Beberapa poin utama dalam dokumen tersebut adalah: (1) Setiap kegiatan pembangunan akan berdampak terhadap lingkungan, (2) Diperlukan AMDAL untuk meminimalisir dampak lingkungan dan memaksimalkan manfaat pembangunan, (3) Faktor-faktor risiko kesehatan dan keselamatan kerja meliputi fisik, kimia, biologi, ergonomi, dan psikologi perlu diantisipasi.
Wakil Ketua DPRD Batam berencana membentuk pansus untuk mengawasi pelanggaran yang terjadi di Pulau Janda Berhias, khususnya PT Batam Sentralindo yang melakukan reklamasi tanpa izin amdal dan belum membayar pajak galian C. Kegiatan reklamasi telah merusak ekosistem dan menciderai nelayan lokal. DPRD akan menagih pembayaran pajak dan menghentikan proyek sampai perusahaan memperoleh izin lingkun
Ringkasan dokumen tersebut adalah pedoman pelaksanaan UKL dan UPL (Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup) untuk industri pengolahan kayu PT. Tertuang langkah-langkah penyusunan UKL dan UPL mulai dari identitas perusahaan, rencana usaha, dampak lingkungan, program pengelolaan lingkungan, pelaporan, biaya, dan jangka waktu pelaksanaan.
Dokumen tersebut membahas tentang UKL-UPL (Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan) yang wajib dilaksanakan oleh industri tembakau untuk mengidentifikasi potensi dampak lingkungan dan merencanakan program pengelolaan lingkungan berdasarkan standar yang ada."
Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL) adalah pendekatan untuk melihat dampak kesehatan masyarakat dari rencana pembangunan dengan mempertimbangkan parameter lingkungan, proses pemajanan, dan sumber daya kesehatan. ADKL digunakan untuk menilai dokumen AMDAL dan UKL-UPL serta menyiapkan program kesehatan.
Dokumen tersebut membahas tentang keselamatan dan kesehatan lingkungan kerja, termasuk identifikasi bahaya potensial di tempat kerja, pengendalian risiko, dan pencegahan keracunan bahan kimia berbahaya.
Wakil Ketua DPRD Batam berencana membentuk pansus untuk mengawasi pelanggaran yang terjadi di Pulau Janda Berhias, khususnya PT Batam Sentralindo yang melakukan reklamasi tanpa izin amdal dan belum membayar pajak galian C. Kegiatan reklamasi telah merusak ekosistem dan menciderai nelayan lokal. DPRD akan menagih pembayaran pajak dan menghentikan proyek sampai perusahaan memperoleh izin lingkun
Ringkasan dokumen tersebut adalah pedoman pelaksanaan UKL dan UPL (Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup) untuk industri pengolahan kayu PT. Tertuang langkah-langkah penyusunan UKL dan UPL mulai dari identitas perusahaan, rencana usaha, dampak lingkungan, program pengelolaan lingkungan, pelaporan, biaya, dan jangka waktu pelaksanaan.
Dokumen tersebut membahas tentang UKL-UPL (Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan) yang wajib dilaksanakan oleh industri tembakau untuk mengidentifikasi potensi dampak lingkungan dan merencanakan program pengelolaan lingkungan berdasarkan standar yang ada."
Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL) adalah pendekatan untuk melihat dampak kesehatan masyarakat dari rencana pembangunan dengan mempertimbangkan parameter lingkungan, proses pemajanan, dan sumber daya kesehatan. ADKL digunakan untuk menilai dokumen AMDAL dan UKL-UPL serta menyiapkan program kesehatan.
Dokumen tersebut membahas tentang keselamatan dan kesehatan lingkungan kerja, termasuk identifikasi bahaya potensial di tempat kerja, pengendalian risiko, dan pencegahan keracunan bahan kimia berbahaya.
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan untuk mendukung pembangunan berwawasan lingkungan. Beberapa poin kunci meliputi pentingnya analisis dampak lingkungan untuk proyek-proyek pembangunan, peraturan-peraturan lingkungan, serta sertifikasi ekologi dan ISO 14000 untuk menjamin kelestarian lingkungan.
AMDAL dan UKL/UPL merupakan alat pengelolaan lingkungan hidup untuk rencana usaha dan/atau kegiatan. AMDAL digunakan untuk kegiatan berdampak besar sedangkan UKL/UPL untuk kegiatan berdampak kecil yang dapat dikelola. Keduanya bertujuan mengidentifikasi dampak lingkungan dan memberikan masukan untuk pengambilan keputusan ijin usaha.
Dokumen tersebut membahas tentang audit lingkungan, termasuk definisi, tujuan, proses, dan manfaatnya. Audit lingkungan adalah alat pengelolaan lingkungan yang digunakan untuk menilai kinerja lingkungan suatu kegiatan pembangunan berdasarkan baku mutu lingkungan."
Dokumen tersebut membahas tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) sebagai kajian dampak suatu proyek terhadap lingkungan. AMDAL merupakan salah satu persyaratan untuk mendapatkan izin proyek. Proses AMDAL meliputi penapisan, pengumuman, penyusunan dokumen KA-ANDAL, ANDAL, RKL dan RPL, serta penilaian oleh komisi. Kerusakan lingkungan dapat terjadi karena faktor internal seperti
Dokumen ini membahas tentang AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup) dan prosesnya. AMDAL merupakan kajian dampak lingkungan yang diperlukan untuk pengambilan keputusan proyek pembangunan. Proses AMDAL terdiri dari penentuan kewajiban AMDAL, konsultasi masyarakat, pelingkupan lingkup kajian, penyusunan dan penilaian dokumen KA-ANDAL, ANDAL, RKL dan RPL.
Dokumen tersebut membahas tentang AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup) dan prosesnya. AMDAL diperlukan untuk menganalisis dampak lingkungan dari suatu proyek pembangunan dan merupakan bagian penting dalam proses pengambilan keputusan. Proses AMDAL terdiri dari beberapa tahapan mulai dari penentuan wajib AMDAL, konsultasi masyarakat, pelingkupan studi, penyusunan dan penilaian
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan untuk mendukung pembangunan berwawasan lingkungan. Beberapa poin kunci meliputi pentingnya analisis dampak lingkungan untuk proyek-proyek pembangunan, peraturan-peraturan lingkungan, serta sertifikasi ekologi dan ISO 14000 untuk menjamin kelestarian lingkungan.
AMDAL dan UKL/UPL merupakan alat pengelolaan lingkungan hidup untuk rencana usaha dan/atau kegiatan. AMDAL digunakan untuk kegiatan berdampak besar sedangkan UKL/UPL untuk kegiatan berdampak kecil yang dapat dikelola. Keduanya bertujuan mengidentifikasi dampak lingkungan dan memberikan masukan untuk pengambilan keputusan ijin usaha.
Dokumen tersebut membahas tentang audit lingkungan, termasuk definisi, tujuan, proses, dan manfaatnya. Audit lingkungan adalah alat pengelolaan lingkungan yang digunakan untuk menilai kinerja lingkungan suatu kegiatan pembangunan berdasarkan baku mutu lingkungan."
Dokumen tersebut membahas tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) sebagai kajian dampak suatu proyek terhadap lingkungan. AMDAL merupakan salah satu persyaratan untuk mendapatkan izin proyek. Proses AMDAL meliputi penapisan, pengumuman, penyusunan dokumen KA-ANDAL, ANDAL, RKL dan RPL, serta penilaian oleh komisi. Kerusakan lingkungan dapat terjadi karena faktor internal seperti
Dokumen ini membahas tentang AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup) dan prosesnya. AMDAL merupakan kajian dampak lingkungan yang diperlukan untuk pengambilan keputusan proyek pembangunan. Proses AMDAL terdiri dari penentuan kewajiban AMDAL, konsultasi masyarakat, pelingkupan lingkup kajian, penyusunan dan penilaian dokumen KA-ANDAL, ANDAL, RKL dan RPL.
Dokumen tersebut membahas tentang AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup) dan prosesnya. AMDAL diperlukan untuk menganalisis dampak lingkungan dari suatu proyek pembangunan dan merupakan bagian penting dalam proses pengambilan keputusan. Proses AMDAL terdiri dari beberapa tahapan mulai dari penentuan wajib AMDAL, konsultasi masyarakat, pelingkupan studi, penyusunan dan penilaian
2007 11-pekerjaan bangunan pelengkap dan perlengkapan jalanahmad fuadi
Modul ini membahas tentang bangunan pelengkap dan perlengkapan jalan, termasuk fungsi dan jenisnya, standar perlengkapan jalan, konstruksi, dan metode pelaksanaannya.
Bab I membahas material dan bahan campuran beton struktur yang terdiri dari agregat (pasir, kerikil, batu pecah), semen Portland, air dan baja tulangan serta bahan tambah. Agregat harus memenuhi ketentuan gradasi dan sifat-sifat tertentu. Semen Portland memberikan kekuatan pada beton sedangkan air dan baja tulangan memberikan daya dukung dan daya tahan terhadap tegangan. Bahan tambah dapat ditambahkan untuk memodifikasi sifat beton.
Modul ini membahas tentang pentingnya penggunaan peta topografi dan foto udara, pengukuran horisontal, serta pematokan batas lahan dalam mengelola suatu pekerjaan konstruksi. Pengukuran dan pematokan yang akurat diperlukan untuk menentukan lokasi dan dimensi pekerjaan sesuai dengan rencana proyek.
2007 05-analisis dan interpretasi hasil penyelidikan tanah untuk badan jalanahmad fuadi
Modul ini membahas analisis dan interpretasi hasil penyelidikan tanah untuk badan jalan. Modul ini menjelaskan proses pengumpulan dan pemilahan data hasil penyelidikan tanah, analisis dan interpretasi data penyelidikan tanah, serta menentukan parameter desain berdasarkan hasil analisis tersebut.
Modul ini membahas alat-alat berat yang digunakan untuk pekerjaan konstruksi jalan, terutama alat gali. Ada empat jenis alat gali yang dijelaskan yaitu backhoe loader, power shovel, backhoe shovel, dan clam shell. Backhoe loader berfungsi ganda sebagai loader dan alat gali belakang, sedangkan ketiga jenis lainnya hanya berfungsi sebagai alat gali.
2007 04-pengujian mekanika tanah di lapangan dan di laboratorium untuk badan ...ahmad fuadi
Membantu
menyiapkan alat
presentasi.
2. Ceramah Inti:
Menjelaskan materi sesuai bab
yang diajarkan.
Menggunakan media presentasi
seperti slide, gambar, video.
Memberikan contoh kasus.
Waktu : 60 menit.
Mendengarkan penjelasan
dengan seksama.
Bertanya jika ada yang
kurang jelas.
Mencatat hal-hal penting.
Modul ini membahas mengenai membaca dan memahami gambar teknik untuk pekerjaan jalan dan jembatan, mencakup jenis gambar seperti rencana, kerja, dan hasil pelaksanaan serta kodefikasi, simbol, sistematika, dan kelengkapan gambar.
2007 03-perencanaan penyelidikan tanah untuk badan jalanahmad fuadi
- Distribusi modul
- Persiapan alat bantu
2. Ceramah Inti :
- Menjelaskan materi sesuai bab.
- Menggunakan alat bantu.
Mendengarkan, bertanya,
mencatat.
Modul ini membahas tentang bahan jalan yang meliputi 3 aspek utama yaitu teknis, ekonomi dan lingkungan. Secara teknis, bahan jalan harus memenuhi spesifikasi dan standar. Sedangkan secara ekonomi, bahan harus murah, banyak dan mudah didapat serta tidak merusak lingkungan. Pemilihan bahan jalan selalu mempertimbangkan sumber daya alam setempat dan lingkungannya.
2007 02-desk study dan survai pendahuluanahmad fuadi
Modul ini membahas tentang desk study dan survai pendahuluan penyelidikan tanah untuk badan jalan. Modul ini menjelaskan tentang pengumpulan dan interpretasi data peta geologi, topografi, bahan jalan dan utilitas, serta pengumpulan dan analisis data penyelidikan tanah awal untuk merencanakan dan melaksanakan survai pendahuluan.
Modul ini membahas tentang penerapan Undang-Undang Jasa Konstruksi, Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, serta pengendalian lingkungan kerja dalam pekerjaan konstruksi jalan. Modul ini menjelaskan tanggung jawab profesionalisme, pencegahan kegagalan pekerjaan dan bangunan, serta perilaku yang diharapkan dari pelaku pekerjaan konstruksi menurut UUJK. Modul ini juga menjelaskan peraturan K3 dan implementasiny
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfnarayafiryal8
Industri batu bara telah menjadi salah satu penyumbang utama pencemaran udara global. Proses ekstraksi batu bara, baik melalui penambangan terbuka maupun penambangan bawah tanah, menghasilkan debu dan gas beracun yang dilepaskan ke atmosfer. Gas-gas tersebut termasuk sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NOx), dan partikel-partikel halus (PM2.5) yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Selain itu, pembakaran batu bara di pembangkit listrik dan industri menyebabkan emisi karbon dioksida (CO2), yang merupakan penyebab utama perubahan iklim global dan pemanasan global.
Pencemaran udara yang disebabkan oleh industri batu bara juga memiliki dampak lokal yang signifikan. Di sekitar area penambangan, debu batu bara yang dihasilkan dapat mengganggu kesehatan masyarakat dan ekosistem lokal. Paparan terus-menerus terhadap debu batu bara dapat menyebabkan masalah pernapasan seperti asma dan bronkitis, serta berkontribusi pada penyakit paru-paru yang lebih serius. Selain itu, hujan asam yang disebabkan oleh emisi sulfur dioksida dapat merusak tanaman, air tanah, dan ekosistem sungai, mengancam keberlanjutan lingkungan di sekitar lokasi industri batu bara.
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
201605 08-mlh
1.
2. Dasar Manajemen
Lingkungan
• Setiap kegiatan / usaha manusia dan pembangunan akan
menimbulkan perubahan lingkungan hidup sebagai hasil
sampingan pembangunan
• Pembangunan adalah mutlak diperlukan untuk
meningkatkan harkat derajat bangsa, meskipun ada hasil
sampingannya yang dipengaruhi kualitas lingkungan hidup
• AMDAL diperlukan agar kualitas lingkungan hidup tidak
rusak karena adanya suatu kegiatan / usaha pembangunan
• AMDAL harus dilakukan untuk proyek-proyek
pembangunan yang akan menimbulkan dampak penting.
4. Aspek Legal / Hukum
• tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
HidupUU RI no 32/2009
• tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
HidupPP RI 27/1999
• tentang Panduan Penilaian Dokumen AMDALKeputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup no 2 tahun
2000,
• tentang Keterlibatan Masyarakat dan Keterbukaan
Informasi dalam Proses Analisis Dampak
Lingkungan
KEPUTUSAN Badan
Pengendalian Dampak
Lingkungan no 8 tahun 2000,
• tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan
Provinsi sebagai Daerah Otonom (memberikan
kewenangan yang berbeda untuk penilaian AMDAL)
PP 25/2000
• tentang Pedoman Penyusunan Analisis Dampak
Lingkungan Hidup
Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup no 08 tahun
2006
• tentang Jenis Kegiatan Usaha dan / atau Kegiatan
yang wajin dilengkapi dengan Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup
Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup no 11 tahun
2006
5. PROGRAM HIGIENE PROYEK
• Merupakan program kegiatan yang meliputi area
di tempat kerja
• Keuntungan:
– Meningkatkan kesehatan dan higiene
– Mengurangi kompensasi
– Meningkatkan kepuasan kerja
– Mengurangi mangkir kerja
– Meningkatkan produktivitas
– Meningkatkan perilaku pekerja terhadap manajemen
5
6. Dalam Pengelolaan Proyek
• Pemahaman fasa pengelolaan proyek:
– Fase perencanaan
– Fase studi kelayakan
– Fase perancangan
– Fase pembangunan
– Fase operasional/pemanfaatan
– Fase penghentian operasi
• Dampak lingkungan yang akan terjadi sangat
berlainan untuk tiap fase pengelolaan proyek
7. 1. Pemantauan air
2. Pemantauan lahan
3. Pemantauan biologis
4. Pemantauan udara
5. Pemantauan kebisingan
6. Pemantauan limbah dan pengolahannya
7. Pemantauan penduduk/masyarakat
Suatu program pemantauan
meliputi pemantauan berbagai
aspek lingkungan, terutama :
8. LANGKAH
PELAKSANAAN
• Mengkaji kondisi lingkungan
• Perencanaan dan program manajemen lingkungan
• Audit terhadap suplier dan klien
• Audit limbah dan energi
• Mempelajari dampak bahan baku
• Mereduksi produksi limbah dan konsumsi energi
• Mengganti bahan baku yang menimbulkan dampak
lingkungan
• Melakukan pelatihan/penyuluhan
• Mempublikasikan hasil yang dicapai
• Memantau perkembangan program
8
9. FAKTOR RISIKO DI
TEMPAT KERJA
FAKTOR FISIK
FAKTOR
KIMIA
FAKTOR
BIOLOGIK
FAKTOR
RADIOLOGIS
ERGONOMIK PSIKOLOGIs
10. FAKTOR FISIK
BAHAYA BENDA
BERGERAK
•DIPENGARUHI: SUHU UDARA, KELEMBABAN, PANAS RADIASI, KECEPATAN GERAKAN
UDARA KAITAN DENGAN PANAS METABOLISMEN TUBUH DALAM BEKERJA
•GANGGUAN: DEHIDRASI, HEAT EXHAUSTION, HEAT CRAMP, HEAT STROKE
IKLIM/CUACA KERJA
•GANGGUAN KONSENTRASI DAN PENDENGARANKEBISINGAN:
•GANGGUAN SENDI, OTOT, PEMB. DARAH DAN SYARAFGETARAN MEKANIK
•INTENSITAS CAHAYA, KESILAUAN
•PENGARUH TERHADAP EFISIENSI, GANGGUAN TAJAM PENGLIHATANPENCAHAYAAN
PANAS
15. SIFAT KIMIA
• MUDAH MELEDAK
• MUDAH TERBAKAR
• BERACUN
• IRITAN
• KOROSIF
• ALLERGEN
• TERATOGENIK
• KARSINOGEN
• ASFIKSIAN (gangguan
pernapasan)
• FIBROGENIK PADA
PARU-PARU (gangguan
jaringan paru)
16. FAKTOR KIMIA
(berdasarkan daya racun)
• LD 50: kecil dari 1 mg/kg.bb;
Sangat toksik
• LD 50 : 1 - 50 mg/kg.bb;
Toksisitas tinggi
• LD 50: 50 - 500 mg/kg.bb;
Toksisitas sedang
• LD 50: 500 - 5000 mg/kg.bb;
Agak toksik
• LD 50 antara 5000 - 15.000 mg/kg.bb;
Hampir tidak beracun
• LD 50 lebih dari 15.000 mg/kg.bb.
Tidak berbahaya
17. FAKTOR BIOLOGIK
• PENGARUH MAKHLUK HIDUP TERHADAP
MANUSIA DI TEMPAT KERJA
– VIRUS
– BAKTERI
– JAMUR
– PARASIT
– SERANGGA
– TUMBUHAN
– BINATANG BERBISA
– BINATANG BUAS, DLL
18. FAKTOR
ERGONOMIS
• Bahaya yang timbul sebagai akibat interaksi
antara pekerja dengan desain tempat kerja.
• Pekerjaan berulang-ulang, manual handling,
overexertion (pengerahan tenaga)
• Dampak antara lain seperti: Sakit leher, Sakit
pinggang, Sakit kepala, Terkilir, Pegal-pegal
19
19. Bahaya yang timbul sebagai akibat interaksi
antara pekerja dengan desain tempat kerja,
antara lain seperti:
• Sakit punggung
• Terkilir
20
22. FAKTOR
PSIKOLOGIK
• Sikap terhadap pekerjaan
• Hubungan dengan atasan
• Hubungan dengan bawahan
• Hubungan dengan teman
• Pengorganisasian kerja
• Beban kerja, kelelahan
• Kepuasan kerja
• Imbalan
• Waktu istirahat, rekreasi
23. UPAYA PENCEGAHAN
• Upaya kesehatan promosional
– Penyuluhan kesehatan
– Gizi/olah raga/rekreasi
• Upaya kesehatan preventif
– Identifikasi bahaya
– Evaluasi bahaya
– Pengendalian sampai tingkat yang aman
– Reduksi dampak pada seluruh siklus hidup produk reuse, recycle,
recovery
• Tindakan sedini mungkin
– Menghindari paparan terhadap faktor risiko
– Pengobatan
• Rehabilitasi
– Medik/fisik/sosial/vokasional (pelatihan kerja)
24. FASILITAS UMUM
• Struktur tempat kerja yang aman
• Prosedur untuk kondisi darurat
• Emergency exit
• Pencegahan Kebakaran
• Kamar Mandi dan WC
• Supply air minum dan udara bersih (jika diperlukan)
• Area makan yang bersih
• Pencahayaan
• Access yang aman untuk pejalan kaki/kendaraan sekitar
• P3K
• Suhu Ruang
25. Pelatihan dan
Komunikasi
• Pelatihan H&S
• Orientasi kepada pengunjung
• Training kepada pekerja baru dan sub
kontraktor
• Tanda/Sign di tempat kerja
• Sosialisasi mengenai tanda-tanda bahaya
28. RINGKAS
Pisahkan dan singkirkan barang yang tidak perlu
dari tempat kerja
RAPI
Atur dan susun tata letak peralatan dan perlengkapan
kerja agar selalau siap pada saat diperlukan
RESIK
Bersihkan tempat kerja dan senantiasa
melaksanakankebersihan
RAWAT
Pertahankan ringkas, rapi, resik,
RAJIN
Jadikan sebagai suatu kebiasaan 29
29. • Partisipasi dan dukungan semua pihak
• Adanya komitmen manajemen
• Menjadi kesadaran setiap orang
• Sejalan dengan program kualitas lainnya
30
31. TERIMA KASIH
Direktorat Jenderal Bina Konstruksi
Gedung Utama lt 10 Jl.Pattimura No.20, Kebayoran Baru - Jakarta Selatan
Telp. +62-21-72797847
http://binakonstruksi.pu.go.id