Dislokasi adalah pergeseran atom akibat tegangan mekanik yang menyebabkan deformasi plastik pada logam. Ada tiga jenis dislokasi yaitu sisi, ulir, dan campuran. Kerapatan dislokasi dapat meningkat akibat deformasi plastik. Gerakan dislokasi tergantung pada sistem slip yang terdiri dari bidang dan arah preferensial. Slip cenderung terjadi pada bidang terpadat sesuai dengan struktur kristalnya.
Makalah Tentang Mekanisme Penguatan Material TeknikHera Rosdiana
Makalah ini membahas tentang empat mekanisme penguatan pada logam, yaitu:
1. Pengerasan regangan (strain hardening) yang meningkatkan kekuatan melalui pembentukan dislokasi selama deformasi plastik
2. Pengerasan endapan (precipitation hardening) yang memanfaatkan endapan fase kedua untuk menghambat gerakan dislokasi
3. Penghalusan butir (grain size reduction) dengan mengurangi ukuran butir kristal
4. Pengu
1. Mekanisme penguatan pada logam meliputi pengerasan regangan, penguatan larutan padat, dan penguatan presipitasi.
2. Pengerasan presipitasi melibatkan pembentukan partikel endapan halus melalui tahapan solusi, pendinginan cepat, dan penuaan untuk meningkatkan kekuatan logam.
3. Contohnya adalah paduan aluminium seri 2xxx yang diperkuat oleh endapan CuAl2 yang dihasilkan melalui proses pen
Dislokasi adalah pergeseran atom akibat tegangan mekanik yang menyebabkan deformasi plastik pada logam. Ada tiga jenis dislokasi yaitu sisi, ulir, dan campuran. Kerapatan dislokasi dapat meningkat akibat deformasi plastik. Gerakan dislokasi tergantung pada sistem slip yang terdiri dari bidang dan arah preferensial. Slip cenderung terjadi pada bidang terpadat sesuai dengan struktur kristalnya.
Makalah Tentang Mekanisme Penguatan Material TeknikHera Rosdiana
Makalah ini membahas tentang empat mekanisme penguatan pada logam, yaitu:
1. Pengerasan regangan (strain hardening) yang meningkatkan kekuatan melalui pembentukan dislokasi selama deformasi plastik
2. Pengerasan endapan (precipitation hardening) yang memanfaatkan endapan fase kedua untuk menghambat gerakan dislokasi
3. Penghalusan butir (grain size reduction) dengan mengurangi ukuran butir kristal
4. Pengu
1. Mekanisme penguatan pada logam meliputi pengerasan regangan, penguatan larutan padat, dan penguatan presipitasi.
2. Pengerasan presipitasi melibatkan pembentukan partikel endapan halus melalui tahapan solusi, pendinginan cepat, dan penuaan untuk meningkatkan kekuatan logam.
3. Contohnya adalah paduan aluminium seri 2xxx yang diperkuat oleh endapan CuAl2 yang dihasilkan melalui proses pen
1. Dokumen tersebut membahas berbagai uji mekanika tanah untuk menentukan kuat geser tanah, seperti uji geser langsung, uji triaksial, dan uji geser kipas.
2. Jenis tanah yang diujikan adalah tanah pasir dan tanah lempung, dengan berbagai faktor yang mempengaruhi kuat geser masing-masing tanah.
3. Metode penentuan kuat geser tanah lempung meliputi uji triaksial dengan berbagai kondis
Dokumen tersebut membahas empat mekanisme utama penguatan logam, yaitu: 1) kerja pengerasan yang melibatkan interaksi antar dislokasi, 2) penguatan larutan padat yang melibatkan atom terlarut, 3) penguatan presipitasi yang melibatkan partikel presipitasi sebagai hambatan dislokasi, 4) penguatan batas butir yang melibatkan batas butir sebagai hambatan pergerakan dislokasi. Dokumen juga menjelaskan
Dokumen tersebut membahas klasifikasi material teknik menjadi logam dan non logam. Logam dibedakan menjadi logam besi dan non besi, sedangkan material non logam terdiri dari keramik, plastik, dan komposit. Dokumen juga menjelaskan beberapa sifat mekanik material antara lain kekuatan, kekakuan, keuletan, dan kegetasan beserta definisinya.
Dokumen ini membahas tentang uji kuat tarik yang dilakukan untuk mengetahui kuat tarik bahan berbentuk silinder secara tidak langsung menggunakan mesin tekan. Faktor yang mempengaruhi kuat tarik antara lain kadar karbon, heat treatment, bidang slip, homogenitas, kecepatan pendinginan, konduktivitas termal, unsur paduan, ukuran butir dan dimensi bahan. Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui kuat t
Analisis Perpatahan Akibat Keausan dengan Metode Studi Jurnal, Sisertasi Dan ...Adolvin Mahadiputra
1. Dokumen tersebut membahas tentang analisis perpatahan akibat keausan pada material dengan menggunakan studi literatur.
2. Pembahasan mencakup pengertian aus, jenis-jenis aus, faktor yang mempengaruhi aus seperti suhu, dan hubungannya dengan terjadinya patahan pada material.
3. Tujuan analisis ini adalah untuk memahami proses aus dan patahan material sehingga dapat dipilih material yang tepat untuk komponen
Dokumen tersebut membahas tentang keausan pada material dan berbagai metode pengujian keausan. Metode Ogoshi digunakan untuk mengukur volume material yang terabrasi dengan memutar cincin pada sampel uji. Berbagai mekanisme keausan dijelaskan seperti keausan adhesive, abrasif, lelah, oksidasi, dan erosi. Pengujian dilakukan pada resin akrilik dengan variasi kandungan serat untuk menentukan laju keausan spesifik.
Dokumen tersebut membahas tentang korelasi antara struktur mikro dengan sifat mekanik suatu material. Struktur mikro dipengaruhi oleh komposisi kimia dan proses pengerjaan, sedangkan sifat mekanik dipengaruhi oleh struktur mikro dan jenis pembebanan. Parameter struktur mikro seperti ukuran butir, fasa kedua, dan penguatan dapat mempengaruhi kekuatan material. Proses pengerjaan seperti pengecoran
Teks tersebut membahas tentang pengujian tarik logam untuk mengetahui sifat-sifat mekaniknya. Pengujian tarik dapat mengungkap batas elastisitas, titik luluh, kekuatan tarik maksimum, keuletan, dan modulus elastisitas dari logam. Hasil pengujian digunakan untuk membandingkan sifat mekanik besi tuang, baja, tembaga, dan aluminium.
Dokumen tersebut membahas tentang kelelahan logam dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Secara ringkas, kelelahan logam dipengaruhi oleh jenis dan besar beban, kondisi material, proses pengerjaan, temperatur operasi, dan lingkungan. Kelelahan logam diawali dengan retak mikro dan berlanjut dengan penjalaran retakan hingga terjadi patah.
Korosi materi korosi pada mesin. Untuk D3 teknik mesin atau vokasi otomotif. Materi ini bisa di pelajari sebagai materi dari dosen. Materi ini bisa di copy bisa di cetak. Akan sangat membantu untuk belajar dan sebagai refrensi mahasiswa dalam mengerjakan tugas
Cocok jika sebagai cauan untuk drilling soal. Semoga PT ini bermanfaat untuk kalian semua
Dokumen tersebut membahas tentang beton dan kerusakan yang terjadi pada beton. Dijelaskan bahwa beton terdiri dari bahan aktif seperti semen dan air serta bahan pasif seperti pasir dan kerikil. Dibahas pula sifat-sifat beton sebelum dan sesudah mengeras serta berbagai kerusakan yang dapat terjadi seperti retak, terlepasnya bagian, dan patah beserta penyebabnya. Diakhiri dengan penj
Dokumen tersebut membahas tentang cacat material dan deformasi pada material. Secara ringkas, dokumen menjelaskan empat jenis cacat material berdasarkan dimensi geometrisnya, yaitu cacat titik, garis, bidang, dan volume. Jenis cacat utama yang dijelaskan lebih lanjut adalah dislokasi yang dapat menyebabkan deformasi plastis pada material. Dokumen juga membedakan antara deformasi plastik dan elastik pada material.
1. Dokumen tersebut membahas berbagai uji mekanika tanah untuk menentukan kuat geser tanah, seperti uji geser langsung, uji triaksial, dan uji geser kipas.
2. Jenis tanah yang diujikan adalah tanah pasir dan tanah lempung, dengan berbagai faktor yang mempengaruhi kuat geser masing-masing tanah.
3. Metode penentuan kuat geser tanah lempung meliputi uji triaksial dengan berbagai kondis
Dokumen tersebut membahas empat mekanisme utama penguatan logam, yaitu: 1) kerja pengerasan yang melibatkan interaksi antar dislokasi, 2) penguatan larutan padat yang melibatkan atom terlarut, 3) penguatan presipitasi yang melibatkan partikel presipitasi sebagai hambatan dislokasi, 4) penguatan batas butir yang melibatkan batas butir sebagai hambatan pergerakan dislokasi. Dokumen juga menjelaskan
Dokumen tersebut membahas klasifikasi material teknik menjadi logam dan non logam. Logam dibedakan menjadi logam besi dan non besi, sedangkan material non logam terdiri dari keramik, plastik, dan komposit. Dokumen juga menjelaskan beberapa sifat mekanik material antara lain kekuatan, kekakuan, keuletan, dan kegetasan beserta definisinya.
Dokumen ini membahas tentang uji kuat tarik yang dilakukan untuk mengetahui kuat tarik bahan berbentuk silinder secara tidak langsung menggunakan mesin tekan. Faktor yang mempengaruhi kuat tarik antara lain kadar karbon, heat treatment, bidang slip, homogenitas, kecepatan pendinginan, konduktivitas termal, unsur paduan, ukuran butir dan dimensi bahan. Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui kuat t
Analisis Perpatahan Akibat Keausan dengan Metode Studi Jurnal, Sisertasi Dan ...Adolvin Mahadiputra
1. Dokumen tersebut membahas tentang analisis perpatahan akibat keausan pada material dengan menggunakan studi literatur.
2. Pembahasan mencakup pengertian aus, jenis-jenis aus, faktor yang mempengaruhi aus seperti suhu, dan hubungannya dengan terjadinya patahan pada material.
3. Tujuan analisis ini adalah untuk memahami proses aus dan patahan material sehingga dapat dipilih material yang tepat untuk komponen
Dokumen tersebut membahas tentang keausan pada material dan berbagai metode pengujian keausan. Metode Ogoshi digunakan untuk mengukur volume material yang terabrasi dengan memutar cincin pada sampel uji. Berbagai mekanisme keausan dijelaskan seperti keausan adhesive, abrasif, lelah, oksidasi, dan erosi. Pengujian dilakukan pada resin akrilik dengan variasi kandungan serat untuk menentukan laju keausan spesifik.
Dokumen tersebut membahas tentang korelasi antara struktur mikro dengan sifat mekanik suatu material. Struktur mikro dipengaruhi oleh komposisi kimia dan proses pengerjaan, sedangkan sifat mekanik dipengaruhi oleh struktur mikro dan jenis pembebanan. Parameter struktur mikro seperti ukuran butir, fasa kedua, dan penguatan dapat mempengaruhi kekuatan material. Proses pengerjaan seperti pengecoran
Teks tersebut membahas tentang pengujian tarik logam untuk mengetahui sifat-sifat mekaniknya. Pengujian tarik dapat mengungkap batas elastisitas, titik luluh, kekuatan tarik maksimum, keuletan, dan modulus elastisitas dari logam. Hasil pengujian digunakan untuk membandingkan sifat mekanik besi tuang, baja, tembaga, dan aluminium.
Dokumen tersebut membahas tentang kelelahan logam dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Secara ringkas, kelelahan logam dipengaruhi oleh jenis dan besar beban, kondisi material, proses pengerjaan, temperatur operasi, dan lingkungan. Kelelahan logam diawali dengan retak mikro dan berlanjut dengan penjalaran retakan hingga terjadi patah.
Korosi materi korosi pada mesin. Untuk D3 teknik mesin atau vokasi otomotif. Materi ini bisa di pelajari sebagai materi dari dosen. Materi ini bisa di copy bisa di cetak. Akan sangat membantu untuk belajar dan sebagai refrensi mahasiswa dalam mengerjakan tugas
Cocok jika sebagai cauan untuk drilling soal. Semoga PT ini bermanfaat untuk kalian semua
Dokumen tersebut membahas tentang beton dan kerusakan yang terjadi pada beton. Dijelaskan bahwa beton terdiri dari bahan aktif seperti semen dan air serta bahan pasif seperti pasir dan kerikil. Dibahas pula sifat-sifat beton sebelum dan sesudah mengeras serta berbagai kerusakan yang dapat terjadi seperti retak, terlepasnya bagian, dan patah beserta penyebabnya. Diakhiri dengan penj
Dokumen tersebut membahas tentang cacat material dan deformasi pada material. Secara ringkas, dokumen menjelaskan empat jenis cacat material berdasarkan dimensi geometrisnya, yaitu cacat titik, garis, bidang, dan volume. Jenis cacat utama yang dijelaskan lebih lanjut adalah dislokasi yang dapat menyebabkan deformasi plastis pada material. Dokumen juga membedakan antara deformasi plastik dan elastik pada material.
Laporan ini membahas percobaan tetesan minyak milikan untuk menentukan muatan elektron. Percobaan ini mengukur kecepatan naik dan turun tetes minyak pada waktu 3 dan 5 detik. Hasilnya menunjukkan kecepatan berkisar antara 0,4-1,33x10-3 m/s.
Dokumen tersebut memberikan panduan langkah-langkah untuk membuat struktur baja dengan fitur Weldment di SolidWorks, mulai dari membuat sketsa, membentuk bagian-bagian struktur, menyambungkan bagian-bagian tersebut, hingga membuat daftar potong dan penomoran otomatis. Langkah-langkah serupa juga dijelaskan untuk membuat profil pengelasan khusus dan alat pembuat bentuk pada lembaran logam.
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
JURUSAN TEKNIK MESIN
Dokumen tersebut memberikan penjelasan singkat tentang dasar-dasar penggunaan program SolidWorks untuk merancang produk 3D, meliputi pengenalan antarmuka pengguna, cara membuat sketsa dan fitur-fitur 3D dasar, serta contoh latihan sederhana penggunaannya.
"
The document summarizes the transmission system in machining. The transmission system converts the torque and speed (rotations) from the machine into different torque and speed to be transmitted to the final drive. This conversion changes the high rotational speed into lower but more powerful speed, or vice versa. It then provides a table of rotational speeds of various machine tools and identifies the gears in contact for different operating modes of one machine tool based on calculations of the gear ratios.
Tugas manajemen proyek [ghazy fadhil haq 17641054]Ghazy Haq
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang penjadwalan proyek dengan beberapa kegiatan dan estimasi waktu pelaksanaannya. Terdapat 15 kegiatan dengan rincian pendahulu dan durasi waktu pelaksanaan masing-masing kegiatan. Tujuannya adalah menentukan jalur kritis proyek tersebut.
Tugas manajemen proyek [ghazy fadhil haq 17641054]Ghazy Haq
Dokumen tersebut merupakan soal tentang penjadwalan proyek dengan beberapa kegiatan dan estimasi waktu pelaksanaannya. Terdapat 14 kegiatan dengan rincian pendahulu dan durasi waktu pelaksanaan masing-masing kegiatan. Tujuan soal adalah menentukan jalur kritis proyek tersebut dengan merangkum informasi ke dalam tabel dan membuat bagan jaringan kegiatan untuk menghitung Early Start, Early Finish, Late Start dan Late Finish setiap kegiatan
The document discusses the transmission system in machining. The transmission system converts the torque and speed (rotations) from the machine into different torque and speeds to be delivered to the final drive. This conversion changes the high rotational speed into lower but more powerful speed, or vice versa. It then provides tables of rotational speeds for different machine modes and gears. It analyzes the gear relationships and interacting gears for each machine mode.
The document summarizes the transmission system in machining and provides details about the gear ratios and rotational speeds of different modes of a lathe machine. It lists the gear ratios and calculations to determine the rotational speeds for different combinations of gears in modes A1, B1, B2, and B3 of the machine. Diagrams and tables with gear combinations and calculations are provided to explain the transmission system and conversion of rotational speed and torque from the motor to the working components of the lathe.
Dokumen tersebut membahas tentang proses manufaktur dan permesinan. Ia menjelaskan definisi manufaktur dan permesinan, jenis-jenis operasi proses manufaktur seperti pengubahan bentuk, pemesinan, penyambungan, dan perubahan sifat fisik bahan. Dokumen ini juga membedakan industri primer, sekunder, dan tersier.
Bab 8 membahas perencanaan dan pengawasan produksi dan persediaan (PIPC) dalam organisasi manufaktur dan jasa. PIPC melibatkan peramalan permintaan, perencanaan kapasitas, penentuan jumlah produksi bahan baku dan komponen, penjadwalan produksi, pengawasan persediaan. Proses PIPC meliputi perencanaan agregat, penjadwalan produksi induk, pengawasan produksi, dan memberikan umpan balik untuk perencanaan berikutnya
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Manajemen persediaan membahas hubungan antara produksi dan penjualan produk serta jenis-jenis persediaan.
2. Menetapkan jumlah persediaan yang tepat penting untuk menghindari kerugian akibat kekurangan atau kelebihan persediaan.
3. Model EOQ digunakan untuk menentukan kuantitas pesanan optimal agar biaya persediaan minimum.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Manajemen persediaan membahas tentang pengelolaan stok bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi untuk mendukung produksi dan penjualan dengan biaya minimum. Model EOQ digunakan untuk menentukan kuantitas pemesanan optimal yang meminimalkan total biaya persediaan.
Metode Break Even Point (BEP) digunakan untuk menentukan titik di mana total pendapatan sama dengan total biaya. BEP dihitung dengan membagi biaya tetap dengan selisih antara harga jual dan biaya variabel per unit. Contoh soal menunjukkan bahwa jika biaya variabel Rp. 4.000 per unit, harga jual Rp. 12.000, dan biaya tetap Rp. 2.000.000, maka jumlah produk yang harus dijual untuk mencapai BEP adalah 500
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfnarayafiryal8
Industri batu bara telah menjadi salah satu penyumbang utama pencemaran udara global. Proses ekstraksi batu bara, baik melalui penambangan terbuka maupun penambangan bawah tanah, menghasilkan debu dan gas beracun yang dilepaskan ke atmosfer. Gas-gas tersebut termasuk sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NOx), dan partikel-partikel halus (PM2.5) yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Selain itu, pembakaran batu bara di pembangkit listrik dan industri menyebabkan emisi karbon dioksida (CO2), yang merupakan penyebab utama perubahan iklim global dan pemanasan global.
Pencemaran udara yang disebabkan oleh industri batu bara juga memiliki dampak lokal yang signifikan. Di sekitar area penambangan, debu batu bara yang dihasilkan dapat mengganggu kesehatan masyarakat dan ekosistem lokal. Paparan terus-menerus terhadap debu batu bara dapat menyebabkan masalah pernapasan seperti asma dan bronkitis, serta berkontribusi pada penyakit paru-paru yang lebih serius. Selain itu, hujan asam yang disebabkan oleh emisi sulfur dioksida dapat merusak tanaman, air tanah, dan ekosistem sungai, mengancam keberlanjutan lingkungan di sekitar lokasi industri batu bara.
1. 6
BAB II
TEORI KEAUSAN
2.1 Pengertian keausan.
Definisi paling umum dari keausan yang telah dikenal sekitar 50 tahun lebih yaitu
hilangnya bahan dari suatu permukaan atau perpindahan bahan dari permukaannya ke
bagian yang lain atau bergeraknya bahan pada suatu permukaan [3]. Definisi lain
tentang keausan yaitu sebagai hilangnya bagian dari permukaan yang saling berinteraksi
yang terjadi sebagai hasil gerak relatif pada permukaan [4].
Keausan yang terjadi pada suatu material disebabkan oleh adanya beberapa
mekanisme yang berbeda dan terbentuk oleh beberapa parameter yang bervariasi
meliputi bahan, lingkungan, kondisi operasi, dan geometri permukaan benda yang
terjadi keausan.
2.2 Jenis-jenis keausan dan penyebabnya.
Mekanisme keausan dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu keausan yang
penyebabnya didominasi oleh perilaku mekanis dari bahan dan keausan yang
penyebabnya didominasi oleh perilaku kimia dari bahan [5], sedangkan menurut Koji
Kato, tipe keausan terdiri dari tiga macam, yaitu mechanical, chemical and thermal
wear [6].
2.2.1 Keausan yang disebabkan perilaku mekanis (mechanical).
Keausan yang disebabkan oleh perilaku mekanis digolongkan menjadi abrasive,
adhesive, flow dan fatigue wear.
1. Abrasive wear.
Keausan ini terjadi jika partikel keras atau permukaan keras yang kasar
menggerus dan memotong permukaan sehingga mengakibatkan hilangnya material yang
ada di permukaan tersebut (earth moving equipment) [5, 6].
Contoh : micro-cutting, wedge forming, dan ploughing.
2. 7
Gambar 2.1 Abrasive wear oleh microcutting [5].
Gambar 2.2 Mekanisme pada abrasive wear a) cutting, b) fracture,
c) fatigue dan d) grain pull-out [5, 6].
2. Adhesive wear.
Keausan ini terjadi jika partikel permukaan yang lebih lunak menempel atau
melekat pada lawan kontak yang lebih keras.
Gambar 2.3 Adhesive wear karena adhesive shear dan transfer [7].
(a) (b)
(c) (d)
3. 8
Gambar 2.4 Proses perpindahan logam karena adhesive wear [5, 6].
3. Flow wear.
Keausan ini terjadi jika partikel permukaan yang lebih lunak mengalir seperti
meleleh dan tergeser plastis akibat kontak dengan lain, seperti Gambar 2.5.
Gambar 2.5 Flow wear oleh penumpukan aliran geseran plastis [7].
4. Fatigue wear.
Fenomena keausan ini didominasi akibat kondisi beban yang berulang (cyclic
loading). Ciri-cirinya perambatan retak lelah biasanya tegak lurus pada permukaan
tanpa deformasi plastis yang besar, seperti: ball bearings, roller bearings dan lain
sebagainya seperti pada Gambar 2.6.
Gambar 2.6 Fatigue wear karena retak di bagian dalam dan merambat [7].
4. 9
a. Permulaan retak sebagai hasil dari proses fatik.
b. Retak primer merambat sepanjang bidang slip.
c. Retak tambahan dari permulaan retak.
d. Tambahan retak merambat dan terbentuklah partikel keausan.
Gambar 2.7 Skema penggambaran proses retak dari awal retak dan
merambatnya retak permukaan [8].
5. 10
Gambar 2.8 Contoh terbentuknya partikel keausan pada aus lelah [9].
2.2.2 Keausan yang disebabkan perilaku kimia.
1. Oxidative wear.
Pada peningkatan kecepatan sliding dan beban rendah, lapisan oksida tipis, tidak
lengkap, dan rapuh terbentuk. Pada percepatan yang jauh lebih tinggi, lapisan oksida
menjadi berkelanjutan dan lebih tebal, mencakup seluruh permukaan. Contoh:
Permukaan luncur di dalam lingkungan yang oksidatif.
6. 11
2. Corrosive wear.
Mekanisme ini ditandai oleh batas butir yang korosif dan pembentukan lubang.
Misalnya, permukaan sliding di dalam lingkungan yang korosif.
Gambar 2.9 Corrosive wear karena patah geser pada lapisan lentur [7].
Gambar 2.10 Corrosive wear karena pengelupasan yang terjadi pada
lapisan yang rapuh [7].
2.2.3 Keausan yang disebabkan perilaku panas (Thermal Wear).
1. Melt wear.
Keausan yang terjadi karena panas yang muncul akibat gesekan benda sehingga
permukaan aus meleleh.
2. Diffusive wear.
Terjadi ketika ada pancaran (diffusion) elemen yang melintasi bidang kontak
misalnya pada perkakas baja kecepatan tinggi.
Dalam banyak situasi keausan, ada banyak mekanisme yang beroperasi secara
serempak, akan tetapi biasanya akan ada satu mekanisme penentu tingkat keausan yang
harus diteliti dalam hal ini berhubungan dengan masalah keausan. Hubungan antara
7. 12
koefisien gesek dan laju keausan belum ada penjelasan yang tepat, karena hubungan
keduanya akan selalu berubah terhadap waktu [10]. Saat ini yang paling banyak
digunakan dan paling sederhana dalam memodelkan keausan adalah model keausan
Archard, beberapa yang lain mencoba mengembangkan model keausan dengan
memasukkan efek gesekan dalam menawarkan model yang lebih akurat yang
dibandingkan dengan penelitian percobaan yang telah dibuat [11].
2.3 Teori sliding, rolling dan rolling-sliding contact.
Keausan pada suatu benda dapat terjadi ketika benda tersebut mengalami kontak
diantara dua permukaan, diantaranya dapat karena benda tersebut mengalami peristiwa
sliding, rolling atau mengalami dua peristiwa yang bersamaan yaitu rolling sliding.
2.3.1 Teori sliding contact.
Gesekan biasanya terjadi di antara dua permukaan benda yang bersentuhan, baik
terhadap udara, air atau benda padat. Ketika sebuah benda bergerak di udara,
permukaan benda tersebut akan bersentuhan dengan udara sehingga terjadi gesekan
antara benda tersebut dengan udara. Demikian juga ketika bergerak di dalam air. Gaya
gesekan juga selalu terjadi antara permukaan benda padat yang bersentuhan, sekalipun
benda tersebut sangat licin. Permukaan benda yang sangat licin pun sebenarnya sangat
kasar dalam skala mikroskopis (asperity).
Jika permukaan suatu benda bergeseran dengan permukaan benda lain, masing-
masing benda tersebut melakukan gaya gesekan antara satu dengan yang lain. Gaya
gesekan pada benda yang bergerak selalu berlawanan arah dengan arah gerakan benda
tersebut. Selain menghambat gerak benda, gesekan dapat menimbulkan aus dan
kerusakan.
Gambar 2.11 Sliding contact [12].
Fn
Fr Fa
8. 13
2.3.2 Teori rolling contact.
Rolling adalah perbedaan kecepatan sudut (angular) relatif antara dua benda
terhadap suatu axis yang berada dalam suatu bidang tangensial. Yaitu fenomena
terjadinya perpindahan (displacement) secara rotasi pada suatu titik, yang diakibatkan
adanya perbedaan ω. Pada problem 2-D untuk dua buah silinder, kontak yang terjadi
berjenis line contact. Rolling contact sesungguhnya hanya dapat terjadi jika terdapat
gesekan, sehingga gaya tangensial yang dipindahkan akan selalu lebih kecil dari gaya
normal. Jika gesekan dihilangkan, maka hanya terjadi perubahan sudut tanpa diikuti
perpindahan.
Gambar 2.12 Rolling contact [13].
2.3.3 Teori rolling-sliding contact.
Rolling contact dapat diartikan adanya kontak antara dua buah benda dimana
benda mengalami rotasi dan adanya pembebanan untuk benda tersebut sehingga
terjadinya kontak. ketika dua buah benda tersebut mengalami rotasi yang sama dapat
dikatakan bahwa benda tersebut mengalami rolling sempurna. Namun dalam
kenyataannya kondisi rolling sempurna sangat sulit ditemui.
Gambar 2.13 Rolling sliding contact [14].
V1 # V2
9. 14
Ketika benda tersebut berputar, sedemikian sehingga titik kontak bergerak ke
permukaan benda, kemudian ada dua berbagai kemungkinan dimana kecepatan V1 dari
titik-kontak pada permukaan benda satu sama dengan kecepatan V2 dari titik-kontak di
atas permukaan benda dua, atau tidak. Dalam kasus ini (kecepatan yang sama) orang
menyebutnya rolling, kemudian kasus tentang dorongan dinamakan sliding, atau rolling
dengan sliding.