Universitas Negeri Semarang.
Pada hari :
Tanggal :
Panitia Ujian
Dewan Penguji
Ketua
Drs. Said Junaidi, M. Kes
NIP. 19690715 199403 1 001
Sekretaris
Drs. Hermawan Pamot Raharjo, M. Pd
NIP. 19651020 199103 1 002
1. Dra. Heny Setyawati, M. Si (Ketua)
NIP. 19670610 199203 2 001
2. Dra. Endang Sri Hanani, M. Kes (Anggota)
NIP. 19590603 198403 2 001
3. Drs. Hermawan, M. Pd (Anggota)
NIP. 19670610 199203 2 001
3.
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
 Alloh akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-
orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajad (Q.S. Al Mujadilah,
58:11)
 Kerja keras adalah gerbang kesuksesan.
 Kita tidak akan berarti apa-apa jika tidak bermanfaat bagi orang lain
PERSEMBAHAN
Dengan segenap rasa syukur saya persembahkan skripsi ini untuk :
1. Yang tercinta kedua orang tua saya (Bapak Suwarno dan Ibu
Sri Rahayu), yang tiada henti selalu memberikan segala
dukungan, doa restu, cinta dan kasih sayang, nasehat,
bimbingan serta motivasi.
2. Yang tercinta istri (Tina Ariwirawati) dan anak saya
(Herlintang Habib Khairan) yang selalu menemani dalam suka
dan duka.
3. Kakak (Nur Hayati dan Sudarto) dan adik-adikku (Allip Damai
Kiswara, Susi Purwandari, Khafiq Andri Prasetyo, dan Dyan
Ari Wibowo) yang selalu mendorong sehingga terwujud karya
tulis ilmiah ini.
vi
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah atas berkat rahmat serta hidayah Allah SWT penulis
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengembangan Model Pembelajaran
Keseimbangan Gerak Dalam Penjasorkes Melalui Kajian Lingkungan Persawahan
Pada Siswa Kelas III SD Negeri 3 Bandungharjo Tahun 2011. Dengan demikian
penulis juga dapat menyelesaikan studi program Sarjana, di Jurusan Pendidikan
Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri
Semarang.
Dengan selesainya penulisan skripsi ini, maka penulis menyampaikan
ucapkan terima kasih yang tiada terhingga, diantaranya kepada:
1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan
kepada peneliti menjadi mahasiswa UNNES,
2. Drs. H. Harry Pramono, Selaku Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan,
Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin dan kesempatan
kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini,
3. Drs. Hermawan Pamot Raharjo, M. Pd. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas
Negeri Semarang yang telah memberikan dorongan dan semangat serta ijin
untuk menyelesaikan skripsi ini,
4. Dra. Endang Sri Hanani, M. Kes selaku Pembimbing Utama yang telah sabar
dan teliti dalam memberikan petunjuk, dorongan, dan motivasi serta
membimbing penulis menyelesaikan skripsi ini,
vii
5. Drs. Hermawan, M. Pd, selaku Pembimbing Pendamping yang telah
memberikan petunjuk, dorongan, dan motivasi serta membimbing penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini,
6. Budi Santosa, S. Pd selaku ahli pembelajaran memberikan petunjuk,
dorongan, dan motivasi serta membimbing penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini,
7. Siswowati Eko Rahayu, S. Pd selaku Kepala Sekolah SD Negeri 3
Bandungharjo yang telah memberi ijin penelitian dan membimbing
terselenggaranya kegiatan penelitian di SD Negeri 3 Bandungharjo.
8. Seluruh Guru dan siswa III SD Negeri 3 Bandungharjo yang telah membantu
dan mendukung dalam melaksanakan kegiatan penelitian dengan lancar.
9. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan PJKR, FIk, UNNES yang telah memberikan
bekal ilmu dan pengetahuan kepada peneliti hingga peneliti dapat
menyelesaikan skripsi ini,
10. Ayah ibuku tercinta dan seluruh keluargaku yang telah memberikan dukungan
materiil dan spiritual kepada penulis selama menyelesaikan skripsi ini,
11. Teman-teman S1 PGPJSD angkatan 2009 transfer dari D2 yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Khususnya Galih
Setiyawan dan Yuni Lestari serta teman-teman lain yang tidak bisa disebutkan
satu persatu.
12. Istri dan anakku yang tercinta terima kasih selalu memberi suport dan
semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.
viii
13. Semua pihak yang telah membantu kelancaran dalam penyusunan skripsi ini
yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu terima kasih atas kerjasama
serta dukungannya selama penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari dengan sepenuh hati, bahwa laporan yang tersusun dan
tersaji ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis dengan tangan terbuka
menerima kritik dan sumbang saran yang membangun senantiasa penulis
harapkan.
Semoga laporan ini dapat berguna dan memberikan manfaat sebagai mana
yang diharapkan.
Semarang, Agustus 2011
Peneliti
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................. i
SARI…. .................................................................................................... ii
PERNYATAAN......................................................................................... iii
PENGESAHAN......................................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN............................................................... v
KATA PENGANTAR................................................................................ vi
DAFTAR ISI.............................................................................................. ix
DAFTAR TABEL...................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
1.1. Latar Belakang Masalah........................................................ 1
1.2. Permasalahan........................................................................ 6
1.3. Tujuan Penelitian.................................................................. 6
1.4. Spesifikasi Produk ............................................................... 7
1.5. Pentingnya Pengembangan ................................................... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR ................... 9
2.1. Kajian Pustaka ..................................................................... 9
2.1.1. Pengertian Model Pengembangan ................................ 9
2.1.2. Pengertian Pembelajaran ............................................. 10
2.1.3. Pengertian Pembelajaran Inovatif ................................ 10
x
2.1.4. Pengertian Pembelajaran PAKEM ............................... 11
2.1.5. Pengertian Pendidikan Jasmani.................................... 12
2.1.6. Pengertian Model Pembelajaran................................... 13
2.1.7. Pengertian Keseimbangan ........................................... 14
2.1.8. Pengertian Lingkungan................................................ 16
2.1.9. Pengertian Pemanfaatan Lingkungan Persawahan ........ 17
2.1.10.SK dan KD Penjasorkes SD......................................... 18
2.2. Kerangka Berpikir ................................................................ 21
BAB III METODE PENGEMBANGAN ................................................... 24
3.1. Model Pengembangan .......................................................... 24
3.2. Prosedur Pengembangan ....................................................... 26
3.2.1. Analisis Kebutuhan.................................................... 27
3.2.2. Pembuatan Produk Awal............................................ 27
3.2.3. Uji Coba Produk........................................................ 27
3.2.4. Revisi Produk Pertama............................................... 28
3.2.5. Uji Coba Skala Besar................................................. 28
3.2.6. Revisi Produk Akhir .................................................. 28
3.2.7. Hasil Akhir................................................................ 28
3.3. Uji Coba Produk................................................................... 29
3.3.1. Desain Uji Coba ........................................................ 29
3.3.2. Subyek Uji Coba ....................................................... 30
3.3.3. Jenis Data.................................................................. 31
xi
3.3.4. Instrumen Pengumpulan Data .................................... 31
3.3.4. Instrumen Pengumpulan Data .................................... 34
BAB IV HASIL PENGEMBANGAN ........................................................ 35
4.1. Hasil Data Uji Coba.............................................................. 35
4.1.1. Data Analisis Kebutuhan............................................ 35
4.1.2. Deskripsi Draf Produk awal ....................................... 36
4.1.3. Validasi Ahli ............................................................. 31
4.1.4. Data Uji Coba Skala Kecil ......................................... 44
4.1.5. Data Uji Coba Skala Besar......................................... 58
4.1.6. Analisis Data............................................................. 60
4.2. Pembahasan.......................................................................... 75
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 81
5.1. Kesimpulan .......................................................................... 81
5.2. Saran ................................................................................... 83
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 85
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel I Faktor, Indikator, dan Jumlah Butir Kuesioner Ahli ................. 32
Tabel II Skor Jawaban Kuesioner “Ya” dan “Tidak” ............................. 33
Tabel III Faktor, Indikator, dan Jumlah Butir Kuesioner Ahli ................ 33
Tabel IV Klasifikasi Persentase ............................................................. 34
Tabel V Data Hasil Keseluruhan dari Evaluasi Ahli, Uji Coba Skala Kecil,
dan Uji Coba Skala Besar........................................................ 79
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Macam-macam Gerakan Pembelajaran Latihan Keseimbangan Gerak .... 15
2. Prosedur Pengembangan Model Keseimbangan Gerak dalam Penjasorkes
Melalui Kajian Lingkungan Persawahan ................................................ 26
3. Pola Pengembangan Model Keseimbangan Gerak dalam Penjasorkes
Melalui Kajian Lingkungan Persawahan ................................................ 39
4. Kegiatan Pos I Berjalan di Atas Pematang Sawah .................................. 48
5. Kegiatan Pos II Berjalan di Atas Pematang Sawah yang Diberi Bambu
Sepanjang 7 m ...................................................................................... 49
6. Kegiatan Pos III Berjalan Satu Kaki Diangkat Secara Bergantian ........... 49
7. Kegiatan Pos IV Berpasangan Dengan Kaki Ditekuk Ssila dan Tangan
Bertepuk Silang .................................................................................... 50
8. Kegiatan Pos V dengan Sikap Berdiri Satu Kaki Tekuk Sila................... 51
9. Kegiatan Pos V dengan Sikap Berdiri Satu Kaki Tekuk Samping ........... 53
10. Kegiatan Pos V dengan Sikap Berdiri Satu Kaki Lurus ke Depan ........... 55
11. Kegiatan Pos V dengan Sikap Kapal Terbang ........................................ 57
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Usulan Penetapan Pembimbing ............................................................. 87
2. SK Dosen Pembimbing......................................................................... 88
3. Surat Ijin Penelitian .............................................................................. 90
4. Surat Keterangan Penelitian (Uji Coba Skala Kecil) ............................... 91
5. Surat Keterangan Penelitian (Uji Coba Skala Besar)............................... 92
6. Lembar Evaluasi dan Kuesioner untuk Ahli ........................................... 93
7. Lembar Evaluasi dan Kuesioner untuk Siswa......................................... 98
8. Hasil Pengisian Kuesioner Ahli Penjasorkes dan Ahli Pembelajaran Skala
Kecil .............................................................................................. 105
9. Saran Perbaikan, Komentar serta Saran Umum Model Pembelajaran
Keseimbangan Gerak............................................................................ 106
10. Hasil Pengisian Kuesioner Ahli Penjasorkes dan Ahli Pembelajaran Skala
Besar .............................................................................................. 107
11. Saran Perbaikan, Komentar serta Saran Umum Model Pembelajaran
Keseimbangan Gerak............................................................................ 108
12. Daftar Siswa Kelas III SD Negeri 3 Bandungharjo (Uji Coba Skala Kecil) 109
13. Jawaban Kuesioner Aspek Psikomotorik, Kognitif, dan Afektif Siswa Kelas
III Uji Coba Skala Kecil........................................................................ 110
14. Hasil Kuesioner Angket Aspek Psikomotorik, Kognitif, dan Afektif Siswa
Kelas III Uji Coba Skala Kecil .............................................................. 113
xv
15. Data Hasil Uji Coba Skala Kecil (N = 12).............................................. 116
16. Analisis Data Hasil Uji Coba Skala Kecil (N = 12) ................................ 119
17. Daftar Siswa Kelas III SD Negeri 3 Bandungharjo (Uji Coba Skala Besar) 123
18. Jawaban Kuesioner Aspek Psikomotorik, Kognitif, dan Afektif Siswa Kelas
III Uji Coba Skala Besar ....................................................................... 125
19. Hasil Kuesioner Angket Aspek Psikomotorik, Kognitif, dan Afektif Siswa
Kelas III Uji Coba Skala Besar .............................................................. 131
20. Data Hasil Uji Coba Skala Besar (N = 41) ............................................. 137
21. Analisis Data Hasil Uji Coba Skala Besar (N = 41)................................ 140
22. Dokumentasi ........................................................................................ 144
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan sekarang kurikulum yang digunakan adalah Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum tersebut merupakan kurikulum
operasional yang dikembangkan dan dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan.
Tujuannya memberikan peluang dan kesempatan kepada pihak sekolah untuk
berpartisipasi aktif dalam pengambilan kebijakan mengenai pengembangan dan
penyelenggaraan pendidikan sehingga diharapkan mampu memberdayakan semua
potensi yang dimiliki. Dengan kebijakan ini, sekolah diharapkan dapat
meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pendidikan.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ini memuat beberapa mata
pelajaran yang diajarkan dalam pendidikan. Satu diantaranya adalah mata
pelajaran Penjasorkes. Pengertian Penjasorkes adalah suatu proses pendidikan
seseorang sebagai perseorangan maupun anggota masyarakat yang dilakukan
secara sadar dan sistematik berupa permainan, perlombaan dan kegiatan intensif
dalam rangka memperoleh relevansi kemenangan dan prestasi optimal melalui
berbagai kegiatan jasmani dalam rangka memperoleh peningkatan kemampuan
dan ketrampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan pembentukan watak.
Mata pelajaran Penjasorkes di Sekolah Dasar (SD) merupakan bagian
integral dari pendidikan keseluruhan yang bertujuan untuk mengembangkan aspek
kebugaran jasmani, ketrampilan gerak, ketrampilan berpikir kritis, ketrampilan
2
sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan
pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olah raga dan kesehatan
terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan nasional. Ini berarti, mata pelajaran tersebut juga mempunyai peran
unik dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya. Karena selain dapat digunakan
untuk pengembangan aspek fisik dan psikomotor, juga ikut berperan dalam
pengembangan aspek kognitif dan afektif secara serasi dan seimbang.
Salah satu permasalahan kurang berkembangnya proses pembelajaran
Penjasorkes di sekolah adalah terbatasnya sarana dan prasarana pembelajaran
yang tersedia di sekolah, baik terbatas secara kuantitas maupun kualitasnya.
Permasalahan tersebut semakin mendalam dan berpengaruh secara signifikan
terhadap proses pembelajaran Penjasorkes, karena kurang didukung oleh tingkat
kemampuan, kreativitas dan inovasi para guru Penjasorkes selaku pelaksana
khususnya dalam pengembanagan model pembelajaran.
Ditengarai bahwa guru Penjasorkes dalam melaksanakan proses
pembelajaran bersifat konvensional yang cenderung monoton, tidak menarik, dan
membosankan, sehingga peserta didik tidak memiliki semangat dan motivasi
dalam mengikuti pelajaran Penjasorkes. Dampak dari itu secara tidak disadari
akan mempengaruhi terhadap tingkat kesegaran jasmani dan penguasaan
keterampilan gerak peserta didik yang semestinya dapat dikembangkan sesuai
perkembangan gerak seusianya. Dengan demikian potensi peserta didik akan tidak
berkembang secara optimal pada masanya, dan pada akhirnya kurang optimal pula
3
dalam mendukung dan memberikan kontribusi bibit-bibit atlet potensi yang dapat
dikembangkan pada pembinaan prestasi olahraga kedepan.
Pengembangan model pembelajaran Penjasorkes merupakan salah satu
upaya membantu menyelesaikan permasalahan terbatasnya sarana dan prasarana
pembelajaran Penjasorkes di sekolah. Dari hasil pengamatan selama ini,
pengembangan model pembelajaran Penjasorkes yang dilakukan oleh para guru
Penjasorkes dapat membawa suasana pembelajaran yang inovatif, dengan
terciptanya pembelajaran yang menyenangkan dan dapat memotivasi peserta didik
untuk lebih berpeluang untuk mengeksploitasi gerak secara luas dan bebas, sesuai
tingkat kemampuan yang dimiliki. Biarpun pengembangan model pembelajaran
Penjasorkes yang ada masih terbatas dalam lingkup lingkungan fisik di dalam
sekolah, dan belum dikembangkan pada pemanfaatan lingkungan fisik luar
sekolah, yang sebenarnya memiliki potensi sebagai sumber belajar yang efektif
dan efisien.
Lingkungan fisik luar sekolah yang merupakan salah satu sumber belajar
yang efektif dan efisien, selama ini belum dapat dioptimalkan oleh para guru
Penjasorkes dalam pembelajarannya. Guru Penjasorkes masih berkutat dalam
lingkungan fisik dalam sekolah, biarpun dengan berbagai persoalan dan
keterbatasannya. Para guru lupa bahwa lingkungan fisik di luar sekolah ada situasi
dan kondisi yang menarik di alam bebas berupa lahan kosong, persawahan,
perkebunan, hutan, perbukitan, sungai, pantai, perumahan, dan lain-lain, yang jika
dimanfaatkan secara optimal melalui pengembangan model pembelajaran akan
4
dapat membantu para guru dalam meningkatkan pembelajaran Penjasorkes yang
inovatif.
Dari permasalahan-permasalahan tersebut di atas, maka dipandang penting
adanya pengembangan model pembelajaran Penjasorkes yang perlu dilakukan di
Sekolah Dasar. Sebut saja sebuah SD Negeri 3 Bandungharjo Kecamatan Toroh
Kabupaten Grobogan terletak kurang lebih 15 km dari pusat kabupaten Grobogan,
letaknyapun berada di dalam pedesaan masyarakat. Lingkungan disekitar SD
Negeri 3 Bandungharjo terdapat area persawahan.
Adanya lingkungan fisik di luar sekolah yaitu area persawahan dengan
memanfaatkan pematang sawah tersebut sangat memungkinkan untuk
dipergunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Di dalam kaitannya dengan
pemanfaatan lingkungan persawahan, penulis akan mengembangkan model
pembelajaran ketrampilan keseimbangan gerak, yang semua aktivitas geraknya
sangat erat kaitannya dengan semua komponen-komponen ranah yang terkandung
dalam Penjasorkes yaitu fisik, afektif, psikomotorik, dan kognitif. Ranah fisik,
dimana dalam keseimbangan gerak siswa mampu melakukan aktifitas fisik yang
mendukung kegiatan secara keseluruhan. Ranah afektif, selama pelaksanaan
keseimbangan gerak berlangsung setiap siswa mempunyai emosional yang
berbeda-beda yang harus seorang guru pahami, apakah dalam melakukan
keseimbangan gerak seorang siswa mampu mengendalikan emosinya ataukah
tidak. Ranah psikomotorik, seorang guru juga harus memahami psikologi seorang
siswa saat mengikuti pelaksanaan kegiatan keseimbangan gerak. Ranah kognitif,
siswa mampu berpikir untuk mengatur strategi selama pelaksanaan kegiatan
5
keseimbangan gerak berlangsung. Selain itu, siswa diajarkan untuk mampu
bekerja sama dan mempunyai jiwa sosial yang tinggi. Keseimbangan adalah
kemampuan mempertahankan sikap tubuh atau bagian tubuh tanpa gangguan pada
keseimbangan. Keseimbangan yang dilakukan di persawahan ini dimaksudkan
agar siswa tidak jenuh dengan keadaan didalam sekolah.
Berdasarkan uraian di atas diharapkan adanya peran guru dalam
pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak agar dapat menciptakan
suatu model pembelajaran dalam bentuk pembelajaran baru yang bertujuan agar
dapat menarik minat siswa sehingga siswa tidak merasa cepat bosan, akan lebih
termotivasi dan bergairah dalam mengikuti proses pembelajaran Penjasorkes di
Sekolah Dasar.
Dari latar belakang di atas, peneliti dapat memberikan alasan mengapa
permasalahan tersebut perlu untuk diteliti yaitu :
1. Penjasorkes di Sekolah Dasar (SD) pada hakekatnya mempunyai arti, peran,
dan fungsi yang penting dan strategis dalam upaya pengembangan
ketrampilan gerak siswa.
2. Paradigma pembelajaran Penjasorkes dahulu lebih menekankan anak harus
bisa menguasai teknik yang diberikan dengan baik, namun paradigma
pembelajaran Penjasorkes yang berkembang sekarang yang terpenting adalah
anak sudah mau bergerak dan bergembira merupakan tujuan utama dari
Penjasorkes yang baik.
6
3. Agar siswa mampu mengenal lebih dahulu arti penting olahraga pada
umumnya serta Penjasorkes pada khususnya sehingga tujuan dari Penjasorkes
dapat tercapai dengan baik.
Dengan demikian penulis selaku guru Penjasorkes secara langsung
mengangkat judul “Pengembangan Model Pembelajaran Keseimbangan Gerak
Dalam Penjasorkes Melalui Kajian Lingkungan Persawahan”, sebagai wahana
penciptaan pembelajaran Penjasorkes yang inovatif, untuk menjadikan
pembelajaran yang lebih menarik dan menyenangkan, yang sekaligus bermanfaat
bagi perkembangan dan pertumbuhan peserta didik.
1.2 Permasalahan
Permasalahan yang ada dalam penelitian ini adalah :
“Bagaimana penerapan pengembangan model pembelajaran keseimbangan
gerak dalam Penjasorkes melalui kajian lingkungan persawahan pada siswa kelas
III SD Negeri 3 Bandungharjo Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan Tahun
2011 ?”.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
Untuk mengetahui hasil pengembangan model pembelajaran
keseimbangan gerak dalam Penjasorkes melalui kajian lingkungan persawahan
pada siswa kelas III SD Negeri 3 Bandungharjo Kecamatan Toroh Kabupaten
Grobogan Tahun 2011.
7
1.4 Spesifikasi Produk
Produk yang diharapkan akan dihasilkan melalui penelitian pengembangan
model pembelajaran keseimbangan gerak dalam Penjasorkes melalui kajian
lingkungan persawahan yang sesuai dengan karakteristik siswa SD serta dapat
mengembangkan semua aspek pembelajaran (kognitif, afektif, psikomotor) secara
efektif dan efisien, juga dapat meningkatkan intensitas fisik sehingga derajat
kebugaran jasmani siswa dapat terwujud serta dapat mengatasi kesulitan dalam
pengajaran keseimbangan gerak.
Produk yang dihasilkan diharapkan akan bermanfaat sebagai referensi
tambahan dalam dunia pendidikan . Adapun Manfaat dari produk antara lain :
1. Mengaktifkan siswa dalam pembelajaran Penjasorkes,
2. Sebagai khasanah dan informasi ilmiah yang berkaitan dengan masalah
pengembangan model pembelajaran bagi guru Penjasorkes,
3. Mengatasi semua keterbatasan sarana dan prasarana dalam pembelajaran
keseimbangan gerak.
1.5 Pentingnya Pengembangan
Pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam
Penjasorkes melalui kajian lingkungan persawahan bagi siswa SD ini sangat
penting untuk dilakukan, mengingat pembelajaran keseimbangan gerak yang
dilakukan oleh guru Penjasorkes selama ini masih jauh dari yang diharapkan.
8
Pemecahan masalah pembelajaran dapat melalui penerapan model
pembelajaran. Dalam bentuk variasi dalam pembelajaran yang diharapkan dapat
digunakan serta dapat membantu guru Penjasorkes, sehingga kualitas
pembelajaran dapat meningkat dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR
2.1. Kajian Pustaka
Sebagai acuan berpikir secara ilmiah dalam rangka untuk pemecahan
permasalahan, pada kajian pustaka ini dimuat beberapa pendapat para pakar.
Selanjutnya secara garis besar akan diuraikan tentang :
Pengertian Model Pengembangan, Pengertian Pembelajaran, Pengertian
Pembelajaran Inovatif, Pengertian Pembelajaran PAKEM, Pengertian Pendidikan
Jasmani, Pengertian Model Pembelajaran, Pengertian Keseimbangan, Pengertian
Lingkungan, Pemanfaatan Lingkungan Persawahan, Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar Penjasorkes SD.
2.1.1 Pengertian Model Pengembangan
Penelitian pengembangan biasanya disebut pengertian berbasis
pengembangan (research-based development) merupakan jenis penelitian yang
tujuan penggunaannya untuk pemecahan masalah praktis. Penelitian
pengembangan merupakan jenis penelitian yang berorientasi pada produk, dan
diharapkan dapat menjembatani kesenjangan penelitian yang lebih banyak
menguji teori ke arah menghasilkan produk-produk yang langsung dapat
digunakan oleh pengguna.
Menurut Borg & Gall (1983) penelitian pengembangan adalah salah satu
proses yang banyak digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran, yang pada
10
dasarnya prosedur penelitian pengembangan terdiri dari dua tujuan utama, yaitu ;
(1) mengembangkan produk dan (2) menguji produk untuk mencapai tujuan.
Tujuan pertama disebut sebagai fungsi pengembangan, sedangkan tujuan ke dua
disebut sebagai fungsi validasi.
2.1.2 Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi yang dilakukan oleh guru dan siswa,
baik di dalam maupun di luar kelas dengan menggunakan berbagai sumber belajar
sebagai bahan kajian (Anna Poedjiadi, 2007:75).
Pembelajaran pada hakekatnya adalah usaha sadar dari seorang guru untuk
membelajarkan siswanya (mengarahkan interksi siswa dengan sumber belajar
lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. (Trianto, 2009:17),
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian
pembelajaran adalah proses interaksi secara sadar yang dilakukan oleh guru dan
siswa, baik di dalam maupun di luar kelas dengan menggunakan berbagai sumber
belajar sebagai bahan dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan.
2.1.3 Pengertian Pembelajaran Inovatif
Pembelajaran merupakan terjemahan dari learning yang artinya belajar
atau pembelajaran. Jadi, pembelajaran inovatif adalah pembelajaran yang dikemas
oleh pembelajar atas dorongan gagasan barunya yang merupakan produk dari
learning how to learn untuk melakukan langkah-langkah belajar, sehingga
memperoleh kemajuan hasil belajar.
11
Pembelajaran inovatif juga mengandung arti pembelajaran yang dikemas
oleh guru atau instruktur lainnya yang merupakan wujud gagasan atau teknik yang
dipandang baru, agar mampu memfasilitasi siswa untuk memperoleh kemajuan
dalam proses dan hasil belajar.
2.1.4 Pengertian Pembelajaran PAKEM
Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) adalah
salah satu pembelajaran inovatif yang memiliki karakteristik aktif, kreatif, efektif,
dan menyenangkan.
Aktif yaitu pengembang pembelajaran ini beranggapan bahwa belajar
merupakan proses aktif merangkai pengalaman untuk memperoleh pemahaman
baru. Siswa aktif terlibat di dalam proses belajar mengkonstruksi sendiri
pemahamannya. Kreatif yaitu dimana pengembanganya juga dirancang untuk
mampu mengembangkan kreativitas. Pembela haruslah memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, inisiatif, dan kreativitas serta kemandirian siswa sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologisnya. Efektif yaitu
menyiratkan bahwa pembelajaran harus dilakukan sedemikian rupa untuk
mencapai semua hasil belajar yang telah dirumuskan. Karena hasil belajar itu
beragam, karakteristik efektif dari pembelajaran ini mengacu kepada penggunaan
berbagai strategi yang relevan dengan hasil belajarnya. Menyenangkan yaitu
pembelajaran yang dilaksanakan haruslah dilakukan dengan tetap memperhatikan
suasana belajar yang menyenangkan.
12
2.1.5 Pengertian Pendidikan Jasmani
Beley dan Field (dalam Suranto, dkk., 1994) mendefinisikan pendidikan
jasmani sebagai proses yang menguntungkan dalam penyesuaian dari belajar
gerak, neuro-muscular, intelektual, sosial, kebudayaan, baik emosional dan etika
sebagai akibat yang timbul sesuai pilihannya melalui aktivitas fisik yang
menggunakan sebagian besar otot tubuh.
Willian, Brownell dan Vernier mengindikasikan bahwa dalam pendidikan
jasmani, kegiatan-kegiatan jasmani tertentu yang terpilih akan dapat membentuk
sikap yang berguna bagi pelaku (dalam Aip Syarifuddin dan Muladi, 1993)
J.B. Nash mendefinisikan pendidikan jasmani sebagai sebuah aspek dari
proses pendidikan keseluruhan dengan menggunakan/menekankan pada aktivitas
fisik yang mengembangkan fitness, fungsi organ tubuh, kontrol neuro-muscular,
kekuatan intelektual, dan pengendalian emosi. (dalam Suranto, dkk., 1994).
Pendidikan jasmani yang merupakan bagian pendidikan keseluruhan pada
hakekatnya adalah proses pendidikan yang melibatkan interaksi antara anak didik
dengan lingkungan yang dikelola melalui aktivitas jasmani secara sistematik
untuk meningkatkan keterampilan motorik dan nilai-nilai fungsional yang
mencakup aspek kognitif, afektif, dan sosial. Aktivitas tersebut dipilih dan
disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak SD. Melalui kegiatan pendidikan
jasmani diharapkan anak tumbuh dan berkembang menjadi anak yang sehat dan
bugar, serta perkembangan pribadi secara harmonis (Cholik dan Lutan, 1997).
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkankan bahwa
Pendidikan Jasmani adalah sebuah aspek dari proses pendidikan keseluruhan
13
dengan menggunakan/menekankan pada aktivitas fisik yang mengembangkan
fitness, fungsi organ tubuh, kontrol neuro-muscular, kekuatan intelektual, dan
pengendalian emosiproses yang menguntungkan dalam penyesuaian dari belajar
gerak, neuro-muscular, intelektual, sosial, kebudayaan, baik emosional dan etika
sebagai akibat yang timbul sesuai pilihannya melalui aktifitas fisik yang
menggunakan sebagian besar otot tubuh, melibatkan interaksi antara anak didik
dengan lingkungan yang dikelola melalui aktivitas jasmani secara sistematik
untuk meningkatkan keterampilan motorik dan nilai-nilai fungsional yang
mencakup aspek kognitif, afektif, dan sosial.
2.1.6 Pengertian Model Pembelajaran
Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang
tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan
kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan
suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.
Model pembelajaran yang diintrodusir oleh Joyce dan Weil (1986) adalah
istilah lain yang memiliki kaitan makna/pengertian dengan strategi pembelajaran.
Secara umum, istilah model diartikan sebagai barang atau benda tiruan dari benda
yang sesungguhnya, seperti globe adalah model dari bumi, replica pesawat
terbang yang biasa dipajang di travel/biro-biro perjalanan adalah model dari
pesawat terbang, dsb. Secara khusus istilah “model” diartikan sebagai kerangka
konseptual yang digunakan dalam melakukan sesuatu kegiatan. Dengan mengacu
kepada pengertian khusus tersebut, model pembelajaran, menurut Joyce dan Weil
14
(1986) adalah “kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu
dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para
pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran”.
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkankan bahwa model
pembelajaran adalah sebagai penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik
pembelajaran dibuat dengan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran
dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran.
2.1.7 Pengertian Keseimbangan
Keseimbangan adalah kemampuan mempertahankan sikap tubuh atau
bagian tubuh tanpa gangguan pada keseimbangan (Dirjen Pendidikan Luar
Sekolah, Pemuda dan Olahraga, 1997:7).
Keseimbangan ditinjau dari segi fisiologi dapat diartikan sebagai
kemampuan seseorang dalam mengendalikan organ-organ syaraf otot dalam
mempertahankan posisi yang dikehendaki.
Latihan keseimbangan bertujuan untuk mempertinggi perasaan kerja otot
dan mempunyai arti dan kegunaan yang besar dalam pembentukan sikap dan
gerak. Di samping itu latihan keseimbangan juga mempunyai nilai yang besar
terhadap pertumbuhan, ketangkasan, dan prestasi (Tamat dan Mirman,
2001:3.30).
15
Menurut Tim Abdi Guru (2006:26) dalam pembelajaran latihan
keseimbangan gerak di kelas III Sekolah Dasar, ada 4 macam gerakan yaitu :
1. Sikap berdiri satu kaki tekuk sila,
Mengangkat satu kaki menggunakan dua tangan.
Kaki diangkat hingga ke pangkal paha.
Pertahankan selama 10 detik secara bergantian.
2. Sikap berdiri satu kaki tekuk samping,
Mengangkat satu kaki kanan ke samping dengan
lutut lurus. Tangan kanan memegang kaki kanan.
Tangan kiri lurus menjaga keseimbangan.
Dapat dilakukan dengan cara kaki bergantian.
3. Sikap berdiri satu kaki lurus ke depan,
Berdiri tegak, dan perlahan-lahan luruskan
kaki ke depan dengan ujung kaki lancip.
Peganglah pita dengan kedua tangan dan
bentangkan di bawah tungkai kakimu yang terangkat.
4. Sikap kapal terbang.
Lakukan dengan meniru sikap kapal terbang, berdiri
dengan satu kaki dan kaki yang lain luruskan ke
belakang. Ambilah pita dan bentangkan dengan kedua
tanganmu. Gerak-gerakan ujung pita dengan tangan.
Gambar 1. Macam-macam Gerakan Pembelajaran Latihan
Keseimbangan Gerak
16
2.1.8 Pengertian Lingkungan
Lingkungan yaitu situasi yang tersedia di mana pesan itu diterima oleh
siswa. Lingkungan terdiri atas lingkungan fisik dan non fisik. Lingkungan fisik
seperti gedung sekolah, perpustakaan, laboratorium, studio, auditorium, taman
dan lain-lain. Lingkungan non fisik seperti penerangan sirkulasi udara dan lain-
lain.
Selanjutnya lingkungan yang disebut sebagai media belajar adalah tempat
atau ruangan yang dapat mempengaruhi siswa. Tempat dan ruangan tersebut ada
yang dirancang (by Design) khusus untuk tujuan pengajaran, misalnya gedung
sekolah ruang perpustakaan dan laboratorium, studio dan sebagainya. selain itu
ada juga tempat atau ruangan yang bukan dirancang secara khusus atau hanya
dimanfaatkan sebagai media belajar untuk tujuan pengajaran, seperti gedung dan
peninggalan sejarah, bangunan industri lingkungan pertanian, museum, pasar,
tempat rekreasi dan lain-lain.
Menurut Semiawan (1990:96) ada empat media belajar yang berkenaan
langsung dengan lingkungan sebagai berikut:
a. Masyarakat kota atau desa sekeliling sekolah,
b. Lingkungan fisik di sekitar sekolah,
c. Bahan sisa yang tidak terpakai dan barang bekas yang terbuang yang dapat
menimbulkan pemahaman lingkungan,
d. Peristiwa alam dan peristiwa yang terjadi dimanfaatkan cukup menarik
perhatian siswa.
17
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkankan bahwa
pemanfaatan lingkungan sebagai media belajar mempunyai berbagai arti penting
diantaranya lingkungan mudah dijangkau, biayanya relatif murah, objek
permasalaha dalam lingkungan beraneka ragam dan menarik serta tidak pernah
habis. Dalam pemanfaatan media belajar termasuk lingkungan oleh siswa sangat
tergantung pada bimbingan dan arahan dari guru. Berarti di sini guru berfungsi
sebagai fasilitator, komunikator, motivator dan manager. Fungsi guru seperti
inilah yang sangat diharapkan untuk mencapai tujuan pendidikan. Di sekitar
sekolah terdapat berbagai macam media belajar yang dapat dimanfaatkan oleh
guru dan siswa dalam proses belajar mengajar. Dengan demikian siswa akan
lebih mengenal lingkungannya, pengetahuan siswa akan lebih autentif, sifat
verbalisme pada siswa dapat dikurangi serta siswa akan lebih aktif dan lebih
banyak berlatih.
2.1.9 Pemanfaatan Lingkungan Persawahan
Pada dasarnya proses pembelajaran Penjasorkes tidak hanya dapat
dilakukan di lapangan saja, melainkan ada beberapa cara yang sesuai khusus agar
siswa mampu menerima materi dengan baik. Untuk itu perlu adanya sebuah
terobosan baru untuk memudahkan siswa dalam menerima materi dan juga
memudahkan guru dalam menyampaikan materi pelajaran Penjasorkes, yakni
melalui pengembangan model pembelajaran dengan kajian lingkungan
persawahan.
18
Persawahan adalah lahan atau area untuk pertanian. Dalam aktivitas
pemanfaatan persawahan itu adalah pematang sawahnya. Pematang sawah akan
digunakan sebagaimana sesuai dengan latihan keseimbangan pada siswa kelas III.
Siswa akan berbaris di pematang sawah dan melakukan latihan keseimbangan
secara serentak dengan aba-aba dari guru.
2.1.10 Standar Kompetensi dan Kompetensi Penjasorkes SD
Cakupan Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan pada
SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik serta menanamkan
sportivitas dan kesadaran hidup sehat (BSNP,2006).
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral
dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek
kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis, keterampilan
sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan
pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan
terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan nasional.
Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung
seumur hidup, pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang diajarkan di
sekolah memiliki peranan sangat penting, yaitu memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui
aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan yang terpilih yang dilakukan secara
sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina
19
pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik, sekaligus
membentuk pola hidup sehat dan bugar sepanjang hayat.
Tidak ada pendidikan yang tidak mempunyai sasaran pedagogis, dan tidak
ada pendidikan yang lengkap tanpa adanya pendidikan jasmani, olahraga dan
kesehatan, karena gerak sebagai aktivitas jasmani adalah dasar bagi manusia
untuk mengenal dunia dan dirinya sendiri yang secara alami berkembang searah
dengan perkembangan zaman.
Selama ini telah terjadi kecenderungan dalam memberikan makna mutu
pendidikan yang hanya dikaitkan dengan aspek kemampuan kognitif. Pandangan
ini telah membawa akibat terabaikannya aspek-aspek moral, akhlak, budi pekerti,
seni, psikomotor, serta life skill.
Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan merupakan media untuk
mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik,
pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosional-
sportivitas-spiritual-sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara
untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang
seimbang.
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan di SD bertujuan agar
peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan
dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai
aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih,
20
2. Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik,
3. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar,
4. Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai
yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan
5. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerjasama,
percaya diri dan demokratis,
6. Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang
lain dan lingkungan,
7. Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih
sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola
hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif.
Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
Kesehatan meliputi aspek-aspek sebagai berikut :
1. Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan, eksplorasi
gerak, keterampilan lokomotor non-lokomotor,dan manipulatif, atletik, kasti,
rounders, kippers, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis
lapangan, bulu tangkis, dan bela diri, serta aktivitas lainnya,
2. Aktivitas pengembangan meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen
kebugaran jasmani, dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya,
3. Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat,
ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya,
4. Aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobic
serta aktivitas lainnya,
21
5. Aktivitas air meliputi: permainan di air, keselamatan air, keterampilan
bergerak di air, dan renang serta aktivitas lainnya,
6. Pendidikan luar kelas, meliputi: piknik/karyawisata, pengenalan lingkungan,
berkemah, menjelajah, dan mendaki gunung,
7. Kesehatan, meliputi penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-
hari, khususnya yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetap sehat,
merawat lingkungan yang sehat, memilih makanan dan minuman yang sehat,
mencegah dan merawat cidera, mengatur waktu istirahat yang tepat dan
berperan aktif dalam kegiatan P3K dan UKS. Aspek kesehatan merupakan
aspek tersendiri, dan secara implisit masuk ke dalam semua aspek.
Standar Kompetensi yang dipergunakan pada penelitian ini adalah Standar
kompetensi mempratikan gerak senam lantai, senam ketangkasan dasar dan nilai-
nilai yang terkandung di dalamnya. Kompetensi dasarnya adalah mempratikan
keseimbangan dalam bentuk senam lantai dasar, serta nilai keselamatan, disiplin,
dan keberanian. Terdapat empat indikator yaitu melakukan sikap berdiri satu kaki
ditekuk sila, sikap berdiri satu kaki tekuk samping, sikap berdiri satu kaki lurus ke
depan, dan sikap kapal terbang.
2.2. Kerangka Berpikir
Pendidikan jasmani pada hakekatnya adalah proses pendidikan yang
memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam
kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. Pendidikan
jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, makhluk total, dari
22
pada hanya menganggapnya sebagai seseorang yang terpisah kualitas fisik dan
mentalnya. Pada kenyataannya, Pendidikan Jasmani adalah suatu bidang kajian
yang sungguh luas. Titik perhatiannya adalah peningkatan gerak manusia. Lebih
khusus lagi, Pendidikan Jasmani berkaitan dengan hubungan antara gerak manusia
dan wilayah pendidikan lainnya: hubungan dari perkembangan tubuh fisik dengan
pikiran dan jiwanya. Fokusnya pada pengaruh perkembangan fisik terhadap
wilayah pertumbuhan dan perkembangan aspek lain dari manusia itulah yang
menjadikannya unik. Tidak ada bidang tunggal lainnya seperti Pendidikan
Jasmani yang berkepentingan dengan perkembangan total manusia.
Materi mata pelajaran Penjasorkes di Sekolah Dasar yang meliputi :
Permainan dan olahraga, Aktivitas pengembangan, Aktivitas senam, Aktivitas
ritmik, Aktivitas air, Pendidikan luar kelas, dan Kesehatan disajikan untuk
membantu siswa agar memahami mengapa manusia bergerak dan bagaimana cara
melakukan gerakan secara aman, efisien dan efektif.
Sesuai dengan Kompetensi Dasar dalam Kurikulum Penjasorkes di SD,
siswa dihaparkan dapat melakukan gerakan keseimbangan dengan model
pembelajaran yang dikembangkan. Pada kenyataannya dalam proses pembelajaran
keseimbangan gerak di SD masih dikemas secara klasikal di halaman sekolah.
Konsekuensi yang terjadi dari pelaksanaan pembelajaran tersebut adalah
dijumpainya siswa yang tidak senang, bosan, dan kurang aktif bergerak dalam
pembelajaran Penjasorkes.
Pembelajaran keseimbangan gerak dengan kajian lingkungan di pematang
persawahan merupakan salah satu upaya yang harus diwujudkan. Pengembangan
23
model pembelajaran keseimbangan gerak dalam Penjasorkes melalui kajian
lingkungan persawahan diharapkan mampu membuat siswa lebih aktif bergerak
dalam berbagai situasi dan kondisi yang sangat menyenangkan dalam
pembelajaran.
24
BAB III
METODE PENGEMBANGAN
3.1. Model Pengembangan
Penelitian ini merupakan pengembangan yang bertujuan menghasilkan
produk berupa model pembelajaran keseimbangan gerak dalam Penjasorkes
melalui kajian lingkungan persawahan bagi siswa Sekolah Dasar (SD).
Menurut Borg dan Gall dalam Sugiyono (2009:9), penelitian dan
pengembangan merupakan metode yang digunakan untuk mengembangkan atau
memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran.
Langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tujuh
langkah utama, yaitu :
1. Melakukan penelitian pendahuluan dan pengumpulan informasi, termasuk
observasi lapangan dan kajian pustaka,
2. Mengembangkan bentuk produk awal yaitu model pembelajaran
keseimbangan gerak dalam Penjasorkes melalui kajian lingkungan
persawahan,
3. Evaluasi para ahli dengan menggunakan dua ahli Penjasorkes dan satu ahli
pembelajaran, serta uji coba skala kecil dengan menggunakan lembar
kuesioner dan konsultasi serta evaluasi yang selanjutnya hasil dianalisis secara
mendalam,
25
4. Revisi produk pertama, revisi produk berdasarkan dari hasil evaluasi ahli dan
uji coba skala kecil. Revisi ini digunakan untuk perbaikan terhadap produk
awal yang dibuat oleh peneliti,
5. Uji coba skala besar di lingkungan persawahan dengan menggunakan
pengembangan model pembelajaran yang sudah direvisi atas hasil uji coba
skala kecil yang dilakukan sebelumnya,
6. Hasil produk akhir yang dilakukan berdasarkan uji coba skala besar,
7. Hasil akhir pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam
Penjasorkes melalui kajian lingkungan persawahan pada siswa kelas III SD
Negari 3 Bandungharjo yang dihasilkan melalui revisi uji coba skala besar.
26
3.2. Prosedur Pengembangan
Prosedur pengembangan pada model pembelajaran keseimbangan gerak
dalam Penjasorkes melalui kajian lingkungan persawahan ini, dilakukan melalui
beberapa tahap.
Tahapan-tahapan tersebut, antara lain :
Analisis Kebutuhan
Kajian Pastaka Observasi dan Wawancara
Pembuatan Produk Awal
Tinjauan Ahli Penjasorkes Uji Coba Skala Kecil
Dan Ahli Pembelajaran 12 Siswa Kelas III
SD N 3 Bandungharjo
Revisi Produk Awal
Uji Coba Skala Besar
Siswa Kelas III SD N 3 Bandungharjo
Revisi Produk Akhir
Produk Akhir Pengembangan model keseimbangan gerak
dalam penjasorkes melalui kajian lingkungan persawahan
Gambar 2. Prosedur Pengembangan Model Keseimbangan Gerak dalam
Penjasorkes Melalui Kajian Lingkungan Persawahan
27
3.2.1 Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan merupakan langkah awal dalam melakukan penelitian
ini. Langkah ini bertujuan untuk menentukan apakah pengembangan model
pembelajaran keseimbangan gerak dalam Penjasorkes melalui kajian lingkungan
persawahan ini dibutuhkan atau tidak. Pada tahap ini peneliti mengadakan
observasi terhadap siswa kelas III di SD Negeri 3 Bandungharjo Kecamatan
Toroh Kabupaten Grobogan tentang pelaksanaan olahraga keseimbangan gerak
dengan cara melakukan pengamatan lapangan tentang proses pembelajaran dan
aktivitas fisik siswa.
3.2.2 Pembuatan Produk Awal
Berdasarkan hasil analisis kebutuhan tersebut, maka langkah selanjutnya
adalah pembuatan produk pengembangan model pembelajaran keseimbangan
gerak dalam Penjasorkes melalui kajian lingkungan persawahan. Dalam
pembuatan produk yang dikembangkan, peneliti membuat produk berdasarkan
kajian teori yang kemudian dievaluasi oleh dua ahli Penjasorkes dan satu ahli
pembelajaran. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas III SD Negeri 3
Bandungharjo Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan.
3.2.3 Uji Coba Produk
Pelaksanaan uji coba produk dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu:
(1) menetapkan desain uji coba, (2) menentukan subyek uji coba, (3) menyusun
instrumen pengumpulan data, dan (4) menetapkan analisis data.
28
3.2.4 Revisi Produk Pertama
Setelah uji coba produk, maka dilakukan revisi produk pertama hasil dari
evaluasi ahli dan uji coba skala kecil sebagai perbaikan dari produk yang telah
diuji cobakan.
3.2.5 Uji Coba Skala Besar
Pada tahap ini dilakukan uji coba skala besar terhadap produk yang
dikembangkan dengan menggunakan subjek uji coba siswa kelas III SD Negeri 3
Bandungharjo Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan yang berjumlah 41 siswa.
3.2.6 Revisi Produk Akhir
Revisi produk dari hasil uji coba skala besar yang telah di uji cobakan
siswa pada kelas III SD Negeri 3 Bandungharjo Kecamatan Toroh Kabupaten
Grobogan yang berjumlah 41 siswa.
3.2.7 Hasil Akhir
Hasil akhir produk pengembangan dari uji coba skala besar yang berupa
pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam Penjasorkes
melalui kajian lingkungan persawahan.
29
3.3. Uji Coba Produk
Uji coba produk penelitian ini bertujuan untuk memperoleh efektivitas,
efisiensi dan kebermanfaatan dari produk. Langkah-langkah yang di tempuh
dalam pelaksanaan uji coba produk adalah sebagai berikut :
3.3.1 Desain Uji Coba
Desain uji coba yang dilaksanakan bertujuan untuk mengetahui tingkat
keefektifan dan segi pemanfaatan produk yang dikembangkan. Desain uji coba
yang dilaksanakan terdiri dari :
3.2.1.1 Evaluasi Ahli
Sebelum produk pembelajaran yang dikembangkan diuji cobakan kepada
subjek, produk yang dibuat dievaluasi (validasi) terlebih dahulu oleh dua ahli
Penjasorkes (Dra. Endang Sri Harnani, M, Kes dan Drs. Hermawan, M. Pd) dan
satu ahli pembelajaran (Budi Santosa, S.Pd).
3.3.1.2 Uji Coba Skala Kecil
Pada tahapan ini produk yang telah direvisi dari hasil evaluasi ahli
kemudian diuji cobakan kepada siswa kelas III SD Negeri 3 Bandungharjo
Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan. Pada uji coba skala kecil ini
menggunakan 12 siswa sebagai subjeknya.
Pertama siswa diberikan penjelasan tentang variasi pembelajaran
pengembangan ketrampilan gerakan keseimbangan yang kemudian melakukan uji
coba pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak. Setelah selesai
melakukan uji coba siswa mengisi kuesioner tentang pembelajaran yang telah
30
dilakukan. Tujuan uji coba skala kecil ini adalah untuk mengetahui tanggapan
awal dari produk yang dikembangkan.
3.3.1.3 Revisi Produk Pertama
Hasil data dari evaluasi dua ahli Penjasorkes dan satu ahli pembelajaran,
serta uji coba skala kecil tersebut dianalisis. Selanjutnya dijadikan acuan untuk
merevisi produk yang telah dibuat.
3.3.1.4 Uji Coba Skala Besar
Hasil analisis uji coba skala kecil serta revisi produk pertama, selanjutnya
dilakukan uji coba skala besar. Uji coba skala besar ini dilakukan pada siswa kelas
III SD Negeri 3 Bandungharjo Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan yang
berjumlah 41 siswa.
Pertama siswa diberikan penjelasan tentang variasi pembelajaran
pengembangan ketrampilan gerakan keseimbangan yang kemudian melakukan uji
coba pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak. Setelah selesai
melakukan uji coba siswa mengisi kuesioner tentang pembelajaran yang telah
dilakukan.
3.3.2 Subjek Uji Coba
Subjek uji coba pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Evaluasi ahli yang terdiri dari ahli dua Penjasorkes dan satu ahli pembelajaran.
2. Uji coba skala kecil yang terdiri 12 siswa kelas III SD Negeri 3 Bandungharjo
Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan .
31
3. Uji coba skala besar yang terdiri dari 41 siswa kelas III SD Negeri 3
Bandungharjo Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan.
3.3.3 Jenis Data
Data yang diperoleh adalah data kuantitatif dan data kualitatif yang
berupa alasan dalam memilih jawaban dan saran-saran.
3.3.4 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah berbentuk
lembar evaluasi dan kuesioner. Lembar evaluasi digunakan untuk menghimpun
data dari para ahli Penjasorkes dan ahli pembelajaran. Kuesioner digunakan untuk
mengumpulkan data dari evaluasi ahli dan uji coba. Alasan memilih kuesioner
adalah jumlah subjek yang relatif banyak sehingga data dapat diambil secara
serentak dan waktu yang singkat. Kepada ahli dan siswa diberikan kuesioner yang
berbeda. Kuesioner ahli dititik beratkan pada produk pertama yang dibuat,
sedangkan kuesioner siswa dititik beratkan pada kenyamanan produk.
Kuesioner yang digunakan untuk ahli berupa sejumlah aspek yang harus
dinilai kelayakannya. Faktor yang digunakan dalam kuesioner berupa kualitas
model pembelajaran ketrampilan keseimbangan gerak. Serta komentar dan saran
umum jika ada. Rentangan evaluasi mulai dari “tidak baik” sampai dengan
“sangat baik” dengan cara dengan memberi tanda “√” pada kolom yang tersedia.
32
Keterangan :
1 : tidak baik
2 : kurang baik
3 : cukup baik
4 : baik
5 : sangat baik
Berikut ini adalah faktor, indikator, dan jumlah butir kuesioner yang akan
digunakan pada kuesioner ahli :
Tabel I
Faktor, Indikator, dan Jumlah Butir Kuesioner Ahli
No. Faktor Indikator Jumlah
1 Kualitas Model Kualitas produk terhadap standar kompetensi,
keaktifan siswa, dan kelayakan untuk diajarkan
pada siswa SD
15
Kuesioner yang digunakan siswa berupa sejumlah pertanyaan, yang harus
dijawab oleh siswa dengan alternatif jawaban “Ya” dan “Tidak”. Faktor yang
digunakan dalam kuesioner meliputi aspek psikomotor, kognitif, afektif. Cara
pemberian skor pada alternatif jawaban adalah sebagai berikut :
Tabel II
Skor Jawaban Kuesioner „Ya” dan “Tidak”
Alternatif Jawaban Positif Negatif
Ya 1 0
Tidak 0 1
33
Berikut ini adalah faktor-faktor, indikator, dan jumlah butir kuesioner yang
akan digunakan pada siswa :
Tabel III
Faktor, Indikator, dan Jumlah Butir Kuesioner Ahli
No. Faktor Indikator Jumlah
1 Psikomotorik Kemampuan siswa mempraktekkan keseimbangan
gerak di lingkungan pematang persawahan.
10
2 Kognitif Kemampuan siswa memahami variasi
pembelajaran dan pengetahuan tentang model
pengembangan keseimbangan gerak di lingkungan
pematang persawahan
10
3 Afektif Menampilkan sikap dalam melaksanakan model
pengembangan keseimbangan gerak di lingkungan
pematang persawahan, serta nilai kerjasama,
sportifitas, dan kejujuran.
10
3.3.5 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini
adalah menggunakan teknik analisis deskriptif berbentuk persentase. Sedangkan
data yang berupa saran dan alasan memilih jawaban dianalisis menggunakan
teknik analisis kualitatif.
34
Dalam pengolahan data, persentase diperoleh dengan rumus dari
Sukirman, dkk. (2003 : 879), yaitu :
Keterangan :
f = frekuensi relatif / angka persentase
f = frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = jumlah seluruh data
100% = konstanta
Dari hasil persentase yang diperoleh kemudian diklasifikasikan untuk
memperoleh kesimpulan data. Pada tabel di bawah ini akan disajikan klasifikasi
persentase. Tabel IV
Klasifikasi Persentase
Persentase Klasifikasi Makna
0 - 20 % Tidak baik Dibuang
20,1 - 40 % Kurang baik Diperbaiki
40,1 % - 70 % Cukup baik Digunakan (bersyarat)
70, 1 - 90 % Baik Digunakan
90,1 - 100 % Sangat baik digunakan
Sumber Guilford (dalam Faqih, 1996 : 57)
35
BAB IV
HASIL PENGEMBANGAN
4.1 Hasil Data Uji Coba
4.1.1 Data Analisis Kebutuhan
Untuk mengetahui permasalahan-permasalahan pembelajaran yang terjadi
di lapangan terutama berkaitan dengan proses pembelajaran Pendidikan Jasmani,
Olahraga dan Kesehatan, serta bentuk pemecahan dari permasalahan tersebut,
maka perlu dilakukan analisis kebutuhan. Kegiatan ini dilakukan dengan cara
menganalisis proses pembelajaran yang terjadi sesungguhnya di lapangan,
melakukan observasi pembelajaran dan melakukan studi pustaka/kajian literatur.
Sesuai dengan kompetensi dasar mempratikan keseimbangan gerak dalam
bentuk senam lantai dasar, serta nilai keselamatan, disiplin, dan keberanian.
Kenyataan yang ada dalam proses pembelajaran keseimbangan gerak di SD masih
jauh dari yang diharapkan.
Pada proses pembelajaran keseimbangan gerak ditemui beberapa hal, salah
satunya adalah lokasi untuk melaksanakan kegiatan olahraga yang hanya di
halaman sekolah. Sehingga dijumpai siswa yang merasa tidak senang, bosan, dan
malas untuk bergerak.
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pembelajaran keseimbangan
gerak yang diberikan oleh guru masih kurang efektif dan kurang menumbuhkan
minat agar aktif bergerak.
36
Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian memutuskan untuk
mengembangkan model pembelajaran keseimbangan gerak dengan kajian
lingkungan persawahan yang sesuai bagi siswa SD. Peneliti mengharapkan
produk yang dihasilkan nanti dapat meningkatkan kualitas pembelajaran
keseimbangan gerak, sehingga diharapkan dapat membantu guru Penjasorkes
dalam memberikan pembelajaran keseimbangan gerak lebih bervariasi dengan
menggunakan produk yang dihasilkan ini.
4.1.2 Deskripsi Draf Produk Awal
Setelah menentukan produk yang akan dikembangkan berupa model
pembelajaran keseimbangan gerak dengan kajian lingkungan persawahan yang
sesuai bagi siswa SD. Tahap selanjutnya yang dilakukan adalah produk dengan
menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Analisis tujuan dan karakteristik pembelajaran keseimbangan gerak,
2. Analisis karakteristik siswa,
3. Mengkaji literatur tentang prinsip-prinsip atau cara membuat atau
mengembangkan model pembelajaran keseimbangan gerak,
4. Menetapkan prinsip-prinsip untuk pengembangan model pembelajaran
keseimbangan gerak,
5. Menetapkan tujuan, isi dan strategi pengelolaan pembelajaran,
6. Pengembangan produser pengukuran hasil pembelajaran,
7. Menyusun produk awal model pembelajaran keseimbangan gerak.
37
Setelah melalui proses desain dan produksi maka dihasilkan produk awal
pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak yang sesuai bagi siswa
SD. Berikut ini adalah draf produk awal pembelajaran keseimbangan gerak yang
sesuai bagi siswa SD sebelum divalidasi oleh ahli dan guru Penjasorkes Sekolah
Dasar :
DRAF PRODUK AWAL PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN
KESEIMBANGAN GERAK SISWA KELAS III SDN 3 BANDUNGHARJO
I. Pengertian Pembelajaran Keseimbangan Gerak
Keseimbangan adalah kemampuan mempertahankan sikap tubuh atau
bagian tubuh tanpa gangguan pada keseimbangan (Dirjen Pendidikan Luar
Sekolah, Pemuda dan Olahraga, 1997:7).
Keseimbangan ditinjau dari segi fisiologi dapat diartikan sebagai
kemampuan seseorang dalam mengendalikan organ-organ syaraf otot dalam
mempertahankan posisi yang dikehendaki.
II. Tujuan Pembelajaran Keseimbangan Gerak
Tujuan pembelajaran keseimbangan gerak adalah kelompok siswa akan
melewati setiap pos dengan berjalan dan sesampainya di pos mereka akan
melaksanakan gerakan keseimbangan sesuai dengan petunjuk yang tertuliskan
pada masing-masing pos.
38
Adapun tujuan dari pembelajaran pengembangan model keseimbangan
gerak di pematang persawahan adalah :
1. Dapat melatih tubuh agar tidak jatuh,
2. Untuk mempertinggi perasaan kerja otot,
3. Memiliki arti dan kegunaan yang sangat besar dalam pembentukan sikap
gerak,
4. Mempengaruhi pertumbuhan, ketangkasan dan prestasi,
5. Dapat mengetahui variasi dalam pembelajaran keseimbangan gerak,
6. Siswa dapat mengenal berbagai macam rintangan yang ada ( pematang sawah,
bambu, bendera dan lain-lain) pada saat melasanakan pembelajaran di
pematang sawah.
Dalam pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah akan dibagi
menjadi 5 pos, yaitu :
1. Pos 1 (Berjalan di atas pematang sawah),
2. Pos 2 (Berjalan di atas pematang sawah yang diberi bambu sepanjang 7 m),
3. Pos 3 (Berjalan satu kaki di angkat secara bergantian),
4. Pos 4 (Berpasangan kaki ditekuk sila dan tangan bertepuk silang),
5. Pos 5 (Melaksanakan 4 sikap keseimbangan).
Dalam pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah tersebut dari
pos 1 sampai pos 5 setiap kelompok akan melakukan tugas sesuai dengan
petunjuk yang ada di setiap posnya.
39
III. Pola atau Gambar Pembelajaran Keseimbangan Gerak
L
a
p
a
n
g
a
n
S
t
a
r
t
POS I ( BERJALAN DI ATAS PEMATANG SAWAH )
Pematang Sawah
POS II ( BERJALAN DI ATAS BAMBU YANG BERADA DI PEMATANG SAWAH )
Pematang SawahBambu
POS III ( BERJALAN SATU KAKI DIANGKAT SECARA BERGANTIAN)
Pematang Sawah
40
Gambar 3. Pola Pengembangan Model Pembelajaran Keseimbangan Gerak
dalam Penjasorkes Melalui Kajian Lingkungan Persawahan
IV. Cara atau Urutan Pembelajaran Keseimbangan Gerak
Terdapat 3 kelompok yaitu kelompok jagung, padi, dan kedelai. Kelompok
jagung baris di lapangan dekat dengan persawahan. Setelah mendapat panggilan
dari guru atas nama kelompokkya, maka kelompok jagung segera berjalan di atas
pematang sawah menuju pos I, jika aba-aba peluit dibunyikan maka dari saatnya
kelompok jagung mulai melaksanakan gerakan sesuai dengan petunjuk pada pos
tersebut. Setelah selesai kelompok jagung harus keluar area pos I dan melanjutkan
POS IV ( BERPASANGAN KAKI DITEKUK SILA TANGAN BERTEPUK SILANG )
Pematang Sawah
POS V ( MELAKUKAN 4 SIKAP KESEIMBANGAN )
1
4
3
I
I
2
I
41
ke pos berikutnya sesuai peraturan yang ada. Dilanjutkan kelompok padi dan
kelompok kedelai berurutan melaksanakan tugas sesuai eturan yang ada.
Macam-macam pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak
di pematang sawah yang ada di pos-pos antara lain :
1. Pos I (Berjalan di atas pematang sawah)
Berjalan di atas pematang sawah sambil benyanyi lagu “Gundul-Gundul
Pacul” dengan gerakan kedua tangan tepuk di depan dada kemudian tarik ke
atas, tepuk di depan dada kemudian kedua tangan dibentangkan ke samping
kanan dan kiri, dan tepuk di depan dada kemudian tangan di dorong ke bawah
secara berkelanjutan.
2. Pos II (Berjalan di atas pematang sawah yang diberi bambu sepanjang 7 m)
Berjalan di atas pematang sawah, yang mana di atas pematang tersebut diberi
bambu untuk dilewati setiap kelompok. Setiap kelompok berjalan di atas
bambu sambil benyanyi lagu “Bebek Adus Kali” dengan gerakan kedua
tangan dibentangkan ke samping kanan dan ke samping kiri dengan
melambai-lambai.
3. Pos III (Berjalan satu kaki di angkat secara bergantian)
Berjalan di atas pematang sawah dengan satu kaki diangkat secara bergantian
sambil benyanyi lagu “Bintang Kecil” dengan gerakan kedua tangan diangkat
lurus ke samping kanan dan ke samping kiri.
42
4. Pos IV (Berpasangan kaki ditekuk sila dan tangan bertepuk silang)
Berhadapan dengan teman atau berpasangan dengan satu kaki di tekuk sila
sambil benyanyi lagu “Di Sini Senang Di Sana Senang” dengan gerakan
bertepuk silang dengan pasangan.
5. Pos V (Melaksanakan 4 sikap keseimbangan)
Melakukan gerakan inti dari kegiatan keseimbangan. Setiap kelompok akan
melakukan 4 bentuk sikap keseimbangan yaitu sebagai berikut :
a. Sikap berdiri satu kaki tekuk sila,
b. Sikap berdiri satu kaki tekuk samping,
c. Sikap berdiri satu kaki lurus ke depan,
d. Sikap kapal terbang.
4.1.3 Validasi Ahli
4.1.3.1 Validasi Draf Produk Awal
Produk awal pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak
bagi siswa SD sebelum diuji cobakan dalam uji skala kecil, produk yang
dihasilkan perlu dilakukan validasi oleh para ahli yang sesuai dengan bidang
peneliti ini. Peneliti melibatkan dua ahli Penjasorkes yang berasal dari Dosen
Unnes yaitu Dra. Endang Sri Harnani, M, Kes dan Drs. Hermawan, M. Pd dan
satu ahli pembelajaran Penjasorkes yaitu Budi Santosa, S.Pd.
Validasi dilakukan dengan cara memberikan draf produk awal
pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak, dengan disertai lembar
evaluasi untuk ahli Penjasorkes dan ahli pembelajaran Sekolah Dasar. Lembar
43
evaluasi berupa kuesioner yang berisi aspek kualitas pengembangan model
pembelajaran keseimbangan gerak, saran serta komentar dari ahli Penjasorkes dan
guru Penjasorkes Sekolah Dasar terhadap pengembangan model pembelajaran
keseimbangan gerak. Hasil evaluasi berupa nilai dan aspek kualitas
pemgembangan model pembelajaran dengan menggunakan skala likert 1 sampai 5
caranya dengan mencontreng salah satu angka yang tersedia pada lembar evaluasi.
4.1.3.2 Deskripsi data validasi ahli
Data yang diperoleh dari pengisian kuesioner oleh para ahli, merupakan
pedoman untuk menyatakan apakah produk pemgembangan model pembelajaran
keseimbangan gerak dapat digunakan untuk uji coba skala kecil dan uji coba skala
besar. Hasil pengisian kuesioner dari para ahli Penjasorkes dan ahli pembelajaran
Sekolah Dasar dapat dilihat pada lampiran 5. Berdasarkan hasil pengisian
kuesioner dari para ahli Penjasorkes dan ahli pembelajaran SD didapat rata-rata
lebih dari 4 (empat) atau masuk dalam kategori penilaian “baik‟. Oleh karena itu
dapat disimpulkan bahwa pengembanagn model pembelajaran keseimbangan
gerak bagi siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri 3 Bandungharjo dapat digunakan
untuk di uji coba skala kecil. Masukan berupa saran dan komentar pada produk
pemgembangan model pembelajaran keseimbangan gerak, sangat diperlukan
pemgembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dapat dilihat pada
lampiran 6.
44
4.1.3.3 Revisi Draf produk awal sebelum uji coba skala kecil
Berdasarkan saran dari ahli Penjasorkes dan ahli pembelajaran Sekolah
Dasar pada produk atau model seperti yang telah diuraian di atas, maka dapat
segera dilaksanakan revisi produk. Proses revisi produk berdasarkan saran dari
ahli Penjasorkes dan ahli pembelajaran Sekolah sebagai berikut :
1. Revisi produk atau model yang dilakukan oleh peneliti adalah 4 variasi pos
dilakukan oleh semua siswa,
2. Revisi produk atau model yang dilakukan oleh peneliti adalah pada setiap pos
agar diberi petunjuk dengan cetakan tulisan yang berwarna, tidak hanya
tulisan tangan dengan tujuan agar lebih menarik,
3. Revisi produk atau model yang dilakukan oleh peneliti adalah pada setiap pos
seharusnya jarak antar pos diatur sesuai kebutuhan.
4.1.4 Data Uji Coba Skala Kecil
Setelah produk pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak
divalidasi oleh ahli Penjasorkes dan ahli pembelajaran Sekolah Dasar serta
dilakukan revisi, maka pada tanggal 02 Juni 2011 produk diuji cobakan kepada
siswa kelas III SD Negeri 3 Bandungharjo.
Uji coba ini bertujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi berbagai
permasalahan seperti kelemahan, kekurangan ataupun keefektifan produk saat
digunakan oleh siswa. Data yang diperoleh dari uji coba ini digunakan sebagai
dasar untuk melakukan revisi produk sebelum digunakan pada uji coba skala
besar.
45
Uji coba skala kecil ini juga bertujuan untuk mengetahui peningkatan
perasaan kerja otot siswa sebelum dan sesudah melakukan keseimbangan gerak
dan tanggapan awal dari produk yang dikembangkan.
Uji coba skala kecil ini juga bertujuan untuk mengetahui tanggapan awal
dari produk yang dikembangkan. Data uji coba skala kecil dihimpun dengan
menggunakan kuesioner. Data uji coba skala kecil pembelajaran keseimbangan
gerak dapat dilihat pada lampiran 13.
Berdasarkan data pada hasil kuesioner yang diisi para siswa diperoleh
persentase jawaban yang sesuai dengan aspek yang dinilai sebesar 93,33%.
Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan maka pembelajaran keseimbangan
gerak ini telah memenuhi kriteria “sangat baik” sehingga dapat digunakan untuk
siswa kelas III SD Negeri 3 Bandungharjo.
Keseluruhan data yang didapat dan evaluasi ahli Penjasorkes dan ahli
pembelajaran dan uji coba skala kecil digunakan sebagai dasar untuk
memperbaiki kualitas produk sebelum memasuki tahap uji coba skala besar.
4.1.4.1 Revisi Produk Setelah Uji Coba Skala Kecil
Permasalahan dan kendala yang muncul ketika produk pengembangan
model pembelajaran keseimbangan gerak diuji cobakan dalam skala kecil pada
siswa kelas III SD SD Negeri 3 Bandungharjo, perlu untuk dicari solusi dan
pemecahannya.
46
Hal itu sangat perlu dilakukan sebagai perbaikan terhadap model tersebut.
Berikut ini adalah berbagai permasalahan dan kendala, setelah produk diuji
cobakan pada skala kecil :
1. Revisi produk atau model yang dilakukan oleh peneliti adalah 5 variasi pos
dilakukan oleh semua siswa, sehingga anak akan melakukan banyak variasi
gerak dan lagu,
2. Revisi produk atau model yang dilakukan oleh peneliti adalah pada pos 2 yaitu
berjalan di atas rafia diganti bambu agar rintangan untuk keseimbangan jalan
lebih menarik,
3. Revisi produk atau model yang dilakukan oleh peneliti adalah pada pos 4
berjalan sambil satu kaki di tekuk diganti berpasangan saling berhadapan dan
bertepuk silang dengan pasangannya.
4. Revisi produk atau model yang dilakukan oleh peneliti adalah pada setiap pos
seharusnya petunjuk pos diletakan pada awal pelaksanaan atau awal pos.
DRAF SETELAH UJI COBA SKALA KECIL PENGEMBANGAN MODEL
PEMBELAJARAN KESEIMBANGAN GERAK
I. Pengertian Pembelajaran Keseimbangan Gerak
Senam mengandalkan gerak seluruh tubuh sebagai olahraga dasar. Senam
lantai mengandung unsur kekuatan, kecepatan, keseimbangan, kelentukan, dan
kelincahan. Senam lantai disebut dengan istilah latihan bebas karena dilakukan
tanpa menggunakan alat. Senam lantai dilombakan untuk putra dan putri.
Gerakannya meliputi mengguling, keseimbangan dan melenting.
47
Latihan pertama senam lantai dasar adalah belajar keseimbangan.
Tujuannya melatih agar tubuh tidak mudah jatuh. Senam dasar perlu dilakukan
sebelum latihan inti. Latihan keseimbangan terdiri atas keseimbangan berdiri dan
duduk. Materi yang dibahas di sini adalah keseimbangan berdiri yang terdiri atas
sikap berdiri satu kaki ditekuk sila, sikap berdiri satu kaki tekuk samping, sikap
berdiri satu kaki lurus ke depan, dan sikap kapal terbang.
Pengembangan model pembelajaran merupakan salah satu usaha guru
agar pembelajaran dapat tercapai, termasuk didalamnya penyesuaian dengan
ukuran tubuh siswa yang sedang belajar. Aspek inilah yang harus dijadikan
prinsip utama dalam mengembangkan model pembelajaran Penjasorkes,
termasuk pembelajaran senam lantai dasar. Esensi pembelajaran adalah
menganalisa sekaligus mengembangkan materi pelajaran dengan cara
meruntukannya dalam bentuk aktifitas belajar yang potensial untuk
memperlancar siswa dalam proses belajar. Cara ini dimaksudkan untuk
menuntun, mengarahkan, dan membelajarkan siswa dari yang tadinya tidak bisa
menjadi bisa, dari tingkat yang tadinya lebih rendah menjadi memiliki tingkat
yang lebih tinggi.
II Peraturan Pelaksanaan Pembelajaran :
Dalam model keseimbangan di pematang sawah dibagi menjadi 5 pos.
Pos-pos tersebut sebagai berikut :
1. POS I
Semua kelompok dibariskan dari start yang bertempat di lapangan sepak bola.
Guru akan memanggil nama kelompok yang akan melaksanakan tugas terlebih
48
dahulu. Tugas di Pos I adalah berjalan di atas pematang sawah sambil
benyanyi lagu “Gundul-Gundul Pacul” dengan gerakan kedua tangan tepuk di
depan dada kemudian tarik ke atas, tepuk di depan dada kemudian kedua
tangan dibentangkan ke samping kanan dan kiri, dan tepuk di depan dada
kemudian tangan di dorong ke bawah secara berkelanjutan sampai kelompok
tersebut menyelesaikan tugas di Pos I.
Gambar 4. Kegiatan Pos I Berjalan di Atas Pematang Sawah
2. POS II
Setiap kelompok akan melanjutkan perjalanannya menuju ke Pos II. Tugas di
Pos II adalah berjalan di atas pematang sawah, yang mana di atas pematang
tersebut diberi bambu untuk dilewati setiap kelompok. Setiap kelompok
berjalan di atas bambu sambil benyanyi lagu “Bebek Adus Kali” dengan
gerakan kedua tangan dibentangkan ke samping kanan dan ke samping kiri
dengan melambai-lambai sampai kelompok tersebut menyelesaikan tugas di
Pos II.
49
Gambar 5. Kegiatan Pos II Berjalan di Atas Pematang Sawah Yang
Diberi Bambu Sepanjang 7 m
3. POS III
Setiap kelompok akan melanjutkan perjalanannya menuju ke Pos III. Tugas di
Pos III adalah berjalan di atas pematang sawah dengan satu kaki diangkat
secara bergantian sambil benyanyi lagu “Bintang Kecil” dengan gerakan
kedua tangan diangkat lurus ke samping kanan dan ke samping kiri sampai
kelompok tersebut menyelesaikan tugas di Pos III.
Gambar 6. Berjalan Satu Kaki Diangkat Secara Bergantian
4. POS IV
Setiap kelompok akan melanjutkan perjalanannya menuju ke Pos IV. Tugas di
Pos IV adalah berhadapan dengan teman atau berpasangan dengan satu kaki di
50
tekuk sila sambil benyanyi lagu “Di Sini Senang Di Sana Senang” dengan
gerakan bertepuk silang dengan pasangan sampai kelompok tersebut
menyelesaikan tugas di Pos IV.
Gambar 7. Berpasangan Dengan Kaki Ditekuk Sila dan Tangan
Bertepuk Silang
5. POS V
Pos V merupakan inti dari kegiatan keseimbangan. Siswa akan melakukan 4
bentuk sikap keseimbangan yaitu sebagai berikut :
A. Sikap berdiri satu kaki tekuk sila,
1. Alat perlengkapan
Dalam melaksanakan keseimbangan ini tidak diperlukan paralatan khusus,
tetapi menggunakan alat bantu berupa topi yang berguna untuk mengetahui
pandangan siswa.
2. Pelaksanaan
Siswa dibariskan menjadi satu banjar di pematang sawah.
Siswa kemudian menempatkan posisinya sesuai dengan kelompok masing-
masing yang berangotakan 10 orang satiap kelompoknya.
51
Tugas siswa adalah melakukan keseimbangan yaitu sikap berdiri satu kaki
yang ditekuk sila yang dilakukan secara berpasangan saling berhadapan.
Tata cara melakukan dengan mengangkat satu kaki menggunakan dua
tangan, kaki diangkat hingga ke pangkal paha,
Ketua kelompok memberikan aba-aba agar siswa bersiap-siap pada
hitungan ke tiga, kemudian siswa melaksanakan keseimbangan yaitu sikap
berdiri satu kaki yang ditekuk sila.
Semua siswa menghitung lamanya pelaksanaan keseimbangan tersebut
pertahankan dari hitungan 1 sampai hitungan 10 dan dilakukan secara
bergantian.
Gambar 8. Kegiatan Pos V dengan Sikap Berdiri Satu Kaki Tekuk Sila
3. Keselamatan
Pelaksanaan keseimbangan sikap berdiri satu kaki yang ditekuk sila relatif
aman apabila ada rasa kepercayaan diri dan tanggung jawab, serta keberanian
dalam melakukannya.
52
4. Tolak Ukur Keberhasilan
Keberhasilan keseimbangan sikap berdiri satu kaki yang ditekuk sila adalah
posisi badan siswa tidak bergoyang dan sesuai dengan aturan yang ada.
5. Penegasan
Tanyakan kepada siswa apa yang dirasakan ketika melaksanakan
keseimbangan sikap berdiri satu kaki yang ditekuk sila. Tekankan bahwa
dengan melalui gerakan keseimbangan sikap berdiri satu kaki yang ditekuk
sila akan menumbuhkan adanya rasa kepercayaan diri dan tanggung jawab,
serta keberanian dalam melakukannya
B. Sikap berdiri satu kaki tekuk samping,
1. Alat perlengkapan
Dalam melaksanakan keseimbangan ini tidak diperlukan paralatan khusus,
tetapi menggunakan alat bantu berupa topi yang berguna untuk mengetahui
pandangan siswa.
2. Pelaksanaan
Siswa dibariskan menjadi satu banjar di pematang sawah.
Siswa kemudian menempatkan posisinya sesuai dengan kelompok masing-
masing yang berangotakan 10 orang satiap kelompoknya.
Tugas siswa adalah melakukan keseimbangan yaitu sikap berdiri satu kaki
yang ditekuk samping yang dilakukan secara berpasangan saling
berhadapan yang dilakukan secara berpasangan saling berhadapan.
53
Tata cara melakukan dengan mengangkat satu kaki kanan ke samping
dengan lutut lurus. Tangan kanan memegang kaki kanan dan tangan kiri
lurus menjaga keseimbangan
Ketua kelompok memberikan aba-aba agar siswa bersiap-siap pada
hitungan ke tiga, kemudian siswa melaksanakan keseimbangan yaitu sikap
berdiri satu kaki yang ditekuk samping.
Semua siswa menghitung lamanya pelaksanaan keseimbangan tersebut
pertahankan dari hitungan 1 sampai hitungan 10 dan dilakukan secara
bergantian.
Gambar 9. Kegiatan Pos V dengan Sikap Berdiri Satu Kaki Tekuk Samping
3. Keselamatan
Pelaksanaan keseimbangan sikap berdiri satu kaki yang ditekuk samping
relatif aman apabila ada rasa kepercayaan diri dan tanggung jawab, serta
keberanian dalam melakukannya.
54
4. Tolak Ukur Keberhasilan
Keberhasilan keseimbangan sikap berdiri satu kaki yang ditekuk samping
adalah posisi badan siswa tidak bergoyang dan sesuai dengan aturan yang ada.
5. Penegasan
Tanyakan kepada siswa apa yang dirasakan ketika melaksanakan
keseimbangan sikap berdiri satu kaki yang ditekuk samping. Tekankan bahwa
dengan melalui gerakan keseimbangan sikap berdiri satu kaki yang ditekuk
samping akan menumbuhkan adanya rasa kepercayaan diri dan tanggung
jawab, serta keberanian dalam melakukannya
C. Sikap berdiri satu kaki lurus ke depan,
1. Alat perlengkapan
Dalam melaksanakan keseimbangan ini tidak diperlukan paralatan khusus,
tetapi menggunakan alat bantu berupa topi yang berguna untuk mengetahui
pandangan siswa dan pita untuk mengetahui ketinggian tangan siswa dalam
melakukan keseimbangan
2. Pelaksanaan
Siswa dibariskan menjadi satu banjar di pematang sawah.
Siswa kemudian menempatkan posisinya sesuai dengan kelompok masing-
masing yang berangotakan 10 orang satiap kelompoknya.
Tugas siswa adalah melakukan keseimbangan yaitu sikap berdiri satu kaki
lurus ke depan yang dilakukan secara berpasangan saling berhadapan.
55
Tata cara melakukan dengan berdiri tegak, dan perlahan-lahan luruskan
kaki ke depan dengan ujung kaki lancip. Peganglah pita dengan kedua
tangan dan bentangkan di bawah tungkai kakimu yang terangkat.
Ketua kelompok memberikan aba-aba agar siswa bersiap-siap pada
hitungan ke tiga, kemudian siswa melaksanakan keseimbangan yaitu sikap
berdiri satu kaki lurus ke depan.
Semua kelompok menghitung lamanya pelaksanaan keseimbangan
tersebut pertahankan dari hitungan 1 sampai hitungan 10 dan dilakukan
secara bergantian.
Gambar 10. Kegiatan Pos V dengan Sikap Berdiri Satu Kaki Lurus ke Depan
3. Keselamatan
Pelaksanaan keseimbangan sikap berdiri satu kaki lurus ke depan relatif aman
apabila ada rasa kepercayaan diri dan tanggung jawab, serta keberanian dalam
melakukannya.
56
4. Tolak Ukur Keberhasilan
Keberhasilan keseimbangan sikap berdiri satu kaki lurus ke depan adalah
posisi badan siswa tidak bergoyang dan sesuai dengan aturan yang ada.
5. Penegasan
Tanyakan kepada siswa apa yang dirasakan ketika melaksanakan
keseimbangan sikap berdiri satu kaki lurus ke depan. Tekankan bahwa dengan
melalui gerakan keseimbangan sikap berdiri satu kaki yang lurus ke depan
akan menumbuhkan adanya rasa keperca
D. Sikap kapal terbang.
1. Alat perlengkapan
Dalam melaksanakan keseimbangan ini tidak diperlukan paralatan khusus,
tetapi menggunakan alat bantu berupa topi yang berguna untuk mengetahui
pandangan siswa dan pita untuk mengetahui ketinggian tangan siswa dalam
melakukan keseimbangan
2. Pelaksanaan
Siswa dibariskan menjadi satu banjar di pematang sawah.
Siswa kemudian menempatkan posisinya sesuai dengan kelompok masing-
masing yang berangotakan 10 orang satiap kelompoknya.
Tugas siswa adalah melakukan keseimbangan yaitu sikap kapal terbang
yang dilakukan secara berpasangan saling berhadapan.
Tata cara melakukan dengan meniru sikap kapal terbang dengan satu kaki
dan kaki yang lain luruskan belakang. Ambilah pita dan bentangkan
dengan kedua tanganmu. Gerak-gerakan ujung pita dengan tangan
57
Ketua kelompok memberikan aba-aba agar siswa bersiap-siap pada
hitungan ke tiga, kemudian siswa melaksanakan keseimbangan yaitu sikap
sikap kapal terbang.
Semua kelompok menghitung lamanya pelaksanaan keseimbangan
tersebut pertahankan dari hitungan 1 sampai hitungan 10 dan dilakukan
secara bergantian.
Gambar 10. Kegiatan Pos V dengan Sikap Kapal Terbang
3. Keselamatan
Pelaksanaan keseimbangan sikap kapal terbang aman apabila ada rasa
kepercayaan diri dan tanggung jawab, serta keberanian dalam melakukannya.
4. Tolak Ukur Keberhasilan
Keberhasilan keseimbangan sikap kapal terbang adalah posisi badan siswa
tidak bergoyang dan sesuai dengan aturan yang ada.
5. Penegasan
Tanyakan kepada siswa apa yang dirasakan ketika melaksanakan
keseimbangan sikap kapal terbang. Tekankan bahwa dengan melalui gerakan
58
keseimbangan sikap kapal terbang akan menumbuhkan adanya rasa
kepercayaan diri dan tanggung jawab, serta keberanian dalam melakukannya
4.1.5 Data Uji Coba Skala Besar
Bardasarkan evaluasi ahli serta uji coba skala kecil langkah berikutnya
adalah uji coba skala besar. Uji coba skala besar bertujuan untuk mengetahui
keefektifan perubahan yang telah dilakukan pada evaluasi ahli serta uji coba skala
kecil apakah pengembangan pembelajaran itu dapat digunakan dalam lingkungan
sebenarnya. Uji coba skala besar dilakukan oleh siswa kelas III SD Negeri 3
Bandungharjo yang berjumlah 41 siswa. Data uji coba skala besar dihimpun
dengan menggunakan kuesioner. Data uji coba skala besar pembelajaran
keseimbangan gerak dapat dilihat pada lampiran 18.
Berdasarkan data pada didapat rata-rata persentase pilihan jawaban yang
sesuai 91,95%. Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan maka pembelajaran
keseimbangan gerak ini telah memenuhi kriteria „sangat baik‟ sehingga dapat
digunakan untuk siswa kelas III SD Negeri 3 Bandungharjo.
4.1.5.1 Revisi Produk Setelah Uji Coba Skala Besar
Permasalahan dan kendala yang muncul ketika produk pengembangan
model pembelajaran keseimbangan gerak diuji cobakan dalam skala besar pada
siswa kelas III SD SD Negeri 3 Bandungharjo, perlu untuk dicari solusi dan
pemecahannya.
59
Hal itu sangat perlu dilakukan sebagai perbaikan terhadap model tersebut.
Berikut ini adalah berbagai permasalahan dan kendala, setelah produk diuji
cobakan pada skala besar :
1. Revisi produk atau model yang dilakukan oleh peneliti adalah meningkatkan
alat dan metode yang lebih kreatif lagi,
2. Revisi produk atau model yang dilakukan oleh peneliti adalah pada pos 2
yaitu berjalan di atas bambu tidak harus diletakan di atas pematang sawah
saja, tetapi dapat diletakan di atas parit,
3. Revisi produk atau model yang dilakukan oleh peneliti adalah memberi
kesempatan siswa untuk meluapkan kegembiraannya pada akhir kegiatan.
4.1.6 Analisis Data
4.1.6.1 Analisis Hasil Uji Coba Skala Kecil
Pada lampiran 14 akan disajikan analisis data hasil uji coba skala kecil.
Analisis data uji coba skala kecil pembelajaran keseimbangan gerak dapat dilihat
pada halaman 113 sampai halaman 116.
Berdasarkan tabel analisis data pada lampiran 14 hasil uji coba skala kecil
yang diperoleh melalui kuesioner dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Aspek kualitas pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak
didapat persentase 100%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka
aspek kualitas pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di
pematang sawah telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini
dapat digunakan.
60
2. Aspek melakukan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di
pematang sawah didapat persentase 100%. Berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan maka aspek melakukan pengembangan model pembelajaran
keseimbangan gerak telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini
dapat digunakan.
3. Aspek bisa atau tidak kesulitan melakukan pengembangan model
pembelajaran keseimbangan gerak didapat persentase 91,67%. Berdasarkan
kriteria yang telah ditetapkan maka aspek bisa melakukan pengembangan
model pembelajaran keseimbangan gerak telah memenuhi kriteria sangat baik
sehingga aspek ini dapat digunakan.
4. Aspek merasa mudah melakukan pengembangan model pembelajaran
keseimbangan gerak didapat persentase 83,33%. Berdasarkan kriteria yang
telah ditetapkan maka aspek merasa mudah pengembangan model
pembelajaran keseimbangan gerak telah memenuhi kriteria sangat baik
sehingga aspek ini dapat digunakan.
5. Aspek merasa takut melakukan pengembangan model pembelajaran
keseimbangan gerak didapat persentase 100%. Berdasarkan kriteria yang
telah ditetapkan maka aspek merasa takut melakukan pengembangan model
pembelajaran keseimbangan gerak telah memenuhi kriteria sangat baik
sehingga aspek ini dapat digunakan.
6. Aspek merasa senang dalam melaksanakan pengembangan model
pembelajaran keseimbangan gerak didapat persentase 100%. Berdasarkan
kriteria yang telah ditetapkan maka aspek dalam melaksanakan pengembangan
61
model pembelajaran keseimbangan gerak telah memenuhi kriteria sangat baik
sehingga aspek ini dapat digunakan.
7. Aspek merasa takut melaksanakan pengembangan model pembelajaran
keseimbangan gerak dalam sikap berdiri satu kaki ditekuk sila didapat
persentase 91,67%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek
merasa takut melaksanakan pengembangan model pembelajaran
keseimbangan gerak dalam sikap berdiri satu kaki ditekuk sila telah memenuhi
kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan.
8. Aspek mempunyai percaya diri yang tinggi untuk melaksanakan
pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap berdiri
satu kaki ditekuk ke samping dan lutut ke depan didapat persentase 75%.
Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek mempunyai percaya
diri yang tinggi untuk melaksanakan pengembangan model pembelajaran
keseimbangan gerak dalam sikap berdiri satu kaki ditekuk ke samping dan
lutut ke depan telah memenuhi kriteria baik sehingga aspek ini dapat
digunakan.
9. Aspek merasa senang dengan pelaksanaan pengembangan model
pembelajaran keseimbangan gerak didapat persentase 100%. Berdasarkan
kriteria yang telah ditetapkan maka aspek merasa senang dengan pelaksanaan
pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak telah memenuhi
kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan.
10. Aspek konsentrasi untuk melaksanakan pengembangan model pembelajaran
keseimbangan gerak dalam sikap sikap kapal terbang didapat persentase
62
91,67%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek konsentrasi
untuk melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak
dalam sikap sikap kapal terbang telah memenuhi kriteria sangat baik
sehingga aspek ini dapat digunakan.
11. Aspek tahu cara melakukan pengembangan model pembelajaran
keseimbangan gerak sikap berdiri satu kaki ditekuk sila didapat persentase
100%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek tahu cara
melakukan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak sikap
berdiri satu kaki ditekuk sila telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga
aspek ini dapat digunakan.
12. Aspek tahu tata cara melaksanakan sikap berdiri satu kaki ditekuk ke samping
didapat persentase 91,67%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka
aspek tahu tata cara melaksanakan sikap berdiri satu kaki ditekuk ke samping
telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan.
13. Aspek tahu cara melakukan pengembangan model pembelajaran
keseimbangan gerak didapat persentase 83,33%. Berdasarkan kriteria yang
telah ditetapkan maka aspek tahu cara melakukan pengembangan model
pembelajaran keseimbangan gerak telah memenuhi kriteria baik sehingga
aspek ini dapat digunakan.
14. Aspek tahu alat – alat yang digunakan melaksanakan pengembangan model
pembelajaran keseimbangan gerak didapat persentase 100%. Berdasarkan
kriteria yang telah ditetapkan maka aspek tahu alat – alat yang digunakan
63
melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak telah
memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan.
15. Aspek tahu cara melakukan pengembangan model pembelajaran
keseimbangan gerak didapat persentase 91,67%. Berdasarkan kriteria yang
telah ditetapkan maka aspek tahu cara melakukan pengembangan model
pembelajaran keseimbangan gerak telah memenuhi kriteria sangat baik
sehingga aspek ini dapat digunakan.
16. Aspek tahu cara untuk melaksanakan pengembangan model pembelajaran
keseimbangan gerak dalam sikap berdiri satu kaki ditekuk ke samping didapat
persentase 83,33%. Berdasarkan criteria yang telah ditetapkan maka aspek
tahu cara untuk melaksanakan pengembangan model pembelajaran
keseimbangan gerak dalam sikap berdiri satu kaki ditekuk ke samping telah
memenuhi kriteria baik sehingga aspek ini dapat digunakan.
17. Aspek tahu cara melaksanakan pengembangan model pembelajaran
keseimbangan dalam sikap berdiri satu kaki ditekuk sila didapat persentase
100%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek tahu cara
melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan dalam sikap
berdiri satu kaki ditekuk sila yang telah memenuhi kriteria sangat baik
sehingga aspek ini dapat digunakan.
18. Aspek tahu cara untuk melaksanakan pengembangan model pembelajaran
keseimbangan gerak dalam sikap berdiri satu kaki lutut ke depan didapat
persentase 91,67%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek
tahu cara untuk melaksanakan pengembangan model pembelajaran
64
keseimbangan gerak dalam sikap berdiri satu kaki lutut ke depan telah
memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan.
19. Aspek tugas dari pengawas pengembangan model pembelajaran
keseimbangan gerak didapat persentase 83,33%. Berdasarkan kriteria yang
telah ditetapkan maka aspek tugas dari pengawas pengembangan model
pembelajaran keseimbangan gerak telah memenuhi kriteria baik sehingga
aspek ini dapat digunakan.
20. Aspek tahu tehnik untuk melaksanakan pengembangan model pembelajaran
keseimbangan gerak dalam sikap sikap kapal terbang didapat persentase
100%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek tahu tehnik
untuk melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak
dalam sikap sikap kapal terbang telah memenuhi kriteria sangat baik
sehingga aspek ini dapat digunakan.
21. Aspek merasa gembira setelah melakukan pengembangan model pembelajaran
keseimbangan gerak sikap berdiri satu kaki ditekuk sila didapat persentase
100%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek merasa gembira
setelah melakukan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak
sikap berdiri satu kaki ditekuk sila telah memenuhi kriteria sangat baik
sehingga aspek ini dapat digunakan.
22. Aspek sering berlarian di pematang sawah didapat persentase 83,33%.
Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek sering berlarian di
pematang sawah telah memenuhi kriteria baik sehingga aspek ini dapat
digunakan.
65
23. Aspek merasa senang melakukan berbagai jenis pengembangan model
pembelajaran keseimbangan gerak didapat persentase 100%. Berdasarkan
kriteria yang telah ditetapkan maka aspek merasa senang melakukan berbagai
jenis pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak telah
memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan.
24. Aspek semangat dalam melaksanakan pengembangan model pembelajaran
keseimbangan gerak didapat persentase 91,67%. Berdasarkan kriteria yang
telah ditetapkan maka aspek semangat dalam melaksanakan pengembangan
model pembelajaran keseimbangan gerak telah memenuhi kriteria sangat baik
sehingga aspek ini dapat digunakan.
25. Aspek berani melakukan pengembangan model pembelajaran keseimbangan
gerak di pematang sawah bersama temanmu didapat persentase 100%.
Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek berani melakukan
pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah
bersama temanmu telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini
dapat digunakan.
26. Aspek dapat menerapkan tata cara untuk melaksanakan pengembangan model
pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap berdiri satu kaki ditekuk ke
samping di pematang sawah didapat persentase 91,67%. Berdasarkan kriteria
yang telah ditetapkan maka aspek dapat menerapkan tata cara untuk
melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam
sikap berdiri satu kaki ditekuk ke samping di pematang sawah telah memenuhi
kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan.
66
27. Aspek dapat melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan
gerak dalam sikap berdiri satu kaki ditekuk sila di pematang sawah sendirian
didapat persentase 100%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka
aspek dapat melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan
gerak dalam sikap berdiri satu kaki ditekuk sila di pematang sawah sendirian
telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan.
28. Aspek marasa takut untuk melaksanakan pengembangan model pembelajaran
keseimbangan gerak dalam sikap berdiri satu kaki lutut ke depan didapat
persentase 91,67%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek
marasa takut untuk melaksanakan pengembangan model pembelajaran
keseimbangan gerak dalam sikap berdiri satu kaki lutut ke depan telah
memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan.
29. Aspek tahu cara melaksanakan pengembangan model pembelajaran
keseimbangan gerak di pematang sawah yang tepat didapat persentase 100%.
Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek tahu cara
melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di
pematang sawah yang tepat telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga
aspek ini dapat digunakan.
30. Aspek takut untuk melaksanakan pengembangan model pembelajaran
keseimbangan gerak dalam sikap sikap kapal terbang di pematang sawah
didapat persentase 83,33%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka
aspek takut untuk melaksanakan pengembangan model pembelajaran
67
keseimbangan gerak dalam sikap sikap kapal terbang di pematang sawah telah
memenuhi kriteria baik sehingga aspek ini dapat digunakan.
4.1.6.2 Analisis Hasil Uji Coba Skala Besar
Pada lampiran 19 akan disajikan analisis data hasil uji coba skala besar.
Analisis data uji coba skala besar pada pembelajaran keseimbangan gerak dapat
dilihat pada halaman134 sampai halaman 137.
Berdasarkan data pada lampiran 19 didapat rata-rata persentase pilihan
jawaban yang sesuai 91,95%. Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan maka
pembelajaran keseimbangan gerak ini telah memenuhi kriteria sangat baik
sehingga dapat digunakan untuk siswa kelas III SD Negeri 3 Bandungharjo.
Berdasarkan tabel analisis data pada lampiran hasil uji coba skala besar
yang diperoleh melalui kuesioner dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Aspek kualitas pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak
didapat persentase 100%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka
aspek kualitas pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di
pematang sawah telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini
dapat digunakan.
2. Aspek melakukan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak
di pematang sawah didapat persentase 95,12%. Berdasarkan kriteria yang
telah ditetapkan maka aspek melakukan pengembangan model pembelajaran
keseimbangan gerak telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini
dapat digunakan.
68
3. Aspek bisa atau tidak kesulitan melakukan pengembangan model
pembelajaran keseimbangan gerak didapat persentase 92,68%. Berdasarkan
kriteria yang telah ditetapkan maka aspek bisa melakukan pengembangan
model pembelajaran keseimbangan gerak telah memenuhi kriteria sangat
baik sehingga aspek ini dapat digunakan.
4. Aspek merasa mudah melakukan pengembangan model pembelajaran
keseimbangan gerak didapat persentase 80,49%. Berdasarkan kriteria yang
telah ditetapkan maka aspek merasa mudah pengembangan model
pembelajaran keseimbangan gerak telah memenuhi kriteria baik sehingga
aspek ini dapat digunakan.
5. Aspek merasa takut melakukan pengembangan model pembelajaran
keseimbangan gerak didapat persentase 97,56%. Berdasarkan kriteria yang
telah ditetapkan maka aspek merasa takut melakukan pengembangan model
pembelajaran keseimbangan gerak telah memenuhi kriteria sangat baik
sehingga aspek ini dapat digunakan.
6. Aspek merasa senang dalam melaksanakan pengembangan model
pembelajaran keseimbangan gerak didapat persentase 100%. Berdasarkan
kriteria yang telah ditetapkan maka aspek dalam melaksanakan
pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak telah memenuhi
kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan.
7. Aspek merasa takut melaksanakan pengembangan model pembelajaran
keseimbangan gerak dalam sikap berdiri satu kaki ditekuk sila didapat
persentase 97,56%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek
6469
6469
6469
6469
6469
6469
6469
6469
6469
6469
6469
6469
6469
6469
6469
6469
6469
6469
6469
6469
6469
6469
6469
6469
6469
6469
6469
6469
6469
6469
6469
6469
6469
6469
6469
6469
6469
6469
6469
6469
6469
6469
6469
6469
6469
6469
6469
6469
6469
6469
6469
6469
6469
6469
6469
6469
6469
6469
6469
6469
6469
6469
6469
6469
6469
6469
6469
6469
6469
6469
6469
6469
6469
6469

More Related Content

What's hot

Skripsi lengkap -_c2_a006075
Skripsi lengkap -_c2_a006075Skripsi lengkap -_c2_a006075
Skripsi lengkap -_c2_a006075Poetra Chebhungsu
 
Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1
Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1
Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1ariessetyawan31081990
 
Becker ga penting
Becker ga pentingBecker ga penting
Becker ga pentingArdi Guyton
 
Ptk sd
Ptk sdPtk sd
Ptk sd
Firman Sah
 
SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG
SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNGSKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG
SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG
Abdi Gunawan
 
Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)
Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)
Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)
Nurul Khomariyah Eka Putry
 
Skripsimatematikadaripdf 101107125826-phpapp02
Skripsimatematikadaripdf 101107125826-phpapp02Skripsimatematikadaripdf 101107125826-phpapp02
Skripsimatematikadaripdf 101107125826-phpapp02Tendra Tarigan
 
Tutor sebaya
Tutor sebayaTutor sebaya
Tutor sebaya
damarpstika
 
Rc15 profesionalisme+guru+dan+hubungannya+dengan+prestasi+belajar+siswa+di+mts
Rc15 profesionalisme+guru+dan+hubungannya+dengan+prestasi+belajar+siswa+di+mtsRc15 profesionalisme+guru+dan+hubungannya+dengan+prestasi+belajar+siswa+di+mts
Rc15 profesionalisme+guru+dan+hubungannya+dengan+prestasi+belajar+siswa+di+mts
Choy Fauzi
 
Skripsi
SkripsiSkripsi
Skripsi
Wien Dewi
 
F novita wijayanti_tesis
F novita wijayanti_tesisF novita wijayanti_tesis
F novita wijayanti_tesisDhila Fadhila
 
Partisipasi Politik Masyarakat Betawi dalam pilkada dki
Partisipasi Politik Masyarakat Betawi dalam pilkada dkiPartisipasi Politik Masyarakat Betawi dalam pilkada dki
Partisipasi Politik Masyarakat Betawi dalam pilkada dki
Lakpesdam NU Banten
 
4250406037
42504060374250406037
4250406037
Mimin Setiadi
 
Panduan skripsi kjp 2014 2
Panduan skripsi kjp 2014 2Panduan skripsi kjp 2014 2
Panduan skripsi kjp 2014 2
Sirajamaspul Bambapuang
 

What's hot (16)

Cover Skripsi
Cover SkripsiCover Skripsi
Cover Skripsi
 
Skripsi final
Skripsi finalSkripsi final
Skripsi final
 
Skripsi lengkap -_c2_a006075
Skripsi lengkap -_c2_a006075Skripsi lengkap -_c2_a006075
Skripsi lengkap -_c2_a006075
 
Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1
Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1
Jtptiain gdl-mohamadsho-5520-1-m.shokh-1
 
Becker ga penting
Becker ga pentingBecker ga penting
Becker ga penting
 
Ptk sd
Ptk sdPtk sd
Ptk sd
 
SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG
SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNGSKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG
SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG
 
Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)
Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)
Skripsi nurul khomariyah eka putri (092.101.030)
 
Skripsimatematikadaripdf 101107125826-phpapp02
Skripsimatematikadaripdf 101107125826-phpapp02Skripsimatematikadaripdf 101107125826-phpapp02
Skripsimatematikadaripdf 101107125826-phpapp02
 
Tutor sebaya
Tutor sebayaTutor sebaya
Tutor sebaya
 
Rc15 profesionalisme+guru+dan+hubungannya+dengan+prestasi+belajar+siswa+di+mts
Rc15 profesionalisme+guru+dan+hubungannya+dengan+prestasi+belajar+siswa+di+mtsRc15 profesionalisme+guru+dan+hubungannya+dengan+prestasi+belajar+siswa+di+mts
Rc15 profesionalisme+guru+dan+hubungannya+dengan+prestasi+belajar+siswa+di+mts
 
Skripsi
SkripsiSkripsi
Skripsi
 
F novita wijayanti_tesis
F novita wijayanti_tesisF novita wijayanti_tesis
F novita wijayanti_tesis
 
Partisipasi Politik Masyarakat Betawi dalam pilkada dki
Partisipasi Politik Masyarakat Betawi dalam pilkada dkiPartisipasi Politik Masyarakat Betawi dalam pilkada dki
Partisipasi Politik Masyarakat Betawi dalam pilkada dki
 
4250406037
42504060374250406037
4250406037
 
Panduan skripsi kjp 2014 2
Panduan skripsi kjp 2014 2Panduan skripsi kjp 2014 2
Panduan skripsi kjp 2014 2
 

Similar to 6469

101618 ida farida-fitk
101618 ida farida-fitk101618 ida farida-fitk
101618 ida farida-fitk
Septian Muna Barakati
 
101618 ida farida-fitk
101618 ida farida-fitk101618 ida farida-fitk
101618 ida farida-fitk
Septian Muna Barakati
 
101618 ida farida-fitk
101618 ida farida-fitk101618 ida farida-fitk
101618 ida farida-fitk
Operator Warnet Vast Raha
 
Bab i%2 cv%2c daftar pustaka
Bab i%2 cv%2c daftar pustakaBab i%2 cv%2c daftar pustaka
Bab i%2 cv%2c daftar pustakaAndana Putra
 
Penerapan model pembelajaran berbasis masalah
Penerapan model pembelajaran berbasis masalahPenerapan model pembelajaran berbasis masalah
Penerapan model pembelajaran berbasis masalah
miftahasan
 
Hambatan belajar bio
Hambatan belajar bioHambatan belajar bio
Hambatan belajar bioHeppiNiwer
 
Mapping indo-sip-samsulmaar-4890
Mapping indo-sip-samsulmaar-4890Mapping indo-sip-samsulmaar-4890
Mapping indo-sip-samsulmaar-4890Bisyri Samsuri
 
Dokumen KLMP 3.docx
Dokumen  KLMP 3.docxDokumen  KLMP 3.docx
Dokumen KLMP 3.docx
yaaaanjay0
 
18 skripsi-upaya-meningkatkan-hasil-belajar-passing-bolabasket-melalui-pendek...
18 skripsi-upaya-meningkatkan-hasil-belajar-passing-bolabasket-melalui-pendek...18 skripsi-upaya-meningkatkan-hasil-belajar-passing-bolabasket-melalui-pendek...
18 skripsi-upaya-meningkatkan-hasil-belajar-passing-bolabasket-melalui-pendek...
nasrun gayo
 
161434071_full.pdf
161434071_full.pdf161434071_full.pdf
161434071_full.pdf
alfathesafiloza
 
BAB I.pdf
BAB I.pdfBAB I.pdf
BAB I.pdf
IdaAjoo
 
UPAYA GURU PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KESADA...
UPAYA GURU PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KESADA...UPAYA GURU PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KESADA...
UPAYA GURU PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KESADA...
Muhamad Yogi
 
EKSTRA TAEKWONDO
EKSTRA TAEKWONDOEKSTRA TAEKWONDO
EKSTRA TAEKWONDO
RatihRiandiniPutri
 
Mapping indo-sip-samsulmaar
Mapping indo-sip-samsulmaarMapping indo-sip-samsulmaar
Mapping indo-sip-samsulmaarBisyri Samsuri
 
SKRIPSI EKA NUR JANNAH_NIM 07108248007.pdf
SKRIPSI EKA NUR JANNAH_NIM 07108248007.pdfSKRIPSI EKA NUR JANNAH_NIM 07108248007.pdf
SKRIPSI EKA NUR JANNAH_NIM 07108248007.pdf
EvyFitriaCahyaN
 
Bab i, iv, daftar pustaka
Bab i, iv, daftar pustakaBab i, iv, daftar pustaka
Bab i, iv, daftar pustaka
supritria
 

Similar to 6469 (20)

101618 ida farida-fitk
101618 ida farida-fitk101618 ida farida-fitk
101618 ida farida-fitk
 
101618 ida farida-fitk
101618 ida farida-fitk101618 ida farida-fitk
101618 ida farida-fitk
 
101618 ida farida-fitk
101618 ida farida-fitk101618 ida farida-fitk
101618 ida farida-fitk
 
Bab i%2 cv%2c daftar pustaka
Bab i%2 cv%2c daftar pustakaBab i%2 cv%2c daftar pustaka
Bab i%2 cv%2c daftar pustaka
 
Penerapan model pembelajaran berbasis masalah
Penerapan model pembelajaran berbasis masalahPenerapan model pembelajaran berbasis masalah
Penerapan model pembelajaran berbasis masalah
 
Hambatan belajar bio
Hambatan belajar bioHambatan belajar bio
Hambatan belajar bio
 
doc
docdoc
doc
 
Disertasi 1(16-10-2010)
Disertasi 1(16-10-2010)Disertasi 1(16-10-2010)
Disertasi 1(16-10-2010)
 
Mapping indo-sip-samsulmaar-4890
Mapping indo-sip-samsulmaar-4890Mapping indo-sip-samsulmaar-4890
Mapping indo-sip-samsulmaar-4890
 
Dokumen KLMP 3.docx
Dokumen  KLMP 3.docxDokumen  KLMP 3.docx
Dokumen KLMP 3.docx
 
18 skripsi-upaya-meningkatkan-hasil-belajar-passing-bolabasket-melalui-pendek...
18 skripsi-upaya-meningkatkan-hasil-belajar-passing-bolabasket-melalui-pendek...18 skripsi-upaya-meningkatkan-hasil-belajar-passing-bolabasket-melalui-pendek...
18 skripsi-upaya-meningkatkan-hasil-belajar-passing-bolabasket-melalui-pendek...
 
161434071_full.pdf
161434071_full.pdf161434071_full.pdf
161434071_full.pdf
 
BAB I.pdf
BAB I.pdfBAB I.pdf
BAB I.pdf
 
UPAYA GURU PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KESADA...
UPAYA GURU PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KESADA...UPAYA GURU PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KESADA...
UPAYA GURU PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN KESADA...
 
Alat peraga
Alat peragaAlat peraga
Alat peraga
 
EKSTRA TAEKWONDO
EKSTRA TAEKWONDOEKSTRA TAEKWONDO
EKSTRA TAEKWONDO
 
PBL.pdf
PBL.pdfPBL.pdf
PBL.pdf
 
Mapping indo-sip-samsulmaar
Mapping indo-sip-samsulmaarMapping indo-sip-samsulmaar
Mapping indo-sip-samsulmaar
 
SKRIPSI EKA NUR JANNAH_NIM 07108248007.pdf
SKRIPSI EKA NUR JANNAH_NIM 07108248007.pdfSKRIPSI EKA NUR JANNAH_NIM 07108248007.pdf
SKRIPSI EKA NUR JANNAH_NIM 07108248007.pdf
 
Bab i, iv, daftar pustaka
Bab i, iv, daftar pustakaBab i, iv, daftar pustaka
Bab i, iv, daftar pustaka
 

Recently uploaded

PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
muhammadyudiyanto55
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
yuniarmadyawati361
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
lastri261
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
Kurnia Fajar
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
johan199969
 
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdfLaporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
heridawesty4
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
AgusRahmat39
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
Hernowo Subiantoro
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogortugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
WILDANREYkun
 

Recently uploaded (20)

PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
 
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdfLaporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogortugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
 

6469

  • 1. 1 PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KESEIMBANGAN GERAK DALAM PENJASORKES MELALUI KAJIAN LINGKUNGAN PERSAWAHAN PADA SISWA KELAS III SD N 3 BANDUNGHARJO KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2011 SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata 1 Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh DWI ADI SUSILO 6102909196 PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2011
  • 2. ii SARI Dwi Adi Susilo. 2011. Pengembangan Model Pembelajaran Keseimbangan Gerak Dalam Penjasorkes Melalui Kajian Lingkungan Persawahan Pada Siswa Kelas III SD Negeri 3 Bandungharjo Tahun 2011. Skripsi Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang. Pembimbing (1) Dra. Endang Sri Harnani, M.Kes dan Pembimbing (2) Drs. Hermawan, M.Pd. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam Penjasorkes melalui kajian lingkungan persawahan. Metode penelitian ini adalah penelitian pengembangan yang mengacu pada model pengembangan dari Borg dan Gall yang telah divariasi, yaitu : (1) melakukan penelitian pendahuluan dan pengumpulan informasi, termasuk observasi lapangan dan kajian pustaka, (2) Mengembangkan bentuk produk awal yaitu model pembelajaran keseimbangan gerak melalui kajian lingkungan persawahan, (3) Evaluasi para ahli dengan menggunakan dua ahli Penjasorkes dan satu ahli pembelajaran, serta uji coba skala kecil dengan menggunakan lembar kuesioner dan konsultasi serta evaluasi yang selanjutnya hasil dianalisis, (4) Revisi produk pertama, revisi produk berdasarkan dari hasil evaluasi ahli dan uji coba skala kecil. Revisi ini digunakan untuk perbaikan terhadap produk awal yang dibuat oleh peneliti, (5) Uji coba skala besar di lingkungan persawahan, (6) Hasil produk akhir yang dilakukan berdasarkan uji coba skala besar, (7) Hasil akhir pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak siswa kelas III SD Negari 3 Bandungharjo yang dihasilkan melalui revisi uji coba skala besar. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang diperoleh dari evaluasi ahli (dua ahli Penjasorkes dan satu ahli pembelajaran), uji coba skala kecil (12 siswa) dan uji coba skala besar (41 siswa). Data berupa hasil penilaian mengenai kualitas produk, saran untuk perbaikan produk, dan hasil pengisian kuesioner oleh siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif persentase untuk mengungkap aspek psikomotorik, kognitif dan afektif siswa setelah menggunakan produk. Dari hasil uji coba skala kecil diperoleh data evaluasi ahli yaitu, ahli Penjasorkes I didapat 70% (baik), ahli Penjasorkes II didapat 72% (baik), dan ahli pembelajaran didapat 75% (baik) dan untuk uji coba skala kecil dari kuesioner siswa didapat 93,33% (sangat baik). Sedangkan dari hasil uji coba skala besar diperoleh data evaluasi ahli yaitu, ahli Penjasorkes I didapat 81% (baik), ahli Penjasorkes II didapat 80% (baik), dan ahli pembelajaran didapat 76% (baik) dan untuk uji coba skala kecil dari kuesioner siswa didapat 91,95% (sangat baik). Dari data yang ada, maka dapat disimpulkan bahwa pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam Penjasorkes melalui kajian lingkungan persawahan ini dapat digunakan bagi siswa SD Negeri 3 Bandungharjo Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan. Berdasarkan hasil penelitian di atas, diharapkan bagi guru Penjasorkes di Sekolah Dasar untuk menggunakan produk pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam Penjasorkes melalui kajian lingkungan persawahan.
  • 3. iii PERNYATAAN Saya menyatakan bahwa isi dari skripsi ini benar-benar merupakan hasil karya tulis ilmiah yang telah saya susun sendiri dan bukan merupakan hasil jiplakan dari karya tulis ilmiah orang lain. Berbagai pendapat serta temuan dari orang ataupun pihak lain yang ada di dalam karya tulis ilmiah ini dikutip dan dirujuk berdasarkan pedoman kode etik etika penyusunan karya tulis ilmiah. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Semarang, Agustus 2011 Peneliti Dwi Adi Susilo NIM. 6102909196
  • 4. iv PENGESAHAN Telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang. Pada hari : Tanggal : Panitia Ujian Dewan Penguji Ketua Drs. Said Junaidi, M. Kes NIP. 19690715 199403 1 001 Sekretaris Drs. Hermawan Pamot Raharjo, M. Pd NIP. 19651020 199103 1 002 1. Dra. Heny Setyawati, M. Si (Ketua) NIP. 19670610 199203 2 001 2. Dra. Endang Sri Hanani, M. Kes (Anggota) NIP. 19590603 198403 2 001 3. Drs. Hermawan, M. Pd (Anggota) NIP. 19670610 199203 2 001 3.
  • 5. v MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO  Alloh akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang- orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajad (Q.S. Al Mujadilah, 58:11)  Kerja keras adalah gerbang kesuksesan.  Kita tidak akan berarti apa-apa jika tidak bermanfaat bagi orang lain PERSEMBAHAN Dengan segenap rasa syukur saya persembahkan skripsi ini untuk : 1. Yang tercinta kedua orang tua saya (Bapak Suwarno dan Ibu Sri Rahayu), yang tiada henti selalu memberikan segala dukungan, doa restu, cinta dan kasih sayang, nasehat, bimbingan serta motivasi. 2. Yang tercinta istri (Tina Ariwirawati) dan anak saya (Herlintang Habib Khairan) yang selalu menemani dalam suka dan duka. 3. Kakak (Nur Hayati dan Sudarto) dan adik-adikku (Allip Damai Kiswara, Susi Purwandari, Khafiq Andri Prasetyo, dan Dyan Ari Wibowo) yang selalu mendorong sehingga terwujud karya tulis ilmiah ini.
  • 6. vi KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah atas berkat rahmat serta hidayah Allah SWT penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengembangan Model Pembelajaran Keseimbangan Gerak Dalam Penjasorkes Melalui Kajian Lingkungan Persawahan Pada Siswa Kelas III SD Negeri 3 Bandungharjo Tahun 2011. Dengan demikian penulis juga dapat menyelesaikan studi program Sarjana, di Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang. Dengan selesainya penulisan skripsi ini, maka penulis menyampaikan ucapkan terima kasih yang tiada terhingga, diantaranya kepada: 1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti menjadi mahasiswa UNNES, 2. Drs. H. Harry Pramono, Selaku Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini, 3. Drs. Hermawan Pamot Raharjo, M. Pd. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan dorongan dan semangat serta ijin untuk menyelesaikan skripsi ini, 4. Dra. Endang Sri Hanani, M. Kes selaku Pembimbing Utama yang telah sabar dan teliti dalam memberikan petunjuk, dorongan, dan motivasi serta membimbing penulis menyelesaikan skripsi ini,
  • 7. vii 5. Drs. Hermawan, M. Pd, selaku Pembimbing Pendamping yang telah memberikan petunjuk, dorongan, dan motivasi serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, 6. Budi Santosa, S. Pd selaku ahli pembelajaran memberikan petunjuk, dorongan, dan motivasi serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, 7. Siswowati Eko Rahayu, S. Pd selaku Kepala Sekolah SD Negeri 3 Bandungharjo yang telah memberi ijin penelitian dan membimbing terselenggaranya kegiatan penelitian di SD Negeri 3 Bandungharjo. 8. Seluruh Guru dan siswa III SD Negeri 3 Bandungharjo yang telah membantu dan mendukung dalam melaksanakan kegiatan penelitian dengan lancar. 9. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan PJKR, FIk, UNNES yang telah memberikan bekal ilmu dan pengetahuan kepada peneliti hingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini, 10. Ayah ibuku tercinta dan seluruh keluargaku yang telah memberikan dukungan materiil dan spiritual kepada penulis selama menyelesaikan skripsi ini, 11. Teman-teman S1 PGPJSD angkatan 2009 transfer dari D2 yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Khususnya Galih Setiyawan dan Yuni Lestari serta teman-teman lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu. 12. Istri dan anakku yang tercinta terima kasih selalu memberi suport dan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.
  • 8. viii 13. Semua pihak yang telah membantu kelancaran dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu terima kasih atas kerjasama serta dukungannya selama penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari dengan sepenuh hati, bahwa laporan yang tersusun dan tersaji ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis dengan tangan terbuka menerima kritik dan sumbang saran yang membangun senantiasa penulis harapkan. Semoga laporan ini dapat berguna dan memberikan manfaat sebagai mana yang diharapkan. Semarang, Agustus 2011 Peneliti
  • 9. ix DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.................................................................................. i SARI…. .................................................................................................... ii PERNYATAAN......................................................................................... iii PENGESAHAN......................................................................................... iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN............................................................... v KATA PENGANTAR................................................................................ vi DAFTAR ISI.............................................................................................. ix DAFTAR TABEL...................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR.................................................................................. xiii DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xiv BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1 1.1. Latar Belakang Masalah........................................................ 1 1.2. Permasalahan........................................................................ 6 1.3. Tujuan Penelitian.................................................................. 6 1.4. Spesifikasi Produk ............................................................... 7 1.5. Pentingnya Pengembangan ................................................... 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR ................... 9 2.1. Kajian Pustaka ..................................................................... 9 2.1.1. Pengertian Model Pengembangan ................................ 9 2.1.2. Pengertian Pembelajaran ............................................. 10 2.1.3. Pengertian Pembelajaran Inovatif ................................ 10
  • 10. x 2.1.4. Pengertian Pembelajaran PAKEM ............................... 11 2.1.5. Pengertian Pendidikan Jasmani.................................... 12 2.1.6. Pengertian Model Pembelajaran................................... 13 2.1.7. Pengertian Keseimbangan ........................................... 14 2.1.8. Pengertian Lingkungan................................................ 16 2.1.9. Pengertian Pemanfaatan Lingkungan Persawahan ........ 17 2.1.10.SK dan KD Penjasorkes SD......................................... 18 2.2. Kerangka Berpikir ................................................................ 21 BAB III METODE PENGEMBANGAN ................................................... 24 3.1. Model Pengembangan .......................................................... 24 3.2. Prosedur Pengembangan ....................................................... 26 3.2.1. Analisis Kebutuhan.................................................... 27 3.2.2. Pembuatan Produk Awal............................................ 27 3.2.3. Uji Coba Produk........................................................ 27 3.2.4. Revisi Produk Pertama............................................... 28 3.2.5. Uji Coba Skala Besar................................................. 28 3.2.6. Revisi Produk Akhir .................................................. 28 3.2.7. Hasil Akhir................................................................ 28 3.3. Uji Coba Produk................................................................... 29 3.3.1. Desain Uji Coba ........................................................ 29 3.3.2. Subyek Uji Coba ....................................................... 30 3.3.3. Jenis Data.................................................................. 31
  • 11. xi 3.3.4. Instrumen Pengumpulan Data .................................... 31 3.3.4. Instrumen Pengumpulan Data .................................... 34 BAB IV HASIL PENGEMBANGAN ........................................................ 35 4.1. Hasil Data Uji Coba.............................................................. 35 4.1.1. Data Analisis Kebutuhan............................................ 35 4.1.2. Deskripsi Draf Produk awal ....................................... 36 4.1.3. Validasi Ahli ............................................................. 31 4.1.4. Data Uji Coba Skala Kecil ......................................... 44 4.1.5. Data Uji Coba Skala Besar......................................... 58 4.1.6. Analisis Data............................................................. 60 4.2. Pembahasan.......................................................................... 75 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 81 5.1. Kesimpulan .......................................................................... 81 5.2. Saran ................................................................................... 83 DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 85 LAMPIRAN-LAMPIRAN
  • 12. xii DAFTAR TABEL Tabel Halaman Tabel I Faktor, Indikator, dan Jumlah Butir Kuesioner Ahli ................. 32 Tabel II Skor Jawaban Kuesioner “Ya” dan “Tidak” ............................. 33 Tabel III Faktor, Indikator, dan Jumlah Butir Kuesioner Ahli ................ 33 Tabel IV Klasifikasi Persentase ............................................................. 34 Tabel V Data Hasil Keseluruhan dari Evaluasi Ahli, Uji Coba Skala Kecil, dan Uji Coba Skala Besar........................................................ 79
  • 13. xiii DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1. Macam-macam Gerakan Pembelajaran Latihan Keseimbangan Gerak .... 15 2. Prosedur Pengembangan Model Keseimbangan Gerak dalam Penjasorkes Melalui Kajian Lingkungan Persawahan ................................................ 26 3. Pola Pengembangan Model Keseimbangan Gerak dalam Penjasorkes Melalui Kajian Lingkungan Persawahan ................................................ 39 4. Kegiatan Pos I Berjalan di Atas Pematang Sawah .................................. 48 5. Kegiatan Pos II Berjalan di Atas Pematang Sawah yang Diberi Bambu Sepanjang 7 m ...................................................................................... 49 6. Kegiatan Pos III Berjalan Satu Kaki Diangkat Secara Bergantian ........... 49 7. Kegiatan Pos IV Berpasangan Dengan Kaki Ditekuk Ssila dan Tangan Bertepuk Silang .................................................................................... 50 8. Kegiatan Pos V dengan Sikap Berdiri Satu Kaki Tekuk Sila................... 51 9. Kegiatan Pos V dengan Sikap Berdiri Satu Kaki Tekuk Samping ........... 53 10. Kegiatan Pos V dengan Sikap Berdiri Satu Kaki Lurus ke Depan ........... 55 11. Kegiatan Pos V dengan Sikap Kapal Terbang ........................................ 57
  • 14. xiv DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman 1. Usulan Penetapan Pembimbing ............................................................. 87 2. SK Dosen Pembimbing......................................................................... 88 3. Surat Ijin Penelitian .............................................................................. 90 4. Surat Keterangan Penelitian (Uji Coba Skala Kecil) ............................... 91 5. Surat Keterangan Penelitian (Uji Coba Skala Besar)............................... 92 6. Lembar Evaluasi dan Kuesioner untuk Ahli ........................................... 93 7. Lembar Evaluasi dan Kuesioner untuk Siswa......................................... 98 8. Hasil Pengisian Kuesioner Ahli Penjasorkes dan Ahli Pembelajaran Skala Kecil .............................................................................................. 105 9. Saran Perbaikan, Komentar serta Saran Umum Model Pembelajaran Keseimbangan Gerak............................................................................ 106 10. Hasil Pengisian Kuesioner Ahli Penjasorkes dan Ahli Pembelajaran Skala Besar .............................................................................................. 107 11. Saran Perbaikan, Komentar serta Saran Umum Model Pembelajaran Keseimbangan Gerak............................................................................ 108 12. Daftar Siswa Kelas III SD Negeri 3 Bandungharjo (Uji Coba Skala Kecil) 109 13. Jawaban Kuesioner Aspek Psikomotorik, Kognitif, dan Afektif Siswa Kelas III Uji Coba Skala Kecil........................................................................ 110 14. Hasil Kuesioner Angket Aspek Psikomotorik, Kognitif, dan Afektif Siswa Kelas III Uji Coba Skala Kecil .............................................................. 113
  • 15. xv 15. Data Hasil Uji Coba Skala Kecil (N = 12).............................................. 116 16. Analisis Data Hasil Uji Coba Skala Kecil (N = 12) ................................ 119 17. Daftar Siswa Kelas III SD Negeri 3 Bandungharjo (Uji Coba Skala Besar) 123 18. Jawaban Kuesioner Aspek Psikomotorik, Kognitif, dan Afektif Siswa Kelas III Uji Coba Skala Besar ....................................................................... 125 19. Hasil Kuesioner Angket Aspek Psikomotorik, Kognitif, dan Afektif Siswa Kelas III Uji Coba Skala Besar .............................................................. 131 20. Data Hasil Uji Coba Skala Besar (N = 41) ............................................. 137 21. Analisis Data Hasil Uji Coba Skala Besar (N = 41)................................ 140 22. Dokumentasi ........................................................................................ 144
  • 16. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sekarang kurikulum yang digunakan adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum tersebut merupakan kurikulum operasional yang dikembangkan dan dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan. Tujuannya memberikan peluang dan kesempatan kepada pihak sekolah untuk berpartisipasi aktif dalam pengambilan kebijakan mengenai pengembangan dan penyelenggaraan pendidikan sehingga diharapkan mampu memberdayakan semua potensi yang dimiliki. Dengan kebijakan ini, sekolah diharapkan dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pendidikan. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ini memuat beberapa mata pelajaran yang diajarkan dalam pendidikan. Satu diantaranya adalah mata pelajaran Penjasorkes. Pengertian Penjasorkes adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai perseorangan maupun anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik berupa permainan, perlombaan dan kegiatan intensif dalam rangka memperoleh relevansi kemenangan dan prestasi optimal melalui berbagai kegiatan jasmani dalam rangka memperoleh peningkatan kemampuan dan ketrampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan pembentukan watak. Mata pelajaran Penjasorkes di Sekolah Dasar (SD) merupakan bagian integral dari pendidikan keseluruhan yang bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, ketrampilan gerak, ketrampilan berpikir kritis, ketrampilan
  • 17. 2 sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olah raga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Ini berarti, mata pelajaran tersebut juga mempunyai peran unik dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya. Karena selain dapat digunakan untuk pengembangan aspek fisik dan psikomotor, juga ikut berperan dalam pengembangan aspek kognitif dan afektif secara serasi dan seimbang. Salah satu permasalahan kurang berkembangnya proses pembelajaran Penjasorkes di sekolah adalah terbatasnya sarana dan prasarana pembelajaran yang tersedia di sekolah, baik terbatas secara kuantitas maupun kualitasnya. Permasalahan tersebut semakin mendalam dan berpengaruh secara signifikan terhadap proses pembelajaran Penjasorkes, karena kurang didukung oleh tingkat kemampuan, kreativitas dan inovasi para guru Penjasorkes selaku pelaksana khususnya dalam pengembanagan model pembelajaran. Ditengarai bahwa guru Penjasorkes dalam melaksanakan proses pembelajaran bersifat konvensional yang cenderung monoton, tidak menarik, dan membosankan, sehingga peserta didik tidak memiliki semangat dan motivasi dalam mengikuti pelajaran Penjasorkes. Dampak dari itu secara tidak disadari akan mempengaruhi terhadap tingkat kesegaran jasmani dan penguasaan keterampilan gerak peserta didik yang semestinya dapat dikembangkan sesuai perkembangan gerak seusianya. Dengan demikian potensi peserta didik akan tidak berkembang secara optimal pada masanya, dan pada akhirnya kurang optimal pula
  • 18. 3 dalam mendukung dan memberikan kontribusi bibit-bibit atlet potensi yang dapat dikembangkan pada pembinaan prestasi olahraga kedepan. Pengembangan model pembelajaran Penjasorkes merupakan salah satu upaya membantu menyelesaikan permasalahan terbatasnya sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di sekolah. Dari hasil pengamatan selama ini, pengembangan model pembelajaran Penjasorkes yang dilakukan oleh para guru Penjasorkes dapat membawa suasana pembelajaran yang inovatif, dengan terciptanya pembelajaran yang menyenangkan dan dapat memotivasi peserta didik untuk lebih berpeluang untuk mengeksploitasi gerak secara luas dan bebas, sesuai tingkat kemampuan yang dimiliki. Biarpun pengembangan model pembelajaran Penjasorkes yang ada masih terbatas dalam lingkup lingkungan fisik di dalam sekolah, dan belum dikembangkan pada pemanfaatan lingkungan fisik luar sekolah, yang sebenarnya memiliki potensi sebagai sumber belajar yang efektif dan efisien. Lingkungan fisik luar sekolah yang merupakan salah satu sumber belajar yang efektif dan efisien, selama ini belum dapat dioptimalkan oleh para guru Penjasorkes dalam pembelajarannya. Guru Penjasorkes masih berkutat dalam lingkungan fisik dalam sekolah, biarpun dengan berbagai persoalan dan keterbatasannya. Para guru lupa bahwa lingkungan fisik di luar sekolah ada situasi dan kondisi yang menarik di alam bebas berupa lahan kosong, persawahan, perkebunan, hutan, perbukitan, sungai, pantai, perumahan, dan lain-lain, yang jika dimanfaatkan secara optimal melalui pengembangan model pembelajaran akan
  • 19. 4 dapat membantu para guru dalam meningkatkan pembelajaran Penjasorkes yang inovatif. Dari permasalahan-permasalahan tersebut di atas, maka dipandang penting adanya pengembangan model pembelajaran Penjasorkes yang perlu dilakukan di Sekolah Dasar. Sebut saja sebuah SD Negeri 3 Bandungharjo Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan terletak kurang lebih 15 km dari pusat kabupaten Grobogan, letaknyapun berada di dalam pedesaan masyarakat. Lingkungan disekitar SD Negeri 3 Bandungharjo terdapat area persawahan. Adanya lingkungan fisik di luar sekolah yaitu area persawahan dengan memanfaatkan pematang sawah tersebut sangat memungkinkan untuk dipergunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Di dalam kaitannya dengan pemanfaatan lingkungan persawahan, penulis akan mengembangkan model pembelajaran ketrampilan keseimbangan gerak, yang semua aktivitas geraknya sangat erat kaitannya dengan semua komponen-komponen ranah yang terkandung dalam Penjasorkes yaitu fisik, afektif, psikomotorik, dan kognitif. Ranah fisik, dimana dalam keseimbangan gerak siswa mampu melakukan aktifitas fisik yang mendukung kegiatan secara keseluruhan. Ranah afektif, selama pelaksanaan keseimbangan gerak berlangsung setiap siswa mempunyai emosional yang berbeda-beda yang harus seorang guru pahami, apakah dalam melakukan keseimbangan gerak seorang siswa mampu mengendalikan emosinya ataukah tidak. Ranah psikomotorik, seorang guru juga harus memahami psikologi seorang siswa saat mengikuti pelaksanaan kegiatan keseimbangan gerak. Ranah kognitif, siswa mampu berpikir untuk mengatur strategi selama pelaksanaan kegiatan
  • 20. 5 keseimbangan gerak berlangsung. Selain itu, siswa diajarkan untuk mampu bekerja sama dan mempunyai jiwa sosial yang tinggi. Keseimbangan adalah kemampuan mempertahankan sikap tubuh atau bagian tubuh tanpa gangguan pada keseimbangan. Keseimbangan yang dilakukan di persawahan ini dimaksudkan agar siswa tidak jenuh dengan keadaan didalam sekolah. Berdasarkan uraian di atas diharapkan adanya peran guru dalam pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak agar dapat menciptakan suatu model pembelajaran dalam bentuk pembelajaran baru yang bertujuan agar dapat menarik minat siswa sehingga siswa tidak merasa cepat bosan, akan lebih termotivasi dan bergairah dalam mengikuti proses pembelajaran Penjasorkes di Sekolah Dasar. Dari latar belakang di atas, peneliti dapat memberikan alasan mengapa permasalahan tersebut perlu untuk diteliti yaitu : 1. Penjasorkes di Sekolah Dasar (SD) pada hakekatnya mempunyai arti, peran, dan fungsi yang penting dan strategis dalam upaya pengembangan ketrampilan gerak siswa. 2. Paradigma pembelajaran Penjasorkes dahulu lebih menekankan anak harus bisa menguasai teknik yang diberikan dengan baik, namun paradigma pembelajaran Penjasorkes yang berkembang sekarang yang terpenting adalah anak sudah mau bergerak dan bergembira merupakan tujuan utama dari Penjasorkes yang baik.
  • 21. 6 3. Agar siswa mampu mengenal lebih dahulu arti penting olahraga pada umumnya serta Penjasorkes pada khususnya sehingga tujuan dari Penjasorkes dapat tercapai dengan baik. Dengan demikian penulis selaku guru Penjasorkes secara langsung mengangkat judul “Pengembangan Model Pembelajaran Keseimbangan Gerak Dalam Penjasorkes Melalui Kajian Lingkungan Persawahan”, sebagai wahana penciptaan pembelajaran Penjasorkes yang inovatif, untuk menjadikan pembelajaran yang lebih menarik dan menyenangkan, yang sekaligus bermanfaat bagi perkembangan dan pertumbuhan peserta didik. 1.2 Permasalahan Permasalahan yang ada dalam penelitian ini adalah : “Bagaimana penerapan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam Penjasorkes melalui kajian lingkungan persawahan pada siswa kelas III SD Negeri 3 Bandungharjo Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan Tahun 2011 ?”. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : Untuk mengetahui hasil pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam Penjasorkes melalui kajian lingkungan persawahan pada siswa kelas III SD Negeri 3 Bandungharjo Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan Tahun 2011.
  • 22. 7 1.4 Spesifikasi Produk Produk yang diharapkan akan dihasilkan melalui penelitian pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam Penjasorkes melalui kajian lingkungan persawahan yang sesuai dengan karakteristik siswa SD serta dapat mengembangkan semua aspek pembelajaran (kognitif, afektif, psikomotor) secara efektif dan efisien, juga dapat meningkatkan intensitas fisik sehingga derajat kebugaran jasmani siswa dapat terwujud serta dapat mengatasi kesulitan dalam pengajaran keseimbangan gerak. Produk yang dihasilkan diharapkan akan bermanfaat sebagai referensi tambahan dalam dunia pendidikan . Adapun Manfaat dari produk antara lain : 1. Mengaktifkan siswa dalam pembelajaran Penjasorkes, 2. Sebagai khasanah dan informasi ilmiah yang berkaitan dengan masalah pengembangan model pembelajaran bagi guru Penjasorkes, 3. Mengatasi semua keterbatasan sarana dan prasarana dalam pembelajaran keseimbangan gerak. 1.5 Pentingnya Pengembangan Pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam Penjasorkes melalui kajian lingkungan persawahan bagi siswa SD ini sangat penting untuk dilakukan, mengingat pembelajaran keseimbangan gerak yang dilakukan oleh guru Penjasorkes selama ini masih jauh dari yang diharapkan.
  • 23. 8 Pemecahan masalah pembelajaran dapat melalui penerapan model pembelajaran. Dalam bentuk variasi dalam pembelajaran yang diharapkan dapat digunakan serta dapat membantu guru Penjasorkes, sehingga kualitas pembelajaran dapat meningkat dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
  • 24. 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR 2.1. Kajian Pustaka Sebagai acuan berpikir secara ilmiah dalam rangka untuk pemecahan permasalahan, pada kajian pustaka ini dimuat beberapa pendapat para pakar. Selanjutnya secara garis besar akan diuraikan tentang : Pengertian Model Pengembangan, Pengertian Pembelajaran, Pengertian Pembelajaran Inovatif, Pengertian Pembelajaran PAKEM, Pengertian Pendidikan Jasmani, Pengertian Model Pembelajaran, Pengertian Keseimbangan, Pengertian Lingkungan, Pemanfaatan Lingkungan Persawahan, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Penjasorkes SD. 2.1.1 Pengertian Model Pengembangan Penelitian pengembangan biasanya disebut pengertian berbasis pengembangan (research-based development) merupakan jenis penelitian yang tujuan penggunaannya untuk pemecahan masalah praktis. Penelitian pengembangan merupakan jenis penelitian yang berorientasi pada produk, dan diharapkan dapat menjembatani kesenjangan penelitian yang lebih banyak menguji teori ke arah menghasilkan produk-produk yang langsung dapat digunakan oleh pengguna. Menurut Borg & Gall (1983) penelitian pengembangan adalah salah satu proses yang banyak digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran, yang pada
  • 25. 10 dasarnya prosedur penelitian pengembangan terdiri dari dua tujuan utama, yaitu ; (1) mengembangkan produk dan (2) menguji produk untuk mencapai tujuan. Tujuan pertama disebut sebagai fungsi pengembangan, sedangkan tujuan ke dua disebut sebagai fungsi validasi. 2.1.2 Pengertian Pembelajaran Pembelajaran adalah proses interaksi yang dilakukan oleh guru dan siswa, baik di dalam maupun di luar kelas dengan menggunakan berbagai sumber belajar sebagai bahan kajian (Anna Poedjiadi, 2007:75). Pembelajaran pada hakekatnya adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan interksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. (Trianto, 2009:17), Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian pembelajaran adalah proses interaksi secara sadar yang dilakukan oleh guru dan siswa, baik di dalam maupun di luar kelas dengan menggunakan berbagai sumber belajar sebagai bahan dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. 2.1.3 Pengertian Pembelajaran Inovatif Pembelajaran merupakan terjemahan dari learning yang artinya belajar atau pembelajaran. Jadi, pembelajaran inovatif adalah pembelajaran yang dikemas oleh pembelajar atas dorongan gagasan barunya yang merupakan produk dari learning how to learn untuk melakukan langkah-langkah belajar, sehingga memperoleh kemajuan hasil belajar.
  • 26. 11 Pembelajaran inovatif juga mengandung arti pembelajaran yang dikemas oleh guru atau instruktur lainnya yang merupakan wujud gagasan atau teknik yang dipandang baru, agar mampu memfasilitasi siswa untuk memperoleh kemajuan dalam proses dan hasil belajar. 2.1.4 Pengertian Pembelajaran PAKEM Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) adalah salah satu pembelajaran inovatif yang memiliki karakteristik aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Aktif yaitu pengembang pembelajaran ini beranggapan bahwa belajar merupakan proses aktif merangkai pengalaman untuk memperoleh pemahaman baru. Siswa aktif terlibat di dalam proses belajar mengkonstruksi sendiri pemahamannya. Kreatif yaitu dimana pengembanganya juga dirancang untuk mampu mengembangkan kreativitas. Pembela haruslah memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, inisiatif, dan kreativitas serta kemandirian siswa sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologisnya. Efektif yaitu menyiratkan bahwa pembelajaran harus dilakukan sedemikian rupa untuk mencapai semua hasil belajar yang telah dirumuskan. Karena hasil belajar itu beragam, karakteristik efektif dari pembelajaran ini mengacu kepada penggunaan berbagai strategi yang relevan dengan hasil belajarnya. Menyenangkan yaitu pembelajaran yang dilaksanakan haruslah dilakukan dengan tetap memperhatikan suasana belajar yang menyenangkan.
  • 27. 12 2.1.5 Pengertian Pendidikan Jasmani Beley dan Field (dalam Suranto, dkk., 1994) mendefinisikan pendidikan jasmani sebagai proses yang menguntungkan dalam penyesuaian dari belajar gerak, neuro-muscular, intelektual, sosial, kebudayaan, baik emosional dan etika sebagai akibat yang timbul sesuai pilihannya melalui aktivitas fisik yang menggunakan sebagian besar otot tubuh. Willian, Brownell dan Vernier mengindikasikan bahwa dalam pendidikan jasmani, kegiatan-kegiatan jasmani tertentu yang terpilih akan dapat membentuk sikap yang berguna bagi pelaku (dalam Aip Syarifuddin dan Muladi, 1993) J.B. Nash mendefinisikan pendidikan jasmani sebagai sebuah aspek dari proses pendidikan keseluruhan dengan menggunakan/menekankan pada aktivitas fisik yang mengembangkan fitness, fungsi organ tubuh, kontrol neuro-muscular, kekuatan intelektual, dan pengendalian emosi. (dalam Suranto, dkk., 1994). Pendidikan jasmani yang merupakan bagian pendidikan keseluruhan pada hakekatnya adalah proses pendidikan yang melibatkan interaksi antara anak didik dengan lingkungan yang dikelola melalui aktivitas jasmani secara sistematik untuk meningkatkan keterampilan motorik dan nilai-nilai fungsional yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan sosial. Aktivitas tersebut dipilih dan disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak SD. Melalui kegiatan pendidikan jasmani diharapkan anak tumbuh dan berkembang menjadi anak yang sehat dan bugar, serta perkembangan pribadi secara harmonis (Cholik dan Lutan, 1997). Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkankan bahwa Pendidikan Jasmani adalah sebuah aspek dari proses pendidikan keseluruhan
  • 28. 13 dengan menggunakan/menekankan pada aktivitas fisik yang mengembangkan fitness, fungsi organ tubuh, kontrol neuro-muscular, kekuatan intelektual, dan pengendalian emosiproses yang menguntungkan dalam penyesuaian dari belajar gerak, neuro-muscular, intelektual, sosial, kebudayaan, baik emosional dan etika sebagai akibat yang timbul sesuai pilihannya melalui aktifitas fisik yang menggunakan sebagian besar otot tubuh, melibatkan interaksi antara anak didik dengan lingkungan yang dikelola melalui aktivitas jasmani secara sistematik untuk meningkatkan keterampilan motorik dan nilai-nilai fungsional yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan sosial. 2.1.6 Pengertian Model Pembelajaran Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Model pembelajaran yang diintrodusir oleh Joyce dan Weil (1986) adalah istilah lain yang memiliki kaitan makna/pengertian dengan strategi pembelajaran. Secara umum, istilah model diartikan sebagai barang atau benda tiruan dari benda yang sesungguhnya, seperti globe adalah model dari bumi, replica pesawat terbang yang biasa dipajang di travel/biro-biro perjalanan adalah model dari pesawat terbang, dsb. Secara khusus istilah “model” diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan dalam melakukan sesuatu kegiatan. Dengan mengacu kepada pengertian khusus tersebut, model pembelajaran, menurut Joyce dan Weil
  • 29. 14 (1986) adalah “kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran”. Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkankan bahwa model pembelajaran adalah sebagai penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran dibuat dengan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran. 2.1.7 Pengertian Keseimbangan Keseimbangan adalah kemampuan mempertahankan sikap tubuh atau bagian tubuh tanpa gangguan pada keseimbangan (Dirjen Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda dan Olahraga, 1997:7). Keseimbangan ditinjau dari segi fisiologi dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam mengendalikan organ-organ syaraf otot dalam mempertahankan posisi yang dikehendaki. Latihan keseimbangan bertujuan untuk mempertinggi perasaan kerja otot dan mempunyai arti dan kegunaan yang besar dalam pembentukan sikap dan gerak. Di samping itu latihan keseimbangan juga mempunyai nilai yang besar terhadap pertumbuhan, ketangkasan, dan prestasi (Tamat dan Mirman, 2001:3.30).
  • 30. 15 Menurut Tim Abdi Guru (2006:26) dalam pembelajaran latihan keseimbangan gerak di kelas III Sekolah Dasar, ada 4 macam gerakan yaitu : 1. Sikap berdiri satu kaki tekuk sila, Mengangkat satu kaki menggunakan dua tangan. Kaki diangkat hingga ke pangkal paha. Pertahankan selama 10 detik secara bergantian. 2. Sikap berdiri satu kaki tekuk samping, Mengangkat satu kaki kanan ke samping dengan lutut lurus. Tangan kanan memegang kaki kanan. Tangan kiri lurus menjaga keseimbangan. Dapat dilakukan dengan cara kaki bergantian. 3. Sikap berdiri satu kaki lurus ke depan, Berdiri tegak, dan perlahan-lahan luruskan kaki ke depan dengan ujung kaki lancip. Peganglah pita dengan kedua tangan dan bentangkan di bawah tungkai kakimu yang terangkat. 4. Sikap kapal terbang. Lakukan dengan meniru sikap kapal terbang, berdiri dengan satu kaki dan kaki yang lain luruskan ke belakang. Ambilah pita dan bentangkan dengan kedua tanganmu. Gerak-gerakan ujung pita dengan tangan. Gambar 1. Macam-macam Gerakan Pembelajaran Latihan Keseimbangan Gerak
  • 31. 16 2.1.8 Pengertian Lingkungan Lingkungan yaitu situasi yang tersedia di mana pesan itu diterima oleh siswa. Lingkungan terdiri atas lingkungan fisik dan non fisik. Lingkungan fisik seperti gedung sekolah, perpustakaan, laboratorium, studio, auditorium, taman dan lain-lain. Lingkungan non fisik seperti penerangan sirkulasi udara dan lain- lain. Selanjutnya lingkungan yang disebut sebagai media belajar adalah tempat atau ruangan yang dapat mempengaruhi siswa. Tempat dan ruangan tersebut ada yang dirancang (by Design) khusus untuk tujuan pengajaran, misalnya gedung sekolah ruang perpustakaan dan laboratorium, studio dan sebagainya. selain itu ada juga tempat atau ruangan yang bukan dirancang secara khusus atau hanya dimanfaatkan sebagai media belajar untuk tujuan pengajaran, seperti gedung dan peninggalan sejarah, bangunan industri lingkungan pertanian, museum, pasar, tempat rekreasi dan lain-lain. Menurut Semiawan (1990:96) ada empat media belajar yang berkenaan langsung dengan lingkungan sebagai berikut: a. Masyarakat kota atau desa sekeliling sekolah, b. Lingkungan fisik di sekitar sekolah, c. Bahan sisa yang tidak terpakai dan barang bekas yang terbuang yang dapat menimbulkan pemahaman lingkungan, d. Peristiwa alam dan peristiwa yang terjadi dimanfaatkan cukup menarik perhatian siswa.
  • 32. 17 Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkankan bahwa pemanfaatan lingkungan sebagai media belajar mempunyai berbagai arti penting diantaranya lingkungan mudah dijangkau, biayanya relatif murah, objek permasalaha dalam lingkungan beraneka ragam dan menarik serta tidak pernah habis. Dalam pemanfaatan media belajar termasuk lingkungan oleh siswa sangat tergantung pada bimbingan dan arahan dari guru. Berarti di sini guru berfungsi sebagai fasilitator, komunikator, motivator dan manager. Fungsi guru seperti inilah yang sangat diharapkan untuk mencapai tujuan pendidikan. Di sekitar sekolah terdapat berbagai macam media belajar yang dapat dimanfaatkan oleh guru dan siswa dalam proses belajar mengajar. Dengan demikian siswa akan lebih mengenal lingkungannya, pengetahuan siswa akan lebih autentif, sifat verbalisme pada siswa dapat dikurangi serta siswa akan lebih aktif dan lebih banyak berlatih. 2.1.9 Pemanfaatan Lingkungan Persawahan Pada dasarnya proses pembelajaran Penjasorkes tidak hanya dapat dilakukan di lapangan saja, melainkan ada beberapa cara yang sesuai khusus agar siswa mampu menerima materi dengan baik. Untuk itu perlu adanya sebuah terobosan baru untuk memudahkan siswa dalam menerima materi dan juga memudahkan guru dalam menyampaikan materi pelajaran Penjasorkes, yakni melalui pengembangan model pembelajaran dengan kajian lingkungan persawahan.
  • 33. 18 Persawahan adalah lahan atau area untuk pertanian. Dalam aktivitas pemanfaatan persawahan itu adalah pematang sawahnya. Pematang sawah akan digunakan sebagaimana sesuai dengan latihan keseimbangan pada siswa kelas III. Siswa akan berbaris di pematang sawah dan melakukan latihan keseimbangan secara serentak dengan aba-aba dari guru. 2.1.10 Standar Kompetensi dan Kompetensi Penjasorkes SD Cakupan Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan pada SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik serta menanamkan sportivitas dan kesadaran hidup sehat (BSNP,2006). Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup, pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang diajarkan di sekolah memiliki peranan sangat penting, yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan yang terpilih yang dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina
  • 34. 19 pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan bugar sepanjang hayat. Tidak ada pendidikan yang tidak mempunyai sasaran pedagogis, dan tidak ada pendidikan yang lengkap tanpa adanya pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, karena gerak sebagai aktivitas jasmani adalah dasar bagi manusia untuk mengenal dunia dan dirinya sendiri yang secara alami berkembang searah dengan perkembangan zaman. Selama ini telah terjadi kecenderungan dalam memberikan makna mutu pendidikan yang hanya dikaitkan dengan aspek kemampuan kognitif. Pandangan ini telah membawa akibat terabaikannya aspek-aspek moral, akhlak, budi pekerti, seni, psikomotor, serta life skill. Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosional- sportivitas-spiritual-sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan di SD bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih,
  • 35. 20 2. Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik, 3. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar, 4. Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan 5. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerjasama, percaya diri dan demokratis, 6. Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan, 7. Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif. Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan meliputi aspek-aspek sebagai berikut : 1. Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan, eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non-lokomotor,dan manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan bela diri, serta aktivitas lainnya, 2. Aktivitas pengembangan meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen kebugaran jasmani, dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya, 3. Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat, ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya, 4. Aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobic serta aktivitas lainnya,
  • 36. 21 5. Aktivitas air meliputi: permainan di air, keselamatan air, keterampilan bergerak di air, dan renang serta aktivitas lainnya, 6. Pendidikan luar kelas, meliputi: piknik/karyawisata, pengenalan lingkungan, berkemah, menjelajah, dan mendaki gunung, 7. Kesehatan, meliputi penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan sehari- hari, khususnya yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetap sehat, merawat lingkungan yang sehat, memilih makanan dan minuman yang sehat, mencegah dan merawat cidera, mengatur waktu istirahat yang tepat dan berperan aktif dalam kegiatan P3K dan UKS. Aspek kesehatan merupakan aspek tersendiri, dan secara implisit masuk ke dalam semua aspek. Standar Kompetensi yang dipergunakan pada penelitian ini adalah Standar kompetensi mempratikan gerak senam lantai, senam ketangkasan dasar dan nilai- nilai yang terkandung di dalamnya. Kompetensi dasarnya adalah mempratikan keseimbangan dalam bentuk senam lantai dasar, serta nilai keselamatan, disiplin, dan keberanian. Terdapat empat indikator yaitu melakukan sikap berdiri satu kaki ditekuk sila, sikap berdiri satu kaki tekuk samping, sikap berdiri satu kaki lurus ke depan, dan sikap kapal terbang. 2.2. Kerangka Berpikir Pendidikan jasmani pada hakekatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. Pendidikan jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, makhluk total, dari
  • 37. 22 pada hanya menganggapnya sebagai seseorang yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya. Pada kenyataannya, Pendidikan Jasmani adalah suatu bidang kajian yang sungguh luas. Titik perhatiannya adalah peningkatan gerak manusia. Lebih khusus lagi, Pendidikan Jasmani berkaitan dengan hubungan antara gerak manusia dan wilayah pendidikan lainnya: hubungan dari perkembangan tubuh fisik dengan pikiran dan jiwanya. Fokusnya pada pengaruh perkembangan fisik terhadap wilayah pertumbuhan dan perkembangan aspek lain dari manusia itulah yang menjadikannya unik. Tidak ada bidang tunggal lainnya seperti Pendidikan Jasmani yang berkepentingan dengan perkembangan total manusia. Materi mata pelajaran Penjasorkes di Sekolah Dasar yang meliputi : Permainan dan olahraga, Aktivitas pengembangan, Aktivitas senam, Aktivitas ritmik, Aktivitas air, Pendidikan luar kelas, dan Kesehatan disajikan untuk membantu siswa agar memahami mengapa manusia bergerak dan bagaimana cara melakukan gerakan secara aman, efisien dan efektif. Sesuai dengan Kompetensi Dasar dalam Kurikulum Penjasorkes di SD, siswa dihaparkan dapat melakukan gerakan keseimbangan dengan model pembelajaran yang dikembangkan. Pada kenyataannya dalam proses pembelajaran keseimbangan gerak di SD masih dikemas secara klasikal di halaman sekolah. Konsekuensi yang terjadi dari pelaksanaan pembelajaran tersebut adalah dijumpainya siswa yang tidak senang, bosan, dan kurang aktif bergerak dalam pembelajaran Penjasorkes. Pembelajaran keseimbangan gerak dengan kajian lingkungan di pematang persawahan merupakan salah satu upaya yang harus diwujudkan. Pengembangan
  • 38. 23 model pembelajaran keseimbangan gerak dalam Penjasorkes melalui kajian lingkungan persawahan diharapkan mampu membuat siswa lebih aktif bergerak dalam berbagai situasi dan kondisi yang sangat menyenangkan dalam pembelajaran.
  • 39. 24 BAB III METODE PENGEMBANGAN 3.1. Model Pengembangan Penelitian ini merupakan pengembangan yang bertujuan menghasilkan produk berupa model pembelajaran keseimbangan gerak dalam Penjasorkes melalui kajian lingkungan persawahan bagi siswa Sekolah Dasar (SD). Menurut Borg dan Gall dalam Sugiyono (2009:9), penelitian dan pengembangan merupakan metode yang digunakan untuk mengembangkan atau memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran. Langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tujuh langkah utama, yaitu : 1. Melakukan penelitian pendahuluan dan pengumpulan informasi, termasuk observasi lapangan dan kajian pustaka, 2. Mengembangkan bentuk produk awal yaitu model pembelajaran keseimbangan gerak dalam Penjasorkes melalui kajian lingkungan persawahan, 3. Evaluasi para ahli dengan menggunakan dua ahli Penjasorkes dan satu ahli pembelajaran, serta uji coba skala kecil dengan menggunakan lembar kuesioner dan konsultasi serta evaluasi yang selanjutnya hasil dianalisis secara mendalam,
  • 40. 25 4. Revisi produk pertama, revisi produk berdasarkan dari hasil evaluasi ahli dan uji coba skala kecil. Revisi ini digunakan untuk perbaikan terhadap produk awal yang dibuat oleh peneliti, 5. Uji coba skala besar di lingkungan persawahan dengan menggunakan pengembangan model pembelajaran yang sudah direvisi atas hasil uji coba skala kecil yang dilakukan sebelumnya, 6. Hasil produk akhir yang dilakukan berdasarkan uji coba skala besar, 7. Hasil akhir pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam Penjasorkes melalui kajian lingkungan persawahan pada siswa kelas III SD Negari 3 Bandungharjo yang dihasilkan melalui revisi uji coba skala besar.
  • 41. 26 3.2. Prosedur Pengembangan Prosedur pengembangan pada model pembelajaran keseimbangan gerak dalam Penjasorkes melalui kajian lingkungan persawahan ini, dilakukan melalui beberapa tahap. Tahapan-tahapan tersebut, antara lain : Analisis Kebutuhan Kajian Pastaka Observasi dan Wawancara Pembuatan Produk Awal Tinjauan Ahli Penjasorkes Uji Coba Skala Kecil Dan Ahli Pembelajaran 12 Siswa Kelas III SD N 3 Bandungharjo Revisi Produk Awal Uji Coba Skala Besar Siswa Kelas III SD N 3 Bandungharjo Revisi Produk Akhir Produk Akhir Pengembangan model keseimbangan gerak dalam penjasorkes melalui kajian lingkungan persawahan Gambar 2. Prosedur Pengembangan Model Keseimbangan Gerak dalam Penjasorkes Melalui Kajian Lingkungan Persawahan
  • 42. 27 3.2.1 Analisis Kebutuhan Analisis kebutuhan merupakan langkah awal dalam melakukan penelitian ini. Langkah ini bertujuan untuk menentukan apakah pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam Penjasorkes melalui kajian lingkungan persawahan ini dibutuhkan atau tidak. Pada tahap ini peneliti mengadakan observasi terhadap siswa kelas III di SD Negeri 3 Bandungharjo Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan tentang pelaksanaan olahraga keseimbangan gerak dengan cara melakukan pengamatan lapangan tentang proses pembelajaran dan aktivitas fisik siswa. 3.2.2 Pembuatan Produk Awal Berdasarkan hasil analisis kebutuhan tersebut, maka langkah selanjutnya adalah pembuatan produk pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam Penjasorkes melalui kajian lingkungan persawahan. Dalam pembuatan produk yang dikembangkan, peneliti membuat produk berdasarkan kajian teori yang kemudian dievaluasi oleh dua ahli Penjasorkes dan satu ahli pembelajaran. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas III SD Negeri 3 Bandungharjo Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan. 3.2.3 Uji Coba Produk Pelaksanaan uji coba produk dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu: (1) menetapkan desain uji coba, (2) menentukan subyek uji coba, (3) menyusun instrumen pengumpulan data, dan (4) menetapkan analisis data.
  • 43. 28 3.2.4 Revisi Produk Pertama Setelah uji coba produk, maka dilakukan revisi produk pertama hasil dari evaluasi ahli dan uji coba skala kecil sebagai perbaikan dari produk yang telah diuji cobakan. 3.2.5 Uji Coba Skala Besar Pada tahap ini dilakukan uji coba skala besar terhadap produk yang dikembangkan dengan menggunakan subjek uji coba siswa kelas III SD Negeri 3 Bandungharjo Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan yang berjumlah 41 siswa. 3.2.6 Revisi Produk Akhir Revisi produk dari hasil uji coba skala besar yang telah di uji cobakan siswa pada kelas III SD Negeri 3 Bandungharjo Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan yang berjumlah 41 siswa. 3.2.7 Hasil Akhir Hasil akhir produk pengembangan dari uji coba skala besar yang berupa pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam Penjasorkes melalui kajian lingkungan persawahan.
  • 44. 29 3.3. Uji Coba Produk Uji coba produk penelitian ini bertujuan untuk memperoleh efektivitas, efisiensi dan kebermanfaatan dari produk. Langkah-langkah yang di tempuh dalam pelaksanaan uji coba produk adalah sebagai berikut : 3.3.1 Desain Uji Coba Desain uji coba yang dilaksanakan bertujuan untuk mengetahui tingkat keefektifan dan segi pemanfaatan produk yang dikembangkan. Desain uji coba yang dilaksanakan terdiri dari : 3.2.1.1 Evaluasi Ahli Sebelum produk pembelajaran yang dikembangkan diuji cobakan kepada subjek, produk yang dibuat dievaluasi (validasi) terlebih dahulu oleh dua ahli Penjasorkes (Dra. Endang Sri Harnani, M, Kes dan Drs. Hermawan, M. Pd) dan satu ahli pembelajaran (Budi Santosa, S.Pd). 3.3.1.2 Uji Coba Skala Kecil Pada tahapan ini produk yang telah direvisi dari hasil evaluasi ahli kemudian diuji cobakan kepada siswa kelas III SD Negeri 3 Bandungharjo Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan. Pada uji coba skala kecil ini menggunakan 12 siswa sebagai subjeknya. Pertama siswa diberikan penjelasan tentang variasi pembelajaran pengembangan ketrampilan gerakan keseimbangan yang kemudian melakukan uji coba pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak. Setelah selesai melakukan uji coba siswa mengisi kuesioner tentang pembelajaran yang telah
  • 45. 30 dilakukan. Tujuan uji coba skala kecil ini adalah untuk mengetahui tanggapan awal dari produk yang dikembangkan. 3.3.1.3 Revisi Produk Pertama Hasil data dari evaluasi dua ahli Penjasorkes dan satu ahli pembelajaran, serta uji coba skala kecil tersebut dianalisis. Selanjutnya dijadikan acuan untuk merevisi produk yang telah dibuat. 3.3.1.4 Uji Coba Skala Besar Hasil analisis uji coba skala kecil serta revisi produk pertama, selanjutnya dilakukan uji coba skala besar. Uji coba skala besar ini dilakukan pada siswa kelas III SD Negeri 3 Bandungharjo Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan yang berjumlah 41 siswa. Pertama siswa diberikan penjelasan tentang variasi pembelajaran pengembangan ketrampilan gerakan keseimbangan yang kemudian melakukan uji coba pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak. Setelah selesai melakukan uji coba siswa mengisi kuesioner tentang pembelajaran yang telah dilakukan. 3.3.2 Subjek Uji Coba Subjek uji coba pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Evaluasi ahli yang terdiri dari ahli dua Penjasorkes dan satu ahli pembelajaran. 2. Uji coba skala kecil yang terdiri 12 siswa kelas III SD Negeri 3 Bandungharjo Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan .
  • 46. 31 3. Uji coba skala besar yang terdiri dari 41 siswa kelas III SD Negeri 3 Bandungharjo Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan. 3.3.3 Jenis Data Data yang diperoleh adalah data kuantitatif dan data kualitatif yang berupa alasan dalam memilih jawaban dan saran-saran. 3.3.4 Instrumen Pengumpulan Data Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah berbentuk lembar evaluasi dan kuesioner. Lembar evaluasi digunakan untuk menghimpun data dari para ahli Penjasorkes dan ahli pembelajaran. Kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data dari evaluasi ahli dan uji coba. Alasan memilih kuesioner adalah jumlah subjek yang relatif banyak sehingga data dapat diambil secara serentak dan waktu yang singkat. Kepada ahli dan siswa diberikan kuesioner yang berbeda. Kuesioner ahli dititik beratkan pada produk pertama yang dibuat, sedangkan kuesioner siswa dititik beratkan pada kenyamanan produk. Kuesioner yang digunakan untuk ahli berupa sejumlah aspek yang harus dinilai kelayakannya. Faktor yang digunakan dalam kuesioner berupa kualitas model pembelajaran ketrampilan keseimbangan gerak. Serta komentar dan saran umum jika ada. Rentangan evaluasi mulai dari “tidak baik” sampai dengan “sangat baik” dengan cara dengan memberi tanda “√” pada kolom yang tersedia.
  • 47. 32 Keterangan : 1 : tidak baik 2 : kurang baik 3 : cukup baik 4 : baik 5 : sangat baik Berikut ini adalah faktor, indikator, dan jumlah butir kuesioner yang akan digunakan pada kuesioner ahli : Tabel I Faktor, Indikator, dan Jumlah Butir Kuesioner Ahli No. Faktor Indikator Jumlah 1 Kualitas Model Kualitas produk terhadap standar kompetensi, keaktifan siswa, dan kelayakan untuk diajarkan pada siswa SD 15 Kuesioner yang digunakan siswa berupa sejumlah pertanyaan, yang harus dijawab oleh siswa dengan alternatif jawaban “Ya” dan “Tidak”. Faktor yang digunakan dalam kuesioner meliputi aspek psikomotor, kognitif, afektif. Cara pemberian skor pada alternatif jawaban adalah sebagai berikut : Tabel II Skor Jawaban Kuesioner „Ya” dan “Tidak” Alternatif Jawaban Positif Negatif Ya 1 0 Tidak 0 1
  • 48. 33 Berikut ini adalah faktor-faktor, indikator, dan jumlah butir kuesioner yang akan digunakan pada siswa : Tabel III Faktor, Indikator, dan Jumlah Butir Kuesioner Ahli No. Faktor Indikator Jumlah 1 Psikomotorik Kemampuan siswa mempraktekkan keseimbangan gerak di lingkungan pematang persawahan. 10 2 Kognitif Kemampuan siswa memahami variasi pembelajaran dan pengetahuan tentang model pengembangan keseimbangan gerak di lingkungan pematang persawahan 10 3 Afektif Menampilkan sikap dalam melaksanakan model pengembangan keseimbangan gerak di lingkungan pematang persawahan, serta nilai kerjasama, sportifitas, dan kejujuran. 10 3.3.5 Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini adalah menggunakan teknik analisis deskriptif berbentuk persentase. Sedangkan data yang berupa saran dan alasan memilih jawaban dianalisis menggunakan teknik analisis kualitatif.
  • 49. 34 Dalam pengolahan data, persentase diperoleh dengan rumus dari Sukirman, dkk. (2003 : 879), yaitu : Keterangan : f = frekuensi relatif / angka persentase f = frekuensi yang sedang dicari persentasenya N = jumlah seluruh data 100% = konstanta Dari hasil persentase yang diperoleh kemudian diklasifikasikan untuk memperoleh kesimpulan data. Pada tabel di bawah ini akan disajikan klasifikasi persentase. Tabel IV Klasifikasi Persentase Persentase Klasifikasi Makna 0 - 20 % Tidak baik Dibuang 20,1 - 40 % Kurang baik Diperbaiki 40,1 % - 70 % Cukup baik Digunakan (bersyarat) 70, 1 - 90 % Baik Digunakan 90,1 - 100 % Sangat baik digunakan Sumber Guilford (dalam Faqih, 1996 : 57)
  • 50. 35 BAB IV HASIL PENGEMBANGAN 4.1 Hasil Data Uji Coba 4.1.1 Data Analisis Kebutuhan Untuk mengetahui permasalahan-permasalahan pembelajaran yang terjadi di lapangan terutama berkaitan dengan proses pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan, serta bentuk pemecahan dari permasalahan tersebut, maka perlu dilakukan analisis kebutuhan. Kegiatan ini dilakukan dengan cara menganalisis proses pembelajaran yang terjadi sesungguhnya di lapangan, melakukan observasi pembelajaran dan melakukan studi pustaka/kajian literatur. Sesuai dengan kompetensi dasar mempratikan keseimbangan gerak dalam bentuk senam lantai dasar, serta nilai keselamatan, disiplin, dan keberanian. Kenyataan yang ada dalam proses pembelajaran keseimbangan gerak di SD masih jauh dari yang diharapkan. Pada proses pembelajaran keseimbangan gerak ditemui beberapa hal, salah satunya adalah lokasi untuk melaksanakan kegiatan olahraga yang hanya di halaman sekolah. Sehingga dijumpai siswa yang merasa tidak senang, bosan, dan malas untuk bergerak. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pembelajaran keseimbangan gerak yang diberikan oleh guru masih kurang efektif dan kurang menumbuhkan minat agar aktif bergerak.
  • 51. 36 Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian memutuskan untuk mengembangkan model pembelajaran keseimbangan gerak dengan kajian lingkungan persawahan yang sesuai bagi siswa SD. Peneliti mengharapkan produk yang dihasilkan nanti dapat meningkatkan kualitas pembelajaran keseimbangan gerak, sehingga diharapkan dapat membantu guru Penjasorkes dalam memberikan pembelajaran keseimbangan gerak lebih bervariasi dengan menggunakan produk yang dihasilkan ini. 4.1.2 Deskripsi Draf Produk Awal Setelah menentukan produk yang akan dikembangkan berupa model pembelajaran keseimbangan gerak dengan kajian lingkungan persawahan yang sesuai bagi siswa SD. Tahap selanjutnya yang dilakukan adalah produk dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Analisis tujuan dan karakteristik pembelajaran keseimbangan gerak, 2. Analisis karakteristik siswa, 3. Mengkaji literatur tentang prinsip-prinsip atau cara membuat atau mengembangkan model pembelajaran keseimbangan gerak, 4. Menetapkan prinsip-prinsip untuk pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak, 5. Menetapkan tujuan, isi dan strategi pengelolaan pembelajaran, 6. Pengembangan produser pengukuran hasil pembelajaran, 7. Menyusun produk awal model pembelajaran keseimbangan gerak.
  • 52. 37 Setelah melalui proses desain dan produksi maka dihasilkan produk awal pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak yang sesuai bagi siswa SD. Berikut ini adalah draf produk awal pembelajaran keseimbangan gerak yang sesuai bagi siswa SD sebelum divalidasi oleh ahli dan guru Penjasorkes Sekolah Dasar : DRAF PRODUK AWAL PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KESEIMBANGAN GERAK SISWA KELAS III SDN 3 BANDUNGHARJO I. Pengertian Pembelajaran Keseimbangan Gerak Keseimbangan adalah kemampuan mempertahankan sikap tubuh atau bagian tubuh tanpa gangguan pada keseimbangan (Dirjen Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda dan Olahraga, 1997:7). Keseimbangan ditinjau dari segi fisiologi dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam mengendalikan organ-organ syaraf otot dalam mempertahankan posisi yang dikehendaki. II. Tujuan Pembelajaran Keseimbangan Gerak Tujuan pembelajaran keseimbangan gerak adalah kelompok siswa akan melewati setiap pos dengan berjalan dan sesampainya di pos mereka akan melaksanakan gerakan keseimbangan sesuai dengan petunjuk yang tertuliskan pada masing-masing pos.
  • 53. 38 Adapun tujuan dari pembelajaran pengembangan model keseimbangan gerak di pematang persawahan adalah : 1. Dapat melatih tubuh agar tidak jatuh, 2. Untuk mempertinggi perasaan kerja otot, 3. Memiliki arti dan kegunaan yang sangat besar dalam pembentukan sikap gerak, 4. Mempengaruhi pertumbuhan, ketangkasan dan prestasi, 5. Dapat mengetahui variasi dalam pembelajaran keseimbangan gerak, 6. Siswa dapat mengenal berbagai macam rintangan yang ada ( pematang sawah, bambu, bendera dan lain-lain) pada saat melasanakan pembelajaran di pematang sawah. Dalam pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah akan dibagi menjadi 5 pos, yaitu : 1. Pos 1 (Berjalan di atas pematang sawah), 2. Pos 2 (Berjalan di atas pematang sawah yang diberi bambu sepanjang 7 m), 3. Pos 3 (Berjalan satu kaki di angkat secara bergantian), 4. Pos 4 (Berpasangan kaki ditekuk sila dan tangan bertepuk silang), 5. Pos 5 (Melaksanakan 4 sikap keseimbangan). Dalam pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah tersebut dari pos 1 sampai pos 5 setiap kelompok akan melakukan tugas sesuai dengan petunjuk yang ada di setiap posnya.
  • 54. 39 III. Pola atau Gambar Pembelajaran Keseimbangan Gerak L a p a n g a n S t a r t POS I ( BERJALAN DI ATAS PEMATANG SAWAH ) Pematang Sawah POS II ( BERJALAN DI ATAS BAMBU YANG BERADA DI PEMATANG SAWAH ) Pematang SawahBambu POS III ( BERJALAN SATU KAKI DIANGKAT SECARA BERGANTIAN) Pematang Sawah
  • 55. 40 Gambar 3. Pola Pengembangan Model Pembelajaran Keseimbangan Gerak dalam Penjasorkes Melalui Kajian Lingkungan Persawahan IV. Cara atau Urutan Pembelajaran Keseimbangan Gerak Terdapat 3 kelompok yaitu kelompok jagung, padi, dan kedelai. Kelompok jagung baris di lapangan dekat dengan persawahan. Setelah mendapat panggilan dari guru atas nama kelompokkya, maka kelompok jagung segera berjalan di atas pematang sawah menuju pos I, jika aba-aba peluit dibunyikan maka dari saatnya kelompok jagung mulai melaksanakan gerakan sesuai dengan petunjuk pada pos tersebut. Setelah selesai kelompok jagung harus keluar area pos I dan melanjutkan POS IV ( BERPASANGAN KAKI DITEKUK SILA TANGAN BERTEPUK SILANG ) Pematang Sawah POS V ( MELAKUKAN 4 SIKAP KESEIMBANGAN ) 1 4 3 I I 2 I
  • 56. 41 ke pos berikutnya sesuai peraturan yang ada. Dilanjutkan kelompok padi dan kelompok kedelai berurutan melaksanakan tugas sesuai eturan yang ada. Macam-macam pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah yang ada di pos-pos antara lain : 1. Pos I (Berjalan di atas pematang sawah) Berjalan di atas pematang sawah sambil benyanyi lagu “Gundul-Gundul Pacul” dengan gerakan kedua tangan tepuk di depan dada kemudian tarik ke atas, tepuk di depan dada kemudian kedua tangan dibentangkan ke samping kanan dan kiri, dan tepuk di depan dada kemudian tangan di dorong ke bawah secara berkelanjutan. 2. Pos II (Berjalan di atas pematang sawah yang diberi bambu sepanjang 7 m) Berjalan di atas pematang sawah, yang mana di atas pematang tersebut diberi bambu untuk dilewati setiap kelompok. Setiap kelompok berjalan di atas bambu sambil benyanyi lagu “Bebek Adus Kali” dengan gerakan kedua tangan dibentangkan ke samping kanan dan ke samping kiri dengan melambai-lambai. 3. Pos III (Berjalan satu kaki di angkat secara bergantian) Berjalan di atas pematang sawah dengan satu kaki diangkat secara bergantian sambil benyanyi lagu “Bintang Kecil” dengan gerakan kedua tangan diangkat lurus ke samping kanan dan ke samping kiri.
  • 57. 42 4. Pos IV (Berpasangan kaki ditekuk sila dan tangan bertepuk silang) Berhadapan dengan teman atau berpasangan dengan satu kaki di tekuk sila sambil benyanyi lagu “Di Sini Senang Di Sana Senang” dengan gerakan bertepuk silang dengan pasangan. 5. Pos V (Melaksanakan 4 sikap keseimbangan) Melakukan gerakan inti dari kegiatan keseimbangan. Setiap kelompok akan melakukan 4 bentuk sikap keseimbangan yaitu sebagai berikut : a. Sikap berdiri satu kaki tekuk sila, b. Sikap berdiri satu kaki tekuk samping, c. Sikap berdiri satu kaki lurus ke depan, d. Sikap kapal terbang. 4.1.3 Validasi Ahli 4.1.3.1 Validasi Draf Produk Awal Produk awal pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak bagi siswa SD sebelum diuji cobakan dalam uji skala kecil, produk yang dihasilkan perlu dilakukan validasi oleh para ahli yang sesuai dengan bidang peneliti ini. Peneliti melibatkan dua ahli Penjasorkes yang berasal dari Dosen Unnes yaitu Dra. Endang Sri Harnani, M, Kes dan Drs. Hermawan, M. Pd dan satu ahli pembelajaran Penjasorkes yaitu Budi Santosa, S.Pd. Validasi dilakukan dengan cara memberikan draf produk awal pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak, dengan disertai lembar evaluasi untuk ahli Penjasorkes dan ahli pembelajaran Sekolah Dasar. Lembar
  • 58. 43 evaluasi berupa kuesioner yang berisi aspek kualitas pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak, saran serta komentar dari ahli Penjasorkes dan guru Penjasorkes Sekolah Dasar terhadap pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak. Hasil evaluasi berupa nilai dan aspek kualitas pemgembangan model pembelajaran dengan menggunakan skala likert 1 sampai 5 caranya dengan mencontreng salah satu angka yang tersedia pada lembar evaluasi. 4.1.3.2 Deskripsi data validasi ahli Data yang diperoleh dari pengisian kuesioner oleh para ahli, merupakan pedoman untuk menyatakan apakah produk pemgembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dapat digunakan untuk uji coba skala kecil dan uji coba skala besar. Hasil pengisian kuesioner dari para ahli Penjasorkes dan ahli pembelajaran Sekolah Dasar dapat dilihat pada lampiran 5. Berdasarkan hasil pengisian kuesioner dari para ahli Penjasorkes dan ahli pembelajaran SD didapat rata-rata lebih dari 4 (empat) atau masuk dalam kategori penilaian “baik‟. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pengembanagn model pembelajaran keseimbangan gerak bagi siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri 3 Bandungharjo dapat digunakan untuk di uji coba skala kecil. Masukan berupa saran dan komentar pada produk pemgembangan model pembelajaran keseimbangan gerak, sangat diperlukan pemgembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dapat dilihat pada lampiran 6.
  • 59. 44 4.1.3.3 Revisi Draf produk awal sebelum uji coba skala kecil Berdasarkan saran dari ahli Penjasorkes dan ahli pembelajaran Sekolah Dasar pada produk atau model seperti yang telah diuraian di atas, maka dapat segera dilaksanakan revisi produk. Proses revisi produk berdasarkan saran dari ahli Penjasorkes dan ahli pembelajaran Sekolah sebagai berikut : 1. Revisi produk atau model yang dilakukan oleh peneliti adalah 4 variasi pos dilakukan oleh semua siswa, 2. Revisi produk atau model yang dilakukan oleh peneliti adalah pada setiap pos agar diberi petunjuk dengan cetakan tulisan yang berwarna, tidak hanya tulisan tangan dengan tujuan agar lebih menarik, 3. Revisi produk atau model yang dilakukan oleh peneliti adalah pada setiap pos seharusnya jarak antar pos diatur sesuai kebutuhan. 4.1.4 Data Uji Coba Skala Kecil Setelah produk pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak divalidasi oleh ahli Penjasorkes dan ahli pembelajaran Sekolah Dasar serta dilakukan revisi, maka pada tanggal 02 Juni 2011 produk diuji cobakan kepada siswa kelas III SD Negeri 3 Bandungharjo. Uji coba ini bertujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi berbagai permasalahan seperti kelemahan, kekurangan ataupun keefektifan produk saat digunakan oleh siswa. Data yang diperoleh dari uji coba ini digunakan sebagai dasar untuk melakukan revisi produk sebelum digunakan pada uji coba skala besar.
  • 60. 45 Uji coba skala kecil ini juga bertujuan untuk mengetahui peningkatan perasaan kerja otot siswa sebelum dan sesudah melakukan keseimbangan gerak dan tanggapan awal dari produk yang dikembangkan. Uji coba skala kecil ini juga bertujuan untuk mengetahui tanggapan awal dari produk yang dikembangkan. Data uji coba skala kecil dihimpun dengan menggunakan kuesioner. Data uji coba skala kecil pembelajaran keseimbangan gerak dapat dilihat pada lampiran 13. Berdasarkan data pada hasil kuesioner yang diisi para siswa diperoleh persentase jawaban yang sesuai dengan aspek yang dinilai sebesar 93,33%. Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan maka pembelajaran keseimbangan gerak ini telah memenuhi kriteria “sangat baik” sehingga dapat digunakan untuk siswa kelas III SD Negeri 3 Bandungharjo. Keseluruhan data yang didapat dan evaluasi ahli Penjasorkes dan ahli pembelajaran dan uji coba skala kecil digunakan sebagai dasar untuk memperbaiki kualitas produk sebelum memasuki tahap uji coba skala besar. 4.1.4.1 Revisi Produk Setelah Uji Coba Skala Kecil Permasalahan dan kendala yang muncul ketika produk pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak diuji cobakan dalam skala kecil pada siswa kelas III SD SD Negeri 3 Bandungharjo, perlu untuk dicari solusi dan pemecahannya.
  • 61. 46 Hal itu sangat perlu dilakukan sebagai perbaikan terhadap model tersebut. Berikut ini adalah berbagai permasalahan dan kendala, setelah produk diuji cobakan pada skala kecil : 1. Revisi produk atau model yang dilakukan oleh peneliti adalah 5 variasi pos dilakukan oleh semua siswa, sehingga anak akan melakukan banyak variasi gerak dan lagu, 2. Revisi produk atau model yang dilakukan oleh peneliti adalah pada pos 2 yaitu berjalan di atas rafia diganti bambu agar rintangan untuk keseimbangan jalan lebih menarik, 3. Revisi produk atau model yang dilakukan oleh peneliti adalah pada pos 4 berjalan sambil satu kaki di tekuk diganti berpasangan saling berhadapan dan bertepuk silang dengan pasangannya. 4. Revisi produk atau model yang dilakukan oleh peneliti adalah pada setiap pos seharusnya petunjuk pos diletakan pada awal pelaksanaan atau awal pos. DRAF SETELAH UJI COBA SKALA KECIL PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KESEIMBANGAN GERAK I. Pengertian Pembelajaran Keseimbangan Gerak Senam mengandalkan gerak seluruh tubuh sebagai olahraga dasar. Senam lantai mengandung unsur kekuatan, kecepatan, keseimbangan, kelentukan, dan kelincahan. Senam lantai disebut dengan istilah latihan bebas karena dilakukan tanpa menggunakan alat. Senam lantai dilombakan untuk putra dan putri. Gerakannya meliputi mengguling, keseimbangan dan melenting.
  • 62. 47 Latihan pertama senam lantai dasar adalah belajar keseimbangan. Tujuannya melatih agar tubuh tidak mudah jatuh. Senam dasar perlu dilakukan sebelum latihan inti. Latihan keseimbangan terdiri atas keseimbangan berdiri dan duduk. Materi yang dibahas di sini adalah keseimbangan berdiri yang terdiri atas sikap berdiri satu kaki ditekuk sila, sikap berdiri satu kaki tekuk samping, sikap berdiri satu kaki lurus ke depan, dan sikap kapal terbang. Pengembangan model pembelajaran merupakan salah satu usaha guru agar pembelajaran dapat tercapai, termasuk didalamnya penyesuaian dengan ukuran tubuh siswa yang sedang belajar. Aspek inilah yang harus dijadikan prinsip utama dalam mengembangkan model pembelajaran Penjasorkes, termasuk pembelajaran senam lantai dasar. Esensi pembelajaran adalah menganalisa sekaligus mengembangkan materi pelajaran dengan cara meruntukannya dalam bentuk aktifitas belajar yang potensial untuk memperlancar siswa dalam proses belajar. Cara ini dimaksudkan untuk menuntun, mengarahkan, dan membelajarkan siswa dari yang tadinya tidak bisa menjadi bisa, dari tingkat yang tadinya lebih rendah menjadi memiliki tingkat yang lebih tinggi. II Peraturan Pelaksanaan Pembelajaran : Dalam model keseimbangan di pematang sawah dibagi menjadi 5 pos. Pos-pos tersebut sebagai berikut : 1. POS I Semua kelompok dibariskan dari start yang bertempat di lapangan sepak bola. Guru akan memanggil nama kelompok yang akan melaksanakan tugas terlebih
  • 63. 48 dahulu. Tugas di Pos I adalah berjalan di atas pematang sawah sambil benyanyi lagu “Gundul-Gundul Pacul” dengan gerakan kedua tangan tepuk di depan dada kemudian tarik ke atas, tepuk di depan dada kemudian kedua tangan dibentangkan ke samping kanan dan kiri, dan tepuk di depan dada kemudian tangan di dorong ke bawah secara berkelanjutan sampai kelompok tersebut menyelesaikan tugas di Pos I. Gambar 4. Kegiatan Pos I Berjalan di Atas Pematang Sawah 2. POS II Setiap kelompok akan melanjutkan perjalanannya menuju ke Pos II. Tugas di Pos II adalah berjalan di atas pematang sawah, yang mana di atas pematang tersebut diberi bambu untuk dilewati setiap kelompok. Setiap kelompok berjalan di atas bambu sambil benyanyi lagu “Bebek Adus Kali” dengan gerakan kedua tangan dibentangkan ke samping kanan dan ke samping kiri dengan melambai-lambai sampai kelompok tersebut menyelesaikan tugas di Pos II.
  • 64. 49 Gambar 5. Kegiatan Pos II Berjalan di Atas Pematang Sawah Yang Diberi Bambu Sepanjang 7 m 3. POS III Setiap kelompok akan melanjutkan perjalanannya menuju ke Pos III. Tugas di Pos III adalah berjalan di atas pematang sawah dengan satu kaki diangkat secara bergantian sambil benyanyi lagu “Bintang Kecil” dengan gerakan kedua tangan diangkat lurus ke samping kanan dan ke samping kiri sampai kelompok tersebut menyelesaikan tugas di Pos III. Gambar 6. Berjalan Satu Kaki Diangkat Secara Bergantian 4. POS IV Setiap kelompok akan melanjutkan perjalanannya menuju ke Pos IV. Tugas di Pos IV adalah berhadapan dengan teman atau berpasangan dengan satu kaki di
  • 65. 50 tekuk sila sambil benyanyi lagu “Di Sini Senang Di Sana Senang” dengan gerakan bertepuk silang dengan pasangan sampai kelompok tersebut menyelesaikan tugas di Pos IV. Gambar 7. Berpasangan Dengan Kaki Ditekuk Sila dan Tangan Bertepuk Silang 5. POS V Pos V merupakan inti dari kegiatan keseimbangan. Siswa akan melakukan 4 bentuk sikap keseimbangan yaitu sebagai berikut : A. Sikap berdiri satu kaki tekuk sila, 1. Alat perlengkapan Dalam melaksanakan keseimbangan ini tidak diperlukan paralatan khusus, tetapi menggunakan alat bantu berupa topi yang berguna untuk mengetahui pandangan siswa. 2. Pelaksanaan Siswa dibariskan menjadi satu banjar di pematang sawah. Siswa kemudian menempatkan posisinya sesuai dengan kelompok masing- masing yang berangotakan 10 orang satiap kelompoknya.
  • 66. 51 Tugas siswa adalah melakukan keseimbangan yaitu sikap berdiri satu kaki yang ditekuk sila yang dilakukan secara berpasangan saling berhadapan. Tata cara melakukan dengan mengangkat satu kaki menggunakan dua tangan, kaki diangkat hingga ke pangkal paha, Ketua kelompok memberikan aba-aba agar siswa bersiap-siap pada hitungan ke tiga, kemudian siswa melaksanakan keseimbangan yaitu sikap berdiri satu kaki yang ditekuk sila. Semua siswa menghitung lamanya pelaksanaan keseimbangan tersebut pertahankan dari hitungan 1 sampai hitungan 10 dan dilakukan secara bergantian. Gambar 8. Kegiatan Pos V dengan Sikap Berdiri Satu Kaki Tekuk Sila 3. Keselamatan Pelaksanaan keseimbangan sikap berdiri satu kaki yang ditekuk sila relatif aman apabila ada rasa kepercayaan diri dan tanggung jawab, serta keberanian dalam melakukannya.
  • 67. 52 4. Tolak Ukur Keberhasilan Keberhasilan keseimbangan sikap berdiri satu kaki yang ditekuk sila adalah posisi badan siswa tidak bergoyang dan sesuai dengan aturan yang ada. 5. Penegasan Tanyakan kepada siswa apa yang dirasakan ketika melaksanakan keseimbangan sikap berdiri satu kaki yang ditekuk sila. Tekankan bahwa dengan melalui gerakan keseimbangan sikap berdiri satu kaki yang ditekuk sila akan menumbuhkan adanya rasa kepercayaan diri dan tanggung jawab, serta keberanian dalam melakukannya B. Sikap berdiri satu kaki tekuk samping, 1. Alat perlengkapan Dalam melaksanakan keseimbangan ini tidak diperlukan paralatan khusus, tetapi menggunakan alat bantu berupa topi yang berguna untuk mengetahui pandangan siswa. 2. Pelaksanaan Siswa dibariskan menjadi satu banjar di pematang sawah. Siswa kemudian menempatkan posisinya sesuai dengan kelompok masing- masing yang berangotakan 10 orang satiap kelompoknya. Tugas siswa adalah melakukan keseimbangan yaitu sikap berdiri satu kaki yang ditekuk samping yang dilakukan secara berpasangan saling berhadapan yang dilakukan secara berpasangan saling berhadapan.
  • 68. 53 Tata cara melakukan dengan mengangkat satu kaki kanan ke samping dengan lutut lurus. Tangan kanan memegang kaki kanan dan tangan kiri lurus menjaga keseimbangan Ketua kelompok memberikan aba-aba agar siswa bersiap-siap pada hitungan ke tiga, kemudian siswa melaksanakan keseimbangan yaitu sikap berdiri satu kaki yang ditekuk samping. Semua siswa menghitung lamanya pelaksanaan keseimbangan tersebut pertahankan dari hitungan 1 sampai hitungan 10 dan dilakukan secara bergantian. Gambar 9. Kegiatan Pos V dengan Sikap Berdiri Satu Kaki Tekuk Samping 3. Keselamatan Pelaksanaan keseimbangan sikap berdiri satu kaki yang ditekuk samping relatif aman apabila ada rasa kepercayaan diri dan tanggung jawab, serta keberanian dalam melakukannya.
  • 69. 54 4. Tolak Ukur Keberhasilan Keberhasilan keseimbangan sikap berdiri satu kaki yang ditekuk samping adalah posisi badan siswa tidak bergoyang dan sesuai dengan aturan yang ada. 5. Penegasan Tanyakan kepada siswa apa yang dirasakan ketika melaksanakan keseimbangan sikap berdiri satu kaki yang ditekuk samping. Tekankan bahwa dengan melalui gerakan keseimbangan sikap berdiri satu kaki yang ditekuk samping akan menumbuhkan adanya rasa kepercayaan diri dan tanggung jawab, serta keberanian dalam melakukannya C. Sikap berdiri satu kaki lurus ke depan, 1. Alat perlengkapan Dalam melaksanakan keseimbangan ini tidak diperlukan paralatan khusus, tetapi menggunakan alat bantu berupa topi yang berguna untuk mengetahui pandangan siswa dan pita untuk mengetahui ketinggian tangan siswa dalam melakukan keseimbangan 2. Pelaksanaan Siswa dibariskan menjadi satu banjar di pematang sawah. Siswa kemudian menempatkan posisinya sesuai dengan kelompok masing- masing yang berangotakan 10 orang satiap kelompoknya. Tugas siswa adalah melakukan keseimbangan yaitu sikap berdiri satu kaki lurus ke depan yang dilakukan secara berpasangan saling berhadapan.
  • 70. 55 Tata cara melakukan dengan berdiri tegak, dan perlahan-lahan luruskan kaki ke depan dengan ujung kaki lancip. Peganglah pita dengan kedua tangan dan bentangkan di bawah tungkai kakimu yang terangkat. Ketua kelompok memberikan aba-aba agar siswa bersiap-siap pada hitungan ke tiga, kemudian siswa melaksanakan keseimbangan yaitu sikap berdiri satu kaki lurus ke depan. Semua kelompok menghitung lamanya pelaksanaan keseimbangan tersebut pertahankan dari hitungan 1 sampai hitungan 10 dan dilakukan secara bergantian. Gambar 10. Kegiatan Pos V dengan Sikap Berdiri Satu Kaki Lurus ke Depan 3. Keselamatan Pelaksanaan keseimbangan sikap berdiri satu kaki lurus ke depan relatif aman apabila ada rasa kepercayaan diri dan tanggung jawab, serta keberanian dalam melakukannya.
  • 71. 56 4. Tolak Ukur Keberhasilan Keberhasilan keseimbangan sikap berdiri satu kaki lurus ke depan adalah posisi badan siswa tidak bergoyang dan sesuai dengan aturan yang ada. 5. Penegasan Tanyakan kepada siswa apa yang dirasakan ketika melaksanakan keseimbangan sikap berdiri satu kaki lurus ke depan. Tekankan bahwa dengan melalui gerakan keseimbangan sikap berdiri satu kaki yang lurus ke depan akan menumbuhkan adanya rasa keperca D. Sikap kapal terbang. 1. Alat perlengkapan Dalam melaksanakan keseimbangan ini tidak diperlukan paralatan khusus, tetapi menggunakan alat bantu berupa topi yang berguna untuk mengetahui pandangan siswa dan pita untuk mengetahui ketinggian tangan siswa dalam melakukan keseimbangan 2. Pelaksanaan Siswa dibariskan menjadi satu banjar di pematang sawah. Siswa kemudian menempatkan posisinya sesuai dengan kelompok masing- masing yang berangotakan 10 orang satiap kelompoknya. Tugas siswa adalah melakukan keseimbangan yaitu sikap kapal terbang yang dilakukan secara berpasangan saling berhadapan. Tata cara melakukan dengan meniru sikap kapal terbang dengan satu kaki dan kaki yang lain luruskan belakang. Ambilah pita dan bentangkan dengan kedua tanganmu. Gerak-gerakan ujung pita dengan tangan
  • 72. 57 Ketua kelompok memberikan aba-aba agar siswa bersiap-siap pada hitungan ke tiga, kemudian siswa melaksanakan keseimbangan yaitu sikap sikap kapal terbang. Semua kelompok menghitung lamanya pelaksanaan keseimbangan tersebut pertahankan dari hitungan 1 sampai hitungan 10 dan dilakukan secara bergantian. Gambar 10. Kegiatan Pos V dengan Sikap Kapal Terbang 3. Keselamatan Pelaksanaan keseimbangan sikap kapal terbang aman apabila ada rasa kepercayaan diri dan tanggung jawab, serta keberanian dalam melakukannya. 4. Tolak Ukur Keberhasilan Keberhasilan keseimbangan sikap kapal terbang adalah posisi badan siswa tidak bergoyang dan sesuai dengan aturan yang ada. 5. Penegasan Tanyakan kepada siswa apa yang dirasakan ketika melaksanakan keseimbangan sikap kapal terbang. Tekankan bahwa dengan melalui gerakan
  • 73. 58 keseimbangan sikap kapal terbang akan menumbuhkan adanya rasa kepercayaan diri dan tanggung jawab, serta keberanian dalam melakukannya 4.1.5 Data Uji Coba Skala Besar Bardasarkan evaluasi ahli serta uji coba skala kecil langkah berikutnya adalah uji coba skala besar. Uji coba skala besar bertujuan untuk mengetahui keefektifan perubahan yang telah dilakukan pada evaluasi ahli serta uji coba skala kecil apakah pengembangan pembelajaran itu dapat digunakan dalam lingkungan sebenarnya. Uji coba skala besar dilakukan oleh siswa kelas III SD Negeri 3 Bandungharjo yang berjumlah 41 siswa. Data uji coba skala besar dihimpun dengan menggunakan kuesioner. Data uji coba skala besar pembelajaran keseimbangan gerak dapat dilihat pada lampiran 18. Berdasarkan data pada didapat rata-rata persentase pilihan jawaban yang sesuai 91,95%. Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan maka pembelajaran keseimbangan gerak ini telah memenuhi kriteria „sangat baik‟ sehingga dapat digunakan untuk siswa kelas III SD Negeri 3 Bandungharjo. 4.1.5.1 Revisi Produk Setelah Uji Coba Skala Besar Permasalahan dan kendala yang muncul ketika produk pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak diuji cobakan dalam skala besar pada siswa kelas III SD SD Negeri 3 Bandungharjo, perlu untuk dicari solusi dan pemecahannya.
  • 74. 59 Hal itu sangat perlu dilakukan sebagai perbaikan terhadap model tersebut. Berikut ini adalah berbagai permasalahan dan kendala, setelah produk diuji cobakan pada skala besar : 1. Revisi produk atau model yang dilakukan oleh peneliti adalah meningkatkan alat dan metode yang lebih kreatif lagi, 2. Revisi produk atau model yang dilakukan oleh peneliti adalah pada pos 2 yaitu berjalan di atas bambu tidak harus diletakan di atas pematang sawah saja, tetapi dapat diletakan di atas parit, 3. Revisi produk atau model yang dilakukan oleh peneliti adalah memberi kesempatan siswa untuk meluapkan kegembiraannya pada akhir kegiatan. 4.1.6 Analisis Data 4.1.6.1 Analisis Hasil Uji Coba Skala Kecil Pada lampiran 14 akan disajikan analisis data hasil uji coba skala kecil. Analisis data uji coba skala kecil pembelajaran keseimbangan gerak dapat dilihat pada halaman 113 sampai halaman 116. Berdasarkan tabel analisis data pada lampiran 14 hasil uji coba skala kecil yang diperoleh melalui kuesioner dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Aspek kualitas pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak didapat persentase 100%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek kualitas pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan.
  • 75. 60 2. Aspek melakukan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah didapat persentase 100%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek melakukan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan. 3. Aspek bisa atau tidak kesulitan melakukan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak didapat persentase 91,67%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek bisa melakukan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan. 4. Aspek merasa mudah melakukan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak didapat persentase 83,33%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek merasa mudah pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan. 5. Aspek merasa takut melakukan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak didapat persentase 100%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek merasa takut melakukan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan. 6. Aspek merasa senang dalam melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak didapat persentase 100%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek dalam melaksanakan pengembangan
  • 76. 61 model pembelajaran keseimbangan gerak telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan. 7. Aspek merasa takut melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap berdiri satu kaki ditekuk sila didapat persentase 91,67%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek merasa takut melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap berdiri satu kaki ditekuk sila telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan. 8. Aspek mempunyai percaya diri yang tinggi untuk melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap berdiri satu kaki ditekuk ke samping dan lutut ke depan didapat persentase 75%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek mempunyai percaya diri yang tinggi untuk melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap berdiri satu kaki ditekuk ke samping dan lutut ke depan telah memenuhi kriteria baik sehingga aspek ini dapat digunakan. 9. Aspek merasa senang dengan pelaksanaan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak didapat persentase 100%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek merasa senang dengan pelaksanaan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan. 10. Aspek konsentrasi untuk melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap sikap kapal terbang didapat persentase
  • 77. 62 91,67%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek konsentrasi untuk melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap sikap kapal terbang telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan. 11. Aspek tahu cara melakukan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak sikap berdiri satu kaki ditekuk sila didapat persentase 100%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek tahu cara melakukan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak sikap berdiri satu kaki ditekuk sila telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan. 12. Aspek tahu tata cara melaksanakan sikap berdiri satu kaki ditekuk ke samping didapat persentase 91,67%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek tahu tata cara melaksanakan sikap berdiri satu kaki ditekuk ke samping telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan. 13. Aspek tahu cara melakukan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak didapat persentase 83,33%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek tahu cara melakukan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak telah memenuhi kriteria baik sehingga aspek ini dapat digunakan. 14. Aspek tahu alat – alat yang digunakan melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak didapat persentase 100%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek tahu alat – alat yang digunakan
  • 78. 63 melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan. 15. Aspek tahu cara melakukan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak didapat persentase 91,67%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek tahu cara melakukan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan. 16. Aspek tahu cara untuk melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap berdiri satu kaki ditekuk ke samping didapat persentase 83,33%. Berdasarkan criteria yang telah ditetapkan maka aspek tahu cara untuk melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap berdiri satu kaki ditekuk ke samping telah memenuhi kriteria baik sehingga aspek ini dapat digunakan. 17. Aspek tahu cara melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan dalam sikap berdiri satu kaki ditekuk sila didapat persentase 100%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek tahu cara melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan dalam sikap berdiri satu kaki ditekuk sila yang telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan. 18. Aspek tahu cara untuk melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap berdiri satu kaki lutut ke depan didapat persentase 91,67%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek tahu cara untuk melaksanakan pengembangan model pembelajaran
  • 79. 64 keseimbangan gerak dalam sikap berdiri satu kaki lutut ke depan telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan. 19. Aspek tugas dari pengawas pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak didapat persentase 83,33%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek tugas dari pengawas pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak telah memenuhi kriteria baik sehingga aspek ini dapat digunakan. 20. Aspek tahu tehnik untuk melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap sikap kapal terbang didapat persentase 100%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek tahu tehnik untuk melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap sikap kapal terbang telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan. 21. Aspek merasa gembira setelah melakukan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak sikap berdiri satu kaki ditekuk sila didapat persentase 100%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek merasa gembira setelah melakukan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak sikap berdiri satu kaki ditekuk sila telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan. 22. Aspek sering berlarian di pematang sawah didapat persentase 83,33%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek sering berlarian di pematang sawah telah memenuhi kriteria baik sehingga aspek ini dapat digunakan.
  • 80. 65 23. Aspek merasa senang melakukan berbagai jenis pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak didapat persentase 100%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek merasa senang melakukan berbagai jenis pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan. 24. Aspek semangat dalam melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak didapat persentase 91,67%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek semangat dalam melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan. 25. Aspek berani melakukan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah bersama temanmu didapat persentase 100%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek berani melakukan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah bersama temanmu telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan. 26. Aspek dapat menerapkan tata cara untuk melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap berdiri satu kaki ditekuk ke samping di pematang sawah didapat persentase 91,67%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek dapat menerapkan tata cara untuk melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap berdiri satu kaki ditekuk ke samping di pematang sawah telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan.
  • 81. 66 27. Aspek dapat melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap berdiri satu kaki ditekuk sila di pematang sawah sendirian didapat persentase 100%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek dapat melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap berdiri satu kaki ditekuk sila di pematang sawah sendirian telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan. 28. Aspek marasa takut untuk melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap berdiri satu kaki lutut ke depan didapat persentase 91,67%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek marasa takut untuk melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap berdiri satu kaki lutut ke depan telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan. 29. Aspek tahu cara melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah yang tepat didapat persentase 100%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek tahu cara melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah yang tepat telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan. 30. Aspek takut untuk melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap sikap kapal terbang di pematang sawah didapat persentase 83,33%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek takut untuk melaksanakan pengembangan model pembelajaran
  • 82. 67 keseimbangan gerak dalam sikap sikap kapal terbang di pematang sawah telah memenuhi kriteria baik sehingga aspek ini dapat digunakan. 4.1.6.2 Analisis Hasil Uji Coba Skala Besar Pada lampiran 19 akan disajikan analisis data hasil uji coba skala besar. Analisis data uji coba skala besar pada pembelajaran keseimbangan gerak dapat dilihat pada halaman134 sampai halaman 137. Berdasarkan data pada lampiran 19 didapat rata-rata persentase pilihan jawaban yang sesuai 91,95%. Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan maka pembelajaran keseimbangan gerak ini telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga dapat digunakan untuk siswa kelas III SD Negeri 3 Bandungharjo. Berdasarkan tabel analisis data pada lampiran hasil uji coba skala besar yang diperoleh melalui kuesioner dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Aspek kualitas pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak didapat persentase 100%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek kualitas pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan. 2. Aspek melakukan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak di pematang sawah didapat persentase 95,12%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek melakukan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan.
  • 83. 68 3. Aspek bisa atau tidak kesulitan melakukan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak didapat persentase 92,68%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek bisa melakukan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan. 4. Aspek merasa mudah melakukan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak didapat persentase 80,49%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek merasa mudah pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak telah memenuhi kriteria baik sehingga aspek ini dapat digunakan. 5. Aspek merasa takut melakukan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak didapat persentase 97,56%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek merasa takut melakukan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan. 6. Aspek merasa senang dalam melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak didapat persentase 100%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek dalam melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak telah memenuhi kriteria sangat baik sehingga aspek ini dapat digunakan. 7. Aspek merasa takut melaksanakan pengembangan model pembelajaran keseimbangan gerak dalam sikap berdiri satu kaki ditekuk sila didapat persentase 97,56%. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka aspek