SlideShare a Scribd company logo
MASALAH GIZI BURUK
KURANG ENERGI PROTEIN
MASALAH GIZI
INFEKSI PENYAKIT
KONSUMSI ZAT GIZI
ASUHAN IBU DAN
ANAK
PELAYANAN
KESEHATAN
KETERSEDIAAN PANGAN
DITINGKAT
RUMAH TANGGA
KEMISKINAN DAN PENDIDIKAN
KETERSEDIAAN PANGAN
KESEMPATAN KERJA
KRISIS EKONOMI DAN POLITIK
MASALAH GIZI
• Genetik
• Lingkungan
• Faktor sosio budaya
Definisi Kurang Energi Protein
•
Kurang Energi Protein adalah keadaan
kurang gizi yang disebabkan oleh
rendahnya konsumsi energi dan protein
dalam makanan sehari-hari sehingga tidak
memenuhi Angka Kecukupan Gizi yang
dianjurkan
Penyebab KEP :
• Langsung :
 Penyakit infeksi
 Defisiensi energi dan protein
• Tidak langsung :
Tingkat pendidikan
Tingkat pengetahuan gizi
Tingkat pendapatan
Pekerjaan orang tua
 Besar anggota keluarga
 Pola asuh
 Sosio budaya
 Pola penyapihan
 Pola pemberian makanan padat
INFEKSI
• Hubungan antara KEP dan penyakit infeksi merupakan -
-- Synergistik
• Penyakit infeksi yang menyebabkan KEP
 Cacar air
 Batuk rejang
 TBC
 Malaria
 Diare
 Cacing mis : Ascaris Lumbricoides
• Orang yang menderita KEP mudah terkena infeksi dan
akan memperberat kondisinya dan sebaliknya
Marasmus
Wajah spt orang tua
Rambut masih
hitam
Iga gambang, sangat kurus
Atrofi otot,
Lemak sangat tipis/habis
Kwashiorkor
Edema
Hepatomegali
MARASMIC KWASHIORKHOR
Konsumsi makan
• Kebutuhan energi
aktivitas dan pertumbuhan yang cepat sehingga
terjadinya KEP akan mempengaruhi
pertumbuhannya.Maka bila jumlah energi dalam
makanan sehari-hari kurang masukan protein akan
digunakan sebagai energi sehingga mengurangi
bagian yang diperlukan untuk pertumbuhan
• Kebutuhan prtoten
sebagai bahan bakar selain sebagai zat pembangun
dan zat pengatur
Bayi ---- 2,5 – 3 gr/kgBB
Balita - 1,5 – 2 gr/kgBB
MENU MAKANAN agar “SEIMBANG”
MAKANAN POKOK
LAUK HEWANI+NABATI
SAYURAN + BUAH
LAIN-LAIN
MENU MAKANAN “SEIMBANG”
(dalam ukuran/ besar PORSI)
MAKANAN POKOK
LAUK HEWANI
LAUK NABATI
SAYURAN
BUAH
LAIN-LAIN
Sebagai DASAR/ PATOKAN untuk
MAKANAN SEHARI
MENU MAKANAN “SEIMBANG”
(dalam ukuran/ besar PORSI)
NASI
DAGING
TEMPE
SAYURAN
BUAH
SUSU
GULA
MINYAK
Sebagai PATOKAN untuk MAKANAN SEHARI
¾ GELAS
1 POTONG
2 POTONG
1 GELAS
1 Bh. PISANG
1 SDM
½ SDM
Tingkat pendidikan dan tingkat
pengetahuan gizi ibu
• Tingkat pendidikan yang baik orang
tua dapat menerima dengan baik
segala informasi
• Tingkat pengetahuan gizi yang baik
merupakan pintu gerbang perbaikan
gizi keluarga
Tingkat pendapatan dan pekerjaan
• Jenis pekerjaan menentukan perbedaab tingkat
pendapatan
• Tingkat pendapatan juga ikut menentukan jenis
pangan yang akan dibeli
• Tingkat pendapatan merupakan faktor penting
bagi kualitas dan kuantitas makanan
Besar anggota keluarga
• Jumlah anak banyak pada keluarga yang
soseknya kurang Jumlah anak banyak pada
keluarga yang keadaan soseknya cukup akan
berkurang perhatian dan kasih sayang
• akan berkurang perhatian dan kasih sayang
juga kebutuhan primer seperti sandang dan
pangan
Jarak antara kelahiran
• Jarak kelahiran bayi yang satu dengan
kehamilan berikutnya diharapkan paling tidak 18
bulan – 2 tahun agar para ibu sempat menyusui
anaknya
Pola pemberian ASI
• Pencernaan bayi sampai usia 6 bulan belum
bekerja secara sempurna
• Pada usia 0- 6 bulan mudah terserang infeksi
• Penyapihan terlalu dini
• Terlambat pengenalan makanan padat
• Kegagalan menyususi
Pola pengenalan makanan padat
• Pada fase pertumbuhan cepat bayi
membutuhan makanan selain ASI
• Diberikan secara bertahap tiap bulan
• Agar anak mengenali tiap jenis makanan
• Dapat mendeteksi secara dini jenis alergi yang
diderita anak
• Menyesuaikan keadaan saluran pencernaan
bayi
Faktor geografi
• Produk makanan terutama makanan pokok
• Daerah terpencil,daerah tandus, subur
• Musim hujan,kemarau
Faktor Lingkungan
• Lingkungan sosial
• Lingkungan budaya
• Lingkungan fisik
• Lingkungan biologis
• Lingkungan kimia
Penyakit gizi lain yang menyertai
KEP
• Defisiensi vitamin A
• Defisiensi zat besi,folat dan B12
• Defisiensi vitamin B2
• Defisiensi seng/Zn
• Pada KEP berat selalu disertai kekurangan
vitamin dan mineral
Penentuan KEP dengan
Antropometri
• KEP ringan BB/U 70% - 80% WHO-NCHS
• KEP sedang BB/U 60% - 70% WHO-NCHS
• KEP berat BB/U < 60% WHO-NCHS
Penyakit infeksi penyerta KEP
• Dermatosis:
- hipo/hiperpigmentasi
- deskwamasi(kulit mengelupas
- lesi ulserasi eksudatif/menyerupai luka bakar
- sering disertai infeksi sekunder
• Parasit cacing
• Diare
• Tuberkulosis
Klasifikasi Status Gizi
• Klasifikasi Gomez
• Klasifikasi Wellcome baku
• Klasifikasi Waterlow Harvad
• Klasifikasi Jellife
• Klasifikasi Bengoa
• Standar baku Nasional Indonesia
• Standar baku BB/U WHO-NCHS
Pencegahan
• Mempertahankan status gizi anak
• Mengurangin resiko terjadinya infeksi
• Meminimalkan akibat penyakit infeksi
• Rehabilitasi penderita KEP yang masih dalam
fase dini
Tatalaksana KEP berat
1. Pengobatan dan pencegahan hipoglikemia
2. Pengobatan dan pencegahan hipotermia
3. Pengobatan dan pencegahan dehidrasi
4. Koreksi gangguan keseimbangan elektrolit
5. Pengobatan dan pencegahan infeksi
6. Mulai pemberian makan
7. Masa tumbuh kejar
8. Koreksi defisiensi mikro nutrient
9. Berikan stimulasi sensorik dan dukungan emosional
10. Tindak lanjut di rumah
Tata laksana diet pada KEP
1. Kebutuhan energi dari 100-200 kalori per
Kg BB/hari
2. Kebutuhan protein 1 – 6 gr per kg BB/hari
3. Pemberian suplementasi vitamin dan
minera
4. Cara pemberian disesuaikan kemampuan
penderita
5. Porsi kecil tapi sering
6. ASI tetap diteruskan
7. Bentuk makanan disesuaikan kemampuan
SELURUH
KELUARGA
(TERMASUK KELUARGA
MISKIN)
POSYANDU
PENIMBANGAN
KONSELING
SUPLEMENTASI GIZI
PELAYANAN KESEHATAN DASAR
PPG
PMT PEMULIHAN
KONSELING
1. PUSKESMAS
2. RUMAH SAKIT
KEP BERAT / TANDA
SAKIT
BERAT BADAN NAIK
KEP RINGAN /
SEDANG
KEP BERAT /
TANDA SAKIT
KMS
SEMBUH, PERLU
PMT
Kegagalan fungsi protein
Kondisi villi pada anak KEP
Normal villi Kerusakan villi
Terimakasih.....
 Keadaan penumpukan lemak tubuh yang berlebih, sehingga
proporsi berat badan seseorang jauh diatas normal dengan adanya
peningkatan persentase lemak tubuh pada jaringan adiposa dan
dapat membahayakan kesehatan.
 Disebabkan oleh ketidakseimbangan antara jumlah energi
yang masuk dengan energi yang keluar juga pada
energi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk berbagai
fungsi biologis seperti pertumbuhan fisik,
perkembangan, aktivitas, pemeliharaan kesehatan.
Penumpukan lemak viseral (lemak intra
abdominal)
Bentuk tubuh seperti buah apel disebut
juga obesitas tipe android
Banyak terjadi pada laki-laki
Resiko penyakit lebih tinggi dibandingkan
dengan tipe gynoid
Penumpukan lemak yang disimpan di
bawah kulit bagian daerah pinggul dan
paha
Bentuk tubuh seperti buah pear disebut
juga tipe gynoid
Bentuk tubuh Ciri fisik Resiko
Gynoid (bentuk peer) Lemak disimpan di sekitar
pinggul dan bokong
Tipe ini cenderung dimiliki
wanita
Resiko terhadap penyakit pada tipe
gynoid umumnya kecil, kecuali resiko
terhadap penyakit athritis dan
varises vena
Android (bentuk apel) Lemak disimpan di sekitar
perut
Tipe ini cenderung dimiliki
wanita
Resiko kesehatan pada tipe ini lebih
tinggi dibandingkan dengan gynoid,
karena sel-sel lemak di sekitar perut
lebih siap melepaskan lemaknya ke
dalam pembuluh darah
dibandingkan dengan sel-sel lemak
di tempat lain
Pengukuran dengan metode sebagai
berikut:
1)Indeks masa tubuh (BMI)
2)Pengukuran lemak subkutan
3)Pengukuran lingkar pinggang
4)Rasio lingkar pinggang dan panggul (RLPP)
Dunia
• Tahun 1980  Pria = 5%; Wanita = 8%
• Tahun 2008  Pria = 10%; Wanita = 14%
Amerika (WHO)
• Overweight  62% pada pria dan wanita
• Obesitas  26%
Asia Tenggara
• Overweight  14% pada pria dan wanita
• Obesitas  3%
Prevalensi gemuk secara nasional
• Tahun 2010 = 14%
• Tahun 2013 = 11,9%
Usia 5-12 tahun
• Overweight = 10,8%
• Obesitas = 8,8%
Usia 13-15 tahun
• Overweight = 8,3%
• Obesitas = 2,5%
Usia 16-18 tahun
• Overweight = 5,7%
• Obesitas = 1,6%
Energi tinggi
Disregulasi Adipokin
Nafsu makan dan kebutuhan
energi terganggu
Pengubahan glukosa menjadi
glikogen
Resistensi Insulin
Resistensi Leptin
Obesitas
Assesment Term Definisi
Food History Food and Nutrient Intake
FH- 1.1.1 Energy intake
FH- 1.1.1.1 Total energy intake
FH- 1.2.1 Fluid / beverage intakke
FH- 1.2.1.1 Oral fluids
FH- 1.2.2 Food intake
FH- 1.2.2.1 Amount of food
FH- 1.2.2.2 Types of food/ meals
FH- 1.2.2.3 Meal/ snack pattern
FH- 1.2.2.5 Food variety
FH- 1.4.1 Alcohol intake
FH- 1.5.1 Fat and cholesterol intake
FH- 1.5.1.1 Total fat
FH- 1.5.1.2 Saturated fat
FH- 1.5.1.7 Dietary cholesterol
FH- 1.5.2 Protein intake
FH- 1.5.2.1 Total protein
FH- 1.5.3 Carbohydrate intake
FH- 1.5.3.1 Total carbohydrate
FH- 1.5.3.2 Sugar
FH- 1.5.3.4 Glycemic index
FH- 1.5.3.6 Source of carbohydrate
FH- 1.5.4 Fiber intake
FH- 1.5.4.1 Total fiber
Makanan dan asupan gizi,
administrasi makanan dan asupan
gizi, alternatif pengobatan
menggunakan suplemen.
Pemgetahuan dan kebiasaan,
aktifitas fisik, asuhan pada pasien
terkait gizi.
Food and Nutrition Administration
FH- 2.1.1 Diet order
FH- 2.1.1.1 General, healthful diet
Knowledge/ Beliefs/ Attitude
FH- 4.1 Food and nutrition knowledge
FH- 4.1.1 Area and level of knowledge/ skill
FH- 4.2 Beliefs and attitudes
FH- 4.2.4 Motivation
FH- 4.2.7 Readiness to change nutrition-related behaviours
FH- 4.2.12 Food preference
Behaviour
FH- 5.4 Mealtime behaviour
FH- 5.4.1 Meal duration
Physical Activity and Funtion
FH- 7.3 Physical Activity
FH- 7.3.1 Physical activity history
FH- 7.3.8 TV/screen time
Antropometric Measurement AD- 1.1.1 Height
AD- 1.1.2 Weight
AD- 1.1.5 Body mass index
Tinggi badan, berat badan, IMT, pola
pertumbuhan index/ persentil dan riwayat
berat badan
Biochemical Data BD- 1.5 Glucose / endocrine profile
BD- 1.5.1 Glucose, fasting
BD- 1.5.2 Glucose, casual
BD- 1.7 Lipid profile
BD- 1.7.1 Cholesterol, serum
BD- 1.7.4 Cholesterol, LDL
BD- 1.7.7 Triglycerides, serum
Uji dan data laboratorium
Physical Finding PD- 1.1.1 Overall appearance
PD- 1.1.4 Cardiovacsular-pulmonary
PD- 1.1.9 Vital signs
Penemuan dari evaluasi sistem tubuh,
otot dan lemak subkutan wasting,
kesehatan oral, kemampuan menelan,
rasa lapar.
Client History CH- 1.1 Personal data
CH- 1.1.1 Age
CH- 1.1.2 Gender
CH- 1.1.3 Race / ethnicity
CH- 1.1.6 Education
CH- 2.1 Patient or family nutrition-oriented medical / health history
CH- 2.1.2 Cardiovascular
CH- 2.1.12 Psycological
CH- 3.1 Social history
CH- 3.1.1 Socioeconomic factors
CH- 3.1.2 Living / housing situation
CH- 3.1.9 Daily stress level
Informasi seputar saat ini dan
masa lalu tentang seseorang,
kesehatan, keluarga, dan
sejarah sosial
Comparative
Standards
CS- 1.1 Estimated energy needs
CS- 1.1.1 Total energy estimated need
CS- 2.1 Estimated fat needs
CS- 2.1.1 Total fat estimated needs
CS- 2.2 Estimated protein needs
CS- 2.2.1 Total protein estimated needs
CS- 2.3 Estimated carbohydrate needs
CS- 2.3.1 Total carbohydrate estimated needs
CS- 2.4 Estimated fiber needs
CS- 2.4.1Total fiber estimated needs
CS- 5.1 Recommended body weight/ body mass index/ growth
CS- 5.1.2 Recommended body mass index (BMI)
Mengenai standar total
kebutuhan nilai gizi pada
seseorang
Problem Etiologi Sign and symtomps
Overweight/ Obesity
(NC- 3.3)
Menurunnya kebutuhan energi
Gangguan pada pola makan
Tingginya asupan energi
Kurangnya pengetahuan
terkait makanan dan gizi
Tidak siap untuk diet ataupun
perubahan pola hidup
Kurang aktivitas fisik
Tingginya tingkat stress
Kategori BMI (untuk dewasa) lebih dari
standar normal menurut usia dan jenis
kelamin
Overweight: 25-29,9
Obesitas 1: 30-34,9
Obesitas 2: 35- 39,9
Obesitas 3: >40
Lingkar pinggang lebih dari standar
normal
Persentase lemak tubuh 25% untuk laki-
laki dan 30% untuk perempuan
Meningkatnya jaringan adipose
Konsumsi berlebih pada makanan dan
minuman tinggi lemak dan kalori
Riwayat keluarga terkait obesitas
Problem Etiologi Sign and symptom
Excessive Oral Intake
(NI- 2.2)
Kurangnya pengetahuan terkait
makanan dan gizi mengenai
asupan makanan dan minuman secara
oral dengan tepat
Kurangnya mengakses makanan yang
sehat
Kehilangan kesadaran pada nafsu
makan
Adanya penggunaan obat yang
meningkatkan nafsu makan seperti
steroid dan antidepressants
Penyebab psikologis seperti stress dan
makan yang tidak teratur
Asupan makan dan minuman (jus,
soda, alkohol) yang tinggi kalori
Asupan dengan porsi besar pada jenis
makanan dan minuman tertentu
Perkiraan asupan yang melebihi dari
yang seharusnya
Frekuensi yang sering dalam
mengkonsumsi makanan restoran atau
fast food
• Kelebihan berat badan atau obesitas berkaitan
dengan tingginya asupan energi yang ditandai
dengan IMT >30
• Asupan oral yang berlebih berkaitan dengan
kurangnya pengetahuan terkait makanan
dan gizi yang tepat ditandai dengan
asupan makan dan minuman yang
tinggi kalori
Tujuan
• Memberikan informasi dan meningkatkan pemahan
kepada pasien terkait pengertian obesitas, penyebab
obesitas dan cara yang benar untuk mengatasinya
• Melalukan pendekatan secara dua arah kepada pasien
yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi pada
pasien untuk mengatasi obesitas
• Menurunkan berat badan dengan membuat
modifikasi asupan makanan berdasarkan jenis,
jumlah dan frekuensi
• Meningkatkan kesiapan untuk mengubah
perlaku hidup pasien seperti waktu makan, porsi
makan dan jarang olahraga
• Menurunkan berat badan dengan melaksanakan
diet rendah kalori dan lemak
• Memodifikasi asupan cairan berdasarkan jumlah
• Memodifikasi asupan makanan berdasarkan jumlah dan
frekuensi.
• Memodifikasi asupan makanan berdasarkan jenis,
frekuensi dan tekstur
• Memodifikasi asupan makanan rendah energi
• Memodifikasi asupan makanan tinggi protein
• Memodifikasi asupan makanan rendah lemak
• Memodifikasi asupan makanan rendah karbohidrat
• Pemberian asupan cairan, Pemberian asupan
cairan sebesar 2000ml/hari (sekitar 8-10
gelas/hari).
• Pemberian asupan makanan rendah energi
Untuk menurunkan berat badan sebanyak ½ - 1
kg perminggu, asupan energi dikurangi
sebanyak 500 – 1000 kkal/ hari dari kebutuhan
normal.
• Pemberian asupan makanan tinggi protein, yaitu
1-1,5 g/kg/BB/hari atau 15-20 % dari kebutuhan
energi total.
• Pemberian asupan makanan rendah lemak.
Lemak diberikan dalam jumlah 20-25 % dari
kebutuhan energi total
• Pemberian asupan makanan rendah karbohidrat
yaitu sekitar 55-65 % dari kebutuhan energy
total.
6.2 kurang_gizi_& obesitas.yang sangat penting untuk menjadi bahan pembeljaran
6.2 kurang_gizi_& obesitas.yang sangat penting untuk menjadi bahan pembeljaran

More Related Content

Similar to 6.2 kurang_gizi_& obesitas.yang sangat penting untuk menjadi bahan pembeljaran

Penilaian status gizi
Penilaian status giziPenilaian status gizi
Penilaian status gizi
Andi Nurfahmi Ummul
 
4 gizi pada anak usia sekolah dan remaja
4   gizi pada anak usia sekolah dan remaja4   gizi pada anak usia sekolah dan remaja
4 gizi pada anak usia sekolah dan remaja
Emmy Kardinasari
 
Kadarzi
KadarziKadarzi
Giziburu
GiziburuGiziburu
Giziburu
Diana Fernandez
 
Kadarzi pkm lumbang
Kadarzi pkm lumbangKadarzi pkm lumbang
Kadarzi pkm lumbang
taufans32
 
Masalah gizi ganda
Masalah gizi gandaMasalah gizi ganda
Masalah gizi ganda
Taufiqurrochman Amin
 
Fenomena Obesitas Pada Balita dan Anak
Fenomena Obesitas Pada Balita dan AnakFenomena Obesitas Pada Balita dan Anak
Fenomena Obesitas Pada Balita dan Anak
Syarah Raditia
 
GIZI 1000 HPK.ppt
GIZI 1000 HPK.pptGIZI 1000 HPK.ppt
GIZI 1000 HPK.ppt
IinNurbahari
 
Kadarzi
KadarziKadarzi
KadarziHealth
 
Pedoman gizi seimbang
Pedoman gizi seimbangPedoman gizi seimbang
Pedoman gizi seimbang
diansachio
 
Gizi dewasa dan lansia
Gizi dewasa dan lansiaGizi dewasa dan lansia
Gizi dewasa dan lansia
Asyifa Robiatul adawiyah
 
Amalan pemakanan berkualiti jess wong hui juan
Amalan pemakanan berkualiti jess wong hui juanAmalan pemakanan berkualiti jess wong hui juan
Amalan pemakanan berkualiti jess wong hui juan
JessWongHuiJuan1
 
MATERI GIZI DOKCIL 2022 OK (1).ppt
MATERI GIZI DOKCIL 2022 OK (1).pptMATERI GIZI DOKCIL 2022 OK (1).ppt
MATERI GIZI DOKCIL 2022 OK (1).ppt
arkamlion
 
Makalah kesehatan
Makalah kesehatanMakalah kesehatan
Makalah kesehatan
Septian Muna Barakati
 
balita.ppt
balita.pptbalita.ppt
balita.ppt
rara814062
 
balita.ppt
balita.pptbalita.ppt
balita.ppt
Binti Mahmud
 
balita.ppt
balita.pptbalita.ppt
Keluarga Sadar Gizi (KADARZI)
Keluarga Sadar Gizi (KADARZI)Keluarga Sadar Gizi (KADARZI)
Keluarga Sadar Gizi (KADARZI)
muhammad husni
 
kadarziuntuksenin-160312032954.pdf
kadarziuntuksenin-160312032954.pdfkadarziuntuksenin-160312032954.pdf
kadarziuntuksenin-160312032954.pdf
Rama Shinta Sinaga
 

Similar to 6.2 kurang_gizi_& obesitas.yang sangat penting untuk menjadi bahan pembeljaran (20)

Penilaian status gizi
Penilaian status giziPenilaian status gizi
Penilaian status gizi
 
4 gizi pada anak usia sekolah dan remaja
4   gizi pada anak usia sekolah dan remaja4   gizi pada anak usia sekolah dan remaja
4 gizi pada anak usia sekolah dan remaja
 
Kadarzi
KadarziKadarzi
Kadarzi
 
E
EE
E
 
Giziburu
GiziburuGiziburu
Giziburu
 
Kadarzi pkm lumbang
Kadarzi pkm lumbangKadarzi pkm lumbang
Kadarzi pkm lumbang
 
Masalah gizi ganda
Masalah gizi gandaMasalah gizi ganda
Masalah gizi ganda
 
Fenomena Obesitas Pada Balita dan Anak
Fenomena Obesitas Pada Balita dan AnakFenomena Obesitas Pada Balita dan Anak
Fenomena Obesitas Pada Balita dan Anak
 
GIZI 1000 HPK.ppt
GIZI 1000 HPK.pptGIZI 1000 HPK.ppt
GIZI 1000 HPK.ppt
 
Kadarzi
KadarziKadarzi
Kadarzi
 
Pedoman gizi seimbang
Pedoman gizi seimbangPedoman gizi seimbang
Pedoman gizi seimbang
 
Gizi dewasa dan lansia
Gizi dewasa dan lansiaGizi dewasa dan lansia
Gizi dewasa dan lansia
 
Amalan pemakanan berkualiti jess wong hui juan
Amalan pemakanan berkualiti jess wong hui juanAmalan pemakanan berkualiti jess wong hui juan
Amalan pemakanan berkualiti jess wong hui juan
 
MATERI GIZI DOKCIL 2022 OK (1).ppt
MATERI GIZI DOKCIL 2022 OK (1).pptMATERI GIZI DOKCIL 2022 OK (1).ppt
MATERI GIZI DOKCIL 2022 OK (1).ppt
 
Makalah kesehatan
Makalah kesehatanMakalah kesehatan
Makalah kesehatan
 
balita.ppt
balita.pptbalita.ppt
balita.ppt
 
balita.ppt
balita.pptbalita.ppt
balita.ppt
 
balita.ppt
balita.pptbalita.ppt
balita.ppt
 
Keluarga Sadar Gizi (KADARZI)
Keluarga Sadar Gizi (KADARZI)Keluarga Sadar Gizi (KADARZI)
Keluarga Sadar Gizi (KADARZI)
 
kadarziuntuksenin-160312032954.pdf
kadarziuntuksenin-160312032954.pdfkadarziuntuksenin-160312032954.pdf
kadarziuntuksenin-160312032954.pdf
 

More from hidnisa

Antraks.pptxnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn
Antraks.pptxnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnAntraks.pptxnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn
Antraks.pptxnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn
hidnisa
 
7. AGENT_Fisika.pptxgggggggggggggggggggggg
7. AGENT_Fisika.pptxgggggggggggggggggggggg7. AGENT_Fisika.pptxgggggggggggggggggggggg
7. AGENT_Fisika.pptxgggggggggggggggggggggg
hidnisa
 
1_PENGANTAR_EPIDEMIOLOGI.gggggggggggggggggggggggg
1_PENGANTAR_EPIDEMIOLOGI.gggggggggggggggggggggggg1_PENGANTAR_EPIDEMIOLOGI.gggggggggggggggggggggggg
1_PENGANTAR_EPIDEMIOLOGI.gggggggggggggggggggggggg
hidnisa
 
6.AGENT_KIMIA. menjadi hal sangat perlu untuk diperhatikan
6.AGENT_KIMIA. menjadi hal sangat perlu untuk diperhatikan6.AGENT_KIMIA. menjadi hal sangat perlu untuk diperhatikan
6.AGENT_KIMIA. menjadi hal sangat perlu untuk diperhatikan
hidnisa
 
Agar tidur menyehatkan Jasmani Ruhani.pptx
Agar tidur menyehatkan Jasmani Ruhani.pptxAgar tidur menyehatkan Jasmani Ruhani.pptx
Agar tidur menyehatkan Jasmani Ruhani.pptx
hidnisa
 
Pencemaran udara.memerlukan strategi penagganan khusus
Pencemaran udara.memerlukan strategi penagganan khususPencemaran udara.memerlukan strategi penagganan khusus
Pencemaran udara.memerlukan strategi penagganan khusus
hidnisa
 
Dampak Covid -19 terhadap penderita HIV agung w.pptx
Dampak Covid -19 terhadap penderita HIV agung w.pptxDampak Covid -19 terhadap penderita HIV agung w.pptx
Dampak Covid -19 terhadap penderita HIV agung w.pptx
hidnisa
 
materi-lengkapvektor menjadi hal penting untuk diperhatikan
materi-lengkapvektor menjadi hal penting untuk diperhatikanmateri-lengkapvektor menjadi hal penting untuk diperhatikan
materi-lengkapvektor menjadi hal penting untuk diperhatikan
hidnisa
 
limbah-padat.memerlukan penengganan ahli untuk mengatasinya
limbah-padat.memerlukan penengganan ahli untuk mengatasinyalimbah-padat.memerlukan penengganan ahli untuk mengatasinya
limbah-padat.memerlukan penengganan ahli untuk mengatasinya
hidnisa
 
Limbah Cair merupakan limbah yang memerlukan penangganan khusus untuk kesehat...
Limbah Cair merupakan limbah yang memerlukan penangganan khusus untuk kesehat...Limbah Cair merupakan limbah yang memerlukan penangganan khusus untuk kesehat...
Limbah Cair merupakan limbah yang memerlukan penangganan khusus untuk kesehat...
hidnisa
 
energi menjadi hal yang sangat penting untuk kelangsungan kehidupan
energi menjadi hal yang sangat penting untuk kelangsungan kehidupanenergi menjadi hal yang sangat penting untuk kelangsungan kehidupan
energi menjadi hal yang sangat penting untuk kelangsungan kehidupan
hidnisa
 
meningitis meruoakan penyakit menular yang harus di waspadai
meningitis meruoakan penyakit menular yang harus di waspadaimeningitis meruoakan penyakit menular yang harus di waspadai
meningitis meruoakan penyakit menular yang harus di waspadai
hidnisa
 
Pengantar-Analisis-Kualitas-Lingkungan-pptx.pptx
Pengantar-Analisis-Kualitas-Lingkungan-pptx.pptxPengantar-Analisis-Kualitas-Lingkungan-pptx.pptx
Pengantar-Analisis-Kualitas-Lingkungan-pptx.pptx
hidnisa
 
Teknik_sampling_air sangat penting untuk mendapatakan sampel air berkualitas
Teknik_sampling_air sangat penting untuk mendapatakan sampel air berkualitasTeknik_sampling_air sangat penting untuk mendapatakan sampel air berkualitas
Teknik_sampling_air sangat penting untuk mendapatakan sampel air berkualitas
hidnisa
 
7. 1.Kualitas_air.menjadi faktor sangat penting dalam kesehatan
7. 1.Kualitas_air.menjadi faktor sangat penting dalam kesehatan7. 1.Kualitas_air.menjadi faktor sangat penting dalam kesehatan
7. 1.Kualitas_air.menjadi faktor sangat penting dalam kesehatan
hidnisa
 
gizi untuk memahami kebutuhanya untuk meningkatkan kesehatan
gizi untuk memahami kebutuhanya untuk meningkatkan kesehatangizi untuk memahami kebutuhanya untuk meningkatkan kesehatan
gizi untuk memahami kebutuhanya untuk meningkatkan kesehatan
hidnisa
 
Konsep kesehatan kerja sebagai sarana menjamin kesehatan
Konsep kesehatan kerja sebagai sarana menjamin kesehatanKonsep kesehatan kerja sebagai sarana menjamin kesehatan
Konsep kesehatan kerja sebagai sarana menjamin kesehatan
hidnisa
 
KECELAKAAN_KERJA (teori dan teknik identifikasi).ppt
KECELAKAAN_KERJA (teori dan teknik identifikasi).pptKECELAKAAN_KERJA (teori dan teknik identifikasi).ppt
KECELAKAAN_KERJA (teori dan teknik identifikasi).ppt
hidnisa
 
jaminan kesehatan masyarakat untuk peningkatan
jaminan kesehatan masyarakat untuk peningkatanjaminan kesehatan masyarakat untuk peningkatan
jaminan kesehatan masyarakat untuk peningkatan
hidnisa
 
Hygiene dan Sanitasi kesehatan untuk diri dan masyarakat
Hygiene dan Sanitasi kesehatan untuk diri dan masyarakatHygiene dan Sanitasi kesehatan untuk diri dan masyarakat
Hygiene dan Sanitasi kesehatan untuk diri dan masyarakat
hidnisa
 

More from hidnisa (20)

Antraks.pptxnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn
Antraks.pptxnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnAntraks.pptxnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn
Antraks.pptxnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn
 
7. AGENT_Fisika.pptxgggggggggggggggggggggg
7. AGENT_Fisika.pptxgggggggggggggggggggggg7. AGENT_Fisika.pptxgggggggggggggggggggggg
7. AGENT_Fisika.pptxgggggggggggggggggggggg
 
1_PENGANTAR_EPIDEMIOLOGI.gggggggggggggggggggggggg
1_PENGANTAR_EPIDEMIOLOGI.gggggggggggggggggggggggg1_PENGANTAR_EPIDEMIOLOGI.gggggggggggggggggggggggg
1_PENGANTAR_EPIDEMIOLOGI.gggggggggggggggggggggggg
 
6.AGENT_KIMIA. menjadi hal sangat perlu untuk diperhatikan
6.AGENT_KIMIA. menjadi hal sangat perlu untuk diperhatikan6.AGENT_KIMIA. menjadi hal sangat perlu untuk diperhatikan
6.AGENT_KIMIA. menjadi hal sangat perlu untuk diperhatikan
 
Agar tidur menyehatkan Jasmani Ruhani.pptx
Agar tidur menyehatkan Jasmani Ruhani.pptxAgar tidur menyehatkan Jasmani Ruhani.pptx
Agar tidur menyehatkan Jasmani Ruhani.pptx
 
Pencemaran udara.memerlukan strategi penagganan khusus
Pencemaran udara.memerlukan strategi penagganan khususPencemaran udara.memerlukan strategi penagganan khusus
Pencemaran udara.memerlukan strategi penagganan khusus
 
Dampak Covid -19 terhadap penderita HIV agung w.pptx
Dampak Covid -19 terhadap penderita HIV agung w.pptxDampak Covid -19 terhadap penderita HIV agung w.pptx
Dampak Covid -19 terhadap penderita HIV agung w.pptx
 
materi-lengkapvektor menjadi hal penting untuk diperhatikan
materi-lengkapvektor menjadi hal penting untuk diperhatikanmateri-lengkapvektor menjadi hal penting untuk diperhatikan
materi-lengkapvektor menjadi hal penting untuk diperhatikan
 
limbah-padat.memerlukan penengganan ahli untuk mengatasinya
limbah-padat.memerlukan penengganan ahli untuk mengatasinyalimbah-padat.memerlukan penengganan ahli untuk mengatasinya
limbah-padat.memerlukan penengganan ahli untuk mengatasinya
 
Limbah Cair merupakan limbah yang memerlukan penangganan khusus untuk kesehat...
Limbah Cair merupakan limbah yang memerlukan penangganan khusus untuk kesehat...Limbah Cair merupakan limbah yang memerlukan penangganan khusus untuk kesehat...
Limbah Cair merupakan limbah yang memerlukan penangganan khusus untuk kesehat...
 
energi menjadi hal yang sangat penting untuk kelangsungan kehidupan
energi menjadi hal yang sangat penting untuk kelangsungan kehidupanenergi menjadi hal yang sangat penting untuk kelangsungan kehidupan
energi menjadi hal yang sangat penting untuk kelangsungan kehidupan
 
meningitis meruoakan penyakit menular yang harus di waspadai
meningitis meruoakan penyakit menular yang harus di waspadaimeningitis meruoakan penyakit menular yang harus di waspadai
meningitis meruoakan penyakit menular yang harus di waspadai
 
Pengantar-Analisis-Kualitas-Lingkungan-pptx.pptx
Pengantar-Analisis-Kualitas-Lingkungan-pptx.pptxPengantar-Analisis-Kualitas-Lingkungan-pptx.pptx
Pengantar-Analisis-Kualitas-Lingkungan-pptx.pptx
 
Teknik_sampling_air sangat penting untuk mendapatakan sampel air berkualitas
Teknik_sampling_air sangat penting untuk mendapatakan sampel air berkualitasTeknik_sampling_air sangat penting untuk mendapatakan sampel air berkualitas
Teknik_sampling_air sangat penting untuk mendapatakan sampel air berkualitas
 
7. 1.Kualitas_air.menjadi faktor sangat penting dalam kesehatan
7. 1.Kualitas_air.menjadi faktor sangat penting dalam kesehatan7. 1.Kualitas_air.menjadi faktor sangat penting dalam kesehatan
7. 1.Kualitas_air.menjadi faktor sangat penting dalam kesehatan
 
gizi untuk memahami kebutuhanya untuk meningkatkan kesehatan
gizi untuk memahami kebutuhanya untuk meningkatkan kesehatangizi untuk memahami kebutuhanya untuk meningkatkan kesehatan
gizi untuk memahami kebutuhanya untuk meningkatkan kesehatan
 
Konsep kesehatan kerja sebagai sarana menjamin kesehatan
Konsep kesehatan kerja sebagai sarana menjamin kesehatanKonsep kesehatan kerja sebagai sarana menjamin kesehatan
Konsep kesehatan kerja sebagai sarana menjamin kesehatan
 
KECELAKAAN_KERJA (teori dan teknik identifikasi).ppt
KECELAKAAN_KERJA (teori dan teknik identifikasi).pptKECELAKAAN_KERJA (teori dan teknik identifikasi).ppt
KECELAKAAN_KERJA (teori dan teknik identifikasi).ppt
 
jaminan kesehatan masyarakat untuk peningkatan
jaminan kesehatan masyarakat untuk peningkatanjaminan kesehatan masyarakat untuk peningkatan
jaminan kesehatan masyarakat untuk peningkatan
 
Hygiene dan Sanitasi kesehatan untuk diri dan masyarakat
Hygiene dan Sanitasi kesehatan untuk diri dan masyarakatHygiene dan Sanitasi kesehatan untuk diri dan masyarakat
Hygiene dan Sanitasi kesehatan untuk diri dan masyarakat
 

Recently uploaded

Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdfMonitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
haniekusuma
 
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdfPencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
PramitaHertasning
 
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan JiwaSejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
BayuEkaKurniawan1
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
fritshenukh
 
Materi 1 Kegawatdaruratan Psikiatri.pptx
Materi 1 Kegawatdaruratan Psikiatri.pptxMateri 1 Kegawatdaruratan Psikiatri.pptx
Materi 1 Kegawatdaruratan Psikiatri.pptx
puskesmasmaskendaga
 
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptxAsuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
hosnuinayati1
 
Sariawan pada rongga mulut serta cara menanganinya
Sariawan pada rongga mulut serta cara menanganinyaSariawan pada rongga mulut serta cara menanganinya
Sariawan pada rongga mulut serta cara menanganinya
nursarinindya
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
syam586213
 
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptxketerampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
pkmcinagara
 
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docxASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
zalfazulfa174
 
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
ImanChimonxNurjaman
 
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptxPENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
Hamzi Hadi
 

Recently uploaded (12)

Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdfMonitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
 
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdfPencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
 
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan JiwaSejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
 
Materi 1 Kegawatdaruratan Psikiatri.pptx
Materi 1 Kegawatdaruratan Psikiatri.pptxMateri 1 Kegawatdaruratan Psikiatri.pptx
Materi 1 Kegawatdaruratan Psikiatri.pptx
 
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptxAsuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
 
Sariawan pada rongga mulut serta cara menanganinya
Sariawan pada rongga mulut serta cara menanganinyaSariawan pada rongga mulut serta cara menanganinya
Sariawan pada rongga mulut serta cara menanganinya
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
 
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptxketerampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
 
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docxASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
 
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
 
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptxPENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
 

6.2 kurang_gizi_& obesitas.yang sangat penting untuk menjadi bahan pembeljaran

  • 1. MASALAH GIZI BURUK KURANG ENERGI PROTEIN
  • 2. MASALAH GIZI INFEKSI PENYAKIT KONSUMSI ZAT GIZI ASUHAN IBU DAN ANAK PELAYANAN KESEHATAN KETERSEDIAAN PANGAN DITINGKAT RUMAH TANGGA KEMISKINAN DAN PENDIDIKAN KETERSEDIAAN PANGAN KESEMPATAN KERJA KRISIS EKONOMI DAN POLITIK
  • 3. MASALAH GIZI • Genetik • Lingkungan • Faktor sosio budaya
  • 4. Definisi Kurang Energi Protein • Kurang Energi Protein adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan
  • 5. Penyebab KEP : • Langsung :  Penyakit infeksi  Defisiensi energi dan protein • Tidak langsung : Tingkat pendidikan Tingkat pengetahuan gizi Tingkat pendapatan Pekerjaan orang tua  Besar anggota keluarga  Pola asuh  Sosio budaya  Pola penyapihan  Pola pemberian makanan padat
  • 6. INFEKSI • Hubungan antara KEP dan penyakit infeksi merupakan - -- Synergistik • Penyakit infeksi yang menyebabkan KEP  Cacar air  Batuk rejang  TBC  Malaria  Diare  Cacing mis : Ascaris Lumbricoides • Orang yang menderita KEP mudah terkena infeksi dan akan memperberat kondisinya dan sebaliknya
  • 7. Marasmus Wajah spt orang tua Rambut masih hitam Iga gambang, sangat kurus Atrofi otot, Lemak sangat tipis/habis
  • 10. Konsumsi makan • Kebutuhan energi aktivitas dan pertumbuhan yang cepat sehingga terjadinya KEP akan mempengaruhi pertumbuhannya.Maka bila jumlah energi dalam makanan sehari-hari kurang masukan protein akan digunakan sebagai energi sehingga mengurangi bagian yang diperlukan untuk pertumbuhan • Kebutuhan prtoten sebagai bahan bakar selain sebagai zat pembangun dan zat pengatur Bayi ---- 2,5 – 3 gr/kgBB Balita - 1,5 – 2 gr/kgBB
  • 11. MENU MAKANAN agar “SEIMBANG” MAKANAN POKOK LAUK HEWANI+NABATI SAYURAN + BUAH LAIN-LAIN
  • 12. MENU MAKANAN “SEIMBANG” (dalam ukuran/ besar PORSI) MAKANAN POKOK LAUK HEWANI LAUK NABATI SAYURAN BUAH LAIN-LAIN Sebagai DASAR/ PATOKAN untuk MAKANAN SEHARI
  • 13. MENU MAKANAN “SEIMBANG” (dalam ukuran/ besar PORSI) NASI DAGING TEMPE SAYURAN BUAH SUSU GULA MINYAK Sebagai PATOKAN untuk MAKANAN SEHARI ¾ GELAS 1 POTONG 2 POTONG 1 GELAS 1 Bh. PISANG 1 SDM ½ SDM
  • 14. Tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan gizi ibu • Tingkat pendidikan yang baik orang tua dapat menerima dengan baik segala informasi • Tingkat pengetahuan gizi yang baik merupakan pintu gerbang perbaikan gizi keluarga
  • 15. Tingkat pendapatan dan pekerjaan • Jenis pekerjaan menentukan perbedaab tingkat pendapatan • Tingkat pendapatan juga ikut menentukan jenis pangan yang akan dibeli • Tingkat pendapatan merupakan faktor penting bagi kualitas dan kuantitas makanan
  • 16. Besar anggota keluarga • Jumlah anak banyak pada keluarga yang soseknya kurang Jumlah anak banyak pada keluarga yang keadaan soseknya cukup akan berkurang perhatian dan kasih sayang • akan berkurang perhatian dan kasih sayang juga kebutuhan primer seperti sandang dan pangan
  • 17. Jarak antara kelahiran • Jarak kelahiran bayi yang satu dengan kehamilan berikutnya diharapkan paling tidak 18 bulan – 2 tahun agar para ibu sempat menyusui anaknya
  • 18. Pola pemberian ASI • Pencernaan bayi sampai usia 6 bulan belum bekerja secara sempurna • Pada usia 0- 6 bulan mudah terserang infeksi • Penyapihan terlalu dini • Terlambat pengenalan makanan padat • Kegagalan menyususi
  • 19. Pola pengenalan makanan padat • Pada fase pertumbuhan cepat bayi membutuhan makanan selain ASI • Diberikan secara bertahap tiap bulan • Agar anak mengenali tiap jenis makanan • Dapat mendeteksi secara dini jenis alergi yang diderita anak • Menyesuaikan keadaan saluran pencernaan bayi
  • 20. Faktor geografi • Produk makanan terutama makanan pokok • Daerah terpencil,daerah tandus, subur • Musim hujan,kemarau
  • 21. Faktor Lingkungan • Lingkungan sosial • Lingkungan budaya • Lingkungan fisik • Lingkungan biologis • Lingkungan kimia
  • 22. Penyakit gizi lain yang menyertai KEP • Defisiensi vitamin A • Defisiensi zat besi,folat dan B12 • Defisiensi vitamin B2 • Defisiensi seng/Zn • Pada KEP berat selalu disertai kekurangan vitamin dan mineral
  • 23. Penentuan KEP dengan Antropometri • KEP ringan BB/U 70% - 80% WHO-NCHS • KEP sedang BB/U 60% - 70% WHO-NCHS • KEP berat BB/U < 60% WHO-NCHS
  • 24. Penyakit infeksi penyerta KEP • Dermatosis: - hipo/hiperpigmentasi - deskwamasi(kulit mengelupas - lesi ulserasi eksudatif/menyerupai luka bakar - sering disertai infeksi sekunder • Parasit cacing • Diare • Tuberkulosis
  • 25. Klasifikasi Status Gizi • Klasifikasi Gomez • Klasifikasi Wellcome baku • Klasifikasi Waterlow Harvad • Klasifikasi Jellife • Klasifikasi Bengoa • Standar baku Nasional Indonesia • Standar baku BB/U WHO-NCHS
  • 26. Pencegahan • Mempertahankan status gizi anak • Mengurangin resiko terjadinya infeksi • Meminimalkan akibat penyakit infeksi • Rehabilitasi penderita KEP yang masih dalam fase dini
  • 27. Tatalaksana KEP berat 1. Pengobatan dan pencegahan hipoglikemia 2. Pengobatan dan pencegahan hipotermia 3. Pengobatan dan pencegahan dehidrasi 4. Koreksi gangguan keseimbangan elektrolit 5. Pengobatan dan pencegahan infeksi 6. Mulai pemberian makan 7. Masa tumbuh kejar 8. Koreksi defisiensi mikro nutrient 9. Berikan stimulasi sensorik dan dukungan emosional 10. Tindak lanjut di rumah
  • 28. Tata laksana diet pada KEP 1. Kebutuhan energi dari 100-200 kalori per Kg BB/hari 2. Kebutuhan protein 1 – 6 gr per kg BB/hari 3. Pemberian suplementasi vitamin dan minera 4. Cara pemberian disesuaikan kemampuan penderita 5. Porsi kecil tapi sering 6. ASI tetap diteruskan 7. Bentuk makanan disesuaikan kemampuan
  • 29. SELURUH KELUARGA (TERMASUK KELUARGA MISKIN) POSYANDU PENIMBANGAN KONSELING SUPLEMENTASI GIZI PELAYANAN KESEHATAN DASAR PPG PMT PEMULIHAN KONSELING 1. PUSKESMAS 2. RUMAH SAKIT KEP BERAT / TANDA SAKIT BERAT BADAN NAIK KEP RINGAN / SEDANG KEP BERAT / TANDA SAKIT KMS SEMBUH, PERLU PMT
  • 31.
  • 32. Kondisi villi pada anak KEP Normal villi Kerusakan villi
  • 34.
  • 35.  Keadaan penumpukan lemak tubuh yang berlebih, sehingga proporsi berat badan seseorang jauh diatas normal dengan adanya peningkatan persentase lemak tubuh pada jaringan adiposa dan dapat membahayakan kesehatan.  Disebabkan oleh ketidakseimbangan antara jumlah energi yang masuk dengan energi yang keluar juga pada energi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk berbagai fungsi biologis seperti pertumbuhan fisik, perkembangan, aktivitas, pemeliharaan kesehatan.
  • 36. Penumpukan lemak viseral (lemak intra abdominal) Bentuk tubuh seperti buah apel disebut juga obesitas tipe android Banyak terjadi pada laki-laki Resiko penyakit lebih tinggi dibandingkan dengan tipe gynoid Penumpukan lemak yang disimpan di bawah kulit bagian daerah pinggul dan paha Bentuk tubuh seperti buah pear disebut juga tipe gynoid
  • 37. Bentuk tubuh Ciri fisik Resiko Gynoid (bentuk peer) Lemak disimpan di sekitar pinggul dan bokong Tipe ini cenderung dimiliki wanita Resiko terhadap penyakit pada tipe gynoid umumnya kecil, kecuali resiko terhadap penyakit athritis dan varises vena Android (bentuk apel) Lemak disimpan di sekitar perut Tipe ini cenderung dimiliki wanita Resiko kesehatan pada tipe ini lebih tinggi dibandingkan dengan gynoid, karena sel-sel lemak di sekitar perut lebih siap melepaskan lemaknya ke dalam pembuluh darah dibandingkan dengan sel-sel lemak di tempat lain
  • 38.
  • 39. Pengukuran dengan metode sebagai berikut: 1)Indeks masa tubuh (BMI) 2)Pengukuran lemak subkutan 3)Pengukuran lingkar pinggang 4)Rasio lingkar pinggang dan panggul (RLPP)
  • 40.
  • 41.
  • 42. Dunia • Tahun 1980  Pria = 5%; Wanita = 8% • Tahun 2008  Pria = 10%; Wanita = 14% Amerika (WHO) • Overweight  62% pada pria dan wanita • Obesitas  26% Asia Tenggara • Overweight  14% pada pria dan wanita • Obesitas  3%
  • 43. Prevalensi gemuk secara nasional • Tahun 2010 = 14% • Tahun 2013 = 11,9% Usia 5-12 tahun • Overweight = 10,8% • Obesitas = 8,8% Usia 13-15 tahun • Overweight = 8,3% • Obesitas = 2,5% Usia 16-18 tahun • Overweight = 5,7% • Obesitas = 1,6%
  • 44.
  • 45.
  • 46.
  • 47. Energi tinggi Disregulasi Adipokin Nafsu makan dan kebutuhan energi terganggu Pengubahan glukosa menjadi glikogen Resistensi Insulin Resistensi Leptin Obesitas
  • 48. Assesment Term Definisi Food History Food and Nutrient Intake FH- 1.1.1 Energy intake FH- 1.1.1.1 Total energy intake FH- 1.2.1 Fluid / beverage intakke FH- 1.2.1.1 Oral fluids FH- 1.2.2 Food intake FH- 1.2.2.1 Amount of food FH- 1.2.2.2 Types of food/ meals FH- 1.2.2.3 Meal/ snack pattern FH- 1.2.2.5 Food variety FH- 1.4.1 Alcohol intake FH- 1.5.1 Fat and cholesterol intake FH- 1.5.1.1 Total fat FH- 1.5.1.2 Saturated fat FH- 1.5.1.7 Dietary cholesterol FH- 1.5.2 Protein intake FH- 1.5.2.1 Total protein FH- 1.5.3 Carbohydrate intake FH- 1.5.3.1 Total carbohydrate FH- 1.5.3.2 Sugar FH- 1.5.3.4 Glycemic index FH- 1.5.3.6 Source of carbohydrate FH- 1.5.4 Fiber intake FH- 1.5.4.1 Total fiber Makanan dan asupan gizi, administrasi makanan dan asupan gizi, alternatif pengobatan menggunakan suplemen. Pemgetahuan dan kebiasaan, aktifitas fisik, asuhan pada pasien terkait gizi.
  • 49. Food and Nutrition Administration FH- 2.1.1 Diet order FH- 2.1.1.1 General, healthful diet Knowledge/ Beliefs/ Attitude FH- 4.1 Food and nutrition knowledge FH- 4.1.1 Area and level of knowledge/ skill FH- 4.2 Beliefs and attitudes FH- 4.2.4 Motivation FH- 4.2.7 Readiness to change nutrition-related behaviours FH- 4.2.12 Food preference Behaviour FH- 5.4 Mealtime behaviour FH- 5.4.1 Meal duration Physical Activity and Funtion FH- 7.3 Physical Activity FH- 7.3.1 Physical activity history FH- 7.3.8 TV/screen time
  • 50. Antropometric Measurement AD- 1.1.1 Height AD- 1.1.2 Weight AD- 1.1.5 Body mass index Tinggi badan, berat badan, IMT, pola pertumbuhan index/ persentil dan riwayat berat badan Biochemical Data BD- 1.5 Glucose / endocrine profile BD- 1.5.1 Glucose, fasting BD- 1.5.2 Glucose, casual BD- 1.7 Lipid profile BD- 1.7.1 Cholesterol, serum BD- 1.7.4 Cholesterol, LDL BD- 1.7.7 Triglycerides, serum Uji dan data laboratorium Physical Finding PD- 1.1.1 Overall appearance PD- 1.1.4 Cardiovacsular-pulmonary PD- 1.1.9 Vital signs Penemuan dari evaluasi sistem tubuh, otot dan lemak subkutan wasting, kesehatan oral, kemampuan menelan, rasa lapar.
  • 51. Client History CH- 1.1 Personal data CH- 1.1.1 Age CH- 1.1.2 Gender CH- 1.1.3 Race / ethnicity CH- 1.1.6 Education CH- 2.1 Patient or family nutrition-oriented medical / health history CH- 2.1.2 Cardiovascular CH- 2.1.12 Psycological CH- 3.1 Social history CH- 3.1.1 Socioeconomic factors CH- 3.1.2 Living / housing situation CH- 3.1.9 Daily stress level Informasi seputar saat ini dan masa lalu tentang seseorang, kesehatan, keluarga, dan sejarah sosial Comparative Standards CS- 1.1 Estimated energy needs CS- 1.1.1 Total energy estimated need CS- 2.1 Estimated fat needs CS- 2.1.1 Total fat estimated needs CS- 2.2 Estimated protein needs CS- 2.2.1 Total protein estimated needs CS- 2.3 Estimated carbohydrate needs CS- 2.3.1 Total carbohydrate estimated needs CS- 2.4 Estimated fiber needs CS- 2.4.1Total fiber estimated needs CS- 5.1 Recommended body weight/ body mass index/ growth CS- 5.1.2 Recommended body mass index (BMI) Mengenai standar total kebutuhan nilai gizi pada seseorang
  • 52. Problem Etiologi Sign and symtomps Overweight/ Obesity (NC- 3.3) Menurunnya kebutuhan energi Gangguan pada pola makan Tingginya asupan energi Kurangnya pengetahuan terkait makanan dan gizi Tidak siap untuk diet ataupun perubahan pola hidup Kurang aktivitas fisik Tingginya tingkat stress Kategori BMI (untuk dewasa) lebih dari standar normal menurut usia dan jenis kelamin Overweight: 25-29,9 Obesitas 1: 30-34,9 Obesitas 2: 35- 39,9 Obesitas 3: >40 Lingkar pinggang lebih dari standar normal Persentase lemak tubuh 25% untuk laki- laki dan 30% untuk perempuan Meningkatnya jaringan adipose Konsumsi berlebih pada makanan dan minuman tinggi lemak dan kalori Riwayat keluarga terkait obesitas
  • 53. Problem Etiologi Sign and symptom Excessive Oral Intake (NI- 2.2) Kurangnya pengetahuan terkait makanan dan gizi mengenai asupan makanan dan minuman secara oral dengan tepat Kurangnya mengakses makanan yang sehat Kehilangan kesadaran pada nafsu makan Adanya penggunaan obat yang meningkatkan nafsu makan seperti steroid dan antidepressants Penyebab psikologis seperti stress dan makan yang tidak teratur Asupan makan dan minuman (jus, soda, alkohol) yang tinggi kalori Asupan dengan porsi besar pada jenis makanan dan minuman tertentu Perkiraan asupan yang melebihi dari yang seharusnya Frekuensi yang sering dalam mengkonsumsi makanan restoran atau fast food
  • 54. • Kelebihan berat badan atau obesitas berkaitan dengan tingginya asupan energi yang ditandai dengan IMT >30 • Asupan oral yang berlebih berkaitan dengan kurangnya pengetahuan terkait makanan dan gizi yang tepat ditandai dengan asupan makan dan minuman yang tinggi kalori
  • 55. Tujuan • Memberikan informasi dan meningkatkan pemahan kepada pasien terkait pengertian obesitas, penyebab obesitas dan cara yang benar untuk mengatasinya • Melalukan pendekatan secara dua arah kepada pasien yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi pada pasien untuk mengatasi obesitas
  • 56. • Menurunkan berat badan dengan membuat modifikasi asupan makanan berdasarkan jenis, jumlah dan frekuensi • Meningkatkan kesiapan untuk mengubah perlaku hidup pasien seperti waktu makan, porsi makan dan jarang olahraga • Menurunkan berat badan dengan melaksanakan diet rendah kalori dan lemak
  • 57. • Memodifikasi asupan cairan berdasarkan jumlah • Memodifikasi asupan makanan berdasarkan jumlah dan frekuensi. • Memodifikasi asupan makanan berdasarkan jenis, frekuensi dan tekstur • Memodifikasi asupan makanan rendah energi • Memodifikasi asupan makanan tinggi protein • Memodifikasi asupan makanan rendah lemak • Memodifikasi asupan makanan rendah karbohidrat
  • 58. • Pemberian asupan cairan, Pemberian asupan cairan sebesar 2000ml/hari (sekitar 8-10 gelas/hari). • Pemberian asupan makanan rendah energi Untuk menurunkan berat badan sebanyak ½ - 1 kg perminggu, asupan energi dikurangi sebanyak 500 – 1000 kkal/ hari dari kebutuhan normal.
  • 59. • Pemberian asupan makanan tinggi protein, yaitu 1-1,5 g/kg/BB/hari atau 15-20 % dari kebutuhan energi total. • Pemberian asupan makanan rendah lemak. Lemak diberikan dalam jumlah 20-25 % dari kebutuhan energi total • Pemberian asupan makanan rendah karbohidrat yaitu sekitar 55-65 % dari kebutuhan energy total.