SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
BAB I
PENDAHULUAN

1.

Latar Belakang

Sejalan dengan kepentingan dan masa depan anak-anak, maka orang tua hendaklah
menyekolahkan mereka dan karena pendidikan di sekolah termasuk rangkaian pendidikan
seumur hidup. Sistem pendidikan di sekolah yang teratur, sistematis, dan berjenjang sangat
strategis untuk membina peserta didik dalam menghadapi masa-masa selanjutnya, sampai
peserta didik tersebut berusia lanjut
Proses pendidikan seumur hidup bagi anak hendaknya menekan pada strategi dan metodologi
yang dapat menanamkan motivasi belajar dan kepribadian belajar yang kuat. Program
kegiatan disusun mulai peningkatan kecakapan baca tulis, ketrampilan dasar yang
mempertinggi daya pikir anak sehingga memungkinkan anak terbiasa untuk belajar , berpikir
kritis dan mempunyai pandangan hidup yang dicita-citakan.

2.

Batasan masalah

Adapun batasan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.

Pengertian Pendidikan Luar Sekolah (PLS)

2.

Pendidikan Luar Sekolah yang ada dalam masyarakat

3.

Sasaran Pendidikan Luar Sekolah

4.

Tujuan Pendidikan Agama Luar Sekolah

11
BAB II
PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH (PLS)

A.

Filsafat Administrasi

Filsafat, kata „filsafat‟ berasal dari bahasa Yunani, yaitu ‘philosophia’ . Kata philosophia
merupakan gabungan dari dua kata yaitu philos dan sophia. Philos berarti sahabat atau
kekasih, sedangkan sophia memiliki arti kebijaksanaan, pengetahuan, kearifan. Dengan
demikian maka arti dari kata philosophia adalah cinta pengetahuan. Atau dengan kata lain
bisa juga diartikan sebagai orang yang senang mencari ilmu dan kebenaran.
Administrasi diartikan keseluruhan proses kerjasama antara dua orang manusia atau lebih
yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya, mengandung 3 unsur.
Berdasarkan dua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa filsafat administrasi adalah
kesenangan dalam mencari ilmu ataupun kebenaran melalui proses kerjasama satu orang atau
lebih untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan sebelumnya . Filsafat administrasi
dalam pelaksanaannya memperhatikan unsur managemen relation kepemimpinan dan human
bicara filsafat administrasi mulai dari manusia dan berorientasi kepada manusia karena
dimulai oleh manusia untuk kepentingan manusia dan diakhiri pula oleh manusia
Menurut Soewarno Handayaningrat (1996:2), dalam buku “Pengantar Studi Ilmu
Administrasi dan Manajemen” adalah sebagai : Administrasi dalam arti sempit adalah suatu
kegiatan yang meliputi catat, mencatat, surat menyurat, pembukuan ringan, ketik mengetik
agenda dan sebagainya yang bersifat teknis ketatausahaan (clerical work). Sedangkan dalam
arti luas adalah kegiatan kelompok manusia yang terdiri dari dua orang atau lebih yang
melakukan kerjasama dengan bimbingan, kepemimpinan dan pengawasan untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan.
Dalam impelemntasinya pada program PLS, administrasi merupakan tugas-tugas tertentu
yang harus dilaksanakan sendiri. Tugas-tugas itulah yang biasa disebut fungsi administrasi.
Pada umumnya fungsi tersebut terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, penggerak dan
pengawasan. Semua fungsi administrasi tersebut merupakan suatu sistem yang saling terkait
dan saling mempengaruhi dalam upaya mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Sondang P. Siagian dalam buku “Filsafar Administrasi” mengutip beberapa pendapat para
ahli mengenai fungsi administrasi, diantaranya:
1.

Henry Fayol, fungsi administrasi terdiri dari:

a.

Perencanaan (planning)

b.

Penggonisasian (organizing)

c.

Pemberian komando (commanding)

d.

Pengkoordinasian (coordinating)

e.

Pengawasan (controlling)
11
2.

Herlod Koontz dan Cyrill O‟Donnet, fungsi administrasi terdiri dari:

a.

Perencanaan (planning)

b.

Pengorganisasian (organizing)

c.

Pengadaan tenaga kerja (staffing)

d.

Pemberian bimbingan (directing)

e.

Pengawasan (controlling)

3.

George R Terry, fungsi administrasi terdiri dari:

a.

Perencanaan (planning)

b.

Pengorganisasian (organizing)

c.

Penggerakan (actuating)

d.

Pengawasan (controlling)

B.

Manajemen

Manajeman dapat diartikan antara lain kemampuan atau keterampilan untuk memeproleh
sesuatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan- kegiatan orang lain dengan
demikian dapat dikatakan bahwa manajemen merupakan inti dari pada administrasi karena
manajemen merupakan alat pelaksanaan utama daripada administrasi (unsur utamanya
POAC)
Prof. Dr. H. Achmad Hufad, M.Ed., berbicara mengenai manajemen dalam tulisannya yang
berjudul “Manajemen Kelembagaan dan Pembiayaan PAUD Non Formal”. Manajemen dapat
diartikan kegiatan yang dilakukan bersama dan melalui orang-orang serta kelompok dengan
maksud untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi. Berdasarkan pengertian tersebut,
manajemen itu tidak bisa hanya dilakukan oleh sendiri, tetapi juga menyangkut berbagai
pihak yang dilaksanakan dalam rangka mencapai tujujan secara bersama.
Pengertian lebih jauh bahwa manajemen itu merupakan serangkaian kegiatan merencanakan,
mengorganisasikan, menggerakkan, mengendalikan dan mengembangkan terhadap segala
upaya dalam mengatur dan mendayagunakan sumber daya manusia, sarana dan prasarana
secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Manajemen memiliki keragaman dalam segi pelaksanaan ataupun dalam penyusunan
konsepnya termasuk model-model manajemen dilihat dari segi tahapannya. Maka dari itu
dapat kita lihat mengenai tahapan-tahapan manajemen, di antaranya:
Model Kesatu
1. Rekonsiderasi

: Menganalisis yang berkaitan dengan kebijakan pemerintah. Tahap ini

perlu dilaksanakan yaitu upaya program yang akan dilaksanakan secara operasional sesuai
dengan kebijakan pemerintah. Apabila sudah ada kesesuaian, maka akan memudahkan dalam
pelaksanaannya karena tidak akan terjadi tumpang tindih antara program dengan program
lainnya, atau program yang dilaksanakan tidak akan bertentangan dengan kebijakan
pemerintah terserbut.
11
2. Pengamata : Mengidentifikasi dan menganalisis permasalahan dan potensi serta keadaan
daerah yang akan dijadikan tempat kegiatan.
3. Persiapan

: Menyusun perencanaan berupa program kegiatan yang akan dilaksanakan

diantaranya menyangkut faktor manusia, sarana, biaya dan tempat.
4. Pelaksanaan

: Melaksanakan kegiatan sesuai dengan program yang sudah direncanakan.

5. Evaluasi : Mengevaluasi seluruh program, untuk mengetahui keberhasilan yang telah
dicapai.

Model Kedua
1. Perencanaan adalah proses yang sistematis dalam pengambilan keputusan tentang
tindakan yang akan dilakukan pada waktu yang datang.
2. Pengorganisasian adalah usaha mengintegrasikan sumber-sumber manusiawi dan non
manusiawi yang diperlukan ke dalam suatu kesatuan untuk melaksanakan kegiatan
sebagaimana telah direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih
dahulu.
3. Penggerakan adalah upaya-upaya pimpinan untuk menggerakkan seseorang atau
kelompok yang dipimpinnya, dengan menumbuhkan dorongan dalam dirinya untuk
melaksanakan tugas atau kegiatan yang diberikan kepadanya dalam rangka mencapai
tujuan organisasi.
4. Pembinaan adalah upaya pengendalian secara profesional terhadap semua unsur
organisasi, agar unsur-unsur tersebut berfungsi sehingga tujuan dapat terlaksana
secara berdayaguna dan berhasilguna.
5. Evaluasi adalah kegiatan sistematis untuk mengumpulkan, mengolah dan menyajikan
data atau informasi yang diperlukan sebagai masukan untuk pengambilan keputusan.
6. Pengembangan adalah upaya memperluas atau mewujudkan potensi-potensi,
membawa suatu keadaan secara bertingkat kepada suatu keadaan yang telah baik.

C.

Kepemimpinan

Kepemimpinan atau juga leadership sangat berperan aktif dalam aplikasi sebuah pendidikan
luar sekolah. Di dalamnya terdapat komponen-komponen yang dapat menunjang pelaksanaan
sebuah rencana yang telah disusun dalam sebuah progrrm PLS dengan diikuti suatu
manajemen dan adminitrasi yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
Siagian (2002 : 62) mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan seseorang
untuk mempengaruhi orang lain (para bawahannya) sedemikian rupa sehingga orang lain itu
mau melakukan kehendak pemimpin meskipun secara pribadi hal itu mungkin tidak
disenanginya.

11
Nimran (2004 : 64) mengemukakan bahwa kepemimpinan atau leadership adalah merupakan
suatu proses mempengaruhi perilaku orang lain agar berperilaku seperti yang akan
dikehendaki.
Yang perlu diperhatikan adalah bahwa untuk dapat mengembangkan gaya kepemimpinan
situasional ini, seseorang perlu memiliki tiga kemampuan khusus yakni:
a.

Kemampuan analitis (analytical skills), yakni kemampuan untuk menilai tingkat

pengalaman dan motivasi bawahan dalam melaksanakan tugas.
b.

Kemampuan untuk fleksibel (flexibility atau adaptability skills), yaitu kemampuan untuk

menerapkan gaya kepemimpinan yang paling tepat berdasarkan analisa terhadap siatuasi.
c.

Kemampuan berkomunikasi (communication skills), yakni kemampuan untuk

menjelaskan kepada bawahan tentang perubahan gaya kepemimpinan yang Anda terapkan.
Ketiga kemampuan diatas sangat dibutuhkan bagi seorang pemimpin, sebab seorang
pemimpin harus dapat melaksanakan tiga peran utamanya yakni peran interpersonal, peran
pengolah informasi (information processing), serta peran pengambilan keputusan (decision
making) (Gordon, 1996 : 314-315).

D.

Human Relation

Human relation

sering dikatakan

sebagai kelanjutan merupakan inti dari pada

kepemimpinan. Didasari dan diakui bahwa di dalam setiap kegiatan administrasi, unsur
manusia dan hubungan-hubungan antar manusia itu merupakan faktor yang menentukan
sukses tidaknya proses administrasi itu dijalankan (human resources berbeda dengan non
human resources)
Cabot dan Kahl (1967) : “Human Relations“ adalah suatu sosiologi yang konkret karena
meneliti situasi kehidupan, khususnya masalah interaksi dengan pengaruh dan psikologisnya.
Jadi, interaksi mengakibatkan dan menghasilkan penyesuaian diri secara timbal balik yang
mencakup kecakapan dalam penyesuaian dengan situasi baru.
H. Bonner (1975) : interaksi adalah hubungan antara dua atau lebih individu manusia dan
perilaku individu yang satu mempengaruhi, mengubah, dan memperbaiki perilaku individu
lain atau sebaliknya.
“Human Relations“dalam arti luas : Komunikasi Persuasif yang dilakukan oleh seseorang
kepada orang lain secara tatap muka dalam segala situasi dan dalam semua bidang kehidupan,
sehingga menimbulkan kebahagiaan dan kepuasaan hati pada kedua belah pihak.
Suksesnya seseorang dalam melaksanakan “Human Relations” karena ia berkomunikasi
secara etis, ramah, sopan, menghargai, dan menghormati orang lain.
Hubungan kemanusiaan ini dimaksudkan sebagai keseluruhan rangkaian hubungan, baik
formal maupun informal, antara yang memimpin dan pihak yang dipimpin, antar pihak yang
memimpin, dan antar pihak yang dipimpin. Adanya hubungan kemausian yang dimaksudkan
agar terbina kerjasama dalm suatu kesatuan yang kompak, tumbuhnya suasana kerja yang
11
akrab dan serasi, serta terwujudnya situasi yang tinggi dalam melakukanmkegiatan untuk
mencapai suatu tujuan.
Dalam hubungan kemanusiaan ini terjadi suatu proses pembinaan tingkah laku pihak yang
dipimpin, baik perorngan atau kelompok oleh pihak yang memimpin. Pembinaan tingkah
laku meliputi upaya memotivasi dan mengarahkan pihak yang memimpin agar mampu
menggunakan pengetahuan, keerampilan, sikap, dan aspirasinya untuk mencapai tujuan.
Kegiatan untyuk mempengaruhi keempat aspek tingkah laku itu akan memerlukan waktu dan
intensitas pembinaan yang berbeda.
Kesimpulan : Proses interaksi melibatkan perasaan, kata yg diucapkan dalam komunikasi,
mencerminkan perasaan dan sikap, proses penyesuaian diri. Hubungan antar manusia secara
luas mencoba menemukan, mengidentifikasi masalah dan membahas untuk mendapatkan
pemecahan masalah.

E.

Administrasi dan manajemen sebagai alternatif pemecahannya, berikut dengan
salah satu contoh kecilnya

Administrasi dan manajemen merupakan dua kategori yang saling mempengaruhi dan
berperan aktif dalam pemecahan suatu masalah:
 Dalam penerapan adminstrasi dan manajemen tidak dapat dipisahkan hanya
kegiatannya yang dapat dibedakan.
 Adminmistrasi bersifat konsep menentukan tujuan dan kebijaksanaan umum secara
menyeluruh sedangkan manajemen sebagai subkonsep yang bertugas melaksanakan
semua kegiatan untuk mencapai tujuan dan kebijaksanaan yang sudah tertentu pada
tingkat administrasi.
 Administrasi lebih luas dari pada manajemen karena manajemen sebagai salah satu
unsur dan merupakan inti dari administrasi sebagai pelaksana yang bersifar
operasional melainkan mengatur tindakan-tindakan pelaksanaan oleh sekelompok
orang yang disebut "bawahan" jadi dengan manajemen administrasi akan mencapai
tujuannya.
Sebagai contoh: kehidupan manusia yang tidak lepas dari kebutuhan, baik itu kebutuhan
primer ataupun kebutuhan sekunder. Manusia merencanakan, memprogram, menyusun segala
sesuatu yang akan dijadikan suatu usaha demi tercapainya suatu kebutuhan yang diinginkan.
Cara/pengelolaan inilah yang disebut dengan manajemen. Orang harus mengusahakan dengan
perbuatan-perbuatan yang nyata berusaha seorang diri maupun secara bekerja sama dengan
perbuatan yang nyata, maka kebutuhan itu menjelma menjadi tujuan. Di dalam memenuhi
kebutuhannya dalam banyak hal orang harus bekerja sama atau dengan kata lain orang harus
melaksanakan suatu proses penyelenggaraan usaha kerja sama dalam mencapai tujuaannya.
Proses penyelenggaraan inilah yang disebut dengan administrasi dan pada masyarakat moden
yang makin berkembang ini makin penting pula tujuan-tujuan yang ingin dan hendak
11
dicapainya maka makin baik dan tepat pula administrasi yang harus diarahkannya oleh karena
itu makin penting pula kedudukan administrasi dan management sebagai konsep dan langkah
oprasional kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan tersebut.

F.

Pengertian pendidikan luar sekolah (PLS)

Sebelum membicarakan pengertian Pendidikan Luar Sekolah, pemakalah menyajikan
beberapa rumusan sebagai berikut:
1.

Menurut Soeleman Joesoef dan Slamet Santoso Pendidikan Luar Sekolah adalah

Setiap kesempatan di mana terdapat komunikasi yang teratur dan terarah di luar sekolah dan
seseorang memperoleh informasi, pengetahuan, latihan maupun bimbingan sesuai dengan
usia dan kebutuhan kehidupan, dengan tujuan mengembangkan tingkat ketrampilan, sikap
dan nilai-nilai yang memungkinkan baginya menjadi peserta yang efisien dan efektif dalam
lingkungan keluarga, pekerjaan, bahkan lingkungan masyarakat dan negaranya.
2.

Phillips H. Combs, mengungkapkan bahwa pendidikan luar sekolah adalah setiap

kegiatan pendidikan yang terorganisir yang diselenggarakan di luar sistem formal, baik
tersendiri maupun merupakan bagian dari suatu kegiatan yang luas, yang dimaksudkan untuk
memberikan layanan kepada sasaran didik tertentu dalam rangka mencapai tujuan-tujuan
belajar.
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Luar Sekolah adalah setiap
kegiatan pendidikan yang diselenggarakan di luar sistem sekolah baik yang dilembagakan
maupun yang tidak dengan tujuan memberikan layanan kepada peserta didik dalam rangka
mencapai tujuan belajar. Sedangkan Pendidkan Agama Luar Sekolah adalah setiap kegiatan
pendidikan agama yang diselenggarakan di luar sistem sekolah dengan tujuan untuk
memberikan pelayanan pada peserta didik untuk memehami, menghayati dan mengamalkan
ajaran agama Islam serta menjadikannya sebagai pedoman hidup (way of life) dalam
kehidupan sehari-hari.

Pendidikan Luar Sekolah yang ada dalam masyarakat
Jenis-jenis pendidikan yang ada pada Pendidikan Luar Sekolah menurut D. Sudjana
(1996:44) di antaranya adalah:
1.

Pendidikan Massa (Mass education)

Pendidikan massa yaitu kesempatan pendidikan yang diberikan kepada masyarakat luas
dengan tujuan yaitu membantu masyarakat agar mereka memiliki kecakapan dalam hal
menulis, membaca dan berhitung serta berpengetahuan umum yang diperlukan dalam upaya
peningkatan taraf hidup dan kehidupannya sebagai warga negara. Istilah Mass education
menunjukan pada aktifitas pendidikan di masyarakat yang sasarannya kepada individuindividu yang mengalami keterlantaran pendidikan, yaitu individu yang tidak berkesempatan
memperoleh pendidikan melalui jalur sekolah, tetapi putus di tengah jalan dan belum sempat
11
terbebas dari kebuta-hurufan. Mass education ini dapat dikatakan semacam program
pemberantasan buta huruf atau program keaksaraan, tentu saja tidak bertujuan supaya orangorang didiknya sekedar bisa baca-tulis, tetapi juga supaya memperoleh pengetahuan umum
yang relevan bagi keperluan hidupnya sehari-hari. Individu yang menjadi sasarannya adalah
pemuda-pemuda dan orang dewasa. Pelaksanaannya melalui kursus-kursus.
2.

Pendidikan Orang Dewasa (Adult Education)

Pendidikan orang dewasa yaitu pendidikan yang disajikan untuk membelajarkan orang
dewasa. Dalam salah satu bukunya tentang PLS, Sudjana (1996:45) menerangkan bahwa
pendidikan orang dewasa adalah pendidikan yang diperuntukan bagi orang-orang dewasa
dalam lingkukangan masyarakatnya, agar mereka dapat mengembangkan kemampuan,
memperkaya pengetahuan, meningkatkan kualifikasi teknik dan profesi yang telah
dimilikinya, memperoleh cara-cara baru serta merubah sikap dan perilakunya.

3.

Pendidikan Perluasan (Extension Education)

Kegiatan yang diselenggarakan PLS adalah meliputi seluruh kegiatan pendidikan baik yang
dilaksanakan di luar sistem pendidikan sekolah yang dilembagakan ataupun yang tidak
dilembagakan.
3.

Sasaran pendidikan luar sekolah

Dibagi 2 sasaran pokok:
Pendidikan luar sekolah untuk pemuda
Sebab-sebab timbulnya:
1. Banyak anak-anak usia sekolah tidak memperoleh pendidikan sekolah yang cukup,
lebih-lebih di negara yang berkembang
2. Mereka memperoleh pendidikan yang tradisional
3. Mereka memperoleh latihan kecakapan khusus melalui pola-pola pergaulan
4. Mereka dituntut mempelajari norma-norma dan tanggung jawab sebagai sangsi dari
masyarakatnya
Kelompok-kelompok kegiatan pendidikan Luar Sekolah antara lain:
1. Klub pemuda
2. Klub-Klub pemuda tani
3. Kelompok pergaulan
4. Pendidikan luar sekolah untuk orang dewasa
Pendidikan ini timbul oleh karena:
1. Orang-orang dewasa tertarik terhadap profesi kerja.
2. Orang dewasa tertarik terhadap keahlian.

Dalam rangka memperoleh pendidikan di atas dapat ditempuh melalui:
1. Kursus-kursus pendek.
11
2. In service-training.
3. Surat-menyurat.
Lebih lanjut, sesuai dengan Rancangan Peraturan Pemerintah maka sasaran PLS dapat
meliputi:
A.

Ditinjau dari segi sasaran pelayanan, berupa:
 Usia pra-sekolah (0-6 tahun)
 Usia pendidikan dasar (7-12 tahun)
 Usia pendidikan menengah (13-18 tahun)
 Usia pendidikan tinggi (19-24 tahun)

B.

Ditinjau dari jenis kelamin

Program ini secara tegas diarahkan pada kaum wanita oleh karena jumlah mereka yang besar
dan partisifasinya kurang dalam rangka produktifitas dan efesiensi kerja.

C. Berdasarkan lingkungan sosial budaya
 Masyarakat pedesaan.
 Masyarakat perkotaan.
 Masyarakat terpencil.
D.

Berdasarkan kekhususan sasaran Pelajaran
 Peserta didik yang dapat digolongkan terlantar, seperti anak yatim piatu.
 Peserta didik yang mengalami pengembangan sosial dan emosional seperti anak
nakal, korban narkotika dan wanita tuna susila.
 Peserta yang mengalami cacat mental dan cacat tubuh seperti tuna netra, tuna rungu,
tuna mental.
 Peserta didik yang karena berbagai sebab sosial, tidak dapat mengikuti program
pendidikan persekolahan.

E.

Berdasarkan pranata
A. Pendidikan keluarga.
B. Pendidikan perluasan wawasan.
C. Pendidikan keterampilan.

F.

Berdasarkan sistem pengajaran
1. Kelompok, organisasi, dan lembaga.
2. Mekanisme sosial budaya seperti perlombaan dan pertandingan.
3. Kesenian tradisional, seperti wayang, ludruk, ataupun teknologi modern seperti
televisi, radio, film, dan sebagainya.

Prasarana dan sarana seperti balai desa, mesjid, gereja, sekolah dan alat-alat perlengkapan
kerja.
G. Berdasarkan segi pelembagaan program
1. Program antar sektoral dan swadaya masyarakat seperti PKK, PKN dan P2WKSS.
11
2. Koordinasi perencanaan desa atau pelaksanaan program pembangunan.
3. Tenaga pengarahan di tingkat pusat, propinsi, kabupaten, kecamatan, dan desa.

4.

Tujuan Pendidikan Agama Luar Sekolah

Pendidikan agama luar sekolah mempunyai dua macam tujuan, yaitu tujuan umum dan tujuan
khusus.
a. Tujuan Umum:
1) Memperluas keikut sertaan masyarakat dalam pemerataan kesempatanbelajar dan
meningkatkan mutu warga masyarakat melalui pendidikan.
2) Meningkatkan proses belajar mengajar untuk mencapai daya guna dan hasil yang optimal.
b. Tujuan Khusus
Tujuan khusus adalah mempersiapkan warga masyarakat untuk mengembangkan diri
pribadinya atau untuk memperoleh kesempatan kerja yang lebih besar .
Dari dua tujuan di atas, maka pendidikan luar sekolah bertujuan untuk memberikan
kesempatan yang luas untuk bekerja kepada anggota masyarakat, juga melatih dan
mengembangkan secara kualifikasi pengetahuan kemampuan dan sikap yang harus dimiliki
oleh peserta didik dalam penyelesaian suatu program pengajaran.
Selanjutnya telah digariskan dalam A-Qur'an, bahwa tujuanpendidikan agama adalah tujuan
hidup manusia itu sendiri, seperti digambarkan dalam Al-Qur'an
a.

Surat Adz-Dzariyat : 56: Artinya: "Tiadalah aku jadikan jin dan manusia melainkan
supaya merekamenyembah-Ku". (Al Dzariyat:56)

b.

"Hai orang-orang yang beriman! Bertaqwalah kamu kepada Allahdengan sebenarbenar taqwa kepada-Nya dan janganlah sekalikalikamu mati melainkan dalam
keadaan beragama Islam". (AlImran : 102)

c.

"Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu ke kudukengkau dan jangan
pula engkau melepaskan selepas-lepasnya,nanti engkau tercela dan menyesal.
(jangan bakhil dan janganpemboros)". (Al Isra' : 29)

d.

Maka apabila telah ditunaikan sembahyang, bertebarlah kamu dimuka bumi dan
carilah karunia (rezeki) Allah dang ingatlahakan Allah sebanyak banyaknya, mudahmudahan kamumenang (sukses)". (Al Jum'ah : 10)

11
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kepemimpinan atau juga leadership sangat berperan aktif dalam aplikasi sebuah pendidikan
luar sekolah. Di dalamnya terdapat komponen-komponen yang dapat menunjang pelaksanaan
sebuah rencana yang telah disusun dalam sebuah progrrm PLS dengan diikuti suatu
manajemen dan adminitrasi yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
Siagian (2002 : 62) mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan seseorang
untuk mempengaruhi orang lain (para bawahannya) sedemikian rupa sehingga orang lain itu
mau melakukan kehendak pemimpin meskipun secara pribadi hal itu mungkin tidak
disenanginya.

B. SARAN
Di samping kita mengikuti jenjang pendidikan formal alangkah baiknya dilengkapi dengan
mengikuti pendidikan luar sekolah seperti kursus-kursus, dll. Agar kekurangan/kelemahan
yang ada pada pendidikan formal bisa tertutupi dengan pendidikan luar sekolah sehingga
diharapkan setiap lulusan bisa hidup mengikuti perkembangan zaman dan selalu dibutuhkan
oleh masyarakat seiring dengan perkembangan/kemajuan IPTEK.

11
DAFTAR PUSTAKA

Joesoef Soelaiman, 2004, Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Kurdie Syuaeb, 2002, Pendidikan Luar Sekolah. Cirebon: CV. Alawiyah.
Faisal Sanapiah, 1981, Pendidikan Luar Sekolah . Surabaya: CV. Usaha Nasional.

11
MAKALAH
MANAJEMEN ORGANISASI
PLS

DISUSUN OLEH :
NAMA

: ERNA SARI

NIM

: 21215070

SEMESTER

: III

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI
KELAS RAHA
2013
11
11

More Related Content

What's hot

Fungsi dan Proses Manajemen Sekolah Dasar
Fungsi dan Proses Manajemen Sekolah DasarFungsi dan Proses Manajemen Sekolah Dasar
Fungsi dan Proses Manajemen Sekolah DasarAn Rachma
 
Makalah administrasi pendidikan ii
Makalah administrasi pendidikan iiMakalah administrasi pendidikan ii
Makalah administrasi pendidikan iiJe Riyanz
 
Resume buku pengantar manajemen
Resume buku pengantar manajemenResume buku pengantar manajemen
Resume buku pengantar manajemenJef Ri
 
Dasar dasar manajemen (elaborasi) jadi
Dasar dasar manajemen (elaborasi) jadiDasar dasar manajemen (elaborasi) jadi
Dasar dasar manajemen (elaborasi) jadiDani Rusdani
 
makalah kepemimpinan
makalah kepemimpinanmakalah kepemimpinan
makalah kepemimpinaniswakil
 
Makalah fungsi fungsi dan tingkatan manajemen
Makalah fungsi fungsi dan tingkatan manajemenMakalah fungsi fungsi dan tingkatan manajemen
Makalah fungsi fungsi dan tingkatan manajemenJapar Sadiq Assaqaf
 
Makalah analisa manajemen SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Makalah analisa manajemen SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA Makalah analisa manajemen SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Makalah analisa manajemen SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
30 Definisi Manajemen Menurut Para Ahli
30 Definisi Manajemen Menurut Para Ahli30 Definisi Manajemen Menurut Para Ahli
30 Definisi Manajemen Menurut Para AhliChristian Lokas
 
Makalah Administrasi Pendidikan
Makalah Administrasi PendidikanMakalah Administrasi Pendidikan
Makalah Administrasi PendidikanMuzani Ghifari
 
Makalah manajemen pendidikan sekolah SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Makalah manajemen pendidikan sekolah SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA Makalah manajemen pendidikan sekolah SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Makalah manajemen pendidikan sekolah SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
KEPEMIMPINAAN KEPALA SEKOLAH DI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM SITI MASYRIQOH
KEPEMIMPINAAN KEPALA SEKOLAH DI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM SITI MASYRIQOHKEPEMIMPINAAN KEPALA SEKOLAH DI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM SITI MASYRIQOH
KEPEMIMPINAAN KEPALA SEKOLAH DI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM SITI MASYRIQOHsitimasyriqoh
 

What's hot (18)

Fungsi dan Proses Manajemen Sekolah Dasar
Fungsi dan Proses Manajemen Sekolah DasarFungsi dan Proses Manajemen Sekolah Dasar
Fungsi dan Proses Manajemen Sekolah Dasar
 
soal
soalsoal
soal
 
Makalah administrasi pendidikan ii
Makalah administrasi pendidikan iiMakalah administrasi pendidikan ii
Makalah administrasi pendidikan ii
 
Definisi Manajemen Pendidikan
Definisi Manajemen Pendidikan Definisi Manajemen Pendidikan
Definisi Manajemen Pendidikan
 
Pemahaman manajemen kelas
Pemahaman manajemen kelasPemahaman manajemen kelas
Pemahaman manajemen kelas
 
Resume buku pengantar manajemen
Resume buku pengantar manajemenResume buku pengantar manajemen
Resume buku pengantar manajemen
 
Dasar dasar manajemen (elaborasi) jadi
Dasar dasar manajemen (elaborasi) jadiDasar dasar manajemen (elaborasi) jadi
Dasar dasar manajemen (elaborasi) jadi
 
makalah kepemimpinan
makalah kepemimpinanmakalah kepemimpinan
makalah kepemimpinan
 
Resume pengantar manajemen
Resume pengantar manajemenResume pengantar manajemen
Resume pengantar manajemen
 
Makalah fungsi fungsi dan tingkatan manajemen
Makalah fungsi fungsi dan tingkatan manajemenMakalah fungsi fungsi dan tingkatan manajemen
Makalah fungsi fungsi dan tingkatan manajemen
 
Makalah analisa manajemen SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Makalah analisa manajemen SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA Makalah analisa manajemen SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Makalah analisa manajemen SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
 
30 Definisi Manajemen Menurut Para Ahli
30 Definisi Manajemen Menurut Para Ahli30 Definisi Manajemen Menurut Para Ahli
30 Definisi Manajemen Menurut Para Ahli
 
Makalah Administrasi Pendidikan
Makalah Administrasi PendidikanMakalah Administrasi Pendidikan
Makalah Administrasi Pendidikan
 
Bab2revisi
Bab2revisiBab2revisi
Bab2revisi
 
Kelompok 8..
Kelompok 8..Kelompok 8..
Kelompok 8..
 
Makalah manajemen pendidikan sekolah SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Makalah manajemen pendidikan sekolah SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA Makalah manajemen pendidikan sekolah SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Makalah manajemen pendidikan sekolah SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
 
Manajemen
ManajemenManajemen
Manajemen
 
KEPEMIMPINAAN KEPALA SEKOLAH DI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM SITI MASYRIQOH
KEPEMIMPINAAN KEPALA SEKOLAH DI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM SITI MASYRIQOHKEPEMIMPINAAN KEPALA SEKOLAH DI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM SITI MASYRIQOH
KEPEMIMPINAAN KEPALA SEKOLAH DI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM SITI MASYRIQOH
 

Similar to OPTIMALKAN PENDIDIKAN

Materi Pengantar Manajemen untuk kelas S1. Manajerial organisasi
Materi Pengantar Manajemen untuk kelas S1. Manajerial organisasiMateri Pengantar Manajemen untuk kelas S1. Manajerial organisasi
Materi Pengantar Manajemen untuk kelas S1. Manajerial organisasiOppieALmesi
 
Materi Pengantar Manajemen S1.pptx
Materi Pengantar Manajemen S1.pptxMateri Pengantar Manajemen S1.pptx
Materi Pengantar Manajemen S1.pptxOppieALmesi
 
Uts dasar dasar manajemen klara anitia (l1-c021047)
Uts dasar dasar manajemen  klara anitia (l1-c021047)Uts dasar dasar manajemen  klara anitia (l1-c021047)
Uts dasar dasar manajemen klara anitia (l1-c021047)klaraanitia
 
Materi Manajemen S1.pptx
Materi Manajemen S1.pptxMateri Manajemen S1.pptx
Materi Manajemen S1.pptxIndraIswandi2
 
Materi Pengantar Manajemen untuk pemahaman bagaimana melakukan dan menerapkan...
Materi Pengantar Manajemen untuk pemahaman bagaimana melakukan dan menerapkan...Materi Pengantar Manajemen untuk pemahaman bagaimana melakukan dan menerapkan...
Materi Pengantar Manajemen untuk pemahaman bagaimana melakukan dan menerapkan...OppieALmesi
 
TUGAS MATA KULIAH PENGANTAR MANAJEMEN
TUGAS MATA KULIAH PENGANTAR MANAJEMENTUGAS MATA KULIAH PENGANTAR MANAJEMEN
TUGAS MATA KULIAH PENGANTAR MANAJEMENAisha Safira
 
Jurnal msdm (dwi pujiatin 1751144006)
Jurnal msdm (dwi pujiatin 1751144006)Jurnal msdm (dwi pujiatin 1751144006)
Jurnal msdm (dwi pujiatin 1751144006)Zie DwiPuji
 
Yulia Fatmawati_Dasar manajemen_sosiologi_Dr.Taufiq Ramdani,S.Th.I.,M,sos
Yulia Fatmawati_Dasar manajemen_sosiologi_Dr.Taufiq Ramdani,S.Th.I.,M,sosYulia Fatmawati_Dasar manajemen_sosiologi_Dr.Taufiq Ramdani,S.Th.I.,M,sos
Yulia Fatmawati_Dasar manajemen_sosiologi_Dr.Taufiq Ramdani,S.Th.I.,M,sosYuliaFatmawati2
 
Wawasan dasar pengelolaan pendidikan
Wawasan dasar pengelolaan pendidikanWawasan dasar pengelolaan pendidikan
Wawasan dasar pengelolaan pendidikanlinda_rosalina
 
Pengurusan personel
Pengurusan personelPengurusan personel
Pengurusan personelmonyok
 
Tugas manajemen pendidikan ferida novita
Tugas manajemen pendidikan ferida novitaTugas manajemen pendidikan ferida novita
Tugas manajemen pendidikan ferida novitaferidanovita
 
Makalah Wawasan Dasar Pengelolaan Pendidikan
Makalah Wawasan Dasar Pengelolaan PendidikanMakalah Wawasan Dasar Pengelolaan Pendidikan
Makalah Wawasan Dasar Pengelolaan Pendidikansilvia kuswanti
 
Wawasan Dasar Pengelolaan Pendidikan
Wawasan Dasar Pengelolaan PendidikanWawasan Dasar Pengelolaan Pendidikan
Wawasan Dasar Pengelolaan PendidikanSherly Anggraini
 
Konsep konsep manajemen
Konsep konsep manajemenKonsep konsep manajemen
Konsep konsep manajemenAlvadoc
 

Similar to OPTIMALKAN PENDIDIKAN (20)

Makalah pls
Makalah plsMakalah pls
Makalah pls
 
Materi Pengantar Manajemen untuk kelas S1. Manajerial organisasi
Materi Pengantar Manajemen untuk kelas S1. Manajerial organisasiMateri Pengantar Manajemen untuk kelas S1. Manajerial organisasi
Materi Pengantar Manajemen untuk kelas S1. Manajerial organisasi
 
Materi Pengantar Manajemen S1.pptx
Materi Pengantar Manajemen S1.pptxMateri Pengantar Manajemen S1.pptx
Materi Pengantar Manajemen S1.pptx
 
Uts dasar dasar manajemen klara anitia (l1-c021047)
Uts dasar dasar manajemen  klara anitia (l1-c021047)Uts dasar dasar manajemen  klara anitia (l1-c021047)
Uts dasar dasar manajemen klara anitia (l1-c021047)
 
Materi Manajemen S1.pptx
Materi Manajemen S1.pptxMateri Manajemen S1.pptx
Materi Manajemen S1.pptx
 
Materi Pengantar Manajemen untuk pemahaman bagaimana melakukan dan menerapkan...
Materi Pengantar Manajemen untuk pemahaman bagaimana melakukan dan menerapkan...Materi Pengantar Manajemen untuk pemahaman bagaimana melakukan dan menerapkan...
Materi Pengantar Manajemen untuk pemahaman bagaimana melakukan dan menerapkan...
 
TUGAS MATA KULIAH PENGANTAR MANAJEMEN
TUGAS MATA KULIAH PENGANTAR MANAJEMENTUGAS MATA KULIAH PENGANTAR MANAJEMEN
TUGAS MATA KULIAH PENGANTAR MANAJEMEN
 
Bab i(1)
Bab i(1)Bab i(1)
Bab i(1)
 
Login.hospot.bsi
Login.hospot.bsiLogin.hospot.bsi
Login.hospot.bsi
 
Jurnal msdm (dwi pujiatin 1751144006)
Jurnal msdm (dwi pujiatin 1751144006)Jurnal msdm (dwi pujiatin 1751144006)
Jurnal msdm (dwi pujiatin 1751144006)
 
Yulia Fatmawati_Dasar manajemen_sosiologi_Dr.Taufiq Ramdani,S.Th.I.,M,sos
Yulia Fatmawati_Dasar manajemen_sosiologi_Dr.Taufiq Ramdani,S.Th.I.,M,sosYulia Fatmawati_Dasar manajemen_sosiologi_Dr.Taufiq Ramdani,S.Th.I.,M,sos
Yulia Fatmawati_Dasar manajemen_sosiologi_Dr.Taufiq Ramdani,S.Th.I.,M,sos
 
Wawasan dasar pengelolaan pendidikan
Wawasan dasar pengelolaan pendidikanWawasan dasar pengelolaan pendidikan
Wawasan dasar pengelolaan pendidikan
 
Pengurusan personel
Pengurusan personelPengurusan personel
Pengurusan personel
 
Tugas manajemen pendidikan ferida novita
Tugas manajemen pendidikan ferida novitaTugas manajemen pendidikan ferida novita
Tugas manajemen pendidikan ferida novita
 
Asas2 manajemen
Asas2 manajemenAsas2 manajemen
Asas2 manajemen
 
Asas2 manajemen
Asas2 manajemenAsas2 manajemen
Asas2 manajemen
 
Makalah Wawasan Dasar Pengelolaan Pendidikan
Makalah Wawasan Dasar Pengelolaan PendidikanMakalah Wawasan Dasar Pengelolaan Pendidikan
Makalah Wawasan Dasar Pengelolaan Pendidikan
 
Pengantar manajemen
Pengantar manajemenPengantar manajemen
Pengantar manajemen
 
Wawasan Dasar Pengelolaan Pendidikan
Wawasan Dasar Pengelolaan PendidikanWawasan Dasar Pengelolaan Pendidikan
Wawasan Dasar Pengelolaan Pendidikan
 
Konsep konsep manajemen
Konsep konsep manajemenKonsep konsep manajemen
Konsep konsep manajemen
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

OPTIMALKAN PENDIDIKAN

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sejalan dengan kepentingan dan masa depan anak-anak, maka orang tua hendaklah menyekolahkan mereka dan karena pendidikan di sekolah termasuk rangkaian pendidikan seumur hidup. Sistem pendidikan di sekolah yang teratur, sistematis, dan berjenjang sangat strategis untuk membina peserta didik dalam menghadapi masa-masa selanjutnya, sampai peserta didik tersebut berusia lanjut Proses pendidikan seumur hidup bagi anak hendaknya menekan pada strategi dan metodologi yang dapat menanamkan motivasi belajar dan kepribadian belajar yang kuat. Program kegiatan disusun mulai peningkatan kecakapan baca tulis, ketrampilan dasar yang mempertinggi daya pikir anak sehingga memungkinkan anak terbiasa untuk belajar , berpikir kritis dan mempunyai pandangan hidup yang dicita-citakan. 2. Batasan masalah Adapun batasan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Pengertian Pendidikan Luar Sekolah (PLS) 2. Pendidikan Luar Sekolah yang ada dalam masyarakat 3. Sasaran Pendidikan Luar Sekolah 4. Tujuan Pendidikan Agama Luar Sekolah 11
  • 2. BAB II PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH (PLS) A. Filsafat Administrasi Filsafat, kata „filsafat‟ berasal dari bahasa Yunani, yaitu ‘philosophia’ . Kata philosophia merupakan gabungan dari dua kata yaitu philos dan sophia. Philos berarti sahabat atau kekasih, sedangkan sophia memiliki arti kebijaksanaan, pengetahuan, kearifan. Dengan demikian maka arti dari kata philosophia adalah cinta pengetahuan. Atau dengan kata lain bisa juga diartikan sebagai orang yang senang mencari ilmu dan kebenaran. Administrasi diartikan keseluruhan proses kerjasama antara dua orang manusia atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya, mengandung 3 unsur. Berdasarkan dua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa filsafat administrasi adalah kesenangan dalam mencari ilmu ataupun kebenaran melalui proses kerjasama satu orang atau lebih untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan sebelumnya . Filsafat administrasi dalam pelaksanaannya memperhatikan unsur managemen relation kepemimpinan dan human bicara filsafat administrasi mulai dari manusia dan berorientasi kepada manusia karena dimulai oleh manusia untuk kepentingan manusia dan diakhiri pula oleh manusia Menurut Soewarno Handayaningrat (1996:2), dalam buku “Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen” adalah sebagai : Administrasi dalam arti sempit adalah suatu kegiatan yang meliputi catat, mencatat, surat menyurat, pembukuan ringan, ketik mengetik agenda dan sebagainya yang bersifat teknis ketatausahaan (clerical work). Sedangkan dalam arti luas adalah kegiatan kelompok manusia yang terdiri dari dua orang atau lebih yang melakukan kerjasama dengan bimbingan, kepemimpinan dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dalam impelemntasinya pada program PLS, administrasi merupakan tugas-tugas tertentu yang harus dilaksanakan sendiri. Tugas-tugas itulah yang biasa disebut fungsi administrasi. Pada umumnya fungsi tersebut terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, penggerak dan pengawasan. Semua fungsi administrasi tersebut merupakan suatu sistem yang saling terkait dan saling mempengaruhi dalam upaya mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Sondang P. Siagian dalam buku “Filsafar Administrasi” mengutip beberapa pendapat para ahli mengenai fungsi administrasi, diantaranya: 1. Henry Fayol, fungsi administrasi terdiri dari: a. Perencanaan (planning) b. Penggonisasian (organizing) c. Pemberian komando (commanding) d. Pengkoordinasian (coordinating) e. Pengawasan (controlling) 11
  • 3. 2. Herlod Koontz dan Cyrill O‟Donnet, fungsi administrasi terdiri dari: a. Perencanaan (planning) b. Pengorganisasian (organizing) c. Pengadaan tenaga kerja (staffing) d. Pemberian bimbingan (directing) e. Pengawasan (controlling) 3. George R Terry, fungsi administrasi terdiri dari: a. Perencanaan (planning) b. Pengorganisasian (organizing) c. Penggerakan (actuating) d. Pengawasan (controlling) B. Manajemen Manajeman dapat diartikan antara lain kemampuan atau keterampilan untuk memeproleh sesuatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan- kegiatan orang lain dengan demikian dapat dikatakan bahwa manajemen merupakan inti dari pada administrasi karena manajemen merupakan alat pelaksanaan utama daripada administrasi (unsur utamanya POAC) Prof. Dr. H. Achmad Hufad, M.Ed., berbicara mengenai manajemen dalam tulisannya yang berjudul “Manajemen Kelembagaan dan Pembiayaan PAUD Non Formal”. Manajemen dapat diartikan kegiatan yang dilakukan bersama dan melalui orang-orang serta kelompok dengan maksud untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi. Berdasarkan pengertian tersebut, manajemen itu tidak bisa hanya dilakukan oleh sendiri, tetapi juga menyangkut berbagai pihak yang dilaksanakan dalam rangka mencapai tujujan secara bersama. Pengertian lebih jauh bahwa manajemen itu merupakan serangkaian kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan, mengendalikan dan mengembangkan terhadap segala upaya dalam mengatur dan mendayagunakan sumber daya manusia, sarana dan prasarana secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Manajemen memiliki keragaman dalam segi pelaksanaan ataupun dalam penyusunan konsepnya termasuk model-model manajemen dilihat dari segi tahapannya. Maka dari itu dapat kita lihat mengenai tahapan-tahapan manajemen, di antaranya: Model Kesatu 1. Rekonsiderasi : Menganalisis yang berkaitan dengan kebijakan pemerintah. Tahap ini perlu dilaksanakan yaitu upaya program yang akan dilaksanakan secara operasional sesuai dengan kebijakan pemerintah. Apabila sudah ada kesesuaian, maka akan memudahkan dalam pelaksanaannya karena tidak akan terjadi tumpang tindih antara program dengan program lainnya, atau program yang dilaksanakan tidak akan bertentangan dengan kebijakan pemerintah terserbut. 11
  • 4. 2. Pengamata : Mengidentifikasi dan menganalisis permasalahan dan potensi serta keadaan daerah yang akan dijadikan tempat kegiatan. 3. Persiapan : Menyusun perencanaan berupa program kegiatan yang akan dilaksanakan diantaranya menyangkut faktor manusia, sarana, biaya dan tempat. 4. Pelaksanaan : Melaksanakan kegiatan sesuai dengan program yang sudah direncanakan. 5. Evaluasi : Mengevaluasi seluruh program, untuk mengetahui keberhasilan yang telah dicapai. Model Kedua 1. Perencanaan adalah proses yang sistematis dalam pengambilan keputusan tentang tindakan yang akan dilakukan pada waktu yang datang. 2. Pengorganisasian adalah usaha mengintegrasikan sumber-sumber manusiawi dan non manusiawi yang diperlukan ke dalam suatu kesatuan untuk melaksanakan kegiatan sebagaimana telah direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. 3. Penggerakan adalah upaya-upaya pimpinan untuk menggerakkan seseorang atau kelompok yang dipimpinnya, dengan menumbuhkan dorongan dalam dirinya untuk melaksanakan tugas atau kegiatan yang diberikan kepadanya dalam rangka mencapai tujuan organisasi. 4. Pembinaan adalah upaya pengendalian secara profesional terhadap semua unsur organisasi, agar unsur-unsur tersebut berfungsi sehingga tujuan dapat terlaksana secara berdayaguna dan berhasilguna. 5. Evaluasi adalah kegiatan sistematis untuk mengumpulkan, mengolah dan menyajikan data atau informasi yang diperlukan sebagai masukan untuk pengambilan keputusan. 6. Pengembangan adalah upaya memperluas atau mewujudkan potensi-potensi, membawa suatu keadaan secara bertingkat kepada suatu keadaan yang telah baik. C. Kepemimpinan Kepemimpinan atau juga leadership sangat berperan aktif dalam aplikasi sebuah pendidikan luar sekolah. Di dalamnya terdapat komponen-komponen yang dapat menunjang pelaksanaan sebuah rencana yang telah disusun dalam sebuah progrrm PLS dengan diikuti suatu manajemen dan adminitrasi yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Siagian (2002 : 62) mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain (para bawahannya) sedemikian rupa sehingga orang lain itu mau melakukan kehendak pemimpin meskipun secara pribadi hal itu mungkin tidak disenanginya. 11
  • 5. Nimran (2004 : 64) mengemukakan bahwa kepemimpinan atau leadership adalah merupakan suatu proses mempengaruhi perilaku orang lain agar berperilaku seperti yang akan dikehendaki. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa untuk dapat mengembangkan gaya kepemimpinan situasional ini, seseorang perlu memiliki tiga kemampuan khusus yakni: a. Kemampuan analitis (analytical skills), yakni kemampuan untuk menilai tingkat pengalaman dan motivasi bawahan dalam melaksanakan tugas. b. Kemampuan untuk fleksibel (flexibility atau adaptability skills), yaitu kemampuan untuk menerapkan gaya kepemimpinan yang paling tepat berdasarkan analisa terhadap siatuasi. c. Kemampuan berkomunikasi (communication skills), yakni kemampuan untuk menjelaskan kepada bawahan tentang perubahan gaya kepemimpinan yang Anda terapkan. Ketiga kemampuan diatas sangat dibutuhkan bagi seorang pemimpin, sebab seorang pemimpin harus dapat melaksanakan tiga peran utamanya yakni peran interpersonal, peran pengolah informasi (information processing), serta peran pengambilan keputusan (decision making) (Gordon, 1996 : 314-315). D. Human Relation Human relation sering dikatakan sebagai kelanjutan merupakan inti dari pada kepemimpinan. Didasari dan diakui bahwa di dalam setiap kegiatan administrasi, unsur manusia dan hubungan-hubungan antar manusia itu merupakan faktor yang menentukan sukses tidaknya proses administrasi itu dijalankan (human resources berbeda dengan non human resources) Cabot dan Kahl (1967) : “Human Relations“ adalah suatu sosiologi yang konkret karena meneliti situasi kehidupan, khususnya masalah interaksi dengan pengaruh dan psikologisnya. Jadi, interaksi mengakibatkan dan menghasilkan penyesuaian diri secara timbal balik yang mencakup kecakapan dalam penyesuaian dengan situasi baru. H. Bonner (1975) : interaksi adalah hubungan antara dua atau lebih individu manusia dan perilaku individu yang satu mempengaruhi, mengubah, dan memperbaiki perilaku individu lain atau sebaliknya. “Human Relations“dalam arti luas : Komunikasi Persuasif yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain secara tatap muka dalam segala situasi dan dalam semua bidang kehidupan, sehingga menimbulkan kebahagiaan dan kepuasaan hati pada kedua belah pihak. Suksesnya seseorang dalam melaksanakan “Human Relations” karena ia berkomunikasi secara etis, ramah, sopan, menghargai, dan menghormati orang lain. Hubungan kemanusiaan ini dimaksudkan sebagai keseluruhan rangkaian hubungan, baik formal maupun informal, antara yang memimpin dan pihak yang dipimpin, antar pihak yang memimpin, dan antar pihak yang dipimpin. Adanya hubungan kemausian yang dimaksudkan agar terbina kerjasama dalm suatu kesatuan yang kompak, tumbuhnya suasana kerja yang 11
  • 6. akrab dan serasi, serta terwujudnya situasi yang tinggi dalam melakukanmkegiatan untuk mencapai suatu tujuan. Dalam hubungan kemanusiaan ini terjadi suatu proses pembinaan tingkah laku pihak yang dipimpin, baik perorngan atau kelompok oleh pihak yang memimpin. Pembinaan tingkah laku meliputi upaya memotivasi dan mengarahkan pihak yang memimpin agar mampu menggunakan pengetahuan, keerampilan, sikap, dan aspirasinya untuk mencapai tujuan. Kegiatan untyuk mempengaruhi keempat aspek tingkah laku itu akan memerlukan waktu dan intensitas pembinaan yang berbeda. Kesimpulan : Proses interaksi melibatkan perasaan, kata yg diucapkan dalam komunikasi, mencerminkan perasaan dan sikap, proses penyesuaian diri. Hubungan antar manusia secara luas mencoba menemukan, mengidentifikasi masalah dan membahas untuk mendapatkan pemecahan masalah. E. Administrasi dan manajemen sebagai alternatif pemecahannya, berikut dengan salah satu contoh kecilnya Administrasi dan manajemen merupakan dua kategori yang saling mempengaruhi dan berperan aktif dalam pemecahan suatu masalah:  Dalam penerapan adminstrasi dan manajemen tidak dapat dipisahkan hanya kegiatannya yang dapat dibedakan.  Adminmistrasi bersifat konsep menentukan tujuan dan kebijaksanaan umum secara menyeluruh sedangkan manajemen sebagai subkonsep yang bertugas melaksanakan semua kegiatan untuk mencapai tujuan dan kebijaksanaan yang sudah tertentu pada tingkat administrasi.  Administrasi lebih luas dari pada manajemen karena manajemen sebagai salah satu unsur dan merupakan inti dari administrasi sebagai pelaksana yang bersifar operasional melainkan mengatur tindakan-tindakan pelaksanaan oleh sekelompok orang yang disebut "bawahan" jadi dengan manajemen administrasi akan mencapai tujuannya. Sebagai contoh: kehidupan manusia yang tidak lepas dari kebutuhan, baik itu kebutuhan primer ataupun kebutuhan sekunder. Manusia merencanakan, memprogram, menyusun segala sesuatu yang akan dijadikan suatu usaha demi tercapainya suatu kebutuhan yang diinginkan. Cara/pengelolaan inilah yang disebut dengan manajemen. Orang harus mengusahakan dengan perbuatan-perbuatan yang nyata berusaha seorang diri maupun secara bekerja sama dengan perbuatan yang nyata, maka kebutuhan itu menjelma menjadi tujuan. Di dalam memenuhi kebutuhannya dalam banyak hal orang harus bekerja sama atau dengan kata lain orang harus melaksanakan suatu proses penyelenggaraan usaha kerja sama dalam mencapai tujuaannya. Proses penyelenggaraan inilah yang disebut dengan administrasi dan pada masyarakat moden yang makin berkembang ini makin penting pula tujuan-tujuan yang ingin dan hendak 11
  • 7. dicapainya maka makin baik dan tepat pula administrasi yang harus diarahkannya oleh karena itu makin penting pula kedudukan administrasi dan management sebagai konsep dan langkah oprasional kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan tersebut. F. Pengertian pendidikan luar sekolah (PLS) Sebelum membicarakan pengertian Pendidikan Luar Sekolah, pemakalah menyajikan beberapa rumusan sebagai berikut: 1. Menurut Soeleman Joesoef dan Slamet Santoso Pendidikan Luar Sekolah adalah Setiap kesempatan di mana terdapat komunikasi yang teratur dan terarah di luar sekolah dan seseorang memperoleh informasi, pengetahuan, latihan maupun bimbingan sesuai dengan usia dan kebutuhan kehidupan, dengan tujuan mengembangkan tingkat ketrampilan, sikap dan nilai-nilai yang memungkinkan baginya menjadi peserta yang efisien dan efektif dalam lingkungan keluarga, pekerjaan, bahkan lingkungan masyarakat dan negaranya. 2. Phillips H. Combs, mengungkapkan bahwa pendidikan luar sekolah adalah setiap kegiatan pendidikan yang terorganisir yang diselenggarakan di luar sistem formal, baik tersendiri maupun merupakan bagian dari suatu kegiatan yang luas, yang dimaksudkan untuk memberikan layanan kepada sasaran didik tertentu dalam rangka mencapai tujuan-tujuan belajar. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Luar Sekolah adalah setiap kegiatan pendidikan yang diselenggarakan di luar sistem sekolah baik yang dilembagakan maupun yang tidak dengan tujuan memberikan layanan kepada peserta didik dalam rangka mencapai tujuan belajar. Sedangkan Pendidkan Agama Luar Sekolah adalah setiap kegiatan pendidikan agama yang diselenggarakan di luar sistem sekolah dengan tujuan untuk memberikan pelayanan pada peserta didik untuk memehami, menghayati dan mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikannya sebagai pedoman hidup (way of life) dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan Luar Sekolah yang ada dalam masyarakat Jenis-jenis pendidikan yang ada pada Pendidikan Luar Sekolah menurut D. Sudjana (1996:44) di antaranya adalah: 1. Pendidikan Massa (Mass education) Pendidikan massa yaitu kesempatan pendidikan yang diberikan kepada masyarakat luas dengan tujuan yaitu membantu masyarakat agar mereka memiliki kecakapan dalam hal menulis, membaca dan berhitung serta berpengetahuan umum yang diperlukan dalam upaya peningkatan taraf hidup dan kehidupannya sebagai warga negara. Istilah Mass education menunjukan pada aktifitas pendidikan di masyarakat yang sasarannya kepada individuindividu yang mengalami keterlantaran pendidikan, yaitu individu yang tidak berkesempatan memperoleh pendidikan melalui jalur sekolah, tetapi putus di tengah jalan dan belum sempat 11
  • 8. terbebas dari kebuta-hurufan. Mass education ini dapat dikatakan semacam program pemberantasan buta huruf atau program keaksaraan, tentu saja tidak bertujuan supaya orangorang didiknya sekedar bisa baca-tulis, tetapi juga supaya memperoleh pengetahuan umum yang relevan bagi keperluan hidupnya sehari-hari. Individu yang menjadi sasarannya adalah pemuda-pemuda dan orang dewasa. Pelaksanaannya melalui kursus-kursus. 2. Pendidikan Orang Dewasa (Adult Education) Pendidikan orang dewasa yaitu pendidikan yang disajikan untuk membelajarkan orang dewasa. Dalam salah satu bukunya tentang PLS, Sudjana (1996:45) menerangkan bahwa pendidikan orang dewasa adalah pendidikan yang diperuntukan bagi orang-orang dewasa dalam lingkukangan masyarakatnya, agar mereka dapat mengembangkan kemampuan, memperkaya pengetahuan, meningkatkan kualifikasi teknik dan profesi yang telah dimilikinya, memperoleh cara-cara baru serta merubah sikap dan perilakunya. 3. Pendidikan Perluasan (Extension Education) Kegiatan yang diselenggarakan PLS adalah meliputi seluruh kegiatan pendidikan baik yang dilaksanakan di luar sistem pendidikan sekolah yang dilembagakan ataupun yang tidak dilembagakan. 3. Sasaran pendidikan luar sekolah Dibagi 2 sasaran pokok: Pendidikan luar sekolah untuk pemuda Sebab-sebab timbulnya: 1. Banyak anak-anak usia sekolah tidak memperoleh pendidikan sekolah yang cukup, lebih-lebih di negara yang berkembang 2. Mereka memperoleh pendidikan yang tradisional 3. Mereka memperoleh latihan kecakapan khusus melalui pola-pola pergaulan 4. Mereka dituntut mempelajari norma-norma dan tanggung jawab sebagai sangsi dari masyarakatnya Kelompok-kelompok kegiatan pendidikan Luar Sekolah antara lain: 1. Klub pemuda 2. Klub-Klub pemuda tani 3. Kelompok pergaulan 4. Pendidikan luar sekolah untuk orang dewasa Pendidikan ini timbul oleh karena: 1. Orang-orang dewasa tertarik terhadap profesi kerja. 2. Orang dewasa tertarik terhadap keahlian. Dalam rangka memperoleh pendidikan di atas dapat ditempuh melalui: 1. Kursus-kursus pendek. 11
  • 9. 2. In service-training. 3. Surat-menyurat. Lebih lanjut, sesuai dengan Rancangan Peraturan Pemerintah maka sasaran PLS dapat meliputi: A. Ditinjau dari segi sasaran pelayanan, berupa:  Usia pra-sekolah (0-6 tahun)  Usia pendidikan dasar (7-12 tahun)  Usia pendidikan menengah (13-18 tahun)  Usia pendidikan tinggi (19-24 tahun) B. Ditinjau dari jenis kelamin Program ini secara tegas diarahkan pada kaum wanita oleh karena jumlah mereka yang besar dan partisifasinya kurang dalam rangka produktifitas dan efesiensi kerja. C. Berdasarkan lingkungan sosial budaya  Masyarakat pedesaan.  Masyarakat perkotaan.  Masyarakat terpencil. D. Berdasarkan kekhususan sasaran Pelajaran  Peserta didik yang dapat digolongkan terlantar, seperti anak yatim piatu.  Peserta didik yang mengalami pengembangan sosial dan emosional seperti anak nakal, korban narkotika dan wanita tuna susila.  Peserta yang mengalami cacat mental dan cacat tubuh seperti tuna netra, tuna rungu, tuna mental.  Peserta didik yang karena berbagai sebab sosial, tidak dapat mengikuti program pendidikan persekolahan. E. Berdasarkan pranata A. Pendidikan keluarga. B. Pendidikan perluasan wawasan. C. Pendidikan keterampilan. F. Berdasarkan sistem pengajaran 1. Kelompok, organisasi, dan lembaga. 2. Mekanisme sosial budaya seperti perlombaan dan pertandingan. 3. Kesenian tradisional, seperti wayang, ludruk, ataupun teknologi modern seperti televisi, radio, film, dan sebagainya. Prasarana dan sarana seperti balai desa, mesjid, gereja, sekolah dan alat-alat perlengkapan kerja. G. Berdasarkan segi pelembagaan program 1. Program antar sektoral dan swadaya masyarakat seperti PKK, PKN dan P2WKSS. 11
  • 10. 2. Koordinasi perencanaan desa atau pelaksanaan program pembangunan. 3. Tenaga pengarahan di tingkat pusat, propinsi, kabupaten, kecamatan, dan desa. 4. Tujuan Pendidikan Agama Luar Sekolah Pendidikan agama luar sekolah mempunyai dua macam tujuan, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. a. Tujuan Umum: 1) Memperluas keikut sertaan masyarakat dalam pemerataan kesempatanbelajar dan meningkatkan mutu warga masyarakat melalui pendidikan. 2) Meningkatkan proses belajar mengajar untuk mencapai daya guna dan hasil yang optimal. b. Tujuan Khusus Tujuan khusus adalah mempersiapkan warga masyarakat untuk mengembangkan diri pribadinya atau untuk memperoleh kesempatan kerja yang lebih besar . Dari dua tujuan di atas, maka pendidikan luar sekolah bertujuan untuk memberikan kesempatan yang luas untuk bekerja kepada anggota masyarakat, juga melatih dan mengembangkan secara kualifikasi pengetahuan kemampuan dan sikap yang harus dimiliki oleh peserta didik dalam penyelesaian suatu program pengajaran. Selanjutnya telah digariskan dalam A-Qur'an, bahwa tujuanpendidikan agama adalah tujuan hidup manusia itu sendiri, seperti digambarkan dalam Al-Qur'an a. Surat Adz-Dzariyat : 56: Artinya: "Tiadalah aku jadikan jin dan manusia melainkan supaya merekamenyembah-Ku". (Al Dzariyat:56) b. "Hai orang-orang yang beriman! Bertaqwalah kamu kepada Allahdengan sebenarbenar taqwa kepada-Nya dan janganlah sekalikalikamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam". (AlImran : 102) c. "Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu ke kudukengkau dan jangan pula engkau melepaskan selepas-lepasnya,nanti engkau tercela dan menyesal. (jangan bakhil dan janganpemboros)". (Al Isra' : 29) d. Maka apabila telah ditunaikan sembahyang, bertebarlah kamu dimuka bumi dan carilah karunia (rezeki) Allah dang ingatlahakan Allah sebanyak banyaknya, mudahmudahan kamumenang (sukses)". (Al Jum'ah : 10) 11
  • 11. BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Kepemimpinan atau juga leadership sangat berperan aktif dalam aplikasi sebuah pendidikan luar sekolah. Di dalamnya terdapat komponen-komponen yang dapat menunjang pelaksanaan sebuah rencana yang telah disusun dalam sebuah progrrm PLS dengan diikuti suatu manajemen dan adminitrasi yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Siagian (2002 : 62) mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain (para bawahannya) sedemikian rupa sehingga orang lain itu mau melakukan kehendak pemimpin meskipun secara pribadi hal itu mungkin tidak disenanginya. B. SARAN Di samping kita mengikuti jenjang pendidikan formal alangkah baiknya dilengkapi dengan mengikuti pendidikan luar sekolah seperti kursus-kursus, dll. Agar kekurangan/kelemahan yang ada pada pendidikan formal bisa tertutupi dengan pendidikan luar sekolah sehingga diharapkan setiap lulusan bisa hidup mengikuti perkembangan zaman dan selalu dibutuhkan oleh masyarakat seiring dengan perkembangan/kemajuan IPTEK. 11
  • 12. DAFTAR PUSTAKA Joesoef Soelaiman, 2004, Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Kurdie Syuaeb, 2002, Pendidikan Luar Sekolah. Cirebon: CV. Alawiyah. Faisal Sanapiah, 1981, Pendidikan Luar Sekolah . Surabaya: CV. Usaha Nasional. 11
  • 13. MAKALAH MANAJEMEN ORGANISASI PLS DISUSUN OLEH : NAMA : ERNA SARI NIM : 21215070 SEMESTER : III UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI KELAS RAHA 2013 11
  • 14. 11