HPS/OE merupakan perkiraan biaya untuk pengadaan barang atau jasa yang disusun secara ahli berdasarkan data terpercaya. HPS digunakan untuk menilai kewajaran harga penawaran, menetapkan batas penawaran tertinggi, dan acuan dalam pengadaan barang/jasa pemerintah. HPS disusun oleh pejabat pengadaan dan disetujui oleh pejabat pembuat komitmen.
1. PENYUSUNAN
Hara Perkiraan Sendiri (HPS/OE)
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Disampaikan oleh :
IGN. SURANTO
(Procurement Specialist)
1/25/2023
5
2. BAHASAN MENGENAI
HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS)
1. PENGERTIAN
2. APA GUNANYA HPS/OE
3. PERLAKUAN TERHADAP HPS/OE
4. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PENYUSUNAN
HPS/OE
5. TEKNIK / PROSEDUR PEMBUATAN HPS/OE
6. HPS PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI/JASA LAINNYA
7. HPS PENGADAAN BARANG/JASA LAINNYA
8. HPS PENGADAAN JASA KONSULTANSI
6
3. 1. PENGERTIAN HPS
HPS/OE adalah perhitungan biaya atas
pekerjaan barang/jasa sesuai dengan syarat-
syarat yang ditentukan dalam dokumen
pemilihan penyedia barang/jasa, dikalkulasikan
secara keahliaan dan berdasarkan data yang
dapat dipertanggung-jawabkan. HPS/OE dibuat
dan disahkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK)
7
4. REFERENSI PENGERTIAN
PERKIRAAN BIAYA
National Estimating Society-USA mendefinisikan
“perkiraan biaya” sebagai seni memperkirakan (the art of
approximating) kemungkinan besarnya biaya yang
diperlukan dalam suatu kegiatan dengan mendasarkan
atas informasi yang tersedia pada saat itu.
Hal ini berarti bahwa dalam menyusun perkiraan biaya
perlu dilakukan pengkajian atas biaya kegiatan terdahulu
sebagai masukan, serta melihat masa depan,
memperhitungkan dan mengadakan perkiraan atas hal-hal
yang akan atau mungkin terjadi.
MASTER
5. HPS disusun dan ditetapkan oleh PPK,
kecuali untuk kontes/sayembara
ULP/pejabat pengadaan mengumumkan
nilai total HPS
Nilai HPS bersifat terbuka dan tidak rahasia,
sedangkan rinciannya bersifat rahasia
HPS disusun paling lama 28 hari kerja
sebelum batas akhir pemasukan penawaran
HPS bukan sebagai dasar untuk
menentukan besaran kerugian Negara
Riwayat HPS harus didokumentasikan
9
Ketentuan
Umum
HPS
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
6. Konsep
Dokumen
HPS
Pejabat Pembuat
Komitmen
Dokumen HPS
SAH
Sah jika:ditandatangani oleh:
Pejabat Pembuat
Komitmen (sebagai yg
menetapkan).
Disusun dan
ditetapkan
ULP/Pejabat
Pengadaan
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah 10
Diumumkan
nilai total HPS
Tim Pendukung
PPK
7. Penyusunan HPS didasarkan pada data harga pasar setempat, yang diperoleh
berdasarkan hasil survei menjelang dilaksanakannya Pengadaan, dengan
mempertimbangkan informasi yang meliputi:
a. Informasi biaya satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh BPS;
b. Informasi biaya satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh asosiasi
terkait dan sumber data lain yang dapat dipertanggungjawabkan;
c. Daftar biaya/tarif B/J yang dikeluarkan oleh pabrikan/distributor tunggal;
d. biaya Kontrak sebelumnya atau yang sedang berjalan dengan
mempertimbangkan faktor perubahan biaya;
e. inflasi tahun sebelumnya, suku bunga berjalan dan/atau kurs tengah Bank
Indonesia;
f. hasil perbandingan dengan Kontrak sejenis, baik yang dilakukan dengan
instansi lain maupun pihak lain;
g. perkiraan perhitungan biaya oleh konsultan perencana (engineer’s
estimate);
h. norma indeks; dan/atau
i. informasi lain yang dapat dipertanggungjawabkan
HPS telah memperhitungkan PPn dan ( overhead + Profit yang wajar maks 15 %)
HPS TIDAK BOLEH memperhitungkan biaya tak terduga, biaya lain-lain dan PPh
penyedia barang/jasa
8. 2. GUNANYA HPS/O’E
1. Untuk menilai kewajaran harga penawaran yang
disampaikan pihak penyedia (evaluasi harga)
dan sebagai batas penawaran tertinggi kecuali
pekerjaan jasa konsultansi
2. Sebagai dasar bagi penetapan nilai nominal
jaminan penawaran (1-3% dari HPS)
3. Untuk menetapkan tambahan nilai jaminan
pelaksanaan, bilamana penawaran kurang dari
80% dari OE, dinaikan menjadi 80% HPS
12
9. Lanjutan…
4. Sebagai acuan menetapkan harga satuan
timpang yang nilainya lebih besar dari
110% dari HPS
13
No. Jenis Barang Volume Harga Jumlah % Penawaran
Penawaran Harga Jumlah terhadap HPS
1 Komputer 10 4.800.000 48.000.000 5.000.000 50.000.000 96
2 Printer 4 4.700.000 18.800.000 4.000.000 16.000.000 118
3 Scanner 2 1.450.000 2.900.000 1.500.000 3.000.000 97
4 CD Writter 5 2.500.000 12.500.000 3.250.000 16.250.000 77
82.200.000 85.250.000 96
HPS
Contoh : Pengadaan Komputer
klarifikasi tidak dimaksudkan untuk
mencari/menawarkan/ mengijinkan perubahan
harga/substansi penawaran
10. Lanjutan…
14
5. Sebagai patokan dalam hal seluruh penawaran di atas
pagu anggaran
Dalam hal terjadi seleksi gagal karena seluruh penawaran di atas
pagu, maka HPS/OE dapat dilakukan dua hal berkut :
(i) perubahan spesifikasi teknis, atau (ii) dilakukan revisi PO/LK
6. Sebagai acuan bila ada indikasi kuat KKN
7. Sebagai bahan perhitungan penyesuaian
harga/eskalasi
8. Sebagai acuan dalam negosiasi harga pada proses
penunjukan/pemilihan langsung/pengadaan jasa
konsultansi
11. Alat untuk menilai kewajaran penawaran harga termasuk rinciannya
Dasar untuk menetapkan batas tertinggi penawaran yang sah
Dasar untuk menetapkan besaran Jaminan Pelaksanaan bagi
penawaran yang nilainya lebih rendah dari 80% nilai total HPS
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
MENETAPKAN HPS
Rp
Harga optimal/ wajar
TIDAK “MARK-UP”
Memperhitungkan semua komponen biaya
Perhitungkan keuntungan penyedia +
overhead (maks 15%)
PENYEDIA
BARANG/ JASA
ULP/PEJABAT PENGADAAN
MENGUMUMKAN NILAI TOTAL HPS
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah 15
3
HPS bukan sebagai dasar untuk
menentukan besaran kerugian negara.
12. 3. PERLAKUAN TERHADAP HPS/OE
1. Setiap pengadaan harus dibuat HPS/OE
2. HPS dikalkulasikan secara keahlian berdasarkan data yang
dapat dipertanggung-jawabkan, disusun oleh panitia/pejabat
pengadaan, disahkan pengguna barang/jasa
3. Nilai total HPS tidak bersifat rahasia (dicantumkan
pengumuman pelaksanaan pengadaan) sebagai upaya
transparansi dan menjadi bahan pertimbangan penyedia
dalam memperkirakan keuntungan yang akan diperoleh
4. Rincian HPS rahasia, sebagai alat negosiasi dan untuk
mencegah pencontohan dalam metoda pelaksanaan
pekerjaan dan
16
13. Lanjutan…
5. HPS memperhitungkan PPN, overhead &
profit (paling tingggi 15% ),
6. Tidak boleh memperhitungkan PPh, biaya
lain-lain, biaya tidak terduga.
7. Dilarang penerapan sistim koridor, misalnya
Penawaran memenuhi syarat > 80% HPS
dan < 100% HPS
17
14. 1) Setiap pengadaan wajib dibuat HPS/OE
2) HPS, disusun oleh panitia/pejabat pengadaan, disahkan
pengguna barang/jasa
3) Nilai total HPS tidak bersifat rahasia sebagai upaya transparansi
dan menjadi bahan pertimbangan penyedia dalam memperkirakan
keuntungan yang akan diperoleh
4) Rincian HPS rahasia, sebagai alat negosiasi dan untuk
mencegah keseragaman dalam metoda pelaksanaan pekerjaan
5) Ketentuan HPS pada Perpres-54 Th 2010 Pasal 11 dan Pada
Lampiran II/III/IV/V butir A,3
4. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM
PENYUSUNAN HPS/OE
a) Ketentuan Umum
15. b) FUNGSI HPS/OE
1. Menilai kewajaran total harga dari
penawaran yang disampaikan penyedia
barang/jasa beserta rinciannya.
2. Menetapkan besarnya nilai jaminan
penawaran dari penyedia barang/jasa.
3. Menetapkan tambahan nilai jaminan
pelaksanaan bagi penawaran yang dinilai
terlalu rendah (kurang dari 80 % dari
nilai OE). MASTER
16. c)RUANG LINGKUP HPS
1) Untuk Pekerjaan Konstruksi/Jasa
Lainnya meliputi : kuantitas dan
spesifikasi teknis
2) Untuk Barang meliputi : jenis, jumlah,
spesifikasi teknis barang, dan
distribusi
3) Untuk Jasa Konsultan meliputi :
kuantitas, dan kualifikasi tenaga ahli
dan pendukung yang dibutuhkan
(pendidikan dan pengalaman), serta
MASTER
17. 5. TEKNIK / PROSEDUR PEMBUATAN HPS
a) Pemilihan jenis HPS menurut bidang
Pengadaan :
1) Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya
1) Jasa Konsultansi
1) Barang/Jasa Lainnya
18. b) BAGAN ALIR PENYUSUNAN HPS (NON KONSULTANSI)
Produksi
Bahan
Pelaksanaan
Di Lapangan
WAKTU
PELAKSANAAN
?
Kebutuhan
Peralatan
BIAYA
TOTAL
?
Penyesuaian
Penggunaan
Peralatan
Perhitungan Biaya
Perhitungan
Waktu
Kebutuhan
Bahan
Optimasi
Ruang Lingkup
SELESAI
Kuantitas
Pekerjaan
Harga
Satuan
Dasar
OK TIDAK
OK
TIDAK
SASARAN PAKET PEKERJAAN
(Judul Pagu/DED/EE/RAB)
DITUANGKAN DALAM BOQ)
Biaya
Bahan
Biaya
Upah
Biaya
Peralatan
B Umum &
Untung
SPESIFIKASI
HARGA
SATUAN
CARA 1
CARA 2
DATA
HARGA
19. 23
Mengecek besarnya pagu
dana dari DIPA/PO
Mempelajari Dokumen
Perencanaan Umum
(DIPA/DPA, KAK dan
RAB)
Mengecek Harga Satuan
yang berlaku di pasar
Menghitung/
menetapkan harga
satuan
Menghitung jumlah biaya
untuk` setiap mata
pembayaran
Menjumlahkan semua
biaya untuk seluruh mata
pembayaran.
Menghitung PPN
Menentukan Besarnya
HPS
Catatan: Jika HPS lebih besar dari Pagu Dana, maka dapat dilakukan
1. Perubahan spesifikasi teknis
2. Revisi PO/LK.
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
5
20. 24
Mengecek besarnya
pagu dana dari DIPA/PO
Mempelajari dokumen
Perencanaan Umum
Mengecek Harga satuan
dasar untuk bahan,
upah dan alat
Hitung analisa harga
untuk setiap mata
pembayaran (pay-item)
Menghitung/
menetapkan harga
satuan
Menghitung jumlah biaya
untuk setiap mata
pembayaran
Menjumlahkan semua
biaya untuk seluruh
mata pembayaran.
Menghitung PPN
Menentukan Besarnya
HPS
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
3
21. 25
Mengecek besarnya pagu
dana dari DIPA/PO
Mempelajari Dokumen
Perencanaan Umum
a.l : KAK dan RAB
Menghitung Komponen Biaya
(Biaya Langsung
Personil/Remuneration) dan
Biaya Langsung Non
Personil (Direct
Reimbursable Cost).
Menghitung Harga satuan
untuk biaya Tenaga Ahli
per-satuan waktu tertentu
Menghitung jumlah biaya
untuk setiap item
pengeluaran
Menjumlahkan semua
biaya untuk seluruh item
pembayaran.
Menghitung PPN
Menentukan Besarnya
HPS
Catatan:
Biaya langsung non-personil tidak melebihi 40% dari biaya total , KECUALI
untuk pekerjaan yang bersifat khusus
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
5
22. ANALISIS SASARAN PAKET / PAGU
ANGGARAN
1. Teliti dana pagu anggaran yang
tersedia dalam DIPA/PO/DASK/
RKAP/dokumen lain yg dipersamakan.
Besaran pagu anggaran ini
merupakan batas maksimal untuk
perhitungan HPS/OE.
Pelajari dokumen pemilihan
penyedia jasa, terutama yang
terkait dengan instruksi kepada
penyedia jasa, syarat umum/khusus
kontrak, gambar, spesifikasi teknis,
23. FORMAT BOQ / HARGA PERKIRAAN SENDIRI
Pekerjaan ………. .
MATA PEMBAYARAN SATUAN VOLUME HARGA
SATUAN
HARGA
1. PERSIAPAN
a.
b.
2.
a.
b.
3.
a.
b.
4.
a.
b.
JUMLAH
PPN (10%)
TOTAL
PEMBULATAN
27
24. 2. Untuk pekerjaan dengan kontrak harga
satuan, volume pekerjaan yang dibuat dalam
HPS/OE sama dengan volume pekerjaan yang
telah ditetapkan dalam Bill of Quantity (BQ)
dokumen pemilihan penyedia jasa.
Sementara khusus untuk pekerjaan dengan
kontrak lump sum kecuali volume dapat
diputuskan tetap menggunakan atau tidak
menggunakan sepenuhnya volume
pekerjaan, metode pekerjaan yang
digunakan dalam perhitungan penawaran
25. 3. Perhitungkan harga satuan dasar dari bahan,
upah, dan alat yang bersandarkan harga
pasar setempat hingga di job-site (biaya
angkutan turut diperhitungkan).
Kalau harga pasar setempat tidak
diperoleh, gunakan data harga yang
termuat dalam SPK/kontrak sebelumnya
dengan memperhitungkan kemungkinan
perubahan harganya berdasarkan indeks
dari Badan Pusat Statistik (BPS);
4. Hitung analisa harga untuk setiap
pembayaran (pay-item) dengan
formula/rumus yang sudah digunakan dalam
perhitungan untuk mendapatkan RAB
sebagai berikut ;
26. Analisa harga satuan
Pekerjaan ………. Satuan ……..
KOMPONEN SATUAN VOLUME HSD (RP) HARGA (RP)
BAHAN
1.
2.
ALAT
1.
2.
UPAH
1.
2.
JUMLAH
BIAYA UMUM & KEUNTUNGAN
HARGA SATUAN
PEMBULATAN
30
27. 5. Tetapkan harga satuan : analisa harga + 15
% (keuntungan dan bieya umum.
6. Hitung jumlah biaya pada setiap masa
pembayaran : jumlah volume dikalikan
harga satuan;
7. Jumlahkan semua biaya untuk seluruh
masa pembayaran dari pekerjaan yang
akan dilaksanakan;
OVERHEAD :
◦ OPERASIONAL & PENGELUARAN KANTOR PUSAT YANG BUKAN
BAGIAN DARI BIAYA PENGADAAN UNTUK SETIAP MATA
PEMBAYARAN;
◦ MANAJEMEN, AKUTANSI, PELATIHAN & AUDITING;
◦ PERIJINAN, REGISTRASI DAN LAINNYA
◦ BIAYA PERIKLANAN, HUMAS & PROMOSI
◦ DAN LAIN SEBAGAINYA
PROFIT :
◦ TERMASUK RESIKO PEKERJAAN
28. 8. Hitung Pajak Pertambahan Nilai (PPN): 10 % jumlah
biaya untuk seluruh mata pembayaran;
9. Total harga pekerjaan yang dituangkan dalam
HPS/OE = Jumlah biaya seluruh mata pembayaran +
PPN 10 %
10. tidak memperhitungkan biaya tak terduga, lain-
laindan (PPh)
11. nilai total HPS tidak rahasia didokumentasikan
secara baik.
12. tidak dapat digunakan sebagai perhitungan kerugian
negara.
30. 34
POLA PIKIR PEMBUATAN ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN
MASUK-AN
Harga Satuan Bahan Olahan
- Masukan : 1. Jarak Quarry
2. Harga Satuan Bahan Dasar
3. Harga Satuan Dasar Alat
4. Kapasitas Alat
5. Faktor Efisiensi Produksi Alat
6. Faktor Kehilangan Material
- Proses : 1. Biaya Kerja Alat
2. Kebutuhan Bahan Dasar
3. Proses Pencampuran
- Keluaran : Harga Satuan Dasar Bahan (Agregat
Kasar dan
Halus)
Masukan : 1. Asumsi
2. Jenis Alat
3. Kapasitas Alat
4. Masukan biaya Pasti
a. Umur Ekonomis Alat
b. Jam Kerja Alat per Tahun
c. Harga Pokok Alat
d. Nilai Sisa Alat
e. Tingkat Suku Bunga Pinjaman
5. Masukan Biaya Operasi & Pemel.;
a. Tenaga Mesin (HP)
b. Harga Satuan Dasar Tenaga
c. Harga Satuan Dasar Bahan Bakar
d. Harga Satuan Dasar Minyak Pelumas
a. Proses : 1. Biaya Pass
2. Biaya Operasi & Pemeliharaan
a. Kekuatan : Harga Satuan Dasar Alat
Hari Orang Standa (HO atau MD)
Jam Orang Standar ( JO atau MH) Berupa data otentik
yang tersedia
Resume : Harga Satuan Dasar Tenaga Kerja
Biaya Umum
Keuntungan
Resume : Biaya Umum + Keuntungan (Max. 10 %)
Sesuai Surat Edaran Menteri PU Nomor :
………………………..
Asumsi
Faktor-faktor
Komposisi Campuran Dalam Spec.
Koefisien Bahan
Harga Satuan Dasar Bahan
Jenis Alat Yang Dipewrlukan
Kapasitas Alat
Faktor Produksi Alat
Waktu Siklus Kerja Alat (Cycle Time)
Hasil Produksi Alat / Satuan Waktu
Koefisien Alat
Harga Satuan Komponen Alat/Satuan
Waktu
PROSES KELUARAN
Jenis Tenaga Yang Diperlukan
Perkiraan Jumlah Tenaga Kerja Yang Diperlukan
Koefisien Tenaha Kerja
Harga Satuan Dasar Alat
Biaya Umum + Keuntungan ( Maksimum 10 % )
Bahan
Harga Satuan Dasar Bahan (Bahan Dasar) Berupa data
otentik yang tersedia
Upah Tenaga
Alat
Biaya Umum & Keuntungan
Saluran Mata pembayaran
Bahan
Alat
Upah Tenaga Kerja
Biaya Umum & Laba
Harga Satuan Setiap
Mata Pembayaran
Volume Pekerjaan
Harga Pekerjaan
Setiap Mata
Pembayaran
Harga Total Seluruh
Mata Pembayaran
Perkiraan (Estimasi)
Biaya Proyek
(EE/OE)
PPN 10%
31. Harga Satuan Bahan Dasar
Berupa data otentik yang tersedia
Harga Satuan Bahan Olahan
- Masukan : 1. Jarak Quarry
2. Harga Satuan Bahan Baku
3. Harga Satuan Dasar Alat
4. Harga Satuan Dasar Tenaga Kerja
5. Kapasitas Alat
6. Faktor Efisiensi Produk Alat
7. Faktor Kehilangan Material
- Proses : 1. Biaya Kerja Alat
2. Kebutuhan Bahan Dasar
3. Perhitungan Tenaga Kerja yang diperlukan
4. Proses Pencampuran
- Keluaran : Harga Satuan Dasar Bahan
(misal agregat kasar & agregat halus)
BAHAN (Contoh)
32. - Masukan : 1. Asumsi
2. Jenis Alat
3. Kapasitas Alat
4. Masukan Biaya Pasti :
a. Umur Ekonomis Alat
b. Jam Kerja Alat per tahun
c. Harga Pokok Alat
d. Nilai Sisa Alat
e. Tingkat Suku Bunga Pinjaman
5. Masukan Biaya Operasi & Pemeliharaan
a. Tenaga Mesin (HP)
b. Harga Satuan Tenaga
c. Harga Satuan Dasar Bahan Bakar
d. Harga Satuan Dasar Minyak Pelumas
- Proses : 1. Biaya Pasti
2. Biaya Operasi & Pemeliharaan
- Keluaran : Harga Satuan Dasar Alat
ALAT (Contoh)
33. Hari Orang Standar (HO atau MD)
Jam Orang Standar (JO atau MH)
Berupa data otentik yang tersedia
Resume : Harga Satuan Dasar Tenaga Kerja
Biaya Umum
Keuntungan
Resume : Biaya Umum & Keuntungan (OE/EE maks.15%)
Sesuai surat Lampiran II Juknis Keppres No.18 Tahun 2003
TENAGA KERJA
BIAYA UMUM & KEUNTUNGAN
Perhitungan HPS sesuai Perpres 54 Th 2011
(Contoh)
34. b. PROSES
• HARGA SATUAN DASAR “BAHAN”
(Asumsi, Faktor-faktor, Komposisi dalam Spec, Koefisien Bahan, Harga Satuan
Dasar Bahan)
HARGA SATUAN DASAR “ALAT”
(Jenis Alat Yang Dipewrlukan, Kapasitas Alat, Faktor Produksi Alat, Waktu Siklus Kerja
Alat , Hasil Produksi Alat / Satuan Waktu, Koefisien Alat, Harga Satuan, Komponen
Alat/Satuan Waktu)
• HARGA SATUAN DASAR “TENAGA KERJA”
(Jenis Tenaga Yang Diperlukan, Perkiraan Jumlah Tenaga Kerja Yang
Diperlukan, Koefisien Tenaha Kerja, Harga Satuan Dasar Alat)
OVERHEAD & PROFIT
(Biaya Umum + Keuntungan, Maksimum 15 % )
35. c. KELUARAN
HARGA SATUAN
SETIAP ITEM
HARGA PEKERJAAN
SETIAP ITEM
HARGA TOTAL SELURUH ITEM
HARGA PERKIRAAN SENDIRI
(HPS)
36. (10%)
Perkiraan (Estimasi)
Biaya Proyek
ESTIMASI BIAYA
Harga Satuan
Setiap Mata Pembayaran
Kuantitas
Pekerjaan
Harga Pekerjaan
Harga Total
Setiap Mata Pembayaran
Seluruh Mata Pembayaran
PPN
d. HARGA MATA PEMBAYARAN
37. PENYESUAIAN (OPTIMASI)
ATAS HASIL PERHITUNGAN
HPS/OE
Berdasarkan data paling mutakhir/baru
dari suatu item pekerjaan/barang dipasar
setempat hasil HPS/OE yang dihitung lebih
besar dari pagu anggaran tersedia, dapat
dilakukan langkah-langkah sebagai
berikut:
1)Mengubah spesifikasi teknis dari
pekerjaan/barang yang akan dilaksanakan.
2)Bila hal ini terjadi , maka perubahan
spesifikasi teknis dapat berupa menurunkan
dan atau peningkatan
3)Revisi Anggaran atas kegitan dilakukan, bila
setelah dilakukan perubahan spesifikasi
teknis masih mempunyai nilai HPS/OE lebih
besar dari pagu anggaran tersedia.
MASTER
38. 5. Prosedur Penyusunan
HPS/OE atas Pekerjaan
Barang/Jasa Lainnya
1. Teliti besaran dana dari pagu
anggaran yang tersedia dalam
DIPA/PO/DASK/ RKAP/dokumen
lain yang dipersamakan.
Besaran pagu anggaran ini merupakan
batas maksimal untuk perhitungan
HPS/OE.
Nilai HPS/OE diupayakan lebih kecil
dari Pagu Anggaran;
39. 2. Pelajari dokumen pemilihan penyedia
barang/jasa, terutama yang terkait
dengan instruksi kepada penyedia
barang/jasa lainnya, syarat umum/
khusus kontrak, dan spesifikasi teknis.
Berdasarkan spesifikasi teknis yang
telah ditetapkan dalam dokumen
pemilihan penyedia barang/jasa,
kemudia dapatkan informasi
mengenai merk barang atau jenis
jasa lainnya yang sesuai dengan
40. 3. Hitung harga satuan dasar dari
barang/jasa lainnya, dengan mengacu
pada rata-rata harga barang/jasa
lainnya dari seluruh barang/jasa
lainnya yang memenuhi spesifikasi
teknis, yang didasarkan pada data
harga pasar setempat.
Kalau harga pasar setempat tidak
diperoleh, gunakan data harga yang
termuat dalam SPK/kontrak sebelumnya
dengan memperhitungkan kemungkinan
perubahan harganya berdasarkan indeks
dari Badan Pusat Statistik (BPS);
41. 4. Hitung harga satuan : harga satuan dasar
+ 10 % (laba penyedia jasa).
5. Hitung jumlah biaya untuk setiap item
barang/jasa lainnya yaitu: jumlah volume
barang/jasa lainnya x harga satuan
6. Jumlah semua biaya untuk seluruh item
barang/jasa lainnya yang diadakan
7. Hitung Pajak Pertambahan Nilai (PPN): 10
% jumlah biaya untuk seluruh item
barang/jasa lainnya
8. Total harga pekerjaan yang dituangkan
dalam HPS/OE = Jumlah biaya seluruh
masa pembayaran + PPN 10 %
42. HPS BARANG
PENDANAAN
Teliti besaran dana dari pagu
anggaran yang tersedia dalam
DIPA/dokumen lain yang
dipersamakan.
Besaran pagu anggaran ini
merupakan batas maksimal
untuk perhitungan HPS/OE.
Oleh karenanya nilai HPS/OE
lebih kecil dari Pagu Anggaran.
(laba penyedia jasa).
43. HPS BARANG
DOKUMEN
PENGADAAN
BARANG
Mempelajari dan meneliti
dokumen pengadaan terutama :
◦ instruksi kepada penawar,
◦ syarat-syarat kontrak,
◦ spesiflkasi teknis dan
◦ gambar-gambar termasuk
meneliti barang yang akan
dibeli apakah barang fabrikasi,
barang fabrikasi yang akan
dipasang (install) dan uji coba
atau barang yang dibuat
sendiri.
44. HPS BARANG
HARGA PASAR
Meneliti harga-harga
pasar dari barang yang
dapat memenuhi
spesifikasi teknis sesuai
ketentuan di dalam
dokumen pengadaan.
45. HPS BARANG
KANDUNGA
N LOKAL
Meneliti jumlah kandungan
lokal barang dari barang yang
memenuhi spesifikasi teknis
sesuai dokumen pengadaan,
dan selanjutnya di dalam
penyusunan OE
mempertimbangkan barang
yang jumlah kandungan
lokalnya lebih tinggi.
47. HPS
BARANG
BARANG
RAKITAN
Pengadaan barang yang
akan dipasang dan atau
yang dirakit sendiri terlebih
dahulu diteliti harga satuan
dasar :
◦ bahan/material,
◦ peralatan di pasaran
◦ tenaga kerja dan
◦ upah
selanjutnya dihitung harga
satuan barang.
48. TEKNIS PERHITUNGAN
HPS BARANG
1. Menetapkan harga satuan : data harga satuan
atau analisa harga satuan berdasarkan harga
dasar dengan memperhitungkan keuntungan
dan biaya umum
2. Dihitung jumlah biaya untuk setiap item
barang, yaitu jumlah volume barang x harga
satuan
3. Dijumlah semua biaya untuk seluruh item
barang yang akan diadakan.
4. Dihitung PPN yaitu 10% x jumlah semua biaya
untuk seluruh item barang.
5. Total harga pekerjaan HPS/OE ialah jumlah
biaya seluruh item barang + PPN 10%
49. PENYESUAIAN (OPTIMASI)
ATAS HASIL PERHITUNGAN
HPS/OE
Berdasarkan data paling mutakhir/baru
dari suatu item pekerjaan/barang
dipasar setempat hasil HPS/OE yang
dihitung lebih besar dari pagu anggaran
tersedia, dapat dilakukan langkah-
langkah sebagai berikut:
1)Mengubah spesifikasi tekni dari Barang
yang akan dilaksanakan.
2)Bila perubahan spesifikasi teknis dapat
berupa menurunkan maupun
peningkatan.
3)Revisi Anggaran atas kegitan dilakukan,
MASTER
50. 6. Prosedur Penyusunan HPS/OE atas Pekerjaan
Jasa Konsultansi
Untuk jasa konsultansi lebih berfokus pada biaya personel,
dengan prosedur sebagai berikut :
1. Prosedur awal, sama dengan prosedur
sebelumnya, dan merupakan prosedur dasar,
bahwa pengecekan besaran dana dari pagu
anggaran yang tersedia dalam
DIPA/PO/DASK/RKAP/dokumen lain yang
dipersamakan.
51. 2. Pelajari dokumen pemilihan penyedia jasa,
terutama hal-hal yang terkait dengan
instruksi kepada penyedia jasa,
Kerangka Acuan Kerja/Terms of
References, sehingga dapat diketahui
kualifikasi tenaga ahli yang dibutuhkan,
data/fasilitas pelaksanaan jasa yang
diperlukan da sistem pelaporannya.
52. 3. Komponen biaya secara garis besar terdiri dari dua
komponen, yaitu
• biaya langsung personil (renumeration) dan
• biaya langsung non personil (direct reimbursable cost),
• PPN 10%
dengan komposisi biaya langsung non personil yang
diperkenankan maksimal sebesar 40 % dari total biaya
pekerjaan.
Dikecualikan dari ketentuan dimaksud adalah pekerjaan
konsultansi tertentu : pemetaan udara, survei lapangan,
pengukuran, dan penyelidikan tanah, dan lain-lain sesuai
metoda pelaksanaannya.
Bila suatu pekerjaan dilakukan oleh konsultan perorangan
(individual consultant) maka biaya langsung personil konsultan
perorangan tersebut tidak boleh dibebankan biaya overhead dan
keuntungan/laba;
53. 4. Harga satuan biaya langsung personil per satuan waktu,
pada dasarnya disesuaikan dengan harga pasar yang
berlaku.
Bilamana harga pasar tidak tersedia, dapat
menggunakan harga satuan pada kontrak sejenis
dengan tetap mempertimbangkan terjadinya
perubahan harga berdasarkan indeks dari BPS;
Bila diperlukan , dapat digunakan perhitungan
eskalasi harga dari harga yang dihasilkan
berdasarkan tambahan pengalaman yang layak
dalam pelaksanaan pekerjaan
54. 5. Dari juklak tersebut perhitungan biaya langsung personil (BLP)
menggunakan formula sebagai berikut :
GD = Gaji Dasar
BBS = Beban Biaya Sosial
BBU = Beban Biaya Umum
TP = Tunj. Penugasan
K = Laba
BLP = GD + BBS + BBU + TP + K
55. Apabila penugasan konsultan dihitung dalam satuan selain
bulan (month), maka konversi maksimum biaya langsung
personil per satuan waktu adalah sebagai berikut:
SBOM = SBOB : 4,1
SBOH = (SBOB : 22) x 1,1
SBOJ = (SBOH : 8) x 1,3
Dimana :
• SBOB = Satuan Biaya Orang Bulan
(Person Month Rate)
• SBOM = Satuan Biaya Orang Minggu
(Person Week Rate)
• SBOH = Satuan Biaya Orang Hari
(Person Day Rate)
• SBOJ = Satuan Biaya Orang Jam
(Person Hour Rate)
56. Nasional Internasional
Gaji Dasar – GD (Basic Salary ) 1 x GD 1 x GD
Beban Biaya Sosial- BBS (Social
Charge)
(0,3 s.d 0,4) x GD (0,3 s.d 0,6) x GD
Beban Biaya Umum - BBU
(Overhead Cost)
(0,5 s.d 1,3) x GD (0,7 s.d 1,4) x GD
Tunjangan Penugasan – TP (0,1 s.d 0,3) x GD (0,1 s.d 0,3) x GD
Keuntungan 0,1 x (GD+BBS+BBU) 0,1 x (GD+BBS+BBU)
TOTAL Biaya Langsung Personil (2,2 s.d 3,1) x GD (2,4 s.d 3,6) x GD
Komponen BLP Undangan
Biaya Langsung Personil (BLP) berdasarkan SEB Bappenas dan
Departemen Keuangan No 1203/D.II/03/2000 : SE-38/A/2000
BLP = GD + BBS + BBU + TP + K
57. HARGA PERKIRAAN LAYANAN JASA KONSULTANSI
a. BIAYA LANGSUNG PERSONIL (REMUNERATION)
• BIAYA TENAGA AHLI, ASISTEN TA, TENAGA PENDUKUNG
• OH, OB
• BERDASARKAN KEAHLIAN DAN PENGALAMAN TA
• GAJI KONTRAK TERAKHIR YANG TELAH DIAUDIT (AUDITED PAY ROLL)
• TERMASUK BBS), (BBU), DAN KEUNTUNGAN MAKSIMUM 10%
BEBAN BIAYA SOSIAL (BBS)
DIBAYARKAN KEPADA TA TETAP
(PERMANEN):
tunjangan hari libur
cuti tahunan
cuti sakit
tunjangan pengobatan
tunjangan transportasi
tunjangan pensiun
asuransi tenaga kerja
tunjangan sosial lainnya
BEBAN BIAYA UMUM (BBU) TUNJANGAN HARI
LIBUR
Biaya manajemen dan administrasi kantor
Gaji tenaga adm, juru ketik, pesuruh,
pengemudi, dsb
Biaya jasa hukum, auditor, dsb
Biaya kantor/ruang kerja
Biaya listrik, air, telpon, dsb
Biaya karena kekosongan kerja
Biaya depresiasi
Bunga modal
Biaya penelitian dan pengembangan
Bu lainnya.
KEUNTUNGAN (K)
keuntungan perusahaan
deviden/bonus
dana cadangan dan investasi
pajak perusahaan
TUNJANGAN PEKERJAAN (TP):
tunjangan khusus untuk tenaga ahli penugasan
tertentu
ha-hal lain:
58. b. Biaya Langsung Non Personil
(direct reimbursable cost), seperti :
- biaya pelaporan,
- komunikasi,
- perjalanan,
- biaya sewa kantor dan fasilitas kerja,
- biaya pengurusan surat ijin,
- biaya sewa kendaraan dll
tidak melebihi 40% (empat puluh persen) dari total biaya,
kecuali untuk jenis pekerjaan konsultansi yang bersifat
khusus, seperti:
pemetaan udara, survei lapangan, pengukuran, penyelidikan
tanah, dan lain-lain.
59. 6. Hitung jumlah biaya setiap item pengeluaran,
baik
untuk biaya langsung personil (BLP) maupun
biaya
langsung non personil (BLNP), dengan cara
sebagai
berikut :
BLP = Jml Personil x Lama Penugasan x Imbalan per satuan waktu
BLNP = Jumlah volume pekerjaan x harga satuan
Jumlah personil = tenaga ahli/tenaga pendukung
sesuai dengan pendidikan/pengalamannya.
60. Data yang dipakai untuk menyusun HPS berdasarkan pada data
harga setempat yang diperoleh berdasarkan hasil survey
menjelang dilaksanakannya pengadaan, dengan
mempertimbangkan informasi yang meliputi:
• informasi biaya satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh
BPS
• informasi biaya satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh
asosiasi terkait dan sumber data lain yang dapat
dipertanggungjawabkan;
• biaya kontrak sebelumnya atau yang sedang berjalan dengan
mempertimbangkan faktor perubahan biaya;
• inflasi tahun sebelumnya, suku bunga berjalan dan/atau kurs
tengah Bank Indonesia;
• hasil perbandingan dengan kontrak sejenis, baik yang
dilakukan dengan instansi lain maupun pihak lain;
perkiraan perhitungan biaya yang dilakukan oleh konsultan
• perencana (engineer’s estimate);
• norma indeks; dan/atau
• informasi lain yang dapat dipertanggungjawabkan.
61. SEBAGAI REFERENSI
Biaya Langsung Personil (BLP) berdasarkan SEB Bappenas dan
Departemen Keuangan No 604/D.VI/02/1998 : SE-35/A/21/0298
KELOMPOK
AHLI
TAHUN
PENGALAMAN
RUPIAH
(PER BULAN)
KELOMPOK
AHLI
TAHUN
PENGALAMAN
RUPIAH
(PER BULAN)
AHLI MUDA 1 - 4 4,400,000 - 5,200,000 AHLI 1 - 4 5,200,000 - 6,100,000
AHLI 5 - 8 5,500,000 - 7,100,000 AHLI UTAMA 5 - 8 6,500,000 - 7,800,000
AHLI UTAMA 9 - 12 7,500,000 - 9,000,000 9 - 12 8,200,000 - 9,800,000
13 - 16 9,500,000 - 11,100,000 13 - 16 10,400,000 - 13,100,000
17 - 20 11,700,000 - 12,900,000 17 - 20 14,300,000 - 18,600,000
UNDANGAN NASIONAL
PENDIDIKAN S2/S3
AHLI KEPALA
AHLI KEPALA
UNDANGAN NASIONAL
PENDIDIKAN S1
62. PENYESUAIAN (OPTIMASI)
ATAS HASIL PERHITUNGAN
HPS/OE
Berdasarkan data paling mutakhir/baru
dari suatu item pekerjaan/barang dipasar
setempat hasil HPS/OE yang dihitung lebih
besar dari pagu anggaran tersedia, dapat
dilakukan langkah-langkah sebagai
berikut:
1)Mengubah spesifikasi teknis (KAK)dari
pekerjaan Jasa Konsultansi yang akan
dilaksanakan.
2)Bila hal perubahan terjadi pada tenaga ahli
jasa konsultansi, maka perubahan spesifikasi
teknis dapat berupa menurunkan (down-
grade) kualifikasi tenaga ahlinya (konsultan
pendidikan S2 menjadi S1 atau
pendidikannya tetap sama namun
MASTER
63. 7. Prosedur Penyusunan HPS/OE
atas
Pekerjaan Konstruksi
1. Teliti dana pagu anggaran yang tersedia dalam
DIPA/PO/DASK/ RKAP/dokumen lain yang
dipersamakan.
Besaran pagu anggaran ini merupakan batas
maksimal untuk perhitungan HPS/OE.
Pelajari dokumen pemilihan penyedia jasa,
terutama yang terkait dengan instruksi
kepada penyedia jasa, syarat umum/khusus
kontrak, gambar, spesifikasi teknis, serta
hasil peninjauan kondisi lapangan;
Dibuat Daftar Kuantitas dan Harga berisi
ko;om Mata Pembayaran, Satuan, Volume,
64. 2. Pelajari dokumen paket pemilihan
penyedia pekerjaan konstruksi,
terutama yang terkait dengan
instruksi kepada penyedia , syarat
umum/ khusus kontrak, dan
spesifikasi teknis.
Berdasarkan spesifikasi teknis yang
telah ditetapkan dalam dokumen
pemilihan , kemudia dapatkan
informasi mengenai spesifikasi
dimaksud dan yang terkait dengan
65. 3. Hitung harga satuan dasar , dengan
mengacu pada rata-rata data harga
yang didapat dari seluruh mata
pembayaran yang memenuhi
spesifikasi teknis, yang didasarkan
pada data harga pasar setempat.
Kalau harga pasar setempat tidak
diperoleh, gunakan data harga yang
termuat dalam SPK/kontrak sebelumnya
dengan memperhitungkan kemungkinan
perubahan harganya berdasarkan indeks
dari Badan Pusat Statistik (BPS);
66. 4. Hitung harga satuan : harga satuan dasar
+ 10 % (laba penyedia jasa).
5. Hitung jumlah biaya untuk setiap item
barang/jasa lainnya yaitu: jumlah volume
barang/jasa lainnya x harga satuan
6. Jumlah semua biaya untuk seluruh item
barang/jasa lainnya yang diadakan
7. Hitung Pajak Pertambahan Nilai (PPN): 10
% jumlah biaya untuk seluruh item
barang/jasa lainnya
8. Total harga pekerjaan yang dituangkan
dalam HPS/OE = Jumlah biaya seluruh
masa pembayaran + PPN 10 %
67. DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA
Proyek / Bagpro :
No. Paket Kontrak :
Nama Paket :
Prop / Kab / Kodya :
No. Mata Perkiraan Harga
Pembayaran Kuantitas Satuan
(Rupiah)
a b c d e
DIVISI 1. UMUM
1.2 Mobilisasi LS 1.0 438,310,000 438,310,000
1.8 (1) Pemeliharaan dan Perlindungan Lalu Lintas LS 1.0 22,626,056 22,626,056
1.8 (2) Pemasangan dan Pemeliharaan Jembatan Sementara LS 1.0 121,795,484 121,795,484
Jumlah Harga Pekerjaan DIVISI 1 (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan) 582,731,540
DIVISI 2. DRAINASE
2.1 Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air M3
10,000.0 16,258.75 162,587,500
2.2 Pasangan Batu dengan Mortar M3
598.0 363,058.22 217,108,816
2.3 (1) Gorong-Gorong Pipa Beton Bertulang, Diameter Dalam < 45 cm M1
23.0 177,997.17 4,093,935
2.3 (2) Gorong-Gorong Pipa Beton Bertulang, Diameter Dalam 45-<75 cm M1
23.0 252,705.21 5,812,220
2.3 (3) Gorong-Gorong Pipa Beton Bertulang, Diameter Dalam 75-<95 cm M1
23.0 398,363.27 9,162,355
2.3 (4) Gorong-Gorong Pipa Beton Bertulang, Diameter Dalam 95-120 cm M1
23.0 524,402.92 12,061,267
2.3 (5) Gorong-Gorong Beton Tanpa Tulang Diameter Dalam 20-30 Cm M1
235.0 71,433.66 16,786,910
2.3 (6) Gorong-Gorong Pipa Baja Bergelombang Ton 2.3 9,893,851.45 22,755,858
2.4 (1) Timbunan Porus atau Bahan Penyaring M3
24.0 178,265.33 4,278,368
2.4 (2) Anyaman Filter Plastik M2
24.0 16,857.50 404,580
2.4 (3) Pipa Berlubang Banyak Untuk Pek. Drainase di Bawah Permukaan M1
24.0 24,532.41 588,778
Jumlah Harga Pekerjaan DIVISI 2 (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan) 455,640,587
f = (d x e)
Uraian Satuan
Jumlah
Harga-Harga
(Rupiah)
(Contoh)
68. Cumm
% Thd. No. Mata Perkiraan Harga % for
Total Pembayaran Kuantitas Satuan Major
Biaya (Rupiah) Items
a c d e f g i
0.1472 7.6 (18) Pengujian Pembebanan Statis Pada Tiang dgn. Dia. s/d 600 mm Buah 4.0 10,573,063 42,292,250
0.2034 7.6 (19) Pengujian Pembebanan Statis Pada Tiang dgn. Dia. > 600 mm Buah 4.0 14,609,305 58,437,222
26.1327 5.1 (2) Lapis Pondasi Agregat Kelas B M3 26,750.0 280,650 7,507,398,200
15.2901 5.1 (1) Lapis Pondasi Agregat Kelas A M3 16,050.0 273,679 4,392,552,765
7.7870 6.3 (5) Lapis Aus Aspal Beton (AC-WC) t = 5 cm M2 74,900.0 29,867 2,237,038,300
9.3947 6.3 (6) Lapis Pengikat Aspal Beton (AC-BC) t = 5 cm M3 3,745.0 720,672 2,698,916,003
5.6424 4.2 (1) Lapis Pondasi Agregat Kelas A M3 5,936.0 273,072 1,620,954,680
2.2249 3.1 (1) Galian Biasa M3 31,890.0 20,043 639,158,833
1.6678 7.2 (1) a Unit Pracetak Gelagar Tipe I Bentang ...31.60.... meter Buah 8.0 59,892,502 479,140,018
1.6710 6.5 (1) Campuran Aspal Dingin Untuk Pelapisan Kembali M3 651.0 737,418 480,058,949
7.5152 3.2 (2) Timbunan Pilihan M3 10,000.0 215,896 2,158,956,700
1.7387 8.4 (1) Marka Jalan Thermoplastic M2 4,400.0 113,523 499,499,836
1.7252 6.3 (4) Asphalt Treated Base (ATB) M3 634.0 781,708 495,602,612
0.8556 7.3 (1) Baja Tulangan U24 Polos Kg 43,750.0 5,618 245,798,423
1.5257 1.2 Mobilisasi LS 1.0 438,310,000 438,310,000
0.6257 7.6 (9) a Pengadaan Tiang Pnc. Beton Bertulang Pracetak Ukuran 40x40cm M3 76.0 2,365,231 179,757,542
0.7557 2.2 Pasangan Batu dengan Mortar M3 598.0 363,058 217,108,816
0.5660 2.1 Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air M3 10,000.0 16,259 162,587,500
0.4710 7.6 (10) a Pengadaan Tiang Pnc. Beton Pratekan Pracetak Ukuran Dia.40cm M3 76.0 1,780,272 135,300,657
0.7734 7.10 (1) Pasangan Batu Kosong Yang Diisi Adukan M3 710.0 312,924 222,176,352
0.5659 8.1 (5) Campuran Aspal Panas untuk Pekerjaan Minor M3 200.0 812,834 162,566,856
0.5243 6.1 (2) Lapis Perekat Liter 46,850.0 3,215 150,634,931
0.5224 6.3 (3) Lataston (HRS) M2 6,330.0 23,711 150,089,237
0.4240 1.8 (2) Pemasangan dan Pemeliharaan Jembatan Sementara LS 1.0 121,795,484 121,795,484
0.5565 6.2 (1) Agregat Penutup BURTU M2 34,800.0 4,594 159,883,032
0.2860 7.6 (8) Pengadaan Tiang Pancang Baja Kg 7,600.0 10,809 82,150,908
0.4154 7.1 (6) Beton K175 M3 200.0 596,615 119,322,964
0.3417 6.3 (1) Latasir (SS) Kelas A M2 6,310.0 15,559 98,174,892
0.5009 8.1 (1) Lapis Pondasi agregat Kelas A untuk Pekerjaan Minor M3 500.0 287,787 143,893,720
0.3424 7.1 (5) Beton K250 M3 150.0 655,766 98,364,899
0.2853 6.3 (2) Latasir (SS) Kelas B M2 6,320.0 12,969 81,964,017
h
Uraian Satuan
Jumlah
Harga-Harga
(Rupiah)
(Contoh)
69. REKAPITULASI
PERKIRAAN HARGA PEKERJAAN
Proyek / Bagpro :
No. Paket Kontrak :
Nama Paket :
Prop / Kab / Kodya :
Jumlah Harga
No. Divisi Uraian Pekerjaan
(Rupiah)
1 Umum 582,731,540
2 Drainase 455,640,587
3 Pekerjaan Tanah 3,167,917,967
4 Pelebaran Perkerasan dan Bahu Jalan 1,787,997,295
5 Pekerasan Non Aspal 12,074,420,321
6 Perkerasan Aspal 6,852,461,415
7 Struktur 2,465,995,206
8 Pengembalian Kondisi dan Pekerjaan Minor 1,046,643,138
9 Pekerjaan Harian 188,739,021
10 Pekerjaan Pemeliharaan Rutin 105,485,011
(A) Jumlah Harga Pekerjaan ( termasuk Biaya Umum dan Keuntungan ) 28,728,031,501
(B) Pajak Pertambahan Nilai ( PPN ) = 10% x (A) 2,872,803,150
(C) JUMLAH TOTAL HARGA PEKERJAAN = (A) + (B) 31,600,834,651
Terbilang : ……………………………………………………………………………………....................................
……………………………………………………………………………………....................................
Pinpro / Pinbagpro,
..............., ................. 20...
Ketua,
Menyetujui / Mengesahkan Panitia Pelelangan
Proyek / Bagpro ......................
(Contoh)
70. SATUAN MATA PEMBAYARAN
□ Faktor Kembang Susut dan Faktor Kehilangan
□ Kuantitas (diperoleh dari Spesifikasi)
□ Harga Satuan Dasar Bahan
□ Jenis
□ Kapasitas
□ Faktor Produksi
□ Waktu Siklus Kerja (Cycle Time)
□ Hasil Produksi/Satuan Waktu
□ Kuantitas Jam Kerja
□ Harga Satuan Dasar Alat
□ Kualifikasi
□ Jumlah
□ Kuantitas Jam Kerja
□ Harga Satuan Dasar Tenaga Kerja
□ Biaya Umum & Keuntungan (OE/EE maksimum 15%)
BAHAN
ALAT
TENAGA KERJA
BIAYA UMUM & KEUNTUNGAN
71. 1. KOMPONEN
BAHAN
• DIPEROLEH DARI SPESIFIKASI :
– LANGSUNG : DAPAT DIAMBIL DARI TABEL
ATAU DIHITUNG DARI FORMULA YANG
TERSEDIA DALAM SPESIFIKASI
– TIDAK LANGSUNG : HARUS DIHITUNG DARI
GRADASI ATAU KETENTUAN LAIN YANG
DISYARATKAN DALAM SPESIFIKASI
DENGAN SUATU ASUMSI
72. 2. Komponen Alat
1) Biaya Pasti
2) Biaya Operasi dan
Pemeliharaan
3) Rumus Umum Kapasitas
Produksi
73. 3. OVERHEAD & PROFIT
• OVERHEAD :
– OPERASIONAL & PENGELUARAN KANTOR PUSAT
YANG BUKAN BAGIAN DARI BIAYA PENGADAAN
UNTUK SETIAP MATA PEMBAYARAN;
– MANAJEMEN, AKUTANSI, PELATIHAN &
AUDITING;
– PERIJINAN, REGISTRASI DAN LAINNYA
– BIAYA PERIKLANAN, HUMAS & PROMOSI
– DAN LAIN SEBAGAINYA
• PROFIT :
– TERMASUK RESIKO PEKERJAAN
74. (10%)
Perkiraan (Estimasi)
Biaya Proyek
ESTIMASI BIAYA
Harga Satuan
Setiap Mata Pembayaran
Kuantitas
Pekerjaan
Harga Pekerjaan
Harga Total
Setiap Mata Pembayaran
Seluruh Mata Pembayaran
PPN
(Contoh)
75. PENYESUAIAN (OPTIMASI)
ATAS HASIL PERHITUNGAN
HPS/OE
Berdasarkan data paling mutakhir/baru
dari suatu item pekerjaan/barang
dipasar setempat hasil HPS/OE yang
dihitung lebih besar dari pagu anggaran
tersedia, dapat dilakukan langkah-
langkah sebagai berikut:
1)Mengubah spesifikasi tekni dari pekerjaan
Pekerjaan Konstruksi yang akan
dilaksanakan.
2)Bila perubahan spesifikasi teknis dapat
berupa menurunkan maupun
peningkatan. MASTER
76. MATERI TAMBAHAN
(hanya sebagai referensi)
PERHITUNGAN HARGA SATUAN PERALATAN
PEKERJAAN KONSTRUKSI
SUMBER : DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
BADAN PENGEMBAGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PERHITUNGAN HARGA SATUAN PERALATAN
PEKERJAAN KONSTRUKSI
77. KRITERIA PERALATAN
• Uraikan jenis peralatan yang dipakai dalam kodenya,
umpamanya wheel loader (E 15), dump truck (F 08),
P. tyre roller (E 18), alat bantu, dll peralatan sesuai
spesifikasi peralatan Jalan Kabupaten.
• Tentukan satuan waktu bekerja alat, umpamanya
jam, lumpsum.
• Tentukan kuantitas atau koefisien alat dalam
desimal, umpamanya 0,0005; 1.000 dll.
• Hitung harga satuan masing-masing jenis alat
memproduksi satu satuan jenis Pekerjaan.
• Hitung harga masing-masing jenis alat sesuai
kuantitas atau koefisien pemakaian dikaliakan harga
satuan.
• Jumlahkan harga komponen alat-alat.
78. HARGA DASAR SATUAN PERALATAN
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi harga satuan
Peralatan adalah :
• Kondisi Alat 90 s/d 100% (baru)
Kondisi peralatan 90% s/d 100%,berlaku untuk
peralatan yang baik dan keadaan siap pakai, dengan
kemampuan minimal 70%, sudah dipakai tetapi belum
melebihi 1 (satu) tahun/ 1000 jam kerja. (belum
pernah di-overhoul)
• Peralatan kondisi 70 s/d 89 % , ialah peralatan yang
baik lama dalam keadaan siap pakai operasi dengan
kemampuan minimal 70% (sesuai ketentuan pabrik).
• Peralatan kondisi 60 s/d 69 % ialah peralatan dengan
keadaan rusak ringan operasi yang masih layak
dioperasikan dengan kemampuan minimal adalah 60%
sesuai ketentuan pabrik. Peralatan tersebut adalah
yang sudah lebih dari 2 tahun/3000 jam kerja.
79. FAKTOR PRODUKSI PERALATAN
1. Faktor Peralatan
– Untuk peralatan yang baik baru …………… = 1,00
– Untuk peralatan yang baik lama …….…….. = 0,90
– Untuk peralatan yang rusak ringan operasi …. = 0,80
2. Faktor Operator
– Untuk Operator kelas I …………………. = 1,00
– Untuk Operator kelas II …………………. = 0,80
– Untuk Operator kelas III …………………. = 0,70
3. Faktor Material (bahan)
4. Faktor Material mencakup :
– Berat / Volume material (lampiran 1)
– Faktor Kohesip :
non kohesip = 0,60 – 1,00
kohesip = 0,75 – 1,10
– Konversi volume material (lampiran 2).
80. 5. Faktor Menejemen dan sifat manusia
Faktor menejemen dan sifat manusia dengan keadaan :
Sempurna = 60/60 = 1,00
Baik = 55/60 = 0,92
Sedang = 50/60 = 0,82
Buruk = 45/60 = 0,75
6. Faktor Cuaca
Faktor cuaca dengan keadaan :
baik = 1,00
sedang = 0,80
6. Faktor Perlengkapan (Attachment)
Faktor attachment untuk jenis dan tipe peralatan
Faktor Kondisi Lapangan :
Berat = 0,70
Sedang = 0,80
Ringan = 1,00
81. MENGHITUNG BIAYA SEWA PERALATAN
• Harga alat dalam contoh analisis tersebut mengacu
kepada Buku Panduan Analisa harga Satuan Ditjen Bina
Marga, Dep. PU, No. 028/T/BM/1995.
• Biaya pemakaian suatu alat dapat dirinci ke dalam dua
komponen biaya utama :
– Biya Pemilikan
(Biaya Pasti = ‘Initial Cost’ atau ‘ Capital
Cost’)
– Biaya Operasi dan Biaya Pemeliharaan
(‘Direct Operational and Maintenance Cost’)
82. HARGA SEWA ALAT/JAM
BIAYA PEMILIKAN
(PENGEMBALIAN ) MODAL
DAN BUNGA)
BIAYA OPERASI DAN
PEMELIHARAAN/JAM
83. Biaya Pemilikan (Biaya Pasti = ‘Initial Cost’
atau ‘Capital Cost’)
(B – C) x D + F
W
G =
G = Biaya pemilikan (biaya pasti) per jam
B = Harga alat setempat
C = Nilai sisa (‘Salvage Value’sebesar 10% ), yaitu nilai/harga dari
peralatan yang bersangkutan setelah umur ekonomisnya
berakhir
D = Faktor pengembalian modal dan factor angsuran, biasa disebut C.R.F.
dan dapat dihitung dengan rumus
F = Biaya asuransi, pajak dan lain-lain per tahun diambil sebesar 2 permil
dari ‘initial cost’ atau 2 permil dari nilai sisa alat.
= 0,002 x B atau = 0,02 x C
W = Jumlah jam kerja alat dalam satu tahun
84. I x ( 1 + I ) A
D ( C.R.F ) = ----------------------- dimana
( 1 + I ) A – 1
D = Faktor pengembalian modal
i = Bunga tiap tahun
A = Umur pemakian dalam tahun atau umur ekonomis
peralatan (‘Economic Life Years’) dalam tahun yang lamanya
tergantung dari tingkat penggunaan dan standar dari pabrik
pembuatannya.
85. W = Jumlah jam kerja alat dalam satu tahun
• Bertugas berat (memungkinkan bekerja secara
terus menerus sepanjang tahun) dianggap
bekerja 8 jam/hari dan 250 hari/tahun,
– W = 8 x 250 x 1 = 2.000
jam/tahun
• Bagi peralatan yang bertugas sedang
dianggap bekerja 8 jam/hari dan 200
hari/tahun,
– W = 8 x 200 x 1 = 1.600 jam/tahun
• Bagi peralatan yang bertugas ringan dianggap
bekerja 8 jam/hari dan 150 hari/tahun, maka
– W = 8 x 150 x 1 = 1.200 jam/tahun
86. Biaya Operasi Peralatan
• Bahan Bakar (H), Oli, Pelumas (I) dan ‘Filter’ ( FL )
– H (dalam liter) = 12,50 % x HP/jam, untuk
alat yang bertugas ringan
– H (dalam liter) = 17,50 % x HP/jam, untuk
alat yang bertugas berat
– I (dalam liter) = 1 % x HP/jam, untuk
peralatan sederhana, termasuk pelumas
dan grease
– I(dalam liter) = 2 % x HP/jam, untuk
peralatan cukup kompleks, termasuk
pelumas dan grease.
87. Biaya perawatan dan perbaikan peralatan (termasuk
penggantian ban) yang harus disediakan, dihitung
sebesar 60% dari biaya pengembalian modal. Hal ini
ditunjukan sebagai berikut :
Biaya Perawatan
Perbaikan Per Jam
Biaya Pengembalian Modal x 0,6
Waktu Operasi (Jam Dalam Tahun)
=
Biaya Perawatan dan Pemeliharaan
( Woorkshop (J) )
89. INFORMASI UMUM ATURAN
SEWA
1. Jam kerja efektif dalam 1 hari 7.0 jam
2. Asuransi, Pajak, dsb. untuk Peralatan = 0.002 x
Harga Pokok Alat
3. Tingkat Suku Bunga Investasi Alat =20.00 %
4. Biaya Umum dan Keuntungan
= 10.00 % x Biaya Langsung
90. DEPRESIASI ALAT BERAT
Depresiasi terdiri dari tiga macam :
1. Straight Line Method / Garis Lurus
2. Declining Balance Method / Sum of the year method
3. Double Declining Balance Method
STRAIGHT LINE METHOD
• Harga alat berat Rp. 330 juta
• Nilai sisa 10 % Rp. 30 juta
• Umur alat berat = 5 tahun = 10,000 jam kerja
Rp.300 juta – Rp. 30 juta
DEPRESIASI = ----------------------------------- = Rp. 54 juta/
tahun
5 tahun
Rp. 300 juta – Rp. 30 juta
------------------------------------- = Rp.
27.000 / jam
10.000
(BUKAN NILAI SEKARANG)
91. DECLINING BALANCE METHOD /
SUM OF THE YEAR METHOD
• Harga alat berat Rp. 300 juta.
• Umur alat berat 5 tahun : 1+2+3+4+5 = 15
• Depresiasi tahun ke 1 = 5/15 x (Nilai alat – Nilai sisa) = Rp.90 juta.
• Depresiasi tahun ke 2 = 4/15 x (Nilai alat – Nilai sisa) = Rp.72 juta
• Depresiasi tahun ke 3 = 3/15 x (Nilai alat – Nilai sisa) = Rp.54 juta.
• Depresiasi tahun ke 4 = 2/15 x (Nilai alat – Nilai sisa) = Rp. 56 juta.
• Depresiasi tahun ke 5 = 1/15 x (Nilai alat – Nilai sisa) = Rp.18 juta.
FAKTOR DEPRESIASI NILAI ALAT
Akhir tahun
ke
Faktor Depresiasi Depresiasi akhir tahun ke
Rp….. juta
Nilai buku
Rp….. Juta
1 2 3 4
0
1
2
3
4
5
0
5/15
4/15
3/15
2/15
1/15
0
90
72
54
36
18
300
180
108
54
18
0
92. DOUBLE DECLINING BALANCE METHOD
• Harga alat berat Rp. 300 juta
• Umur alat berat = 5 tahun
• Depresiasi rata-rata tiap tahun = 20 %
• Faktor depresiasi = 2 x 20 % = 40 %
• Depresiasi tahun ke-1 = 40 % x Rp. 300 juta = Rp.
120 juta
• Nilai sisa / Nilai buku= Rp.300 juta – Rp.120 juta = Rp. 180 juta
• Depresiasi tahun ke-2 = 40 % x Rp. 180 juta = Rp.
72 juta
• Nilai sisa / Nilai buku= Rp.180 juta – Rp.72 juta = Rp.
108 juta
• Depresiasi tahun ke-3 = 40 % x Rp. 180 juta = Rp.
43,2 juta
• Nila sisa / Nilai buku = Rp.180 juta – Rp.43.2 juta = Rp. 64,8 juta
• Depresiasi tahun ke-4 = 40 % x Rp.64,8 juta = Rp.
25,9 juta
• Nilai sisa / Nilai buku= Rp.64,8 juta – Rp. 25,9 juta = Rp. 38,9 juta
• Depresiasi tahun ke-5 = 40 % x Rp. 38,9 juta = Rp. 15,6 juta
93. Produktivitas per jam
V x E x 60
Q = ------------------ = M3 /
jam,
W
500 x 0.83 x 60
Q = ------------------ = 2,490 M3 /
jam
10
Atau koef per m3 memerlukan waktu 1/Q = 0,4025 jam
Untuk pekerjaan pasangan batu dengan adukan yang dikerjakan secara
mekanis, produksi adukan yang dihasilkan oleh concrete mixer : Q = 2,490
m3 / jam atau untuk 1 m3 adukan yang dihasilkan oleh conrete mixer
diperlukan waktu selama 1 / Q = 0,4025 jam, maka koefisien alat adalah :
0,4025
94. KOEFISIEN ALAT
• Koefisien alat adalah faktor yang menunjukkan
lamanya pelaksanaan pekerjaan untuk menghasilkan
satu satuan volume yang diproduksi alat tersebut.
• Jenis Pekerjaan : Pasangan Batu dengan Adukan (
Mekanik ) Analisa E1 – 22. Peralatan diperlukan :
– Concrete mixer
– Kapasitas alat V= 5001
– Faktor efisiensi E = 0,83
– Waktu siklus WS, terdiri dari :
• Memuat T 1 = 3,00 menit
• Mengaduk T 2 = 4,00 menit
• Menuang T 3 = 1,00 menit
• Tunggu dll = 2,00 menit
• WS = T1 + T2 + T3 + T4 =10..00 menit
95. • PRODUKSI PERALATAN
– Q = PRODUKSI PER JAM
– Q = KAPASITAS ALAT PER SIKLUS
– N = JUMLAH SIKLUS
– N = 60/ws
– E = EFISIENSI KERJA TOTAL
– WS = WAKTU SIKLUS DALAM MENIT
• EFISIENSI PRODUKSI
– FAKTOR BUCKET (SHOVEL & LOADER)
– FAKTOR BUCKET (EXCAVATOR)
– FAKTOR POSISI (EXCAVATOR)
– FAKTOR SUDU (BULDOZER)
96. WAKTU SIKLUS
• WAKTU YANG DIBUTUHKAN MULAI DARI GERAKAN
AWAL SAMPAI PADA GERAKAN MULAI KEMBALI.
P
F
D
R
BULDOZER
WS= ………….. + ………… + Z
100. DUMP TRUCK
• WAKTU MUAT
• WAKTU ANGKUT
• WAKTU BUANG
• WAKTU KEMBALI
• WAKTU TUNGGU DAN TUNDA
101. MOBILISASI ALAT
PERHITUNGAN JUMLAH [n] ALAT MOBILISASI
• Mobilisasi ke-lokasi
– Fasilitas angkutan yang ada.
– Fasilitas Jalan yang di-lalui.
– Mana yang lebih murah menggunakan.fasilitas
angkutan lainnya
• Asumsi Perhitungan Mobilisasi untuk Peralatan.
– Jumlah Alat yang akan di-pakai di-Proyek
– Jenis Peralatan yang diperlukan.disesuaikan dg
item Pekerjaan.
– Kapasitas Peralatan yang cocok dg setuasi
medan.
102. Perencanaan beberapa lokasi Proyek yang direncanakan
diantaranya :
Perencanaan Peralatan di-Lokasi pekerjaan yang
punya no-Pembayaran.
Perencanaan Peralataan Utama Di Quaray.
Perencanaan Peralatan Pendukung alat Utama di
Quaray
Perencanaan Peralatan Pemeliharaan.
Perencanaan Peralatan untuk Pengaspalan
Perencanaan Peralatan untuk Konstruksi Jembatan.
Perencanaan Peralatan Utama di Base Camp.
Perencanaan Peralatan Pendukung di Base Camp
103. Perhitungan Jumlah Peralatan
• Dalam kontrak pelaksanaan suatu proyek
jalan, umumnya telah ditentukan jangka
waktu pelaksanaaan untuk setiap jenis
pekerjaan serta volume pekerjaan yang
harus diselesaikan.
• Dari koefisien alat yang telah dihitung
sebelumnya dapat ditentukan jumlah alat
yang diperlukan untuk setiap jenis
pekerjaan dari suatu proyek jalan
berdasarkan suatu kontrak tertentu.
104. Waktu (dari jadwal pelaksanaan) Kebutuhan Alat
Jumlah jam
efektif
No Jenis Pekerjaan
Jum
lah
Bula
n
Jumlah
hari
efektif Per
hari
Total
Volume
pekerjaan
(dalam
satuan
pekerjaan
)
Target
produksi
pekerjaan
(dlm
satuan
pekerjaan)
Koef. Alat
per jenis
pek (dari
analisa)
Perjenis
Pekerjaa
n (Unit)
Total
per
kelompo
k
pekerjaa
n
Pembula
tan
Jumlah
1 2 3 4 5 6=4x5 7 8 = 7:6 9 10=8x9 11=E10 12
A. Dump truck (E08)
1. Pek. Tanah
2.1 6 152 7 1.064 20.000 18.797 0.0840 1.579
3.1 (1) 6 150 7 1.050 88.000 83.810 0.0840 7.040 12.07 13 unit
3.1 (1) 6 150 7 1.050 44.000 41.905 0.0880 3.688
2. Base :
5.1 (1) 14 343 7 2.401 40.000 16.660 0.2720 4.531 4.531 5 unit
3. Aspal
6.1 (1) 14 274 7 1.918 210.000 109.489 0.0020 0.219
6.1 (2) 14 274 7 1.918 280.000 145.985 0.0020 0.292
6.1 (2) 12 223 7 1.561 176.000 112.748 0.0174 1.962 9.651 10 unit
6.1 (3) 12 223 7 1.561 316.000 202.343 0.0020 0.405
6.1 (3) 12 240 7 1.680 344.000 204.762 0.0114 2.334
6.1 (5) 14 274 7 1.918 22.000 11.470 0.3870 4.439
4. Pek. Lainnya
Jumlah 35 unit
TABEL II.7. PERHITUNGAN JUMLAH PERALATAN
105. RUMUS RUMUS UMUM :
• Untuk setiap satu jenis Alat.
• Jumlah hari Effektip
• Jumlah Volume
• Kapasitas Alat per/jam
• Penjumlahan dari setiap jenis alat dalam
perhitungan merupakan keperluan alat yang
dikehendaki dalam setiap nomor pekerjaan
Jumlah Alat =
Jumlah Volume
Kapasitas alat x Target Waktu
106. PERHITUNGAN JUMLAH TRUK UNTUK PEKERJAAN DI-
PLAN
• Kapasitas AMPdalam ton/jam,adalah 90,5 ton/batch.
• [waktu penuangan per batch=0.5 menit ] Jarak antara
AMP ke lokasi proyek=30 km.
• Kapasitas Dump Truck = 10 ton.
• Kecepatan rata-rata = 30 km/jam.
• Travel Time = 30 km = 36 menit
50 km/jam
• Loading Time = 10 menit
• Dumping & manuver =8 menit
• Cycle Time = 10 + [2x36]+8=90 menit [1,5 jam]
• Jumlah truck = 60 ton /jam x 1,5 jam = 9 buah.
10 ton
107. • Dengan scedulle Peralatan jangan ada yang Idle
(nganggur )
• Apabila masih kedodoran, tidak masuk target volume
yang berkaitan dengan alat,maka sangat perlu ada
tambahan alat lagi atau di-lemburkan.
• Disarankan jenis alat yang operasinya menggunakan
track ( rantai ) sebaiknya untuk perpindahan alat dari
lokasi asal kelokasi lain diangkut dg Trailer)
• Disarankan pemakaian operator dan mekanik
menggunakan : operator kelas 1, apabila kita
menggunakan sembarangan akan mengakibatkan
biaya maintenance yang mahal dan membuang-
buang waktu.
Jumlah Truck =
Kapasitas AMP x Cycle Time
Kapasitas Truck.
108. Produksi Aggregat (Stone crusher)
• Diperlukan ukuran
10-20mm 40.000
ton/tahun
• 1 tahun = 200 hari
= 1.600 jam
• Teoritis 25 ton/jam
diambil kapasitas Primer
50ton/jam
• 10-20mm = 12%;
• 0-10mm = 12%;
• >20mm = 76%
• Produk I = 6 ton/jam
• Feeder ke II 76%=40ton/jam
dipilih kapasitas secondary
40ton/jam
• Asumsi setting 85% discharge
20mm produksinya 0-10=35%;
10-20mm=50%; >20mm=15%
• Produk II 10-20mm =19ton/jam
• Total = I+ II
• = 6Ton +19Ton
• =25ton/jam
• Pilihan Primer=50TPH;
Secondary=40 TPH
109. DUMP TRUCK
• Asumsi
Kapasitas 5 ton;
kecepatan=15km/jam;
waktu muat+bongkar=5menit;
jarak = 2 km
• Satu cycle
=4km/15km/jam+5menit
= 21 menit
• Produksi DT
= 60menit/21menit x
5ton
= 14 ton/jam
• Untuk memenuhi
kebutuhan 50 ton/jam
diperlukan
DumpTruck = 50 /14
= 3,6 unit
dibulatkan menjadi
4 Unit Dump Truck
110. Wheel Loader
• Kapasitas Loader 1,5m3
Jarak stock pile 25m; kecepatan
rata-rata 5 km/jam;
bongkar muat 1 menit
• Cycle time
= 0.050km/5km+1menit
= 1,6 menit
• Produksi Loader
= 60 menitx1,5m3/1,6menit
= 56,25 m3/jam
• Faktor eff diambil = 0,6;
berat jenis = 1,85
• Produksi Loader
=56,25x0,6x1,85=62ton/jam
• Diperlukan Loader 1 Unit untuk
mengisi crusher
• Untuk quarry 1 unit Loader
• Primer Jaw crusher 50 tph
• Secondary cone crusher 40tph
• Dump truck 5 ton 4 unit
• Loader 1,5m3 sebanyak 2 unit
111. URAIAN ANALISA HARGA SATUAN
I. ASUMSI
II. URUTAN KERJA
III. PEMAKAIAN
– BAHAN KOEFISIEN BAHAN
– ALAT KOEFISIEN ALAT
– TENAGA KERJA KOEFISIEN TENAGA