SlideShare a Scribd company logo
MANAJEMEN STRATEGIK
DALAM PENDIDIKAN
Oleh : Dr. H. Enas,.MM
PRODI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS GALUH
2013
Aturan Penilaian
1. Kehadiran : 75 % (3 X Pertemuan)
2. UTS (Tugas Terstruktur Individu/Kelompok)
3. Presentasi Tugas
4. UAS (bisa hasil Penelitian/ ujian tulis di Kls)
Refferensi :
Buku/bacaan pokok dalam perkuliahan adalah
1. Fidler, B. 2002. Strategic Management for School Development.
London: Paul Chapman Publishing.
2. Hussey, D. 1998. Strategic Management From Theory to
Implementation. Oxford: Butterworth-Heinemann.
3. Adnan Sandy Setiawan; “Manajemen Perguruan Tinggi Di Tengah
Perekonomian Pasar dan Pendidikan Yang Demokratis “,
“INDONews (s)”indonews@indonews. com. 24 Maret 2006
4. Ani M. Hasan (2003); “Pengembangan Profesional Guru di Abad
Pengetahuan”, Pendidikan Network : 24 Maret 2006
5. Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana (1998); Total Quality
Management (TQM), Andi Offset : Yogyakarta
6. Frietz R Tambunan (2004); “Mega Tragedi Pendidikan Nasional”,
Kompas : 16 Juni 2004
7. Hadari Nawawi (2005); Manajemen Strategik, Gadjah Mada Pers :
Yogyakarta
8. Thomas B. Santoso (2001), “ Manajemen Sekolah di Masa Kini
(1)”, Pendidikan Network : 24 Maret 2006
Deskripsi Perkuliahan
• Dalam mata kuliah ini membahas tentang konsep
Manajemen Strategi memberikan gambaran pada
mahasiswa bagaimana cara yang terbaik dalam
mengambil keputusan penting tentang manajemen
Strategi khususnya dalam penggunaan berbagai
strategi dalam dunia pendidikan. Mulai dari penentuan
visi, misi, tujuan, mengidentifikasi kekuatan dan
kelemahan serta penilaian terhadap kesempatan dan
ancaman dengan menggunakan analisis SWOT dan
proses strategis kemudian digabungkan dengan fungsi
manajemen yaitu perencanaan, penerapan dan
pengawasan manajemen strategic diharapkan
mahasiswa akan dapat melihat permasalahan
pendidikan secara strategis dan mengambil keputusan
strategis.
Pengertian Manajemen
• Istilah manajemen berasal dari
kata management (bahasa Inggris), turunan
dari kata “ to manage” yang artinya mengurus
atau tata laksana atau ketata laksanaan.
Sehingga manajemen dapat diartikan
bagaimana cara manajer (orangnya) mengatur,
membimbing dan memimpin semua orang
yang menjadi pembantunya agar usaha yang
sedang digarap dapat mencapai tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya.
Pengertian Manajemen
Menurut Nickles, Mc Hingh dan Mc Hugh
(1997), management is the process used be
accompalish organizational goals through
planning, organizing, directing, and controlling
people and other organizational resources
Manajemen adalah sebuah proses yang
dilakukan untuk mewujudkan tujuan organisasi
melalui rangkaian kegiatan berupa perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan
pengandalian orang-orang serta sumber daya
organisasi lainnya.
1. Menurut James A.F Stoner, Manajemen adalah suatu proses
perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan
pengendalian upaya dari anggota organisasi serta penggunaan
sumua sumber daya yang ada pada organisasi untuk mencapai
tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.
2. Menurut Mary Parker Follet, Manajemen adalah suatu seni,
karena untuk melakukan suatu pekerjaan melalui orang lain
dibutuhkan keterampilan khusus.
3. Menurut Drs. Oey Liang Lee, Manajemen adalah seni dan ilmu
perencanaan pengorganisasian,penyusunan,pengarahan dan
pengawasan daripada sumberdaya manusia untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
4. Menurut R. Terry, Manajemen merupakan suatu proses khas
yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian yang
dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang
telah ditentukan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia
dan sumberdaya lainnya.
5. Menurut Lawrence A. Appley, Manajemen adalah
seni pencapaian tujuan yang dilakukan melalui
usaha orang lain
6. Menurut Horold Koontz dan Cyril O’donnel,
Manajemen adalah usaha untuk mencapai suatu
tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain.
Sebenarnya ada banyak versi mengenai definisi
manajemen, namun demikian pengertian
manajemen itu sendiri secara umum yang bisa kita
jadikan pegangan adalah “Manajemen adalah suatu
proses yang terdiri dari rangkaian kegiatan, seperti
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan
pengendalian atau pengawasan, yang dilakukan
untuk menentukan dan mencapai tujuan yang telah
ditetapkan melalui pemanfaatan sumberdaya
manusia dan sumberdaya lainnya”.
PENGERTIAN STRATEGI
Kata strategi berasal dari bahasa yunani “
Strategos” terdiri dari dua kata Stratos yang berarti
militer dan ag yang berarti memimpin yang berarti
generalship atau sesuatu yang dikerjakan oleh para
jenderal perang untuk memenangkan
perang.(Agustinus, 1996 ; 19 )
Strategi adalah rencana jangka panjang dengan
diikuti tindakan-tindakan yang ditujukan untuk
mencapai tujuan tertentu, yang umumnya adalah
“kemenangan”.
Asal kata “strategi” adalah turunan dari kata dalam
bahasa Yunani, strategos.
Pengertian strategi menurut Glueck dan Jauch
adalah Rencana yang disatukan, luas dan
berintegrasi yang menghubungkan keunggulan
strategis perusahaan dengan tantangan lingkungan,
yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan
utama dari perusahaan dapat dicapai melalui
pelaksanaan yang tepat oleh organisasi.
Strategi adalah menentukan apa yang harus
dikerjakan oleh perusahaan agar mencapai misi
dan tujuan perusahaan. Dengan kata lain strategi
adalah cara yang harus dilakukan oleh perusahaan
agar memiliki keunggulan bersaing yang
berkesinambungan.
Pengertian manajemen Strategi
Menurut Wahyudi (1996:15) “Manajemen strategik
adalah suatu seni dan ilmu dari pembuatan (formulating),
penerapan (implementing) dan evaluasi (evaluating)
tentang keputusan-keputusan strategis antar fungsi-
fungsi yang memungkinkan sebuah organisasi mencapai
tujuan-tujuan masa mendatang.”
Hunger & Wheelen, (1999:4) “Strategik management is
that set of managerial and actions that determine the
long term performance of corporation. It includes
stratey formulation, strategy implementation and
evaluation”. Manajemen strategik adalah serangkaian
daripada keputusan manajerial dan kegiatan-kegiatan
yang menentukan keberhasilan perusahaan dalam jangka
panjang. Kegiatan tersebut terdiri dari perumusan atau
perencanaan strategik, pelaksanaan atau implementasi
dan evaluasi.
Manajemen strategis merupakan proses atau rangkaian kegiatan pengambilan
keputusan yang bersifat mendasar dan menyeluruh, disertai penetapan cara
melaksanakannya, yang dibuat oleh pimpinan dan diimplementasikan oleh seluruh
jajaran di dalam suatu organisasi, untuk mencapai tujuan.
Menurut Fred R.David (2004 : 5) :Manajemen strategis adalah
ilmu mengenai perumusan, pelaksanaan dan evaluasi keputusan-
keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi
mencapai tujuannya.
Menurut Husein Umar (1999 : 86): Manajemen strategis sebagai
suatu seni dan ilmu dalam hal pembuatan (formulating),
penerapan (implementing) dan evaluasi (evaluating) keputusan-
keputusan startegis antara fungsi yang memungkinkan sebuah
organisasi mencapai tujuannya di masa datang.
Menurut Lawrence R. Jauch dan Wiliam F. Gluech (Manajemen
Strategis dan Kebijakan Perusahaan, 1998) : Manajemen
Strategis adalah sejumlah keputusan dan tindakan yang
mengarah pada penyusunan suatu strategi atau sejumlah
strategi yang efektif untuk membantu mencapai sasaran
perusahaan.
Menurut Pearch dan Robinson (1997) dikatakan bahwa
manajemen strategik adalah kumpulan dan tindakan yang
menghasilkan perumusan (formulasi) dan pelaksanaan
(implementasi) rencana-rencana yang dirancang untuk
mencapai sasaran-sasaran organisasi.
Menurut Nawawi manajemen strategik adalah
perencanaan berskala besar (disebut perencanaan
strategi) yang berorientasi pada jangkauan masa depan
yang jauh (disebut visi), dan ditetapkan sebagai
keputusan pimpinan tertinggi (keputusan yang bersifat
mendasar dan prinsipil), agar memungkinkan organisasi
berinteraksi secara efektif (disebut misi), dalam usaha
menghasilkan sesuatu (perencanaan operaional untuk
menghasilkan barang dan atau jasa serta pelayanan) yang
berkualitas, dengan diarahkan pada optimalisasi
pencapaian tujuan (disebut strategis) dan berbagai
sasaran (tujuan operasional) organsasi.
• Aspek manajemen yaitu perumusan strategi,
implementasi strategi dan evaluasi strategi
• Aspek strategi adalah pemetaan dan analisis
terhadap lingkungan eksternal dan internal
organisasi serta sumber daya yang dimiliki
untuk dimanfaatkan sebagai pedoman dalam
menyusun langkah-langkah operasional dan
sarana mencapai tujuan.
• Adapun proses manajemen strategi secara garis
besar terdiri dati tiga tahapan, yaitu strategy
planning, strategy implementation dan
monitoring & evaluation. Penetapan visi, misi
dan tujuan secara proses bisa termasuk dalam
strategy planning demikian juga pemetaan atau
analisis terhadap faktor internal dan eksternal
organisasi. Namun bisa juga pemetaan atau
analisis terhadap faktor internal dan eksternal
organisasi serta sumber daya yang ada dilakukan
diluar atau sebelum perumusan strategi.
• Desentralisasi pendidikan sebagai bagian dari
pelaksanaan sistem otonomi daerah yang diberikan
oleh pemerintah pusat, membawa implikasi terhadap
upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.
Desentralisasi pendidikan yang diberikan pemerintah
pusat dalam bentuk kebijakan dan regulasi melalui
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20
Tahun 2003, diikuti dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang standar Pendidikan
nasional, serta secara teknis dituangkan ke dalam
Peraturan Menteri Pendidikan tentang delapan standar
pengelolaan pendidikan. Disamping itu, digulirkannya
program MBS (Manajemen Berbasis Sekolah) dan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, sesungguhnya
menjadi penguat agar masing-masing sekolah
memperbaiki pengelolaan pendidikan dengan
manajemen yang baik.
Otonomi yang demikian besar diberikan kepada
sekolah ini seharusnya menjadi dasar untuk
menerapkan manajemen strategik. Manajemen
strategik dalam dunia pendidikan merupakan
suatu pengelolaan satuan pendidikan
berdasarkan pendekatan terhadap analisis
kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan
untuk merancang aktivitas dalam rangka
mencapai visi, misi dan tujuan sekolah yang
telah ditentukan.
Menurut W.F .Glueck (1988) Manajemen
strategi adalah serangkaian keputusan-
keputusan dan tindakan-tindakan manajerial
yang mengarah pada penyusunan strategi-
strategi efektif untuk mencapai tujuan
perusahaan.
Menurut Hitt,Ireland,dan Hoskisson (1999;6)
Jadi Manajemen Strategik adalah suatu suatu
seni dan ilmu untuk menciptakan keunggulan
bersaing yang berkesinambungan sehingga
dapat mencapai tujuan perusahaan.
Disamping itu pengertian manajemen strategik yang telah sebutkan terakhir dapat diambil
beberapa kesimpulan yaitu :
1. Manajemen strategi diwujudkan dalam bentuk perencanaan berskala besar dalam arti
mencakup seluruh komponen dilingkungan sebuah organisasi yang dituangkan dalam
bentuk rencana strategis (Renstra) yang dijabarkan menjadi perencanaan operasional,
yang kemudian dijabarkan pula dalam bentuk program kerja dan proyek tahunan.
2. Renstra berorientasi pada jangkauan masa depan.
3. Visi, misi, pemilihan strategi yang menghasilkan strategi induk, dan tujuan strategi
organisasi untuk jangka panjang merupakan acuan dalam merumuskan rencana
strategi, namun dalam teknik penempatannya sebagai keputusan manajemen puncak
secara tertulis semua acuan tersebut terdapat didalamnya.
4. Renstra dijabarkan menjadi rencana operasional yang antara lain berisi program-
program operasional termasuk proyek-proyek, dengan sasaran jangka sedang masing-
masing juga sebagai keputusan manajemen puncak.
5. Penetapan renstra dan rencana operasi harus melibatkan manajemen puncak karena
sifatnya sangat mendasar/prinsipil dalam pelaksanaan seluruh misi organisasi, untuk
mewujudkan, mempertahankan dan mengembangkan eksistensi jangka sedang
termasuk panjangnya.
6. Pengimplementasian strategi dalam program-program termasuk proyek-proyek untuk
mencapai sasarannya masing-masing dilakukan melalui fungsi-fungsi manajemen
lainnya yang mencakup pengorganisasian, pelaksanaan, penganggaran dan kontrol.
Adapun langkah-langkah Strategis sebagai berikut :
a. Analisis potensi dan profil satuan pendidikan (sekolah /
madrasah) untuk mengidentifikasi -langkah yang harus
ditempuh dalam melaksanakan manajemen strategik
adalah kekuatan dan kelemahan.
b. Analisis lingkungan untuk mengidentifaksi peluang dan
ancaman dalam melaksanakan kegiatan pendidikan.
c. Menetapkan visi, misi dan tujuan berdasarkan analisis
potensi dan lingkungan sebagai acuan dalam pengelolaan
satuan pendidikan.
d. Menetapkan strategi yang diperlukan untuk
meningkatkan kinerja sekolah dalam mencapai visi, misi
dan tujuan sekolah.
e. Membuat sistem operasional dan standar kualitas
sebagai acuan dalam melakukan kontrol dan evaluasi.
Pengertian Visi, Misi, Falsafah :
Visi adalah cita-cita dimasa depan yang
difikirkan oleh pendiri atau pemimpin
organisasi.
Misi adalah penjabaran dari visi kedalam
statement organisasi yang terfokus kepada
kebutuhan stakeholdernya.
Falsafah organisasi adalah nilai-nilai yang
ditanamkan dan dijadikan sebagai acuan dalam
setiap gerak dan langkah perusahaan.
Proses manajemen strategi merupakan suatu paket komitmen keputusan dan langkah yang diharapkan bagi
sebuah perusahaan untuk mencapai tingkat daya saing dan menghasilkan laba di atas rata-rata
SWOT
ANALYSIS
Strategik Intent
Strategik Mission
Perumusan Strategi
•Strategi tingkat bisnis
•Dinamika Persaingan
•Strategi Tingkat Perusahaan
•Strategi Restrukturisasi dan Akuisisi
•Strategi Internasional
Penerapan Strategi
•Kepemimpinan Perusahaan
•Struktur dan Pengendalian
•Kepemimpinan Strategis
•Kewirausahaan dan Inovasi
Daya Saing Strategis
Laba di atas rata-rata
Evaluasi & Kontrol
Tindakan
I
nput
Output
Feed Back
Visi
Misi
Dunia pendidikan secara sadar atau tidak kini
tengah bergerak menjadi satu pasar dunia,
suatu pasar yang efisien dan transparan, yang
mencakup daerah-daerah yang tak terbatas.
Globalisasi mau tidak mau akan menjadi trend
dari setiap organisasi baik organisasi usaha,
sosial maupun organisasi pendidikan. Negara
yang tidak mau dalam pengefisienan dan
pentransparanan tersebut akan ketinggalan
karena dinamisnya perubahan.
Keberadaan lembaga pendidikan sebagai salah satu pranata sosial
budaya saat ini dihadapkan pada berbagai tantangan yang kompleks.
Lembaga pendidikan kini berhadapan dengan derasnya arus
perubahan akibat globalisasi yang memunculkan persaingan dalam
pengelolaan lembaga pendidikan, baik negeri maupun swasta.
Globalisasi menuntut perlunya relevansi program sekolah dengan
kebutuhan masyarakat dan dunia kerja/industri terhadap mutu
lulusan (out-put) serta munculnya globalisasi pendidikan dengan
bermunculannya lembaga pendidikan yang bertaraf internasional.
Perubahan yang merupakan perbedaan yang terjadi dalam urutan
waktu, tentu saja tidak mudah diterjemahkan secara singkat dan
eksplisit. Perubahan dalam pengertian hakiki sesungguhnya
mengandung konotasi majemuk yang telah tergambar, lintas ruang dan
lintas waktu dengan demikian warna-warni kehidupan masyarakat,
warna warni yang dikenal sebagai ideologi, politik, ekonomi, sosial dan
budaya. Dengan adanya perubahan tersebut, lingkungan pendidikan
juga mengalami perubahan yang luar biasa. Dan kalau kita mau
merunut pangkalnya, semua ini tentu saja tak terlepas dari
menggejalanya revolusi informasi dan globalisasi yang melanda dunia
saat ini.
Akibat adanya revolusi dan globalisasi
sebagaimana disebutkan di atas, persaingan kini
telah menjadi semakin sengit karena tidak lagi
terbatas pada persaingan antar sesama
perusahaan domestik, tetapi juga dengan
perusahaan multinasional dari manapun juga.
Ini terjadi pada hampir semua bidang usaha,
bukan hanya pada bidang bisnis saja, tetapi
persaingan tersebut juga telah merambah ke
dunia pendidikan kita, mulai dari Play group, SD,
SLTP, SLTA, Universitas, bahkan ke institusi-
institusi pendidikan lainnya.
Berkaitan dengan meningkatnya persaingan dalam bidang
pendidikan ini, terjadi pula perubahan pada perilaku
konsumen, dalam hal ini yang dimaksud adalah masyarakat
(orangtua dan siswa), maupun dunia usaha. Karena banyaknya
pilihan, konsumen kini menjadi semakin banyak tuntutan, baik
mengenai kualitas lulusan dan biaya pendidikan maupun
pasilitas pendidikan. Bargaining power masyarakat meningkat
sedemikian rupa sehingga industri atau dunia pendidikan
terpaksa harus melayaninya kalau tidak mau akan tersingkir
dari kancah persaingan yang makin berat.
Dalam situasi lingkungan yang penuh dengan dinamika ini,
manajemen pendidikan harus dapat menciptakan organisasi
yang dapat memberikan pelayanan yang memuaskan
kepada dan masyarakat pada umumnya dan objek pendidikan
(Siswa dan orangtua) pada khususnya. Saat yang bersamaan
dapat pula bersaing secara efektif dalam konteks lokal,
nasional bahkan dalam konteks global.
Dengan kata lain dunia pendidikan kini dituntut
untuk mengembangkan manajemen strategi dan
operasi yang pada dasarnya banya diterapkan
dalam dunia usaha, sebagai langkah antisipatif
terhadap kecenderungan-kecenderungan baru guna
mencapai dan mempertahankan posisi bersaingnya,
sehingga nantinya dapat dihasilkan manusia-
manusia yang memiliki sumber daya manusia
berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan zaman.
Konsep dasar manajemen strategi dan operasi
dalam upaya meningkatkan mutu serta kualitas
pendidikan supaya dapat bersaing dalam
perkembangan global.
• Pengaruh globalisasi tak bisa dihindarkan dari
setiap organisasi untuk melakukan perubahan
dan pembenahan dalam rangka mencapai
tujuannya, baik organisasi usaha, organisasi
sosial maupun organisasi pendidikan. Di dunia
pendidikan, persaingan tak bisa dihindarkan
dengan munculnya lembaga-lembaga
pendidikan mulai dari play group, SD, SLTP,
SLTA sampai perguruan tinggi yang berlebel
internasional.
MENGAPA PERLU STRATGY
Perubahan tidak dapat dicapai dengan
cepat
Berbagai perubahan memerlukan
persiapan yang serius sebelum waktu
perubahan datang
Masa depan akan berbeda dengan saat ini
Lingkungan yang penuh ketidak pastian
(Uncertainly)
Sumber daya perlu dimanfaatkan secara
optimal dan berdasarkan skala prioritas
Apa Karakteristik Sekolah Efektif
1. KEPEMIMPINAN YANG PROFESIONAL (Professional Leadership)
2. VISI DAN TUJUAN BERSAMA (Shared Vision and Goals)
3. LINGKUNGAN BELAJAR (a Learning Environment)
4. KONSENTRASI PADA BELAJAR-MENGAJAR (Concentration on Learning and
Teaching)
5. HARAPAN YANG TINGGI (High Expectation)
6. PENGUATAN/PENGAYAAN/PEMANTAPAN YANG POSITIF (Positive
Reinforcement)
7. PEMANTAUAN KEMAJUAN (Monitoring Progress)
8. HAK DAN TANGGUNG JAWAB PESERTA DIDIK (Pupil Rights and
Responsibility)
9. PENGAJARAN YANG PENUH MAKNA (Purposeful Teaching)
10.ORGANISASI PEMBELAJAR (a Learning Organization)
11.KEMITRAAN KELUARGA-SEKOLAH (Home-School Partnership).
BERBAGAI DIMENSI EFFECTIVE SCHOOL
(RESEARCH IN SCHOOL IMPROVEMENT, 1983)
31
Dimensi Leadership
• Iklim & Atmosphere yang kondusif
• Tujuan jelas, dapat dicapai, relevan
• Guru berorientasi pengelolaan kelas yang
baik
• Inservice Training yang efektif untuk guru
Dimensi Pendukung
• Konsensus terhadap nilai-nilai dan tujuan
• Rencana stratejik dan koordinasi
• Staf kunci yang berkelanjutan
• Dukungan Dinas Pendidikan dan Pemda
Dimensi Efisiensi
• Penggunaan waktu pengajaran yang efektif (Intensitas
Interaksi)
• Lingkungan sekolah dan kelas yang disiplin
• Evaluasi dan umpan balik secara berkelanjutan
• Kegiatan kelas terstruktur dengan baik
• Petunjuk pembelajaran yang baik
• Penekanan terhadap pengetahuan dan skill yang tinggi
• Kesempatan untuk belajar secara maksimal
Dimensi Efficacy
• Harapan untuk mencapai
prestasi tinggi
• Reward untuk prestasi &
kinerja tinggi
• Kerjasama dan interaksi
dalam kelas
• Keterlibatan semua staf
dalam peningkatan kinerja
sekolah
• Otonomi dalam melaksanakan
proses pembelajaran sekolah
• Guru yang emphaty dan
memiliki kemampuan
interpersonal dengan siswa
• Menekankan kepada
pekerjaan rumah siswa
• Akuntabilitas terhadap hasil
belajar
• Interaksi sesama guru yang
baik yang efektif untuk guru
SEKOLAH SEBAGAI SUATU SISTEM ORGANISASI YANG TERBUKA
32
Instrumental Input
- Guru
- Sarana/Prasarana
- Kurikulum
- Administrasi/organisasi
- Keuangan
Proses
(Management)
Output Outcome
SISWA
Input
(Walls 1990)
Feed Back
- Masyarakat
- Orang tua
- Dunia Usaha
- Pemerintah
- DP/KS. DL
- dll
Environmental Input
- Dimensi Kognitif
- Dimensi Keterampilan
- Dimensi Sikap/Nilai
- Dimensi Hubungan
- Bekerja
- Melanjutkan sekolah
- dll
DINAMIKA SISTEM KEHIDUPAN BEBAS (SCHOOL DINAMYCS)
33
Komite Sekolah
Sekolah Sebagai Sistem
Pengawas/Kepala
Sekolah
Administrator dan
Tata Usaha Sekolah
KKG
MGMP
Teman-teman
siswa lainnya
Guru
Orang Tua
Siswa
Ruang Kelas
KKS
MKKS
APSI/
KORWAS
Masyarakat
34
Perspektif Proses-Output
(Walls, 1990)
Memandang luaran pendidikan yang
ungul akan ditentukan oleh Proses
(Struktur persekolahan,
lingkungan, corporate culture,
pembelajaran efektif, dll)
Keuntungan
Memperhatikan siswa unggul dan
kurang unggul
Perspektif Input-Output
(Seeley, 1988)
Memandang luaran pendidikan yang
unggul karena inputnya unggul
Kelemahannya
• Eksklusif
• Mengabaikan siswa yang tidak
unggul
STRATEGI MENUJU SEKOLAH UNGGUL
Model Kombinasi
• Memperhatikan “Minimal Requirement” Anak didik yang
akan diterima
• Kualifikasi Guru
• Kompetensi Guru
• Sarana & Prasarana yang baik
• Manajemen Sekolah yang efektif
Proses pembelajaran diselenggarakan sedemikian rupa sehingga terasa hidup,
memotivasi, interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang dan memberikan
ruang yang cukup untuk berprakarsa, kreativitas, dan kemandirian peserta didik
sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik peserta didik.
Dalam proses pembelajaran pendidikan memberikan keteladanan
Untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif & efisien setiap satuan
pendidikan melakukan perencanaan, pelaksanaan, penilaian proses pembelajaran
dan pengawasan yang baik.
STRATEGI DAN ARAH MENUJU SEKOLAH UNGGUL
PP19/2005 STRATEGI KEBIJAKAN
Kondisi Sekolah Saat Ini:
• Dimensi kognitif kearah
hafalan
• Dimensi keterampilan ke
arah mekanistik
• Dimensi nilai sudah
terabaikan
• Dimensi hubungan (ranah
interaktif kurang mendapat
perhatian)
Sosok Sekolah Unggul:
• Dimensi kognitif: penguasaan pengetahuan
dan bidang studi Kompetensi
• Dimensi ketrampilan: kearah life skill,
berpikir kreatif, inovatif
• Dimensi Nilai: sikap terhadap diri sendiri,
orang lain, lingkungan, moral etos kerja
• Dimensi hubungan yang interaktif, dialogis
dan terbuka
36
MUTU DAN
MUTU DAN
RELEVANSI
RELEVANSI
PENDIDIKAN
PENDIDIKAN
Pengembangan sekolah
berbasis keunggulan
lokal di setiap
kabupaten/kota
Pembangunan sekolah
bertaraf internasional di
setiap provinsi dan/atau
kabupaten/kota
Pengembangan guru
sebagai profesi
Pengembangan
kompetensi pendidik
dan tenga
pendidikan
Mendorong Jumlah Jurusan
di PT yg masuk dalam 100
besar Asia
Akselerasi Jumlah Prodi
Kejuruan, Vokasi, dan
Profesi
Penerapan Telematika
dalam pendidikan
Perluasan Pendidikan
Kecakapan Hidup
Implementasi dan
penyempurnaan
SNP oleh BSNP
Perluasan dan
peningkatan mutu
akreditasi
Perbaikan sarana dan
prasarana
Penjaminan mutu secara
terprogram dengan
mengacu pada SNP
Peningkatan jumlah dan
mutu publikasi ilmiah, dan
HAKI
MUTU DAN
MUTU DAN
RELEVANSI
RELEVANSI
PENDIDIKAN
PENDIDIKAN
Pengembangan sekolah
berbasis keunggulan
lokal di setiap
kabupaten/kota
Pembangunan sekolah
bertaraf internasional di
setiap provinsi dan/atau
kabupaten/kota
Pengembangan guru
sebagai profesi
Pengembangan
kompetensi pendidik
dan tenga
pendidikan
Mendorong Jumlah Jurusan
di PT yg masuk dalam 100
besar Asia
Akselerasi Jumlah Prodi
Kejuruan, Vokasi, dan
Profesi
Penerapan Telematika
dalam pendidikan
Perluasan Pendidikan
Kecakapan Hidup
Implementasi dan
penyempurnaan
SNP oleh BSNP
Perluasan dan
peningkatan mutu
akreditasi
Perbaikan sarana dan
prasarana
Penjaminan mutu secara
terprogram dengan
mengacu pada SNP
Peningkatan jumlah dan
mutu publikasi ilmiah, dan
HAKI
KEBIJAKAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
PADA DIMENSI PENINGKATAN MUTU DAN RELEVANSI
37
Sekolah Unggul
Mampu Menciptakan APA
Sekolah yang mampu memberikan layanan optimal kepada
seluruh anak dgn berbagai perbedaan bakat, minat kebutuhan
belajar
Sekolah mampu meningkatkan secara signifikan kapabilitas
yang dimiliki anak didik menjadi aktualisasi diri yang
memberikan kebanggaan
Sekolah yang mampu membangun karakter kepribadian yang
kuat, kokoh dan mantap dalam diri siswa
Sekolah yang mampu memberdayakan sumber daya yang ada
secara optimal dan efektif
Sekolah yang mampu mengembangkan networking yang luas
kepada stakeholder
Sekolah yang mampu mewujudkan sekolah sebagai organisasi
pembelajar
Sekolah yang renponsif terhadap perubahan
Manajemen Strategi Dalam Mengelola
Satuan Pendidikan
• Dunia pendidikan sedang menjadi pusat perhatian semua
komponen bangsa ini. Berdasarkan keyakinan bangsa yang
hebat ini bahwa pendidikan dapat mengubah masa depan
bangsa, maka sejak reformasi dilakukan berbagai perubahan
mendasar dalam pengelolaan pendidikan.
• Perubahan mendasar dilakukan dengan mengubah konstitusi,
Undang-undang Sistem Pendidikan Nomor 02/1989 menjadi
Nomor 20/2003, diikuti dengan Peraturan Pemerintah Nomor
19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, serta secara
teknis dituangkan ke dalam peraturan menteri pendidikan
tentang delapan standar pengelolaan pendidikan.
Dr.Enas.,MM
Dalam UUSPN, diungkapkan bahwa fungsi dan tujuan pendidikan nasional
pada pasal 3 yaitu “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab” (Pasal 3 UUSPN 20/2003).
Berdasarkan fungsi ini maka pada tahun 2005 Depdiknas menetapkan
Rencana Strategik Depdiknas. Pada Renstra ini diungkapkan bahwa visi
depdiknas adalah “Terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial
yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara
Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu
dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Sejalan
dengan Visi Pendidikan Nasional tersebut, Depdiknas berhasrat bahwa pada
tahun 2025 dapat menghasilkan “Insan Indonesia Cerdas dan Kompetitif”.
Dr.Enas.,MM
Dari Visi Depdiknas di atas dapat kita maknai bahwa Depdiknas lebih
menekankan pada pendidikan transformatif, yang menjadikan pendidikan
sebagai motor penggerak perubahan dari “masyarakat berkembang” menuju
“masyarakat maju”. Pembentukan masyarakat maju selalu diikuti oleh proses
transformasi struktural, yang menandai suatu perubahan dari masyarakat
yang potensi kemanusiannya kurang berkembang menuju masyarakat maju
dan berkembang yang mengaktualisasikan potensi kemanusiannya secara
optimal. Bahkan di era global sekarang, transformasi itu berjalan dengan
sangat cepat yang kemudian mengantarkan pada masyarakat berbasis
pengetahuan.
Perubahan mendasar tersebut berada pada perubahan pengelolaan
pendidikan, dari pengelolaan sentralistik menjadi desentralistik. Pengelolaan
pendidikan dengan berorientasi pada “kepuasan pelanggan” dengan
mengedepankan mutu pendidikan.
Salah satu alternatif yang harus dilakukan oleh setiap satuan pendidikan
adalah mereset pengelolaan pendidikan dengan menerapkan manajemen
strategik.
Dr.Enas.,MM
Tahapan Pembangunan Pendidikan Nasional
41
MISI 2010-2014 :
M1. Meningkatkan Ketersediaan Layanan Pendidikan
M2. Meningkatkan Keterjangkauan Layanan Pendidikan
M3. Meningkatkan Kualitas/Mutu dan Relevansi Layanan Pendidikan
M4. Meningkatkan Kesetaraan Memperoleh Layanan Pendidikan
M5. Meningkatkan Kepastian/Keterjaminan Memperoleh Layanan Pendidik
VISI 2014 :
“Terselenggaranya Layanan Prima Pendidikan Nasional
untuk Membentuk Insan Indonesia Cerdas Komprehensif“
VISI 2025 INSAN INDONESIA CERDAS & KOMPETITIF
PERIODE 2005-2009 2010-2014 2015-2019 2020-2024
TEMA Peningkatan
Kapasitas &
Modernisasi
Penguatan
Pelayanan
Daya Saing
Regional
Daya Saing
Internasional
Fokus Internal Fokus Eksternal
Kebijakan Sentralistik
Kebijakan pendidikan yang sentralistik dialami dalam tiga
periode, yaitu pada masa Pra-Orde Baru, Masa Orde Baru, dan
Masa Transisi. Kebijakan pada masa Pra-Orde Baru masih
berorientasi politik. Sebagaimana dijelaskan oleh Tilaar (2000:2)
bahwa kebijakan pendidikan di masa itu diarahkan kepada
proses indoktrinasi dan menolak segala unsur budaya yang
datangnya dari luar. Dengan demikian pendidikan bukan untuk
meningkatkan taraf kehidupan rakyat, bukan untuk kebutuhan
pasar melainkan untuk orientasi politik. Indroktrinasi pendidikan
mulai dari jenjang sekolah dasar sampai pendidikan tinggi
diarahkan untuk pengembangan sikap militerisme yang militan
sesuai dengan tuntutan kehidupan di suasana perang dingin
pada saat itu.
Kebijakan pendidikan pada masa Orde Baru mengarah pada
penyeragaman. Tilaar (2002:3) menjelaskan pendidikan di masa
ini diarahkan kepada uniformalitas atau penyeragaman di dalam
berpikir dan bertindak. Pakaian seragam, wadah-wadah tunggal
dari organisasi sosial masyarakat, semuanya diarahkan kepada
terbentuknya masyarakat yang homogen. Pada masa ini tidak
ada tempat bagi perbedaan pendapat, sehingga melahirkan
disiplin semu dan melahirkan masyarakat peniru.
Pada masa ini pertumbuhan ekonomi yang dijadikan panglima
dengan tidak berakar pada ekonomi rakyat dan sumber daya
domestik serta ketergantungan pada utang luar negeri sehingga
melahirkan sistem pendidikan yang tidak peka terhadap daya
saing dan tidak produktif. Pendidikan tidak mempunyai
akuntabilitas sosial oleh karena masyarakat tidak diikutsertakan
di dalam manajemen sekolah.
Dr.Enas.,MM
Penerapan pendidikan tidak lagi diarahkan pada peningkatan kualitas,
melainkan pada target kuantitas. Akuntabilitas pendidikan sangat rendah
walaupun telah diterapkan prinsip ‘link and match” karena manajemen hanya
dilakukan oleh sekelompok orang.
Pada masa transisi, kebijakan pendidikan merupakan masa refleksi terhadap
arah pendidikan nasional. Tilaar (2000:5) menjelaskan bahwa pada masa
krisis membawa masyarakat dan bangsa pada keterpurukan dari krisis
moneter membuat menjadi krisis ekonomi dan berakhir pada krisis
kepercayaan.
Krisis kepercayaan telah menjadi warna yang dominan di dalam kebudayaan
kita dewasa saat itu. Oleh karena pendidikan merupakan proses
pembudayaan, maka krisis kebudayaan yang dialami merupakan refleksi dari
krisis pendidikan nasional. Pada masa ini direfleksi berbagai pemikiran dalam
memajukan sistem pendidikan kita, sehingga berbagai perubahannya
dirasakan sangat drastis, dan sebagian pelaku pendidikan “tercengang” dan
masih galau dalam menjalankan kebijakan baru.
Dr.Enas.,MM
Kebijakan Desentralistik
Berdasarkan beberapa hasil penelitian di beberapa negara maju
menunjukkan, bahwa kebijakan desentralisasi berpengaruh
cukup signifikan terhadap kemajuan dan pembangunan
pendidikan. Setidaknya, terdapat empat karakteristik positif
dalam menerapkan kebijakan desentralisasi pendidikan, yaitu:
(1) peningkatan mutu, (2) efisien keuangan, (3) efisien
administrasi, dan (4) perluasan atau pemerataan.
Desentralisasi pendidikan yang antara lain dimanifestasikan
dalam pemberian otonomi pada sekolah, akan meningkatkan
kapasitas dan memperbaiki manajemen sekolah. Dengan
kewenangan penuh yang dimiliki sekolah, maka sekolah lebih
leluasa mengelola dan mendayagunakan potensi sumber daya
yang dimiliki, misalnya, keuangan, tenaga pengajar (guru),
kurikulum, sarana prasarana, dan lain-lain.
Dr.Enas.,MM
Desentralisasi diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan
dan memperbaiki mutu belajar-mengajar, karena proses
pengambilan keputusan dapat dilakukan langsung di sekolah
oleh guru, kepala sekolah, dan tenaga administratif (staf
manajemen).
Desentralisasi dapat mendorong dan membangkitkan gairah
serta semangat mereka untuk bekerja lebih giat dan lebih baik.
Pengalaman di New Zeland, misalnya, desentralisasi berdampak
positif terhadap minat belajar siswa. Sementara di Brazil, siswa
kelas tiga dapat memperbaiki nilai atau angka hasil ulangan
untuk mata pelajaran dasar (bidang studi pokok). Di Amerika
Serikat, desentralisasi pendidikan mengharuskan pendapatan
pajak di negara bagian (pendapatan asli daerah) sebesar 60%-
nya digunakan untuk pendidikan, sedangkan 40%-nya digunakan
kegiatan lainnya.
Dr.Enas.,MM
Penerapan desentralisasi dalam pengelolaan pendidikan
diharapkan dapat memotong mata rantai birokrasi yang panjang
dengan menghilangkan prosedur bertingkat-tingkat.
Desentralisasi akan memberdayakan aparat tingkat daerah dan
lokal, dan membangkitkan motivasi aparat penyelenggara
pendidikan bekerja lebih produktif. Ini berdampak pada efisiensi
administrasi. Pengalaman di Cile, misalnya, desentralisasi secara
signifikan berhasil menurunkan biaya administrasi, yang ditandai
dengan perampingan jumlah pegawai.
Secara teoritis, desentralisasi membuka peluang kepada
penyelenggara pendidikan di tingkat daerah dan lokal untuk
melakukan ekspansi sehingga akan terjadi proses perluasan dan
pemerataan pendidikan. Desentralisasi akan meningkatkan
permintaan pelayanan pendidikan yang lebih besar, terutama
bagi kelompok masyarakat di suatu daerah yang selama ini
belum terlayani.
Dr.Enas.,MM
Pada awal tahun 2001 digulirkan program MBS (Manajemen
Berbasis Sekolah). Program ini diyakini akan memberdayakan
masyarakat pendidikan (stakeholders) dalam memberikan
perhatian dan kepeduliannya terhadap dunia pendidikan,
khususnya sekolah.
Dalam menerapkan konsep MBS, mensyaratkan sekolah
membentuk Komite Sekolah yang keanggotaannya bukan hanya
orangtua siswa yang belajar di sekolah tersebut, namun
mengikutsertakan pula guru, siswa, tokoh masyarakat, pakar, dan
pemerintahan di sekitar sekolah, dan bahkan pengusaha.
Tujuan program MBS di antaranya menuntut sekolah agar dapat
meningkatkan kualitas penyelenggaraan dan layanan pendidikan
(quality assurance) yang disusun secara bersama-sama dengan
Komite sekolah.
Masyarakat dituntut perannya bukan hanya membantu
pembiayaan operasional pendidikan di sekolah tersebut,
melainkan membantu pula mengawasi dan mengontrol kualitas
pendidikan.
Dr.Enas.,MM
Kebijakan desentralisasi bidang pendidikan dalam
melaksanakan Otonomi Daerah berkonsekuensi pada perlunya
kebijakan strategis bidang pendidikan, yaitu: (1) Manajemen
peningkatan mutu berbasis sekolah (School Based Management)
yang memberi kewenangan pada sekolah untuk merencanakan
sendiri upaya peningkatan mutu secara keseluruhan; (2)
Pendidikan yang berbasiskan pada partisipasi komunitas
(community based education) agar terjadi interaksi yang positif
antara sekolah dengan masyarakat, sekolah sebagai community
learning centre; dan (3) Dengan menggunakan paradigma belajar
atau learning paradigm yang akan menjadikan pelajar-pelajar
atau learner menjadi manusia yang diberdayakan. (4)
Pemerintah juga mencanangkan pendidikan berpendekatan
Broad Based Education System (BBE) yang memberi pembekalan
kepada pelajar untuk siap bekerja membangun keluarga
sejahtera.
Dr.Enas.,MM
Salah satu di antaranya, diharapkan dapat menetapkan Rencana
Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS). Realisasi
dari ini, komite menghimpun dana masyarakat, termasuk dari
orangtua siswa untuk membantu operasional sekolah untuk
menggapai kualitas pendidikan.
sejak program MBS ini digulirkan, peran komite sekolah mulai
tampak, terutama dalam menghimpun sumber-sumber
pendanaan pendidikan, baik sebagai dukungan terhadap
penyediaan sarana dan prasarana pendidikan maupun untuk
peningkatan kualitas pendidikan.
Manajemen Strategik
Dalam menerapkan kebijakan Manajemen Berbasis Sekolah
(MBS), sekolah harus menetapkan mutu sebagai tujuan
penyelenggaraan pendidikan. Pencapaian mutu tersebut menjadi
benchmarking bagi sekolah dalam menjalankan kinerjanya. Oleh
karena itu, sejak uji coba pelaksanaan Bantuan Operasional
Manajemen Mutu (BOMM) pada 1000 SLTP/SLTA dilakukan
pemerintah maka ditetapkan program Manajemen Peningatan
Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS).
Dalam program MPMBS, pemerintah tidak lagi ikut mengatur
masalah kurikulum, karena kurikulum harus dikembangkan oleh
sekolah dan komite sekolah dari Standar Isi dan Standar
Kompetensi Lulusan yang disusun oleh lembaga independen
yaitu Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Pemerintah dan pemerintah daerah tidak ikut melakukan
pengujian atau mengevaluasi hasil pendidikan (ulangan umum),
karena kewenangan tersebut berada pada guru, kecuali nilai
prasyarat untuk penentuan kelulusan pendidikan dasar dan
menengah berdasarkan Ujian Nasional yang soal dan
pelaksanaannya dilakukan oleh BSNP.
Pemerintah tidak ikut mengatur penggunaan buku teks
pelajaran, kecuali menyediakan Buku Sumber Elektronik (BSE)
yang kualitasnya telah dinilai oleh BSNP dan dana untuk
pembelian buku tersebut.
Pemerintah atau pemerintah daerah tidak lagi harus
menyediakan buku laporan pendidikan (raport), karena hal
tersebut merupakan kewenangan dan tanggungjawab sekolah.
Otonomi yang demikian besar diberikan kepada sekolah ini
seharusnya menjadi dasar untuk melakukan manajemen
strategik. Kepala Sekolah sebagai leader memiliki kewenangan
manajerial untuk memimpin warga sekolah untuk bersama-sama
merancang manajemen strategik.
Peluang bisnis dalam bidang pendidikan adalah “layanan jasa
pendidikan”, sehingga yang menjadi pelanggan pun adalah
peserta didik sebagai pelanggan internal dan orangtua siswa
sebagai pelanggan eksternal.
Manajemen strategik dalam dunia pendidikan merupakan suatu
pengelolaan satuan pendidikan berdasarkan pendekatan
terhadap analisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan
untuk merancang aktivitas dalam rangka mencapai visi, misi, dan
tujuan sekolah yang telah ditentukan.
Upaya Peningkatan Mutu sebagai Dasar Manajemen Strategik
Program peningkatan mutu pendidikan yang dicanangkan
pemerintah sebagai salah satu rencana strategik harus
ditindaklanjuti di tingkat satuan pendidikan. Peningkatan mutu,
relevansi, dan daya saing dimaksudkan untuk perwujudan
eksistensi manusia dan interaksinya sehingga dapat hidup
bersama dalam keragaman sosial dan budaya. Selain itu, upaya
ini dimaksudkan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat
serta daya saing bangsa.
Mutu pendidikan juga dilihat dari peningkatan atas penghayatan
dan pengamalan nilai-nilai humanisme yang meliputi keteguhan
iman dan taqwa serta berakhlak mulia, beretika, berwawasan
kebangsaan, berkepribadian tangguh, dan berekspresi estetis,
serta sehat jasmani dan rohani.
Peningkatan mutu dan relevansi pendidikan diukur dari pencapaian
kecakapan akademik dan nonakademik lebih tinggi yang
memungkinkan lulusan dapat proaktif terhadap perubahan masyarakat
dalam berbagai bidang baik di tingkat lokal, nasional maupun global.
Berdasarkan kesadaran ini maka orientasi mutu pendidikan sebagai
benchmaking menjadi sasaran manajemen strategik di satuan
pendidikan.
Dalam menerapkan manajemen strategik, Kepala sekolah memimpin
satuan pendidikan untuk melakukan analisis terhadap potensi diri dan
lingkungan. Analisis ini merupakan dasar untuk melaksanakan
manajemen mutu yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan
(SNP).
Standar ini meliputi berbagai komponen yang terkait dengan mutu
pendidikan, yaitu standar isi, standar proses, standar kompetensi
lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana
dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan
standar penilaian pendidikan. Kepala Sekolah menetapkan
pencapaian terhadap standar-standar tersebut sebagai dasar untuk
mengukur kinerja satuan pendidikan yang dipimpinnya pada
standarisasi pendidikan.
KESIMPULAN
Manajemen strategik merupakan salah satu implementasi dari
Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS).
Manajemen strategik pada satuan pendidikan merupakan
pengelolaan pendidikan yang dipimpin oleh kepala sekolah
sebagai manajer dan leader di satuan pendidikan. Manajemen
strategik merupakan model pengelolaan pendidikan modern
yang harus diterapkan oleh setiap satuan pendidikan dalam
rangka peningkatan mutu pendidikan
Manajemen strategik merupakan pengelolaan pendidikan yang
berorientasi pada quality assurance sebagai jaminan kepada
pelanggan, baik internal maupun eksternal dalam pengelolaan
pendidikan yang berorientasi pada peningkatan mutu.
Manajemen strategik direncanakan oleh satuan pendidikan
dengan selalu menganalisis pada potensi kekuatan dan
kekurangan serta analisis pada lingkungan sebagai peluang dan
tantangan.
Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam melaksanakan
manajemen strategik adalah menggunakan empat komponen
manajemen strategik, yaitu:
(1) Analisis potensi dan profil satuan pendidikan
(sekolah/madrasah) untuk mengidentifikasi kekuatan dan
kelemahan;
(2) Analisis lingkungan untuk mengidentifikasi peluang dan
ancaman dalam melaksanakan layanan jasa pendidikan;
(3) Menetapkan visi dan misi berdasarkan analisis potensi dan
lingkungan sebagai acuan dalam pengelolaan satuan
pendidikan;
(4) Menetapkan strategi yang diperlukan untuk meningkatkan
kinerja sekolah dalam mencapai visi dan misi sekolah;
Sasaran utama manajemen strategi masa sekarang adalah berupaya
meningkatkan mutu pendidikan melalui SPMI
Sistem Penjaminan Mutu Internal (SMPI) ini dilaksanakan dan
diawasi secara mandiri oleh semua unit/komponen kerja yang
ada di lembaga pendidikan tersebut melalui Badan Penjamin
Mutu (Quality Assurance).
Kegiatan ini mencakup mulai dari perencanaan, pelaksanaan,
pengendalian dan pengembangan standar mutu pada lembaga
pendidikan sehingga stakeholder (siswa/mahasiswa, orang tua,
masyarakat, pemerintah, ataupun pihak lain yang
berkepentingan) memperoleh kepuasan.
Bagaimana konsep dasar SPMI dalam upaya meningkatkan
mutu pendidikan ?
Konsep dasar SPMI adalah berpijak pada :
1) Undang-undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003
yang mengamanatkan pengendalian dan evaluasi
mutu pendidikan harus dilakukan baik terhadap
program maupun institusi pendidikan secara
berkelanjutan.
2) Undang-undang No. 19 Tahun 2005, bahwa
penetapan Standar Nasional Pendidikan (SNP)
untuk mewujudkan pendidikan nasional yang
bermutu.
Dengan dasar tersebut maka penetapan manajemen mutu pada
lembaga pendidikan merupakan suatu keharusan untuk
memenuhi atau melampaui Standar Nasional Pendidikan dengan
cara mempersiapkan :
a. Kebijakan mutu (policy), naskah/buku/dokumen berisi definisi,
konsep tujuan, strategi, berbagai standar mutu.
b. Pedoman mutu (manual), naskah/dokumen yang berisi
mekanisme perencanaan, penerapan, pengendalian, dan
pengembangan atau peningkatan standar mutu.
c. Standar mutu, naskah/dokumen berisi minimum 8 standar
nasional pendidikan
d. Dokumen/formulir mutu, naskah/dokumen yang berisi
berbagai formulir yang berfungsi sebagai instrument untuk
merencanakan, melaksanakan ataupun pengembangan
standar mutu.
Kesimpulan :
Dengan adanya penjaminan mutu secara internal yang dilakukan
terus menerus dalam rangka memenuhi atau melampaui SNP,
maka mekanisme/sistem penjaminan mutu tersebut sekaligus
juga dapat menghentikan perubahan bila dinilai perubahan
tersebut menuju ke arah penurunan atau kemunduran atau tidak
mendukung ketercapaian visi misi suatu lembaga/institusi
tersebut.
Apa tujuan SPMI
1) Membantu perbaikan dan peningkatan secara terus-menerus dan
berkesinambungan melalui praktek yang terbaik dan selalu
mengadakan inovasi.
2) Menyediakan informasi pada masyarakat sesuai sasaran dan waktu
secara konsisten, dan bila mungkin, membandingkan standar yang
telah dicapai dengan standar standar lembaga yang lain (lembaga
sejenis/pesaing).
3) Menjamin dan meminimalkan prosedur/proses sesuai SNP sehingga
target mutu pendidikan terMembantu perbaikan dan peningkatan
secara terus-menerus dan berkesinambungan melalui praktek yang
terbaik dan selalu mengadakan inovasi.
2) Menyediakan informasi pada masyarakat sesuai sasaran dan waktu
secara konsisten, dan bila mungkin, membandingkan standar yang
telah dicapai dengan standar standar lembaga yang lain (lembaga
sejenis/pesaing).
3) Menjamin dan meminimalkan prosedur/proses sesuai SNP sehingga
target mutu pendidikan tercapai.
Kesimpulan :
Tujuan SPMI adalah memelihara dan meningkatkan mutu pendidikan
secara berkelanjutan yang dijalankan oleh suatu lembaga pendidikan
secara internal, untuk mewujudkan visi serta untuk memenuhi
kebutuhan stakeholders melalui penyelenggaraan pendidikan yang
bermutu.
Dalam manajemen strategi analisa SWOT sangat diperlukan.
Analisis SWOT adalah sebuah metode perencanaan manajemen
strategis yang digunakan untuk mengevaluasi Kekuatan (Strength),
Kelemahan (Weakness), Peluang (Opportunity), dan Ancaman
(Threat) yang terjadi dalam dalam suatu organisasi. Untuk melakukan
analisis, ditentukan tujuan/usaha/identifikasi objek yang akan
dianalisis.
Kekuatan dan Kelemahan dikelompokkan ke dalam faktor Internal,
sedangkan Peluang dan Ancaman diidentifikasi sebagai faktor Eksternal
yang terlibat sebagai sumber input untuk perancangan proses sehingga
proses yang dirancang dapat berjalan optimal, efektif, dan efisien yang
menjadi dasar untuk pengambilan keputusan strategis, misalnya
dengan SWOT bisa mengidentifikasi kompetensi langka atau unggul
pendidikan dan cara unggul yang digunakan dalam manajemen
pendidikan yang tepat akan memberikan keunggulan kompetitif
berkelanjutan.
Tujuan langkah-langkah analisis SWOT tersebut sebagai
pendekatan manajemen strategi
a. Para perumus kebijakan strategi terlebih dahulu harus memahami faktor-
faktor kekuatan yg dimiliki organisasi pendidikan
b. Mengenali kelemahan yang terdapat dalam organisasi pendidikan
dibandingkan dengan kekuatan eksternal
c. Prediksi kekuatan yg harus dimiliki organisasi agar mampu bersaing untuk
dapat meraih peluang dengan cara menyusun manajemen strategi
d. Perlu memprediksi ancaman eksternal. Jika ancaman tidak terlalu
menonjol, para manajer tidak perlu menunjukkan karakteristtik
“defeatist” (mengalahkan) yg mendominasi cara berpikir
e. Manajer perlu mengembangkan keterampilan & meramalkan perubahan-
perubahan pendidikan yg akan terjadi di lingkungan eksternal
f. Manajer perlu memanfaatkan peluang dengan cara memilih berbagai
variabel yg bersifat kritikal & menyeleksi sumber-sumber penting dari
informasi tentang lingkungan
g. Memahami & menilai cara pendekatan peramalan untuk diintegrasikan
Apa kegunaan manajemen strategi dalam pengembangan
pendidikan ?
Kegunaan Manajeme Strategi dalam pengembangan pendidikan
sebagai berikut :
a. Organisasi pendidikan mempunyai arah yang jelas untuk
ditempuh sesuai dengan visi dan misi pendidikan
b. Tersedianya tenaga-tenaga profesional disertai semangat yg
tinggi untuk memajukan pendidikan
c. Manajemen puncak dan manajemen pelaksana membuat
komitmen yg kuat setiap rencana dan pelaksanaan strategi
guna memcapai keunggulan kompetitif
d. Berusaha meningkatkan efektivitas dan produktivitas setiap
tahapan strategi
e. Berusaha memahami aturan dan persyaratan-persyaratan
strategi internal agar implementasi strategi tepat sasaran
Kenapa pengenalan lingkungan eksternal sangat diperlukan dalam
manajemen strategi ?
Pengenalan lingkungan eksternal secara tepat sangat penting karena
:
1. Faktor-faktor yg berpengaruh itu tidak pernah konsisten melainkan
berubah-ubah
2. Intensitas dampaknya terhadap kehidupan beraneka ragam
3. Banyak faktor-faktor eksternal berbentuk kejutan yg tidak dapat
diperhitungkan sebelumnya betapapun cermatnya analisis SWOT
dilakukan
4. Kondisi lingkungan eksternal itu berada di luar kemampuan
organisasi yg harus dikendalikan
5. Lingkngan eksternal membuka peluang bila mampu bersaing,
tetapi bila tidak mampu mengatasinya bisa menjadi ancaman
serius
6. Abad ini merupakan abad global diberbagai bidang kehidupan,
termasuk pengaruhnya terhadap organisasi pendidikan
7. Kehadiran korporasi multi nasional yang membuat kabur batas-
batas wilayah kekuasaan lintas negara
• Dalam manajemen strategi ada sasaran jangka pendek dan
sasaran strategi operasional. Coba Jelaskan kedua sasaran
tersebut !
• Sasaran jangka pendek, ialah menentukan periodisasi melalui
penetapan saaran-sasaran tahunan berbentuk rincian sasaran
secara operasional dan proporsional sesuai dengan jangkauan
waktu & program kegiatan lebih jelas, kongkrit, mendetail dan
bersifat kuantitatif.
• Strategi Operasional, ialah sasaran secara operasional
meliputi teknis pelaksanaan operasi dibagi menjadi beberapa
tahap seperti bagian, seksi, divisi sampai departemen. Setiap
bagian ini dipimpin oleh seorang manajer operasional yag
mengatur berbagai kegiatan fungsional seperti mengatur
sumber daya manusia, fungsi kegiatan organisasi, keuangan &
sebagainya.
Keterkaitan
Teori-
kebijakan-
Praktik
Teori:
- Filsafat
- Pendidikan
- Manajmen
- Kurikulum
- Evaluasi
Kebijakan:
UU-20, PP-19,Otda
Permen: KTSP-MBS Program
pendidikan:
Kurikulum,
pembelajaran
Evaluasi
Implementasi &
pengendalian
program
UU 20/2003
TTG SISTEM
PENDIDIKAN
NASIONAL
PP-19/2005
STANDAR
NASIONAL
PENDIDIKAN
Standardisasi Pendidikan
Kompe-
tensi
lulusan
- Isi pendidikan
- Proses pendkan
- Penilaian
- Pengelolaan
Pendidik & tenaga
kependidikan
Sarana &
prasarana
pendidikan
Biaya
pendidikan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
KTSP adalah model pengelolaan pengembangan
kurikulum
 Pengelolaan (sentralistis  desentralistis):
- Kerangka dasar & struktur kurikulum disusun
oleh Pusat (BNSP)
- Silabus, SAP/Satpel/RPP disusun oleh sekolah
 Peran Komite Sekolah - madrasah dalam
mengembangkan kurikulum & silabus
Manajemen Pengemb.Kurikulum
Sentralistik Desentralistik
 Wewenang & Tanggung
jawab pada Pusat
 Kurikulum sama utk semua
daerah-sekolah
 Perangkat kurikulum
lengkap & rinci
 Pengendalian (Monitoring-
Evaluasi-Penyempurnaan
oleh Pusat
Wewenang & Tanggung
jawab pada sekolah
Kurikulum bervariasi
Perangkat kurikulum
sesuai
Kondisi&kemampuan
sekolah
Pengendalian oleh sekolah
Evaluasi kurikulum
KTSP
?
Hakekat Perubahan
 Perubahan terjadi secara kontinu dlm semua
komponen: cepat-lambat
 Perubahan dlm kelembagaan pendidikan terjadi
akibat perkembangan ilmu-teknologi & masyarakat
 Perubahan pd siswa krn perkembangan,
kematangan dan belajar.
 Perubahan pd guru karena belajar-latihan,
pengalaman,
 Semua perubahan tsb menuntut desain program
Guru
 Guru bekerja dlm sistem sosial tertentu, dituntut bekerja
sesuai harapan-perkembangan masyarakat.
 Pendidikan bersifat normatif, guru hrs jadi contoh-
teladan-panutan.
 Guru bekerja dlm keterbatasan waktu, variasi kondisi
siswa, keragaman tugas dan peran pekerjaan.
 Guru dituntut terus meningkatkan diri sejalan
perkembangan masyarakat, siswa dan kelembagaan
pendidikan.
Kesiapan Guru
Penguasan konsep kurikulum, kompetensi,
materi, desain, pembelajaran, penilaian
Kesiapan berdedikasi: merancang,
melaksanakan, mengevaluasi, meningkatkan
Pembinaan :
- Dari Dinas, Pengawas, Kepala sekolah
- Sejawat dalam peer group (MGMP/KKG)
- Mandiri
Sekolah sbg sistem sosial
Sekolah merupakan sistem interaksi sosial:
 saling ketergantungan antar bagian,
 populasi terumuskan dgn jelas,
 ada keragaman karena latar belakang
lingkungannya,
 jaringan hubungan sosial yg kompleks,
 tiap sekolah memiliki keunikan budaya
Pengemb. Kurikulum Berbasis
Sekolah
 Bottom up: kurikulum disusun oleh guru 
perlu kesiapan  pembinaan intensif –
peningkatan kegiatan KKG-MGMP
 Partisipasi masyarakat: melibatkan Komite
Sekolah  masukan ttg sasaran-isi kurikulum
 Diversifikasi sekolah: variasi kurikulum sesuai
kemajuan-kebutuhan-karakteristik masyarakat
Diversifikasi Kurikulum
Penjabaran Kurikulum Nasional sesuai kondisi,
perkembangan, kebutuhan daerah-sekolah
Sekolah maju mengadakan pengayaan isi &
pembelajaran
Pengayaan sesuai karakteristik daerah
Sekolah belum maju melaksanakan kurikulum
minimal tetapi yang esensial
Kurikulum unggulan
Potensi daerah:
- Keagamaan
- Budaya
- Akademis
- Vokasional
Peserta didik:
- Usia
- Kecerdasan
- Bakat-minat
- Aselerasi
- Siswa berbakat
- Siswa lambat
- Minat khusus
Unggulan bidang:
- Agama
- Seni-budaya
- Ilmu-akademis
- Vokasional-ketrampilan
- Mutu pendidikan
- Efektivitas pendidikan
- Efisiensi pendidikan
- Produktivitas penddkn
Satuan pendidikan:
- Jenjang
- Jenis
Kecakapan hidup
 Kecakapan memecahkan masalah yang dihadapi
dalam kehidupan.
 Kecakapan pribadi – sosial.
 Kecakapan akademik - vokasional.
Pendidikan keunggulan lokal:
sesuai karakteristik, kebutuhan, perkembangan,
tuntutan setempat.
KESUKSESAN
• Kesuksesan berawal dari niat dan tekad yang
kuat serta kerja keras
• Tumbuh dari semangat, keuletan, dan
kepercayaan diri.
• Didukung oleh optimisme, dan terbebas dari
keraguan
• Mampu mengendalikan diri, serta dapat
menempatkan rasa takut, marah dan malu
secara proporsional.
80
1. Mampu membaca kebutuhan, jalan pikiran
dan karakteristik bawahan/ orang lain.
2. Tidak bertipe konfrontatif
3. Semangat selalu berada di depan
4. Kemampuan diplomasi dan berkomunikasi dg
baik
SUMBER KEKUATAN MERAIH SUKSES
STRATEGI
1. Sejalan dengan adanya tantangan dan tuntutan
perubahan, perlu melakukan aktualisasi nilai
terhadap visi, misi, program dan strategi
2. Melakukan pengkajian secara terus menerus
terhadap harapan-harapan, masalah,
kebutuhan, dan kecenderungan riil masyarakat ?
Apakah potensi dan kekuatan intern organisasi –
visi, misi, program, strategi, anggaran, SDM, dan
kebijakan dasar yang ada mampu menjawab
tantangan tersebut ?
• Strategi adalah lebih dari sekedar meningkatkan
efisiensi. Strategi melibatkan pilihan-pilihan yang
sulit (trade-off). Strategi berurusan dengan upaya
untuk menjadi berbeda (to be different), dan
sering berkaitan bukan dengan yang harus
dikerjakan, melainkan dengan yang harus
dilakukan (what not to do).
• Strategi adalah seni mengemas sesuatu untuk
mencapai tujuan

More Related Content

Similar to 3732103.ppt

Jurnal msdm (dwi pujiatin 1751144006)
Jurnal msdm (dwi pujiatin 1751144006)Jurnal msdm (dwi pujiatin 1751144006)
Jurnal msdm (dwi pujiatin 1751144006)
Zie DwiPuji
 
Pengertian dan Fungsi Manajemen
Pengertian dan Fungsi ManajemenPengertian dan Fungsi Manajemen
Pengertian dan Fungsi Manajemen
Ferry Rinaldi
 
Queen Rinjani, Dasar-Dasar Manajemen, Sosiologi, Dr. Taufik Ramdani, S.Th.I.,...
Queen Rinjani, Dasar-Dasar Manajemen, Sosiologi, Dr. Taufik Ramdani, S.Th.I.,...Queen Rinjani, Dasar-Dasar Manajemen, Sosiologi, Dr. Taufik Ramdani, S.Th.I.,...
Queen Rinjani, Dasar-Dasar Manajemen, Sosiologi, Dr. Taufik Ramdani, S.Th.I.,...
Queen Rinjani
 
Makalah pls
Makalah plsMakalah pls
Organisasi osis
Organisasi osisOrganisasi osis
Organisasi osis
Kurnia Putri Yuliani
 
Pert 1 Dasar-Dasar Manajemen.Teknologipdf
Pert 1 Dasar-Dasar Manajemen.TeknologipdfPert 1 Dasar-Dasar Manajemen.Teknologipdf
Pert 1 Dasar-Dasar Manajemen.Teknologipdf
HeriAgusSasriadi
 
Makalah pls
Makalah plsMakalah pls
Uts dasar dasar manajemen klara anitia (l1-c021047)
Uts dasar dasar manajemen  klara anitia (l1-c021047)Uts dasar dasar manajemen  klara anitia (l1-c021047)
Uts dasar dasar manajemen klara anitia (l1-c021047)
klaraanitia
 
konsep dasar manajemen dalam sistem informasi
konsep dasar manajemen dalam sistem informasikonsep dasar manajemen dalam sistem informasi
konsep dasar manajemen dalam sistem informasi
ad1c00l
 
1. administrasi, manajemen, dan pengendalian
1. administrasi, manajemen, dan pengendalian 1. administrasi, manajemen, dan pengendalian
1. administrasi, manajemen, dan pengendalian
Agus Riyanto
 
Strategi dalam kepemimpinan
Strategi dalam kepemimpinanStrategi dalam kepemimpinan
Strategi dalam kepemimpinan
Victor Madritsta
 
Implementasi manajemen ppt
Implementasi manajemen pptImplementasi manajemen ppt
Implementasi manajemen ppt
WellySuwandi1
 
Makalah manajemen-sekolah-kurikulum
Makalah manajemen-sekolah-kurikulumMakalah manajemen-sekolah-kurikulum
Makalah manajemen-sekolah-kurikulumPendekar Al-Hikmah
 
Azmen
AzmenAzmen
Azmen
aaary03
 
Overview of Strategic Management - riki ardoni
Overview of Strategic Management  - riki ardoniOverview of Strategic Management  - riki ardoni
Overview of Strategic Management - riki ardoni
Riki Ardoni
 
TUGAS MATA KULIAH PENGANTAR MANAJEMEN
TUGAS MATA KULIAH PENGANTAR MANAJEMENTUGAS MATA KULIAH PENGANTAR MANAJEMEN
TUGAS MATA KULIAH PENGANTAR MANAJEMEN
Aisha Safira
 
ihsan hidayat, hapzi ali, implementasi strategi dan evaluasi strategi, umb 20
ihsan hidayat, hapzi ali, implementasi strategi dan evaluasi strategi, umb 20ihsan hidayat, hapzi ali, implementasi strategi dan evaluasi strategi, umb 20
ihsan hidayat, hapzi ali, implementasi strategi dan evaluasi strategi, umb 20
IhsanHidayat9
 
Ppt administrasi pendidikan
Ppt administrasi pendidikanPpt administrasi pendidikan
Ppt administrasi pendidikan
Lhya Baha
 

Similar to 3732103.ppt (20)

110946812 manajemen-sekolah
110946812 manajemen-sekolah110946812 manajemen-sekolah
110946812 manajemen-sekolah
 
Jurnal msdm (dwi pujiatin 1751144006)
Jurnal msdm (dwi pujiatin 1751144006)Jurnal msdm (dwi pujiatin 1751144006)
Jurnal msdm (dwi pujiatin 1751144006)
 
Pengertian dan Fungsi Manajemen
Pengertian dan Fungsi ManajemenPengertian dan Fungsi Manajemen
Pengertian dan Fungsi Manajemen
 
Queen Rinjani, Dasar-Dasar Manajemen, Sosiologi, Dr. Taufik Ramdani, S.Th.I.,...
Queen Rinjani, Dasar-Dasar Manajemen, Sosiologi, Dr. Taufik Ramdani, S.Th.I.,...Queen Rinjani, Dasar-Dasar Manajemen, Sosiologi, Dr. Taufik Ramdani, S.Th.I.,...
Queen Rinjani, Dasar-Dasar Manajemen, Sosiologi, Dr. Taufik Ramdani, S.Th.I.,...
 
Makalah pls
Makalah plsMakalah pls
Makalah pls
 
Makalah pls
Makalah plsMakalah pls
Makalah pls
 
Organisasi osis
Organisasi osisOrganisasi osis
Organisasi osis
 
Pert 1 Dasar-Dasar Manajemen.Teknologipdf
Pert 1 Dasar-Dasar Manajemen.TeknologipdfPert 1 Dasar-Dasar Manajemen.Teknologipdf
Pert 1 Dasar-Dasar Manajemen.Teknologipdf
 
Makalah pls
Makalah plsMakalah pls
Makalah pls
 
Uts dasar dasar manajemen klara anitia (l1-c021047)
Uts dasar dasar manajemen  klara anitia (l1-c021047)Uts dasar dasar manajemen  klara anitia (l1-c021047)
Uts dasar dasar manajemen klara anitia (l1-c021047)
 
konsep dasar manajemen dalam sistem informasi
konsep dasar manajemen dalam sistem informasikonsep dasar manajemen dalam sistem informasi
konsep dasar manajemen dalam sistem informasi
 
1. administrasi, manajemen, dan pengendalian
1. administrasi, manajemen, dan pengendalian 1. administrasi, manajemen, dan pengendalian
1. administrasi, manajemen, dan pengendalian
 
Strategi dalam kepemimpinan
Strategi dalam kepemimpinanStrategi dalam kepemimpinan
Strategi dalam kepemimpinan
 
Implementasi manajemen ppt
Implementasi manajemen pptImplementasi manajemen ppt
Implementasi manajemen ppt
 
Makalah manajemen-sekolah-kurikulum
Makalah manajemen-sekolah-kurikulumMakalah manajemen-sekolah-kurikulum
Makalah manajemen-sekolah-kurikulum
 
Azmen
AzmenAzmen
Azmen
 
Overview of Strategic Management - riki ardoni
Overview of Strategic Management  - riki ardoniOverview of Strategic Management  - riki ardoni
Overview of Strategic Management - riki ardoni
 
TUGAS MATA KULIAH PENGANTAR MANAJEMEN
TUGAS MATA KULIAH PENGANTAR MANAJEMENTUGAS MATA KULIAH PENGANTAR MANAJEMEN
TUGAS MATA KULIAH PENGANTAR MANAJEMEN
 
ihsan hidayat, hapzi ali, implementasi strategi dan evaluasi strategi, umb 20
ihsan hidayat, hapzi ali, implementasi strategi dan evaluasi strategi, umb 20ihsan hidayat, hapzi ali, implementasi strategi dan evaluasi strategi, umb 20
ihsan hidayat, hapzi ali, implementasi strategi dan evaluasi strategi, umb 20
 
Ppt administrasi pendidikan
Ppt administrasi pendidikanPpt administrasi pendidikan
Ppt administrasi pendidikan
 

3732103.ppt

  • 1. MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENDIDIKAN Oleh : Dr. H. Enas,.MM PRODI ADMINISTRASI PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS GALUH 2013
  • 2. Aturan Penilaian 1. Kehadiran : 75 % (3 X Pertemuan) 2. UTS (Tugas Terstruktur Individu/Kelompok) 3. Presentasi Tugas 4. UAS (bisa hasil Penelitian/ ujian tulis di Kls)
  • 3. Refferensi : Buku/bacaan pokok dalam perkuliahan adalah 1. Fidler, B. 2002. Strategic Management for School Development. London: Paul Chapman Publishing. 2. Hussey, D. 1998. Strategic Management From Theory to Implementation. Oxford: Butterworth-Heinemann. 3. Adnan Sandy Setiawan; “Manajemen Perguruan Tinggi Di Tengah Perekonomian Pasar dan Pendidikan Yang Demokratis “, “INDONews (s)”indonews@indonews. com. 24 Maret 2006 4. Ani M. Hasan (2003); “Pengembangan Profesional Guru di Abad Pengetahuan”, Pendidikan Network : 24 Maret 2006 5. Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana (1998); Total Quality Management (TQM), Andi Offset : Yogyakarta 6. Frietz R Tambunan (2004); “Mega Tragedi Pendidikan Nasional”, Kompas : 16 Juni 2004 7. Hadari Nawawi (2005); Manajemen Strategik, Gadjah Mada Pers : Yogyakarta 8. Thomas B. Santoso (2001), “ Manajemen Sekolah di Masa Kini (1)”, Pendidikan Network : 24 Maret 2006
  • 4. Deskripsi Perkuliahan • Dalam mata kuliah ini membahas tentang konsep Manajemen Strategi memberikan gambaran pada mahasiswa bagaimana cara yang terbaik dalam mengambil keputusan penting tentang manajemen Strategi khususnya dalam penggunaan berbagai strategi dalam dunia pendidikan. Mulai dari penentuan visi, misi, tujuan, mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan serta penilaian terhadap kesempatan dan ancaman dengan menggunakan analisis SWOT dan proses strategis kemudian digabungkan dengan fungsi manajemen yaitu perencanaan, penerapan dan pengawasan manajemen strategic diharapkan mahasiswa akan dapat melihat permasalahan pendidikan secara strategis dan mengambil keputusan strategis.
  • 5. Pengertian Manajemen • Istilah manajemen berasal dari kata management (bahasa Inggris), turunan dari kata “ to manage” yang artinya mengurus atau tata laksana atau ketata laksanaan. Sehingga manajemen dapat diartikan bagaimana cara manajer (orangnya) mengatur, membimbing dan memimpin semua orang yang menjadi pembantunya agar usaha yang sedang digarap dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
  • 6. Pengertian Manajemen Menurut Nickles, Mc Hingh dan Mc Hugh (1997), management is the process used be accompalish organizational goals through planning, organizing, directing, and controlling people and other organizational resources Manajemen adalah sebuah proses yang dilakukan untuk mewujudkan tujuan organisasi melalui rangkaian kegiatan berupa perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengandalian orang-orang serta sumber daya organisasi lainnya.
  • 7. 1. Menurut James A.F Stoner, Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya dari anggota organisasi serta penggunaan sumua sumber daya yang ada pada organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. 2. Menurut Mary Parker Follet, Manajemen adalah suatu seni, karena untuk melakukan suatu pekerjaan melalui orang lain dibutuhkan keterampilan khusus. 3. Menurut Drs. Oey Liang Lee, Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan pengorganisasian,penyusunan,pengarahan dan pengawasan daripada sumberdaya manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 4. Menurut R. Terry, Manajemen merupakan suatu proses khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya.
  • 8. 5. Menurut Lawrence A. Appley, Manajemen adalah seni pencapaian tujuan yang dilakukan melalui usaha orang lain 6. Menurut Horold Koontz dan Cyril O’donnel, Manajemen adalah usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain. Sebenarnya ada banyak versi mengenai definisi manajemen, namun demikian pengertian manajemen itu sendiri secara umum yang bisa kita jadikan pegangan adalah “Manajemen adalah suatu proses yang terdiri dari rangkaian kegiatan, seperti perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian atau pengawasan, yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya”.
  • 9. PENGERTIAN STRATEGI Kata strategi berasal dari bahasa yunani “ Strategos” terdiri dari dua kata Stratos yang berarti militer dan ag yang berarti memimpin yang berarti generalship atau sesuatu yang dikerjakan oleh para jenderal perang untuk memenangkan perang.(Agustinus, 1996 ; 19 ) Strategi adalah rencana jangka panjang dengan diikuti tindakan-tindakan yang ditujukan untuk mencapai tujuan tertentu, yang umumnya adalah “kemenangan”. Asal kata “strategi” adalah turunan dari kata dalam bahasa Yunani, strategos.
  • 10. Pengertian strategi menurut Glueck dan Jauch adalah Rencana yang disatukan, luas dan berintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategis perusahaan dengan tantangan lingkungan, yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dari perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi. Strategi adalah menentukan apa yang harus dikerjakan oleh perusahaan agar mencapai misi dan tujuan perusahaan. Dengan kata lain strategi adalah cara yang harus dilakukan oleh perusahaan agar memiliki keunggulan bersaing yang berkesinambungan.
  • 11. Pengertian manajemen Strategi Menurut Wahyudi (1996:15) “Manajemen strategik adalah suatu seni dan ilmu dari pembuatan (formulating), penerapan (implementing) dan evaluasi (evaluating) tentang keputusan-keputusan strategis antar fungsi- fungsi yang memungkinkan sebuah organisasi mencapai tujuan-tujuan masa mendatang.” Hunger & Wheelen, (1999:4) “Strategik management is that set of managerial and actions that determine the long term performance of corporation. It includes stratey formulation, strategy implementation and evaluation”. Manajemen strategik adalah serangkaian daripada keputusan manajerial dan kegiatan-kegiatan yang menentukan keberhasilan perusahaan dalam jangka panjang. Kegiatan tersebut terdiri dari perumusan atau perencanaan strategik, pelaksanaan atau implementasi dan evaluasi.
  • 12. Manajemen strategis merupakan proses atau rangkaian kegiatan pengambilan keputusan yang bersifat mendasar dan menyeluruh, disertai penetapan cara melaksanakannya, yang dibuat oleh pimpinan dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran di dalam suatu organisasi, untuk mencapai tujuan. Menurut Fred R.David (2004 : 5) :Manajemen strategis adalah ilmu mengenai perumusan, pelaksanaan dan evaluasi keputusan- keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi mencapai tujuannya. Menurut Husein Umar (1999 : 86): Manajemen strategis sebagai suatu seni dan ilmu dalam hal pembuatan (formulating), penerapan (implementing) dan evaluasi (evaluating) keputusan- keputusan startegis antara fungsi yang memungkinkan sebuah organisasi mencapai tujuannya di masa datang. Menurut Lawrence R. Jauch dan Wiliam F. Gluech (Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan, 1998) : Manajemen Strategis adalah sejumlah keputusan dan tindakan yang mengarah pada penyusunan suatu strategi atau sejumlah strategi yang efektif untuk membantu mencapai sasaran perusahaan.
  • 13. Menurut Pearch dan Robinson (1997) dikatakan bahwa manajemen strategik adalah kumpulan dan tindakan yang menghasilkan perumusan (formulasi) dan pelaksanaan (implementasi) rencana-rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran-sasaran organisasi. Menurut Nawawi manajemen strategik adalah perencanaan berskala besar (disebut perencanaan strategi) yang berorientasi pada jangkauan masa depan yang jauh (disebut visi), dan ditetapkan sebagai keputusan pimpinan tertinggi (keputusan yang bersifat mendasar dan prinsipil), agar memungkinkan organisasi berinteraksi secara efektif (disebut misi), dalam usaha menghasilkan sesuatu (perencanaan operaional untuk menghasilkan barang dan atau jasa serta pelayanan) yang berkualitas, dengan diarahkan pada optimalisasi pencapaian tujuan (disebut strategis) dan berbagai sasaran (tujuan operasional) organsasi.
  • 14. • Aspek manajemen yaitu perumusan strategi, implementasi strategi dan evaluasi strategi • Aspek strategi adalah pemetaan dan analisis terhadap lingkungan eksternal dan internal organisasi serta sumber daya yang dimiliki untuk dimanfaatkan sebagai pedoman dalam menyusun langkah-langkah operasional dan sarana mencapai tujuan.
  • 15. • Adapun proses manajemen strategi secara garis besar terdiri dati tiga tahapan, yaitu strategy planning, strategy implementation dan monitoring & evaluation. Penetapan visi, misi dan tujuan secara proses bisa termasuk dalam strategy planning demikian juga pemetaan atau analisis terhadap faktor internal dan eksternal organisasi. Namun bisa juga pemetaan atau analisis terhadap faktor internal dan eksternal organisasi serta sumber daya yang ada dilakukan diluar atau sebelum perumusan strategi.
  • 16. • Desentralisasi pendidikan sebagai bagian dari pelaksanaan sistem otonomi daerah yang diberikan oleh pemerintah pusat, membawa implikasi terhadap upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Desentralisasi pendidikan yang diberikan pemerintah pusat dalam bentuk kebijakan dan regulasi melalui Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, diikuti dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang standar Pendidikan nasional, serta secara teknis dituangkan ke dalam Peraturan Menteri Pendidikan tentang delapan standar pengelolaan pendidikan. Disamping itu, digulirkannya program MBS (Manajemen Berbasis Sekolah) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, sesungguhnya menjadi penguat agar masing-masing sekolah memperbaiki pengelolaan pendidikan dengan manajemen yang baik.
  • 17. Otonomi yang demikian besar diberikan kepada sekolah ini seharusnya menjadi dasar untuk menerapkan manajemen strategik. Manajemen strategik dalam dunia pendidikan merupakan suatu pengelolaan satuan pendidikan berdasarkan pendekatan terhadap analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan untuk merancang aktivitas dalam rangka mencapai visi, misi dan tujuan sekolah yang telah ditentukan.
  • 18. Menurut W.F .Glueck (1988) Manajemen strategi adalah serangkaian keputusan- keputusan dan tindakan-tindakan manajerial yang mengarah pada penyusunan strategi- strategi efektif untuk mencapai tujuan perusahaan. Menurut Hitt,Ireland,dan Hoskisson (1999;6) Jadi Manajemen Strategik adalah suatu suatu seni dan ilmu untuk menciptakan keunggulan bersaing yang berkesinambungan sehingga dapat mencapai tujuan perusahaan.
  • 19. Disamping itu pengertian manajemen strategik yang telah sebutkan terakhir dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu : 1. Manajemen strategi diwujudkan dalam bentuk perencanaan berskala besar dalam arti mencakup seluruh komponen dilingkungan sebuah organisasi yang dituangkan dalam bentuk rencana strategis (Renstra) yang dijabarkan menjadi perencanaan operasional, yang kemudian dijabarkan pula dalam bentuk program kerja dan proyek tahunan. 2. Renstra berorientasi pada jangkauan masa depan. 3. Visi, misi, pemilihan strategi yang menghasilkan strategi induk, dan tujuan strategi organisasi untuk jangka panjang merupakan acuan dalam merumuskan rencana strategi, namun dalam teknik penempatannya sebagai keputusan manajemen puncak secara tertulis semua acuan tersebut terdapat didalamnya. 4. Renstra dijabarkan menjadi rencana operasional yang antara lain berisi program- program operasional termasuk proyek-proyek, dengan sasaran jangka sedang masing- masing juga sebagai keputusan manajemen puncak. 5. Penetapan renstra dan rencana operasi harus melibatkan manajemen puncak karena sifatnya sangat mendasar/prinsipil dalam pelaksanaan seluruh misi organisasi, untuk mewujudkan, mempertahankan dan mengembangkan eksistensi jangka sedang termasuk panjangnya. 6. Pengimplementasian strategi dalam program-program termasuk proyek-proyek untuk mencapai sasarannya masing-masing dilakukan melalui fungsi-fungsi manajemen lainnya yang mencakup pengorganisasian, pelaksanaan, penganggaran dan kontrol.
  • 20. Adapun langkah-langkah Strategis sebagai berikut : a. Analisis potensi dan profil satuan pendidikan (sekolah / madrasah) untuk mengidentifikasi -langkah yang harus ditempuh dalam melaksanakan manajemen strategik adalah kekuatan dan kelemahan. b. Analisis lingkungan untuk mengidentifaksi peluang dan ancaman dalam melaksanakan kegiatan pendidikan. c. Menetapkan visi, misi dan tujuan berdasarkan analisis potensi dan lingkungan sebagai acuan dalam pengelolaan satuan pendidikan. d. Menetapkan strategi yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja sekolah dalam mencapai visi, misi dan tujuan sekolah. e. Membuat sistem operasional dan standar kualitas sebagai acuan dalam melakukan kontrol dan evaluasi.
  • 21. Pengertian Visi, Misi, Falsafah : Visi adalah cita-cita dimasa depan yang difikirkan oleh pendiri atau pemimpin organisasi. Misi adalah penjabaran dari visi kedalam statement organisasi yang terfokus kepada kebutuhan stakeholdernya. Falsafah organisasi adalah nilai-nilai yang ditanamkan dan dijadikan sebagai acuan dalam setiap gerak dan langkah perusahaan.
  • 22. Proses manajemen strategi merupakan suatu paket komitmen keputusan dan langkah yang diharapkan bagi sebuah perusahaan untuk mencapai tingkat daya saing dan menghasilkan laba di atas rata-rata SWOT ANALYSIS Strategik Intent Strategik Mission Perumusan Strategi •Strategi tingkat bisnis •Dinamika Persaingan •Strategi Tingkat Perusahaan •Strategi Restrukturisasi dan Akuisisi •Strategi Internasional Penerapan Strategi •Kepemimpinan Perusahaan •Struktur dan Pengendalian •Kepemimpinan Strategis •Kewirausahaan dan Inovasi Daya Saing Strategis Laba di atas rata-rata Evaluasi & Kontrol Tindakan I nput Output Feed Back Visi Misi
  • 23. Dunia pendidikan secara sadar atau tidak kini tengah bergerak menjadi satu pasar dunia, suatu pasar yang efisien dan transparan, yang mencakup daerah-daerah yang tak terbatas. Globalisasi mau tidak mau akan menjadi trend dari setiap organisasi baik organisasi usaha, sosial maupun organisasi pendidikan. Negara yang tidak mau dalam pengefisienan dan pentransparanan tersebut akan ketinggalan karena dinamisnya perubahan.
  • 24. Keberadaan lembaga pendidikan sebagai salah satu pranata sosial budaya saat ini dihadapkan pada berbagai tantangan yang kompleks. Lembaga pendidikan kini berhadapan dengan derasnya arus perubahan akibat globalisasi yang memunculkan persaingan dalam pengelolaan lembaga pendidikan, baik negeri maupun swasta. Globalisasi menuntut perlunya relevansi program sekolah dengan kebutuhan masyarakat dan dunia kerja/industri terhadap mutu lulusan (out-put) serta munculnya globalisasi pendidikan dengan bermunculannya lembaga pendidikan yang bertaraf internasional. Perubahan yang merupakan perbedaan yang terjadi dalam urutan waktu, tentu saja tidak mudah diterjemahkan secara singkat dan eksplisit. Perubahan dalam pengertian hakiki sesungguhnya mengandung konotasi majemuk yang telah tergambar, lintas ruang dan lintas waktu dengan demikian warna-warni kehidupan masyarakat, warna warni yang dikenal sebagai ideologi, politik, ekonomi, sosial dan budaya. Dengan adanya perubahan tersebut, lingkungan pendidikan juga mengalami perubahan yang luar biasa. Dan kalau kita mau merunut pangkalnya, semua ini tentu saja tak terlepas dari menggejalanya revolusi informasi dan globalisasi yang melanda dunia saat ini.
  • 25. Akibat adanya revolusi dan globalisasi sebagaimana disebutkan di atas, persaingan kini telah menjadi semakin sengit karena tidak lagi terbatas pada persaingan antar sesama perusahaan domestik, tetapi juga dengan perusahaan multinasional dari manapun juga. Ini terjadi pada hampir semua bidang usaha, bukan hanya pada bidang bisnis saja, tetapi persaingan tersebut juga telah merambah ke dunia pendidikan kita, mulai dari Play group, SD, SLTP, SLTA, Universitas, bahkan ke institusi- institusi pendidikan lainnya.
  • 26. Berkaitan dengan meningkatnya persaingan dalam bidang pendidikan ini, terjadi pula perubahan pada perilaku konsumen, dalam hal ini yang dimaksud adalah masyarakat (orangtua dan siswa), maupun dunia usaha. Karena banyaknya pilihan, konsumen kini menjadi semakin banyak tuntutan, baik mengenai kualitas lulusan dan biaya pendidikan maupun pasilitas pendidikan. Bargaining power masyarakat meningkat sedemikian rupa sehingga industri atau dunia pendidikan terpaksa harus melayaninya kalau tidak mau akan tersingkir dari kancah persaingan yang makin berat. Dalam situasi lingkungan yang penuh dengan dinamika ini, manajemen pendidikan harus dapat menciptakan organisasi yang dapat memberikan pelayanan yang memuaskan kepada dan masyarakat pada umumnya dan objek pendidikan (Siswa dan orangtua) pada khususnya. Saat yang bersamaan dapat pula bersaing secara efektif dalam konteks lokal, nasional bahkan dalam konteks global.
  • 27. Dengan kata lain dunia pendidikan kini dituntut untuk mengembangkan manajemen strategi dan operasi yang pada dasarnya banya diterapkan dalam dunia usaha, sebagai langkah antisipatif terhadap kecenderungan-kecenderungan baru guna mencapai dan mempertahankan posisi bersaingnya, sehingga nantinya dapat dihasilkan manusia- manusia yang memiliki sumber daya manusia berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan zaman. Konsep dasar manajemen strategi dan operasi dalam upaya meningkatkan mutu serta kualitas pendidikan supaya dapat bersaing dalam perkembangan global.
  • 28. • Pengaruh globalisasi tak bisa dihindarkan dari setiap organisasi untuk melakukan perubahan dan pembenahan dalam rangka mencapai tujuannya, baik organisasi usaha, organisasi sosial maupun organisasi pendidikan. Di dunia pendidikan, persaingan tak bisa dihindarkan dengan munculnya lembaga-lembaga pendidikan mulai dari play group, SD, SLTP, SLTA sampai perguruan tinggi yang berlebel internasional.
  • 29. MENGAPA PERLU STRATGY Perubahan tidak dapat dicapai dengan cepat Berbagai perubahan memerlukan persiapan yang serius sebelum waktu perubahan datang Masa depan akan berbeda dengan saat ini Lingkungan yang penuh ketidak pastian (Uncertainly) Sumber daya perlu dimanfaatkan secara optimal dan berdasarkan skala prioritas
  • 30. Apa Karakteristik Sekolah Efektif 1. KEPEMIMPINAN YANG PROFESIONAL (Professional Leadership) 2. VISI DAN TUJUAN BERSAMA (Shared Vision and Goals) 3. LINGKUNGAN BELAJAR (a Learning Environment) 4. KONSENTRASI PADA BELAJAR-MENGAJAR (Concentration on Learning and Teaching) 5. HARAPAN YANG TINGGI (High Expectation) 6. PENGUATAN/PENGAYAAN/PEMANTAPAN YANG POSITIF (Positive Reinforcement) 7. PEMANTAUAN KEMAJUAN (Monitoring Progress) 8. HAK DAN TANGGUNG JAWAB PESERTA DIDIK (Pupil Rights and Responsibility) 9. PENGAJARAN YANG PENUH MAKNA (Purposeful Teaching) 10.ORGANISASI PEMBELAJAR (a Learning Organization) 11.KEMITRAAN KELUARGA-SEKOLAH (Home-School Partnership).
  • 31. BERBAGAI DIMENSI EFFECTIVE SCHOOL (RESEARCH IN SCHOOL IMPROVEMENT, 1983) 31 Dimensi Leadership • Iklim & Atmosphere yang kondusif • Tujuan jelas, dapat dicapai, relevan • Guru berorientasi pengelolaan kelas yang baik • Inservice Training yang efektif untuk guru Dimensi Pendukung • Konsensus terhadap nilai-nilai dan tujuan • Rencana stratejik dan koordinasi • Staf kunci yang berkelanjutan • Dukungan Dinas Pendidikan dan Pemda Dimensi Efisiensi • Penggunaan waktu pengajaran yang efektif (Intensitas Interaksi) • Lingkungan sekolah dan kelas yang disiplin • Evaluasi dan umpan balik secara berkelanjutan • Kegiatan kelas terstruktur dengan baik • Petunjuk pembelajaran yang baik • Penekanan terhadap pengetahuan dan skill yang tinggi • Kesempatan untuk belajar secara maksimal Dimensi Efficacy • Harapan untuk mencapai prestasi tinggi • Reward untuk prestasi & kinerja tinggi • Kerjasama dan interaksi dalam kelas • Keterlibatan semua staf dalam peningkatan kinerja sekolah • Otonomi dalam melaksanakan proses pembelajaran sekolah • Guru yang emphaty dan memiliki kemampuan interpersonal dengan siswa • Menekankan kepada pekerjaan rumah siswa • Akuntabilitas terhadap hasil belajar • Interaksi sesama guru yang baik yang efektif untuk guru
  • 32. SEKOLAH SEBAGAI SUATU SISTEM ORGANISASI YANG TERBUKA 32 Instrumental Input - Guru - Sarana/Prasarana - Kurikulum - Administrasi/organisasi - Keuangan Proses (Management) Output Outcome SISWA Input (Walls 1990) Feed Back - Masyarakat - Orang tua - Dunia Usaha - Pemerintah - DP/KS. DL - dll Environmental Input - Dimensi Kognitif - Dimensi Keterampilan - Dimensi Sikap/Nilai - Dimensi Hubungan - Bekerja - Melanjutkan sekolah - dll
  • 33. DINAMIKA SISTEM KEHIDUPAN BEBAS (SCHOOL DINAMYCS) 33 Komite Sekolah Sekolah Sebagai Sistem Pengawas/Kepala Sekolah Administrator dan Tata Usaha Sekolah KKG MGMP Teman-teman siswa lainnya Guru Orang Tua Siswa Ruang Kelas KKS MKKS APSI/ KORWAS Masyarakat
  • 34. 34 Perspektif Proses-Output (Walls, 1990) Memandang luaran pendidikan yang ungul akan ditentukan oleh Proses (Struktur persekolahan, lingkungan, corporate culture, pembelajaran efektif, dll) Keuntungan Memperhatikan siswa unggul dan kurang unggul Perspektif Input-Output (Seeley, 1988) Memandang luaran pendidikan yang unggul karena inputnya unggul Kelemahannya • Eksklusif • Mengabaikan siswa yang tidak unggul STRATEGI MENUJU SEKOLAH UNGGUL Model Kombinasi • Memperhatikan “Minimal Requirement” Anak didik yang akan diterima • Kualifikasi Guru • Kompetensi Guru • Sarana & Prasarana yang baik • Manajemen Sekolah yang efektif
  • 35. Proses pembelajaran diselenggarakan sedemikian rupa sehingga terasa hidup, memotivasi, interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang dan memberikan ruang yang cukup untuk berprakarsa, kreativitas, dan kemandirian peserta didik sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik peserta didik. Dalam proses pembelajaran pendidikan memberikan keteladanan Untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif & efisien setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan, pelaksanaan, penilaian proses pembelajaran dan pengawasan yang baik. STRATEGI DAN ARAH MENUJU SEKOLAH UNGGUL PP19/2005 STRATEGI KEBIJAKAN Kondisi Sekolah Saat Ini: • Dimensi kognitif kearah hafalan • Dimensi keterampilan ke arah mekanistik • Dimensi nilai sudah terabaikan • Dimensi hubungan (ranah interaktif kurang mendapat perhatian) Sosok Sekolah Unggul: • Dimensi kognitif: penguasaan pengetahuan dan bidang studi Kompetensi • Dimensi ketrampilan: kearah life skill, berpikir kreatif, inovatif • Dimensi Nilai: sikap terhadap diri sendiri, orang lain, lingkungan, moral etos kerja • Dimensi hubungan yang interaktif, dialogis dan terbuka
  • 36. 36 MUTU DAN MUTU DAN RELEVANSI RELEVANSI PENDIDIKAN PENDIDIKAN Pengembangan sekolah berbasis keunggulan lokal di setiap kabupaten/kota Pembangunan sekolah bertaraf internasional di setiap provinsi dan/atau kabupaten/kota Pengembangan guru sebagai profesi Pengembangan kompetensi pendidik dan tenga pendidikan Mendorong Jumlah Jurusan di PT yg masuk dalam 100 besar Asia Akselerasi Jumlah Prodi Kejuruan, Vokasi, dan Profesi Penerapan Telematika dalam pendidikan Perluasan Pendidikan Kecakapan Hidup Implementasi dan penyempurnaan SNP oleh BSNP Perluasan dan peningkatan mutu akreditasi Perbaikan sarana dan prasarana Penjaminan mutu secara terprogram dengan mengacu pada SNP Peningkatan jumlah dan mutu publikasi ilmiah, dan HAKI MUTU DAN MUTU DAN RELEVANSI RELEVANSI PENDIDIKAN PENDIDIKAN Pengembangan sekolah berbasis keunggulan lokal di setiap kabupaten/kota Pembangunan sekolah bertaraf internasional di setiap provinsi dan/atau kabupaten/kota Pengembangan guru sebagai profesi Pengembangan kompetensi pendidik dan tenga pendidikan Mendorong Jumlah Jurusan di PT yg masuk dalam 100 besar Asia Akselerasi Jumlah Prodi Kejuruan, Vokasi, dan Profesi Penerapan Telematika dalam pendidikan Perluasan Pendidikan Kecakapan Hidup Implementasi dan penyempurnaan SNP oleh BSNP Perluasan dan peningkatan mutu akreditasi Perbaikan sarana dan prasarana Penjaminan mutu secara terprogram dengan mengacu pada SNP Peningkatan jumlah dan mutu publikasi ilmiah, dan HAKI KEBIJAKAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PADA DIMENSI PENINGKATAN MUTU DAN RELEVANSI
  • 37. 37 Sekolah Unggul Mampu Menciptakan APA Sekolah yang mampu memberikan layanan optimal kepada seluruh anak dgn berbagai perbedaan bakat, minat kebutuhan belajar Sekolah mampu meningkatkan secara signifikan kapabilitas yang dimiliki anak didik menjadi aktualisasi diri yang memberikan kebanggaan Sekolah yang mampu membangun karakter kepribadian yang kuat, kokoh dan mantap dalam diri siswa Sekolah yang mampu memberdayakan sumber daya yang ada secara optimal dan efektif Sekolah yang mampu mengembangkan networking yang luas kepada stakeholder Sekolah yang mampu mewujudkan sekolah sebagai organisasi pembelajar Sekolah yang renponsif terhadap perubahan
  • 38. Manajemen Strategi Dalam Mengelola Satuan Pendidikan • Dunia pendidikan sedang menjadi pusat perhatian semua komponen bangsa ini. Berdasarkan keyakinan bangsa yang hebat ini bahwa pendidikan dapat mengubah masa depan bangsa, maka sejak reformasi dilakukan berbagai perubahan mendasar dalam pengelolaan pendidikan. • Perubahan mendasar dilakukan dengan mengubah konstitusi, Undang-undang Sistem Pendidikan Nomor 02/1989 menjadi Nomor 20/2003, diikuti dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, serta secara teknis dituangkan ke dalam peraturan menteri pendidikan tentang delapan standar pengelolaan pendidikan. Dr.Enas.,MM
  • 39. Dalam UUSPN, diungkapkan bahwa fungsi dan tujuan pendidikan nasional pada pasal 3 yaitu “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” (Pasal 3 UUSPN 20/2003). Berdasarkan fungsi ini maka pada tahun 2005 Depdiknas menetapkan Rencana Strategik Depdiknas. Pada Renstra ini diungkapkan bahwa visi depdiknas adalah “Terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Sejalan dengan Visi Pendidikan Nasional tersebut, Depdiknas berhasrat bahwa pada tahun 2025 dapat menghasilkan “Insan Indonesia Cerdas dan Kompetitif”. Dr.Enas.,MM
  • 40. Dari Visi Depdiknas di atas dapat kita maknai bahwa Depdiknas lebih menekankan pada pendidikan transformatif, yang menjadikan pendidikan sebagai motor penggerak perubahan dari “masyarakat berkembang” menuju “masyarakat maju”. Pembentukan masyarakat maju selalu diikuti oleh proses transformasi struktural, yang menandai suatu perubahan dari masyarakat yang potensi kemanusiannya kurang berkembang menuju masyarakat maju dan berkembang yang mengaktualisasikan potensi kemanusiannya secara optimal. Bahkan di era global sekarang, transformasi itu berjalan dengan sangat cepat yang kemudian mengantarkan pada masyarakat berbasis pengetahuan. Perubahan mendasar tersebut berada pada perubahan pengelolaan pendidikan, dari pengelolaan sentralistik menjadi desentralistik. Pengelolaan pendidikan dengan berorientasi pada “kepuasan pelanggan” dengan mengedepankan mutu pendidikan. Salah satu alternatif yang harus dilakukan oleh setiap satuan pendidikan adalah mereset pengelolaan pendidikan dengan menerapkan manajemen strategik. Dr.Enas.,MM
  • 41. Tahapan Pembangunan Pendidikan Nasional 41 MISI 2010-2014 : M1. Meningkatkan Ketersediaan Layanan Pendidikan M2. Meningkatkan Keterjangkauan Layanan Pendidikan M3. Meningkatkan Kualitas/Mutu dan Relevansi Layanan Pendidikan M4. Meningkatkan Kesetaraan Memperoleh Layanan Pendidikan M5. Meningkatkan Kepastian/Keterjaminan Memperoleh Layanan Pendidik VISI 2014 : “Terselenggaranya Layanan Prima Pendidikan Nasional untuk Membentuk Insan Indonesia Cerdas Komprehensif“ VISI 2025 INSAN INDONESIA CERDAS & KOMPETITIF PERIODE 2005-2009 2010-2014 2015-2019 2020-2024 TEMA Peningkatan Kapasitas & Modernisasi Penguatan Pelayanan Daya Saing Regional Daya Saing Internasional Fokus Internal Fokus Eksternal
  • 42. Kebijakan Sentralistik Kebijakan pendidikan yang sentralistik dialami dalam tiga periode, yaitu pada masa Pra-Orde Baru, Masa Orde Baru, dan Masa Transisi. Kebijakan pada masa Pra-Orde Baru masih berorientasi politik. Sebagaimana dijelaskan oleh Tilaar (2000:2) bahwa kebijakan pendidikan di masa itu diarahkan kepada proses indoktrinasi dan menolak segala unsur budaya yang datangnya dari luar. Dengan demikian pendidikan bukan untuk meningkatkan taraf kehidupan rakyat, bukan untuk kebutuhan pasar melainkan untuk orientasi politik. Indroktrinasi pendidikan mulai dari jenjang sekolah dasar sampai pendidikan tinggi diarahkan untuk pengembangan sikap militerisme yang militan sesuai dengan tuntutan kehidupan di suasana perang dingin pada saat itu.
  • 43. Kebijakan pendidikan pada masa Orde Baru mengarah pada penyeragaman. Tilaar (2002:3) menjelaskan pendidikan di masa ini diarahkan kepada uniformalitas atau penyeragaman di dalam berpikir dan bertindak. Pakaian seragam, wadah-wadah tunggal dari organisasi sosial masyarakat, semuanya diarahkan kepada terbentuknya masyarakat yang homogen. Pada masa ini tidak ada tempat bagi perbedaan pendapat, sehingga melahirkan disiplin semu dan melahirkan masyarakat peniru. Pada masa ini pertumbuhan ekonomi yang dijadikan panglima dengan tidak berakar pada ekonomi rakyat dan sumber daya domestik serta ketergantungan pada utang luar negeri sehingga melahirkan sistem pendidikan yang tidak peka terhadap daya saing dan tidak produktif. Pendidikan tidak mempunyai akuntabilitas sosial oleh karena masyarakat tidak diikutsertakan di dalam manajemen sekolah. Dr.Enas.,MM
  • 44. Penerapan pendidikan tidak lagi diarahkan pada peningkatan kualitas, melainkan pada target kuantitas. Akuntabilitas pendidikan sangat rendah walaupun telah diterapkan prinsip ‘link and match” karena manajemen hanya dilakukan oleh sekelompok orang. Pada masa transisi, kebijakan pendidikan merupakan masa refleksi terhadap arah pendidikan nasional. Tilaar (2000:5) menjelaskan bahwa pada masa krisis membawa masyarakat dan bangsa pada keterpurukan dari krisis moneter membuat menjadi krisis ekonomi dan berakhir pada krisis kepercayaan. Krisis kepercayaan telah menjadi warna yang dominan di dalam kebudayaan kita dewasa saat itu. Oleh karena pendidikan merupakan proses pembudayaan, maka krisis kebudayaan yang dialami merupakan refleksi dari krisis pendidikan nasional. Pada masa ini direfleksi berbagai pemikiran dalam memajukan sistem pendidikan kita, sehingga berbagai perubahannya dirasakan sangat drastis, dan sebagian pelaku pendidikan “tercengang” dan masih galau dalam menjalankan kebijakan baru. Dr.Enas.,MM
  • 45. Kebijakan Desentralistik Berdasarkan beberapa hasil penelitian di beberapa negara maju menunjukkan, bahwa kebijakan desentralisasi berpengaruh cukup signifikan terhadap kemajuan dan pembangunan pendidikan. Setidaknya, terdapat empat karakteristik positif dalam menerapkan kebijakan desentralisasi pendidikan, yaitu: (1) peningkatan mutu, (2) efisien keuangan, (3) efisien administrasi, dan (4) perluasan atau pemerataan. Desentralisasi pendidikan yang antara lain dimanifestasikan dalam pemberian otonomi pada sekolah, akan meningkatkan kapasitas dan memperbaiki manajemen sekolah. Dengan kewenangan penuh yang dimiliki sekolah, maka sekolah lebih leluasa mengelola dan mendayagunakan potensi sumber daya yang dimiliki, misalnya, keuangan, tenaga pengajar (guru), kurikulum, sarana prasarana, dan lain-lain. Dr.Enas.,MM
  • 46. Desentralisasi diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan dan memperbaiki mutu belajar-mengajar, karena proses pengambilan keputusan dapat dilakukan langsung di sekolah oleh guru, kepala sekolah, dan tenaga administratif (staf manajemen). Desentralisasi dapat mendorong dan membangkitkan gairah serta semangat mereka untuk bekerja lebih giat dan lebih baik. Pengalaman di New Zeland, misalnya, desentralisasi berdampak positif terhadap minat belajar siswa. Sementara di Brazil, siswa kelas tiga dapat memperbaiki nilai atau angka hasil ulangan untuk mata pelajaran dasar (bidang studi pokok). Di Amerika Serikat, desentralisasi pendidikan mengharuskan pendapatan pajak di negara bagian (pendapatan asli daerah) sebesar 60%- nya digunakan untuk pendidikan, sedangkan 40%-nya digunakan kegiatan lainnya. Dr.Enas.,MM
  • 47. Penerapan desentralisasi dalam pengelolaan pendidikan diharapkan dapat memotong mata rantai birokrasi yang panjang dengan menghilangkan prosedur bertingkat-tingkat. Desentralisasi akan memberdayakan aparat tingkat daerah dan lokal, dan membangkitkan motivasi aparat penyelenggara pendidikan bekerja lebih produktif. Ini berdampak pada efisiensi administrasi. Pengalaman di Cile, misalnya, desentralisasi secara signifikan berhasil menurunkan biaya administrasi, yang ditandai dengan perampingan jumlah pegawai. Secara teoritis, desentralisasi membuka peluang kepada penyelenggara pendidikan di tingkat daerah dan lokal untuk melakukan ekspansi sehingga akan terjadi proses perluasan dan pemerataan pendidikan. Desentralisasi akan meningkatkan permintaan pelayanan pendidikan yang lebih besar, terutama bagi kelompok masyarakat di suatu daerah yang selama ini belum terlayani. Dr.Enas.,MM
  • 48. Pada awal tahun 2001 digulirkan program MBS (Manajemen Berbasis Sekolah). Program ini diyakini akan memberdayakan masyarakat pendidikan (stakeholders) dalam memberikan perhatian dan kepeduliannya terhadap dunia pendidikan, khususnya sekolah. Dalam menerapkan konsep MBS, mensyaratkan sekolah membentuk Komite Sekolah yang keanggotaannya bukan hanya orangtua siswa yang belajar di sekolah tersebut, namun mengikutsertakan pula guru, siswa, tokoh masyarakat, pakar, dan pemerintahan di sekitar sekolah, dan bahkan pengusaha. Tujuan program MBS di antaranya menuntut sekolah agar dapat meningkatkan kualitas penyelenggaraan dan layanan pendidikan (quality assurance) yang disusun secara bersama-sama dengan Komite sekolah. Masyarakat dituntut perannya bukan hanya membantu pembiayaan operasional pendidikan di sekolah tersebut, melainkan membantu pula mengawasi dan mengontrol kualitas pendidikan. Dr.Enas.,MM
  • 49. Kebijakan desentralisasi bidang pendidikan dalam melaksanakan Otonomi Daerah berkonsekuensi pada perlunya kebijakan strategis bidang pendidikan, yaitu: (1) Manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah (School Based Management) yang memberi kewenangan pada sekolah untuk merencanakan sendiri upaya peningkatan mutu secara keseluruhan; (2) Pendidikan yang berbasiskan pada partisipasi komunitas (community based education) agar terjadi interaksi yang positif antara sekolah dengan masyarakat, sekolah sebagai community learning centre; dan (3) Dengan menggunakan paradigma belajar atau learning paradigm yang akan menjadikan pelajar-pelajar atau learner menjadi manusia yang diberdayakan. (4) Pemerintah juga mencanangkan pendidikan berpendekatan Broad Based Education System (BBE) yang memberi pembekalan kepada pelajar untuk siap bekerja membangun keluarga sejahtera. Dr.Enas.,MM
  • 50. Salah satu di antaranya, diharapkan dapat menetapkan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS). Realisasi dari ini, komite menghimpun dana masyarakat, termasuk dari orangtua siswa untuk membantu operasional sekolah untuk menggapai kualitas pendidikan. sejak program MBS ini digulirkan, peran komite sekolah mulai tampak, terutama dalam menghimpun sumber-sumber pendanaan pendidikan, baik sebagai dukungan terhadap penyediaan sarana dan prasarana pendidikan maupun untuk peningkatan kualitas pendidikan.
  • 51. Manajemen Strategik Dalam menerapkan kebijakan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), sekolah harus menetapkan mutu sebagai tujuan penyelenggaraan pendidikan. Pencapaian mutu tersebut menjadi benchmarking bagi sekolah dalam menjalankan kinerjanya. Oleh karena itu, sejak uji coba pelaksanaan Bantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM) pada 1000 SLTP/SLTA dilakukan pemerintah maka ditetapkan program Manajemen Peningatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS). Dalam program MPMBS, pemerintah tidak lagi ikut mengatur masalah kurikulum, karena kurikulum harus dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah dari Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan yang disusun oleh lembaga independen yaitu Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
  • 52. Pemerintah dan pemerintah daerah tidak ikut melakukan pengujian atau mengevaluasi hasil pendidikan (ulangan umum), karena kewenangan tersebut berada pada guru, kecuali nilai prasyarat untuk penentuan kelulusan pendidikan dasar dan menengah berdasarkan Ujian Nasional yang soal dan pelaksanaannya dilakukan oleh BSNP. Pemerintah tidak ikut mengatur penggunaan buku teks pelajaran, kecuali menyediakan Buku Sumber Elektronik (BSE) yang kualitasnya telah dinilai oleh BSNP dan dana untuk pembelian buku tersebut. Pemerintah atau pemerintah daerah tidak lagi harus menyediakan buku laporan pendidikan (raport), karena hal tersebut merupakan kewenangan dan tanggungjawab sekolah.
  • 53. Otonomi yang demikian besar diberikan kepada sekolah ini seharusnya menjadi dasar untuk melakukan manajemen strategik. Kepala Sekolah sebagai leader memiliki kewenangan manajerial untuk memimpin warga sekolah untuk bersama-sama merancang manajemen strategik. Peluang bisnis dalam bidang pendidikan adalah “layanan jasa pendidikan”, sehingga yang menjadi pelanggan pun adalah peserta didik sebagai pelanggan internal dan orangtua siswa sebagai pelanggan eksternal. Manajemen strategik dalam dunia pendidikan merupakan suatu pengelolaan satuan pendidikan berdasarkan pendekatan terhadap analisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan untuk merancang aktivitas dalam rangka mencapai visi, misi, dan tujuan sekolah yang telah ditentukan.
  • 54. Upaya Peningkatan Mutu sebagai Dasar Manajemen Strategik Program peningkatan mutu pendidikan yang dicanangkan pemerintah sebagai salah satu rencana strategik harus ditindaklanjuti di tingkat satuan pendidikan. Peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing dimaksudkan untuk perwujudan eksistensi manusia dan interaksinya sehingga dapat hidup bersama dalam keragaman sosial dan budaya. Selain itu, upaya ini dimaksudkan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat serta daya saing bangsa. Mutu pendidikan juga dilihat dari peningkatan atas penghayatan dan pengamalan nilai-nilai humanisme yang meliputi keteguhan iman dan taqwa serta berakhlak mulia, beretika, berwawasan kebangsaan, berkepribadian tangguh, dan berekspresi estetis, serta sehat jasmani dan rohani.
  • 55. Peningkatan mutu dan relevansi pendidikan diukur dari pencapaian kecakapan akademik dan nonakademik lebih tinggi yang memungkinkan lulusan dapat proaktif terhadap perubahan masyarakat dalam berbagai bidang baik di tingkat lokal, nasional maupun global. Berdasarkan kesadaran ini maka orientasi mutu pendidikan sebagai benchmaking menjadi sasaran manajemen strategik di satuan pendidikan. Dalam menerapkan manajemen strategik, Kepala sekolah memimpin satuan pendidikan untuk melakukan analisis terhadap potensi diri dan lingkungan. Analisis ini merupakan dasar untuk melaksanakan manajemen mutu yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan (SNP). Standar ini meliputi berbagai komponen yang terkait dengan mutu pendidikan, yaitu standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Kepala Sekolah menetapkan pencapaian terhadap standar-standar tersebut sebagai dasar untuk mengukur kinerja satuan pendidikan yang dipimpinnya pada standarisasi pendidikan.
  • 56. KESIMPULAN Manajemen strategik merupakan salah satu implementasi dari Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS). Manajemen strategik pada satuan pendidikan merupakan pengelolaan pendidikan yang dipimpin oleh kepala sekolah sebagai manajer dan leader di satuan pendidikan. Manajemen strategik merupakan model pengelolaan pendidikan modern yang harus diterapkan oleh setiap satuan pendidikan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan Manajemen strategik merupakan pengelolaan pendidikan yang berorientasi pada quality assurance sebagai jaminan kepada pelanggan, baik internal maupun eksternal dalam pengelolaan pendidikan yang berorientasi pada peningkatan mutu. Manajemen strategik direncanakan oleh satuan pendidikan dengan selalu menganalisis pada potensi kekuatan dan kekurangan serta analisis pada lingkungan sebagai peluang dan tantangan.
  • 57. Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam melaksanakan manajemen strategik adalah menggunakan empat komponen manajemen strategik, yaitu: (1) Analisis potensi dan profil satuan pendidikan (sekolah/madrasah) untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan; (2) Analisis lingkungan untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman dalam melaksanakan layanan jasa pendidikan; (3) Menetapkan visi dan misi berdasarkan analisis potensi dan lingkungan sebagai acuan dalam pengelolaan satuan pendidikan; (4) Menetapkan strategi yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja sekolah dalam mencapai visi dan misi sekolah;
  • 58. Sasaran utama manajemen strategi masa sekarang adalah berupaya meningkatkan mutu pendidikan melalui SPMI Sistem Penjaminan Mutu Internal (SMPI) ini dilaksanakan dan diawasi secara mandiri oleh semua unit/komponen kerja yang ada di lembaga pendidikan tersebut melalui Badan Penjamin Mutu (Quality Assurance). Kegiatan ini mencakup mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pengembangan standar mutu pada lembaga pendidikan sehingga stakeholder (siswa/mahasiswa, orang tua, masyarakat, pemerintah, ataupun pihak lain yang berkepentingan) memperoleh kepuasan.
  • 59. Bagaimana konsep dasar SPMI dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan ? Konsep dasar SPMI adalah berpijak pada : 1) Undang-undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 yang mengamanatkan pengendalian dan evaluasi mutu pendidikan harus dilakukan baik terhadap program maupun institusi pendidikan secara berkelanjutan. 2) Undang-undang No. 19 Tahun 2005, bahwa penetapan Standar Nasional Pendidikan (SNP) untuk mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu.
  • 60. Dengan dasar tersebut maka penetapan manajemen mutu pada lembaga pendidikan merupakan suatu keharusan untuk memenuhi atau melampaui Standar Nasional Pendidikan dengan cara mempersiapkan : a. Kebijakan mutu (policy), naskah/buku/dokumen berisi definisi, konsep tujuan, strategi, berbagai standar mutu. b. Pedoman mutu (manual), naskah/dokumen yang berisi mekanisme perencanaan, penerapan, pengendalian, dan pengembangan atau peningkatan standar mutu. c. Standar mutu, naskah/dokumen berisi minimum 8 standar nasional pendidikan d. Dokumen/formulir mutu, naskah/dokumen yang berisi berbagai formulir yang berfungsi sebagai instrument untuk merencanakan, melaksanakan ataupun pengembangan standar mutu.
  • 61. Kesimpulan : Dengan adanya penjaminan mutu secara internal yang dilakukan terus menerus dalam rangka memenuhi atau melampaui SNP, maka mekanisme/sistem penjaminan mutu tersebut sekaligus juga dapat menghentikan perubahan bila dinilai perubahan tersebut menuju ke arah penurunan atau kemunduran atau tidak mendukung ketercapaian visi misi suatu lembaga/institusi tersebut.
  • 62. Apa tujuan SPMI 1) Membantu perbaikan dan peningkatan secara terus-menerus dan berkesinambungan melalui praktek yang terbaik dan selalu mengadakan inovasi. 2) Menyediakan informasi pada masyarakat sesuai sasaran dan waktu secara konsisten, dan bila mungkin, membandingkan standar yang telah dicapai dengan standar standar lembaga yang lain (lembaga sejenis/pesaing). 3) Menjamin dan meminimalkan prosedur/proses sesuai SNP sehingga target mutu pendidikan terMembantu perbaikan dan peningkatan secara terus-menerus dan berkesinambungan melalui praktek yang terbaik dan selalu mengadakan inovasi. 2) Menyediakan informasi pada masyarakat sesuai sasaran dan waktu secara konsisten, dan bila mungkin, membandingkan standar yang telah dicapai dengan standar standar lembaga yang lain (lembaga sejenis/pesaing). 3) Menjamin dan meminimalkan prosedur/proses sesuai SNP sehingga target mutu pendidikan tercapai.
  • 63. Kesimpulan : Tujuan SPMI adalah memelihara dan meningkatkan mutu pendidikan secara berkelanjutan yang dijalankan oleh suatu lembaga pendidikan secara internal, untuk mewujudkan visi serta untuk memenuhi kebutuhan stakeholders melalui penyelenggaraan pendidikan yang bermutu. Dalam manajemen strategi analisa SWOT sangat diperlukan. Analisis SWOT adalah sebuah metode perencanaan manajemen strategis yang digunakan untuk mengevaluasi Kekuatan (Strength), Kelemahan (Weakness), Peluang (Opportunity), dan Ancaman (Threat) yang terjadi dalam dalam suatu organisasi. Untuk melakukan analisis, ditentukan tujuan/usaha/identifikasi objek yang akan dianalisis. Kekuatan dan Kelemahan dikelompokkan ke dalam faktor Internal, sedangkan Peluang dan Ancaman diidentifikasi sebagai faktor Eksternal yang terlibat sebagai sumber input untuk perancangan proses sehingga proses yang dirancang dapat berjalan optimal, efektif, dan efisien yang menjadi dasar untuk pengambilan keputusan strategis, misalnya dengan SWOT bisa mengidentifikasi kompetensi langka atau unggul pendidikan dan cara unggul yang digunakan dalam manajemen pendidikan yang tepat akan memberikan keunggulan kompetitif berkelanjutan.
  • 64. Tujuan langkah-langkah analisis SWOT tersebut sebagai pendekatan manajemen strategi a. Para perumus kebijakan strategi terlebih dahulu harus memahami faktor- faktor kekuatan yg dimiliki organisasi pendidikan b. Mengenali kelemahan yang terdapat dalam organisasi pendidikan dibandingkan dengan kekuatan eksternal c. Prediksi kekuatan yg harus dimiliki organisasi agar mampu bersaing untuk dapat meraih peluang dengan cara menyusun manajemen strategi d. Perlu memprediksi ancaman eksternal. Jika ancaman tidak terlalu menonjol, para manajer tidak perlu menunjukkan karakteristtik “defeatist” (mengalahkan) yg mendominasi cara berpikir e. Manajer perlu mengembangkan keterampilan & meramalkan perubahan- perubahan pendidikan yg akan terjadi di lingkungan eksternal f. Manajer perlu memanfaatkan peluang dengan cara memilih berbagai variabel yg bersifat kritikal & menyeleksi sumber-sumber penting dari informasi tentang lingkungan g. Memahami & menilai cara pendekatan peramalan untuk diintegrasikan
  • 65. Apa kegunaan manajemen strategi dalam pengembangan pendidikan ? Kegunaan Manajeme Strategi dalam pengembangan pendidikan sebagai berikut : a. Organisasi pendidikan mempunyai arah yang jelas untuk ditempuh sesuai dengan visi dan misi pendidikan b. Tersedianya tenaga-tenaga profesional disertai semangat yg tinggi untuk memajukan pendidikan c. Manajemen puncak dan manajemen pelaksana membuat komitmen yg kuat setiap rencana dan pelaksanaan strategi guna memcapai keunggulan kompetitif d. Berusaha meningkatkan efektivitas dan produktivitas setiap tahapan strategi e. Berusaha memahami aturan dan persyaratan-persyaratan strategi internal agar implementasi strategi tepat sasaran
  • 66. Kenapa pengenalan lingkungan eksternal sangat diperlukan dalam manajemen strategi ? Pengenalan lingkungan eksternal secara tepat sangat penting karena : 1. Faktor-faktor yg berpengaruh itu tidak pernah konsisten melainkan berubah-ubah 2. Intensitas dampaknya terhadap kehidupan beraneka ragam 3. Banyak faktor-faktor eksternal berbentuk kejutan yg tidak dapat diperhitungkan sebelumnya betapapun cermatnya analisis SWOT dilakukan 4. Kondisi lingkungan eksternal itu berada di luar kemampuan organisasi yg harus dikendalikan 5. Lingkngan eksternal membuka peluang bila mampu bersaing, tetapi bila tidak mampu mengatasinya bisa menjadi ancaman serius 6. Abad ini merupakan abad global diberbagai bidang kehidupan, termasuk pengaruhnya terhadap organisasi pendidikan 7. Kehadiran korporasi multi nasional yang membuat kabur batas- batas wilayah kekuasaan lintas negara
  • 67. • Dalam manajemen strategi ada sasaran jangka pendek dan sasaran strategi operasional. Coba Jelaskan kedua sasaran tersebut ! • Sasaran jangka pendek, ialah menentukan periodisasi melalui penetapan saaran-sasaran tahunan berbentuk rincian sasaran secara operasional dan proporsional sesuai dengan jangkauan waktu & program kegiatan lebih jelas, kongkrit, mendetail dan bersifat kuantitatif. • Strategi Operasional, ialah sasaran secara operasional meliputi teknis pelaksanaan operasi dibagi menjadi beberapa tahap seperti bagian, seksi, divisi sampai departemen. Setiap bagian ini dipimpin oleh seorang manajer operasional yag mengatur berbagai kegiatan fungsional seperti mengatur sumber daya manusia, fungsi kegiatan organisasi, keuangan & sebagainya.
  • 68. Keterkaitan Teori- kebijakan- Praktik Teori: - Filsafat - Pendidikan - Manajmen - Kurikulum - Evaluasi Kebijakan: UU-20, PP-19,Otda Permen: KTSP-MBS Program pendidikan: Kurikulum, pembelajaran Evaluasi Implementasi & pengendalian program UU 20/2003 TTG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL PP-19/2005 STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN
  • 69. Standardisasi Pendidikan Kompe- tensi lulusan - Isi pendidikan - Proses pendkan - Penilaian - Pengelolaan Pendidik & tenaga kependidikan Sarana & prasarana pendidikan Biaya pendidikan
  • 70. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP adalah model pengelolaan pengembangan kurikulum  Pengelolaan (sentralistis  desentralistis): - Kerangka dasar & struktur kurikulum disusun oleh Pusat (BNSP) - Silabus, SAP/Satpel/RPP disusun oleh sekolah  Peran Komite Sekolah - madrasah dalam mengembangkan kurikulum & silabus
  • 71. Manajemen Pengemb.Kurikulum Sentralistik Desentralistik  Wewenang & Tanggung jawab pada Pusat  Kurikulum sama utk semua daerah-sekolah  Perangkat kurikulum lengkap & rinci  Pengendalian (Monitoring- Evaluasi-Penyempurnaan oleh Pusat Wewenang & Tanggung jawab pada sekolah Kurikulum bervariasi Perangkat kurikulum sesuai Kondisi&kemampuan sekolah Pengendalian oleh sekolah Evaluasi kurikulum KTSP ?
  • 72. Hakekat Perubahan  Perubahan terjadi secara kontinu dlm semua komponen: cepat-lambat  Perubahan dlm kelembagaan pendidikan terjadi akibat perkembangan ilmu-teknologi & masyarakat  Perubahan pd siswa krn perkembangan, kematangan dan belajar.  Perubahan pd guru karena belajar-latihan, pengalaman,  Semua perubahan tsb menuntut desain program
  • 73. Guru  Guru bekerja dlm sistem sosial tertentu, dituntut bekerja sesuai harapan-perkembangan masyarakat.  Pendidikan bersifat normatif, guru hrs jadi contoh- teladan-panutan.  Guru bekerja dlm keterbatasan waktu, variasi kondisi siswa, keragaman tugas dan peran pekerjaan.  Guru dituntut terus meningkatkan diri sejalan perkembangan masyarakat, siswa dan kelembagaan pendidikan.
  • 74. Kesiapan Guru Penguasan konsep kurikulum, kompetensi, materi, desain, pembelajaran, penilaian Kesiapan berdedikasi: merancang, melaksanakan, mengevaluasi, meningkatkan Pembinaan : - Dari Dinas, Pengawas, Kepala sekolah - Sejawat dalam peer group (MGMP/KKG) - Mandiri
  • 75. Sekolah sbg sistem sosial Sekolah merupakan sistem interaksi sosial:  saling ketergantungan antar bagian,  populasi terumuskan dgn jelas,  ada keragaman karena latar belakang lingkungannya,  jaringan hubungan sosial yg kompleks,  tiap sekolah memiliki keunikan budaya
  • 76. Pengemb. Kurikulum Berbasis Sekolah  Bottom up: kurikulum disusun oleh guru  perlu kesiapan  pembinaan intensif – peningkatan kegiatan KKG-MGMP  Partisipasi masyarakat: melibatkan Komite Sekolah  masukan ttg sasaran-isi kurikulum  Diversifikasi sekolah: variasi kurikulum sesuai kemajuan-kebutuhan-karakteristik masyarakat
  • 77. Diversifikasi Kurikulum Penjabaran Kurikulum Nasional sesuai kondisi, perkembangan, kebutuhan daerah-sekolah Sekolah maju mengadakan pengayaan isi & pembelajaran Pengayaan sesuai karakteristik daerah Sekolah belum maju melaksanakan kurikulum minimal tetapi yang esensial
  • 78. Kurikulum unggulan Potensi daerah: - Keagamaan - Budaya - Akademis - Vokasional Peserta didik: - Usia - Kecerdasan - Bakat-minat - Aselerasi - Siswa berbakat - Siswa lambat - Minat khusus Unggulan bidang: - Agama - Seni-budaya - Ilmu-akademis - Vokasional-ketrampilan - Mutu pendidikan - Efektivitas pendidikan - Efisiensi pendidikan - Produktivitas penddkn Satuan pendidikan: - Jenjang - Jenis
  • 79. Kecakapan hidup  Kecakapan memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan.  Kecakapan pribadi – sosial.  Kecakapan akademik - vokasional. Pendidikan keunggulan lokal: sesuai karakteristik, kebutuhan, perkembangan, tuntutan setempat.
  • 80. KESUKSESAN • Kesuksesan berawal dari niat dan tekad yang kuat serta kerja keras • Tumbuh dari semangat, keuletan, dan kepercayaan diri. • Didukung oleh optimisme, dan terbebas dari keraguan • Mampu mengendalikan diri, serta dapat menempatkan rasa takut, marah dan malu secara proporsional. 80
  • 81. 1. Mampu membaca kebutuhan, jalan pikiran dan karakteristik bawahan/ orang lain. 2. Tidak bertipe konfrontatif 3. Semangat selalu berada di depan 4. Kemampuan diplomasi dan berkomunikasi dg baik SUMBER KEKUATAN MERAIH SUKSES
  • 82. STRATEGI 1. Sejalan dengan adanya tantangan dan tuntutan perubahan, perlu melakukan aktualisasi nilai terhadap visi, misi, program dan strategi 2. Melakukan pengkajian secara terus menerus terhadap harapan-harapan, masalah, kebutuhan, dan kecenderungan riil masyarakat ? Apakah potensi dan kekuatan intern organisasi – visi, misi, program, strategi, anggaran, SDM, dan kebijakan dasar yang ada mampu menjawab tantangan tersebut ?
  • 83. • Strategi adalah lebih dari sekedar meningkatkan efisiensi. Strategi melibatkan pilihan-pilihan yang sulit (trade-off). Strategi berurusan dengan upaya untuk menjadi berbeda (to be different), dan sering berkaitan bukan dengan yang harus dikerjakan, melainkan dengan yang harus dilakukan (what not to do). • Strategi adalah seni mengemas sesuatu untuk mencapai tujuan