SlideShare a Scribd company logo
Homework Help
https://www.homeworkping.com/
Research Paper help
https://www.homeworkping.com/
Online Tutoring
https://www.homeworkping.com/
click here for freelancing tutoring sites
BAB I
LAPORAN KASUS
1.1. IDENTIFIKASI
Nama : Ny.F
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 30 tahun
Kebangsaan : Indonesia
Agama : Islam
Status : Menikah
Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil
Alamat : Palembang
1
MRS : 4 September 2012
1.2. ANAMNESIS (alloanamnesis tanggal 4 september 2012)
Keluhan Utama:
Luka bakar api pada wajah, dada, perut, punggung, dan kedua lengan
Riwayat Perjalanan Penyakit:
± 4 jam SMRS penderita terbakar api pada saat membakar sampah. Luka
terdapat pada wajah, dada, perut, punggung, dan kedua lengan, penderita
tampak sesak nafas (+), sukar bicara (+), lalu penderita dibawa ke rumah sakit
Rivai Abdullah dan dirujuk ke RSMH.
Riwayat terperangkap dalam ruangan tidak ada
Riwayat penyakit yang pernah diderita tidak ada
1.3. PEMERIKSAAN FISIK
- Survey primer
A : Baik
B : Pernafasan = 36x/ menit
C : Tekanan Darah = 130/80 mmHg
Nadi = 98x/ menit
Suhu badan = 37,2 ºC
Berat badan = 65 kg
Tinggi badan = 150 cm
- Survey sekunder :
o Tampak luka bakar api pada :
2
 Wajah dan leher : 9%
 Dada : 5%
 Perut : 4%
 Punggung : 16 %
 Lengan kanan: 6%
 Lengan kiri : 5%
 TOTAL : 45%
1.4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium (tanggal 4 September 2012)
Hb : 15,9 g/dl
Ht : 45 vol%
Eritrosit : 5.290.000 mm³
Leukosit : 25.300 mm³
Trombosit : 209.000 mm³
3
Hitung jenis : 0/0/1/83/12/4
Ureum : 20 mg/dl
Creatinin : 0,5 mg/dl
Natrium : 141 mmol/l
Kalium : 4,1 mmol/l
BSS : 87 mg/dl
EKG : Normal EKG
1.5 DIAGNOSIS KERJA
Luka bakar api derajat II 45% dengan trauma inhalasi
1.7 PENATALAKSANAAN
– Pipa Endotrakeal + Oksigen
– Resusitasi dengan RL metoda Baxter
Jumlah RL = 4cc x 65 Kg x 45% = 11700 cc
50% diberikan dalam 8 jam I = 5850 cc
50% diberikan dalam 16 jam berikutnya = 5850 cc
– Pemasangan NGT
– Pemasangan Kateter urin
– Rencana pemeriksaan AGD + pemasangan CVC
– Antibiotik
– Analgetik
– Antitetanus
– Wound toilet : Silver Sulfadiazine cream
– Observasi vital sign dan urin output
– Debridement
1.8 PROGNOSIS
Quo ad vitam : Dubia
4
Quo ad functionam : Dubia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Luka Bakar
Luka bakar adalah luka yang disebabkan oleh kontak dengan suhu tinggi
seperti api, air, panas, listrik, bahan kimia, dan radiasi; juga dapat oleh sebab
kontak dengan suhu rendah (frost-bite). Kerusakan kulit (dapat disertai
kerusakan jaringan di bawahnya) yang luas akan menyebabkan tingginya tingkat
penguapan cairan tubuh yang juga disertai pengeluaran protein dan energi
sehingga akan mengganggu metabolisme. Selain itu, tubuh juga rentan terhadap
infeksi karena hilangnya kulit sebagai sawar.
Pada kebakaran dalam ruangan tertutup atau bila luka bakar mengenai
daerah muka/ wajah dapat menimbulkan kerusakan mukosa jalan napas akibat
gas, asap atau uap panas yang terhisap. Cedera inhalasi disebabkan oleh jenis
bahan kimia terbakar (tracheobronchitis) dari saluran pernapasan. Bila cedera ini
terjadi pada pasien dengan luka bakar kulit yang parah, kematian sangat tinggi
antara 48% sampai 86%. Edema yang terjadi dapat menyebabkan gangguan
berupa hambatan jalan napas.
2.2. Epidemiologi
5
Telah dilaporkan di Rumah Sakit Cipto Mangun Kusumo Jakarta pada
tahun 1998 dilaporkan 107 kasus luka bakar yang dirawat, dengan angka
kematian 37,38% sedangkan di Rumah Sakit Dr. Sutomo Surabaya pada tahun
2000 dirawat 106 kasus luka bakar, kematian 26, 41 %. Studi North – West
England menemukan angka rata-rata yang datang ke rumah sakit dengan trauma
inhalasi akibat luka bakar adalah 0,29 per 1000 populasi tiap tahun.
Perbandingan antara laki-laki dan perempuan yaitu 2:1. Referensi lain
menyebutkan bahwa kurang lebih sepertiga (20-35%) pasien luka bakar yang
datang ke Pusat Luka Bakar adalah dengan trauma inhalasi.
2.3. Anatomi Jaringan Kulit
Kulit merupakan pelindung tubuh, beragam luas dan tebalnya. Luas kulit
orang dewasa ± 1,5-2 m2
. Tebalnya antara 1-1,5 mm, tergantung letak, umur,
6
Gambar 1. Penampang kulit
jenis kelamin, suhu, dan keadaan gizi. Kulit paling tipis di kelopak mata, penis,
labium minor dan bagian medial lengan atas. Sedangkan kulit tebal terdapat pada
telapak tangan dan kaki, punggung, bahu, dan bokong. Organ tambahan
(apendiks) kulitpun berbeda menurut tempatnya. Fungsi kulit mulai dari
pelindung cedera fisik, kekeringan, kuman, indra dan pengatur suhu. Untuk
peraba dan perasa ada ujung saraf sensoris Vater-Pacini, Meissner, Krause dan
Ruffini yang terdapat di dermis.
2.4. Etiologi / Faktor Predisposisi
Luka bakar disebabkan oleh pengalihan energi dari suatu sumber panas
kepada tubuh melalui hantaran atau radiasi elektromagnetik. Berikut ini adalah
beberapa penyebab luka bakar, antara lain :
1. Panas (misal api, air panas, uap panas)
2. Radias
3. Listrik
4. Petir
5. Bahan kimia (sifat asam dan basa kuat)
6. Ledakan kompor, udara panas
7. Ledakan ban, bom
8. Sinar matahari
9. Suhu yang sangat rendah (frost bite)
2.5. Patofisiologi
Kulit mengandung air cukup banyak oleh karena itu kulit lambat menyerap
panas dan lambat pula mengeluarkan panas. Panas akan terus masuk ke kulit
bagian dalam walaupun sumber panas sudah tidak ada lagi. Pendinginan luka
bakar secara cepat akan menurunkan temperatur jaringan, akan tetapi hal ini
7
memiliki keterbatasan pada luka bakar yang luas atau berat karena akan
mengakibatkan penurunan temperatur suhu tubuh.
Area luka bakar umumnya meliputi:
1. Zona koagulasi (central) : non-viable, kerusakan jaringan masih reversible.
2. Zona statis (middle) : memiliki karakteristik khas dengan adanya dilatasi
pembuluh darah dan difusi kapiler. Setelah 24 hingga 28 jam, dilatasi tersebut
akan menutup dengan hasil akhir perubahan zona ini menjadi zona koagulasi.
Kerusakan pada jaringan ini bisa saja reversible dengan penatalaksanaan yang
sesuai (pendinginan, resusitasi cairan, critical care).
3. Zona hiperemis (outer) : terdiri dari jaringan kulit yang masih viable, jaringan
kulit edematous.
Luka bakar mengakibatkan peningkatan permeabilitas pembuluh darah
sehingga air, klorida dan protein tubuh akan keluar dari dalam sel dan menyebabkan
edema yang dapat berlanjut pada keadaan hipovolemia dan hemokonsentrasi. Burn
8
Luka bakar
Hasilkan zat peptida
Jaras nyeri lambat
Hilang lapisan kulit
Bradikinin, histamin,serotonin
nosiseptor
Respon vasodilatasi pemb.darah
Kerusakan jaringan
Jaras nyeri cepat
Serat A dan δ Serat C
Penguapan berlebihan
cairan sel
Plasma darah keluar untuk
mengatasi dehidrasi seluler
Penurunan volume darah
Kebocoran protein ke interstitial
Hipoproteinemia = ↓tek. onkotik
Cairan tertarik ke intertitial
Penurunan tekanan darah
shock (shock Hipovolemik) merupakan komplikasi yang sering terjadi, manisfestasi
sistemik tubuh terhadap kondisi ini adalah :
1. Respon kardiovaskuiler
Curah jantung akan menurun sebelum perubahan yang signifikan pada volume
darah terlihat dengan jelas. Karena berlanjutnya kehilangan cairan dan
berkurangnya volume vaskuler, maka curah jantung akan terus turun dan terjadi
penurunan tekanan darah. Keadaan ini merupakan awitan syok luka bakar.
Sebagai respon, sistem saraf simpatik akan melepaskan katekolamin yang
meningkatkan resistensi perifer (vasokontriksi) dan frekuensi denyut nadi.
Selanjutnya vasokontriksi pembuluh darah perifer menurunkan curah jantung.
2. Respon Renalis
Ginjal berfungsi untuk menyaring darah jadi dengan menurunnya volume
intravaskuler maka aliran ke ginjal dan GFR menurun mengakibatkan keluaran
urin menurun dan bisa berakibat gagal ginjal.
3. Respon Gastro Intestinal
Ada 2 komplikasi gastrointestinal yang potensial, yaitu ileus paralitik (tidak
adanya peristaltik usus) dan ulkus curling. Berkurangnya peristaltik usus dan
bising usus merupakan manifestasi ileus paralitik yang terjadi akibat luka bakar.
Distensi lambung dan nausea dapat mengakibatkan vomitus kecuali jika segera
dilakukan dekompresi lampung (dengan pemasangan sonde lambung).
Perdarahan lambung yang terjadi sekunder akibat stres fisiologik yang masif
dapat ditandai oleh darah dalam feses atau vomitus yang berdarah. Semua tanda
ini menunjukkan erosi lambung atau duodenum (ulkus curling). Respon umum
pada luka bakar > 20 % adalah penurunan aktivitas gastrointestinal. Hal ini
disebabkan oleh kombinasi efek respon hipovolemik dan neurologik serta respon
endokrin terhadap adanya perlukan luas. Pemasangan NGT mencegah terjadinya
distensi abdomen, muntah dan aspirasi.
9
4. Respon Imonologi
Pertahanan imunologik tubuh sangat berubah akibat luka bakar. Sebagian basis
mekanik, kulit sebagai mekanisme pertahanan dari organisme yang
masuk.Terjadinya gangguan integritas kulit akan memungkinkan
mikroorganisme masuk ke dalam luka.
5. Respon Pulmoner
Pada luka bakar yang berat, konsumsi Oksigen oleh jaringan akan meningkat dua
kali lipat sebagai akibat dari keadaan hipermetabolisme dan respon lokal. Cedera
pulmoner dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kategori yaitu cedera saluran
napas atas terjadi akibat panas langsung, cedera inhalasi di bawah glotis terjadi
akibat menghirup produk pembakaran yang tidak sempurna atau gas berbahaya
seperti karbon monoksida, sulfur oksida, nitrogen oksida, senyawa aldehid,
sianida, amonia, klorin, fosgen, benzena, dan halogen. Komplikasi pulmoner
yang dapat terjadi akibat cedera inhalasi mencakup kegagalan akut respirasi dan
ARDS (adult respiratory distress syndrome).
2.6. Klasifikasi Luka Bakar
1. Berdasarkan penyebab
a. Luka bakar karena api
b. Luka bakar karena air panas
c. Luka bakar karena bahan kimia
d. Laka bakar karena listrik
e. Luka bakar karena radiasi
f. Luka bakar karena suhu rendah (frost bite).
2. Berdasarkan kedalaman jaringan yang rusak
10
Klasifikasi luka bakar berdasarkan kedalaman kerusakan jaringan
berbeda-beda untuk masing-masing negara oleh karena ini sangat bergantung
terhadap manajemen pengobatan yang digunakan oleh negara tersebut.
Penentuan kedalaman kerusakan jaringan berperan dalam prognosis pasien baik
dalam hal penampilan maupun fungsi organ yang terkena. Dalamnya kerusakan
jaringan dikarenakan luka bakar tergantung pada tingginya suhu sumber panas,
ketebalan kulit yang terkena, lama kontak dengan sumber panas, dan kemampuan
kulit dalam mengurangi panas (sebagai contoh: aliran darah).
11
Gambar 2. Klasifikasi luka bakar berdasarkan kedalaman kerusakan jaringan
a. Luka bakar derajat I
Luka bakar ini merupakan luka bakar teringan dimana kerusakan
hanya terjadi pada epidermis. Kulit yang mengalami luka bakar derajat I
tampak kering, hiperemi berupa eritema dikarenakan vasodilatasi kulit, dan
nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi. Dalam 2 hingga 3 hari
biasanya kemerahan dan rasa nyeri pada kulit akan berkurang. Luka bakar
derajat ini akan sembuh tanpa jaringan parut dalam waktu 5 – 7 hari, dimana
12
epitelium yang rusak akan mengelupas. Luka bakar derajat I umumnya terjadi
dikarenakan sengatan matahari.
Gambar 3. Luka bakar derajat I
b. Luka bakar derajat II (luka bakar dermis)
Luka bakar derajat dua kerusakan meliputi epidermis dan sebagian
dermis tetapi masih ada element epitel yang tersisa, seperti sel epitel basal,
kelenjar sebasea, kelenjar keringat, dan folikel rambut. Dengan adanya sisa
epitel yang sehat ini, luka dapat sembuh sendiri dalam 10 – 21 hari. Oleh
karena kerusakan kapiler dan ujung syaraf di dermis, luka derajat ini tampak
lebih pucat dan merah, tergantung ada tidaknya aliran darah ke dermis, serta
lebih nyeri dibandingkan luka bakar superficial. Pada luka bakar derajat II
dasar luka terletak lebih tinggi di atas permukaan kulit normal. Juga timbul
bula berisi cairan eksudat yang keluar dari pembuluh karena permeabilitas
dindingnya meninggi. Luka bakar derajat II dibedakan menjadi :
13
o Derajat II dangkal (Derajat IIA)
Dimana kerusakan mengenai bagian superficial dari dermis dan
penyembuhan terjadi secara spontan dalam 10-14 hari. Apendises kulit
seperti folikel rambut, kelenjar keringat, dan kelenjar sebacea masih utuh.
Luka bakar derajat ini jarang menyebabkan parut hipertrofik, namun
seringkali menyebabkan perubahan warna kulit yang mencolok. Luka
bakar derajat II dangkal seringkali disebabkan tumpahan atau semburan
air panas, dan paparan api dalam jangka waktu pendek.
o Derajat II dalam (Derajat IIB)
Dimana kerusakan mengenai hampir seluruh bagian dermis.
Permukaan luka bakar biasanya tampak bercak-bercak putih dan pink
dikarenakan perbedaan aliran darah ke dermis (bagian putih memiliki
sedikit bahkan tidak ada aliran darah, dan bagian pink memiliki aliran
darah). Penderita sering mengeluh rasa tidak nyaman dibandingkan
sensasi nyeri. Penyembuhan terjadi lebih lama tergantung bagian dari
dermis yang memiliki kemampuan reproduksi sel-sel kulit (epitel, stratum
germinativum, kelenjar keringat, kelenjar sebasea, dan sebagainya) yang
tersisa. Biasanya penyembuhan terjadi dalam waktu lebih dari satu bulan.
Pada penderita luka bakar derajat II dalam sering terjadi parut hipertrofik
dan kontraktur.
14
Gambar 4. Luka bakar derajat II (a. Luka bakar derajat II dangkal ; b. Luka bakar
derajat II dalam)
o Luka bakar derajat III
Luka bakar derajat III meliputi seluruh kedalaman kulit,
mungkin subkutis, atau organ yang lebih dalam. Kulit yang terbakar
berwarna abu-abu dan pucat, kering, letaknya lebih rendah serta dengan
atau tanpa bula. Penderita luka bakar derajat III tidak merasakan nyeri
dikarenakan rusaknya ujung-ujung saraf sensorik. Pada luka bakar derajat
III dapat terbentuk eskar, yang merupakan suatu struktur intak namun
nonvital berasal dari koagulasi protein pada lapisan epidermis dan dermis
yang apabila dibiarkan selama beberapa hari hingga beberapa minggu
akan terpisah dari jaringan di bawahnya yang viabel. Oleh karena tidak
ada lagi apendises kulit yang hidup dan dapat sembuh hanya dengan
kontraktur luka, epitelialisasi tepi luka dan cangkok kulit.
15
Gambar 4. Luka bakar derajat III
Berdasarkan tingkat keseriusan luka American Burn Association
menggolongkan luka bakar menjadi tiga kategori, yaitu:
a. Luka bakar mayor (berat)
1) Luka bakar derajat II 25 % atau lebih pada orang dewasa .
2) Luka bakar derajat II 20 % atau lebih pada anak – anak.
3) Luka bakar derajat III 10 % atau lebih
4) Terdapat luka bakar pada tangan, muka, mata, telinga, kaki, dan
perineum.
5) Terdapat trauma inhalasi dan multiple injuri tanpa memperhitungkan
derajat dan luasnya luka.
6) Terdapat luka bakar listrik bertegangan tinggi.
b. Luka bakar moderat (sedang)
1) Luka bakar derajat II 15-25 % pada orang dewasa
2) Luka bakar derajat II 10 – 20% pada anak – anak
3) Luka bakar derajat III < 10 %
4) Tidak terdapat luka bakar pada tangan, muka, mata, telinga, kaki, dan
perineum.
16
c. Luka bakar minor (ringan)
1) Luka bakar derajat II <15 %
2) Luka bakar derajat II < 10 % pada anak – anak
3) Luka bakar derajat III < 2 %
4) Tidak terdapat luka bakar di daerah wajah, tangan, dan kaki.
5) Luka tidak sirkumfer.
6) Tidak terdapat trauma inhalasi, elektrik, fraktur.
2.7. Luas Luka Bakar
Wallace membagi tubuh atas bagian – bagian 9 % atau kelipatan dari 9
terkenal dengan nama Rule of Nine atau Rule of Wallace.
Kepala dan leher : 9 %
Lengan : 18 %
Badan Depan : 18 %
Badan Belakang : 18 %
Tungkai : 36 %
Genitalia/perineum : 1 %
Total : 100 %
17
Dalam perhitungan agar lebih mempermudah dapat dipakai luas telapak tangan
penderita adalah 1 % dari luas permukaan tubuhnya. Pada anak –anak dipakai modifikasi
Rule of Nine menurut Lund and Brower, yaitu ditekankan pada umur 15 tahun, 5 tahun
dan 1 tahun.
Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian
1. Luka bakar yang disebabkan :
• Listrik : luka bakar tampak kecil tetapi kerusakan di dalam jaringan tubuh
cukup luas.
• Kimia : masing-masing bahan memiliki ciri-ciri sendiri.
2. Daerah yang terkena :
• Wajah
• Tangan dan kaki
• Kemaluan, bokong, dan paha bagian dalam
• Sendi : Karena dapat terjadi penyulit dalam proses penyembuhannya
dikemudian hari.
3. Faktor penyulit
• Usia kurang dari 5 tahun atau lebih dari 55 tahun, dianggap berat.
• Adanya penyakit penyerta
2.8. Gejala Klinis
1. Luka bakar derajat I:
 Kerusakan terbakar pada lapisan epidermis (superficial).
 Kulit kering, hiperemik berupa eritema.
 Tidak dijumpai bullae.
 Nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi.
 Penyembuhan terjadi secara spontan dalam waktu 5-10 hari.
18
 Contohnya adalah luka bakar akibat sengantan matahari
2. Luka bakar derajat II
Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis, berupa reaksi inflamasi
disertai proses eksudasi.
 Dijumpai bullae.
 Nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi.
o Dasar luka berwarna merah atau pucat, sering terletak lebih tinggi
diatas kulit normal.
- Derajat II dangkal (superficial).
 Kerusakan mengenai bagian superfisial dari dermis.
 Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat,
kelenjar sebasea masih utuh.
 Penyembuhan spontan dalam waktu 10-14 hari, tanpa skin graft
- Derajat II dalam (deep).
 Kerusa
 kan hampir seluruh bagian dermis.
 Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar
sebasea sebagian besar masih utuh.
 Penyembuhan terjadi lebih lama, tergantung biji epitel yang tersisa.
Biasanya penyembuhan lebih dari satu bulan. Bahkan perlu dengan
operasi penambalan kulit (skin graft).
3. Luka bakar derajat III
 Kerusakan meliputi seluruh tebal dermis dan lapisan yang lebih dalam.
19
 Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea
mengalami kerusakan.
 Tidak dijumpai bulae.
 Kulit yang terbakar berwarna abu-abu dan pucat, karena kering lebih rendah
dibanding kulit sekitar.
 Terjadi koagulasi protein pada epidermis dan dermis yang dikenal sebagai
eskar.
Tidak dijumpai rasa nyeri dan hilang sensasi, oleh karena ujung-ujung saraf
sensorik mengalami kerusakan/kematian.
 Penyembuhan terjadi lama karena tidak ada proses epitelisasi spontan dari
dasar luka.
2.9. Pemeriksaan Penunjang
1. Hitung darah lengkap : peningkatan Ht awal menunjukkan hemokonsentrasi
sehubungan dengan perpindahan/kehilangan cairan.
2. Elektrolit serum : kalium meningkat karena cedera jaringan /kerusakan SDM dan
penurunan fungsi ginjal. Natrium awalnya menurun pada kehilangan air.
Alkalin fosfat : peningkatan sehubungan dengan perpindahan cairan
interstitiil/ganguan pompa natrium.
3. Urine : adanya albumin, Hb, dan mioglobulin menunjukkan kerusakan jaringan
dalam dan kehilangan protein.
4. Foto rontgen dada : untuk memastikan cedera inhalasi
5. Skan paru : untuk menentukan luasnya cedera inhalasi
6. EKG untuk mengetahui adanya iskemik miokard/disritmia pada luka bakar
listrik.
7. BUN dan kreatinin untuk mengetahui fungsi ginjal.
8. Kadar karbon monoksida serum meningkat pada cedera inhalasi.
9. Bronkoskopi membantu memastikan cedera inhalasi asap.
20
10. Albumin serum dapat menurun karena kehilangan protein pada edema cairan.
Fotografi luka bakar : memberikan catatan untuk penyembuhan luka bakar
selanjutnya.
2.10. Penanganan Luka Bakar Secara Umum
Nilai keamanan tempat kejadian dan keselamatan diri penolong
1. Identifikasi sumber dan hentikan proses luka bakar
2. Lepaskan pakaian dan perhiasan
3. Lakukan penilaian dini
4. Tentukan derajat luka bakar dan luas luka bakar
5. Tutup luka bakar
6. Jaga suhu tubuh penderita
7. Rujuk ke fasilitas kesehatan
Indikasi rawat inap:
1. Jika berumur 10-50 tahun
a. > 20% grade II atau
b. > 5% grade III
2. Jika < 10 atau > 50 tahun : > 10% TBSA II/III
3. Luka bakar mengenai wajah, genital dan perineum
4. Luka bakar sirkumfrensial ekstremitas
5. Luka bakar listrik, trauma radiasi, trauma kimia
6. Trauma inhalasi dengan luka bakar
Penatalaksanaan pasien luka bakar:
A. Airway and Breathing
1. Intubasi
A. Seringkali diperlukan untuk mencegah obstruksi saluran nafas
akibat edema.
21
B. Pasien dengan luka bakar luas (>50%) membutuhkan intubasi.
C. Gunakan oksigen yang dilembabkan.
2. Luka bakar pada dinding dada dan abdomen dapat mengakibatkan
gangguan ventilasi. Hal ini mungkin membutuhkan escharotomies.
B. Circulation
Pada luka bakarberat / mayor terjadi perubahan permeabilitaskapiler yang
akan diikuti dengan ekstrapasi cairan (plasma protein dan elektrolit) dari
intravaskuler ke jaringan interfisial mengakibatkan terjadinya hipovolemic
intra vaskuler dan edema interstisial. Keseimbangan tekanan hidrostatik dan
onkotik tergangu sehingga sirkulasi kebagian distal terhambat, menyebabkan
gangguan perfusi / sel / jaringan / organ.
Pada luka bakar yang berat dengan perubahan permeabilitas kapiler
yang hamper menyeluruh, terjadi penimbunan cairan massif di jaringan
interstisial menyebabkan kondisi hipovolemik. Volume cairan intravaskuler
mengalami deficit, timbul ketidakmampuan menyelenggaraan proses
transportasi oksigen ke jaringan. Keadaan ini dikenal dengan sebutan syok.
Syok yang timbul harus diatasi dalam waktu singkat, untuk mencegah
kerusakan sel dan organ bertambah parah, sebab syok secara nyata bermakna
memiliki korelasi dengan angka kematian.
Beberapa penelitian membuktikan bahwa penatalaksanaan syok
dengan metode resusutasi cairan konvensional (menggunakan regimen cairan
yang ada) dengan penatalaksanaan syok dalam waktu singkat, menunjukkna
perbaikkan prognosis, derajat kerusakan jaringan diperkecil (pemantauan
kadar asam laktat), hipotermi dipersingkat dan koagulatif diperkecil
kemungkinannya, ketiganya diketahui memiliki nilai prognostic terhadap
angka mortalitas. Pada penanganan perbaikan sirkulasi pada luka bakar
dikenal beberapa formula berikut :
1. Evans Formula
2. Brooke Formula
22
3. Parkland Formula
4. Modifikasi Formula
5. Monafo Formula
BAXTER formula
Hari Pertama :
- Dewasa : Ringer Laktat 4 cc x berat badan x % luas luka bakar per 24 jam
- Anak : Ringer Laktat: Dextran = 17 : 3
o 2 cc x berat badan x % luas luka ditambah kebutuhan faali.
o Kebutuhan faali :
 < 1 Tahun : berat badan x 100 cc
 1 – 3 Tahun : berat badan x 75 cc
 3 – 5 Tahun : berat badan x 50 cc
- ½ jumlah cairan diberikan dalam 8 jam pertama.
- ½ diberikan 16 jam berikutnya.
Hari Kedua :
- Dewasa : Dextran 500-2000 cc + D5%
- Selanjutnya sesuai kebutuhan dan keadaan klinis penderita
- Anak : diberi sesuai kebutuhan faali
Menurut Evans Cairan yang dibutuhkan :
1. RL / NaCl = luas combustio ……% X BB/ Kg X 1 cc
2. Plasma = luas combustio ……% X BB / Kg X 1 cc
3. Pengganti yang hilang karena penguapan D5 2000 cc
Hari I  8 jam X ½
16 jam X ½
Hari II  ½ hari I
Hari III  hari ke II
23
C. Disability : secepatnya lakukan pemeriksaan neurologi dasar, terutama bila
luka bakar disertai trauma tumpul, trauma kepala, paparan karbon monoksida
atau memerlukan sedative.
D. Exposure : mencari trauma lain dengan melepaskan pakaian penderita dan
perawatan luka, yaitu :
1. Hentikan proses luka bakar.
2. Tutup luka: bersihkan, keringkan, kenakan pakaian yang tidak lengket
untuk memproteksi luka dan mencegah hipotermi.
3. Beri analgesik.
4. Beri profilaksis tetanus.
5. Beri profilaksis antibiotik kombinasi ataupun intravena bila ada
indikasi.
E. Monitor level elektrolit karena sering terjadi hiponatremia dan hipokalemia.
F. Infeksi
 Agen antimikroba topikal
1. Silvadene (1% silver sulfadiazine)
2. Sulfamylon (10% mafenide acetate)
3. Silver nitrate (0.5% solution)
4. Bacitracin zinc ointment
H. Eksisi dan grafting
1. Biasanya setelah hemodinamik stabil. Biasanya dimulai dalam 2-4
hari.
2. Eksisi
24
a. Eksisi jaringan hingga mencapai jaringan yang masih viabel
b. Graf di subkutan kemungkinan lemah karena kurangnya suplai
darah.
3. Kegagalan graft
a. Debridement luka yang tidak adekuat
b. Infeksi
c. Seroma, hematoma
d. Kurang kelembaban
e. Posisi, pakaian atau penutup yang tidak baik
f. Status nutrisi atau keseluruhan fisiologis yang kurang baik
(contoh sepsis)
I. Kebutuhan nutrisi pada luka bakar
 Kebutuhan Kalori berdasarkan rumus curreri
Kebutuhan kalori 24 jam = (25 kcal x kg BB) + (40 kcal x TBSA of
the burn)
 Protein: 2.5 - 3 g/kg per hari pada dewasa dan 3 - 4 g/kg per hari pada
anak-anak.
 Pemberian makan peroral dilakukan sedini mungkin setelah 24-48 jam
dipuasakan.
 Vitamin B komplek dan vitamin C.
Penanganan beberapa luka bakar khusus :
Luka bakar Kimia :
 Nilai keamanan tempat kejadian dan keselamatan diri penolong :
o Segera siram /aliri luka bakar dengan air sebanyak - banyaknya,
sekurang-kurangnya 20 menit. Jangan buang waktu mencari antidotnya.
25
o Jangan menyiram bahan kimia yang bereaksi makin kuat dengan air
misalnya bubuk kaustik soda.
o Bila mengenai mata, siram dengan air mengalir, dan lepaskan lensa
kontak.
o Minimalkan kontaminasi lanjut dengan aliran air sedemikian rupa hingga
tidak mengenai daerah sehat.
 Bila penderita terkontaminasi, upayakan membersihkan penderita dari jauh,
jangan sampai penolong juga terkena bahan kimia.
o Bahan kimia padat / bubuk, asap dengan sikat halus kemudian siram
dengan air sebanyak - banyaknya.
o Siram atau aliri dengan air sekurang - kurangnya selama 20 menit.
o Amankan bekas pakaian penderita yang terkontaminasi.
o Pasang penutup luka steril pada bagian luka.
o Atasi syok bila ada.
o Rujuk ke fasilitas kesehatan.
Luka bakar listrik
Gejala dan tanda syok listrik :
 Perubahan status mental dan penurunan respon
 Tampak luka bakar berat
 Pernapasan dangkal, tidak teratur atau tidak ada
 Denyut nadi lemah, tidak teratur atau tidak ada
 Patah tulang majemuk karena kontraksi otot.
Penanganan luka bakar listrik
Nilai keamanan tempat kejadian dan keselamatan diri penolong
1. Lakukan penilaian dini
2. Periksa dan cari luka bakar di daerah listrik masuk dan tempat listrik keluar
26
3. Tutup muka dengan penutup luka steril kering
4. Atasi syok, bila ada
5. Rujuk ke fasilitas kesehatan.
Catatan :
Penolong harus siap melaukan RJP pada penderita yang tersengat listrik. Penderita
harus dipantau dengan ketat, karena henti napas dan henti jantung sering berulang.
Luka bakar Inhalasi
Gejala dan tanda yang mungkin ditemukan :
1. Bulu hidung hangus terbakar 6. Pernapasan berbunyi
2. Luka bakar pada wajah 7. Serak, batuk, sukar bicara
3. Butir arang karbon dalam cairan ludah 8. Gerakan dada terbatas
4. Bau asap atau jelaga pada pernapasan 9. Kulit kebiruan (sianosis).
5. Kesukaran napas
Penanganan :
Nilai keamanan tempat kejadian dan keselamatan diri penolong
1. Pindahkan penderita ke tempat aman
2. Berikan oksigen, bila perlu oksigen yang dilembabkan melalui masker
3. Penilaian dini terutama jalan napas dan pernapasan
4. Bila perlu, lakukan pernapasan buatan dengan intubasi endotrakeal
5. Rujuk ke fasilitas kesehatan
Catatan :
Hati-hati dengan pemberian oksigen di daerah kebakaran. Pastikan penderita sudah
diamankan secukupnya untuk mencegah terjadinya reaksi antara oksigen dengan api.
2.11. Komplikasi Luka Bakar
27
A. Dehidrasi
B. Infeksi
C. Curling’s ulcer
D. Gangguan jalan nafas
E. Konvulsi
2.12. Prognosa
1. Tergantung derajat luka bakar.
2. Luas permukaan
3. Daerah yang terkena, perineum, ketiak, leher dan tangan karena sulit
perawatan dan mudah kontraktur.
4. Usia dan kesehatan penderita.
28
BAB III
ANALISIS KASUS
Seorang perempuan berumur 30 tahun beralamat di Palembang dibawa ke
RSMH dengan keluhan luka bakar api. Dari auto dan alloanamnesis didapatkan
bahwa perempuan tersebut tersambar api saat membakar sampah dan tampak
mengalami sesak nafas dan sukar berbicara pada saat terkena sambaran api.
Pada pemeriksaan fisik status generalis didapatkan keadaan umum pasien
tampak sakit berat, pasien sadar serta pernapasan, nadi, tekanan darah, dan suhu
dalam batas normal. Dari survei sekunder pada luka bakar diperkirakan total luas
permukaan tubuh sebesar 45 %, terdiri dari 9 % di wajah dan leher, 5 % di dada, 4 %
perut, 16 % punggung, dan 11 % di extremitas superior dextra et sinistra. Kedalaman
luka bakar yang diderita pasien berkisar derajat II. Tidak ditemukan kelainan di
kepala, pupil,leher, thorak, abdomen, dan genitalia. Jadi dapat disimpulkan pada
pasien ini mengalami luka bakar api derajat II 45%.
Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan leukositosis dan pada
pemeriksaan laoboratorium lainnnya masih dalam batas normal. Hasil pemeriksaan
EKG masih dalam batas normal menunjukkan tidak adanya gangguan jantung.
Penatalaksanaan pada pasien ini direncanakan pemasangan ETT dan
pemberian O2, resusitasi RL dengan metoda baxter, pemberian antibiotik, analgesik
29
dan antitetanus, pemasangan kateter urine, observasi vital sign dan urine output, serta
dilakukan debridement. Pada pasien ini, tubuh kehilangan kulit sebagai protective
barrier sehingga rentan terhadap infeksi, oleh karena itu diberikan antibiotik
spektrum luas dan anti tetanus serum sebagai profilaksis pada pasien ini. Untuk
mengurangi rasa sakit, dikarenakan pada luka bakar grade II terjadi iritasi ujung-
ujung saraf perifer, analgetik diberikan pada pasien ini. Pasien dirawat dengan
pemberian antibiotik topikal silver sulfadiazine cream 1% yang memiliki aktifitas
bakterisid terhadap bakteri gram positif dan gram negatif juga jamur.
Prognosis pasien ini adalah Quo ad vitam dubia dan quo ad fungtionam dubia.
Hal ini tentunya tergantung pada penatalaksanaan yang adekuat pada pasien ini,
respon pasien terhadap cedera luka bakar dan therapi, serta faktor luka bakar itu
sendiri.
30
DAFTAR PUSTAKA
1. Mirzani H, Leksana. Edt. 2006. Pediatricia. Edisi II. Yogyakarta: Tosca
Enterprise.
2. R Sjamsuhidajat, Wim De Jong, Buku Ajar Ilmu Bedah Penerbit Buku
Kedokteran, EGC. 2007
3. Sumiardi K, Bachsinar B. 1995. Bedah Minor. Edisi II. Jakarta: Hipokrates.
4. Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi Edisi 3. Jakarta: EGC
5. Guyton, Arthur C., dkk. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9. Jakarta:
EGC
6. M Sjaifudin Noer, Penanganan Luka Bakar, Airlangga University Press, 2006
7. Pedoman Diagnosis dan Terapi, Lab/ Ilmu Bedah, Rumah Sakit Dr. Sutomo.
Jakarta: EGC
8. Moenadjat, Yefta. 2005. Petunjuk Praktis Penatalaksanaan Luka Bakar. Komite
Medik ALBI : Jakarta
9. Schwarz, et. al. 2005. Burns Wound Infections. Available at :
http://oascentral.emedicine.com/RealMedia/ads/emedicine.com/Med/InfectDis/Bu
rnWoundInfect. Accessed at: September 6th
2012
31
Homework Help
https://www.homeworkping.com/
Math homework help
https://www.homeworkping.com/
Research Paper help
https://www.homeworkping.com/
Algebra Help
https://www.homeworkping.com/
Calculus Help
https://www.homeworkping.com/
Accounting help
https://www.homeworkping.com/
Paper Help
https://www.homeworkping.com/
Writing Help
https://www.homeworkping.com/
Online Tutor
https://www.homeworkping.com/
32
Online Tutoring
https://www.homeworkping.com/
33

More Related Content

Similar to 113962427 case-bedah

PPT_LUKA_BAKAR (TDK MENERIMA REVISI!!).pptx
PPT_LUKA_BAKAR (TDK MENERIMA REVISI!!).pptxPPT_LUKA_BAKAR (TDK MENERIMA REVISI!!).pptx
PPT_LUKA_BAKAR (TDK MENERIMA REVISI!!).pptx
DindaDwiPustika
 
Asuhan keperawatan luka bakar
Asuhan keperawatan luka bakarAsuhan keperawatan luka bakar
Asuhan keperawatan luka bakar
pt.cingursapi
 
FT INTERGUMENT.pptx
FT INTERGUMENT.pptxFT INTERGUMENT.pptx
FT INTERGUMENT.pptx
Maya494453
 
Askep lb point
Askep lb pointAskep lb point
Askep lb point
Ullank Stira
 
Askep 1
Askep 1Askep 1
Luka bakar
Luka bakar Luka bakar
Luka bakar
mcwfaunk
 
asuhan keperawatan pada luka bakar
 asuhan keperawatan pada luka bakar asuhan keperawatan pada luka bakar
asuhan keperawatan pada luka bakar
pjj_kemenkes
 
Luka Bakar
Luka BakarLuka Bakar
NgEU Burn Management.pptx
NgEU Burn Management.pptxNgEU Burn Management.pptx
NgEU Burn Management.pptx
Hilda577038
 
Gadar klompok AKPER PEMKAB MUNA
Gadar klompok AKPER PEMKAB MUNA Gadar klompok AKPER PEMKAB MUNA
Gadar klompok AKPER PEMKAB MUNA
Operator Warnet Vast Raha
 
Asuhan keperawatan pada pasien dengan luka bakar
Asuhan keperawatan pada pasien dengan luka bakarAsuhan keperawatan pada pasien dengan luka bakar
Asuhan keperawatan pada pasien dengan luka bakar
Septian Muna Barakati
 
Luka Bakar (Combustio) dan Penanganan Pertama .pptx
Luka Bakar (Combustio)  dan Penanganan Pertama .pptxLuka Bakar (Combustio)  dan Penanganan Pertama .pptx
Luka Bakar (Combustio) dan Penanganan Pertama .pptx
drivefoto000
 
Askep maritim g3 ssistem integumen AKPER PEMKAB MUNA
Askep maritim g3 ssistem integumen AKPER PEMKAB MUNA Askep maritim g3 ssistem integumen AKPER PEMKAB MUNA
Askep maritim g3 ssistem integumen AKPER PEMKAB MUNA
Operator Warnet Vast Raha
 
Luka Bakar
Luka BakarLuka Bakar
PPT Askep Luka Bakar_tugas gadar_kel 6.ppt
PPT Askep Luka Bakar_tugas gadar_kel 6.pptPPT Askep Luka Bakar_tugas gadar_kel 6.ppt
PPT Askep Luka Bakar_tugas gadar_kel 6.ppt
juniati14
 
79836959 makalah-dermatitis-kontak
79836959 makalah-dermatitis-kontak79836959 makalah-dermatitis-kontak
79836959 makalah-dermatitis-kontak
William Tasidjawa
 
Askep Luka Bakar
Askep Luka BakarAskep Luka Bakar
Askep Luka Bakar
Jayanti Sekar Wangi
 
Copy of css luka bakar erik
Copy of css luka bakar erikCopy of css luka bakar erik
Copy of css luka bakar erik
erichchandras
 

Similar to 113962427 case-bedah (20)

Askep luka bakar
Askep luka bakarAskep luka bakar
Askep luka bakar
 
Luka bakar pyo
Luka bakar   pyoLuka bakar   pyo
Luka bakar pyo
 
PPT_LUKA_BAKAR (TDK MENERIMA REVISI!!).pptx
PPT_LUKA_BAKAR (TDK MENERIMA REVISI!!).pptxPPT_LUKA_BAKAR (TDK MENERIMA REVISI!!).pptx
PPT_LUKA_BAKAR (TDK MENERIMA REVISI!!).pptx
 
Asuhan keperawatan luka bakar
Asuhan keperawatan luka bakarAsuhan keperawatan luka bakar
Asuhan keperawatan luka bakar
 
FT INTERGUMENT.pptx
FT INTERGUMENT.pptxFT INTERGUMENT.pptx
FT INTERGUMENT.pptx
 
Askep lb point
Askep lb pointAskep lb point
Askep lb point
 
Askep 1
Askep 1Askep 1
Askep 1
 
Luka bakar
Luka bakar Luka bakar
Luka bakar
 
asuhan keperawatan pada luka bakar
 asuhan keperawatan pada luka bakar asuhan keperawatan pada luka bakar
asuhan keperawatan pada luka bakar
 
Luka Bakar
Luka BakarLuka Bakar
Luka Bakar
 
NgEU Burn Management.pptx
NgEU Burn Management.pptxNgEU Burn Management.pptx
NgEU Burn Management.pptx
 
Gadar klompok AKPER PEMKAB MUNA
Gadar klompok AKPER PEMKAB MUNA Gadar klompok AKPER PEMKAB MUNA
Gadar klompok AKPER PEMKAB MUNA
 
Asuhan keperawatan pada pasien dengan luka bakar
Asuhan keperawatan pada pasien dengan luka bakarAsuhan keperawatan pada pasien dengan luka bakar
Asuhan keperawatan pada pasien dengan luka bakar
 
Luka Bakar (Combustio) dan Penanganan Pertama .pptx
Luka Bakar (Combustio)  dan Penanganan Pertama .pptxLuka Bakar (Combustio)  dan Penanganan Pertama .pptx
Luka Bakar (Combustio) dan Penanganan Pertama .pptx
 
Askep maritim g3 ssistem integumen AKPER PEMKAB MUNA
Askep maritim g3 ssistem integumen AKPER PEMKAB MUNA Askep maritim g3 ssistem integumen AKPER PEMKAB MUNA
Askep maritim g3 ssistem integumen AKPER PEMKAB MUNA
 
Luka Bakar
Luka BakarLuka Bakar
Luka Bakar
 
PPT Askep Luka Bakar_tugas gadar_kel 6.ppt
PPT Askep Luka Bakar_tugas gadar_kel 6.pptPPT Askep Luka Bakar_tugas gadar_kel 6.ppt
PPT Askep Luka Bakar_tugas gadar_kel 6.ppt
 
79836959 makalah-dermatitis-kontak
79836959 makalah-dermatitis-kontak79836959 makalah-dermatitis-kontak
79836959 makalah-dermatitis-kontak
 
Askep Luka Bakar
Askep Luka BakarAskep Luka Bakar
Askep Luka Bakar
 
Copy of css luka bakar erik
Copy of css luka bakar erikCopy of css luka bakar erik
Copy of css luka bakar erik
 

Recently uploaded

PERSENTASI PENINGKATAN KUALITAS PRAKTIK PEMBELAJARAN.pdf
PERSENTASI PENINGKATAN KUALITAS PRAKTIK PEMBELAJARAN.pdfPERSENTASI PENINGKATAN KUALITAS PRAKTIK PEMBELAJARAN.pdf
PERSENTASI PENINGKATAN KUALITAS PRAKTIK PEMBELAJARAN.pdf
MunirLuvNaAin
 
Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan i...
Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan   i...Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan   i...
Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan i...
PutraDwitara
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Kanaidi ken
 
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdfTugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
nurfaridah271
 
635237001-MATERI-rev1-Pantarlih-Bimtek-Penyusunan-Daftar-Pemilih.pdf
635237001-MATERI-rev1-Pantarlih-Bimtek-Penyusunan-Daftar-Pemilih.pdf635237001-MATERI-rev1-Pantarlih-Bimtek-Penyusunan-Daftar-Pemilih.pdf
635237001-MATERI-rev1-Pantarlih-Bimtek-Penyusunan-Daftar-Pemilih.pdf
syamsulbahri09
 
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdfTugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
Thahir9
 
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdfLAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
RosidaAini3
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Modul AJar Rekayasa Perangkat Lunak 2024
Modul AJar Rekayasa Perangkat Lunak 2024Modul AJar Rekayasa Perangkat Lunak 2024
Modul AJar Rekayasa Perangkat Lunak 2024
Herry Prasetyo
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Sosdiklihparmassdm
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdfRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
OswaldusDiwaDoka
 
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdfTugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Thahir9
 
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
Kanaidi ken
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
SABDA
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
Kanaidi ken
 
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdfBiografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
pristayulianabila
 
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdfAKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
opkcibungbulang
 
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
StevanusOkiRudySusan
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
SABDA
 

Recently uploaded (20)

PERSENTASI PENINGKATAN KUALITAS PRAKTIK PEMBELAJARAN.pdf
PERSENTASI PENINGKATAN KUALITAS PRAKTIK PEMBELAJARAN.pdfPERSENTASI PENINGKATAN KUALITAS PRAKTIK PEMBELAJARAN.pdf
PERSENTASI PENINGKATAN KUALITAS PRAKTIK PEMBELAJARAN.pdf
 
Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan i...
Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan   i...Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan   i...
Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan i...
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
 
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdfTugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
 
635237001-MATERI-rev1-Pantarlih-Bimtek-Penyusunan-Daftar-Pemilih.pdf
635237001-MATERI-rev1-Pantarlih-Bimtek-Penyusunan-Daftar-Pemilih.pdf635237001-MATERI-rev1-Pantarlih-Bimtek-Penyusunan-Daftar-Pemilih.pdf
635237001-MATERI-rev1-Pantarlih-Bimtek-Penyusunan-Daftar-Pemilih.pdf
 
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdfTugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
 
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdfLAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
Modul AJar Rekayasa Perangkat Lunak 2024
Modul AJar Rekayasa Perangkat Lunak 2024Modul AJar Rekayasa Perangkat Lunak 2024
Modul AJar Rekayasa Perangkat Lunak 2024
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdfRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
 
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdfTugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
 
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
 
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdfBiografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
 
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdfAKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
 
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
 

113962427 case-bedah

  • 1. Homework Help https://www.homeworkping.com/ Research Paper help https://www.homeworkping.com/ Online Tutoring https://www.homeworkping.com/ click here for freelancing tutoring sites BAB I LAPORAN KASUS 1.1. IDENTIFIKASI Nama : Ny.F Jenis Kelamin : Perempuan Usia : 30 tahun Kebangsaan : Indonesia Agama : Islam Status : Menikah Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil Alamat : Palembang 1
  • 2. MRS : 4 September 2012 1.2. ANAMNESIS (alloanamnesis tanggal 4 september 2012) Keluhan Utama: Luka bakar api pada wajah, dada, perut, punggung, dan kedua lengan Riwayat Perjalanan Penyakit: ± 4 jam SMRS penderita terbakar api pada saat membakar sampah. Luka terdapat pada wajah, dada, perut, punggung, dan kedua lengan, penderita tampak sesak nafas (+), sukar bicara (+), lalu penderita dibawa ke rumah sakit Rivai Abdullah dan dirujuk ke RSMH. Riwayat terperangkap dalam ruangan tidak ada Riwayat penyakit yang pernah diderita tidak ada 1.3. PEMERIKSAAN FISIK - Survey primer A : Baik B : Pernafasan = 36x/ menit C : Tekanan Darah = 130/80 mmHg Nadi = 98x/ menit Suhu badan = 37,2 ºC Berat badan = 65 kg Tinggi badan = 150 cm - Survey sekunder : o Tampak luka bakar api pada : 2
  • 3.  Wajah dan leher : 9%  Dada : 5%  Perut : 4%  Punggung : 16 %  Lengan kanan: 6%  Lengan kiri : 5%  TOTAL : 45% 1.4. PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan Laboratorium (tanggal 4 September 2012) Hb : 15,9 g/dl Ht : 45 vol% Eritrosit : 5.290.000 mm³ Leukosit : 25.300 mm³ Trombosit : 209.000 mm³ 3
  • 4. Hitung jenis : 0/0/1/83/12/4 Ureum : 20 mg/dl Creatinin : 0,5 mg/dl Natrium : 141 mmol/l Kalium : 4,1 mmol/l BSS : 87 mg/dl EKG : Normal EKG 1.5 DIAGNOSIS KERJA Luka bakar api derajat II 45% dengan trauma inhalasi 1.7 PENATALAKSANAAN – Pipa Endotrakeal + Oksigen – Resusitasi dengan RL metoda Baxter Jumlah RL = 4cc x 65 Kg x 45% = 11700 cc 50% diberikan dalam 8 jam I = 5850 cc 50% diberikan dalam 16 jam berikutnya = 5850 cc – Pemasangan NGT – Pemasangan Kateter urin – Rencana pemeriksaan AGD + pemasangan CVC – Antibiotik – Analgetik – Antitetanus – Wound toilet : Silver Sulfadiazine cream – Observasi vital sign dan urin output – Debridement 1.8 PROGNOSIS Quo ad vitam : Dubia 4
  • 5. Quo ad functionam : Dubia BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Luka Bakar Luka bakar adalah luka yang disebabkan oleh kontak dengan suhu tinggi seperti api, air, panas, listrik, bahan kimia, dan radiasi; juga dapat oleh sebab kontak dengan suhu rendah (frost-bite). Kerusakan kulit (dapat disertai kerusakan jaringan di bawahnya) yang luas akan menyebabkan tingginya tingkat penguapan cairan tubuh yang juga disertai pengeluaran protein dan energi sehingga akan mengganggu metabolisme. Selain itu, tubuh juga rentan terhadap infeksi karena hilangnya kulit sebagai sawar. Pada kebakaran dalam ruangan tertutup atau bila luka bakar mengenai daerah muka/ wajah dapat menimbulkan kerusakan mukosa jalan napas akibat gas, asap atau uap panas yang terhisap. Cedera inhalasi disebabkan oleh jenis bahan kimia terbakar (tracheobronchitis) dari saluran pernapasan. Bila cedera ini terjadi pada pasien dengan luka bakar kulit yang parah, kematian sangat tinggi antara 48% sampai 86%. Edema yang terjadi dapat menyebabkan gangguan berupa hambatan jalan napas. 2.2. Epidemiologi 5
  • 6. Telah dilaporkan di Rumah Sakit Cipto Mangun Kusumo Jakarta pada tahun 1998 dilaporkan 107 kasus luka bakar yang dirawat, dengan angka kematian 37,38% sedangkan di Rumah Sakit Dr. Sutomo Surabaya pada tahun 2000 dirawat 106 kasus luka bakar, kematian 26, 41 %. Studi North – West England menemukan angka rata-rata yang datang ke rumah sakit dengan trauma inhalasi akibat luka bakar adalah 0,29 per 1000 populasi tiap tahun. Perbandingan antara laki-laki dan perempuan yaitu 2:1. Referensi lain menyebutkan bahwa kurang lebih sepertiga (20-35%) pasien luka bakar yang datang ke Pusat Luka Bakar adalah dengan trauma inhalasi. 2.3. Anatomi Jaringan Kulit Kulit merupakan pelindung tubuh, beragam luas dan tebalnya. Luas kulit orang dewasa ± 1,5-2 m2 . Tebalnya antara 1-1,5 mm, tergantung letak, umur, 6 Gambar 1. Penampang kulit
  • 7. jenis kelamin, suhu, dan keadaan gizi. Kulit paling tipis di kelopak mata, penis, labium minor dan bagian medial lengan atas. Sedangkan kulit tebal terdapat pada telapak tangan dan kaki, punggung, bahu, dan bokong. Organ tambahan (apendiks) kulitpun berbeda menurut tempatnya. Fungsi kulit mulai dari pelindung cedera fisik, kekeringan, kuman, indra dan pengatur suhu. Untuk peraba dan perasa ada ujung saraf sensoris Vater-Pacini, Meissner, Krause dan Ruffini yang terdapat di dermis. 2.4. Etiologi / Faktor Predisposisi Luka bakar disebabkan oleh pengalihan energi dari suatu sumber panas kepada tubuh melalui hantaran atau radiasi elektromagnetik. Berikut ini adalah beberapa penyebab luka bakar, antara lain : 1. Panas (misal api, air panas, uap panas) 2. Radias 3. Listrik 4. Petir 5. Bahan kimia (sifat asam dan basa kuat) 6. Ledakan kompor, udara panas 7. Ledakan ban, bom 8. Sinar matahari 9. Suhu yang sangat rendah (frost bite) 2.5. Patofisiologi Kulit mengandung air cukup banyak oleh karena itu kulit lambat menyerap panas dan lambat pula mengeluarkan panas. Panas akan terus masuk ke kulit bagian dalam walaupun sumber panas sudah tidak ada lagi. Pendinginan luka bakar secara cepat akan menurunkan temperatur jaringan, akan tetapi hal ini 7
  • 8. memiliki keterbatasan pada luka bakar yang luas atau berat karena akan mengakibatkan penurunan temperatur suhu tubuh. Area luka bakar umumnya meliputi: 1. Zona koagulasi (central) : non-viable, kerusakan jaringan masih reversible. 2. Zona statis (middle) : memiliki karakteristik khas dengan adanya dilatasi pembuluh darah dan difusi kapiler. Setelah 24 hingga 28 jam, dilatasi tersebut akan menutup dengan hasil akhir perubahan zona ini menjadi zona koagulasi. Kerusakan pada jaringan ini bisa saja reversible dengan penatalaksanaan yang sesuai (pendinginan, resusitasi cairan, critical care). 3. Zona hiperemis (outer) : terdiri dari jaringan kulit yang masih viable, jaringan kulit edematous. Luka bakar mengakibatkan peningkatan permeabilitas pembuluh darah sehingga air, klorida dan protein tubuh akan keluar dari dalam sel dan menyebabkan edema yang dapat berlanjut pada keadaan hipovolemia dan hemokonsentrasi. Burn 8 Luka bakar Hasilkan zat peptida Jaras nyeri lambat Hilang lapisan kulit Bradikinin, histamin,serotonin nosiseptor Respon vasodilatasi pemb.darah Kerusakan jaringan Jaras nyeri cepat Serat A dan δ Serat C Penguapan berlebihan cairan sel Plasma darah keluar untuk mengatasi dehidrasi seluler Penurunan volume darah Kebocoran protein ke interstitial Hipoproteinemia = ↓tek. onkotik Cairan tertarik ke intertitial Penurunan tekanan darah
  • 9. shock (shock Hipovolemik) merupakan komplikasi yang sering terjadi, manisfestasi sistemik tubuh terhadap kondisi ini adalah : 1. Respon kardiovaskuiler Curah jantung akan menurun sebelum perubahan yang signifikan pada volume darah terlihat dengan jelas. Karena berlanjutnya kehilangan cairan dan berkurangnya volume vaskuler, maka curah jantung akan terus turun dan terjadi penurunan tekanan darah. Keadaan ini merupakan awitan syok luka bakar. Sebagai respon, sistem saraf simpatik akan melepaskan katekolamin yang meningkatkan resistensi perifer (vasokontriksi) dan frekuensi denyut nadi. Selanjutnya vasokontriksi pembuluh darah perifer menurunkan curah jantung. 2. Respon Renalis Ginjal berfungsi untuk menyaring darah jadi dengan menurunnya volume intravaskuler maka aliran ke ginjal dan GFR menurun mengakibatkan keluaran urin menurun dan bisa berakibat gagal ginjal. 3. Respon Gastro Intestinal Ada 2 komplikasi gastrointestinal yang potensial, yaitu ileus paralitik (tidak adanya peristaltik usus) dan ulkus curling. Berkurangnya peristaltik usus dan bising usus merupakan manifestasi ileus paralitik yang terjadi akibat luka bakar. Distensi lambung dan nausea dapat mengakibatkan vomitus kecuali jika segera dilakukan dekompresi lampung (dengan pemasangan sonde lambung). Perdarahan lambung yang terjadi sekunder akibat stres fisiologik yang masif dapat ditandai oleh darah dalam feses atau vomitus yang berdarah. Semua tanda ini menunjukkan erosi lambung atau duodenum (ulkus curling). Respon umum pada luka bakar > 20 % adalah penurunan aktivitas gastrointestinal. Hal ini disebabkan oleh kombinasi efek respon hipovolemik dan neurologik serta respon endokrin terhadap adanya perlukan luas. Pemasangan NGT mencegah terjadinya distensi abdomen, muntah dan aspirasi. 9
  • 10. 4. Respon Imonologi Pertahanan imunologik tubuh sangat berubah akibat luka bakar. Sebagian basis mekanik, kulit sebagai mekanisme pertahanan dari organisme yang masuk.Terjadinya gangguan integritas kulit akan memungkinkan mikroorganisme masuk ke dalam luka. 5. Respon Pulmoner Pada luka bakar yang berat, konsumsi Oksigen oleh jaringan akan meningkat dua kali lipat sebagai akibat dari keadaan hipermetabolisme dan respon lokal. Cedera pulmoner dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kategori yaitu cedera saluran napas atas terjadi akibat panas langsung, cedera inhalasi di bawah glotis terjadi akibat menghirup produk pembakaran yang tidak sempurna atau gas berbahaya seperti karbon monoksida, sulfur oksida, nitrogen oksida, senyawa aldehid, sianida, amonia, klorin, fosgen, benzena, dan halogen. Komplikasi pulmoner yang dapat terjadi akibat cedera inhalasi mencakup kegagalan akut respirasi dan ARDS (adult respiratory distress syndrome). 2.6. Klasifikasi Luka Bakar 1. Berdasarkan penyebab a. Luka bakar karena api b. Luka bakar karena air panas c. Luka bakar karena bahan kimia d. Laka bakar karena listrik e. Luka bakar karena radiasi f. Luka bakar karena suhu rendah (frost bite). 2. Berdasarkan kedalaman jaringan yang rusak 10
  • 11. Klasifikasi luka bakar berdasarkan kedalaman kerusakan jaringan berbeda-beda untuk masing-masing negara oleh karena ini sangat bergantung terhadap manajemen pengobatan yang digunakan oleh negara tersebut. Penentuan kedalaman kerusakan jaringan berperan dalam prognosis pasien baik dalam hal penampilan maupun fungsi organ yang terkena. Dalamnya kerusakan jaringan dikarenakan luka bakar tergantung pada tingginya suhu sumber panas, ketebalan kulit yang terkena, lama kontak dengan sumber panas, dan kemampuan kulit dalam mengurangi panas (sebagai contoh: aliran darah). 11
  • 12. Gambar 2. Klasifikasi luka bakar berdasarkan kedalaman kerusakan jaringan a. Luka bakar derajat I Luka bakar ini merupakan luka bakar teringan dimana kerusakan hanya terjadi pada epidermis. Kulit yang mengalami luka bakar derajat I tampak kering, hiperemi berupa eritema dikarenakan vasodilatasi kulit, dan nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi. Dalam 2 hingga 3 hari biasanya kemerahan dan rasa nyeri pada kulit akan berkurang. Luka bakar derajat ini akan sembuh tanpa jaringan parut dalam waktu 5 – 7 hari, dimana 12
  • 13. epitelium yang rusak akan mengelupas. Luka bakar derajat I umumnya terjadi dikarenakan sengatan matahari. Gambar 3. Luka bakar derajat I b. Luka bakar derajat II (luka bakar dermis) Luka bakar derajat dua kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis tetapi masih ada element epitel yang tersisa, seperti sel epitel basal, kelenjar sebasea, kelenjar keringat, dan folikel rambut. Dengan adanya sisa epitel yang sehat ini, luka dapat sembuh sendiri dalam 10 – 21 hari. Oleh karena kerusakan kapiler dan ujung syaraf di dermis, luka derajat ini tampak lebih pucat dan merah, tergantung ada tidaknya aliran darah ke dermis, serta lebih nyeri dibandingkan luka bakar superficial. Pada luka bakar derajat II dasar luka terletak lebih tinggi di atas permukaan kulit normal. Juga timbul bula berisi cairan eksudat yang keluar dari pembuluh karena permeabilitas dindingnya meninggi. Luka bakar derajat II dibedakan menjadi : 13
  • 14. o Derajat II dangkal (Derajat IIA) Dimana kerusakan mengenai bagian superficial dari dermis dan penyembuhan terjadi secara spontan dalam 10-14 hari. Apendises kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, dan kelenjar sebacea masih utuh. Luka bakar derajat ini jarang menyebabkan parut hipertrofik, namun seringkali menyebabkan perubahan warna kulit yang mencolok. Luka bakar derajat II dangkal seringkali disebabkan tumpahan atau semburan air panas, dan paparan api dalam jangka waktu pendek. o Derajat II dalam (Derajat IIB) Dimana kerusakan mengenai hampir seluruh bagian dermis. Permukaan luka bakar biasanya tampak bercak-bercak putih dan pink dikarenakan perbedaan aliran darah ke dermis (bagian putih memiliki sedikit bahkan tidak ada aliran darah, dan bagian pink memiliki aliran darah). Penderita sering mengeluh rasa tidak nyaman dibandingkan sensasi nyeri. Penyembuhan terjadi lebih lama tergantung bagian dari dermis yang memiliki kemampuan reproduksi sel-sel kulit (epitel, stratum germinativum, kelenjar keringat, kelenjar sebasea, dan sebagainya) yang tersisa. Biasanya penyembuhan terjadi dalam waktu lebih dari satu bulan. Pada penderita luka bakar derajat II dalam sering terjadi parut hipertrofik dan kontraktur. 14
  • 15. Gambar 4. Luka bakar derajat II (a. Luka bakar derajat II dangkal ; b. Luka bakar derajat II dalam) o Luka bakar derajat III Luka bakar derajat III meliputi seluruh kedalaman kulit, mungkin subkutis, atau organ yang lebih dalam. Kulit yang terbakar berwarna abu-abu dan pucat, kering, letaknya lebih rendah serta dengan atau tanpa bula. Penderita luka bakar derajat III tidak merasakan nyeri dikarenakan rusaknya ujung-ujung saraf sensorik. Pada luka bakar derajat III dapat terbentuk eskar, yang merupakan suatu struktur intak namun nonvital berasal dari koagulasi protein pada lapisan epidermis dan dermis yang apabila dibiarkan selama beberapa hari hingga beberapa minggu akan terpisah dari jaringan di bawahnya yang viabel. Oleh karena tidak ada lagi apendises kulit yang hidup dan dapat sembuh hanya dengan kontraktur luka, epitelialisasi tepi luka dan cangkok kulit. 15
  • 16. Gambar 4. Luka bakar derajat III Berdasarkan tingkat keseriusan luka American Burn Association menggolongkan luka bakar menjadi tiga kategori, yaitu: a. Luka bakar mayor (berat) 1) Luka bakar derajat II 25 % atau lebih pada orang dewasa . 2) Luka bakar derajat II 20 % atau lebih pada anak – anak. 3) Luka bakar derajat III 10 % atau lebih 4) Terdapat luka bakar pada tangan, muka, mata, telinga, kaki, dan perineum. 5) Terdapat trauma inhalasi dan multiple injuri tanpa memperhitungkan derajat dan luasnya luka. 6) Terdapat luka bakar listrik bertegangan tinggi. b. Luka bakar moderat (sedang) 1) Luka bakar derajat II 15-25 % pada orang dewasa 2) Luka bakar derajat II 10 – 20% pada anak – anak 3) Luka bakar derajat III < 10 % 4) Tidak terdapat luka bakar pada tangan, muka, mata, telinga, kaki, dan perineum. 16
  • 17. c. Luka bakar minor (ringan) 1) Luka bakar derajat II <15 % 2) Luka bakar derajat II < 10 % pada anak – anak 3) Luka bakar derajat III < 2 % 4) Tidak terdapat luka bakar di daerah wajah, tangan, dan kaki. 5) Luka tidak sirkumfer. 6) Tidak terdapat trauma inhalasi, elektrik, fraktur. 2.7. Luas Luka Bakar Wallace membagi tubuh atas bagian – bagian 9 % atau kelipatan dari 9 terkenal dengan nama Rule of Nine atau Rule of Wallace. Kepala dan leher : 9 % Lengan : 18 % Badan Depan : 18 % Badan Belakang : 18 % Tungkai : 36 % Genitalia/perineum : 1 % Total : 100 % 17
  • 18. Dalam perhitungan agar lebih mempermudah dapat dipakai luas telapak tangan penderita adalah 1 % dari luas permukaan tubuhnya. Pada anak –anak dipakai modifikasi Rule of Nine menurut Lund and Brower, yaitu ditekankan pada umur 15 tahun, 5 tahun dan 1 tahun. Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian 1. Luka bakar yang disebabkan : • Listrik : luka bakar tampak kecil tetapi kerusakan di dalam jaringan tubuh cukup luas. • Kimia : masing-masing bahan memiliki ciri-ciri sendiri. 2. Daerah yang terkena : • Wajah • Tangan dan kaki • Kemaluan, bokong, dan paha bagian dalam • Sendi : Karena dapat terjadi penyulit dalam proses penyembuhannya dikemudian hari. 3. Faktor penyulit • Usia kurang dari 5 tahun atau lebih dari 55 tahun, dianggap berat. • Adanya penyakit penyerta 2.8. Gejala Klinis 1. Luka bakar derajat I:  Kerusakan terbakar pada lapisan epidermis (superficial).  Kulit kering, hiperemik berupa eritema.  Tidak dijumpai bullae.  Nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi.  Penyembuhan terjadi secara spontan dalam waktu 5-10 hari. 18
  • 19.  Contohnya adalah luka bakar akibat sengantan matahari 2. Luka bakar derajat II Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis, berupa reaksi inflamasi disertai proses eksudasi.  Dijumpai bullae.  Nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi. o Dasar luka berwarna merah atau pucat, sering terletak lebih tinggi diatas kulit normal. - Derajat II dangkal (superficial).  Kerusakan mengenai bagian superfisial dari dermis.  Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea masih utuh.  Penyembuhan spontan dalam waktu 10-14 hari, tanpa skin graft - Derajat II dalam (deep).  Kerusa  kan hampir seluruh bagian dermis.  Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea sebagian besar masih utuh.  Penyembuhan terjadi lebih lama, tergantung biji epitel yang tersisa. Biasanya penyembuhan lebih dari satu bulan. Bahkan perlu dengan operasi penambalan kulit (skin graft). 3. Luka bakar derajat III  Kerusakan meliputi seluruh tebal dermis dan lapisan yang lebih dalam. 19
  • 20.  Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea mengalami kerusakan.  Tidak dijumpai bulae.  Kulit yang terbakar berwarna abu-abu dan pucat, karena kering lebih rendah dibanding kulit sekitar.  Terjadi koagulasi protein pada epidermis dan dermis yang dikenal sebagai eskar. Tidak dijumpai rasa nyeri dan hilang sensasi, oleh karena ujung-ujung saraf sensorik mengalami kerusakan/kematian.  Penyembuhan terjadi lama karena tidak ada proses epitelisasi spontan dari dasar luka. 2.9. Pemeriksaan Penunjang 1. Hitung darah lengkap : peningkatan Ht awal menunjukkan hemokonsentrasi sehubungan dengan perpindahan/kehilangan cairan. 2. Elektrolit serum : kalium meningkat karena cedera jaringan /kerusakan SDM dan penurunan fungsi ginjal. Natrium awalnya menurun pada kehilangan air. Alkalin fosfat : peningkatan sehubungan dengan perpindahan cairan interstitiil/ganguan pompa natrium. 3. Urine : adanya albumin, Hb, dan mioglobulin menunjukkan kerusakan jaringan dalam dan kehilangan protein. 4. Foto rontgen dada : untuk memastikan cedera inhalasi 5. Skan paru : untuk menentukan luasnya cedera inhalasi 6. EKG untuk mengetahui adanya iskemik miokard/disritmia pada luka bakar listrik. 7. BUN dan kreatinin untuk mengetahui fungsi ginjal. 8. Kadar karbon monoksida serum meningkat pada cedera inhalasi. 9. Bronkoskopi membantu memastikan cedera inhalasi asap. 20
  • 21. 10. Albumin serum dapat menurun karena kehilangan protein pada edema cairan. Fotografi luka bakar : memberikan catatan untuk penyembuhan luka bakar selanjutnya. 2.10. Penanganan Luka Bakar Secara Umum Nilai keamanan tempat kejadian dan keselamatan diri penolong 1. Identifikasi sumber dan hentikan proses luka bakar 2. Lepaskan pakaian dan perhiasan 3. Lakukan penilaian dini 4. Tentukan derajat luka bakar dan luas luka bakar 5. Tutup luka bakar 6. Jaga suhu tubuh penderita 7. Rujuk ke fasilitas kesehatan Indikasi rawat inap: 1. Jika berumur 10-50 tahun a. > 20% grade II atau b. > 5% grade III 2. Jika < 10 atau > 50 tahun : > 10% TBSA II/III 3. Luka bakar mengenai wajah, genital dan perineum 4. Luka bakar sirkumfrensial ekstremitas 5. Luka bakar listrik, trauma radiasi, trauma kimia 6. Trauma inhalasi dengan luka bakar Penatalaksanaan pasien luka bakar: A. Airway and Breathing 1. Intubasi A. Seringkali diperlukan untuk mencegah obstruksi saluran nafas akibat edema. 21
  • 22. B. Pasien dengan luka bakar luas (>50%) membutuhkan intubasi. C. Gunakan oksigen yang dilembabkan. 2. Luka bakar pada dinding dada dan abdomen dapat mengakibatkan gangguan ventilasi. Hal ini mungkin membutuhkan escharotomies. B. Circulation Pada luka bakarberat / mayor terjadi perubahan permeabilitaskapiler yang akan diikuti dengan ekstrapasi cairan (plasma protein dan elektrolit) dari intravaskuler ke jaringan interfisial mengakibatkan terjadinya hipovolemic intra vaskuler dan edema interstisial. Keseimbangan tekanan hidrostatik dan onkotik tergangu sehingga sirkulasi kebagian distal terhambat, menyebabkan gangguan perfusi / sel / jaringan / organ. Pada luka bakar yang berat dengan perubahan permeabilitas kapiler yang hamper menyeluruh, terjadi penimbunan cairan massif di jaringan interstisial menyebabkan kondisi hipovolemik. Volume cairan intravaskuler mengalami deficit, timbul ketidakmampuan menyelenggaraan proses transportasi oksigen ke jaringan. Keadaan ini dikenal dengan sebutan syok. Syok yang timbul harus diatasi dalam waktu singkat, untuk mencegah kerusakan sel dan organ bertambah parah, sebab syok secara nyata bermakna memiliki korelasi dengan angka kematian. Beberapa penelitian membuktikan bahwa penatalaksanaan syok dengan metode resusutasi cairan konvensional (menggunakan regimen cairan yang ada) dengan penatalaksanaan syok dalam waktu singkat, menunjukkna perbaikkan prognosis, derajat kerusakan jaringan diperkecil (pemantauan kadar asam laktat), hipotermi dipersingkat dan koagulatif diperkecil kemungkinannya, ketiganya diketahui memiliki nilai prognostic terhadap angka mortalitas. Pada penanganan perbaikan sirkulasi pada luka bakar dikenal beberapa formula berikut : 1. Evans Formula 2. Brooke Formula 22
  • 23. 3. Parkland Formula 4. Modifikasi Formula 5. Monafo Formula BAXTER formula Hari Pertama : - Dewasa : Ringer Laktat 4 cc x berat badan x % luas luka bakar per 24 jam - Anak : Ringer Laktat: Dextran = 17 : 3 o 2 cc x berat badan x % luas luka ditambah kebutuhan faali. o Kebutuhan faali :  < 1 Tahun : berat badan x 100 cc  1 – 3 Tahun : berat badan x 75 cc  3 – 5 Tahun : berat badan x 50 cc - ½ jumlah cairan diberikan dalam 8 jam pertama. - ½ diberikan 16 jam berikutnya. Hari Kedua : - Dewasa : Dextran 500-2000 cc + D5% - Selanjutnya sesuai kebutuhan dan keadaan klinis penderita - Anak : diberi sesuai kebutuhan faali Menurut Evans Cairan yang dibutuhkan : 1. RL / NaCl = luas combustio ……% X BB/ Kg X 1 cc 2. Plasma = luas combustio ……% X BB / Kg X 1 cc 3. Pengganti yang hilang karena penguapan D5 2000 cc Hari I  8 jam X ½ 16 jam X ½ Hari II  ½ hari I Hari III  hari ke II 23
  • 24. C. Disability : secepatnya lakukan pemeriksaan neurologi dasar, terutama bila luka bakar disertai trauma tumpul, trauma kepala, paparan karbon monoksida atau memerlukan sedative. D. Exposure : mencari trauma lain dengan melepaskan pakaian penderita dan perawatan luka, yaitu : 1. Hentikan proses luka bakar. 2. Tutup luka: bersihkan, keringkan, kenakan pakaian yang tidak lengket untuk memproteksi luka dan mencegah hipotermi. 3. Beri analgesik. 4. Beri profilaksis tetanus. 5. Beri profilaksis antibiotik kombinasi ataupun intravena bila ada indikasi. E. Monitor level elektrolit karena sering terjadi hiponatremia dan hipokalemia. F. Infeksi  Agen antimikroba topikal 1. Silvadene (1% silver sulfadiazine) 2. Sulfamylon (10% mafenide acetate) 3. Silver nitrate (0.5% solution) 4. Bacitracin zinc ointment H. Eksisi dan grafting 1. Biasanya setelah hemodinamik stabil. Biasanya dimulai dalam 2-4 hari. 2. Eksisi 24
  • 25. a. Eksisi jaringan hingga mencapai jaringan yang masih viabel b. Graf di subkutan kemungkinan lemah karena kurangnya suplai darah. 3. Kegagalan graft a. Debridement luka yang tidak adekuat b. Infeksi c. Seroma, hematoma d. Kurang kelembaban e. Posisi, pakaian atau penutup yang tidak baik f. Status nutrisi atau keseluruhan fisiologis yang kurang baik (contoh sepsis) I. Kebutuhan nutrisi pada luka bakar  Kebutuhan Kalori berdasarkan rumus curreri Kebutuhan kalori 24 jam = (25 kcal x kg BB) + (40 kcal x TBSA of the burn)  Protein: 2.5 - 3 g/kg per hari pada dewasa dan 3 - 4 g/kg per hari pada anak-anak.  Pemberian makan peroral dilakukan sedini mungkin setelah 24-48 jam dipuasakan.  Vitamin B komplek dan vitamin C. Penanganan beberapa luka bakar khusus : Luka bakar Kimia :  Nilai keamanan tempat kejadian dan keselamatan diri penolong : o Segera siram /aliri luka bakar dengan air sebanyak - banyaknya, sekurang-kurangnya 20 menit. Jangan buang waktu mencari antidotnya. 25
  • 26. o Jangan menyiram bahan kimia yang bereaksi makin kuat dengan air misalnya bubuk kaustik soda. o Bila mengenai mata, siram dengan air mengalir, dan lepaskan lensa kontak. o Minimalkan kontaminasi lanjut dengan aliran air sedemikian rupa hingga tidak mengenai daerah sehat.  Bila penderita terkontaminasi, upayakan membersihkan penderita dari jauh, jangan sampai penolong juga terkena bahan kimia. o Bahan kimia padat / bubuk, asap dengan sikat halus kemudian siram dengan air sebanyak - banyaknya. o Siram atau aliri dengan air sekurang - kurangnya selama 20 menit. o Amankan bekas pakaian penderita yang terkontaminasi. o Pasang penutup luka steril pada bagian luka. o Atasi syok bila ada. o Rujuk ke fasilitas kesehatan. Luka bakar listrik Gejala dan tanda syok listrik :  Perubahan status mental dan penurunan respon  Tampak luka bakar berat  Pernapasan dangkal, tidak teratur atau tidak ada  Denyut nadi lemah, tidak teratur atau tidak ada  Patah tulang majemuk karena kontraksi otot. Penanganan luka bakar listrik Nilai keamanan tempat kejadian dan keselamatan diri penolong 1. Lakukan penilaian dini 2. Periksa dan cari luka bakar di daerah listrik masuk dan tempat listrik keluar 26
  • 27. 3. Tutup muka dengan penutup luka steril kering 4. Atasi syok, bila ada 5. Rujuk ke fasilitas kesehatan. Catatan : Penolong harus siap melaukan RJP pada penderita yang tersengat listrik. Penderita harus dipantau dengan ketat, karena henti napas dan henti jantung sering berulang. Luka bakar Inhalasi Gejala dan tanda yang mungkin ditemukan : 1. Bulu hidung hangus terbakar 6. Pernapasan berbunyi 2. Luka bakar pada wajah 7. Serak, batuk, sukar bicara 3. Butir arang karbon dalam cairan ludah 8. Gerakan dada terbatas 4. Bau asap atau jelaga pada pernapasan 9. Kulit kebiruan (sianosis). 5. Kesukaran napas Penanganan : Nilai keamanan tempat kejadian dan keselamatan diri penolong 1. Pindahkan penderita ke tempat aman 2. Berikan oksigen, bila perlu oksigen yang dilembabkan melalui masker 3. Penilaian dini terutama jalan napas dan pernapasan 4. Bila perlu, lakukan pernapasan buatan dengan intubasi endotrakeal 5. Rujuk ke fasilitas kesehatan Catatan : Hati-hati dengan pemberian oksigen di daerah kebakaran. Pastikan penderita sudah diamankan secukupnya untuk mencegah terjadinya reaksi antara oksigen dengan api. 2.11. Komplikasi Luka Bakar 27
  • 28. A. Dehidrasi B. Infeksi C. Curling’s ulcer D. Gangguan jalan nafas E. Konvulsi 2.12. Prognosa 1. Tergantung derajat luka bakar. 2. Luas permukaan 3. Daerah yang terkena, perineum, ketiak, leher dan tangan karena sulit perawatan dan mudah kontraktur. 4. Usia dan kesehatan penderita. 28
  • 29. BAB III ANALISIS KASUS Seorang perempuan berumur 30 tahun beralamat di Palembang dibawa ke RSMH dengan keluhan luka bakar api. Dari auto dan alloanamnesis didapatkan bahwa perempuan tersebut tersambar api saat membakar sampah dan tampak mengalami sesak nafas dan sukar berbicara pada saat terkena sambaran api. Pada pemeriksaan fisik status generalis didapatkan keadaan umum pasien tampak sakit berat, pasien sadar serta pernapasan, nadi, tekanan darah, dan suhu dalam batas normal. Dari survei sekunder pada luka bakar diperkirakan total luas permukaan tubuh sebesar 45 %, terdiri dari 9 % di wajah dan leher, 5 % di dada, 4 % perut, 16 % punggung, dan 11 % di extremitas superior dextra et sinistra. Kedalaman luka bakar yang diderita pasien berkisar derajat II. Tidak ditemukan kelainan di kepala, pupil,leher, thorak, abdomen, dan genitalia. Jadi dapat disimpulkan pada pasien ini mengalami luka bakar api derajat II 45%. Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan leukositosis dan pada pemeriksaan laoboratorium lainnnya masih dalam batas normal. Hasil pemeriksaan EKG masih dalam batas normal menunjukkan tidak adanya gangguan jantung. Penatalaksanaan pada pasien ini direncanakan pemasangan ETT dan pemberian O2, resusitasi RL dengan metoda baxter, pemberian antibiotik, analgesik 29
  • 30. dan antitetanus, pemasangan kateter urine, observasi vital sign dan urine output, serta dilakukan debridement. Pada pasien ini, tubuh kehilangan kulit sebagai protective barrier sehingga rentan terhadap infeksi, oleh karena itu diberikan antibiotik spektrum luas dan anti tetanus serum sebagai profilaksis pada pasien ini. Untuk mengurangi rasa sakit, dikarenakan pada luka bakar grade II terjadi iritasi ujung- ujung saraf perifer, analgetik diberikan pada pasien ini. Pasien dirawat dengan pemberian antibiotik topikal silver sulfadiazine cream 1% yang memiliki aktifitas bakterisid terhadap bakteri gram positif dan gram negatif juga jamur. Prognosis pasien ini adalah Quo ad vitam dubia dan quo ad fungtionam dubia. Hal ini tentunya tergantung pada penatalaksanaan yang adekuat pada pasien ini, respon pasien terhadap cedera luka bakar dan therapi, serta faktor luka bakar itu sendiri. 30
  • 31. DAFTAR PUSTAKA 1. Mirzani H, Leksana. Edt. 2006. Pediatricia. Edisi II. Yogyakarta: Tosca Enterprise. 2. R Sjamsuhidajat, Wim De Jong, Buku Ajar Ilmu Bedah Penerbit Buku Kedokteran, EGC. 2007 3. Sumiardi K, Bachsinar B. 1995. Bedah Minor. Edisi II. Jakarta: Hipokrates. 4. Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi Edisi 3. Jakarta: EGC 5. Guyton, Arthur C., dkk. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9. Jakarta: EGC 6. M Sjaifudin Noer, Penanganan Luka Bakar, Airlangga University Press, 2006 7. Pedoman Diagnosis dan Terapi, Lab/ Ilmu Bedah, Rumah Sakit Dr. Sutomo. Jakarta: EGC 8. Moenadjat, Yefta. 2005. Petunjuk Praktis Penatalaksanaan Luka Bakar. Komite Medik ALBI : Jakarta 9. Schwarz, et. al. 2005. Burns Wound Infections. Available at : http://oascentral.emedicine.com/RealMedia/ads/emedicine.com/Med/InfectDis/Bu rnWoundInfect. Accessed at: September 6th 2012 31
  • 32. Homework Help https://www.homeworkping.com/ Math homework help https://www.homeworkping.com/ Research Paper help https://www.homeworkping.com/ Algebra Help https://www.homeworkping.com/ Calculus Help https://www.homeworkping.com/ Accounting help https://www.homeworkping.com/ Paper Help https://www.homeworkping.com/ Writing Help https://www.homeworkping.com/ Online Tutor https://www.homeworkping.com/ 32