Dokumen tersebut membahas tentang asal mula, tujuan, manfaat, dan landasan Pendidikan Pancasila. Secara khusus membahas tentang proses lahirnya Pancasila sebagai dasar negara Indonesia melalui sidang BPUPKI dan PPKI, serta nilai-nilai historis, filosofis, kultural, dan yuridis yang mendasari Pendidikan Pancasila.
dipelajari oleh mahasiswa di seluruh Indonesia. Pendidikan Pancasila merupakan salah satu mata kuliah wajib yang selalu ada di universitas. Ketentuan ini berdasarkan Pasal 35 Ayat 5 Undang-undang No.12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.
Pasal tersebut menyatakan bahwa kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat mata kuliah pendidikan agama, pendidikan Pancasila, pendidikan kewarganegaraan, dan bahasa Indonesia. Dengan kata lain, pendidikan Pancasila adalah pendidikan ideologi di Indonesia.
Tujuan pendidikan Pancasila dapat membentuk warga negara yang baik dan paham akan hak dan kewajibannya sebagai warga negara serta memiliki rasa cinta dan nasionalisme terhadap negara Indonesia.
Berikut Liputan6.com telah merangkum dari berbagai sumber tujuan pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi disertai dengan landasan pendidikan Pancasila, Jumat (19/3/2021).
Untuk mengetahui tujuan pendidikan Pancasila, perlu pahami dulu landasan pendidikan Pancasila.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Â
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
dipelajari oleh mahasiswa di seluruh Indonesia. Pendidikan Pancasila merupakan salah satu mata kuliah wajib yang selalu ada di universitas. Ketentuan ini berdasarkan Pasal 35 Ayat 5 Undang-undang No.12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.
Pasal tersebut menyatakan bahwa kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat mata kuliah pendidikan agama, pendidikan Pancasila, pendidikan kewarganegaraan, dan bahasa Indonesia. Dengan kata lain, pendidikan Pancasila adalah pendidikan ideologi di Indonesia.
Tujuan pendidikan Pancasila dapat membentuk warga negara yang baik dan paham akan hak dan kewajibannya sebagai warga negara serta memiliki rasa cinta dan nasionalisme terhadap negara Indonesia.
Berikut Liputan6.com telah merangkum dari berbagai sumber tujuan pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi disertai dengan landasan pendidikan Pancasila, Jumat (19/3/2021).
Untuk mengetahui tujuan pendidikan Pancasila, perlu pahami dulu landasan pendidikan Pancasila.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Â
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Â
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
3. TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA
⢠Secara umum Tujuan Utama Pendidikan Pancasila adalah
untuk menumbuhkan wawasan dan kesadaran berbangsa dan
bernegara, sikap dan perilaku cinta tanah air dan bersendikan
kebudayaan bangsa, wawasan nusantara, serta ketahanan
nasional dalam diri para mahasiswa calon sarjana/ilmuwan
NKRI yang sedang mengkaji dan akan menguasai IPTEKS.
4. TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA
⢠Secara khusus tujuan Pendidikan Pancasila terkandung dalam tujuan
Pendidikan Nasional, yaitu: meningkatkan manusia yang berkualitas,
berimtak, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh,
cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja, profesional,
bertanggungjawab, dan produktif, serta sehat jasmani dan rohani ... dan
harus menumbuhkan jiwa patriotik, mempertebal rasa cinta tanah air,
meningkatkan semangat kebangsaan, kesetiakwanan sosial, kesadaran
pada sejarah bangsa, sikap menghargai jasa para pahlawan, dan
berorientasi ke masa depan.
5. TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA
⢠Tujuan Pendidikan Pancasila tidak dapat dilepaskan dari tujuan nasional
bangsa Indonesia serta tujuan pendidikan nasional. Tujuan nasional bangsa
Indonesia telah ditetapkan dalam pembukaan UUD NRI 1945, alinea ke-4 yakni
:
1. melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia;
2. memajukan kesejahteraan umum;
3. mencerdaskan kehidupan bangsa; dan
4. ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
6. MANFAAT PENDIDIKAN PANCASILA
⢠Setijo, P (2009) menjelaskan secara yuridis konstitusional yakni
mengingat Pancasila sebagai dasar negara dijadikan landasan dan
pedoman dalam pelaksanaan penyelenggaraan negara Republik
Indonesia termasuk melandasi hukum yang berlaku.
7. KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA
⢠Dalam Undang-undang Nomor 12 Tahun 2012 (Pasal 35 ayat 3)
tentang Pendidikan Tinggi dijelaskan bahwa Kurikulum Pendidikan
Tinggi wajib memuat mata kuliah:
a. Agama;
b. Pancasila;
c. Kewarganegaraan;
d. Bahasa Indonesia
yang wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa baik pada program sarjana
maupun diploma
8. KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA
⢠Sebagai mata kuliah wajib, mata kuliah Pendidikan Pancasila tidak
dapat dipisahkan dengan Sistem Pendidikan Nasional Indonesia.
Dasar Pendidikan Nasional yakni Pancasila dan Undang-undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pancasila sebagai
dasar kerokhanian pendidikan nasional mengandung arti bahwa
segala pelaksanaan pendidikan harus bermuara pada pembentukan
karakter manusia sesuai dengan nilai-nilai Pancasila
10. ASAL MULA PANCASILA
⢠Secara etimologis (pengertian kata), istilah Pancasila berasal
dari bahasa Sansekerta dari India yang mengandung dua arti
yakni. Pancasyila: âpancaâ artinya lima sedangkan âsyilaâ
artinya batu sendi atau dasar. âsyiilaâ artinya peraturan tingkah
laku yang baik, yang penting. Oleh karena itu secara etimologis,
kata âPancasilaâ berarti lima aturan tingkah laku yang baik dan
penting.
11. ASAL MULA PANCASILA
⢠Lahirnya Pancasila berawal dari dibutuhkannya penetapan dasar
negara Indonesia dengan sesegera mungkin untuk menyokong
proklamasi kemerdekaan.
⢠Keinginan dalam merumuskan dasar negara selanjutnya diawali pada
sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI) atau Dokuritu Zyunbi Tyoosakai yang pada saat itu
dipimpin oleh Dr. K.R.T Radjiman Widyodiningrat. Sidang BPUPKI
Pertama dilaksanakan selama empat hari yakni yang dimulai pada
tanggal 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945.
12. ASAL MULA PANCASILA
⢠Secara lisan Mr. Muhammad Yamin (29 Mei 1945) menyampaikan usul
secara lisan dan tulisan konsep dasar negara Indonesia yakni:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Kebangsaan persatuan Indonesia.
3. Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
13. ASAL MULA PANCASILA
⢠Pidato kedua disampaikan oleh Prof. Dr. Mr. R. Soepomo, pada tanggal 31 Mei 1945.
⢠.Beberapa pokok pikiran yang disampaikan oleh Mr. Soepomo tentang dasar negara
yakni:
o Mengusulkan pendirian negara berdasarkan negara kesatuan yang bersifat
integralistik atau negara nasional yang bersifat totaliter. Negara yang totaliter
yakni negara yang mengatasnamakan semua golongan (baik golongan besar
atau kecil).
o Setiap warga negara harus hidup ber-Ketuhanan (taat kepada Tuhan dalam
setiap saat). Berkaitan dengan agama harus diserahkan kepada setiap
golongan-golongan agama yang bersangkutan.
14. ASAL MULA PANCASILA
o Negara harus dibentuk suatu Badan Permusyawaratan. Hal ini dilakukan agar
pimpinan negara dapat bersatu jiwa dengan rakyat. Kepala negara harus tetap
bersama dengan wakil rakyat agar dapat selalu merasakan rasa keadilan dan
cita-cita bersama.
o Sistem ekonomi hendaknya sesuai dengan asas kekeluargaan. Karena
kekeluargaan merupakan sifat dari masyarakat timur yang harus dipelihara.
Sistem ekonomi tolong menolong dan sistem koperasi merupakan salah satu
sistem dasar yang harus digunakan.
o Berkaitan dengan hubungan antar bangsa, agar kiranya negara Indonesia
bersifat negara Asia Timur Raya sebagai bangsa Indonesia yang asli.
15. ASAL MULA PANCASILA
⢠Pidato ketiga, disampaikan oleh Ir. Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945.
Setelah menyampaikan panjang lebar pidatonya, maka Ir. Soekarno
mengusulkan dasar negara yang terdiri atas lima prinsip yang
rumusannya adalah:
1. Kebangsaan
2. Internasionalisme
3. Mufakat, dasar perwakilan, dasar permusyawaratan
4. Kesejahteraan
5. Ketuhanan
16. ASAL MULA PANCASILA
⢠Selanjutnya pada tanggal 22 Juni 1945, 9 tokoh nasional mengadakan
pertemuan dan melahirkan Piagam Jakarta yang memuat rumusan Pancasila
sebagai berikut :
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluknya
2. Kemanusiaan yg adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yg dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
17. ASAL MULA PANCASILA
⢠Pada tgl 18 Agustus 1945, diadakan siding panitia persiapan
kemerdekaan (PPKI) dan dalam rapat tsb Moh. Hatta menyatakan :
rumusan sila ke-1 dicoret dengan alasan bahwa Indonesia bukan hanya
terdiri dari masyarakat yg beragama Islam, akan tetapi juga terdapat
masyarakat yg menganut agama lain.
⢠Sehingga sila ke-1 diubah menjadi âKetuhanan yang Maha Esaâ.
⢠Kelima sila dari Pancasila pada hakikatnya adalah suatu nilai yang
merupakan perasaan dari sila-sila Pancasila.
18. LANDASAN PENDIDIKAN PANCASILA
LANDASAN HISTORIS
⢠Memahami landasan historis Pendidikan Pancasila, berarti kita kembali memahami sejarah
perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan serta merebut kemerdekaan atau
upaya dalam membebaskan bangsa dari belenggu penjajah beradab-abad lamanya.
⢠Dalam konteks ini, pemahaman tersebut ditingkatkan menjadi sebuah kesadaran yakni
perjuangan bangsa Indonesia didasari, disemangati dan dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila
yang telah ada dalam diri bangsa Indonesia sejak lama. Terbentuknya bangsa Indonesia
melalui proses yang cukup panjang menghantarkan bangsa ini menemukan jati dirinya
sebagai bangsa yang merdeka, bersatu, serta memiliki semangat kebersamaan yang
disimpul dalam pandangan hidup bangsa, yakni Pancasila.
19. LANDASAN PENDIDIKAN PANCASILA
LANDASAN HISTORIS
⢠Bangsa Indonesia terbentuk melalui suatu proses sejarah yang cukup panjang sejak
zaman kerajaan Kutai, Sriwijarya, Majapahit sampai datangnya bangsa lain yang
menjajah dan menguasai bangsa lndonesia.
⢠Jadi secara historis nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila Pancasila sebelum
dirumuskan dan disahkan menjadi dasar negara telah dimiliki oleh bangsa
Indonesia, sehingga boleh dikatakan bahwa secara historis nilai-nilai Pancasila itu
berasal dari bangsa Indonesia itu sendiri. Dengan kata lain, bangsa Indonesia adalah
causa materialis dari Pancasila.
20. LANDASAN PENDIDIKAN PANCASILA
LANDASAN HISTORIS
⢠Catatan sejarah perjalanan bangsa Indonesia menunjukkan bahwa, pemilihan dan
perumusan Pancasila menjadi dasar negara Indonesia memiliki proses yang cukup
panjang. Proses tersebut diawali dari penggalian dan pembuktian nilai-nilai
Pancasila yang telah ada sejak Indonesia ada, sejak dari zaman Kutai, Sriwijaya,
Majapahit sampai datangnya bangsa asing menjajah serta menguasai bangsa
Indonesia. Nilainilai tersebut kemudian dirumuskan menjadi dasar falsafah negara
Indonesia oleh para pendiri negara melalui sidang BPUPKI dari tanggal 29 Mei 1945
sampai dengan 1 Juni 1945.
21. LANDASAN PENDIDIKAN PANCASILA
LANDASAN FILOSOFIS
⢠Pancasila adalah sebagai dasar filsafat negara dan pandangan filosofis bangsa
Indonesia. Oleh karena itu, sudah merupakan suatu keharusan moral untuk secara
konsisten merealisasikannya dalam setiap aspek kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
⢠Hal ini berdasarkan pada kenyataan secara filosofis dan objektif bahwa bangsa
Indonesia dalam hidup bermasyarakat dan bernegara mendasarkan dirinya pada
nilai-nilai yang tertuang dalam sila-sila Pancasila yang secara filosofis merupakan
falsafah bangsa Indonesia sebelum mendirikan negara.
22. LANDASAN PENDIDIKAN PANCASILA
LANDASAN FILOSOFIS
⢠Bagi bangsa Indonesia, nilai-nilai Pancasila yang dijadikan sebagai ajaran moral
bangsa merupakan hasil pemikiran bangsa Indonesia.
⢠Nilai-nilai Pancasila yang dijadikan sebagai dasar negara merupakan hasil
perenungan mendalam bangsa Indonesia yang menjiwai dan membentuk watak
bangsa Indonesia, sehingga menjadi kepribadian nasional yang membedakan
bangsa Indonesia dengan bangsa lainnya
23. LANDASAN PENDIDIKAN PANCASILA
LANDASAN KULTURAL
⢠Nilai-nilai kultural yang terpelihara dan sudah ada sejak Indonesia ada merupakan
sumber ideologi Pancasila.
⢠Setiap negara di dunia punya budaya sendiri yang membedakan negara tersebut
dengan negara lainnnya. Bagi bangsa Indonesia kebudayaan merupakan warisan
sosial yang harus dijaga dan dipelihara. Upaya menjaga dan memelihara
kebudayaan Indonesia telah dilakukan oleh para pendiri negara kita melalui karya
besarnya yakni Pancasila yang sila-silanya diangkat dari nilai-nilai kultural bangsa
Indonesia sendiri.
24. LANDASAN PENDIDIKAN PANCASILA
LANDASAN KULTURAL
⢠Pendidikan Pancasila tidak dapat dilepaskan dengan landasan kultural. Memahami
Pendidikan Pancasila maka harus memahami pula kebudayaan Indonesia,
khususnya yang berkaitan dengan nilai-nilai budaya bangsa Indonesia yang
dijadikan sebagai keperibadian bangsa Indonesia.
⢠Bangsa yang religius, santun, peduli, adil, tanggung jawab, beradab, memiliki
tenggang rasa, hormat pada orang lain serta nilai-nilai lainnya harus terpatri dalam
diri setiap orang Indonesia.
25. LANDASAN PENDIDIKAN PANCASILA
LANDASAN YURIDIS
⢠Dituangkannya Pancasila ke dalam Pembukaan UUD 1945, maka mengisyaratkan
bahwa secara yuridis konstitusional Pancasila telah menjadi dasar negara Republik
Indonesia.
⢠Landasan yuridis perkuliahan Pendidikan Pancasila di perguruan tinggi sebenarnya
secara jelas tertuang dalam UU No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Pasal 29 UU ini telah menetapkan bahwa isi kurikulum setiap jenis, jalur,
dan jenjang pendidikan, wajib memuat Pendidikan Pancasila, Pendidikan Agama dan
Pendidikan Kewarganegaraan. Ketentuan tersebut kemudian dikokohkan kembali
oleh kehadiran UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional sebagai
pengganti UU No. 2 tahun 1989.
27. PANCASILA DALAM SEJARAH INDONESIA
⢠Pancasila baru mulai dirumuskan pada zaman penjajahan Jepang oleh para pejuang
bangsa yang ada dalam Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI).
⢠Dalam sejarah bangsa Indonesia sejak zaman Jepang sampai sekarang ini kita
mengenal bermacam-macam rumusan Pancasila yaitu:
1. rumusan Moh. Yamin secara lisan;
2. rumusan Moh. Yamin secara tertulis;
3. rumusan Prof. Soepomo;
4. rumusan Ir. Soekarno;
5. rumusan Panitia 9: Piagam Jakarta;
6. rumusan dalam Pembukaan UUD 1945;
7. rumusan dalam Pembukaan Konstitusi RIS 1949;
8. rumusan dalam Pembukaan UUDS 1950.
28. PANCASILA DALAM SEJARAH INDONESIA
⢠Rumusan Moh. Yamin secara lisan dan tertulis diusulkannya pada sidang pertama
BPUPKI tanggal 29 Mei 1945. Adapun rumusan tersebut adalah sebagai berikut: 1)
Peri kebangsaan. 2) Peri kemanusian. 3) Peri Ketuhanan. 4) Peri kerakyatan. 5)
Kesejahteraan rakyat.
⢠Rumusan ini disebut rumusan secara lisan karena disampaikan pada waktu beliau
berpidato di depan sidang BPUPKI. Setelah Moh. Yamin menyampaikan pidatonya dia
menyampaikan pula usul tertulis berupa rancangan Undang-undang Dasar Negara
Merdeka yang dalam pembukaannya termuat lima rumusan dasar negara sebagai
berikut:
29. PANCASILA DALAM SEJARAH INDONESIA
1. Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Kebangsaan dan persatuan Indonesia.
3. Rasa kemanusian yang adil dan beradab.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia (M.Yunus Amoar, 1978).
30. PANCASILA DALAM SEJARAH INDONESIA
⢠Pada tanggal 31 Mei 1945 pada sidang pertama hari ketiga dari Badan Penyelidik
Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) Prof. Soepomo
mendapat kesempatan menyampaikan pemikirannya mengenai dasar negara yang
rumusannya adalah sebagai berikut: 1) Persatuan 2) Kekeluargaan 3) Keseimbangan
lahir dan batin 4) Musyawarah 5) Keadilan rakyat (Nugroho Notosusanto :1981: 19).
⢠Selanjutnya dalam rapat BPUPKI tanggal 1 Juni 1945 Ir. Soekarno mendapat
kesempatan menyampaikan pokok pikiran mengenai dasar negara yang
rumusannya adalah sebagai berikut : 1) Kebangsaan Indonesia 44 2)
Internasionalisme atau perikemanusiaan 3) Mufakat atau demokrasi 4)
Kesejahteraan sosial 5) Ketuhanan yang berkebudayaan
31. PANCASILA DALAM SEJARAH INDONESIA
⢠Kemudian pada tanggal 22 Juni 1945 Panitia Sembilan berhasil merumuskan
Pancasila dalam Piagam Jakarta yang rumusannya adalah sebagai berikut:
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemelukpemeluknya
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
32. PANCASILA DALAM SEJARAH INDONESIA
⢠Akhirnya pada tanggal 18 Agustus 1945 Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI) berhasil merumuskan Pancasila dasar negara yang
rumusannya adalah sebagai berikut :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
33. PANCASILA DALAM SEJARAH INDONESIA
⢠Rumusan Pancasila tanggal 18 Agusutus 1945 adalah rumusan dasar negara
yang berlaku sampai 27 Desember 1949. Sejak tanggal 27 Desember 1949
sampai tanggal 17 Agustus 1950 di Indonesia berlaku Konstitusi RIS 1949.
Adapun rumusan dasar negara dalam Mukadimah Konstitusi RIS 1949 adalah
sebagai berikut:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Perikemanusiaan
3. Kebangsaan
4. Kerakyatan
5. Keadilan sosial
34. PANCASILA DALAM SEJARAH INDONESIA
⢠Pada tanggal 17 Agustus 1950 sampai tanggal 5 Juli 1959 terdapat pula
rumusan Pancasila pada pembukaan UUDS 1950 yaitu:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Perikemanusiaan
3. Kebangsaan
4. Kerakyatan
5. Keadilan Sosial
35. PANCASILA DALAM SEJARAH INDONESIA
⢠Kemudian pada tanggal 5 Juli 1959 Presiden Soekarno mengeluarkan
dekrit yang dikenal dengan Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Dekrit Presiden 5
Juli 1959 mencerminkan suasana kembali ke UUD 1945 sehingga
rumusan Pancasila yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 berlaku
sebagai dasar negara sampai sekarang.
37. FILSAFAT PANCASILA
Dengan demikian, philosophia secara harfiah berarti âmencintai
kebijaksanaan, mencintai hikmat atau mencintai pengetahuan.
⢠apa itu cinta?
Cinta memiliki makna keingina yg sungguh-sungguh terhadap sesuatu,
sementara kebijaksanaan dapat diartikan dengan kebenaran yang sejati.
⢠Jadi filsafat dapat diartikan dengan keinginan yang sungguh-sungguh
untuk mencari kebenaran sejati.
38. FILSAFAT PANCASILA
⢠Secara praktis, filsafat adalah âalam berfikirâ atau âalam pikiranâ
⢠Berfilsafat berarti berpikir secara mendalam dan berpikir sampai
keakar-akarnya dengan sungguh-sungguh tentang hakikat sesuatu.
⢠Filsafat juga mempunyai arti sebagai ilmu, yaitu ilmu yang mengkaji
âsegala sesuatuâ dari sudut pandang âhakikatâ.
Hakikat disini berarti menunjukan sudut pandang ilmu filsafat, yaitu
hakikat atau unsur terdalam yang menyebabkan âsesuatuâ itu ada.
39. CIRI BERFIKIR FILSAFAT
ď Radikal
⢠Artinya berfikir sampai ke akar-akarnya.
⢠Maksudnya adalah berfikir sampai pada hakikat, esensi, atau sampai
pada substansi yang dipikirkan.
⢠Manusia yg berfilsafat dengan akalnya berusaha untuk dapat
menangkap pengetahuan yg hakiki, yaitu pengetahuan yg mendasari
segala pengetahuan indrawi
⢠Contoh : kuda
40. CIRI BERFIKIR FILSAFAT
ď Universal
⢠Artinya berfikir secara umum.
⢠Berfikir secara menyeluruh. Tidak terbatas pada bagian-bagian
tertentu, tapi mencakup keseluruhan aspek yang konkret dan abstrak
atau yang fisik dan metafisik
⢠Jalan yg dituju oleh seorang filsuf adalah keumuman yg diperoleh dari
hal-hal yg bersifat khusus yg ada dalam kenyataan.
⢠Contoh : galaksi bimasakti
41. CIRI BERFIKIR FILSAFAT
ď Konseptual
⢠Konseptual merupakan hasil generalisasi dan abstraksi pengalaman
manusia.
⢠Implementasi dari berpikir konseptual dalam filsafat ini adalah jika
terdapat suatu persoalan maka hendaknya tau konsep konsep dari
setiap masalah agar mudah dalam mencari kebenarannya.
⢠Contoh : saya membuat suatu penyelesaian masalah, kemudian saya
tau apa saja konsep-konsep dari masalah yang saya hadapi.
42. CIRI BERFIKIR FILSAFAT
ď Koheren
⢠artinya berfikir sesuai dengan kaidah-kaidah berfikir dan tidak
mengandung kontradiksi atau dapat pula diartikan dengan berfikir
secara runtut.
⢠Runtut : berpikir dari awal hingga akhir
⢠Tidak mengandung Kontradiksi : tidak mengandung pertentangan
antara dua hal yang dipikirkan. Karena hal tersebut tidak sama-sama
benar pada waktu yg sama dan dalam pengertian yg sama.
⢠Contoh : bumi bulat dan datar
⢠Hanya ada dua kemungkinan dan tidak mungkin keduanya benar.
43. CIRI BERFIKIR FILSAFAT
ď Sistematis
⢠Berfikir secara sistematis yaitu mengemukakan jawaban terhadap
suatu masalah
⢠para filsuf memakai pendapat-pendapat sebagai wujud dari proses
befilsafat. Pendapat-pendapat tersebut harus saling berhubungan
secara teratur dan terkandung maksud dan tujuan tertentu.
⢠Sistematis juga berarti bahwa kita harus berpikir secara berjenjang,
mulai dari yang paling atas sampai kebawah.
⢠Contoh : hierarki perundang-undangan
44. CIRI BERFIKIR FILSAFAT
ď Komperhensif
⢠Artinya menyeluruh.
⢠Maksud dari berpikir komperhensif adalah mencari tahu
secara menyeluruh terlebih dahulu tentang persoalan yang
sedang terjadi dan akan berusaha menjelaskan sesuai
kebenarannya.
⢠Contoh : bumi dan apa yg ada di dalam planet bumi.
45. CIRI BERFIKIR FILSAFAT
ď Bebas dan Bertanggungjawab
⢠Makna bebas disini bahwa filsafat merupakan pemikiran yg bebas dari prasangka
social, histori, kultural, atau religius.
⢠Bebas bukan berarti berfikir secara sembarangan, sesuka hati, atau anarki.
Berfikir bebas berarti berfikir secara terikat dengan kaidah-kaidah yang sudah
ada.
⢠Ketika terdapat suatu persoalan, maka seseorang bebas menggunakan cara apa
saja untuk menyelesaikannya, akan tetapi harus bisa mempertanggungjawabkan
cara yang dipilih (ada bukti yang dapat dipercaya). Contohnya saya akan
menyelesaikan suatu permasalahan, kemudian saya memilih suatu metode
penyelesaian sesuai dengan pemikiran tokoh X.
46. NILAI-NILAI PANCASILA
Nilai-nilai dalam Pancasila termasuk dalam tingkatan nilai dasar. Nilai
ini mendasari nilai berikutnya, yaitu nilai instrumental. Nilai dasar itu
mendasari semua aktivitas kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Nilai dasar bersifat fundamental dan tetap. Berikut
penjabaran makna Pancasila :
47. NILAI-NILAI PANCASILA SILA KE-1
⢠Nilai Ketuhanan yang Maha Esa mengandung arti adanya pengakuan dan
keyakinan bangsa terhadap adanya Tuhan sebagai pencipta alam semesta.
⢠Nilai ini menyatakan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang religius,
bukan bangsa yang ateis. Pengakuan terhadap Tuhan diwujudkan dengan
perbuatan untuk taat pada perintah Tuhan dan menjauhi larangan-Nya
sesuai dengan ajaran atau tuntutan agama yang dianutnya.
⢠Nilai ketuhanan juga memiliki arti bagi adanya pengakuan akan kebebasan
untuk memeluk agama, menghormati kemerdekaan beragama, tidak ada
paksaan serta tidak berlaku diskriminatif antar-umat beragama.
48. NILAI-NILAI PANCASILA SILA KE-2
ďˇ Nilai Kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung arti kesadaran
sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai moral dalam hidup
bersama atas dasar tuntutan hati nurani dengan memperlakukan
sesuatu hal sebagaimana mestinya.
ďˇ Manusia peru diperlakukan sesuai dengan harkat dan martabatnya,
sebagai makhluk Tuhan yang sama derajatnya dan sama hak dan
kewajiban asasinya. Berdasarkan nilai ini, secara mutlak ada
pengakuan terhadap hak asasi manusia.
49. NILAI-NILAI PANCASILA SILA KE-3
⢠Nilai persatuan Indonesia mengandung makna usaha ke arah bersatu
dalam kebulatan rakyat untuk membina rasa nasionalisme dalam
negara kesatuan Republik Indonesia.
⢠Persatuan Indonesia sekaligus mengakui dan menghargai sepenuhnya
terhadap keanekaragaman yang dimiliki bangsa Indonesia.
⢠Adanya perbedaan bukan sebagai sebab perselisihan tetapi justru
dapat menciptakan kebersamaan. Kesadaran ini tercipta dengan baik
bila makna âBhineka Tunggal Ikaâ sungguh-sungguh dihayati.
50. NILAI-NILAI PANCASILA SILA KE-4
⢠Nilai Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan mengandung makna suatu
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat dengan cara
musyawarah mufakat melalui lembaga-lembaga perwakilan.
⢠Berdasarkan nilai ini, diakui paham demokrasi yang lebih
mengutamakan pengambilan keputusan melalui musyawarah
mufakat.
51. ďˇ Nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia mengandung
makna sebagai dasar sekaligus tujuan yaitu tercapainya
masyarakat Indonesia yang adil dan makmur secara lahiriah
maupun batiniah.
ďˇ Berdasar pada nilai ini, keadilan adalah nilai yang amat
mendasar yang diharapkan oleh seluruh bangsa. Negara
Indonesia yang diharapkan adalah negara Indonesia yang
berkeadilan.
NILAI-NILAI PANCASILA SILA KE-5
52. PANCASILA SEBAGAI SUATU SISTEM
⢠Pancasila pada hakikaknya merupakan suatu system.
⢠Sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yg saling berhubungan, saling
bekerja sama untuk satu tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan
suatu kesatuan yang utuh.
⢠Pancasila bersifat âMajemuk Tunggalâ yg artinya tidak dapat berdiri sendiri.
⢠Pancasila dikatan suatu system karena Pancasila terdiri atas bagian-bagian
(sila-sila) yg memiliki fungsi sendiri-sendiri yg merupakan satu kesatuan yg
saling berhubungan demi mencapai tujuan bersama yaitu suatu masyarakat
Indonesia yg adil dan Makmur berdasarkan Pancasila (prmbukaan Alinea IV UUD
1945).
53. PANCASILA SEBAGAI SUATU SISTEM
⢠Pancasila terlah memenuhi syarat untuk dapat dikatakan sebagai system, karena
:
1. Adanya kesatuan dari kelima unsur sila-silanya, yaitu satu sama lain tidak bisa
dipisahkan
2. Adanya keteraturan dari sila-silanya, dimana masing-masing sila berada dalam
urutan tingkat yg runtun. Sila yg nilainya lebih esensial didahulukan, artinya yg
cakupannya lebih luas di dahulukan.
3. Adanya ketergantungan antar sila
4. Adanya tujuan Bersama, dimana untuk mewujudkannya dibutuhkan
pemerintahan yg stabil dalam satu wadah negara yg mempunyai dasar filsafat
tersebut