SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Download to read offline
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271 G-192
Abstrak— Pada penelitian ini akan membahas kekuatan
konstruksi crane pedestal akibat konversi Motor Tanker menjadi
Mooring Storage Tanker (MST). MST ini tentunya memiliki
karakteristik operasional yang berbeda dengan Motor Tanker.
MST bersifat tetap, tentunya kapal harus memenuhi beberapa
karakteristik tertentu dan cukup kuat untuk menahan beban
operasional tambahan saat menjadi Mooring Storage Tanker di
perairan Natuna. Dalam penelitian ini akan ditinjau kekuatan
dari konstruksi crane pedestal sebagai penambahan fasilitas yang
didesain sedemikian rupa sehingga memenuhi aturan yang
ditetapkan Lloyd’s Register. Karakteristik kapal dapat kita lihat
dengan RAO dimana motion yang paling dominan adalah
gerakan heaving dan pitching.Trend RAO mengalami kondisi
puncak pada kondisi heaving pada arah datang gelombang head
sea (180º) dengan encountering frekuensi sebesar 0.088 rad/sec
dan besar simpangan RAO 0.9913. Sedang pada kondisi pitching
diperoleh trend RAO dengan kondisi puncak pada arah datang
gelombang head sea (180º) pada encountering frekuensi sebesar
0.442 rad/sec dan besar simpangan RAO 0.896. Hasil
perhitungan longitudinal bending momen terbesar pada arah
pembebanan 180° sebesar 113.095.780,8 ton.m dan shear force
sebesar 515.841,91 ton .Hasil analisis dengan FEM untuk crane
pedestal menunjukkan besar tegangan maksimum ( von misses
stress ) sebesar 192 N/mm2
dari arah pembebanan head sea
(180°). Tegangan ijin mengacu pada Lloyd’s Register (Section 8)
sebesar 216 N/mm2
sehingga konstruksi crane pedestal masih
dalam batas aman.
Kata Kunci— Crane Pedestal, frekuensi encountering,
Heaving, Mooring Storage Tanker, Pitching, Von Misses Stress.
I. PENDAHULUAN
ROSES konversi Motor Tanker menjadi Mooring Storage
Tanker (MST) lebih banyak digunakan di industri oil and
gas. Waktu pembuatan MST dengan konversi lebih singkat
sekitar 1-2 tahun dari pada pembuatan Moored Storage baru. 70
% Storage Tanker yang beroperasi diseluruh dunia adalah hasil
konversi [1]. Waktu pembuatan yang lebih singkat dari pada
pembuatan baru adalah salah satu alasan Mooring Storage
Tanker dikonversi dari Motor Tanker. Keuntungan lain yang
didapatkan dalam proses secara konversi adalah antisipasi pada
umur reservoir yang pendek hingga menengah yakni (5-15
tahun) dan jadwal proses operasi yang lebih cepat [2].
MST(Mooring Storage Tanker) adalah sebuah fasilitas
terapung yang dipasang di sekitar ladang minyak dan gas bumi
lepas pantai yang fungsinya untuk menerima, menyimpan dan
menyalurkan minyak dan gas bumi. MST ini terdiri dari
sebuah struktur pengapung berbentuk sebuah kapal yang
secara permanen di tambatkan ditempatnya beroperasi dan
mendapatkan pengaruh yang sangat signifikan dari beban
gelombang dan angin. Karena adanya konversi maka
dibutuhkan penambahan sebuah pedestal crane yang akan
melayani logistik dan sistem pelayanan barang diatas kapal,
maka diperlukan disain yang cermat yang menjamin bahwa
kontruksi penyangga pedestal crane terintegrasi kuat dengan
konstruksi kapal dan penambahan beban serta peletakannya
yang memilki beban momen yang cukup besar dikarenakan
pedestal crane diletakkan disisi kapal akan tetap menjamin
stabilitas kapal berada pada batas yang aman.
Menurut API Specification 2C 5th Edition (1995), sebuah
struktur crane terdiri dari crane boom, boom point sheave
assembly, boom tip extension, bridle, revolving
upperstructure, swing circle assembly, boom foot pin, sheave
pin, connectors, fastening, pedestal, dan center post [3] . Salah
struktur penting pada sebuah crane adalah crane pedestal.
Crane pedestal adalah sebuah substruktur pendukung yang
diatasnya terdapat struktur atas yang dapat berputar dan
menjulang tinggi dan berfungsi sebagai dasar untuk
mendukung struktur yang ada diatasnya.
Dalam pembuatan dan pengembangan kapasitas crane
perlu mempertimbangkan faktor struktur crane dan faktor
operasional yang mempengaruhi kapasitas total [4]. Karena
operasi pengangkatan dengan crane pada MST lebih
berbahaya dibanding operasi yang sama pada fixed offshore
structure [5].
Pada penelitian ini akan dilakukan analisis tegangan
maksimum pada crane pedestal dengan studi kasus Motor
Storage Tanker Niria yang dibangun oleh galangan kapal
Ishikawajima Heavy Industry Co. Ltd. Shipyard Division pada
tahun 1983. Saat ini kurang lebih berumur 29 tahun. Trading
vessel ini telah di konversi menjadi Mooring Storage Tanker
(MST) yang beroperasi di Laut Natuna.
II. URAIAN PENELITIAN
A. Pemodelan Mooring Storage Tanker Niria
Studi kasus pada penelitian ini adalah Mooring Storage
Tanker (MT. NIRIA) yang beroperasi di Laut Natuna dengan
kedalaman 125 meter. Lokasi operasi Mooring Storage Tanker
di perairan Laut Natuna, dimana kondisi perairannya termasuk
extreme dengan kategori sea state – 5 yang mempunyai
karakteristik tinggi gelombang pada rentang 2,5 m – 4 m.
MT. NIRIA memiliki satu buah crane yang terletak di sisi
samping MT NIRIA. Konstruksi pondasi pedestal crane yang
dirancang dibagi menjadi 2 bagian yaitu crane coloumn yang
Analisis Kekuatan Konstruksi Crane Pedestal
Pada Mooring Storage Tanker Niria
Teguh Rachman Hakim, Handayanu, dan Mas Murtedjo
Jurusan Teknik Kelautan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: handayanu@oe.its.ac.id
P
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271 G-193
ada diatas main deck dan crane reinforcement yang menjadi
satu kesatuan dengan konstruksi kapal dan type crane pedestal
adalah type C [3].
Pemodelan kapal dengan menggunakan sofware maxsurf
yang dapat dilihat pada Gambar 1, setelah itu dilanjutkan
dengan pemodelan menggunakan Ansys AQWA untuk
mencari RAO yang digunakan untuk analisis gerakan kapal
dan dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 1. Pemodelan MST Niria menggunakan MAXSURF.
Gambar. 2. Pemodelan MST Niria menggunakan Ansys AQWA.
B. Validasi Model
Untuk mendapatkan hasil pemodelan kapal yang akurat
sesuai dengan keaadaan sebenarnya, maka rancangan model
harus divalidasi. Validasi model dilakukan dengan
membandingkan data hasil perhitungan hidrostatik keluaran
MAXSURF dan Ansys AQWA dengan data hidrostatik MST
Niria yang sudah ada dengan perbedaan maksimal sebesar 5 %
Perhitungan dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1.
Perbandingan data hidrostatis pemodelan MAXSURF dan Ansys AQWA
dengan data kapal MST. NIRIA
Measurment MST
NIRIA
Model
Maxsurf
Model
Ansys
Koreksi
Maxsurf
(%)
Koreksi
Ansys
(%)
LOA (m) 228,55 228,55 228,55 0,00 0,00
LPP (m) 219,00 219,00 219,00 0,00 0,00
B (m) 32,20 32,20 32,20 0,00 0,00
H (m) 18,90 18,90 18,90 0,00 0,00
T (m) 12,21 12,21 12,21 0,00 0,00
Displacement
(Ton)
72679,00 72744,13 70527,00 0,09 2,96
WSA (m2
) 10683,50 10755,87 0,68
AM (m2
) 390,60 387,60 0,77
AW (m2
) 6282,60 6524,55 6514,96 3,85 3,70
L CB (m thd
AP)
115,10 111,27 111,08 3,33 3,49
LCF (m thd
AP)
109,00 105,98 105,62 2,77 3,10
KB (m) 6,28 6,37 6,40 1,53 1,98
Cb 0,82 0,82 0,36
Cp 0,83 0,83 0,73
Cw 0,89 0,92 3,37
Cm 1,00 0,99 1,00
LKM 299,00 300,00 0,33
C. Perhitungan Longitudinal Bending Moment
Dua kondisi yang perlu di perhatikan yang memiliki
pengaruh besar pada kekuatan memanjang kapal adalah, suatu
kondisi dimana puncak gelombang pada amidship dan kondisi
diaman puncak gelombang terdapat pada ujung-ujung kapal.
Maka kapal akan mengalami hog dan yang satunya akan
mengalami sag [6]. Perhitungan pada air yang bergelombang
bending momen dirumuskan pada (1),(2).
(1)
(2)
Dimana M adalah total momen bending, Ms adalah momen
bending pada still water, Mw adalah momen bending pada
kondisi bergelombang, Mζ adalah momen bending yang
dihasilkan oleh profil gelombang, Mz menyatakan momen
bending yang dihasilkan oleh gerak heaving, Mψ menyatakan
momen bending yang dihasilkan oleh gerak pitching.
Bending momen akibat heaving pada calm water
dirumuskan pada (3).
(3)
Bending momen akibat pitching pada calm water
dirumuskan pada (4).
(4)
Dengan w'/g menyatakan added mass persatuan panjang
kapal, ωe adalah frekuensi encountering, y(x) adalah half-
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271 G-194
breadth pada waterplane pada posisi x , Za adalah amplitudo
gerakan heaving, dan ψa menyatakan amplitudo gerakan
pitching.
D. Perhitungan Beban Angin Pada Crane Pedestal
Perhitungan beban angin meliputi perhitungan kecepatan,
gaya, dan momen angin.
Kecepatan angin yang akan dicari adalah kecepatan angin
pada elevasi 10,69 m dari SWL pada kondisi Vessel Draft
yaitu dengan draft 12,21 m. Kecepatan angin dapat dihitung
dengan persamaan (5).
7
1
0
10
y
VV 





 (5)
Dengan V adalah kecepatan angin pada elevasi y (m/s),
V0 adalah kecepatan angin pada elevasi 10 m (m/s), y adalah
elevasi yang akan dihitung kecepatan anginnya (m)
Persamaan untuk gaya angin dapat dituliskan pada (6)
(6)
Dengan C adalah koefisien bentuk, q adalah tekanan angin,
S adalah daerah proyeksi normal terhadap arah gaya, Α adalah
sudut antara arah angin dan sumbu permukaan [7], [8].
Momen dicari dengan cara mengalikan gaya angin (Fw)
dengan panjang lengan ) seperti pada (7). Panjang
lengan,adalah jarak antara titik pada elevasi tertentu yang
terkena gaya angin dengan titik pada crane pedestal didekat
sambungan dengan geladak dimana dilakukan perhitungan
(7)
E. Perhitungan Beban Angkat Crane Pedestal
Penelitian ini mengabaikan gerakan yang terjadi dari crane
dan boom pada saat operasi serta defleksi dari crane dan
hanya ditinjau beban yang diangkat oleh crane saja. Beban
angkat crane dapat dituliskan dengan persamaan (8).
(8)
Dengan W adalah beban crane (N), m adalah massa dari
beban (kg), dan g adalah percepatan grafitasi (m/s2
).
Sedangkan untuk momen dari beban angkat crane pedestal
dituliskan dengan (9).
Dengan M adalah momen (N.m) dan l adalah lengan boom
pada crane pedestal ketika operasi (m).
F. Pemodelan Analisis Lokal pada Crane Pedestal
Pemodelan yang dilakukan adalah pedestal pada crane dan
sebagian dari deck kapal yang tersambung dan menumpu
crane pedestal seperti pada Gambar 3. Pada analisis lokal
mencari tegangan gabungan maksimum (von misses stress)
yang terjadi yang harus memenuhi kriteria perancangan Lloyd
Register section 8 dengan menggunakan Ansys Multiphysic
seperti Gambar 4.
Gambar. 3. Pemodelan crane pedestal dengan menggunakan autocad 3D.
Gambar. 4. Pemodelan analisis lokal crane pedestal dengan menggunakan
Ansys Multiphysic.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Gerakan Mooring Storage Tanker(MST)
Dari hasil pemodelan dengan menggunakan Ansys AQWA
di dapatkan nilai RAO dari six degree of freedom dengan arah
head sea (180°), following sea (0°), dan beam sea (90°).
Output grafik dari RAO MST Niria dapat dilihat pada Gambar
5.
Dari grafik RAO secara umum dapat dengan mudah
mengetahui dan membandingkan gerakan paling dominan
untuk masing masing arah. Grafik diatas dibagi dalam tiap-
tiap heading, dimana tiap-tiap heading terdapat 6 gerakan.
Dari grafik Gambar 5. dapat kita lihat gerakan yang paling
dominan adalah heaving dan pitching yang memiliki
simpangan amplitudo terbesar.
Pemodelan analisis lokal
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271 G-195
(a)
(b)
(c)
Hasil pemodelan dengan Ansys AQWA juga
menghasilkan output single amplitude acceleration untuk
perhitungan beban inertia pada Tabel 2.
Tabel 2.
Output Single Amplitude Acceleration
Heading
Single Amplitude Acceleration
Surge Sway Heave Roll Pitch Yaw
0° 0,109 0 0,1393 0 0,364 0
90° 0,0255 0,309 0,6979 0,931 0,066 0,0204
180° 0,1006 0 0,1303 0 0,356 0
B. Hasil Perhitungan Longitudinal Bending Moment
Penelitian ini menitikberatkan perhitungan kekuatan
memanjang kapal dipengaruhi oleh gelombang regular kondisi
heaving dan pitching dengan perhitungan matematis dapat
diperoleh penyebaran gaya geser dan bending momen relatif
pada setiap station yang dipengaruhi oleh variasi muatan pada
kondisi gelombang regular heaving-pitching seperti
ditampilkan dalam grafik pada Gambar 6 dan Gambar 7.
(d)
(e)
(f)
Gambar. 6. Shear Force Regular Wave Heaving-Pitching.
Dari Gmabar 6 dan Gambar 7 dapat diperoleh nilai
tegangan geser dan bending momen maksimum. Crane
pedestal terletak pada frame 66 atau station 54. Maka dari itu
shear force dan bending momen pada station 54 seperti pada
Tabel 3.
Gambar. 5. RAO kondisi full load arah 0° (a) RAO kondisi full load arah 90° (b) RAO kondisi full load arah 180° (c) RAO kondisi light load
arah 0° (d) RAO kondisi light load arah 90° (e) RAO kondisi light load arah 180° (f).
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271 G-196
Gambar. 7. Bending Moment Regular Wave Heaving-Pitching.
Tabel 3.
Tegangan geser dan bending momen pada station 54
Load Condition Heading
Shear
Force
(ton)
Bending
Momen
(ton.m)
Full Load 0 -64,163 -5946,8
90 -832,89 495,156
180 -1007,2 3142,22
Light Load 0 -1902,4 -7163,3
90 -2473,8 -2375
180 -2973,7 1814,12
C. Hasil Perhitungan Beban Angin
Hasil dari perhitungan beban angin yang meliputi kecepatan
angin, gaya angin, dan momen angin dapat dilihat pada Tabel
4.
Tabel 4.
Hasil Perhitungan Beban Angin
Parameter
Height (m)
10,69 9,69 9,19
velocity 6,10 6,02 5,97
wind force 34,22 16,64 86,05
force moment 34,22 8,32 215,13
D. Hasil Perhitungan Beban Angkat Crane
Perhitungan untuk mencari beban dengan massa crane
dan beban maksimum yang dapat diangkat oleh crane (150
ton) adalah:
Hasil yang didapat dari perhitungan beban crane dan
beban maksimum yang dapat diangkat oleh crane adalah
1471,5 KN
Sedangkan luas penampang pedestal dengan diameter
1,59 m dan thickness sebesar 2 mm adalah 0,01 m2
, sehingga
untuk axial load dari berat crane dan beban angkat crane
adalah 147.150 (KN/m2
)
Untuk mencari momen beban 1471,5 KN dengan momen
lengan 30,48 m adalah
Hasil dari perhitungan momen pada beban angkat crane
didapatkan hasil sebesar 44851,32 KN.m.
E. Analisis lokal dengan Fenite Element Method Pada Crane
Pedestal
Tebal plat dari crane pedestal adalah 20mm
menggunakan baja A36 sedangkan tebal plat untuk deck 1,5
cm . Untuk medapatkan nilai stress pada analisis lokal dengan
fenite element method akibat respon pada crane pedestal dan
sambungan hull dilakukan dengan menggunakan software
Ansys Multiphysic dengan memasukkan parameter beban
antara lain momen inertia, shear stress dan bending moment
pada kekuatan memanjang kapal, gaya angin, momen angin,
beban angkat crane dan momen angkat crane pada kondisi full
load dan light load dengan 3 arah pembebanan (head sea,
following sea, beam sea). Setelah dilakukan pemodelan seperti
Gambar 4. maka perlu adanya analisis sensitivitas meshing
terhadap model seperti pada Gambar 8 untuk mengetahui
tingkat keakuratan meshing pada pemodelan.
Gambar. 8. Analisis sensitifitas meshing.
Dari hasil analisis sensitivitas meshing didapatkan meshing
mulai jarak 0,2 m besaran tegangan yang terjadi sudah stabil
sehingga meshing pemodelan menggunakan 0,2 m.
Dari hasil pemodelan didapatkan tegangan von misses pada
tiap arah dan kondisi seperti pada Tabel 5.
Tabel 4.
Tegangan Von Misses Tiap arah dan Kondisi Pembebanan
Kondisi
Pembebanan
Arah
Pembebanan
Tegangan Von
Misses
Full Load 0° 174 Mpa
90° 177 Mpa
180° 192 Mpa
Light Load 0° 181 Mpa
90° 187 Mpa
180° 192 MPa
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271 G-197
Tegangan yang tertinggi terjadi pada saat kondisi light dengan
arah pembebanan 180° dengan nilai 192 MPa. Didapat pula
bending stress untuk arah x adalah 43,7 MPa , arah y adalah
123,9MPa dan arah z adalah 134 MPa serta shear stress xy
adalah 8,56MPa , untuk arah yz adalah 26 MPa ,dan arah xz
adalah 14,1 Mpa,. Tegangan yang diizinkan menurut LR
section 8 untuk tegangan von misses sebesar 216 Mpa,
bending stress 183 MPa dan shear stress 106 Mpa .Maka
seluruh tegangan yang terjadi masih dibawah dari tegangan
yang diizinkan dengan deformasi maksium sebesar 0,0051 m.
Letak tegangan maksimum yang terjadi adalah letak hotspot
stress crane pedestal yaitu pada sambungan crane pedestal
dengan deck seperti pada Gambar 9.
.
Gambar. 9. Letak hotspot stress pada analisis lokal.
IV. KESIMPULAN/RINGKASAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian tugas
akhir ini antara lain:
1. Karakteristik kapal dapat kita lihat dengan RAO dimana
motion yang paling dominan adalah gerakan heaving dan
pitching.Trend RAO mengalami kondisi puncak pada
kondisi Heaving arah datang gelombang Head Sea (180º)
dengan encountering frekuensi sebesar 0.088 rad/sec dan
besar simpangan RAO 0.9913. Sedang pada kondisi
Pitching diperoleh trend RAO dengan kondisi puncak
pada arah datang gelombang Head Sea (180º) pada
encountering frekuensi sebesar 0.442 rad/sec dan besar
simpangan RAO 0.896.
2. Kekuatan memanjang kapal terbesar dengan arah
pembebanan 180° kondisi light load dengan nilai
bending momen total sebesar 113.095.780,8 ton.m dan
shear force total pada kekuatan memanjang sebesar
515.841,9192 ton
3. Letak hot spot stress terletak pada sambungan crane
pedestal dengan deck dengan tegangan von misses
terbesar pada kondisi light load arah pembebanan 180°
sebesar 192 Mpa sedangkan tegangan yang diizinkan
menurut LR Section 8 adalah 216 Mpa sehingga
konstrusi crane pedestal masih dalam batas aman.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada PT. Citra Mas
karena telah memberikan data penunjang dalam pengerjaan
penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Parunov, Josko. 2007. Hydrodynamic and Structural Analysis of MST
Ship.
[2] Ochi, M.K. 1973. “On Prediction of Extreme Value”, Journal of Ship
Research, SNAME, vol.17, No. 1, pp. 29-37.
[3] API Specification 2C 5th
Edition, 1995, “Specification for Offshore
Cranes”, USA
[4] Peurifoy, R. L., 1996, “Construction Planning, Equipment, and Methods
5th
Edition”, The McGraw-Hill Companies, New York.
[5] Langen, I., dan Than, T. K., 2003, “Simulation of Dynamic Behaviour of
a FPSO Crane”, Stavanger University College, Stavanger.
[6] Bhattacharyya, R. 1978. “Dynamic of Marine Vehicles”. John Wiley and
Sons Inc., New York.
[7] ABS, 2004. “Commentary on the Guide for Buckling and Ultimate
Strength Assessment for Offshore Structures”, Houston.
[8] DNV RP C205, 2007, “Environmental Conditions and Environmental
Loads”, Norway.

More Related Content

What's hot

Dr. ing. ir - andreas triwiyono - evaluasi dan rehabilitasi jembatan
Dr.  ing. ir - andreas triwiyono - evaluasi dan rehabilitasi jembatanDr.  ing. ir - andreas triwiyono - evaluasi dan rehabilitasi jembatan
Dr. ing. ir - andreas triwiyono - evaluasi dan rehabilitasi jembatan
toloboa
 
2. analisis tenaga alat berat
2. analisis tenaga alat berat2. analisis tenaga alat berat
2. analisis tenaga alat berat
Ahmad Wiratama
 
Beton2 tata 15-perencanaan-pondasi-telapak
Beton2 tata 15-perencanaan-pondasi-telapakBeton2 tata 15-perencanaan-pondasi-telapak
Beton2 tata 15-perencanaan-pondasi-telapak
Maman Asep
 
Alat berat dan pemindahan tanah mekanis bab iii penggunaan & kemampua...
Alat  berat dan pemindahan tanah mekanis    bab iii penggunaan & kemampua...Alat  berat dan pemindahan tanah mekanis    bab iii penggunaan & kemampua...
Alat berat dan pemindahan tanah mekanis bab iii penggunaan & kemampua...
Reyham Reyina Gurianto
 
Alat berat dan pemindahan tanah mekanis bab iii penggunaan & kemampuan alat
Alat  berat dan pemindahan tanah mekanis    bab iii penggunaan & kemampuan alatAlat  berat dan pemindahan tanah mekanis    bab iii penggunaan & kemampuan alat
Alat berat dan pemindahan tanah mekanis bab iii penggunaan & kemampuan alat
mikoilo
 
[6] momen stabilitas statis & final kg
[6] momen stabilitas statis & final kg[6] momen stabilitas statis & final kg
[6] momen stabilitas statis & final kg
ikhulsys
 

What's hot (20)

Dr. ing. ir - andreas triwiyono - evaluasi dan rehabilitasi jembatan
Dr.  ing. ir - andreas triwiyono - evaluasi dan rehabilitasi jembatanDr.  ing. ir - andreas triwiyono - evaluasi dan rehabilitasi jembatan
Dr. ing. ir - andreas triwiyono - evaluasi dan rehabilitasi jembatan
 
Its paper-32776-4107100041-paper
Its paper-32776-4107100041-paperIts paper-32776-4107100041-paper
Its paper-32776-4107100041-paper
 
Pengetahuan Dasar Scaffold Tubes
Pengetahuan Dasar Scaffold TubesPengetahuan Dasar Scaffold Tubes
Pengetahuan Dasar Scaffold Tubes
 
Laporan tm 1 adnin pras (2-10-14)
Laporan tm 1 adnin pras (2-10-14)Laporan tm 1 adnin pras (2-10-14)
Laporan tm 1 adnin pras (2-10-14)
 
2. analisis tenaga alat berat
2. analisis tenaga alat berat2. analisis tenaga alat berat
2. analisis tenaga alat berat
 
Beton2 tata 15-perencanaan-pondasi-telapak
Beton2 tata 15-perencanaan-pondasi-telapakBeton2 tata 15-perencanaan-pondasi-telapak
Beton2 tata 15-perencanaan-pondasi-telapak
 
Flight Dynamic by Robbi H
Flight Dynamic by Robbi HFlight Dynamic by Robbi H
Flight Dynamic by Robbi H
 
Ilham shah pemindahan tenah mekanis
Ilham shah pemindahan tenah mekanisIlham shah pemindahan tenah mekanis
Ilham shah pemindahan tenah mekanis
 
Tugas merancang kapal ii rencana umum
Tugas merancang kapal ii   rencana umumTugas merancang kapal ii   rencana umum
Tugas merancang kapal ii rencana umum
 
studi kasus Perhitungan tower crane
studi kasus Perhitungan tower cranestudi kasus Perhitungan tower crane
studi kasus Perhitungan tower crane
 
Rangkuman2
Rangkuman2Rangkuman2
Rangkuman2
 
Alat berat dan pemindahan tanah mekanis bab iii penggunaan & kemampua...
Alat  berat dan pemindahan tanah mekanis    bab iii penggunaan & kemampua...Alat  berat dan pemindahan tanah mekanis    bab iii penggunaan & kemampua...
Alat berat dan pemindahan tanah mekanis bab iii penggunaan & kemampua...
 
Bekerjanya alat berat kelompok 2
Bekerjanya alat berat kelompok 2Bekerjanya alat berat kelompok 2
Bekerjanya alat berat kelompok 2
 
4312100026 - Presentasi
4312100026 - Presentasi4312100026 - Presentasi
4312100026 - Presentasi
 
Bab iv tugas pelabuhan
Bab iv tugas pelabuhanBab iv tugas pelabuhan
Bab iv tugas pelabuhan
 
[6] momen stabilitas statis & final kg
[6] momen stabilitas statis & final kg[6] momen stabilitas statis & final kg
[6] momen stabilitas statis & final kg
 
Dokumen.tips transmisi pada-traktor
Dokumen.tips transmisi pada-traktorDokumen.tips transmisi pada-traktor
Dokumen.tips transmisi pada-traktor
 
Fitur produk
Fitur produkFitur produk
Fitur produk
 
Alat berat dan pemindahan tanah mekanis bab iii penggunaan & kemampuan alat
Alat  berat dan pemindahan tanah mekanis    bab iii penggunaan & kemampuan alatAlat  berat dan pemindahan tanah mekanis    bab iii penggunaan & kemampuan alat
Alat berat dan pemindahan tanah mekanis bab iii penggunaan & kemampuan alat
 
[6] momen stabilitas statis & final kg
[6] momen stabilitas statis & final kg[6] momen stabilitas statis & final kg
[6] momen stabilitas statis & final kg
 

Similar to 144061 id-analisis-kekuatan-konstruksi-crane-pedes

Analisis Tegangan Lokal Maksimum Struktur Chain Stopper pada Hexagonal Single...
Analisis Tegangan Lokal Maksimum Struktur Chain Stopper pada Hexagonal Single...Analisis Tegangan Lokal Maksimum Struktur Chain Stopper pada Hexagonal Single...
Analisis Tegangan Lokal Maksimum Struktur Chain Stopper pada Hexagonal Single...
Jamhari Hidayat Bin Mustofa
 
409908014468490322780548-PPT-SEMPRO.pptx
409908014468490322780548-PPT-SEMPRO.pptx409908014468490322780548-PPT-SEMPRO.pptx
409908014468490322780548-PPT-SEMPRO.pptx
laptopnyakaaaaa
 
STS LNG transfer - Bulletin(01)
STS LNG transfer - Bulletin(01)STS LNG transfer - Bulletin(01)
STS LNG transfer - Bulletin(01)
Achmad Agung P
 

Similar to 144061 id-analisis-kekuatan-konstruksi-crane-pedes (20)

Manufaktur turbin angin
Manufaktur turbin anginManufaktur turbin angin
Manufaktur turbin angin
 
Laporan tm 1 adnin pras (2-10-14) (1)
Laporan tm 1 adnin pras (2-10-14) (1)Laporan tm 1 adnin pras (2-10-14) (1)
Laporan tm 1 adnin pras (2-10-14) (1)
 
PPT METODE KERJA TC UNESA R2 revisi.pptx
PPT METODE KERJA TC UNESA R2 revisi.pptxPPT METODE KERJA TC UNESA R2 revisi.pptx
PPT METODE KERJA TC UNESA R2 revisi.pptx
 
Tugas Perencanaan Pelabuhan Kelompok 2
Tugas Perencanaan Pelabuhan Kelompok 2Tugas Perencanaan Pelabuhan Kelompok 2
Tugas Perencanaan Pelabuhan Kelompok 2
 
Gaguk suhardjito afif bambang gaguk (abg) rencana umum
Gaguk suhardjito afif bambang gaguk (abg) rencana umumGaguk suhardjito afif bambang gaguk (abg) rencana umum
Gaguk suhardjito afif bambang gaguk (abg) rencana umum
 
Analisis Tegangan Lokal Maksimum Struktur Chain Stopper pada Hexagonal Single...
Analisis Tegangan Lokal Maksimum Struktur Chain Stopper pada Hexagonal Single...Analisis Tegangan Lokal Maksimum Struktur Chain Stopper pada Hexagonal Single...
Analisis Tegangan Lokal Maksimum Struktur Chain Stopper pada Hexagonal Single...
 
5822-16327-1-PB.pdf
5822-16327-1-PB.pdf5822-16327-1-PB.pdf
5822-16327-1-PB.pdf
 
15507056 bangun fiqri-utami_l.
15507056 bangun fiqri-utami_l.15507056 bangun fiqri-utami_l.
15507056 bangun fiqri-utami_l.
 
Perencanaan_Pembangunan_Jetty.ppt
Perencanaan_Pembangunan_Jetty.pptPerencanaan_Pembangunan_Jetty.ppt
Perencanaan_Pembangunan_Jetty.ppt
 
37 53-1-pb
37 53-1-pb37 53-1-pb
37 53-1-pb
 
Analisa pondasi eksiting tangki
Analisa pondasi eksiting tangkiAnalisa pondasi eksiting tangki
Analisa pondasi eksiting tangki
 
Pelabuhan 6 Perhitungan Perancangan Pelabuhan.pptx
Pelabuhan 6 Perhitungan Perancangan Pelabuhan.pptxPelabuhan 6 Perhitungan Perancangan Pelabuhan.pptx
Pelabuhan 6 Perhitungan Perancangan Pelabuhan.pptx
 
PERHITUNGAN CRANE HOIST : By Supriyatna hp : 081288607271
PERHITUNGAN CRANE HOIST : By Supriyatna  hp : 081288607271PERHITUNGAN CRANE HOIST : By Supriyatna  hp : 081288607271
PERHITUNGAN CRANE HOIST : By Supriyatna hp : 081288607271
 
4312100026 - Paper
4312100026 - Paper4312100026 - Paper
4312100026 - Paper
 
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja) Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
 
Basic Drilling Operation.pptx
Basic Drilling Operation.pptxBasic Drilling Operation.pptx
Basic Drilling Operation.pptx
 
459 1613-1-pb
459 1613-1-pb459 1613-1-pb
459 1613-1-pb
 
409908014468490322780548-PPT-SEMPRO.pptx
409908014468490322780548-PPT-SEMPRO.pptx409908014468490322780548-PPT-SEMPRO.pptx
409908014468490322780548-PPT-SEMPRO.pptx
 
Makalah teknologi transformer
Makalah teknologi transformerMakalah teknologi transformer
Makalah teknologi transformer
 
STS LNG transfer - Bulletin(01)
STS LNG transfer - Bulletin(01)STS LNG transfer - Bulletin(01)
STS LNG transfer - Bulletin(01)
 

Recently uploaded

Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxManajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
arifyudianto3
 
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdfLAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
IftitahKartika
 
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get CytotecAbortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion pills in Riyadh +966572737505 get cytotec
 
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxPresentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
yoodika046
 
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptxppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
Arisatrianingsih
 
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
VinaAmelia23
 
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
EnginerMine
 
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
rororasiputra
 

Recently uploaded (19)

PEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian Kompete
PEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian KompetePEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian Kompete
PEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian Kompete
 
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxManajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
 
Konsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifier
Konsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifierKonsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifier
Konsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifier
 
Pengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdf
Pengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdfPengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdf
Pengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdf
 
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdfLAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
 
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get CytotecAbortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
 
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.pptPresentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
 
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxPresentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
 
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE TriwulanpptxLaporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
 
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).pptBAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
 
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdfPengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
 
perbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptx
perbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptxperbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptx
perbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptx
 
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptxppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
 
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
 
B_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdf
B_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdfB_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdf
B_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdf
 
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptxUTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
 
sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Partsample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
 
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
 
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
 

144061 id-analisis-kekuatan-konstruksi-crane-pedes

  • 1. JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271 G-192 Abstrak— Pada penelitian ini akan membahas kekuatan konstruksi crane pedestal akibat konversi Motor Tanker menjadi Mooring Storage Tanker (MST). MST ini tentunya memiliki karakteristik operasional yang berbeda dengan Motor Tanker. MST bersifat tetap, tentunya kapal harus memenuhi beberapa karakteristik tertentu dan cukup kuat untuk menahan beban operasional tambahan saat menjadi Mooring Storage Tanker di perairan Natuna. Dalam penelitian ini akan ditinjau kekuatan dari konstruksi crane pedestal sebagai penambahan fasilitas yang didesain sedemikian rupa sehingga memenuhi aturan yang ditetapkan Lloyd’s Register. Karakteristik kapal dapat kita lihat dengan RAO dimana motion yang paling dominan adalah gerakan heaving dan pitching.Trend RAO mengalami kondisi puncak pada kondisi heaving pada arah datang gelombang head sea (180º) dengan encountering frekuensi sebesar 0.088 rad/sec dan besar simpangan RAO 0.9913. Sedang pada kondisi pitching diperoleh trend RAO dengan kondisi puncak pada arah datang gelombang head sea (180º) pada encountering frekuensi sebesar 0.442 rad/sec dan besar simpangan RAO 0.896. Hasil perhitungan longitudinal bending momen terbesar pada arah pembebanan 180° sebesar 113.095.780,8 ton.m dan shear force sebesar 515.841,91 ton .Hasil analisis dengan FEM untuk crane pedestal menunjukkan besar tegangan maksimum ( von misses stress ) sebesar 192 N/mm2 dari arah pembebanan head sea (180°). Tegangan ijin mengacu pada Lloyd’s Register (Section 8) sebesar 216 N/mm2 sehingga konstruksi crane pedestal masih dalam batas aman. Kata Kunci— Crane Pedestal, frekuensi encountering, Heaving, Mooring Storage Tanker, Pitching, Von Misses Stress. I. PENDAHULUAN ROSES konversi Motor Tanker menjadi Mooring Storage Tanker (MST) lebih banyak digunakan di industri oil and gas. Waktu pembuatan MST dengan konversi lebih singkat sekitar 1-2 tahun dari pada pembuatan Moored Storage baru. 70 % Storage Tanker yang beroperasi diseluruh dunia adalah hasil konversi [1]. Waktu pembuatan yang lebih singkat dari pada pembuatan baru adalah salah satu alasan Mooring Storage Tanker dikonversi dari Motor Tanker. Keuntungan lain yang didapatkan dalam proses secara konversi adalah antisipasi pada umur reservoir yang pendek hingga menengah yakni (5-15 tahun) dan jadwal proses operasi yang lebih cepat [2]. MST(Mooring Storage Tanker) adalah sebuah fasilitas terapung yang dipasang di sekitar ladang minyak dan gas bumi lepas pantai yang fungsinya untuk menerima, menyimpan dan menyalurkan minyak dan gas bumi. MST ini terdiri dari sebuah struktur pengapung berbentuk sebuah kapal yang secara permanen di tambatkan ditempatnya beroperasi dan mendapatkan pengaruh yang sangat signifikan dari beban gelombang dan angin. Karena adanya konversi maka dibutuhkan penambahan sebuah pedestal crane yang akan melayani logistik dan sistem pelayanan barang diatas kapal, maka diperlukan disain yang cermat yang menjamin bahwa kontruksi penyangga pedestal crane terintegrasi kuat dengan konstruksi kapal dan penambahan beban serta peletakannya yang memilki beban momen yang cukup besar dikarenakan pedestal crane diletakkan disisi kapal akan tetap menjamin stabilitas kapal berada pada batas yang aman. Menurut API Specification 2C 5th Edition (1995), sebuah struktur crane terdiri dari crane boom, boom point sheave assembly, boom tip extension, bridle, revolving upperstructure, swing circle assembly, boom foot pin, sheave pin, connectors, fastening, pedestal, dan center post [3] . Salah struktur penting pada sebuah crane adalah crane pedestal. Crane pedestal adalah sebuah substruktur pendukung yang diatasnya terdapat struktur atas yang dapat berputar dan menjulang tinggi dan berfungsi sebagai dasar untuk mendukung struktur yang ada diatasnya. Dalam pembuatan dan pengembangan kapasitas crane perlu mempertimbangkan faktor struktur crane dan faktor operasional yang mempengaruhi kapasitas total [4]. Karena operasi pengangkatan dengan crane pada MST lebih berbahaya dibanding operasi yang sama pada fixed offshore structure [5]. Pada penelitian ini akan dilakukan analisis tegangan maksimum pada crane pedestal dengan studi kasus Motor Storage Tanker Niria yang dibangun oleh galangan kapal Ishikawajima Heavy Industry Co. Ltd. Shipyard Division pada tahun 1983. Saat ini kurang lebih berumur 29 tahun. Trading vessel ini telah di konversi menjadi Mooring Storage Tanker (MST) yang beroperasi di Laut Natuna. II. URAIAN PENELITIAN A. Pemodelan Mooring Storage Tanker Niria Studi kasus pada penelitian ini adalah Mooring Storage Tanker (MT. NIRIA) yang beroperasi di Laut Natuna dengan kedalaman 125 meter. Lokasi operasi Mooring Storage Tanker di perairan Laut Natuna, dimana kondisi perairannya termasuk extreme dengan kategori sea state – 5 yang mempunyai karakteristik tinggi gelombang pada rentang 2,5 m – 4 m. MT. NIRIA memiliki satu buah crane yang terletak di sisi samping MT NIRIA. Konstruksi pondasi pedestal crane yang dirancang dibagi menjadi 2 bagian yaitu crane coloumn yang Analisis Kekuatan Konstruksi Crane Pedestal Pada Mooring Storage Tanker Niria Teguh Rachman Hakim, Handayanu, dan Mas Murtedjo Jurusan Teknik Kelautan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail: handayanu@oe.its.ac.id P
  • 2. JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271 G-193 ada diatas main deck dan crane reinforcement yang menjadi satu kesatuan dengan konstruksi kapal dan type crane pedestal adalah type C [3]. Pemodelan kapal dengan menggunakan sofware maxsurf yang dapat dilihat pada Gambar 1, setelah itu dilanjutkan dengan pemodelan menggunakan Ansys AQWA untuk mencari RAO yang digunakan untuk analisis gerakan kapal dan dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 1. Pemodelan MST Niria menggunakan MAXSURF. Gambar. 2. Pemodelan MST Niria menggunakan Ansys AQWA. B. Validasi Model Untuk mendapatkan hasil pemodelan kapal yang akurat sesuai dengan keaadaan sebenarnya, maka rancangan model harus divalidasi. Validasi model dilakukan dengan membandingkan data hasil perhitungan hidrostatik keluaran MAXSURF dan Ansys AQWA dengan data hidrostatik MST Niria yang sudah ada dengan perbedaan maksimal sebesar 5 % Perhitungan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Perbandingan data hidrostatis pemodelan MAXSURF dan Ansys AQWA dengan data kapal MST. NIRIA Measurment MST NIRIA Model Maxsurf Model Ansys Koreksi Maxsurf (%) Koreksi Ansys (%) LOA (m) 228,55 228,55 228,55 0,00 0,00 LPP (m) 219,00 219,00 219,00 0,00 0,00 B (m) 32,20 32,20 32,20 0,00 0,00 H (m) 18,90 18,90 18,90 0,00 0,00 T (m) 12,21 12,21 12,21 0,00 0,00 Displacement (Ton) 72679,00 72744,13 70527,00 0,09 2,96 WSA (m2 ) 10683,50 10755,87 0,68 AM (m2 ) 390,60 387,60 0,77 AW (m2 ) 6282,60 6524,55 6514,96 3,85 3,70 L CB (m thd AP) 115,10 111,27 111,08 3,33 3,49 LCF (m thd AP) 109,00 105,98 105,62 2,77 3,10 KB (m) 6,28 6,37 6,40 1,53 1,98 Cb 0,82 0,82 0,36 Cp 0,83 0,83 0,73 Cw 0,89 0,92 3,37 Cm 1,00 0,99 1,00 LKM 299,00 300,00 0,33 C. Perhitungan Longitudinal Bending Moment Dua kondisi yang perlu di perhatikan yang memiliki pengaruh besar pada kekuatan memanjang kapal adalah, suatu kondisi dimana puncak gelombang pada amidship dan kondisi diaman puncak gelombang terdapat pada ujung-ujung kapal. Maka kapal akan mengalami hog dan yang satunya akan mengalami sag [6]. Perhitungan pada air yang bergelombang bending momen dirumuskan pada (1),(2). (1) (2) Dimana M adalah total momen bending, Ms adalah momen bending pada still water, Mw adalah momen bending pada kondisi bergelombang, Mζ adalah momen bending yang dihasilkan oleh profil gelombang, Mz menyatakan momen bending yang dihasilkan oleh gerak heaving, Mψ menyatakan momen bending yang dihasilkan oleh gerak pitching. Bending momen akibat heaving pada calm water dirumuskan pada (3). (3) Bending momen akibat pitching pada calm water dirumuskan pada (4). (4) Dengan w'/g menyatakan added mass persatuan panjang kapal, ωe adalah frekuensi encountering, y(x) adalah half-
  • 3. JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271 G-194 breadth pada waterplane pada posisi x , Za adalah amplitudo gerakan heaving, dan ψa menyatakan amplitudo gerakan pitching. D. Perhitungan Beban Angin Pada Crane Pedestal Perhitungan beban angin meliputi perhitungan kecepatan, gaya, dan momen angin. Kecepatan angin yang akan dicari adalah kecepatan angin pada elevasi 10,69 m dari SWL pada kondisi Vessel Draft yaitu dengan draft 12,21 m. Kecepatan angin dapat dihitung dengan persamaan (5). 7 1 0 10 y VV        (5) Dengan V adalah kecepatan angin pada elevasi y (m/s), V0 adalah kecepatan angin pada elevasi 10 m (m/s), y adalah elevasi yang akan dihitung kecepatan anginnya (m) Persamaan untuk gaya angin dapat dituliskan pada (6) (6) Dengan C adalah koefisien bentuk, q adalah tekanan angin, S adalah daerah proyeksi normal terhadap arah gaya, Α adalah sudut antara arah angin dan sumbu permukaan [7], [8]. Momen dicari dengan cara mengalikan gaya angin (Fw) dengan panjang lengan ) seperti pada (7). Panjang lengan,adalah jarak antara titik pada elevasi tertentu yang terkena gaya angin dengan titik pada crane pedestal didekat sambungan dengan geladak dimana dilakukan perhitungan (7) E. Perhitungan Beban Angkat Crane Pedestal Penelitian ini mengabaikan gerakan yang terjadi dari crane dan boom pada saat operasi serta defleksi dari crane dan hanya ditinjau beban yang diangkat oleh crane saja. Beban angkat crane dapat dituliskan dengan persamaan (8). (8) Dengan W adalah beban crane (N), m adalah massa dari beban (kg), dan g adalah percepatan grafitasi (m/s2 ). Sedangkan untuk momen dari beban angkat crane pedestal dituliskan dengan (9). Dengan M adalah momen (N.m) dan l adalah lengan boom pada crane pedestal ketika operasi (m). F. Pemodelan Analisis Lokal pada Crane Pedestal Pemodelan yang dilakukan adalah pedestal pada crane dan sebagian dari deck kapal yang tersambung dan menumpu crane pedestal seperti pada Gambar 3. Pada analisis lokal mencari tegangan gabungan maksimum (von misses stress) yang terjadi yang harus memenuhi kriteria perancangan Lloyd Register section 8 dengan menggunakan Ansys Multiphysic seperti Gambar 4. Gambar. 3. Pemodelan crane pedestal dengan menggunakan autocad 3D. Gambar. 4. Pemodelan analisis lokal crane pedestal dengan menggunakan Ansys Multiphysic. III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Gerakan Mooring Storage Tanker(MST) Dari hasil pemodelan dengan menggunakan Ansys AQWA di dapatkan nilai RAO dari six degree of freedom dengan arah head sea (180°), following sea (0°), dan beam sea (90°). Output grafik dari RAO MST Niria dapat dilihat pada Gambar 5. Dari grafik RAO secara umum dapat dengan mudah mengetahui dan membandingkan gerakan paling dominan untuk masing masing arah. Grafik diatas dibagi dalam tiap- tiap heading, dimana tiap-tiap heading terdapat 6 gerakan. Dari grafik Gambar 5. dapat kita lihat gerakan yang paling dominan adalah heaving dan pitching yang memiliki simpangan amplitudo terbesar. Pemodelan analisis lokal
  • 4. JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271 G-195 (a) (b) (c) Hasil pemodelan dengan Ansys AQWA juga menghasilkan output single amplitude acceleration untuk perhitungan beban inertia pada Tabel 2. Tabel 2. Output Single Amplitude Acceleration Heading Single Amplitude Acceleration Surge Sway Heave Roll Pitch Yaw 0° 0,109 0 0,1393 0 0,364 0 90° 0,0255 0,309 0,6979 0,931 0,066 0,0204 180° 0,1006 0 0,1303 0 0,356 0 B. Hasil Perhitungan Longitudinal Bending Moment Penelitian ini menitikberatkan perhitungan kekuatan memanjang kapal dipengaruhi oleh gelombang regular kondisi heaving dan pitching dengan perhitungan matematis dapat diperoleh penyebaran gaya geser dan bending momen relatif pada setiap station yang dipengaruhi oleh variasi muatan pada kondisi gelombang regular heaving-pitching seperti ditampilkan dalam grafik pada Gambar 6 dan Gambar 7. (d) (e) (f) Gambar. 6. Shear Force Regular Wave Heaving-Pitching. Dari Gmabar 6 dan Gambar 7 dapat diperoleh nilai tegangan geser dan bending momen maksimum. Crane pedestal terletak pada frame 66 atau station 54. Maka dari itu shear force dan bending momen pada station 54 seperti pada Tabel 3. Gambar. 5. RAO kondisi full load arah 0° (a) RAO kondisi full load arah 90° (b) RAO kondisi full load arah 180° (c) RAO kondisi light load arah 0° (d) RAO kondisi light load arah 90° (e) RAO kondisi light load arah 180° (f).
  • 5. JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271 G-196 Gambar. 7. Bending Moment Regular Wave Heaving-Pitching. Tabel 3. Tegangan geser dan bending momen pada station 54 Load Condition Heading Shear Force (ton) Bending Momen (ton.m) Full Load 0 -64,163 -5946,8 90 -832,89 495,156 180 -1007,2 3142,22 Light Load 0 -1902,4 -7163,3 90 -2473,8 -2375 180 -2973,7 1814,12 C. Hasil Perhitungan Beban Angin Hasil dari perhitungan beban angin yang meliputi kecepatan angin, gaya angin, dan momen angin dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Hasil Perhitungan Beban Angin Parameter Height (m) 10,69 9,69 9,19 velocity 6,10 6,02 5,97 wind force 34,22 16,64 86,05 force moment 34,22 8,32 215,13 D. Hasil Perhitungan Beban Angkat Crane Perhitungan untuk mencari beban dengan massa crane dan beban maksimum yang dapat diangkat oleh crane (150 ton) adalah: Hasil yang didapat dari perhitungan beban crane dan beban maksimum yang dapat diangkat oleh crane adalah 1471,5 KN Sedangkan luas penampang pedestal dengan diameter 1,59 m dan thickness sebesar 2 mm adalah 0,01 m2 , sehingga untuk axial load dari berat crane dan beban angkat crane adalah 147.150 (KN/m2 ) Untuk mencari momen beban 1471,5 KN dengan momen lengan 30,48 m adalah Hasil dari perhitungan momen pada beban angkat crane didapatkan hasil sebesar 44851,32 KN.m. E. Analisis lokal dengan Fenite Element Method Pada Crane Pedestal Tebal plat dari crane pedestal adalah 20mm menggunakan baja A36 sedangkan tebal plat untuk deck 1,5 cm . Untuk medapatkan nilai stress pada analisis lokal dengan fenite element method akibat respon pada crane pedestal dan sambungan hull dilakukan dengan menggunakan software Ansys Multiphysic dengan memasukkan parameter beban antara lain momen inertia, shear stress dan bending moment pada kekuatan memanjang kapal, gaya angin, momen angin, beban angkat crane dan momen angkat crane pada kondisi full load dan light load dengan 3 arah pembebanan (head sea, following sea, beam sea). Setelah dilakukan pemodelan seperti Gambar 4. maka perlu adanya analisis sensitivitas meshing terhadap model seperti pada Gambar 8 untuk mengetahui tingkat keakuratan meshing pada pemodelan. Gambar. 8. Analisis sensitifitas meshing. Dari hasil analisis sensitivitas meshing didapatkan meshing mulai jarak 0,2 m besaran tegangan yang terjadi sudah stabil sehingga meshing pemodelan menggunakan 0,2 m. Dari hasil pemodelan didapatkan tegangan von misses pada tiap arah dan kondisi seperti pada Tabel 5. Tabel 4. Tegangan Von Misses Tiap arah dan Kondisi Pembebanan Kondisi Pembebanan Arah Pembebanan Tegangan Von Misses Full Load 0° 174 Mpa 90° 177 Mpa 180° 192 Mpa Light Load 0° 181 Mpa 90° 187 Mpa 180° 192 MPa
  • 6. JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271 G-197 Tegangan yang tertinggi terjadi pada saat kondisi light dengan arah pembebanan 180° dengan nilai 192 MPa. Didapat pula bending stress untuk arah x adalah 43,7 MPa , arah y adalah 123,9MPa dan arah z adalah 134 MPa serta shear stress xy adalah 8,56MPa , untuk arah yz adalah 26 MPa ,dan arah xz adalah 14,1 Mpa,. Tegangan yang diizinkan menurut LR section 8 untuk tegangan von misses sebesar 216 Mpa, bending stress 183 MPa dan shear stress 106 Mpa .Maka seluruh tegangan yang terjadi masih dibawah dari tegangan yang diizinkan dengan deformasi maksium sebesar 0,0051 m. Letak tegangan maksimum yang terjadi adalah letak hotspot stress crane pedestal yaitu pada sambungan crane pedestal dengan deck seperti pada Gambar 9. . Gambar. 9. Letak hotspot stress pada analisis lokal. IV. KESIMPULAN/RINGKASAN Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian tugas akhir ini antara lain: 1. Karakteristik kapal dapat kita lihat dengan RAO dimana motion yang paling dominan adalah gerakan heaving dan pitching.Trend RAO mengalami kondisi puncak pada kondisi Heaving arah datang gelombang Head Sea (180º) dengan encountering frekuensi sebesar 0.088 rad/sec dan besar simpangan RAO 0.9913. Sedang pada kondisi Pitching diperoleh trend RAO dengan kondisi puncak pada arah datang gelombang Head Sea (180º) pada encountering frekuensi sebesar 0.442 rad/sec dan besar simpangan RAO 0.896. 2. Kekuatan memanjang kapal terbesar dengan arah pembebanan 180° kondisi light load dengan nilai bending momen total sebesar 113.095.780,8 ton.m dan shear force total pada kekuatan memanjang sebesar 515.841,9192 ton 3. Letak hot spot stress terletak pada sambungan crane pedestal dengan deck dengan tegangan von misses terbesar pada kondisi light load arah pembebanan 180° sebesar 192 Mpa sedangkan tegangan yang diizinkan menurut LR Section 8 adalah 216 Mpa sehingga konstrusi crane pedestal masih dalam batas aman. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada PT. Citra Mas karena telah memberikan data penunjang dalam pengerjaan penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA [1] Parunov, Josko. 2007. Hydrodynamic and Structural Analysis of MST Ship. [2] Ochi, M.K. 1973. “On Prediction of Extreme Value”, Journal of Ship Research, SNAME, vol.17, No. 1, pp. 29-37. [3] API Specification 2C 5th Edition, 1995, “Specification for Offshore Cranes”, USA [4] Peurifoy, R. L., 1996, “Construction Planning, Equipment, and Methods 5th Edition”, The McGraw-Hill Companies, New York. [5] Langen, I., dan Than, T. K., 2003, “Simulation of Dynamic Behaviour of a FPSO Crane”, Stavanger University College, Stavanger. [6] Bhattacharyya, R. 1978. “Dynamic of Marine Vehicles”. John Wiley and Sons Inc., New York. [7] ABS, 2004. “Commentary on the Guide for Buckling and Ultimate Strength Assessment for Offshore Structures”, Houston. [8] DNV RP C205, 2007, “Environmental Conditions and Environmental Loads”, Norway.