Pelajaran Sekolah SABAT ke-11 Triwulan 3 2014David Syahputra
Markus 2:27 Lalu kata Yesus kepada mereka: "Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat,
2:28 jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat."
Pelajaran Sekolah SABAT ke-11 Triwulan 3 2014David Syahputra
Markus 2:27 Lalu kata Yesus kepada mereka: "Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat,
2:28 jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat."
Mari kita pelajari surat-surat Yesus kepada ketujuh jemaat dalam konteks Pertentangan.
Yesus memperkenalkan diri-Nya dengan cara yang berbeda kepada setiap jemaat. Kita akan mempelajari kwalitas dari masing-masing jemaat, bagaimana mereka terlibat dalam Pertentangan dan apa saran serta janji-janji yang mereka terima.
Pekabaran bagi jemaat-jemaat itu juga merupakan pekabaran bagi kita dan gereja kita.
“Sebab itu bertobatlah! Jika tidak demikian, Aku akan segera datang kepadamu dan Aku akan memerangi mereka dengan pedang yang di mulut-Ku ini.” (Wahyu 2:16)
Petrus memenangkan suatu peperangan pribadi di dalam Pertentangan Besar, sehingga ia dapat mengajar kita bagaimana menghadapi peperangan sehari-hari melawan kejahatan.
Dipilih untuk menjadi kudus. 1 Petrus 2:9-10.
Menghadapi berbagai permasalahan:
Orang-orang kudus diantara orang-orang tidak percaya. 1 Petrus 4:1-7.
Menghadapi para pengejek. 2 Petrus 3:3-7.
Hidup dalam kekudusan :
Bagaimana menghidupkan iman kita. 2 Petrus 1.
Menantikan kedatanganNya. 2 Petrus 3:8-14.
Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.
Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa.” (Roma 5:12
Pertentangan di Bumi dimulai karena dosa Adam. Adam yang kedua (Yesus) datang untuk menebus kita dari kesalahan Adam yang pertama. Dalam Roma 5, Paulus menjelaskan hasil dari pekerjaan Adam yang kedua:
Kita dibenarkan oleh iman (ay 1).
Kita bermegah dalam pengharapan (ay 2).
Kita tidak khawatir tentang kesengsaraan (ay 3-5).
Kristus telah mati bagi kita ketika kita masih sebagai orang berdosa yang lemah (ay 6-8).
Kita akan diselamatkan pada penghakiman akhir (ay 9-10).
Kita bersukacita dalam pendamaian (ay 11).
Setelah tiga setengah tahun dan empat puluh hari, para murid masih menunggu pemulihan politik Israel.
Mereka memiliki pemikiran sendiri tentang pekerjaan Mesias, sehingga mereka tidak dapat memahami sifat dari Injil yang sebenarnya (Mazmur 22:27; Yesaya 42: 1-4).
Daripada mengoreksi pemikiran mereka yang keliru, Yesus memberi mereka pekerjaan yang harus dilakukan: “Kamu akan menjadi saksi-Ku" (Kisah 1: 8).
“Maka Kuadakan perjanjian-Ku dengan kamu, bahwa sejak ini tidak ada yang hidup
yang akan dilenyapkan oleh air bah lagi, dan tidak akan ada lagi air bah untuk
memusnahkan bumi.”
(Kejadian 9:11)
Allah membuat beberapa perjanjian
dengan banyak orang, dengan bangsabangsa
dan dengan seluruh umat
manusia disepanjang sejarah Alkitab.
Perjanjian dalam Kejadian 9: 8-17 adalah
yang paling universal dari semuanya.
Perjanjian itu melibatkan Nuh, anakanaknya,
keturunannya dan “burungburung,
ternak dan semua binatang liar.”
Itu adalah perjanjian sepihak. Allah
menjanjikan sesuatu dan Dia tidak
mengharapkan sesuatu dari kita.
Selain itu, Dia menetapkan satu tanda –
pelangi – yang masih dapat dilihat di
mana saja di Bumi. Itu adalah peringatan
dari perjanjian-Nya.
Allah adalah sumber dari segala hikmat. Dia maha bijak, adil dan baik. Terpisah dari Kristus, orang-orang paling bijaksana yang pernah hidup sekalipun tidak dapat memahami-Nya. Mereka mungkin mengaku bijaksana; mereka mungkin merasa bangga dalam pencapaian mereka; namun ilmu pengetahuan belaka, selain dari kebenaran agung yang berpusat di dalam Kristus, adalah sia-sia. ‘Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya: ... tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman TUHAN.’
“Para nabi bernubuat palsu dan para imam mengajar dengan sewenang-wenang, dan umat-Ku menyukai yang demikian! Tetapi apakah yang akan kamu perbuat, apabila datang kesudahannya?” (Yeremia 5:31)
Perzinahan, tidak jujur dan kemunafikan. Di atas segalanya, mereka “menguatkan hati orang-orang yang berbuat jahat” (Yeremia 23:14); mereka tidak mengutuk dosa.
Tidak seorang pun yang bertobat dari dosa-dosa mereka karena mereka. Kejahatan tersebar di seluruh negeri.
“Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!” (Yeremia 17:7)
“Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.”
(Yeremia 17:8)
Yeremia dipanggil sebagai nabi pada tahun ke-13 dari pemerintahan Yosia (627 SM), sehingga ia dapat mendukung reformasi agama yang dilakukan Yosia. Setelah kematian Yosia, Yeremia mencoba untuk membuat empat raja terakhir dari Yehuda meninggalkan kebiasaan jahat mereka. Namun demikian, usahanya sia-sia dan Yerusalem tidak dapat diselamatkan dari kehancuran.
Persatuan memiliki kekuatan yang besar, entah dilakukan oleh orang-orang berdosa ataupun umat Tuhan
Kalau saja Gereja Tuhan yang memanfaatkan kuasa dari persatuan itu, kita akan menjadi kekuatan terbesar di bumi!
“Mereka meninggalkan TUHAN, Allah nenek moyang mereka yang telah membawa mereka keluar dari tanah Mesir, lalu mengikuti allah lain, dari antara allah bangsa-bangsa di sekeliling mereka, dan sujud menyembah kepadanya, sehingga mereka menyakiti hati TUHAN.” (Hakim-hakim 2:12)
“Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu,
bahwa Yesus adalah Tuhan,
dan percaya dalam hatimu,
bahwa Allah telah membangkitkan Dia
dari antara orang mati,
maka kamu akan diselamatkan.
Mereka berada dalam satu dilema. Jika mereka memberitakan pekabaran itu, mereka mungkin akan menderita penganiayaan atau kematian (Lukas 3: 19-20). Jika mereka tidak memberitakan, maka Allah akan menghukum mereka.
Mereka memutuskan untuk melakukan pekerjaan yang Allah telah perintahkan kepada mereka meskipun ada konsekuensinya.
Mereka memberitakan pekabaran yang mereka terima dari Allah melalui mimpi, penglihatan dan wahyu. Berkat ketekunan mereka, kita dapat membaca pekabaran Tuhan pada saat ini.
Hukum Tuhan "Berkat Ganda" - by. Rony Stevanusgmahkjerusalem
Kita mulai mengerti, mengapa perintah Tuhan itu disebut 10 hukum?
Karena itu adalah BERKAT GANDA 5 + 5!
Tetapi sebelum Tuhan memberikan berkat kepada bangsa Israel, Tuhan menjatuhkan 10 malapetaka kepada orang Mesir.
Kepada orang Mesir, Tuhan beri double malapetaka
kepada orang Israel, Tuhan beri double berkat!
2. “Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah
Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. Lalu Allah memberkati hari
ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan
penciptaan yang telah dibuat-Nya itu.” (Kejadian 2:2-3)
Siapa yang menciptakan segala sesuatu, termasuk
hari Sabat? Yohanes 1: 1-3, Kolose 1:16; Kisah 1: 1-2
Yesus adalah Pencipta segala sesuatu, termasuk
hari Sabat. Yesus, Adam dan Hawa tidaklah
merasa lelah, jadi mengapa mereka perlu
beristirahat pada hari Sabat?
Dalam dunia tanpa dosa, Sabat
adalah sebuah bait di saat semua
makhluk datang bersama-sama
untuk memuji Pencipta mereka dan
menikmati persekutuan khusus
dengan-Nya.
Tidak seperti mereka, kita dikelilingi
oleh dosa, jadi kita perlu saat-saat
persekutuan yang erat dengan
Pencipta kita bahkan lebih.
Yesus memberikan teladan dengan
beristirahat pada hari Sabat baik
setelah menciptakan kita dan
setelah menebus kita.
3. “Karena Anak Manusia
adalah Tuhan atas hari
Sabat.”(Matius 12:8)
Murid-murid Yesus memetik bulir
gandum dari ladang gandum dan
memakannya pada hari Sabat (Mat
12: 1-2)
Hal itu diizinkan oleh hukum (Ul 23:25), namun
mereka dituduh melanggar hukum dengan
melakukan hal itu pada hari Sabat.
Orang-orang Farisi mengikuti aturan yang sangat
ketat dalam memelihara hari Sabat. Jadi apa
yang para murid lakukan termasuk menuai,
mengirik dan menampi gandum bagi mereka.
4. “Karena Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat.” (Matius 12:8)
Yesus menjawab orang-orang Farisi. Dia
menggunakan dua contoh yang melibatkan
pelayanan di dalam Bait Allah:
A. Daud memakan Roti Sajian. Hukum upacara
mengizinkan pelanggaran itu.
B. Para imam bekerja (bahkan kerja keras) pada
hari Sabat. Pekerjaannya diterima oleh Allah.
Setelah itu, Yesus menyatakan:
1. “Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia
untuk hari Sabat.” (Markus 2:27)
Hari Sabat adalah sebuah pemberian dari Tuhan
untuk umat manusia. Hari Sabat diadakan untuk
melayani kita, bukan sebaliknya.
2. “Jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat.”
(Markus 2:28)
Juruselamat kita adalah Pencipta hari Sabat, jadi Ia
berhak memutuskan apa yang pantas atau tepat
untuk dilakukan pada hari kudus itu.
5. “Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan
menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke
rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab.”
(Lukas 4:16)
Teladan Yesus dalam memelihara hari Sabat adalah yang terpenting.
Bagaimana Yesus memelihara hari Sabat?
1. Yesus berkumpul dengan orang percaya lainnya
untuk mempelajari Kitab Suci dan beribadah.
(Lukas 4: 16-21)
2. Ia mengalami secara alami (Mat 12:1-8)
3. Dia meringankan penderitaan manusia (Matius
9-14; Lukas 13:15, 16; Yohanes 5:16, 17)
4. Ia berhenti dari pekerjaan (Kej 2: 1-3)
5. Karena kepatuhan Yesus yang ketat terhadap
kitab suci, Yesus menahan diri dari perdagangan
(Matius 5: 17-19; Neh 13:15-22)
6. Kita dapat menyimpulkan dari perilaku murid
Yesus bahwa Ia melaksanakan hari persiapan
(Lukas 23, 24; Keluaran 16)
Berdasarkan teladan Yesus, orang Kristen harus dengan teliti melaksanakan
hari Sabat untuk saat ini.
6. “Mereka mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia
menyembuhkan orang itu pada hari Sabat, supaya
mereka dapat mempersalahkan Dia.” (Markus 3:2)
Yesus dituduh melanggar hari Sabat karena Dia “bekerja” dengan
menyembuhkan orang. Bagaimana Yesus menjawab pernyataan itu?
Matius 12:10-13.
• Jika seekor domba jatuh ke
dalam lubang,
menyelamatkan domba itu
adalah sah secara hukum.
Bukankah manusia lebih
berharga dari pada domba?
Jadi adalah boleh untuk
berbuat baik pada hari Sabat.
Lukas 13:10-17.
• Melepaskan seekor hewan
sehingga hewan itu dapat
minum pada hari Sabat adalah
diperbolehkan. Haruskah kita
juga kehilangan orang-orang
yang telah diikat dengan
penyakit oleh Setan? Bukankah
kita harus menyembuhkan
mereka?
Yohanes 5:2-18.
• Bapa bekerja pada hari
Sabat dengan menopang
alam semesta. Bukankah
membantu orang pada
hari Sabat adalah juga
diperbolehkan?
Yesus membebaskan Sabat dari pemahaman yang radikal. Dia membantu kita
untuk menjauh dari hal legalisme tanpa melanggar hari Sabat.
7. “‘Bulan berganti bulan, dan Sabat berganti
Sabat, maka seluruh umat manusia akan datang
untuk sujud menyembah di hadapan-Ku, firman
TUHAN.” (Yesaya 66:23)
Teologi yang populer menyatakan bahwa Yesus
mengalihkan kesucian hari Sabat ke hari Minggu,
untuk menghormati kebangkitan-Nya. Namun
demikian, ketika Yesus berbicara tentang
kehancuran Yerusalem (yang akan berlangsung 40
tahun setelah kebangkitan-Nya), Dia berkata,
“Berdoalah, supaya waktu kamu melarikan diri itu
jangan jatuh pada musim dingin dan jangan pada
hari Sabat.” (Matius 24:20)
Paulus dan para rasul lainnya biasanya hadir di
Gereja pada hari Sabat (Kisah Para Rasul 13:14, 42;
14: 1; 17: 1-2, 18: 4)
Ketika beberapa orang Yunani ingin bertemu Paulus
terpisah dari orang-orang Yahudi (di luar Sinagog), ia
berkhotbah kepada mereka untuk dua hari Sabat
berturut-turut (Kisah Para Rasul 13: 42-44). Dia
tidak bertemu dengan mereka pada hari Minggu.
8. “Sebagaimana Sabat menjadi tanda
yang membedakan Israel ketika
mereka keluar dari Mesir untuk
masuk ke Kanaan di dunia ini,
demikian juga Sabat itu harus
menjadi suatu tanda yang sekarang
ini membedakan umat Allah ketika
mereka keluar dari dunia untuk
masuk ke dalam perhentian di surga.
Sabat itu merupakan suatu tanda
hubungan antara Allah dan umatNya,
suatu tanda bahwa mereka
menghormati hukumNya. Sabat itu
membedakan antara rakyatNya yang
setia dan para pelanggar hukum.”
E.G.W. (Testimonies for the Church, vol. 6, cp. 44, pg. 349)