Pancasila merupakan dasar negara kita, selain itu juga sebagai sistem ketatanegaraan, sumber dari segala sumber hukum, ideologi, sistem filsafat, pandangan hidup, sistem etika dan masih banyak lagi, sehingga mempelajari dan mengkaji ulang terkait dengan Pancasila merupakan kewajiban bagi masyarakat Indonesia sehingga nilai-nilai yang ada pada masyarakat tidak hilang dengan adanya kemajuan teknologi sekarang.
Kewarganegaraan menunjuk pada seperangkat karakteristik seorang warga. Krakteristik atau atribut kewarganegaraan itu mencakup :
• Perasaan akan identitas
• Pemilikkan hak-hak tertentu
• Pemenuhan kewajiban-kewajiban yang sesuai
• Tingkat ketertarikan dan keterlibatan dalam masalah publik
• Penerimaan terhadap nilai-nilai sosial dasar
Memiliki kewarganegaraan berarti seseorang itu memiliki identitas atau status dalam lingkup nasional. Memiliki kewargnegaraan berarti didapatkannya sejumlah hak dan kewajiban yang berlaku timbal balik dengan negara. Ia berhak dan berkewajiban atas negara, sebaliknya negara memilki hak dan kewajiban atas orang tersebut. Terkait dengan hak dan kewajiban ini sahabat, maka seseorang menjadikan ia turut terlibat atau berpartisipasi dalam kehidupan negaranya. Kewarganegaraan seseorang juga menjadikan orang tersebut berpartisipasi dengan warga negara lainnya sehingga tumbuh penerimaan atas nilai-nilai sosial bersama yang ada di negara tersebut.
Pendapat lain menyatakan kewarganegaraan adalah bentuk identias yang memungkinkan individu-individu merasakan makna kepemilikan, hak dan kewajiban sosial dalam komunitas politik(negara). Dalam kamus maya Wikipedia juga diutarakan bahwa Kewarganegaraan merupakan keanggotaan dalam komunitas politik (yang dalam sejarah perkembangannya diawali pada negara kota, namun sekarang ini telah berkembang pada keanggotaan suatu negara) yang membawa implikasi pada kepemilikan hak untuk berpartisipasi dalam politik.
Pancasila merupakan dasar negara kita, selain itu juga sebagai sistem ketatanegaraan, sumber dari segala sumber hukum, ideologi, sistem filsafat, pandangan hidup, sistem etika dan masih banyak lagi, sehingga mempelajari dan mengkaji ulang terkait dengan Pancasila merupakan kewajiban bagi masyarakat Indonesia sehingga nilai-nilai yang ada pada masyarakat tidak hilang dengan adanya kemajuan teknologi sekarang.
Kewarganegaraan menunjuk pada seperangkat karakteristik seorang warga. Krakteristik atau atribut kewarganegaraan itu mencakup :
• Perasaan akan identitas
• Pemilikkan hak-hak tertentu
• Pemenuhan kewajiban-kewajiban yang sesuai
• Tingkat ketertarikan dan keterlibatan dalam masalah publik
• Penerimaan terhadap nilai-nilai sosial dasar
Memiliki kewarganegaraan berarti seseorang itu memiliki identitas atau status dalam lingkup nasional. Memiliki kewargnegaraan berarti didapatkannya sejumlah hak dan kewajiban yang berlaku timbal balik dengan negara. Ia berhak dan berkewajiban atas negara, sebaliknya negara memilki hak dan kewajiban atas orang tersebut. Terkait dengan hak dan kewajiban ini sahabat, maka seseorang menjadikan ia turut terlibat atau berpartisipasi dalam kehidupan negaranya. Kewarganegaraan seseorang juga menjadikan orang tersebut berpartisipasi dengan warga negara lainnya sehingga tumbuh penerimaan atas nilai-nilai sosial bersama yang ada di negara tersebut.
Pendapat lain menyatakan kewarganegaraan adalah bentuk identias yang memungkinkan individu-individu merasakan makna kepemilikan, hak dan kewajiban sosial dalam komunitas politik(negara). Dalam kamus maya Wikipedia juga diutarakan bahwa Kewarganegaraan merupakan keanggotaan dalam komunitas politik (yang dalam sejarah perkembangannya diawali pada negara kota, namun sekarang ini telah berkembang pada keanggotaan suatu negara) yang membawa implikasi pada kepemilikan hak untuk berpartisipasi dalam politik.
2. Subpokok Bahasan
• LANDASANPENDIDIKANPANCASILA:
– LANDASAN HISTORIS
– LANDASAN KULTURAL
– LANDASAN YURIDIS
– LANDASAN FILOSOFIS
TUJUAN PENDIDIKANPANCASILA:
•TUJUAN NASIONAL
•TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL
•TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA
3. LANDASAN PENDIDIKAN
PANCASILA
1. Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan
Nasional, yang dijawantahkan dalam Peraturan
Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan yang menetapkan kurikulum
tingkat Satuan Pendidikan Tinggi wajib memuat mata
kulian pendidikan agama, pendidikan
Kewarganegaraan dan Bahasa Indonesia serta Bahasa
Inggris.
2. Berdasarkan pertimbangan di atas, Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi (DIKTI) memutuskan dengan SK No.
43/DIKTI/Kep/2006 tentang rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Pengembangan
Kepribadian di Perguruan Tinggi.
4. LANDASAN HISTORIS
• Nilai-nilai Pancasila digali dari bangsa
Indonesia sendiri, seperti nilai-nilai ketuhanan
(kepercayaan kepada Tuhan telah berkembang
dan sikap toleransi sudah lahir), dan nilai
kemanusiaan yang adil dan beradab dan sila-
sila lainnya.
• Nilai-nilai Pancasila menjadi dasar negara
Indonesia oleh para tokoh bangsa saat akan
melahirkan negara RI.
5. • Nilai-nilai Pancasila tetap tercantum dalam
pembukaan UUD 1945, biarpun perjalanan
ketata-negaraan mengalami perubahan dan
pergantian undang-undang: dari UUD 45,
Konstitusi RIS, UUD Sementara, sampai kembali
keUUD 45.
• Kebenaran Nilai-nilai Pancasila diyakini tinggi.
Penafsiran Pancasila berbeda-beda:
– Masa Orla:
Pancasila ditafsirkan dengan nasakom
(nasionalis – agama – komunis) yang disebut
trisila – kemudian diperas menjadi ekasila
(gotong royong);
6. – Masa Orba:
Pancasila harus dihayati dan diamalkan
dengan berpedoman kepada butir-butir yang
ditetapkan oleh MPR melalui Tap MPR
no.II/MPR/1978 tentang P4;
– Masa Reformasi:
MPR melalui Tap MPR no.XVIII/MPR/1998
tentang Penegasan Pancasila sebagai Dasar
Negara, yang mengandung makna ideologi
nasional sebagai cita-cita dan tujuan negara.
7. LANDASAN KULTURAL
• Pancasila sebagai kepribadian dan jati diri
bangsa Indonesia merupakan pencerminan
nilai-nilai yang tumbuh dalam kehidupan
bangsa Indonesia.
• Nilai-nilai yang dirumuskan dalam Pancasila
merupakan hasil pemikiran konseptual dari
tokoh bangsa Indonesia seperti: Soekarno,
Drs. Mohammad. Hatta, Mr. Muhammad
Yamin, Prof. Mr. Dr. Supomo, dan tokoh
lainnya.
8. • Nilai-nilai Pancasila itu digali dari
budaya bangsa Indonesia.
• Pancasila mengandung nilai-nilai
yang terbuka untuk masuknya
nilai-nilai baru yang positip, baik
dari dalam maupun dari luar
negeri.
9. • LANDASAN YURIDIS
• UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, ps
39 ayat 2 yang menyebutkan tentang isi kurikulum, jalur, dan
jenjang pendidikan wajib yang memuat:
a) Pendidikan Pancasila;
b) Pendidikan Agama; dan
c) Pendidikan Kewarganegaraan
• UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
yang menetapkan kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat
Pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan dan bahasa.
• Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan no. 30 tahun
1990, menetapkan status pendidikan Pancasila dalam
kurikulum pendidikan tinggi sebagai mata kuliah wajib untuk
setiap program studi dan bersifat nasional.
10. • PP no. 60 tahun 1999
• Sejak 1983—1999 silabus pendidikan Pancasila
banyak mengalami perubahan sesuai dengan
perubahan yang berlaku dalam masyarakat.
• Keputusan Dirjen Dikti No. 265/Dikti/Kep/2000
tentang penyempurnaan Kurikukum Inti Mata
Kuliah Pengembangan Kepribadian Pendidikan
Pancasila pada PT di Indonesia.
• Kep Mendiknas no. 232/U/2000 tentang
Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan
Tinggi, dan Nomor 45/U2002 tentang Kurikulum
Inti Pendidikan Tinggi telah menetapkan
Pendidikan Agama, Pendidikan Pancasila, dan
Pendidikan Kewarganegaraan menjadi kelompok
mata kuliah pengembangan kepribadian yang
wajib diberikan dalam kurikulum setiap program
studi.
11. • Pelaksanaannya sesuai dengan SK Dirjen Dikti
no. 38/Dikti/Kep/2002 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Matakuliah
Pengembangan Kepribadian (MPK) di
Perguruan Tinggi.
• Keputusan Dirjen Dikti Depdiknas RI No.
43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Kelompok Matakuliah
Pengembangan Kepribadian di PT.
12. LANDASAN FILOSOFIS
Semua ilmu pengetahuan yang membicarakan hakikat yang mengarah
pada kebijaksanaan (wisdom).
Tokoh filsafat :
• Plato (427SM-384SM), filsafat adalah ilmu pengetahuan yang
berminat mencari kebenaran asli.
• Aristoteles (382SM-322SM), filsafat adalah ilmu pengetahuan yang
• terkandung di dalam ilmu-ilmu metafisika, logika, etika, dan lain-
lain.
• Descartes, filsafat adalah kumpulan segala pengetahuan dimana
• Tuhan, alam, dan manusia menjadi pokok penyelidikan.
• Immanuel Kant, Filsafat terdiri dari 4 (empat) pertanyaan :
1.Apakah yang bisa diketahui (metafisika).
2.Apakah yang boleh dikerjakan (etika).
3.Sampai dimanakah pengharapan kita (keagamaan).
4.Apakah yang dinamai manusia (antropologi).
13. Filsafat Disebut Sebagai Ilmu
Pengetahuan
1.Berobyek.
Obyek Material (segala sesuatu dapat sebagai
obyek filsafat)
Obyek Formal (hendak mencari pengetahuan yang
lebih mendalam dengan mencari sebab yang
terdalam)
2.Bermetode (kritis, intuitif, dialektis,
fenomenologis, analitis, sintese, komprehensif,
dan sebagainya)
3.Sistematis (Pembagian teori sesuai dengan dalam
bidang pembahasan)
4.Universal (Sebagai induk ilmu pengetahuan)
14. LANDASAN FILOSOFIS
• Nilai-nilai yang tertuang dalam sila-sila
Pancasila merupakan filosofi bangsa Indonesia
sebelum mendirikan negara Republik
Indonesia.
• Nilai-nilai itu:
– bangsa Indonesia adalah bangsa yang
berketuhanan,
– berkemanusiaan yang adil dan beradab,
– selalu berusaha mempertahankan persatuan dan
mewujudkan keadilan
15. • Pancasila sebagai dasar filsafat negara menjadi
sumber bagi segala tindakan para
penyelenggara negara, menjadi jiwa dari
perundang-undangan.
• Pancasila sebagai sumber nilai dalam
pelaksanaan kenegaraan yang menjiwai
pembangunan nasional dalam bidang politik,
ekonomi, sosial-budaya, pertahanan
keamanan.
17. TUJUAN NASIONAL
• Dalam Pembukaan UUD 1945 alinea keempat,
menyatakan:
…”melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tum-pah darah Indonesia, …
memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dam ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdama-ian
abadi dan keadilan sosial …”
18. • Tujuan di atas diwujudkan melalui
penyelenggaraan negara yang bekerdaulatan
rakyat dan demokratris dengan
mengutamakan persatuan dan kesatuan
bangsa, berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
•
Penyelenggaraan negara dilaksanakan melalui
pembangunan nasional oleh penyelenggara
negara, yaitu lembaga tertinggi dan lembaga
tinggi negara bersama rakyat.
19. • Dalam Tap. MPR no. IV/MPR/1999 tentang
Garis-Garis Besar Haluan Negara tahun 1999-
2004, dinyatakan:
Pembangunan nasional merupakan usaha
peningkatan kualitas manusia dan masyarakat
Indonesia yang dilakukan secara
berkelanjutan, berlandaskan kemampuan
nasional dengan memanfaatkan kemajuan
iptek, serta memperhatikan tantangan
perkembangan global.
20. • Pelaksanaannya mengacu pada
kepribadian bangsa dan nilai-nilai
luhur yang universal untuk
mewujudkan kehidupan bangsa
yang berdaulat, mandiri,
berkeadilan, sejahtera, maju, dan
kukuh kekuatan moral dan
etikanya.
21. TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL
• UU No. 2 Th 1989 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, pasal 4, dinyatakan tujuan
pendidikan nasional, yaitu:
“Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan
manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia
yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan
Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur,
memiliki pengetahuan dan ketrampilan,
kesehatan jasmani, dan rohani, kepribadian
mantap dan mandiri, serta tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan.”
22. • Hal di atas sesuai dengan UUD 1945
pasal 31 ayat 3:
“Pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem
pendidikan nasional, yang meningkatkan
keimanan dan ketakwaan serta akhlak
mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, yang diatur dengan
undang-undang.”
23. • Dalam rangka pelaksanaan pembangunan nasional
dan pengamalan Pancasila di bidang pendidikan,
maka pendidikan nasional mengusahakan:
1. Pembentukan manusia Pancasila sebagai
manusia pembangunan yang tinggi kualitasnya
dan mampu mandiri
2. Pemberian dukungan bagi perkembangan
masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia yang
terwujud dalam ketahanan nasional yang
tangguh (mampu menangkal setiap ajaran,
paham, dan ideologi yang bertentangan dengan
Pancasila)
24. TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILADAN
KEWARGANEGARAAN
Pendidikan Pancasila mengarahkan perhatian pada
moral yang diharapkan diwujudkan dalam kehidupan
sehari-hari, yaitu:
1. Perilaku yang memancarkan iman dan takwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa;
2. Perilaku yang bersifat kemanusiaan yang adil
beradab;
3. Perilaku kebudayaan, dan
4. Beraneka kepentingan perilaku yang mendukung
kerakyatan yang mengutamakan kepentingan
bersama di atas kepentingan perorangan dan
golongan.
25. BUKU REFERENSI
• Syarbaini, Syahrial. (2003). Pendidikan
Pancasila di Perguruan Tinggi. Jakarta: Ghalia.
• _______________ Dkk. (2006). Membangnun
Karakter dan Kepribadian Melalui Pendidikan
Mewarganegaraan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
• Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 tentang
Sistem Pendidikan Nasional.
• Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional.
• Kansil C.S. T. Pendidikan kewarganegaraan di
Perguruan Tinggi. Jakarta: Pradnya Paramita,
2003. Hlm. 1—17
26. • Srijanti, A. Rahman H.I., Purwanto S.K.
(2006). Etika Berwarga Negara. Jakarta:
Salemba Empat
• Sumarsono, S [et al]. Pendidikan
kewarganegaraan. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 2000. Hlm. 1—7
• Winaarno (2007). Paradigma Baru
Pendidikan Kewarganegaraan: Panduan
Kuliah di Perguruan Tinggi. Jakarta: Bumi
Aksara.
• Kaelan, H dan H. Achmad Zubaidi. (2007).
Pendidikan Kewarganegaraan untuk
Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Paradigma.