Kajian ini bertujuan untuk melihat pelaksanaan ibadat solat di kalangan pelajar UiTM Kelantan dan perbezaan yang wujud berdasarkan faktor jantina, asas ilmu solat, program pengajian dan pencapaian pelajar. Ia juga mengkaji hubungan antara kesedaran pelajar terhadap hikmat solat dengan pelaksanaan solat seharian mereka. Kajian ini menggunakan soal selidik untuk 381 responden dan analisis data SPSS.
Pengaruh pendidikan islam terhadap tingkah laku remajaFataha Fatih
Makalah ini membahas tentang kenakalan remaja dan upaya pencegahannya. Faktor-faktor yang mendorong kenakalan remaja antara lain kurangnya peran orang tua, hubungan guru dan murid yang kurang harmonis, serta pengaruh lingkungan yang kurang mendukung. Untuk mencegahnya diperlukan pendidikan agama yang lebih giat serta peranan aktif remaja sebagai generasi penerus bangsa.
Amalan solat fardhu di kalangan pelajar pismp semester 3Nazmi Lestari
Dokumen ini membahasikan kajian tentang amalan solat fardhu di kalangan pelajar PISMP Semester 3 di IPG Kampus Ilmu Khas. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui tahap kefahaman dan pengamalan solat serta faktor-faktor yang mempengaruhi pelajar untuk melaksanakan solat. Soal selidik digunakan untuk mengumpul data dari 30 responden."
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Kajian ini bertujuan untuk mengenalpasti tahap persepsi pelajar terhadap penglibatan aktiviti kokurikulum di Kolej Komuniti Bayan Baru dari aspek minat, bakat, pengaruh persekitaran dan prestasi akademik. Kajian ini menggunakan borang soal selidik untuk 65 responden pelajar. Hasilnya menunjukkan bahawa aspek persekitaran mempunyai pengaruh yang tinggi terhad
Pengaruh pendidikan islam terhadap tingkah laku remajaFataha Fatih
Makalah ini membahas tentang kenakalan remaja dan upaya pencegahannya. Faktor-faktor yang mendorong kenakalan remaja antara lain kurangnya peran orang tua, hubungan guru dan murid yang kurang harmonis, serta pengaruh lingkungan yang kurang mendukung. Untuk mencegahnya diperlukan pendidikan agama yang lebih giat serta peranan aktif remaja sebagai generasi penerus bangsa.
Amalan solat fardhu di kalangan pelajar pismp semester 3Nazmi Lestari
Dokumen ini membahasikan kajian tentang amalan solat fardhu di kalangan pelajar PISMP Semester 3 di IPG Kampus Ilmu Khas. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui tahap kefahaman dan pengamalan solat serta faktor-faktor yang mempengaruhi pelajar untuk melaksanakan solat. Soal selidik digunakan untuk mengumpul data dari 30 responden."
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Kajian ini bertujuan untuk mengenalpasti tahap persepsi pelajar terhadap penglibatan aktiviti kokurikulum di Kolej Komuniti Bayan Baru dari aspek minat, bakat, pengaruh persekitaran dan prestasi akademik. Kajian ini menggunakan borang soal selidik untuk 65 responden pelajar. Hasilnya menunjukkan bahawa aspek persekitaran mempunyai pengaruh yang tinggi terhad
Program KAPEIBWA bertujuan untuk meningkatkan IMTAQ siswa kelas V SDN 01 Josenan melalui pemantauan ibadah shalat lima waktu dan membaca Al-Qur'an. KAPEIBWA akan mendorong siswa untuk mengerjakan ibadah dengan tertib dan rajin serta menumbuhkan kesadaran akan pentingnya kegiatan keagamaan.
Dokumen tersebut merangkum rencana pelaksanaan orientasi organisasi kemahasiswaan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indragiri tahun 2014, yang bertujuan untuk memperkenalkan peran mahasiswa sebagai kekuatan moral, agen perubahan, dan kontrol sosial serta memberikan pembekalan manajemen organisasi dan administrasi kesekretariatan kepada mahasiswa baru. Kegiatan ini akan diselenggarakan pada tanggal 13 September 2014 di
MANAJEMEN HUBUNGAN PESANTREN DENGAN MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARAAN PENDIDIKANFerry Lovita
Manajemen hubungan pesantren dengan masyarakat adalah proses komunikasi untuk meningkatkan pemahaman tentang pendidikan pesantren dan mendorong kerja sama. Hubungan ini terjalin dengan orang tua santri, masyarakat umum, dan dunia usaha dengan prinsip kejujuran dan kesederhanaan. Tekniknya meliputi laporan kepada orang tua, kunjungan ke pesantren, dan pertemuan alumni.
Laporan tesis bab 1 s.d. 5 & daftar pustaka perbaikanBang Mohtar
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya pendidikan agama Islam dalam membentuk karakter remaja. Namun, terdapat kesenjangan antara harapan dan kenyataannya di sekolah, di mana kompetensi guru dan kinerjanya belum optimal sehingga hasil belajar siswa juga belum maksimal. Oleh karena itu, penelitian ini akan mengkaji pengaruh kompetensi profesional dan kinerja guru terhadap hasil belajar siswa pada
Dokumen tersebut membahas tentang organisasi IPNU dan IPPNU, termasuk tujuan, struktur organisasi, usia anggota dan pengurus, kondisi internal organisasi saat ini, serta rekomendasi untuk pengembangan organisasi di masa depan."
Roadmap ini merupakan pedoman pengembangan kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Islam UIN Raden Intan Lampung untuk periode 2021-2026. Dokumen ini menjelaskan latar belakang, tujuan, landasan kebijakan, visi dan misi program studi, serta analisis SWOT untuk menentukan arahan pengembangan penelitian dan pengabdian yang unggul dan kompetitif.
Skripsi ini membahas tentang implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dalam meningkatkan mutu pendidikan di Madrasah Aliyah Muhamadiyah I Malang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan KTSP dalam meningkatkan mutu pendidikan serta faktor pendukung dan penghambatnya. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasilnya men
Paradigma pendidikan pondok pesantren Miftahul Huda perlu ditingkatkan dengan mengadopsi kurikulum merdeka dan pendidikan berbasis fitrah untuk menghadapi tantangan Revolusi Industri 4.0. Observasi menunjukkan perlu pembinaan lebih lanjut untuk menguatkan iman, berpikir kritis, dan spiritualitas santri, serta pengelola perlu mengubah paradigma pendidikan Islam menjadi lebih terbuka dan praktis.
Kumpulan penelitian sosial dengan tema penculikan anak, konflik sosial, tawuran pelajar, bantuan langsung tunai, gantung diri, etilang, pelanggaran lalu lintas, penelitian sosial, sosiologi, sma n 1 pamotan
Resensi Artikel Jurnal Pendidikan Agama islamSafitri
Jurnal ini membahas pengaruh pendidikan agama Islam terhadap keaktifan shalat siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 3 Surabaya. Pelaksanaan pembelajaran agama Islam dan keaktifan shalat siswa mendapatkan skor rata-rata sedang. Jurnal ini menunjukkan ada pengaruh sedang antara pendidikan agama Islam dengan keaktifan shalat siswa.
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
More Related Content
Similar to 2009 pelaksanaan ibadat_solat_di_kalangan
Program KAPEIBWA bertujuan untuk meningkatkan IMTAQ siswa kelas V SDN 01 Josenan melalui pemantauan ibadah shalat lima waktu dan membaca Al-Qur'an. KAPEIBWA akan mendorong siswa untuk mengerjakan ibadah dengan tertib dan rajin serta menumbuhkan kesadaran akan pentingnya kegiatan keagamaan.
Dokumen tersebut merangkum rencana pelaksanaan orientasi organisasi kemahasiswaan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indragiri tahun 2014, yang bertujuan untuk memperkenalkan peran mahasiswa sebagai kekuatan moral, agen perubahan, dan kontrol sosial serta memberikan pembekalan manajemen organisasi dan administrasi kesekretariatan kepada mahasiswa baru. Kegiatan ini akan diselenggarakan pada tanggal 13 September 2014 di
MANAJEMEN HUBUNGAN PESANTREN DENGAN MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARAAN PENDIDIKANFerry Lovita
Manajemen hubungan pesantren dengan masyarakat adalah proses komunikasi untuk meningkatkan pemahaman tentang pendidikan pesantren dan mendorong kerja sama. Hubungan ini terjalin dengan orang tua santri, masyarakat umum, dan dunia usaha dengan prinsip kejujuran dan kesederhanaan. Tekniknya meliputi laporan kepada orang tua, kunjungan ke pesantren, dan pertemuan alumni.
Laporan tesis bab 1 s.d. 5 & daftar pustaka perbaikanBang Mohtar
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya pendidikan agama Islam dalam membentuk karakter remaja. Namun, terdapat kesenjangan antara harapan dan kenyataannya di sekolah, di mana kompetensi guru dan kinerjanya belum optimal sehingga hasil belajar siswa juga belum maksimal. Oleh karena itu, penelitian ini akan mengkaji pengaruh kompetensi profesional dan kinerja guru terhadap hasil belajar siswa pada
Dokumen tersebut membahas tentang organisasi IPNU dan IPPNU, termasuk tujuan, struktur organisasi, usia anggota dan pengurus, kondisi internal organisasi saat ini, serta rekomendasi untuk pengembangan organisasi di masa depan."
Roadmap ini merupakan pedoman pengembangan kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Islam UIN Raden Intan Lampung untuk periode 2021-2026. Dokumen ini menjelaskan latar belakang, tujuan, landasan kebijakan, visi dan misi program studi, serta analisis SWOT untuk menentukan arahan pengembangan penelitian dan pengabdian yang unggul dan kompetitif.
Skripsi ini membahas tentang implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dalam meningkatkan mutu pendidikan di Madrasah Aliyah Muhamadiyah I Malang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan KTSP dalam meningkatkan mutu pendidikan serta faktor pendukung dan penghambatnya. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasilnya men
Paradigma pendidikan pondok pesantren Miftahul Huda perlu ditingkatkan dengan mengadopsi kurikulum merdeka dan pendidikan berbasis fitrah untuk menghadapi tantangan Revolusi Industri 4.0. Observasi menunjukkan perlu pembinaan lebih lanjut untuk menguatkan iman, berpikir kritis, dan spiritualitas santri, serta pengelola perlu mengubah paradigma pendidikan Islam menjadi lebih terbuka dan praktis.
Kumpulan penelitian sosial dengan tema penculikan anak, konflik sosial, tawuran pelajar, bantuan langsung tunai, gantung diri, etilang, pelanggaran lalu lintas, penelitian sosial, sosiologi, sma n 1 pamotan
Resensi Artikel Jurnal Pendidikan Agama islamSafitri
Jurnal ini membahas pengaruh pendidikan agama Islam terhadap keaktifan shalat siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 3 Surabaya. Pelaksanaan pembelajaran agama Islam dan keaktifan shalat siswa mendapatkan skor rata-rata sedang. Jurnal ini menunjukkan ada pengaruh sedang antara pendidikan agama Islam dengan keaktifan shalat siswa.
Similar to 2009 pelaksanaan ibadat_solat_di_kalangan (20)
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
Paper ini bertujuan untuk menganalisis pencemaran udara akibat pabrik aspal. Analisis ini akan fokus pada emisi udara yang dihasilkan oleh pabrik aspal, dampak kesehatan dan lingkungan dari emisi tersebut, dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Universitas Negeri Jakarta banyak melahirkan tokoh pendidikan yang memiliki pengaruh didunia pendidikan. Beberapa diantaranya ada didalam file presentasi
1. C S S R 0 8’ 0 9 14 - 15 March 2009
C O N F E R E N C E ON S C I E N T I F I C & S O C I A L R E S E A R C H
1
PELAKSANAAN IBADAT SOLAT DI KALANGAN PELAJAR UITM KELANTAN.
KAJIAN TERHADAP BEBERAPA FAKTOR TERPILIH.
Muhammad Saiful Anuar Yusoff1
Aziz bin Mohd Zain2
Zawiah binti Seman3
1
Pensyarah Kanan,
Akademi Pengajian Bahasa,
Universiti Teknologi MARA Kelantan, Kampus Machang,
Bukit Ilmu, 18500 Machang
Kelantan Darul Naim
2
Pensyarah,
Pusat Pemikiran dan Kefahaman Islam (CITU),
Universiti Teknologi MARA Kelantan, Kampus Machang,
Bukit Ilmu, 18500 Machang
Kelantan Darul Naim
3
Guru Penolong,
SMKA Wataniah, 18500 Machang
Kelantan Darul Naim
Email: saiful673@kelantan.uitm.edu.my
ABSTRAK : Kajian ini dijalankan untuk melihat hubungan kesedaran pelajar
terhadap hikmat solat terhadap pelaksanaan ibadat solat di kalangan pelajar UiTM
Kelantan. Perbezaan yang wujud dalam pelaksanaan ibadat solat berdasarkan faktor
jantina, asas ilmu solat, program pengajian dan pencapaian pelajar (CGPA) akan
dilihat. Kesedaran pelajar terhadap hikmat melaksanakan ibadat solat serta kesannya
terhadap amalan solat pelajar seharian akan dikaji. Kajian dilakukan terhadap
pelajar semester Julai-Oktober 2005 dengan jumlah responden seramai 381 orang.
Data-data dikumpul menggunakan borang soal selidik yang diedarkan kepada pelajar.
Seterusnya data tersebut dianalisis menggunakan perisian Statistical Package for
Social Science (SPSS) 16.0 for Windows. Dengan menggunakan perisian SPSS ini,
analisis deskriptif seperti gambaran maklumat demografi dan pelaksanaan ibadat solat
oleh pelajar diambil dan dianalisis dalam bentuk data dan peratusan.. Ujian Chi
Square untuk perbezaan dilakukan untuk melihat hubungan antara pelaksanaan ibadat
solat pelajar berdasarkan faktor jantina, asas ilmu solat, program pengajian dan
CGPA. Ujian ANOVA sehala dilakukan untuk melihat perbezaan yang wujud di antara
pembolehubah tidak bersandar iaitu pelajar mengikut program pengajian dan
kesedaran tentang hikmat solat dengan pembolehubah bersandar iaitu pelaksanaan
ibadat solat seharian pelajar. Hasil daripada analisis Chi Square menunjukkan
terdapat perbezaan yang signifikan dalam pelaksanaan ibadat solat berdasarkan
jantina, asas ilmu solat dan program pengajian. Hasil ujian ANOVA mengesahkan
terdapat perbezaan yang signifikan pada bentuk pelaksanaan ibadat solat di antara
pelajar yang mempunyai kesedaran tentang hikmat solat yang tinggi dan rendah.
Implikasi kajian ini kepada universiti, pensyarah dan pelajar khasnya berkaitan
kepentingan kesedaran tentang solat dan pelaksanaannya turut dibincangkan.
Katakunci: Kesedaran, Hikmat Solat, Pelaksanaan Solat, Pelajar UiTM Kelantan.
2. C S S R 0 8’ 0 9 14 - 15 March 2009
C O N F E R E N C E ON S C I E N T I F I C & S O C I A L R E S E A R C H
2
1.0 PENGENALAN
Aspek ibadat merupakan salah satu daripada ukuran yang utama dalam menilai
keberkesanan pendidikan dan kejayaan sesuatu institusi dalam melahirkan mawasiswa dan
mahasiswi yang berjaya dari semua aspek. Ibadat solat merupakan perkara asas dan pokok dalam
segala jenis ibadat. Ukuran seseorang yang kuat pegangan dan kefahaman agamanya
kebiasaannya dapat dinilai secara umum melalui kefahamannya tentang kepentingan solat dan
amalan solat sehariannya.
Hal ini telah dijelaskan oleh Rasulullah s.a.w. yang bermaksud:
“Solat itu tiang agama, sesiapa yang mendirikan solat
sesungguhnya dia telah mendidikan agama, dan sesiapa yang
meninggalkannya maka sesungguhnya dia telah meruntuhkan
agama.”
Abdul Halim Mahmud (1981) menyatakan sembahyang dalam kaca mata Islam ialah
tiang agama, sesiapa yang mendirikannya sama seperti mendirikan agama, dan sesiapa yang
meninggalkannya sama seperti merobohkan agama. Perumpamaan sembahyang dalam hidup
seseorang muslim laksana sungai yang airnya melimpah ruah mengalir hingga ke pintu rumah dan
seseorang boleh mandi menggunakan air tersebut lima kali sehari. Menurut Mustafa Masyhur
(1987), kedudukan sembahyang di dalam agama Islam adalah seumpama kepada tubuh manusia.
Ia adalah tiang pengukuh, rukun dan syiar atau lambang kepada agama Islam. Ia juga adalah
pembeza di antara orang beriman dengan orang yang tidak beriman, sebagai Penjaga dan
Pemelihara Iman, sebagai tali hubungan di antara hamba dengan Penciptanya, sebagai penyejuk
mata dan penenang jiwa. Sembahyang merupakan sebaik-baik cara atau teknik bagi mendidik
jiwa dan menyegarkan roh insan serta membentuk akhlak.
Mustafa Abdul Rahman (1989) menyatakan bahawa ibadat solat dapat mendidik fikiran,
hati dan jiwa manusia ke arah kesucian dan kemuliaan. Ia juga berupaya membimbing akhlak dan
gerak geri hidup ke jalan sejahtera dan terpelihara daripada segala anasir yang menyebabkan
kerosakan serta terhindar daripada melakukan sebarang tindakan dan perbuatan di luar batas-batas
kesopanan. Solat adalah salah satu alat pendidikan yang amat penting dalam pengajaran Islam
untuk aspek pembersihan dan penyucian jiwa manusia kerana kesucian hati adalah sumber segala
kebaikan dan kehalusan budi.
Solat yang sempurna dapat menjadi penangkis yang paling berkesan menghindarkan
seseorang daripada terjerumus ke lembah maksiat dan mungkar. Solat yang didirikan dengan
3. C S S R 0 8’ 0 9 14 - 15 March 2009
C O N F E R E N C E ON S C I E N T I F I C & S O C I A L R E S E A R C H
3
penuh keimanan dan ketaqwaan akan merubah personaliti seseorang menjadi insan yang tunduk
kepada perintah Allah dan takut melakukan sebarang penyelewengan dalam kehidupan di dunia
ini. Solat yang seumpama ini mampu menjadi ubat yang paling mujarab menyembuhkan berbagai
penyakit sosial yang melanda umat pada hari ini.
Firman Allah S.W.T yang bermaksud:
“Dirikanlah solat, sesungguhnya solat itu mencegah kamu
daripada keburukan dan kemungkaran.”
( Al ‘Ankabut : 45 )
2.0 PERNYATAAN MASALAH
Berdasarkan tinjauan awal, di dapati masih ada pelajar UiTM Kelantan yang tidak melaksanakan
ibadah solat fardhu secara lengkap lima waktu. Ini didasarkan kepada tinjauan secara temubual
terhadap beberapa orang pelajar secara rawak untuk mengetahui pelaksanaan solat dan asas
pendidikan solat yang dimiliki oleh mereka secara umum. Keadaan ini juga disokong oleh
aktiviti solat pelajar terutamanya pelajar lelaki di masjid dan surau dalam kampus UiTM Kelantan
yang ternyata amat kurang berbanding dengan jumlah pelajar yang belajar di sini. Solat berjemaah
di kalangan pelajar lelaki amat kurang walaupun HEP UITMK telah melaksanakan tindakan
memindahkan kedudukan asrama pelajar lelaki ke bangunan yang paling dekat dengan masjid
universiti. Apabila sesuatu program dijalankan, hanya beberapa orang sahaja yang terlibat.
Pelajar juga dilihat mempunyai pelbagai latar pendikan berkaitan agama. Kebiasaannya, pelajar
yang dilihat terlibat dengan aktiviti keagamaan di kampus mempunyai latar pendidikan agama
yang baik. Ini berdasarkan pendedahan agama yang diperolehi daripada keluarga dan juga
pendidikan di sekolah-sekolah agama. Menyedari hakikat ini, adalah wajar satu kajian dijalankan
untuk melihat pelaksanaan ibadat solat mahasiswa dan mahasiswi, perbezaan yang wujud dalam
pelaksanaan ibadat solat berdasarkan beberapa faktor dan penilaian pelajar terhadap amalan solat
mereka seharian. Kajian juga ingin melihat kaitan kesedaran pelajar terhadap kepentingan dan
hikmat solat terhadap pelaksanaan ibadat solat mereka seharian.
3.0 OBJEKTIF KAJIAN
Kajian ini dibuat adalah bertujuan untuk melihat dan menilai aspek-aspek berikut:
1.0 Pelaksanaan ibadat solat dan jenis-jenisnya di kalangan pelajar UiTM Kelantan.
2.0 Perbezaan yang wujud dalam pelaksanaan ibadat solat berdasarkan faktor jantina, asas
ilmu solat, program pengajian dan pencapaian pelajar.
4. C S S R 0 8’ 0 9 14 - 15 March 2009
C O N F E R E N C E ON S C I E N T I F I C & S O C I A L R E S E A R C H
4
3.0 Hubungan kesedaran tentang hikmat pelaksanaan solat dengan pelaksanaan ibadat solat
seharian.
Secara amnya, kajian ini dilakukan untuk meninjau persoalan-persoalan berikut:
1.0 Apakah bentuk pelaksanaan ibadat solat wajib, solat berjemaah, asas ilmu solat dan sebab
meninggalkan ibadat solat di kalangan pelajar UiTM Kelantan?
2.0 Adakah terdapat perbezaan pelaksanaan ibadat solat pelajar berdasarkan faktor demografi
pelajar?
a. Adakah terdapat perbezaan pelaksanaan ibadat solat pelajar berdasarkan faktor
jantina?
b. Adakah terdapat perbezaan pelaksanaan ibadat solat pelajar berdasarkan faktor
mendalami asas ilmu solat?
c. Adakah terdapat perbezaan pelaksanaan ibadat solat pelajar berdasarkan faktor
program pengajian?
d. Adakah terdapat perbezaan pelaksanaan ibadat solat pelajar berdasarkan faktor
pencapaian pelajar dalam peperiksaan (CGPA)?
3.0 Adakah terdapat perbezaan bentuk pelaksanaan ibadat solat di kalangan pelajar UiTM
Kelantan berdasarkan kepada program pengajian dan tahap kesedaran pelajar terhadap
hikmat solat?
4.0 HIPOTESIS KAJIAN
Hipotesis untuk pelaksanaan ibadat solat berdasarkan faktor demografi:
Ho1: Tidak terdapat perbezaan yang signifikan pada pelaksanaan ibadat solat pelajar
berdasarkan faktor jantina.
Ho2: Tidak terdapat perbezaan yang signifikan pada pelaksanaan ibadat solat pelajar
berdasarkan faktor mendalami asas ilmu solat.
Ho3: Tidak terdapat perbezaan yang signifikan pada pelaksanaan ibadat solat pelajar
berdasarkan faktor program pengajian.
Ho4: Tidak terdapat perbezaan yang signifikan pada pelaksanaan ibadat solat pelajar
berdasarkan faktor pencapaian pelajar (CGPA).
Hipotesis bentuk pelaksanaan ibadat solat pelajar lima fakulti pengajian di UiTM:
Ho5: Tidak terdapat perbezaan yang signifikan pada bentuk pelaksanaan ibadat solat
pelajar berdasarkan faktor program pengajian.
5. C S S R 0 8’ 0 9 14 - 15 March 2009
C O N F E R E N C E ON S C I E N T I F I C & S O C I A L R E S E A R C H
5
Ho6: Tidak terdapat perbezaan yang signifikan pada bentuk pelaksanaan ibadat solat
pelajar berdasarkan pelajar yang mempunyai kesedaran tinggi tentang hikmat solat
(KHT) dengan pelajar yang mempunyai kesedaran hikmat solat yang rendah (KHR).
Ho7: Tidak terdapat interaksi yang signifikan di antara program pengajian dengan aras
kesedaran pelajar terhadap pelaksanaan ibadat solat pelajar.
5.0 KAJIAN LAMPAU
Di peringkat sekolah, satu kajian yang menyeluruh yang melibatkan 16,616 murid daripada 42
buah sekolah rendah telah dibuat oleh Unit Pendidikan Islam, Pejabat Pendidikan Daerah
Manjung pada bulan Februari 2004 lalu ke atas murid-murid tahap satu dan tahap dua sekolah
rendah. Kaji selidik ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana murid-murid ini mempraktikkan
solat 5 waktu seperti yang mereka telah pelajari di sekolah. Dapatan daripada kaji selidik tersebut
adalah seperti berikut :
1. Murid tahap satu ( 7 tahun hingga 9 tahun ) yang menunaikan solat 5 waktu ialah 9.3 %
atau 785 orang murid daripada jumlah 8,419 orang murid.
2. Murid tahap dua ( 10 tahun hingga 12 tahun ) yang menunaikan solat 5 waktu ialah 19.8
% atau 1,619 orang murid daripada jumlah 8,197 orang murid.
3. Peratus murid tahap satu dan tahap dua yang menunaikan solat 5 waktu ialah 14.5 %.
atau 2,404 orang murid daripada jumlah 16,616 orang murid.
4. Sebanyak 77.2 % atau 12,827 orang murid tidak melakukan solat yang sempurna.
5. Terdapat juga 8.3 % atau 1,385 murid langsung tidak menunaikan solat walaupun satu
waktu.
Bagi peringkat pendidikan tinggi dan universiti, terdapat satu kajian yang telah dijalankan
berkaitan pelaksanaan ibadah solat fardhu di kalangan guru pelatih Islam Maktab Perguruan Batu
Lintang oleh Hjh. Napisah Hj. Humni at al. (2004). Kajian beliau bertujuan meninjau tahap
pelaksanaan ibadah solat fardhu di kalangan guru pelatih Islam. Dapatan yang beliau peroleh
menunjukkan bahawa lebih daripada separuh (65%) mengatakan pendidikan agama dan pengaruh
rakan mempengaruhi pelaksanaaan ibadah solat fardhu. Dapatan kajian juga menunjukkan faktor
beban kuliah dan pengaruh rakan sebagai faktor yang tidak menggalakkan pelaksanaan ibadah
solat. Ini menggambarkan bahawa faktor pengaruh rakan amat dominan dalam mempengaruhi
pelaksanaan ibadah solat di kalangan pelatih maktab ini.
Namun demikian, belum ada kajian yang menyelidiki secara mendalam peranan ilmu
pengetahuan berkaitan solat pada diri pelajar yang dijangka dapat mempengaruhi perlakuan
mereka semasa melaksanakan ibadat solat. Oleh yang demikian, kajian ini diharapkan dapat
6. C S S R 0 8’ 0 9 14 - 15 March 2009
C O N F E R E N C E ON S C I E N T I F I C & S O C I A L R E S E A R C H
6
menyingkap persoalan ini dan seterusnya mencadangkan penyelesaian bagi masalah yang
berkaitan dengan ibadat solat di kalangan pelajar.
6.0 METODOLOGI KAJIAN
Kajian yang dilakukan ini adalah berbentuk tinjauan deskriptif dan inferensi. Data-data primer
diperoleh secara langsung daripada pelajar UiTM Kelantan dengan mengedarkan borang soal-
selidik secara rawak kepada pelbagai fakulti pengajian di sini. Data sekunder pula diperolehi
melalui proses pengumpulan maklumat yang berkaitan dengan kajian yang dijalankan melalui
penyelidikan di perpustakaan melalui buku-buku, prosiding, tesis, jurnal, khutbah Jumaat, rujukan
akhbar dan sebagainya.
Populasi kajian adalah seramai lebih kurang 3500 pelajar. Jumlah pelajar dipilih secara
rawak iaitu seramai 381 orang melebihi sampel yang dicadangkan oleh jadual penentuan saiz
sampel Krejcie dan Morgan (1970) iaitu seramai 346 orang. Sampel pelajar telah dipilih secara
berstrata mengikut program pengajian masing-masing berdasarkan pelajar yang tinggal di kolej
UiTM Kelantan. Kajian ini dibuat pada pelajar yang mengikuti semester pengajian Julai –
Oktober 2005.
Soal selidik ini boleh dibahagikan kepada dua bahagian utama iaitu Bahagian A dan
Bahagian B. Bahagian A meliputi aspek demografi responden manakala bahagian B pula
meliputi pelaksanaan ibadat solat pelajar berdasarkan faktor kesedaran terhadap hikmat solat.
Item-item untuk menjawab item Bahagian B menggunakan skala 7 mata iaitu iaitu 7 untuk Setuju
dan 1 untuk Sangat Tidak Setuju.
Maklumat yang diperolehi daripada soal selidik tersebut kemudiannya dianalisis dengan
menggunakan Statistical Package For Social Science (SPSS) 16.0. For Windows. Analisis statitik
deskriptif dilakukan untuk mendapatkan maklumat pelajar secara frekuensi dan peratusan
manakala statistik inferensi seperti ujian Khi Kuasa Dua dan ANOVA dua hala dilakukan untuk
melihat hubungan antara pemboleh ubah dan dalam kalangan pembolehubah.
7.0 DAPATAN KAJIAN
Data yang diperoleh dikumpul dan dianalisis menggunakan SPSS for Windows (versi 16.0). Nilai
alfa yang ditetapkan adalah pada aras signifikan .005. Analisis deskriptif dengan melihat peratus
dan kekerapan dilakukan pada data demografi responden. Analisis Khi Kuasa Dua pula dilakukan
untuk melihat perbezaan yang wujud pada pelaksanaan ibadat solat berdasarkan faktor demografi
pelajar. Analisis ANOVA dua hala pula dilakukan untuk melihat melihat perbezaan yang wujud
pada pelajar daripada lima program dan tahap kesedaran mereka terhadap hikmat solat. Ujian
7. C S S R 0 8’ 0 9 14 - 15 March 2009
C O N F E R E N C E ON S C I E N T I F I C & S O C I A L R E S E A R C H
7
post-hoc akan dilakukan untuk menentukan program mana yang berbeza secara signifikan
sekiranya terdapat perbezaan di antara lima program tersebut dalam pelaksanaan ibadat solat
mereka. Nilai Eta square pada aras .01, .06 dan .14 yang memberikan nilai saiz kesan kecil,
sederhana dan besar akan diambilkira (Green, Salkind, & Akey, 1997) akan digunakan dalam
perbincangan hasil kajian.
Hasil kajian yang dilakukan terhadap data menunjukkan data yang diperoleh adalah
bertaburan normal bagi setiap kumpulan dengan ujian homogeneity adalah tidak signifikan
(F(.832), p=.578). Hasil analisis 13 item penilaian responden terhadap bentuk pelaksanaan ibadat
solat menunjukkan nilai kebolehpercayaan keseluruhan instrumen mencapai nilai alpha .738.
Nilai yang diperoleh ini sudah mencukupi untuk mengesahkan kebolehpercayaan instrumen ini
dan seterusnya digunakan untuk kajian ini. Kebolehpercayaan yang bernilai 0.60 dan ke atas
sudah mencukupi untuk menentukan tahap kebolehpercayaan sesuatu alat ukur kajian. (Mohd
Majid Konting, 1990).
Hasil kajian yang diperolehi adalah seperti berikut:
7.1 Latarbelakang Responden
Latar belakang responden yang dilihat dalam kajian ini berkaitan dengan jantina, program
pengajian, semester pengajian dan pencapaian CGPA. Seramai 381 orang pelajar telah menjadi
sampel kajian ini. Daripada 381 orang , seramai 115 orang (30.2%) orang adalah lelaki dan
selebihnya adalah perempuan iaitu 266 orang (69.8%).
Dilihat dari segi program pengajian pula, seramai 300 orang (78.7%) orang adalah
daripada program Diploma manakala seramai 81 orang (21.3%) adalah daripada peringkat Ijazah.
Secara terperinci, jumlah pelajar tertinggi adalah daripada Program Art Designe (AD) iaitu
seramai 143 orang (37.5%), Fakulti Pengurusan Perniagaan (BM) seramai 127 orang (33.3%),
Sains Komputer (CS) seramai 38 orang (10.0%), Teknologi Maklumat (IS) seramai 42 orang
(11.0%) dan Perakaunan (AC) seramai 31 orang (8.1%).
Jumlah pelajar yang dipilih ini merangkumi semua semester pengajian, iaitu daripada
semester satu hingga lapan. Pelajar semester 1 adalah seramai 154 orang (40.4%) yang
merupakan jumlah paling ramai, semester 2 seramai 57 orang (15.0%), semester 3 seramai 88
orang (23.1%), semester 4 seramai 35 orang (9.2%), semester 5 seramai 15 orang (3.9%),
semester 6 seramai 27 orang (7.1%), semester 7 seramai 4 orang (1.0%) dan semester 8 hanya 1
orang (0.3%).
Berdasarkan pencapaian CGPA pelajar, seramai 41 orang (10.8%) mendapat CGPA
kurang daripada 2.00, iaitu 60 orang (15.7%) mendapat CGPA antara 2.00-2.49, 123 orang
8. C S S R 0 8’ 0 9 14 - 15 March 2009
C O N F E R E N C E ON S C I E N T I F I C & S O C I A L R E S E A R C H
8
(32.3%) mendapat CGPA antara 2.50-2.99. 110 orang (28.9%) mendapat CGPA antara 3.00-
3.49 dan 47 orang (12.3%) mendapat CGPA 3.50 ke atas.
7.2 Maklumat Berkaitan Pelaksanaan Ibadat Solat
Dapatan kajian menunjukkan hanya separuh sahaja daripada jumlah pelajar UiTM Kelantan yang
melaksanakan ibadat solat lima waktu dengan sempurna. Pelajar yang melakukan ibadat solat
lengkap lima waktu seramai 210 orang atau 55.1%. manakala pelajar yang tidak menunaikan
ibadat solat secara lengkap pula seramai 171 atau 44.9%. Nisbah ini adalah berdasarkan apa
yang diakui oleh responden yang menjawab soal selidik kajian ini meliputi pelajar lelaki dan
perempuan.
Dapatan kajian juga menunjukkan responden mula melakukan ibadat solat seawal umur
7-9 tahun. Jumlah yang paling ramai ialah pada peringkat umur 8-9 tahun dengan jumlah seramai
97 orang atau 25.5% manakala jumlah responden yang baru memulakan ibadat solat ketika
berumur 12 tahun ke atas pula adalah paling sedikit iaitu seramai 19 orang atau 5.0%. Oleh itu,
pelajar pada keseluruhannya telah mula melaksanakan ibadat solat sebelum umur 10 tahun iaitu
had umur terakhir yang ditetapkan dalam agama Islam.
Dapatan kajian juga mendedahkan masih terdapat pelajar di UiTM Kelantan yang tidak
mempunyai pengetahuan asas berkaitan dengan pelaksanaan ibadat solat. Seramai 56 orang atau
14.7% orang responden tidak mendalami ilmu berkaitan ibadat solat manakala seramai 325 orang
atau 85.3% mempunyai ilmu asas pelaksanaan ibadat solat. Kekurangan dari sudut ini sudah
tentu akan memberi kesan kepada pelaksanaan ibadat solat di kalangan pelajar UiTM Kelantan.
Kajian ini mendedahkan bahawa ramai pelajar meninggalkan solat disebabkan faktor
tidur diikuti dengan bangun lewat, terlupa, kesuntukan masa dan malas. Jumlah tertinggi
disebabkan tidur iaitu seramai 115 orang atau 30.2% dan jumlah paling rendah pula disebabkan
oleh masalah kesuntukan masa dan malas.
Dalam aspek cara melaksanakan ibadat solat, didapati terdapat perbezaan yang nyata
dalam pelaksanaan ibadat solat pelajar secara berjemaah atau berseorangan. Majoriti pelajar
melaksanakan ibadat solat bersendirian dengan jumlah seramai 369 orang atau 96.9% dan amat
sedikit pelajar menunaikan solat berjemaah dengan jumlah seramai 12 orang atau 3.1%. Dapatan
kajian ini mendedahkan sebab kekurangan yang nyata dalam jumlah bilangan pelajar yang hadir
untuk menunaikan solat secara berjemaah di masjid atau surau UiTM.
9. C S S R 0 8’ 0 9 14 - 15 March 2009
C O N F E R E N C E ON S C I E N T I F I C & S O C I A L R E S E A R C H
9
7.3 Adakah terdapat perbezaan pelaksanaan ibadat solat pelajar berdasarkan faktor
jantina?
Ujian Khi Kuasa Dua telah dijalankan untuk melihat perbezaan pencapaian pelajar berasaskan
faktor jantina. Oleh itu, hipotesis berikut telah dibina.
Ho1: Tidak terdapat perbezaan yang signifikan pada pelaksanaan ibadat solat pelajar
berdasarkan faktor jantina.
Jadual 1: Frekuensi Pelaksanaan Ibadat Solat Pelajar Berdasarkan Jantina
Jantina
Jumlah
Lelaki Perempuan
Melaksanakan Solat
Ya 52 158 210
Tidak 63 108 171
Jumlah 115 266 381
Nota : Nilai Ujian Khi Kuasa Dua = 6.527, df=1. p=.011
Keputusan ujian Khi Kuasa Dua di atas (χ2
=6.527, df=1, p<.05) menunjukkan bahawa
terdapat perbezaan melaksanakan ibadat solat yang signifikan antara pelajar lelaki dan
perempuan. Ini bererti secara signifikan, dalam populasi di mana sampel kajian ini diambil,
jumlah pelajar yang tidak melaksanakan ibadat solat sempurna lima waktu di kalangan
pelajar lelaki adalah lebih ramai berbanding dengan pelajar yang melakukan ibadat solat
manakala di kalangan pelajar perempuan adalah sebaliknya.
7.4 Adakah terdapat perbezaan pelaksanaan ibadat solat pelajar berdasarkan faktor
asas ilmu solat?
Ujian Khi Kuasa Dua telah dijalankan untuk melihat perbezaan pencapaian pelajar berasaskan
faktor asas ilmu solat. Oleh itu, hipotesis berikut telah dibina:
Ho2: Tidak terdapat perbezaan yang signifikan pada pelaksanaan ibadat solat pelajar
berdasarkan faktor mendalami asas ilmu solat.
10. C S S R 0 8’ 0 9 14 - 15 March 2009
C O N F E R E N C E ON S C I E N T I F I C & S O C I A L R E S E A R C H
10
Jadual 2: Frekuensi Pelaksanaan Ibadat Solat Pelajar Berdasarkan Asas Ilmu
Solat.
Asas Ilmu Solat
Jumlah
Ya Tidak
Melaksanakan Solat
Ya 194 16 210
Tidak 131 40 171
Jumlah 325 56 381
Nota : Nilai Ujian Khi Kuasa Dua = 18.702, df=1. p=.000
Keputusan ujian Khi Kuasa Dua di atas (χ2
=18.702, df=1, p<.05) menunjukkan bahawa
terdapat perbezaan melaksanakan ibadat solat yang signifikan antara pelajar yang mempunyai
asas dalam ilmu solat dengan yang tidak mempunyai asas ilmu solat. Ini bererti secara signifikan,
dalam populasi di mana sampel kajian ini diambil, pelajar yang mempunyai asas ilmu solat
lebih ramai melaksanakan ibadat solat sempurna lima waktu berbanding dengan pelajar
yang tidak mempunyai asas ilmu solat.
7.5 Adakah terdapat perbezaan pelaksanaan ibadat solat pelajar berdasarkan faktor
program pengajian?
Ujian Khi Kuasa Dua telah dijalankan untuk melihat perbezaan pencapaian pelajar berasaskan
program pengajian. Oleh itu, hipotesis berikut telah dibina:
Ho3: Tidak terdapat perbezaan yang signifikan pada pelaksanaan ibadat solat pelajar
berdasarkan faktor program pengajian.
.
Jadual 3: Frekuensi Pelaksanaan Ibadat Solat Pelajar Berdasarkan Program Pengajian.
Program Pengajian
Jumlah
AD BM CS IS AC
Melaksanakan Solat
Ya 58 77 21 28 26 210
Tidak 85 50 17 14 5 171
Jumlah 143 127 38 42 31 381
Nota : Nilai Ujian Khi Kuasa Dua = 26.436, df=4. p=.000
11. C S S R 0 8’ 0 9 14 - 15 March 2009
C O N F E R E N C E ON S C I E N T I F I C & S O C I A L R E S E A R C H
11
Keputusan ujian Khi Kuasa Dua di atas (χ2
=26.436, df=4, p<.05) menunjukkan bahawa
terdapat perbezaan melaksanakan ibadat solat yang signifikan antara pelajar kelima-lima program
pengajian di UiTM Kelantan. Ini bererti secara signifikan, dalam populasi di mana sampel kajian
ini diambil, di kalangan pelajar AD, mereka yang tidak melaksanakan ibadat solat
sempurna lima waktu adalah lebih ramai daripada mereka yang melaksanakan ibadat solat
manakala bagi pelajar AC, IS, BM dan CS, jumlah pelajar yang melaksanakan ibadat solat
lengkap lima waktu mengatasi jumlah mereka yang tidak bersolat.
7.6 Adakah terdapat perbezaan pelaksanaan ibadat solat pelajar berdasarkan faktor
pencapaian responden dalam peperiksaan (CGPA)?
Ujian Khi Kuasa Dua telah dijalankan untuk melihat perbezaan pencapaian pelajar berasaskan
CGPA responden. Oleh itu, hipotesis berikut telah dibina:
Ho4: Tidak terdapat perbezaan yang signifikan pada pelaksanaan ibadat solat pelajar
berdasarkan faktor pencapaian pelajar (CGPA).
Jadual 4: Frekuensi Pelaksanaan Ibadat Solat Pelajar Berdasarkan Pencapaian Pelajar
(CGPA).
Pencapaian Pelajar (CGPA)
Jumlah
<2.00 2.00-2.49 2.50-2.99 3.00-3.49 >3.50
Melaksanakan Solat
Ya 22 32 68 62 26 210
Tidak 19 28 55 48 21 171
Jumlah 41 60 123 110 47 381
Nota : Nilai Ujian Khi Kuasa Dua = .184, df=4. p=.996
Keputusan ujian Khi Kuasa Dua di atas (χ2
=.184, df=4, p>.05) menunjukkan bahawa
tidak terdapat perbezaan pelaksanaan ibadat solat lima waktu yang signifikan di antara
kelima-lima tahap pencapaian pelajar (CGPA). Sedikit perbezaan yang wujud antara kelima-
lima tahap pencapaian pelajar (CGPA) tersebut adalah terlalu kecil untuk menolak hipotesis nul
dan perbezaan ini hanya disebabkan oleh ralat persampelan. Dengan ini, hasil ujian ini tidak
dapat menolak hipotesis nul.
12. C S S R 0 8’ 0 9 14 - 15 March 2009
C O N F E R E N C E ON S C I E N T I F I C & S O C I A L R E S E A R C H
12
Jadual 5: Analisis ANOVA dua hala
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable:Bentuk Pelaksanaan
Ibadat Solat
Source
Type III
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
Partial Eta
Squared
Noncent.
Parameter
Observed
Power
b
Corrected Model 8.770
a
9 .974 1.595 .115 .037 14.356 .745
Intercept
7329.959 1 7329.959
11998.65
1
.000 .970 11998.651 1.000
program .797 4 .199 .326 .860 .004 1.305 .124
kesedaranhikmat 4.895 1 4.895 8.013 .005 .021 8.013 .806
program *
kesedaranhikmat
.510 4 .128 .209 .934 .002 .835 .095
Error 226.643 371 .611
Total 11171.432 381
Corrected Total 235.413 380
a. R Squared = .037 (Adjusted R Squared =
.014)
b. Computed using alpha = .05
7.7 Adakah terdapat perbezaan yang signifikan pada bentuk pelaksanaan ibadat solat
pelajar berdasarkan program pengajian?
Ho5: Tidak terdapat perbezaan yang signifikan pada bentuk pelaksanaan ibadat solat
pelajar berdasarkan faktor program pengajian.
Keputusan ujian ANOVA dua hala di atas (F(.326, p=.860, Partial Eta Squared ηρ
2
=.004)
menunjukkan bahawa tidak terdapat perbezaan yang signifikan di antara lima program pengajian
di UiTM pada bentuk pelaksanaan ibadat seharian mereka. Hasil kajian jelas menunjukkan
bahawa bentuk pelaksanaan ibadat solat pelajar pada kelima-lima program pengajian
adalah sama dan tidak berbeza antara satu sama lain.
13. C S S R 0 8’ 0 9 14 - 15 March 2009
C O N F E R E N C E ON S C I E N T I F I C & S O C I A L R E S E A R C H
13
7.8 Adakah terdapat perbezaan yang signifikan pada bentuk pelaksanaan ibadat solat
pelajar berdasarkan kesedaran tentang hikmat solat?
Ho6: Tidak terdapat perbezaan yang signifikan pada bentuk pelaksanaan ibadat solat
pelajar berdasarkan pelajar yang mempunyai kesedaran tinggi tentang hikmat solat
(KHT) dengan pelajar yang mempunyai kesedaran hikmat solat yang rendah (KHR).
Keputusan ujian ANOVA dua hala di atas (F(8.013, p=.005, Partial Eta Squared
ηρ
2
=.021) menunjukkan bahawa terdapat perbezaan yang signifikan di antara pelajar yang
mempunyai kesedaran tinggi tentang hikmat solat (KHT) dengan pelajar yang mempunyai
kesedaran hikmat solat yang rendah (KHR). Berdasarkan nilai min yang tinggi pada tahap
pelaksanaan ibadat solat seharian (min=5.494), pelajar KHT dilihat menunaikan ibadat solat
seharian dengan lebih baik berbanding dengan pelajar KHR. Ini menjelaskan bahawa pelajar
yang mempunyai kesedaran tentang hikmat sembahyang yang tinggi akan melaksanakan
ibadat solat seharian dengan lebih baik dan sempurna berbanding dengan pelajar yang
kurang kesedaran tentang hikmat solat.
7.9 Adakah terdapat interaksi yang signifikan di antara program pengajian dengan
kesedaran pelajar terhadap hikmat solat?
Ho7: Tidak terdapat interaksi yang signifikan di antara program pengajian dengan aras
kesedaran pelajar terhadap pelaksanaan ibadat solat pelajar.
Keputusan ujian ANOVA dua hala di atas (F(.209, p=.934, Partial Eta Squared ηρ
2
=.002)
menunjukkan bahawa tidak terdapat interaksi yang signifikan di antara lima program pengajian di
UiTM Kelantan dengan tahap kesedaran pelajar berkaitan hikmat solat. Kesimpulan yang dapat
dibuat ialah program pengajian di UiTM tidak ada hubungan dengan tahap kesedaran pelajar
terhadap hikmat ibadat solat.
8.0 PERBINCANGAN
Pelaksanaan ibadat solat di kalangan pelajar UiTM Kelantan
Hasil kajian mendedahkan hampir separuh (45%) pelajar tidak melaksanakan ibadat solat
lima waktu dengan sempurna dalam kehidupan mereka di kampus UiTM Kelantan.
Jumlah ini tidak selaras dengan dengan jumlah mereka yang mempunyai asas dan
pengetahuan berkaitan pelaksanaan ibadat solat dan juga dapatan yang diperolehi
14. C S S R 0 8’ 0 9 14 - 15 March 2009
C O N F E R E N C E ON S C I E N T I F I C & S O C I A L R E S E A R C H
14
daripada pengalaman mereka melaksanakan solat seawal umur lapan tahun lagi.
Berdasarkan dapatan kajian, penyebab utama yang mendorong kepada meninggalkan
ibadat solat ialah faktor tidur. Berdasarkan pemerhatian yang dilakukan, pelajar lelaki
tidur agak lewat berbanding dengan pelajar perempuan dan ini mungkin menjadi
penyebab mereka bangun lewat dan seterusnya meninggalkan ibadat solat pada waktu
pagi.
Hasil kajian yang dijalankan juga menunjukkan terdapat perbezaan yang
signifikan pada pelaksanaan solat pelajar UiTM berdasarkan faktor jantina, asas ilmu
solat dan program pengajian. Namun demikian, tidak terdapat perbezaan yang signifikan
pada pelaksanaan solat berdasarkan faktor pencapaian (CGPA). Ini menunjukkan faktor
pencapaian atau kecerdasan bukan merupakan faktor yang memberi kesan kepada
pelaksanaan ibadat solat di kalangan pelajar. Faktor asas pendidikan di lihat memberikan
kesan yang besar kepada pelaksanaan ibadat solat dan seterusnya pelaksanaan solat yang
baik dan berkualiti. Pelajar daripada program AD atau seni dilihat paling ramai yang
tidak melakukan ibadat solat lengkap lima waktu. Kemungkinan alasan yang boleh
dikaitkan dengan masalah ini adalah kesibukan mereka dengan tugasan amali dibengkel
dan studio pembelajaran yang menekankan aspek tugasan fizikal hingga lewat malam.
Penghayatan terhadap aspek akhlak dan etika berpakaian seperti yang diterapkan oleh
Islam juga tidak menonjol dalam kehidupan mereka seharian. Ini menimbulkan persoalan
berkaitan asas pendidikan Islam yang dimiliki oleh mereka.
Bentuk pelaksanaan ibadat solat berdasarkan program pengajian dan tahap kesedaran
terhadap hikmat solat.
Kajian yang dijalankan menunjukkan tidak terdapat perbezaan yang signifikan pada
bentuk pelaksanaan ibadat solat pada lima program pengajian di UiTM Kelantan.
Dapatan kajian menunjukkan min ciri-ciri penilaian responden terhadap pelaksanaan
ibadat solat ialah 5.22. Ini bermakna boleh dikatakan secara umumnya, responden
bersetuju bahawa ciri-ciri pelaksanaan ibadat solat mereka adalah baik. Kebanyakan
daripada mereka bersetuju mereka melaksanakan ibadat solat dengan rasa insaf
kelemahan diri, melihat tempat sujud, tidak bergerak sesuka hati, ikhlas melaksanakan
solat, melakukan setiap rukun dengan sempurna, menggambarkan diri mereka berhadapan
dengan Allah, menumpukan sepenuh hati ketika solat, menumpukan fikiran dalam
bermunajat kepada Allah dan lupa segala urusan berkaitan dunia.
Walaupun demikian, kebanyakan responden tidak pasti berkaitan dengan
kefahaman mereka terhadap perkataan yang dilafazkan dalam solat. Nilai purata min
yang dicatatkan di sini ialah 4.88 iaitu min terendah bagi bagi penilaian responden
15. C S S R 0 8’ 0 9 14 - 15 March 2009
C O N F E R E N C E ON S C I E N T I F I C & S O C I A L R E S E A R C H
15
terhadap pelaksanaan ibadat mereka. Kesimpulan yang boleh dibuat ialah pada penilaian
responden, mereka mungkin tidak dapat memahami dengan baik makna perkataan yang
dilafazkan dalam solat mereka. Oleh itu, penekanan kepada memahami maksud ayat atau
surah al-Quran yang sering dibaca oleh pelajar perlu dilakukan oleh pensyarah dalam
pengajaran al-Quran.
Kajian yang dijalankan mendapati memang terdapat perbezaan yang signifikan
pada bentuk pelaksanaan ibadat solat di antara pelajar yang sedar hikmat di sebalik
pelaksanaan ibadat solat dengan sebaliknya. Pelajar yang sedar kepentingan dan hikmat
pelaksanaan solat dilihat lebih menghayati ibadat solat yang dilakukan. Ini disokong oleh
dapat Hjh. Napisah Hj. Humni at al. (2004) yang menyatakan faktor didikan agama
mempengaruhi ibadat solat mereka. Mereka lebih mengutamakan kualiti dalam
pelaksanaan solat mereka. Solat sebeginilah yang akan dapat memberi kesan kepada
akhlak dan peribadi mereka seperti firman Allah S.W.T yang bermaksud :
“Dirikanlah solat, sesungguhnya solat itu mencegah kamu
daripada keburukan dan kemungkaran.”
( Al ‘Ankabut : 45 )
9.0 RUMUSAN DAN IMPLIKASI
Hasil daripada penyelidikan ini, dapat dibuat rumusan seperti berikut:
Hasil kajian yang dijalankan menunjukkan betapa pentingnya asas didikan agama dan
ilmu berkaitan ibadat solat pada diri pelajar. Keperluan kepada ilmu ini amat dirasakan di
peringkat tinggi seperti di kolej dan universiti kerana pelajar sudah mula belajar untuk berdikari
dan bergantung kepada diri sendiri dalam menentukan segala tindak tanduk dan perlakuan.
Mereka sudah tidak diawasi oleh ibu bapa atau keluarga yang sebelum ini menjadi pendidik dan
pendorong ke arah tingkah laku dan akhlak yang baik.
Hasil analisis juga mendapati pelajar lelaki lebih cenderung untuk tidak melaksanakan
ibadat solat lima waktu dengan sempurna berbanding dengan pelajar perempuan. Oleh yang
demikian, tumpuan kepada mengatasi masalah ini perlu dilakukan dengan melihat secara lebih
terperinci faktor penyebab dan punca kepada masalah tersebut. Kajian juga perlu dilakukan untuk
mengenalpasti apakah faktor yang menyumbang kepada perbezaan pelaksanaan ibadat solat di
antara program-program pengajian yang terdapat di UiTM Kelantan.
Kualiti pelaksanaan ibadat solat seharian pelajar bergantung kepada kesedaran mereka
terhadap hikmat pelaksanaan ibadat solat. Pelajar yang tinggi kesedaran dan kefahaman tentang
fungsi dan kelebihan solat akan lebih berhati-hati dan tenang semasa melakukan ibadat solat.
16. C S S R 0 8’ 0 9 14 - 15 March 2009
C O N F E R E N C E ON S C I E N T I F I C & S O C I A L R E S E A R C H
16
Ibadat solat yang dilakukan lebih baik dan berkualiti. Untuk kerealisasikan hasrat ini, program
yang melibatkan pelajar seperti Program Pembangunan Pelajar boleh dijadikan platfom bagi
meningkatkan kesedaran terhadap kepentingan pendidikan agama dan secara khususnya,
meningkat kesedaran terhadap kepentingan ilmu solat dan pelaksanaannya. Program ini tidak
akan berkesan sekiranya tiada pemantauan yang berterusan oleh penyelia dan warden asrama
terhadap pelaksanaan ibadat solat wajib lima waktu sehari dan solat Jumaat bagi pelajar lelaki
yang tinggal di asrama. Bagi pelajar-pelajar lelaki, mereka seharusnya diwajibkan untuk
berjemaah di masjid sekurang-kurangnya 3 kali sehari iaitu pada waktu Subuh, Maghrib dan
Isya’. Dalam bilik kuliah, pensyarah perlu mengambil pendekatan yang berkesan untuk
mengesan kefahaman dan pelaksanaan ibadat solat pelajarnya. Seterusnya tindakan yang sesuai
dapat dilakukan seperti memberi penekanan kepada aspek pemahaman makna semasa membaca
ayat-ayat al-Quran dalam solat.
BIBLIOGRAFI
Al-Quran al-Karim.
Al-Hadis al-Nabawi.
Abd Halim Mahmud. (1976). Asas-asas Islam. Kuala Lumpur: Dewan Pustaka Fajar.
Abul A’la al-Maududi. (1981). Empat Istilah dalam Islam. Singapura. Pustaka Nasional.
Chua Yan Piaw. (2006). Asas Statistik Penyelidikan 1 dan 2. Malaysia: Mc Graw Hill Education.
Gay. L.K (1992). Education Researce for Analysis and Application Competencies. NY Mc
Millan Pub. Co, 138-145.
Green, S.B., Salkind, N.J., & Akey, T.M. (1997). Using SPSS for Windows: Analysing and
understanding data. Upper Saddle River. NJ: Prentice –Hall.
Hjh. Napisah Hj. Humni at al.. (2004). Jurnal Penyelidikan MPBL, Jilid 5.
Khutbah Jumaat Majlis Agama Islam Perak, 2005.
Krejcie, R.V, & Morgan, D.W. (1970). Determining Sample Size For Researce Activities.
Educational and Psychological Measurement, 30, 608.
Mohd. Majid Konting. (1990). Kaedah Penyelidikan Pendidikan. Kuala Lumpur: Dewan
Bahasa dan Pustaka.
Mustafa Abdul Rahman. (1989). Hadith 40 Terjemahan dan Syarahannya. Kuala Lumpur:
Dewan Pustaka Fajar.
17. C S S R 0 8’ 0 9 14 - 15 March 2009
C O N F E R E N C E ON S C I E N T I F I C & S O C I A L R E S E A R C H
17
Mustafa Hj. Daud. (1995). Konsep Ibadat Menurut Islam. Hulu Kelang. Percetakan Dewan
Bahasa dan Pustaka
Mustafa Masyhur. (1987). Al-Hayat Mihrab al-Solat. Mesir: Dar al-Tauzi’wa al-Nasyr al-
Islamiah.