SlideShare a Scribd company logo
FISIOLOGI SISTEM
PENGINDERAAN
Dosen
Armina, M.Kep., Ns.Sp.Kep.An
Tujuan Pembelajaran
Indera Penglihatan
Indera Pendengaran
Indera Penciuman
Indera Pengecapan
Defenisi
 Sistem penginderaan adalah
organ-organ akhir yang
dikhususkan untuk menerima
jenis rangsangan tertentu :
Penglihatan, pendengaran,
penghidu, pengecapan
Mata
 Mata adalah organ penglihatan yang
mendeteksi cahaya.
 Yang dilakukan mata yang paling
sederhana tak lain hanya mengetahui
apakah lingkungan sekitarnya adalah
terang atau gelap.
 Mata yang lebih kompleks dipergunakan
untuk memberikan pengertian visual.
Organ Mata
1. Organ luar ( Organ Okuli Asesoria ) :
Bulu mata ( Siliae )
Rongga mata ( Cavum orbita )
Alis mata ( Supersilium )
Kelopak mata ( Palpebra )
Kelenjar air mata ( Aparatus lakrimalis )
Otot mata ( musculus okuli )
konjungtiva
2. Organ Dalam /
Bola Mata :
 Kornea
 Sclera
 Iris dan Pupil
 Lensa
 Retina
 Koroid
 Saraf optik
Lapisan Mata
Lapisan Bola Mata
 Lapisan mata dari luar ke dalam adalah:
(1) tunika fibrosa : jaringan ikat fibrosa yang
tampak Putih, tdd sklera di bagian belakang
(ditembus N.Optikus).
(2) Lamina vaskulosa, yaitu koroidea (lapisan
berpigmen koroid tdp pleksus vena), Korpus
SIliaris (belakang tepi iris) & iris (diafragma
berpigmen tipis di dalam cairan mata/aquous
humor); dan
(3) tunika nervosa : retina.
Lapisan Mata
Organ Luar Mata
1. Rongga Mata (Orbita)
 Orbita berbentuk suatu rongga
berbentuk piramida yang
berkonvergensi ke arah belakang.
 Puncaknya adalah foramen optikum,
dan dasarnya menghadap ke depan luar
dan terbuka disebut aditus orbitae.
 Sedangkan dinding-dindingnya meliputi
dinding medial, dinding lateral, dinding
atas (atap orbita), dan dinding bawah
(dasar orbita).
 Orbita terletak di kanan dan kiri basis
nasal (pangkal hidung)
 Merupakan rongga mata yang
bentuknya seperti kerucut
Terdiri :
os frontalis,
os zigomatikum,
os spenoidal,
os etmoidalis,
os maxilaris,
os lakrimal
 Di dalam orbita, selain bola mata,
juga terdapat otot-otot ekstraokuler,
syaraf, pembuluh darah, jaringan
ikat, dan jaringan lemak, yang
kesemuanya ini berguna untuk
menyokong fungsi mata.
 Orbita merupakan pelindung bola
mata terhadap pengaruh dari dalam
dan belakang, sedangkan dari depan
bola mata dilindungi oleh palpebra.
2. Bulu Mata ( Siliae ) .
 Bulu mata, adalah bagian
dari kelopak mata yang berupa
helaian rambut-rambut.
 Rambut mata merupakan
rambut yang sangat lembut.
 Rambut-rambut ini berfungsi
untuk melindungi upaya debu,
keringat atau air yang
menetes dari dahi agar tidak
masuk ke mata.
3. Alis Mata
 Alis mata berupa bagian yang
menonjol sedikit di atas kedua
belah kelopak mata dan mempunyai
sedikit rambut halus.
 Alis mata berfungsi sebagai pelindung
mata yang peka dari tetesan keringat
yang jatuh dari bagian dahi air hujan,
atau sinar matahari yang berlebihan.
4. Kelopak Mata ( Palpebra )
 Kelopak mata adalah lipatan kulit yang
lunak yang menutupi dan melindungi mata.
 Terdiri dari kelopak mata atas & bawah
 Berfungsi pelindung mata apabila ada
gangguan pada mata (menutup & membuka
mata)
 Kelopak mata atas : terdiri dari muskulus
levator palpebra superior
 Bagian kelopak yang berlipat (tarsus)
→pada kedua tarsus terdapat kelenjar
tarsalia, sebasea & keringat
5. Kelenjar Air Mata ( Aparatus Lakrimalis )
 Kelenjar lakrimalis teletak pada sebelah
atas dan lateral dari bola mata.
 Kelenjar lakrimalis mensekresi cairan
lakrimalis.
 Air mata mengalir untuk membasahi dan
melembabkan kornea,
 kelebihan sekresi akan dialirkan ke
kantung lakrimalis yang terletak pada
sisi hidung dekat mata dan melalui
duktus nasolakrimalis untuk ke hidung.
Aparatus Lakrimatis
 Proses melalui duktus
ekskretorius
lakrimaris → sakus
konjungtiva →
melalui bagian depan
bola mata → sudut
tengah bola mata →
kanalis lakrimalis →
duktus nasolakrimaris
→ meatus nasalis
inferior
6. Selaput Bening Mata ( Conjungtiva )
 Ada 2 bagian :
 Konjungtiva palpebra
 Konjungtiva bulbar
 Konjungtiva adalah suatu membran
tipis yang melapisi kelopak mata (
konjungtiva palpebra), kecuali darah
pupil.
 Konjungtiva palpebra melipat kedalam
dan menyatu dengan konjungtiva
bulbar membentuk kantung yang
disebut sakus konjungtiva.
 Walaupun konjungtiva transparan,
bagian palpebra tampak merah muda
karena pantulan dari pembuluh –
pembuluh darah yang ada didalamnya,
pembuluh – pembuluh darah kecil
dapat dari konjungtiva bulbar diatas
sklera mata.
 Konjungtiva melindungi mata dan
mencegah mata dari kekeringan.
7. Otot-otot Mata ( Muskulus Okuli )
 Otot – otot mata terdiri dari dua
tipe; ekstrinsik dan intrinsik.
 Otot – otot ekstrinsik bersifat
volunter ( dibawah sadar ), diluar
bola mata yang mengontrol
pergerakan diluar mata.
 Otot – otot intrinsik bersifat
involunter ( tidak disadari ) berada
dalam badan ciliary yang
mengontrol ketebalan dan ketipisan
lensa, iris dan ukuran pupil.
 M. Levator palpebralis superior inferior
(mengangkat kelopak mata)
 M. Orbikularis okuli * lingkar mata
(menutup mata)
 M. Rektus okuli inferior * disekitar mata
(menutup mata)
 M. Rektus okuli medial * disekitar mata
(menggerakan mata dalam /bola mata)
 M. Obliques okuli inferior (menggerakan
bola mata ke bawah ke dalam)
 M. Obliques okuli superior (memutar mata
ke atas, ke bawah dan keluar)
Organ dalam Mata (Bola Mata)
1. Kornea
 Kornea adalah bagian depan
mata yang tembus pandang yang
menutupi iris dan pupil.
 Bila kornea disentuh
maka kelopak mata akan
menutup secara refleks.
 Kornea tidak memiliki pembuluh
darah
Bola Mata
2. Iris dan Pupil
 Posisi iris mata terlindung di
belakang kornea dan di depan lensa,
iris mata adalah lingkaran berwarna
yang terletak di sekeliling biji mata.
 Otot – otot bekerja adalah :
 M. ciliaris
 M. spinkter pupilae
 M. dilatator pupilae
 Iris adalah berwarna, membran
membentuk lingkaran ( bundar )
mengandung dilator involunter dan otot –
otot spingter yang mengatur ukuran pupil.
 Pupil adalah ruangan ditengah – tengah
iris.
 Ukuran pupil bervariasi dalam merespon
intensitas cahaya dan memfokuskan objek
(akomodasi) untuk memperjelas
penglihatan, pupil mengecil (miosis) jika
cahaya terang atau untuk penglihatan
dekat
Iris dan Pupil
 Pupil
Tempat masuknya cahaya ke bagian mata
Yang dikontrol saraf otonom
 Cahaya terang
Pupil mengecil apabila otot sirkuler
/konstriktor berkontraksi & membentuk
cincin yang lebih kecil)
Oleh saraf simpatis
 Cahaya gelap
Otot radialis memendek menyebabkan
ukuran pupil meningkat
 Oleh saraf parasimpatis
3. Sklera
 Sklera merupakan dinding bola mata yang
padat dan paling keras, terdiri atas jaringan
fibrosa, tidak jernih, dan tampak berwarna
putih.
 Tebal sklera rata-rata 1 mm, tetapi pada
insersi otot rektur menebal menjadi 3 mm.
 Sklera mempunyai 2 buah lubang utama, yaitu
:
Foramen skleralis anterior, tempat
melekatnya kornea, dan
Foramen skleralis posterior, atau kanalis
skleralis, merupakan pintu keluar nervus
optikus.
Gambar Sclera
 Permukaan luar
sklera diliputi
jaringan elastik
tipis, namanya
episklera,
mengandung
banyak pembuluh
darah yang
memberi nutrisi
bagi sklera.
 Sklera dipelihara
oleh syaraf siliaris.
4. Lensa Mata
 Lensa mata
merupakan suatu
kristal,
berbentuk
bikonfek (
cembung )
bening, terletak
dibelakang iris,
terbagi kedalam
ruang anterior
dan posterior.
Gambar Lensa mata
Lensa tersusun dari
sel – sel epitel
yang dibungkus
oleh membrab
elastis,
ketebalannya
dapat berubah –
ubah menjadi
lensa cembung bila
refraksi lebih besar
 Kapsul lensa adalah suatu membran
semipermeabel yang dapat dilewati air
dan elektrolit.
 Disebelah depan terdapat selapis epitel
subkapsular.
 Nukleus lensa lebih keras daripada
korteksnya.
 Sesuai dengan bertambahnya usia, serat-
serat lamelar subepitel terus diproduksi,
sehingga lensa lama-kelamaan menjadi
kurang elastik.
 Lensa terdiri dari enam puluh lima persen
air, 35% protein, dan sedikit sekali
mineral yang biasa ada di jaringan tubuh
lainnya. Tidak ada serat nyeri, pembuluh
darah atau pun saraf di lensa.
PEMFOKUSAN BERKAS CAHAYA
 Pembelokan suatu berkas cahaya (refraksi)
suatu ketika cahaya mengenai permukaan lengkung
dengan densitas lebih besar, arah refraksi
tergantung pada sudut kelengkungan
 Lensa konveks (cembung) menyebabkan
konvergensi / penyatuan berkas cahaya
 Lensa konkaf (cekung) menyebabkan divergensi
(penyebaran) berkas cahaya
FUNGSI REFRAKSI MATA
 cahaya jatuh di atas mata → bayangan letaknya difokuskan pada retina
→ menembus & diubah kornea
 lensa, badan aques & vitrous → membiaskan & memfokus- kan
bayangan pada retina bersatu menangkap sebuah titik bayangan yang
difokuskan
AKOMODASI
 Akomodasi adalah kemampuan menyesuaikan kekuatan lensa sehingga
baik sumber cahaya dekat maupun jauh dapat difokuskan di retina.
 Kontraksi otot siliaris, ligamentum suspensorium melemas & tegangan
pada lensa berkurang (lensa membulat & menguat).
5. Retina
Retina adalah selapis tipis sel yang
terletak pada bagian belakang bola
mata
Retina merupakan bagian mata yang
mengubah cahaya menjadi sinyal syaraf.
Retina memiliki sel fotoreseptor yang
menerima cahaya.
Sinyal yang dihasilkan kemudian
mengalami proses rumit yang dilakukan
oleh neuron retina yang lain, dan diubah
menjadi potensial aksi pada sel ganglion
retina.
Gambar Retina
Struktur retina manusia adalah 72%
seperti bola dengan diameter
sekitar 22 mm. Pada bagian tengah
retina terdapat cakram optik, yang
dikenal sebagai "titik buta" (blind
spot) karena tidak adanya
fotoreseptor di daerah itu
Retina tidak hanya mendeteksi
cahaya, melainkan juga memainkan
peran penting dalam persepsi
visual.
6. Koroidea
 Tunika vaskular mata terdiri dari koroid
di bagian belakang, badan siliaris serta
iris di bagian depan.
 Koroid berada di lima perenam bagian
posterior bola mata.
 Koroid merupakan membran tipis,
vaskular, warna coklat tua atau muda.
 Di bagian belakang ditembus oleh nervus
optikus.
 Lapisan ini lebih tebal di bagian belakang
daripada di bagian depan.
Gambar Koroid
 Fungsi koroid :
memberikan nutrisi
untuk retina serta
menyalurkan
pembuluh darah
dan saraf menuju
badan siliaris dan
iris.
Ruang Bola Mata
 Terdiri 2 rongga berisi cairan → dipisah- kan sebuah
lensa,memungkinkan cahaya lewat menembus mata dari kornea ke
retina
 Rongga anterior
 Antara kornea & lensa (aqueous humor)
 Mengandung zat gizi untuk kornea &
lensa
 Rongga posterior
 Antara lensa & retina (vitreous humor)
 Membentuk bola mata yang sferis
FUNGSI MATA
 Menerima rangsangan berkas
cahaya pada retina dengan
perantaraan serabut nervus
optikus
 Menghantarkan rangsangan ini
kepusat penglihatan pada otak
untuk ditafsirkan
FISIOLOGI INDERA PENGLIHATAN
Bola mata tdd: 3 lapisan yakni,
1. Lapisan terluar  sklera, keruh yg semakin ke depan
se-makin tembus pandang  kornea
2. Lapisan kedua  khoroid, hitam (gelap), ke depan
akan membentuk otot ciliari & iris (berfungsi untuk
menga-tur cahaya  bila cahaya terlalu besar maka
iris saling mendekati, pupil mengecil sedangkan jika
cahaya redup iris saling menjauhi, pupil membesar
3. Lapisan terdalam  retina, mempunyai pembuluh
darah arteri & vena retinalis sehingga bola mata
teraliri drh
FISIOLOGI INDERA PENGLIHATAN
 Selain ke 3 lapisan terdahulu, terdapat pula lensa
kris-talina, aquous humor, vitrous humor (aquous
vitrous yg lbh kental)
 Media penglihatan  kornea, aquous humor, lensa
kris-talina, vitrous humor (aquous vitrous)
 Kerusakan atau gangguan dari salah satu di atas, kita
tidak dapat melihat
 Terdapat pula bintik kuning (fovea nasalis = makula
lu-tea = fovea sentralis = fovea medialis)  tempat
peneri-ma benda yg dilihat oleh mata karena di
tempat ini tdpt sel kerucut (dlm fovea) & sel batang
(tersebar di retina) sebagai organ yg peka terhadap
cahaya
FISIOLOGI INDERA PENGLIHATAN
 Selain bintik kuning terdapat bintik buta (blind spot),
karena daerah ini tdk peka terhadap cahaya krn tdk
ada sel batang & sel kerucut
 Sel batang untuk melihat cahaya redup (remang-
remang), sedangkan sel kerucut untuk siang hari &
warna
 Pd retina  mekanis pengaturan penglihatan senja &
malam hari serta mekanisme yg mengatur
penglihatan siang hari & warna
 Sel batang & sel kerucut dipersyarafi oleh syaraf
optik secara bipolar  merupakan syaraf penglihatan
serta syaraf kranial yang ke II (N. Optikus)
FISIOLOGI INDERA PENGLIHATAN
 Selain syaraf optik (II), ada syaraf
kranial lain yang membantu dlm
pengoperasian & gerakan bola mata,
yaitu syaraf okulumotor (III), troklearis
(IV), abdusens (VI) & trigeminal (V) 
selain mempersyarafi daerah mata
sampai ke kepala juga mempersyarafi
daerah rahang atas & rahang bawah
FISIOLOGI INDERA PENGLIHATAN
 Cahaya masuk ke mata dan di
belokkan (refraksi) ketika melalui
kornea dan struktur-struktur lain dari
mata (kornea, humor aqueous, lensa,
humor vitreous) yang mempunyai
kepadatan berbeda-beda untuk
difokuskan di retina, hal ini disebut
refraksi.
 Mata mengatur (akomodasi)
sedemikian rupa ketika melihat objek
yang jaraknya bervariasi dengan
menipiskan dan menebalkan lensa.
FISIOLOGI INDERA PENGLIHATAN
 Penglihatan dekat memerlukan kontraksi dari
badan ciliaris, yang bisa memendekkan jarak
antara kedua sisi badan ciliaris yang diikuti
dengan relaksasi ligamen pada lensa. Lensa
menjadi lebih cembung agar cahaya dapat
terfokuskan pada retina.
 Akomodasi juga dibantu dengan perubahan
ukuran pupil.
 Penglihatan dekat, iris akan mengecilkan pupil
agar cahaya lebih kuat melelui lensa yang tebal.
FISIOLOGI INDERA PENGLIHATAN
1. Untuk dpt melihat benda, stimulus berupa cahaya
harus jatuh di reseptor (penerima) yg selanjutnya di
teruskan ke pusat penglihatan (fovea sentralis) &
diperlukan ketajaman (visus) penglihatan
2. Visus sangat dipengaruhi sifat fisis mata (aberasi mata
= kegagalan sinar utk berkonvergensi/bertemu di titik
identik), besarnya pupil, komposisi cahaya, mekanisme
akomodasi, elastisitas otot, faktor stimulus (warna yg
kontras, besar kecilnya stimulus, durasi, intensitas
cahaya, serta faktor retina (semakin kecil & rapat sel
kerucut).
FISIOLOGI INDERA PENGLIHATAN
 RUMUS VISUS: dengan menggunakan OPTOTYPE SNELLEN
d d = jarak antara alat dgn subyek yang diperiksa
V = ------- V = visus (ketajaman penglihatan)
D D = jarak skala huruf yang masih dapat dibaca oleh
Mata normal
 Penglihatan normal = emetropi
 Bila benda yg dilihat jatuh di depan fovea sentralis  disebut
rabun jauh (myopi) dan dpt diatasi dgn lensa cekung (negatif), bila
benda yg dilihat jatuh di belakang fovea sentralis  disebut rabun
dekat (hypermetropi), dpt diatasi dgn lensa cembung (positif) /
lensa bikonveks.
INDERA PENDENGARAN
ANATOMI TELINGA
ANATOMI TELINGA
• Telinga luar (auris eksterna) : daun telinga
(aurikula), liang telinga (Meatus akustikus
eksterna)
• Telinga tengah (kavum timpani) : membran
timpani, maleus, incus, stapes, tuba
eustachius, prosesus mastoideus
• Telinga dalam ( labirin ) : kanalis
semisirkularis, utrikulus, sakulus, koklea
TELINGA DALAM
Gambar labirin :
FISIOLOGIS
TELINGA LUAR
• Gelombang bunyi ditangkap oleh daun
telinga dan ditransmisikan ke dalam
meatus auditorius eksternus lalu ke
membran timpani (telinga tengah)
MEMBRANA TYMPANI
• Gelombang bunyi  vibrasi membrane
timpani
• Sifat membrane elastic  mudah bergetar
bila tekanan pada kedua sisinya bersifat
atmosferik
• Ujung faring tuba eustachius terbuka saat
menelan, bersin, dan menguap  (bila tuba
paten) telinga tengah terus terisi dengan
•Membrana timpani tidak akan bergetar
dengan baik bila tuba tersumbat dan
tekanan kedua sisi tidak sama.
•Amplitude getaran membrane
proporsional dengan intensitas bunyi
•Membran sangat teredam, yaitu
berhenti bergetar segera setelah bunyi
berhenti.
OSIKULA
• Getaran membrane timpani ditangkap
ke bagian osikula yaitu oleh malleus,
yang melekat pada permukaan
dalamnya dan ditransmisikan melalui
incus ke stapes.
• Bagian kaki stapes menstransmisikan
vibrasi melalui fenestrum ovale (jendela
stapes oval) yang melekat pada stapes.
• membrane timpani 15 – 20 kali lebih besar
dari pada fenestrum ovalem  gaya vibrasi
pada fenestrum lebih besar dari pada gaya
pada membrane timpani
• Muskulus stapedius dan tensor timpani
berkontraksi secara reflektorik sebagai
respons terhadap bunyi yang keras 
berkontraksi menarik osikel  membuat
system osikular lebih kaku  melindungi
telinga dalam.
KOKLEA
• Vibrasi fenestrum ovale menyebabkan
gelombang tekanan dalam perilimf telinga
dalam
• Gelombang berjalan ke atas pada perilimf
dalam skala vestibule dan ke bawah pada
perilimf di dalam skala timpani
•Ketika gelombang mencapai
fenestrum rotundum pada bagian
dasar, membrane menutup
fenestrum tersebut menyebabkan
pembonjolan kecil di dalam telinga
tengah.
ORGAN CORTI
•Gerakan membrane basalis,
dihasilkan oleh gelombang yang
berjalan naik turun didalam koklea,
 menggerakkan sel-sel rambut
mentransmisikan impuls ke saraf
nervus kokhlearis disekitar dasar
sel rambut
• gelombang yang dihasilkan oleh bunyi
berfrekuensi tinggi hanya berjalan
sedikit di dalam koklea sebelum
teredam, dan bunyi berfrekuensi rendah
berjalan sampai ke apeks koklea.
• Pembedaan oleh telinga antara suara
dengan berfrekuensi yang berbeda
agaknya diakibatkan oleh pola getaran
yang berbeda yang dihasilkan
membrane basalis oleh berfrekuensi
yang berbeda.
• Nada / frekwensi tinggi resonansinya terjadi
di dekat basis koklea dan nada / frekwensi
rendah merangsang apeks koklea.
•
FISIOLOGI PENDENGARAN
• Bunyi ditangkap daun telinga  membran
timpani  tulang pendengaran  fenestra
ovale  menggerakkan perilimfe pada skala
vestibuli  melalui membran reissner
mendorong endolimfe menimbulkan gerak
relatif membran basilaris dan membran
tektoria  defleksi stereosilia sel rambut 
kanal ion terbuka  terjadi pertukaran ion
 depolarisasi sel rambut  pelepasan
neurotransmiter  potensial aksi saraf
auditorius  nukleus auditorius  korteks
pendengaran di lobus temporalis
KESEIMBANGAN
•Kanalis semisirkularis, sakulus
dan utrikulus
•Kanalis semisirkularis berperan
pada gerakan kepala berputar 
gerakan endolimfe dalam kanalis
semisirkularis yang merangsang
sel-sel rambut
• Otolit sakulus dan utrikulus; bergerak oleh
perubahan posisi kepala
• Rangsangan ditransmisikan sepanjang serat
saraf nervus kranialis kedelapan (auditorius)
pars vestibularis ke otak tengah , medulla
oblongata, serebelum , dan medulla spinalis.
• Rangsangan ini memulai perubahan refleks
pada otot-otot leher , mata, badan, dan
ekstremitas untuk mempertahankan
keseimbangan dan postur dan mata dapat
difiksasi pada objek yang bergerak.
FISIOLOGI Keseimbangan
• Informasi keseimbangan tubuh akan
ditangkap oleh reseptor vestibuler,
visual dan propioseptik.
• Dari ketiga jenis reseptor tersebut,
reseptor vestibuler yang punya
kontribusi paling besar (> 50% )
disusul kemudian reseptor visual dan
yang paling kecil konstibusinya
adalah propioseptik.
•bila ada gerakan atau perubahan
dari kepala atau tubuh 
perpindahan cairan endolimfe di
labirin  hair cells menekuk
•Tekukan hair sel  menyebabkan
permeabilitas membran sel
berubah sehingga ion Kalsium
menerobos masuk kedalam sel
(influx)
•Influx  menyebabkan
depolarisasi dan juga
merangsang pelepasan
eksitator (glutamat)  saraf
aferen (vestibularis)  pusat-
pusat keseimbangan di otak .
• Pusat Integrasi alat keseimbangan tubuh
pertama di inti vestibularis (menerima
impuls aferen dari propioseptik, visual
dan vestibuler)
• Serebellum merupakan pusat integrasi
kedua juga pusat komparasi informasi
yang sedang berlangsung dengan
informasi gerakan yang sudah lewat
• informasi tentang gerakan juga
tersimpan di pusat memori prefrontal
korteks serebri
Gambar jaras vestibular
INDERA PENCIUMAN
STRUKTUR RONGGA HIDUNG
(KAVUM NASAL)
• KONKA NASALIS
- KONKA NASALIS SUPERIOR
- KONKA NASALIS MEDIA
- KONKA NASALIS INFERIOR
• SINUS PARANASAL
- SINUS MAKSILARIS
- SINUS SFENOIDALIS
- SINUS FRONTALIS
Fisiologi Penciuman
PROSES PENCIUMAN :
BAU →RONGGA HIDUNG →SARAF / NERVUS OLFAKTORIUS
→ LOBUS TEMPORAL (PERASAAN DITAFSIRKAN).
RANGSANG PENCIUMAN DIRANGSANG OLEH GAS YANG
DIHISAP
Substansi yang tercium  kontak dg permukaan olfaktori
menyebar difusi sepanjang mukosa yang menutupi silia
(membran siliaris) di kavum nasalis dan mengaktifkan sel
reseptor olfaktorius (bau khusus, bau yang kuat atau iritatif
cth bau mentol, bau klor, dsb)merangsang N. Trigeminus
(nyeri) iritasi hidunglakrimasi (cucuran air mata).
INDERA PENGECAPAN
LIDAH
 Lidah Terdiri 2 Kelompok
- Otot Intrinsik Melakukan Gerakan Halus
- Otot Ekstrinsik Melaksanakan Gerakan Kasar
Pada Waktu Mengunyah & Menelan
 Bagian Lidah
- Radik Lingua (Pangkal Lidah)
- Dorsum Lingua (Punggung Lidah)
- Apeks Lingua (Ujung Lidah)
 Fungsi Alat Pengecap
Merasakan Arti Makanan, Sebagai Alat Reflek
Saliva
 Susunan Saliva (Kelenjar Ludah)
Air, Glikoprotein, Enzim Pencernaan
(Ptialin), Garam Alkali, dll
 Fungsi Saliva
- Mekanis
- Kimiawi (Enzim Ptialin- Hidrat Arang →
Maltose, Enzim Maltose → Glukosa)
- Membasahi Lidah
- Melarutkan Makanan
- Mencegah Karies Gigi (Mengubah Suasana
Asam
Rangsangan reseptor
 Sel reseptor berespon thd senyawa yg
larut di dalam cairan di mulut 
menyebar ke mikrovili lidah neuron
sensorik : 1/3 anterior lidah (N.Fasialis)
 1/3 posterior lidah mencapai batang
otak (N. Glosofaringeus & N. Vagus) 
terjemahan rasa manis, asam. asin atau
pahit.
SEKIAN

More Related Content

Similar to 409524135-PPT-Anatomi-Fisiologi-Sistem-Penginderaan.pptx

Mata
MataMata
Mata
MataMata
Bagian Bagian Mata
Bagian Bagian MataBagian Bagian Mata
Bagian Bagian Mata
fkhansabyl_
 
Sistem koordinasi (indra mata dan telinga)
Sistem koordinasi (indra mata dan telinga)Sistem koordinasi (indra mata dan telinga)
Sistem koordinasi (indra mata dan telinga)
Ferdiana Agustin
 
Anatomi Fisiologi Sistem penginderaan
Anatomi Fisiologi Sistem penginderaanAnatomi Fisiologi Sistem penginderaan
Anatomi Fisiologi Sistem penginderaan
M. Nurcholis | SMA N 1 KALIORANG
 
Kelompok 4
Kelompok 4Kelompok 4
Kelompok 4
tiaraulia20
 
ppt. Sistem penginderaan
ppt. Sistem penginderaanppt. Sistem penginderaan
ppt. Sistem penginderaan
M. Nurcholis | SMA N 1 KALIORANG
 
Makalah pengobatan mata
Makalah pengobatan mataMakalah pengobatan mata
Makalah pengobatan mata
Septian Muna Barakati
 
Alat indra
Alat indraAlat indra
Alat indra
Ria Risnasari
 
4.2 struktur & fungsi mata
4.2 struktur & fungsi mata4.2 struktur & fungsi mata
4.2 struktur & fungsi mataMohd Arif
 
ANFIS_Mata_pptx.pptx
ANFIS_Mata_pptx.pptxANFIS_Mata_pptx.pptx
ANFIS_Mata_pptx.pptx
AhmadRosuli
 
Panca Indra
Panca IndraPanca Indra
Panca Indra
Mei Diana Pratiwi
 
Makalah alat optik | MATA
Makalah alat optik | MATAMakalah alat optik | MATA
Makalah alat optik | MATAAi Roudatul
 
Makalah pengobatan mata
Makalah pengobatan mataMakalah pengobatan mata
Makalah pengobatan mata
Warnet Raha
 
Anfis penginderaan
Anfis penginderaanAnfis penginderaan
Anfis penginderaan
ucihaerizt
 
Tugas biologi ( alat indera)
Tugas biologi ( alat indera)Tugas biologi ( alat indera)
Tugas biologi ( alat indera)HimalaAP
 
Sistem Pancaindera
Sistem Pancaindera Sistem Pancaindera
Sistem Pancaindera
pjj_kemenkes
 

Similar to 409524135-PPT-Anatomi-Fisiologi-Sistem-Penginderaan.pptx (20)

Mata
MataMata
Mata
 
Mata
MataMata
Mata
 
Bagian Bagian Mata
Bagian Bagian MataBagian Bagian Mata
Bagian Bagian Mata
 
Sistem koordinasi (indra mata dan telinga)
Sistem koordinasi (indra mata dan telinga)Sistem koordinasi (indra mata dan telinga)
Sistem koordinasi (indra mata dan telinga)
 
Anatomi Fisiologi Sistem penginderaan
Anatomi Fisiologi Sistem penginderaanAnatomi Fisiologi Sistem penginderaan
Anatomi Fisiologi Sistem penginderaan
 
Kelompok 4
Kelompok 4Kelompok 4
Kelompok 4
 
ppt. Sistem penginderaan
ppt. Sistem penginderaanppt. Sistem penginderaan
ppt. Sistem penginderaan
 
Makalah pengobatan mata
Makalah pengobatan mataMakalah pengobatan mata
Makalah pengobatan mata
 
Alat indra
Alat indraAlat indra
Alat indra
 
Anatomi fisiologi mata
Anatomi fisiologi mataAnatomi fisiologi mata
Anatomi fisiologi mata
 
4.2 struktur & fungsi mata
4.2 struktur & fungsi mata4.2 struktur & fungsi mata
4.2 struktur & fungsi mata
 
ANFIS_Mata_pptx.pptx
ANFIS_Mata_pptx.pptxANFIS_Mata_pptx.pptx
ANFIS_Mata_pptx.pptx
 
Panca Indra
Panca IndraPanca Indra
Panca Indra
 
Makalah alat optik | MATA
Makalah alat optik | MATAMakalah alat optik | MATA
Makalah alat optik | MATA
 
Makalah pengobatan mata
Makalah pengobatan mataMakalah pengobatan mata
Makalah pengobatan mata
 
Anfis penginderaan
Anfis penginderaanAnfis penginderaan
Anfis penginderaan
 
Tugas biologi ( alat indera)
Tugas biologi ( alat indera)Tugas biologi ( alat indera)
Tugas biologi ( alat indera)
 
Indra Pada Manusia
Indra Pada ManusiaIndra Pada Manusia
Indra Pada Manusia
 
Sistem indera
Sistem inderaSistem indera
Sistem indera
 
Sistem Pancaindera
Sistem Pancaindera Sistem Pancaindera
Sistem Pancaindera
 

Recently uploaded

Penumbuhan POSLUHDES ( pos penyuluhan desa)
Penumbuhan POSLUHDES ( pos penyuluhan desa)Penumbuhan POSLUHDES ( pos penyuluhan desa)
Penumbuhan POSLUHDES ( pos penyuluhan desa)
SobriCubi
 
TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN (Tugas uas Kepemimpinan)
TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN (Tugas uas Kepemimpinan)TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN (Tugas uas Kepemimpinan)
TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN (Tugas uas Kepemimpinan)
NurHalifah34
 
THE TRADISIONAL MODEL OF PUBLIC ADMINISTRATION model tradisional administras...
THE TRADISIONAL MODEL OF PUBLIC  ADMINISTRATION model tradisional administras...THE TRADISIONAL MODEL OF PUBLIC  ADMINISTRATION model tradisional administras...
THE TRADISIONAL MODEL OF PUBLIC ADMINISTRATION model tradisional administras...
Universitas Sriwijaya
 
Permasalahan dan Kebijakan Konvergensi Penurunan Stunting di Desa.pptx
Permasalahan dan Kebijakan Konvergensi Penurunan Stunting di Desa.pptxPermasalahan dan Kebijakan Konvergensi Penurunan Stunting di Desa.pptx
Permasalahan dan Kebijakan Konvergensi Penurunan Stunting di Desa.pptx
Zainul Akmal
 
MATERI 1 Peraturan Lelang.pptx dalam bernegara
MATERI 1 Peraturan Lelang.pptx dalam bernegaraMATERI 1 Peraturan Lelang.pptx dalam bernegara
MATERI 1 Peraturan Lelang.pptx dalam bernegara
vannia34
 
KOSP SD MODEL 1 - datadikdasmen.com.docx
KOSP SD MODEL 1 - datadikdasmen.com.docxKOSP SD MODEL 1 - datadikdasmen.com.docx
KOSP SD MODEL 1 - datadikdasmen.com.docx
sdpurbatua03
 
TRANSFORMASI PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA DI INDONESIA
TRANSFORMASI PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA DI INDONESIATRANSFORMASI PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA DI INDONESIA
TRANSFORMASI PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA DI INDONESIA
Universitas Sriwijaya
 
1.4.a.8. Koneksi Antar Materi Budaya Positif
1.4.a.8. Koneksi Antar Materi Budaya Positif1.4.a.8. Koneksi Antar Materi Budaya Positif
1.4.a.8. Koneksi Antar Materi Budaya Positif
emalestari711
 
Etikolegal Pelayanan kebidanan ibu hamil
Etikolegal Pelayanan kebidanan ibu hamilEtikolegal Pelayanan kebidanan ibu hamil
Etikolegal Pelayanan kebidanan ibu hamil
NurWana20
 
PPT (EKOSISTEM) - Refandi Alim - Bahan Ajar Magang.pptx
PPT (EKOSISTEM) - Refandi Alim - Bahan Ajar Magang.pptxPPT (EKOSISTEM) - Refandi Alim - Bahan Ajar Magang.pptx
PPT (EKOSISTEM) - Refandi Alim - Bahan Ajar Magang.pptx
refandialim
 
PPT ASAS PERATURAN PERundang UNDANGAN.pptx
PPT ASAS PERATURAN PERundang UNDANGAN.pptxPPT ASAS PERATURAN PERundang UNDANGAN.pptx
PPT ASAS PERATURAN PERundang UNDANGAN.pptx
LuhAriyani1
 
Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...
Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...
Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...
Universitas Sriwijaya
 
Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024
Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024
Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024
Universitas Sriwijaya
 

Recently uploaded (13)

Penumbuhan POSLUHDES ( pos penyuluhan desa)
Penumbuhan POSLUHDES ( pos penyuluhan desa)Penumbuhan POSLUHDES ( pos penyuluhan desa)
Penumbuhan POSLUHDES ( pos penyuluhan desa)
 
TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN (Tugas uas Kepemimpinan)
TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN (Tugas uas Kepemimpinan)TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN (Tugas uas Kepemimpinan)
TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN (Tugas uas Kepemimpinan)
 
THE TRADISIONAL MODEL OF PUBLIC ADMINISTRATION model tradisional administras...
THE TRADISIONAL MODEL OF PUBLIC  ADMINISTRATION model tradisional administras...THE TRADISIONAL MODEL OF PUBLIC  ADMINISTRATION model tradisional administras...
THE TRADISIONAL MODEL OF PUBLIC ADMINISTRATION model tradisional administras...
 
Permasalahan dan Kebijakan Konvergensi Penurunan Stunting di Desa.pptx
Permasalahan dan Kebijakan Konvergensi Penurunan Stunting di Desa.pptxPermasalahan dan Kebijakan Konvergensi Penurunan Stunting di Desa.pptx
Permasalahan dan Kebijakan Konvergensi Penurunan Stunting di Desa.pptx
 
MATERI 1 Peraturan Lelang.pptx dalam bernegara
MATERI 1 Peraturan Lelang.pptx dalam bernegaraMATERI 1 Peraturan Lelang.pptx dalam bernegara
MATERI 1 Peraturan Lelang.pptx dalam bernegara
 
KOSP SD MODEL 1 - datadikdasmen.com.docx
KOSP SD MODEL 1 - datadikdasmen.com.docxKOSP SD MODEL 1 - datadikdasmen.com.docx
KOSP SD MODEL 1 - datadikdasmen.com.docx
 
TRANSFORMASI PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA DI INDONESIA
TRANSFORMASI PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA DI INDONESIATRANSFORMASI PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA DI INDONESIA
TRANSFORMASI PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA DI INDONESIA
 
1.4.a.8. Koneksi Antar Materi Budaya Positif
1.4.a.8. Koneksi Antar Materi Budaya Positif1.4.a.8. Koneksi Antar Materi Budaya Positif
1.4.a.8. Koneksi Antar Materi Budaya Positif
 
Etikolegal Pelayanan kebidanan ibu hamil
Etikolegal Pelayanan kebidanan ibu hamilEtikolegal Pelayanan kebidanan ibu hamil
Etikolegal Pelayanan kebidanan ibu hamil
 
PPT (EKOSISTEM) - Refandi Alim - Bahan Ajar Magang.pptx
PPT (EKOSISTEM) - Refandi Alim - Bahan Ajar Magang.pptxPPT (EKOSISTEM) - Refandi Alim - Bahan Ajar Magang.pptx
PPT (EKOSISTEM) - Refandi Alim - Bahan Ajar Magang.pptx
 
PPT ASAS PERATURAN PERundang UNDANGAN.pptx
PPT ASAS PERATURAN PERundang UNDANGAN.pptxPPT ASAS PERATURAN PERundang UNDANGAN.pptx
PPT ASAS PERATURAN PERundang UNDANGAN.pptx
 
Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...
Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...
Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...
 
Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024
Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024
Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024
 

409524135-PPT-Anatomi-Fisiologi-Sistem-Penginderaan.pptx

  • 2. Tujuan Pembelajaran Indera Penglihatan Indera Pendengaran Indera Penciuman Indera Pengecapan
  • 3. Defenisi  Sistem penginderaan adalah organ-organ akhir yang dikhususkan untuk menerima jenis rangsangan tertentu : Penglihatan, pendengaran, penghidu, pengecapan
  • 4. Mata  Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya.  Yang dilakukan mata yang paling sederhana tak lain hanya mengetahui apakah lingkungan sekitarnya adalah terang atau gelap.  Mata yang lebih kompleks dipergunakan untuk memberikan pengertian visual.
  • 5. Organ Mata 1. Organ luar ( Organ Okuli Asesoria ) : Bulu mata ( Siliae ) Rongga mata ( Cavum orbita ) Alis mata ( Supersilium ) Kelopak mata ( Palpebra ) Kelenjar air mata ( Aparatus lakrimalis ) Otot mata ( musculus okuli ) konjungtiva
  • 6. 2. Organ Dalam / Bola Mata :  Kornea  Sclera  Iris dan Pupil  Lensa  Retina  Koroid  Saraf optik
  • 7. Lapisan Mata Lapisan Bola Mata  Lapisan mata dari luar ke dalam adalah: (1) tunika fibrosa : jaringan ikat fibrosa yang tampak Putih, tdd sklera di bagian belakang (ditembus N.Optikus). (2) Lamina vaskulosa, yaitu koroidea (lapisan berpigmen koroid tdp pleksus vena), Korpus SIliaris (belakang tepi iris) & iris (diafragma berpigmen tipis di dalam cairan mata/aquous humor); dan (3) tunika nervosa : retina.
  • 9. Organ Luar Mata 1. Rongga Mata (Orbita)  Orbita berbentuk suatu rongga berbentuk piramida yang berkonvergensi ke arah belakang.  Puncaknya adalah foramen optikum, dan dasarnya menghadap ke depan luar dan terbuka disebut aditus orbitae.  Sedangkan dinding-dindingnya meliputi dinding medial, dinding lateral, dinding atas (atap orbita), dan dinding bawah (dasar orbita).  Orbita terletak di kanan dan kiri basis nasal (pangkal hidung)
  • 10.  Merupakan rongga mata yang bentuknya seperti kerucut Terdiri : os frontalis, os zigomatikum, os spenoidal, os etmoidalis, os maxilaris, os lakrimal
  • 11.
  • 12.
  • 13.  Di dalam orbita, selain bola mata, juga terdapat otot-otot ekstraokuler, syaraf, pembuluh darah, jaringan ikat, dan jaringan lemak, yang kesemuanya ini berguna untuk menyokong fungsi mata.  Orbita merupakan pelindung bola mata terhadap pengaruh dari dalam dan belakang, sedangkan dari depan bola mata dilindungi oleh palpebra.
  • 14. 2. Bulu Mata ( Siliae ) .  Bulu mata, adalah bagian dari kelopak mata yang berupa helaian rambut-rambut.  Rambut mata merupakan rambut yang sangat lembut.  Rambut-rambut ini berfungsi untuk melindungi upaya debu, keringat atau air yang menetes dari dahi agar tidak masuk ke mata.
  • 15. 3. Alis Mata  Alis mata berupa bagian yang menonjol sedikit di atas kedua belah kelopak mata dan mempunyai sedikit rambut halus.  Alis mata berfungsi sebagai pelindung mata yang peka dari tetesan keringat yang jatuh dari bagian dahi air hujan, atau sinar matahari yang berlebihan.
  • 16. 4. Kelopak Mata ( Palpebra )  Kelopak mata adalah lipatan kulit yang lunak yang menutupi dan melindungi mata.  Terdiri dari kelopak mata atas & bawah  Berfungsi pelindung mata apabila ada gangguan pada mata (menutup & membuka mata)  Kelopak mata atas : terdiri dari muskulus levator palpebra superior  Bagian kelopak yang berlipat (tarsus) →pada kedua tarsus terdapat kelenjar tarsalia, sebasea & keringat
  • 17.
  • 18. 5. Kelenjar Air Mata ( Aparatus Lakrimalis )  Kelenjar lakrimalis teletak pada sebelah atas dan lateral dari bola mata.  Kelenjar lakrimalis mensekresi cairan lakrimalis.  Air mata mengalir untuk membasahi dan melembabkan kornea,  kelebihan sekresi akan dialirkan ke kantung lakrimalis yang terletak pada sisi hidung dekat mata dan melalui duktus nasolakrimalis untuk ke hidung.
  • 20.  Proses melalui duktus ekskretorius lakrimaris → sakus konjungtiva → melalui bagian depan bola mata → sudut tengah bola mata → kanalis lakrimalis → duktus nasolakrimaris → meatus nasalis inferior
  • 21. 6. Selaput Bening Mata ( Conjungtiva )  Ada 2 bagian :  Konjungtiva palpebra  Konjungtiva bulbar  Konjungtiva adalah suatu membran tipis yang melapisi kelopak mata ( konjungtiva palpebra), kecuali darah pupil.  Konjungtiva palpebra melipat kedalam dan menyatu dengan konjungtiva bulbar membentuk kantung yang disebut sakus konjungtiva.
  • 22.
  • 23.
  • 24.  Walaupun konjungtiva transparan, bagian palpebra tampak merah muda karena pantulan dari pembuluh – pembuluh darah yang ada didalamnya, pembuluh – pembuluh darah kecil dapat dari konjungtiva bulbar diatas sklera mata.  Konjungtiva melindungi mata dan mencegah mata dari kekeringan.
  • 25. 7. Otot-otot Mata ( Muskulus Okuli )  Otot – otot mata terdiri dari dua tipe; ekstrinsik dan intrinsik.  Otot – otot ekstrinsik bersifat volunter ( dibawah sadar ), diluar bola mata yang mengontrol pergerakan diluar mata.  Otot – otot intrinsik bersifat involunter ( tidak disadari ) berada dalam badan ciliary yang mengontrol ketebalan dan ketipisan lensa, iris dan ukuran pupil.
  • 26.  M. Levator palpebralis superior inferior (mengangkat kelopak mata)  M. Orbikularis okuli * lingkar mata (menutup mata)  M. Rektus okuli inferior * disekitar mata (menutup mata)  M. Rektus okuli medial * disekitar mata (menggerakan mata dalam /bola mata)  M. Obliques okuli inferior (menggerakan bola mata ke bawah ke dalam)  M. Obliques okuli superior (memutar mata ke atas, ke bawah dan keluar)
  • 27.
  • 28.
  • 29.
  • 30.
  • 31. Organ dalam Mata (Bola Mata) 1. Kornea  Kornea adalah bagian depan mata yang tembus pandang yang menutupi iris dan pupil.  Bila kornea disentuh maka kelopak mata akan menutup secara refleks.  Kornea tidak memiliki pembuluh darah
  • 33. 2. Iris dan Pupil  Posisi iris mata terlindung di belakang kornea dan di depan lensa, iris mata adalah lingkaran berwarna yang terletak di sekeliling biji mata.  Otot – otot bekerja adalah :  M. ciliaris  M. spinkter pupilae  M. dilatator pupilae
  • 34.  Iris adalah berwarna, membran membentuk lingkaran ( bundar ) mengandung dilator involunter dan otot – otot spingter yang mengatur ukuran pupil.  Pupil adalah ruangan ditengah – tengah iris.  Ukuran pupil bervariasi dalam merespon intensitas cahaya dan memfokuskan objek (akomodasi) untuk memperjelas penglihatan, pupil mengecil (miosis) jika cahaya terang atau untuk penglihatan dekat
  • 36.  Pupil Tempat masuknya cahaya ke bagian mata Yang dikontrol saraf otonom  Cahaya terang Pupil mengecil apabila otot sirkuler /konstriktor berkontraksi & membentuk cincin yang lebih kecil) Oleh saraf simpatis  Cahaya gelap Otot radialis memendek menyebabkan ukuran pupil meningkat  Oleh saraf parasimpatis
  • 37. 3. Sklera  Sklera merupakan dinding bola mata yang padat dan paling keras, terdiri atas jaringan fibrosa, tidak jernih, dan tampak berwarna putih.  Tebal sklera rata-rata 1 mm, tetapi pada insersi otot rektur menebal menjadi 3 mm.  Sklera mempunyai 2 buah lubang utama, yaitu : Foramen skleralis anterior, tempat melekatnya kornea, dan Foramen skleralis posterior, atau kanalis skleralis, merupakan pintu keluar nervus optikus.
  • 39.  Permukaan luar sklera diliputi jaringan elastik tipis, namanya episklera, mengandung banyak pembuluh darah yang memberi nutrisi bagi sklera.  Sklera dipelihara oleh syaraf siliaris.
  • 40. 4. Lensa Mata  Lensa mata merupakan suatu kristal, berbentuk bikonfek ( cembung ) bening, terletak dibelakang iris, terbagi kedalam ruang anterior dan posterior.
  • 41. Gambar Lensa mata Lensa tersusun dari sel – sel epitel yang dibungkus oleh membrab elastis, ketebalannya dapat berubah – ubah menjadi lensa cembung bila refraksi lebih besar
  • 42.  Kapsul lensa adalah suatu membran semipermeabel yang dapat dilewati air dan elektrolit.  Disebelah depan terdapat selapis epitel subkapsular.  Nukleus lensa lebih keras daripada korteksnya.  Sesuai dengan bertambahnya usia, serat- serat lamelar subepitel terus diproduksi, sehingga lensa lama-kelamaan menjadi kurang elastik.  Lensa terdiri dari enam puluh lima persen air, 35% protein, dan sedikit sekali mineral yang biasa ada di jaringan tubuh lainnya. Tidak ada serat nyeri, pembuluh darah atau pun saraf di lensa.
  • 43. PEMFOKUSAN BERKAS CAHAYA  Pembelokan suatu berkas cahaya (refraksi) suatu ketika cahaya mengenai permukaan lengkung dengan densitas lebih besar, arah refraksi tergantung pada sudut kelengkungan  Lensa konveks (cembung) menyebabkan konvergensi / penyatuan berkas cahaya  Lensa konkaf (cekung) menyebabkan divergensi (penyebaran) berkas cahaya
  • 44. FUNGSI REFRAKSI MATA  cahaya jatuh di atas mata → bayangan letaknya difokuskan pada retina → menembus & diubah kornea  lensa, badan aques & vitrous → membiaskan & memfokus- kan bayangan pada retina bersatu menangkap sebuah titik bayangan yang difokuskan
  • 45. AKOMODASI  Akomodasi adalah kemampuan menyesuaikan kekuatan lensa sehingga baik sumber cahaya dekat maupun jauh dapat difokuskan di retina.  Kontraksi otot siliaris, ligamentum suspensorium melemas & tegangan pada lensa berkurang (lensa membulat & menguat).
  • 46.
  • 47.
  • 48. 5. Retina Retina adalah selapis tipis sel yang terletak pada bagian belakang bola mata Retina merupakan bagian mata yang mengubah cahaya menjadi sinyal syaraf. Retina memiliki sel fotoreseptor yang menerima cahaya. Sinyal yang dihasilkan kemudian mengalami proses rumit yang dilakukan oleh neuron retina yang lain, dan diubah menjadi potensial aksi pada sel ganglion retina.
  • 50. Struktur retina manusia adalah 72% seperti bola dengan diameter sekitar 22 mm. Pada bagian tengah retina terdapat cakram optik, yang dikenal sebagai "titik buta" (blind spot) karena tidak adanya fotoreseptor di daerah itu Retina tidak hanya mendeteksi cahaya, melainkan juga memainkan peran penting dalam persepsi visual.
  • 51. 6. Koroidea  Tunika vaskular mata terdiri dari koroid di bagian belakang, badan siliaris serta iris di bagian depan.  Koroid berada di lima perenam bagian posterior bola mata.  Koroid merupakan membran tipis, vaskular, warna coklat tua atau muda.  Di bagian belakang ditembus oleh nervus optikus.  Lapisan ini lebih tebal di bagian belakang daripada di bagian depan.
  • 52. Gambar Koroid  Fungsi koroid : memberikan nutrisi untuk retina serta menyalurkan pembuluh darah dan saraf menuju badan siliaris dan iris.
  • 53. Ruang Bola Mata  Terdiri 2 rongga berisi cairan → dipisah- kan sebuah lensa,memungkinkan cahaya lewat menembus mata dari kornea ke retina  Rongga anterior  Antara kornea & lensa (aqueous humor)  Mengandung zat gizi untuk kornea & lensa  Rongga posterior  Antara lensa & retina (vitreous humor)  Membentuk bola mata yang sferis
  • 54.
  • 55. FUNGSI MATA  Menerima rangsangan berkas cahaya pada retina dengan perantaraan serabut nervus optikus  Menghantarkan rangsangan ini kepusat penglihatan pada otak untuk ditafsirkan
  • 56. FISIOLOGI INDERA PENGLIHATAN Bola mata tdd: 3 lapisan yakni, 1. Lapisan terluar  sklera, keruh yg semakin ke depan se-makin tembus pandang  kornea 2. Lapisan kedua  khoroid, hitam (gelap), ke depan akan membentuk otot ciliari & iris (berfungsi untuk menga-tur cahaya  bila cahaya terlalu besar maka iris saling mendekati, pupil mengecil sedangkan jika cahaya redup iris saling menjauhi, pupil membesar 3. Lapisan terdalam  retina, mempunyai pembuluh darah arteri & vena retinalis sehingga bola mata teraliri drh
  • 57. FISIOLOGI INDERA PENGLIHATAN  Selain ke 3 lapisan terdahulu, terdapat pula lensa kris-talina, aquous humor, vitrous humor (aquous vitrous yg lbh kental)  Media penglihatan  kornea, aquous humor, lensa kris-talina, vitrous humor (aquous vitrous)  Kerusakan atau gangguan dari salah satu di atas, kita tidak dapat melihat  Terdapat pula bintik kuning (fovea nasalis = makula lu-tea = fovea sentralis = fovea medialis)  tempat peneri-ma benda yg dilihat oleh mata karena di tempat ini tdpt sel kerucut (dlm fovea) & sel batang (tersebar di retina) sebagai organ yg peka terhadap cahaya
  • 58. FISIOLOGI INDERA PENGLIHATAN  Selain bintik kuning terdapat bintik buta (blind spot), karena daerah ini tdk peka terhadap cahaya krn tdk ada sel batang & sel kerucut  Sel batang untuk melihat cahaya redup (remang- remang), sedangkan sel kerucut untuk siang hari & warna  Pd retina  mekanis pengaturan penglihatan senja & malam hari serta mekanisme yg mengatur penglihatan siang hari & warna  Sel batang & sel kerucut dipersyarafi oleh syaraf optik secara bipolar  merupakan syaraf penglihatan serta syaraf kranial yang ke II (N. Optikus)
  • 59. FISIOLOGI INDERA PENGLIHATAN  Selain syaraf optik (II), ada syaraf kranial lain yang membantu dlm pengoperasian & gerakan bola mata, yaitu syaraf okulumotor (III), troklearis (IV), abdusens (VI) & trigeminal (V)  selain mempersyarafi daerah mata sampai ke kepala juga mempersyarafi daerah rahang atas & rahang bawah
  • 60. FISIOLOGI INDERA PENGLIHATAN  Cahaya masuk ke mata dan di belokkan (refraksi) ketika melalui kornea dan struktur-struktur lain dari mata (kornea, humor aqueous, lensa, humor vitreous) yang mempunyai kepadatan berbeda-beda untuk difokuskan di retina, hal ini disebut refraksi.  Mata mengatur (akomodasi) sedemikian rupa ketika melihat objek yang jaraknya bervariasi dengan menipiskan dan menebalkan lensa.
  • 61. FISIOLOGI INDERA PENGLIHATAN  Penglihatan dekat memerlukan kontraksi dari badan ciliaris, yang bisa memendekkan jarak antara kedua sisi badan ciliaris yang diikuti dengan relaksasi ligamen pada lensa. Lensa menjadi lebih cembung agar cahaya dapat terfokuskan pada retina.  Akomodasi juga dibantu dengan perubahan ukuran pupil.  Penglihatan dekat, iris akan mengecilkan pupil agar cahaya lebih kuat melelui lensa yang tebal.
  • 62. FISIOLOGI INDERA PENGLIHATAN 1. Untuk dpt melihat benda, stimulus berupa cahaya harus jatuh di reseptor (penerima) yg selanjutnya di teruskan ke pusat penglihatan (fovea sentralis) & diperlukan ketajaman (visus) penglihatan 2. Visus sangat dipengaruhi sifat fisis mata (aberasi mata = kegagalan sinar utk berkonvergensi/bertemu di titik identik), besarnya pupil, komposisi cahaya, mekanisme akomodasi, elastisitas otot, faktor stimulus (warna yg kontras, besar kecilnya stimulus, durasi, intensitas cahaya, serta faktor retina (semakin kecil & rapat sel kerucut).
  • 63. FISIOLOGI INDERA PENGLIHATAN  RUMUS VISUS: dengan menggunakan OPTOTYPE SNELLEN d d = jarak antara alat dgn subyek yang diperiksa V = ------- V = visus (ketajaman penglihatan) D D = jarak skala huruf yang masih dapat dibaca oleh Mata normal  Penglihatan normal = emetropi  Bila benda yg dilihat jatuh di depan fovea sentralis  disebut rabun jauh (myopi) dan dpt diatasi dgn lensa cekung (negatif), bila benda yg dilihat jatuh di belakang fovea sentralis  disebut rabun dekat (hypermetropi), dpt diatasi dgn lensa cembung (positif) / lensa bikonveks.
  • 66. ANATOMI TELINGA • Telinga luar (auris eksterna) : daun telinga (aurikula), liang telinga (Meatus akustikus eksterna) • Telinga tengah (kavum timpani) : membran timpani, maleus, incus, stapes, tuba eustachius, prosesus mastoideus • Telinga dalam ( labirin ) : kanalis semisirkularis, utrikulus, sakulus, koklea
  • 68. FISIOLOGIS TELINGA LUAR • Gelombang bunyi ditangkap oleh daun telinga dan ditransmisikan ke dalam meatus auditorius eksternus lalu ke membran timpani (telinga tengah)
  • 69. MEMBRANA TYMPANI • Gelombang bunyi  vibrasi membrane timpani • Sifat membrane elastic  mudah bergetar bila tekanan pada kedua sisinya bersifat atmosferik • Ujung faring tuba eustachius terbuka saat menelan, bersin, dan menguap  (bila tuba paten) telinga tengah terus terisi dengan
  • 70.
  • 71. •Membrana timpani tidak akan bergetar dengan baik bila tuba tersumbat dan tekanan kedua sisi tidak sama. •Amplitude getaran membrane proporsional dengan intensitas bunyi •Membran sangat teredam, yaitu berhenti bergetar segera setelah bunyi berhenti.
  • 72. OSIKULA • Getaran membrane timpani ditangkap ke bagian osikula yaitu oleh malleus, yang melekat pada permukaan dalamnya dan ditransmisikan melalui incus ke stapes. • Bagian kaki stapes menstransmisikan vibrasi melalui fenestrum ovale (jendela stapes oval) yang melekat pada stapes.
  • 73. • membrane timpani 15 – 20 kali lebih besar dari pada fenestrum ovalem  gaya vibrasi pada fenestrum lebih besar dari pada gaya pada membrane timpani • Muskulus stapedius dan tensor timpani berkontraksi secara reflektorik sebagai respons terhadap bunyi yang keras  berkontraksi menarik osikel  membuat system osikular lebih kaku  melindungi telinga dalam.
  • 74. KOKLEA • Vibrasi fenestrum ovale menyebabkan gelombang tekanan dalam perilimf telinga dalam • Gelombang berjalan ke atas pada perilimf dalam skala vestibule dan ke bawah pada perilimf di dalam skala timpani
  • 75. •Ketika gelombang mencapai fenestrum rotundum pada bagian dasar, membrane menutup fenestrum tersebut menyebabkan pembonjolan kecil di dalam telinga tengah.
  • 76. ORGAN CORTI •Gerakan membrane basalis, dihasilkan oleh gelombang yang berjalan naik turun didalam koklea,  menggerakkan sel-sel rambut mentransmisikan impuls ke saraf nervus kokhlearis disekitar dasar sel rambut
  • 77.
  • 78. • gelombang yang dihasilkan oleh bunyi berfrekuensi tinggi hanya berjalan sedikit di dalam koklea sebelum teredam, dan bunyi berfrekuensi rendah berjalan sampai ke apeks koklea. • Pembedaan oleh telinga antara suara dengan berfrekuensi yang berbeda agaknya diakibatkan oleh pola getaran yang berbeda yang dihasilkan membrane basalis oleh berfrekuensi yang berbeda.
  • 79. • Nada / frekwensi tinggi resonansinya terjadi di dekat basis koklea dan nada / frekwensi rendah merangsang apeks koklea. •
  • 80. FISIOLOGI PENDENGARAN • Bunyi ditangkap daun telinga  membran timpani  tulang pendengaran  fenestra ovale  menggerakkan perilimfe pada skala vestibuli  melalui membran reissner mendorong endolimfe menimbulkan gerak relatif membran basilaris dan membran tektoria  defleksi stereosilia sel rambut  kanal ion terbuka  terjadi pertukaran ion  depolarisasi sel rambut  pelepasan neurotransmiter  potensial aksi saraf auditorius  nukleus auditorius  korteks pendengaran di lobus temporalis
  • 81.
  • 82. KESEIMBANGAN •Kanalis semisirkularis, sakulus dan utrikulus •Kanalis semisirkularis berperan pada gerakan kepala berputar  gerakan endolimfe dalam kanalis semisirkularis yang merangsang sel-sel rambut
  • 83. • Otolit sakulus dan utrikulus; bergerak oleh perubahan posisi kepala • Rangsangan ditransmisikan sepanjang serat saraf nervus kranialis kedelapan (auditorius) pars vestibularis ke otak tengah , medulla oblongata, serebelum , dan medulla spinalis. • Rangsangan ini memulai perubahan refleks pada otot-otot leher , mata, badan, dan ekstremitas untuk mempertahankan keseimbangan dan postur dan mata dapat difiksasi pada objek yang bergerak.
  • 84. FISIOLOGI Keseimbangan • Informasi keseimbangan tubuh akan ditangkap oleh reseptor vestibuler, visual dan propioseptik. • Dari ketiga jenis reseptor tersebut, reseptor vestibuler yang punya kontribusi paling besar (> 50% ) disusul kemudian reseptor visual dan yang paling kecil konstibusinya adalah propioseptik.
  • 85. •bila ada gerakan atau perubahan dari kepala atau tubuh  perpindahan cairan endolimfe di labirin  hair cells menekuk •Tekukan hair sel  menyebabkan permeabilitas membran sel berubah sehingga ion Kalsium menerobos masuk kedalam sel (influx)
  • 86. •Influx  menyebabkan depolarisasi dan juga merangsang pelepasan eksitator (glutamat)  saraf aferen (vestibularis)  pusat- pusat keseimbangan di otak .
  • 87. • Pusat Integrasi alat keseimbangan tubuh pertama di inti vestibularis (menerima impuls aferen dari propioseptik, visual dan vestibuler) • Serebellum merupakan pusat integrasi kedua juga pusat komparasi informasi yang sedang berlangsung dengan informasi gerakan yang sudah lewat • informasi tentang gerakan juga tersimpan di pusat memori prefrontal korteks serebri
  • 90.
  • 91. STRUKTUR RONGGA HIDUNG (KAVUM NASAL) • KONKA NASALIS - KONKA NASALIS SUPERIOR - KONKA NASALIS MEDIA - KONKA NASALIS INFERIOR • SINUS PARANASAL - SINUS MAKSILARIS - SINUS SFENOIDALIS - SINUS FRONTALIS
  • 92.
  • 93.
  • 94.
  • 95.
  • 96. Fisiologi Penciuman PROSES PENCIUMAN : BAU →RONGGA HIDUNG →SARAF / NERVUS OLFAKTORIUS → LOBUS TEMPORAL (PERASAAN DITAFSIRKAN). RANGSANG PENCIUMAN DIRANGSANG OLEH GAS YANG DIHISAP Substansi yang tercium  kontak dg permukaan olfaktori menyebar difusi sepanjang mukosa yang menutupi silia (membran siliaris) di kavum nasalis dan mengaktifkan sel reseptor olfaktorius (bau khusus, bau yang kuat atau iritatif cth bau mentol, bau klor, dsb)merangsang N. Trigeminus (nyeri) iritasi hidunglakrimasi (cucuran air mata).
  • 98. LIDAH  Lidah Terdiri 2 Kelompok - Otot Intrinsik Melakukan Gerakan Halus - Otot Ekstrinsik Melaksanakan Gerakan Kasar Pada Waktu Mengunyah & Menelan  Bagian Lidah - Radik Lingua (Pangkal Lidah) - Dorsum Lingua (Punggung Lidah) - Apeks Lingua (Ujung Lidah)  Fungsi Alat Pengecap Merasakan Arti Makanan, Sebagai Alat Reflek
  • 99. Saliva  Susunan Saliva (Kelenjar Ludah) Air, Glikoprotein, Enzim Pencernaan (Ptialin), Garam Alkali, dll  Fungsi Saliva - Mekanis - Kimiawi (Enzim Ptialin- Hidrat Arang → Maltose, Enzim Maltose → Glukosa) - Membasahi Lidah - Melarutkan Makanan - Mencegah Karies Gigi (Mengubah Suasana Asam
  • 100.
  • 101. Rangsangan reseptor  Sel reseptor berespon thd senyawa yg larut di dalam cairan di mulut  menyebar ke mikrovili lidah neuron sensorik : 1/3 anterior lidah (N.Fasialis)  1/3 posterior lidah mencapai batang otak (N. Glosofaringeus & N. Vagus)  terjemahan rasa manis, asam. asin atau pahit.
  • 102. SEKIAN