Fortifikasi zat besi pada makanan pendamping ASI (MPASI) berhubungan dengan penurunan risiko anemia dan perbaikan perkembangan pada anak. Studi menunjukkan bahwa bayi yang diberikan MPASI buatan pabrik yang difortifikasi zat besi memiliki kadar hemoglobin lebih tinggi daripada yang diberikan MPASI buatan rumah. Fortifikasi zat besi pada MPASI juga berhubungan dengan peningkatan konsentrasi hemoglobin dan perbaikan status
Panel modul mep (tumbang) skenario 1 kel.6Rindang Abas
Seorang anak perempuan, umur 1 tahun 2 bulan, dibawa ibunya ke Puskesmas dengan keluhan bsering berak encer sejak 1 bulan terakhir. Riwayat pemberian makan : ASI iberikan sampai 2 bulan, selanjutnya diberi susu kental manis sampai sekarang dan makan kalau anak mau makan saja. Riwayat kelahiran : berat badan lahir (BBL) 2900 gram, panjang badan 47 cm. Pada pemeriksaan fisik didapatkan: BB 5600 gram, panjang badan 60 cm. anak nampak pucat. Ditemukan bitot spot pada mata, edema dorsum pedis dan edema pretibial. Juga tampa adanya wasting dan baggy pants. Skor dehidrasi 13 dan Hb 7 gr/dl.
Panel modul mep (tumbang) skenario 1 kel.6Rindang Abas
Seorang anak perempuan, umur 1 tahun 2 bulan, dibawa ibunya ke Puskesmas dengan keluhan bsering berak encer sejak 1 bulan terakhir. Riwayat pemberian makan : ASI iberikan sampai 2 bulan, selanjutnya diberi susu kental manis sampai sekarang dan makan kalau anak mau makan saja. Riwayat kelahiran : berat badan lahir (BBL) 2900 gram, panjang badan 47 cm. Pada pemeriksaan fisik didapatkan: BB 5600 gram, panjang badan 60 cm. anak nampak pucat. Ditemukan bitot spot pada mata, edema dorsum pedis dan edema pretibial. Juga tampa adanya wasting dan baggy pants. Skor dehidrasi 13 dan Hb 7 gr/dl.
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
3. AnemiadefisiensiZatBesiadalah
• 30% penduduk dunia mengalami anemia
• 500 – 600 juta menderita anemia defisiensi zat besi
Defisiensi zat besi merupakan penyebab utama anemia
(Lukens, 1995)
• terjadi bila asupan besi ke dalam eritroid sumsum tulang sangat
terganggu menyebabkan konsentrasi hemoglobin terganggu
Anemia defisiensi zat besi
• Bayi cukup bulan : 1 mg/kgBB/hari
• Bayi kurang bulan : 2 mg/kgBB/hari
• Anak 1 - 4 tahun : 10 mg/hari
• 11 tahun keatas : 18 mg/hari
Kebutuhan besi yang direkomendasikan Committee
on Nutrition of the American Academy of Pediatric
4. AnemidefisiensiZatBesi
• Pucat, lesu cengeng, anorexia, aktivitas menurun, sesak
napas, sampai terjadi gagal jantung pada anemia yang berat
Gejala Anemia
• Perubahan pada epitel, gangguan fungsi imunitas, ganggua
fungsi pengaturan suhu, gangguan pertumbuhan, serta
gangguan perkembangan kognitif dan tingkah laku
Gejala anemia di jaringan
6. Anakadalah
Anak
seseorang yang sampai berusia
18 tahun, termasuk anak yang
masih dalam kandungan
Bayi
Bayi adalah anak mulai
umur 0 - 11 bulan
AnakBalita
Anak Balita adalah anak
umur 12 - 59 bulan.
AnakPrasekolah
Anak Prasekolah adalah
anak umur 60 - 72 bulan.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2014 Tentang Pemantauan
Pertumbuhan, Perkembangan, Dan Gangguan Tumbuh Kembang Anak
7. TumbuhKembangAnakadalah
Pertumbuhan Perkembangan
Pertumbuhan adalah bertambahnya
ukuran dan jumlah sel serta jaringan
interselular, berarti bertambahnya
ukuran fisik dan struktur tubuh
sebagian atau keseluruhan, sehingga
dapat diukur dengan satuan panjang
dan berat.
Perkembangan adalah bertambahnya
struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam kemampuan gerak
kasar, gerak halus, bicara dan bahasa
serta sosialisasi dan kemandirian.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2014 Tentang Pemantauan Pertumbuhan, Perkembangan, Dan Gangguan Tumbuh Kembang Anak
8. PemantauanTumbuhKembangAnak
Pertumbuhan Perkembangan
Pemantauan perkembangan
dilakukan setiap 3 (tiga) bulan
pada anak usia 0 (nol) sampai 12
bulan dan setiap 6 (enam) bulan
pada anak usia 12 (dua belas)
sampai 72 bulan
Menggunakan Kuesioner Pra
Skrining Perkembangan
Pemantauan pertumbuhan
dilakukan pada anak usia 0 (nol)
sampai 72 (tujuh puluh dua) bulan
melalui penimbangan berat badan
setiap bulan dan pengukuran tinggi
badan setiap 3 (tiga) bulan serta
pengukuran lingkar kepala sesuai
jadwal.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2014 Tentang Pemantauan Pertumbuhan, Perkembangan, Dan Gangguan Tumbuh Kembang Anak
9. FaktoryangMempengaruhiPerkembanganAnak
Lingkungan
Pranatal
Riwayat Ibu hamil, zat kimia, endokrin,
radiasi, infeksi, stres, imunisasi, anoksia
embrio
Perinatal Asfiksisa, trauma lahir, hipoglikemia,
hiperbilirubin, BBLR, infeksi
Postnatal
Biologi
Suku/ras, jenis kelamin, umur, perawatan
kesehatan, kerentanan penyakit, kondisi
kesehatan kronik, fungsi metabolisme,
hormon, status gizi
Fisik Cuaca, musim, keadaan geografis, sanitasi,
rumah, radiasi
Keluarga/adat istiadat
Pendidikan, kepribadian orang tua
pekerjaan/pendapatan orang tua, stabilitas
keluarga, jenis kelamin anggota keluarga,
pola pengasuhan
Genetik
11. SektorPerkembanganAnak
Gerakan tubuh yang
menggunakan otot-otot besar
atau sebagian besar atau
seluruh anggota tubuh yang
dipengaruhi oleh kematangan
anak itu sendiri.
MotorikKasar
.
MotorikHalus
Kemampuan anak untuk
mengamati sesuatu, melakukan
gerakan yang melibatkan
bagian-bagian tubuh tertentu
dan dilakukan otot-otot kecil,
serta memerlukan koordinasi
yang cermat
Bicara/Bahasa
Bicara merupakan salah satu cara
untuk mengekspresikan bahasa.
Periode kritis bagi perkembangan
bicara dan bahasa anak adalah 9-24
bulan dari awal kehidupan
Soetjiningsih. Gangguan bicara dan bahasa pada anak.
Tumbuh kembang anak. Jakarta: EGC, 1995.h.237-47
Gallahue, David L. (2006). Developmental Physical Education for
Today’s Children (third edition). USA: Brown & Benchmark
Publisher
Sosialisasi
/Kemandirian
Proses anak berinteraksi dengan
teman sebaya, orang dewasa
dan masyarakat luas agar dapat
menyesuaikan diri dengan baik
sesuai apa yang diharapkan oleh
bangsa dan negara
Ayuningsih, Diah. 2010. Psikologi Perkembangan
Anak. Yogyakarta: Pustaka Larasati
12. FortifikasiPangan
Program perbaikan
gizi masyarakat
Terjangkau seluruh
masyarakat
Menambahkan zat gizi mikro
pada salah satu atau
beberapa bahan pangan
dengan tujuan meningkatkan
nilai gizi bahan pangan
Manfaat
Adalah
Iodium
Vitamin A
Zat Besi
Zinc
Asam Folat
Zatmikro
Dasarhukum
PMK No. 51 tahun 2016
Tentang
Standar Produk
Suplementasi Gizi
Fortifikasi makanan pertamakali dicanangkan oleh WHO pada tahun
1992 dan secara universal direkomendasikan bagi negara-negara yang
dianggap berisiko tinggi terjadinya defisiensi zat besi.12
13. MPASIadalah
makanan dan cairan lainnya selain ASI
(UNICEF, 2013).
Proses pemberian makanan dan cairan lainnya
yang diberikan kepada bayi mulai usia 6 bulan
ketika ASI saja tidak lagi mencukupi untuk
memenuhi kebutuhan gizinya (PAHO, 2003)
adalah
14. MPASI
Air susu ibu (ASI) merupakan sumber zat besi yang baik
bagi bayi sebelum usia 6 bulan, tetapi setelah itu kadar zat
besi dalam ASI sudah tidak memadai lagi untuk
menunjang kebutuhan bayi. Oleh karena itu makanan
pendamping ASI (MPASI) harus segera diberikan bagi bayi
di atas 6 bulan, dan dipilih makanan yang banyak
mengandung zat besi sehingga kebutuhan zat besi dapat
tetap tercukupi dengan optimal
World Health Organization. Infant and young child feeding: model chapter for textbooks for medical students and allied
health professionals.Geneva: World Health Organization, 2009.
18. Waktu dan Tempat
• Mei – Juni 2018
• Puskesmas Garuda Kota Bandung
Sampel Penelitian
• 36 bayi usia 7-8 bulan
• Dibagi menjadi 2 kelompok MP ASI buatan pabrik dan MPASI rumahan
19. Pada Tabel 2 tertera perbedaan kadar Hb pada kelompok MPASI buatan pabrik dibandingkan buatan
rumahan, didapatkan nilai median kadar Hb pada kelompok MPASI buatan pabrik lebih tinggi
dibandingkan kelompok MPASI buatan rumahan dan terdapat perbedaan yang bermakna (p=0,030).
20.
21. Infants with home-made complementary food have lower haemoglobin, serum feritin and
serum iron levels than those with commercial complementary food, and also had a higher
risk of stunted and wasted than children with commercial complementary food.
22. Waktu dan Tempat
• April 2017 – Mei 2018
• 3 Rumah Sakit di India King’s George Medical University, Princess Esra
Hospital, Institute of Child Health
Sampel Penelitian
• 160 pasien bayi usia 6 – 12 bulan
• 80 sampel intervensi diberikan MPASI 50 gr denga fortifikasi Fe 3,75 mg
• 80 sampel kontrol
23.
24. Metode
• Membandingkan konsentrasi Hb pada bayi usia 6 – 23 bulan yang
mengkonsumsi 12 kategori yang berbeda pada MPASI
Sampel Penelitian
• 9968 bayi usia 6 – 23 bulan menggunakan data Indian National Family
Health Survey 2005-2006
25.
26.
27. Metode
• Cross sectional study
Waktu dan tempat
• Mei – September 2005
• 3 desa di Surakarta
Sampel Penelitian
• 78 bayi usia 6 – 23 bulan dibagi menjadi 2 grup sesuai usia 6 – 11 bulan 34
anak dan 12 – 23 bulan 44 anak
28.
29.
30. A fortified complementary food
should provide a quantity of iron
sufficient to ensure that the food at
least meets the RDA of 11 mg for
infants aged 7–12 mo and 7 mg for
toddlers,as described by Lynch and
Stoltzfus (34). The compound used
should also have a bioavailability of
at least 10%. To enhance
absorption, ascorbic acid should be
added in quantities of 70–140 mg/d
for infants aged 6–11 mo and 50–
100 mg/d for young children aged
12–23 mo. These amounts exceed
the requirement for ascorbic acid
but pose no risk of toxicity. Dried
ferrous sulfate of small particle size
is the recommended iron compound
because the absorption-enhancing
effects of ascorbic acid have been
established for this compound only
Lynch, S. & Stoltzfus, R. (2003) Iron and ascorbic acid:
proposed fortification levels and recommended iron
compound. J. Nutr. 133: 2979S–2984S.