2. 2
Pemeriksaan / Penyetelan Renggang Klep
Pembersihan Karburator
Penyetelan Karburator & Putaran Mesin
Pembersihan Saringan Udara & Bahan bakar
Pemeriksaan / Penyetelan Kopling
Pemeriksaan / Penggantian Oli Mesin
3. 3
Pemeriksaan / Penyetelan Rantai Roda
Pemeriksaan / Penyetelan Rem Depan dan Belakang
Pemeriksaan / Penyetelan Pergerakan Bebas Stang Kemudi
Pemeriksaan / Pengencangan Mur & Baut
Pemeriksaan Roda & Ban
*) Pelumasan komponen yang bergerak
5. Tujuan : Supaya performance sepeda motor tetap stabil dan menghilangkan suara
berisik apabila celah klep terlalu longgar.
Syarat-syarat penyetelan klep :
5
Mesin
6. Type Cub/Sport :
Karisma, Kirana, Supra X 125, GL Pro, Tiger dll
Type Matic:
Vario, Vario CBS, Beat
Type Cub :
Blade, Revo 110
6
Tahapan mencari T Kompresi :
Putarkan magnet searah putaran mesin sambil
melihat posisi katup IN turun dan naik lagi ke
atas, selanjutnya lihat tanda penyesuai
dengan garis “T” pada magnet harus sejajar.
Mesin
7. a. Longgarkan mur pengikat,
b. Putar adjusting screw ke arah merenggang,
c. Masukkan feeler gauge dan atur adjusting screw,
d. Kencangkan kembali mur pengikat.
Ukuran umum standar celah klep berbeda beda, contoh:
Tipe Cub IN/EX : 0,05 + 0,02 mm (Supra X 125 dan Karisma)
Tipe Sport IN/EX : 0,10 + 0,02 mm (Tiger 2000 dan Mega Pro)
Tipe Matic IN : 0,16 + 0,02 mm & EX : 0,25 + 0,02 mm (Vario)
Hasil Penyetelan yang tepat :
Pada saat feeler gauge ditarik terasa agak seret dan
permukaan feeler gauge tidak ada goresan.
7
Mesin
8. SLOW JET
MAIN AIR
BLEED
SLOW
AIR
BLEED
Tujuan pembersihan:
Agar sirkulasi bahan bakar dan udara di dalam karburator lancar dan bersih dari kotoran.
Komponen dan saluran yang dibersihkan:
- Needle jet,
- Needle jet holder,
- Main jet,
- Slow jet,
- Slow air bleed,
- Main air bleed,
- Pelampung (float) & jarum pelampung (float valve),
- Mangkok pelampung & pembuangan bahan bakar
- Jet needle/jarum skep,
- Throttle valve.
8
Mesin
10. Tujuan penyetelan:
- Agar perbandingan bahan bakar dengan udara sempurna, sesuai dengan
kebutuhan mesin, yaitu bahan bakar : udara adalah 1 : 15.
- Penyetelan yang tepat akan mengahsilkan emisi gas buang relatif lebih kecil.
Tahapan Menyetel:
1. Putar Throttle stop screw searah jarum jam
untuk menaikan putaran mesin sekitar 2000
RPM atau lebih.
2. Putar Air screw searah jarum jam
sampai terasa ada sentuhan /suara
mesin tersendat-sendat mau mati
3. Putar balik Air screw berlawanan arah
jarum jam sampai mendapat putaran mesin
yang tertinggi dan rata/lihat BPR.
4. Putar Throtle stop screw berlawanan arah
jarum jam sampai didapat putaran mesin yang
standar : 1400 ± 100 rpm (cub/sport) &
1700 + 100 rpm (matic )
Catatan :
Sebelum melakukan penyetelan idle,
pastikan motor sudah mencapai suhu
kerja > 80 derajat celsius (panaskan
sekitar 10-20 menit)
10
Mesin
11. 2. Jenis busa (Urethane)
1. Jenis kertas
3. Jenis Viscous Element
Jenis-jenis Saringan Udara
11
Mesin
12. 12
1. Saringan udara jenis Busa, sebaiknya dimasukan ke
solar/minyak tanah, kemudian diperas, disemprot s.d. kering
dan dicelup/tetesi pelumas bersih SAE 80-90, kemudian diperas
sedikit dan di pasang kembali.
2. Saringan udara jenis Kertas, bersihkan dengan
udara bertekanan dengan arah penyemprotan
berlawanan arah masuk udara.
3. Saringan udara jenis Viscous, tidak boleh disemprot atau
dibersihkan. Cukup dilap dengan kain lap bersih bagian yang
kotornya (pinggir dan rumahnya).
Ganti saringan udara setiap 16.000 KM
Mesin
13. 13
Saringan Bahan Bakar berfungsi untuk menyaring kotoran-kotoran / debu pada
bahan bakar dari tangki menuju ke Karburator.
Arah aliran bahan bakar menuju karburator
Saat membersihkan saringan bahan bakar, Arah angin kompresor pada saat
membersihkan saringan bahan bakar harus BERLAWANAN dengan arah
masuknya bahan bakar.
Mesin
14. Jarak main bebas
10 - 20 mm
1. Ujung kabel kopling (atas) dengan memutar mur penyetel pada clutch arm
2. Ujung kabel kopling (bawah) dengan memutar mur penyetel.
Penyetelan dapat dilakukan melalui :
Bagian Bawah
Bagian Atas
Bagian Bawah
Jarak Main Bebas
10-20 mm
14
Mesin
15. 1. Kendorkan mur pengunci,
2. Putar Adjuster bolt dengan menggunakan
obeng minus searah jarum jam sebanyak 1
putaran,
3. Putar kembali Adjusting bolt berlawanan jarum
jam hingga terasa ada sentuhan/tahanan,
4. Kemudian putar obeng searah jarum jam
berkisar 1/4 atau 1/8 putaran,
5. Kencangkan mur pengunci dengan torsi
yang ditentukan,
6. Lakukan pengecekan hasil penyetelan.
Cara pengecekan :
- Hidupkan mesin dan masukan perseneling ke gigi 1,
sambil ditahan oleh kaki.
- Tarik Handel Gas dan pastikan bahwa sepeda motor
tidak boleh ada gerakan atau usaha untuk maju.
Penyetelan dapat dilakukan melalui :
15
Catatan : Pengecekan hasil penyetelan kopling dapat juga dilakukan pada saat kondisi mesin mati, dengan cara
memasukan gigi-1 atau lebih, kemudian ditahan. Selanjutnya periksa roda belakang dan pastikan harus bisa
berputar/bebas oleh tangan.
Mesin
16. Fungsi pelumasan :
1. Mengurangi gesekan antara bagian mesin bergerak,
2. Mendinginkan dan memindahkan panas keluar dari mesin,
3. Mengendalikan contaiminants atau kotoran guna memastikan
mesin berjalan dengan lancar.
SAE (Society of Automotive Engineers) :
Menetapkan standar viskositas/kekentalan (ukuran dari tebal lapisan oli serta mampu alir
oli) pada suhu 1000
C dan -180
C.
Jenis SAE yang umum digunakan di negara tropis adalah 10W 30 dan 20W 50.
- Angka di depan menunjukkan tingkat viskositas/kekentalan saat suhu dingin (sebelum
kendaraan dihidupkan),
- W menunjukkan jenis oli ini dapat digunakan di daerah yang memiliki musim dingin (Winter),
- Angka di belakang menunjukkan tingkat viskositas saat suhu panas (saat kendaraan
beroperasi).
16
Mesin
17. API (American Petrolium Institute) Service :
Mengeluarkan standar grading oli Service Clasification untuk mesin bensin.
Standar grading didasarkan kepada proteksi keausan, pembentukan asam, pembentukan kerak,
perlindungan korosi yang berujung kepada bahan bakar yang efisien serta emisi yang rendah.
-SA ~ SF : Oli ini sudah tidak diproduksi lagi, karena menyesuaikan teknologi yang ada saat ini.
- SG, SJ, SL, SM : Untuk mesin keluaran setelah tahun 1994
JASO (Japan Automobile Standar Organization) :
Mengeluarkan standar grading oli yang didasarkan terhadap kandungan phospor dalam oli (standar
ini dibuat khusus untuk memenuhi tuntutan di Sepeda Motor yang ada di dalamnya terdapat
clutch/kopling).
- JASO MA (Higher Friction)
Oli yang khusus digunakan pada mesin yang tidak memiliki Friction Modifier
(kopling basah, seperti sepeda motor cub dan sport yang ada).
- JASO MB (Low Friction)
Oli yang khusus digunakan pada mesin yang memiliki Friction Modifier
(kopling kering, seperti sepeda motor matic).
17
Mesin
18. Cara Penggantian Minyak Pelumas
1. Posisikan sepeda motor standar tengah dan hidupkan mesin beberapa menit supaya oli
mesin encer dan mudah dikeluarkan beserta kotorannya.
2. Buka oil filler cap (stik oli) dan buka baut tap oli.
3. Untuk type sport saringan oli mesin dapat sekalian dibersihkan.
4. Pasang baut tap oli & Isi oli mesin.
5. Pasangkan “oil filler cap” sambil memeriksa kapasitas oli mesin.
Catt : Penggantian minyak pelumas secara umum dilakukan setiap 2.000 – 4.000 KM sekali.
18
Mesin
19. 1. Periksa ketegangan rantai roda pada pada titik tengah diantara
kedua sprocket.
2. Longgarkan Mur as Roda dan Mur Bos Gear (untuk type cub lama)
Jarak Main Bebas Rantai Roda:
Type Sport = 20 – 30 mm
Type Cub = 25 – 35 mm
*SMH Revo, Blade = 30 – 40 mm
1 2
19
Rangka
20. 3. Kencangkan setelan rantai roda (index line) bagian kanan dan kiri sesuai
Standar jarak main bebas
4. Kencangkan mur as roda (rantai roda sambil ditarik)
5. Periksa hasil penyetelan dengan mistar baja
20
Rangka
21. • Pemasangan “Chain Clip” pada sambungan rantai harus
berlawanan dengan arah putaran rantai roda.
• Pastikan posisi chain clip tepat pada dudukannya.
21
Rangka
22. • Bersihkan rantai roda dari kotoran dengan menggunakan sikat lunak
(bahan tembaga) dan cairan pembersih (solar) dan segera keringkan.
• Lumasi minyak pelumas dengan oli SAE 80 atau 90.
• Periksa sproket dari keausan dan retak.
22
Rangka
23. • Lakukan penyetelan pada brake panel.
• Pastikan adjuster nut berada pada pin sesuai
dudukannya.
• Jarak main bebas:
- Depan = 10 – 20 mm
- Belakang = 20 – 30 mm
Rem Depan
Rem Belakang
23
Rangka
24. HAL-HAL YANG DIPERIKSA :
1. Tinggi permukaan MINYAK REM ;
Jangan melebihi garis batas teratas
dan jangan kurang dari garis batas
terbawah.
2. Kebocoran minyak rem (dari tutup,
sambungan dan selang), kekurang-
an minyak rem dapat mengganggu
pengereman tidak optimal.
PERHATIAN !!!
Saat melakukan penambahan minyak
rem harus hati-hati:
Karena minyak rem bisa merusak
struktur material yang terbuat dari
KARET dan PLASTIK serta merusak
Komponen-komponen yang di Cat.
24
Rangka
25. Periksa keausan kanvas rem dengan
melihat indicator plate.
Periksa keausan rem tromol menggunakan
jangka sorong pada 3 titik (Batas keausan
kanvas rem : < 2 mm
Periksa keausan kanvas rem cakram/pad set
apakah sudah melewati alur batas keausan.
Pad set sudah aus apabila alurnya sudah
habis atau ketebalan < 2mm
25
Rangka
26. • Periksa tekanan angin roda depan dan belakang dengan menggunakan “Tire Gauge”
CUB 100-110 CC CUB 125 CC SPORT
Ukuran Ban 2.50-17-38 L 2.50-17 38 L 2.75-18-42 P
1 Orang 200 Kg/cm2 , 29 psi 200 Kg/cm2 , 29 psi 200 Kg/cm2 , 29 psi
2 Orang 200 Kg/cm2 , 29 psi 200 Kg/cm2 , 29 psi 200 Kg/cm2 , 29 psi
Ukuran Ban 2.75-17-41 P 2.75-17-41 P 100/90-18-56 P
1 Orang 225 Kg/cm2 , 33 psi 225 Kg/cm2 , 33 psi 200 Kg/cm2 , 29 psi
2 Orang 225 Kg/cm2 , 33 psi 225 Kg/cm2 , 33 psi 225 Kg/cm2 , 33 psi
Depan
Belakang
UKURAN BAN DAN TEKANAN BAN YANG DIANJURKAN
26
Rangka
27. • Ban dinyatakan sudah aus apabila tanda segitiga
“ ” sudah dicapai oleh kondisi keausan ban. Atau kedalaman alur ban ban kurang dari 1
mm.
• Pastikan Rim line segaris antara ban dan rimnya.
• Pastikan tanda cat marking sejajar dengan dudukan pentil.
• Pastikan arah panah ban segaris dengan putaran sepeda motor.
Rim
Line
27
Rangka
28. 1. Periksa kelancaran Stang Kemudi,
2. Periksa kondisi Poros Kemudi (Steam
bearing).
1
2
28
Rangka
29. HAL-HAL HARUS DIPERHATIKAN :
1. Pengikatan suspensi pd dudukannya.
2. Fungsi kerja.
3. Kebocoran Oli.
PERHATIAN !!!
Gangguan pada suspensi akan ber-
pengaruh langsung pada kenyamanan
berkendara.
29
Rangka
30. 1. Periksa kekencangan baut dan mur
as roda depan & belakang, swing arm,
gantungan mesin, baut oli, baut cover kepala
silinder, dll menggunakan kunci momen.
2. Periksa terjadinya keretakan, kerusakan
& karat pada bagian tersebut.
30
Contoh :
Momen mur as roda biasanya : 59
Nm; 6 Kgf.m
Momen baut cover kepala silinder
biasanya : 10 Nm; 1 Kgf.m
Rangka
31. Lakukan pelumasan pada bagian rangka yang bergerak, diantaranya :
1. Handle Gas
2. Kick Starter
3. Pillion step bagian Kiri dan Kanan
4. Standar Samping
5. Standar Tengah/Utama
6. Panel Rem Belakang
Catatan:
Pelumasan bagian yang bergerak dapat menggunakan oli mesin yang baru.
31
Rangka
32. 1. Periksa ketinggian air batere, untuk tipe Kering diatur dengan klep (tipe basah)
Batas atas pengisian air
Batas bawah pengisian air
2. Tambahkan cairan batere (air sulingan) untuk setiap sel sampai batas yang ditentukan.
3. Pemeriksaan berat jenis cairan batere setiap sel dengan menggunakan alat Hydrometer
(berat jenis air batere standar : 1,25 – 1,30 kg/lt).
Catatan :
Merah : Tidak layak pakai
Putih : Masih bisa digunakan dan sebaiknya dicharging
Hijau : Masih baik/layak digunakan (1,25 – 1,30 kg/lt)
Sebelum dilakukan pengisian accu zuur untuk batere
baru, pastikan accu zuur diperiksa terlebih dahulu berat
jenisnya.
32
Listrik
33. Catt : Untuk membersihkan jamur pada terminal batere gunakan air panas dan sikat kawat halus.
4. Periksa kondisi terminal batere dari kotoran.
5. Lakukan pemeriksaan tegangan batere
Hal-hal yang harus di perhatikan pada saat memeriksa tegangan batere :
a. Pastikan suhu batere di bawah 45 derajat celcius/tidak panas,
b. Siapkan dan setting AVO Meter pada skala 50 Volt,
c. Lakukan pemeriksaan tegangan batere,
d. Baca hasil pemeriksaan tegangan batere, standar tegangan batere
muatan penuh > 12,3 Volt.
Analog AVO Meter
33
Listrik
34. Hal-hal yang harus di perhatikan pada saat mengisi/charging batere :
1. Jangan biarkan suhu batere meningkat sampai 45 derajat celcius.
2. Bila suhunya terlalu tinggi, kurangi arus pengisianya.
3. Pengisian yang terlalu cepat akan memperpendek usia batere.
4. Arus pengisian (charging current ) harus berada 1/10 ampere di bawah kapasitas
batere itu sendiri (khusus untuk proses pengisian manual).
6. Apabila tegangan batere di bawah standar, lakukan proses charging
Catatan : Saat ini proses charging sudah menggunakan sistem digital
34
Listrik
35. X
E
35
Listrik
A. Penjelasan Kode Busi
Tipe DENSO
Khusus Tipe NGK:
DP 8 EA 9
D : Diameter ulir
C (10 mm) ; D (12 mm)
P : Porcelain projected type
8 : Panas busi
(4 panas – 9 dingin)
E : Panjang ulir
E (19 mm) ; H (12,7 mm)
A9 : Special busi & celah busi
9 = 0,9 mm
36. Periksa jarak renggang elektroda busi, kotoran dan keausan
Periksa kerusakan dan
keretakan
Periksa perapatan ring busi dan
kerusakan
Warna elektroda busi, menentukan kualitas hasil pembakaran :
1. Putih : Campuran Miskin
2. Coklat : Campuran ideal (pembakaran baik)
3. Basah : Campuran kaya
4. Hitam & basah : ada oli yang terbakar
36
B. Pemeriksaan Kondisi Busi (Elektroda)
37. CARA MEMBERSIHKAN DAN PEMERIKSAAN BUSI :
1. Bersihkan terlebih dahulu dudukan BUSI memakai
udara bertekanan sebelum melepas BUSI.
2. Pastikan tidak ada kotoran yang masuk ke dalam ruang
bakar melalui lubang BUSI saat BUSI di buka, buka
BUSI dengan kunci khusus.
3. Bersihkan BUSI memakai “Sikat Kawat” atau “Spark Plug
Cleaner”.
4. Ujung kutub positif BUSI harus tegak lurus, dan ku-
tub negatifnya mempunyai ketebalan yang konstan.
5. Jarak renggang BUSI :
Std renggang BUSI biasanya antara 0,60 - 0,9 mm
(tergantung tipe motornya)
6. BUSI yang baik adalah apabila letikan bunga apinya
konstan pada satu titik, dan apinya berwarna BIRU.
37
C. Pembersihan dan Pemeriksaan Busi
38. PERIKSA LAMPU-LAMPU :
1. Lampu sein / penunjuk arah bagian :
- Kanan depan & belakang.
- Kiri depan & belakang.
- Panel meter kiri & kanan.
2. Lampu Rem.
3. Lampu Besar Depan ;
- Penerangan Dekat.
- Penerangan Jauh + lampu
kontrol pada panel meter.
4. Lampu senja / petang pada ;
- Bagian belakang.
- Bagian depan.
- Panel meter.
Periksa fungsi lampu rem saat pedal rem
belakang dan handle
rem depan / rem tangan ditekan. Apabila tidak
berfungsi lakukan penyetelan.
38
39. 1. Lakukan pemeriksaan fungsi kerja sistem starter, dengan menekan tombol
starter.
2. Lakukan Periksa fungsi dari klakson dengan menekan tombol klakson
3. Lakukan pemeriksaan panel indikator fuel meter.
39