SlideShare a Scribd company logo
1
Situasi HIV & AIDS di Indonesia
2.1. Perkembangan Kasus AIDS Tahun 2000-2009
Masalah HIV dan AIDS adalah masalah kesehatan masyarakat yang memerlukan perhatian yang
sangat serius. Ini terlihat dari apabila dilihat jumlah kasus AIDS yang dilaporkan setiap tahunnya
sangat meningkat secara signifikan.
Di Tanah Papua epidemi HIV sudah masuk ke dalam masyarakat (generalized epidemic) dengan
prevalensi HIV di populasi dewasa sebesar 2,4%. Sedangkan di banyak tempat lainnya dalam
kategori terkonsentrasi, dengan prevalensi HIV >5% pada populasi kunci. Namun, saat ini sudah
diwaspadai telah terjadi penularan HIV yang meningkat melalui jalur parental (ibu kepada
anaknya), terutama di beberapa ibu kota provinsi.
Apabila dilihat berdasarkan jenis kelamin, kasus AIDS dilaporkan banyak ditemukan pada laki-
laki yaitu 74,5%, sedangkan pada perempuan 25%.
2.2. Populasi rawan tertular HIV
Penyebaran HIV saat ini masih terkonsentrasi pada populasi kunci dimana penularan terjadi
melalui perilaku yang berisiko seperti penggunaan jarum suntik yang tidak steril pada
kelompok penasun dan perilaku seks yang tidak aman baik pada hubungan heteroseksual
Sumber: Laporan Triwulan Depkes sampai dengan Maret 2009
Tren Kasus AIDS di 33 Provinsi. Tahun 2000-2009
1,195
2,638 2,873 2,947
4,969
854
5,321
8,194
11,141
16,110
16,964
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
16000
18000
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Kasus Baru AIDS Kumulatif
2
maupun homoseksual. Namun, jika tidak ditangani dengan cepat maka tidak mustahil
penularan HIV akan menyebar secara luas kepada masyarakat seperti yang telah terjadi di
Tanah Papua.
Jika dilihat cara penularannya, proporsi penularan HIV melalui hubungan seksual (baik
heteroseksual maupun homoseksual) sangat mendominasi yaitu mencapai 60%. Sedangkan
melalui jarum suntik sebesar 30%, dan ada sebagian kecil lainnya tertular melalui melalui ibu
dan anak (kehamilan), transfusi darah dan melalui pajanan saat bekerja.
Kecenderungan penularan infeksi HIV di
seluruh provinsi prioritas hampir sama,
kecuali di Tanah Papua dimana mayoritas
di akibatkan karena hubungan seksual
beresiko tanpa kondom yang dilakukan
kepada pasangan tetap maupun tidak
tetap.
Penularan HIV saat ini sudah terjadi lebih
awal, dimana kelompok usia produktif
(15-29 tahun) banyak dilaporkan telah
terinfeksi dan menderita AIDS.
Berdasarkan laporan Depkes, lebih dari 50% kasus AIDS dilaporkan pada usia 15-29 tahun.
Tabel. Persentase kumulatif Kasus AIDS di Indonesia berdasarkan kelompok umur s.d Maret 2009
Gambar . Tren persentase kasus AIDS berdasarkan jalur penularan
Sumber: Laporan Triwulan Depkes 
 Sumber: Laporan Triwulan Depkes 
3
Estimasi Orang dengan HIV dan AIDS
Penyebaran HIV masih terkonsentrasi
pada populasi kunci yaitu pekerja seks,
pelangggan pekerja seks, laki-laki yang
melakukan hubungan seks dengan laki-
laki (LSL), waria, dan pengguna jarum
suntik. Untuk Tanah Papua dan kota-kota
besar, perlu diwaspadai telah terjadi
penularan HIV dari Ibu ke bayi.
Kasus HIV dan AIDS merupakan
fenomena gunung es, dimana jumlah
orang yang dilaporkan jauh lebih sedikit
dibandingkan dengan yang sebenarnya.
Berdasarkan estimasi Depkes dan KPAN,
pada tahun 2006, jumlah orang dengan
HIV dan AIDS di Indonesia terdapat
sebanyak 193,030 orang.
Hingga Maret 2009, sekitar 11,794 ODHA telah mendapatkan pengobatan ARV dan 4,731
diantaranya telah memperoleh dukungan dan perawatan baik yang dilakukan oleh kelompok
dampingan maupun organisasi berbasis masyarakat lainnya.
2.3. Gambaran perilaku berisiko pada populasi rawan tertular HIV
Faktor risiko penularan HIV pada
kelompok penasun adalah perilaku tukar
menukar jarum dan alat suntik pada saat
menyuntik.
Survei perilaku yang dilakukan oleh
Depkes di 8 kota menunjukkan,
kecenderungan perilaku menyuntik
dengan berbagi alat suntik masih tinggi.
Hal ini mengakibatkan penularan HIV
tetap tinggi di kalangan penasun. Pada
tahun 2005, prevalensi HIV pada
kelompok penasun adalah
sebesar 14%, kemudian meningkat pada tahun 2007 menjadi 54% (BSS-Depkes, 2007).
0
20
40
60
80
100
2002 2005 2007
Berbagi jarum suntik
Prevalensi HIV
Tren persentase berbagi jarum dan alat suntik serta prevalensi HIV
dikalangan penasun . Laporan SSP & STBP, Depkes 2002-2007
Estimasi jumlah orang dengan HIV dan AIDS berdasarkan kelompok risiko
Sumber: Depkes – KPAN. Tahun 2006
Prisoners
3%
MSM
6%
Transgender
2%
Partner of Client
3%
Client FSW
18%
FSW
5%
Partner IDUs
8%
IDUs
55%
4
Gambaran perilaku beresiko tertular HIV pada kelompok WPS dan Pelanggan
Estimasi WPS di Indonesia pada tahun 2006 diperkirakan mencapai 0,30% dari populasi
perempuan dewasa (15-49 tahun). Kelompok WPS sangat rentan tertular HIV akibat hubungan
seks dan perilaku seks yang tidak aman, baik dilakukan dengan pelanggan maupun pasangan.
Berdasarkan data hasil survei Depkes 2007 pada kelompok WPS di 8 kota, penggunaan
kondom yang bersifat konsisten dalam hubungan seks dengan pelanggan masih sangat rendah
(rata-rata 34,8%). Hal ini mengakibatkan tingginya infeksi menular seksual dan HIV pada
kelompok WPS. Prevalensi HIV dikalangan WPS di 8 Kota tersebut mencapai 6,1% sampai
dengan 15,9%. Pada WPS langsung, prevalensi HIV diperkirakan mencapai 10%, sedangkan
pada WPS tidak langsung mencapai 5%.
Tingginya prevalensi HIV pada kalangan WPS, mengakibatkan penularan HIV pada pelanggan
semakin meningkat. Berdasarkan hasil Survei 2007 di 8 kota terhadap laki-laki risiko tinggi
(yang melakukan hubungan seks dengan pekerja seks) prevalensi HIV telah mencapai
mencapai 0,75%.
Gambaran perilaku beresiko tertular HIV pada kelompok LSL dan Waria
Laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki serta kelompok waria sangat rentan tertular
IMS dan HIV akibat perilaku hubungan seksual yang tidak aman, baik yang dilakukan secara
genital, anal maupun oral. Perilaku anal seks pada kelompok LSL, sebagian besar dilakukan
tanpa menggunakan kondom, dan hanya 11,1% sampai dengan 32,3% saja yang melakukan
dengan menggunakan kondom. Pada kelompok waria, yang menjadi pekerja seks rata-rata
penggunaan kondom juga masih sangat rendah yaitu 12,8%-48%.
Rendahnya penggunaan kondom konsisten pada setiap perilaku hubugnan seksual di kalangan
LSL, menyebabkan tingginya penularan IMS pada kelompok tersebut, misalnya Gonore pada
rektal yaitu 14,9%-22,3%; dan Sifilis (3,2%-22,3%). Pada kelompok waria, prevalensi gonore
ditemukan lebih tinggi yaitu 19,8%-37,4% sedangkan sifilis 25,%-28,8%. Tingginya prevalensi
IMS menyebabkan penularan HIV semakin meningkat pada kedua kelompok tersebut.
Berdasarkan hasil STBP 2007, prevalensi HIV pada kelompok LSL adalah sebesar 7%,
sedangkan pada waria sebesar 29%.
Tabel. Prevalensi HIV pada Populasi Kunci di 8 Kota
menurut hasil Surveilans Terpadu Biologis dan Perilaku HIV/IMS Tahun 2007
Sumber: Depkes, 2007
5
2. Tren HIV dan AIDS dimasa yang akan datang.
Dengan memperhitungkan faktor-faktor pemicu dalam penularan HIV, maka dapat dilakukan
proyeksi perkembangan HIV pada masa yang akan datang. Berikut ini adalah proyeksi situasi HIV
yang dihasilkan melalui Asian Epidemic Modeling (AEM).
a. Proyeksi HIV ke depan
Situasi HIV di 31 Provinsi (Non Tanah Papua) Situasi HIV di 2 Provinsi (Tanah Papua)
Transmission route projection 31 provinces (Non Tanah papua) Transmission route projection 2 provinces (Tanah Papua)
6
b. Skenario penanggulangan HIV dan AIDS
Epidemi HIV dan AIDS di Indonesia dapat dikendalikan melalui upaya yang komprehensif, yaitu
dengan menjangkau 80% populasi kunci melalui program yang efektif, sehingga terjadi perubahan
pada populasi kunci untuk berperilaku aman. Untuk mengoptimalkan upaya tersebut, dibutuhkan
dukungan sumberdaya yang memadai. Untuk itu, Indonesia secara terus menerus melakukan
upaya untuk mobilisasi sumberdaya baik di tingkat lokal maupun internasional untuk menjamin
kesinambungan terlaksananya program komprehensif dan pencapaian target yang ditetapkan.
Comprehensive prevention program scenarios:
Impact on total HIV infection
Situation in 31 provinces (Non Tanah papua) Situation in 2 provinces (Tanah papua)
Comprehensive prevention program scenarios:
Impact on HIV infection among children
Situation in 31 provinces (Non Tanah papua) Situation in 2 provinces (Tanah papua)

More Related Content

What's hot

Hiv merupakan singkatan dari human immunodeficiency virus adalah virus penyeb...
Hiv merupakan singkatan dari human immunodeficiency virus adalah virus penyeb...Hiv merupakan singkatan dari human immunodeficiency virus adalah virus penyeb...
Hiv merupakan singkatan dari human immunodeficiency virus adalah virus penyeb...
DetriPutri
 
Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan
Penyajian Data Sistem Informasi KesehatanPenyajian Data Sistem Informasi Kesehatan
Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan
AnisyaMaharani4
 
Penyajian data HIV terlapor 2013 2018
Penyajian data HIV terlapor 2013 2018 Penyajian data HIV terlapor 2013 2018
Penyajian data HIV terlapor 2013 2018
Didoroyadi
 
SIK DATA KASUS HIV DI INDONESIA 2013-2018
SIK DATA KASUS HIV DI INDONESIA 2013-2018SIK DATA KASUS HIV DI INDONESIA 2013-2018
SIK DATA KASUS HIV DI INDONESIA 2013-2018
TiyaPurnanita
 
Laporan perkembangan hiv aids
Laporan  perkembangan hiv aidsLaporan  perkembangan hiv aids
Laporan perkembangan hiv aids
dederamdani34
 
Angka kejadian infeksi hiv di indonesia sik
Angka kejadian infeksi hiv di indonesia sikAngka kejadian infeksi hiv di indonesia sik
Angka kejadian infeksi hiv di indonesia sik
Rastikafaz
 
Faktor penyebab tertularnya penyakit hiv aids
Faktor penyebab tertularnya penyakit hiv aidsFaktor penyebab tertularnya penyakit hiv aids
Faktor penyebab tertularnya penyakit hiv aids
Lutfi Koto
 
Insani vol 5_no_1_juni_2018_david-07bc7-2142_541
Insani vol 5_no_1_juni_2018_david-07bc7-2142_541Insani vol 5_no_1_juni_2018_david-07bc7-2142_541
Insani vol 5_no_1_juni_2018_david-07bc7-2142_541
STISIPWIDURI
 
Ppt pik remaja
Ppt pik remajaPpt pik remaja
Ppt pik remaja
SitiHuzaimah3
 
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESIAPAN PASIEN HIV POSITIF DALAM MENJA...
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESIAPAN PASIEN HIV POSITIF DALAM MENJA...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESIAPAN PASIEN HIV POSITIF DALAM MENJA...
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESIAPAN PASIEN HIV POSITIF DALAM MENJA...
Nanang Soleh
 
878 1631-1-sm (1)
878 1631-1-sm (1)878 1631-1-sm (1)
878 1631-1-sm (1)
DianParamitha9
 
Laporan STBP 2012/IBBS 2012
Laporan STBP 2012/IBBS 2012Laporan STBP 2012/IBBS 2012
Laporan STBP 2012/IBBS 2012
Aan Erlian
 
1052 2111-1-pb
1052 2111-1-pb1052 2111-1-pb
1052 2111-1-pb
TiwiCaDok
 
PENDERITA HIV/AIDS DI KOTA SUKABUMI
PENDERITA HIV/AIDS DI KOTA SUKABUMIPENDERITA HIV/AIDS DI KOTA SUKABUMI
PENDERITA HIV/AIDS DI KOTA SUKABUMI
anggunanggraeni07
 
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENINGKATAN ANGKA PENDERITA HIV/AIDS
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENINGKATAN ANGKA PENDERITA HIV/AIDSFAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENINGKATAN ANGKA PENDERITA HIV/AIDS
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENINGKATAN ANGKA PENDERITA HIV/AIDS
Yakup, Jecko Tamaka
 
6. memerangi hiv
6. memerangi hiv6. memerangi hiv
6. memerangi hiv
Jenita 'Nytha' Pangku
 
PENDERITA HIV/AIDS DI KOTA SUKABUMI
PENDERITA HIV/AIDS DI KOTA SUKABUMIPENDERITA HIV/AIDS DI KOTA SUKABUMI
PENDERITA HIV/AIDS DI KOTA SUKABUMI
anggunanggraeni07
 

What's hot (18)

Hiv merupakan singkatan dari human immunodeficiency virus adalah virus penyeb...
Hiv merupakan singkatan dari human immunodeficiency virus adalah virus penyeb...Hiv merupakan singkatan dari human immunodeficiency virus adalah virus penyeb...
Hiv merupakan singkatan dari human immunodeficiency virus adalah virus penyeb...
 
Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan
Penyajian Data Sistem Informasi KesehatanPenyajian Data Sistem Informasi Kesehatan
Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan
 
Penyajian data HIV terlapor 2013 2018
Penyajian data HIV terlapor 2013 2018 Penyajian data HIV terlapor 2013 2018
Penyajian data HIV terlapor 2013 2018
 
SIK DATA KASUS HIV DI INDONESIA 2013-2018
SIK DATA KASUS HIV DI INDONESIA 2013-2018SIK DATA KASUS HIV DI INDONESIA 2013-2018
SIK DATA KASUS HIV DI INDONESIA 2013-2018
 
Laporan perkembangan hiv aids
Laporan  perkembangan hiv aidsLaporan  perkembangan hiv aids
Laporan perkembangan hiv aids
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Angka kejadian infeksi hiv di indonesia sik
Angka kejadian infeksi hiv di indonesia sikAngka kejadian infeksi hiv di indonesia sik
Angka kejadian infeksi hiv di indonesia sik
 
Faktor penyebab tertularnya penyakit hiv aids
Faktor penyebab tertularnya penyakit hiv aidsFaktor penyebab tertularnya penyakit hiv aids
Faktor penyebab tertularnya penyakit hiv aids
 
Insani vol 5_no_1_juni_2018_david-07bc7-2142_541
Insani vol 5_no_1_juni_2018_david-07bc7-2142_541Insani vol 5_no_1_juni_2018_david-07bc7-2142_541
Insani vol 5_no_1_juni_2018_david-07bc7-2142_541
 
Ppt pik remaja
Ppt pik remajaPpt pik remaja
Ppt pik remaja
 
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESIAPAN PASIEN HIV POSITIF DALAM MENJA...
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESIAPAN PASIEN HIV POSITIF DALAM MENJA...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESIAPAN PASIEN HIV POSITIF DALAM MENJA...
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESIAPAN PASIEN HIV POSITIF DALAM MENJA...
 
878 1631-1-sm (1)
878 1631-1-sm (1)878 1631-1-sm (1)
878 1631-1-sm (1)
 
Laporan STBP 2012/IBBS 2012
Laporan STBP 2012/IBBS 2012Laporan STBP 2012/IBBS 2012
Laporan STBP 2012/IBBS 2012
 
1052 2111-1-pb
1052 2111-1-pb1052 2111-1-pb
1052 2111-1-pb
 
PENDERITA HIV/AIDS DI KOTA SUKABUMI
PENDERITA HIV/AIDS DI KOTA SUKABUMIPENDERITA HIV/AIDS DI KOTA SUKABUMI
PENDERITA HIV/AIDS DI KOTA SUKABUMI
 
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENINGKATAN ANGKA PENDERITA HIV/AIDS
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENINGKATAN ANGKA PENDERITA HIV/AIDSFAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENINGKATAN ANGKA PENDERITA HIV/AIDS
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENINGKATAN ANGKA PENDERITA HIV/AIDS
 
6. memerangi hiv
6. memerangi hiv6. memerangi hiv
6. memerangi hiv
 
PENDERITA HIV/AIDS DI KOTA SUKABUMI
PENDERITA HIV/AIDS DI KOTA SUKABUMIPENDERITA HIV/AIDS DI KOTA SUKABUMI
PENDERITA HIV/AIDS DI KOTA SUKABUMI
 

Viewers also liked

Tarbiyah aktifis dakwah
Tarbiyah aktifis dakwahTarbiyah aktifis dakwah
Tarbiyah aktifis dakwah
vixelcreative
 
Biology 10.2
Biology 10.2Biology 10.2
Biology 10.2Tamara
 
Politika Budur
Politika BudurPolitika Budur
Politika Budur
Ufuk Eskici
 
Bezpieczne ferie
Bezpieczne ferieBezpieczne ferie
Bezpieczne ferie
SP 32
 

Viewers also liked (7)

Tarbiyah aktifis dakwah
Tarbiyah aktifis dakwahTarbiyah aktifis dakwah
Tarbiyah aktifis dakwah
 
Biology 10.2
Biology 10.2Biology 10.2
Biology 10.2
 
Ards
ArdsArds
Ards
 
Wudzyn 2010 slide
Wudzyn 2010 slideWudzyn 2010 slide
Wudzyn 2010 slide
 
Politika Budur
Politika BudurPolitika Budur
Politika Budur
 
E-Portfolio
E-PortfolioE-Portfolio
E-Portfolio
 
Bezpieczne ferie
Bezpieczne ferieBezpieczne ferie
Bezpieczne ferie
 

Similar to 200907281232220.outline analisis situasi hiv dan aids di indonesia

Epidemiologi HIV AIDS.pdf
Epidemiologi HIV AIDS.pdfEpidemiologi HIV AIDS.pdf
Epidemiologi HIV AIDS.pdf
LuluHatta1
 
Sik makalah
Sik makalahSik makalah
Sik makalah
dedeiskandar14
 
39915-ID-stigma-masyarakat-terhadap-orang-dengan-hivaids.pdf
39915-ID-stigma-masyarakat-terhadap-orang-dengan-hivaids.pdf39915-ID-stigma-masyarakat-terhadap-orang-dengan-hivaids.pdf
39915-ID-stigma-masyarakat-terhadap-orang-dengan-hivaids.pdf
NadraAbdullahPratama
 
paper dampak hiv aids remaja
paper dampak hiv aids remajapaper dampak hiv aids remaja
paper dampak hiv aids remaja
jimisi
 
Makalah ipa ( penyakit pada kelamin )
Makalah ipa ( penyakit pada kelamin )Makalah ipa ( penyakit pada kelamin )
Makalah ipa ( penyakit pada kelamin )
Thufailah Mujahidah
 
Buletin ptm
Buletin ptmBuletin ptm
Buletin ptm
aasu52
 
BAB 9 Epidemiologi Penyakit Menular HIV AIDS
BAB 9 Epidemiologi Penyakit Menular HIV AIDS BAB 9 Epidemiologi Penyakit Menular HIV AIDS
BAB 9 Epidemiologi Penyakit Menular HIV AIDS
NajMah Usman
 
2. makalah PMS
2. makalah PMS2. makalah PMS
2. makalah PMS
sendi24
 
tugas sik
tugas siktugas sik
tugas sik
vinynurravni
 
Sik now 2
Sik now 2Sik now 2
10 negara yang paling banyak terinfeksi hiv lutfi koto
10 negara yang paling banyak terinfeksi hiv   lutfi koto10 negara yang paling banyak terinfeksi hiv   lutfi koto
10 negara yang paling banyak terinfeksi hiv lutfi koto
Lutfi Koto
 
Penyajian data aplikasi dede
Penyajian data aplikasi dedePenyajian data aplikasi dede
Penyajian data aplikasi dede
dedeiskandar14
 
Penyajian data aplikasi ega
Penyajian data aplikasi egaPenyajian data aplikasi ega
Penyajian data aplikasi ega
egamulyana14
 
Penyajian data aplikasi
Penyajian data aplikasiPenyajian data aplikasi
Penyajian data aplikasi
DetriPutri
 
Penyajian Data Aplikasi
Penyajian Data AplikasiPenyajian Data Aplikasi
Penyajian Data Aplikasi
Mitaendahsetyawati
 
Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan
Penyajian Data Sistem Informasi KesehatanPenyajian Data Sistem Informasi Kesehatan
Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan
AnisyaMaharani4
 
Epidemiologi HIV / AIDS
Epidemiologi HIV / AIDSEpidemiologi HIV / AIDS
Epidemiologi HIV / AIDS
Shafa Nabilah Eka Puteri
 
PEDOMAN_TATALAKSANA_SIFILIS_PUSKESMAS___merah_ok-1.pdf
PEDOMAN_TATALAKSANA_SIFILIS_PUSKESMAS___merah_ok-1.pdfPEDOMAN_TATALAKSANA_SIFILIS_PUSKESMAS___merah_ok-1.pdf
PEDOMAN_TATALAKSANA_SIFILIS_PUSKESMAS___merah_ok-1.pdf
hengky212
 
Ilusi penanggulangan AIDS Ala Sistem Kapitalisme
Ilusi penanggulangan AIDS Ala Sistem KapitalismeIlusi penanggulangan AIDS Ala Sistem Kapitalisme
Ilusi penanggulangan AIDS Ala Sistem Kapitalisme
Mush'ab Abdurrahman
 

Similar to 200907281232220.outline analisis situasi hiv dan aids di indonesia (20)

Epidemiologi HIV AIDS.pdf
Epidemiologi HIV AIDS.pdfEpidemiologi HIV AIDS.pdf
Epidemiologi HIV AIDS.pdf
 
Sik makalah
Sik makalahSik makalah
Sik makalah
 
39915-ID-stigma-masyarakat-terhadap-orang-dengan-hivaids.pdf
39915-ID-stigma-masyarakat-terhadap-orang-dengan-hivaids.pdf39915-ID-stigma-masyarakat-terhadap-orang-dengan-hivaids.pdf
39915-ID-stigma-masyarakat-terhadap-orang-dengan-hivaids.pdf
 
Hiv menurut usia
Hiv menurut usiaHiv menurut usia
Hiv menurut usia
 
paper dampak hiv aids remaja
paper dampak hiv aids remajapaper dampak hiv aids remaja
paper dampak hiv aids remaja
 
Makalah ipa ( penyakit pada kelamin )
Makalah ipa ( penyakit pada kelamin )Makalah ipa ( penyakit pada kelamin )
Makalah ipa ( penyakit pada kelamin )
 
Buletin ptm
Buletin ptmBuletin ptm
Buletin ptm
 
BAB 9 Epidemiologi Penyakit Menular HIV AIDS
BAB 9 Epidemiologi Penyakit Menular HIV AIDS BAB 9 Epidemiologi Penyakit Menular HIV AIDS
BAB 9 Epidemiologi Penyakit Menular HIV AIDS
 
2. makalah PMS
2. makalah PMS2. makalah PMS
2. makalah PMS
 
tugas sik
tugas siktugas sik
tugas sik
 
Sik now 2
Sik now 2Sik now 2
Sik now 2
 
10 negara yang paling banyak terinfeksi hiv lutfi koto
10 negara yang paling banyak terinfeksi hiv   lutfi koto10 negara yang paling banyak terinfeksi hiv   lutfi koto
10 negara yang paling banyak terinfeksi hiv lutfi koto
 
Penyajian data aplikasi dede
Penyajian data aplikasi dedePenyajian data aplikasi dede
Penyajian data aplikasi dede
 
Penyajian data aplikasi ega
Penyajian data aplikasi egaPenyajian data aplikasi ega
Penyajian data aplikasi ega
 
Penyajian data aplikasi
Penyajian data aplikasiPenyajian data aplikasi
Penyajian data aplikasi
 
Penyajian Data Aplikasi
Penyajian Data AplikasiPenyajian Data Aplikasi
Penyajian Data Aplikasi
 
Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan
Penyajian Data Sistem Informasi KesehatanPenyajian Data Sistem Informasi Kesehatan
Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan
 
Epidemiologi HIV / AIDS
Epidemiologi HIV / AIDSEpidemiologi HIV / AIDS
Epidemiologi HIV / AIDS
 
PEDOMAN_TATALAKSANA_SIFILIS_PUSKESMAS___merah_ok-1.pdf
PEDOMAN_TATALAKSANA_SIFILIS_PUSKESMAS___merah_ok-1.pdfPEDOMAN_TATALAKSANA_SIFILIS_PUSKESMAS___merah_ok-1.pdf
PEDOMAN_TATALAKSANA_SIFILIS_PUSKESMAS___merah_ok-1.pdf
 
Ilusi penanggulangan AIDS Ala Sistem Kapitalisme
Ilusi penanggulangan AIDS Ala Sistem KapitalismeIlusi penanggulangan AIDS Ala Sistem Kapitalisme
Ilusi penanggulangan AIDS Ala Sistem Kapitalisme
 

More from Yabniel Lit Jingga

Mantri ireng manfaat besar ciplukan
Mantri ireng   manfaat besar ciplukanMantri ireng   manfaat besar ciplukan
Mantri ireng manfaat besar ciplukan
Yabniel Lit Jingga
 
Anatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologiAnatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologiYabniel Lit Jingga
 
Anatomi & fisiologi sistem imunologi
Anatomi & fisiologi sistem imunologiAnatomi & fisiologi sistem imunologi
Anatomi & fisiologi sistem imunologiYabniel Lit Jingga
 

More from Yabniel Lit Jingga (20)

Mantri ireng manfaat besar ciplukan
Mantri ireng   manfaat besar ciplukanMantri ireng   manfaat besar ciplukan
Mantri ireng manfaat besar ciplukan
 
Cover
CoverCover
Cover
 
Tumor tulang shb
Tumor tulang shbTumor tulang shb
Tumor tulang shb
 
Skoliosis shb
Skoliosis shbSkoliosis shb
Skoliosis shb
 
Rematoid arthritis shb
Rematoid arthritis shbRematoid arthritis shb
Rematoid arthritis shb
 
Perawatan luka
Perawatan lukaPerawatan luka
Perawatan luka
 
Osteoporosis shb
Osteoporosis shbOsteoporosis shb
Osteoporosis shb
 
Osteomalasia pada anak shb
Osteomalasia pada anak shbOsteomalasia pada anak shb
Osteomalasia pada anak shb
 
Osteomalacia dewasa shb
Osteomalacia dewasa shbOsteomalacia dewasa shb
Osteomalacia dewasa shb
 
Lordosis shb
Lordosis shbLordosis shb
Lordosis shb
 
Anatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologiAnatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologi
 
Anatomi & fisiologi sistem imunologi
Anatomi & fisiologi sistem imunologiAnatomi & fisiologi sistem imunologi
Anatomi & fisiologi sistem imunologi
 
Bahan perkuliahan ke 8
Bahan perkuliahan ke 8Bahan perkuliahan ke 8
Bahan perkuliahan ke 8
 
Bahan perkuliahan ke 6
Bahan perkuliahan ke 6Bahan perkuliahan ke 6
Bahan perkuliahan ke 6
 
Bahan perkuliahan ke 5
Bahan perkuliahan ke 5Bahan perkuliahan ke 5
Bahan perkuliahan ke 5
 
Bahan perkuliahan ke 4
Bahan perkuliahan ke 4Bahan perkuliahan ke 4
Bahan perkuliahan ke 4
 
Bahan perkuliahan ke 3
Bahan perkuliahan ke 3Bahan perkuliahan ke 3
Bahan perkuliahan ke 3
 
Bahan perkuliahan ke 2
Bahan perkuliahan ke 2Bahan perkuliahan ke 2
Bahan perkuliahan ke 2
 
Bahan perkuliahan ke 1
Bahan perkuliahan ke 1Bahan perkuliahan ke 1
Bahan perkuliahan ke 1
 
Soleh 2078
Soleh 2078Soleh 2078
Soleh 2078
 

200907281232220.outline analisis situasi hiv dan aids di indonesia

  • 1. 1 Situasi HIV & AIDS di Indonesia 2.1. Perkembangan Kasus AIDS Tahun 2000-2009 Masalah HIV dan AIDS adalah masalah kesehatan masyarakat yang memerlukan perhatian yang sangat serius. Ini terlihat dari apabila dilihat jumlah kasus AIDS yang dilaporkan setiap tahunnya sangat meningkat secara signifikan. Di Tanah Papua epidemi HIV sudah masuk ke dalam masyarakat (generalized epidemic) dengan prevalensi HIV di populasi dewasa sebesar 2,4%. Sedangkan di banyak tempat lainnya dalam kategori terkonsentrasi, dengan prevalensi HIV >5% pada populasi kunci. Namun, saat ini sudah diwaspadai telah terjadi penularan HIV yang meningkat melalui jalur parental (ibu kepada anaknya), terutama di beberapa ibu kota provinsi. Apabila dilihat berdasarkan jenis kelamin, kasus AIDS dilaporkan banyak ditemukan pada laki- laki yaitu 74,5%, sedangkan pada perempuan 25%. 2.2. Populasi rawan tertular HIV Penyebaran HIV saat ini masih terkonsentrasi pada populasi kunci dimana penularan terjadi melalui perilaku yang berisiko seperti penggunaan jarum suntik yang tidak steril pada kelompok penasun dan perilaku seks yang tidak aman baik pada hubungan heteroseksual Sumber: Laporan Triwulan Depkes sampai dengan Maret 2009 Tren Kasus AIDS di 33 Provinsi. Tahun 2000-2009 1,195 2,638 2,873 2,947 4,969 854 5,321 8,194 11,141 16,110 16,964 0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000 16000 18000 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Kasus Baru AIDS Kumulatif
  • 2. 2 maupun homoseksual. Namun, jika tidak ditangani dengan cepat maka tidak mustahil penularan HIV akan menyebar secara luas kepada masyarakat seperti yang telah terjadi di Tanah Papua. Jika dilihat cara penularannya, proporsi penularan HIV melalui hubungan seksual (baik heteroseksual maupun homoseksual) sangat mendominasi yaitu mencapai 60%. Sedangkan melalui jarum suntik sebesar 30%, dan ada sebagian kecil lainnya tertular melalui melalui ibu dan anak (kehamilan), transfusi darah dan melalui pajanan saat bekerja. Kecenderungan penularan infeksi HIV di seluruh provinsi prioritas hampir sama, kecuali di Tanah Papua dimana mayoritas di akibatkan karena hubungan seksual beresiko tanpa kondom yang dilakukan kepada pasangan tetap maupun tidak tetap. Penularan HIV saat ini sudah terjadi lebih awal, dimana kelompok usia produktif (15-29 tahun) banyak dilaporkan telah terinfeksi dan menderita AIDS. Berdasarkan laporan Depkes, lebih dari 50% kasus AIDS dilaporkan pada usia 15-29 tahun. Tabel. Persentase kumulatif Kasus AIDS di Indonesia berdasarkan kelompok umur s.d Maret 2009 Gambar . Tren persentase kasus AIDS berdasarkan jalur penularan Sumber: Laporan Triwulan Depkes   Sumber: Laporan Triwulan Depkes 
  • 3. 3 Estimasi Orang dengan HIV dan AIDS Penyebaran HIV masih terkonsentrasi pada populasi kunci yaitu pekerja seks, pelangggan pekerja seks, laki-laki yang melakukan hubungan seks dengan laki- laki (LSL), waria, dan pengguna jarum suntik. Untuk Tanah Papua dan kota-kota besar, perlu diwaspadai telah terjadi penularan HIV dari Ibu ke bayi. Kasus HIV dan AIDS merupakan fenomena gunung es, dimana jumlah orang yang dilaporkan jauh lebih sedikit dibandingkan dengan yang sebenarnya. Berdasarkan estimasi Depkes dan KPAN, pada tahun 2006, jumlah orang dengan HIV dan AIDS di Indonesia terdapat sebanyak 193,030 orang. Hingga Maret 2009, sekitar 11,794 ODHA telah mendapatkan pengobatan ARV dan 4,731 diantaranya telah memperoleh dukungan dan perawatan baik yang dilakukan oleh kelompok dampingan maupun organisasi berbasis masyarakat lainnya. 2.3. Gambaran perilaku berisiko pada populasi rawan tertular HIV Faktor risiko penularan HIV pada kelompok penasun adalah perilaku tukar menukar jarum dan alat suntik pada saat menyuntik. Survei perilaku yang dilakukan oleh Depkes di 8 kota menunjukkan, kecenderungan perilaku menyuntik dengan berbagi alat suntik masih tinggi. Hal ini mengakibatkan penularan HIV tetap tinggi di kalangan penasun. Pada tahun 2005, prevalensi HIV pada kelompok penasun adalah sebesar 14%, kemudian meningkat pada tahun 2007 menjadi 54% (BSS-Depkes, 2007). 0 20 40 60 80 100 2002 2005 2007 Berbagi jarum suntik Prevalensi HIV Tren persentase berbagi jarum dan alat suntik serta prevalensi HIV dikalangan penasun . Laporan SSP & STBP, Depkes 2002-2007 Estimasi jumlah orang dengan HIV dan AIDS berdasarkan kelompok risiko Sumber: Depkes – KPAN. Tahun 2006 Prisoners 3% MSM 6% Transgender 2% Partner of Client 3% Client FSW 18% FSW 5% Partner IDUs 8% IDUs 55%
  • 4. 4 Gambaran perilaku beresiko tertular HIV pada kelompok WPS dan Pelanggan Estimasi WPS di Indonesia pada tahun 2006 diperkirakan mencapai 0,30% dari populasi perempuan dewasa (15-49 tahun). Kelompok WPS sangat rentan tertular HIV akibat hubungan seks dan perilaku seks yang tidak aman, baik dilakukan dengan pelanggan maupun pasangan. Berdasarkan data hasil survei Depkes 2007 pada kelompok WPS di 8 kota, penggunaan kondom yang bersifat konsisten dalam hubungan seks dengan pelanggan masih sangat rendah (rata-rata 34,8%). Hal ini mengakibatkan tingginya infeksi menular seksual dan HIV pada kelompok WPS. Prevalensi HIV dikalangan WPS di 8 Kota tersebut mencapai 6,1% sampai dengan 15,9%. Pada WPS langsung, prevalensi HIV diperkirakan mencapai 10%, sedangkan pada WPS tidak langsung mencapai 5%. Tingginya prevalensi HIV pada kalangan WPS, mengakibatkan penularan HIV pada pelanggan semakin meningkat. Berdasarkan hasil Survei 2007 di 8 kota terhadap laki-laki risiko tinggi (yang melakukan hubungan seks dengan pekerja seks) prevalensi HIV telah mencapai mencapai 0,75%. Gambaran perilaku beresiko tertular HIV pada kelompok LSL dan Waria Laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki serta kelompok waria sangat rentan tertular IMS dan HIV akibat perilaku hubungan seksual yang tidak aman, baik yang dilakukan secara genital, anal maupun oral. Perilaku anal seks pada kelompok LSL, sebagian besar dilakukan tanpa menggunakan kondom, dan hanya 11,1% sampai dengan 32,3% saja yang melakukan dengan menggunakan kondom. Pada kelompok waria, yang menjadi pekerja seks rata-rata penggunaan kondom juga masih sangat rendah yaitu 12,8%-48%. Rendahnya penggunaan kondom konsisten pada setiap perilaku hubugnan seksual di kalangan LSL, menyebabkan tingginya penularan IMS pada kelompok tersebut, misalnya Gonore pada rektal yaitu 14,9%-22,3%; dan Sifilis (3,2%-22,3%). Pada kelompok waria, prevalensi gonore ditemukan lebih tinggi yaitu 19,8%-37,4% sedangkan sifilis 25,%-28,8%. Tingginya prevalensi IMS menyebabkan penularan HIV semakin meningkat pada kedua kelompok tersebut. Berdasarkan hasil STBP 2007, prevalensi HIV pada kelompok LSL adalah sebesar 7%, sedangkan pada waria sebesar 29%. Tabel. Prevalensi HIV pada Populasi Kunci di 8 Kota menurut hasil Surveilans Terpadu Biologis dan Perilaku HIV/IMS Tahun 2007 Sumber: Depkes, 2007
  • 5. 5 2. Tren HIV dan AIDS dimasa yang akan datang. Dengan memperhitungkan faktor-faktor pemicu dalam penularan HIV, maka dapat dilakukan proyeksi perkembangan HIV pada masa yang akan datang. Berikut ini adalah proyeksi situasi HIV yang dihasilkan melalui Asian Epidemic Modeling (AEM). a. Proyeksi HIV ke depan Situasi HIV di 31 Provinsi (Non Tanah Papua) Situasi HIV di 2 Provinsi (Tanah Papua) Transmission route projection 31 provinces (Non Tanah papua) Transmission route projection 2 provinces (Tanah Papua)
  • 6. 6 b. Skenario penanggulangan HIV dan AIDS Epidemi HIV dan AIDS di Indonesia dapat dikendalikan melalui upaya yang komprehensif, yaitu dengan menjangkau 80% populasi kunci melalui program yang efektif, sehingga terjadi perubahan pada populasi kunci untuk berperilaku aman. Untuk mengoptimalkan upaya tersebut, dibutuhkan dukungan sumberdaya yang memadai. Untuk itu, Indonesia secara terus menerus melakukan upaya untuk mobilisasi sumberdaya baik di tingkat lokal maupun internasional untuk menjamin kesinambungan terlaksananya program komprehensif dan pencapaian target yang ditetapkan. Comprehensive prevention program scenarios: Impact on total HIV infection Situation in 31 provinces (Non Tanah papua) Situation in 2 provinces (Tanah papua) Comprehensive prevention program scenarios: Impact on HIV infection among children Situation in 31 provinces (Non Tanah papua) Situation in 2 provinces (Tanah papua)