AMDAL dan UKL/UPL merupakan alat pengelolaan lingkungan hidup untuk rencana usaha dan/atau kegiatan. AMDAL digunakan untuk kegiatan berdampak besar sedangkan UKL/UPL untuk kegiatan berdampak kecil yang dapat dikelola. Keduanya bertujuan mengidentifikasi dampak lingkungan dan memberikan masukan untuk pengambilan keputusan ijin usaha.
Buku ini membahas tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) yang merupakan kajian dampak lingkungan untuk pengambilan keputusan suatu rencana kegiatan. Tujuan buku ini adalah untuk menjawab pertanyaan umum terkait AMDAL dan meningkatkan pemahaman masyarakat. Buku ini diharapkan bermanfaat bagi praktisi AMDAL dan masyarakat untuk memahami AMDAL secara komprehensif.
Dokumen tersebut membahas tentang analisis dampak lingkungan (AMDAL) yang merupakan kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang diperlukan untuk pengambilan keputusan. Dibahas pula prosedur penyusunan AMDAL mulai dari penapisan, pengumuman, konsultasi masyarakat, penyusunan dan penilaian dokumen-dokumen terkait seperti KA-ANDAL, ANDAL, RKL dan RPL
Dokumen tersebut membahas tentang analisis dampak lingkungan (AMDAL) untuk proyek pembangunan. AMDAL digunakan untuk menganalisis dampak lingkungan dari suatu proyek, mengatur penanganan dampak, dan memantau hasilnya guna menjamin keberlanjutan lingkungan dan masyarakat sekitar. Dokumen tersebut juga menjelaskan prosedur penyusunan AMDAL mulai dari penapisan, konsultasi masyarakat, hingga penila
AMDAL dan UKL/UPL merupakan alat pengelolaan lingkungan hidup untuk rencana usaha dan/atau kegiatan. AMDAL digunakan untuk kegiatan berdampak besar sedangkan UKL/UPL untuk kegiatan berdampak kecil yang dapat dikelola. Keduanya bertujuan mengidentifikasi dampak lingkungan dan memberikan masukan untuk pengambilan keputusan ijin usaha.
Buku ini membahas tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) yang merupakan kajian dampak lingkungan untuk pengambilan keputusan suatu rencana kegiatan. Tujuan buku ini adalah untuk menjawab pertanyaan umum terkait AMDAL dan meningkatkan pemahaman masyarakat. Buku ini diharapkan bermanfaat bagi praktisi AMDAL dan masyarakat untuk memahami AMDAL secara komprehensif.
Dokumen tersebut membahas tentang analisis dampak lingkungan (AMDAL) yang merupakan kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang diperlukan untuk pengambilan keputusan. Dibahas pula prosedur penyusunan AMDAL mulai dari penapisan, pengumuman, konsultasi masyarakat, penyusunan dan penilaian dokumen-dokumen terkait seperti KA-ANDAL, ANDAL, RKL dan RPL
Dokumen tersebut membahas tentang analisis dampak lingkungan (AMDAL) untuk proyek pembangunan. AMDAL digunakan untuk menganalisis dampak lingkungan dari suatu proyek, mengatur penanganan dampak, dan memantau hasilnya guna menjamin keberlanjutan lingkungan dan masyarakat sekitar. Dokumen tersebut juga menjelaskan prosedur penyusunan AMDAL mulai dari penapisan, konsultasi masyarakat, hingga penila
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. AMDAL merupakan analisis dampak lingkungan yang dipersyaratkan pemerintah untuk menilai kelayakan suatu proyek.
2. AMDAL terdiri atas lima dokumen utama yaitu KA-ANDAL, ANDAL, RKL, RPL, dan ringkasan eksekutif.
3. Tujuan AMDAL adalah untuk meminimalkan dampak negatif proyek terhadap lingkungan dan memaksimalkan manfaatnya.
AMDAL adalah kajian dampak lingkungan yang dipersyaratkan untuk proyek-proyek yang berpotensi memengaruhi lingkungan, terdiri atas beberapa dokumen, dan bertujuan untuk membantu perencanaan dan pengambilan keputusan. Pihak-pihak terkait meliputi komisi penilai, pemrakarsa proyek, dan masyarakat.
Dokumen ini membahas tentang AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup) dan prosesnya. AMDAL merupakan kajian dampak lingkungan yang diperlukan untuk pengambilan keputusan proyek pembangunan. Proses AMDAL terdiri dari penentuan kewajiban AMDAL, konsultasi masyarakat, pelingkupan lingkup kajian, penyusunan dan penilaian dokumen KA-ANDAL, ANDAL, RKL dan RPL.
Dokumen tersebut membahas tentang AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup) dan prosesnya. AMDAL diperlukan untuk menganalisis dampak lingkungan dari suatu proyek pembangunan dan merupakan bagian penting dalam proses pengambilan keputusan. Proses AMDAL terdiri dari beberapa tahapan mulai dari penentuan wajib AMDAL, konsultasi masyarakat, pelingkupan studi, penyusunan dan penilaian
Proses penyusunan dokumen AMDAL meliputi penyusunan kerangka acuan analisis dampak lingkungan (KA-ANDAL), analisis dampak lingkungan (ANDAL), rencana pengelolaan lingkungan hidup (RKL), dan rencana pemantauan lingkungan hidup (RPL). Dokumen ini merupakan syarat untuk mendapatkan izin usaha dari pemerintah.
Dokumen tersebut membahas pihak-pihak yang terlibat dalam proses AMDAL, prosedur AMDAL, dan rona lingkungan. Pihak-pihak terkait meliputi komisi penilai, pemrakarsa proyek, dan masyarakat. Prosedur AMDAL terdiri dari empat dokumen yaitu KA-Andal, Andal, RKL dan RPL. Rona lingkungan merupakan keadaan lingkungan sebelum proyek dibangun yang menjadi dasar pendugaan dampak ling
Pengertian, proses dan manfaat andal muchsinraysa hasdi
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, proses, dan manfaat kajian AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup) untuk kegiatan pembangunan. Secara singkat, AMDAL digunakan untuk menilai dampak lingkungan suatu rencana kegiatan, mencakup proses pelingkupan, penyusunan dokumen, penilaian, dan persetujuan untuk mendapatkan izin lingkungan. AMDAL bertujuan memastikan keberlanjutan
DAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdfd1051231031
Kebakaran hutan dan lahan gambut merupakan kebakaran permukaan dimana api membakar bahan bakar yang ada di atas permukaan seperti pepohonan maupun semak-semak, kemudian api menyebar tidak menentu secara perlahan di bawah permukaan (Ground fire), membakar bahan organicmelalui pori-pori gambut dan melalui akar semak belukar ataupun pohon yang bagian atasnya terbakar. Selanjutnya api menjalar secara vertical dan horizontal berbentuk seperti kantong asap dengan pembakaran yang tidak menyala (smoldering) sehingga hanya asap yang berwarna putih saja yang Nampak di atas permukaan, yang sering dikenal dengan kabut asap yang terjadi akibat kebakaran hutan yang bersifat masiv. Oleh karena peristiwa kebakaran tersebut terjadi di bawah tanah dan tidak nampak di permukaanselain itu tanahnya merupakan tanah basah/gambut yang mengandung air maka proses kegiatan pemadamannya tentu akan menimbulkan kesulitan.
More Related Content
Similar to AMDAL 1 AMDAL 1 AMDAL 1 AMDAL 1 AMDAL 1 AMDAL 1
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. AMDAL merupakan analisis dampak lingkungan yang dipersyaratkan pemerintah untuk menilai kelayakan suatu proyek.
2. AMDAL terdiri atas lima dokumen utama yaitu KA-ANDAL, ANDAL, RKL, RPL, dan ringkasan eksekutif.
3. Tujuan AMDAL adalah untuk meminimalkan dampak negatif proyek terhadap lingkungan dan memaksimalkan manfaatnya.
AMDAL adalah kajian dampak lingkungan yang dipersyaratkan untuk proyek-proyek yang berpotensi memengaruhi lingkungan, terdiri atas beberapa dokumen, dan bertujuan untuk membantu perencanaan dan pengambilan keputusan. Pihak-pihak terkait meliputi komisi penilai, pemrakarsa proyek, dan masyarakat.
Dokumen ini membahas tentang AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup) dan prosesnya. AMDAL merupakan kajian dampak lingkungan yang diperlukan untuk pengambilan keputusan proyek pembangunan. Proses AMDAL terdiri dari penentuan kewajiban AMDAL, konsultasi masyarakat, pelingkupan lingkup kajian, penyusunan dan penilaian dokumen KA-ANDAL, ANDAL, RKL dan RPL.
Dokumen tersebut membahas tentang AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup) dan prosesnya. AMDAL diperlukan untuk menganalisis dampak lingkungan dari suatu proyek pembangunan dan merupakan bagian penting dalam proses pengambilan keputusan. Proses AMDAL terdiri dari beberapa tahapan mulai dari penentuan wajib AMDAL, konsultasi masyarakat, pelingkupan studi, penyusunan dan penilaian
Proses penyusunan dokumen AMDAL meliputi penyusunan kerangka acuan analisis dampak lingkungan (KA-ANDAL), analisis dampak lingkungan (ANDAL), rencana pengelolaan lingkungan hidup (RKL), dan rencana pemantauan lingkungan hidup (RPL). Dokumen ini merupakan syarat untuk mendapatkan izin usaha dari pemerintah.
Dokumen tersebut membahas pihak-pihak yang terlibat dalam proses AMDAL, prosedur AMDAL, dan rona lingkungan. Pihak-pihak terkait meliputi komisi penilai, pemrakarsa proyek, dan masyarakat. Prosedur AMDAL terdiri dari empat dokumen yaitu KA-Andal, Andal, RKL dan RPL. Rona lingkungan merupakan keadaan lingkungan sebelum proyek dibangun yang menjadi dasar pendugaan dampak ling
Pengertian, proses dan manfaat andal muchsinraysa hasdi
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, proses, dan manfaat kajian AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup) untuk kegiatan pembangunan. Secara singkat, AMDAL digunakan untuk menilai dampak lingkungan suatu rencana kegiatan, mencakup proses pelingkupan, penyusunan dokumen, penilaian, dan persetujuan untuk mendapatkan izin lingkungan. AMDAL bertujuan memastikan keberlanjutan
DAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdfd1051231031
Kebakaran hutan dan lahan gambut merupakan kebakaran permukaan dimana api membakar bahan bakar yang ada di atas permukaan seperti pepohonan maupun semak-semak, kemudian api menyebar tidak menentu secara perlahan di bawah permukaan (Ground fire), membakar bahan organicmelalui pori-pori gambut dan melalui akar semak belukar ataupun pohon yang bagian atasnya terbakar. Selanjutnya api menjalar secara vertical dan horizontal berbentuk seperti kantong asap dengan pembakaran yang tidak menyala (smoldering) sehingga hanya asap yang berwarna putih saja yang Nampak di atas permukaan, yang sering dikenal dengan kabut asap yang terjadi akibat kebakaran hutan yang bersifat masiv. Oleh karena peristiwa kebakaran tersebut terjadi di bawah tanah dan tidak nampak di permukaanselain itu tanahnya merupakan tanah basah/gambut yang mengandung air maka proses kegiatan pemadamannya tentu akan menimbulkan kesulitan.
DAMPAK PIRIT ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdfd1051231033
Tanah merupakan bagian terpenting dalam bidang pertanian, peranan tanah juga sangat kompleks bagi media perakaran tanaman. Tanah mampu menopang dan menyediakan unsur hara yang sangat dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan vegetatif dan generatif. Tanah tersusun dari bahan mineral, bahan organik, udara dan air. Bahan mineral tersusun dari hasil aktivitas pelapukan bebatuan, sedangkan bahan organik berasal dari pelapukan serasah tumbuhan akibat adanya aktivitas mikroorganisme di dalam tanah. Salah satu jenis tanah adalah tanah sulfat masam. Tanah sulfat masam ini keberadaannya di daerah rawa pasang surut. Sering kali tanah sulfat masam dijumpai pada lahan gambut terdegradasi yang mengakibatkan tanah mengandung pirit (FeS2) naik kepermukaan. Tanah sulfat masam yang mengandung pirit ini juga mengganggu pertumbuhan tanaman. Terganggunya pertumbuhan tanaman menyebabkan lahan ini nantinya akan ditinggalkan petani bila tidak dilakukan usaha perbaikan atau menjadi lahan bongkor.
“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN DAN EMISI...aisyrahadatul14
Pencemaran udara adalah pelepasan zat-zat berbahaya ke atmosfer, seperti polusi industri, kendaraan bermotor, dan pembakaran sampah. Dampaknya terhadap lingkungan sangat serius. Udara yang tercemar dapat merusak lapisan ozon, memicu perubahan iklim, dan mengurangi kualitas udara yang kita hirup setiap hari. Bagi makhluk hidup, pencemaran udara dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti penyakit pernapasan, iritasi mata, dan bahkan kematian. Lingkungan juga terdampak dengan terganggunya ekosistem dan berkurangnya keanekaragaman hayati.
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...d1051231053
Gambut merupakan tanah yang memiliki karakteristik unik. Lahan gambut yang begitu luas di beberapa pulau besar di Indonesia, menjadikan pengelolaan lahan gambut sering dilakukan, terutama dalam peralihan fungsi menjadi perkebunan, pertanian, hingga pemukiman. Pada studi kasus ini lebih berfokus pada degradasi lahan gambut menjadi media tanam, proses, dampak, serta upaya pemulihan dampak yang dihasilkan dari degradasi lahan gambut tersebut
ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...d1051231079
Hujan asam merupakan kombinasi ringan dari asam sulfat dan asam nitrat. Hujan asam biasanya terjadi di daerah-daerah yang padat penduduk dan banyaknya aktivitas manusia dalam kegiatan transportasi. Emisi gas SO2 dan NO2 yang berasal dari kegiatan industri dan transportasi merupakan penyebab terjadinya peristiwa hujan asam apabila emisi gas tersebut bereaksi dengan air hujan, dimana senyawa yang bersifat asam terbentuk. Emisi gas SO2 dan NO2 yang berasal dari aktivitas manusia dapat berubah menjadi nitrat (NO3 - ) dan sulfat (SO4 2-) melalui proses fisika dan kimia yang kompleks. Sulfat dan nitrat lebih banyak berbentuk asam yang terlarut dalam air hujan. Keasaman air hujan berhubungan erat dengan konsentrasi SO2 dan NO2 yang terlarut di dalam air hujan. Semakin tinggi konsentrasi SO2 dan NO2 , maka dapat mengakibatkan nilai keasaman air hujan semakin asam .Deposisi asam yang berasal dari emisi antropogenik SO2 dan NOx , memiliki pengaruh besar pada biogeokimia, dan menyebabkan pengasaman tanah dan air permukaan, eutrofikasi ekosistem darat dan air dan penurunan keanekaragaman hayati di banyak wilayah.
2. KEBIJAKAN PENGELOLAAN LINGK
• Kebijakan pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia
pada dasarnya terbagi dalam kategori, yaitu :
– Kebijakan pengelolaan sumber daya alam dan
konservasi, serta kebijakan pengendalian pencemaran
dan kerusakan lingkungan.
– Cakupan kebijakan ini terbagi dalam lingkup dalam
negeri yang mencakup tingkat nasional dan daerah,
serta lingkup luar negeri untuk memenuhi tanggung
jawab komitmen internasional.
– Dalam struktur pemerintahan, pelaksanaan kedua
kebijakan ini tidak berada di bawah satu lembaga, baik
di tingkat nasional maupun daerah.
3. PENDUKUNG KEBIJAKAN PENGELOLAAN
LINGK
• Penetapan perangkat hukum berupa Undang-undang
terkait Lingkungan Hidup, diantaranya :
– UU No. 32 thn 2009 ttg Perlindungan & Pengelolaan
LH.
– UU No. 26 thn 2007 ttg Penataan Ruang.
– UU No. 27 thn 2007 ttg Pengelolaan Wilayah Pesisir
dan Pulau-pulau Kecil.
– UU No. 5 thn 1990 ttg Konservasi Sumber Daya Alam
Hayati dan Ekosistemnya.
– UU No 41 thn 1999 ttg Kehutanan.
– UU No.7 thn 2004 ttg Pengelolaan Sumberdaya Air
– dan lain-lain (PP, PERMEN LH).
4. PENDUKUNG KEBIJAKAN PENGELOLAAN
LINGK
• Sistem ecolabelling
– Penggunaan tekanan sosial
– Kekuatan konsumen utk menekan produsen
• Insentif untuk pengelolaan lingkungan
– Kalpataru= pohon kehidupan
• Kategori penghargaan kalpataru :
– Perintis Lingkungan : diberikan kpd rakyat biasa (bukan
pejabat pemerintah).
– Pengabdi Lingkungan : diberikan kpd petugas penyuluh
lapangan (PPL).
– Penyelamat Lingkungan : diberikan kpd kelompok
masyarakat.
– Pembina Lingkungan : diberikan kpd industriawan,
pengusaha, dosen, lembaga atau badan hukum.
5. PENDUKUNG KEBIJAKAN PENGELOLAAN
LINGK
– Penghargaan Adipura = Kota Indah & Agung
• Penghargaan Adipura diberikan kepada kota yg
masyarakatnya mampu membina lingkungan kota
yg bersih, sehat dan indah.
• Penilaian dilakukan terhadap aspek:
– Manajemen
– Peran serta masyarakat
– Kesehatan
– Kondisi fisik lingkungan
• Adipura 4 kali berturut-turut diberi penghargaan
Adipura Kencana pd tahun ke-5
6. PENDUKUNG KEBIJAKAN PENGELOLAAN
LINGK
– Penghargaan Adiwiyata
• Merupakan salah satu program Kementerian
Negara Lingkungan Hidup dlm rangka mendorong
terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga
sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup.
• Setiap warga sekolah ikut terlibat kegiatan sekolah
menuju lingkungan yang sehat dan menghindarkan
dampak lingkungan yang negatif.
• Kegiatan tersebut diharapkan dapat mengajak
warga sekolah melaksanakan proses belajar-
mengajar materi lingkungan hidup dan turut
berpartisipasi melestarikan serta menjaga
lingkungan hidup di sekolah dan sekitarnya.
7. PENDUKUNG KEBIJAKAN PENGELOLAAN
LINGK
• Audit lingkungan internal & eksternal
– Audit lingkungan internal & eksternal
– Fungsi : - Identifikasi resiko lingkungan
- Dasar pelaksanaan kebijaksanaan
pengelolaan lingkungan.
- AMDAL
• Memperbaiki hak penguasaan atas SDA & Lingkungan
(property right)
– Common property private property
– Barang publik barang privat
Contoh : HPH, Pajak lingkungan
8. PERMASALAHAN
• Di negara-negera sedang berkembang umumnya
pelaku pembangunan (pemrakarsa) tidak
melakukan pengendalian dampak lingkungan
karena:
– Biaya lingkungan (environmental cost) belum dimasukkan
ke dalam perencanaan kegiatan
– Kendala teknologi & tenaga kerja
– Dampak lingkungan terjadi (timbul) setelah kegiatan
berjalan cukup lama
– Penerapan sanksi hukum (law enforcement) tidak tegas
dan tidak konsisten
– LSM kurang berperan, terutama di daerah (?)
9. PERBAND. PENGEND. LINGKUNGAN
N0 INDIKATOR NEGARA MAJU NEGARA BERKEMBANG
1 Tingkat kesadaran
masyarakat thd kerusakan
dan pencemaran lingk.
Tinggi & responsif Rendah & kurang responsif.
Masy. masih memikirkan pangan
2 Perhatian pemerintah thd
reaksi masyarakat
Tinggi, cepat
bertindak
Rendah, lambat bertindak
3 Teknologi dlm proses
produksi
Canggih
Limbah memenuhi
baku mutu
Seadanya.
Limbah sering melampaui baku
mutu
4 Teknologi dlm
penanggulangan masalah
lingk yg timbul
Canggih
Tanggung jawab
tinggi
Kurang tersedia.
Tanggung jawab kurang
5 Penerapan sanksi hukum Ketat & konsisten Sering mengalami kendala dlm
pembuktian.
Kurang diterapkan (pertimbangan
tenaga kerja, pajak)
10. KAITAN AMDAL dgn TATA RUANG (1)
• Muatan tata ruang berupa rencana struktur ruang
dan pola ruang memberikan arahan pemanfataan
ruang.
• Bagi kegiatan yang diwajibkan membuat AMDAL
harus melihat apakah kegiatan yang akan dilakukan
sudah sesuai dengan tata ruang, jika tidak sesuai
kegiatan tersebut harus ditolak untuk proses
AMDALnya.
• Hasil AMDAL dapat menjadi bahan kajian dalam
penyusunan tata ruang wilayah.
11. KAITAN AMDAL dgn TATA RUANG (2)
• Kesesuaian tata ruang hanyalah salah satu hal yang
mempermudah perencanaan dan penanganan lingkungan.
• Walaupun sudah sesuai dengan tata ruang, suatu kegiatan
atau usaha bisa bermasalah terhadap lingkungan jika tidak
melakukan pengelolaan & pemantauan lingk. dengan baik.
– Misalnya : Kegiatan industri telah berlokasi sesuai tata ruang,
akan tetapi karena pengelolaan dan pemantauan lingkungan
kurang baik cerobong asapnya (polusi udara) mencemari
permukiman yg berjarak > 5 Km.
• Kajian Lingkungan Hidup Strategis [KLHS] atau Strategic
Environmental Assessment [SEA] menjadi salah satu
pilihan alat bantu melalui perbaikankerangka pikir
[framework of thinking] perencanaan tata ruang wilayah
untuk mengatasi persoalan lingkungan hidup.
12. KAITAN AMDAL dgn TATA RUANG (3)
• Definisi KLHS dirumuskan sebagai proses sistematis
untuk mengevaluasi pengaruh lingkungan hidup
dari, dan menjamin diintegrasikannya prinsip-
prinsip keberlanjutan dalam, pengambilan
keputusan yang bersifat strategis.
13. MODEL PENDEKATAN KLHS utk TATA
RUANG
• KLHS dengan Kerangka Dasar Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup/AMDAL (EIA-Mainframe)
– KLHS dilaksanakan menyerupai AMDAL yaitu mendasarkan
telaah pada efek dan dampak yang ditimbulkan RTRW
terhadap lingkungan hidup. Perbedaannya adalah pada
ruang lingkup dan tekanan analisis telaahannya pada tiap
hirarhi kebijakan, rencana dan program RTRW.
• KLHS sebagai Kajian Penilaian Keberlanjutan Lingkungan
Hidup (Environmental Appraisal)
– KLHS ditempatkan sebagai environmental appraisal untuk
memastikan KRP RTRW menjamin pelestarian fungsi
lingkungan hidup, sehingga bisa diterapkan sebagai sebuah
telaah khusus yang berpijak dari sudut pandang aspek
lingkungan hidup.
14. MODEL PENDEKATAN KLHS utk TATA
RUANG
• KLHS sebagai Kajian Terpadu/Penilaian Keberlanjutan
(Integrated Assessment Sustainability Appraisal)
– KLHS diterapkan sebagai bagian dari uji KRP untuk menjamin
keberlanjutan secara holistik, sehingga sudut pandangnya
merupakan paduan kepentingan aspek sosial, ekonomi, dan
lingkungan hidup. Dalam prakteknya, KLHS kemudian lebih
ditempatkan sebagai bagian dari kajian yang lebih luas yang
menilai atau menganalisis dampak sosial, ekonomi dan
lingkungan hidup secara terpadu.
• KLHS sebagai pendekatan Pengelolaan Berkelanjutan
Sumberdaya Alam (Sustainable Natural Resource
Management) atau Pengelolaan Berkelanjutan Sumberdaya
(Sustainable Resource Management)
– KLHS diaplikasikan dalam kerangka pembangunan
berkelanjutan, dan a) dilaksanakan sebagai bagian yang tidak
terlepas dari hirarki sistem perencanaan penggunaan lahan dan
sumberdaya alam, atau b) sebagai bagian dari strategi spesifik
17. • AMDAL merupakan singkatan dari Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan.
Hal-hal yang dikaji dalam proses AMDAL: aspek fisik-
kimia, ekologi, sosial-ekonomi, sosial-budaya, dan
kesehatan masyarakat sebagai pelengkap studi
kelayakan suatu rencana usaha dan/atau kegiatan.
18. • AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar dan penting
untuk pengambilan keputusan suatu usaha dan/atau kegiatan
yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan
bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan
usaha dan/atau kegiatan (Peraturan Pemerintah No. 27 tahun
1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).
19. • Peraturan pemerintah tentang AMDAL secara jelas
menegaskan bahwa AMDAL adalah salah satu syarat
perijinan, dimana para pengambil keputusan wajib
mempertimbangkan hasil studi AMDAL sebelum
memberikan ijin usaha/kegiatan. AMDAL digunakan
untuk mengambil keputusan tentang
penyelenggaraan /pemberian ijin usaha dan/atau
kegiatan.
20. Dokumen AMDAL terdiri dari :
• Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak
Lingkungan Hidup (KA-ANDAL)
• Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup
(ANDAL)
• Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
(RKL)
• Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup
(RPL)
21. Kegunaan AMDAL
• Bahan bagi perencanaan pembangunan wilayah
• Membantu proses pengambilan keputusan tentang kelayakan
lingkungan hidup dari rencana usaha dan/atau kegiatan
• Memberi masukan untuk penyusunan disain rinci teknis dari
rencana usaha dan/atau kegiatan
• Memberi masukan untuk penyusunan rencana pengelolaan
dan pemantauan lingkungan hidup
• Memberi informasi bagi masyarakat atas dampak yang
ditimbulkan dari suatu rencana usaha dan atau kegiatan
22. AMDAL PROCEDURE
• Proses penapisan (screening) wajib
AMDAL
• Proses pengumuman dan konsultasi
masyarakat
• Penyusunan dan penilaian KA-ANDAL
(scoping)
• Penyusunan dan penilaian ANDAL, RKL,
dan RPL Proses penapisan atau kerap
juga disebut proses seleksi kegiatan
wajib AMDAL, yaitu menentukan apakah
suatu rencana kegiatan wajib menyusun
AMDAL atau tidak.
23. PENYUSUNAN AMDAL
• Dokumen AMDAL harus disusun oleh pemrakarsa suatu
rencana usaha dan/atau kegiatan.
Dalam penyusunan studi AMDAL, pemrakarsa dapat
meminta jasa konsultan untuk menyusunkan dokumen
AMDAL. Penyusun dokumen AMDAL harus telah
memiliki sertifikat Penyusun AMDAL dan ahli di
bidangnya. Ketentuan standar minimal cakupan materi
penyusunan AMDAL diatur dalam Keputusan Kepala
Bapedal Nomor 09/2000.
24.
25. UKL dan UPL
• Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL) adalah upaya
yang dilakukan dalam pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup oleh penanggung jawab dan atau
kegiatan yang tidak wajib melakukan AMDAL
(Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor
86 tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Upaya
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup).
26. Proses dan prosedur UKL-UPL
• Identitas pemrakarsa
• Rencana Usaha dan/atau kegiatan
• Dampak Lingkungan yang akan terjadi
• Program pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup
• Tanda tangan dan cap
27. JENIS-JENIS AMDAL
• AMDAL Proyek Tunggal: Studi mengenai dampak penting
dari suatu kegiatan yang direncanakan terhadap
lingkungan hidup dari suatu kegiatan tunggal
• AMDAL Terpadu: Studi yang sama, namum menyangkut
lebih dari satu kegiatan yang terletak dalam satu kesatuan
hamparan ekosistem dan melibatkan kewenangan lebih
dari satu instansi yang bertanggung jawab.
• AMDAL Kawasan: Studi yang sama, namun hanya
menyangkut satu instansi yang bertanggung jawab
• AMDAL Regional: Studi yang sama, menyangkut berbagai
kegiatan, terletak dalam satu kesatuan hamparan
ekosistem zona rencana pengembangan wilayah sesuai
dengan RUTR daerah dan melibatkan kewenangan lebih
dari satu instansi.